34 bab iii metode penelitian a. definisi operasional berikut ini
TRANSCRIPT
34
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan
penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan
beberapa istilah berikut dimaksudkan untuk menghindari berbagai penafsiran
istilah yang digunakan dalam penelitian.
1. Model pembelajaran experiential learning yang dimaksud dalam penelitian
ini yaitu suatu model pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk
membangun pengetahuan melalui pengalaman secara langsung. Model
pembelajaran ini memiliki tahapan siklus yaitu: (1) concrete experience
(pengalaman konkrit) pada tahap ini siswa diberikan pengalaman konkrit oleh
guru melalui kegiatan demonstrasi; (2) reflective observation (pengamatan
reflektif) siswa diharuskan untuk melakukan pengamatan terhadap video
animasi mengenai macam-macam transpor membran yang disajikan oleh
guru; (3) abstract conceptualization (konsepsi abstrak) siswa diberikan tugas
untuk mengerjakan LKS non eksperimen berisi soal-soal mengenai konsep
transpor membran; (4) active experiment (percobaan aktif) siswa melakukan
kegiatan praktikum secara berkelompok. Pembelajaran model experiential
learning dilaksanakan di kelas eksperimen (Lampiran A1).
2. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada
guru sebagai sumber ilmu pengetahuan dan pusat informasi, sedangkan siswa
hanya sebagai penerima ilmu pengetahuan dan informasi yang ditransfer oleh
35
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
guru. Metode yang digunakan pada pembelajaran konvensional yaitu metode
ceramah, diskusi, dan praktikum. Pembelajaran konvensional seperti ini
dilaksanakan di kelas kontrol (Lampiran A2).
3. Penguasaan konsep siswa meliputi kemampuan siswa pada ranah kognitif
berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi (Anderson, 2001).
Penguasaan konsep siswa diukur melalui instrumen tes tertulis berupa soal
pilihan ganda sebanyak 20 soal yang mencakup jenjang C1 (mengingat), C2
(memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), dan C5 (menilai)
(Lampiran B1).
4. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan siswa dalam menjawab
soal-soal berpikir kritis menurut Ennis (1985) yang terdiri dari 10 soal uraian
berdasarkan indikator berpikir kritis yang meliputi: (1) memfokuskan
pertanyaan; (2) menganalisis argumen; (3) bertanya dan menjawab tentang
suatu penjelasan dan pertanyaan yang menantang; (4) mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi; (5) membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi; (6) membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil induksi; (7) membuat dan mempertimbangkan hasil
keputusan; (8) mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi; (9)
mengidentifikasi asumsi; (10) memutuskan suatu tindakan (Lampiran B2).
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi
Experimental Design (Sugiyono, 2010). Metode ini digunakan pada penelitian
36
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
karena terdapat beberapa faktor yang tidak dapat dikontrol dari subjek penelitian.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran experiential
learning, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep siswa dan
kemampuan berpikir kritis siswa.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Nonequivalen
Control Group Design. Pada desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelas
kontrol dipilih secara purposive dengan pertimbangan karakteristik siswa yang
terdapat pada kedua kelas penelitian (Sugiyono, 2010). Kelas eksperimen yaitu
kelas yang menggunakan model pembelajaran experiential learning dan kelas
kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional (metode ceramah,
diskusi, dan praktikum). Masing-masing kelompok diberikan tes kemampuan
awal guna untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan konsep dan
berpikir kritis. Kemudian setelah kegiatan pembelajaran kedua kelas diberikan tes
akhir. Desain penelitian ini dirancangkan sebagai berikut.
Tabel 3.1. Nonequivalen control group design
Kelompok Tes Awal
(Pretest) Perlakuan
Tes Akhir
(Posttest)
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 Y O4
Keterangan:
O1 : Tes awal kelompok ekperimen
O2 : Tes akhir kelompok eksperimen
O3 : Tes awal kelompok kontrol
O4 : Tes akhir kelompok kontrol
X : Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
experiential learning
Y : Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
konvensional menggunakan metode diskusi dan ceramah
37
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 4
Bandung semester ganjil tahun ajaran 2012-2013.
2. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu kelas
XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 4 Bandung. Pengambilan sampel
penelitian dilakukan secara purposive karena karakteristik kelas yang beragam.
