28-81-1-pb
DESCRIPTION
okTRANSCRIPT
ALGORITMA TITIK INTERIOR DAN IMPLEMENTASINYA PADA
PROGRAM LINEAR (Studi Kasus : Peternakan Mitra Tani Andini,
Kelurahan Gunungpati, Semarang)
Ahmad Husni Mubarok, Marsudi, Kwardiniya A
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Brawijaya, Malang, Indonesia ([email protected])
Abstrak. Program linear merupakan suatu model yang melibatkan fungsi linear dan dapat digunakan dalam pemecahan
masalah pengalokasian sumber–sumber terbatas secara optimal. Algoritma Titik Interior merupakan alat baru yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sangat besar. Metode Titik Interior ini merupakan algoritma yang memotong
daerah fisibel untuk mencapai suatu penyelesaian yang optimal. Oleh karena itu, pada artikel ini akan dibahas tentang
penyelesaian program linear menggunakan metode Titik Interior. Contoh penerapannya pada kasus pemenuhan gizi harian
dengan biaya minimum. Dari tiga kasus kombinasi makanan yang berbeda, yang paling optimal kandungan gizinya dan biaya
termurah dihasilkan pada kasus I dengan kombinasi makanan jerami padi, ketela, ampas tahu, dan bekatul, dimana rata–rata
biaya minimum harian yang dibutuhkan dalam dua kali makan adalah sebesar Rp. 13.500/kg.
Kata kunci: Program linear, Titik Interior, Gizi
1. PENDAHULUAN
Dalam dunia usaha yang mempunyai beberapa resiko yang sangat besar, tentunya sangat
dibutuhkan analisis yang sangat teliti dan akurat agar resiko kerugian dalam usaha dapat dihindari.
Oleh karena itu diperlukan metode–metode yang tepat untuk memecahkannya. Dalam penyelesaian
suatu masalah secara optimal di kehidupan sehari–hari, program linear merupakan cara yang dapat
digunakan dalam pemecahan berbagai masalah pengalokasian sumber–sumber yang terbatas
(Dimyati, 1987). Pada tahun 1947, Dantzig berhasil menemukan suatu prosedur aljabar yang dapat
menyelesaikan masalah–masalah program linear dengan cepat dan efisien, yang dikenal dengan
algoritma simpleks (Lejasa, 2009). Algoritma simpleks memerlukan waktu yang cukup lama untuk
menyelesaikan masalah program linear dengan ukuran besar. Program linear yang ditemukan oleh
L.W Kantorovich pada tahun 1939 dengan metode yang masih terbatas, sampai saat ini belum banyak
diperhatikan orang (Susanta,1994). Masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari–hari adalah
masalah memaksimumkan laba dan meminimumkan ongkos produksi. Dan masalah disini
dititikberatkan pada meminimumkan biaya dan mengoptimalkan kandungan nutrisi untuk kebutuhan
akan zat gizi pada Sapi Potong. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah pemrograman
linear ini adalah Metode Titik Interior atau Algoritma Titik Interior. Algoritma Titik Interior adalah
algoritma yang memotong atau menembus titik dalam dari daerah fisibel untuk mencapai solusi yang
optimum (Hillier and Lieberman, 2005).
2. METODOLOGI
Formulasi ransum ke program linear prosesnya antara lain menyiapkan daftar harga makanan
dan diletakkan sebagai fungsi tujuan, daftar kebutuhan zat pakan dari Kearl (1982) dan diletakkan
sebagai fungsi pembatas, kandungan nutrisi dari skripsi Akramuzzein (2009) dan diletakkan sebagai
fungsi kendala. Formulasi masalah program linear umum ke dalam bentuk titik interior prosesnya
antara lain mengubah masalah program linear umum ke dalam bentuk yang diperluas, menentukan
arah pergerakan mula–mula dari titik interior, memproyeksikan titik yang berada di luar daerah layak,
pemusatan, mengubah kembali menjadi koordinat semula. Ada contoh tiga kasus dalam
mengimplementasikan metode ini. Contoh kasus I adalah kombinasi makanan berupa jerami padi,
ketela, ampas tahu, dan bekatul pada ransum sapi potong. Kasus II adalah kombinasi makanan berupa
jerami padi, dedak halus padi, bungkil kelapa, dan ketela. Kasus III adalah kombinasi makanan berupa
tepung ikan, dedak halus padi, bungkil kelapa, dan bungkil kedelai.
