31 - institutional repository uin syarif hidayatullah...

118
PERSEPSI MASYARAKAT PRIBUMI TERHADAP PENDATANG DI KAMPUNG LENGKONG ULAMA TANGERANG - BANTEN ,. .. ') .. ) ' . 6.\31: Oleh ; : ,:"''-'·' : .. ,. ..... . ..... ., ....... ······ · Firman Firdaus NIM: 102070025998 Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian pernyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HID),;\YATULLAH >'; JAKARTA 1429 H / 2008

Upload: duongnhu

Post on 20-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

PERSEPSI MASYARAKAT PRIBUMI TERHADAP PENDATANG

DI KAMPUNG LENGKONG ULAMA TANGERANG - BANTEN

,. .. ' ) .. ) ' . ::.:~~ :~~: 6.\31: Oleh ; : ,:"''-'·' : .. ,. ..... . ..... ., ....... ······ ·

Firman Firdaus

NIM: 102070025998

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian pernyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HID),;\YATULLAH >';

JAKARTA

1429 H / 2008

Page 2: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

PERSEPSl 'AASYAF!A.K11.T PRJBUlv11 TERHADAP PENDATANG DI

KAMPUNG LENGKONG ULATvIA TANGERANG BANTEN

Skripsi

Diajukan kepa<la Fakultas Psikologi untuk mcmcnui.: syarat-syarat mempcroleh gclar

Oleh:

FIRMAN FIRD/\_US NIM : I 02070025998

Di Bn.\Yah Bi1nhingan

FAKULTAS PS:KOLCGI

Pcmbimbing !l

UNJVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH

.JAKARTA

1429 I 2008

Page 3: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "PERSEPSI MASYARAKAT PRIBUMll TERHADAP

PENDATANG DI KAMPUNG LENGKONG ULAMA" telah diujikan dalarn sidang

rnunaqosah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 12 Mei 2008. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu

syarat untuk rnernperoleh gelar Sarjana Psikologi.

De aj/ Ketua Me a gkap Anggota

Dra.

Pernt?irnbing I

.. /~1,, ( 1/IJlli,

Prof. Ha 1 Yasun M. Si . 13 351 146

Jakarta, 1.2 Mei 2008

Sidang Munaqosah

Anggota,

Pernbantu Dekan Sekretaris Merangkap Anggota

/,~v4 Dra. Hj. Zii11ratuf J~ayah, M. Si

NIP. 15b'238 773

Pernbirnbing II

A,as, NIP. 1 0 389 379

,.

nujiy

ProU da Yasun, M. Si )4'1P. 130 35·1 146

Page 4: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

~OTTO

"<Berik,an[ah sam6utan yang menyenangk,an cfan fti{angRg.nCah sakjt hati, mak,a;Incfa aRg.n menjadi orang yang menyenangRg.n cfan

menerima sam6utan yang 6ai('.

Page 5: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Dengan menyebut nama Allah yang Malia Pengasih

lagi Malza Penyayang'

Ya Allah ampunilah dosaku Dan dosa kedua orang tuaku

Sayangilah mereka Sebagaimana mereka menyayangiku di waktu aku kecil

Karya kecil ini kuiperse111bahkan :

Sebagai tanda syukurku kepada sang pencipta Allah yang 1'Jaha atas Segala-galanya

At as limpahan rahmat-Nya yang tak berbatas.

Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi untuk se1iap doa dan pe1juangannya yang

/ak pemah berujung dan Ali Angko Pradito semoga engkau tenang di sana

Nenek dan kakek tercinta, beserta kakak- kakakku dan adikku a/as segala semangatnya

Page 6: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

ABSTRAK

(C)FIRMAN FIRDAUS

(A:I Fakultas Psikologi (8) Januari 2008

(D)PERSEPSI MASYARKAT PRIBUMI TERHADAP PENDATANG DI KAMPUNG LENGKONG ULAMA TANGERANG BANTEN

(E) x + 98 Halaman (F) Lengkong Ulama adalah sebuah kampung kecil yang terletak di

Kabupaten Tangerang dan secara geografis dikelilingi oleh sungai Cisadane dan sungai Cipicung (pulau di tengah-tengah sungai). Dan Lengkong pun ketika zaman penjajahan dijadikan pusat penyebaran agama Islam oleh masyarakat yang dipimpin oleh Arya Wangsakara atau terkenal dE:1··0an julukan Imam Haji Wangsakara atau Kiayi Lenyep adalah putra Pangeran Wiraj;;:ya I atau bergelar Pangeran Lemah Beureum Ratu Sumedang Larang. (Mukri Mian , 1983:7). Jadi tidak aneh ketika Lengkong menjadi daerah yang s2rat akan nilai-nilai religius. Bahkan nar.;a Ulama di beiakang merupakan penghargaan masyarakat luar terhadap kampung Lengkong. Namun dibalik itu, ada fenomena yang menarik yaitu, masyarakat Lengkong Ulama memiliki persepsi yang berbeda terhadap pendatang. Kaum pribumi selalu memandang sebelah mata terhadap kaum pendatang.

Persepsi merupakan proses yang aktif dan rumit, karena menyangkut banyak hal, diantaranya melalui proses kognitif, selektif, serta interpretasi. Rita L. Atkinson (1983) menyebutkan bahwa persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus di dalam lingkungan. Linda Davidoff (1981) menyebutkan bahwa persepsi erat kaitannya dengan harapan (expectation), motivasi, keinginan, kebiasaan dan pengalaman.

Lebih ringkas, persepsi dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti faktor pengalaman, faktor intelegensi, faktor menghayati stimuli, faktor ir:gat3n (memory), faktor disposisi kepribadian dan fak.tor kecemasan. Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan dan faktor stimulus itu sendiri.

Page 7: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif yang digambarkan melalui penelitian deskriptif yang menekankan pentingnya konteks, pengalarnan serta kerangka pemikiran subyek. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dengan menggunakan instrumen wawancara dan instrumen observasi sebagai alat pen!~umpul data, dan subyek yang diwawancarai,sebanyak tiga subyek yang terdiri tiga laki-laki yang merupakan warga pribumi, minimal lulusan SMU atau sederajat dengan usia 20-60 tahun. · Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendatang yang ingin hidup nyaman di kampung Lengkong Ulama adalah pendatang yang rnampu beradaptasi dan selalu mengikuti kaum pribumi. Sehingga warga pendatang tidak diberi kesempatan untuk aktif dalam kegiatan masyarakat atau ingin rnemajukan lingkungan. Warga pendatang yang bermukim di karnpung Lengkong Ulama tidak memiliki hak dan kewajiban sama dengan warga pribumi. Hal tersebut terjadi disebabkan warga pribumi tidak memiliki wawasan dan pengalaman yang luas.

Lingkungan atau situasi yang melatarbelakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam proses persepsi, terlebih-lebih bila objek persepsi manusia. Objek dan lingkungan yang meiatarbelakangi objek merupakan kebulatan atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Objek yang sama dengan situasi sosial yang berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda.

Pengayaan pengalaman-pengalaman ini dapat pula te1jadi karena kontak dengan objek-objek stimulus yang serupa. Dari hasil penelitian jelas sekali terlihat bahwa penduduk asli (pribumi) sangat miskin pengalaman dalam mempersepsikan suatu obyek terlebih-lebih ketika mernandang warga pendatang.

(G) Daftar Bacaan: 33 (1983-2005)

Page 8: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

{'P-->11 ~)I .&I r""i

KAT A PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah rnelirnpahkan

rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul" PERSEPSI MASYARAKAT PRIBUMI TERHADAP PENDATANG DI

KAMPUNG LENGKONG ULAMA TANGERANG

Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah atas Nabi Muhammad SAW, yang

telah menjadi suri teladan terbaik bagi umat manusia, kepada keluarga, para

sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesulitan yang penulis hadapi

dalam menyelesaikan skripsi_ini. Tugas akhir ini dapat terselesaikan berk?t

kontribusi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat

perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang mendalam

kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lbu DRA. Hj.

Netty Hartati, M.Si, Pudek Fakultas Psikologi Jbu Hj Zahrotun Nihayah, M.

Si, beserta civitas akademik Psikologi yang telah membantu kelancaran

administrasi untuk penelitian.

2. Bapak Prof. Hamdan Yasun selaku dosen pembimbing I dan Bapak Gazi

Saloom, M. Si, selaku dosen pembimbing II, yang di tengah kesibukannya

telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan bimbingan dan

saran dalam penulisan skripsi ini.

Page 9: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

3. Para dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah

sabar mengajar.

4. Teruntuk orang tuaku tercinta, yang dengan tulus ikhlas memberikan kasih

sayang dan dorongan baik moril maupun materi, serta doa yang tak henti­

henlinya dipanjalkan guna keberhasilan dan kebahagiaan anak-anakmu,

lerimakasih yang tak lerhingga untuk kedua orang luaku.

5. Unluk kakak-kakakku dan adikku, lerima kasih alas nasehal dan doa yang

lelah kalian panjalkan unluk penulis

6. Unluk Ey Eka Kurniawan yang selalu memberi semangal kepada penulis,

dalam penulisan skripsi ini, lerimc; ~asih alas segala yang lelah ikhlas

engkau berikan .

7. Unluk leman-temanku Syamsul, Refi. Dewa, Syarif. Serta leman teman

yang lain, yang tidak bisa disebutkan salu persatu.

8. Terima kasih alas seluruh pihak yang belum disebutkan salu persalu

semoga Allah membalas semuanya.

Jakarta, 23 Januari , 2008

Firman Firdaus

Page 10: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

DAFTAR ISi

Halaman Judul

Halaman Persetujuan ii

Halaman Pengesahan iii

Motto iv

Dedikasi v ,1'

Abstraksi lJ)t,! vi

Pengantar ix

Daftar isi x

BAB 1 PENDAHULUAN 1 -17

1.1 La tar Belakang Masalah ................ ......................... .......... ... 1

1.2 ldentifikasi masalah ................................................ ............. 12

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................... ............. 14

1.3.1. Pembatasan Masalah................................... ............. 14

1.3.2. Pertanyaan Penelitian ................ _................ .... .. . 15

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian........................ ........ ............. 16

1.5 Sistematika Penulisan............................................. ............. 16

BAB 2 KAJ!AN TEORI 18-49

2.1. Persepsi. ..................................... _.......................... 18

2.1: 1 Pengertian Persepsi.............................. .... .. .. ... 18

2.1.2. Ciri-ciri Urn um Dunia Persepsi................ ................. 28

2.1.3. Karakter Persepsi .................................................... 29

2.1.4. Macam-macam Persepsi.. ......... .... ......... ..... ...... .... .. 31

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi............ 32

2.2. Hakekat Persepsi ............................................................... 36

3.1. Masyarakat...... ... ..... ..... ..... ........................... .... ................. 38

Page 11: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

3.1.1. Pengertian Masyarakat ......................... ~................. 38

3.1.2. Kriteria Masyarakat............ .. ....... ........................... 40

3.1.3. Masyarakat Pribumi.......................................... ..... 41

3.1.4. Pengertian Non-Pribumi (Pendatang)...... .... ........... 42

4.1. Profit Kampung Lengkong Ulama....................................... 45

4.1.1. Pengertian Kampung Lengkong............................... 45

5.1. Kerangka Berfikir.................. .. ... . . . .. . . . .. . . .. . . . .. .. ... . .. . . . .. . .. 47

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 50-63

3.1 Pengantar ........ ... ........... ..... .. ......................... ..... ................. 50

3.2. Pendekatan dan Metode Peneliti.;n...................................... 50

3.3. Definisi Operasional ............................................................. 54

3.4. Pengambilan Sampel ............ ............................................... 55

3.4.1. Populasi dan Sampel ...................................... ........... 55

3.4.2. Teknik Pengambilan Sampel...................................... 56

3.5. Pengumpulan Data................................................................ 57

3.5.1. Metode dan lnstrumen Penelitian............................... 57

3.5.2. Teknik Analisa dan lnterpretasi Data.......................... 59

3.6. Prosedur Penelitian .............................................................. 62

BAB 4 HASIL PENELITIAN 64-92

4.1. Gamb.aran Um um Subyek Penelitian ........ ....... ....... ... ...... ... . 64

4.2. Analisa Kasus ..................................................................... 66

4.2.1. Kasus SH ........................ ......... ....... .... .......... ...... ...... 66

4.2.2. Kasus MM................................................................. 74

Page 12: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

4.2.3. Kasus AM.................................................................. 83

4.3. Analisis Antar Subyek .......................................................... 90

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 93-98

5.1. Kesimpulan........................................................................ 93

5.2. Diskusi. .......... ... . .. ... ... ......... ...................... .. .. .. ............... ... . 95

5.3. Saran................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA

LAMPI RAN

Page 13: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

1.1. Latar Belakang

BAB 1

PENDAHULUAN

Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian mengapa

harus hidup bermasyarakat? Apabila manusia dibandingkan dengan makhluk

hidup lainnya seperti hewan, dia tak akan dapat hidup sendiri. Seeker anak

ayam, walaupun tanpa induk, mampu mencari makan sendiri; demikian pula

hewan-hewan lain seperti kucing, anjing, harimau, gajah dan lain sebagainya.

Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya, harus diajar

makan, berjalan, berlari, bermain-main dan lain sebagainya. Jadi sejak lahir,

manusia berhubungan dengan manusia lainnya.

Bukan hanya sejak dilahirkan manusia harus berhubungan atau meminta

tolong orang lain. Namun ketika dewasa pun manusia harus selalu

berhubungan dengan manusia lainnya, karena manusia tidak mampu hidup

seorang diri. Ketika dilahirkan, manusia diberikan dua hasrat atau keinginan

yang pokok yaitu: 1. Keinginan untuk menjadi satu dergan manusia lain di

sekelilingnya (yaitu masyarakat). 2. Keinginan untuk men.~adi satu dengan

suasana alam sekelilingnya. Untuk dapat menghadapi dan menyesuaikan diri

Page 14: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

dengan kedua lingkungan tersebut di atas, manusia men!munakan pikiran,

perasaan dan kehendaknya serta persepsinya (Soerjono Soekanto, 1999:

123).

Di samping itu, manusia diciptakan dengan berbagai mac:am bentuk dan

karakternya. Dengan begitu manusia mempunyai ciri dan identitas yang

berbeda. Dan manusia selalu mencari manusia yang lain untuk bisa

bersosialisasi atau berinteraksi dengan sesama. ldentitas inilah yang akan

membedakan antara individu yang satu dengan yang l::iin.

2

Menu rut Sarlito, (2001) faktor yang pertama yang menjadi identitas kelompok

adalah warna kulit, karena warna kulit terlihat sekali. Seperti Negro (Nigger)

adalah scbutan untuk orang berkulit hitam di Amerika keturunan Malaysia

dinamakan Khaek. Keturunan India di Sumatra Utara dan Malaysia dipanggil

orang Keling. Akan tetapi, nyatanya, walupun, merupakan indikator pertama,

tidal< selalu warna kulit merupakan indikator utama dalam menentukan

identitas etnik. Hubungan hirarkis antara dua kelompok etnik (yang satu lebih

dominan dari yang lain) juga dapat menyebabkan timbulnya identitas etnik

yang tajam, walaupun tidal< ada perbedaan warna kulit. Misalnya, suku Tutsi

dan Huttu di Rwanda dan Burundi, Tausug dan Luwaan di Filipina, suku

Burakuinin dan Jepang lainnya di Jepang, dan suku Osi clan Ibo lainnya di

Page 15: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Nigeria. Bahkan di Indonesia, orang Cina yang warna kuilitnya tidak jauh

berbeda dari pribumi dianggap etnik yang sangat berbeda oleh orang

pribumi.

3

Di samping itu, warna kulit juga sering kali dikalahkan oleh sejarah sebagai

indikator identitas etnik, khususnya sejarah yang menyangkut konflik antar

kelompok. Oulu di Amerika Utara, orang lnggris (kulit putih) dinamakan

Kristen dan orang Afrika (kulit hitam) dinamakan orang kafir. Akan tetapi,

Setelah orang Afrika menjadi Kristen (sejak 1680) mereka disebut Hitam dan

orang lnggris disebut putih. Jadi intinya adalah mempertahankan perbedaan

sosial karena latar belakangnya adalah perbudakan. Di sisi lain, keturunan

campuran (indo di Indonesia atau mulatto di Fillipina) dapat berubah-ubah

warna kulit sesuai dengan perkembangan sejarah hubungan antar etnik.

(Sarwono Sarlito, 2001 :253)

Ciri-ciri fisik yang mudah terlihat ini ada tiga macam, yaitu (1) bawaan sejak

lahir. Se lain warn a kulit juga raut wajah (fisionogmi), warn a dan bentuk

rambut, postur tubuh (tinggi badan, berat badan), dan sebagainya; (2) yang

bukan bawaan, seperti khitan (Yahudi, Muslim), lubang anting, gigi dipangkur

(Bali, Masai, Luo dan Luhya di Afrika Timur), goresan-goresan di kulit (Afrika,

lrian) gigi rusak karena air minum (Changga di Tanzania); (3) perilaku seperti

Page 16: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

busana, memelihara jenggot (Afganistan, Iran), gaya duduk atau berdiri

(Jepang, Jawa). (Sarwono Sarlito,2001 :79).

4

lndikator identitas etnik yang lain adalah yang tidak terlihat. Termasuk

didalamnya adalah (1) bahasa (tata bahasa, sintaksis, perbendaharaan kata,

aksen, huruf-huruf). Di lrlandia Utara misalnya, pengajaran bercakap (speech

teaching) merupakan rnata ajaran wajib di sekolah-sekolah Katolik untuk

mempertebal identitas etnik (Soekanto, 1994:97).

Di Indonesia, sejak Sumpah Pemuda 1928, bahasa Indonesia dijadikan

bahasa kesatuan untuk mempertebal identitas bangsa Indonesia. Walaupun

demikian, setelah lebih dari 60 tahun merdeka dan seluruh bangsa sudah

berbahasa Indonesia identitas suku tetap masih terasa melalui aksen yang

digunakan (aksen Batak berbeda dari Sunda, Jawa atau Ambon); Budaya;

namun, kebiasaan, makanan, penguasaan ritual budaya tertentu (hafal doa­

doa, hafal lagu-lagu, tahu tata cara); Agama. Di Indonesia, etnik Batak

terbagi dua antara yang Islam dan Kristen.

