3- bono, eksergi jan 2012 , kajian eksperimental turbin turgo
DESCRIPTION
Kajian Eksperimental Turbin TurgoTRANSCRIPT
Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 1 Januari 2012; 14 - 19
14
KAJIAN EKSPERIMENTAL TURBIN TURGO
DENGAN VARIASI SUDUT NOSEL
Bono
Prodi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak Pos 6199 SMS, Semarang 50329
Telp. 7473417, 7466420 (Hunting), Fax.7472396, E-mail : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan meneliti Turbin Turgo untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) dengan variasi kemiringan sudut nosel pada perbandingan jet, yaitu perbandingan antara
diameter tusuk piringan (pitch diameter) dengan diameter nosel (D/d)=13. Turbin yang diuji memiliki
nosel tunggal, dengan diameter nosel d=13,6 mm, jumlah sudu Z=20 buah, dan variasi sudut kemiringan
nosel sebesar 150, 200, 250. Penelitian ini diawali dengan membuat turbin Turgo yang terdiri dari runner,
rumah turbin, dan nosel. Runner turbin terdiri dari piringan dan sudu turbin berbentuk setengah sudu
turbin Pelton. Rumah turbin dilengkapi dengan nosel yang berfungsi sebagai pengarah aliran dan pembangkit jet, sedangkan runner dan noselnya dapat dibongkar-pasang pada instalasi pengujian.
Parameter yang diukur dalam pengujian adalah debit aliran, tekanan pada nosel, putaran dan torsi poros
turbin. Hasil penelitian terhadap masing-masing runner turbin pada head 30 m dan debit 1,5398 ltr/s
menunjukkan bahwa pada sudut kemiringan nosel sebesar 200 menghasilkan daya mekanik dan efisiensi
total terbesar dibandingkan dengan sudut kemiringan nosel 150 dan 250, yaitu efisiensi maksimum 31,87
%, daya mekanik 282,01 watt, yang terjadi pada putaran 1000 rpm.
Kata kunci : Turgo, sudut kemiringan nosel
1. PENDAHULUAN Penyediaan energi di masa depan
merupakan permasalahan yang senantiasa menjadi perhatian semua bangsa karena
bagaimanapun juga kesejahteraan manusia dalam
kehidupan modern sangat terkait dengan jumlah
dan mutu energi yang dimanfaatkan. Bagi Indonesia yang merupakan salah satu negara
sedang berkembang, penyediaan energi
merupakan faktor yang sangat penting dalam mendorong pembangunan. Seiring dengan
meningkatnya pembangunan terutama
pembangunan di sektor industri, pertumbuhan
ekonomi dan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan energi terus meningkat.
Energi listrik yang disediakan oleh
P.T.Perusahaan Listrik Negara (PT.PLN) sampai saat ini masih belum dirasakan secara merata
oleh masyarakat terutama masyarakat pedesaan
yang jauh dari jangkauan jaringan listrik. Beberapa desa yang belum terjangkau listrik dari
PT.Perusahaan Listrik Negara memiliki potensi
mikrohidro yang belum dimanfaatkan
Air merupakan sumber energi yang
murah dan relatif mudah didapat, karena
pada air tersimpan energi potensial (pada air
jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir).
Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang
diperoleh dari air yang mengalir. Energi
yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan
digunakan dalam wujud energi mekanis
maupun energi listrik. Pemanfaatan energi
air banyak dilakukan dengan menggunakan
kincir air atau turbin air yang memanfaatkan
adanya suatu air terjun atau aliran air di
sungai. Besarnya tenaga air yang tersedia
dari suatu sumber air bergantung pada
besarnya head (beda ketinggian antara muka
air pada reservoir dengan muka air keluar
dari kincir air/turbin air) dan debit air.