Langkah–langkah Algoritma Titik Interior:
1. Mengidentifikasi variabel keputusan, fungsi tujuan, kendala, dan pembatas.
2. Memformulasikan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala ke dalam bentuk program linear.
3. Jika permasalahan program linear masih dalam bentuk umum, maka harus diubah ke dalam bentuk
Titik Interior dengan langkah–langkah sebagai berikut:
- Bentuk umum program linear
(1) kendaladengan
in
ox
bAx
cxZM
,
x
x
x
x
x anadim
n
3
2
1
,
b
b
b
b
b
n
3
2
1
,
0
0
0
0
o
2n dan ,
a...aa
a...aa
a...aa
a...aa
A
mxn2m1m
n33231
n22221
n11211
- Diubah dalam bentuk maximize (diperluas) dengan menambahkan variabel slack pada fungsi
kendala sehingga bentuknya menjadi
(2) kendaladengan
ox
xb,
x
xI][A,
xc
ss
T
ZMin
4. Jika program linear sudah dalam bentuk minimize (diperluas), maka permasalahan dapat
diselesaikan dengan Algoritma Titik Interior dengan langkah–langkah sebagai berikut:
- Langkah 1: Diketahui penyelesaian percobaan awal )x,...x,x( mn21 yang diambil dari fungsi
kendala dengan D adalah matriks diagonal dari percobaan awal.
mn
2
1
x00
0x0
00x
D
- Langkah 2 : Hitung ADA (3)
A : Matrik Koefisien Kendala
A : Pekalian antara matriks koefisien kendala dan matriks diagonal dari percobaan awal
- Langkah 3 : Hitung Dcc (4)
c : vektor kolom dari koefisien fungsi tujuan
c : Tingkat kemiringan
- Langkah 4 : Hitung A)AA(AIP1 tt , (5)
cPCp (6)
P : Matriks proyeksi
Cp : Tingkat kemiringan yang diproyeksikan
- Langkah 5 : Tentukan komponen negatif pC yang mempunyai nilai absolut terbesar, dan tetapkan
v sama dengan nilai absolut tersebut.
Hitung pC )v/(
1
1
1
x
(7)
x : Penyelesaian percobaan awal sekarang
dengan 0< <1
- Langkah 6 : Hitung xDX , (8)
sebagai penyelesaian percobaan awal untuk iterasi berikutnya.
Jika penyelesaian percobaan ini tidak berubah dari yang sebelumnya maka algoritma telah
memuat ke suatu penyelasaian optimal.
89
3.1 Kasus 1 dengan bobot badan(Bobot badan >350–400 kg): Kombinasi makanan berupa jerami
padi, ketela, ampas tahu, dan bekatul
Model Matematika dalam bentuk minimize yang diperluas
9,...,1 ,0
261,023,1839,009,0292,0
348,0079,039,017,0413,0
186,108,123,306,215,4
43,699,699,775,782,43
364,2886,145,795,87
:kendaladengan
20001500800500Z'
nMaksimumka
94321
84321
74321
64321
54321
4321
ix
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxx
i Langkah–langkah penyelesaian menggunakan Algoritma Titik Interior (ada sebanyak 8 iterasi)
dengan 95,0 . Diperoleh hasil:
0.2564433=x;0.26108858=x; 70.00000814=x; 0.00001547=x116.1969;=x
; 277202x104.24827977=x; 0.1541108=x; 0.00001058=x; 5685791.32925798=x
98765
-84321
dan biaya minimum yang diperoleh adalah Rp. 895.8,-/kg. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
untuk memenuhi persyaratan gizi harian bagi sapi potong kasus I dengan kebutuhan sehari sebesar 15
kg, rata–rata perhari dari 4 ekor sapi dibutuhkan jumlah bahan makanan jerami padi sebanyak 1,33x15
kg = 19,95 kg, ampas tahu 0,154x15 kg= 2,31 kg. Biaya minimum yang dikeluarkan dengan dua kali
makan perhari adalah Rp. 895,8,-/kg atau Rp. 900 x 15 kg = Rp. 13.500/kg.
3.2 Kasus 2 dengan bobot badan(Bobot badan >350–400 kg): Kombinasi makanan berupa jerami
padi, dedak halus padi, bungkil kelapa, dan ketela
Bentuk Titik Interior dari kasus 2 diperoleh dengan mengubah program linear umum menjadi bentuk
minimize yang diperluas.
