2020 petunjuk teknis pertanggungjawaban keuangan (edisi

38
BIRO UMUM DAN SUMBERDAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi Khusus) 2020

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

BIRO UMUM DAN SUMBERDAYA MANUSIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 2020

Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban

Keuangan

(Edisi Khusus)

2020

Page 2: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 3: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ i

Daftar Isi .................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................................................................... 2

C. Sasaran dan Ruang Lingkup ............................................................................................. 2

1. Sasaran .......................................................................................................................... 2

2. Ruang Lingkup ............................................................................................................. 2

D. Dasar Hukum .................................................................................................................... 2

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN .................................................................................. 4

A. Perubahan Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab Pejabat Perbendaharaan................. 4

B. Perubahan Standar Biaya Masukan .................................................................................. 4

1. Honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan ............................................................. 4

2. Tugas dan Wewenang PjPHP ....................................................................................... 5

3. Uang Saku Pemeriksa ................................................................................................... 5

C. Penambahan Kebijakan Baru terkait Pelaksanaan Kegiatan selama Masa Pandemi

Covid-19 ........................................................................................................................... 5

D. Biaya/Belanja yang dapat Dibebankan pada DIPA Satker dalam Masa Darurat Pan-

demi Covid-19 .................................................................................................................. 6

E. Pemutakhiran Akun Belanja dalam Rangka Penanganan Pandemi Covid-19. ................ 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 16

LAMPIRAN

Page 4: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

1

PETUNJUK TEKNIS

PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN TAHUN 2020 (EDISI KHUSUS)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, mengamanatkan bahwa pengelolaan keuangan negara perlu

dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat, yang diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN). Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(Menteri PPPA) selaku Pengguna Anggaran dituntut untuk mewujudkan pengelolaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tertib, efektif, efisien,

akuntabel, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan negara

yaitu tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,

transparan, bertanggung jawab, dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Pengguna Anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak (Kemen PPPA) juga melakukan fungsi pengujian tagihan dan pembebanan

serta perintah membayar atas pengeluaran yang dilakukan.

Peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan anggaran dan besaran standar biaya

masukan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan setiap tahunnya mengalami

pembaharuan, terlebih selama masa pandemi Covid-19 kali ini. Oleh karena itu,

dibutuhkan pemahaman yang memadai akan peraturan-peraturan baru tersebut.

Peran perangkat pengelola anggaran yang berada pada Pengguna Anggaran Kemen

PPPA menjadi sangat penting dalam menentukan kesuksesan dan kelancaran dalam

penyerapan anggaran sesuai dengan program dan kegiatan yang telah ditetapkan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan pedoman bagi para pengelola

anggaran berupa Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2020,

Edisi Khusus.

Page 5: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

2

B. Tujuan

Buku Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2020 ini bertujuan

untuk memberikan panduan bagi penanggung jawab kegiatan dan perangkat

pengelola anggaran agar memahami sepenuhnya apa yang menjadi tugas dan

kewenangannya sehingga dapat mengelola, mempertanggungjawabkan, dan

melaporkan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, terutama di masa pandemi Covid-19.

C. Sasaran dan Ruang Lingkup

1. Sasaran

Sasaran Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2020 terdiri atas:

a. Pejabat perbendaharaan negara;

b. Perangkat Pengelola Anggaran;

c. Tim Sistem Akuntansi Instansi (SAI);

d. Tim Sistem Informasi Manajemen Keuangan Barang Milik Negara (SIMAK-

BMN);

e. Pejabat/Panitia Pengadaan Barang dan Jasa; dan

f. Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2020

meliputi perubahan yang terjadi akibat adanya perubahan kebijakan (regulasi)

terkait pelaksanaan anggaran selama masa pandemi Covid-19 yang berakibat pada

perubahan atas:

a. Tugas, kewenangan, dan tanggung jawab Pejabat/Panitia Penerima Hasil

Pekerjaan Kemen PPPA;

b. Perubahan Standar Biaya Masukan;

c. Penambahan kebijakan baru terkait pelaksanaan kegiatan selama masa

pandemi Covid-19;

d. Biaya/belanja yang dapat dibebankan pada DIPA Satker dalam masa darurat

pandemi Covid-19; dan

e. Pemutakhiran akun belanja dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.

