3. program kerja penerapan strategi dots

15
PROGRAM KERJA PENERAPAN STRATEGI DOTS RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Tim Tuberkulosis Direktorat Medik Dan Keperawatan

Upload: suci-rahmi

Post on 27-Dec-2015

337 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

PROGRAM KERJA PENERAPAN STRATEGI

DOTS

RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Tim Tuberkulosis

Direktorat Medik Dan Keperawatan

RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh

2013

Page 2: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

KEMENTRIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN

RSUD Dr.Zainal Abidin Banda AcehJln.tgk Daud Beureueh, No.108 Banda Aceh

Email [email protected]

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

NOMOR : 3510 TAHUN 2012TENTANG

PROGRAM KERJA PENERAPAN STRATEGI DIRECTLY OBSERVED TREATMENT SHORTCOURSE (DOTS)

RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR UTAMA RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Menimbang: a. bahwa dalam rangka melaksanakan pelayanan paripurna dan menyeluruh terhadap penderita Tuberkulosis di lingkungan RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, perlu menyusun Program Kerja Penerapan Strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) RSUP DR. Zainoel Abidin Banda Aceh;b. bahwa sehubungan dengan huruf a diatas, telah disusun Program Kerja Penerapan Strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) RSUP DR. Zainoel Abidin Banda Aceh; c. bahwa sehubungan dengan bhuruf b tersebut di atas, perlu ditetapkan dengan peraturan Direktur Utama RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

Mengingant: 1.Undang-Undang Nomor 29 atahun 2004 tentang PraktikKedokteran;2.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang kesehatan;3.Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit;4.Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;5.Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;6.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1673/MENKES/PER/XI/2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh;7.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/2009, tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis8.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/MENKES/Sk/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal di rumah Sakit;

Page 3: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

MEMUTUSKAN

Menetapkan: PROGRAM KERJA PENERAPAN STRATEGI DIRECTLY

OBSERVED TREATMENT SHORTCOURSE (DOTS) RSUD Dr.

ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH.

Pasal 1

Program Kerja Penerapan Strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tercantum dalam lampiran peraturan ini.

Pasal 2Program Kerja Penerapan Strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) sebagaimana pada Pasal 1 di atas digunakan sebagai acuan bagi penanggulangan dan penatalaksanaan pasien Tuberkulosis di lingkungan RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

Pasal 3

Peraturan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Banda AcehPada tanggal : 5 Maret 2012

DIREKTUR UTAMA

Dr. dr. Syahrul Sp. S (K)

NIP 19620202 198903 1 001

Page 4: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR UTAMA

RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

NOMOR 3510 TAHUN 2012

TENTANG

PROGRAM KERJA PENERAPAN STRATEGI DOTS RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Page 5: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) telah menginfeksi hamper sepertiga penduduk dunia, dan

masih merupakan salah satu penyebab kematian utama, dengan insidens yang

terus meningkat sejak awal tahun1980. World Health Organization (WHO)

melaporkan bahwa pada tahun 2009 insidens penyakit TB sebesar 9,4 juta

(kisaran 8,9-9,9 juta). Dengan prevalens sebesar 14 juta (kisaran 12-16 juta) serata

angka kematian 1,3 juta (kisaran 1,2-1,5 juta). Indonesia saat ini menduduki

peringkat kelima di dunia dalam hal jumlah penderita. Insidensnya sebesar

528.063 kasus, prevalens 565.614 kasus, kasus baru dengan BTA (+) sebanyak

236.029, sedangkan angka kematian sebesar 91.369.

Penyebab utama meningkatnya masalah tuberculosis antara lain adalah:

Komitmen politik khususnya pendanaan yang tidak memadai

Organisasi pelayanan tuberculosis yang belum memadai (kurangnya akses

ke pelayanan, OAT ketersediaannya tidak selalu terjamin masalah

pengawas menelan obat (PMO), pencatatan dan pelaporan yang belum

standar.

