disperinaker.klatenkab.go.iddisperinaker.klatenkab.go.id/wp-content/uploads/2020/07/... · 2020. 7....
TRANSCRIPT
1
PERUBAHAN
RENCANA STRATEGIS
(RENSTRA) DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA
KABUPATEN KLATEN
TAHUN 2016 - 2021
PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA
Jalan Pemuda Nomor 294 Tlp. (0272) 321046 Klaten
Kode Pos 57412
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
I.2 Landasan Hukum ..................................................................................... 6
I.3 Maksud dan Tujuan ……………………………………………………. 9
I.4 Sistematika Penulisan ................................................................................ 11
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
II.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja …………………………………………………………… 13
II.2 Sumber Daya Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja …………………... 23
II.3 Kinerja Pelayanan Sumber Daya Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja ……………………………………………………………. 25
II.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja ………………………………………… 31
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU PERANGKAT DAERAH
III.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten ……………… 33
III.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih …………………………………………………………. 35
III.3 Telaah Renstra Kementrian/Lembaga Non Kementrian dan Renstra
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja ………………………………….. 37
III.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten ………………………………… 38
III.5 Penentuan Isu-isu strategis ……………………………………………… 48
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
IV.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja …………………………………………………………… 58
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN………………………………………. 61
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN ……… 63
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN …………………… 81
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
A. Pengertian Rencana Strategis
Rencana Strategis adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk pendapatkan
kejelasan arah dan tujuan suatu Dinas/ Pemerintah Daerah. Dalam rencana tersebut
dilakukan analisis masalah, identifikasi potensi pemecahan masalah, dan menyusun
program dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Rencana strategis berfokus pada
pengembangan suatu visi yang luas dan strategi khusus berdasarkan analisis
komprehensif terhadap situasi (meliputi kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan
termasuk peluang dan kecenderungan atau “trends” dan mengembangkan kegiatan yang
memiliki dampak terhadap masyarakat.
Rencana Strategis merupakan suatu proses berkelanjutan untuk memperbaiki
kinerja (performance) sebuah kelompok, komunitas atau organisasi akibat situasi krisis
atau konflik yang dialaminya dengan mengembangkan visi, tujuan, cara atau metode
untuk mencapainya. Memperbaiki sebuah tatanan yang telah rapuh akibat konflik sosial
yang berkepanjangan atau berbagai gejolak akibat perebutan kekuatan-kekuasaan
membutuhkan suatu rencana yang memandang perubahan yang lebih baik, positif dan
berkelanjutan. Tuntutan dan kebutuhan untuk perubahan dituangkan dalam bentuk
rencana strategis sebagai arah, kebijakan dan panduan bagi pemangku kepentingan
untuk mewujudkannya. Dalam proses rencana strategis ditentukan arah, tujuan, nilai-
nilai dan keadaan komunitas, serta mengembangkan pedekatan pelaksanaan kegiatan
untuk mencapai target yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Dengan konsisten memfokuskan perhatian pada visi dan tujuan yang lebih
spesifik, rencana strategis menjadi alat untuk merespon atau tanggap terhadap
perubahan lingkungan.
Dalam upaya mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program Pemerintah
Daerah dan makin eksis serta unggul dalam persaingan pada lingkungan yang makin
kompetitif dan selalu berubah, setiap Pemerintah Daerah harus selalu melakukan
perbaikan dan inovasi, secara bertahap dan berkelanjutan agar tercipta akuntabilitas dan
peningkatan kinerja Pemerintah Daerah.
4
Suatu pernyataan strategi menggambarkan bagaimana setiap issu strategis akan
dipecahkan. Strategi mencakup sejumlah langkah atau taktik yang dirancang untuk
pencapaian tujuan dan sasaran, termasuk pemberian tanggung jawab, jadwal dan
sumber-sumber daya. Strategi merupakan komitmen organisasi secara keseluruhan
terhadap nilai-nilai, filosofi dan prioritas.
B. Fungsi Renstra
Renstra sebagai pedoman perencanaan 5 tahunan berfungsi :
1. Sebagai pedoman komprehensif yang jelas dan mendorong berbagai pihak
yang terlibat untuk menentukan tujuan di masa depan;
2. Sebagai acuan dan pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja) Perangkat
Daerah sebagai dokumen operasional tahunan di Perangkat Daerah.
C. Proses Penyusunan Renstra
1. Tahap Persiapan
Pembentukan tim penyusunan Renstra Perangkat Daerah dan menyusun
agenda kerja tim penyusunan Renstra. Tim penyusunan Renstra Perangkat
Daerah bertugas menyelenggarakan forum Perangkat Daerah, merumuskan
rancangan Renstra Perangkat Daerah dan menyusun rancangan penetapan
Renstra Perangkat Daerah oleh Kepala Perangkat Daerah dengan Keputusan
Kepala Perangkat Daerah. Tim penyusun tersebut terdiri atas perwakilan dari
setiap unit kerja yang ada di masing-masing Perangkat Daerah dan diketuai
oleh orang yang bertanggung jawab atas perencanaan di Perangkat Daerah
yang bersangkutan.
2. Tahap Perumusan / Penyusunan
Pengolahan data dan informasi
Data dan informasi pengelolaan pendanaan pelayanan Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
3. Analisis gambaran pelayanan Perangkat Daerah, terdiri
Analisis gambaran umum pelayanan Perangkat Daerah untuk
mengidentifikasi potensi dan permasalahan pelayanan Perangkat Daerah.
Analisis pengelolaan pendanaan pelayanan Perangkat Daerah untuk
mengidentifikasi potensi dan permasalahan khusus pada aspek
pendanaan pelayanan Perangkat Daerah.
5
4. Review Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi, mencakup:
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan
Renstra K/L
Program prioritas K/L dan target kinerja serta lokasi program prioritas
Tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan
Renstra SKPD Kabupaten/Kota
Program prioritas SKPD Provinsi dan target kinerja serta lokasi program
prioritas.
5. Penelaahan Rencana Tata Ruang Wilayah yang mencakup :
Tujuan dan sasaran RTRW struktur dan pola ruang;
Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah.
6. Perumusan Isu-Isu Strategis
7. Perumusan visi dan misi
8. Perumusan tujuan pelayanan jangka menengah PD
9. Perumusan sasaran pelayanan jangka menengah PD
10. Tahap Verifikasi
11. Tahapan Penetapan
D. Keterkaitan Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
dengan Dokumen-dokumen Perencanaan Lainnya
1. Keterkaitan Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten
Klaten dengan RPJM Daerah Kabupaten Klaten.
Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
berpedoman pada RPJM Daerah sebagai dokumen perencanaan berwawasan
5 (lima) tahunan :
a) Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
sebagai dokumen teknis sebagai penjabaran RPJM Daerah;
b) Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
memuat Visi, Misi, Arah Kebijakan Teknis dan Indikasi rencana
program setiap bidang kewenangan dan atau fungsi tugas pemerintahan
untuk jangka waktu tertentu yang disusun oleh Perangkat Daerah yang
berkoordinasi dengan BAPPEDA;
6
2. Keterkaitan Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten
Klaten dengan Renja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten
Klaten.
Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
digunakan sebagai acuan penyusunan Renja Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Bantul yang disusun sebagai dokumen Rencana
Kerja Tahunan yang merupakan kompilasi rencana kerja bidang teknis setiap
tahun anggaran.
Perumusan Renstra, tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan atau
perbaikan selama jangka waktu lima tahun. Berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Klaten Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Klaten yang telah diganti dengan Peraturan Bupati Klaten Nomor
51 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten,
sehingga terjadi perubahan kebutuhan dan kebijakan yang berlaku. Oleh
sebab itu Renstra Tahun 2016-2021 perlu direviu untuk menyesuaikan
dengan adanya perubahan regulasi.
Berdasarkan pasal 12 Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten
Klaten diarahkan untuk mendukung keterkaitan Urusan Pemerintahan Wajib
yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar yaitu Urusan Tenaga Kerja
serta Urusan Pemerintahan Pilihan yaitu Urusan Perindustrian dan Urusan
Transmigrasi. Untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi perencanaan
antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan stakeholder wajib menyusun
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) dengan mengacu pada
RPJMD dan RTRW Kabupaten Klaten, serta memperhatikan RPJMD
Provinsi dan Renstra K/L.
Begitu juga, sebagaimana berdasarkan Peraturan Bupati Klaten Nomor
51 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
wajib menyusun Rencana Strategis sebagai pedoman pelaksanaan program
dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja Kabupaten Klaten selama periode tahun 2016 – 2021.
7
Akhir kata, Reviu Renstra ini diharapkan dapat digunakan sebagai
landasan dalam merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengambilan
keputusan operasional dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta
pengambilan arah kebijakan yang telah ditetapkan Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja Kabupaten Klaten dalam mendukung terwujudnya visi, misi
dan program prioritas Bupati dan wakil Bupati periode 2016-2020.
I.2 Landasan Hukum
Dasar penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten Tahun 2016 – 2020 adalah :
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3682) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Pertama Undang -
Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050) ;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39;
6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4356);
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8
9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang -Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679) ;
12. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas dari KKN;
13. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
14. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Bencana Alam;
15. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
16. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah;
17. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan,
Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah
digubah menjadi PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah ditetapkan
melalui Peraturan Daerah, harus disetujui Pemerintah Pusat;
9
23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD dan, serta tata cara perubahan RPJPD,
RPJMD, dan RKPD;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Tata
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21);
29. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
30. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 28);
31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5);
32. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 2 Tahun 2008 tentang Penetapan
Kewenangan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Klaten (Lembaran Daerah
Kabupaten Klaten tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Klaten Nomor 11);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2005-2025;
10
34. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 05 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021;
35. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 11 Tahun 2011 tentang RTRW
Kabupaten Klaten;
36. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah;
37. Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan
Peraturan Daerah Kabupaten Klaten Nomor 5 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016 – 2021;
38. Peraturan Bupati Klaten Nomor 51 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan
Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
Kabupaten Klaten;
I.3. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud penyusunan Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten
Klaten adalah :
a. Memberikan arah, pedoman dan landasan bagi jajaran dinas dalam
melaksanakan prioritas-prioritas pembangunan bidang perindustrian,
ketenagakerjaan, dan ketransmigrasian;
b. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder) dalam
perencanaan pembangunan bidang perindustrian, ketenagakerjaan, dan
ketransmigrasian;
c. Mempermudah pengendalian dan pengawasan dalam program kegiatan
bidang perindustrian, ketenagakerjaan, dan ketransmigrasian;
d. Memberikan gambaran kondisi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
Kabupaten Klaten dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pembangunan bidang perindustrian,
ketenagakerjaan, dan ketransmigrasian;
e. Sebagai bahan acuan dalam menyusun pertanggungjawaban Kepala Dinas
atas kinerja Dinas selama 1 (satu) tahun dalam bentuk Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP).
11
2. Tujuan
Tujuan penyusunan Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten
Klaten adalah :
a. Menyediakan suatu tolok ukur dalam upaya mengevaluasi kinerja tahunan
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten;
b. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi pada masa
depan;
c. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara prima.
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja Kabupaten Klaten Tahun 2016-2021 merupakan implementasi
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Klaten Tahun 2016 – 2021 juga memperhatikan Renstra-SKPD
Provinsi dan Renstra K/L.
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD) Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja ini disusun setelah RPJMD Kabupaten Klaten ditetapkan ataupun
sebaliknya dapat digunakan sebagai bahan penyusunan RPJMD dan selanjutnya
akan digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk menyusun Rencana Kerja
Tahunan –Perangkat Daerah. Rencana Kerja-Perangkat Daerah (Renja-PD)
merupakan dokumen perencanaan tahunan setiap unit kerja daerah yang memuat
rencana kegiatan pembangunan tahunan. Adapun diagram alir dokumen
perencanaan daerah sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 54 Tahun
2010 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, adalah sebagai-berikut :
12
Diagram 1.1 Hubungan Antar Dokumen
I.4. Sistematika Penulisan
Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra−PD) Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja Kabupaten Klaten Tahun 2016 –2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Landasan Hukum
I.3 Maksud dan Tujuan
I.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
II.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja
II.2 Sumber Daya Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
II.3 Kinerja Pelayanan Sumber Daya Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
II.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Perindustrian
dan Tenaga Kerja
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU PERANGKAT DAERAH
III.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
Pedoman
APBD Kabupaten
Klaten
Rincian
APBD
RKA -
SKPD
Pedoman RKPD Kabupaten
Klaten
RENJA -
SKPD
Pedoman
Dijabarkan RPJM Kabupaten
Klaten
Pedoman
RAPBD
Kabupaten
Klaten
RENSTRA-
SKPD
Diperhatikan
Pedoman
Mengacu
Renstra SKPD Prov. JawaTengah
Renstra K/L
Memperhatikan
RPJMProv. Jawa Tengah
RTRW Kabupaten
Klaten
13
III.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
III.3 Telaah Renstra Kementrian/Lembaga Non Kementrian dan Renstra
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
III.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten
III.5 Penentuan Isu-isu strategis
BAB IV TUJUAN DAN SASARAN
IV.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja
BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Renstra
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten.
14
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten merupakan unsur penunjang
Pemerintah Daerah di Bidang Perindustrian, Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian berupaya
melaksanakan Tugas dan Kewajiban sesuai Visi dan Misi Kepala Daerah untuk menyusun
Kebijakan di Bidang Perindustrian, Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian. Untuk
mendukung Visi dan Misi tersebut diperlukan Kinerja Pelayanan yang terdiri dari :
1. Peningkatan Kualitas SDM Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
2. Pelayanan Pelatihan Kerja
3. Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
4. Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
5. Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan
6. Pelayanan Penempatan Transmigrasi
7. Peningkatan Kemampuan SDM Bidang Teknologi Perindustrian
8. Pelayanan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
II.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
Organisasi Pangkat Daerah (OPD) Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja dibentuk
berdasarkan Peraturan Bupati Klaten Nomor 51 Tahun 2016 tentang Kedudukan
Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja Kabupaten Klaten. Tugas dan Fungsi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
adalah membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintahan di bidang
perindustrian, bidang tenaga kerja dan bidang transmigrasi sedangkan Fungsi Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja adalah sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan bidang perindustrian, bidang tenaga kerja dan bidang
transmigrasi;
b. Pelaksanaan kebijakan bidang perindustrian, bidang tenaga kerja dan bidang
transmigrasi;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perindustrian, bidang tenaga kerja dan
bidang transmigrasi;
d. Pelaksanaan administrasi Dinas; dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
15
Bagan Organisasi Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
Kabupaten Klaten
Adapun uraian tugas Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
tertuang dalam Peraturan Bupati Klaten Nomor 51 Tahun 2016 tentang Kedudukan
Susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja Kabupaten Klaten.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja Kabupaten Klaten melaksanakan beberapa program / kegiatan baik program
wajib maupun program pilihan.
Penyusunan Rencana Strategik dan Rencana Kinerja tidak terlepas dari sistem
penganggaran dari Dinas. Anggaran perlu dipertimbangkan dalam rangka
menyesuaikan sasaran dan tujuan serta strategi pencapaiannya. Di dalam penyusunan
rencana kinerja, memadukan setiap kegiatan dengan anggarannya baik kegiatan yang
tercantum dalam RKA dan target kerja tahunan maupun beberapa kegiatan baru yang
bersifat strategis. Tidak menutup kemungkinan perubahan-perubahan dan penyesuaian-
penyesuaian yang terjadi dalam sistem penganggaran.
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
SUG BAGIAN PERECANAAN
DAN KEUANGAN
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
JABATAN FUNGSIONAL
FUNGSIONAL
BIDANG PERINDUSTRIAN BIDANG TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
SEKSI PERENCANAAN DAN
PERIZINAN INDUSTRI
SEKSI PEMBINAAN DAN
PENGEMBANGAN
SEKSI HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN KETENAGAKERJAAN
SEKSI PELATIHAN DAN
PENEMPATAN TENAGA KERJA
SEKSI TRANSMIGRASI
16
a. Sekretariat
Mempunyai tugas menyusun rencana program dan laporan, melayani
administrasi kepada seluruh unit kerja, mengelola keuangan, melaksanakan urusan
umum kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai
fungsi:
1) Pelayanan administrasi pada semua unit kerja.
2) Penyusunan rencana, program dan laporan.
3) Pengelolaan Keuangan.
4) Pelaksanaan urusan umum, surat menyurat, kepegawaian, perlengkapan dan
rumah tangga.
Sekretariat terdiri dari :
1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyusun rencana
program kegiatan, pengumpulan dan pengolahan data, evaluasi, pelaoran serta
sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan yang melaksanakan fungsi
pengelolaan keuangan Dinas.
2) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan
surat menyurat, penggandaan, ekspedisi, kearsipan, kehumasan,
ketatalaksanaan dan rumah tangga, penggadaan dan pemeliharaan
perlengkapan kantor serta melakukan pengelolaan administrasi kepegawaian.
b. Bidang Perindustrian
Bidang Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, perizinan,
pembinaan, pengembangan, penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis
di bidang perindustrian. Bidang Perindustrian terdiri dari :
1) Seksi Perencanaan dan Perizinan Industri mempunyai tugas :
Penghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis seksi Perencanaan dan Perizinan Industri
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
Penyiapan bahan kebijakan dan petunjuk teknis seksi Perencanaan dan
Perizinan Industri sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Penyusunan rencana program kegiatan dan laporan pelaksanaan kegiatan
seksi Perencanaan dan Perizinan Industri;
Penetapan rencana pembangunan industri Kabupaten melalui Rencana
Induk Pengembangan Industri Daerah (Ripida);
17
Penetapan sentra industri kecil dan industri menengah;
Pelaksanaan standarisasi produk, proses, manajemen (ISO 9000, ISO
14000 dan ISO 2600) dan industri hijau serta spesifikasi teknis dan
pedoman tata cara industri;
Pelaksanaan persiapan model dan tata ruang, tata letak tempat industri,
bahan informasi data teknis dan tata ekonomis mesin atau alat produksi;
Pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, sarana dan
prasarana bidang perindustrian;
Pelaksanaan pembangunan industri hijau;
Pelaksanaan penyiapan bahan rekomendasi terhadap penerbitan Izin
Usaha Industri Kecil dan Izin Perluasannya, Izin Usaha Industri
Menengah dan Izin Perluasannya, Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI)
dan Izin Perluasan Kawasan Industri (IPKI);
Penyusunan Laporan Informasi Industri untuk IUI Kecil dan Izin
Perluasannya, IUI Menengah dan izin perluasannya, dan juga IUKI dan
IPKI;
Pelaksanaan analisis iklim usaha, pemantauan, evaluasi dan pelaporan;
Pemantauan dan pengendalian terhadap industri yang berkaitan dengan
keamanan konsumen, umum, kesehatan, lingkungan dan moral usaha;
Pemantauan, pengawasan tentang penggunaan kawasan industri sesuai
Tata Ruang Daerah;
Pemantauan barang dan jasa di bidang industri kecil, menengah dan besar;
Pemantauan preventif dan pemetaan perusahaan industri yang berpotensi
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan industri untuk mengurangi
dampak negatif;
Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan serta program pelatihan untuk
menanggulangi pencemaran lingkungan serta pemantauan di perusahaan
industri;
Pemantauan dan pengendalian administrasi industri melalui pendataan
potensi industri beserta pengembangannya, penertiban dan pencegahan
usaha industri yang belum memenuhi persyaratan;
18
2) Seksi Pembinaan dan Pengembangan mempunyai tugas :
Penghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis seksi Pembinaan dan Pengembangan
sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
Penyiapan bahan kebijakan dan petunjuk teknis seksi Pembinaan dan
Pengembangan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Penyusunan rencana program kegiatan dan laporan pelaksanaan kegiatan
Seksi Pembinaan dan Pengembangan;
Pelaksanaan pelatihan teknis produksi pada industri kecil dan menengah;
memberikan bimbingan pemilihan penggunaan mesin dan alat-alat
produksi;
Penyiapan informasi sumber-sumber perolehan bahan baku dan bahan
penolong;
Pelaksanakan bimbingan penggunaan dan pemilihan bahan baku dan
bahan penolong dalam kegiatan pemesanan, pengangkutan, penyimpanan;
melaksanakan peningkatan penguasaan teknologi dan kualitas sumber
daya manusia industri;
melaksanakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri;
melakukan bimbingan dalam upaya penciptaan dan mendapatkan
peralatan produksi dan mengusahakan bantuan alat-alat produksi;
memberikan bimbingan pemilihan proses produksi dan peralatan yang
tepat guna;
melaksanakan bimbingan dalam penyusunan profil pengembangan
industri, menggali dan mengembangkan potensi industri;
menyiapkan petunjuk teknis dalam pengembangan desain-desain baru
sesuai permintaan pasar, membuat prototype produk-produk baru untuk
disebarkan pada industri-industri;
melakukan hubungan kerjasama keteknikan dengan lembaga-lembaga
keteknikan baik dari lingkungan perguruan tinggi, lembaga donor,
maupun lembaga swadaya masyarakat lainnya guna pengembangan
industri-industri kecil dan menengah;
melaksanakan kerjasama dengan asosiasi-asosiasi komoditas untuk
mendorong pengembangan industri kecil dan menengah;
19
melaksanakan bimbingan dan upaya penerapan standar industri Indonesia
dan ketentuan wajib uji serta melaksanakan tindakan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku bagi produk yang tidak memenuhi
standard wajib uji;
mendorong penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk
pengembangan usaha dengan upaya-upaya akses pada aspek-aspek bahan
baku, produksi maupun pemasaran;
memberikan usul dan saran kepada atasan sesuai bidang tugasnya;
melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengawasan kepada bawahan
agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar;
menilai pencapaian sasaran kinerja pegawai yang menjadi bawahannya
dengan jalan memantau dan mengevaluasi pegawai;
mengevaluasi dan menginventarisasi permasalahan yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas serta mencari alternatif pemecahan masalah;
melaksanakan koordinasi dan kerjasama sesuai bidang tugasnya dalam
rangka kelancaran pelaksanaan tugas;
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan tugas
dan fungsinya; dan melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada
atasan.
c. Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas di bidang
tenaga kerja dan transmigrasi meliputi pelatihan, penempatan tenaga kerja,
hubungan industrial dan ketenagakerjaan serta transmigrasi. Bidang Tenaga
Kerja dan Transmigrasi terdisi dari:
1) Seksi Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas sebagai
berikut :
menghimpun, mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan,
pedoman dan petunjuk teknis seksi Pelatihan dan Penempatan Tenaga
Kerja sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
menyiapkan bahan kebijakan dan petunjuk teknis seksi Pelatihan dan
Penempatan Tenaga Kerja sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
menyusun rencana program kegiatan dan laporan pelaksanaan
kegiatan seksi Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja;
20
membagi pelaksanaan tugas kepada bawahannya;
memberi pelatihan, penyuluhan, bimbingan dan pembinaan kepada
penyelenggara organisasi/lembaga latihan kerja di bidang
ketenagakerjaan;
melakukan bimbingan Tenaga Kerja Sarjana (TKS) agar mampu
meningkatkan profesionalisme di bidang tugasnya;
melakukan penyuluhan dan pembinaan terhadap angkatan kerja;
menyiapkan bahan rekomendasi perizinan dan pembinaan serta
pembatasan penggunaan tenaga kerja asing di daerah;
melaksanakan bimbingan dan pelaksanaan antar kerja lokal, antar
kerja antar daerah, dan antar kerja antar negara melalui pemerintah
daerah maupun pemerintah pusat;
memberikan bimbingan pelaksanaan dan penempatan tenaga kerja
pemuda, wanita, penyandang cacat dan usia lanjut;
melakukan bimbingan terhadap Tenaga Kerja Muda (TKM),
Teknologi Tepat Guna dan Padat Karya;
menyiapkan bahan rekomendasi perizinan pendirian Perusahaan
Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS);
melakukan bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan Cabang
PPTKIS, Bursa Kerja Khusus dan Bursa Kerja Swasta;
melaksanakan pelayanan dan pendaftaran terhadap pencari kerja
sesuai mekanisme pengantar kerja;
melaksanakan pendataan angkatan kerja, penganggur, informasi
lowongan kerja, penempatan tenaga kerja dan melaksanakan informasi
mekanisme tenaga kerja;
melakukan pendataan dan pembinaan sektor informal dalam rangka
perluasan kesempatan kerja;
melaksanakan pembinaan, bimbingan terhadap pelaksanaan pelatihan,
kursus yang dilakukan oleh Lembaga Pelatihan Pemerintah, Swasta
dan Perusahaan; melaksanakan penyuluhan dan bimbingan kepada
pengusaha kecil dan menengah serta tenaga kerja dalam rangka
meningkatkan produktifitas; melaksanakan bimbingan dan
penyuluhan, sertifikasi tenaga kerja; mengkoordinir pelaksanaan
pelatihan yang dilakukan oleh Balai Latihan Kerja (BLK), Kursus
21
Latihan Kerja (KLK) dalam hal pendaftaran, seleksi dan pemanggilan
peserta; menyiapkan bahan kerjasama dengan instansi pemerintah,
swasta dan Lembaga Pelatihan Swasta dan pelaksana pelatihan kerja;
menyiapkan standarisasi dan melaksanakan tes kualifikasi dan
perizinan Lembaga Pelatihan; menyelenggarakan kegiatan
inventarisasi kebutuhan pelatihan; membina dan menyalurkan lulusan
BLK, KLK dan Lembaga Latihan dan organisasi yang membutuhkan;
memberikan usul dan saran kepada atasan sesuai bidang tugasnya;
melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengawasan kepada
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar;
menilai pencapaian sasaran kinerja pegawai yang menjadi
bawahannya dengan jalan memantau dan mengevaluasi pegawai;
mengevaluasi dan menginventarisasi permasalahan yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas serta mencari alternatif pemecahan masalah;
melaksanakan koordinasi dan kerjasama sesuai bidang tugasnya dalam
rangka kelancaran pelaksanaan tugas;
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan
tugas dan fungsinya; dan
melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
2) Seksi Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan mempunyai tugas
sebagai berikut:
menghimpun, mempelajari peraturan perundang-undangan,
kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis seksi Hubungan Industrial
dan Ketenagakerjaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
menyiapkan bahan kebijakan dan petunjuk teknis seksi Hubungan
Industrial dan Ketenagakerjaan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
menyusun rencana program kegiatan dan laporan pelaksanaan
kegiatan seksi Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan;
membagi pelaksanaan tugas kepada bawahannya;
melakukan pendaftaran/pencatatan/pembinaan terhadap organisasi
pekerja dan pengusaha dengan semua perangkat organisasi
horizontal dan vertikal mulai dari tingkat Dewan Pimpinan Cabang
(DPC) sampai tingkat unit kerja di perusahaan;
22
melakukan pembinaan dan pemantauan jaminan sosial tenaga kerja
dan asuransi tenaga kerja lainnya;
melaksanakan pembinaan terhadap koperasi karyawan dalam
hubungannya dengan kesejahteraan pekerja;
melaksanakan pendidikan hubungan industrial dan ketenagakerjaan;
melaksanakan pembinaan dan pembentukan Lembaga Kerjasama
Bipartit, Tripartit dan Tim Deteksi Dini;
menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan dan penetapan
kebutuhan hidup minimum dan pengupahan;
memfasilitasi perselisihan ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
melakukan bimbingan dan penyuluhan, pembinaan dan pengesahan
Peraturan Perusahaan (PP) dan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB);
melakukan pembinaan dan pendaftaran Kesepakatan Kerja Waktu
Tertentu (KKWT);
melaksanakan penyuluhan, pembinaan dalam rangka peningkatan
kesejahteraan pekerja;
memberikan usul dan saran kepada atasan sesuai bidang tugasnya;
melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengawasan kepada
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar;
menilai pencapaian sasaran kinerja pegawai yang menjadi
bawahannya dengan jalan memantau dan mengevaluasi pegawai;
mengevaluasi dan menginventarisasi permasalahan yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas serta mencari alternatif
pemecahan masalah;
melaksanakan koordinasi dan kerjasama sesuai bidang tugasnya
dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan
tugas dan fungsinya; dan
melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
3) Seksi Transmigrasi mempunyai tugas sebagai berikut :
23
menghimpun, mempelajari peraturan perundang-undangan,
kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis seksi Transmigrasi sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
menyiapkan bahan kebijakan dan petunjuk teknis seksi Transmigrasi
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
menyusun rencana program kegiatan dan laporan pelaksanaan
kegiatan seksi Transmigrasi;
membagi pelaksanaan tugas kepada bawahannya;
melaksanakan pendataan animo calon transmigrasi;
melaksanakan pengurusan pendaftaran dan seleksi calon
transmigrasi;
melaksanakan penelitian kelengkapan calon transmigrasi;
melaksanakan penyusunan daftar nominatif calon transmigrasi;
menyiapkan bahan penyuluhan, pembinaan, bimbingan teknis
pemantapan calon transmigrasi;
mempersiapkan jadwal penyuluhan dan menyelenggarakan
penyuluhan pemantapan calon transmigrasi;
melakukan pendataan transmigran dan barang bawaannya;
melakukan pelayanan transmigran selama di penampungan;
melakukan pemantauan kesiapan sarana angkutan;
melakukan pengurusan pembinaan dan pemantauan transmigrasi;
memberikan usul dan saran kepada atasan sesuai bidang tugasnya;
melaksanakan pembinaan, bimbingan dan pengawasan kepada
bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar
menilai pencapaian sasaran kinerja pegawai yang menjadi
bawahannya dengan jalan memantau dan mengevaluasi pegawai;
mengevaluasi dan menginventarisasi permasalahan yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas serta mencari alternatif
pemecahan masalah;
melaksanakan koordinasi dan kerjasama sesuai bidang tugasnya
dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;
melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan terkait dengan
tugas dan fungsinya; dan
melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
24
II.2 Sumber Daya Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
Sumberdaya Manusia
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja Kabupaten Klaten didukung personil/pegawai sejumlah 39 orang. Daftar jumlah
pegawai berdasarkan pendidikan di lingkungan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
adalah sebagaimana tabel berikut:
NO BIDANG
PENDIDIKAN JUMLAH
PEGAWAI SD SLTP SLTA D I D II D III S 1 S 2 S 3
1 Sekretariat 0 0 5 0 0 1 2 4 0 12
2 Bidang Perindustrian 1 0 5 0 0 0 2 1 0 9
3 Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi
0 0 3 1 0 0 7 7 0 18
Jumlah 1 0 13 1 0 1 11 12 0 39
Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa, jumlah pegawai di
lingkungan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten didominasi oleh
lulusan sarjana. Akan tetapi dilihat dari jumlah pegawai yang ada, pegawai di Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja kekurangan pegawai yang mendukung dalam
menjalankan tugas pokok fungsinya masing masing.
Sebaran pegawai juga dapat dikelompokkan berdasarkan struktur jabatan yaitu
jabatan struktural sebanyak 10 orang, jabatan fungsional tertentu sebanyak 8 orang,
jabatan fungsional umum sebanyak 21 orang.
Selain sumber daya manusia di lingkungan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
juga perlu melihat dukungan aset dan sarana prasarana penunjang pelayanan dalam
menjalankan tugas pokok fungsi, seperti terlihat pada tabel berikut:
REKAPIITULASI DAFTAR BARANG
DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA KABUPATEN KLATEN
No. Gol Kode Nama Bidang Barang
Jumlah Barang
Keadaan Juli 2018
Mutasi/Perubahan selama Bulan Juli S/D September 2018
Jumlah Barang
Keadaan September
2018 Berkurang Bertambah
1 2 3 4 5 7 9 11
1 01 01 TANAH 2 - - 2
2 - - 2
2 02 PERALATAN DAN MESIN 1.136 9 - 1.127
02 a. Alat-alat Besar -
25
03 b. Alat-alat Angkutan 25 - - 25
04 c. Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur -
05 d. Alat-alat Pertanian/Peternakan -
06 e. Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 1.067 9 - 1.058
07 f. Alat-alat Studio dan Komunikasi 15 - - 15
08 g. Alat-alat Kedokteran -
09 h. Alat-alat Laboratorium 29 - 29
10 i. Alat-alat Keamanan -
03 GEDUNG DAN BANGUNAN 2 - - 2
11 a. Bangunan dan Gedung 2 - - 2
12 b. Bangunan dan Monumen - - -
04 JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN - - - -
13 a. Jalan dan Jembatan -
14 b. Bangunan Air/Irigasi -
15 c. Instalasi -
16 d. Jaringan -
05 ASET LAINNYA 50 - - 50
17 a. Buku Perpustakaan 22 22
18 b. Barang bercorak Kesenian/Kebudayaan 28 - 28
19 c. Hewan Ternak dan Tumbuhan -
06 KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN -
Jumlah 1.190 9 - 1.181
26
II.3 Kinerja Pelayanan Sumber Daya Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
Berdasarkan data dan informasi pelaksanaan pembangunan urusan pemerintahan,
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja menangani 3 urusan yaitu Urusan Wajib Non
Pelayanan Dasar Tenaga Kerja, Urusan Pilihan Perindustrian, dan Urusan Pilihan
Transmigrasi. Pelaksanaan Pencapaian Kinerja Pelayanan 3 urusan tersebut pada
Tahun 2011-2015 dengan mengacu pada pelaksanaan RPJMD Kabupaten Klaten 2011-
2015 dapat dilihat pada Tabel II.1.
27
TABEL II.1. PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA KABUPATEN KLATEN
NO Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah
Target NSPK
Target IKK
Target Indikator Lainnya
Target Renstra Perangkat Daerah Tahun ke Realisasi Capaian Tahun ke Rasio Capaian Pada Tahun ke
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja 0,21 0,23 0,24 0,26 0,28 0,01 2,78 0,97 0 3 0 1069 346
Angka partisipasi angkatan kerja 21,01 21,51 22 22,5 22,99 71,28 72,19 72,28 70,46 67,79 339 336 329 313 295
Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
0,5 0,43 0,35 0,28 0,21 6,06 3,36 2,25 3,31 7,5 1212 781 643 1182 3571
Pencari kerja yang ditempatkan 7,47 7,67 7,87 8,26 8,46 14,57 37,72 12,02 21,61 24,74 195 492 153 262 292
Tingkat pengangguran terbuka 4,42 4,35 4 3,95 3,93 7,63 3,7 5,34 4,75 2,51 173 85 134 120 64
Keselamatan dan perlindungan 2,84 3,19 3,55 3,9 4,26 17,85 17,85 10,99 14,18 9,24 629 560 310 364 217
Rasio daya serap tenaga kerja 2312,67 2313,33 2316,67 2316,68 2323,33 1317,87 1754,45 0 0 0 57 76
Rasio lulusan S1/S2/S3 80 86 92 98 104 80 7,5 2,75 0 0 87 8 3
Rasio ketergantungan 93,73 93,73 93,73 93,73 93,73 93,73 30,63 30,51 0 0 100 33 33
Transmigrasi
Transmigrasi Umum 80 80 80 80 80 100 100 100 40 47 125 125 125 50 59
Perindustrian
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
12,00 12,25 12,75 13,00 13,75 21,16 12,30 20,99 20,73 25,00 176 100 165 159 182
Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri
9,20 10,00 10,30 10,60 11,00 8,00 8,20 10,50 15,79 15,80 87 82 102 149 144
Pertumbuhan Industri. 7,00 8,15 9,00 9,15 10,00 10,50 11,00 9,50 9,30 15,00 150 135 106 102 150
Cakupan bina kelompok pengrajin
85,00 85,00 90,00 95,00 100,00 90,00 96,00 95,00 95,00 95,20 106 113 106 100 95
28
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa indikator target kinerja urusan
perindustrian, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang diampu oleh Dinas Perindustrian
dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten terdiri dari 14 indikator RPJMD. Adapun evaluasi hasil
perencanaan pada urusan ketenagakerjaan adalah sbagai berikut :
1. Pencapain Kinerja pada Seksi Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja berdasarkan
pada indikator kinerja sesuai Tugas dan Fungsi menunjukan kinerja yang fluktuatif hal
ini terlihat pada rasio penduduk yang bekerja terilihat peningkatan yang cukup
signifikat yaitu sebesar 2,78% pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2015 yang
hanya mencapai 0,97% hal ini lebih disebabkan karena faktor kesadaran masyarakat
klaten untuk tidak hanya bergantung pada keluarga dan lebih pada bekerja walaupun
belum sesuai dengan skill atau pendidikan.
2. Rasio partisipasi angkatan kerja selama kurun waktu 3 tahun dari tahun 2011 sampai
tahun 2013 terbilang stabil akan tetapi ditahun 2014 dan tahun 2015 terjadi penurunan
dimana ditahun tersebut menujukan 70,46% dan 67,79% hal tersebut lebih disebabkan
karena peningkatan demografi yang dijadikan bonus demografi dan pada tahun tersebut
angka penempatan dengan kelulusan SMK tidak sebanding.
3. Rasio Pencari Kerja yang ditempatkan cenderung dinamis dan fluktuatif hal ini
dikarenakan tergantung pada jumlah lowongan kerja atau kesempatan kerja yang
tersedia dengan angkatan kerja yang ditempatkan atau diterima pada dunia usaha.
4. Rasio daya serap tenaga kerja dimana bila merujuk pada pencapain tahun 2015 sebesar
4672 menujukan bahwa terkait rasio daya serap tenaga kerja masih relatif rendah hal ini
lebih dikarenakan pada iklim investasi. Dimana masih belum banyak industri atau
investor yang melirik daerah Kabupaten Klaten untuk dijadikan kawasan industri.
5. Ketenagakerjaan merupakan permasalahan yang dinamis hal ini juga dapat dilihat
terkait pencari kerja yang ditempatkan sebesar 24,73% dari pencari kerja yang
mendaftar di Dinas Tenaga kerja, pencapain tersebut juga disebabkan beberapa faktor
antara lain terkait produktivitas angkatan kerja itu sendiri dan kesempatan kerja yang
tersedia.
6. Pencapain lain yang dapat dilihat antara lain partisipasi angkatan kerja perempuan dan
angka partisipasi angkatan kerja bila dilihat lebih dari 50% akan tetapi permasalahan
penurunan pengangguran terbuka sangat sulit dilaksanakan.
7. Pencapain kinerja dari sisi Anggaran Pemerintah Daerah senantiasa meningkatkan
anggran terutama dalam hal produktivitas angkatan kerja terutama dalam peningkatan
skill angkatan kerja.
29
8. Indikator Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun jika dilihat dari besaran kasus
dan jumlah perusahaan di Kabupaten Klaten pada tahun 2014 ditargetkan 0,28
terealisasi 3,31 dan pada tahun 2015 ditargetkan 0,21 terealisasi 7,5 lebih tinggi dari
ditargetkan. Pencapaian ini karena pekerja melakukan pelanggaran terhadap Perjanjian
Kerja Bersama (PKB), terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tanpa pesangon.
Sementara itu, target indikator kinerja pembangunan pada urusan Perindustrian adalah
dari 4 indikator kinerja dari indikator RPJMD. Adapun evaluasi hasil perencanaan pada
urusan ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :
Bidang industri merupakan penopang perekonomian daerah yang mampu menyerap tenaga
kerja. Sektor ini perlu ini di dorong agar berkembang dari sisi produksi maupun daya serap
tenaga kerja sehingga berdampak positif (multiplier effect) tinggi terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah. Dalam komponen PDRB Kabupaten Klaten, sektor industri manufaktur
dibentuk oleh sub sektor industri besar, menengah, kecil maupun rumah tangga. Sektor
industri sebagai sektor andalan memberikan hasil besar dalam perekonomian di Kabupaten
Klaten selama 4 tahun teakhir sumbangan sektor industri terhadap PDRB sangat fluktuatif
yaitu sebagai berikut tahun 2011 sektor industri memberikan sumbangan terhadap PDRB
sebesar 20,90%, selanjutnya pada tahun 2012 memberikan sumbangan seesar 21,33%, dan
pada tahun 2013 naik menjadi 20,99%, sedangkan pada tahun 2014 mengalami penurunan
menjadi 20,73%.
Perusahaan besar dan sedang menurut Kecamatan di Kabupaten Klaten, terdiri dari berbagai
bidang antara lain industri makanan dan minuman, tembakau, tekstil, pakaian jadi, kayu
(furniture) logam dan besi, industri tekstile dan kayu pada saat ini mengalami penurunan
akibat diberlakukannya Asean China Free Trade Agrement (ACFTA).
Berdasarkan hasil rekapitulasi produk unggulan daerah Kabupaten Klaten pada tahun 2010
yang terdiri dari industri pengecoran logam, industri pande besi, industri mebel, industri
tembakau, industri konveksi/ pakaian jadi/luruk alat tenun bukan mesin (ATBM), dan genting
keramik. Dari ke enam jenis industri tersebut nilai industri paling tinggi adalah industri
pakaian jadi dengan mencapai nilai Rp. 361,8 milyar, di ikuti industri pengecoran logam
mencapai nilai 327,2 milyar dan industri genting/keramik mencapai nilai Rp. 61,1 milyar
rata-rata industri yang lainnya hanya 17 milyar. Berdasarkan kondisi daerah sosial
masyarakat Kabupaten Klaten sangat menunjang untuk di kembangkan sentra industri hal ini
di karenakan ketersediaan sumber daya manusia dan potensi daerah yang mendukung serta
30
posisi geografis yang sangat memungkinkan karena berada di antara Yogyakarta dan
Surakarta.
Sedangkan berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kinerja pembangunan urusan
transmigrasi dengan 1 indikator kinerja RPJMD. Adapun evaluasi hasil perencanaan pada
urusan ketenagakerjaan adalah sbagai berikut :
Urusan transmigrasi yang merupakan indikator RPJMD telah tercapai dan perlu upaya keras
supaya tercapai untuk diwujudkan yaitu meningkatnya realisasi penempatan Transmigrasi
Umum , dari realisasi tahun 2014 dan tahun 2015 terjadi penurunan yang sangat signifikan,
hal ini disebabkan Kuota yang disediakan pemerintah pusat sangat terbatas dan tidak
sebanding dengan animo masyarakat serta ketidaksiapan lokasi daerah calon penerima
transmigran sehingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan dukungan melalui pola
sharing dengan daerah atau provinsi tujuan transmigrasi.
Pelaksanaan Pencapaian Kinerja Pelayanan 3 urusan di Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja pada Tahun 2012-2017 didukung dengan pendanaan yang direncanakan pada
Tahun 2012-2017. Analisis pengelolaan pendanaan pelayanan 3 urusan tersebut dilakukan
untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan khususnya pada aspek pendanaan. Adapun
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar Tenaga
Kerja, Urusan Pilihan Perindustrian, dan Urusan Pilihan Transmigrasi selama Periode Tahun
2012-2017 dapat dilihat sebagaimana pada Tabel II.2.
31
TABEL II.2
ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA
KABUPATEN KLATEN
No Kewenangan
Sesuai Tupoksi
Anggaran Pada Tahun ke Realisasi Anggaran Pada Tahun Ke- Rasio Realisasi dan Anggaran Tahun Ke- Rata-rata Pertumbuhan
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi
T T T T R R R R R R R R R R
1 Urusan Wajib Non Dasar Tenaga Kerja
383.500.000
1.587.875.000
1.622.621.000
2.136.000.000
981.062.000
359.139.035
1.478.822.973
1.474.286.979
1.709.858.236
831.081.690
93,65
93,13
90,86
80,05
84,71
73,45
69,01
2 Urusan Pilihan Transmigrasi
70.000.000
168.004.000
216.004.000
336.916.000
290.000.000
69.798.750
155.709.655
193.034.170
203.990.368
200.579.454
99,71
92,68
89,37
60,55
69,17
52,66
37,76
3 Urusan Pilihan Perindustrian
350.000.000
365.000.000
525.000.000
210.000.000
360.000.000
347.897.500
357.863.650
518.490.600
208.909.000
358.960.700
99,40
98,04
98,76
99,48
99,71
65,43
86,76
32
II.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten dalam Pengembangan
Pembangunan dan Pelayanan memiliki tantangan dan peluang. Tantangan dan
Peluang pengembangan pelayanan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
selengkapnya diuraikan sebagai berikut:
Bidang Perindustrian
Tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Bidang Perindustrian sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut :
Salah satu syarat produk mempunyai sertifikat SNI yaitiu perusahaan / lembaga
nya harus mempunyai sertifikat ISO. Sertifikasi SNI dan ISO ada jangka waktunya,
dan perlu diperpanjang jika jangka waktunya habis, melihat biaya memperoleh dan
memperpanjang sertifikat ISO dan SNI yang cukup tinggi, maka Selama ini untuk
memperoleh Sertifikat ISO dan SNI lewat 3 cara yaitu:
1. Biaya pendaftaran dibiayai secara mandiri oleh perusahaan
2. Survelence yaitu fasilitasi pendaftaran SNI dan ISO dibiayai oleh pemerintah
setengah dan perusahaan setengah
3. Biaya pendaftaran difasilitasi secara penuh oleh pemerintah
Berkaitan dengan sertifikasi SNI dan ISO Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
yang membidang bidang perindustrian mempunyai tantangan dalam memfasilitasi
perusahaan supaya bisa bersertifikat SNI dan ISO yang selama ini baru dipihaki
dengan anggaran APBD Propinsi dan APBN. Sehingga dengan IKM yang telah
mempunyai sertifikasi ISO dan SNI akan berpeluang bisa lebih berdaya saing.
Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Tantangan dan Peluang pengembangan pelayanan Seksi Penempatan dan
Pelatihan Tenaga Kerja selengkapnya diuraikan sebagai berikut:
Dalam pelayanan dalam bidang penempatan tenaga kerja dan peningkatan
produktivitas tenaga kerja bila disinergikan dengan renstra Kabupaten terdapat
berbagai tantangan yang dihadapi angkatan kerja dimana rencana perkembangan
iklim investasi dan perubahan era disruption merupakan tantangan bagi dinas
tenaga kerja untuk senantiasa meningkatkan produktivitas angkatan kerja
33
Selain tantangan terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan oleh angkatan kerja
ataupun Organisasi Perangkat Daerah yang membidangi Ketenagakerjaan
perubahan positif dalam hal investasi dan dunia industri merupakan peluang untuk
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja dalam hal membangun produktivitas
angkatan kerja dengan melihat industri yang ada sekarang ini. Dinas Perindustrian
dan Tenaga Kerja lebih dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan angkatan kerja
dalam membangun dunia usaha sesuai dengan perkembangan dunia usaha yang
ada.
Tantangan dan Peluang pengembangan pelayanan Seksi Hubungan dan
syarat kerja selengkapnya diuraikan sebagai berikut:
Di Kabupaten Klaten masih banyak terdapat perusahaan yang belum mempunyai
peraturan perusahaan sehingga Seksi Hubungan dan syarat kerja mempunyai
tantangan dalam meningkatkan kesadaran pengusaha untuk membuat Peraturan
Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerjasama Bersama (PKB). Maka dari itu
pelayanan Seksi Hubungan Industrial dan ketenagakerjaan mempunyai peluang
untuk mengadakan Bimtek Pembuatan Peraturan Perusahaan.
Terkait tindak lanjut dari PP.78/2015 tentang Struktur Upah dan Skala Upah
terdapat peluang bagi Perangkat Daerah yang membidangi ketenagakerjaan dalam
meningkatkan kesejahteraan pekerja dengan penerapan struktur upah dan skala
upah.
Sedangkan Tantangan dan Peluang pengembangan pelayanan Seksi
Transmigrasi selengkapnya diuraikan sebagai berikut:
Dalam pelayanan dalam transmigrasi bila dilihat dari makin banyaknya masyarakat
yang ingin transmigrasi, namun terkendala quota yang terbatas dari Provinsi Jawa
Tengah. Pelayanan transmigrasi yang selama ini hanya bisa memfasilitasi
penempatan trasmigrasi yang diselenggarakan oleh Provinsi Jawa Tengah, maka
dari itu kedepannya pelayanan transmigrasi akan menerima dukungan melalui pola
sharing dengan daerah atau provinsi tujuan transmigrasi dalam upaya
meningkatkan penempatan transmigrasi.
34
BAB III
PERMASALAHAN ISU- ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
III.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten.
Identifikasi permasalahan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya
berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Perangkat Daerah Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja Kabupaten Klaten, sebagaimana Tabel III.1
Tabel III.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Perangkat Daerah Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
No Aspek Kajian Standar yang Digunakan
Capaian
Kondisi Saat
Ini Th. 2015
Faktor yang Mempengaruhi
Permasalahan Pelayanan PD Internal
(sesuai kewenangannya)
Eksternal
(di luar kewenangannya)
1 Tenaga kerja
1.1 Tingkat
pengangguran terbuka
x 100
2.51
Informasi pasar kerja
yang ada belum dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat
Kualifikasi yang
dibutuhkan pengguna tenaga kerja tidak
sesuai dengan kualifikasi rencana kerja
Jumlah pencari
kerja lebih besar dari lowongan
yang ada
1.2 Rasio penduduk
yang bekerja
x 100
0.97
Keterbatasan
kesempatan kerja yang sesuai dengan
pendidikan dan skill/kemampuan
pencari kerja
Angkatan kerja
mencari pekerjaan harus sesuai dengan
yang diminati angkatan kerja
Pertumbuhan angkatan kerja
yang masih tinggi
1.3 Angka partisipasi
angkatan kerja
x 100
67,79
Pencari Kerja yang
mendaftar kebanyakan dari lulusan SMU
Para pencari kerja yang
baru lulus dari SMU masih kurang
pengetahuan tentang dunia kerja
1.4 Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan kewirausahaan
x 100
50
Pola pikir masyarakat pada umumnya jika
lulus dari dunia pendidikan adalah mencari kerja
Masih kurangnya SDM pencari kerja dalam
berwirausaha
Penyerapan
pencari kerja yang masih
kurang
1.5 Besaran tenaga
kerja yang terdaftar yang
ditempatkan
x 100
24,74
Penempatan tenaga
kerja Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja
Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN)
Rekruitmen tenaga
kerja di luar Kab. Klaten oleh
perusahaan di Kabupaten Klaten atau perusahaan diluar
Klaten yang mengambil
lokasi seleksi
penerimaan tenaga kerja di Kabupaten
Klaten
1.6 Besaran pekerja
/ buruh yang menjadi peserta
program BPJS Ketenagakerjaan
x 100
86,81
Kurangnya
pengetahuan tentang manfaat BPJS
Ketenagakerjaan
Masih menganggap
remeh tentang manfaat BPJS Ketenagakerjaan
Masih ada
beberapa perusahaan yang
belum mendaftarkan
pekerjanya menjadi peserta
BPJS Ketenagakerjaan
35
1.7 Besaran kasus
yang diselesaian dengan
Perjanjian Bersama
x 100
36,36
Kurangnya kesadaran
pengusaha dan pekerja dalam memahami
peraturan per-UU Ketenagakerjaan.
Bahwa dalam
pemanggilan para pihak (pengusaha /
pekerja) dalam upaya penyelesaian industrial
/ PHK, sering pihak pengusaha selalu mengabaikan surat
pemanggilan.
Penyelesaian kasus belum
bisa maksimal
1.8 Angka sengketa pengusaha-
pekerja per tahun
x 1000
0,75
Waktu yang lama proses penyelesaian
PHI/PHK di Pengadilan Hubungan Industrial
Terjadinya pelanggaran normative
ketenakerjaan oleh Penghusaha dan Pekerja
2. Transmigrasi
2.1 Persentase partisipasi
masyarakat mengikuti
program transmigrasi
x 100 75,00
Target penempatan
Calon Transmigrasi
Kabupaten tidak sama
dengan target alokasi yang diberikan Provinsi
Target penempatan Calon Transmigrasi
Provinsi tidak sama dengan target alokasi
yang ditetapkan Kabupaten
Alokasi penempatan
tidak sesuai dengan yang diharapkan
Transmigran, sehingga
sebagian ada yang
mengundurkan diri
2.2 Persentase
besaran
peningkatan minat
transmigrasi
x 100 -64,62
2.3 Persentase calon
transmigrasi yang
ditempatkan
x 100 30,43
2.4 Persentase calon
transmigrasi yang sudah
disosialisasi
x 100
0
Kurangnya SDM dari
bidang transmigrasi untuk
mensosialisasikan program transmigrasi
Beberapa masyarakat
yang menganggap bahwa program
transmigrasi sudah tidak ada.
Masyarakat masih kurang
pengetahuan tentang program
transmigrasi
3. Perindustrian
3.1 Pertumbuhan
Industri x 100
0,59
Masih rendahnya
tingkat profesionalisme
di bidang Industri Kecil,
Menengah.
3.2 Kontribusi sektor
industri terhadap PDRB
x 100
27,55
3.3 Persentase IKM
yang memiliki daya saing
x 100
2,50
Kurangnya inovasi dan
diversifikasi produk
Susah dalam
mendapatkan bahan baku yang bagus
Masih sedikitnya IKM
yang mempunyai sertifikat ISN
dan ISO
3.4 Persentase IKM
yang memiliki ISO dan SNI
x 100
5,00
Mahalnya biaya dalam
memperoleh sertifikasi ISO dan SNI
IKM masih
meremehkan manfaat dari sertifikat ISO dan
SNI
3.5 Persentase IKM
yang memiliki standar produk
teknologi manufaktur
x 100
3,00
IKM masih banyak
yang belum memiliki standar produk
teknologi manufaktur
Susah dalam
mendapatkan bahan baku yang bagus
Lemahnya daya saing dan belum
optimalnya pengembangan
mutu, desain dan merk dagang
beberapa produk ekspor;
3.6 Persentase IKM mebel yang
memiliki SVLK
x 100
9,50
IKM mebel masih banyak yang belum
memiliki sertifikat
SVLK
IKM mebel masih
meremehkan manfaat dari sertifikat SVLK
3.7 Laju pengembangan
sentra industri x 100
36
III.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Dari 8 Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
Kabupaten Klaten tersebut, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
sebagai unsur perangkat daerah sekurang-kurangnya ikut mendukung 2 (dua)
rumusan misi, yaitu:
Misi ke 3 : “ Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi daerah yang lebih
produktif, kreatif, inovatif, dan berdaya saing berlandaskan ekonomi
kerakyatan yang berbasis potensi lokal”.
Misi ke 8 : “ Meningkatkan kapasitas pelayanan publik”.
Berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
Kabupaten Klaten dalam melaksanakan program-program tersebut, menemui faktor
penghambat dan pendorong untuk mendukung visi dan misi bupati. Adapun telaah
Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
sebagaimana Tabel III.2
Tabel III.2 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Telaahan Visi, Misi dan Program
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Visi : Mewujudkan Kabupaten Klaten Yang Maju, Mandiri Dan Berdaya Saing
Misi dan Program Prioritas Kepala
Daerah
Permasalahan
Pelayanan PD
Faktor
Penghambat Pendorong
Eksternal Internal
Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi daerah yang lebih produktif,
kreatif, inovatif, dan berdaya saing
berlandaskan ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi lokal
Pengembangan dan dukungan
terhadap kemajuan pembangunan di
sektor Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Koperasi dan
UMKM), berbasis klaster untuk
mengoptimalkan pengembangan potensi unggulan daerah dan
pemenuhan kebutuhan pangan dan
ketahanan pangan
PD belum sepenuhnya
menerapkan standar
pelayanan kinerja : SP, dan SOP
Tidak adanya katup
pengendalian dan
pengawasan bagi PD untuk memastikan
bahwa PD telah
menerapkan standar pelayanan kinerja
berdasar budaya kerja,
dan pencapaian keberhasilan target
indikator daerah yang
harus
dipertanggungjawabkan.
Masih terbatasnya
sumber daya produktif
terhadap akses: pasar, modal, teknologi, dan
informasi.
Terbukanya pasar,
teknologi dan
informasi seharusnya ditangkap sebagai
peluang untuk
berkembang dan kemajuan.
Target Capaian Kinerja Indikator Daerah
belum sepenuhnya
menjadi target agregat pelayanan PD
Rendahnya manajemen usaha, seringkali ada
yang belum melakukan
pemisahan antara bisnis/usaha dan rumah
tangga., dan secara
umum manajerial masih rendah, legitimasi
hukumnya belum kuat
atas tempat usaha, jenis usaha dan asset
Fasilitasi kemitraan pelaku usaha besar dan menengah untuk
mengembangkan kemajuan di sektor
Koperasi dan UMKM, kerjasama dan kemitraan dengan dunia usaha dan
pihak ketiga
Rendahnya kualitas SDM, sehingga pola
kemitraan sulit
diterapkan baik di bidang produksi, pemasaran
maupun teknologi.
37
Lemahnya daya saing dan belum optimalnya
pengembangan mutu,
desain dan merk dagang beberapa produk ekspor;
Meningkatkan sarana dan prasarana
serta layanan perdagangan yang
mampu mendukung kemajuan sektor
pariwisata pada khususnya dan sektor jasa pada umunya
Belum optimalnya
pelaksanaan
perlindungan konsumen
dan pengawasan barang beredar;
Rendahnya daya saing
produk IKM dalam
menghadapi dampak globalisasi
Belum optimalnya
jaringan kerjasama
antara pelaku usaha dengan pelaku usaha
lainnya dalam rangka
peningkatan daya saing IKM
Belum terwujudnya pola
kemitraan antara industri besar dengan
industri kecil selain itu
masih minimnya investor
Pemberdayaan dan peningkatan kualitas tenaga kerja produktif
bagi penganggur dan setengah penganggur.
Produktivitas tenaga kerja masih
rendah
Masih rendahnya tingkat pendidikan
dan ketrampilan angkatan kerja
Belum optimalnya ketersediaan
anggaran dan jumlah pencaker yang
terdaftar tidak sebanding dengan
lowongan yang tersedia
Diadakan kegiatan pelatihan
ketrampilan yang menunjang
wiraswasta dan pembinaan LPKS
Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan
berkurangnya kasus PHI/PHK serta meningkatnya peran dan
fungsi lembaga ketenagakerjaan
Kurangnya harmonisnya
hubungan industrial antara
pengusaha dan pekerja sehingga terjadinyya
PHI/PHK
Kurangnya kesadaran
penghusaha dan pekerja dalam
memahami peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan
Belum maksimalnya pelaksanaan
pengawasan tentang norma-norma
ketenagakerjaan
Diadakan fasilitasi prosedur
penyelesaian PHI/PHK
Meningkatkan kapasitas pelayanan
publik
Pengembangan program
transmigrasi sebagai upaya pemerataan penyebaran
penduduk
Peminat calon
transmigrasi cukup banyak tetapi
target setiap tahun hanya sedikit
Potensi calon
transmigrasi yang diberangkatkan
tidak sesuai dengan potensi daerah
transmigrasi
Target penempatan
Calon Transmigrasi Kabupaten tidak
sama dengan target alokasi yang
diberikan provinsi
Diadakan
penyuluhan, pelatihan dan
pembinaan transmigrasi agar
ketrampilan calon transmigrasi meningkat
38
III.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga Non Kementrian dan Renstra Perangkat
Daerah Provinsi
Telaahan Visi, Misi dan Program Renstra Kementrian/Lembaga Non
Kementrian dan Renstra Perangkat Daerah Provinsi berdasarkan tugas dan fungsi
pelayanan Perangkat Daerah Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten
Klaten, sebagaimana Tabel 3.3
Tabel 3.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga Non Kementrian dan Renstra PD Provinsi
Visi :
Misi dan Program Renstra K/L Permasalahan Pelayanan
PD
Faktor
Penghambat Pendorong
Eksternal Internal
Misi .......
1 Program ..... Jumlah pencari kerja
lebih besar dari
lowongan yang ada,
sedangkan lowongan
yang ada tidak sesuai
dengan persyaratan
pencari kerja.
Masih rendahnya
tingkat pendidikan
dan ketrampilan
angkatan
kerja/pencari kerja.
Info Pasar kerja
yang ada belum
menjangkau
seluruh lapisan
masyarakat.
Pertumbuhan angkatan
kerja yang masih tinggi
Produktivitas
angkatan kerja
masih rendah
Masih kurangnya
pengetahuan para
angkatan kerja
dalam berwirausaha Banyaknya perusahaan
yang belum
memberikan upah
pekerja sesuai dengan
Upah Minimum
Kabupaten.
Sebagaian besar
perusahaan secara
keuangan belum
mampu
memberikan upah
sesuai dengan
UMK
Kurangnya
kesadaran
pengusaha dan
pekerja dalam
memahami
peraturan per-UU
Ketenagakerjaan.
1 Penyelesaian kasus
belum bisa maksimal
Bahwa dalam
pemanggilan para
pihak (pengusaha /
pekerja) dalam
upaya penyelesaian
industrial / PHK,
sering pihak
pengusaha selalu
mengabaikan surat
pemanggilan.
Kurangnya
kesadaran
pengusaha dan
pekerja dalam
memahami
peraturan per-UU
Ketenagakerjaan.
Karena tempat
transmigrasi tidak sesuai
dengan keinginan
masyarakat
Terbatasnya lahan
tempat transmigrasi
yang sesuai dengan
keinginan
masyarakat
Rendahnya kualitas
Calon transmigran
dan kurangnya
penguasaan
informasi terhadap
calon lokasi
transmigrasi
Masih rendahnya
tingkat profesionalisme
di bidang Industri Kecil,
Menengah.
Masih rendahnya
SDM dalam
mengembangkan
produk IKM
Kurang Kreatif
dalam
mengembangkan
produk-produk
IKM
Terbukanya pasar,
teknologi dan
informasi
seharusnya
ditangkap sebagai
39
peluang untuk
berkembang dan
kemajuan.
Belum berkembangnya
produk unggulan
daerah.
Kurangnya inovasi
dan diversifikasi
produk.
Belum optimalnya
pemberdayaan IKM
melalui pola
Klaster
Masih minimnya
investor industri besar
Belum optimalnya
jaringan kerjasama
antara pelaku usaha
dengan pelaku
usaha lainnya
dalam rangka
peningkatan daya
saing IKM.
Belum terwujudnya
pola kemitraan
antara industri
besar dengan
industri kecil
Masih sedikitnya IKM
yang mempunyai
sertifikat ISN dan ISO
Mahalnya biaya
dalam memperoleh
sertifikat SNI dan
ISO
Kurangnya
pemahaman para
IKM dalam
memperoleh SNI
dan ISO
III.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Telaahan RTRW Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031 berdasarkan Rencana Struktur ruang dan tugas
pokok fungsi Perangkat Daerah Dinas Perindustrian dan tenaga Kerja Kabupaten Klaten, sebagaimana
Tabel 3.4
Tabel 3.4 Telaah Struktur Ruang Terhadap Tupoksi Perangkat Daerah Dinas Perindustrian dan tenaga
Kerja Kabupaten Klaten
No
Rencana Struktur Ruang Struktur Ruang Saat ini
Indikasi Program
Pemanfaatan Ruang
pada periode
Perencanaan Berkenaan
Pengaruh Rencana
Struktur Ruang terhadap
Kebutuhan Palayanan
PD
Arahan Lokasi
Pengembangan
Pelayanan PD
PKN PKN
PKW dengan fungsi pengembangan sbg
kawasan pusat pemerintahan, pelayanan sosial
dan ekonomi, permukiman perkotaan,
perdagangan dan jasa, industri, pendidikan,
kesehatan, perhubungan dan peribadatan.
Klaten selatan, Klaten
Tengah dan Klaten Utara
Perumusan kebijakan
teknis perencanaan,
pengendalian dan
pembinaan pelaksanaan
tugas di bidang
perencanaan pembangunan
daerah
Perumusan kebijakan
teknis perencanaan,
pengendalian dan
pembinaan pelaksanaan
tugas di bidang
perencanaan pembangunan
daerah
sebagai pusat PKW dengan
fungsi pengembangan sbg
kawasan pusat
pemerintahan, ekonomi,
permukiman perkotaan,
perdagangan dan jasa,
pendidikan, kesehatan,
perhubungan dan
peribadatan.
PKL dengan fungsi pengembangan sbg kawasan
perdagangan dan jasa, permukimn perkotaan,
pariwisata, pertanian, industri, pelayanan
perekonomian dan skala regional, pendidikan,
kesehatan, perhubungan dan peribadatan.
Delanggu dan Prambanan Perumusan kebijakan
teknis perencanaan,
pengendalian dan
pembinaan pelaksanaan
tugas di bidang
perencanaan pembangunan
daerah
Perumusan kebijakan
teknis perencanaan,
pengendalian dan
pembinaan pelaksanaan
tugas di bidang
perencanaan pembangunan
daerah
sebagai PKL dengan fungsi
pengembangan sbg
kawasan perdagangan dan
jasa, permukimn
perkotaan, pariwisata,
pelayanan perekonomian
dan skala regional,
kesehatan, dan
peribadatan.
PKlp dengan fungsi pengembangan sbg
kawasan perdagangan dan jasa, permukimn
perkotaan, pariwisata, pertanian, industri,
pelayanan perekonomian dan skala regional,
pendidikan, kesehatan, perhubungan dan
peribadatan.
Jatinom, Pedan, dan Wedi Perumusan kebijakan
teknis perencanaan,
pengendalian dan
pembinaan pelaksanaan
tugas di bidang
perencanaan pembangunan
Perumusan kebijakan
teknis perencanaan,
pengendalian dan
pembinaan pelaksanaan
tugas di bidang
perencanaan pembangunan
sebagai pusat PKlp
dengan fungsi
pengembangan sbg
kawasan perdagangan dan
jasa, pertanian, industri,
pelayanan perekonomian
dan skala regional,
40
daerah daerah pendidikan, dan
peribadatan.
PKK dg fungsi pengembangan sbg kawasan
pusat pelayanan skala antar kecamatan,
pendidikan, kesehatan, peribadatan,
perdagangan dan jasa, pertanian, perekonomian
dan sosial utk skala lokal
Bayat, cawas, ceper,
gantiwarno, Jogonalan,
Juwuring, Kalikotes,
karanganom, Karangdowo,
Karangnongko,
Kebonarum, Kemalang,
manisrenggo, ngawen,
Polanharjo, Trucuk,
Tulung dan Wonosari.
Perumusan kebijakan
teknis perencanaan,
pengendalian dan
pembinaan pelaksanaan
tugas di bidang
perencanaan pembangunan
daerah
Perumusan kebijakan
teknis perencanaan,
pengendalian dan
pembinaan pelaksanaan
tugas di bidang
perencanaan pembangunan
daerah
Sebagai pusat PKK dg
fungsi pengembangan sbg
kawasan pusat pelayanan
skala antar kecamatan,
pendidikan, kesehatan,
peribadatan, perdagangan
dan jasa, pertanian,
perekonomian dan sosial
utk skala lokal
PKL dengan fungsi pengembangan sbg
kawasan perdagangan dan jasa,
permukimn perkotaan, pariwisata,
pertanian, industri, pelayanan
perekonomian dan skala regional,
pendidikan, kesehatan, perhubungan
dan peribadatan.
Delanggu dan
Prambanan
Program
Pengembangan
Industri Kecil dan
Menengah
Program
Pengembangan
Industri Kecil dan
Menengah
sebagai pusat PKlp
dengan fungsi
pengembangan sbg
kawasan perdagangan
dan jasa, pertanian,
industri, pelayanan
perekonomian dan
skala regional,
pendidikan, dan
peribadatan.
Program Pengawasan
dan Pengendalian
Usaha Industri
Program Pengawasan
dan Pengendalian
Usaha Industri
PKK dg fungsi pengembangan sbg
kawasan pusat pelayanan skala antar
kecamatan, pendidikan, kesehatan,
peribadatan, perdagangan dan jasa,
pertanian, perekonomian dan sosial
utk skala lokal
Bayat, cawas, ceper,
gantiwarno,
Jogonalan, Juwuring,
Kalikotes,
karanganom,
Karangdowo,
Karangnongko,
Kebonarum,
Kemalang,
manisrenggo, ngawen,
Polanharjo, Trucuk,
Tulung dan Wonosari.
Program
Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan
Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Program
Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan
Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Sebagai pusat PKK dg
fungsi pengembangan
sbg kawasan pusat
pelayanan skala antar
kecamatan,
pendidikan,
kesehatan,
peribadatan,
perdagangan dan
jasa, pertanian,
perekonomian dan
sosial utk skala lokal
Sedangkan telaah pola ruang terhadap Tupoksi Perangkat Daerah Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
Kabupaten Klaten, sebagaimana Tabel 3.5
Tabel 3.5 Telaah Pola Ruang Terhadap Tupoksi Perangkat Daerah Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja Kabupaten Klaten
Rencana Pola Ruang
Kondisi Pola Ruang Saat Ini
Indikasi Program
Pemanfaatan Ruang pada
periode Perencanaan
Berkenaan
Pengaruh Rencana Pola
Ruang terhadap
Kebutuhan Pelayanan
SKPD
Arahan Lokasi
Pengembangan Pelayanan
SKPD
A. Kawasan Lindung A
.
