32382997-makalah-otonomi-daerah

43

Upload: banu-parmaswanto

Post on 24-Apr-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH
Page 2: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,

penulis dapat menyusun makalah dari tugas Hukum Perikanan dengan judul “Otonomi

Daerah” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk moral

maupun moril, demi mencapai cita – cita yang penulis harapkan.

2. Dosen mata kuliah Hukum Perikanan yang telah banyak memberikan materi secara

teoritik.

3. Teman – teman yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis sadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kejanggalan dan

kekurangan baik dalam segi penulisan maupun penempatan kata-kata, untuk itu penulis

mohon masukan yang sifatnya membangun agar bisa memperbaiki penulisan – penulisan

makalah maupun laporan yang akan datang.

Jember, 9 Oktober 2009

Penulis

Page 3: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................................... 3

2.1 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ………………….…………………….3

2.2 Provinsi Sumatra Utara ................................................................................ 15

2.3 Kepulauan Riau .......................................................................................... 21

2.4 Provinsi Bengkulu ....................................................................................... 33

2.5 Provinsi Lampung........................................................................................ 37

BAB 3. PENUTUP.................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 43

Page 4: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otonomi berasal dari dua kata : auto berarti sendiri, nomos berarti rumah tangga

atau urusan pemerintahan. Otonomi dengan demikian berarti mengurus rumah tangga

sendiri. Dengan mendampingkan kata otonomi dengan kata Daerah, maka istilah

“mengurus rumah tangga sendiri” mengandung makna memperoleh kekuasaan dari pusat

dan mengatur atau menyelenggarakan rumah tangga pemerintahan daerah sendiri.

Berdasarkan Keputusan Mendagri dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000 tentang

Pedoman Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi menjadi dasar

pengelolaan semua potensi daerah yang ada dan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh

daerah yang mendapatkan hak otonomi dari daerah pusat. Kesempatan ini sangat

menguntungkan bagi daerah-daerah yang memiliki potensi alam yang besar untuk dapat

mengelola daerah sendiri secara mandiri, dengan peraturan pemerintah yang dulunya

mengalokasikan hasil hasil daerah 75% untuk pusat dan 25% untuk dikembalikan

kedaerah membuat daerah-daerah baik tingkat I maupun daerah tingkat II sulit untuk

mengembangkan potensi daerahnya baik secara ekonomi maupun budaya dan pariwisata.

Dengan adanya otonami daerah diharapkan daerah tingkat I maupun Tingakat II mampu

mengelola daerahnya sendiri. Untuk kepentingan rakyat demi untuk meningkatkan dan

mensejahtrakan rakyat secara sosial ekonomi.

1.2 Tujuan

Ø mengetahui sejauh mana daerah-daerah khususnya Sumatra dalam mengelola dan

menjalankan otonimi daerah yang telah di terapkan pemerintah.

Ø meningkattkan pengelolaan sumberdaya alam untuk kesejahtraan dan kemajuan

daerah.

Ø menciptakan kemandirian daerah dari ketergantungan dari peraturan pusat

khususnya tentang perekonomian daerah.

Page 5: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

BAB 2. PEMBAHASAN

Otonomi daerah merupakan kesempatan besar untuk mengelola semua sumber

daya alam dan membelanjakan keuangan daerah untuk kepentingan kemajuan daerah itu

sendiri, sepertihalnya Sumatra yang terdiri dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam,

Sumatra Utara, Kepulauan Riau, Bengkulu dan lampung yang akan kita bahas dalam

makalah ini.

2.1 Provinsi Nanggro Aceh Darussalam

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berdiri pada tanggal 7 Desember 1959 dengan

landasan pendirian berdasarkan UU No. 24 Tahun 1956 yang beribukota Banda aceh.

Luas wilayah provinsi ini ± 57.365,57 km2 dengan posisi ( letak geografis ) 2 derajat – 6

derajat lintang utara dan 95 derajat -98 derajat bujur timur dan berada dalam pulau

sumatra dan memiliki 21 kabupaten. Lambang dari provinsi Nanggroe aceh Darussalam

adalah pancacita. Provinsi ini mempunyai potensi yang sangat besar baik itu dari segi

perikanan, pertanian dan perkebunan, industri, peternakan, pertambangan, dan kehutanan.

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah salah satu provinsi yang telah

menerapkan otonomi daerah dengan landasan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999

dan prinsip-prinsip pemberian Otonomi Daerah dalam UU 22/1999 yaitu Penyelengaraan

Otonomi Daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan,

pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman Daerah. Pelaksanaan Otonomi Daerah

didasarkan pada otonomi luas, nyata dan bertangung jawab.

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan provinsi yang mempunyai potensi

perikanan dan kelautan yang cukup besar. Hasil perikanan di Aceh terdiri dari perikanan

darat dan laut. Potensi perikanan laut di daerah Aceh cukup potensial, tetapi belum

dimanfaatkan secara optimal. Data tahun 1997 menunjukkan bahwa hasil perikanan laut

mencapai 110.817,1 ton dan perikanan darat mencapai 24.436,7 ton. Sedangkan pada

tahun 1998 hasil produksi perikanan laut mencapai 114.778,4 ton dan perikanan darat

mencapai 23.228,4 ton. Hasil potensi perikanan di Aceh akan lebih banyak lagi jika

perikanan tersebut dikembangkan dengan menggunakan peralatan yang modern dan

canggih. Potensi perikanan, termasuk perikanan laut di kawasan Zona Ekonomi Eksklusif

Page 6: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

(ZEE) belum dimanfaatkan secara optimal. Sekitar 60% dari total potensi perikanan

yang dimiliki oleh provinsi Nanggroe aceh Darussalam belum termanfaatkan an 40%

lainnya juga belum termanfaatkan secaa optimal.

Nanggroe Aceh Darussalam sejak tahun 1999 telah menerapkan otonomi daerah

dal kepemerintahannya. Secara filosofis, ada dua tujuan utama yang ingin dicapai dari

penerapan kebijakan desentralisasi atau otonomi daerah yaitu tujuan demokrasi dan

tujuan kesejahteraan. Tujuan demokrasi akan memposisikan pemerintah daerah sebagai

instrumen pendidikan politik di tingkat lokal yang secara agregat akan menyumbang

terhadap pendidikan politik secara nasional sebagai elemen dasar dalam menciptakan

kesatuan dan persatuan bangsa dan negara serta mempercepat terwujudnya masyarakat

madani atau civil society. Tujuan kesejahteraan mengisyaratkan pemerintahan daerah

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui penyediaan pelayanan

publik secara efektif, efesien.

Otonomi daerah ini berarti pemerintah daerah mempunyai wewenang penuh dalam

mengelola potensi yang dimiliki dan pembangunan. Selain itu pendapatan yang

didapatkan oleh pemerintah daerah 80% kembali ke daerah yang digunakan sebagai kas

daerah, pembangunan dan lain sebagainya dan 20% di salurkan kepemerintahan pusat.

Hal ini akan membuat pemerintah daerah merasa diberlakukan dengan adil tanpa harus

ada terjadinya kesenjangan-kesenjangan dengan pemerintah pusat. Salah satu aspek yang

mempunyai potensi di Nanggroe Aceh Darussalam adalah perikanan dan kelautan

yangterdiri dari perikanan darat yang meliputi budidaya dan perikanan laut yang meliputi

pengangkapan dan juga budidaya. Peraturan yang mengatur perikanan di Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam bersumber pada 2 hal yaitu hukum adat dan perda (

peraturan daerah ) yang mana hal ini dikarenakan otonomi daerah sehingga daerah

mempunyai wewenang untuk mengeluarkan peraturan yang menyangkut dengan

daerahnya. Peraturan adat yang berlaku di Aceh di dikenal dengan nama hukom laot.

Adapun peraturan daerah yang mengatur perikanan dan kelautan di Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam di sesuaikan dengan keadaan provinsi tersebut sehingga tidak

bertentangan dengan hukum adat. Dengan adanya peraturan daerah yang dibuat

diharapkan pemerintah dan segenap komponen masyarakat di Nanggroe Aceh

Page 7: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Darussalam dapat memanfaatkan potensi yang ada dengan optimal tanpa harus

mengakibatkan ekploitasi yang berlebihan .

Hukum adat yang ada diketuai oleh panglima laot. Panglima Laot merupakan

suatu struktur adat di kalangan masyarakat nelayan di propinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, yang bertugas memimpin persekutuan adat pengelola Hukôm Adat Laôt.

Hukôm Adat Laôt dikembangkan berbasis syariah Islam dan mengatur tata cara

penangkapan ikan di laut (meupayang), menetapkan waktu penangkapan ikan di laut,

melaksanakan ketentuan-ketentuan adat dan mengelola upacara-upacara adat

kenelayanan, menyelesaikan perselisihan antar nelayan serta menjadi penghubung antara

nelayan dengan penguasa (dulu uleebalang, sekarang pemerintah daerah.

Struktur adat ini mulai diakui keberadaannya dalam tatanan kepemerintahan daerah

sebagai organisasi kepemerintahan tingkat desa di Kabupaten Aceh Besar pada tahun

1977 (Surat Keputusan Bupati Aceh Besar No. 1/1977 tentang Struktur Organisasi

Pemerintahan di Daerah Pedesaan Aceh Besar). Akan tetapi, fungsi dan kedudukannya

belum dijelaskan secara detail. Pada tahun 1990, Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa

Aceh menerbitkan Peraturan Daerah No. 2/1990 tentang Pembinaan dan Pengembangan

Adat Istiadat, Kebiasaan-kebiasaan Masyarakat beserta Lembaga Adat, yang

menyebutkan bahwa Panglima Laôt adalah orang yang memimpin adat istiadat,

kebiasaan yang berlaku di bidang penangkapan ikan di laut. Dengan adanya hukom laot

ini dapat meminimalisir terjadinya ekploitasi yang berlebihan terhadap penangkapan ikan

dan mencegah terjadi kepunahan ikan karena tata cara dalam menangkap ikan sudah

diatur dalam hukom laot ini.