Demikian pulci di kalangan etnik Melanau di Serawak. Di kalangan etnik

K~rens di Burma, ada dua golongan agama yaitu Kristen dan Buddha.

Kelompok-kelompok yang berbeda agama ini, walaupun mempunyai ciri fisik

Page 17: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

(termasuk warna kulit) dan tatanan adat yang sama, tidak. mau disebut satu

suku atau satu golongan. (Romannuchi, 1995; Farnen,1994 dalam

soekanto, 1999:87)

5

Bahkan di dalam Undang-udang Dasar 1945 dijelaskan bahwa setiap warga

Negara memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dengan demikian jelaslah

bahwa istilah pendatang dan pribumi tidak bisa dijadikan alasan untuk

membeda-bedakan. Karena akan menyebabkan pemangkasan terhadap hak­

hak maupun kewajiban seorang individu. Ketika dia (warga) pendatang ingin

menyumbangkan pikiran, tenaga dan v'.--"ktunya untuk turut serta dalam

membangun daerah.

Kasus etnik yang khas di Indonesia adalah etnik Cina. Sekarang, istilah yang

digunakan untuk kelompok etnik tersebut adalah non-pribumi (non-pri), untuk

membedakannya dari kumpuian etnik pribumi. Walaupun secara harfiah

istilah non-pri pada hakikatnya meliputi semua etnik yang bukan pribumi:

keturunan Arab, Eropa, India dan sebagainya, kenyataannya istilah non-pri

atau pendatang hanya dikenakan (berkonotasi) khusus untuk warga

Indonesia keturunan Cina. Jadi, memang istilah Cina itu sendiri yang hendak

dihindari karena istilah ini mengandung konotasi negatif (menimbulkan

perasaan kurang senang atau terhina jika ditunjukkan kepada orang yang

Page 18: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

bersangkutan). Fenomena ini nampak sekali dalam kehidupan sehari-hari. ia

merasa sebagai masyarakat pribumi mempunyai wewenang yang lebih

dibandingkan dengan masyarakat pendatang.

6

Namun kasus yang terjadi di kampung Lengkong Ulama Tangerang ini lebih

khas dari kasus etnik Cina. Lengkong adalah sebuah karnpung kecil yang

terletak di Kabupaten Tangerang dan secara geografis dikelilingi oleh sungai

Cisadane dan sungai Cipicung (pulau di tengah-tengah sungai). Lengkong

pun ketika zaman penjajahan dijadikan pusat penyebaran agama Islam oleh

masyarakat yang dipimpin oleh Arya VVangsakara atau terkenal dengan

julukan Imam Haji Wangsakara atau Kiayi Lenyep adalah putra Pangeran

Wirajaya I atau bergelar Pangeran Lemah Beureum Ratu Sumedang Larang.

(Mukri Mian , 1983:7).

Pada tahun 1628 M Arya Wangsakara beserta dua orang saudaranya

berangkat dari Sumedang menuju Karawang dengan tujuan untuk

menghindarkan diri dari pengaruh keluarga Sumedang yang terkena bujuk

rayu kolonial Belanda. Pada tahun 1633 M dia direstui oleh Sultan Banten

untuk membangun kembali daerah bekas kekuasaan Pucuk Umum yang

ditinggalkannya ketika menderita kekalahan dalam menghadapi serangan

Banten dibawah pimpinan Sultan Maulana Yusuf putra Maulana Hasanuddin.

Page 19: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Adapun peresmian dan penobatan tersebut dilakukan pada suatu tempat

bekas petilasan Pucuk Umum sendiri yaitu di Kadu Agung Tigaraksa

(sekarang pusat Kabupaten Tangerang). (Mukri Mian, 1983:11 ).

7

Setelah peresmian itu barulah R.A. Wangsakara mambangun dan

menggarap daerah tersebut dengan mengambil tempat petilasan atau

kedudukan ditepian Sungai Cisadane yang kemudian beliau namakan

"Lengkong" sesuai dengan kampung tempat asal beliau sendiri di Sumedang.

Sehingga tempat tersebut termasyur dengan scbutan Lengkong Sumedang.

(Mukri Mian, 1983:19).

Di kampung Lengkong inilah R.A. Wangsakara bermukim dengan istrinya

yang bernama Nyi Mas Nurmala (Nyi Sara) anal< Dalem i\ria Singa

Prabangsa Bupati Karawang. Seiring dengan waktu RA. Wangsakra

mendirikan pesantren sebagai pusat penyebaran agama Islam dan sebagai

tempat perlawanan terhadap kolonial Belanda. Selain itu dia membangun

sarana ibadah atau mesjid, dan menentukan penanggalan system "windu"

atau 8 tahun. Sehingga banyak sekali pesantren didirikan. Jadi tidal< aneh

ketika Lengkong menjadi daerah yang sarat akan nilai-nilai religius. Bahkan

nama Ulama di belakang merupakan penghargaan masyarakat luar terhadap

kampung Le.ngkong. (Zulkarnaen, 2004:45 dalam skripsi}

Page 20: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Sampai saat ini Lengkong terkenal dengan sebutan Lengkong Ulama. lstilan

Tadju Sobirin (mantan Bupati Tangerang) rnengatakan "kala.u Aceh .

mempunyai julukan serambi Mekkah maka Lengkong dijuluki olehnya

sebagai dapurnya Mekkah". Disamping dijadikan tempat penyebaran agama

Islam Lengkong Ulama dijadikan sebagai tempat perjuangan oleh para

pejuang melawan penjajah Belanda. Bahkan Daan Mogo1t pun tewas tidak

jauh dari kampung Lengkong Ulama. (wawancara dengan Mukri Mian

sebagai tokoh masyarakat)

3

Seiring perkembangan zaman, Lengkong menjadi kampung yang cukup

disegani dan dihormati oleh masyarakat sekitar Lengkon9. !tu disebabkan

karena Lengkong Ulama mempunyai prestasi-prestasi yang cukup

membanggakan, seperti mesjid tertua (yang dibangun oleh R.A. Wangsakara

tahun 1640) di Kabupaten Tangerang, kaligrafer tingkat nasional seperti Ust.

Baiquni, (yang pernah berpartisipasi dalam pembuatan mushaf Al-Qur'an

terbesar di Museum lstiqlal) lahir di kampung Lengkong Ulama dan itu

menjadi ciri salah satu dari Kampung Lengkong. Di samping itu juga, banyak

keturunan Arab yang bermukim di Lengkong. (menurut Ust. Baiquni selaku

ketua RW atau Jaro Lengkong Ulama)

Page 21: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

9

Menurut sensus penduduk tahun 1905, etnis Arab hanya berjumlah 20 orang.

Dalam sensus tahun 1930 jumlah kelompok ini meningkat menjadi 185 orang.

Komunitas Arab di Tangerang dapat dijumpai salah satunya di daerah

selatan Tangerang, yaitu di desa Lengkong Ulama. (PEMDA Tangerang,

1995: 10) Bahkan menu rut sens us desa Lengkopng Kulon, tahun 2007 jum!ah

mereka sudah mencapai 30% walaupun sudah bercampur dengan warga

setempat (etnis sunda),

Namu·11 diantara prestasi-prestasi atau keb211gC)aan-keban9gaan tersebut ada

fenor: ·~: 1a yang menarik. Orang pribumi mempunyai pers.epsi yang berbeda

terhadap kaum pendatang (non-pri). ivlereka selalu memandang kaum

pendatang dengan sebelah mata. ivleskipun warna kulit, tinggi badan maupun

berat badan mereka (pribumi dan pendatang) tidak jauh berbeda. Bahkan

etnis mereka (pribumi dan pendatang) pun sama. Namun perbedaan atau

gap selalu tampak dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya mereka lebih

memillih orang pribumi yang tidak kompeten untuk memimpin dibandingkan

pendatang yang berkompeten.

Fenomena ini nampak sekali ketika ada pemilihan ketua F~T. ketua lkatan

Remaja Mesjid atau ketua Pemuda yang belum lama ini terlaksana. Mereka

(pribumi) membuat aturan-aturan main yang selalu memojokan pendatang

Page 22: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

10

atau selalu memprovokasi masyarakat untuk tidak memilih pendatang untuk

menjadi pimpinan. Seperti aturan untuk menjadi ketua harus warga asli atau

pribumi atau warga yang bermukim minimal selama 1 O tahun. (Pengamatan

penulis)

Menurut penulis pada dasarnya mereka (pribumi) tidak mau dipimpin oleh

kaum pendatang yang mempunyai kualitas di atas mereka (pribumi). Yang

mereka (pribumi) inginkan, pendatang boleh ikut berpartisipasi dalam hal

apapun namun pendatang harus mengikuti aturan main mereka (pribumi).·

Pendatang tidak boleh mengkritik atau memberi saran maupun masukan.

Sebagaimana dalam peribahasa "Bagaikan kerbau di coc:ok hidungnya".

Padahal ketika kita melihat tentang sejarah terbentuknya Tangerar.g dan dari

hasil sensus panduduk tahun 1903 dan 1930 yang memperlihatkan bahwa

penduduk Tangerang pada waktu itu sudah terdiri dari berbagai etnis.

Namun, tidak ada keterangan mengenai golongan etnis mana yang menjajaki

kaki terlebih dahulu di Tangerang. (PEMDA Kodya, 1994 9).

Padahal setiap individu yang hidup memiliki hak yang sama, bahkan sebagai

muslim yang baik seharusnya saling tolong-menolong dan selau berusaha

berbuat baik tanpa memandang dari golongan mana dia berasal.

Page 23: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

11

Sebagaimana yang dilakukan kaum Anshor ketika menerima Rasulullah SAW

bersama kaum Muhajirin hijrah dari Makkah ke Madinah bersama kaum

Muh<:1jirin

Perilaku diskriminatif yang mereka (pribumi) selalu dibesar-besarkan inilah

yang selalu menghambat perkembangan dan kemajuan kampung Lengkong.

Meskipun kampung ini memiliki potensi kearah kemajuan yang pesat yang

menjanjikan untuk warganya. Namun sangat ironis sekali ketika perilaku

ciiskriminatif ;-;iasyarakat pribumi terhadap kaum pendatang yang terjadi di

aaerah Lengkong Ulama yang sarat akan nilai-nilai religius. Padahal di Al­

Qur'an telah dijelaskan bahwa semua manusia atau makhluk yang berada

dimuka bumi ini merupakan pendatang yang akan pulan9 Ice kampung

halaman yang hakiki.

Menurut pengamatan penulis meskipun ciri-ciri fisik (yan[J terlihat) seperti

warna kulit, tinggi badan atau berat badan maupun ciri-ciri yang tidak terlihat

seperti bahasa atau bud2;1a tidak ada perbedaanya. l\llereka (pribumi) sela!u

menjaga jarak terhadap pendatang (non-pri) dan selalu memposisikan

pendatang lebih "lemah" dibandingkan pribumi.

Page 24: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

12

Berangkat dari latar belakang tersebut serta hasil dari observasi sementara

maka, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam penelitian tersebut dengan

judul:

"Persepsi Masyarakat Pribumi Terhadap Pendatang di Kampung

Lengkong Ulama Tangerang Banten ".

1.2. ldentifikasi Masalah

Lengkong merupakan suatu kampung yang sarat akan nilai-nila1 rel1gius. ltu

disebabkan karena pada zaman penjajahan kampung ini dijadikan sebagai

tempat penyebaran agama Islam dan perjuangan melawan penjajah oleh R.

Arya Wangsakara. ltu terbukti dengan didirikan pesantren-pesantren sebagai

penyaluran ilmu agama sampai saat ini. Maka tidak heran ketika nama

Lengkong disandingkan dengan kata Ulama. Karena Lengkong telah

mencetak banyak Ulama yang sering melakukan da'wah dan pengajian-

pengajian di berbagai kampung atau desa. Bahkan ada juga yang

menyebutnya dengan nama Lengkong Santri. Karena banyak sekali orang

yang memperdalam ilmu agama Islam di sana. Dari dulu hingga sekarang

nuansa r'.31igi masih teras dan tidak sedikit yang mempunyai gelar Ustad atau

kiyai.

\

\ I

Page 25: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

13

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman dan banyaknya

pendatang yang bermukim di kampung Lengkong Ulama serta banyaknya

perumahan elit disekitar Lengkong yang di bangun oleh BSD (Bumi Serpong

Damai). ltu menjadikan Lengkong sebagai kampung elit di tengah-tengah

perumahan elit. Tapi entah kenapa warga pribumi Lengkong Ulama selalu

memandang para pendatang dengan sebelah mata. Dan selalu berprilaku

diskriminatif terhadap para pendatang.

Sangat ironis sekali ketika perilaku diskriminatif yang dilakukan oleh warga

pribumi terhadap para pendatang terjadi di lingkungan yang sarat akan nilai

agama.

Daiam hal ini penulis ingin melihat bagaimana persepsi warga pribumi

terhadap kaum pendatang? Apa yang melatarbelakangi perilaku diskriminatif

warga pribumi terhadap para pendatang. Serta bagaimana dampak perilaku

diskriminatif kaum pribumi terhadap pendatang kaitannya dengan

perkembangan dan kemajuan Kampung Lengkong Ularna.

Page 26: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.1.1. Batasan Masalah

Persepsi merupakan kegiatan yang sangat subyektif mengenai penilaian

terhadap objek atau stimulus. Persepsi merupakan serangkaian proses di

dalam otak manusia mengenai stimulus yang akan diterjemahkan dan

dimaknai sehingga di dapat penilaian yang digunakan sehingga dapat

disimpulkan mengenai suatu stimulus yang di terima melalui sistem

pengindraan.

14

Persepsi termasuk dalam sistem pemprosesan in;__,rmasi. Fase pertama

dalam proses informasi adalah sensasi, yaitu stimulasi yang diterima oleh

sistem indra. Tahap berikutnya adalah persepsi, yaitu pengorganisasian

sensasi untuk dapat menilai suatu objek, mellihat hubungannya dengan

kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Persepsi sangat erat kaitannya

dengan akurasi penilaian mengenai indra yang menerima stimulus dari luar.

Dan tahap terakhir adalah perbuatan berupa interpretasi dari stimulus yang

ada.

Masyarakat adalah suatu kumpulan individu yang hidup bersama saling

berinteraksi dan masing-rnasing menyadari saling ketergantungan secara

positif dalam mencapai tujuan bersama (psikologi sosial, :2001 ).

Page 27: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

15

Pribumi adalah sekumpulan individu yang hidup dalam satu daerah dan lahir

didaerah tersebut yang memiiliki persamaan fisik, baha.sa, aksen, budaya

dan sebagainya. Sedangkan pendatang merupakan individu yang berdomisili

didaerah tertentu yang memiliki perbedaan fisik, bahasa budaya dan

sebagainya.

Dalam hal ini persepsi masyarakat pribumi terhadap pendatang, merupakan

upaya untuk melihat sejauh mana kaum pribumi memandang kaum

pendatang dan melihat perbedaan perkembangan sebelum dan sesudahnya

ada pendatang. Serta melihat dampak perilaku diskriminatif kaum pribumi

terhadap pendatang terhadap perkembangan dan kernajuan Karnpung

Lengkong Ulama.

1.1.2. Pertanyaan Pene!itian

Berdasarkan batasan masalah tersebut, rnaka peneliti merumuskan masalah

yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

2. Bagaimana persepsi kaum pribumi terhadap kaum pendatang di

kampung Lengkong Ulama.

b. Faktor-faktor penyebab persepsi terhadap pendatang.

c. Bagaimana persepsi pribumi berdampak terhadap perilaku diskrirninatif

dan hubungan interpersonal pandatang sehari-hari.

Page 28: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana persepsi pribumi

terhadap kaum pendatang di kampung Lengkong Ulama.

16

Manfaat secara teoritis yang di dapat dari penelitian ini erat hubungannya

dengan penerapan Psikologi, terutama mengenai persepsi dalam kehidupan

nyata.

Sedangkan manfaat praktisnya adalah rr.amberikan gamlJaran serta saran

paGci warga kampung Lengkong Ulama untuk berpikir positif terhadap para

pendatang dan sudah tidak ada lagi perbedaan antara pribumi dengan

pendatang dan mereka dapat hidup rukun serta dapat bekerja sama dalam

berbagai hal.

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan kali ini kami menggunakan sistematika penulisan yang.

sudah baku dalam penulisan skripsi. Karena penulis adalah mahasiswa

Fakultas Psikologi UIN Jakarta, maka kami menggunakan petunjuk penulisan

skripsi baku yang diterbitkan khusus oleh Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

Page 29: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

17

Bab 1 : Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

penelitian yang berupa batasan serta perumusan masalah, tujuan penelitian,

serta sistematika penulisan.

Bab 2 : Bab ini berisikan segala teori yang menunjang penelitian kali ini. Bab

ini berisikan teori mengenai persepsi, masyarakat priburni dan pendatang,

Bab ini dilengkapi dengan hipotesis dari penelitian ini.

Bab 3 : Bab ini berisikan metode yang tepat guna pengumpulan data yc.ng

diperlukan dalam penelitian. Termasuk didalamnya adalah pendekatar.

penelitian, metode yang di pakai, populasi, serta samplingnya dan terdapat

pula metoda analisa data.

Bab 4 : Pada bab ini di jelaskan dan dijabarkan data hasil penelitian yang

telah didapatkan berikut analisa data.

Bab 5: Bab ini berisikan Kesimpulan Diskusi dan Saran. Pada bab akhir ini

penulis menyimpulkan seluruh data yang diperoleh dari penelitian dan

mendiskusikannya dengan teori-teori dan penelitian-penelitian yang terkait

dengan penelitian ini dan penyampaikan saran berdasarkan atas proses dan

hasil penelitian yang penulis lakukan.

Page 30: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

BAB2

KAJIAN TEORI

2.1. Persepsi Masyarakat Pribumi Terhadap Pendatang

Persepsi merupakan kegiatan yang sangat subyektif rnengenai penilaian

terhadap objek atau stimulus. Persepsi merupakan serangkaian proses di

dalam otaK manusia mengenai stimulus yang akan diterjemahkan dan

dimaknai sehingga di dapat penilaian yang digunakan sehingga dapat

disimpulkan mengenai suatu stimulus yang di terima rneialui sistem

pengindraan.