Ketinggian dan kapasitas aliran
merupakan faktor utama didalam
menentukan jenis turbin air yang akan
dipergunakan. Selama ini pembangkit listrik
skala mikro menggunakan turbin air jenis
Pelton, dan Crossflow, sedangkan turbin
Turgo sendiri masih jarang dijumpai di
Indonesia. Turbin Turgo dapat beroperasi
pada head 15 s/d 300 m (Anagnostopoulos
dan Papantonis, 2008). Seperti turbin
Pelton, turbin Turgo merupakan turbin
impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran
air dari nosel membentur sudu pada sudut
20o. Air masuk melalui salah satu sisi
penggerak dan kemudian akan keluar dari
sisi yang lain. Selain itu turbin Turgo juga
Kajian Eksperimental Turbin Turgo Dengan Variasi Sudut Nosel (Bono)
15
dapat menampung air yang tidak terbatas,
berbeda dengan turbin Pelton yang daya
tampung dari air yang akan melalui sudu
yang terbatas dikarenakan arah air yang
meninggalkan sudu berlawanan dengan arah
air yang akan menuju ke sudu. Sehingga
kecepatan putar turbin Turgo lebih besar dari
turbin Pelton, akibatnya dimungkinkan
transmisi langsung dari turbin ke generator
sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus
menurunkan biaya perawatan.
Turbin Turgo adalah salah satu jenis
turbin impulse yang sesuai untuk
menggantikan turbin Pelton nosel ganda (multi nozzle) dengan head rendah maupun
turbin Francis dengan head tinggi. Turbin
Turgo dapat bekerja pada head menengah
antara 15 sampai dengan 300 m.
(Anagnostopoulos dan Papantonis, 2008).
Turbin Turgo terdiri dari rumah
turbin dan runer turbin atau roda jalan.
Rumah turbin dilengkapi dengan nosel
berpenampang lingkaran. Rumah turbin
selain berfungsi untuk penempatan nosel dan
runer turbin juga untuk mengarahkan aliran
jet keluar sudu melalui saluran pembuangan.
Nosel berfungsi untuk menghasilkan jet
aliran dengan cara mengubah head tekanan
menjadi head kecepatan. Runer turbin terdiri
dari piringan dan sudu-sudu yang dipasang
pada sekeliling piringan dengan cara dibaut
atau di cor menjadi satu kesatuan (Gambar
2). Sudu-sudu turbin berfungsi untuk
mengubah energi kinetik jet aliran dari nosel
menjadi energi mekanik berupa putaran
turbin.
Potensi mikrohidro dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik melalui sistem pembangkit listrik
tenaga mikrohidro. Sistem ini terdiri dari
komponen utama reservoir, turbin air skala
mikro, generator listrik, dan instalasi pipa.
Turbin air berfungsi untuk mengubah energi
kinetik air menjadi energi mekanik berupa
putaran turbin. Energi mekanik ini kemudian
digunakan untuk memutar generator
sehingga menghasilkan energi listrik. Turbin
air yang cocok digunakan untuk sistem
pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah
turbin jenis impuls.
Sistem mikrohidro telah
dikembangkan di beberapa negara untuk
memenuhi kebutuhan listrik di daerah
pedalaman antara lain Peltric Set di Nepal,
Columbian Alternator System di Kolombia,
dan Pico Power Pack di Amerika. Ketiga
sistem tersebut menggunakan turbin impuls
sebagai penggerak (Maher and Smith, 2001).
Turbin impuls yang hingga kini
masih digunakan dibuat oleh Alan Lester
Pelton pada tahun 1875. turbin ini kemudian
dikenal dengan turbin Pelton. Turbin Pelton
terdiri dari roda jalan (runner) yang di
sekelilingnya dipasang sudu, dan nosel
berpenampang lingkaran.
Selain turbin Pelton, jenis turbin
impulse lainnya adalah turbin Turgo yang
awalnya dipatenkan oleh European company
pada tahun 1919. Turbin Turgo adalah jenis
turbin yang sesuai untuk menggantikan
turbin Pelton nosel ganda (multi nozzle)
dengan head rendah maupun turbin Francis
dengan head tinggi. Turbin Turgo dapat
bekerja pada head menengah antara 15
sampai dengan 300 m. (Anagnostopoulos
dan Papantonis, 2008).