Kawasan Lindung
a
.
Kawasan Hutan Lindung,
Mencakup luas ≥ 29 ha
berada di Kecamatan Bayat.
a
.
Kawasan Hutan Lindung,
Mencakup luas ≥ 29 ha berada di
Kecamatan Bayat.
-
-
-
b
.
Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap
kawasan bawahannya adalah
berupa kawasan resapan air,
meliputi kecamatan:
Kemalang, Manisrenggo,
Karangnongko, Jatinom, dan
Tulung.
b
.
Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan
bawahannya adalah berupa
kawasan resapan air, meliputi
kecamatan: Kemalang,
Manisrenggo, Karangnongko,
Jatinom, dan Tulung.
- - -
c
.
Kawasan Perlindungan
Setempat, diantaranya;
c
.
Kawasan Perlindungan Setempat,
diantaranya; - - -
41
a
)
.
Kawasan sempadan
sungai mencakup luasan
≥ 3.963 hektar yang
tersebar di wilayah
Kabupaten, dengan
rincian sebagai berikut :
a
)
.
Kawasan sempadan sungai
mencakup luasan ≥ 3.963
hektar yang tersebar di
wilayah Kabupaten, dengan
rincian sebagai berikut :
- - --
i dataran sepanjang
tepian sungai
bertanggul dengan
lebar paling
sedikit 5 (lima)
meter dari kaki
tanggul sebelah
luar;
i dataran sepanjang
tepian sungai
bertanggul dengan
lebar paling sedikit 5
(lima) meter dari kaki
tanggul sebelah luar;
- - -
Ii dataran sepanjang
tepian sungai besar
tidak bertanggul
di luar kawasan
permukiman
dengan lebar
paling sedikit 100
(seratus) meter dari
tepi sungai; dan
I
i
dataran sepanjang
tepian sungai besar
tidak bertanggul di
luar kawasan
permukiman dengan
lebar paling sedikit 100
(seratus) meter dari tepi
sungai; dan
- - -
iii dataran sepanjang
tepian anak sungai
tidak bertanggul
di luar kawasan
permukiman
dengan lebar
paling sedikit 50
(lima puluh) meter
dari tepi sungai.
i
i
i
dataran sepanjang
tepian anak sungai
tidak bertanggul di luar
kawasan permukiman
dengan lebar paling
sedikit 50 (lima puluh)
meter dari tepi sungai.
- - -
d Kawasan Suaka Alam,
Pelestarian Alam, dan Cagar
Budaya.
d Kawasan Suaka Alam,
Pelestarian Alam, dan Cagar
Budaya.
- - -
a
.
Taman Nasional Gunung
Merapi dengan luas
kurang lebih 893 (delapan
ratus Sembilan puluh
tiga) hektar yang
meliputi sebagian wilayah
Kecamatan Kemalang;
dan
a
.
Taman Nasional Gunung
Merapi dengan luas kurang
lebih 893 (delapan ratus
Sembilan puluh tiga) hektar
yang meliputi sebagian
wilayah Kecamatan
Kemalang; dan
- - -
b
.
Kawasan cagar budaya
meliputi:
b
.
Kawasan cagar budaya
meliputi:
1. Candi Prambanan,
Candi Sojiwan,
Candi Bubrah,
Candi Lumbung,
Candi Sewu, Candi
Asu/Gana, Candi
Lor/Candirejo,
Candi Plaosan Lor,
dan Candi
Plaosan Kidul
berada di
Kecamatan
Prambanan dengan
luas kurang lebih
67 (enam puluh
tujuh) hektar;
1
.
Candi Prambanan,
Candi Sojiwan, Candi
Bubrah, Candi
Lumbung, Candi Sewu,
Candi Asu/Gana, Candi
Lor/Candirejo, Candi
Plaosan Lor, dan
Candi Plaosan Kidul
berada di Kecamatan
Prambanan dengan luas
kurang lebih 67 (enam
puluh tujuh) hektar;
- - -
2. Candi Prambanan,
Candi Sojiwan,
Candi Bubrah,
Candi Lumbung,
Candi Sewu, Candi
Asu/Gana, Candi
Lor/Candirejo,
2
.
Candi Prambanan,
Candi Sojiwan, Candi
Bubrah, Candi
Lumbung, Candi Sewu,
Candi Asu/Gana, Candi
Lor/Candirejo, Candi
Plaosan Lor, dan
- - -
42
Candi Plaosan Lor,
dan Candi
Plaosan Kidul
berada di
Kecamatan
Prambanan dengan
luas kurang lebih
67 (enam puluh
tujuh) hektar; dan
Candi
Karangnongko
berada di
Kecamatan
Karangnongko
dengan luas
kurang lebih 1
(satu) hektar; dan
Candi Plaosan Kidul
berada di Kecamatan
Prambanan dengan luas
kurang lebih 67 (enam
puluh tujuh) hektar; dan
Candi Karangnongko
berada di Kecamatan
Karangnongko dengan
luas kurang lebih 1
(satu) hektar; dan
3. Kawasan
Pandanaran berada
di Kecamatan
Bayat dengan luas
kurang lebih 9
(sembilan) hektar.
3
.
Kawasan Pandanaran
berada di Kecamatan
Bayat dengan luas
kurang lebih 9
(sembilan) hektar.
- - -
B Kawasan Budidaya
a Kawasan peruntukan hutan
produksi;
a Kawasan peruntukan hutan
produksi; - - -
a
)
.
Hutan produksi
terbatas mencakup
luasan ≥ 185 hektar
berada di Kecamatan
Bayat.
a
)
.
Hutan produksi terbatas
mencakup luasan ≥ 185
hektar berada di Kecamatan
Bayat.
- - -
b
)
.
Hutan produksi tetap
mencakup luasan ≥ 429
hektar meliputi
kecamatan: Bayat dan
Kalikotes.
b
)
.
Hutan produksi tetap
mencakup luasan ≥ 429
hektar meliputi kecamatan:
Bayat dan Kalikotes.
- - -
b
.
Kawasan peruntukan hutan
rakyat mencakup luasan ≥
1.514 hektar meliputi
kecamatan : Bayat, Jatinom,
Karangnongko, Kemalang,
Manisrenggo, Prambanan,
Tulung dan Wedi.
b Kawasan peruntukan hutan rakyat
mencakup luasan ≥ 1.514 hektar
meliputi kecamatan : Bayat,
Jatinom, Karangnongko, Kemalang,
Manisrenggo, Prambanan, Tulung
dan Wedi.
- - -
c
.
Kawasan peruntukan pertanian
tanaman pangan mencakup
luasan ≥ 28.949 hektar
berada di seluruh kecamatan,
dengan perincian sebagai
berikut:
c Kawasan peruntukan pertanian
tanaman pangan mencakup luasan ≥
28.949 hektar berada di seluruh
kecamatan, dengan perincian
sebagai berikut:
- - -
a
)
Kawasan peruntukan
hortikultura mencakup
luasan ≥ 2.422 hektar
meliputi kecamatan:
Bayat, Cawas, Ceper,
Delanggu, Gantiwarno,
Jatinom, Jogonalan,
Juwiring, Kalikotes,
Karanganom,
Karangdowo,
Karangnongko,
Kemalang, Manisrenggo,
Ngawen, Pedan,
Prambanan, Trucuk,
Tulung, Wedi, dan
Wonosari.
a
)
Kawasan peruntukan
hortikultura mencakup
luasan ≥ 2.422 hektar
meliputi kecamatan:
Bayat, Cawas, Ceper,
Delanggu, Gantiwarno,
Jatinom, Jogonalan,
Juwiring, Kalikotes,
Karanganom,
Karangdowo,
Karangnongko, Kemalang,
Manisrenggo, Ngawen,
Pedan, Prambanan,
Trucuk, Tulung, Wedi,
dan Wonosari.
- - -
I Kelapa deres
meliputi
kecamatan: Bayat,
Gantiwarno,
Jogonalan,
Kalikotes,
Kemalang,
I Kelapa deres meliputi
kecamatan: Bayat,
Gantiwarno, Jogonalan,
Kalikotes, Kemalang,
Manisrenggo dan Wedi.
- - -
43
Manisrenggo dan
Wedi.
Ii Kapuk meliputi
kecamatan :
Gantiwarno,
Jatinom,
Jogonalan,
Kalikotes,
Ngawen,
Prambanan, dan
Tulung.
I
i
Kapuk meliputi kecamatan
: Gantiwarno, Jatinom,
Jogonalan, Kalikotes,
Ngawen, Prambanan, dan
Tulung. - - -
Iii Kopi meliputi
kecamatan:
Jatinom,
Karangnongko,
Kemalang,
Tulung, dan
Manisrenggo.
I
i
i
Kopi meliputi kecamatan:
Jatinom, Karangnongko,
Kemalang, Tulung, dan
Manisrenggo. - - -
Iv Tembakau
rajangan dan
asepan meliputi
kecamatan: Bayat,
Ceper,
Gantiwarno,
Jatinom,
Jogonalan,
Prambanan,
Manisrenggo dan
Kemalang.
I
v
Tembakau rajangan dan
asepan meliputi
kecamatan: Bayat, Ceper,
Gantiwarno, Jatinom,
Jogonalan, Prambanan,
Manisrenggo dan
Kemalang.
- - -
V Tembakau
Virginia meliputi
kecamatan: Pedan,
Trucuk, dan
Kalikotes.
V Tembakau Virginia
meliputi kecamatan:
Pedan, Trucuk, dan
Kalikotes.
- - -
V
i
Tembakau
Vorsternland
meliputi
kecamatan:
Gantiwarno,
Jogonalan,
Kebonarum,
Klaten Selatan,
Klaten Utara, dan
Wedi.
V
i
Tembakau Vorsternland
meliputi kecamatan:
Gantiwarno, Jogonalan,
Kebonarum, Klaten
Selatan, Klaten Utara, dan
Wedi. - - -
V
ii
Cengkeh meliputi
kecamatan:
Jatinom,
Karangnongko,
Kemalang,
Manisrenggo dan
Tulung.
V
i
i
Cengkeh meliputi
kecamatan: Jatinom,
Karangnongko, Kemalang,
Manisrenggo dan Tulung. - - -
vi
ii
Tebu meliputi
kecamatan: Bayat,
Ceper, Pedan,
Jatinom,
Gantiwarno,
Jogonalan, dan
Prambanan.
v
i
i
i
Tebu meliputi kecamatan:
Bayat, Ceper, Pedan,
Jatinom, Gantiwarno,
Jogonalan, dan
Prambanan.
- - -
b
)
.
Kawasan peruntukan
perkebunan mencakup
luasan ≥ 1.080 hektar
terdiri atas komoditas
b
).
Kawasan peruntukan perkebunan
mencakup luasan ≥ 1.080 hektar
terdiri atas komoditas - - -
a. Pengembangan
kawasan
peruntukan
peternakan
mencakup luasan
≥ 434 hektar
meliputi
kecamatan: Bayat,
Cawas,
Gantiwarno,
Jatinom,
Jogonalan, Wedi,
Karangdowo,
a
.
Pengembangan kawasan
peruntukan peternakan
mencakup luasan ≥ 434 hektar
meliputi kecamatan: Bayat,
Cawas, Gantiwarno, Jatinom,
Jogonalan, Wedi, Karangdowo,
Karangnongko, Kebonarum,
Kemalang, Manisrenggo,
Ngawen, Prambanan, dan
Tulung.
- - -
44
Karangnongko,
Kebonarum,
Kemalang,
Manisrenggo,
Ngawen,
Prambanan, dan
Tulung.
b. Kawasan
peruntukan
pertanian tanaman
pangan mencakup
luasan ≥ 32.451
hektar ditetapkan
menjadi Lahan
Pertanian Pangan
Berkelanjutan
(LPPB).
b
.
Kawasan peruntukan pertanian
tanaman pangan mencakup
luasan ≥ 32.451 hektar
ditetapkan menjadi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LPPB). - - -
d Kawasan peruntukan
perikanan terdiri atas:
d Kawasan peruntukan perikanan
terdiri atas:
- - -
a
)
Kawasan Peruntukan
Perikanan Tangkap,
Kawasan peruntukan
perikanan tangkap
mencakup seluruh
perairan badan sungai di
wilayah Kabupaten.
a
)
Kawasan Peruntukan
Perikanan Tangkap, Kawasan
peruntukan perikanan
tangkap mencakup seluruh
perairan badan sungai di
wilayah Kabupaten.
a)
- - -
b
).
Kawasan Peruntukan
Perikanan Budidaya,
meliputi:
b
)
.
Kawasan Peruntukan
Perikanan Budidaya, meliputi:
- - -
(a) waduk atau rawa
dengan luas ≥
170 hektar
berada di
Kecamatan
Bayat.
(a) waduk atau rawa
dengan luas ≥ 170
hektar berada di
Kecamatan Bayat. - - -
(b) budidaya
pembibitan dan
budidaya
pembesaran
dengan luas ≥
113 hektar
meliputi
kecamatan:
Bayat, Cawas,
Jogonalan,
Juwiring,
Kalikotes,
Karanganom,
Karangdowo,
Karangnongko,
Kebonarum,
Manisrenggo,
Ngawen,
Polanharjo,
Prambanan dan
Tulung.
(b) budidaya pembibitan
dan budidaya
pembesaran dengan
luas ≥ 113 hektar
meliputi kecamatan:
Bayat, Cawas,
Jogonalan, Juwiring,
Kalikotes,
Karanganom,
Karangdowo,
Karangnongko,
Kebonarum,
Manisrenggo,
Ngawen, Polanharjo,
Prambanan dan
Tulung.
- -- -
(c) Pengembangan
budidaya
perikanan
berbasis sistem
kewilayahan
dilaksanakan
melalui
pengembangan
kawasan
minapolitan
dengan
komoditas ikan
nila meliputi
kecamatan:
Karanganom,
Polanharjo dan
(c) Pengembangan
budidaya perikanan
berbasis sistem
kewilayahan
dilaksanakan
melalui
pengembangan
kawasan minapolitan
dengan komoditas
ikan nila meliputi
kecamatan:
Karanganom,
Polanharjo dan
Tulung.
- - -
45
Tulung.
C Kawasan Peruntukan
Pertambangan, terdiri atas;
C Kawasan Peruntukan
Pertambangan, terdiri atas;
-
-
-
a
)
.
Kawasan peruntukan
pertambangan mineral
meliputi:
a
).
Kawasan peruntukan
pertambangan mineral
meliputi:
-
Perlindungan dan
Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
-
(
a
)
.
pertambangan andesit
berada di Kecamatan
Karangdowo;
(a). pertambangan andesit
berada di Kecamatan
Karangdowo; - - -
(
b
)
.
pertambangan batu
gamping berada di
Kecamatan Kalikotes;
(b). pertambangan batu
gamping berada di
Kecamatan Kalikotes; - - -
(
c
)
.
pertambangan lempung
alluvial meliputi
kecamatan: Ceper,
Gantiwarno, Jogonalan,
Karanganom,
Karangnongko, dan
Ngawen.
(c). pertambangan
lempung alluvial
meliputi kecamatan:
Ceper, Gantiwarno,
Jogonalan,
Karanganom,
Karangnongko, dan
Ngawen.
- - -
D Kawasan Peruntukan Industri;
D Kawasan Peruntukan Industri;
- - -
Kawasan peruntukan industri besar
meliputi:
Kawasan peruntukan industri besar
meliputi:
Kawasan peruntukan industri besar
meliputi:
Kawasan peruntukan industri besar
meliputi:
Program Pengawasan dan
Pengendalian Usaha Industri
Peningkatan kualitas dan
produktivitas Tenaga Kerja
Arahan Program Pengawasan
dan Pengendalian Usaha
Industri ke depan tetap harus
memperhatikan kawasan
peruntukan
(a). Kecamatan Ceper dengan
luas ≥ 342 hektar;
(a). Kecamatan Ceper dengan
luas ≥ 342 hektar; - - -
(b). Kecamatan Pedan dengan
luas ≥ 147 hektar; dan
(b). Kecamatan Pedan dengan
luas ≥ 147 hektar; dan - - -
(c). Kecamatan Prambanan
dengan luas ≥ 127 hektar.
(c). Kecamatan Prambanan
dengan luas ≥ 127 hektar. - - -
Kawasan peruntukan industri
menengah meliputi:
Kawasan peruntukan industri
menengah meliputi:
Program Pengembangan
Industri Kecil dan Menengah
Perlindungan dan
pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
Arahan Program
Pengembangan Industri Kecil
dan Menengah, harus tetap
memperhatikan kawasan
peruntukan.
Program Pengawasan
dan Pengendalian Usaha
Industri
Arahan Program
Pengawasan dan
Pengendalian Usaha
Industri ke depan tetap
harus memperhatikan
kawasan peruntukan
(a). Kecamatan Klaten Tengah
dan Kecamatan Klaten
Utara dengan luas ≥ 71
hektar;
(a). Kecamatan Klaten Tengah
dan Kecamatan Klaten
Utara dengan luas ≥ 71
hektar;
- - -
(b). Kecamatan Karanganom
dengan luas ≥ 22 hektar;
(b). Kecamatan Karanganom
dengan luas ≥ 22 hektar; - - -
(c). Kecamatan Delanggu
dengan luas ≥ 51 hektar;
dan
(c). Kecamatan Delanggu
dengan luas ≥ 51 hektar;
dan
- - -
(d). Kecamatan Jogonalan
dengan luas ≥ 56 hektar.
(d). Kecamatan Jogonalan
dengan luas ≥ 56 hektar. - - -
46
Kawasan peruntukan industri
kecil dan mikro meliputi:
Kawasan peruntukan industri
kecil dan mikro meliputi:
-
Perluasan Kesempatan Kerja
-
Program Pengembangan
Industri Kecil dan
Menengah
Arahan Program
Pengembangan Industri
Kecil dan Menengah,
harus tetap
memperhatikan kawasan
peruntukan.
(a). industri pengecoran logam
berada di Kecamatan
Ceper
(a). industri pengecoran logam
berada di Kecamatan Ceper - - -
(b). industri pandai besi
meliputi kecamatan:
Delanggu, Jatinom,
Karanganom,
Manisrenggo, dan
Polanharjo.
(b). industri pandai besi
meliputi kecamatan:
Delanggu, Jatinom,
Karanganom, Manisrenggo,
dan Polanharjo.
- - -
(c). industri tenun Alat Tenun
Bukan Mesin (ATBM)
meliputi kecamatan:
Bayat, Cawas, Juwiring,
Karangdowo, dan Pedan.
(c). industri tenun Alat Tenun
Bukan Mesin (ATBM)
meliputi kecamatan: Bayat,
Cawas, Juwiring,
Karangdowo, dan Pedan.
-- - -
(d). industri konveksi meliputi
kecamatan: Ceper,
Kalikotes, Klaten Selatan,
Ngawen, Pedan, dan Wedi.
(d). industri konveksi meliputi
kecamatan: Ceper,
Kalikotes, Klaten Selatan,
Ngawen, Pedan, dan Wedi.
- - -
(e). industri genteng meliputi
kecamatan: Ceper,
Kalikotes, Karanganom,
Selatan, Ngawen, dan
Wonosari.
(e). industri genteng meliputi
kecamatan: Ceper,
Kalikotes, Karanganom,
Selatan, Ngawen, dan
Wonosari.
- - -
(f). industri meubel/furniture
meliputi kecamatan:
Cawas, Juwiring,
Karangdowo, Klaten
Utara, Ngawen, Trucuk,
dan Wonosari.
(f). industri meubel/furniture
meliputi kecamatan:
Cawas, Juwiring,
Karangdowo, Klaten Utara,
Ngawen, Trucuk, dan
Wonosari.
- - -
(g). industri gerabah/keramik
meliputi kecamatan :
Bayat, Wedi, dan
Wonosari.
(g). industri gerabah/keramik
meliputi kecamatan : Bayat,
Wedi, dan Wonosari. - - -
(h). industri pengolahan
tembakau meliputi
kecamatan: Gantiwarno,
Wedi, Kebonarum,
Manisrenggo, Trucuk dan
Wedi.
(h). industri pengolahan
tembakau meliputi
kecamatan: Gantiwarno,
Wedi, Kebonarum,
Manisrenggo, Trucuk dan
Wedi.
- - -
(i) industri soonmeliputi
kecamatan: Ngawen dan
Tulung.
(i) industri soonmeliputi
kecamatan: Ngawen dan
Tulung.
- - -
(j) industri makanan kecil
meliputi kecamatan:
Jogonalan dan Polanharjo.
(j) industri makanan kecil
meliputi kecamatan:
Jogonalan dan Polanharjo.
- - -
E Kawasan Peruntukan Pariwisata,
meliputi;
E Kawasan Peruntukan Pariwisata,
meliputi -- - -
a
)
.
kawasan peruntukan
pariwisata budaya, mencakup;
a
.
kawasan peruntukan pariwisata
budaya, mencakup; - - -
(
a
)
.
Candi Prambanan,
Candi Sojiwan, Candi
Bubrah, Candi Lumbung,
Candi Sewu, Candi
Asu/Gana, Candi
Lor/Candirejo, Candi
Plaosan Lor, dan Candi
(a). Candi Prambanan, Candi
Sojiwan, Candi Bubrah,
Candi Lumbung, Candi
Sewu, Candi Asu/Gana,
Candi Lor/Candirejo, Candi
Plaosan Lor, dan Candi
Plaosan Kidul berada di
- - -
47
Plaosan Kidul berada di
Kecamatan Prambanan;
Kecamatan Prambanan;
(
b
)
.
Candi Merak dan candi
karangnongko berada di
Kecamatan
Karangnongko;
(b). Candi Merak dan candi
karangnongko berada di
Kecamatan Karangnongko; - - -
(
c
)
.
Museum Gula Jawa
Tengah berada di
Kecamatan Jogonalan;
(c). Museum Gula Jawa Tengah
berada di Kecamatan
Jogonalan; - - -
(
d
)
.
Makam Ki Ageng Gribig
dan Tradisi Yaqowiyu
berada di Kecamatan
Jatinom;
(d). Makam Ki Ageng Gribig
dan Tradisi Yaqowiyu
berada di Kecamatan
Jatinom;
- - -
(
e
)
.
Makam Ki Ageng
Pandanaran berada di
Kecamatan Bayat;
(e). Makam Ki Ageng
Pandanaran berada di
Kecamatan Bayat; - - -
(
f
)
.
Makam Ki Ageng
Ronggowarsito berada di
Kecamatan Trucuk;
(f). Makam Ki Ageng
Ronggowarsito berada di
Kecamatan Trucuk; - - -
(
g
)
.