Page 6: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

3

D. Dasar Hukum

Ketentuan dalam Buku Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2019

diubah sebagai berikut:

1. Nomor 4 diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2019 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6410;

2. Nomor 19 diubah menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019

tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020 (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 567);

3. Penambahan kebijakan (regulasi) selama masa pandemi Covid-19, yaitu:

a. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 38/PMK.02/2020

tentang Pelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang

Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem

Keuangan;

b. Instruksi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik

Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pembayaran Biaya/Belanja Kegiatan

Selama Pelaksanaan Work From Home dalam Masa Kedaruratan Kesehatan

Masyarakat Corona Virus Disease 2019;

c. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: S-308/PB/2020 tanggal 9

April 2020 tentang Penegasan Biaya/Belanja yang dapat Dibebankan pada

DIPA Satker dalam Masa Darurat Covid-19;

d. Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: S-369/PB/2020 tanggal 27

April 2020 tentang Pemuktahiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19); dan

e. Surat Direktur Jenderal Anggaran Nomor: S-1200/AG/2020 tanggal 19 Juli

2020 tentang Penjelasan Standar Biaya Masukan dalam Pelaksanaan Tatanan

Normal Baru.

Page 7: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

4

BAB II

PERUBAHAN KEBIJAKAN

A. Perubahan Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab Pejabat Perbenda-

haraan

Dengan berlakunya Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai aturan terbaru di bidang pengadaan

barang dan jasa, maka tugas, wewenang, dan tanggungjawab pejabat

perbendaharan, khususnya bagi Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mengalami

perubahan, yaitu:

1. Istilah Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan diubah menjadi Pejabat Pemeriksa

Hasil Pekerjaan (PjPHP); dan

2. Tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya sebagaimana tercantum di dalam

Buku Petunjuk Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2019 diubah menjadi

melakukan pemeriksaan administrasi hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa

konstruksi/jasa lainnya yang bernilai paling banyak di atas

Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan jasa konsultansi yang bernilai

paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

B. Perubahan Standar Biaya Masukan

Sesuai dengan peraturan terbaru terkait biaya masukan, yakni Peraturan Menteri

Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun

Anggaran 2020 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020, maka

terdapat beberapa perubahan yang meliputi:

1. Honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan

Satuan jam yang digunakan dalam pemberian honorarium Narasumber/Pembahas

Kegiatan adalah 60 (enam puluh) menit, baik dilakukan secara panel maupun

individual.

a. Honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan dapat diberikan dengan ketentuan:

1) Narasumber/Pembahas Kegiatan berasal dari luar unit organisasi eselon I

penyelenggara; dan/atau

Page 8: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

5

2) Narasumber/Pembahas Kegiatan berasal dari dalam unit organisasi eselon

I penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan

berasal dari luar unit organisasi eselon I penyelenggara/masyarakat.

b. Dalam hal Narasumber/Pembahas Kegiatan tersebut berasal dari dalam unit

organisasi eselon I penyelenggara, maka diberikan honorarium sebesar 50%

(lima puluh persen) dari besaran honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan

yang berlaku sesuai Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020.

2. Tugas dan Wewenang PjPHP

Dengan adanya perubahan tugas, wewenang, dan tanggungjawab PjPHP

sebagaimana mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, maka berimbas pada pemberian honorarium

bagi pejabat tersebut. Di dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020,

honorarium bagi PjPHP untuk Tahun Anggaran 2020 tidak dapat dibayarkan

lagi.

3. Uang Saku Pemeriksaan

Uang saku pemeriksaan bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang

melaksanakan tugas pengawasan di bidang keuangan negara, untuk Tahun

Anggaran 2020 juga tidak dapat dibayarkan lagi.

