298

46
Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya 2 7

Upload: mulita

Post on 12-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kesehatan Gigi Dan Mulut Pelatihan Dokter KecilKesehatan Gigi Dan Mulut Pelatihan Dokter Kecil

TRANSCRIPT

Page 1: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya

Disampaikan oleh : Konsultan Individu

Setijo Pramono Bidang Financial Management Reform

URBAN SECTOR DEVELOPMENT REFORM PROJECT (USDRP)IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

27

Page 2: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

Urban Sector Development Reform Project (USDRP) adalah Program yang disiapkan Pemerintah Indonesia Bekerja sama dengan Bank Dunia (The World Bank) dalam rangka mewujudkan kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pembangunan kawasan perkotaan yang layak huni, berkeadilan sosial, berbudaya, produktif dan berkelanjutan serta saling memperkuat dalam mendukung keseimbangan pengembangan wilayah.Tujuan jangka panjang yang hendak dicapai Pemerintah Indonesia adalah mengembangkan kota-kota yang mandiri yang dapat menyediakan pelayanan perkotaan, mendukung pengembangan ekonomi lokal dan mengurangi kemiskinan secara berkelanjutan.

Berdasarkan Kontrak Kerja Jasa Consultant Individual antara Direktorat Jendral Cipta Karya – Departement Pekerjaan Umum dengan Consultant Individual Financial Management Reform (FMR) telah berusaha secara kontinyu untuk melaksanakan pendampingan program Urban Sector Development Reform Project (USDRP) di Pripinsi Kalimantan Tengah Kota Palangka Raya.

Laporan Kemajuan Pekerjaan tiap bulan ini merupakan Laporan Dwi Mingguan I (satu) Desember 2008 Laporan ini diharapkan dapat mensinergikan dan mengintegrasikan pergeseran prilaku dan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah sehingga mampu menghasilkan produk pemerintahan yang bersih “Good Governance” disamping untuk memenuhi apa yang telah disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja ( TOR ), juga memberikan informasi mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dicapai, permasalahan yang ada dan rencana kerja untuk bulan berikutnya.

Demikian Laporan ini disusun dengan harapan bisa bermafaat dan untuk kesempurnaan pelaporan, kami berharap untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak.

Palangka Raya, 15 Desember 2008

Konsultan Perseorangan FMR UIDP

Setijo Pramono

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 3: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi ......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................ 1I.1. Latar Belakang................................................................................. 2I.2. Tujuan Sasaran ................................................................................ 2I.3. Lingkup Pekerjaan ........................................................................... 3I.4. Stake Holder yang dilibatkan .......................................................... 8I.5. Sruktur laporan ............................................................................... 4I.6. Pengaturan Kerja dalam komponen USDRP ..................................... 6BAB II PROFIL DAERAH.............................................. 9I.1. Latar Belakang ....................................................................... 9I.2. Luas Administrasi/ Geografis .......................................................... 9I.3. Topografi .............................................................................. 10I.4. Letak Kota ............................................................................ 11I.5. Geologi ................................................................................ 12I.6. Jumlah Penduduk ................................................................... 12I.7. Sosial Budaya ........................................................................ 13I.8. Profil Ekonomi ....................................................................... 13II. Profil Keuangan Daerah Palangka Raya .......................................... 14II.1. Kerangka Pembiayaan Pembangunan ............................................ 14II.2. Gambaran APBD Kota Palangka Raya ............................................ 14II.3. Pendapatan Asli Daerah (PAD) .................................................... 16II.4. Baseline Agenda Reformasi Keuangan Daerah .................................. 18II.5 Diskripsi Baseline Bulan Desember ............................................... 21

BAB III STATUS DAN PROGRES .................................................. 26III.1. Baseline Dwi Mingguan ............................................................ 26 III. 1.1 Diskripsi Baseline Bulan Desember ............................................... 28

Lampiran – lampiran :

Kerangka Draft Pedoman Pelaksanaan APBD 2009.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 4: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

BAB IPENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Urban Sector Development Reform Project (USDRP) adalah program yang disiapkan Pemerintah

Indonesia bekerja sama dengan Bank Dunia (The World Bank) dalam rangka mewujudkan

kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pembangunan kawasan perkotaan yang layak huni,

berkeadilan sosial, berbudaya, produktif dan berkelanjutan serta saling memperkuat dalam

mendukung keseimbangan pengembangan wilayah.

Untuk mewujudkan kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pembangunan kawasan

perkotaan seperti yang dicita-citakan, USDRP mengadopsi pendekatan holistik yang melibatkan 3

(tiga) strategi pembangunan dengan fokus pada strategi pengentasan kemiskinan, strategi

pengembangan ekonomi lokal dan strategi peningkatan pelayanan publik; serta 3 (tiga) komponen

kegiatan yang meliputi peningkatan kapasitas, pembaharuan reformasi dasar dan investasi

pembangunan infrastruktur perkotaan.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

TUJUAN TATA PEMBANGUNA

N PERKOTAAN

SASARAN USDRP

SARANA & KEGIATAN

PENGENTASAN KEMISKINAN

LED LAYANAN PUBLIK

KOTA MANDIRI:LIVEABLE, BANKABLE

COMPETITIVE & GOOD GOVERNANCE

PENINGKATAN KAPASITAS

IND

IVID

U

SE

KTO

R

MA

SYA

RA

KAT

SIS

TEM

O

RG

AN

ISA

SI

INVESTASI INFRASTRUKTUR

EQ

UIT

Y

HIB

AH

PIN

JAM

AN REFORMASI

DASAR

PE

NG

AD

AAN

PE

NG

ELO

LAA

N

KE

UA

NG

AN

TRA

NS

PAR

AN

SI

& P

AR

TIS

IPA

SI

Page 5: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

USDRP terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yakni :

A. Komponen Pembaharuan Pembangunan Perkotaan dan Pengembangan Kelembagaan Komponen.

Yang terdiri dari 2 (dua) sub-komponen, yakni :

A1. Program pengembangan Kelembagaan Perkotaan atau Urban Institutional Development Program (UIDP)

UIDP akan membantu pemerintah daerah untuk :

(a). Melaksanakan Program Pembaharuan

(b). Merumuskan strategi dan Program Pembangunan perkotaan

(c). Melaksanakan program pengembangan kelembagaan dan kapasitas.

Di tingkat pusat, UIDP akan membantu pemerintah untuk merumuskan kebijakan nasional

pembangunan perkotaan .

A2. Dukungan untuk implementasi proyek Komponen ini menyediakan bantuan teknis (TA) bagi unit Pengelola Proyek di tingkat Pusat

(CPMU) untuk mengelola, melakukan koordinasi dan supervisi pelaksanaan USDRP baik ditingkat

pusat maupun kota/kabupaten.