Makam Ki Ageng
Perwito berada di
Kecamatan Wonosari;
dan
(g). Makam Ki Ageng Perwito
berada di Kecamatan
Wonosari; dan - - -
(
h
)
.
keunikan lokal desa
wisata meliputi desa :
(h). keunikan lokal desa wisata
meliputi desa :
- - -
b
)
.
Kawasan peruntukan
pariwisata alam meliputi:
b
)
Kawasan peruntukan pariwisata
alam meliputi - - -
(
a
)
.
Deles Indah berada di
Kecamatan Kemalang;
(a). Deles Indah berada di
Kecamatan Kemalang; - - -
(
b
)
.
Gunung Watu Prau dan
Pegunungan Kidul
berada di Kecamatan
Bayat; dan
(b). Gunung Watu Prau dan
Pegunungan Kidul berada
di Kecamatan Bayat; dan
- - -
(
c
)
.
kawasan keunikan batuan
dan fosil berada di
Kecamatan Bayat
(c). kawasan keunikan batuan
dan fosil berada di
Kecamatan Bayat
- - -
c
)
.
Kawasan peruntukan
pariwisata buatan.
c
.
Kawasan peruntukan pariwisata
buatan. - - -
(
a
)
.
Rawa Jombor Permai
berada di Kecamatan
Bayat;
(a). Rawa Jombor Permai
berada di Kecamatan
Bayat; - - -
(
b
)
.
Obyek Wisata Mata Air
Cokro (OMAC),
Pemandian Lumban
Tirto, dan Pemancingan
Janti berada di
Kecamatan Tulung;
(b). Obyek Wisata Mata Air
Cokro (OMAC),
Pemandian Lumban Tirto,
dan Pemancingan Janti
berada di Kecamatan
Tulung;
- - -
48
(
c
)
.
Pemandian Umbul
Ponggok berada di
Kecamatan Polanharjo;
(c). Pemandian Umbul
Ponggok berada di
Kecamatan Polanharjo; - - -
(
d
)
.
Pemandian Jolotundo
berada di Kecamatan
Karanganom; dan
(d). Pemandian Jolotundo
berada di Kecamatan
Karanganom; dan - - -
(
e
)
.
Pemandian Tirtomulyono
dan Pemandian
Tirtomulyani berada di
Kecamatan Kebonarum.
(e). Pemandian Tirtomulyono
dan Pemandian
Tirtomulyani berada di
Kecamatan Kebonarum.
- - -
Kawasan Lainnya Kawasan Lainnya -- - -
Kawasan peruntukan lainnya
diantara kawasan pertahanan dan
keamanan yang meliputi:
Kawasan peruntukan lainnya
diantara kawasan pertahanan dan
keamanan yang meliputi:
- - -
a
.
Depo Pendidikan dan
Latihan Tempur
(Dodiklatpur) berada di
Kecamatan Klaten
Selatan dengan luas ≥ 29
hektar;
a
.
Depo Pendidikan dan Latihan
Tempur (Dodiklatpur) berada
di Kecamatan Klaten Selatan
dengan luas ≥ 29 hektar; - - -
b
.
Komando Distrik Militer
(Kodim) Klaten berada di
Kecamatan Klaten
Tengah dengan luas ≥ 1
hektar;
b
.
Komando Distrik Militer
(Kodim) Klaten berada di
Kecamatan Klaten Tengah
dengan luas ≥ 1 hektar;
- - -
c
.
Kepolisian Resor (Polres)
Klaten berada di
Kecamatan Klaten Utara
dengan luas ≥ 3 hektar;
c
.
Kepolisian Resor (Polres)
Klaten berada di Kecamatan
Klaten Utara dengan luas ≥ 3
hektar;
- - -
d
.
Lapangan tembak berada
di Kecamatan Trucuk
dengan luas ≥ 5 hektar;
d
.
Lapangan tembak berada di
Kecamatan Trucuk dengan
luas ≥ 5 hektar;
- - -
e
.
Komando Rayon Militer
(Koramil) yang tersebar
di wilayah Kabupaten;
dan
e
.
Komando Rayon Militer
(Koramil) yang tersebar di
wilayah Kabupaten; dan - - -
Telaahan KLHS berdasarkan tugas pokok fungsi Perangkat Daerah Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja Kabupaten Klaten disajikan pada Tabel 3.5
No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi Terhadap Pelayanan SKPD Catatan Bagi Perumusan
Program/kegiatan SKPD
1 Kapasitas daya dukung dan
daya tampung lingkungan
hidup untuk pembangunan
Sebagai base line perencanaan
sudah diatur adanya kawasan
lindung untuk mendukung
keberlanjutan kawasan budidaya
Pola pemanfaatan ruang dan jaringan
prasarana wilayah harus menjadi
pengambilan keputusan dalam
mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan
Keseimbangan zona lindung dan
budidaya harus tetap menjadi dasar
pertimbangan utama dalam
menentukan arah kebijakan daerah
2 Perkiraan mengenai
dampak dan resiko
lingkungan hidup
Dampak dan resiko pelaksanaan
pembangunan yang menfaatkan
struktur ruang harus melalui
analisis
Kajian RTRW maupun KLHS harus
menjadi dasar terkait pengesahan
pengalihan fungsi lahan
3 Kinerja layanan/jasa
ekosistem
4 Efisiensi pemanfaatan SDA
5 Tingkat kerentan dan
kapasitas adaptasi thd
perubahan iklim
Pengaruh global warning harus
menjadi pertimbangan dalam
mengambil kebijakan publik
Keberlanjutan pembangunan harus
menjadi perhatian semua pihak
49
III.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Isu strategis dapat berasal dari permasalahan pembangunan maupun yang
berasal dari dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional. Dalam
penyajian isu-isu strategis, hal terpenting yang diperhatikan adalah isu tersebut dapat
memberikan manfaat atau pengaruh di masa datang terhadap perkembangan di
Kabupaten Klaten, khususnya selama Tahun 2016-2021.
Pada bagian perumusan isu-isu strategis yang akan dirancang, permasalahan-
permasalahan pembangunan yang diprioritaskan, akan menjadi agenda utama dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah selama kurun waktu 5
(lima) tahun ke depan, isu-isu Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten
Klaten adalah :
III.5.1 Isu Strategis Pembangunan di Luar Kabupaten Klaten
Kemajuan global makin meningkatkan keterkaitan pengaruh dunia
internasional, nasional, regional maupun lokal. Hubungan antar manusia
dengan segala kepentingan, aktivitas dan akibat atau kejadian-kejadiannya,
melahirkan isu-isu dan permasalahan strategis baik positif maupun negatif.
Beberapa kondisi yang menjadi dasar dalam analisis lingkungan strategis,
adalah sebagai berikut.
1. Lingkungan Internasional
a. Globalisasi Perdagangan dan Jasa
Perdagangan bebas memperketat persaingan sektor usaha antar negara,
sehingga dibutuhkan kualitas SDM (tenaga kerja) yang mampu
menghasilkan produk-produk ekspor (barang dan jasa) yang unggul
dan berdaya saing. Kekalahan daya saing akan berakibat pada
penurunan ekspor serta kegagalan program penempatan tenaga kerja
atau pengurangan pengangguran. Hal ini terkait pelaksanaan MEA,
dan ekspor produk meubel harus memiliki SVLK.
b. Fluktuasi Harga dan Kurs Mata Uang
Produktivitas yang tidak sebanding dengan tingginya konsumsi
mencerminkan pola hidup konsumtif yang harus dikurangi. Besarnya
konsumsi mempengaruhi daya saing rupiah terhadap mata uang
internasional dan dalam keterkaitan dengan perdagangan internasional
akan terjadi ketimpangan (defisit) Neraca Pembayaran. Fluktuasi
50
negatif ataupun penurunan nilai rupiah yang signifikan mengakibatkan
instabilitas APBN yang selanjutnya akan mengurangi besaran dana
perimbangan (DAU, DAK dan lainnya) yang akan diterima pemerintah
Kabupaten.
c. Komitmen Internasional
Kesepakatan antar negara khususnya yang telah ditandatangani
(disepakati) oleh Pemerintah Indonesia perlu didukung oleh seluruh
masyarakat (Pemerintah Daerah). Komitmen internasional tersebut
diantaranya adalah Millenium Development Goals (MDG’s) tentang
paradigma pembangunan global, Protokol Kyoto tentang pengurangan
emisi gas rumah kaca, Convention on the Elimination of All Form of
Discrimination Against Women (CEDAW) tentang pembangunan dan
Pemberdayaan perempuan, Hyogo Framework tentang peredaman
bencana, Ecolabelling atau sertifikasi produk dan sebagainya.
2. Lingkungan Nasional
a. Kemiskinan dan Pengangguran
Jumlah penduduk miskin di Indonesia dengan kriteria MDG’s yaitu
yang berpenghasilan kurang dari 1 US$ lebih kurang sebanyak 16,5
juta jiwa atau 7,5%.
b. Krisis Energi
Sumber energi yang digunakan saat ini sebagian besar bersumber dari
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Keterbatasan energi
fosil memicu terjadinya krisis energi yang lebih lanjut akan
berpengaruh pada produktivitas masyarakat utamanya dunia usaha.
Penggunaan energi alternatif perlu diupayakan guna memenuhi
kebutuhan energi masyarakat.
c. Bencana Alam
Degradasi lingkungan sebagaimana halnya masalah internasional
strategis juga dirasakan secara nasional. Indonesia sebagai negara
maritim memiliki potensi lebih besar akan intensitas terjadinya
bencana alam berupa gempa, tsunami, letusan gunung berapi, banjir,
angin, kebakaran dan tanah longsor. Pelaksanaan tanggap darurat dan
rehabilitasi-rekonstruksi merupakan hal penting yang harus dilakukan
oleh jajaran pemerintah hingga masyarakat.
51
d. Kemampuan Keuangan Negara
Pembangunan menyeluruh membutuhkan dana pembiayaan yang
besar, sementara kemampuan keuangan negara sangat terbatas
sehingga negara masih terbelit hutang luar negeri yang cukup besar
pula. Setiap daerah harus berupaya meningkatkan kemandirian
keuangan daerah (tidak hanya bergantung pada bantuan dari
Pemerintah Pusat) dengan cara meningkatkan penggalian pendapatan
asli daerah dan investasi. Dalam RPJM Nasional 2014-2018
disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional selama ini berkisar
6%, padahal pembangunan yang inklusif membutuhkan pertumbuhan
ekonomi diatas 6,5% per tahun. Pertumbuhan ekonomi ini dapat
terwujud manakala terjadi peningkatan produktivitas dunia usaha yang
signifikan terhadap ekspor. Disisi lain proporsi belanja daerah
didominasi oleh belanja pegawai dan belanja tidak langsung, harus
diimbangi dengan efisiensi dan efektivitas tinggi agar dana yang ada
dapat didayagunakan dengan sebaik-baiknya.
e. Hambatan Perdagangan antar Daerah
Hambatan perdagangan antar daerah biasanya berkaitan dengan
perijinan, transportasi, komunikasi, informasi dan sarana prasarana
pendukung. Hal yang dirasakan oleh dunia usaha khususnya usaha
kecil dan menengah adalah kurangnya akses ke pasar di luar daerah
maupun ekspor.
f. Daya Saing Teknologi dan Industri
Dominasi ekspor Indonesia adalah ekspor bahan mentah yang
bersumber dari kekayaan alam yang belum diolah, sehingga memiliki
nilai ekonomis yang rendah. Penyebabnya adalah kurangnya
kemampuan iptek dalam mengolahnya menjadi barang setengah jadi
maupun produk akhir serta kurangnya kemampuan iptek dalam
menciptakan dan membuat produk yang berkualitas. Budaya iptek
yang kreatif dan inovatif harus difasilitasi.
Selain itu kebanggaan terhadap produk dalam negeri kurang tertanam
dalam diri warga negara Indonesia, image yang berkembang adalah
bahwa produk dalam negeri selalu lebih jelek daripada produk luar
52
negeri. Pencintaan terhadap produk tradisional (batik, dll) merupakan
satu bentuk local genius yang baik untuk dikembangkan, khususnya di
dalam negeri dan sebaiknya dipromosikan/dipasarkan ke luar negeri.
3. Kondisi Lingkungan Regional Jawa Tengah
Kondisi nasional sebagian adalah cermin dari kondisi regional yang
memiliki kesamaan kasus dan masalah. Isu strategis dalam pembangunan
Provinsi Jawa Tengah sebagaimana tertuang dalam RPJMD Jawa Tengah
tahun 2003-2018 secara ringkas, adalah sebagai berikut:
a. Tingginya Jumlah Penduduk Miskin.
Upaya pengurangan kemiskinan sangat tidak mudah, terlihat bahwa
selama 5 (lima) tahun (2003-2008) jumlah penduduk miskin Jawa
Tengah hanya berkurang 1,29%.
b. Tingginya Jumlah Penganggur.
Jumlah penganggur Jawa Tengah dalam 5 (lima) tahun telah
meningkat sebanyak 49% yang disebabkan meningkatnya jumlah
angkatan kerja dan terjadinya PHK.
c. Tingginya Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Non Pertanian
Alih fungsi lahan pertanian 2% per tahun berdampak pada
berkurangnya luas areal produktif dan ketersediaan pangan. Hal ini
sejalan dengan kemajuan peradaban yang merubah pola kerja sektor
primer ke sekunder dan tersier.
d. Belum Meratanya Pelayanan Kesehatan Dasar
Keterbatasan anggaran daerah belum mampu menjangkau seluruh
keluarga miskin akan kebutuhan pelayanan kesehatan.
e. Rendahnya Realisasi Penanaman Modal
f. Rendahnya Akses Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan
Koperasi terhadap Permodalan dan Pasar Ekspor
UMKM adalah basis perekonomian yang cukup tangguh di Jawa
Tengah, namun beberapa di antaranya mengalami kesulitan
memperoleh akses permodalan dan kesulitan menembus pasar ekspor
yang disebabkan kualitas produk kalah bersaing dan keterbatasan
transportasi/distribusi.
53
g. Belum Optimalnya Penyelenggaraan Tata Kepemerintahan yang
Amanah (Good Governance)
Reformasi tata kepemerintahan tidak hanya perlu dilakukan oleh
negara saja (legislatif, eksekutif, dan yudikatif), tetapi juga dunia
usaha/swasta (corporates) dan masyarakat luas (civil society) yang
mampu mendukung terwujudnya Good Governance.
h. Bencana Alam
Dengan disusunnya Rencana Aksi Daerah - Pengurangan Resiko
Bencana (RAD-PRB) diharapkan berbagai resiko bencana dapat
diantisipasi sebelumnya (mitigasi bencana).
i. Masalah Penegakan Hukum
Beberapa kasus korupsi belum ditindaklanjuti.
j. Belum Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender
III.5.2 Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Klaten
Isu strategis adalah suatu kondisi yang bersifat penting, mendasar,
mendesak, berkepanjangan dan terkait dengan pencapaian tujuan di masa
mendatang, khususnya selama periode 5 (lima) tahun ke depan. Pemilihan isu
strategis di Kabupaten Klaten, mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (i)
merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Klaten; (ii)
besarnya dampak yang ditimbulkan terhadap publik; (iii) tingkat
kemungkinan/ kemudahan penanganan; (iv) memiliki pengaruh yang
besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan; (v) memiliki daya
ungkit terhadap pencapaian untuk pembangunan daerah; (vi) janji politik yang
harus diwujudkan. Dengan berdasar pada pertimbangan di atas, isu-isu
strategis yang menjadi prioritas pembangunan bagi pemerintah Kabupaten
Klaten untuk periode 5 (lima) tahun mendatang, adalah sebagai berikut:
1. Belum Optimalnya Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Upaya untuk memperbaiki Tata Kepemerintahan dilakukan dalam
seluruh aspek manajemen (perencanaan, kelembagaan dan
ketatalaksanaan, pendayagunaan aparatur, pelaporan dan
pertanggungjawaban).
54
- Dalam sistem perencanaan, kebijakan harus sinergis sejalan dengan
kebutuhan dan kemampuan, terukur, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
- Dalam hal kelembagaan, organisasi pemerintah daerah dibentuk
secara ramping, namun mampu mencakup keseluruhan
urusan/kepentingan yang menjadi tanggung jawab pemerintah,
jelas, tidak tumpang tindih dan memungkinkan kemudahan akses
pelayanan terhadap publik.
- Penanganan berbagai permasalahan pemerintahan dan
pembangunan yang sangat kompleks membutuhkan penempatan
aparatur yang sesuai baik secara kualitas kompetensi maupun
kuantitasnya. Pembinaan terhadap aparatur mesti terus dilakukan
agar mampu menyikapi dinamika yang terjadi, responsif dengan
dedikasi dan integritas yang tinggi untuk semata-mata kepentingan
umum. Selain itu, pembangunan juga membutuhkan aparatur
dengan daya inisiasi dan inovasi yang baik untuk dapat mengejar
ketertinggalan dan mengatasi keterpurukan atas kemiskinan dan
instabilitas yang terjadi.
2. Tuntutan Peningkatan Kualitas Pelayanan publik
Tujuan diselenggarakannya pemerintahan dan pembangunan adalah
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, sehingga
pemerintah dituntut untuk dapat menunjukkan kinerja terbaik yakni
kemajuan pembangunan dan pelayanan yang dapat memuaskan publik.
Berbagai kebijakan baru pemerintah telah dikeluarkan dan harus
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka menyikapi tuntutan
tersebut.
Standar pelayanan (SPM, SPP, SOP) harus diterapkan, baik yang
menyangkut sarana-prasarana, mekanisme/prosedur, SDM, keterbukaan
informasi dan lain-lain. Kemudahan perizinan, transparansi/kejelasan
SOP, tidak adanya pungutan liar dan iklim yang kondusif, akan sangat
menunjang kegairahan dalam berinvestasi.
55
3. Keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah bahwa Pemerintah Daerah
harus berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah dan mengurangi
ketergantungan dari pemerintah pusat. Peningkatan pendapatan daerah
diupayakan melalui intensifikasi pemungutan pajak/retribusi, penggalian
potensi pendapatan dan perwujudan realisasi investasi, namun tidak
memberatkan dunia usaha dan masyarakat.
4. Kemiskinan
Kemiskinan terjadi karena rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat.
Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Klaten yang masih rendah di
banding dengan rata-rata Jawa Tengah, sementara tingkat inflasi yang
masih relatif tinggi sangat memungkinkan terjadinya penurunan terus
menerus dalam daya beli masyarakat, sehingga menimbulkan beban
berat bagi masyarakat miskin. Langkah preventif dalam bentuk
pemberdayaan dan langkah kuratif dalam bentuk jaminan sosial atas
kebutuhan dasar mesti dilakukan. Penduduk miskin di Kabupaten Klaten
pada saat ini (tahun 2009) sebanyak 220.180 jiwa (19,68%). Dan sisi
lain, masih terjadinya kesenjangan antar wilayah kecamatan yang
memerlukan strategi penanggulangan kemiskinan daerah.
5. Pengangguran
Tingkat pengangguran terbuka yang terus meningkat selain disebabkan
oleh dampak berkepanjangan krisis ekonomi dan bencana alam, juga
disebabkan oleh rendahnya kualitas angkatan kerja yang tidak mampu
bersaing dan tidak mampu menciptakan lapangan kerja mandiri. Peluang
usaha pada prinsipnya masih lebar, dibutuhkan kemampuan dan fasilitasi
untuk dapat merealisasikannya.
Lapangan kerja yang akan terus bertahan adalah yang memiliki pangsa
pasar yang besar dan memiliki daya saing produk, maka penerapan iptek
dalam produksi dan bisnis serta peningkatan hubungan antara produsen
lokal dengan pasar yang luas harus menjadi perhatian.
6. Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan
Penggunaan lahan di Kabupaten Klaten setiap tahunnya selalu berubah
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, aktifitas penduduk dan
56
perluasan kegiatan perekonomian. Perubahan tata guna lahan
berhubungan dengan lahan kering, serta berpedoman pada kebijakan
pembangunan Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Klaten dinyatakan
sebagai daerah penyangga pangan, maka kebutuhan untuk
mempertahankan posisi sawah lestari menjadi mendesak. Adapun sawah
lestari ditetapkan seluas 32.451 Ha yang tersebar di wilayah Kabupaten
Klaten.
7. Perhatian terhadap Investasi di Sektor Riil
Belum mantapnya kondisi perekonomian daerah, ditandai dengan
rendahnya dukungan investasi swasta bagi pertumbuhan ekonomi
daerah. Investasi juga harus mempertimbangkan pemerataan pendapatan
bagi masyarakat, artinya tidak boleh mengeksploitasi kekayaan/potensi
masyarakat hanya untuk keuntungan sekelompok konglomerat. Contoh
riil adalah merebaknya pasar modern yang tidak terkendali
dikhawatirkan akan menggeser kelangsungan hidup pasar tradisional
ataupun pertokoan/ warung masyarakat.
8. Ancaman Kerusakan Lingkungan, Permukiman Tak Sehat, dan
Bencana Alam
Menurunnya tingkat kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan hidup
di kawasan penambangan bahan galian golongan C, dan menurunnya
daya dukung lingkungan, kelestarian fungsi dan manfaat sumber daya
alam adalah sebagai akibat kurangnya pengendalian para pemangku-
kepentingan (pemerintah, masyarakat maupun swasta) dalam
pemanfaatan, dan penataan struktur ruang. Kesalahan dalam tata guna
lahan, bangunan, rumah tidak layak huni, lingkungan pemukiman kumuh
utamanya pada kawasan padat, penghijauan dan resapan air ke tanah
serta penertiban perijinan perlu makin diperhatikan.
Dampak dari kesalahan tersebut akan meningkatnya potensi
kerusakan lingkungan dan bencana non alam, bencana alam dan bencana
sosial, menuntut kesiap-siagaan penanganan bencana dan dukungan
sarana-prasarana makin dibutuhkan.
57
III.5.3 Isu Strategis Berdasarkan Urusan Penyelenggaraan Pemerintah
1. Masih rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja
Jika dilihat dari persentase pencari kerja yang ditempatkan mengalami
penurunan, sedangkan jumlah lowongan terdaftar di Dinas Perindustrian
dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten yang cukup banyak, maka dari
jumlah lowongan tersebut seharusnya persentase pencari kerja yang
ditempatkan bisa meningkat, namun kenyataannya presentase pencari
kerja menurun. Hal ini disebabkan belum sesuainya kesempatan kerja
(lowongan pekerjaan) dengan keinginan pencari kerja (pencari kerja
memilih milih jenis pekerjaan).
2. Rendahnya Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja.
Tuntutan pekerja terhadap perlindungan dan kesejahteraan pekerja
menjadi Isu Strategis untuk penanganan ketenagakerjaan 5 (lima) tahun
ke depan. Tenaga kerja merupakan pelaksanaan utama sekaligus tujuan
pembangunan ketenagakerjaan.
Tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan
peningkatan kesejahteraan sehingga pada gilirannya akan dapat
meningkatkan produktivitas. Selain itu kebijakan perlindungan tenaga
kerja ditujukan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang
harmonis melalui perbaikan penghasilan (pemenuhan Upah yang layak
dan berkeadilan diterima semua pihak) dan sarana hubungan industrial.
Kurangnya perlindungan terhadap pekerja dapat dijelaskan bahwa masih
adanya perilaku yang diskriminasi, adanya ketidaksetaraan,
ketidakadilan antara yang diberikan pada tenaga kerja laki-laki dan
perempuan, masih banyak anak yang bekerja pada bentuk-bentuk
pekerjaan terburuk untuk anak.
3. Minat masyarakat yang masih kurang dalam mengikuti program
transmigrasi.
Masyarakat yang mendaftar menjadi calon transmigrasi semakin
berkurang hal ini disebabkan masih ada sebagian masyarakat yang
beranggapan bahwa transmigran ditempatkan di tengah hutan jauh dari
pusat-pusat kota dan pemerintahan. Melihat dan mendengar informasi
melalui media massa baik itu lewat TV, Koran, radio, dan media sosial
58
lainnya bahwa permasalahan transmigran yang ada di lokasi
penemapatan transmigran masih ada yang belum terselesaiakan
4. Rendahnya daya saing produk IKM dalam menghadapi dampak
globalisasi.
ISO dan SNI merupakan salah satu indikator daya saing, karena adanya
fasilitasi / bantuan start up pencairan ISO dan SNI dari pemerintah /
Kementrian Perindustrian dan Provinsi. Standar produk teknologi
manufaktur termasuk produk-produk logam, mesin, furniture dan
rekayasa teknololgi yang merupakan bagian daya saing ISO, SNI, Hak
paten, Hak Desain, Hak Merk, SVLK. Realisasinya melebihi target
karena standar produk ini sangat dibutuhkan untuk dokumen pemasaran
dan mengikuti proses lelang.
59
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN
Belajar dari sejarah, dan berangkat dari potensi yang dimiliki, maka visi Bupati dan
Wakil Bupati terpilih yang dirumuskan dalam RPJM Daerah Kabupaten Klaten Tahun
2016-2020 adalah: “MEWUJUDKAN KABUPATEN KLATEN YANG MAJU,
MANDIRI DAN BERDAYA SAING” Guna mewujudkan atau mengimplementasikan
visi tersebut ada 8 misi yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2016 – 2021 sebagai
berikut:
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berbudaya
2. Peningkatan Kapasitas pemerintahan yang baik dan bersih ( good and clean
governance)
3. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi daerah yang lebih produktif, kreatif,
inovatif, dan berdaya saing berlandaskan ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi
lokal.
4. Meningkatkan kapasitas kebutuhan sarana prasarana publik dan penyediaan
kebutuhan sosial dasar masyarakat.
5. Meningkatkan kapasistas pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam yang
selaras dengan tata ruang wilayah.
6. Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang berakhlak, berkepribadian dan
berbudaya.
7. Meningkatkan kapasitas pengarusutamaan gender dan perlindungan anak.
8. Meningkatkan kapasitas pelayanan publik.
Dari 8 Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten
Klaten tersebut, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten sebagai unsur
perangkat daerah sekurang-kurangnya ikut mendukung 2 (dua) rumusan misi, yaitu:
Misi ke 3 : “ Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi daerah yang
lebih produktif, kreatif, inovatif, dan berdaya saing berlandaskan
ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi lokal”.
Misi ke 8 : “ Meningkatkan kapasitas pelayanan publik”.
Dilihat dari beberapa Misi Bupati Klaten dan Tugas Pokok Fungsi Perangkat
Daerah, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja mendukung Misi Ke-3 dan Misi Ke-8
60
Upaya pencapaian misi tersebut akan diimplementasikan melalui tujuan dan sasaran
Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang perindustrian dan
tenaga kerja adalah:
1. Meningkatkan nilai tambah, produktifitas dan daya saing sektor ketenagakerjaan.
2. Meningkatkan nilai tambah, produktifitas dan daya saing sektor perindustrian.
3. Meningkatkan program ketransmigrasian.
Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan di bidang perindustrian dan
tenaga kerja adalah antara lain:
1. Meningkatnya nilai tambah, produktifitas dan daya saing sektor ketenagakerjaan.
2. Meningkatnya perlindungan sektor ketenagakerjaan.
3. Meningkatnya nilai tambah, produktifitas, dan daya saing sektor Perindustrian.
4. Pengembangan ketransmigrasian.
Secara rinci tujuan, sasaran, indikator sasaran dan target kinerja sasaran
perangkat daerah disajikan pada Tabel IV.1 berikut ini.
TABEL IV.1
TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN KLATEN
NO TUJUAN SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN /
SASARAN
TARGET KINERJA TUJUAN /
SASARAN
PADA TAHUN KE
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan
nilai tambah,
produktifitas dan
daya saing
sektor
ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang
bekerja
0,99 1,01 1,03 1,05 1,07
Meningkatnya nilai
tambah, produktifitas
dan daya saing sektor
ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang
bekerja
0,99 1,01 1,03 1,05 1,07
Angka partisipasi
angkatan kerja
84,76 69,51 69 69 69
61
Meningkatnya
perlindungan sektor
ketenagakerjaan
Besaran pekerja/
buruh yang menjadi
peserta program BPJS
Ketenagakerjaan
87,00 87,30 87,60 87,90 88,20
Meningkatkan
nilai tambah,
produktifitas dan daya saing
sektor
Perindustrian
Kontribusi sektor
industri terhadap
PDRB
33,73 34,76 34,86 34,98 35,2
Meningkatnya nilai
tambah, produktifitas,
dan daya saing sektor
Perindustrian
Kontribusi sektor
industri terhadap
PDRB
33,73 34,76 34,86 34,98 35,2
Persentase IKM yang
memiliki daya saing
3,50 4,50 5,50 6,50 7,50
Meningkatkan
program
ketransmigrasian
Persentase besaran
peningkatan minat
transmigrasi
39,13 40,00 40,50 41,00 41,50
Pengembangan
ketransmigrasian
Persentase besaran
peningkatan minat
transmigrasi
39,13 40,00 40,50 41,00 41,50
62
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Dalam penyelenggaraan tugas bidang perindustrian dan ketenagakerjaan Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja akan menjalin kerjasama dengan instansi terkait baik di pusat
maupun di provinsi, juga melibatkan pihak swasta dan masyarakat (stakeholders). Koordinasi
dengan memadukan, (mengintegrasikan), menyerasikan dan menyelaraskan berbagai
stakeholders yang saling berkaitan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang
menjadi prioritas utama, maka strategi yang akan dilaksanakan adalah:
1. Meningkatkan kapasitas dan tata kelola ekonomi daerah untuk menciptakan
kesempatan kerja dan lapangan kerja.
2. Meningkatkan hubungan industrial yang harmonis.
3. Meningkatkan dan Mengembangkan kemampuan teknologi industri.
4. Meningkatkan dan Mengembangkan Penempatan wilayah Transmigrasi.
Kebijakan untuk melaksanakan visi dan misi dalam upaya pencapaian sasaran strategis
tersebut dirumuskan dalam kebijakan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja adalah:
1. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja.
2. Peningkatan dan pengembangan terciptanya lapangan usaha dan kesempatan kerja.
3. Peningkatan hubungan industrial yang harmonis antara pekerja dan pengusaha.
4. Peningkatan dan Pengembangan kemampuan teknologi industry
5. Peningkatan dan Pengembangan terselenggaranya Transmigrasi.
Relevansi dan konsistensi antar pernyataan visi dan misi RPJMD periode berkenaan
dengan tujuan, sasaran, strategi, dan arah kebijakan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
bisa dilihat dari tabel V.1 berikut:
TABEL V.1
TUJUAN , SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA
VISI : Mewujudkan Kabupaten Klaten Yang Maju, Mandiri Dan Berdaya Saing
MISI 3 : Meningkatkan dan Mengembangkan Ekonomi Daerah yang lebih produktif,
kreatif, inovatif, dan berdaya saing berlandaskan ekonomi kerakyatan yang
berbasis potensi lokal.
63
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 Meningkatkan
nilai tambah,
produktifitas
dan daya
saing sektor
ketenagakerja
an
1. Meningkatnya nilai
tambah, produktifitas
dan daya saing sektor
ketenagakerjaan
1
.
Meningkatkan
kapasitas dan tata
kelola ekonomi daerah
untuk menciptakan
kesempatan kerja dan
lapangan kerja
1
.
Peningkatan
kualitas dan
kuantitas tenaga
kerja
2
.
Peningkatan dan
pengembangan
terciptanya
lapangan usaha dan
kesempatan kerja
2. Meningkatnya
perlindungan sektor
ketenagakerjaan
1
.
Meningkatkan
hubungan industrial
yang harmonis
1
.
Peningkatan
hubungan industrial
yang harmonis
antara pekerja dan
pengusaha
2 Meningkatkan
nilai tambah,
produktifitas
dan daya
saing sektor
Perindustrian
1. Meningkatnya nilai
tambah,
produktifitas, dan
daya saing sektor
Perindustrian
1
.
Meningkatkan dan
Mengembangkan
kemampuan teknologi
industri
1
.
Peningkatan dan
Pengembangan
kemampuan
teknologi industri
MISI
8
: Meningkatkan kapasitas pelayanan publik.
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1 Meningkatkan
program
ketransmigrasi
an
1
.
Pengembangan
ketransmigrasian
1
.
Meningkatkan dan
Mengembangkan
Kerjasama Antar
Daerah (KSAD)
1
.
Peningkatan dan
Pengembangan
Kerjasama Antar
Daerah (KSAD)
64
BAB VI
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, Dan
Pendanaan indikatif Perindustrian dan Tenaga Kerja yang akan dilaksanakan selama lima
tahun, adapun rincian Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,
Dan Pendanaan Indikatif disajikan dalam Tabel VI.1.
65
TABEL VI.1
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN DAN PENDANAAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA
Misi/ Tujuan/ Sasaran/ Program Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja (Tujuan/ Impact/ Outcome)
SAT
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Pelaksana Perangkat
Daerah Penang-gungjawab
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Kondisi Kinerja Pada
Akhir Periode RPJMD 2021
Realisasi Rp (000) Realisasi Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 12 13 14 16
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Prosentase terpenuhinya pelayanan administrasi perkantoran
% 100 100 316,724 100 247,230 100 426,008 100 426,700 100 467,200 100
1.883,86
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Jumlah pembayaran jasa komunikasi dan listrik
kali 12 12 8,400 15 8,655 24 9,600 24 10,560 24 11,6160 99
48,831
Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor tersedia
kali 150 150 41,873
- 150
41,873
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Cakupan tertib administrasi keuangan yang optimal
bulan 12 12 3,852 12 9,475 12 5,140 12 5,654 12 6,219 12
30,34
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Jumlah THL kebersihan kantor
orang 1 1 25,391 4 37,832 6 60,800 6
124,02
Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor
Jumlah THL jasa pengamanan kantor
orang 3 10,700 3 42,800 3 42,800 3
96,30
66
Penyediaan jasa tenaga administrasi/teknis perkantoran
Jumlah THL tenaga administrasi/teknis kantor
orang 5 16,200 5 64,800 5 64,800 5
145,80
Penyediaan alat tulis kantor
Jumlah Jenis ATK tersedia
jenis 45 46 19,279 48 18,735 48 20,000 46 22,000 46 24,200 234
104,21
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Jumlah Jenis Cetak dan Penggandaan
jenis 6 6 9,429 8 9,500 8 13,000 6 14,300 6 15,730 34
61,96
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor tersedia
buah 12
-
-
0
- 0
-
0
- 0
-
Penyediaan peralatan rumah tangga
Jumlah peralatan rumah tangga tersedia
buah 8 8 9,552 7 8,481 8 11,000 8 12,100 8 13,310 39 54,443
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Jumlah Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan tersedia
buah 4 4 4,354 4 4,150 4 4,568 4 5,025 4 5,527 20 23,624
Penyediaan makanan dan minuman
Jumlah makanan dan minuman tersedia
paket 22 53 15,197 40 21,683 53 35,000 53 38,500 53 42,350 252 152,73
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Jumlah frekwensi perjalanan luar daerah
kali 100 150 139,906 113 100,735 160 200,000 160 220,000 160 242,000 743 902,641
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah
Jumlah frekwensi perjalanan dalam daerah
kali 70 75 39,492 53 20,775 75 30,000 75 33,000 75 36,300 353 159,567
Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan
Jumlah dokumen perencanaan dan pelaporan
buah - - - 4 7,209 4 10,000 4 10,000 10 40,000 22 67,209
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Prosentase terpenuhinya Sarana dan Prasarana Aparatur
% 100 100
337.328 100 160,148 100 134,000 100 312,500 100 255,000 100 861,648
67
Pengadaan peralatan gedung kantor
Jumlah peralatan gedung kantor terbeli
unit 4 4 248,781 7 47,405 2 9,000 4 9,900 4 10,890 21 325,976
Pengadaan mebeleur
Jumlah mebeleur terbeli
unit 8
- 0
-
0
- 4 9,000 4 14,700 8 23,700
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Jumlah gedung kantor terpelihara
unit 12 12 33,478 12 38,207 12 20,000 12 22,000 12 24,200 49 26,620
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Jumlah kendaraan dinas /operasional terpelihara
unit 20 20 55,069 17 61,511 17 70,000 17 77,000 17 84,700 17 93,17
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Jenis peralatan gedung kantor terpelihara
unit 12 35,000 12 38,500 12 42,350 36 115,85
Fasilitasi Pindahan Kantor
Jumlah pindahan kantor terfasilitasi
unit 0 0 1 13,0260 1 13,026
Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Prosentase peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian Kinerja dan Keuangan
% 100 100
50.748 100 5,068 100 9,000 100
9,900 0 0,000 100 13,026
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Jumlah buku penilaian capaian kinerja
buku 80 60 5,132 40 5,068 40 9,000 40 9,900 0 0,000 180 29,100
Monev kegiatan SKPD
Jumlah kegiatan pelatihan yang dimonitoring
kegiatan 1 0,000 0 0,000 2 0,000
Pengembangan Perencanaan Teknis dan Pengendalian Kegiatan SKPD
Jenis penyusunan dokumen
Dokumen 1 1 45,616
-
-
- 0 0,000 2 45,616
68
Program Peningkatan Kualitas perencanaan
Prosentase Peningkatan Manajemen Perencanaan
% - 100 16,499 0 - 0 - 100 16,4990
Penyusunan dan evaluasi Rencana kerja SKPD
Jenis dokumen rencana kerja SKPD
dokumen 5 2 2,859 0 -
2 10,000 0 0,000 2 12,859
Monitoring evaluasi dan Pengendalian Program /Kegiatan SKPD
Jenis penyusunan dokumen monitoring dan evaluasi kegiatan
kegiatan 1
13.640 1 13640,000
Program Peningkatan Perencanaan Evaluasi &Pelap.
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi SKPD
Jumlah dokumen yang dicetak
dok
Pengembangan perencanaan teknis dan pengendalian kegiatan SKPD
Jumlah dokumen yang dicetak
dok
III. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi daerah yang lebih produktif, kreatif, inovatif dan berdaya saing berlandaskan ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi lokal
5 Meningkatkan produktifitas, nilai tambah dan daya saing sektor ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja
% 0,97 2 1,03 1,05 1,07 1,08
URUSAN BIDANG KETENAGA KERJAAN
a.
Meningkatnya nilai tambah, produktifitas dan daya saing sektor ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja
% 0,97 2 1,03 1,05 1,07 1,08
69
Angka partisipasi angkatan kerja
% 67,79 84,76 66,93 69 69 69 69
1)
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Rasio daya serap tenaga kerja
% 1754,45 1997,14 130,148 1770 359,470 830,000
1.309.000
1.400.000
1.500.000
Angka partisipasi
angkatan kerja % 67,79 84,76 66,93
Rasio penduduk yang bekerja
% 0,97 2
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
% 0 0
0
56
58
60
62
Penyusunan data base tenaga kerja daerah
Jumlah lokasi pendataan ketenagakerjaan
kecamatan -
- 0
-
26 350,000 26 385,000 26 423,500 26
1.158,500
Pembangunan balai latihan kerja
Jumlah balai latihan kerja yang dibangun
unit 1
- 0
-
-
- -
-
-
- 0
-
Pengadaan peralatan pendidikan dan ketrampilan bagi pencari kerja
Jumlah peralatan ketrampilan
unit 1
- 0
-
0
- 0
-
0
- 0
-
Peningkatan profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur BLK
Jumlah instruktur/ Kepelatiihan Programer dan Instruktur yang direkrut
orang 2
- 0
-
0
- 0
-
0
- 0
-
Pengadaan bahan dan materi pendidikan dan ketrampilan kerja
Jumlah Pengadaan Bahan/ /Modul/Pendidikan di BLK Kecil
buku 40
- 0
-
0
- 0
-
0
- 0
-
Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja
Jumlah Pencari kerja yang dilatih
orang 395
- 0
-
52 400,000 60 440,000 60 484,000 172 1.324,000
70
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana BLK
Jumlah kegiatan pemeliharaan rutin/Berkala sarana dan prasarana BLK Kecil
kali 12 12 13,406 0
- 0
-
0
- 0
-
12 13,406
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Jumlah kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan kepelatihan
kali 12
-
Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS)
Jumlah LPKS yang dibina
lembaga 30 30 52,241 30 7,785 30 15,000 30 16,500 30 18,150 150 109,676
Pelatihan Otomotif bagi Difabel
Jumlah pencari kerja difabel yang dilatih Otomotif
orang 20
- 0
-
0
- 0
-
0
- 0
-
Pembinaan dan Penyuluhan CTKI ke Luar Negeri
Jmlah CTKI yang memperoleh Pembinaan dan penyuluhan pra penempatan bagi CTKI ke luar negeri
orang 12
- 0
-
0
- 0
-
0
- 0
-
Pembinaan Tenaga Kerja AKAD
Jumlah Tenaga Kerja AKAD yang dibina
orang 300 300 64,501 200 38,048 200 65,000 300 71,500 300 78,650 1.300
317,699
Pembinaan TKI Purna
Jumlah TKI Purna yang dibina tentang kewirausahaan
orang 40
- 0
-
0
-
-
-
Pelatihan Penyediaan Layanan Kursi Roda Adaftif
Jumlah pencari kerja yang dilatih penyediaan layanan Kursi Roda Adaftif
orang 16
- 0
-
0
-
-
-
Pelatihan Otomotif (DBHCHT)
Jumlah pencari kerja yang dilatih otomotif
orang -
- 40 172,641 -
-
-
- -
-
40 172,641
Pelatihan Mengemudi (DBHCHT)
Jumlah pencari kerja yang dilatih mengemudi
orang -
- -
-
-
- -
-
-
- 0
-
Pelatihan Tukang Kayu dan Batu (DBHCHT)
Jumlah pencari kerja yang dilatih Tukang Kayu dan Tukang Batu
orang -
- -
-
-
- -
-
-
- 0
-
71
Pelatihan Las (DBHCHT)
Jumlah pencari kerja yang dilatih las
orang -
- 40 140,996 -
-
-
- -
-
40 140,996
2) Peningkatan Kesempatan Kerja
Partisipasi angkatan kerja Perempuan
% 97,25 97,25 180,430 173,560 275,000 275,000 295,000 350,000
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
% 22,19 25,20 25,30 25,40 25,50
Penyusunan informasi bursa tenaga kerja
Jumlah kegiatan Informasi Pasar Kerja (IPK) Online
kegiatan 1 1 39,250 1 28,611 1 45,000 1 49,500 1 54,450 1 216,811
Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja
Jumlah Pencari kerja yang disosialisasi
orang 26 300 9,695 300 9,771 300 40,000 600 44,000 300 48,400 1800 151,866
Kerjasama pendidikan dan pelatihan
Jumlah Rakor kerjasama Pendidikan dan pelatihan
kali 4 0
- 0
-
0
-
-
Penyiapan tenaga kerja siap pakai
Jumlah perusahaan yang dipantau jenis lowongan kerjanya
perusahaan
- 50 121,543 50 22,799 50 25,000 50 30,000 50 30,000 250 30,000
Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan
Jumlah orang yang ikut Pelatihan Kewirausahaan
orang 30 0
- 0
-
0
-
-
Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat
Lokasi yang difasilitasi pelatihan TTG,
desa 30 0
- 0
-
0
-
-
diberi Bantuan Padat Karya
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Jumlah peserta pelatihan yang dimonitoring
orang 10 9,943 0
-
-
-
-
10 9,943
Penyelenggaraan Bursa Tenaga Kerja
Jumlah pencari kerja yang ikut Job Market Fair
orang 2500 -
- 2500 94,603 2500 125,000 2500 137,500 2500 126,250
10.000
166,375
72
Pembinaan Lembaga PPTKIS, LPTKS dan BKK
Jumlah Pembinaan Lembaga PPTKIS, LPTKS dan BKK
Lembaga 50 17,777 50 40,000 50 25.000 150 82,777
b. Meningkatnya perlindungan sektor ketenagakerjaan
Besaran pekerja/ buruh yang menjadi peserta program BPJS Ketenagakerjaan
% 86,81 99,18 86,04 87,60 87,90 88,20
88,20
1)
Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Keselamatan dan perlindungan
% 9,24 8,69 175,827 103,602 169,000 201,000 213,000 300.000
Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
%
78,95
79,50
80,00
80,50
81,00
Angka sengketa pengusaha - pekerja per tahun
‰ 6,38 6,20 6,10 6,00 5,90
Fasilitasi penyelesaian prosedur, penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Jumlah pengusaha dan pekerja yang ikut sosialisasi pprosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial
orang 50 50 13,447 60 14,747 0
- 60
19.000
50 14,13 210 42,324
Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan
Jumlah perusahaan yang ikut sosialisasi peraturan perundang- undangan
perusahaan 50 0
- 0
-
-
-
Sosialisasi Bulan K3
Jumlah orang yang ikut sosialisasi bulan K3, sosialisasi P2K3, dan sosialisasi SMK3
orang 100 100 5,909 0
- 100 5,909
73
Operasional Petugas Fungsional Pengawas Perusahaan
Jumlah perusahaan yang diawasi ketenagakerjaannya
perusahaan 300 300 20,815 0
- 300 20,815
Pemeriksaaan Kesehatan Pekerja
Jumlah pekerja yang mengikuti pemeriksaan kesehatan pekerja
orang 200 200 11,829 0
- 200 11,829
Pengujian Lingkungan Kerja
Jumlah perusahaan yang diuji
perusahaan 8 8 3,967 0
- 8 3,967
Pembinaan Norma Ketenagakerjaan
Jumlah orang yang diberi pembinaan dan penyuluhan tentang hak dan kewajiban, norma tenaga kerja wanita, norma penempatan tenaga kerja
orang 90 210 21,941 0
- 210 21,941
Pembentukan dan Pemberdayaan Organisasi/Lembaga Serikat Pekerja
Jumlah serikat pekerja yang disosialisasi agar lebih meningkat SDM-nya
orang 60 60 14,440 60 11,312 60 14,000 60 15,400 60 16,940 300 72,092
Pemberdayaan Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit
Jumlah Pekerja dan Pengusaha yang disosialisasi dalam menciptakan hubungan yang harmonis
orang 60 0
- 0
-
60 15,000 60 16,500 60 18,150 180 49,650
Pemberdayaan Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit
Jumlah Pemerintah, Pekerja dan Pengusaha yang disosialisasi dalam menciptakan hubungan yang harmonis dan jumlah pengiriman Tim Porseni LKS Tripartit
orang 60 60 18,187 60 24,018 60 40,000 85 44,000 85 48,400 290 174,605
74
Koordinasi Pengawasan tingkat Nasional
Jumlah pengawas yang ikut koordinasi pengawasan di tingkat nasional
orang 23 15 7,285 0
- 15 7,285
Operasional Dewan Pengupahan
Jumlah perusahaan yang dipantau UMK dan struktur skala upah
perush 12 12 11,384 15 11,648 15 17,000 12 18,700 12 20,57 66 67,918
Sosialisasi Upah Minimum
Jumlah Pengusaha dan Pekerja yang disosialisasi Upah Minimum
orang 200 200 17,683 100 17,421 100 20,000 200 22,000 200 24,200 800 101,304
Penarikan Pekerja Anak di Sektor Terburuk
Jumlah penarikan pekerja anak
orang 50 50 3,807 0
- 50 3,807
Penyelesaian Kasus PHI/PHK
Jumlah kasus PHI/PHK antara pengusaha dan Pekerja
kasus 6 15 7,720 15 6,565 15 10,000 15 11,000 15 12,100 75 47,385
Bimtek Pembuatan Peraturan Perusahaan
Jumlah pengusaha dan pekeja yang dilatih cara membuat Peraturan Perusahaan dan Struktur Skala Upah
orang 60 60 17,416 60 17,891 160 53,000 160 58,300 160 50,000 600 196,607
6 Meningkatkan produktifitas, nilai tambah dan daya saing sektor Perindustrian
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
% 27,55 33,73 34,76 34,86 34,98 35,2 35,2 URUSAN BIDANG PERINDUSTRIAN
a.