C. Penambahan Kebijakan Baru terkait Pelaksanaan Kegiatan selama Masa

Pandemi Covid-19

Selain adanya perubahan terhadap Standar Biaya Masukan sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya

Masukan Tahun Anggaran 2020, perubahan yang cukup signifikan dalam

pelaksanaan anggaran tahun 2020 ini adalah dengan terbitnya aturan-aturan baru yang

mengatur tentang belanja/biaya yang dikeluarkan selama masa kedaruratan pandemi

Covid-19. Di antaranya adalah:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala

Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-

19);

Page 9: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

6

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan

Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Sebagai

Bencana Nasional;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 38/PMK.02/2020 tentang Pelaksanaan

Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease

2019 (Covid-19) dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan

Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan;

4. Surat Edaran Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: S-308/PB/2020

tentang Penegasan Biaya/Belanja yang dapat Dibebankan pada DIPA Satker

dalam masa Darurat Covid-19;

5. Surat Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor: S-

369/PB/2020 tentang Pemuktahiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19); dan

6. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Nomor: SE-

1/AG/2020 tentang Penjelasan Standar Biaya Masukan dalam Pelaksanaan Work

From Home (WFH).

D. Biaya/Belanja yang dapat Dibebankan pada DIPA Satker dalam Masa Darurat

Pandemi Covid-19

Biaya/belanja yang timbul dalam rangka menunjang pegawai untuk dapat

menjalankan tugas dan fungsinya selama masa darurat Covid-19 dapat dibebankan

pada DIPA Satker bersangkutan, biaya/belanja dimaksud adalah:

1. Biaya komunikasi pulsa telepon dan/atau paket data internet.

a. Biaya komunikasi dalam bentuk pulsa telepon dan/atau paket data internet

dapat dibayarkan dengan ketentuan berikut:

1) Biaya komunikasi berupa pulsa telepon dan/atau paket data internet

digunakan untuk pelaksanaan teleconference/video conference atau

bentuk kegiatan daring lainnya dalam rangka mendukung pelaksanaan

tugas dan fungsi pegawai Kemen PPPA selama sistem kerja Work From

Home (WFH);

2) Terdapat dokumentasi atas pelaksanaan teleconference/video conference

atau bentuk kegiatan daring lainnya;

Page 10: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

7

3) Penerima biaya komunikasi tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) berdasarkan usulan dari penanggung

jawab kegiatan minimal Eselon II yang disahkan oleh Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK) dengan memperhatikan beban kerja dengan frekuensi

akses masing-masing penerima;

4) Terdapat dokumen pertanggungjawaban biaya komunikasi pulsa telepon

dan/atau paket data internet sebagaimana terlampir di dalam Buku

Petunjuk Teknis ini;

5) Pembebanan pembayaran biaya komunikasi dimaksud menggunakan akun

521111 (Belanja Keperluan Perkantoran); dan

6) Pembayaran biaya komunikasi pulsa telepon diberikan kepada pegawai

dengan besaran paling banyak Rp30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) per

hari selama kegiatan daring berlangsung dan besaran paling banyak yang

dapat diberikan kepada 1 (satu) orang pegawai paling banyak sebesar

360.000,00 (tiga ratus enam puluh ribu rupiah) untuk periode April

s.d. Juni 2020 dan sebesar Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu)

untuk periode Juli s.d. Desember 2020.

b. Surat Keputusan KPA sebagaimana dimaksud pada huruf (a) angka (3)

diterbitkan berdasarkan:

1) Permohonan penerbitan SK KPA dari PPK;

2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada angka (1) disertai dengan

konsep Surat Keputusan dan daftar rekapitulasi pemberian biaya

komunikasi yang memuat nama pegawai, nomor telepon, dan nilai biaya

komunikasi yang akan diberikan;

3) Penentuan besaran pemberian biaya komunikasi dengan memperhatikan

aspek efisiensi, efektivitas, serta kepatutan/kewajaran, antara lain:

a) durasi pelaksanaan teleconference/video conference atau kegiatan

daring lainnya;

b) perkiraan kebutuhan pemakaian biaya komunikasi selama kegiatan

berlangsung; dan/atau

c) perkiraan harga biaya komunikasi pulsa telepon dan/atau paket data

internet yang berlaku (agar didokumentasikan).

Page 11: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

8

c. Dokumen pertanggungjawaban biaya komunikasi pulsa telepon dan/atau

paket data internet sebagaimana dimaksud pada huruf (a) angka (4) antara lain:

1) Undangan rapat teleconference/video conference atau bentuk kegiatan

daring lainnya dalam bentuk surat atau publikasi media sosial;

2) Bukti kehadiran melalui daftar hadir online yang dicetak atau screenshot

pada aplikasi rapat teleconference, video conference;

3) Laporan/notulen rapat;

4) Daftar penerimaan pembayaran biaya komunikasi pulsa telepon dan/atau

paket data internet yang disahkan oleh PPK dan BPP;

a) Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran; dan

b) Dokumen pendukung lainnya.

d. Biaya komunikasi pulsa telepon dan/atau paket data internet tidak dapat

diberikan kepada pegawai yang melaksanakan Work From Office (WFO).

2. Honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator melalui sarana

teleconference/video conference.

a. Pembayaran honorarium bagi Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator

dapat dibebankan pada APBN dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Narasumber/Pembahas Kegiatan memberikan informasi/pengetahuan

dalam kegiatan Rapat/Seminar/Sosialisasi/Bimbingan Teknis/Workshop/

FGD/kegiatan sejenis lainnya melalui sarana teleconference/video confe-

rence, tidak termasuk untuk kegiatan diklat/pelatihan;

2) Satuan jam yang digunakan dalam pemberian honorarium

Narasumber/Pembahas Kegiatan adalah 60 (enam puluh) menit, baik

dilakukan secara panel maupun individual, dengan besaran honorarium

sesuai dengan satuan biaya yang tercantum di dalam Peraturan Menteri

Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan

Tahun Anggaran 2020;

3) Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator dari luar unit organisasi

Eselon I penyelenggara;

4) Dalam hal Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator berasal dari dalam

unit organisasi Eselon I penyelenggara, peserta yang menjadi sasaran

Page 12: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

9

utama kegiatan harus berasal dari luar unit organisasi Eselon I

penyelenggara/ masyarakat;

5) Narasumber/Pembahas Kegiatan dari dalam unit organisasi Eselon I

penyelenggara yang memenuhi ketentuan di atas, dibayarkan honorarium

sebesar 50% (lima puluh persen) dari satuan biaya honorarium

Narasumber/Pembahas Kegiatan sebagaimana tercantum di dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang Standar

Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020;

6) Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator melalui sarana telecon-

ference/video conference ditetapkan melalui Surat Keputusan Penanggung

jawab Kegiatan yang disahkan oleh PPK;

7) Undangan kegiatan dan permohonan Narasumber/Pembahas Kegiatan

diterbitkan oleh pejabat minimal oleh Eselon II;

8) Terdapat dokumen laporan/bukti dokumentasi atas pelaksanaan

teleconference/video conference yang menggunakan Narasumber/ Pemba-

has Kegiatan/Moderator; dan

9) Pembebanan pembayaran honorarium Narasumber/Pembahas

Kegiatan/Moderator dimaksud menggunakan akun 522151 (Belanja Jasa

Profesi).

b. Dokumen laporan/bukti dokumentasi sebagaimana dimaksud pada huruf (a)

angka (8) antara lain:

1) Surat Keputusan Penanggung jawab kegiatan tentang Narasumber/

Pembahas Kegiatan/Moderator yang disahkan oleh PPK;

2) Daftar penerimaan pembayaran biaya honorarium Narasumber/Pembahas

Kegiatan/Moderator yang disahkan oleh PPK dan BPP yang memuat data

penerima (nama, jabatan/eselon, golongan, NPWP, nomor rekening

penerima);

3) Bukti kehadiran Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator, yang dapat

berupa tangkapan layar (screenshot) aplikasi rapat teleconference/video

conference;

4) Undangan kegiatan kepada para peserta;

5) Permohonan Narasumber;

Page 13: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

10

6) Agenda kegiatan;

7) Materi Narasumber;

8) Surat Setoran Pajak (jika terdapat pajak) ; dan

9) Dokumen pendukung lainnya apabila diperlukan.

