3 reproduksi wanita jadi kelas beda.docx
TRANSCRIPT
TUGASSISTEM REPRODUKSI WANITA
OLEH :KELOMPOK 2
1. DEWI OKTAVIA NIM 1540120110592. DWI BERTA NOVIAN NIM 1540120110603. DWI NURLITA SARI NIM 1540120110614. DWI YULIASTUTI NIM 154012011062
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah yang berjudul “SISTEM REPRODUKSI WANITA“.
Dalam penulisan makalah sampai selesai, penulis banyak mendapat
bimbingan dan arahan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak – pihak yang membantu.
Kami menyadari dalam penyusunan masih banyak kekurangan, maka dari itu
kami sangat mengharapkan sumbangan pikiran serta masukan dari berbagai pihak
untuk penyempurnaan di masa yang akan datang.
Pringsewu, Desember 2011
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Organ Kelamin Luar............................................................................. 2
B. Organ Kelamin Dalam.......................................................................... 4
C. Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi Wanita.................................. 7
D. Organ Reproduksi / Organ Seksual Ekstragonadal.............................. 17
E. Poros Hormonal Sistem Reproduksi..................................................... 18
BAB III PENUTUP......................................................................................... 18
A. Kesimpulan........................................................................................... 18
B. Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem reproduksi wanita merupakan sebuah sistem tubuh yang memiliki bentuk
dan fungsi yang unik dan berbeda dengan sistem-sistem tubuh lainnya. Keunikan
tersebut sebenarnya serupa dengan sistem reproduksi pada pria. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan mengetahui tujuan utama dari sistem reproduksi wanita yang
juga menghasilkan sel gamet, yaitu sel telur atau ovum. Akan tetapi, sistem
reproduksi wanita sering dianggap sebagai sebuah sistem yang lebih kompleks
daripada sistem reproduksi pria. Hal tersebut terjadi karena hampir seluruh fungsi
reproduksi manusia terjadi dalam sistem reproduksi wanita.
Agar lebih mudah diingat dan dipahami, fungsi-fungsi umum system reproduksi
wanita yaitu : menghasilkan sel telur, menghantarkan sel telur sampai pada
tempat di mana sel telur tersebut dibuahi oleh spermatozoa, menyediakan tempat
implantasi hingga kehamilan dan kelahiran bayi, alat aktivitas seksual
Sesuai dengan bentuk dan fungsi dari sistem reproduksi wanita, pembagian
struktur yang menyusunnya adalah:
1. Ovarium.
2. Saluran keluar ovum (Tuba).
3. Kantung kehamilan atau rahim (Uterus).
4. Vagina.
5. Genitalia eksterna.
1
Untuk lebih memahami tujuan-tujuan sistem reproduksi wanita, Anda perlu
mengingat patokan dan analogi sistem reproduksi sebagai sebuah pabrik seperti
telah disebutkan pada bab sebelumnya. Secara singkat, hal tersebut dapat
digambarkan kembali dalam diagram berikut:
Produksi — > Distribusi — > Target
Produksi berarti pembuatan dan perkembangan sel telur hingga siap untuk
dibuahi, distribusi mengandung artian transport sel telur hingga tempat yang
dicapai spermatozoa untuk mengadakan pembuahan atau fertilisasi. Sedangkan
target dari sel telur tidak lain adalah spermatozoa yang dihasilkan sistem
reproduksi pria.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk
sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam
dari organisme penyebab infeksi.
saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia
luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan
menyebabkan infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya ditularkan
melalui hubungan seksual.
organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri
dari:
• ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur
• tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan
• rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
• vagina, merupakan jalan lahir.
B. Organ Kelamin Luar
3
Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum
pada pria). labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea
(penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi
rambut.Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan
mengelilingi lubang vagina dan uretra.Lubang pada vagina disebut introitus
dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset.Jika
ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan
(lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina
dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.
Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang
merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).
Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama
dengan kulit depat pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap
rangsangan dan bisa mengalami ereksi. Labium mayor kiri dan kanan bertemu
di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan
fibromuskuler diantara vagina dan anus. Kulit yang membungkus perineum
dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan
kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan
vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang
sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan
yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam. Karena kaya
akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink.
Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara). kekuatan himen pada
4
setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan
hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.
C. Organ Kelamin Dalam
Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling
bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina
terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan
5
seksual). Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10
cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis
tengah vagina. dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan
mudah teregang.
Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif,
lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. sebelum
pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin. Rahim
merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak
vagina. Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan
diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan
korpus (badan rahim). Serviks merupakan uterus bagian bawah yang
membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama
masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus
merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin.
Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong
keluar melalui serviks dan vagina.
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam
rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang
yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa
ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan
terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya.
Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa
6
melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini
tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya
ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa
menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat
ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma
yang hidup selama 2-3 hari.
Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke
tuba falopii untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang
dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan
kehamilan. Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan
setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi
kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini
yang disebut dengan siklus menstruasi. Tuba falopii membentang sepanjang 5-
7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.
Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang
yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari
ovarium. Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung
dengan bantuan sebuah ligamen.
Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut
getar) dan otot pada dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan
sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah.
7
Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara
perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke
dinding rahim dan proses ini disebut implantasi.
Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit
(sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit.
Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai
mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur
yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus
menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami proses
pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan
hilang pada masa menopause. Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam
folikelnya. Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler
seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur
semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu
kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada
wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.
D. Proses yang Terjadi pada sistem reproduksi Wanita
1. Menstruasi
MENSTRUASI atau haid adalah pengeluaran secara periodik darah dan
sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita.
Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang
wanita untuk mengandung anak.
8
Biasanya menstruasi dimulai antara umur 10 dan 16 tahun,tergantung
pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita,dan berat tubuh relatif
terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan
sampai wanita mencapai usia 45-50 tahun, sekali lagi tergantung pada
kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya.
Akhir pengaruh kemampuan wanita bermenstruasi disebut menopause, ini
juga yang menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita.
siklus menstruasi adalah tiap 28 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada
satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya,dan bahkan
dari bulan ke bulan bergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan
fisik,emosi,dan nutrisi wanita yang bersangkutan.
2. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi terbagi menjadi tiga fase, yaitu :
a. Fase folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan
terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena
pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada
pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit menigkat sehingg
merangsang pertumbuhan sekitar3-30 folikel yang masing-masing
mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh,
yang lainnya hancur.
9
Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon
terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan
tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasar tetap dipertahankan dan
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan
yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7
hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283
gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika
perdarahannya sangat hebat.
b. Fase ovulatoir
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini
dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32
jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan
menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan
sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri
tumpul pada perut bagian bawah, nyeri ini biasa disebut
mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai
beberapa jam.
c. Fase luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan
membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar
10
progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat
selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.
Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya
ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang
baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi,
korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic
gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang
menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan
hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya
peningkatan kadar HCG.
3. Sindroma Premenstruasi
SINDROMA premenstruasi sering berhubungan dengan naik-turunnya
kadar estrogen dan progesteron yang terjadi selama siklus
menstruasi.Estrogen menahan cairan yang dapat menyebabkan
bertambahnya berat badan, pembengkakan jaringan, nyeri payudara dan
perut kembung. Penyebab yang pasti dari sindroma premenstruasi tidak
diketahui; tetapi sering berhubungan dengan faktor-faktor sosial, budaya,
biologi dan psikis. Sindroma premenstruasi terjadi pada sekitar 70-90%
wanita pada usia subur. Lebih sering ditemukan pada wanita berusia 20-
40 tahun.
Jenis dan berat gejalanya bervariasi pada setiap wanita dan bervariasi
pada setiap bulan. Wanita yang menderita epilepsy mungkin akan lebih
11
sering mengalami kejang. Wanita yang menderita penyakit jaringan ikat
(misalnya lupus atau artritis ramatoid) bisa mengalami kekambuhan.