Meningkatnya nilai tambah, produktifitas, dan daya saing sektor Perindustrian
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
% 27,55 33,73 34,76 34,86 34,98 35,2 35,2
Persentase IKM yang memiliki daya saing
% 2,50 3,50 4,50 5,50 6,50 7,50 7,50
1) Pengembangan industri kecil dan menengah
Jumlah industri menengah dan besar
unit usaha 132,00 99,320 135,00 641,600 759,56
1.745.000
1.800.000
5.045.480
75
Jumlah Produk yang memiliki ISO dan SNI
dokumen 57,00 60,00
Persentase IKM
yang memiliki ISO dan SNI
% 0 0
0
6,20
6,60
7,00
7,40
Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kecil dan menengah dengan swasta
Jumlah pelaku usaha Mikro, Kecil, Menengah, Besar, lembaga perbankan, lembaga pemasaran dan penyedia bahan baku yang diundang dalam Temu Usaha
orang - -
- -
- -
200 135,000 200 135,000 400 270,000
Pembinaan Industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri
Jumlah pembinaan IKM Klaster Industri
orang - -
150 47,908 360 100,000 200 75,000 200 75,000 514 297,908
Kemitraan IKM Logam
Jumlah pelaku usaha yang diundang dalam peningkatkan kemitraan IKM Logam
orang - -
- -
- -
50 100 50 100 100 200
Pembinaan dan Pelatihan Industri Kreatif
Jumlah pelaku usaha yang dilatih dalam Meningkatkan ketrampilan dan kompetensi industri kreatif
orang 750 40 59.845
- -
225 320,000 - -
150 325,000 415 60489,800
Pembinaan, Pemantauan dan Pengawasan Usaha Industri
Jumlah lokasi usaha industri di Kab. Klaten yang dipantau
kecamatan 26 26 39.475
26 27,497 26 100,00 26 100,000 26 100,000 26 39802,797
Penyusunan Kebijakan Industri Terkait dgn Penunjang Industri Kecil dan Menengah
Jumlah dokumen perencanaan teknis Perindustrian untuk lima tahunan
Perda 2 - -
- -
- -
- -
- -
0 -
76
Fasilitasi Penyelenggaraan Pameran Industri
Jumlah pameran produk-produk industri yang diselenggarakan di Kab. Klaten
kegiatan 2 - -
- -
- -
- -
1 450 1 450
Pembinaan dan Pengembangan Desain Industri Tektil
Jumlah pelaku usaha industri tektil yang bertambah kemampuan desain
orang - -
- -
- -
150 250,000 150 250,000 300 500,000
Pembinaan dan Pengembangan Industri Meubel
Jumlah pengrajin yang bertambah kemampuan dalam mengembangkan industri mebel
orang - -
- -
- -
150 200,000 150 200,000 300 400,000
Pembinaan dan Pengembangan industri makanan olahan
Jumlah pengrajin yang bertambah kemampuan dalam mengembangkan industri makanan olahan
orang -
-
- -
- -
150 200,000 150 200,000 450 700,000
Penyusunan Profil Industri Kecil Menengah / IKM
Jumlah data profil IKM yang divalidasi dan memiliki daya saing
dokumen 4 - -
- -
- -
4 100 1 100,000 1 100,000
Pembinaan, Pemantauan dan Pengawasaan Usaha Industri
Jumlah pelaku usaha yang bertambah pengetahuannya tentang usaha dalam mendirikan / melakukan usahanya terhadap lingkungan masyarakat sekitar dan peraturan yang berlaku
orang 260 -
-
250 27,497 330 100,000 52 80,000 52 80,000 724 287,497
Revitalisasi Sentra Industri Kecil Menengah (DAK Bidang Industri Kecil Menengah)
Jumlah Revitalisasi sentra indudtri kecil
kegiatan - -
-
1 0,000
77
Pendampingan Sentra Industri Kecil Menengah
Jumlah pendampingan Revitalisasi sentra indudtri kecil
kegiatan - -
-
1 0,000
Pelatihan pembuatan tas makram/rajut berbahan baku benang nylon (DBHCHT)
Jumlah IKM yang dilatih pembuatan kerajinan tas makram/ rajut berbahan baku benang nylon
orang 160 171,497 160 171,497
Pelatihan pembuatan tas kulit sintetis (DBHCHT)
Jumlah IKM yang dilatih pembuatan tas kulit sintetis
orang 100 100,262 100 100,262
Pelatihan Pembuatan Mesin Rekayasa Perajang Ketela/ Sukun/ Kentang (DBHCHT)
Jumlah IKM yang dilatih pembuatan mesin perajang ketela/ sukun/ kentang
orang 100 167,147 100 167,147
Pelatihan Pembuatan Sabun Mandi SPA (DBHCHT)
Jumlah IKM yang dilatih Pembuatan Sabun Mandi SPA dari susu sapi
orang 100 127,291 100 127,291
Pengembangan Produk Unggulan Wilayah
Jumlah penyelenggaraan pertisipasi gelar produk industri Kabupaten Klaten di event pameran industri
kegiatan - -
2 100,000 2 100,000 4 200,000
Peningkatan koordinasi , pembinaan dan pengembangan perindustrian
Jumlah IKM yang disosialisasikan tentang Undang-undang Industri
orang 360 131,000 360 100.000 360 100.000 1080 331,000
Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Daerah
Jenis Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah (RIPIDA) Kabupaten Klaten
dokumen 1 108,560 1 100.000 1 208,560
78
2) Peningkatan kemampuan teknologi industri
Jumlah IKM yang memiliki standar produk teknologi manufaktur
unit usaha 63,00 68,00 39,087 71 18,430 200 570 585 625
Jumlah IKM Meubel
yang memiliki SVLK pengrajin - 180,00 183
Persentase IKM yang memiliki standar produk teknologi manufaktur
% 0 0
0
3,60
3,80
4,00
4,30
Persentase IKM
mebel yang memiliki SVLK
% 0 0 0 11,00 11,50 12,00 12,50
Perluasan penerapan ISO & SNI untuk mendorong daya saing industri manufaktur
Jumlah IKM yang disosialisasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang Standar ISO dan SNI
dokumen 53 0 0,000 0 -
0 -
3 125,000 3 125,000 6 250,000
Fasiltasi Pokja SVLK Kab. Klaten
Jumlah pelalku usaha mebel yang difasilitasi untuk mendapatkan sertifikat SVLK
Kelompok 5 2 39.087
0 -
0 -
3 150,000 3 150,000 8 375,000
Gelar pameran Ekonomi Kreatif
Jumlah Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif
orang 6 0 0,000 0 -
0 -
100 350,000 0 -
100 350,000
Magang IKM Industri Kreatif
Jumlah IKM Kerajinan yang dikirim magang
orang 50 0 0,000 0 -
0 -
10 150,000 10 150,000 20 150,000
Temu Kemitraan Usaha IKM Kab.Klaten
Jumlah IKM yang diundang dalam temu kemitraan usaha IKM dan industri besar di Kab. Klaten
orang - -
- -
-
400 100,000 50 200,000 50 100,000 500 400,000
Pembinaan kemampuan teknologi industri
Jumlah IKM yang dibina untuk meningkatkan kualitas produk
orang 70 100,000 70 100,000 100 100.000 240 300,000
Pengembangan dan pelayanan teknologi industri
Jumlah pelayanan teknologi industri
kegiatan -
- 0
79
Peningkatan koordinasi pokja Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) Kabupaten Klaten
Jumlah kelompok SVLK yang dibina dan difasilitasi SVLK 1 kelompok
Kelompok 100 18,430 -
- 100 18,430
3)
Program pengembangan sentra-sentra industri potensial
Laju pengembangan sentra industri
% 0,05 250,000 0,10 250,000 0,15 500,000
Penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat
Jumlah kegiatan rehabilitasi Lab Keramik (Rehap atap)
unit 1 250,000 1 250,000
VIII. Meningkatkan kapasitas pelayanan publik
6 Meningkatkan program ketransmigrasian
Persentase besaran peningkatan minat transmigrasi
% -64,62 39,13 40 40,50 41,00 41,50 42,00 URUSAN
TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI a.
Pengembangan ketransmigrasian
Persentase besaran peningkatan minat transmigrasi
% -64,62 39,13 40,00 40,50 41,00 41,50 42,00
1) Pengembangan wilayah transmigrasi
Transmigrasi Swakarsa / Umum
KK 7 19 271,697 4 122,840 218,000 391,000 391,000
1.394,537
Persentase calon transmigrasi yang ditempatkan
% 30,43 33,00 34,00 35,00 36,00
Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sektor dalam rangka pengembangan kawasan transmigrasi
Jumlah MoU/ Kerjasama antara Kab/Prov yang dituju dengan Kab.Klaten
Lokasi 3 3 99,960 2 47,656 2 53,000 3 58,300 3 64,130 3 323,046
80
Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Sosial dan Ekonomi di Kawasan Transmigrasi
Jumlah lokasi transmigran yang dibantu prasarana dan sarana ekonomi
Lokasi - - - 0
- 0
-
-
Penyediaan Lembaga Keuangan Daerah yang membantu modal usaha di kawasan transmigrasi
Jumlah lokasi transmigran yang dibantu penyediaan lembaga keuangan daerah
Lokasi - - - 0
- 0
-
-
Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM
Jumlah fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM
Lokasi - - - 0
- 0
-
-
Monitoring dan Evaluasi Transmigrasi
Jumlah Kab/Prov lokasi penempatan transmigrans
Lokasi 3 3 99,970 2 43,042 2 50,000 2 55,000 2 60,500 11
308,512
Pendaftaran seleksi penampungan pengawalan pengerahan dan fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigran
Jumlah transmigran yang diberangkatkan
KK 15 19 71,748 4 32,142 20 115,000 20 126,500 20 139,150 83
484,540
Penguatan SDM pemerintah daerah dan masyarakat transmigrasi di kawasan transmigrasi di perbatasan
Jumlah peserta yang disosialisasi
orang
81
2) Transmigrasi lokal Persentase calon transmigrasi yang sudah disosialisasi
% 0 0 -
41,33 23,312 42,00 32.000
42,50 68.000
43,00 68.000
43,50
191,312
Penyuluhan transmigrasi lokal
Jumlah penyuluhan calon transmigrasi
kali 0 0 -
5 23,312 5 32.000
5 32.000
5 32.000
20 96.023
82
BAB VII
KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN
Kinerja Penyelenggaran dapat dikemukakan dalam indikator kinerja Dinas
Perindustrian dan Tenaga Kerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan
dicapai Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja dalam lima tahun mendatang sebagai
komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Indikator kinerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja yang mengacu pada tujuan
dan sasaran RPJMD ini sebagaimana ditampilkan pada Tabel VII.1 berikut:
83
TABEL VII.1
INDIKATOR KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Misi/ Tujuan/ Sasaran/ Program Pembangunan Daerah
Indikator Kinerja (Tujuan/ Impact/ Outcome)
SAT
Kondisi Kinerja Awal
RPJMD (Tahun 2015)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Pelaksana Perangkat
Daerah Penang-gungjawab
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Kondisi Kinerja Pada Akhir Periode RPJMD
2021
Realisasi Rp (000) Realisasi Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000) Target Rp (000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 12 13 14 16
III. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi daerah yang lebih produktif, kreatif, inovatif dan berdaya saing berlandaskan ekonomi kerakyatan yang berbasis potensi lokal
5 Meningkatkan produktifitas, nilai tambah dan daya saing sektor ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja
% 0,97 2 1,03 1,05 1,07 1,08
URUSAN BIDANG KETENAGA KERJAAN
a.
Meningkatnya nilai tambah, produktifitas dan daya saing sektor ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja
% 0,97 2 1,03 1,05 1,07 1,08
Angka partisipasi angkatan kerja
% 67,79 84,76 66,93 69 69 69 69
1)
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Rasio daya serap tenaga kerja
% 1754,45 1997,14 130,148 1770 359,470 830,000
1.309.000
1.400.000
1.500.000
Angka
partisipasi angkatan kerja
% 67,79 84,76 66,93
Rasio penduduk yang bekerja
% 0,97 2
84
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
% 0 0
0
56
58
60
62
2) Peningkatan Kesempatan Kerja
Partisipasi angkatan kerja Perempuan
% 97,25 97,25 180,430 173,560 275,000 275,000 295,000 350,000
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
% 22,19 25,20 25,30 25,40 25,50
b. Meningkatnya perlindungan sektor ketenagakerjaan
Besaran pekerja/ buruh yang menjadi peserta program BPJS Ketenagakerjaan
% 86,81 99,18 86,04 87,60 87,90 88,20
88,20
1)
Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Keselamatan dan perlindungan
% 9,24 8,69 175,827 103,602 169,000 201,000 213,000 300.000
Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
%
78,95
79,50
80,00
80,50
81,00
Angka sengketa pengusaha - pekerja per tahun
‰ 6,38 6,20 6,10 6,00 5,90
6 Meningkatkan produktifitas, nilai tambah dan daya saing sektor Perindustrian
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
% 27,55 33,73 34,76 34,86 34,98 35,2 35,2 URUSAN BIDANG PERINDUSTRIAN
a.
Meningkatnya nilai tambah, produktifitas, dan daya saing sektor Perindustrian
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
% 27,55 33,73 34,76 34,86 34,98 35,2 35,2
Persentase IKM yang memiliki daya saing
% 2,50 3,50 4,50 5,50 6,50 7,50 7,50
1) Pengembangan industri kecil dan menengah
Jumlah industri menengah dan besar
unit usaha
132,00 99,320 135,00 641,600 759,56
1.745.000
1.800.000
5.045.480
85
Jumlah Produk yang memiliki ISO dan SNI
dokumen 57,00 60,00
Persentase
IKM yang memiliki ISO dan SNI
% 0 0
0
6,20
6,60
7,00
7,40
2)
Peningkatan kemampuan teknologi industri
Jumlah IKM yang memiliki standar produk teknologi manufaktur
unit usaha
63,00 68,00 39,087 71 18,430 200 570 585 625
Jumlah IKM
Meubel yang memiliki SVLK
pengrajin - 180,00 183
Persentase IKM yang memiliki standar produk teknologi manufaktur
% 0 0
0
3,60
3,80
4,00
4,30
Persentase
IKM mebel yang memiliki SVLK
% 0 0 0 11,00 11,50 12,00 12,50
VIII. Meningkatkan kapasitas pelayanan publik
6 Meningkatkan program ketransmigrasian
Persentase besaran peningkatan minat transmigrasi
% -64,62 39,13 40,00 40,50 41,00 41,50 42,00 URUSAN
TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI a. Pengembangan ketransmigrasian
Persentase besaran peningkatan minat transmigrasi
% -64,62 39,13 40,00 40,50 41,00 41,50 42,00
1) Pengembangan wilayah transmigrasi
Transmigrasi Swakarsa / Umum
KK 7 19 271,697 4 122,840 218,000 391,000 391,000
1.394,537
Persentase calon transmigrasi yang ditempatkan
% 30,43 33,00 34,00 35,00 36,00
2) Transmigrasi lokal
Persentase calon transmigrasi yang sudah disosialisasi
% 0 0 -
41,33 23,312 42,00 32.000
42,50 68.000
43,00 68.000
43,50
191,312
86
87
Evaluasi Terhadap Hasil Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Lingkup Kabupaten Klaten
Renstra Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten
Periode Pelaksanaan sampai dengan 2018
Indikator dan terget Kinerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Klaten yang mengacu Sasaran RPJMD Kabupaten Klaten
NO
Sasaran Program / Kegiatan
Indikator Kinerja
Data Capaian
Pada Awal Tahun
Perencanaan
Target Capaian
pada Akhir Tahun
Perencanaan
Target Renstra Perangkat Daerah Kabupaten Klaten Tahun Ke- Realisasi Capaian Tahun Ke- Rasio Capaian pada Tahun ke- Urusan Penanggungjawab
1 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (17) (18) (19) (22)
K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp K Rp
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Prosentase terpenuhinya pelayanan administrasi perkantoran
100 100 100
339,272 100 ###### 100 ###### 100
426,700
100 467,200 100 ####### 100 ####### 100
###### 100 93,35 100 79,84 100 95,17
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Jumlah pembayaran jasa komunikasi dan listrik
12 12 12 8,400 15 8,700 24 9,600 24
10,560 24 11,616 12 8,400 15 8,655
24
9,008 100 100 100 99,48 100 93,83
Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor tersedia
150 150 150
42,500
-
150 41,873
- 100 98,52
88
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Cakupan tertib administrasi keuangan yang optimal
12 12 12
10,000 12 10,000 12 5,140 12
5,654
12 6,219 12 3,852 12 9,475 12
5,127 100 38,52 100 94,75 100 99,75
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Jumlah THL kebersihan kantor
1 1 2
26,364 4 42,554 6 60,800 1 25,391 4 37,832
6
60,795 50 96,31 100 88,90 100 99,99
Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor
Jumlah THL jasa pengamanan kantor
3 10,700 3
42,800 3 42,800
3
10,231 100 95,62
Penyediaan jasa tenaga administrasi/teknis perkantoran
Jumlah THL tenaga administrasi/teknis kantor
5 16,200 5
64,800 5 64,800
5
14,283 100 88,17
Penyediaan alat tulis kantor
Jumlah Jenis ATK tersedia
45 45 46
20,000 48 20,000 48 20,000 46
22,000
46 24,200 46 19,279 48 18,735 48
19,075 100 96,40 100 93,68 100 95,38
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Jumlah Jenis Cetak dan Penggandaan
6 6 8 9,500 8 9,500 8 13,000 6
14,300 6 15,730 6 9,429 8 9,500
8
12,988 75 99,25 100 100 100 99,91
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor tersedia
12 12
-
-
-
- -
-
-
-
-
- -
-
Penyediaan peralatan rumah tangga
Jumlah peralatan rumah tangga tersedia
8 8 8
10,000 8 9,500 8 11,000 8
12,100
8 13,310 8 9,552 7 8,481 8
10,981 100 95,52 87,5 89,27 100 99,83
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Jumlah Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan tersedia
4 4 4 4,500 4 4,508 4 4,568 4
5,025 4 5,527 4 4,354 4 4,150
4
4,560 100 96,76 100 92,06 100 99,82
Penyediaan makanan dan minuman
Jumlah makanan dan minuman tersedia
22 22 53
25,000 53 30,000 53 35,000 53
38,500
53 42,350 53 15,197 40 21,683 53
20,186 100 60,79 75,47 72,28 100 57,67
89
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Jumlah frekwensi perjalanan luar daerah
100 100 150
145,000 150 ###### 160 ###### 160
220,000
160 242,000 150 ####### 113 ####### 160
###### 100 96,49 75,33 74,62 100 100,00
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah
Jumlah frekwensi perjalanan dalam daerah
70 70 75
40,000 75 30,000 75 30,000 75
33,000
75 36,300 75 39,492 53 20,775 75
29,223 100 98,73 70,67 69,25 100 97,41
Penyusunan Perencanaan dan Pelaporan
Jumlah dokumen perencanaan dan pelaporan
- - - - 4 9,378 4 10,000 4
10,000 4 10,000 - - 4 7,209
4
8,987 #### 76,87 100 89,87
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Prosentase terpenuhinya Sarana dan Prasarana Aparatur
100 100 100
366,900 100 ###### 100 ###### 100
312,500
100 255,000 100 ####### 100 ####### 100
###### 100 91,94 100 86,15 100 100
Pengadaan peralatan gedung kantor
Jumlah peralatan gedung kantor terbeli
4 4 49
262,995 7 48,342 2 9,000 4
9,900
4 10,890 4 ####### 7 47,405 2
6,100 8,16 94,60 100 98,06 100 67,78
Pengadaan mebeleur
Jumlah mebeleur terbeli
8 8
- -
-
-
- 4
9,000
4 14,700
- -
-
-
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Jumlah gedung kantor terpelihara
12 12 12
33,920 14 47,427 12 20,000 12
22,000
12 24,200 12 33,478 12 38,207 1
16,570 100 98,70 85,71 80,56 8,333 82,85
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Jumlah kendaraan dinas /operasional terpelihara
20 20 20
69,985 23 70,115 17 70,000 17
77,000
17 84,700 20 55,069 17 61,511 17
68,421 100 78,69 73,91 87,73 100 97,74
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Jenis peralatan gedung kantor terpelihara
12 35,000 12
38,500 12 42,350
12
34,696 100 99,13
Fasilitasi Pindahan Kantor
Jumlah pindahan kantor terfasilitasi
0 0 - 1 20,000 - 1 13,026 100 65,13
90
Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Prosentase peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian Kinerja dan Keuangan
100 100 100
59,850 100 10,000 100 9,000 100
9,900
- - 100 50,748 100 5,068 100
5,923 100 84,79 100 50,68 100 65,81
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Jumlah buku penilaian capaian kinerja
80 80 60 9,850 60 10,000 40 9,000 40
9,900 - - 60 5,132 40 5,068
40
5,923 100 52,10 66,67 50,68 100 65,81
Monev kegiatan SKPD
Jumlah kegiatan pelatihan yang dimonitoring 1 1 - - - -
Pengembangan Perencanaan Teknis dan Pengendalian Kegiatan SKPD
Jenis penyusunan dokumen
1 1 1
50,000
-
-
-
- - 1 45,616
-
-
100 91,23
2
Program Peningkatan Kualitas perencanaan
Prosentase Peningkatan Manajemen Perencanaan
-
100 25,000 - - - -
- 100 16,499 -
- 100 66,00
Penyusunan dan evaluasi Rencana kerja SKPD
Jenis dokumen rencana kerja SKPD
5 5 2 10,000 - -
2
10,000 - - 2 2,859
-
-
100 28,59
Monitoring evaluasi dan Pengendalian Program /Kegiatan SKPD
Jenis penyusunan dokumen monitoring dan evaluasi kegiatan
1 15,000 1 13,640 100 90,93
91
Program Peningkatan Perencanaan Evaluasi &Pelap.