3. Biaya konsumsi bagi pegawai yang melakukan Work From Office.

a. Pembayaran biaya konsumsi dapat dibayarkan dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Pemberian konsumsi diberikan sebagai kompensasi kepada pegawai yang

melakukan Work From Office karena mengalami kesulitan pemenuhan

pangan selama menjalani tugas;

2) Pegawai yang ditugaskan untuk melakukan Work From Office ditetapkan

melalui Surat Tugas dari Menteri/Eselon I/Eselon II di lingkup satuan

kerja masing-masing yang disahkan oleh PPK;

3) Pembayaran konsumsi kepada pegawai Work From Office hanya diberikan

1 (satu) kali uang makan siang tanpa kudapan (snack) per hari kerja,

4) Pegawai yang ditugaskan Work From Office hingga mencapai pukul 19.00

tanpa lembur atau rapat di dalam kantor, dapat diberikan tambahan 1 (satu)

kali uang makan malam tanpa kudapan (snack);

5) Pemberian konsumsi kepada pegawai Work From Office dikecualikan

apabila konsumsi telah ditanggung oleh pihak lain/penyelenggara

kegiatan;

6) Besaran biaya konsumsi dimaksud mengacu pada satuan biaya konsumsi

rapat sesuai ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020;

7) Terdapat dokumen pertanggungjawaban pembayaran konsumsi;

8) Pegawai yang ditugaskan Work From Office termasuk di dalamnya adalah

pegawai yang melaksanakan tugas bukan dari rumah, selain di dalam

kantor Kemen PPPA yang dibuktikan dengan surat tugas dari

Menteri/Eselon I/Eselon II di lingkup satuan kerja masing-masing;

9) Pembebanan biaya konsumsi pegawai yang melaksanakan Work From

Office menggunakan kode akun 521211 (Belanja Bahan); dan

Page 14: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

11

10) Pembayaran biaya konsumsi dapat diberikan kepada pegawai yang

melaksanakan Work From Office dilakukan selama masa penerapan

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yaitu mulai dari periode

tanggal 14 April s.d. 4 Juni 2020.

b. Dokumen pertanggungjawaban pembayaran konsumsi sebagaimana dimak-

sud pada huruf (a) angka (7) antara lain:

1) Work From Office dari atasan langsung yang disahkan oleh PPK

(tercantum durasi penugasan dan pemberian hak konsumsi);

2) Daftar penerimaan pembayaran uang konsumsi kepada pegawai yang

disahkan oleh PPK dan BPP;

3) Bukti kehadiran yang diketahui penanggung jawab kegiatan/pemberi

tugas dilengkapi dengan uraian/resume/laporan pekerjaan selama Work

From Office; dan

4) Dokumen pendukung lainnya apabila diperlukan.

4. Biaya transport bagi pegawai yang melakukan Work From Office dalam hal tidak

menggunakan kendaraan dinas.

a. Pembayaran biaya transport dapat dibayarkan dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) Pemberian biaya transport bagi pegawai yang melaksanakan Work From

Office merupakan kompensasi kepada pegawai karena mengalami

kesulitan transportasi atau membutuhan biaya yang lebih besar selama

menjalankan tugas Work From Office;

2) Pegawai yang ditugaskan untuk melakukan Work From Office ditetapkan

melalui Surat Tugas dari Menteri/Eselon I/Eselon II di lingkup satuan

kerja masing-masing yang disahkan oleh PPK;

3) Besaran biaya transport mengacu pada ketentuan satuan biaya transport

kegiatan dalam kabupaten/kota pergi pulang (PP) sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang

Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020;

4) Terdapat dokumen pertanggungjawaban pembayaran biaya transport;

5) Pegawai yang ditugaskan Work From Office termasuk di dalamnya adalah

pegawai yang melaksanakan tugas bukan dari rumah, selain di dalam

Page 15: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

12

Kantor Kemen PPPA, yang dibuktikan dengan Surat Tugas dari

Menteri/Eselon I/Eselon II di lingkup satuan kerja masing-masing;

6) Pembayaran biaya transport pegawai yang melaksanakan Work From

Office menggunakan akun 524113 (Belanja Perjalanan Dinas Dalam

Kota);

7) Pembayaran biaya transport pegawai yang melaksanakan Work From

Office dilakukan selama masa penerapan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB), yaitu dari periode tanggal 14 April s.d. 4 Juni 2020.

b. Dokumen pertanggungjawaban pembayaran biaya transport sebagaimana

dimaksud pada huruf (a) angka (4) antara lain:

1) Surat Tugas yang diterbitkan oleh Menteri/Eselon I/Eselon II yang

disahkan oleh PPK (tercantum pemberian hak transport lokal);

2) Undangan kegiatan (jika ada);

3) Bukti kehadiran yang diketahui penanggung jawab kegiatan/pemberi

tugas dilengkapi dengan uraian/resume/laporan pekerjaan selama Work

From Office;

4) Form kehadiran perjalanan dinas dalam kota sampai dengan 8 jam bagi

yang bertugas di luar rumah, selain di dalam kantor Kemen PPPA;

5) Daftar penerimaan pembayaran biaya transport kepada pegawai yang

disahkan oleh PPK dan BPP; dan

6) Dokumen pendukung lainnya apabila diperlukan.