Anagnostopoulos dan Papantonis,
(2008), menyarankan beberapa harga
dimensi utama turbin Turgo adalah sebagai
berikut (gambar 3) : lebar piringan putar
arah aksial B=1,45d; lebar sudu bagian
masuk b1=1,2d.
Sedangkan skema runner dan segitiga
kecepatan turbin Turgo dapat diperlihatkan
pada gambar 1 dan gambar 2.
Gambar 1. runner turbin Turgo,
(Anagnostopoulos dan Papantonis,
2008)
Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 1 Januari 2012; 14 - 19
16
a
b
Gambar 2. Konfigurasi runner turbin Turgo
(a).runner, (b).segitiga kecepatan
(Anagnostopoulos dan Papantonis, 2008)
Dimensi utama piringan turbin Turgo
berdasarkan gambar 3, dapat ditentukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
xdS 2,1
Ds (min) = 6xd
R=1,5xd Ds (optimum) = (9 s.d.10)xd
v= 1,16xd Ds (mak) = tidak terbatas
Gambar 3. Skema dimensi runner turbin
Turgo
Kualitas aliran jet yang dihasilkan
oleh nosel dapat mempengaruhi kinerja
turbin. Penelitian tentang hal ini dilakukan
oleh Kvicinsky dkk (2002), dimana analisis
aliran jet pada permukaan sudu turbin
dilakukan secara numerik maupun
eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas aliran jet berpengaruh pada
distribusi tekanan dan medan kecepatan pada
permukaan sudu sehingga daya dan efisiensi
turbin akan berubah.
Matthew Gass (2002), telah
memodifikasi nosel dengan dengan
mengubah sudut ujung nosel dan cincin
dudukan (seat ring), yang semula cincin
dudukan 800 dengan sudut nosel sebesar 60
0
diubah menjadi cincin dudukan 900 dengan
sudut nosel 500 (gambar 4). Perubahan sudut
dudukan dan ujung jarum berdampak pada
ukuran diameter jet pada berbagai kondisi
langkah jarum. Besar kecilnya diameter jet
air akan berpengaruh pada daya yang
dibangkitkan turbin. Modifikasi nosel ini
menghasilkan suatu peningkatan efisiensi di
atas 0.5% pada kondisi 60% beban penuh
dan peningkatan sebesar 0.9% pada kondisi
100% pembukaan jarum. Pada penelitian ini
bentuk nosel yang digunakan mengacu pada
modifikasi nosel yang dilakukan oleh Matthew Gass.
Gambar 4. Komponen nosel yang
dimodifikasi (Matthew Gass, 2002)
Turbin Turgo pernah dibuat di, Sri
Lanka (Investigation of Turbine Design, Sri
Lanka Picohydro Series, 2006) dengan
menggunakan bahan pipa baja. Sudu terbuat
dari pipa baja berdiameter 55 mm, yang
dipotong memanjang, menjadi tiga bagian
sama besar. Pipa berdiameter 55 mm, untuk
diameter dalam turbin, dan pipa berdiameter
115 mm, untuk diameter luar turbin, yang
dipotong secara radial/melingkar. Kedua
bagian pipa yang telah dipotong tersebut
kemudian disatukan dengan cara dilas,
Kajian Eksperimental Turbin Turgo Dengan Variasi Sudut Nosel (Bono)
17
dengan potongan pipa melingkar berfungsi
sebagai diameter dalam dan diameter luar
turbin, dan potongan pipa memanjang
berfungsi sebagai sudu. Sudu mempunyai
dimensi sebagai berikut; sudut masuk 400 ,
sudut keluar 200 , panjang sudu 25 mm, jari-
jari kelengkungan sudu 22,5 mm. (gambar 5
dan 6). Pada proses pembuatan turbin ini
kesulitan yang dihadapi adalah bagaimana
caranya agar diameter dalam dan diameter
luar turbin dapat konsentris (satu sumbu).
Gambar 5. Sisi masuk turbin Turgo
Gambar 6. Sisi keluar turbin Turgo
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini diawali dengan
membuat turbin Turgo yang terdiri dari
runner turbin dan rumah turbin. Runner
turbin terdiri dari piringan dan sudu turbin.