Pandemi HIV dan masalah MDR TB.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka pada tahun 1993, WHO mencanangkan

tuberculosis sebagai kedaruratan dunia (global emergency) dan bersama IUATLD

sekaligus merekomendasikan strategi penanggulangan tuberculosis yang dikenal

sebagai DOTS (Directly Observed Treatment Short Course) karena telah terbukti

sebagai strategi penanggulangan yang efektif.

Pada pelaksanaannya digunakan International Standard for Tuberkulosis Care

(ISTC) yang dikembangkan oleh hamper semua organisasi profesi international

termasuk organisasi professional di Indonesia. Beberapa hal yang perlu dipahami

dalam ISTC adalah:

Standar tersebut dibuat dan untuk digunakan oleh semua profesi yang

terliabat dalam penanggulangan tuberculosis di semua tempat.

Standar tersebut digunakan untuk menatalaksana semua pasien TB,

termasuk didalamnya TB paru BTA (+) dan BTA (-), MDR TB, TB/HIV,

TB ekstra paru, dan TB anak.

Page 6: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

Semua profesi yang menata laksana TB harus memahami fungsi

kesehatan masyarakat dengan tingkat tanggung jawab yang tinggi.

Global Plan untuk tahun 2006-2015 WHO merekomendasikan 6 elemen kunci

Strategi Stop Tuberkulosis yang terdiri dari:

1. Meningkatkan dan memperluas Ekspansi DOTS yang berkualitas

- Komitmen politik

- Penemuan kasus menggunakan Ekspansi DOTS yang berkualitas

- Pengobatan standard dengan supervisi dan bakteriologi

- Pengobatan standard dengan supervisi dan dukungan pasien

- Sistem distribusi OAT yang efektif

- Sistem monitoring dan evaluasi

2. Memperhatikan masalah TB/HIV dan MDR-TB

3. Berkontribusi dalam penguatan sistem kesehatan

4. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan

5. Memberdayakan pasien tuberculosis dan masyarakat

6. Memberdayakan dan meningkatkan penelitian

Di Indonesia Strategi DOTS telah diterapkan secara luas di puskesmas sejak 1997

dan sejak tahun 2000 secara bertahap strategi ini dikembangkan untuk diterapkan

diseluruh unit pelayanan kesehatan termasuk dokter praktek swasta dan rumah

sakit baik pemerintah maupun swasta.

II. LATAR BELAKANG

Di Rumah Sakit Dr. Zainoel Abidin pada tahun 2011 terdapat 4777 kunjungan

kasus Tuberkulosis yang terdiri dari 3228 kunjungan di rawat jalan dan 1551

kunjungan rawat inap.

Untuk penemuan kasus baru pada tahun 2011 , terdapat sebanyak 301 penderita

TB Paru kasus BTA (+), sementara yang diobati di poliklinik DOTS hanya sekitar

117 penderita atau sebesar 38,87%. Angka ini masih jauh dari target proporsi

pasien BTA (+) yang diobati di poli DOTS yaitu sebesar 60%.

Page 7: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA (+) pada tahun 2011 adalah sebesar

31,80%, masih dibawah target yang ditetapkan oleh program nasional yaitu

sebesar 85%.

Di samping itu, tingginya angka drop out pengobatan (default) di RSUDZA pada

tahun 2011 terutama untuk kasus BTA (+) sebesar 38,80% menjadi permasalahan

tersendiri yang membutuhkan perhatian khusus dari pihak –pihak yang terkait

dalam penatalaksanaan Tuberkulosis di RSUDZA.

Untuk itu diperlukan penyusunan rencana kerja Tim DOTS pada tahun 2012 agar

dapat mencapai angka-angka cakupan indicator yang mendekati target ideal.

III. TUJUAN

1. Umum

Rumah Sakit Zainoel Abidin mampu melaksanakan pelayanan paripurna

dan menyeluruh terhadap penderita Tuberkulosis berdasarkan strategi

DOTS (Directly Observed Treatment Short Course)

2. Khusus

Tercapainya Proporsi jumlah pasien TB Paru BTA (+) yang

tercatat di Unit DOTS Rumah Sakit Dr. Zainoel Abidin

dibandingakn dengan seluruh pasien TB Paru BTA (+) yang

berobat di rumah sakit diatas 60%.