Sampel kelas yang dipilih yaitu kelas yang memiliki karakteristik siswa yang aktif
dalam setiap pembelajarannya. Dari dua kelas penelitian ditetapkan kelas XI IPA
1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penguasaan Konsep
Instrumen untuk mengukur penguasaan konsep siswa pada penelitian ini yaitu
menggunakan soal dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal dengan
lima alternatif jawaban. Soal pilihan ganda tersebut mencakup ranah kognitif
jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis),
dan C5 (menilai). Tes penguasaan konsep ini diberikan pada saat pretest dan
posttest dengan tujuan untuk mengukur penguasaan konsep pada aspek kognitif
siswa sebelum dan setelah diberikan pembelajaran (Lampiran B1).
38
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Kemampuan Berpikir Kritis
Instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada penelitian
ini yaitu menggunakan soal dalam bentuk uraian sebanyak 10 soal berdasarkan
indikator menurut Ennis (1985) meliputi (1) memfokuskan pertanyaan; (2)
menganalisis argumen; (3) bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan dan
pertanyaan yang menantang; (4) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi; (5) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; (6)
membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi; (7) membuat dan
mempertimbangkan hasil keputusan; (8) mengidentifikasi istilah dan
mempertimbangkan definisi; (9) mengidentifikasi asumsi; (10) memutuskan suatu
tindakan. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur menggunakan rubrik penilaian
(Lampiran B2).
3. Angket Respon Siswa
Instrumen untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran experiential
learning yaitu menggunakan angket yang terdiri dari 14 pertanyaan yang
berkaitan dengan respon siswa terhadap pembelajaran konsep transpor membran
melalui model pembelajaran experiential learning, penguasan konsep melalui
pembelajaran experiential learning, keterampilan berpikir kritis melalui model
pembelajaran experiential learning, motivasi belajar melalui model pembelajaran
experiential learning, konsep transpor membran, dan soal-soal pretest dan posttest
(Lampiran B3).
39
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk melihat keterlaksanaan model
pembelajaran experiential learning pada saat pembelajaran di kelas berlangsung.
Lembar observasi ini di dalamnya berisi keterlaksanaan atau ketidakterlaksanaan
tahapan-tahapan dalam kegiatan pembelajaran experiential learning. Lembar
observasi ini dilakukan oleh observer sebanyak satu orang (Lampiran B4).
E. Teknik Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan soal pretest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis
pada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan
pembelajaran.
2. Memberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran experiential
learning pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada
kelas kontrol.
3. Observer mengamati keterlaksanaan model pembelajaran experiential
learning pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
4. Memberikan posttest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis pada
siswa untuk mengetahui kemampuan siswa setelah kegiatan pembelajaran.
5. Angket diberikan kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran.
40
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Prosedur Penelitian
Secara aris besar penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Adapun secara terperinci
pada setiap tahapan akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan studi literatur.
b. Pengajuan judul penelitian.
c. Penyusunan proposal penelitian atas bimbingan dosen pembimbing.
d. Presentasi proposal penelitian pada saat seminar proposal.
e. Perbaikan proposal penelitian setelah mendapatkan berbagai saran dari dosen.
f. Penyusunan instrumen penelitian meliputi tes pengusaan konsep berupa soal
pilihan ganda sebanyak 20 soal, tes kemampuan berpikir kritis berupa soal
uraian sebanyak 10 soal, dan angket respon siswa terdiri dari 14 pertanyaan.
g. Judgement instrumen penelitian.
h. Uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya
pembeda, validitas soal, dan reliabilitas soal.
i. Analisis hasil uji coba instrumen dan perbaikan instrumen berdasarkan hasil
analisis uji coba instrumen (Lampiran C).
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan pretest penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis
kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
b. Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada
kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dengan
41
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
metode ceramah dan diskusi, sedangkan pada kelas eksperimen menggunakan
model pembelajaran experiential learning.
c. Mengamati keterlaksanaan model pembelajaran experiential learning di kelas
eksperimen oleh observer.
d. Memberikan posttest penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis
pada kelas kontrol dan kelas ekperimen setelah pembelajaran.
e. Memberikan angket respon siswa terhadap model pembelajaran experiential
learning kepada kelas eksperimen yang mengunakan model pembelajaran
experiential learning.
Tabel 3.2. Pelaksanaan model pembelajaran experiential learning dan model
pembelajaran konvensional
Model Pembelajaran Experiential
Learning
Model Pembelajaran
Konvensional 1. Tahap Concrete Experient
Guru bersama siswa melakukan kegiatan
demonstrasi tentang mekanisme transpor yang
terjadi di sekitar lingkungan khususnya contoh
peristiwa difusi dan osmosis seperti
menyemprotkan minyak wangi di ruangan,
membuat teh manis, dan merendam umbi
kentang dan daun kangkung di dalam larutan
garam.