Pada sesi ini akan kita bahas potensi alam yang ada di beberapa kabupaten NAD

yaitu Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Biereun dan Kabupaten Aceh Singkil.

2.1.1 Kabupaten Aceh Timur

Kabupaten Aceh Timur adalah sebuah kabupaten yang berada di sisi timur Aceh,

Indonesia. Kabupaten ini juga termasuk kabupaten kaya minyak selain Aceh Utara dan

Aceh Tamiang. Kawasan ini juga termasuk basis Gerakan Aceh Merdeka sebelum

diberlakukannya Darurat Militer sejak Mei 2003. Sebelum penerapan Darurat Militer ini,

Page 8: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

kawasan Aceh Timur termasuk kawasan hitam, terutama di kawasan Peureulak dan

sekitarnya.

1. Tata letak kabupaten Aceh Timur

Kabupaten Aceh Timur yang terletak pada 4°07' - 5°13'LU dan 97°13'-97°57'BT,

memiliki luas wilayah ± 604.060 Ha. Batas-batas daerahnya meliputi Selat Malaka di

sebelah utara, Kabupaten Aceh Tamiang dan Gayo Lues di sebelah selatan, Selat Malaka

di sebelah timur, serta Kabupaten Aceh Utara dan Aceh Tengah di sebelah barat.

Secara topografis wilayahnya terdiri dan daratan dan landai (0 - 2%) sekitar 34,14%

dari luas wilayah, daerah landai agak miring (2 -15%) sekitar 13,66% dan daerah agak

miring (15 - 40%) yang pada umumnya tidak ada perkampungan seluas 26,58% serta

lereng-lereng curam di atas 405 sekitar 25,64%.

Sedangkan tekstur tanahnya terdiri dari tekstur halus (liat dan liat berlempung),

tekstur liat (lempung berdebu dan lempung berpasir) dan tekstur kasar (pasir-pasir

berlempung dan pasir berdebu). Menurut tata guna lahan tanah di Aceh Timur terdiri dari

tegalan, perkebunan besar, perkebunan rakyat, tambak, hutan bakau, hutan darat, padang

alang-alang, rawa-rawa dan tain-lain. Iklimnya adalah iklim tropis dengan musim

kemarau berkisar antara bulan Maret - Agustus dan penghujan antara September-

Februari. Curah hujan rata-rata antara 1.000-1.500 mm setahun, dengan suhu antara 28°

C - 32° C dan kelembaban nisbi sekitar 75%.

2. Prospek Investasi Daerah

1) Pertanian

Kabupaten Aceh Timur memiliki lahan dan keadaan alam yang cukup potensial

untuk pertanian. Komoditas pertanian yang dikembangkan adalah padi, kedelai, jagung,

kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan lain-lain. Disamping itu, lahan

pekarangan dan lahan kosong di desa-desa banyak ditanami buah-buahan seperti

rambutan, langsat, durian, mangga, cempedak, nenas dan sebagainya.

Page 9: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

2) Perkebunan

Kabupaten Aceh Timur memiliki lahan perkebunan yang sangat potensial.

Sebagian lahan tersebut merupakan perkebunan rakyat untuk tanaman karet, kelapa,

coklat, nilam, kelapa sawit, randu, pinang dan lain-lain. Selebihnya diusahakan oleh

perusahaan perkebunan besar yang kini hampir merata di semua kecamatan.

3) Peternakan

Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu lumbung ternak di Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam, dan masih memungkinkan untuk dikembangkan di masa

mendatang. Dalam rangka mempercepat pertumbuhan peternakan, sampai dengan tahun

2002 telah dilakukan berbagai upaya seperti penyebaran bibit ternak, pengendalian

penyakit hewan, penyebaran makanan ternak dan penyuluhan kepada masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Aceh Timur membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada

investor yang ingin menanamkan modalnya di bidang ini.

4) Perikanan

Pesisir pantai Aceh Timur yang menghadap ke Selat Malaka merupakan kawasan

penangkapan ikan laut yang sangat strategis. Disamping itu, daerah ini juga memiliki

lahan yang ditumbuhi rawa-rawa yang sangat potensial untuk pertambakan udang dan

ikan bandeng. Sektor perikanan Aceh Timur merupakan harapan baik, karena selama ini

warga setempat masih berkonsentrasi pada pengolahan tambak semata.

5) Kehutanan

Pohon-pohon yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti meranti, cengal, damar

laut, semantok, merbau, keruing dan sebagainya banyak terdapat di Aceh Timur.Terdapat

pula berbagai flora yang dilindungi seperti Rafflesia dan Daun Sang. Adapun di kawasan

rawa-rawa dipenuhi oleh hutan bakau sebagai bahan baku arang maupun untuk bahan

bangunan. Selain itu, terdapat juga berbagai jenis hewan liar yang menghuni rimba di

AcehTimur.

Page 10: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

6) Perindustrian

Aktivitas perindustrian di Aceh Timur telah mampu membawa perubahan dalam

struktur ekonomi daerah. Di Kabupaten Aceh Timur telah tumbuh industri kertas yang

telah mampu menembus pangsa pasar ekspor antara lain ke Singapura, Malaysia,

Hongkong, China, Korea Selatan, Jepang, Saudi Arabia dan Kuwait. Disamping itu,

Pemerintah Kabupaten juga mengupayakan pembangunan industri kecil yang diarahkan

untuk menciptakan struktur ekonomi yang berimbang terutama antara desa dan kota.

Upaya untuk memacu pengembangan industri kecil melalui pembinaan termasuk wajib

uji produksi industri kecil, serta pelatihan peningkatan mutu. Hasil produksi industri kecil

tersebut berupa bahan sulaman dan bordiran dalam bentuk dompet, tas, keranjang kain,

kopiah, aneka hiasan dan gantungan kunci. Selain itu terdapat juga anyaman pandan dan

berbagai bentuk sulaman kasab, yang kesemuanya dapat dijadikan cenderamata oleh para

wisatawan.

7) Pertambangan

Berdasarkan hasil penelitian, di Aceh Timur terdapat berbagai jenis potensi energi

dan bahan mineral yang tersebar di berbagai kecamatan seperti minyak bumi, gas alam,

panas bumi dan sebagainya. Minyak bumi terdapat di beberapa lokasi seperti pada aliran

Krueng Peureulak, Krueng Idi, sebelah selatan Peureulak, sebelah barat Bayeun, dan di

pesisir utara - timur. Gas alam terdapat di Kecamatan Julok yang diperkirakan

cadangannya lebih besar dari yang ada di Arun Aceh Utara. Sumber panas bumi terdapat

di Alue Siwah Kecamatan Idi Rayeuk. Sedangkan timah hitam, dolomit, dan batu

gamping terdapat di Kecamatan Serba Jadi.

8) Pariwisata

Kabupaten Aceh Timur memiliki potensi pariwisata berupa wisata budaya, wisata

sejarah, dan wisata alam. Wisata budaya meliputi Tarian Seudati, Tari Ranub Sigapu,

Tari Bines, Tari Saman, Rapaii Daboih, Tari Laweut, Tari Ranub Lam Puan, dan Tari

Tarek Pukat. Wisata sejarah terdiri dari beberpa bekas Kerajaan Islam dan makam-

makam bersejarah. Sedangkan obyek wisata alam yang dapat dikembangkan antara lain

Bekas Kerajaan Islam Peureulak, Pantai Kuala Beukah, Pantai Idi Cut, Pantai Kuala

Parek, Pantai Ujung Perling, Air Terjun Paya Bili, Pantai Kuala Simpang Ulim, Pantai

Page 11: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Kuala Gelumpang, Pantai Kuala Matang Ulim, Pantai Alur Dua Muka, Pantai Aramia,

dan Air Terjun Terujak.

2.1.2 Kabupaten Biereun

1. Tata Letak Kabupaten Bireuen

Kabupaten Bireuen terletak pada 40.54 -50.18 Lintang Utara dan 960.20 -970.21

Bujur Timur. Kabupaten Bireuen berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara,

Kabupaten Aceh Tengah di sebelah selatan, Kabupaten Pidie disebelah barat dan

Kabupaten Aceh Utara di sebelah timur dengan luas keseluruhan 1.901,21 Km2, yang

terbagi menjadi 10 kecamatan.

2. Prospek Investasi Daerah

Komoditas khas dari kabupaten ini adalah giri matang, buah sejenis jeruk bali.

Buah ini hanya terdapat di Matang, ibu kota kecamatan Peusangan yang berjarak 10

kilometer dari Bireuen ke arah Medan. Berbatasan dengan Selat Malaka di bagian utara

memungkinkan Bireuen memiliki potensi perikanan dan kelautan yang siap di

manfaatkan dengan andalan ikan cakalang dan tuna. Setiap tahunnya hasil tangkapan ikan

cakalang rata-rata 1.410 ton, sedangkan ikan tuna 665 ton. Dari hasil budidaya, Bireuen

mengandalkan udang windu dan bandeng. Dengan budidaya intensif diperoleh lima ton

udang windu per bulan. Hasga udang windu dan bandeng jika diekspor sangat mahal.