B. Komponen Investasi Pembangunan PerkotaanKomponen ini digunakan untuk membiayai investasi pembangunan perkotaan yang diusulkan

pemerintah kota/kabupaten dalam melaksanakan program pembaharuan pembangunan perkotaan

dibidang :

1. Pembaharuan tata pemerintahan dasar

2. Pembaharuan pokok disektor pembangunan perkotaan, dan

3. Program pengembangan kelembangaan dan kapasitas daerah.

II. Tujuan dan Sasaran a. Memfasilitasi mewujudkan kemandirian daerah dam pembangunan infrastruktur perkotaan

sesuai kebutuhan masyarakat (demand)

b. Menyediakan pelayanan publik dan pelayanan publik dan pelayanan prasarana dan

sarana perkotaan yang berkelanjutan.

c. Mendorong pertumbuhan economi lokal dan pengurangan tingkat kemiskinan (sebagai

multiplier effect) melalui peningkatan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan.

III. Lingkup Pekerjaan

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 6: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-INDTujuan penugasan dari konsultan individu Reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah (mengacu

pada Term of Reference, (TOR) yaitu bidang (FMR) ;

Tugas A. Mengkoordinasikan dan pemda/pemkot peserta USDRP dalammelakukan review dan pemutakhiran rencana tindak reformasi pengelolaan keuangan mereka.Agenda reformasi keuangan yang ada saat ini telah dikembangkan selama masa persiapan

proyek yaitu tahun 2004/2005. Sejak saat itu, pemda/pemkot peserta USDRP telah menerapkan

beberapa kegiatan yang ada dalam agenda reformasi. Peraturan-peraturan baru mengenai

pengelolaan keuangan didaerah terus diluncurkan oleh Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, adalah

penting untuk melakukan review atas kemajuan-kemajuan yang dicapai hingga saat ini guna

mengidentifikasi hambatan-hambatan dan strategi-strategi untuk lebih mempercepat laju

pelaksanaan agenda reformasi keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Konsultan akan memastikan bahwa Pemda/Pemkot peserta USDRP akan menghasilkan :

a. IPR dua tahunan pemda/pemkot mengenai reformasi pengelolaan keuangan termasuk

rekomendasi untuk mengatasi rintangan-rintangan, mempercepat pelaksanaan agenda

reformasi pengelolaan keuangan, serta pengidentifikasian kebutuhan akan adanya

pembangunan kapasitas.

b. Rencana Tindak Reformasi pengelolaan keuangan termutakhir sebagai bagian dari

agenda reformasi pemerintah daerah yang ada (SK Bupati/ Walikota mengenai agenda

reformasi pada tiga ruang lingkup), dan hal tersebut harus dilakukan setiap tahun.

Tugas B. Mengkoordinasikan dan membantu pemda/pemkot peserta USDRP dalam membangun kerangka kelembagaan dan hukum reformasi pengelolaan keuangan mereka.Pengelolaan keuangan pada tingkat pemerintah daerah melibatkan dinas/ unit/ SKPD yang

bertanggung jawab untuk pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah, serta administrasi

dan pengendalian keuangan/ anggaran. Beberapa pemda/pemkot peserta telah membentuk

Badan Pengelola Keuangan Daerah atau BPKD yang menggabungkan fungsi pengelolaan

keuangan, sementara itu beberapa pemda/pemkot peserta lainnya belum mempunyai BPKD

sehingga pengelolaan keuangannya masih harus ditangani oleh unit-unit lain. Beberapa

pemda/pemkot peserta USDRP telah membentuk BPKD “quasi” dimana beberapa fungsi

pengelolaan keuangan masih ditangani oleh sebuah unit yang berbeda. Bawasda merupakan

sebuah unit yang bertanggung jawab untuk melaksanakan control dan audit atas SKPD. Menurut

PP 41/2007 dan Permendagri 57/2007, pemerintah daerah/pemkot harus membentuk Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (D-PPKA). Dalam hal pemerintah telah membentuk

D-PPKA, maka konsultan harus bekerja sama dengan lembaga tersebut, atau konsultan tersebut

harus bekerja sama dengan BPKD, atau, atau lembaga-lembaga terkait lainnya. D-PPKA atau

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 7: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-INDBPKD atau Dinas terkait akan melakukan upaya-upaya reformasi pengelolaan keuangan di area

kewenangan masing-masung. Selain itu, Konsultan harus bekerja sama dengan Bawasda yaitu

sebuah unit yang sebagian tanggung jawabnya adalah untuk memastikan bahwa reformasi

pengelolaan keuangan dilaksanakan secara benar. Sekertaris Daerah (SEKDA) akan memimpin

pengawasan, supervisi dan memandu dinas-dinas tersebut dalam penerapan keseluruhan

reformasi pengelolaan keuangan.

B.1. Konsultan akan memastikan bahwa output-output akan diselesaikan oleh pemda/pemkot

peserta USDRP :

a. Memastikan bahwa SEKDA akan memimpin dan mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan

agenda reformasi keuangan. Sebuah SK. Bupati/ Walikota mengenai penunjukan panitia

agenda reformasi keuangan yang akan bertanggung jawab untuk melaksanakan penerapan

reformasi pengelolaan keuangan mungkin harus dikeluarkan guna memastikan adanya

koordinasi dan sinergi dalam pelaksanaan agenda reformasi pengelolaan keuangan.

b. Sebuah PERDA (Peraturan Daerah) mengenai prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan

Daerah sesuai dengan PP No.58/2005, Permendagri 13/2006, dan Permendagri 59/2007.

c. Sebuah SK. Bupati/Walikota mengenai Sistem dan Prosedur Persiapan dan Pelaksanaan

APBD, termasuk ketentuan-ketentuan berikut ini :

SKPD akan mengeluarkan sebuah Laporan Pertanggung jawaban Tahunan kepada

Bupati/ Walikota, dengan tembusan kepada Bawasda, menegaskan kepatuhannya

kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Rekening Bank untuk menerima atau menyalurkan dana publik hanya dapat dibuka

berdasarkan otorisasi dari Bupati/ Walikota.

Kepala Unit-unit kerja /SKPD harus menyerahkan Laporan Triwulan kepada Bagian

Keuangan dan Bupati/ Walikota yang menyebutkan nama, lokasi, dan saldo rekening

bank atas nama Unit Kerja / SKPD atau pejabat terkait.

Revisi tengah tahun dalam alokasi anggaran tahunan atau subjek item target dalam batas-

batas finansial yang telah ditentukan sebelumnya adalah dimungkinkan.

Kriteria yang jelas untuk pembelanjaan yang harus didanai dari anggaran tak terduga dan

prosedure otorisasi dan komitmen haruslah dijelaskan.

Bagian Keuangan akan melaksanakan rekonsiliasi komprehensif berkala dari rekening kas

yang meliputi pencatatan akuntansi, laporan bank, bukti penerimaan resmi dan

sementara, dan penerimaan kas aktual.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 8: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

Fungsi Cheks and balances dari bendahara daerah ditingkatkan, dan praktik penempatan

Kantor Kas Daerah pada lokasi yang sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD)

dihentikan.