5. Pengadaan lisensi aplikasi video conference.

Pengadaan lisensi aplikasi video conference dapat dibayarkan dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Pengadaan lisensi aplikasi untuk penyelenggaraan rapat secara online/

video conference berbayar (masa hak penggunaan kurang dari atau sampai

dengan 1 tahun);

2) Pengadaan lisensi aplikasi video conference dilakukan dalam rangka

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pegawai selama bekerja dari

rumah;

3) Terdapat dokumen pertanggungjawaban pembayaran lisensi aplikasi

video conference; dan

Page 16: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

13

4) Pembayaran lisensi aplikasi menggunakan video conference dibebankan

pada kode akun 521111 (Belanja Keperluan Perkantoran) atau 521119

(Belanja Barang Operasional Lainnya).

6. Satuan biaya uang lembur dan uang makan lembur.

Biaya uang lembur dan uang makan lembur dapat diberikan sepanjang memenuhi

syarat dan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020 dan

diberikan kepada pegawai yang menjalankan tugas Work From Office.

7. Satuan biaya konsumsi rapat dan/atau satuan biaya uang saku rapat di dalam

kantor di luar jam kerja.

Biaya konsumsi rapat dan/atau satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor di

luar dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Memenuhi syarat dan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri

Keuangan Nomor: 78/PMK.02/2019 tentang Standar Biaya Masukan

Tahun Anggaran 2020; dan

2) Hanya diberikan kepada peserta rapat yang hadir di kantor/Satker

penyelenggara.

8. Satuan biaya makanan penambah daya tahan tubuh.

Biaya makanan penambah daya tahan tubuh dapat diberikan kepada pegawai yang

mendapat penugasan untuk bekerja di kantor Work From Office selama periode

tanggal 14 Juni s.d. 18 Juli 2020.

9. Satuan biaya lainnya tetap dapat dibayarkan sepanjang memenuhi syarat dan

ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 78/PMK.02/

2019 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020.

E. Pemuktahiran Akun Belanja dalam Rangka Penanganan Pandemi Covid-19.

Dalam rangka pengalokasian dana penanganan Pandemi Covid-19 disampaikan hal-

hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

38/PMK.02/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Keuangan Negara untuk

Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau

Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau

Page 17: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

14

Stabilitas Sistem Keuangan, untuk penanganan pandemi Covid-19 memudahkan

perencanaan kegiatan, kordinasi kegiatan, dan monitoring dan evaluasi kinerja,

termasuk pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar fungsi, dan/atau antar

program dalam penanganan pandemi Covid-19 harus dilakukan berdasarkan

klasifikasi akun khusus Covid-19;

2. Belanja/biaya beserta akun yang dapat dibebankan pada DIPA Satker dalam masa

penanganan pandemi Covid-19 telah diatur pada Surat Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor: 369/PB/2020 tentang

Pemuktahiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease

2019 (Covid-19), dan penjelasan standar biaya masukan dalam rangka

pelaksanaan Work From Home pada masa darurat Covid-19 telah diatur pada

Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor: S-1/AG/2020 tentang

Penjelasan Standar Biaya Masukan dalam Pelaksanaan Work From Home (WFH);

3. Berkenaan dengan hal yang tersebut pada angka (1), Kementerian/Lembaga atau

Satker dalam melakukan perencaaan/pengalokasian/revisi DIPA dan pelaksanaan

anggaran dalam penanganan pandemi Covid-19 agar menggunakan klasifikasi

akun khusus Covid-19 sebagaimana tercantum dalam lampiran II Surat Direktorat

Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor: 369/PB/2020 tentang

Pemuktahiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease

2019 (Covid-19).