Dari geografis, letak Kabupaten ini sangatlah strategis. Ia berada di titik persimpangan

arus pergerakan manusia dan barang dari arah timur (Medan, Langsa, Lhokseumawe),

maupun arah barat (Gayo dan Takengon) menuju Banda Aceh.

Alam Kabupaten Bireun menyimpan potensi yang luar biasa, pertanian menjadi

yang utama, selain penghasil beras, Bireun juga dikenal dengan komoditas kacang

kedelai, Kedelai Peudada bahkan menjadi produk ekspor, sedang daerah pesisir di

kecamatan Jeympa, Jangka, dan samalanga berpotensi dikembangkan sebagai

pertambakan intensif. Di Beruen juga akan di bangun sebuah kawasan industri terpadu

dengan sistem berikat sedang disiapkan di Cot Bale Glumpang, Kecamatan Pandrah dan

Samalanga. Di daerah ini juga terdapat potensi wisata yang dapat dikembangkan antara

lain waduk Paya Kareng di Cot Gapu.

Page 12: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

3. Profil Komoditi

No Sektor / Komoditi Unggulan /Tidak Deskripsi

1 Primer-Perkebunan:KelapaSawit

UnggulanProduksi Tahun Terakhir (2006) :4,462.00 Ton

2 Primer-Perkebunan:Kakao UnggulanProduksi Tahun Terakhir (2006) :2,394.00 Ton

3 Primer-Perkebunan:Karet UnggulanProduksi Tahun Terakhir (2006) :953.00 Ton

4 Primer-Perkebunan:Tebu UnggulanProduksi Tahun Terakhir (2006) :8.00 Ton

5 Primer-Perkebunan:Kopi UnggulanProduksi Tahun Terakhir (2006) :461.00 Ton

6 Primer-Perkebunan:Kelapa UnggulanProduksi Tahun Terakhir (2006) :17,562.00 Ton

7 Primer-Perkebunan:Cengkeh Non UnggulanProduksi Tahun Terakhir (2006) :91.00 Ton

8 Primer-Perkebunan:JambuMete

Non UnggulanProduksi Tahun Terakhir (2006) :9.00 Ton

9 Primer-Perkebunan:Lada Non UnggulanProduksi Tahun Terakhir (2006) :31.00 Ton

Page 13: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

2.1.3 Kabupaten Aceh Singkil

Usia Kabupaten Aceh Singkil tergolong muda. Empat tahun. Kabupaten ini hasil

pemekaran Kabupaten Aceh Selatan. Sejak "melepaskan diri" dari kabupaten induk tahun

1999, Aceh Singkil berbenah diri. Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah

kabupaten adalah pengeluaran untuk bidang transportasi.

1. Pembangunan

Pada realisasi pengeluaran pembangunan dalam anggaran 2000 yang hanya

sembilan bulan terhitung bulan April sampai Desember pengeluaran untuk transportasi

Rp 9,8 miliar. Jumlah ini merupakan pengeluaran terbesar dibandingkan dengan 20 jenis

pengeluaran pembangunan lainnya. Nilainya setara dengan 38 persen dari seluruh

pengeluaran pembangunan Rp 25,7 miliar. Dana untuk sektor transportasi antara lain

untuk pembuatan marka jalan seperti rambu lalu lintas.

Sampai dua tahun kemudian, transportasi masih menjadi perhatian pemerintah setempat.

Jumlah pengeluaran sektor ini terbesar kedua setelah sektor aparatur pemerintah dan

pengawasan. Pada anggaran tahun 2002, dengan pengeluaran pembangunan tidak kurang

dari Rp 108 miliar, Aceh Singkil mengalokasikan Rp 20,7 miliar untuk transportasi. Nilai

ini selisih sekitar Rp 3,2 miliar dari sektor aparatur pemerintah dan pengawasan, Rp 23,9

miliar.

2. letak geografis

Aceh Singkil berada pada 20.02’-30.0’ Lintang Utara dan 970.04’-980.12’ Bujur

Timur. Sebagian besar jalan yang menghubungkan Singkil, ibu kota Aceh Singkil dengan

Banda Aceh, ibu kota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berjarak 710 kilometer,

sudah beraspal hotmix. Kondisi serupa dijumpai pada jalan yang menghubungkan Singkil

dengan Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Melalui jalan yang lumayan halus itu,

jarak tempuh kedua daerah ini sekitar 7 jam.

Berbatasan dengan Samudera Hindia di sebelah Selatan membuat kabupaten ini

memiliki potensi perikanan dan kelautan. Perairan di Aceh Singkil merupakan sarang

ikan, udang, rumput laut, dan terumbu karang. Salah satu daerah produsen ikan laut

adalah Pulau Banyak. Rata-rata per tahun daerah ini menghasilkan 6.500 ton ikan laut.

Sedangkan produk ikan laut seluruh kabupaten 17.400 ton. Hasil tangkapan para nelayan

Page 14: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

ini antara lain dipasarkan ke Sibolga dan Medan. Ikan-ikan itu dikapalkan melalui

Pelabuhan Balai dengan waktu tempuh sekitar 18 jam. Ikan dari Aceh Singkil itu

digunakan untuk mencukupi kebutuhan restoran atau warung-warung makan pada kedua

kota di Provinsi Sumut itu.

3. Potensi Wilayah Aceh Singkil

Meskipun jauh dari pusat kendali pemerintahan Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam (NAD) di Banda Aceh, kami tidak ingin terkucil. Oleh karena itu,

pemerintah kabupaten didukung masyarakat Aceh Singkil, di era otonomi ini akan

menggali optimal semua potensi daerah. Ini tidak muluk- muluk, karena Aceh Singkil

memiliki potensi untuk itu, terutama sumber daya alam yang lumayan menjanjikan,"

tegas Wakil Bupati Aceh Singkil Mu’adz Vohry dengan nada optimis, ketika ditemui

Kompas di Singkil, kota kabupaten yang tepat berada di depan Samudera Indonesia.

Tekad untuk tidak terkucil dalam gerak pembangunan di NAD, wajar menjadi

target masyarakat dan pelaksana pemerintahan di Aceh Singkil. Ada dua faktor yang

dirasakan sebagai tantangan dalam membangun fisik, kemasyarakatan dan perekonomian

daerah. Keduanya yakni, usianya yang baru empat tahun berdiri sebagai kabupaten, dan

posisi geografis yang tidak terlalu menguntungkan. Aceh Singkil resmi menjadi

kabupaten pada 27 April 1999. Berdasarkan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1999,

Aceh Singkil lepas dari induknya Kabupaten Aceh Selatan. Adapun letak geografis,

wilayah Singkil persis di pantai barat Sumatera, sekitar 680 km dari kota Banda Aceh,

ibu kota Provinsi NAD. Untuk koordinasi pembangunan ke pusat dan provinsi serta akses

ekonomi, jalur transportasi yang ditempuh penuh tantangan. Karena hanya mengandalkan

satu-satunya jalan darat atau harus memutar ke Medan sejauh 300-an kilometer,

kemudian menggunakan penerbangan ke Banda Aceh atau Jakarta.

Beberapa faktor yang tidak menguntungkan ini, memberi inspirasi dan

memotivasi masyarakat dan jajaran pemerintahan di daerah ini agar bisa secepatnya

mandiri. Kemandirian Aceh Singkil diartikan secara konkret, yakni bagaimana bisa lepas

dari bayang-bayang induknya Aceh Selatan, dan hidup dengan pendapatan sendiri. Dari

kerangka itu, kita sepakat lima tahun pertama Aceh Singkil harus bangkit mengejar

ketertinggalan dari kabupaten-kabupaten lain di NAD

Page 15: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Dari segi potensi alam yang dimiliki daerah kabupaten aceh singkil keinginan

untuk mengejar ketertinggalan tersebut tidak sukar diwujudkan. Selain situasi keamanan

yang relatif tenang tanpa konflik, Singkil memiliki potensi di sektor perkebunan dan

perikanan yang lumayan besar.

Di sektor perkebunan misalnya, di daerah ini tercatat sekitar 22 perusahaan besar

perkebunan, sebagian sudah menanam modalnya dan sebagian lagi masih mengantongi

izin prinsip. Komoditas yang dikembangkan adalah kelapa sawit. Hingga kini sedikitnya

hampir 200.000 hektar (ha) areal kebun kelapa sawit yang sudah produktif di Aceh

Singkil.

Selain milik perusahaan besar, kebun sawit juga dimiliki rakyat (petani). Luas

lahan kebun sawit milik rakyat ini mulai 5 ha hingga di atas 100 ha. Kepemilikan sawit

rakyat tersebut semata-mata untuk mengurangi ekses, terutama menghindari kesenjangan

dengan adanya perusahaan besar di daerah ini. Jadi, rakyat Singkil tak sekadar menonton,

tapi juga ikut berkiprah dan memetik hasil langsung di sektor perkebunan, Tentang

potensi perikanan di daerah kabupaten aceh singkil tidak terbantah lagi karena kabupaten

ini memiliki wilayah perairan potensial. selama ini kekayaan perikanan tersebut dikuras

oleh nelayan-nelayan asing. Justru itu agar dominasi nelayan asing bisa dihentikan,

tengah diupayakan pembangunan industri perikanan terpadu skala besar yang akan

memberdayakan sekitar 500 keluarga nelayan lokal.