Fungsi-fungsi bagian Keuangan (yang harus bertanggung jawab terhadap penerbitan

Surat Perintah Membayar (SPM) dan Kantor Kas Daerah haruslah dipisahkan dengan

jelas.

Instruksi bahwa kantor Kas Daerah tidak dijinkan untuk menerima, membelanjakan atau

memegang uang tunai.

Ketentuan bahwa semua pembayaran pajak / iuran dan pungutan daerah lainnya harus

disimpan langsung oleh pembayar pajak pada rekening bank pemda, kecuali untuk

pembayaran yang kecil.

Pengadopsian penggunaan bukti penerimaan yang diberi nomor seri untuk semua

penerimaan pendapatan.

Penyelesaian dan Penggandaan laporan keuangan/realisasi anggaran per triwulan paling

lambat 2 bulan setelah berakhirnya periode laporan triwulanan dimaksud.

Menyediakan kepada publik dan masyarakat informasi mengenai rincian anggaran,

laporan keuangan atau realisasi anggaran tahunan, laporan audit, dan laporan tindak

lanjut audit dari unit-unit yang di audit.

Memberikan salinan semua laporan audit Bawasda kepada DPRD.

Sebuah alokasi anggaran yang memadai di dalam APBD guna mendukung kegiatan

reformasi pengelolaan anggaran.

B.2. Konsultan harus mereview tiga point pertama di atas (B.1.a, B.1.b, dan B.1.c) dan

memberikan rekomendasi untuk menjembatani kesenjangan antara apa yang diwajibkan dalam

peraturan-peraturan Pemerintah RI dengan PERDA.

Selain tugas khusus di bawah, Tugas C – G dari konsultan akan mencakup penerapan peraturan

yang dihasilkan oleh Tugas B-1a,b,c. Konsultan diharapkan memonitor, mengawasi, dan

membantu pemda/pemkot peserta USDRP (BPKD dan SKPD terkait) untuk mencapai apa yang

telah dinyatakan di dalam peraturan yang dihasilkan di dalam Tugas B-1a,b,c. Laporan Kemajuan

Konsultan dan Laporan Akhir sebagaimana disebutkan didalam seksi F akan merepsentasikan

pencapaian-pencapaian pemda/pemkot peserta USDRP dalam menerapkan peraturan tersebut,

terutama untuk komponen-komponen yang dijelaskan dalam Tugas B-1.1a,b,c.

Tugas C. Realisasi dan Komprehensivitas AnggaranKonsultan akan membantu BPKD atau SKPD terkait untuk mencapai :

a. Pengawasan dan Akuntabilitas yang kuat atas`semua dana publik yang dihasilkan atau

diterima oleh Kabupaten atau Kota.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 9: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-INDb. Prosedur dan otorisasi yang kuat atas penggunaan anggaran.

Konsultan akan terus mengawasi dan menyiapkan laporan secara teratur mengenai pencapaian

dari output-output diatas, sesuai dengan rencana yang telah disetujui dan pencapaian indikator

antara oleh pemda/pemkot peserta USDRP. Konsultan juga akan membantu pemda/pemkot

peserta USDRP untuk mencapai output-output tersebut.

Tugas D. Pengawasan dan Pelaksanaan AnggaranKonsultan akan membantu BPKD atau SKPD untuk mencapai :

a. Sebuah akuntabilitas yang lebih baik dari kepada SKPD dalam hal kepatuhan terhadap

peraturan yang berlaku.

b. Sebuah kontrol keuangan yang lebih atas pengelolaan dana publik. Konsultan akan terus

mengawasi dan menyiapkan laporan secara teratur mengenai pencapaian dari output-output

diatas, sesuai dengan rencana yang telah disetujui dan pencapaian indikator antara oleh

pemda/pemkot peserta USDRP. Konsultan juga akan membantu pemda/pemkot peserta

USDRP untuk mencapai output-output tersebut.

Tugas E. Pengelolaan PendapatanPengelolaan pendapatan daerah merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan kunci untuk

meningkatkan kapasitas pemda/pemkot dalam melakukan pembiayaan layanan publik untuk

masyarakat. Hal tersebut menunjukkan tingkat akuntabilitas pemda/pemkot. Konsultan akan

membantu BPKD atau SKPD untuk memperkuat prosedur dan sistem penerimaan pendapatan.

Konsultan akan membantu BPKD atau SKPD memperkuat prosedur dan sistem penerimaan

pendapatan. Konsultan akan terus mengawasi dan menyiapkan laporan secara teratur mengenai

pencapaian dari output-output diatas, sesuai dengan rencana yang telah disetujui dan pencapaian

indikator anatara oleh pemda.pemkot peserta USDRP. Konsultan juga akan membantu

pemda/pemkot peserta USDRP untuk mencapai output-output tersebut.

Tugas F. Sistem Akuntansi dan PelaporanKonsultan akan membantu SKPD terkait untuk menerapkan transparansi yang lebih luas dalam

pengelolaan keuangan daerah. Konsultan akan terus mengawasi dan menyiapkan laporan secara

teratur mengenai pencapaian dari output-output diatas, sesuai dengan rencana yang telah disetujui

dan pencapaian indikator anatara oleh pemda/pemkot peserta USDRP. Konsultan juga akan

membantu pemda/pemkot peserta USDRP. Konsultan juga akan membantu pemda/pemkot

peserta USDRP untuk mencapai output-output sebagaimana dijelaskan dalam peraturan daerah

pada Bagian B-1.a,b,c. Konsultan perlu memastikan bahwa laporan pengelolaan keuangan.

Triwulan diserahkan ke CPMU sebagai bagian dari ketentuan USDRP.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 10: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

Tugas G. Audit Internal & EksternalKonsultan akan membantu SKPD terkait untuk meningkatkan efektivitas fungsi audit internal.

Konsultan akan terus mengawasi dan menyiapkan laporan secara teratur mengenai pencapaian

dari output-output di atas, sesuai dengan rencana yang telah disetujui dan pencapaian indikator

antara oleh pemda/pemkot peserta USDRP. Konsultan juga akan membantu pemda/pemkot

peserta USDRP untuk mencapai output-output tersebut.

IV. Stakeholder yang dilibatkan :a. Walikota Palangkaraya

b. Sekda

c. Badan, Dinas, SKPD Kantor Pemkot Palangka Raya.

d. BUMD/ UPTD

e. Asosiasi Pedagang Pasar

f. Media

g. Masyarakat lokal

V. Struktur Laporan :

BAB I Pendahuluan :

Latar Belakang

Tujuan dan sasaran USDRP

Lingkup Pekerjaan Konsultan Individu

Stakeholder yang terlibat

Struktur Laporan

BAB II Profil Daerah :

Profil Daerah Kota Palangka Raya

Profil dan status Sub Proyek

Baseline Agenda Reformasi (Status Nopember 2008)

BAB III Aktivitas dan Koordinasi :

Baseline Aktivitas Minggu Pertama Desember 2008

Diskripsi Laporan Dwi Mingguan

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 11: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

BAB IIPROFIL DAERAH

I. Latar Belakang

Berbicara tentang Kota Palangka Raya kadang-kadang sulit membedakan fungsi dan perannya

sebagai ibu kota Propinsi Kalimantan Tengah dan sebagai daerah Otonom, Kota Palangka Raya

terhitung 17 Juni 1965 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1965.