Runer yang dibuat dari bahan aluminium
dengan sudu berjumlah 20 buah, Rumah
turbin dilengkapi dengan nosel yang
berfungsi sebagai pengarah aliran dan
pembangkit jet, dimana sudut kemiringan
noselnya dapat diatur. sedangkan runner dan
noselnya dapat dibongkar-pasang pada
instalasi pengujian. Bagian depan rumah
turbin dibuat dari lembaran akrilik. Hal ini
dimaksudkan agar fenomena yang terjadi di
dalam runer dapat diamati.
Instalasi pengujian (gambar 9) terdiri
dari komponen utama pompa air, turbin
Turgo, nosel, Generator listrik atau
dinamometer, beban turbin, dan instalasi
perpipaan, yang dilengkapi alat ukur
pengujian meliputi manometer, rotameter,
tachometer, termometer dan alat ukur torsi.
Pengujian yang dilakukan meliputi
uji karakteristik turbin, dimana perbandingan
jet dibuat sebesar 13, dengan sudut
kemiringan nosel dapat diatur mulai dari
sudut 150 sampai dengan 25
0. Hasil uji
berupa grafik karakteristik turbin untuk
masing-masing sudut kemiringan nosel
Parameter yang diukur dalam pengujian
adalah debit aliran, tekanan pada nosel,
putaran turbin dan torsi poros turbin.
Parameter yang ditentukan dan
merupakan variabel dalam penelitian ini
adalah sudut kemiringan nosel yaitu 150, 20
0,
250, Beban turbin divariasikan dan setiap
variasi dilakukan pencatatan terhadap
parameter-parameter diatas.
Gambar 7. Sudu Turbin Turgo
Gambar 8. Runner turbin Turgo
Eksergi Jurnal Teknik Energi Vol 8 No. 1 Januari 2012; 14 - 19
18
1.Bak buangan 2. Runner turbin 3. Nosel
4. Rumah turbin 5. Kerangka 6. Generator AC
7. Flow meter 8. Selang fleksibel 9. Manometer
Gambar 9. Instalasi pengujian turbin Turgo
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Piringan putar (runner) turbin yang
digunakan dalam penelitian ini mempunyai
dimensi sebagai berikut : lebar sudu bagian
masuk sebesar b1=33 mm, lebar piringan
putar arah aksial B=28,5 mm, kedalaman
sudu 13,3 mm, sudut masuk sudu 1=400 ,
sudut keluar sudu 2=100 , jumlah sudu
Z=20 buah, sedangkan diameter nosel
d=13,6 mm, diameter pitch piringan putar
dibuat sebesar D=185 mm.
Grafik hubungan antara daya
mekanik, efisiensi total terhadap putaran
turbin pada berbagai sudut kemiringan nosel
(150, 20
0, 25
0), dan pada tekanan (head) 30
meter serta debit 1,5398 ltr/s dapat dilihat
seperti pada gambar 10 dan gambar 11,
berikut :
Gambar 10. hubungan antara efisiensi total
dan putaran turbin
Pada gambar 10, menunjukkan grafik
hubungan antara putaran turbin dengan
efisiensi total (ηs). Terdapat 3 kurva yang
membedakan sudut nosel 150, 20
0, dan 25
0
dengan head 30 meter. Ketiga kurva
memiliki kecenderungan yang sama yaitu
efisiensi total meningkat dengan
berkurangnya putaran turbin hingga
mencapai titik puncak, yang kemudian turun
bersamaan dengan menurunnya putaran
turbin.
Pada gambar 10 terlihat bahwa
kurva efisiensi pada sudut kemiringan nosel
sebesar 150 dan 20
0 terlihat hampir berimpit,
ini menunjukkan bahwa pada kedua harga
sudut kemiringan nosel tersebut tidak begitu
berpengaruh terhadap harga efisiensi total.