Sektor perikanan Aceh Singkil, kini tampak memiliki prospek yang cukup

menjanjikan. Salah satu pemodal besar di Tanah Air sudah menyatakan kesediaan

membangun industri perikanan terpadu di daerah ini.

4. Pendapatan Daerah

Seperti telah dijelaskan diatas setelah bupati aceh singkil mencoba untuk pisah

yang sebelumnya masih ketergantungan pada aceh pusat (NAD) yang bertujuan untuk

mencoba mendapatkan penghasilan dari kemandirian masyarakat tanpa ada bantuan dari

pemerintah pusat maupun NAD. Dimana dapat kita ketahui potensi-potensi didaerah

kabupaten aceh singkil tersebut, pendapatan penghasilan bagi masyarakat adalah

dominasi dari hasil pertanian yang berupa tanaman kelapa sawit, dan penangkapan ikan

juga budidaya sekala rumah tangga. Namun sampai saat ini masih kurangnya pendapatan

terutama dari sumberdaya perikanannya, karena masih kurangnya perhatian dari PEMDA

Page 16: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

setempat. Sehinga penghasilan maupun pendapatan masyarakat kabupaten aceh singkil

saat ini hanya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari saja tidak lebih dari itu khusus para

nelayan dan petani.

2.2 Provinsi Sumatra Utara

Provinsi Sumatra utara terletak sebelah utara pulau Sumatra yang beribukota

Medan, pada sesi ini akan khusus dibahas tentang kota medan.

1. Gambaran Umum

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera Utara,

Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional.

Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai

barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah.

Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan

langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota /

negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain.

Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar

barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif

besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga

secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder,

Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan

regional/nasional.

2. Kota Medan Secara Geografis

Secara administratif , wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan

dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur.

Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui

merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang

merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di

bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung

Page 17: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu,

Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-

lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan

berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling

memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka,

Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan

perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-

impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2

kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan

saat ini.

3. Kota Medan Secara Ekonomi

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti

pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari

ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer,

khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale (relasi positif antara

pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama

pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan

ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita,

dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor

penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi,

relatif tetap.

Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap

PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada tahun 2005

sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 persen, sektor sekunder sebesar

26,91 persen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha dominan yaitu

perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, sub sektor

transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor industri pengolahan

sebesar 16,58 persen.

Page 18: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan dengan

kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70 persen,

sekunder sebesar 28,37 persen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing-masing lapangan

usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,98 persen, sektor

transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen, industri jasa pengolahan sebesar

16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen.

Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian Kota

Medan, yaitu sebesar 69,21 persen, disusul sektor sekunder sebesar 27,93 persen dan

sektor primer sebesar 2,86 persen. Masing masing lapangan usaha yang dominan

memberikan kontribusi sebesar 25,44 persen dari lapangan usaha

perdagangan/hotel/restoran, lapangan usaha transportasi/telekomunikasi sebesar 19,02

persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28 persen.

4. Kota Medan Sebagai Daerah Otonom

Secara konstitusional Negara Indonesia di bagi dalam daerah propinsi dan daerah

yang lebih kecil (Kota-Kabupaten). Masing-masing daerah pada dasarnya memiliki sifat

otonom dan atministratif. Adanya daerah, menjadikan adanya pemerintahan daerah,

pertimbangan situasional, historis, politis, psikologis dan tehnis pemerintahan,

merupakan latar belakang pemikiran strategis perlunya pemerintahan daerah di Indonesia.

Pemerintah Daerah Kota Medan adalah Walikota Medan beserta perangkat daerah

otonom yang lain sebagai unsur penyalenggara pemerintah daerah. Secara garis besar

struktur organisasi Pemerintah Kota Medan, dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 19: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam lima (5)

sifat, yaitu : ( 1) Pemberian pelayanan, (2) Fungsi pengaturan (penetapan perda), (3)

Fungsi pembangunan, (4) Fungsi perwakilan (dengan berinteraksi dengan Pemerintah

Propinsi /Pusat), (5) Fungsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota.

Dalamkaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah, Pemerintah

Kota Medan menyelenggarakan 2 (dua) bidang urusan yaitu :

1. Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh Dinas-dinas

daerah (Dinas Kesehatan, Pekerjaan Umum) dan

2. Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari:

• Kewenangan mengatur yang diselengarakan bersama-sama dengan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, sebagi Badan Legislatif Kota.

• Kewenagan yang tidak bersifat mengatur (segala sesuatu yang dicakup dalam

kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum), yang diselenggarakan oleh

Wlikota/Wakil Walikota, sebagai pimpinan tertinggi Badan Eksekutif Kota

Page 20: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Bersasarkan fungsi dan kewenagan tersebut, Walikota Medan membawahi

(pimpinan Eksekutif tertinggi) seluruh Instansi pelaksana Eksekutif Kota.

5. Keuangan Daerah

Diberlakukannya Undang-Undang No : 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang

Nomor : 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab.

Adanya perimbangan tugas, fungsi dan peran antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah tersebut berkonsekuensi, masing- masing daerah harus memiliki penghasilan

yang cukup, daerah harus memiliki sumber pembiayaan yang memadai untuk memikul

tanggung jawab penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan demikian diharapkan

masing-masing daerah akan dapat lebih maju, mandiri, sejahtera dan kompetitif.

Untuk mendukung penyelenggaraan kewenangan, peran, fungsi, dan tanggung

jawabnya. Pemerintah Kota Medan memiliki beberapa sumber pendapatan pokok, yaitu :

(1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), (2) Dana Perimbangan, (3) Pinjaman Daerah, (4)

Lain- lain penerimaan yang sah. Sebagai daerah yang perkembangan ekonominya sangat

didominasi sektor sekunder dan tertier, sumber pendapatan asli daerah sebagian besar

diperoleh dari hasil pajak dan retribusi daerah. Bagi Pemerintah Kota Medan, pungutan

pajak lebih didefinisikan sebagai cara memberikan kesejahteraan umum (redistribusi

pendapatan) dari pada sekedar budgeter.

Walaupun ada kecenderungan peningkatan volume dalam PAD, namun diakui

70% sumber penerimaan Kota Medan di sektor publik masih berasal dari alokasi pusat

(dana perimbangan / dana alokasi umum). Hal yang menggembirakan dalam hal

pembiayaan pembangunan kota adalah, jika sebelumnya sebagian besar program

pembangunan yang disediakan oleh pemerintah pusat dialokasikan dalam bentuk dana

Inpres (regional) maupun dana DIP (sektoral), maka saat ini sebagian besar sudah dalam

bentuk bantuan spesifik (specific blok grant), dan blok grant yang lansung diterima dan

dikelola oleh daerah.

Page 21: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Pemanfaatan sebagian besar dana perimbangan tersebut oleh Pemerintah Kota

Medan digunakan untuk pengembangan jaringan infrastruktur kota terpadu, termasuk

pemeliharaannya. Dengan keterpaduan tersebut infrastruktur yang dibangun benar –benar

memperlancar arus barang dan jasa antar daerah sehingga dapat menggerakkan kegiatan

sosial ekonomi warga Kota Medan. Kegiatan ekonomi yang berkembang pada akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Pemerintah Kota dalam pembiayaan

pembangunan kota, sekaligus memperkecil ketergantungan Pemerintah Kota kepada

Pemerintah Pusat.

2.3 Provinsi Kepulauan Riau

Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau

berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara; negara Malaysia dan Provinsi

Kalimantan Barat di timur; Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di selatan;

Negara Singapura, Malaysia, dan Provinsi Riau di sebelah barat.

Secara keseluruhan Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 4 Kabupaten dan 2 Kota,

47 Kecamatan serta 274 Kelurahan/Desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil

dimana 30% belum bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 252.601

Km2, di mana sekitar 95% - nya merupakan lautan dan hanya sekitar 5% merupakan

wilayah darat. Sedangkan untuk jumlah penduduknya ± 1.200.000 jiwa.

Provinsi Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi

Riau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun

2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota

Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, dan Kabupaten

Lingga.

Pada umunya suku bangsa yang terdapat di provinsi kepulauan riau adalah melayu,

bugis, jawa, arab, tionghoa, padang, batak dan flores. Sedangkan Bahasa yang dipakai

adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang menggunakan bahasa

Melayu tetapi pada umunya menggunakan bahasa Indonesia karena kepulauan riau

merakan 60 % transmigran dari pulau jawa dan sekitarnya.

Page 22: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

1. Kondisi GeografisSecara geografis Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga

yaitu Singapura, Malaysia, dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251,810,71 km

dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1350 pulau besar dan kecil telah

menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan,

dan kemasyarakatan. Ibukota Provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjung Pinang.

Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut dan udara yang strategis dan

terpadat pada tingkat internasional, serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang

pasar.

2. Sumber Daya AlamKepri memiliki potensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup

besar dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi dan gas

alam, bahan galian B (vital) seperti timah, bauksit, dan pasir besi, maupun bahan galian

golongan C seperti granit, pasir, dan kuarsa.

3. Potensi Daerah

1) Kelautan

Sebagai Provinsi Kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat

mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usaha pembenihan

sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun

terdapat budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, keramba jaring apung. Kota Batam,

Kabupaten Bintan, Lingga dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar dibidang

perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat Kabupaten tersebut, juga dikembangkan

budidaya perikanan air laut dan air tawar. Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko,

bahkan terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1

juta benih setahunnya.

Page 23: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

2) Peternakan

Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam

dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.