Dari sisi Pembangunan Kota, hari jadi Kota Palangka Raya adalah 17 Juli 1957, mengingat pada

tanggal tersebut Presiden Republik Indonesia Dr..Ir. Soekarno, meresmikan pemancangan tiang

pertama pembangunan Kota Palangka Raya sebagai ibu kota Propinsi Kalimantan Tengah.

Propinsi Otonom Kalimantan Tengah sewaktu dibentuk adalah Propinsi yang ke !7 dari Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada tahap awal perguliran roda pemerintahan, pelayanan

masyarakat maupun pembangunan daerah menghadapi keadaan yang serba kekurangan dan

serba keterbatasan baik prasarana, sarana, tenaga maupun dana/biaya.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 12: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-INDSalah satu keterbatasan tersebut adalah belum siapnya ibukota propinsi sebagai tempat

berpijaknya pemerintah daerah. Sementara dilain pihak, tuntutan untuk mengurus dan mengatur

urusan rumah tangga daerah daerah secara mandiri maupun sangat kuat.

Kota Palangka Raya di bangun dan didirikan ditengah rimba belantara, daratan pematang

(tanking) Bukit Jekan,

Palangka Raya artinya : tempat yang sutji, yang mulia dan besar, lahirnya Propinsi Kalimanatan

Tengah adalah merupakan Propinsi yang ke 17, dilahirkan oleh Kabinet yang ke 17, Pahandut

kampung yang ke 17 dari Kuala Kapuas, dan kampung yang ke 17 dari Muara Sungai Kahayan.

I.1. Luas Administrasi/ GeografisLetak dan Luas Administrasi Kota Palangka Raya secara geografis pada 6˚ 40΄ - 7˚ 20΄ Bujur

Timur dan 1˚ 30΄ - 2˚ 30΄ Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 KM² atau (267,851 Ha)

dengan topografi terdiri dari tanah datar dan berbukit dengan kemiringan kurang dari 40%.

Selanjutnya secara administrasi Kota Palangka Raya berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Dengan Kabupaten Gunung Mas

Sebelah Timur : Dengan Kabupaten Pulang Pisau

Sebelah Selatan : Dengan Kabupaten Pulang Pisau

Sebelah Barat : Dengan Kabupaten Katingan.

Wilayah administrasi Kota Palangka Raya terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan 30 (tiga puluh)

Kelurahan, namun demikian yang telah menunjukkan ciri kota (Urban) yaitu kelurahan ; Pahandut,

Langkai, Panarung, Palangka, Menteng, Bukit Tunggal, Sabaru, Kereng, Bingkirai dan Tangkiling.

I.2. Luas WilayahLuas Wilayah sebesar 2.678,51 Km² dapat dirinci sebagai berikut :

Hutan : 1.780,51 Km²

Tanah Pertanian : 12.65 Km²

Tanah Pekarangan/ Pemukinan : 300.06 Km²

Tanah Perkebunan : 6.09 Km²

Rawa : 440.03 Km²

Sungai : 100.09 Km²

Danau : 13.63 Km²

Lain-lain : 65.45 Km²

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 13: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

I.3. TopografiTopografi Kota Palangka Raya terletak pada ketinggian ± 113 m sampai 197 m di atas permukaan

laut. Elevasinya semakin tinggi dari arah selatan ke utara. Tempat tertinggi terletak ditengah

wilayah Kota Palangaka Raya, yaitu perbukitan di Kelurahan Banturung dan Tankiling. Bukit-bukit

yang ada mempunyai ketinggian bervariasi antara 113 m sampai 197 m. Namundemikian

secara umum kelas lereng Kota Palangka Raya termasuk datar yaitu rata-rata < 3%

I.4. Letak KotaLetak Kota Palangkaraya yang juga berada tepat ditengah-tengah, Kabupaten hasil pemekaran

sangat potensial untuk tumbuh Dan Berkembang pesat didukung dengan semakin lancarnya

sarana transportasi, yaitu arus transportasi darat yang melintasi poros selatan jalan lintas

Kalimantan yang menghubungkan Propinsi Kalimantan Kalimantan Barat, Kota Pangkalan Bun,

Sampit, Kasongan, Palangka Raya, Pulang Pisau, Kuala Kapuas dan Propinsi Kalimantan Selatan.

Demikian pula dengan jalur transportasi darat yang menghubungkan Kota Palangka Raya, Buntok

dan Muara Teweh serta Kota Palangka Raya ke Kuala Kurun.

I.5. GeologiKeadaan Geologi yaitu ; Permukaan lapisan tanah di Kota Palangka Raya sebagian pasir kwarsa/

Pasir putih dan gambut. Untuk dipusat kota lapisan pasir kwarsa sangat dominan dengan

kedalaman 1 meter - 8 meter, gambut kedalaman 1 meter – 7 meter.

Ditepian pusat kota, untuk didaerah kecamatan Bukit Batu, tanah liat coklat kehitam-hitaman dan

batu sedimen lebih dominan (batu konglomerat).

Sebagian besar keadaan lapisan tanah permukaan atas di kawasan Lokasi Pertokoan adalah

terdiri dari pasir dan gambut dengan kedalaman lapisan gambut maksimum ± 4 – 24 meter.

Sedangkan keadaan atau tekstur tanah yang terletak dibawah lapisan gambut terdapat lapisan

berbentuk pasir dengan tingkat ketebalan anatara 0 – 0,5 meter dibawah lapisan tanah yang

berwarna coklat kehitam-hitaman dengan tingkat ketebalan anatara 0,5 – 1 meter, serta adanya

lapisan kaolin pada tingkat ketebalan 1 – 16 meter, sedangkan untuk tingkat kedalaman lebih dari

24 meter terdapat lapisan kwarsa atau pasir putih.

I.6. Jumlah PendudukJumlah penduduk Kota Palangkaraya samapai tahun 2006 berdasarkan dari Badan Pusat Statistik

(BPS) Kota Palangka Raya adalah sebanyak 195.600 jiwa, rata-rata tingkat pertumbuhan

penduduk Kota Palangka Raya adalah sebesar 7,58 %.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 14: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

I.7. Sosial BudayaKota Palangka Raya Ibu Kota Propinsi Kalimantan Tengah, pada awalnya mayoritas penghuninya

adalah Suku Dayak Ngaju, kemudian karena proses perkawinan antar Suku Dayak Ngaju dengan

Suku Dayak lainnya, maka sekarang hampir seluruh Suku-suku Dayak lain yang ada di Kalimantan

Tengah hidup bersama-sama etnik lain sebagai penghuni Kota Palangka Raya.