Persepsi termasuk dalam sistem pemprosesan informasi. Fase pertama

dalam proses informasi adalah sensasi, yaitu stimulasi yang diterima oleh

sistem indra. Tahap berikutnya adalah persepsi, yaitu pengorganisasian

sensasi untuk dapat n1enilai suatu objek, mellihat hubun!~annya dengan

kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Persepsi san~1at erat kaitannya

dengan akurasi penilaian mengenai indra yang menerima stimulus dari luar.

Dan tahap terakhir adalah perbuatan berupa interpretasi dari stimulus yang

ada.

Page 31: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Masyarakat adalah suatu kumpulan individu yang hidup bersama saling

berinteraksi dan masing-masing menyadari saling ketergantungan sec;:;;a

positif dalam mencapai tujuan bersama (psikologi sosial, 2001).

19

Pribumi adalah sekumpulan individu yang hidup dalam satu daerah dan lahir

didaerah tersebut yang memiiliki persamaan fisik, bahasa, aksen, budaya

dan sebagainya. Sedangkan pendatang merupakan individu yang berdomisili

didaerah tertentu yang n1emiliki perbedaan fisik, bahasa budaya dan

sebagainya.

Dalam hal ini persepsi masyarakat pribumi terhadap pendatang, merupakan

upaya untuk mel:hat sejauh mana fokus kaum pribumi memandang kaum

pendatang yang terjadi di kampung Lengkong Ulama.

2.2. Persepsi

2.2.1. Pengertian Persepsi

Beberapa ahli psikologi menguraikan mengenai definisi persepsi yang sangat

beragam. Persepsi merupakan tahap paling awa! dari serangkaian proses

informasi. Persepsi adalah proses yang menggabw;>gkan dan

Page 32: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

mengorganisasikan data-data individu (pengindraan) untuk dikembangkan

sedemikian rupa sehingga individu dapat menyadari di sekelilingnya

termasuk sadar akan diri sendiri.

20

Menurut Suharnan (2005), menyatakan bahwa persepsi rnerupakan

kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, mernfokuskan perhatian

terhadap suatu objek rangsang. Dalam proses pengelompokkan dan

membedakan ini, persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan

pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek.

Sedangkan menurut Davidoff (1988), persepsi rnerupakan satu cara kerja

(proses) yang rumit dan aktif. Orang seringkali rnenganggap bahwa persepsi

rnenyajikan satu pencerminan yang sempurna mengenai realitas atau

kenyataan. Persepsi bukanlah cermin. Karena indra tidak mernberikan

respon terhadap aspek-aspek yang ada di dalam lingkun~ian. Contoh:

pertama, individu tidak dapat mendengar nada suara yan!~ tinggi sekali yang

dapat didengar oleh kelelawar. Kedua, manusia seringkali melakukan

persepsi rangsang-rangsang yang pada kenyataannya tidak ada. Ketiga,

persepsi manusia tergantung pada apa yang ia harapkan, pengalaman,

motivasi.

Page 33: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

~· LI

LG. Schiffman dan LL. Kanuk (1994, dalam Djaslim Saladin, 2002: 54)

mendifinisikan persepsi sebagai proses bagaimana seorang individu

menyeleksi, mengoryar.isasikan dan menginterpretasikan stimulus ke dalam

suatu yang bermakna dan melekat diingatannya.

Solomon (1996:62) mendefinisikan persepsi adalah proses bagaimana

stimulus-stimulus itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan. Seorang

individu mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu objek. Hal

itu tentu saja ciipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah

pengetahuan serta pengalaman subjek yang berbeda-beda sehingga

menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pula. Solomon (dalam Djaslim

Saladin, 2002:55) menggambarkan proses persepsi sebagai berikut :

STIMULUS -Penglihatan

Indra - Suara - Bau Pene Perhatian LJ lnterpreta 1---. - Rasa rim a l-1>

- Texture ~--1 . Tanggapan

PERSEPSI

Stimulus yang diterima berupa objek bisa berupa hasil penglihatan yang

tentu kita terima lewat indra mata, bau-bauan yang kita lerima melalui indra

Page 34: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

22

hidung, suara kita terima lewat indra telinga, rasa kita terima lewat indra

pengecap, serta texture kita ketahui lewat indra peraba (kulit). Stirnulus­

stimulus tersebut kita terima lewat indra dan diinterpretasikan melalui metode

tertentu dan tentu saja dipengaruhi oleh beberapa faktor ke dalam ingatan

atau otak, dan kemudian otak menanggapinya. Akhimya munculah persepsi

tentang stimulus tadi.

Dalam hal ini, Djaslim Saladin (2002;56) menambahkan bahwa proses

persepsi dipengaruhi pula oleh pandangc;,·1, tabiat atau kebiasaan,

pengharapan atau expectation alasan kt;::.c:;us (kebutuhan, keinginan dan

kemampuan) serta proses penyeleksian persepsi. Maka, penulis clap;;it.

menyimpulkan bahwa persepsi merupakan pemrosesan informasi dengan

menggunakan indra untuk mengef!ali obyek, mengorganisasikan dan

mengelompokkan obyek yang ada disekitar kita secara sadar untuk

kemudian dapat diinterpretasi maknanya.

Menurut Chaplin (1989) Dalam psikologi kontemporer, persepsi secara umum

diperlakukan sebagai satu variabel campur tangan (intervening variable),

bergantung pada faktor-faktor perangsang, cara belajar, perangkat, keadaan

jiwa atau suasana hati, dan faktor-faktor motivasional. Maka, arti dari suatu

obyek atau satu kejadian obyektif ditentukan baik oleh fcondisi perangsang

Page 35: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

23

maupun oleh faktor-faktor organisme. Dengan alasan sedemikian, persepsi

mengenai dunia oleh pribadi-pribadi yang berbeda juga akan berbeda,

karena setiap individu menanggapinya berkenaan dengan aspek-aspek

situasi tadi yang mengandung arti khusus sekali bagi dirinya. Dalam dekade

sesudah perang dunia II, riset dalam persepsi hanya menekankan rnasalah

penemuan relasi-relasi antara persepsi dengan macarn-rnacam faktor yang

mempengaruhi prosesnya. Sedang baru-baru ini riset perseptual banyak

dipengaruhi oleh teori pemrosesan informasi (infonnation processing theory),

dengan hasil bahwa proses-proses perseptual itu dikonseptualisasikan

berkenaan dengan sistern rnasukan-pernrosesan keiuaran (input-processing­

output systems).

Kamus lengkap Psikologi, karangan J.P. Chaplin (2001) mengartikan

persepsi sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian

objektif dengan bantuan indra. Arti lainnya adalah kesadaran intiutif

mengenai keberadaan langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai

sesuatu.

Proses perseptual di mulai dengan perhatian, yaitu merupakan proses

pengamatan selektif. Faktor-faktor perangsang yang penting dalam

perbuatan memperhatkan ini adalah perubahan, intensitas, ulangan, kontras,

Page 36: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

24

dan gerak. Faktor-faktor organisme yang penting adalah minat, kepentingan

dan kebiasaan memperhatikan yang telah dipelajari. (Chaplin, 2001 :358)

Proses perceptual dimulai dengan perhatian yaitu merupakan proses

pengamatan selektif. Faktor-faktor perangsang yang penting dalam

perbuatan memperhatikan ini ialah perubahan, intensitas, dan gerak. Faktor­

faktor organisme yang penting ialah rninat, kepentingan dan kebiasaan

memperhatikan yang telah dipelajari. Persepsi yaitu tahap kedua dalam

mengamati dunia kita, menc?kur pemahamc:;n dan mengenali atau

mengetahui obyek-obyek serta Kejadian-kejadian. Pers•epsi diorganisir ke

dalam bentuk (figure) dan dasar (ground). Bentuk dicirikan dengan potongan

yang bagus, garis bentuk (garis luar, kontur) yang pasti, dan kejelasan

perhatian. Dasar sifatnya kabur tidak jelas, tidak punya kontur yang baik. Dan

terlokalisasi dengan tak jelas. Persepsi juga bisa di organisir oleh faktor­

faktor perangsang tadi sebagai kesamaan atau sebagai stimuli-kedekatan,

dan kesinambungan garis-garis. Maka teramat penting dalam persepsi ini

· ialah konstansi yang rnenyangkut kecenderungan untuk !T1elihat obyek

sebagai hal yang konstan, sekalipun terdapat banyak sekali variasi dalam

melihat kondisi tersebut. Hal-hal yang konstan dan penting ialah warna,

ukuran, bentuk dan kecemerlangan. (Atkinson, 1983:83)

Page 37: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

25

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka persepsi mencakup dua proses

yang berlangsung secara serempak antara keterlibatan aspek-aspek dunia

luar (stimulus-informasi) dengan dunia di dalam diri seseorang (pengetahuan

yang relevan dan telah disimpan di dalam ingatan). Dua proses itu disebut

bottom up (data driven processing) atau aspek stimulus dan top-down

(conceptually driven processing) atau aspek pengetahuan seseorang. Hasil

persepsi seseorang mengenai sesuatu obyek disamping dipengaruhi oleh

penampilan obyek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang mengenai obyek

itu. (Suharnan, 2005:76)

Ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap sangat relevan dengan

kognisi manusia, yaitu: pencatatan indra, indra ingatan, dan perhatian.

a. Pencatatan indra di sebut juga ingatan sensori ata:.i penyimpanan sensori.

Pencatatan indra menangkap informasi dalam bentul~ kasar, belum

diproses sama sekali, dan masih dalam prakategori untuk waktu yang

sangat pendek sesudah stimulus fisik diterima. Pencatatan indra

merupakan sistem ingatan yang dirancang untuk menyimpan sebuah

rekaman mengenai informasi yang diterima oleh sel-sel reseptor. Sel-sel

rerseptor merupakan sistem yang terdapat pada alat indra organ tubuh

tertentu yaitu mata, telinga, hidung, lidah dan kulit tubuh yang merespon

Page 38: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

26

energi fisik dari lingkungan. Rekaman stimulus yang disimpan itu disebut

sebagai sensory trace.

Ada tiga karakteristik dalam pencatatan indra yang memungkinkan sistem

melakukan fungsi penyimpanan rekaman secara optimal.

I. lnformasi disimpan dalam bentuk yang masih kasar dan belum bermakna.

Dengan begitu seharusnya informasi dapat merefleksikan secara akurat

apa yang telah terjadi pada reseptor indera.

2. Pencatatan indra memerlukan ukuran ruang yang cukup untuk menyimpan

in_formasi yang ditangkap oleh reseptor.

3. lnformasi yang masuk ke dalam sistem pencatat indra berlangsung dalam

waktu yang singkat.

Pencatatan indra berlangsung seperseribu detik seperti orang mengedipkan

mata. Serr?entara jumlah obyek yang dapat dicatat atau direkam oleh alat

indra manusia hampir mendekati sembilan buah. Sistem pencatatan indra

sebenarnya mencakup Hrna macam yaitu penglihatan, pendengaran,

penciuman, pengecapan dan perabaan. Sekalipun clemikian, kebanyakan

yang telah dipelajari oleh para peneliti adalah sistem pencatatan indra

Page 39: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

27

penglihatan dan pendengaran.

Ada dua jenis ingatan sensori yang sudah banyak dipe:ajari oleh para ahli

psikologi, yaitu ingatan iconic dan ingatan echoic. lngatan iconic merupakan

sistem pencatatan indra terhadap informasi visual (gambar dan benda

konkrit) melalui mata. lngatan echoic adalah sistem pencatatan yang

beroperasi didalam pendengaran manusia. Stimulus yang diproses berupa

suara yang masuk melalui indra telinga. Ada dua macam pencatatan indra

dengar:

Penyim;··-,nan jangka pendek yaitu penyimpanan paling sederhana yang

segera menghilang dalam waktu kurang dari satu detik setelah stimulus­

dengar ditiadakan.

Penyimpanan jangka panjang yaitu informasi yang didengar

menghilang beberapa detik kemudian setelah stimulus-dengar ditiadakan.

b. lhgatan indra menyimpan ihformasi yang diterima melalui sistem

ifldra·dalam bentuk masih kasar, dan belum diproses sama sekali.

Sementara itu proses pengenalan pola merupakan tahap lanjutan

setelah pencatatan indra. Pengenalan pola merupakan proses

transformasi dan mengorganisasikan informasi yang masih kasar,

Page 40: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

sehingga memiliki makna tertentu. Dengan demikian, pengenalan pola

merupakan proses pengidentifikasian stimulus indra yang tersusun

secara rumit. Pengenalan pola melibatkan proses rnembandingkan

stimulus indra dengan informasi yang disimpan di dalam jangka

panjang.

28

c. Perhatian adalah proses konsentrasi pikiran atau pernusatan aktivitas

mental. Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran, sambil berusaha

mengabaikan stimulus lain yang mengganggu. Perhatian juga dapat

menunjuk pada proses pengamatan beberapa pesan sekaligus, kemudian

mengabaikannya kecuali ha11ya satu pesan. Dengan kata lain perhatian

melibatkan proses seleksi terhadap beberapa obyek yang hadir pada saat

itu, kemudian pada saat yang bersamaan pula seseorang memilih hany3

satu obyek, sementara obyek-obyek yang lain diabaikan.

Perhatian dapat dibedakan menjadi dua jenis diantaranya :

../ Perhatian terbagi

../ Perhatian terpilih.

Perhatian terbagi terjadi pada saat orang dihadapkan pada lebih dari satu

sumber pesan atau sumber informasi yang saling berkompetisi, sehingga

orang tersebut harus membagi perhatian. Perhatian terpilih atau selektif

Page 41: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

29

terjadi pada waktu seseorang dihadapkan pada dua tugas atau lebih secara

bersamaan waktunya. Orang tersebut harus memusatkan perhatiannya

kepada satu tugas saja dan mengabaikan tugas-tugas lainnya.

Menurut Feature integration theory, maka proses perhatian dibedakan

menjadi dua macam yaitu pra perhatian dan perhatian terfokus. Proses pra

perhatian me;upakan tahap awal perhatian yang melibatkan aktivitas

pencatatan sifat-sifat obyek secara otomatis, menggunakan proses paralel

terharlap semua mec!an visual. Proses pra perhatian hanya menuntut

perhatian pada tingkat yang rendah. Untuk itu, situasi di dalam proses pra

perhatian hampir menyerupai proses otomatis. Perhatian terfokus merupakan

tahap kedua dalam proses serial atau berurutan di dalam mengidentifikasikan

obyek-obyek yang ada pada saat itu. Proses perhatian terfokus sama dengan

istilah lain yang disebut proses terkendali. (Suharnan, 2005:103)

2.2.2. Ciri-Ciri Umum Persepsi

Pegindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut sebagai

dunia persepsi agar dihasilkan suatu pengindraan yang bermakna. Ada ciri­

ciri umum tertentu dalam dunia persepsi yaitu:

a. Rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap

indra yaitu sifat sensoris dasar dari masing-masing indra.

Page 42: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

b. Dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang); kita dapat

menyatakan atas-bawah, tinggi-rendah, luas-sempit dll.

c. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu seperti cepat-lambat,

tua-muda dll.

d. Obyek-obyek/gejala-gejala dalam dunia pengamatan rnempunyai

struktur yang menyatu dengan konteksnya.

Dunia persepsi adalah dunia penuh arti. Kita cenderung melakukan

pengamatan/persepsi pada gejala-gejala yang mernpunyai makna

bagi individu, yang ada hubunga;1 dengan tujuan dalarn diri individu.

(lrwanto, 1989:88)

2.2.3. Karakteristik Persepsi

30

lnformasi yang datang dari crgan-organ indra kiranya perlu terlebih dahulu

diorganisasikan dan diinterpretasikan sebelum dapat di mengerti dan proses

ini dinamakan persepsi. Tidak semua informasi yang masuk tertangkap indra

pada suatu waktu dirasakan secara individu. Contoh: Dalam kesesakan ada

suara memanggil kita, kemudian kita mendengar walaupun tidak begitu jelas

hal ini menunjukkan bahwa otak memperlihatkan setidak-tidaknya suatu

analitis terbatas mengenai jumlah informasi sekalipun pada saat itu kita tidak

secara sadar merasakan adanya informasi dan analisis ini menjadi penting

sehingga mengalihkan penglihatan kearah datangnya suara. Hal ini disebut

Page 43: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

32

bahwa dalam suatu keadaan dimana tidak ada tekanan untuk bertingkah laku

konform maka pengaruh sosial yang hariya formatif saja sifatnya telah dapat

memodifisir persepsi individu.

Faktor perbedaan latar belakang Kulturil Tajfel (1969) telah mengajukan dua

variabel sosial yang dianggap sangat berpengaruh dalam persepsi seseorang

yaitu:

1. Functional salience artinya obyek yang fungsionil yang berbeda-beda

bagi setiap lingkungan sesuai dengan banyak dan ragamnya fungsi jadi

tekanannya diletakkan pada aspek fungsionil. Fungsionalitas ini antara

lain dimanifestasikan dalam perkembangan perbendaharaan kata yang

menyangkut kedua objek tersebut di dalam masing-masing lingkungan.

2. Familiaritas artinya orang dalam suatu lingkungan budaya mempunyai

pengalaman dengan hasil-hasil kebudayaannya yan[J mungkin sekali

tidak dikenal dengan kehidupan lain.

2.2.4. Macam-Macam Persepsi

· Jalaluddin Rahmat (2000) membagi persepsi menjadi 2 bagian besar, yaitu:

persepsi interpersonal dan persepsi objek. Persepsi interpersonal adalah

persepsi pada manusia dan persepsi obyek adalah terhadap benda lain

selain manusia. Perbedaan antara kedua ini ada empat. Pertama, pada

persepsi obyek, stimulus ditangkap oleh alat indra kita melalui benda-benda

Page 44: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

33

fisik: gelombang, cahaya, gelombang suara, temperatur dan sebagainya;

pada persepsi interpersonal, stimuli sampai kepada kita melalui lambang­

lambang verbal atau gratis yang disampaikan oleh pihaf: ketiga. Kedua, pada

persepsi objek, kita hanya menanggapi sifat-sifat luar objek itu, kita tidak

meneliti sifat-sifat batiniah objek itu; sedangkan pada persepsi interpersonal,

kita mencoba memahami apa yang tidak tampak pada alat indera kita. Kita

hanya melihat perilakunya, kita juga mengapa ia berprilaku seperti ini.

Ketiga, dalam persepsi nbjek, objek tid;:;k bereaksi kepada kita dan kita juga

tidak memberikan reaksi emosional padanya. Sedangkan dalam persepsi

interpersonal, fakior-faktor personal anda dengan orang tersebut,

menyebabkan persepsi interpersonal sangat cenderung untuk keliru.