9,...,1 ,0
261,009,067,055,1292,0
348,017,008,006,0413,0
186,106,26,215,1215,4
43,695,7866702,43
364,25,7986865,87
:kendaladengan
80025001550500Z'
nMaksimumka
94321
84321
74321
64321
54321
4321
ix
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxx
i Berdasarkan perhitungan menggunakan MAPLE 15 dengan 95,0 , dapat diketahui ba
0.52088=x0.1888;=x; 4.11359x10=x; 60.00002598=x
; 128.67935=x; 101.3811174x=x; 0.2304244=x; 580.00000100=x; 1.255137=x
987-
76
5-7
4321
dengan banyaknya iterasi ada 10 iterasi dan biaya minimum yang diperoleh adalah Rp. 1.203,6,-/kg.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa untuk memenuhi persyaratan gizi harian bagi sapi potong
kasus II dengan kebutuhan 15 kg perhari, rata–rata dari 4 ekor sapi dibutuhkan jumlah bahan makanan
jerami padi sebanyak 1,25x15 kg= 18,75 kg, bungkil kelapa 0,23x15 kg=3,45 kg. Biaya minimum
yang dikeluarkan dengan dua kali makan perhari adalah Rp. 1.203,6,-/kg atau Rp. 1.200,-/kg x 15 kg
= Rp. 18.000/kg.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
90
3.3 Kasus 3 dengan bobot badan (Bobot badan >350–400 kg): Kombinasi makanan berupa tepung
ikan, dedak halus padi, bungkil kelapa, dan bungkil kedelai
Bentuk Titik Interior dari kasus 3 diperoleh dengan mengubah program linear umum menjadi bentuk
minimize yang diperluas.
9,...,1 ,0
261,074,067,055,134.4
348,02,008,006,061.6
186,10456,215,122.61
43,6978667069
364,286868686
:kendaladengan
1050250015502000Z'
nMaksimumka
94321
84321
74321
64321
54321
4321
ix
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxxx
xxxx
i Berdasarkan perhitungan menggunakan MAPLE 15 dengan 95,0 , dapat diketahui ba
0.49507=x; 6.05069x10=x; 30.46499 =x
; 0.00000238=x; 74.449218=x; 0.8667546=x; 04.706167x1=x; 2.4738x10=x; 0.0264=x
97-
87
654-8
3-7
21
dengan banyaknya iterasi ada 8 iterasi dan biaya minimum yang diperoleh adalah Rp. 962,9,-/kg.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa untuk memenuhi persyaratan gizi harian bagi sapi potong
kasus III dengan kebutuhan 15 kg perhari, rata–rata dari 4 ekor sapi dibutuhkan jumlah bahan
makanan tepung ikan sebanyak 0,0264x15 kg= 0,369 kg, bungkil kedelai 0,8667x15 kg =13,0005 kg.
Biaya minimum yang dikeluarkan dengan dua kali makan perhari adalah Rp. 962,9,-/kg atau 950 x 15
kg = Rp. 14.250/kg.
4 KESIMPULAN
Metode Titik Interior dapat diterapkan pada optimalisasi kandungan nutrisi untuk kebutuhan
gizi pada Sapi Potong. Dari tiga kasus kombinasi makanan yang berbeda, yang paling optimal
kandungan gizinya dan biaya termurah dihasilkan pada kasus I dengan kombinasi makanan jerami
padi, ketela, ampas tahu, dan bekatul, dimana rata–rata biaya minimum yang dibutuhkan dengan dua
kali makan perhari adalah sebesar Rp. 13.500/kg dengan kebutuhan jerami padi sebanyak 19,95 kg,
dan ampas tahu 2,31 kg. Untuk bahan makanan ketela dan bekatul tidak terpakai dalam pembuatan
ransum, karena harga bahan terlalu tinggi. Sehingga jika ingin dimasukkan dalam ransum(bahan
pakan), maka harus menekan harga bahan tersebut semurah mungkin agar dua bahan makanan tersebut
dapat memenuhi pembuatan ransum(bahan pakan) Sapi Potong. Dengan dua jenis bahan makanan
berupa jerami padi dan ampas tahu, komposisi dan kualitas bahan pakan yang diberikan sudah dapat
memenuhi kebutuhan gizi harian pada Sapi Potong.
5 DAFTAR PUSTAKA
Akramuzzein, (2009), Program Evaluasi Pemberian Pakan Sapi Perah untuk Tingkat Peternak dan
Koperasi Menggunakan Microsoft Acces, Skripsi, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.
Dimyati, T.T dan Ahmad, D, (1987), Oprations Research: Model–model Pengambilan Keputusan, PT
Sinar Baru Algesindo, Bandung.
Hillier, F.S and Lieberman, G.J, (1994), Pengantar Riset Operasi, Edisi kelima, Penerbit Erlangga.
Kearl, L.C, (1982), Nutrition Requirement of Ruminant in Developing Countries.
International Feedstuffs Institute, Utah Agricultural Experiment Station, Utah State University,
Logan.
Lejasa, G., (2009), Introduction Interior-Point Methods for Introductory Operations Research Courses
and/or Linier Programming Courses, Journal Departement of Matematical Sciences, Georgia
Southerm University, USA.
91