Gambaran mengenai kehidupan sosial dalam suatu masyarakat sangat sarat dicirikan dengan nilai

budaya yang dianutnya. Karena Suku Dayak Ngaju sebagai penghuni mayoritas sudah barang

tentu nilai budayanya dapat mewarnai ciri khas kehidupan sosial budaya masyarakat Kota

Palangka Raya.

Dalam kehidupan ssosial masyarakat dikenal dengan “Budaya Betang” hal; yang mendasar dalam

Budaya Betang ini, bahwa norma kehidupan masyarakat berdasarkan kekeluargaan,

kebersamaan, kesetaraan dalam sistem masyarakat terbuka, sanagat sesuai dengan ciri-ciri

masyarakat Dayak Ngaju.

I.8. Profil EkonomiPerekonomian Kota Palangka Raya perkembangan selama 3 tahun terakhir menunjukkan lebih

didominasi sektor usaha jasa yang rata-rata diatas 30%, sedangkan pada lapangan usaha

pengangkutan dan komunikasi berada pada diatas rata-rata 19%, sedangkan lapangan usaha

perdagangan termasuk hotel dan restoran berada diatas 16%, artinya adalah sangat berarti dalam

hal peredaran barang dagangan hasil berbagai pabrik untuk didistribusikan di pasar, maka tingkat

perputaran barangpun dalam masyarakat cukup berarti dalam rangka peningkatan kesejatraan

masyarakat.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 15: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

II. Profil Keuangan Daerah Kota Palangka Raya

II.1. Kerangka Pembiayaan Pembangunan:

Kota Palangka Raya sebagai ibukota Propinsi Kalimantan Tengah yang mempunyai

fungsi sebagai Pusat administrasi pemerintahanan Propinsi Kalimantan Tengah, Pusat

Pengembangan Wilayah (PPW) yang menjadi simpul utama transportasi nasional dan regional,

seharusnya dapat dikembangkan menjadi pusat pendidikan, pusat rujukan kesehatan serta

sekaligus dapat menjadi pusat simpul pengembangan ekonomi secara regional. Dengan berbagai

kelebihan dan potensi internal tersebut, seharusnya dapat menjadi landasan untuk memacu dan

memberikan peluang untuk berkembang secara mandiri. Potensi politik, ekonomi dan keuangan

tersebut harusnya dapat dipelihara, dimanfaatkan dan dikembangkan sehingga menghasilkan real

ouput yang memiliki nilai tambah, menjadi daya tarik investasi dan dapat memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat serta memperkuat kemandirian daerah.

II.2. Gambaran APBD Kota Palangka Raya.

Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003, disebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui

oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). APBD terdiri atas pendapatan, belanja, dan

pembiayaan daerah. Pendapatan daerah merupakan hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai

penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),

Dana Perimbangan (DP), dan Lain-lain Pendapatan yang Sah (LPS). Kekuasaan pengelolaan

keuangan daerah dilaksanakan oleh kepala/ pimpinan satuan kerja pengelola keuangan daerah

selaku pejabat pengelola APBD dan kepala/pimpinan SKPD selaku pejabat pengguna

anggaran/barang daerah.

Adapun perkembangan penerimaan dan prosentase peneriimaan Pemerintah Kota untuk

membiayai Pembangunan sebagian besar dari Pendapatan yang berasal dari Pemberian

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 16: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-INDPemerintah, dimana untuk tahun 2004 mencapai 94,97 %, sementara kontribusi PAD hanya

sebesar 5,03 %. Namun kontribusi penerimaan yang berasal dari PAD menunjukan adanya

peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan. Sedangkan terkait dengan perkembangan dan

prosentase belanja Daerah Kota Palangka Raya Tahun 2004 - 2007 dapat disajikan sebagaimana

data pada Tabel.

Tabel. Gambaran Belanja APBD Kota Tahun 2008.

Tabel. Gambaran APBD Kota Tahun 2005-2008.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 17: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

II. 3. Pendapatan Asli Daerah (PAD)Peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam pembiayaan program pembangunan di

wilayah Kota Palangka Raya sangatlah penting. Hal itu sejalan dengan pelaksanaan otonomi

daerah. Dalam rangka peningkatan PAD, Pemerintah Kota Palangka Raya telah secara maksimal

berupaya melalui serangkaian kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak dan Retribusi,

eksplorasi Sumber daya, serta upaya investasi swasta.

Untuk penyelenggaraan otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab,

diperlukan kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber keuangan sendiri, yang

didukung oleh perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta Pemerintah

Propinsi dan Kota yang merupakan prasyarat dalam system Pemerintah Daerah. Sehubungan

dengan itu maka daerah hendaknya memiliki kewenangan yang luas dan kemampuan yang

optimal untuk menggali dan mengembangkan keuangan sendiri.

Berdasarkan realisasi anggaran APBD Kota Palangka Raya tahun 2003 hingga tahun

2007, terlihat PAD Kota Palangka Raya menyumbangkan antara 9 hingga lebih 12% dengan rata-

rata proporsi PAD sebesar 10,96% terhadap total penerimaan Kota Palangka Raya. Dengan

jumlah penerimaan PAD tersebut, maka kebutuhan pembangunan dan pengembangan

infrastruktur Kota Palangka Raya tidak dapat sepenuhnya mengandalkan PAD. Oleh karena itu

perlu disusun strategi untuk menetapkan program-program pembangunan dan pengembangan

infrastruktur yang dapat dibiayai melalui komponen anggaran PAD ini. Dengan kata lain dari

komponen PAD akan dapat dihitung kekuatah pendanaan internal Kota Palangka Raya, sehingga

dapat dengan jelas dan obyektif program apa saja yang dapat didanai serta besarna bantuan

pendanaan yang dibutuhkan (baik melalui dana perimbangan ataupun melalui mekanisme

penyaluran pendanaan lainnya).

Salah satu prinsip dari Otonomi Daerah sebenarnya adalah semakin tingginya kemampuan

Pemerintah Daerah untuk membiayai kegiatan pelayanan dan pembangunan di wilayahnya.