Keempat, obyek relatif menetap, sedangkan manusia selalu berubah-ubah;

sedangkan persepsi interpersonal menjadi mudah salah.

2.2.5. l=aktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Persepsi setiap orang dalam memandang atau merigartikan objek persepsi

akan berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi

proses persepsi pada individu, karena persepsi lebih bersifat psikologis.

Menurut Kossen (1993) banyak faktor yang mempengaruhi persepsi,

diantaranya:

Page 45: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

31

fenomena pesta koktail (Hardy & Heyes, 1988:67).

Oskamp (1972) mengemukakan untuk karakteristik penting dari faktor-faktor

perbedaan dan sosial yang dapat mempengaruhi persepsi kita yaitu:

Faktor ciri khas dari obyek stimulus yang tradisi antara lain dari emosional,

familiaritas dan intensitas nilai: Ciri-ciri dari stimuli seperti nilai bagi subyek

yang mempengaruhi caranya stimuli tersebut dipersepsikan.

Emosional: seberapa jauh stimulus tertentu merupakan sesuatu yang

memancarkan/menyenangkan/mempengaruhi perseps; orang yang

bersangkutan.

Familiaritas: pengenalan berdasarkan dari proses yang berkali-kali dari suatu

stimulus yang mengakibatkan bahwa stimulus tersebut dipersepsikan lebih

akurat

lntensitas: berhubungan dengan dinyatakan kesadaran seseorang mengenai

stimuli tersebut.Faktor pribadi termasuk didaiamnya ciri khas individu seperti

taraf kecerdasannya, minat, emosional dan sebagainya.

Faktor pengaruh kelompok artinya respon orang lain dapat memberi arah ke

suatu tingkah laku konform. Studi Flament (1961) menemukan bahwa adanya

kohesi dalam kelompok (nurtua/ attraction) yang berpengaruh dapat

menyebabkan perubahan persepsi pada anggota yang tidak narf dan juga

Page 46: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

a. Faktor keturunan (herediry factors), mempengaruhi persepsi secara

fisik seperti indera, kognisi dan lain-lain.

b. Latar belakang lingkungan dan pengalaman, mempunyai pengaruh

yang lebih besar atas apa yang seseorang lihat dalam mempersepsikan

sesuatu.

c. Tekanan teman sejawat, pengaruh teman sejawat (peer effect).

34

Pengaruh dari seseorang apalagi teman dekat sangat mempengaruhi kita

terhadap sesuatu.

d. Proyeksi, kecenderungan manusiawi untuk melemparkan beberapa

kesalahan pada orang iain bisa menjadikan persepsi terhadap sesuatu

berbeda.

e. Penilaian yang tergesa-gesa, dapat menimbulkan kecerobohan dalam

persepsi yang menghasilkan sebuah kesimpulan yan9 salah.

f. Hallo effect dan halo karatan (halo rusty effect), seseorang yang cakap

dalam suatu hal juga dianggap cakap untuk hal lain. ,1\sumsi tersebut dapat

menimbulkan halo sehingga akan berpengaruh terhaclap pandangan atau

persepsi individu terhadap sesuatu.

Ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, faktor-faktor itu

adalah:

Page 47: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

a) Faktor internal, yaitu apa yang ada dalam diri individu, keadaan individu

yang dapat mempengaruhi persepsi, faktor internal terbagi lagi menjadi

beberapa bagian, yaitu: (Wibowo, 1988:67)

1. Faktor pengalaman, semakin banyak pengalaman yang dimiliki

35

seseorang tentang obyek stimulusnya, sebagai hasil dari seringnya kontak

antara perseptor dan objeknya semakin tinggi. Pengayaan pengalaman­

pengalaman ini dapat pula terjadi karena kontak-kontak dengan objek­

objek: stimulus yang serupa.

2. Faktc·· intelegensi, semakin tinggi tingkat inteiegensi seseorang semakin

besar kemungkinan ia akan bertindak lebih obyektif dalam memberikan

penilaian atau membangun kesan mengenai obyek stimulus, hal ini

dikarenakan orang yang cerdas cenderung lebih hati-hati serta berupaya

untuk menghimpun informasi yang lebih lengkap sebelum menarik

kesimpulan.

3. Faktor penghayatan stimulus. Setiap orang dalam taraf yang berbeda­

beda memiliki kemampuan untuk menangkap perasaan-perasaan orang

lain sebagaimana adanya. Kemampuan ini lazimnya sebagai kemampuan

berempati, kemampuan ini dapat berwujud menjadi kemampuan untuk

mengambil peran orang lain (role taking) dalam arti dapat menempatkan

diri pada kedudukan orang lain serta menilai sesuatu dari sudut pandang

Page 48: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

36

orang lain.

4. Faktor ingatan (memory) daya ingat seseorang juga menentukan

veridikalitas persepsinya. Sebagaimana persepsi terjadi melalui asosiasi

dengan pengalaman-pengalaman seseorang pada rnasa lampau yang

tersimpan dalam 'gudang' ingatannya. Proses asosiasi ini akan terhambat

bila daya ingat seseorang lemah.

5. Faktor disposisi kepribadian. Kepribadian di sini diartikan sebagai

kecenderungan-kecenderungan kepribadian yang dianggap menetap pada

diri seseorang. Seseorang dengan kepribadian yang bercorak otoriter,

misalnya cenderung untuk bersikap kaku, mempunyai pandangan semp'c

rnudah berprasangka, dan merasa dirinya selalu benar. Seseorang yang

demikian akan cepat mengambil kesimpulan dan berpegangan kuat pada

kesan atau penilaian yang dibuatnya.

6. Faktor kecemasan, seseorang yang dikecam oleh kecemasan karena

suatu hal yang berkenaan dengan objek-stimulusnya akan mudah

dihadapkan pada hambatan-hambatan dalam mempersepsi objek tersebut.

Kecemasan meyebabkan orang mampu melakukan berbagai hal guna

mengatasi keadaan dalam dirinya.

b) Faktor eksternal, yaitu lingkungan dan faktor stimulus itu sendiri.

Agar stimulus dapat di persepsi, maka stimulus harus cukup kuat, stimulus

Page 49: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

37

harus melampaui ambang stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal

namun sudah dapat menimbulkan kesadaran, kejelasan stimulus akan

banyak berpengaruh persepsi. Lingkungan atau situasi yang

melatarbelakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi, lebih­

lebih jika objek persepsi adalah manusia. Lingkungan yang

melatarbelakangi objek merupakan kebulatan atau kesatuan yang sulit

dipisahkan. Obyek yang sama dengan situasi yang berbeda, dapat

menghasilkan persepsi yang berbeda.

2.3. Faktor - faktor penyebab persepsi pribumi terhadap pendatang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi pribumi terhadap

pendatang, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya pengalaman warga pribumi berinteraksi dengan dunia luar.

2. Mlnimnya pengetahuan atau wawasan yang dimiliki warga pribumi.

3. Kehadiran warga pendatang yang lebih intelektual dikhawatirkan

mengurangi pengaruh tokoh masyarakat terhadap warganya.

4. Di pandang dar! segi pendidikan dan pengalarnan warga pendatang

lebih tinggi.

5. Warga pribumi mempunyai rasa ego yang tinmii.

Page 50: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

38

2.4. Dampak hubungan interpersonal

Hubungan antara warga pribumi dan warga non -· pribumi (pendatang)

berjalan baik dan harmonis dalam kehidupan sehari-hari, tanpa ada

perselisihan yang serius. Namun, ketika hubungan itu beranjak menjadi

suatu hubungan yang mnyentuh dalam bidang politik, seperti; acara

pemilihan ketua RT/RW nampak sekali adanya perilaku diskriminatif

yang dilakukan oleh warga pribumi terhadap warga pendatang. Misalnya

ada warga pendatang yang tidak diberikan surat suara oleh panitia atau

tidak diperbolehkc.nnya warga pendatang untuk ikut beroartislpasi dalc::-:i

mencalonkan di1' .·,1enjadi ketua RT/RW.

3.1. flllasyarakat

3.1.1. Pengertian Masyarakat

Murtadha Muthahhari (1985) menjelaskan bahwa masyarakat adalah suatu

kelompok manusia yang di bawah tekanan serangkaian kebutuhan dan

dibawah pengaruh seperangkat kepercayaan, ideal dan tujuan, tersatukan

dan terlebur dalam suatu serangkaian kesatuan kehidupan bersama.

Johnson & Johnson, (dalam Sarwono, 2001) mendefinisikan Masyarakat

cidal2h dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka (face to face

interaction), yang masing-masing menyadari keanggotaannya dalam

kelompok, masing-masing menyadarinya keberadaan orang lain yang juga

Page 51: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

anggota kelompok dan masing-masing menyadari saling ketergantungan

secara positif dalam mencapai tujuan bersama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), masyarakat adalah suatu

kumpulan manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu

kebudayaan yang mereka anggap sama.

39

Menurut Talcott Parsons, masyarakat ialah suatu sistem sosial yang

swasembada (self-subsistent), yang merekrut anggota secara reproduksi

biologis serta melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya. (Kamanto

Sunarto, 2000:56).

Soerjono Soekanto ( 1982) menjelaskan tentang masyarakat adalah

kumpulnya individu yang hidup bersama di suatu daerah baik kecil maupun

besar sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi

kepentingan-kepentingan hidup yang utama.

Dengan ·demikian, kriteria yang utama bagi adanya suatu masyarakat

setempat adaiah adanya sosial relationship antara an9gota suatu kelompok.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa masyarakat setempat menunjuk

pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti

Page 52: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

40

geografis) dengan batas-batas tertentu di mana faktor utama yang menjadi

dasar adalah interaksi yang lebih besar di antara para anggotanya

dibandingkan denga11 penduduk di luar batas wilayahnya. Dapat disimpulkan

secara singkat bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan

sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu. Dasar­

dasar daripada masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan

semasyarakat setempat tersebut.

Suatu masyar"'k<'t setempat ;:;asti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal

(wilayah) tertentu. Walaupun sekelompok manusia merupakan masyarakat

penggembara akan tetapi pada saat-saat tertentu ang9otanya pasti

berkumpul pada suatu tempat tertentu, misalnya bila mengadakan upacara­

upacara tradisional. Masyarakat setempat yang mempunyai tempat tinggal

permanen, biasanya mempunyai ikatan solidaritas sebagai pengaruh

kesatuan tempat tinggal.

3.1.2. Kriteria Masyarakat

Marion Levy mengemukakan empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu

kelompok dapat disebut masyarakat, yaitu : 1. Kemampuan bertahan

melebihi masa hidup seorang individu. 2. Rekrutmen seluruh atau sebagian

anggota melalui reproduksi. 3. Kesetiaan pada suatu "sistem tindakan utama

Page 53: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

bersama". 4. Adanya sistem tindakan utama yang bersifat "swasembada".

lnkles pun mengemukakan bahwa suatu kelompok hanya dapat kita

namakan masyarakat bila kelompok tersebut memenuhi keempat kriteria

tersebut; atau bila kelompok tersebut dapat bertahan stabil untuk beberapa

generasi walaupun sama sekali tidak ada orang atau kelompok lain di luar

kelompok tersebut. (Kamanto Sunarto, 2000:56)

Sedangkan Hogg (1992) mengemukakan bahwa ada dua macam psikolog

sosial yang menjelaskan tentang masyarakat.- Jenis pertama adalah yang

berorientasi psikologi, sedangkan jenis keduc. ;-;dalah yang berorientasi

sosiologi.

1. Psikologi sosial yang berorientasi psikologi lebih mernentingkan

41

individu. Proses di dalam kelompok !llerupakan kelanjutan dari proses

individu, perilaku kelompok merupakan kelangsungan dari perilaku

individu. Tipe psikolog ini dinamakan juga psikolog reduksi (reductionist)

karena mereka mempelajari perilaku individu sampai ke elemen yang

sekecil-kecilnya (elemen kesadaran, proses fisiologik, dan lain-lain) dan

beranggapan bahwa perilaku kelompok dapat diterangkan dari elemen­

elemen kecil tersebut. Dikatakannya bahwa elemen-elemen perilaku yang

terkecil itu mendasari perilaku individu, perilaku individu mendasari

perilaku hubungan antar individu yang selanjutnya mendasari perilaku

Page 54: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

dalam kelompok dan antar kelompok (Allport, 1942:1:35).

2. Psikologi sosial yang berorientasi sosiologi menyatakan bahwa perilaku

kelompok harus dibedakan dan dipelajari terpisah dari perilaku individu.

Kelompok atau masyarakat tidak identik dan juga bukan merupakan

kelanjutan atau kelangsungan dari perilaku individu. Perilaku hubungan

antar individu tidak identik dengan perilaku antar kelompok

(Tajfel, 1981 :75).

3.1.3. Masyarakat Pribumi

42

Masyarakat pribumi merupakan sekumpulan individu yang bermukim di suatu

tempat dan dilahirkan di wilayah tertentu serta mempunyai ciri-ciri yang sama

seperti warna kulit, tinggi badan, berat badan, bahasa, aksen dan lain

sebagainya. Pribumi yaitu penghuni asli; yang berasal dari tempat yang

bersangkutan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:895)

Pendapat lain mengatakan bahwa masyarakat setempat atau pribumi adalah

suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan

sosial yang tertentu. Dasar-dasar daripada masyarakat setempat adalah

lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat tersebut (Sarlito, 2001 :88).

Page 55: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

43

lstilah masyarakat setempat atau pribumi menujuk pada warga sebuah desa,

kota, suku atau bangsa. Apabila anggota-ar.ggota suatu kelompok, baik

kelompok besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga

merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan­

kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi disebut masyarakat

setempat atau pribumi (Soerjono Soekanto, 1999; 115). Sebagai

perumpamaan, kebutuhan seseorang tidak mungkin secara keseluruhan

terpenuhi apabila dia hidup bersama-sarna rekan ~;::iinnya yang sesuku.

Dengan demikian kriteria yang utama i:Jagi adanya suatu masyarakat adalah

adanya social-relationship antara anggota suatu kelompok.

3.1.4. Pengertian Non-Pribumi (Pendatang)

Pendatang (orang asing) merupakan orang-orang yang berdomisili di wilayah

tertentu untuk hidup sementara maupun permanen (l<amus Besar Bahasa

Indonesia, 2005:239). Mereka datang dari berbagai wilayah yang mempunyai

ciri-ciri yang berbeda dengan pribumi, seperti perbedaan fisik, bahasa,

budaya, logat, aksen dan sebagainya.

Page 56: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

44

Melalui logat bahasa yang khas dapat diketahui dari mana asal seseorang.

Walaupun-perkembangan komunikasi agak mengurangi fungsi ciri tersebut,

akan tetapi setiap masyarakat, baik yang berupa desa rnaupun kota, pasti

mempunyai logat bahasa tersendiri.

Dalam proses sosialisasi, orang mendapatkan pengetahuan antara "kami"­

nya dengan "mereka"-nya. Dan kepentingan suatu kelornpok sosial serta

sikap-sikap yang mendukungnya terwujud dalam pernbedaan kelompok­

kelornpok sosial tersebut yang dibuat oleh individu. Kelompok s0sial dengan

mana individu mengidentifikasikan dirinya, rnerupakan in-group.:-;-ya (Summer

dalam Sosiologi suatu Pengantar, 1999). Jelas bahwa apabila suatu kelompok

sosial merupakan "in-group" atau tidak, bersifat relatif dan tergantung pada

situasi-situasi sosial tertentu. Out-group diartikan oleh individu sebagai

kelompok yang menjadi lawan in-group-nya. la sering dikaitkan dengan

istilah-istilah "kami atau kita" dan "mereka", seperti "kita pribumi" sedangkan

"mereka pendatang". Sikap-sikap in-group pada umunya didasarkan pada

faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota­

anggota kelompok.

Perasaan pribumi dan pendatang atau perasaan dalam serta luar kelompok

dapat merupakan dasar suatu sikap yang dinamakan etnosentris (Mayor

Page 57: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

45

Polak, dalam Sosiologi Suatu Pengantar, 1999:96). Anggota-anggota suatu

kelompok sosial tertentu, sedikit banyak akan mempunyai kecenderungan

untuk menganggap bahwa segala sesuatu yang termasuk kebiasaanc

kebiasaan kelompok sendiri sebagai suatu yang terbaik, apabila

dibandingkan dengan kebiasaan-kebiasaan kelompok lainnya.

Kecenderungan tadi disebut etnosentris, yaitu suatu sikap untuk menilai

unsur-unsur kebudayaan lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran

kebudayaan sendiri. Sikap etnosentris tadi sering disamakan dengan sikap

me1•-,percayai sesuatu, sehingga kadang-kadang sukar sekali bagi yang

bersangkutan untuk mengubahnya, walaupun dia menyadari bahwa sikapnya

salah. Sikap etnosentris disosialisasikan atau diajarkan kepada anggota

kelompok sosial, sadar maupun tidak sadar, serentak dengan nilai-nilai

kebudayaan yang lain. Di dalam proses tersebut seringkali digunakan

sterreotip yakni gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat mengejek

terhadap suatu obyek tertentu. Keadaan demikian seringkali dijumpai dalam

sikap suatu kelompok etnis terhadap kelompok etnis lainnya misalnya

golongan orang-orang kulit putih terhadap orang-orang l'Jegro di Amerika

Serikat. Sikap demikian mempunyai aneka macam dasar yang saling

berhubungan atau bahkan kadang-kadang berlawanan satu dengan lainnya.

Misalnya seseorang tergolong ke dalam suatu kelompok etnis tertentu

Page 58: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

46

sikapnya mungkin berbeda dengan sikap kelompoknya sendiri, oleh karena

dia memeluk agama lain atau mungkin pula daerah kellahiran yang berbeda.