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi SKPD
Jumlah dokumen yang dicetak
Pengembangan perencanaan teknis dan pengendalian kegiatan SKPD
Jumlah dokumen yang dicetak
0,97 0,97 2 1,03 1,05 1,07 2
1,03
100 100
Meningkatnya nilai tambah, produktifitas dan daya saing sektor ketenagakerjaan
Rasio penduduk yang bekerja
0,97 0,97 2 1,03 1,05 1,07 2
0,87
100 84,47
Angka partisipasi angkatan kerja
67,79 67,79 84,76 67 69 69 69
84,76 67
#####
100 100 #####
1)
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Rasio daya serap tenaga kerja
1754,45 1754,45
1997,14
835,000 ##### ###### ######
########
########
1997,14
####### ####
# ####### ###### 100 15,59 100 83,60 89,52
Angka partisipasi angkatan kerja
67,79 67,79 84,76 66,93
84,76
66,93
100 100
Rasio penduduk yang bekerja
0,97 0,97 2 2 100
92
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
0 0 -
-
56
58
60
-
-
56
100
Penyusunan data base tenaga kerja daerah
Jumlah lokasi pendataan ketenagakerjaan
- -
- -
-
26 ###### 26
385,000 26 423,500
-
-
- 26
###### 100 112,39
Pembangunan balai latihan kerja
Jumlah balai latihan kerja yang dibangun
1 1
- -
-
-
- -
-
-
-
-
-
- -
-
Pengadaan peralatan pendidikan dan ketrampilan bagi pencari kerja
Jumlah peralatan ketrampilan
1 1
- -
-
-
- -
-
-
-
-
-
- -
-
Peningkatan profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur BLK
Jumlah instruktur/ Kepelatiihan Programer dan Instruktur yang direkrut
2 2
- -
-
-
- -
-
-
-
-
-
- -
-
Pengadaan bahan dan materi pendidikan dan ketrampilan kerja
Jumlah Pengadaan Bahan/ /Modul/Pendidikan di BLK Kecil
40 40
- -
-
-
- -
-
-
-
-
-
- -
-
Pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi pencari kerja
Jumlah Pencari kerja yang dilatih
395 395
- -
-
52 ###### 60
440,000 60 484,000
-
-
- 52
###### 100 85,12
93
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana BLK
Jumlah kegiatan pemeliharaan rutin/Berkala sarana dan prasarana BLK Kecil
12 12 12
15,000 -
-
-
- -
-
-
- 12 13,406 -
-
-
-
100 89,37
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Jumlah kegiatan monitoring, evaluasi dan pelaporan kepelatihan
12 12
Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS)
Jumlah LPKS yang dibina
30 30 30
55,000 30 7,785 30 15,000 30
16,500
30 18,150 30 52,241 30 7,785 30
14,250 100 94,98 100 100 100 95
Pelatihan Otomotif bagi Difabel
Jumlah pencari kerja difabel yang dilatih Otomotif
20 20
- -
-
-
- -
-
-
-
-
-
- -
-
Pembinaan dan Penyuluhan CTKI ke Luar Negeri
Jmlah CTKI yang memperoleh Pembinaan dan penyuluhan pra penempatan bagi CTKI ke luar negeri
12 12
- -
-
-
- -
-
-
-
-
-
- -
-
Pembinaan Tenaga Kerja AKAD
Jumlah Tenaga Kerja AKAD yang dibina
300 300 300
65,000 200 65,000 200 65,000 300
71,500
300 78,650 300 64,501 200 38,048 120
48,951 100 99,23 100 58,54 60 75,31
Pembinaan TKI Purna
Jumlah TKI Purna yang dibina tentang kewirausahaan
40 40
- -
-
-
-
-
- -
-
-
-
94
Pelatihan Penyediaan Layanan Kursi Roda Adaftif
Jumlah pencari kerja yang dilatih penyediaan layanan Kursi Roda Adaftif
16 16
- -
-
-
-
-
- -
-
-
-
Pelatihan Otomotif (DBHCHT)
Jumlah pencari kerja yang dilatih otomotif
- - 80
300,000 40 ######
-
-
-
-
-
-
- 40 #######
-
-
0 100 86,32
Pelatihan Mengemudi (DBHCHT)
Jumlah pencari kerja yang dilatih mengemudi
- - 80
100,000 -
-
-
-
-
-
-
-
- -
-
-
-
0
Pelatihan Tukang Kayu dan Batu (DBHCHT)
Jumlah pencari kerja yang dilatih Tukang Kayu dan Tukang Batu
- - 40
150,000 -
-
-
-
-
-
-
-
- -
-
-
-
0
Pelatihan Las (DBHCHT)
Jumlah pencari kerja yang dilatih las
- - 20
150,000 40 ######
-
-
-
-
-
-
- 40 #######
-
-
0 100 94,00
2) Peningkatan Kesempatan Kerja
Partisipasi angkatan kerja Perempuan
97,25 97,25 97,25
188,500 ###### ######
275,000
295,000
97,25 ####### ####### ###### 100 95,72 78,89 100
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
22,19 25,20
25,30
25,40
22,19
#####
100 81,59
Penyusunan informasi bursa tenaga kerja
Jumlah penyusunan Informasi Pasar Kerja (IPK) Online
1 1 1
43,500 1 45,000 1 45,000 1
49,500
1 54,450 1 39,250 1 28,611 1
29,066 100 90,23 100 63,58 100 64,59
Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja
Jumlah Pencari kerja yang disosialisasi
26 26 300
10,000 300 10,000 300 40,000 600
44,000
300 48,400 26 9,695 50 9,771 600
29,980 8,67 96,95 16,7 97,71 200 74,95
95
Kerjasama pendidikan dan pelatihan
Jumlah Rakor kerjasama Pendidikan dan pelatihan
4 4 -
- -
-
-
- -
-
-
- -
-
Penyiapan tenaga kerja siap pakai
Jumlah perusahaan yang dipantau jenis lowongan kerjanya
- - 2.500
125,000 50 25,000 50 25,000 50
30,000
50 30,000 50 ####### 50 22,799 10
6,318 2 97,23 100 91,20 20 25,27
Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan kewirausahaan
Jumlah orang yang ikut Pelatihan Kewirausahaan
30 30 -
- -
-
-
- -
-
-
- -
-
Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat
Lokasi yang difasilitasi pelatihan TTG,
30 30 -
- -
-
-
- -
-
-
- -
-
diberi Bantuan Padat Karya
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Jumlah peserta pelatihan yang dimonitoring
50
10,000 -
-
-
-
- 10 9,943 -
-
- 20 99,43
Penyelenggaraan Bursa Tenaga Kerja
Jumlah pencari kerja yang ikut Job Market Fair
2500 2500 -
-
##### ###### ####
# ######
#####
107,500
#####
126,250 -
-
#####
94,603 #####
11,449 100 94,60 100 9,16
Pembinaan Lembaga PPTKIS, LPTKS dan BKK
Jumlah Pembinaan Lembaga PPTKIS, LPTKS dan BKK
50 40,000 50 40,000 50
30,000 50 25.000 50 17,777
50
15,009 100 44,44 100 37,52
96
Meningkatnya perlindungan sektor ketenagakerjaan
Besaran pekerja/ buruh yang menjadi peserta program BPJS Ketenagakerjaan
86,81 86,81
99,18
86,04
87,60
87,90
88,20
99,18
86,04
#####
100 100 94,28
1)
Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Keselamatan dan perlindungan
9,24 9,24 8,69 186,000
###### ###### 201,000
213,000 8,69 ####### ####### ###### 100 94,53 94,18 91,18
Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
78,95
79,50
80,00
80,50
78,95
#####
100 71,88
Angka sengketa pengusaha - pekerja per tahun
6,38 6,20 6,10 6,00 6,38 ###
100 72,05
Fasilitasi penyelesaian prosedur, penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Jumlah pengusaha dan pekerja yang ikut sosialisasi pprosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial
50 50 50
15,000 60 16,000 -
-
60
19,000 50 14,130 50 13,447 60 14,747
-
-
100 89,65 100 92,17
97
Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang ketenagakerjaan
Jumlah perusahaan yang ikut sosialisasi peraturan perundang- undangan
50 50 -
- -
-
- -
-
-
-
Sosialisasi Bulan K3
Jumlah orang yang ikut sosialisasi bulan K3, sosialisasi P2K3, dan sosialisasi SMK3
100 100 100 6,000 -
- 100 5,909 -
-
100 98,48
Operasional Petugas Fungsional Pengawas Perusahaan
Jumlah perusahaan yang diawasi ketenagakerjaannya
300 300 300
21,000 -
-
300 20,815 -
- 100 99,12
Pemeriksaaan Kesehatan Pekerja
Jumlah pekerja yang mengikuti pemeriksaan kesehatan pekerja
200 200 200
12,000 -
-
200 11,829 -
- 100 98,58
Pengujian Lingkungan Kerja
Jumlah perusahaan yang diuji
8 8 8 4,000 -
- 8 3,967 -
-
100 99,18
98
Pembinaan Norma Ketenagakerjaan
Jumlah orang yang diberi pembinaan dan penyuluhan tentang hak dan kewajiban, norma tenaga kerja wanita, norma penempatan tenaga kerja
90 90 210
23,000 -
-
210 21,941 -
- 100 95,40
Pembentukan dan Pemberdayaan Organisasi/Lembaga Serikat Pekerja
Jumlah serikat pekerja yang disosialisasi agar lebih meningkat SDM-nya
60 60 60
15,000 60 12,000 60 14,000 60
15,400
60 16,940 60 14,440 60 11,312 60
12,973 100 96,27 100 94,27 100 92,66
Pemberdayaan Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit
Jumlah Pekerja dan Pengusaha yang disosialisasi dalam menciptakan hubungan yang harmonis
60 60 -
- -
-
60 15,000 60
16,500 60 18,150 -
-
-
- 60
13,311 100 88,74
99
Pemberdayaan Lembaga Kerjasama (LKS) Tripartit
Jumlah Pemerintah, Pekerja dan Pengusaha yang disosialisasi dalam menciptakan hubungan yang harmonis dan jumlah pengiriman Tim Porseni LKS Tripartit
60 60 60
19,000 60 25,000 60 40,000 85
44,000
85 48,400 - 18,187 60 24,018 60
37,117 0 95,72 100 96,07 100 92,79
Koordinasi Pengawasan tingkat Nasional
Jumlah pengawas yang ikut koordinasi pengawasan di tingkat nasional
23 23 15
10,000 -
-
15 7,285 -
- 100 72,85
Operasional Dewan Pengupahan
Jumlah perusahaan yang dipantau UMK dan struktur skala upah dan jumlah perusahaan yng dipantau dlm pelaksanaan May Day dan pemberian THR
12 12 12
13,000 15 12,000 15 17,000 12
18,700
12 20,570 12 11,384 15 11,648 15
16,034 100 87,57 100 97,07 100 94,32
Sosialisasi Upah Minimum
Jumlah Pengusaha dan Pekerja yang disosialisasi Upah Minimum
200 200 200
18,000 100 18,000 100 20,000 200
22,000
200 24,200 200 17,683 100 17,421 100
18,064 100 98,24 100 96,78 100 90,32
100
Penarikan Pekerja Anak di Sektor Terburuk
Jumlah penarikan pekerja anak
50 50 50 4,000 -
- 50 3,807 -
-
100 95,18
Penyelesaian Kasus PHI/PHK
Jumlah kasus PHI/PHK antara pengusaha dan Pekerja
6 6 20 8,000 15 8,000 15 10,000 15
11,000 15 12,100 15 7,720 15 6,565
15
8,467 75 96,50 100 82,06 100 84,67
Bimtek Pembuatan Peraturan Perusahaan
Jumlah pengusaha dan pekeja yang dilatih cara membuat Peraturan Perusahaan dan Struktur Skala Upah
60 60 60
18,000 60 19,000 160 53,000 160
58,300
160 50,000 60 17,416 60 17,891 160
48,128 100 96,76 100 94,16 100 #####
Meningkatnya nilai tambah, produktifitas, dan daya saing sektor Perindustrian
Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
27,55 27,55 33,73 ##### ####
#
#####
####
#
33,73
35 #####
100 100 #####
Persentase IKM yang memiliki daya saing
2,50 2,50 3,50 4,50 5,50 6,50 7,50 3,50 4,50 5,50
100 100 100
1) Pengembangan industri kecil dan menengah
Jumlah industri menengah dan besar
132,00 ######
## 135,00 ###### ######
########
########
132,00
99,320
135,00
####### ###### 100 6,33 100 72,09 82,64
Jumlah Produk yang memiliki ISO dan SNI
57,00 60,00
57,00
60,00
100 100
101
Persentase IKM yang memiliki ISO dan SNI
0 0 -
-
6,20
6,60
7,00
-
-
6,20
100
Fasilitasi kerjasama kemitraan industri mikro, kecil dan menengah dengan swasta
Jumlah pelaku usaha Mikro, Kecil, Menengah, Besar, lembaga perbankan, lembaga pemasaran dan penyedia bahan baku yang diundang dalam Temu Usaha
-
-
-
-
-
-
200 135,000
200 135,000 -
-
-
-
-
-
Pembinaan Industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri
Jumlah pembinaan IKM Klaster Industri
-
-
150 50,000 360 ###### 200 75,000
200 75,000 -
-
150 47,908 360
92,420 100 95,82 100 92,42
Kemitraan IKM Logam
Jumlah pelaku usaha yang diundang dalam peningkatkan kemitraan IKM Logam
-
-
-
-
-
-
50 100,000
50 100,000 -
-
-
-
-
-
Pembinaan dan Pelatihan Industri Kreatif
Jumlah pelaku usaha yang dilatih dalam Meningkatkan ketrampilan dan kompetensi industri kreatif
750 750 40 60,000
-
-
225 ###### 120 100,000
150 325,000 40 59,845 -
-
225
###### 100 99,74 100 80,95
102
Penyusunan Kebijakan Industri Terkait dgn Penunjang Industri Kecil dan Menengah
Jumlah dokumen perencanaan teknis Perindustrian untuk lima tahunan
2 2 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Fasilitasi Penyelenggaraan Pameran Industri
Jumlah pameran produk-produk industri yang diselenggarakan di Kab. Klaten
2 2 -
-
-
-
-
-
-
-
1 450,000 -
-
-
-
-
-
Pembinaan dan Pengembangan Desain Industri Tektil
Jumlah pelaku usaha industri tektil yang bertambah kemampuan desain
-
-
-
-
-
-
150 250,000
150 250,000 -
-
-
-
-
-
Pembinaan dan Pengembangan Industri Meubel
Jumlah pengrajin yang bertambah kemampuan dalam mengembangkan industri mebel
-
-
-
-
-
-
150 200,000
150 200,000 -
-
-
-
-
-
Pembinaan dan Pengembangan industri makanan olahan
Jumlah pengrajin yang bertambah kemampuan dalam mengembangkan industri makanan olahan
- - -
-
-
-
150 200,000
150 200,000 - - -
-
-
-
103
Penyusunan Profil Industri Kecil Menengah / IKM
Jumlah data profil IKM yang divalidasi dan memiliki daya saing
4 4 -
-
-
-
-
-
-
-
1 100,000 -
-
-
-
-
-
Pembinaan, Pemantauan dan Pengawasaan Usaha Industri
Jumlah pelaku usaha yang bertambah pengetahuannya tentang usaha dalam mendirikan / melakukan usahanya terhadap lingkungan masyarakat sekitar dan peraturan yang berlaku
260 260 40 50,000
250 50,000 330 ###### 52 80,000
52 80,000 26 39,475 250 27,497 313
90,717 65 78,95 100 54,99 94,85 90,72
Revitalisasi Sentra Industri Kecil Menengah (DAK Bidang Industri Kecil Menengah)
Jumlah Revitalisasi sentra indudtri kecil
- - 1 ######
## - - 0 0
Pendampingan Sentra Industri Kecil Menengah
Jumlah pendampingan Revitalisasi sentra indudtri kecil
- - - - - -
Pelatihan pembuatan tas makram/rajut berbahan baku benang nylon (DBHCHT)
Jumlah IKM yang dilatih pembuatan kerajinan tas makram/ rajut berbahan baku benang nylon
160 ###### 160 ####### 100 71,46
104
Pelatihan pembuatan tas kulit sintetis (DBHCHT)
Jumlah IKM yang dilatih pembuatan tas kulit sintetis
100 ###### 100 ####### 100 66,84
Pelatihan Pembuatan Mesin Rekayasa Perajang Ketela/ Sukun/ Kentang (DBHCHT)
Jumlah IKM yang dilatih pembuatan mesin perajang ketela/ sukun/ kentang
100 160,000
100 ###### 100 ####### 0 0 100 83,57
Pelatihan Pembuatan Sabun Mandi SPA (DBHCHT)
Jumlah IKM yang dilatih Pembuatan Sabun Mandi SPA dari susu sapi
100 160,000
100 ###### 100 ####### 0 0 100 63,65
Pengembangan Produk Unggulan Wilayah
Jumlah penyelenggaraan pertisipasi gelar produk industri Kabupaten Klaten di event pameran industri
-
-
2 100,000
2 100,000 -
-
Peningkatan koordinasi , pembinaan dan pengembangan perindustrian
Jumlah IKM yang disosialisasikan tentang Undang-undang Industri
360 ###### 360 100.000
360 100.000 342
###### 95 90,89
Penyusunan Rencana Pembangunan Industri Daerah
Jenis Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah (RIPIDA) Kabupaten Klaten
1 ###### 1 100.000
1
###### 100 100
105
2)
Peningkatan kemampuan teknologi industri
Jumlah IKM yang memiliki standar produk teknologi manufaktur
63,00 63,00
68,00
75,000 71 50,000 ######
570,000
585,000
68,00 39,087 71 18,430 ###### 100 52,12 100 36,86 100
Jumlah IKM Meubel yang memiliki SVLK
- -
180,00 183
180,0
0 183 100 100
Persentase IKM yang memiliki standar produk teknologi manufaktur
0 0 -
-
3,60
3,80
4,00
-
-
3,60
100
Persentase IKM mebel yang memiliki SVLK
0 0 - - 11,00
11,50
12,00
- - 11,00
100
Perluasan penerapan ISO & SNI untuk mendorong daya saing industri manufaktur
Jumlah IKM yang disosialisasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang Standar ISO dan SNI
53 53 - - - -
- -
3 125,000
3 125,000 - - - -
-
-
Fasiltasi Pokja SVLK Kab. Klaten
Jumlah pelalku usaha mebel yang difasilitasi untuk mendapatkan sertifikat SVLK
5 5 2 75,000
- -
- -
3 150,000
3 150,000 2 39,087 - -
-
-
100 52,12
Gelar pameran Ekonomi Kreatif
Jumlah Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif
6 6 - - - -
- -
100 350,000
- -
- - - -
-
-
Magang IKM Industri Kreatif
Jumlah IKM kulit dan IKM Kerajinan yang dikirim magang
50 50 - - - -
- -
10 150,000
10 150,000 - - - -
-
-
106
Temu Kemitraan Usaha IKM Kab.Klaten
Jumlah IKM yang diundang dalam temu kemitraan usaha IKM dan industri besar di Kab. Klaten
- - -
-
-
-
400 ###### 50
200,000 50 100,000
-
-
-
-
400
89,329 100 89,33
Pembinaan kemampuan teknologi industri
Jumlah IKM yang dibina untuk meningkatkan kualitas produk keramik
70 ###### 70
100,000 100 100.000
70
93,285 100 93,29
Pengembangan dan pelayanan teknologi industri
Jumlah pelayanan teknologi industri
-
-
-
-
Peningkatan koordinasi pokja Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) Kabupaten Klaten
Jumlah kelompok SVLK yang dibina dan difasilitasi SVLK 1 kelompok
100 50,000 -
-
100 18,430 -
-
100 36,86
3)
Program pengembangan sentra-sentra industri potensial
Laju pengembangan sentra industri
0,05
250,000 0,10 250,000
Penyediaan sarana informasi yang dapat diakses masyarakat
Jumlah kegiatan rehabilitasi Lab Keramik (Rehap atap)
1
250,000
Pengembangan ketransmigrasian
Persentase besaran peningkatan minat transmigrasi
-64,62 -64,62 39,13 40,00 40,50
41,00
41,50
39,13
40,00
(80)
100 100 #####
107
1) Pengembangan wilayah transmigrasi
Transmigrasi Swakarsa / Umum
7 7 19
330,000 4 ###### ######
391,000
391,000 19 ####### 4 ####### ###### 100 82,33 100 56,35 100
Persentase calon transmigrasi yang ditempatkan
30,43 30,43 33,00
34,00
35,00
#####
#####
Peningkatan kerjasama antar wilayah, antar pelaku dan antar sektor dalam rangka pengembangan kawasan transmigrasi
Jumlah MoU/ Kerjasama antara Kab/Prov yang dituju dengan Kab.Klaten
3 3 3
100,000 2 53,000 2 53,000 3
58,300
3 64,130 3 99,960 2 47,656 2
51,183 100 99,96 100 89,92 100 96,57
Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Sosial dan Ekonomi di Kawasan Transmigrasi
Jumlah lokasi transmigran yang dibantu prasarana dan sarana ekonomi
- - -
- -
- -
-
-
- -
- -
-
Penyediaan Lembaga Keuangan Daerah yang membantu modal usaha di kawasan transmigrasi
Jumlah lokasi transmigran yang dibantu penyediaan lembaga keuangan daerah
- - -
- -
- -
-
-
- -
- -
-
Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM
Jumlah fasilitasi perpindahan serta penempatan transmigrasi untuk memenuhi kebutuhan SDM
- - -
- -
- -
-
-
- -
- -
-
Monitoring dan Evaluasi Transmigrasi
Jumlah Kab/Prov lokasi penempatan transmigrans
3 3 3
100,000 2 50,000 2 50,000 2
55,000
2 60,500 3 99,970 2 43,042 2
47,596 100 99,97 100 86,08 100 95,19
108