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palangka Raya dari tahun 1993 s.d 2007

dalah seperti tabel berikut :

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 18: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

Tabel. Perkembangan PAD Kota Palangka Raya Tahun 1993 s.d. 2007

Tahun Nilai PAD (Rp)

% Kenaikan

% dari Total Penerimaan

199319941995199619971998199920002001200220032004200520062007

1,075,474.9701,123,362.3201,599,847.1802,077,751.8402,269,646.7502,526,532.7203,044,917.3903,432,826.5304,962,060.6308,688,750.0008,981,602.640

11.603.752.00012.026.100.00023.174.050.29032.545.662.446

-4.45

42.4229.87

9.2411.3220.5212.7444.5575.1064.7329,19

3,64181,91210,92

9.688.49

10.5111.38

9.758.426.715.917.976.734.605,235,746,828,21

Rata - Rata -- 50,10 % 7,74 %

Dari tabel sebelum ini dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut :

1. Laju kenaikan PAD dalam periode 15 Tahun adalah 50,10 %. Sejak tahun 1998, laju

pertumbuhan PAD terus meningkat dari 11 % sampai dengan 64,73 % pada tahun 2003,

namun pertumbuhannya kemudian melambat kembali sehingga pada tahun 2005 hanya

tumbuh 3,64 % ; Pada tahun 2006 pertumbuhannya sangat melonjak drastis menjadi 181,91

% dan pada tahun 2007 mencapai 210,92 %.

2. Dihubungkan dengan penerimaan total APBD, rupanya PAD hanya menyumbang sebesar 5

% - 11 % atau rata-rata 7,78 % setiap tahunnya. Bahkan setelah otonomi (tahun 2001)

peranannya justru semakin kecil. Ini berarti, peranan dana perimbangan dalam pembiayaan

urusan rumah tangga Pemerintah Kota Palangka Raya masih sangat tinggi.

3. Kalau data PAD pada tahun t diregresikan dengan PDRB tahun sebelumnya (t–l), akan

diperoleh persamaan regresi :

PADt = -24,441.10 + 0.00975 PDRBt-l

Artinya setiap tambahan PDRB sebesar Rp. 1.000,- maka PAD akan meningkat sebesar

Rp. 975. Nilai 0,00975 ini dapat dipandang sebagai marginal tax rate. Pada daerah lain angka ini

mencapai di atas 0,01. dengan demikian dapat dianggap masih cukup potensi/peluang untuk

meningkatkn PAD pada tahun-tahun mendatang.

III. Baseline Agenda Reformasi

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 19: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

Mengingat bahwa di Kota Palangkaraya ternyata belum ada Perda Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan yang berdasarkan PP 58 tahun 2006, sehingga dalam melakukan proses

perencanaan dan penganggaran masih mendasarkan pada Perda No. 10 tahun 2003 yang masih

berdasarkan PP 105 tahun 2000.

Disamping itu belum ada juga Perda mengenai Perencanaan Partisipatif dimana akan jadi

masukan dalam proses Perencanaan Penganggaran Daerah, sehingga pada hakekatnya

perencanaan dan penganggaran adalah merupakan proses yang saling kait mengkait di dalam

agenda kerja tahunan setiap pemerintah kabupaten dan kota.

Berkaitan dengan agenda reformasi tata pemerintahan dasar USDRP maka pada

hakekatnya seluruh agenda reformasi itu adalah hal-hal yang normatif berdasarkan peraturan

perundangan keuangan dan perencanaan yang harus dilaksanakan oleh aparatur di daerah.

Oleh karena itu apabila Pemkot Palangkaraya sudah memiliki peraturan daerah tentang

pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah dan peraturan organiknya serta mempunyai perda

tentang perencanaan partisipatif, maka pada hakekatnya semua agenda reformasi sudah

termaktub didalam suatu peraturan lokal yang bersifat lebih teknis dan operasional. Disamping itu

aparatur pengawasan dalam hal ini Inspektur Kota akan memiliki standar kepatuhan yang jelas

didamping standar pemeriksaan yang lain yaitu aspek efisien, efektif, ekonomis (3E) dan aspek

Fairness atau kewajaran.

( Tabel Baseline ).

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 20: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

TABEL BASELINE PEMBARUAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHKABUPATEN/KOTA: PALANGKARAYA, STATUS TANGGAL: 27 DESEMBER 2008

(Untuk hal-hal yang bersifat spesifik, disesuaikan dengan rencana tindak pembaruan pengelolaan keuangan daerah masing-masing kabupaten/kota)NO. INDIKATOR KONDISI SAAT INI KONDISI PADA AKHIR

PROYEKKETERANGAN

A. KERANGKA HUKUM DAN KELEMBAGAAN

Penerbitan Perda mengenai Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan daerah, yang sesuai (compliance) dengan PP No. 58/2005

Perda No. 10 tahun 2003Berdasarkan PP 105 tahun 2000

Disahhkannya Perda-Perda dan dan Peraturan Organiknya sebagai Pedoman Pengelolaan Keuangan di Kota Palangka Raya.

Konsultan telah menyusun draft awal raperda tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah dan peraturan walikota yang menackup baseline pembaruan pengelolaan keuangan daerah. Telah disetuhui oleh Walikota untuk Di proses lebih lanjut.

Penerbitan Peraturan (SK) Kepala Daerah tentang Sistem dan Prosedur Penyusunan dan Pelaksanaan APBD, yang sesuai (compliance) dengan peraturan pemerintah pusat dan mengandung aspek-aspek pembaruan pengelolaan keuangan daerah yang tercantum dalam rencana tindak

Masih berdasarkan Perda No.10 Tahun 2003 dikenal

sebagai “Buku Putih”

Harus sudah berdasarkan regulasi baru yang memuat

semua Agenda Reform.

Draft Sk. Wlikota Tentang Pedoman Pelaksanaan APBD 2009 sudah disiapkan untuk dibahas lebih lanjut.

B. KELENGKAPAN DAN REALISASI ANGGARAN

Peraturan Kepala Daerah (atau SK) yang menyatakan bahwa:1. 1. (i) Pembukaan Rekening Bank, untuk menerima atau menyerap dana

publik, hanya dapat dilakukan dengan otorisasi Kepala Daerah Sudah dilakukan Masuk dalam Regulasi baru -

(ii) Setiap Kepala SKPD harus menyerahkan laporan triwulanan kepada BPKD/Dinas Keuangan dan Kepala Daerah dengan mencantumkan: nama, lokasi dan saldo dari semua rekening bank atas nama SKPD/PejabatSKPD terkait

Belum dilakukan Masuk dalam Regulasi baru Sangat dibutuhkan BINTEK (Bimbingan Teknis) bagi staf SKPD

2. Pengalokasian sejumlah persentase APBD untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang diusulkan melalui proses perencanaan pembangunan yang partisipatif ( diusulkan bahwa persentase pada awal proyek adalah 5 % dan menjadi 10 % pada akhir proyek)

Belum dilakukan karena belum ada sistem

perencanaan pembangunan daerah

Proses perencanaan yang partisipatif berbasis

kebutuhan pelayanan publikPerlu SK. Walikota tentang SPPD sebelum ada Perda

2. a. Pemberian otorisasi kepada pejabat pemerintah daerah untuk membuat revisi APBD atau target tengah-tahun dengan syarat masih berada dalam batasan keuangan yang telah ditentukan sebelumnya, serupa dengan otorisasi yang diberikan kepada pejabat pemerintah di tingkat pusat

Sudah diatur Sudah sesuai dengan Regulasi baru. -

b. Peraturan daerah yang menjelaskan secara spesifik mengenai kriteria untuk pengeluaran (pembelanjaan) yang dibiayai dari Belanja Tidak Tersangka (contingency budget) serta prosedur yang mengatur otorisasi dan komitmen penggunaan dana tersebut

Perda Nomor 10 Tahun 2003

Sudah sesuai dengan Regulasi baru

Harus masuk kedalam materi SK. Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan APBD 2009.