(a) (b)
Gambar 3.1. (a) Model proses osmosis pada
bak kentang; (b) Demonstrasi Proses Difusi
pada Pembuatan Teh Manis
2. Tahap Reflective Observation
Guru menyajikan video animasi tentang
mekanisme proses transpor membran kemudian
siswa diminta untuk dapat memperhatikan
video animasi tersebut.
1. Guru menyajikan materi tanspor
membran melalui powerpoint.
2. Guru menjelaskan materi transpor
membran dan siswa diminta untuk
menyimak penjelasan dari guru.
3. Guru menyajikan video animasi
mengenai mekanisme proses transpor
membran.
4. Siswa diminta untuk mengamati video
animasi tersebut.
5. Guru memberikan latihan soal mengenai
materi transpor membran kemudian
siswa diminta mengerjakan lembar
latihan soal tersebut secara berdiskusi
dengan teman sebangku.
6. Guru dan siswa bersama-sama
membahas mengenai jawaban pada
lembar latihan soal tersebut
42
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2. Siswa mengamati video animasi
3. Tahap Abstract Conceptualization
Guru memberikan latihan soal mengenai materi
transpor membran kemudian siswa diminta
mengerjakan lembar latihan soal tersebut secara
berdiskusi dengan teman sebangku.
Gambar 3.3. Siswa berdiskusi mengerjakan
lembar latihan soal
4. Tahap Active Experimentation
Siswa melakukan kegiatan praktikum untuk
mengamati proses terjadinya osmosis.
Gambar 3.4. Siswa melakukan kegiatan
praktikum
Gambar 3.5. Siswa dan guru membahas
latihan soal
7. Siswa melakukan kegiatan praktikum
untuk mengamati proses terjadinya
osmosis.
(a)
(b) Gambar 3.6. (a) Praktikum proses
osmosis (b) Siswa melakukan kegiatan
praktikum
43
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(a) Tahap Tindak Lanjut
a. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik tentang uji perbedaan
dua rata-rata dan uji korelasi (Lampiran E).
b. Pembahasan hasil analalisis data berdasarkan tujuan penelitian
c. Penarikan kesimpulan
d. Penyusunan laporan penelitian berupa skripsi
G. Uji Coba Instrumen Penelitian
Setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen, instrumen yang telah
dirancang terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa yang telah mengalami
pembelajaran tentang konsep transpor membran. Instrumen yang diujicobakan
adalah soal penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda dan soal kemampuan
berpikir kritis berupa soal uraian. Uji coba digunakan untuk mengetahui informasi
tentang tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan realibilitas instrumen.
Pengolahan dan analisis data hasil uji coba instrumen menggunakan software
ANATES Pilihan Ganda dan ANATES Uraian ver 4.0.9. Rekapitulasi pengolahan
dan analisis hasil uji coba instrumen disajikan pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 di
bawah ini.
1. Hasil Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep
Tabel 3.2 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil analisis uji coba
instrumen penguasaan konsep siswa menggunakan software ANATES Pilihan
Ganda.
44
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.3. Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen penguasaan konsep
No.
Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas
Keterangan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 45,00 Sedang 60,00 Baik 0,457 Cukup Pakai
2 60,00 Sedang 40,00 Baik 0,389 Rendah Pakai
3 75,00 Mudah 20,00 Cukup 0,012 Sangat
rendah Ganti
4 75,00 Mudah 40,00 Baik 0.354 Rendah Pakai
5 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,510 Cukup Pakai
6 30,00 Sukar 20,00 Cukup 0,208 Rendah Pakai
7 65,00 Sedang 20,00 Cukup 0,255 Rendah Revisi
8 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,315 Rendah Pakai
9 55,00 Sedang 40,00 Baik 0,096 Sangat
rendah Ganti
10 85,00 Mudah 0,00 Jelek -0,015 Sangat
rendah Ganti
11 40,00 Sedang 40,00 Baik 0,302 Rendah Pakai
12 35,00 Sedang 0,00 Jelek -0,166 Sangat
rendah Ganti
13 15,00 Sukar 40,00 Baik 0,311 Rendah Pakai
14 85,00 Mudah 60,00 Baik 0,815 Sangat
Tinggi Pakai
15 50,00 Sedang 60,00 Baik 0,444 Cukup Pakai
16 65,00 Sedang 40,00 Baik 0,432 Cukup Pakai
17 45,00 Sedang 20,00 Cukup 0,287 Rendah Pakai
18 60,00 Sedang 20,00 Cukup 0,302 Rendah Pakai
19 55,00 Sedang 20,00 Cukup 0,223 Rendah Revisi
20 95,00 Mudah 20,00 Cukup 0,218 Rendah Revisi
Reliabilitas : 0,22
Kategori : Rendah
2. Hasil Uji Coba Instrumen Berpikir Kritis
Tabel 3.4 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil analisi uji coba instrumen
kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan software ANATES Uraian.