4.1. Profil Kampung Lengkong Ulama

4.1.1. Pengertian Lengkong

Sebuah kata dapat memiliki banyak makna, tergantun~1 dari sudut mana kata

itu di pandang. Begitupun dengan kata "Lengkong'', yang memiliki beberapa

p0 ngertian. Diantara;;ya yaitu pertama, bila dilihat dari sudut

geografis,"Lengkong" merupakan nama sebuah kamµung yang terdapat di

Sumedang. Orc .. <g-orang Sumedang menamal<ahnya dengan "Lengkong Alit"

yang berarti "Lengkong Kecil". (hasil wawancara dengan Mukri Mian," tokoh

masyarakat Lengkong). Kedua, dari sudut bahasa, kata "Lengkong" dalam

bahasa Sunda berarti "Lengkung", yaitu suatu daerah yang dikelilingi oleh air

(sungai, kali atau situ). Sedangkan dalam bahasa Jawa berarti Leng =

lubang, kong = boboko atau bakul nasi, di mana kondis.i tanah kampung ini

berbentuk cekung seperti lubang bakul nasi. Ketiga, Lengkong dalam bahsa

Arab berasal dari kata "Liqo" berarti "pendekatan" dan "pertemuan",

maksudnya tempat pertemuan para ulama dan mensyiarkan Islam melalui

pendekatan para ulama. (Muhammar Khamdevi, 2002:·132).

Page 59: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Asal-usu! kata dan pengertian Lengkong di atas semuanya sesuai dengan

situasi dan kondisi geografis maupun sosial-budaya di L,:mgkong Ulama

sekarang. Pada kenyataannya masyarakat Lengkong banyak yang

mengamini bahwa asal-usul Lengkong sesuai dengan variasi pertama dan

kedua yang disebutkan di atas.

47

Menurut M. Hanief (1992), daerah Lengkong menyimpan lembaran sejarah

yang panjang, serta memiliki nilai-nilai tradisi dan religius Islam yang kuat.

Sebutan "Lengkong Ulama" pada waktu dahulu hingga kini, berkaitan dengan

kehadiran beberapa pesantren mulai sekitar tahun 1800-an. Kampung ini pun

mendapat julukan sebagai Kampung Ulama atau Kampung Santri selain itu

juga, kampung ini mendapat julukan "Kampung Kaligrafi", karena

menghasilkan kaligrafer-kaligrafer ulung tingkat nasional dan internasional.

Nama kampung ini awalnya adalah Lengkong Kulon (sunda:barat).

Seda11gka11 penyebutan "ulama" berkaitan dengan didirikannya pesantren­

pesantren di sana di mana santri berasal dari berbagai daerah di Indonesia,

seperti Lampung, Palembang, Banten, Karawang, Jakarta, Tangerang dan

lain-lain. Keharumannya sebagai kampung pesantren dan alumninya yang

banyak menjadi ulama, membuat masyarakat luar kampung ini menyebutnya

Lengkong Kulon sebagai "Lengkong Ulama".

Page 60: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

48

Lengkong Ulama pada masa perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan

Republik Indonesia menjadi tempat berkumpulnya TNI clan laskar rakyat.

Para pejuang yang berasal dari daerah sekitar Tangerang dan Pandeglang

sering mengadakan pertemuan untuk menyusun strategi melawan penjajah

Beland a.

5.1. Kerangka berfikir

Tulisan ini akan membahas tentang persepsi masyarakat pribumi terhadap

pendc.•ar,g di Kampung Lengkong Ulama, Tangerang. Fokus tulisan ini

diarahkan pada persepsi. Sejauh yang penulis ketahui, ada dua penelitian

tentang Kampung Lengkong Ulama. Penelitian pertama membahas tentang

pesantren sebagai salah satu aspek dari perkembangan Islam di Lengkong

Ulama, yaitu tulisan saudara Nuryani, yang berjudul Peranan Pesantren

Lengkong dalam Pengembangan Agama Islam di Tangerang 1927-1949,

yang merupakan skripsi di jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, fakultas

Adab, pada tahun 1998. Penellitian kedua yaitu membahas tentang potensi

kampung Lengkong Ulama untuk Jijadikan semacam tempat "wisata rohani",

karangan saudara Muhammar Khamdevi, yang berjudul Kampung Wisata

Rohani sebagai Solusi Prencanaan Komunitas Kampung Lengkong Ulama

Untuk Meningkatkan Kualitas dan Vitalitas Lingkungannya dengan

Pendekatan Redevelopment, sebuah kary!\l tulis yang diajukan sebagai salah

Page 61: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

satu syarat untuk menempuh ujian akhir pada jurusan J\rsitektur dan

Perencanaan, Fakultas Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti, tahun

2001-2002.

Persepsi merupakan kegiatan yang sangat subyektif mengenai penilaian

terhadap objek atau stimulus. Persepsi merupakan serangkaian proses di

dalam otak manusia mengenai stimulus yang akan diterjemahkan dan

dimaknai sehingga di dapat penilaian yang digunakan sehingga dapat

disimpulkan mengenai suatu stimu;us yang di terima melalui sistem

pengindraan.

49

Persepsi termasuk dalam sistem pemrosesan informasi. Fase pertama

dalam proses informasi ad<::lah sensasi, yaitu stimulasi yang diterima oleh

sistem indra. Tahap berikutnya adalah persepsi, yaitu pengorganisasian

sensasi untuk dapat menilai suatu objek, mellihat hubungannya dengan

kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita. Persepsi sangat erat kaitannya

dengan akurasi penilaian mengenai indra yang menerirna stimulus dari luar.

Dan tahap terakhir adalah perbuatan berupa interpretasi dari stimulus yang

ada.

Masyarakat adalah suatu kumpulan individu yang hidup bersama saling

Page 62: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

berinteraksi dan masing-masing menyadari saling ketergantungan secara

positif dalam mencapai tujuan bersama ..

Masyarakat pribumi yaitu penghuni asli; yang berasal dari tempat yang

bersangkutan. (Kamus besar bahasa Indonesia, 2005:B95) Pribumi adalah

sekumpulan individu yang hidup dalam satu daerah dan lahir di daerah

tersebut yang memiiliki persamaan fisik, bahasa, aksen, budaya dan

sebagainya. Sedangkan pendatang merupakan individu yang berdomisili

didaerah tertentu yang memiliki perbedaan fisik, bahasa budaya dan

sebagainya. Pendatang (orang asing) merupakan orang-orang yang

berdomisili di wilayah tertentu untuk hidup sementara maupun permanen

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:239).

50

Dalam hal ini persepsi masyarakat pribumi terhadap warga pendatang,

merupakan upaya untuk melihat sejauh mana kaum pribumi memandang

warga pendatang dan faktor-faktor penyebab persepsi terhadap pendatang.

Serta bagaimana persepsi pribumi terhadap pendatansi berdampak terhadap

perilaku diskriminatif dan hubungan interpersonal pandatang sehari-hari.

Page 63: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

BAB3

METODE PENELITIAN

3.2. Pendekatan dan metode penelitian

Pada penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi kaum

pribumi terhadap pendatang di Karnrung Lengkong Ulama. Maka

pendekatan yang lebih tepat adalah kualitatif dengan bentuk studi kasus yang

bersifat deskriptif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang

digunakan untuk memahami gejala perilaku nyata dan emosi manusia

menurut penghayatan individu atau melalui sudut pandang subyek peneliti.

Melalui pendekatan ini, peneliti dapat memahami suatu gejala dengan lebih

mendalam dan lebih terperinci tanpa dihambat oleh batasan-batasan

variabel. Dalam pendekatan ini, dihasilkan dan diolah yang sifatnya deskriptif,

seperti transkrip wawancara, catatan lapangan, gambar foto, rekaman video

dan sebagainya. (Poerwandari,2001)

Selain itu, pendekatan kualitatif juga digunakan bila penelitian berhubungan

dengan usaha-usaha untuk memahami manusia dalam segala

kompleksitasnya sebagai makhluk subyektif. Serta den!ian pendel<atan

Page 64: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

kualitatif akan lebih diuntungkan karena disainnya lebih fleksibel dan

berkembang dalam proses penelitiannya, dan juga lebih bisa menjelaskan,

memberi pengertian, serta pemahaman yang mendalam. (Wijaya, 1996).

52

Menu rut Bogdan dalam Poerwandari (2001) studi kasus adalah kajian yang

rinci atas dasar satu latar atau satu orang subyek atau satu tempat

penyimpanan dokumen. Pendekatan studi kasus tersebut dipilih karena Jebih

akomodatif terhadap peneliti dan informannya untuk saling kerja sama, saling

menghormati, saling berinteraksi, dan saling membantu (Wijaya, 1996). Sela in

itu penggunaan studi kasus dipilih karena peneliti tidal; ,-.-,emiliki kontrol atas

kejadian-kejadian yang telah berlangsung. Studi kasus juga dapat memberi

nilai tambah pada pengetahuan kita secara unik tentan9 fenomena individual,

dapat digeneralisasikan ke proposisi teoritis (Yir., 2004).

Kemudian Saifuddin Azwar (2005) menjelaskan bahwa: Studi kasus

merupakan penyelidikan mendalam (in-depth study) mengenai suatu unit

sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang

terorganisasikan dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.

Cakupan studi kasus dapat meliputi keseluruhan siklus kehidupan atau dapat

pula memperhatikan keseluruhan elemen atau peristiwa.

Page 65: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

53

Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok

pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how andwhy .. Selain itu, studi

kasus juga tepat bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol

peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan fokus penelitiannya pada

fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan nyata (Yin,2004).

Menurut Hasan Bisri (2004) terdapat beberapa ciri yang melekat pada

metode penelitian studi kasus, di antaranya:

1. Satuan analisis di pandang sebagai suatu kesatuan yang utuh dan

terintegrasi.

la terdiri atas beberapa unsur kesatuan yang saling berhubungan.

Berkenaan dengan hal itu, ia didekati secara kualitatif dan bersifat holistik.

Di samping itu, satuan analisis itu mempunyai hubungan dengan unsur lain

di luar dirinya dalam konteks yang lebih luas.

2. Studi kasus diarahkan untuk menentukan spesifikasi atau keunikan

satu2n analisis (bukan untuk melakukan generalisasi). Suatu satuan

analisis yang mencakup beragam unsur dalam fokus penelitian. Oleh

karena itu, memerlukan data yang rinci dan mendalam. Cara kerja yang

demikian, yang membedakannya dengan metode peinelitian survai.

Page 66: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

3. Data yang diperlukan itu, dikumpulkan dengan pengamatan terlibat dan

atau wawancara mendalam dan penelaahan teks, dikumpulkan secara

rinci dan intensif.

54

Menurut Gay dalam Sevilla (1997) metode deskriptif adalah kegiatan yang

meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab

pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan

dari suatu pokok penelitian. Penelitian deskriptif ini bertujuan

menggc>;nbarkan suatu keadaan atau suatu fPnornena terter.~u berdasarkan

data-d2 ~ ~ yang diperoleh.

Saifuddin Azwar (2005) mengemukakan bahwa: Penelitian deskriptif

r:ielakukan analisis hanya sampai taraf secara deskripsi, yaitu rilenganalisis

dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk

dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar

faktualnya sehingga semuanya selalu dikembalikan lan9sung pada data yang

di peroleh.

Adapun alasan penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk

studi kasus yang bersifat deskriptif ini adalah : Pertama,. tujuan penelitian ini

diwarnai oleh interaksi di antara realif9s. Kedua, menurut hemat penulis,

Page 67: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai pers1~psi warga pribumi

terhadap pendatang,.seyogyanya peneliti berinteraksi secara langsung

dengan responden, antara lain wawancara dan observasL

3.3. Definisi Operasional

55-

Dalam penelitian ini definisi operasional yang dipakai adalah sebagai berikut:

1. Persepsi pribumi dalam penelitian ini adalah bagaimana c«ra !)andang

sekumpulan individu yang bermukim di suatu tempat dan dilahirkan di

wilayah tertentu (penghuni asli).

2. Warga pendatang atau orang asing merupakan sekumpulan individu yang

berdomisili di wilayah tertentu untuk hidup sementara maupun permanen.

3.4. Pengambilan sampel

3.4.1. Populasi dan sampel

Suharsimi Arikunto (1992) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian. Di dalam Encyclopedia of Educational Evaluation tertulis:

A population is a set (or collection) of all alement possessing one or more

attributes of interest. Karena dalam pendekatan kualitatif yang utama adalah

Page 68: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

56

kedalaman pembahasan suatu fenomena dan bukan generalisasi. Tak ada

aturan pasti mengenai subyek yang harus dipenuhi. Jumlah sampel

bergantung pada apa yang ingin diteliti, tujuan peneliti konteks saat itu, apa

yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan sumber

data yang tersedia (Poerwandari, 1998).

Karena tidak mungkin untuk mengambil seluruh populasi untuk dijadikan

sampel penelitian, maka penelitian hanya dikenalkan pada sebagian kecil

dari popula;i yang ada yang dinilai cukup representatif untuk

menggambarkan populasi. Oleh karena itu, peneliti dalam penelitian ini

menentukan iiga orang subyek untuk dijadikan sebagai sampel penelitian

dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Usia subyek dibatasi dari 20-60 tahun, karena dinilai usia

tersebut cukup dewasa.

2. Pendidikan subyek minimal SMU atau sederajat, dinilai cukup

mampu untuk memar.dang masalah yang ada disekitiarnya.

3. Warga Kampung Lengkong Ulama, Tangerang, karena dinilai

memahami karakter warga setempat.

Jadi dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh masyarakat

Page 69: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Kampung Lengkong Ulama, sedangkan sampel penelitian ini adalah tiga

orang subyek peneliti.

3.5. Pengumpulan data

3.5.1. Metode dan instrumen penelitian

57

Metode pengumpulan data yang dipergunakan penulis adalah menggunakan

wawancari" mendalam (in-depth interview) dan observasi. Adapun yang

menjadi sebagai metode utama dan penunjang untuk mengurr.j:Ju: data

adalah peneliti sendiri.

a) Wawancara

Chaplin (2001) mendefinisikan wawancara sebagai suatu percakapan

tatap muka (face to face) dengan tujuan memperoleh informasi secara

aktual untuk menaksirkan atau menilai kepribadian seseorang. Wawancara

ini melibatkan pewawancara (interviewer) yang men!~ajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut. Adapun maksud dan tujuan wawancara ini menurut

Lincoln dan Guba dalam Moelong (2002) antara lain untuk mengkonstruksi

mengenai orang, kejadian, organisasi perasaan, motivasi, tuntutan,

kepedulian dan lain-lain.

Page 70: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

58

Ada dua tipe wawancara yakni wawancara terstruktur dan wawancara tak

terstruktur. Pada wawancara terstruktur rumusan atau pertanyaan­

pertanyaan sudah ditetapkan dan tidak boleh berubah-ubah. Sedangkan

pada wawancara tidak terstruktur, pertanyaan bersifat lebih luwes dan

terbuka, meskipun pertanyaan yang diajukan ditentukan oleh maksud dan

tujuan penelitian, muatan dan rumusan kata-kata diserahkan kepada

wawancara (F.N. Kerlinger, 1998).

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang diterapkan adalah

wawancara tak terstruktur. Teknik ini dilakukan dengan pertimbangan agar

terdapat pengayaan data yang diperoleh. Jenis wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam in-depth interview.

Kerlinger (1998) menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah

wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara. Namun,

penggunaannya tidak seketat wawancara terstruktur. Pedoman wawancara

yang berisi open-ended question bertujuan untuk menjaga arah wawancara

agar tetap sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman wawancara digunakan

agar melalui wawancara didapatkan data-data yang tidak menyimpang dari

tujuan penelitian. Selain itu, pedoman wawancara juga sebagai alat bantu

untuk melakukan kategorisasi jawaban sehingga memudahkan analisis.

Page 71: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Pedoman wawancara ini disusun tidak hanya berdasarkan berbagai teori

yang berkaitan dengan masalah yang ingin di jawab.

b) Pengamatan atau observasi

59

Metode pengumpulan data yang kedua adalah observasi yaitu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati, mencatat

secara sistematis gejala yang diselidiki (Moleong, 2:002). Observasi dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran fisik subyek,

penampilan s11byek dan s::rnp subyek selama wawancara berlangsung,

termasuk rau1 muka, intonasi maupun vibrasi suara.

Metode observasi digunakan untuk memperoleh informasi perilaku manusia

yang menggunakan tempat-tempat umum baik bersosialisasi maupun untuk

melakukan kegiatan mandiri. Metode ini menggunakan pendekatan

pengamatan terhadap obyek yang diamati.

3.5.2. Teknik analisa dan interpretasi d;'!ta

Mengenai analisa data, Moleong (2002) menjelaskan bahwa:

"Analisa data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola,

Page 72: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari serta merumutuskan

apa yang dapat diceritakan kepada orang umum".

60

Pada bagian pertama, proses analisa dimulai dengan menelaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dengan

responden, observasi yang telah dituliskan dalam lembar obsesrvasi

lapangan, dan sebagainya. Data-data tersebut tidak lain hanyalah kumpulan

kata-kata mentah yang masih perlu di baca, dipelajari dan ditelaah lebih

lanjut. Untuk mengubah kata-kata mentah te.sebut menjadi bermakna maka

penulis kemudian mengadakan reduksi date

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, merr.buang yang tidak perlu, mengorganisasi

data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya

dapat di tarik atau diverifikasi. Penyajian data sebagai sekumpulan informasi

yang tersusun memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Pengambilan kesimpulan dapat dilakukan tergantung

pada besarnya data kumpulan catatan di lapangan, pengkodean,

penyimpanan, kecakapan peneliti.

Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan dengan

Page 73: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

61

merinci kompleksitas data menjadi bagian-bagian yang kemudian

dikategorisasikan menjadi berbagai tipologi pada.langkah berikutnya, sambil

melakukan pengkodean (coding). Data yang relevan di beri kode dan

penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau dikategorisasikan

berdasarkan outline analisa yang dibuat. Kategorisasi dibuat berdasarkan

pada kategori emik (emic category), yaitu struktur atau pola konseptual dari

responden yang sedang diteliti. Dengan demikian peneliti tinggal memakai

kategori-kategori yang telah ada. Kemudian, penulis membandingkan analisa

masing-masing kasus subyek penelitian untuk menarik benang merah yang

menunjukkan persamaan clan karakteristik khas pada rnasing-masing kasus.

Pada bagian akhir dan sernua data yang diperoleh selanjutnya dibuat

kesirnpulan atas data-data yang bersifat umum dan memperhatikan pada

data-data yang bersifat khusus. Teknik perbandingan yang berkelanjutan ini

berlangsung dengan melalui tahapan, yaitu:

1. Membandingkan butir-butir yang mungkin dimasukkan pada

setia p kategori.

2. Menggabungkan kategori-kategori beserta ciri-cirinya.

3. memberikan pembatasan pada masing-masing kate9ori, dan.