C. PELAKSANAAN DAN PEMANTAUAN ANGGARAN 1. Penerbitan SK (atau Peraturan) Kepala Daerah yang mensyaratkan

bahwa Kepala SKPD harus mengeluarkan Laporan Pertanggung-jawaban Tahunan kepada Kepala Daerah, dengan salinan dikirim kepada Bawasda/Inspektorat, sesuai dengan peraturan yang berlaku

Belum ada aturan Teknisnya

Harus dilaporkan kepada Walikota

Masuk didalam pedoman APBD 2009

2. Laporan Pertanggung-jawaban Tahunan tersebut harus memuat pernyataan bahwa seluruh pendapatan yang terkumpul dan sumbangan yang diterima langsung disimpan ke dalam rekening bank milik Kas

Sudah dilakukanDi haruskan mengikuti

Regulasi baru Berdasarkan Peraturan Teknis

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 21: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

NO. INDIKATOR KONDISI SAAT INI KONDISI PADA AKHIR PROYEK

KETERANGAN

Daerah yang sudah mendapatkan otorisasi (hal ini tidak berlaku untuk BUMD)

3. a. Pemberian instruksi kepada Bagian Keuangan untuk melakukan rekonsiliasi secara periodik dan menyeluruh terhadap rekening kas yang meliputi catatan akunting, rekening koran, dan bukti-bukti penerimaan dana (baik yang sementara maupun actual)

Sudah dilakukan Harus sesuai dengan regulasi baru

-

b. Perbaikan fungsi ‘check and balances’ pada Kas Daerah dengan cara menghentikan praktek yang menempatkan Kas Daerah dengan fungsi yang sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Sudah dilakukanHarus sesuai dengan

regulasi baru -

c. Penerbitan SK (atau Peraturan) Kepala Daerah mengenai pemisahan fungsi secara jelas antara Bagian Keuangan (yang seharusnya bertanggungjawab untuk mengeluarkan surat perintah membayar/SPM) dan Kas Daerah

Sudah dilakukan Harus sesuai dengan regulasi baru

Disesuaikan dengan struktur organisasi DPKD

d. Pemberian instruksi kepada Kas daerah untuk tidak menerima, menyerap atau menyimpan uang tunai

Sudah dilakukan Harus sesuai dengan regulasi baru

Disesuaikan dengan struktur organisasi DPKD

D. PENGELOLAAN PENDAPATAN1. Penerbitan SK (atau Peraturan) Kepala Daerah mengenai keharusan

bahwa setiap pembayaran pajak dan pembayaran lainnya harus langsung disetorkan oleh pembayar (pajak dan lainnya) kepada rekening bank milik pemda, kecuali untuk pembayaran-pembayaran yang nilainya kecil seperti retribusi parkir, tiket masuk musium, dan lainnya

Sudah Dilakukan Harus sesuai dengan regulasi baru

Didalam draft SK. Pedoman Pelaksanaan APBD 2009 sudah dimuat.

2. Penggunaan bukti tanda-terima (bon, dan lainnya) yang dilengkapi dengan nomor berseri untuk setiap penerimaan yang diterima oleh pemda

Sudah dilakukan Harus sesuai dengan regulasi baru

Didalam draft SK. Pedoman Pelaksanaan APBD 2009 sudah dimuat.

E. SISTEM AKUNTING DAN PELAPORAN 1. Penerbitan SK (atau Peraturan) Kepala Daerah untuk menjamin

penyelesaian dan publikasi laporan realisasi anggaran pada paling lambat dua bulan setelah triwulan berakhir

Belum dilakukan Sudah ada RegulasinyaSangat dibutuhkan BINTEK (Bimbingan Teknis)

bagi staf SKPD

2. Penerbitan SK (atau Peraturan) Kepala Daerah mengenai akses publik dan masyarakat madani mengenai rincian anggaran, informasi program, laporan realisasi anggaran dan keuangan tahunan serta laporan tindaklanjut audit dari SKPD terkait (yang diaudit)

Belum dilakukan Terbitnya SK. Walikota Transparansi harus dimulai sejak proses perencanaan dan penganggaran

F. PENINGKATAN MEKANISME KONTROL, AUDIT DAN UMPAN BALIK Penerbitan Peraturan Daerah mengenai keharusan penyerahan salinan laporan audit Bawasda kepada DPRD

Belum ada Sudah ada standar kepatuhan

Perlu Political Will Walikota Palangka Raya

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 22: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-INDDISKRIPSI BASELINE BULAN DESEMBER 2008

1. Proses/kegiatan yang sedang dilakukan.

Setelah turun disposisi Walikota Palangka Raya kepada Kepala Bappeda atas Nota Dinas

tentang pentingnya regulasi baru di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah (Raperda

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan daerah dan Peraturan Walikota tentang kebijakan

Akuntansi ) maka PMU dan Konsultan UIDP merencanakan peluncuran Rancangan

Regulasi itu diadakan pada awal Januari 2009.

Dan sesuai dengan disposisi Walikota, untuk agar semua Agenda Reformasi bisa segera

dipraktekkan, direncanakan, dituangkan dulu kedalam SK. Walikota tentang Pedoman

Pelaksanaan APBD 2009. Agar segera bisa opersional didalam praktek penyelenggaraan

pemerintah daerah tahun anggaran 2009.

Adapun draft disiapkan DPKD bersama Konsultan UIDP bidang FMR.

2. Stake holder yang terlibat ;

a) Konsultan UIDP,

b) Pejabat Struktural pada DPKD dan staf

c) PMU

d) PIU

3. Sumber daya yang digunakan, menggunakan sumber daya yang ada pada PMU, DPKD.

4. Periode waktu yang dapat menggambarkan perubahan prilaku ;

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 23: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

Dari pengamatan Konsultan UIDP bidang FMR, sebagian besar aparatur yang ada di

DPKD Pemerintah kota Palangka Raya nampak antusias dengan adanya Draft SK.

Pedoman Pelaksanaan APBD 2009. mengeingat selama ini masih memakai pedoman

berdasarkan regulasi lama (PP 105 Tahun 2000 dan Permendagri No.29 Tahun 2002).

Dan setiap ada Tim audit selalu menjadi temuan atau setidak-tidaknya selalu

dipertanyakan tentang regulasi barunya. Dengan dituangkannya semua materi draft

regulasi baru kedalam draft SK. Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan APBD 2009,

maka semua akan menjadi lebih operasional dan Auditor sudah memiliki standar

kepatuhan.