Gejala-gejala yang sering ditemukan adalah :
Perubahan fisik: Sakit punggung, perut kembung, payudara terasa penuh
dan nyeri, perubahan nafsu makan, sembelit, pusing, pingsan, sakit
kepala, daerah panggul terasa berat atau tertekan, hot Hashes (kulit wajah,
leher, dada tampak merah dan teraba hangat), susah tidur, tidak bertenaga,
mual dan muntah, kelelahan yang luar biasa, kelainan kulit (misalnya
jerawat dan neurodermatitis), pembengkakan jaringan atau nyeri
persendian, penambahan berat badan: Perubahan psikis dan mental:
Mudah marah, tersinggung, cemas, depresi, gelisah sebentar sedih atau
gembira, kalut, sulit berkonsentrasi, pelupa.
4. Mentruasi Adalah Normal
Sudah sejak lama, barangkali sejak mulainya sejarah umat manusia, mitos
tentang menstruasi telah beredar. Peristiwa menstruasi dianggap sesuatu
yang kotor bahkan dosa. Sesungguhnya menstruasi adalah suatu peristiwa
fisiologik yang dialami oleh wanita normal. Justru wanita tidak normallah
yang tidak mengalami menstruasi. Pendarahan yang terjadi waktu
menstruasi berasal dari dinding dalam rahim akibat pecahnya pembuluh-
pembuluh darah kecil dikarenakan adanya pengaruh perubahan
keseimbangan hormon. Jadi pendarahan yang terjadi bukan berasal dari
vagina, dan darah yang dikeluarkan adalah darah normal.
12
5. Nyeri menstruasi
Nyeri menstruasi bisa primer, jika sudah ada keluhan sejak pertama kali
menstruasi (menarche). Biasanya tak ada hubungannya dengan
kandungan. Sifatnya nyeri kejang berjangkit-jangkit, terasa di perut
bawah, menjalar ke pinggang dan paha, mungkin disertai mual dan
muntah, serta nyeri kepala. Jika hebat, bisa sampai kolik melilit, Jika
nyeri menstruasi primer umumnya tak ada hubungan dengan kandungan,
nyeri menstruasi luar biasa yang disebut dismenorrhoe sekunder biasanya
berhubungan dengan adanya penyakit kandungan. Mungkin ada
peradangan saluran telur (salphingitis), tumor rahim, menyempitnya leher
rahim, atau oleh adanya endometriosis. Semua kelainan ini sebaiknya
dikoreksi. Mungkin belum tentu mengganggu kesuburan, dan masih
mungkin untuk hamil, namun bisa pula mengganggu kehamilan yang
sudah terbentuk, jika dibiarkan. Jika dan pemeriksaan pemindaian organ
reproduksi tidak ditemukan adanya kelainan, kemungkinan hanya
gangguan fungsional belaka. Artinya, organ reproduksinya normal, tapi
fungsinya yang terganggu.
E. Kehamilan
Kehamilan akan terjadi apabila sel telur yang dikeluarkan sebulan sekali oleh
wanita yang masih dalam usia subur dibuahi oleh sperma yang dikeluarkan
laki laki. Secara normal, pertemuan antara sperma dan sel telur ini terjadi
13
melalui hubungan seksual antara laki laki dan wanita. Pembuahan terjadi di
dalam rahim ketika wanita sedang berada pada masa subur.
1. Masa Subur
Masa subur adalah waktu di mana sel telur yang telah matang potensial
untuk dibuahi oleh sperma. Pada seorang wanita usia subur, setiap
bulannya secara teratur akan terjadi pematangan satu atau lebih sel telur.
Cara menghitung masa subur misalnya seseorang dengan siklus normal
yaitu 28 hari maka ovulasi diperkirakan akan terjadi pada 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Untuk melihat rata-rata siklus menstruasi dicatat
selama 3 bulan berturut-turut. Tetapi bila siklus menstruasinya tidak
teratur 28 hari maka perlu ada penghitungan khusus.