3) Pertanian

Hampir diseluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau berpotensi

untuk diolah menjadi lahan pertanian dan peternakan mengingat tanahnya subur. Sektor

pertanian merupakan sektor yang strategis terutama di Kabupaten Bintan, Kabupaten

Karimun, dan Kota Batam. Disamping palawija dan holtikultura, tanaman lain seperti

kelapa, kopi, gambir, nenas, cengkeh sangat baik untuk dikembangkan. Demikian juga di

Kabupaten Kepulauan Riau dan Lingga sangat cocok untuk ditanami buah-buahan dan

sayuran. Di beberapa pulau sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit.

4) Pariwisata

Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata dari mancanegara kedua

setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing yang datang berkunjung mencapai 1,5 juta

orang pada tahun 2005. Objek wisata di Provinsi Kepulauan Riau antara lain adalah

wisata pantai yang terletak di berbagai kabupaten dan kota. Pantai Melur, Pulau Abang

dan Pantai Nongsa di kota Batam, Pantai Pelawan di Kabupaten Karimun, Pantai Lagoi,

Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di kabupaten Bintan.

Kabupaten Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling.

Selain wisata pantai dan bahari, provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek

wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional

serta event-event khas daerah. Di kota Tanjung Pinang terdapat pulau Penyengat sebagai

pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat masjid bersejarah dan makam-makam Raja

Haji Fisabililah dan Raja Ali Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan nasional.

4. Perekonomian Daerah

Dalam periode lima tahun terakhir (2001-2005) Perekonomian Provinsi

Kepulauan Riau didominasi oleh sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi

(share) rata-rata sebesar 65,65% terhadap pembentukan PDRB (Atas Dasar Harga

Konstan). Sedangkan pada tahun 2005 sektor industri pengolahan memberikan

Page 24: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

kontribusi (share) sebesar Rp.20,249 triliun atau sebesar 67,24% terhadap pembentukan

PDRB Provinsi Kepulauan Riau.

Sementara itu sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2005

merupakan sektor kedua terbesar dalam memberikan kontribusi terhadap pembentukan

PDRB yaitu sebesar Rp.2,491 triliun atau sebesar 8,20%. Kontribusi sektor perdagangan,

hotel dan restoran dalam lima tahun terakhir menunjukkan trend yang menaik dengan

kontribusi rata-rata sebesar 7,99%.

Sektor ketiga yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB

adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar Rp.2,082 triliun atau sebesar

6,86%. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian dalam lima tahun terakhir

cenderung mengalami penurunan, karena pada tahun 2001 sektor ini memberikan

kontribusi sebesar 13,68% dan pada tahun 2004 kontribusinya menurun sehingga

menjadi 7,40% terhadap pembentukan PDRB Provinsi Kepulauan Riau.

Sedangkan sektor keempat yaitu sektor pertanian, pada tahun 2005 memberikan

kontribusi (share) sebesar Rp.1,46 triliun atau sebesar 4,82%. Sub sektor perikanan

merupakan penyumbang terbesar terhadap pembentukan sektor ini yaitu sebesar Rp.1,056

triliun dan memberikan kontribusi sebesar 3,48% terhadap pembentukan PDRB.

Kontribusi sektor pertanian pada tahun 2005 ini menurun apabila dibandingkan tahun

2004. Selama periode tahun 2001-2004 kontribusi sektor pertanian cenderung menaik

dimana pada tahun 2001 adalah sebesar 4,72% dan pada tahun 2004 kontribusi adalah

sebesar 4,87%.

Sektor kelima yang memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap PDRB

daerah ini adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dimana pada tahun

2005 memberikan kontribusi (share) sebesar Rp.1,335 triliun atau sebesar 4,40%.

Kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dalam lima tahun terakhir

menunjukkan trend yang menaik dimana pada tahun 2001 kontribusi sektor ini baru

mencapai 3,93%.

Page 25: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

5. Perekonomian yang Berkembang di Provinsi Kepulauan riau

Berdasarkan perekonomian yang telah berkembang di Provinsi Kepulauan Riau

telah memberikan dana APBD untuk perkembangan daerah. Adapun perekonomian

daerahnya meliputi:

1) Perikanan

Sebagai Provinsi Kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini

sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai

usahapembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di

Kabupaten Karimun terdapat budidaya Ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah

jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga dan Natuna juga memiliki potensi

yang cukup besar dibidang perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat Kabupaten

tersebut, juga dikembangkan budidaya perikanan air laut dan air tawar. Di kota Batam

tepatnya di Pulau Setoko, bahkan terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu

menghasilkan lebih dari 1 juta benih setahunnya.

Page 26: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Jenis Komoditas yang dikembangkan di Loka Budidaya Laut Batam

No Jenis Produksi Produksi(benih)

Teknologi yangdihasilkan

DaerahDistribusi

1 Kakap Putih 500.000 Produksi Massal PropinsiRiau

2 Kakap Macan 80.000 Produksi MassalPropinsiKepulauanRiau

3 Bawal Bintang 60.000 Peningkatan SR,saat SR -nya 5%

PropinsiSumateraBarat

4 Kerapu Bebek 120.000 PeningkatanSR, saat SR -nya1,25%

PropinsiKalimantanSelatan

5 Gonggong -Pemeliharaan larvadan identifikasipakan

PropinsiKalimantanBarat

6 Kakap Merah -

Pemeliharaan larvadan peningkatanSR, saat ini SR-nya0,001%

Propinsi DKIJakarta

7 Kakap Mata Kucing 100.000 Produksi MassalPropinsiSumateraUtara

8 Kerapu Lumpur - Pemijahan

9 Kerapu Kertang - Pemijahan

10 Kerapu Sunu - Kegiatan TA 2006

11 Rumput Laut - Kegiatan TA 2006

12 Abalone - Kegiatan TA 2006

a. Perikanan Tangkap dan Budidaya

Perikanan tangkap beroperasi di wilayah pengelolaan laut Cina Selatan, Natuna

dan ZEEI. Selama ini pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan didominasi oleh

perikanan tangkap dilaut. Pada tahun 2004, produksi perikanan tercatat sebesar 178.802,7

ton. Sejumlah 177.967,8 ton (99,5%) berasal dari perikanan tangkap dilaut. Diikuti oleh

produksi perikanan budidaya laut sebesar 827,2 ton (0,4%) dan produksi budidaya air

payau (tambak) sebesar 7,7 ton (0,1%).

Page 27: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Potensi Perikanan Tahun 2004

No Jenis IkanSumberdaya

tersedia(Ton)

Tingkatpemanfaatan

(%)1 Ikan Pelagis Kecil

(Ikan Parang-parang, Ikan Teri, Ikan Selar,Ikan Kembung dan Ikan Tembang

513.000 65

2 Ikan Demersal(Ikan Kakap, Ikan Pari,dll) 656.000 75

3 Udang Paneid 11.000 1004 Lobster 400 605 Cumi - cumi 2.697 906 Ikan Karang

(Ikan Ekor Kuning,Ikan Pisang-pisang,IkanBaronang, Ikan Kerapu, Ikan Napoleon)

27.656 75

7 Ikan Hias 293.595,5 -TOTAL 1.504.348,5

Sampai akhir 2004, jumlah rumah tangga perikanan (RTP) tangkap sebesar

33.670 RTP. Sedangkan untuk perikanan budidaya jumlah RTP sebesar 6.126 RTP.

Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tahun 2004

Rumah Tangga PerikananNo Kabupaten/ Kota Tangkap Budidaya1. Bintan 8.010 2002. Lingga 5.256 3003. Natuna 9.986 3.0004. Karimun 1.567 1.0005. Tanjung Pinang 1.240 906. Batam 7.591 1.536

Jumlah 33.670 6.126Dalam tahun yang sama jumlah armada perikanan tercatat 28.453 buah terdiri dari

Perahu Tanpa Motor (PTM) sejumlah 9.649 buah, Motor Tempel (MT) 2.701, Kapal 30

GT sejumlah 15.166 dan Kapal 30 GT 937.

Page 28: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Jumlah Kapal Penangkap Ikan Tahun 2004

Kapal Penangkap IkanNo Kabupaten/ KotaPTM MT 30 GT 30 GT

Jumlah

1. Kab. Bintan 2.852 130 4.432 96 75102. Kab. Lingga 1.764 68 2.267 - 4.0993. Kab. Natuna 1.526 21 3.989 9 5.5434. Kab. Karimun 2.192 584 3.833 497 7.1065. Kota Tanjung Pinang 310 - 509 127 9466. Kota Batam 1.005 1.898 138 208 3.249

Jumlah 9.649 2.701 15.166 937 28.453

b. Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau

Sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil tersebar di wilayah perairan

Kabupaten Bintan, Natuna, Karimun, Lingga, Kota Batam dan Tanjungpinang.

Potensi Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

No Jenis Sumberdaya Luas (Ha) Wilayah Sebaran Ekosistem

1 Terumbu Karang 50.718,3Kota Batam, Kabupaten Bintan,Kabupaten Natuna dan KabupatenLingga

2 HutanBakau(Mangrove) 57.849,2 Se- Provinsi Kepulauan Riau

3 Padang Lamun 11.489,6 Se- Provinsi Kepulauan Riau

4 Rumput Laut 37.634,8 Kabupaten Kepulauan Riau

2) Industri

Industri manufaktur yang berskala kecil sampai sedang dan industri besar,

terutama industri perkapalan, agroindustri dan perikanan. Saat ini industri yang paling

banyak di Kepulauan Riau adalah industri elektronik seperti PCB, komponen komputer,

peralatan audio dan video dan bagian otomotif. Industri ringan lainnya seperti industri

barang-barang, garmen, mainan anak – anak, peralatan rumah tangga. Industri lainnya

fabrikasi baja, penguliran pipa, peralatan eksplorasi minyak, pra-fabrikasi minyak, jacket

lepas pantai dan alat berat terdapat di Bintan, Batam dan Karimun.