5. Kendala dan hambatan serta tindak lanjut ;

o Etos kerja aparatur dan situasi transisi organisasi SKPD menyebabkan apatis dan

resisten, namun rencana Walikota Palangka Raya untuk melakukan psikotes bagi pejabat

Pemerintah Kota menjadikan suasana lebih baik.

o Ternyata pengetahuan dan pemahaman tentang regulasi bidang keuangan sangat lemah

terutama pada tataran pejabat struktural.

o Untuk mengatasi hal diatas akan dilakukan analisa kebutuhan Bintek bidang keuangan,

diutamakan kepada pejabat eselon terendah atau staf keuanga pada masing-masing

SKPD. Hal ini mengingat pada hakekatnya kinerja setiap SKPD terletak pada pejabat

eselon terendah atau staf pelaksanan.

6. Pelajaran yang bisa diambil ;

o Internal agent sebagai endogenous of change perlu dibangun lebih dahulu dalam hal ini

adalah DPKD dan Bappeda.

o Suatu pengelolaan perencanaan dan penganggaran yang baik atau “The Best Practise”

sebagai suatu model bagi Pemerintah Kota/kabupaten dan USDRP maupun Konsultan

UIDP perlu dibakukan, jadi bukan simptomnya yang didiskripsikan tapi sistemnya yang

dibangun.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 24: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

BAB III. STATUS DAN PROGRES

III.1. LAPORAN DWI - MINGGUAN

NAMA KONSULTAN : Setijo Pra PramonoWILAYAH KERJA : Kota Palangka RayaPERIODE PELAPORAN : Tanggal, 1 s/d 15 Desember 2009

I. RINGKASAN

NO. KEGIATAN KONSULTAN INDIKATOR PROSES TARGET OUTPUTREALISASI PENCAPAIAN

OUTPUT

RENCANA PENCAPAIAN KONSULTAN PEMDA KONSULTAN PEMDA KETERANGANA. KERANGKA HUKUM DAN KELEMBAGAAN

1. Menyusun Draft Raperda Pokok- Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah yang Mencakup semua kegiatan SKPD bidang Keuangan.

Draft disetujuiWalikota

Draft diproses lebih Lanjut.

Draft awal Selesai

Legislasilanjut

Draft siap diluncurkan

Draft AwalRaperda

2 Draft selesai

B. KELENGKAPAN DAN REALISASI `ANGGARAN

1.Memasukkan kedalam pasal-pasal Draft. Regulasi

Draft disetujuiWalikota

Draft diproses lebih Lanjut.

Draft awal Selesai

Legislasilanjut

Draft siap diluncurkan

Draft AwalRaperda

Pedoman Pelaksanaan APBD 2009

C. PELAKSANAAN DAN PEMANTAUAN ANGGARAN

1.Memasukkan kedalam pasal-pasal Draft. Regulasi

Draft disetujuiWalikota

Draft diproses lebih Lanjut.

Draft awal Selesai

Legislasilanjut

Draft siap diluncurkan

Draft AwalRaperda

Pedoman Pelaksanaan APBD 2009

D. PENGELOLAAN PENDAPATAN

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 25: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

Memasukkan Penatausahaan penerimaan kedalam pasal-pasal draft regulasi.

Draft disetujuiWalikota

Draft diproses lebih Lanjut.

Draft awal Selesai

Legislasilanjut

Draft siap diluncurkan

Draft AwalRaperda

Pedoman Pelaksanaan APBD 2009

E. SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Memasukkan dalam pasal-pasal regulasi dan draft SK. Pedoman APBD 2009

Proses Drafting

Draft diproses lebih Lanjut.

Dalam Proses - Draft diproses - -

F. PENINGKATAN MEKANISME KONTROL, AUDIT DAN UMPAN BALIK

Memasukkan dalam pasal-pasal regulasi Didalam

prosesDraft diproses lebih Lanjut.

Dalam Proses - Draft diproses - Perlu standar kepatuhan

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 26: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

III. 1.1. DISKRIPSI LAPORAN DWI MINGGUAN (DESEMBER 2008).

1. Proses Pelaksanaan dan hasilnya :

Setelah Draft regulasi disetujui Walikota Konsultan dengan PMU dan DPKD mempersiapkan draft

SK Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan APBD 2009 dan rencana peluncuran draft kepada

forum rapat SKPD.

2. Analisa terhadap Peran Pemerintah Kota dan Stakeholder :

Beberapa staf DPKD aktif didalam mempelajari draft awal serta mempersiapkan bahan-bahan draft

SK. Walikota tentang Pedoman pelaksanaan APBD 2009, karena SK. Itu akan berisi semua

amanat regulasi bidang keuangan.

3. Pencapaian target (Input dan Output serta Indikator Proses) :

Dengan selesainya draft awal Perda dan Peraturan Walikota, Konsultan menitik beratkan pada

bahan draft SK. Walikota tentang Pedoman Pelaksanaan APBD 2009. SK. Ini akan berisi semua

simpton Agenda reformasi keuangan yang harus segera bisa diperaktekkan didalam praktek

pelaksanaan APBD 2009.

4. Kendala dan Tindak Lanjut yang telah dilakukan :

Transisi Organisasi DPKD dengan jumlah staf yang sangat kurang (70 orang) dan hanya beberapa

staf pelaksana yang menguasai regulasi baru dibidang keuangan. Konsultan UIDP dan Kepala

DKPD berusaha memberi masukan kepada Walikota Palangka Raya tentang kondisi ini.

5. Keberhasilan dan Pembelajaran :

Disposisi Walikota Palangka Raya yang berisi persetujuan untuk menindak lanjuti draft-draft regulasi serta setuju untuk didahului dengan SK. Tentang Pedoman Pelaksanaan APBD adalah suatu keberhasilan Program USDRP masuk secara sistemik kedalam sistem administrasi keuangan daerah Pemerintah Kota Palangka Raya, meskipun baru proses awal.

Dan ternyata opini BPK pada LKPD tahun 2006 dan tahun sebelumnya belum mencerminkan keadaan sebenarnya terutama didalam praktek administrasi keuangan daerah.

6. Masukan dan rekomendasi :

Karena regulasi bidang keuangan itu merupakan pedoman teknis maka tidak dengan sendirinya bisa di implementasikan karena memerlukan ketrampilan specifik yaitu tentang penatausahaan keuangan, sedangkan aparat Pemda umumnya tidak cukup siap menghadapi kendala ini. Bantuan dari Program USDRP untuk meningkatkan keterampilan aparat akan sangat membantu.

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27

Page 27: 298

Laporan Dwi Mingguan I Desember 2008 IBRD LOAN 4786-IND & PHRD GRANT TF 053555-IND

Setijo Pramono/ Konsultan FMR Palangka Raya27