4. Kategori-kategori tersebut kemudian dijadikan deterrninan pola­

pola sebagian temuan penelitian.

Page 74: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

3.6. Prosedur penelitian

Ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini, yaitu:

1. Prosedur persiapan

62

Sebelum penulis mengambil data di lapangan, terlebih dahulu penulis

melakukan beberapa persiapan, meliputi: memiiih, menjajaki dan

kemudian menilai lapangan penelitian, menentukan responden sesuai

de~gan kriteria yang ditentukan, kemudian memberi penjelasan mengenai

tujuan penelitian dan memintai kesadiaannya seria menyusun pedoman

(guidenj wawancara yang dibuat berdasarkan tinjauan teoritis yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian, sebagaimana termuat dalam

bab dua, mempersiapkan lembar observasi, tape recorder sebagai alat

bantu atau perekam wawancara dan mempersiapkan perlengkapan

lainnya yang di rasa perlu, sehingga peneliti dapat mempersiapkan diri

dengan matang untuk melakukan penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Pengambilan data dengan melakukan wawancara, mengobservasi

responden dan melakukan cross ceck melalui wawancara dengan pihal­

pihak yang memiliki hubungan dengan responden, melakukan analisis

dokumen pribadi untuk memperoleh informasi yang mendalam dengan

tetap memperhatikan batasan-batasan yang ada.

Page 75: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

63

3. Tahapan pengolahan data

Hasil wawancara yang telah direkam kemudian dipindahkan secara

verbatim kedalam bentuk naskah (teks). Adapun sistematika penulisan

naskah yang digunakan adalah dengan memilah-milah hasil wawancara

berdasarkan pedoman wawancara. Selanjutnya di analisis secara kualitatif,

yaitu menggambarkan data dengan kata atau kalimat yang dipisah­

pisahkan menurut kategori tertentu untuk memperoleh kesimpulan dan

gambaran secara umum.

4. Tahap analisa

Membandingkan analisis masing-masing kasus subyek penelitian untuk

menarik benang merah yang menunjukkan persamaan dan karakteristik

khas pada masing-masing kasus untuk memudahkan rr.elihat perbedaan

gambaran masing-masing subyek serta dilakukan analisis dengan

berbagai pendekatan secara keseluruhan. Pada tahap akhri ini, semua

data hasil analisis di buat kesimpulan dan diinterprelasikan dalam bahasa

yang mudah dipahami.

Page 76: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

BAB4

HASIL PENELITIAN

4.1 . Gambaran umum subyek penelitian

Nama subyek dan orang-orang yang terlibat dalam kasus ini bukanlah nama

sebenarnya, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan subyek dan

pihak-pihak lain yang terkait. Sedangkan kutipan dan wawancara disajikan

diantara tanda kutip.

Subyek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, yang diambil berdasarkan

yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni: individu yang berusia dari 20-60

tahun, subyek yang berpendidikan minimal lulusan SMU dan sederajat, serta

berdomisili di wilayah dusun Lengkong Ulama.

Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu antara tanggal 02 September

2007 sampai dengan 23 Januari 2008, di tempat-tempat yang telah penulis

sepakati dengan subyek itu sendiri.

Nama-nama subyek dalam penelitian ini sengaja tidak disebutkan sesuai

nama yang sebenarnya, melainkan peneliti ganti dengan inisial masing-

Page 77: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

65

masing nama tersebut. Hal ini dimaksudkan agar kerahasiaan subyek dalam

penelitian ini tetap terjaga.

Gambaran mengenai ketiga subyek lebih jelasnya disajikan dalam bentuk

label berikut ini.

Tabel 1

Gambaran umum subyek penelitian

Nam a I Jenis kelamin Usia I Pendidikan I Pekerjaan I '

ILK '

terakhir i I SH 58 tahun SMU 0uru

!MM LK 53 tahun s 1 Guru

AM LK 21 tahun Mahasiswa Pelajar

'

Page 78: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

4.2. Analisa Kasus

4.2.1. Kasus SH

Gambaran kasus SH

66

Wawancara dengan SH berlangsung di rumah subyelc sendiri di kawasan

dusun Lengkong Ulama. Wawancara dilakukan di rumah tersebut atas

kesepakatan penulis dengan subyek. Kala itu, subyek masih mengenakan

kaos oblong dengan kain sarung sehingga terkesan santai dan nyaman pcida

saat wawancara akan dilangsungkan. Proses wawancara berlangsung

dengan disaksikan oleh anak subyek yang tertarik menyaksikan proses

wawancara namun tidak menghambat subyek untuk bersikap terbuka dan

menjawab dengan gamblang dengan dialek khas sunda. Subyek bersikap

demikian dengan alasan bahwa ia cukup mengetahui kesulitan dalam

menyusun skripsi sehingga sepantasnya penyusunannya di bantu secara

kooperatif dalam proses wawancara ini.

Subyek adalah seorang kepala keluarga yang berusia 58 tahun. Subyek

tepatnya dilahirkan di dusun Lengkong Ulama pada tahun 1949. Subyek

sendiri tinggal di dusun ini sejak kecil atau sejak dilahirkan, sehingga tahu

benar mengenai karakter warga kampung Lengkong Ulama.

Page 79: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

67

Sebagai seorang guru ngaji yang ditinggal di dusun ini sejak kecil, subyek

sangat memahami tentang daerah ini dan sekitarnya. Subyek memandang

warga pendatang sama dengan warga lain tidak ada perbedaan dalam

berbagai hal.

" ... Karena, kita hidup di dunia ini harus bisa berinteraksi satu dengan yang lainnya dan sating menghargai satu dengan yang lainnya (hab/uminannas) .. " (wawancara dengan subyek 25 desember 2007)

Di samping itu juga, subyek memandang bahwa sebagai makhluk ciptaan-

Nya yang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Kita selayaknya harus

mampu memahami satu sama !ain dan saling menghargai.

Adapun mengenai mereka (warga pendatang) bisa tinggal di sini pertama

karena hubungan pernikahan, atau tinggal dengan sanak familinya untuk

sekolah atau bekerja, ada juga yang khusus belajar kitab (pesantren) dan

mendapatkan jodoh orang sini. Subyek memberikan kriteria individu yang

yang disebut orang asing. Yaitu, mereka yang meman9 individu yang

berdomisili di sini tidak mempunyai hubungan darah dan tidak diiahirkan di

sini.

Tentang keberadaan mereka (warga pendatang), subyek memandang tidak

merasa keberatan dan merasa nyaman bahkan menambah teman atau

saudara dan pengalaman serta wawasan tentang dunia Juar.

Page 80: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

" ... kalau saya nyaman-nyaman saja, selama pendatang tidak berouar yan; macam-macam atau merugikan saya apalagi sampai merusak nama baik kampung ini ... ". (wawancara dengan subyek tanggal 25 desernber 2007)

38

Sedangkan keberadaan pendatang di dusun ini sedikit rnernbuat para tokoh

rnasyarakat rnerasa gelisah atau pengaruh yang rnereka (tokoh rnasyarakat)

rniliki berkurang. Dikarenakan pendatang yang berrnukirn di karnpung

Lengkong tidak sernuanya rnau rnenerirna dengan sistern yang rnereka

(pejabat setempat seperti RT/RW) terapkan. Disebabkan aturan itu

membatasi ruang gerak pendatang. Seperti aturan tentang kriteria seorang

pemimpin, harus warga pribumi. Meskipun subyek dianggap sebagai tokoh

masyarakat dan sebagai guru ngaji (ustac.:o-), ia tidak merasa keberatan

dengan adanya pendatang yang ingin mencalonkan sebagai pemimpin. ltu

disebabkan subyek memandang semua persoalan dari segi agama.

" ... Joh kitakan diciptakan untuk o/eh Tuhan kan di suruh berp1kir sehingga mampu untuk jadi pemimpin, jadi wajar saja bi/a mereka (warga pendatang) ingin menjadi pimpinan. Tapi saja juga berpikir apa iya ga ada lagi orang pribumi yang pantas" (wawancara dengan subyek 25 desember 2007).

Meskipun pendatang memiliki kemampuan intelektual di atas warga pribumi.

Namun di kampung ini yang ditekankan adalah pantas atau tidak seseorang

menjadi pemimpin. Lebih dari itu, rasa ego mereka yang tinggi, yang tidak

mau di pimpin oleh orang asing. Sehingga dengan cara apapun diusahakan

agar pendatang hanya menjadi "ma'mum" tanpa di beri kese_mpatan untuk

Page 81: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

69

memimpin. Meskipun seorang pendatang telah berdomisili di sini puluhan

tahun.

" .... Jadi untuk pendatang yang ingin menjadi pemimpin baik itu ketua RTIRW atau ketua-ketua Jainnya dalam kepemudaan, sebaiknya di tunda atau Jebih baik jangan, mendingan menjadi warga yang baik dan pandai beradaptasi dengan budaya sini". (wawancara dengan subyek 25 desember 2007)

Dengan adanya pendatang di sini memang tidak memberikan kontribusi yang

signifikan. Namun, warga kampung ini tidak bisa menafil<kan bahwa sebagian

pendatang perannya sudah dapat dirasal<an oleh pendudul< asli, seperti:

setiap tahun menjelang hari raya ldul fitri warga pribumi mendapatkan zakat,

atau pada hari raya ldul Adha atau Lebaran Haji mereka memperoleh daging

kurban bahwa tidak sedikit pendudul< asli yang mendapatl<an kerja melalui

perantara warga pendatang.

Warga pendatang hanya berperan sebatas kegiatan-kegiatan sosial yang

manfaatnya bisa langsung dirasal<an oleh pendudul< asli. Namun, peran

pendatang di bidang politik cukup dibatasi apalagi untul< menjadi pemimpin di

wilayah ini, cukup sulit dan mustahil. Karena merel<a (pribumi) mempunyai

prinsip yang tahu wilayah ini hanya pribumi dan jarang sekali warga

pendatang ingin memajul<an daerah orang lain.

" ... tapi say a tidak munafik, sarung yang saya pakai sekarang ini ada/ah pemberian dari pendatang dan daging yang ada di dapur juga pemberian dar mereka ... " (wawancara dengan subyek tanggal 25 desernber 20Wl

Page 82: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

70

Subyek juga memandang warga pendatang cukup baik dalam hal hubungan

interpersonal sehari-hari dengan warga asli. Dan warga asli kampung ini tidak

merasa cemas dengan adanya pendalarig.

Keadaan kampung ini sebelum dan sesudah adanya pendatang tidak banyak

perubahan baik secara fisik, sosial, maupun secara ekonomi. Mungkin secara

politik cukup mewarnai karena lebih terasa oleh warga baik pendatang

maupun pribumi. Namun suasana perpolitikan itu lebih terasa mendalam dan

sangat memojokkan para pend8tang. Hal tersc::iut sulit untuk hilangkan

karena mereka mempunyai ego yang tinggi terhadap kekuasaan daerahnya.

Hal inilah yang membuai para pendatang tidal< nyaman berada di sini.

Sebenarnya istilah warga pendatang atau pribumi tidak akan muncul dalam

kehidupan sehari-hari. Namun untuk hal-hal lain yang sekiranya hal tersebut

akan menjatuhkan atau mengurangi pengaruh para tokoh masyarakat atau

pejabat-pejabat setempat seperti ketua RT/RW, ketua Pemuda, ketua

Remaja Mesjid. Seperti, dalam bursa pencalonan ketua, baik itu ketua

RT/RW, ketua Pemuda maupun ketua lkatan Remaja Mesjid, barulah istilah

itu muncul. Dan itu sangat diwajarkan meskipun sangat memojokkan warga

pendatang.

" ... yaa wajar aja namanya juga politik, kalau merasa terpo_iokkan atau saki: hati jangan ikut-ikutan /ebih baik diam aja di rumah. .. " (wawancara dengan subyek tanggal 25 desember 2007)

Page 83: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

71

Analisa Kasus SH

. Dari uraian gambaran kasus tersebut telah cukup memberikan kesan bahwa

· subyek sangat memahami baik karakter, situasi dan kondisi sehari-hari d1

daaerahnya. Pemahaman tersebut nampaknya lahir clari pengalaman dan

wawasan subyek dalam mempersepsikan fenomena yang ada dalam

kehidupan keseharian.

Analisis yanng diberikan subyek sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh

Wibowo (1988), yaitu bahwa pengalaman dan faktor inteleger1si merupakan

faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yang merup;:;~an faktor

internal. Di samping itu, faktor eksternal, yaitu lingkungan dan faktor stimulus

itu sendiri. Agar stimulus dapat di persepsi, maka stimulus harus cukup kuat.

stimulus harus melampaui ambang stimulus, yaitu kef:uatan stimulus yang

minimal namun sudah dapat menimbulkan kesadaran, kejelasan stimulus

akan banyak berpengaruh terhadap persepsi. Lingkungan atau situasi yang

melatarbelakangi stimulus juga akan berpengaruh dalam persepsi, terlebih­

lebih jika objek persepsi adalah manusia. Lingkungan yang melatarbelakangi

objek merupakan kebulatan atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Obyek yang

sama dengan situasi yang berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang

berbeda.

Sebagai orang yang lebih sering bergelut dengan aktivitas keagamaan

Page 84: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

72

tentunya subyek memiliki analisis terhadap faktor peny1sbab yang lebih sarat

dengan pendekatan sosial keagamaan. Subyek memandang bahwa kurang

berpegangan terhadap ajaran agama sehingga akhlak dengan mudah

mengalami kemerosotan ketika seorang terbentur dengan berbagai masalah,

kurang memadainya pengalaman dan intelegensi yang dimiliki oleh individu,

sehingga individu mempersepsikan suatu masalah tidak secara komprehensif

dan tidak menyadari dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 85: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Tabel 2 kasus SH

Persepsi pribumi terhadap pendatang

STIMULUS -Penglihatan

- Suara - Bau - Rasa - Texture

! Indra

Penerima

Perhatian

1 I PERSEPSI

Adanya J pendatang

Subyek ---i mellhat/menden~;~r I adanya pendata;~

Subyek memperhatik~ keberadaan pendatar~

Subyek memandang bahwa ketika pendatang mampu beradaptasi dengan lingkungan maka ia akan hidup damai.

73

Page 86: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

4.2.2. Kasus MM

Gambaran kasus MM

74

Wawancara dengan MM berlangsung di pinggiran sungai Cisadane.

Wawancara dilakukan dipinggiran sungai Cisadane tersebut atas

kesepakatan penulis dengan subyek. Kala itu, subyek rnengenakan baju koko

berwarna putih dengan kain sarung sehingga terkesan tenang dan nyaman

pada saat wawancara akan dilangsungkan. Proses wawancara berlangsung

dengan disaksikan oleh anak subyek yang berusia tujuh tahun namun tidak

menghambat subyek untuk bersikap terbuka dan menjawab dengan

gamblang dengan dialek khas sunda. Subyek bersikap demikian dengan

alasan bahwa ia cukup mengetahui kesulitan dalam menyusun skripsi

sehingga sepantasnya penyusunannya di bantu secara kooperatif dalam

proses wawancara 1rn.

Subyek adalah seorang guru sekolah yang berusia 53 tahun. Subyek

dilahirkan di daerah dusun Lengkong Ulama pada tahun 1954. Sebagai

seorang guru sekolah dan sebagai warga yang tinggal di dusun Lengkong

Ulama sejak kecil, subyek sangat memahami sekali karakter dan sifat warga

kampung Lengkong Ulama. Subyek memandang bahwa pendatang yang

tinggal disini, tidak membuat subyek merasa cemas atau gelisah dengan

kehadiran mereka disini.

Page 87: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

" ... ngapain cemas, toh mereka sama-sama manusia bukan untuk ditakuti. Justru kita harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain". (wawancara dengan subyek tanggal 27 desember 2007)

Justru kampung ini akan lebih memiliki warna dalam ha! apapun ketika

pendatang dengan pribumi saling berinteraksi.

Adapun hal yang melatarbelakangi mereka tinggal disini, yaitu: karena

hubungan pe~:iikahan, hubungan darah atau mereka bermukim dengan

sanak saudara untuk sekolah atau bekerja.

Adapun yang disebut sebagai warga pendatang adalah orang-orang yang

75

bertempat tinggal disini namun tidak dilahirkan disini. Begitupun sebaliknya,

yang dikatakan pribumi adalah orang-orang yang dilahirkan di wilayah ini

meskipun sejak kecil tinggal di kampung lain. Jadi mesk:ipun, orang itu

berasal dari suku yang sama atau dari desa yang sama dan memiliki KTP

yang s:oima kemudian orang tersebut tinggal di daerah ini tetap disebut

sebagai warga pendatang.

" ... karena yaa itu tadi yang penting mereka di/ahirkan disini ... ". (wawancara dengan subyek 27 desember 2007).

Hal tersebut akhirnya tanpa disadari oleh masyarakat menjadi sebuah

Page 88: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

76

persyaratan atau kriteria yang tidak tertulis.

Persyaratan atau kriteria tersebut tidak bisa dihilangkan meskipun dengan

aturan pemerintah atau agama. Dikarenakan minimnya1 pengetahuan dan

pengalaman mereka serta rasa ego mereka yang tinggi. Namun disisi lain

bagi sebagian pihak yang mengerti tetapi ia mempunyai kepentingan tertentu,

bukan lagi berbicara pengetahuan atau pengalaman. Namun yang dijadikan

patokan adalah sejauh mana ego dan ambisinya untuk memenuhi

kepentingan tersebut. Sehingga kriteria atau persyaratan itu akan hilang atau

menambah lengket.

" ... buktinya kemarin pemilihan c.'.c,,J atau RW, kan semuanya warga pendatang diakui o/eh salah satu ca/on masih ada kerabat". (wawancara dengan subyek 27 desember 2007)

Subyek memandang dengan adanya pendatang disini, tidak menjadikan

dirinya atau warga menjadi cemas atau gelisah. Dikarenakan pendatang

yang berada disini tidak pernah melakukan hal-hal yang tidak wajar. Dan

warga asli disini memiliki pengetahuan agama yang cukup.

" ... itu terbukti dengan adanya pesantren dan sekolah-sekolah yang bernuansakan Islam, seperti Ml, MTS dan Madrasah Aliyah''. (wawancara dengan subyek 27 desember 2007)

Dan kampung ini pun terkenal dengan kampung yang damai tidak pernah

berbuat onar dengan siapa pun.