4. Dalam hal Kementerian/Lembaga atau Satker telah mengalokasikan atau

menggunakan akun-akun sesuai dengan kententuan Surat Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Kementerian Keuangan Nomor: 369/PB/2020 tentang

Pemuktahiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease

2019 (Covid-19) dan belum menggunaka akun khusus Covid-19,

Kementerian/Lembaga atau Satker agar melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Kementerian/Lembaga atau Satker yang telah melakukan revisi DIPA dengan

menggunakan akun lama agar melakukan revisi Petunjuk Operasional

Kegiatan (POK) dengan menggunaka akun khusus Covid-19 sebagaimana

dimaksud pada huruf (E) angka (4) dan menyampaikan pemuktahiran data

Page 18: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

15

POK tersebut kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

sebagai mitra kerjanya;

b. Kementerian/Lembaga atau Satker yang telah melakukan revisi DIPA dan

telah merealisasikan belanjanya (telah terbit SP2D) untuk saat ini tidak perlu

melakukan revisi terhadap realisasi yang telah terbit SP2D. Namun Demikian,

Kementerian/Lembaga atau Satker agar melakukan revisi POK terhadap sisa

pagu yang belum terealisasi menggunakan akun khusus Covid-19;

c. Kementerian/Lembaga atau Satker menghimpun informasi tentang realisasi

belanja dalam rangka penanganan Covid-19 yang telah terbit SP2Dnya

dengan menggunakan akun lama. Informasi tentang realisasi belanja akan

diminta oleh KPPN sebagai mitra kerjanya; dan

d. Perubahan/revisi akun lama ke akun khusus Covid-19, dalam rangka

penanganan pandemi Covid-19 agar dilakukan secepat mungkin dengan tidak

menghambat realisasi APBN.

Page 19: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

16

BAB III

PENUTUP

Dengan adanya Buku Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun

2020 dalam Edisi Khusus ini, diharapkan para pengelola anggaran dapat mengerti,

memahami, dan melaksanakan perubahan aturan-aturan di bidang pelaksanaan anggaran

di tahun 2020, terutama yang berkaitan dengan penanganan pandemi Covid-19. Harapan

kami adalah seluruh pengelolaan keuangan negara yang terjadi atas beban APBN di

Tahun Anggaran 2020 dapat dilakukan secara cepat, tepat, akurat, dan sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Setiap kebijakan yang diambil akan menimbulkan konsekuensi yang berbeda-

beda, baik terhadap pelaksanaan anggaran maupun terhadap akuntansi dan pelaporan

keuangan. Manajemen dituntut agar mampu memetakan permasalahan yang dihadapi

Satkernya dan dapat menentukan solusi yang paling tepat/sesuai dari berbagai alternatif

solusi yang tersedia.

Kondisi darurat akibat pandemi Covid-19 bukanlah alasan untuk mengabaikan

prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Menjaga

kualitas pelaksanaan anggaran adalah salah satu bentuk kontribusi konkrit kita dalam

menjaga good governance di masa-masa penuh tantangan ini.

Buku Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2020 ini pada

dasarnya merupakan penjabaran teknis dari beberapa ketentuan yang ada. Dengan

demikian, apabila ketentuan tersebut mengalami perubahan, dengan sendirinya petunjuk

teknis ini akan disesuaikan dengan ketentuan yang baru.

Page 20: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

LAMPIRAN

1. Pemuktahiran Akun Belanja Penanganan Covid-19

Page 21: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 22: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 23: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 24: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 25: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 26: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 27: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 28: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 29: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 30: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 31: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 32: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 33: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi
Page 34: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

2. Contoh Tanda Terima Biaya Komunikasi

TANDA TERIMA BIAYA KOMUNIKASI

KEGIATAN KOORDINASI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2020

JAKARTA, …2020

No. Nama NIP Jabatan/Instansi Biaya

Komunikasi Tanda Tangan/Bukti Transfer

1. … … … Rp30.000,00 1.

2. … … … Rp30.000,00 2.

3. … … … Rp30.000,00 3.

… dst. … … Rp30.000,00 ...

10. … … … Rp30.000,00 10.