Disamping itu, kegiatan perdagangan di Kepulauan Riau difokuskan pada ekspor

dan impor dengan total nilai ekspor di tahun 2004 mencapai USD 4.910 milyar dan impor

Page 29: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

USD 4.175 milyar yang berasal dari kegiatan ekspor 95 perusahaan ke 60 negara. Nilai

Ekspor melampaui nilai impor.

Selanjutnya, untuk menyongsong Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam,

Bintan, dan Karimun, nilai investasi asing yang telah ditanam mencapai US$

543.200.000.

Daftar investor asing di Kawasan BBK Tahun 2006

NO NAMAPERUSAHAAN

JLHNAKER BIDANG USAHA

NILAIINVESTASI(US$)

LOKASI

1 Batam FastIndonesia, PT

105 AngkutanPenyebrangan

2.000.000 Batam

2 Neptune Marine,PT

205 PembuatanKapal

1.600.000 Batam

3 Cemara IntanShipyard, PT

202 PembuatanKapal

2.000.000 Batam

4 Indo Multi Sarana 1500 PengembanganIndustri

15.000.000 Batam

5 Tiong Woon Co.Ltd 1000 Shipping,Kepelabuhanan

20.000.000 Bintan

6 Daeju ConstructionEngineering Co.Ltd

5000 Galangan Kapal,Perumahan

500.000.000 Karimun

TOTAL 8057 543.200.000

a. Minyak, Gas Bumi dan Kapal Tenggelam

Minyak dan Gas Bumi terdapat di perairan Natuna (Kab. Natuna). Berdasarkan

data dari hasil survey bahwa jumlah cadangan minyak bumi di Provinsi Kepulauan Riau

sebesar 291.81 MMBO dan produksi rata-rata pertahun 16,121 MMBO, sedangkan

jumlah cadangan gas sebesar 55,3 TSCF.

Barang muatan bekas kapal tenggelam banyak didapati di perairan bagian

timur Kab. Kep. Riau, perairan Lingga dan Natuna

b. Industri Kelautan

Industri Kelautan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau, diantaranya adalah:

1. Industri pembuatan dan perawatan kapal

2. Industri penunjang kegiatan perkapalan , terdapat 105 industri perkapalan di

seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

Page 30: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

3) Peternakan

Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak

ayam dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.

Potensi Ternak di Provinsi Kepulauan RiauJumlah

No. Jenis Populasi(ekor)

Pemotongan(Ekor)

Daging(Kg)

1 Sapi 9.910 7.689 10.021.3512 Kerbau 19.704 18 3.3973 Kambing 351 7.646 94.2394 Babi 680.380 201.465 8.426.6405 Ayam Beras 904.417 745.110 904.5936 Ayam Petelur 258.390 219.191 492.3357 Ayam Pedaging 442.636 1.134.132 1.508.3948 Itik 70.275 120.670 136.652

4) Pertambangan

Potensi sumber daya alam mineral dan energi yang relatif cukup besar dan

bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis); bahan galian B (vital) maupun bahan

galian golongan C yang dapat dilihat sebagai berikut:

Page 31: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Jumlah Cadangan Bahan Galian di Provinsi Kepulauan RiauNo Jenis Bahan Galian Kabupaten/Kota Jumlah Cadangan1 Minyak Bumi Natuna 298,81 MMBO2 Gas Alam Natuna 55,3 TSCF3 Timah Karimun

Lingga11.360.500 m3

-4 Bauksit Bintan

KarimunLinggaT. Pinang

-3.832.500 m3

-1.150.000 m3

5 Pasir Besi LinggaNatuna

--

6 Zircon Lingga -7 Antimon Natuna -8 Granit Karimun

BintanNatunaLingga

4.204.840 ton-

19.662.288.605 m3-

9 Pasir Darat KarimunLinggaBintan

16.800.000 m3--

10 Pasir Laut KarimunBintan

- 7.164.348.267 ton

11 Kuarsa KarimunNatunaLingga

84.930.000 m3--

12 Granulit Natuna -13 Diorit Natuna

Lingga882.000.000

-14 Andesit Natuna

Karimun-

20.000.000 m315 Rijang Natuna 78.013.300.931 m316 Feldspar Lingga -17 Kaolin Lingga -18 Batu setengah permata Lingga -19 Hornfels Natuna 43.240.000 m320 Batuan Ultrafamic Natuna 36.555.921.955 m

5) Pertanian

Hampir diseluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau

berpotensi untuk diolah menjadi lahan pertanian dan peternakan mengingat tanahnya

subur. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis terutama di Kabupaten

Bintan, Kabupaten Karimun, dan Kota Batam. Disamping palawija dan holtikultura,

tanaman lain seperti kelapa, kopi, gambir, nenas, cengkeh sangat baik untuk

dikembangkan. Demikian juga di Kabupaten Kepulauan Riau dan Lingga sangat cocok

untuk ditanami buah-buahan dan sayuran. Di beberapa pulau sangat cocok untuk

perkebunan kelapa sawit.

Page 32: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Luas Lahan menurut Jenis Lahan Tahun 2006Komoditas (Ha)Kab/Kota Potensi

Lahan (Ha) Perkebunan Buah SayuranBintan 17.379 6.652 8.707 2.020Karimun 4.637,4 805,5 3.377,8 454,1Natuna 21.117 5.386 8.308 7.423Batam 8.553,98 355,04 6.906,6 1.292,34Tg.Pinang 7.382 363 6.766 253Lingga 14.361 500 13.426 435Total 73.430,38 14.061,54 47.491,4 11.877,44

Produksi Tanaman Buah-Buahan Tahun 2004

Kabupaten /Kota Pisang (Ton) Durian (Ton)Duku

Lansium(Ton)

Mangga(Ton)

Jeruk(Ton)

01. Bintan 1.429 423 44 116 25

02. Batam 393,68 62 20 99 73

03. Karimun 867 522 0 799 200

04. Natuna 157 3.532 301 1.200 581

05. Tg Pinang 74 - - 14 -

06. Lingga - - - - -

Prov Kep.Riau 2.920 4.539 365 2.228 879

Kabupaten/Kota

Rambutan(Ton)

Pepaya(Ton)

Nenas(Ton)

Jambu(Ton)

Lainnya(Ton)

01. Bintan 559 533 7.520 48 531

02. Batam 420,29 150,15 159,39 7 48

03. Karimun 103 101 14.330 - 122

04. Natuna 402 240 31 87 1.324

05. Tg.Pinang 29 74 13 - 64

06. Lingga - - - - -

Prov Kep.Riau 1.513,29 1.098,15 22.053,39 142 2.089

Page 33: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

2.4 Provinsi Bengkulu

Provinsi Bengkulu merupakan provinsi yang terletak di bagian Selatan Pulau

Sumatra yang terdiri dari lima kabupaten, yang kita bahas dalam sesi ini adalah

kabupaten Bengkulu selatan.

1. Pemekaran daerah Kebupaten Bengkulu Selatan

Tanggal 25 Januari 2003 Kabupaten Bengkulu Selatan resmi dimekarkan menjadi

tiga kabupaten, sesuai persetujuan DPR. Dua kabupaten baru itu, Kaur dengan ibu

kotanya Bintuhan, dan Seluma dengan ibu kotanya Tais.

dengan pemekaran tersebut secara otomatis wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan

berkurang. Kendati demikian, pemekaran tersebut tidak membuat Pemkab Bengkulu

Selatan mengurangi kegiatan pembangunan yang diarahkan untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kabupaten Bengkulu Selatan yang memiliki luas wilayah sekitar 5.947 km2 terdiri

dari 18 kecamatan dengan 396 desa dan kelurahan. Sedangkan jumlah penduduk

berdasarkan sensus tahun 2000 tercatat 370.639.

Sebagian besar warga Bengkulu Selatan menggantungkan mata pencaharian pada

pertanian. Sebagian lagi pegawai, pedagang, nelayan, dan lain-lainnya.

2. Letak Daerah dan Kekayaan Alam

Kabupaten yang berbatasan dengan Lampung Barat dan Kota Pagar Alam (Sumsel)

ini memiliki banyak kekayaan alam. Di antaranya, pertanian terutama padi, kelapa sawit,

cengkeh, karet, cokelat, kopi, lada, dan berbagai jenis tanaman lainnya. Hal ini

disebabkan selain tanah cukup subur juga lahan untuk pengembangan tanaman keras

masih cukup luas.

Sebagai gambaran hingga saat ini luas perkebunan di Kabupaten Bengkulu 94.940

hektare, terdiri dari perkebunan rakyat 72.440 hektare dan perkebunan besar swasta

22.500 hektare. Sedangkan jenis tanaman yang dikembangkan, karet, kopi, lada, sawit,

dan berbagai jenis tanaman keras lainnya.