2. Proses Terjadinya Kehamilan
Proses ini diawali dengan proses pembuahan (konsepsi), di mana sel telur
yang matang setelah ovulasi berada di tuba falopii dibuahi oleh sperma,
yang kemudian disebut zigot. kemudian terjadilah pembelahan zigot
menjadi 2, 4, 8 dan seterusnya, sehingga ukurannya semakin besar, sambil
berjalan dari tuba ke rongga rahim, yang memakan waktu sekitar 6 hari.
Di rongga rahim maka calon janin ini akan menempel pada dinding rahim
(proses nidasi). Setelah terjadi nidasi barulah dapat dikatakan terjadi
kehamilan. Dalam proses tersebut di ovarium juga terjadi perubahan-
perubahan hormonnya. Salah satu hormon yang meningkat adalah HCG,
yang keluardi air kemih dan dideteksi sebagai tes kehamilan yang umum
digunakan saat ini.
14
3. Usia yang Baik untuk Wanita pertama kali hamil
Sebaiknya kehamilan pertama terjadi pada usia antara 20-30 tahun karena
pada usia ini seorang wanita telah siap baik secara fisik maupun mental.
Akan tetapi karena saat ini pelayanan kesehatan semakin membaik, dan
wanita hamil bias secara rutin memeriksakan kehamilannya, maka banyak
juga wanita yang hamil diatas usia 30 tahun, bahkan sampai 40 th.
Perubahan pada wanita hamil Pada dasarnya wanita hamil adalah orang
yang sehat, tetapi memang ada beberapa perubahan yang terjadi yang bias
mempengaruhi kesehatan baik secara fisik maupun mental, walaupun bisa
berbeda pada tiap wanita dan pada tiap kehamilan (anak pertama dapat
berbeda dengan anak kedua). Akibat perubahan sistem hormonal bisa
terjadi rasa mual, lalu muntah, pusing yang biasanya pada usia kehamilan
awal, ini bisa diatasi dengan makan dalam porsi kecil tetapi sering dan
menghindari makanan dengan bau dan rasa yang menyengat. Sering kali
juga terjadi peningkatan pigmentasi terutama di kulit daerah tertentu
misalnya payudara, leher dan wajah. Gejala ini tidak perlu penanganan
khusus karena akan menghilang sendiri setelah melahirkan nanti.
4. Yang Harus dilakukan selama Hamil
Selama kehamilan pemeriksaan ke bidan atau dokter minimal dilakukan
sebanyak 4 kali, untuk mendeteksi adanya kelainan baik ibu maupun
janin. Hal-hal yang perlu dideteksi setiap pemeriksaan antara lain tekanan
darah, kadar haemoglobin, tungkai bengkak atau tidak, pembesaran rahim
dan perkembangan janin termasuk posisi dan detak jantung janin, gejala
15
yang perlu mendapatkan perhatian adalah adanya perdarahan,
pembengkakan tungkai berlebihan. Pola makan perlu mendapat perhatian
baik jumlah maupun komposisi, istirahat cukup, aktivitas fisik tidak perlu
dibatasi ketat dan disesuaikan dengan kondisi ibu. Kebersihan sangat
perlu dijaga untuk mencegah infeksi misalnya di gigi, perawatan payudara
untuk persiapan menyusui terutama puting susu diupayakan keluar
dengan pemijatan setiap kali mandi. Buang air kecil yang sering akan
dialami pada trimester pertama dan Ketiga akibat penekanan rahim ke
kandung kencing. Buang air besar diupayakan selalu lancar dengan
minum banyak, makanan cukup serta dan olah raga teratur.
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada sistem reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk
menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche pada
usia antara 13-16 tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel
ovum akan terjadi kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.
B. Saran
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua
orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan
dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas tanpa
mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami,
tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan
dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan
bertanggung jawab.
17
DAFTAR PUSTAKA
Jati, wijaya. 2007. Aktif biologi. Ganeca Exact, Jakarta
D. A. Pratiwi, dkk. 2007. Biologi jilid 2. Erlangga, Jakarta
Human Anatomy Online http ://www.innerbody.com/index.html
http://fkunhas.com/penyakit-pada-sistem-reproduksi-20100722410.html
http://www.kuliahbidan.wordpress.com
18