Jumlah Rp300.000,00

Terbilang: Tiga Ratus Ribu Rupiah

Jakarta, ….2020

Setuju dibayar:

Pejabat Pembuat Komitmen Satker…,

(Nama Lengkap)

NIP. …

Lunas dibayar:

Bendahara Pengeluaran,

(Nama Lengkap)

NIP. …

Yang Membayarkan,

(diisi nama ketua panitia kegiatan)

(Nama Lengkap)

NIP. …

Page 35: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

3. Contoh Tanda Terima Honorarium Narasumber/Pembahas Kegiatan/Moderator

TANDA TERIMA HONORARIUM NARASUMBER DAN MODERATOR

KEGIATAN KOORDINASI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2020

JAKARTA, …2020

No. Nama Gol. Jabatan

dalam Instansi

Jabatan

dalam Tim

Honor per

Jam/OK

JP/

OK

Jumlah

Honor PPh Psl. 21 Diterimakan

Tanda Tangan/

Bukti Transfer

1. … … … Narasumber Rp 700.000,00 2 Rp 1.400.000,00 Rp 210.000,00 Rp 1.190.000,00

2. … … … Narasumber Rp 1.000.000,00 2 Rp 2.000.000,00 Rp 300.000,00 Rp 1.700.000,00

3. … … … Narasumber Rp 450.000,00 2 Rp 900.000,00 Rp 135.000,00 Rp 765.000,00

4. dst. … … Moderator Rp 700.000,00 1 Rp 700.000,00 Rp 35.000,00 Rp 665.000,00

Jumlah Rp 5.000.000,00 Rp 680.000,00 Rp 4.320.000,00

Terbilang : Lima Juta Rupiah

Jakarta, ….2020

Setuju dibayar:

Pejabat Pembuat Komitmen Satker…,

(Nama Lengkap)

NIP. …

Lunas dibayar:

Bendahara Pengeluaran,

(Nama Lengkap)

NIP. …

Yang Membayarkan,

(diisi nama ketua panitia kegiatan)

(Nama Lengkap)

NIP. …

Page 36: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

4. Contoh Tanda Terima Biaya Konsumsi bagi Pegawai yang Melaksanakan Work From Office

TANDA TERIMA KONSUMSI

WORK FROM OFFICE

JAKARTA, …2020

No. Nama Jabatan/Unit Kerja Gol. L/P Tanda Tangan

1. … … … …

2. … … … …

3. … … … …

4. dst. … … …

Page 37: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

5. Contoh Tanda Terima Biaya Transport bagi Pegawai yang Melakukan Work From Office

TANDA TERIMA BIAYA TRANSPORTASI

WORK FROM OFFICE

JAKARTA, …2020

No. Nama NIP Jabatan/Instansi Biaya

Transportasi Tanda Tangan

1. … … … Rp150.000,00 1.

2. … … … Rp150.000,00 2.

3. … … … Rp150.000,00 3.

4. … … … Rp150.000,00 ...

Jumlah Rp600.000,00

Terbilang: Enam Ratus Ribu Rupiah

Jakarta, ….2020

Setuju dibayar:

Pejabat Pembuat Komitmen Satker…,

(Nama Lengkap)

NIP. …

Lunas dibayar:

Bendahara Pengeluaran,

(Nama Lengkap)

NIP. …

Page 38: 2020 Petunjuk Teknis Pertanggungjawaban Keuangan (Edisi

6. Contoh Bukti Pembayaran Biaya Lisensi Aplikasi Video Conference

TA : 2020

Nomor Bukti :

Mata Anggaran : 521111/ 521119

KUITANSI

No: 001/KW/04/2020

Sudah terima dari : PPK Satker …

Jumlah uang : Rp 13.000.000

Terbilang : Tiga Belas Juta Rupiah

Untuk pembayaran : Pembelian Lisensi Aplikasi Video Conference

Jakarta, 13 Februari 2020

CV. CAKRA PINTAN

Ovi Luciansari

(Kuitansi Perusahaan atau

Penyedia Barang/Jasa)

Setuju dibebankan pada

mata anggaran berkenaan:

a.n. Kuasa Pengguna Anggaran

Pejabat Pembuat Komitmen

Satker …,

(NAMA LENGKAP)

NIP. …

Materai 6000

CV. Cakra Pintan

Lunas dibayar tanggal:

Bendahara Pengeluaran,

(NAMA LENGKAP)

NIP. …