Tercapainya kesembuhan penderita TB Paru BTA (+) di Rumah

Sakit Dr. Zainoel Abidin di atas 85%

Tercapainya angka default yaitu jumlah pasien TB BTA (+) yang

default di Rumah Sakit Dr. Zainoel Abidin dalam satu triwulan

dibandingkan terhadap jumlah pasin TB BTA (+) terhadap jumlah

pasien TB dalam triwulan yang sama dibawah 5%.

Tercapainya angka keberhasilan rujukan yaitu presentase pasien

TB yang dirujuk dan sampai di UPK rujukan diantara seluruh

pasien yang dirujuk sebesar 100%.

Page 8: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

IV. SASARAN

Sasaran kegiatan program kerja Tim DOTS RSUDZA tahun 2012 adalah

seluruh petugas yang terlibat dalam pelayanan Tuberkulosis di RSUDZA,

mulai dari pihak manajemen, Klinisi, perawat, petugas pencatatan

pelaporan, ptugas laboratorium, farmasi, rekam medic, dll. Uraian

kegiatan serta sasaran program kerja Tim DOTS secara lebih terperinci

dapat dilihat pada table berikut:

Page 9: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

NO Aktvitas SASARAN Anggaran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1. KonferensiKlinik TB

1.Residen Maupun Konsulen Dari Berbagai SMF yang Mendapatkan Kasus Sulit TB2.Komite Medic3.Bentuk Kegiatan Berupa Konferensi Klinik yang Dapat Dilakukan Tiap bulan

100 ribu/pertemuan

2. On the JobTraining RR TB

1.Perawat poli Maupun Ruangan2.Petugas Administrasi Poli Maupun ruangan

1 juta/kegiatan

3. SosialisasiPPI TB

1.Perawat Ruangan dan Poli2.Bentuk Kegiatan: Workshop 1 hari3.Penanggung Jawab Tim PPI dan DOTS

200 ribu/pertemuan

Page 10: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

NO Aktvitas SASARAN Anggaran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

4. PenyuluhanTB

1.PMO dan Pasien TB2.Bentuk Kegiatan Penyuluhan Berkelompok Yang Diadakan Tiap minggu, Secara Bergiliran Oleh residen Koass, dan Siswa keperawatan

100 ribu/pertemuan

5. Pusat studiTB danTB HIV

1.Kasus TB Dan TB HIV

100 ribu/pertemuan

6. RapatPembentukanPokjaTB-HIV

1.Tim DOTS RSUDZA2.Tim HIV RSUDZA3.Bentuk Kegiatan: Rapat yang Dapat Diadakan Minimal 3 kali

7. WorkshopTB-HIV

1.Semua SMF Di RSUDZA2.Bag Keperawatan3.Instalasi Rawat jalan

8. On the JobTraining TB HIV

1.Perawat dan Petugas RR Di poli DOTS Atau bangsal Tb(khususn Nya mengenai VCT)2.Perawat poli teratai

Page 11: 3. Program Kerja Penerapan Strategi Dots

V. Langkah-langkah Kegiatan

1. Mengumpilkan data

Data yang dibutuhkan adalah data pasien meliputi jumlah pasien baru,

angka konversi, angka kesembuhan, angka default, serta indicator-

indikator lainnya.

Data petugas meliputi jumlah petugas aktif, jumlah petugas yang sudah

dilatih, baik medis ataupun paramedic.

2. Membuat analisis

3. Membuat jadwal evaluasi

VI. PENUTUP

Program kerja tim-DOTS RS Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh 2012 dibuat

untuk dijadikan acuan bagi pelaksanaan kegiatan penanggulangan dan

penatalaksanaan pasien Tuberkulosis di rumah sakit. Semoga dapat

direalisasikan dalam kegiatan nyata.