Berdasarkan kurva pada gambar
diatas dapat diketahui bahwa turbin Turgo
dengan sudut tumbukan nosel tertentu pada
debit konstan dan head tertentu pula akan
menghasilkan efisiensi sistem yang berbeda.
Pada gambar 10 yaitu pada sudut tumbukan
nosel 150 dengan head 30 meter dan dengan
debit aktual 1,5398 ltr/s menghasilkan
efisiensi sebesar 31,14% pada putaran 980
rpm. sedangkan pada sudut tumbukan nosel
200 dihasilkan efisiensi total optimal sebesar
31,87 %, dengan putaran 1000 rpm, dan
pada sudut tumbukan nosel 250 dihasilkan
efisiensi total sebesar 24,67%, pada putaran
1000 rpm. Dari kurva tersebut dapat terlihat
bahwa efisiensi tertinggi yang dapat dicapai
oleh turbin terjadi pada posisi kemiringan
sudut nosel sebesar 200.
Gambar 11. Hubungan antara Pm dan
putarana turbin
Kajian Eksperimental Turbin Turgo Dengan Variasi Sudut Nosel (Bono)
19
Pada gambar 11 menunjukkan
grafik hubungan antara putaran turbin
dengan daya mekanik (Pm). Terdapat 3 kurva
yang membedakan antara sudut nosel 150,
200, dan 25
0 dengan head 30 meter yaitu
seperti yang terlihat pada ketiga grafik
diatas. Ketiga kurva memiliki
kecenderungan yang sama yaitu daya
mekanik meningkat dengan berkurangnya
putaran turbin hingga mencapai titik puncak,
yang kemudian turun bersamaan dengan
menurunnya putaran turbin.
Berdasarkan kurva pada gambar
diatas dapat diketahui bahwa turbin Turgo
dengan head tertentu pada debit konstan dan
variasi sudut tumbukan nosel tertentu pula
akan menghasilkan daya mekanik yang
berbeda. Pada gambar 11 yaitu pada head 30
meter dan dengan debit aktual 1,5398 ltr/s,
pada sudut tumbukan nosel 150
menghasilkan daya mekanik sebesar 259,10
Watt pada putaran 980 rpm, sedangkan pada
sudut tumbukan nosel 200 dihasilkan daya
mekanik optimal sebesar 282,01 Watt,
dengan putaran 1000 rpm, dan pada sudut
tumbukan nosel 250 dihasilkan daya
mekanik optimal sebesar 261,30 Watt, pada
putaran 1000 rpm. Dari kurva tersebut dapat
terlihat bahwa daya mekanik tertinggi yang
dapat dicapai oleh turbin terjadi pada posisi
kemiringan sudut nosel sebesar 200
4. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian dan analisa, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Turbin Turgo dapat beroperasi secara
optimum pada sudut kemiringan nosel
200.
b. Daya mekanik (Pm) tertinggi yang dapat
dicapai adalah sebesar 282,01 watt,
terjadi pada sudut kemiringan nosel
sebesar 200. dan pada putaran 1000 rpm.
c. Efisiensi total (s) tertinggi yang dapat
dicapai adalah sebesar 31,87 % terjadi
pada sudut kemiringan nosel sebesar 200
dan pada putaran turbin 1000 rpm.
DAFTAR PUSTAKA
Anagnostopoulos, J.S., dan Papantonis, D.E.,
2008, Flow Modeling and Runner
Design Optimization in Turgo Water
Turbines , International Journal of
Applied Science, Engineering and
Technology 4;3
Kvicinsky S, JL Kueny, F Avellan, E
Parkinson. 2002. Experimental and
Numerical Analysis of Free surface
flows in A Rotating Bucket.
Proceedings of the xxist IAHR
Symposium on Hydraulic Machinery
and Systems. Lausanne
Maher P and N Smith. 2001. Pico Hydro for
Village Power. Practical Manual for
Schemes Up To 5 kw in Hilly Areas.
Edition 2
Matthew Gass,2002, Modification Of
Nozzles For The Improvement Of
Efficiency Of Pelton Type Turbines,
Hetch Hetchy Water and Power,
Moccasin Ca USA.