Selain itu, Kabupaten Bengkulu Selatan memiliki sumber daya alam (SDA)

pertambangan berupa emas, batu bara, pasir kuarsa, gas, pasir besi, timbal dan seng, batu

Page 34: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

gamping, batu granit, koalin, dan berbagai jenis bahan tambang lainnya. Cadangan batu

bara diperkirakan 68,7 juta ton yang terdapat di Desa Padang Capo, Kecamatan Sukaraja,

Hulu Air Seluma, dan Bukit Kubi, Kecamatan Seluma. Cadangan gas, pasir besi

sebanyak 1 juta ton, timbal dan seng 100.000 ton, koalin 244.000 kubik, batu gamping

2,649 juta kubik, dan batu granit 347.000 kubik. Cadangan bahan galian tambang tersebut

tersebar di sejumlah kecamatan.

Namun, SDA pertambangan itu belum digarap secara maksimal oleh investor

setempat dan pengusaha luar Bengkulu Selatan. Akibatnya, potensi tersebut belum dapat

memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah ini.

3. Preoritas yang Diperhatikan

Bupati Bengkulu Selatan mengatakan, untuk menggarap kekayaan alam tersebut

Pemkab Bengkulu Selatan telah menfokuskan kebijakan pembangunan pada tiga sektor

yakni, pertanian, pertambangan, dan perikanan. Ketiga sektor ini jika digarap secara

maksimal dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Alasannya, ketiga sektor ini memiliki potensi cukup besar, sehingga jika digarap

secara maksimal bukan saja dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, tapi juga

meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Apalagi di era Otonomi Daerah (Otda)

sekarang ini setiap daerah tingkat II dan tingkat I dituntut mencari sumber pendapatan

daerah yang sebesar-besarnya guna mendanai berbagai pembangunan.

Meskipun demikian sektor-sektor lainnya tetap menjadi perhatian Pemkab

Bengkulu Selatan, seperti perhubungan, pendidikan, dan kesehatan. Ketiga sektor ini

terus tingkatkan, terutama masalah pendidikan dalam rangka meningkatkan sumber daya

manusia (SDM).

Tanpa SDM yang andal maka sebanyak apa pun kekayaan alam yang dimiliki

Kabupaten Bengkulu Selatan percuma saja karena kesulitan untuk manggarapnya.

Demikian juga roda pemerintahan tak akan jalan dengan baik tanpa SDM yang andal.

4. Peran Pemerintah Daerah bagi Masyarakat.

1) Sektor Pertanian

Berkaitan dengan program pembangunan sektor pertanian, Pemkab Bengkulu

Selatan setiap tahun berusaha meningkatkan berbagai sarana dan prasarana pertanian. Di

Page 35: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

antaranya memperbaiki sejumlah irigasi teknis. Diharapkan dengan ditingkatkannya

jaringan irigasi maka intensitas penanaman tidak tergganggu.

Upaya lainnya, Pemkab Bengkulu Selatan meningkatkan pengetahuan petani

melalui berbagai penyuluhan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas teknis,

dalam hal ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan tingkat II. Tidak itu saja, kebijakan

lainnya, Pemkab Bengkulu Selatan setiap tahun mengalokasikan dana untuk membantu

petani baik dalam bentuk bibit maupun bantuan lainnya.

2) Sektor Perikanan.

Sedangkan di sektor perikanan Pemkab Bengkulu Selatan antara lain melakukan

pembinaan kepada nelayan tradisional. Pembinaan bukan hanya dalam bentuk

peningkatkan pengetahuan, tapi juga dalam bentuk pemberian bantuan alat tangkap

berupa jaring, kapal tempel, dan berbagai jenis alat tangkap lainnya.

Khusus bantauan kapal motor tempel diberikan dalam bentuk kredit yang

disalurkan melalui kelompok nelayan. Pembayaran kredit secara mencicil setiap bulan

oleh masing-masing kelompok nelayan. Dengan bantuan tersebut diharapkan semua

nelayan tradisional memiliki kapal motor tempel.

Menurut Bupati, jika hasil tangkapan nelayan tradisional meningkat maka

pelelangan ikan di Pusat Pelelangan Ikan (PPI) bisa berjalan lancar. Itu juga berarti

retribusi hasil pelelangan dapat ditarik pemkab. Upaya lainnya yang dilakukan pemkab

untuk meningkatkan hasil perikanan dengan memberikan kesempatan kepada para

investor menggarap sektor ini.

Page 36: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

3) Sektor Pertambangan

Demikian juga di sektor pertambangan Pemkab Bengkulu Selatan memberikan

kesempatan kepada investor luar untuk menggarap pertambangan batu bara, koalin, batu

granit, gas, dan emas. Hingga saat ini belum ada pengusaha besar yang menggarap

sumber daya alam pertambangan tersebut.

Menurut Bupati, memang sudah ada investor yang berminat menggarap potensi

pertambangan ini, tapi itu baru sebatas penjajakan. Pengusaha dari India itu berminat

membangun pabrik semen. Namun, hingga sekarang belum ada tindak lanjutnya.

Demikian juga rencana pengusaha asal Bengkulu yang berminat menggarap tambang

emas di Muara Saung belum ditindaklanjuti, meskipun sudah beberapa kali melakukan

survei di lapangan. Padahal, Pemkab Bengkulu Selatan berharap kedua investor itu

merealisasikan rencana investasinya. Sebab, jika kedua investor tersebut benar-benar

merealisasikan rencananya selain dapat menyerap tenaga kerja yang besar juga

mempercepat pertumbuhan ekonomi Bengkulu Selatan. Tidak hanya itu, kata Bupati

Iskandar, jika cadangan emas di Muara Saung digarap maka PAD daari sektor

pertambangan akan meningkat pesat.

5. Pendapatan Daerah

Menurut Bupati, PAD belum dapat diharapkan untuk membiayai berbagai

pembangunan. Oleh karena itu meskipun Otda sudah untuk tahun yang ketiga bergulir,

namun pembiayaan pembangunan di Bengkulu Selatan masih mengharapkan dana

bantuan dari Pemerintah Pusat dan sumber-sumber lainnya.

Jika semua potensi yang dimiliki daerah ini digarap secara maksimal oleh investor dapat

dipastikan ketergantungan dana pembangunan dari Pemerintah Pusat dan lembaga

keuangan internasional secara pelan-pelan berkurang.

Berkaitan dengan ketiga program unggulan itu, Bupati Bengkulu Selatan mengharapkan

dukungan dari DPRD dan masyarakat. Tanpa dukungan semua program pembangunan

tidak akan dapat direalisasikan dengan baik. Dukungan DPRD terutama dalam hal

mengalokasikan dana pembangunan pada APBD.

Page 37: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

2.5 Provinsi Lampung

Tepat 18 Maret 2009, Provinsi Lampung berusia 45 tahun. Tentu saja, masih

banyak yang diharapkan masyarakat terhadap kemajuan daerah ini. Pada akhir tahun

2004 Provinsi Lampung masih menyandang gelar provinsi miskin nomor tiga si

Indonesia. Namun, dengan kegigihan gubernur Provinsi Lampung pada masa preode itu

maka provinsi Lampung berhasil naik menjadi menjadi provinsi berdaya saing nasional

dengan provinsi yang sudah berkembang.

1. Potensi daerah

Dalam rangka menarik investor asing maupun dalam negeri di bidang pariwisata,

Pemerintah Provinsi Lampung menetapkan program jangka pendek dan jangka panjang,

yaitu menginventarisasi peluang investasi di sektor pariwisata dan jasa. Selanjutnya,

menjadikan data potensi tersebut dalam bentuk peluang investasi.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Lampung memiliki dokumen/blue print rencana

induk pengembangan pariwisata Lampung dengan melibatkan sektor swasta dalam

pelaksanaan pembangunan maupun pengelolaannya seperti Taman Wisata Alam Bumi

Kedaton, wisata alam Pulau Krakatau, dan wisata alam di Way Kambas yang bekerja

sama dengan Taman Safari Indonesia.

Sedangkan wisata bahari berupa selancar di Pulau Pisang, Lampung Barat, dan

wisata alam di Tampak Belimbing. Program jangka menengah akan dibangun Menara

Siger di Bakauheni, Lampung Selatan.

Selain itu pemerintah menata peruntukan wilayah yang terbagi menjadi

peruntukan zone industri, perdagangan, dan lain sebagainya. Dalam hal pengembangan

pariwisata di Provinsi Lampung tahun 2004 telah ada 8 PMA yang menanamkan

modalnya di Lampung dengan investasi 280 juta dolar Amerika Serikat. Tahun 2005

sampai Maret, ada 4 PMA dengan nilai investasi 37 juta dolar AS.

Berkaitan jaminan keamanan, pemerintah pusat melalui Tim Pengendali

Pelaksanan Penanaman Modal di bawah koordinasi Menko Perekonomian membentuk

Tim Peningkatan Ekspor dan Perlindungan Investasi dengan tugas utama mengatasi

hambatan investasi dan pemecahan permasalahan. Sedangkan yang menjadi tugas

Page 38: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

pemerintah daerah menciptakan iklim investasi yang kondusif, kepastian hukum, dan

ketenangan berusaha bagi para investor.

2) Peran pemerintah bagi masyarakat.

Untuk mengentaskan kemiskinan di Provinsi Lampung saya sudah

memprogramkan pelatihan untuk UMKM, industri kecil, dan sekaligus menyediakan

bantuan dalam bentuk modal bergulir, serta memberikan pelatihan community leader dan

pemberian modal awal pada kecamatan dan desa yang potensial.

Selain itu, pemda juga menyiapkan pelatihan bagi TKI yang akan bekerja di luar

negeri dengan demikian mereka memahami tuga-tugas yang harus dilaksanakan.