Tabel 3.4. Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen berpikir kritis
No.
Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas
Keterangan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 90,00 Mudah 20,00 Jelek 0,225 Rendah Revisi
2 63,33 Sedang 33,33 Cukup 0,570 Cukup Pakai
3 46,67 Sedang 26,67 Baik 0,475 Cukup Pakai
4 56,67 Sedang 60,00 Baik 0,465 Cukup Pakai
5 60,00 Sedang 13,33 Jelek 0,410 Cukup Revisi
6 60,00 Sedang 13,33 Jelek 0,186 Sangat
rendah Revisi
45
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.
Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas
Keterangan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
7 66,67 Sedang 40,00 Cukup 0,594 Cukup Pakai
8 70,00 Sedang 20,00 Jelek 0,473 Cukup Revisi
9 80,00 Sedang 26,67 Cukup 0,467 Cukup Pakai
10 70,00 Sedang 6,67 Jelek 0,402 Cukup Revisi
Reliabilitas : 0,36
Kategori : Rendah
H. Teknik Pengolahan Data
Data yang diolah pada penelitian ini adalah data penguasaan konsep,
kemampuan berpikir kritis, dan respon siswa. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretest dan posttest penguasaan
konsep serta kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Langkah-
langkah pengolahan data tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Tes Penguasaan Konsep
Mengolah data pretest dan posttest penguasaan konsep dilakukan dengan
beberapa langkah sebagai berikut:
a. Pemberian skor untuk prestest dan posstest pada setiap butir soal.
b. Menghitung skor total untuk pretest dan posttest dari seluruh butir soal pada
setiap siswa.
c. Mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor Siswa = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 × 100%
d. Data peningkatan penguasaan konsep siswa dapat diperoleh dari indeks gain.
Menurut Meltzer dan Hake (Andrian, 2006), data yang terkumpul
menggunakan rumus sebagai berikut:
46
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Normalisasi Gain = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 –𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 –𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙
e. Setelah mendapatkan nilai normalisasi gain, maka data tersebut ditafsirkan ke
dalam beberapa kriteria menurut Meltzer dan Hake (Andrian, 2006) seperti
pada Tabel 3.4 di bawah ini:
Tabel 3.5. Kategori indeks Gain menurut Meltzer dan Hake
Rentang Nilai Kategori
NG > 0,70 Tinggi
0,30 ≤ NG ≤ 0,70 Sedang
NG < 0,30 Rendah
f. Mengolah data pretest, posttest, dan indeks gain menggunakan software
SPSS versi 16.0 for windows
2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Mengolah data pretest dan posttest kemampuan berpikir kritis dilakukan
dengan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Pemberian skor untuk prestest dan posstest pada setiap butir soal kemampuan
berpikir kritis siswa berdasarkan rubrik penilaian.
b. Menghitung skor total untuk pretest dan posttest dari seluruh butir soal pada
setiap siswa.
c. Mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus yang telah
dijabarkan sebelumnya pada pengolahan data penguasaan konsep.
d. Menghitung indeks gain dengan menggunakan rumus yang telah dijabarkan
sebelumnya pada pengolahan data penguasaan konsep.
e. Menghitung skor total siswa pada tiap indikator. Selanjutnya skor tersebut
diubah ke dalam persentase dengan rumus sebagai berikut:
47
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Persentase = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑇𝑖𝑎𝑝 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 × 100%
f. Persentase berpikir kritis siswa tiap indikator dikategorikan berdasarkan
kategori yang dikemukakan oleh Arikunto (2008) sebagai berikut:
Tabel 3.6. Kategori persentase berpikir kritis tiap indikator
Persentase (%) Kategori
80-100 Sangat Baik
70-79 Baik
60-69 Cukup
50-59 Kurang
0-49 Gagal
3. Respon Siswa
Data yang diperoleh dari angket respon siswa berupa tanggapan positif atau
negatif mengenai pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
experiential learning yang selanjutnya dibuat dalam bentuk persentase dari setiap
butir pertanyaan. Perhitungan untuk persentase tersebut yaitu sebagai berikut:
Persentase Jawaban = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝐵𝑢𝑡𝑟𝑖 𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 × 100%
Setelah itu dilakukan penafsiran persentase jawaban berdasarkan kriteria yang
dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1990) pada Tabel 3.7 di bawah ini.