" ... be/um pernah terdengar si A atau si B yang berkelahi dengan kampung sebelah''. (wawancara dengan subyek 27 desember 2007)

Page 89: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

77

Dengan adanya pendatang disini tidak banyak memberikan kontribusi

terhadap kampung ini. Sehingga kampung ini mengalami kemajuan yang

pesat. Meskipun dalam momen-momen tertentu pendatang memberikan

sedekah atau sumbangan. Tetapi tidak membuat suatu1 perubahan yang

signifikan.

Menurut pandangan subyek hubungan interpersonal dalam kehidupan

keseharian antara penduduk asli dengan warga pendatang tidak ada

masalah dan cukup sehat dalam hubungan itu. Dan pribumi dengan

pendatang mempunyai hak dan kewajiban yang sama tidak ada perbedaan.

Namun, memang tidak sedikit warga pribumi yang meremehkan pendatang.

Mereka (pribumi) tidak menerima atau tidak menyadari bahwa

kemampuannya di bawah warga pendatang. baik secara ilmu pengetahuan

mauupun pengalaman hidup.

' ... saya akui dalam ha/ ilmu pengetahuan umum yang dimiliki warga pendatang melebihi kami warga pribumi. Namun dalam ha/ pengetahuan agama mereka be/ajar kepada kami". (wawancara den!~an subyek 27 desember 2007)

Dengan i;nelihat situasi seperti itulah terkadang para tokoh masyarakat atau

pejabat setempat merasa tersaingi dan khawatir pengaruh yang mereka miliki

terhadap masyarakat akan berkurang (post power syindrom). Alhasil banyak

para pendatang yang kebebasannya untuk bersuara atau ingin berpartisipasi

aktif dalam membangun daerah ini di pangkas. Terlebih-lebih ketika berbicara

Page 90: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

73

tentang politik atau ada pendatang yang ingin mencalonkan sebagai

pemimpin di daerah ini. Mereka akan menggunakan berbagai cara untuk

menghambat pendatang menjadi pimpinan. Meskipun cara itu melanggar

aturan agama atau etika dalam perpolitikan.

" ... lagian ngapain pendatang mau jadi pemimpin di sini emangnya warga asi. ga ada yang pantes". (wawancara dengan subyek 27 desember 2007)

Sebenarnya istilah pendatang dan pribumi di kampung ini tidak begitu

kentara dalam kehidupan sehari-hari. Namun ketika, seorang pendatang

:8lah memasuki daerah "terlarang" atau ikut serta dalam perpolitikan di

kampung ini. Maka istilah pendatang akan dijadikan senjata yang ampuh

dalam mencapai kepentingan pihak tertentu dan perilaku diskrimintif pribumi

lerhadap pendatang akan semakin nampak dan terasa oleh warga

pendatang. Hal inilah yang bertolak belakang dengan kehidupan keseharian

masyarakat kampung Lengkong Ulama yang SE!rat akan nilai religius.

Page 91: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

79

Analisa Kasus MM

Gambaran kasus yang diperoleh dari subyek MM ditemukan kesan bahwa

subyek sangat memahami mengenai persepsi pribumi terhadap warga

pendatang di Kampung Lengkong Ulama. Pemahaman ini subyek peroleh

berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang subyek miliki. Sehingga

subyek dapat melihat dengan jelas fenomena yang berkembang yang ada di

lingkungan sekitarnya. Subyek memandang bahwa kurangnya pengalaman

dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat menjadikan seseorang

!upa akan dirinya atau tidak memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi

sehingga merasa dirinya hebat dan pintar. Tidak ada orang yang lebih pintar

dibandingkan dengan dia. Hal ini menjadikan persepsi seseorang menjadi

tidak sempurna. Terlebih-lebih ketika persepsi itu dicampuri dengan

kepentingan-kepentingan diri sendiri atau pihak-pihak yang berkepenti;igan.

Hal di alas sejalan dengan ungkapan Davidoff (1988), persepsi merupakan

satu cara kerja (proses) yang rumit dan aktif. Orang seringkali menganggap

bahwa persepsi menyajikan satu pencerminan yang sempurna mengenai

realitas atau kenyataan. Pertama, persepsi bukanlah cermin. Karena indra

kita tidak memberikan respon terhadap aspek-aspek yang ada di dalam

lingkungan. Kedua, manusia seringkali melakukan persepsi rangsang­

rangsang yang pada kenyataannya tidak ada. Ketiga, persepsi manusia

tergantung pada apa yang ia harapkan, pengalaman, rnotivasi.

Page 92: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

80

Sebagai seorang yang lebih sering bergelut dengan aktivitas keagamaan dan

lebih sering bergaul dengan para tokoh masyarakat tentunya memiliki analisis

terhaciap faktor penyebab yang lebih sarat dengan pendekatan sosial

keagamaan. Subyek memandang bahwa kurangnya berpegang terhadap

ajaran agama dan kurangnya pengalaman serta ilmu pengetahuan

seseorang akan menimbulkan suatu persepsi yang salah terhadap suatu

obyek atau persepsi interpersonal.

Hal o:liatas yang dianalisis oleh subyek sejalan dengan teori yang dijelaskan

olen Jalaluddin Rahmat (2000) yaitu: persepsi interpersonal dan persepsi

objek. Persepsi interpersonal adalah persepsi pada manusia dan persepsi

obyek adalah terhadap benda lain selain manusia. Perbedaan antara kedua

ini ada empat. Pertama, pada persepsi obyek, stimulus ditangkap oleh alat

indra kita melalui benda-benda fisik: gelombang, cahaya, gelombang suara,

temperatur dan sebagainya; pada persepsi interpersonal, stimuli sampai

kepada kita melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan

oleh pihak ketiga. Kedua; pada persepsi objek, kita hanya menanggapi sifat­

sifat luar objek itu, kita tidak meneliti sifat-sifat batiniah objek itu; sedangkan

pada persepsi interpersonal, kita mencoba memahami apa yang tidak tampak

pada alat indera kita. Kita hanya melihat perilakunya, kita juga mengapa ia

berprilaku seperti ini.

Page 93: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

81

Ketiga, dalam persepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita dan kita juga

tidak memberikan reaksi emosional padanya. Sedangkan dalam persepsi

interpersonal, faktor-faktor personal anda dengan oran9 tersebut,

menyebabkan persepsi interpersonal sangat cenderun9 untuk keliru.

Keempat, obyek relatif menetap, sedangkan manusia selalu berubah-ubah;

sedangkan persepsi interpersonal menjadi mudah salah.

berikut:

Page 94: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Tabel : 3 kasus MM

Persepsi pribumi terhadap pendatang

STIMULUS -Penglihatan

- Suara - Bau - Rasa - Texture

Indra

Penerima

Perhatian

1 PERSEPSI

Adanya j pendatan:_j

Subyek melihat/mendengar adanya pendatang

Subyek memperha1~J keberadaan pendat~

Subyek memandang bahwa pendatang yang dapat hidup dengan damai adalah pendatang yang mampu beradaptasi dengan lingkungan

82

Page 95: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

4.2.3. Kasus AM

Gambaran kasus AM

83

Wawancara dengan AM berlangsung di warung subyek. Wawancara

dilakukan di warung tersebut atas kesepakatan penulis dengan subyek. Kala

itu, subyek masih mengenakan kaos oblong dengan celana panjang

sehingga terkesan santai dan nyaman pada saat wawancara akan

dilangsungkan. Proses wawancara berlangsung dengan disaksikan oleh

teman subyek yang tertarik menyaksikan proses wawancara namun tidak

menghambat subyek 11nt11k bersikap t::::rbuka dan menjawab dengan

gamblang dengan dialek knas sunda. Subyek bersikap demikian dengan

alasan bahwa ia cukup mengetahui kesulitan dalam menyusun skripsi

sehingga sepantasnya penyusunannya di bantu secara kooperatif dalam

proses wawancara ini.

Subyek adalah seorang mahasiswa yang berusia 21 tahun. Subyek dilahirkan

di daerah dusun Lengkong Ulama pada tahun 1986. Sebagai seorang

mahasiswa dan sebagai warga yang tinggal di dusun Lengkong Ulama sejak

kecil, subyek sangat mengetahui sekali karakter dan sifat warga kampung

Lengkong Ulama. Pandangan subyek tentang pendatang yang bermukim di

sini biasa saja. Artinya ketika mereka (warga pendatang) yang tinggal di sini

tid.ak berbuat hal-hal yang merusak nama baik kampung ini subyek akan

Page 96: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

84

berprilaku wajar-wajar saja.

".-.. yaa yang penting mereka (warga pendatang) bisa beradaptasi dengan budaya kampung ini dan jangan neko-neko. (wawancara dengan subyek, 28 Desember 2007)

Subyek memandang pendatang akan hidup nyaman di kampung ini jika

mereka tidak berbuat hal yang macam-macam, seperti rnabuk-mabukan,

mengkonsumsi narkoba, atau berbuat hal-hal yang dilarang oleh agama.

Adapun hal yang melatarbelakangi pendatang bermukim disini disebabkan

ada hubungan perkawinan atau darah. Subyek memar.dang bahwa yang

disebut warga pendatang adalah mereka yang tingga: .-:; sini namun tidak

mempunyai hubungan darah dengan pribumi meskipun pendatang telah

tinggal di sini dan mempunyai anak cucu tetap saja disebut sebagai warga

pendatang. Namun jika anak dan cucunya lahi: di kampung ini bisa

dikatakan pribumi. Subyek pun memberi kriteria tentang penduduk asli atau

yang dikatakan sebagai warga asli, pertama ia lahir di wilayah Lengkong

Ulama meskipun ia keturunan Arab. Kedua ia mempunyai hubungan darah

dengan kampung ini. Namun, menurut subyek yang lebih ditekankan sebagai

pribumi adalah ia diilahirkan di kampung ini. Meskipun sejak kecil ia tinggal di

sini hingga dewasa tetap warga sini mempunyai persepsi bahwa ia sebagai

pendatang.

" ... contohnya saya, bapak saya orang /uar dan menikah dengan ibu saya (warga asli). Dan saya tidak dikatakan sebagai pendatang tetapi juga sebagai

Page 97: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

pribumi". (wawancara dengan subyek 28 desember 2007)

Adapun tentang kehadiran pendatang di kampung ini, subyek tidakrnerasa

l<eberatan. Begitu pun sebaliknya, menurut subyek war!Ja pendatang pun

merasa merasa nyaman dan tidak keberatan tinggal di sini. Ketika hal

tersebut berhubungan dengan interaksi sosial atau hubungan interpersonal

antara prlbumi dengan warga pendatang. Namun, ketika berbicara tentang

perpolitikan di kampung ini ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh warga

pendatang.

'jangan coba-coba pendatang masuk kewilayah perpolitikan, mendingan "cicing" (dalam bahasa sunda yang artinya "diam') daripada hidup ga tenang". (wawancara dengan subyek, 28 Des 2007)

85

Subyek memandang bahwa warga asli (pribumi), masih mempunyai rasa ego

yang tinggi dalam hal memilih pemimpin. Meskipun seorang pendatang

memiliki kriteria sebagai pemimpin yang ideal dibandin~1kan denga warga

asli, tetap mereka akan menggunakan berbagai cara untuk menjadikan

warga asli sebagai pemimpin. Meskipun menggunakan cara politik yang tidak

waJar

" .. emangnya ga ada orang lagi yang mampu mimpin, masa harus dipimpin sama orang /uar". (wawancara dengan subyek 28 Des 2007).

Subyek memandang bahwa yang harus memimpin kampung ini hanya

warga asli meskipun kemampuannya tidak ideal untuk menjadi seorang

pemimpin.

Page 98: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

36

Untuk keberadaan warga pendatang di sini tidak membuat warga asli cemas

atau khawatir. Namun untuk para tokoh masyarakat atau pejabat kampung ini

sedikit merasa cemas akan hilangnya pengaruh di n1asyarakat.

·-;at tersebut namoak sekali ketika ada pemi/ihan ketua pemuda, ketika itu ada dua kandidat yang satu pribumi dan calon yang satu lagi warga pendatang. dan ketika ada pemiliha ketua F?Y/!Jaro. sebagian warga pendatang tidak mendapatkan surat suara". (wawancara dengan subyek 28 Des 2007)

Hal inilah yang menjadikan warga pendatang tidak merasa nyaman tinggal di

sini. Karena pendatang diperlakukan warga kelas dua, padahal ketika

berbicara tentang warga pendatang jelas-jelas individu yang keturunan Arab

adalah pendatang.

Memang kontribusi yang dilakukan warga pendatan[J tidak terlalu signifikan

untuk kemajuan kampung ini. Mungkin salah satu penyebabnya pendatang

tidak pernah diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin. Mereka (warga

pendatang) hanya diberikan ruang gerak dalam perpolitikan atau dalam hal

kemasyarakatan hanya sebagai ma'mum.

"Ka/au ~aya sebagai pemuda tidak bisa apa-apa, meskipun saya lihat banyak keganji/an di kampung ini''. (wawancara dengan subyek 28 Des 2007)

Page 99: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

87

Analisa Kasus AM

Gambaran kasus yang diperoleh dari subyek AM ditemukan kesan bahwa

subyek sangat memahami mengenai persepsi masyarakat pribumi terhadap

pendatang di Kampung Lengkong Ulama. Pemahaman ini subyek dapatkan

berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang subyek miliki. Sehingga

subyek dapat melihat dengan jelas persoalan yang ada di lingkungan

sekitarnya. Subyek memandang bahwa kurangnya pengalaman dan ilmu

pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat menjadikan seseorang merasa

dirinya hebat dan pintar. Tidak ada orang yang lebih pintar dibandingkan ·

dengan dia. Hal ini menjadikan persepsi seseorang menjadi kurang

sempurna. Terlebih-lebih ketika perse_psi itu dicampuri dengan kepentingan­

kepentingan diri sendiri atau pihak-pihak yang berkepentingan.

Adapun proses persepsi yang diuraikan oleh subyek dapat dijelaskan

sebagai berikut: Menurut Kossen (1993) banyak faktor yang mempengaruhi

persepsi, diantaranya:

a. Faktor keturunan (herediry factors), mempengaruhi persepsi secara

fisik seperti indera, kognisi dan lain-lain.

b. Latar belakang lingkungan dan pengalaman, mempunyai pengaruh

yang lebih besar atas apa yang seseorang lihat dalarn mempersepsikan

sesuatu.

Page 100: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Tabel 4 kasus AM

Persepsi pribumi terhadap pendatang

STIMULUS -Penglihatan

- Suara - Bau - Rasa - Texture

Indra

Penerima

Perhatian

l I PERSEPSI

Adanya I pendatan.:_j

Subyek melihat/mendengar adanya pendatang

Subyek memperhatikan I keberadaan pendatang

Subyek memandang bahwa pendatang akan hidup damai ketika pendatang mampu beradaptasi dengan lingkungan

39

Page 101: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

4.3. Analisis antar subyek

Dari ketiga subyek diatas, dapat ditemukan beberapa persamaan dan

tentunya juga perbedaan subyek dalam menganalisa mengenai persepsi

masyarakat pribumi terhadap pendatang.

90

Dari ketiga subyek ditemukan persamaan bahwa mereka cukup memahami

tentang persepsi masyarakat pribumi terhadap pendatang. Jadi, hemat

subyek mengenai persepsi pribumi terhadap pendatang dalam hal sosial

kemasyarakatan tidak ada permasalahan yang urgen. Namun, ketika

persepsi itu masuk kewilayah politik atau dalam hal mempengaruh jelas ada

periiaku diskrimintif yang tidak sesuai dengan nilai-nilai religius yang selalu

diagung-agungkan oleh masyarakat setempat

Adapun dalam menganalisa faktor penyebab persepsi pribumi terhadap

pendatang, nampaknya terdapat sedikit perbedaan di antara mereka. Subyek

pertama menganalisa dari sisi psikologi dan spiritual. Secara psikologis, ia

menganggap bahwa ada faktor yang melatarbelakangi persepsi seseorang

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yaitu apa yang ada

di dalam diri individu, keadaan individu yang dapat mempengaruhi persepsi;

seperti faktor pengalaman, intelegensi, ingatan, maupun faktor kecemasan.

Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan dan faktor stimulus itu sendiri.

Secara spiritual, ia memandang bahwa persepsi yang cliberikan oleh seorang

Page 102: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

91

individu harus dilandasi oleh nilai-nilai spiritual agar dalam mempersepsikan

sesuatu tidak salah kaprah.

Pada subyek kedua berpandangan yang kurang lebih sama dengan subyek

pertama, tapi subyek kedua ini tidak menyebutkan tentang faktor spiritual.

Namun menjelaskan dari sisi pendidikan seperti tingkat intelegensi yang

tinggi, dan ini disejalankan dengan analisa psikologis bahwa salah satu faktor

penyebab persepsi adalah faktor intelegensi atau kecerdasan yang dimiliki

oleh seorang inrlivirlu.

Sementara subyek ketiga berpandangan yang kurang lebih sama dengan

subyek kedua, tetapi subyek ketiga ini tidak menyebutkan tentang faktor

pendidikan. Subyek hanya menekankan pada sisi psikologis seperti; faktor

keturunan, lingkungan, pengalaman, penghayatan terhadap stimulus dan

faktor memori. Minimnya tingkat intelegensi, pengalaman dan tidak dilandasi

oleh nilai agama dalam hal mempersepsikan suatu obyek akan berdampak

buruk terhadap suatu perilaku yang akan diperbuat.

Dengan analisa faktor penyebab yang cukup berbeda, maka wajar saja jika

ketiga subyek memilliki persepsi yang berbeda terhadap warga pendatang.

Namun hal tersebut tidak berdampak pada kehidupan sehari-hari ketiga

subyek atau tidak menggangu aktivitas subyek.

Page 103: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

92

Tabel5

Persepsi Masyarakat Pribumi Terhadap Pendatang

Persepsi Dalam Positif Negatif

I Beberaoa Aspek Subyek I Pendidikan '1

Sosial ;)

Politik .,/

Subyek II Pendidikan .,/

I -

I Sosial ;)

Politik .,/

Subyek Ill Pendidikan ;) t=-Sosial .,/

-Politik '1

Page 104: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

BABS

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah hasil wawancara dianalisis per subyek mengenai persepsi

masyarakat pribumi terhadap pendatang, maka penulis mendapatkan

kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu:

Mereka (pribumi) memandang bahwa kaum pendatang hanya sebatas warga

kelas dua yang tidak bisa disamakan dengan warga asli. Mereka selalu

memandang pendatang dengan sebelah mata. Walaupun warna kulit, tinggi

badan maupun berat badan mereka (pribumi dan pendatang) tidak jauh

berbeda. Bahkan memiliki etnis yang sama antara pribumi dengan

pendatang. Meskipun seorang pendatang yang berdomisili di daerah tersebut

merupakan warga kampung sebelah yang memiliki RT yang berbeda, namun

istilah orang asing atau pendatang tidak dapat hilangkan.