Di bidang kerajinan Provinsi Lampung menyediakan pusat promosi industri di

Panjang diharapkan hasil kerajinan industri dapat dipasarkan melalui pameran hasil

kerajinan.

Selain program di atas, bagi PNS yang akan memasuki masa purnabakti akan

diberikan pelatihan dan bantuan modal kerja sehingga mereka lebih mandiri.

3) Program pemerintah lampung

Ada dua target yang ingin dicapai sesuai dengan visi kami membangun Lampung

sebagai provinsi unggulan di Indonesia. Pertama, pembangunan Lampung 2004-2009

secara makro. Target kedua, mempercepat pembangunan Lampung dengan program

unggulan daerah.

Pembangunan secara makro meliputi terciptanya target pertumbuhan ekonomi yang

cukup tinggi, yaitu rata-rata 5,36% dalam kurun waktu Juni 2004-Juni 2009. Lalu,

tercapainya target pendapatan per kapita rata-rata Rp1,49 juta pada 2008 (atas dasar

harga konstan 1993) yang setara dengan Rp5,14 juta berdasarkan harga berlaku 2008.

Meningkatnya ekspor daerah Lampung sehingga tercapainya neraca perdagangan

yang menguntungkan. Meningkatnya diversifikasi usaha dan daya saing ekonomi wilayah

secara merata.

Juga, meningkatnya jumlah unit usaha ekonomi lokal, kemitraan antara UKM dan

pengusaha menengah dan besar, serta berkembangnya usaha kecil dan menengah seiring

Page 39: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

dan sejajar bersama dengan usaha menengah dan besar dengan prinsip keadilan dan

demokrasi ekonomi.

Turunnya persentase jumlah penduduk miskin, KPS, dan meningkatnya jumlah

keluarga sejahtera di Provinsi Lampung. Dan, mengurangi jumlah angkatan kerja yang

menganggur.

Sementara, target kedua, mempercepat pembangunan dengan program unggulan

daerah, yaitu dengan program unggulan di bidang pendidikan. Setiap daerah

kabupaten/kota harus mempunyai sekolah unggul. Selain itu saya menetapkan Lampung

Tengah sebagai pusat pendidikan. Di sana akan dibangun SD, SMP, SMA, dan perguruan

tinggi bertaraf internasional berbasis sains dan teknologi sekolah kemaritiman dan

perikanan yang bertaraf nasional.

Program Unggulan di bidang kesehatan, yaitu program yang dirancang untuk

membebaskan masyarakat miskin dari biaya pengobatan, meningkatkan fasilitas dan

pelayanan RSU agar mampu bersaing dengan swasta dan pemberantasan penyakit

menular dengan pendekatan lingkungan dan hidup sehat menuju Lampung Sehat 2010.

Selanjutnya, program unggulan bidang infrastruktur jalan dan jembatan. Tahun ini

segera terwujud pembangunan tol Bakauheni-Terbanggibesar. Untuk tahap pertama akan

dibangun jalan tol Babatan-Tegineneng dengan investor dari Korea. Lalu, membuka

daerah yang terisolasi, yaitu membuka jalan Ulubelu-Suoh-Pajarbulan serta pemeliharaan

jalan baik jalan negara maupun jalan provinsi.

a. Pembangunan sektor perhubungan

Untuk menunjang program transportasi darat kami akan bangun Pelabuhan

Srengsem dengan jalan bekerja sama dengan Departemen Perhubungan dan pihak swasta.

Serta membuka jalur penyeberangan antara Srengsem di Provinsi Lampung dan

Ciwandan, Banten.

Beberapa waktu yang lalu saya menandatangani MoU pembangunan

perkeretaapian, diharapkan pembangunan tersebut dapat menghubungkan daerah-daerah

seperti Pringsewu-Lamteng, Lamteng-Metro, Lamteng-Bandar Lampung.

Page 40: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

Kini juga sedang dibuat masterplan pembangunan bandara perintis di Pesisir

Tengah, Krui, sekaligus membuka Lambar dari keterisolasian. Sedangkan pembangunan

Bandara Radin Intan II, yaitu perpanjangan landasan. Pada masa mendatang saya akan

menjadikan bandara tersebut sebagai bandara pemberangkatan haji. Mengenai

pembangunan pelabuhan seperti Pelabuhan Panjang, Kotaagung, Bengkunat, dan Mesuji

kini masterplan pembangunannya sudah selesai.

Di bidang permukiman, pemda merencanakan pembangunan kota baru (new city),

rehabilitasi permukiman dengan bentuk target group, program padat karya pembangunan

infrastruktur perdesaan, perumahan bagi PNS menyelesaikan kasus-kasus pertanahan

mendorong penegakan hukum yang berbasis pada keadilan. Penataan program ini

diharapkan dapat mengatasi kendala perkotaan seperti jalan macet, pembebasan daerah

banjir, dan lain sebagainya.

Di bidang olahraga kami akan kembangkan sarana olahraga guna menyiapkan

tempat latihan atlet untuk mengikuti even-even tingkat nasional serta menyiapkan

Lampung sebagai tuan rumah pada berbagai kegiatan olahraga. Di bidang budaya, kami

berusaha mengembangkan budaya daerah dengan kreasi dan inovasi yang dilandasi

budaya Lampung untuk dipentaskan pada tataran nasional sekaligus mengisi keragaman

budaya Indonesia.

Di bidang kepariwisataan, Pemda Provinsi Lampung akan mengembangkan

kawasan wisata Bakauheni, yaitu pembangunan Menara Siger yang keberadaannya

berhadapan dengan Pelabuhan Bakauheni yang akan ditunjang perhotelan, convention

centre serta pusat informasi pembangunan Lampung dan atraksi budaya lainnya. Selain

itu, pemda menetapkan ekowisata Kalianda, agrowisata kawasan wisata Way Pisang dan

agrowisata BBI Pekalongan.

Sedangkan pengembangan wisata Tahura Wan Abdul Rahman ke depan

diprogramkan untuk penangkaran satwa langka, sedangkan Way Kambas, Lampung

Timur, ke depan akan dikembangkan dan bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia.

Page 41: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

b. Di bidang pertanian, kehutanan, serta kelautan dan perikanan

Pengembangan pertanian diarahkan pada pengembangan agrobisnis hortikultura

serta menciptakan bibit unggul di bidang pertanian dan perkebunan untuk menunjang

ketahanan ekonomi rakyat dengan menggandeng mitra keja di bidang pertanian dan

ketahanan pangan sedangkan di bidang perikanan, Pemda akan memberikan pelatihan

dan modal agar nelayan mendapatkan penghasilan tambahan.

Di bidang peternakan, pemerintah menyosialisasi pengetahuan insiminasi buatan

dan mengolah limbah pertanian dan perkebunan untuk dijadikan makanan ternak. Dengan

demkian, dapat meningkatkan taraf hidup peternak.

Di bidang konservasi dan kehutanan, Pemerintah Daerah menggalakkan penanaman

hutan dalam bentuk reboisasi sekaligus mengatasi illegal logging yang dilakukan mereka

yang tidak bertanggung jawab.

Page 42: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

BAB 3. PENUTUP

Beberapa waktu belakangan semenjak bergulirnya gelombang reformasi, otonomi

daerah menjadi salah satu topik sentral yang banyak dibicarakan dan diterapkan di

kepemerintahan daerah. Sebenarnya “otonomi daerah” bukanlah suatu hal yang baru

karena semenjak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia , konsep otonomi

daerah sudah digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Bahkan pada

masa pemerintahan kolonial Belanda, prinsip-prinsip otonomi sebagian sudah diterapkan

dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Semenjak awal kemerdekaan sampai sekarang telah terdapat beberapa peraturan

perundang-undangan yang mengatur tentang kebijakan Otonomi Daerah. UU 1/1945

menganut sistem otonomi daerah rumah tangga formil. UU 22/1948 memberikan hak

otonomi dan medebewind yang seluas-luasnya kepada Daerah. Selanjutnya UU 1/1957

menganut sistem otonomi ril yang seluas-luasnya. Kemudian UU 5/1974 menganut

prinsip otonomi daerah yang nyata dan bertanggung. Sedangkan saat ini di bawah UU

22/1999 dianut prinsip otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Seperti

yang kita ketahui Negara Indonesia memiliki daeah yang sangat luas yang terbagi dalam

provinsi-provinsi, kabupaten-kabupaten, kecamatan-kecamatan dan sebagainya. Dengan

adanya desentralisasi melalui penerapan otonomi daerah di harapkan dapat

mengoptimalkan pengelolaan daerah dan memeratakan pembangunan di daerah.

Page 43: 32382997-MAKALAH-OTONOMI-DAERAH

DAFTAR PUSTAKA

.2007. Tentang Aceh Singkil. didapat dari: http://www.acehsingkilkab.go.id

(tanggal Akses 30 Agustus 2009).

.2005. Lampung Mengejar Ketertinggalan. Didapat dari:

http://lampungpost.com/Lampung Mengejar Ketertinggalan.htm. (tanggal

akses 7 Oktober 2009)

Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Aceh. 2005. Dalam Angka .

Banda Aceh.

Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Statistik Perkebunan

Indonesia. Jakarta

http://www. Wikipedia.com/ Kabupaten_Aceh_Timur.htm. (tanggal akses 9 oktober

2009)

Portal nasional. 2009. Profil Kepulauan Riau. Republik Indonesia. No 3.

http://www.kepriprov.go.id. 9 Oktober 2009