Tabel 3.7 Kategori persentase angket
Persentase (%) Kategori
0 Tidak ada
1-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir setengahnya
50 Setengahnya
51-75 Sebagian besar
76-99 Pada umumnya
100 Seluruhnya
48
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Analisis Uji Statistik
Analisis uji statistik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa yang
signifikan setelah diterapkannya model pembelajaran experiential learning. Uji
prasyarat dan uji statistik ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi
16.0 for windows.
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya pada uji normalitas adalah
sebagai berikut:
H0 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
Uji statistik yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi
(α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0
diterima, data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Namun jika
nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi tidak normal.
2) Uji Homogenitas
Pasangan hipotesis nol dan hipotesis tandingannya pada uji homogenitas adalah
sebagai berikut:
H0 : varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen sama (homogen)
H1 : varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen tidak sama (heterogen)
49
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Uji statistik yang digunakan adalah uji Test of Homogenity of Variance
dengan taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya jika nilai
signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima, varians antara kelas kontrol dan kelas
ekperimen sama (homogen). Namun jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak,
H1 diterima varians antara kelas kontrol dan kelas ekperimen tidak sama
(heterogen).
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Parametrik
Berdasarkan hasil uji prasyarat, jika data berdistribusi normal dan homogen
maka selanjutnya dilakukan uji statistik parametrik untuk mengetahui dua
perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji statistik yang
digunakan adalah uji Independent-Samples T Test. Pasangan hipotesis nol dan
hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut:
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan
(indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks
gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kriteria pengujiannya jika nilai Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain)
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka
H0 ditolak, H1 diterima terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data
peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.
50
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata Non-Parametrik
Berdasarkan hasil uji prasyarat, jika data berdistribusi tidak normal atau tidak
homogen maka selanjutnya dilakukan uji statistik non-parametrik untuk
mengetahui dua perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji
statistik yang digunakan adalah uji U Mann-Whitney. Pasangan hipotesis nol dan
hipotesis tandingannya adalah sebagai berikut:
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan
(indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks
gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kriteria pengujiannya jika nilai Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima, tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data peningkatan (indeks gain)
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka
H0 ditolak, H1 diterima terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata data
peningkatan (indeks gain) kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3) Analisis Korelasi Kemampuan Berpikir Kritis dengan Penguasaan
Konsep
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan
berpikir kritis dengan penguasaan konsep. Besar kecilnya hubungan antara
kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan konsep dinyatakan dalam bilangan
yang disebut koefisien korelasi. Uji statistik korelasi ini dibantu dengan
menggunakan software SPSS versi 16.0 for windows. Uji statistik yang digunakan
51
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
adalah uji Pearson Correlation karena jenis data dalam penelitian ini merupakan
data interval atau data rasio.
Interpretasi dari besar koefisien korelasi diuraikan menurut Boediono dan
Koster (2004) pada Tabel 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.8. Interpretasi koefisien korelasi
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,00 – 0,30 Sangat lemah
0,30 – 0,50 Lemah
0,50 – 0,70 Moderat
0,70 – 0,90 Kuat
0,90 – 1,00 Sangat Kuat
Selanjutnya dilakukan analisis regresi untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh variabel independen (kemampuan berpikir kritis) terhadap variabel
dependen (penguasaan konsep) dengan menunjukkan persamaan garis regresi. Uji
statistik regresi ini dibantu dengan menggunakan software SPSS versi 16.0 for
windows. Uji statistik yang digunakan adalah uji Regression Linear.
52
Putri Rizky Lestari, 2012 Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
I. Alur Penelitian
Gambar 3.7. Alur penelitian
Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran Menggunakan Model
Experiential Learning
(Kelas Eksperimen)
Tes Penguasaan Konsep Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Pembelajaran Konvensional
(Kelas Kontrol)
Pemberian Angket
Pengolahan Data
Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Kesimpulan
Tahap Persiapan
Studi Kepustakaan
Proposal Penelitian
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Penyusunan RPP dan Instrumen
Judgement dan Uji Coba
Instrument
Revisi Instrumen
Perizinan Penelitian
Observasi Proses
Pembelajaran