Meskipun pengetahuan mereka tentang agama cukup, namun wawasan dan

pengalaman mereka tentang dunia luar sangat minim. lnilah yang

menyebabkan persepsi mereka sangat subyektif. sehingga mereka merasa

Page 105: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

dirinya besar, kuat, hebat dan pintar tapi hanya di lingkungannya ranpa

pernah melihat ke dunia luar. Sebagaimana pribahasa mengatakan "Bagai

katak dalam tempurung".

34

Faktor-faktor yang menyebabkan pribumi memandang pendatang dengan

sebelah mata, yaitu. Pertama, kurangnya pengalaman warga asli berinteraksi

dengan dunia luar atau jarang sekali warga pribumi yang tinggal di luar

daerah. Kedua, kurangnya pengetahuan atau wawasan yang dimiliki warga

pribumi. Ketiga, kaum pribumi mPmp11nyai rasa ego yang tinggi.

Hubungan antara pribumi dan pendatang berjalan baik dalam kehidupan

sehari-hari, tanpa ada perselisihan. Namun, ketika hubungan itu beranjak

menjadi suatu hubungan yang lebih serius, seperti; acara pemilihan RT/RW

nampak sekali adanya perilaku diskriminatif yang dilakukan oleh warga

pribumi. Misalnya ada warga pendatang yang tidak cliberikan surat suara oleh

panitia atau ticlak diperbolehkannya warga pendatang untuk ikut

berpartisipasi dalam mencalonkan diri menjadi ketua RT/R\fl/.

Page 106: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

35

5.2. Diskusi

Persepsi merupakan proses yang aktif dan rumit. Artinya, persepsi

merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan banyak aspek yang

digunakan sebagai pertimbangan. Persepsi setiap pribumi dalam

memandang atau mengartikan objek persepsi akan berbeda-beda tergantung

pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses persepsi pada individu, karena

persepsi lebih bersifat psikologis. Menurut Bimo Walqito (Psikologi S8sial,

2002 : 47) ada dua sumber yang dapat mempengaruhi hasil persepsi, yaitu

yang berhubungan dengan segi kejasmanian dan yang berhubc.;·:gan dengan

segi psikologis. Bila sistem fisiologisnya terganggu, hal tersebut akan

berpengaruh dalam persepsi seseorang sedangkan segi psikkologis, yaitu

mengenai pengalaman, perasaan, kemampuan berpikkir, motivasi akan

berpengaruh pada seseorang dalam proses persepsi.

Lingkungan atau situasi yang melatarbelakangi stimulus juga akan

berpengaruh dalam proses persepsi, terlebih-lebih bila objek persepsi

manusia. Objek dan lingkungan yang melatarbelakangi objek merupakan

kebulatan atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Objek yang sama dengan

situasi sosial yang berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda.

Page 107: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

- 96

Lebih ringkas, persepsi dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti faktor

pengalaman, faktor intelegensi, faktor menghayati stimuli, faktor ingatan

(memory}, faktor disposisi kepribadian dan faktor kecernasan. Sedangkan

faktor eksternal yaitu lingkungan dan faktor stimulus itu sendiri.

Pengayaan pengalaman-pengalaman ini dapat pula terjadi karena kontak­

kontak dengan objek-objek stimulus yang serupa. Dari hasil penelitian jelas

sekali terlihat bahwa penduduk asli (pribumi) sangat miskin pengalaman

dalam mempersepsikan suatu obyek terlebih-lebih ketika memandang warga

pendatang.

Page 108: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

97

5.3. Saran

1. Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini ada beberapa hal yang dapat

dipertimbangkan sebagai saran praktis, untuk masyaral<at Lengkong Ulama :

1. Agar selalu berpikir positif kepada orang asing (pendatang).

2. Agar menghormati hak-hak warga pendatang.

3. Jangan ada perbedaan antara pribumi dan pendatang dalam hal

apapun.

4. Agar memberikan hak yang setara terhadap pc:idatang seperti kepada

pribur1.:.

2. Saran teoritis

1. Penulis menyadari bahwa dalam proses peneliitian ini terdapat beberapa

kekurangan dan kelemahan, antara lain bahwa responden dalam

penelitian ini adalah laki-laki. Selain itu penelitian ini hanya mencakup

aspek pendidikan, sosial dan politik. Oleh karena itu, diharapkan kepada

peneliti selanjutnya agar mengambil responden laki-laki dan perempuan

serta menambahkan aspek ekonomi dan budaya sebagai pelengkap data

dan memperdalam kajian permasalahan.

Page 109: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

98

2. Dalam pengambilan data tidak hanya menggunakan wawancara tetapi

juga menggunakan kuesioner atau kombinasi antara metode kuantitatif

dengan metode kualitatif agar diperoleh data penelitian yang lebih akurat,

komprehensif dan mendalam mengenai persepsi masyarakat pribumi

terhadap pendatang.

Page 110: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Lampiran pcr·Dyataan kc~cl!iaan

PENGANTA!l

Bapak/ibu/sdL Yang saya hormati

AssBJamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam sej.1htera kami sampaikan kt:pada bapak/;bu/sdr. semoga senantiasa dalam

lindungan Allah SWT. Amin. Selanjutnya berkenaan dengan ini, kami bermaksud untuk

melakukan sebuah penellitian lapangan berjudul "Pcrsepsi i\!fasyarakat Pribumi T~rhadap

Pendatang di Kampung Lengkong Ulama Tangerang B:mtcn". Olch karcna itu. kami

memohon bantuctn bapnk/ibuhdr untuk berkenan memberikan informasi clan pcngalaman

un~uk kan1i ainb ~ si:ba:~ai d;l'_a penelitian.

K.J.rni bcrharap bap.1k:'ihu/~dr l'l.'"rki:n~1n u:iluk rn~ngisi !i)rr11<:1t scb.:1gai hukci

pcrn;.·01aa11 kcsclL~1;!1l (--.cr;,Jrtisipasi. St:"g;ila !nf~1r111~1si y~1n_s h:~1:ni danat ~lk~n d;!..'.1Jl~<1k;111

untuk \ ~pentingan pcncli!ian ~emata.

~;cb2.gai pcncliti, nierupakan bagian Jari ctika pcnclitian b~u1,. 1 ·an1i h::irus

ucniaga ~ernha;iaanjaw•:ban anda dnn tidak adajav•aban salah dabrn pcn<:liti:rn ini.

Scn111<\ja\vaban ,:ang h:1p1<.:/ih1J/sdr h1.:rik~1n ada\ah h..:nar. bil:1j~1\v;:1han lcr:-;chu1 1i:cn1:1ng

paliPg scsuu.i dcngan apa ~,.'[lllg tcrjadi Jan diraskan olch anJa.

1\tas kcsc:Jiaan dan [::1rituan Bnpak/ibu/sdr, ka1ni haturkan tcrin1a r-asih.

\Va5':al:imu · alai kum \Varahmatullahi \Va barakatuh.

·i·:ing•:rarig, J)csc1nbl'.r .?P!J7

Firman Firdaus

Page 111: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Inform Concent

PERNYATAAN KESEI>IAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama lengkap

lJsia

Jcnis kclami.'l

Pekerjaan

:-\lnmnt

\l·.-:ny~llakan ba!J..,.va:

I. Say a bcr~,cJia 1ncnjad1 :-:..::;poi:· :.~n pl'.neiitian yang di !;1kukan oli.;h Finnan ! . ··J;·t.! ;.

' Saya bcrscJia untuk rr1c1nbcrik~1:1 d~i1:1 ynng scbcn::lr bcnarnyn y<111g

sesuai dengan apa yang diD.l~Hni.

;, Data saya dijan1in kcrahasinanny;i dan lianya digunakan untuk kcptntingan

pen el i tis:< semata.

·r.-ing.erang, Dc~crnbi_;r 2007

l~anda 'rangan

Page 112: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Lampiran lcmbar obscrvasi

Subyek :112/3

WPwancara ke : 1 /2/3/.1/5

Obscrvasi darr wawancara

Tanggal

Jam

I. Keadaan tempat wawancara, cuaca, suasana, da kelrnt iran pir.ak

lain di sekitar tcmpa.t wawancara .

.., Garnbaran fisik Jan i:cnampi\an subyek .

. 1. Rhgkas:in awal c::m :1khir wawancara meliputi: h.1l-l1al apa saja

yang dilakukan ol.c:h intervie\\·er clan subyek.

4 l.Zingkas~u1 suhyek .selan1n jalannya \Va\vancar::i (suara. intona~;i.

s/d

sikap, tu'1uh, antusia:;mc, sikap Jcpada intc1Ticwcr, dan Jain-bin).

5. (ianggu:::in Jan ha1nbatan selam \Va\\·ancara.

6. catau1n khu~us sc:l:1r:1a \Va\vanc:ara.

Page 113: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Padoman Wawancara

1. Berapa lama anda tinggal ?

2. Berapa usia ancla ?

3. Apa pekerjaan anda ?

A. Bagaimana persepsi kaum pribumi terhadap kaum pemdatang di

kampurq Lengkong Uiama.

1. Apa y<i~g meiatgrbelangkangi pendatang bermukir,1 di sini?

2. Bagairnana parnhngan anda mengenai ;)endatang?

3. Menuwt anda bagaimana para tokoh masyarakat memandang

wc.rgc• pendatang ?

4. Mengapa anda bEOipandangan seperti itu ?

5. Apakc•h anda merasa nyaman den9an adanya pendatang ?

6 .Baoai;nana langkah yang anda ICJkukan ?

7. Mengapa anda mengam!)iJ langkah tersebut?

8. Bagaimana hasil dari langkah yang anda tempkan ?

fl. Selain langkah yang anda katakan tadi, adakah usaha l::iin y::ing

anda ~:erapkan !

B. Faktor-faktor penye~::iab persepsi terhadap pendatong.

I, r\pakah dengan adanya pendatang anda merasa nyarnan ?

-~- Meng a pa and a berpan :Jangan seperti ilu ?

3. Faktor-faktor apa saja y2ng rnenyebabk?n hal tersebut?

,i_ Usaha apa y:-;ng andc1 lakukan ?

5. Mengapa anda rnengambil lang~ah tersebut ?

6. Apakah langkah tersebut cukup efektif?

7. Menurut anda, apakah pendatang memberikan kontribusi yang

signifikan ?

8. Apakah kamp:mg ini rnengalami kemajuan dengan adan:;a

pendatang?

Page 114: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

9. Bagaimana keadaan kampung ini sebelurn adanya pendatang ?

10. Apakah warga cemas dengan adanya pendatang ?

C. Bagaimana persepsi pribuml terhadap pendatang berdampak

terhadap perilaku diskrimina1if dan hubungan interperson.11

pandatang sehari-hari.

1. Bagaimana hubungan antara pribumi dengan pe~datang dalam

kehidupan sehari-hari ?

2 .. Apakah situasi tersebut berdampak terhudap anda ?

3. Usaha apa yang anda lakukan?

4. Seberapa jauh hasil usaha yang and3 terapkan berhasil ?

5. Selain usaha yang anda katakan tadi. adakah usaha lain ya.19 anda

tercipkan ?

6. A_ncikah usah•J tersebut membuai pendatar::> 12rpojokkan?

7. Selain anda apakah saudm<I ate.Li teman anda menga!3mi dampak

tersdiut?

8. Bagaimana anda me11gur,1ngi clampak tersebut?

9. Men1. rut anda, cipakah pend<ltang rnempunyai hak yang san-.a clengan

pend: 1duk asli ;

10. Apakc1h clenga;1 adan~1a pend a tang, parn tokoh masyarakat

merasa tersai~qi ? i'vleng<.~p~i ?

11. Usnha apa yang dilal<ukan para tokoh mcisyarakat?

12. Sebe.-apa jat:h liasil usahil itu berha,;il?

13. Apakah situ&,;i i.ersebut n~ernbuat pe11cla1ang merasa nyaman ?

14. Ba~1ciimana hubungan intcrper~»)nal willCJil sebelum adan'ja

penclatang ?

....

Page 115: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

DAFTAR PUSTAKA

Abu, A (1998) Ps1kologi Umum, Jakart3; Rineka Cipta.

Aikinson, R dkk (·J 983) Pengantar psikologi Alih Bahasa: Nurjannah Taufiq

dan Rukmini 13urhana. Jakarta; Erlangga.

Arikunto, Suharsimi, (1990) Prosedur Per•elitian: Suatu Pendekatan, J3karta:

RineKa Cipta.

Chaolin. JP (2001) r:·amus Lrmgkap Psiko/Jgi Jakarta: l~aja Grafindo

Persad a.

r:;. Hasan. Bisri 12C-04) Pilar-Pilar Pene!itian 1-/, •kum Islam dan Prenalc•

Sosiaf. Ed. 1 Jakarta : Raja Grafinclo Per~ ada.

Davidoff, L. L (1988) P0ilwlogi Suatu f'cmganiar, .1\lih Bahasa: Mari Juniati.

Jakarta; Erlanggc;

Han'ef, ~,1 (1992) 'Lenykor;g Kulon" l\ampung yang NyDris Punah,

Tangerang: Media Dakwah.

Hesti R. \iVi1aya. (19913) PGnelidan Berperspektif Gencler daiarn ,:umc:•I

Analisis Sosi<•f: Anafisis Gene/er cfalam Mema/Jiiffli F'ersoa!an

Perempuan, Ed. Keempat. Bandung : Akatiga

Husni, fv1 (I 994) Tangerang, Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakatia:

PT Cipta l1di Pustaka.

lrwanto dkk (1989) Psiko/ogi Umum Buku Panduan Mahasiswa, Jakaria;

Gmmedia.

\Dl\

Page 116: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Kamanto, Sunarto (2000) Pengantar Soisoiogi, Jakarta: Leribaga Fal\Ultas

E'~onomi Universitas Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi

f(e;tiga (2005) Departemen Pendidikan Nasional, Jal<arta : Balai

Pustaka.

Kalinger, Fred, N. (1998) Asas-asas Penelitian Behavior. Yogyakarta:

Gajah Maja University Press.

i<hmnde·1i, Muhammar (2002) Kampung Wisata Rohani sebagai So/usi

P:orencanaan Komunitas ,V,:ampung Lengkong U!ama serp.:ing untu!r

fV'&ningiwtlcn Kualitas dan V'«a!itas Ungkungannya cl•mgan

?1~·r1clr:::1<:1ta11 Rer_Jeve!o/Jrn-:Jr1/. !<arya tulis Jurusc1n ArsitL~kti..r dan

Perencan.:.a11 Universitas Tri~.al;ti: .bkarta.

'.<ossen,C>tan (19!13) The Human Side Of Organization 3ro Edition. Aspek

Manusiawi da/am Organisasi. Vakri Siregar (terj.) (1993) Jakarta:

Eilangga.

Kristi, E. Poerwancli. (2001) Pendekatan Kualitatif untuk r·-.melitian

Perilaku Ma:wsia. Jakarta: LPSP3 Ui.

ivi, Hardy clkk (198cll Penganlarosiko/ogi, <1lih bahasa: Dr. Soenard;i,

Jakarta: Erlangga.

Mian, Mukri (1983) Sejarah Kampung Lengh.ong Ulama Tangerang

Moleong, Lexy J. (2000) Metodohgi Penelitian KUalitatif. B;;ndung: Remaja

Rosdakarya.

....

Page 117: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Mutahha:i, Murtadha (1985) Masyarafral dan Sejarah, Bandung: Mizan.

Nuryani, (1998) Peran Pusantren Lenglrong da!am Pengembangan /slam di

Tangeranr; 1997-1949, Skripsi Jurusan Sejarah dan Peradaban Islar.:,

Jakarta: Perpustakaan Fakultas Adab, UIN Sy"lrif Hidayatullah .Jakar :a.

Pemda Kola Madye DAT! I! Tangerang , (1995; Sejarah Terbentuknya 0,1 Tl

II Tangeran:}. Tangerang: PEM1<0T Tangerang.

Pemda Tangera.-g, (1094) 51 Tahun Kebupaten Tangerimg DA Tl II

Tar.;7erang clc.'am Pembangunan, Tangerang: PEMD/'. Tangerw1g.

f~akhmat, J. (2005) Psikologi Kcrnunilrnsi, Bandung: PT. f;:osda l<arya.

Saifudd!i1. Azwar. (::2005) Me!r.rlc• Peneli/ien .. r:.et. 1 ·:. Yo9y".karta Puo:•:;ka

Pela jar.

S;:;~.vono, VV. Sarlitc. (2001) Psikologi Sosiai Psiko,v07i Ke!ompo.i\ dan

. Psiko/ogi Terapan, Jakarta: Balai Pustaka.

Sevilla, G. Consuelo, (1993) Pengantar fv19/ode F"enelitian, Jaf;2 rta

Ur.:,•ersitas lmlonesia.

Soekanto, Soerjono, (1999) Sosiologi Su2tu r'engan!ar Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada.

~)uharnan, (2005) Psil<ulogi Kognitif, Surai:aya: Srikandi

Suharsimi, Arikunto. (1992) Prosedur Penelitian; Suatu Pendeka!an

Prak/ef\. Jakarta: Rinel1a Cipta.

Walgito, Bimo (2002) Psikolcgi Sosiaf Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi

Page 118: 31 - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8261/1/FIRMAN... · Kedua orang tuaku yang sangal ak11 sayangi ... 1983:7)

Wibowo, (1988) fviDferi F'okok Psikologi Sosial, Karunika Jakarta:

Universitas ·~erbuka.

{in, Roberti, K. (2004) Studi Knsus: Desain dan Me/ode. Penerjerriah. M.

Dja'JZi Mudzakir, Ed. REvisi. Jakart<1: R1ja Grafindo Persada.

Zulkarnaen, (2004} ;::>erturn/Ju'Jan dan Perkemba·1~ Jn Islam di Le11gkon9

Kulon (Uiama,', Tangerang: Skripsi.