1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. i, no.1,...

30
Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah Di Indonesia I Made Dedy Prlyanto Dampak Pemilihan Umum Kepala Daerah Secara Langsung Terhadap Sistem Birokrasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Denpasar I Nyoman Budiana Penerapan Konsep Demokrasi Dalam Pilkada I Wayan Novy Purwanto Konstitusional Prinsip Kepentingan Terbaik Bagi Anak Dan Partisipasi Anak Dalam Perspektif Perlindungan Anak I Nyoman Ngurah Suwarnatha Konstitusionalitas Asas Retroaktif Dalam Pelanggaran Berat HAM DewIBunga Wewenang DPR Dalam Fungsi Penetapan APBN Berdasarkan UUD 1945 Sesuai Dengan Prinsip-Prinsip Demokrasi I Nyoman Gin Demokrasi dan Konstitusi Ekonomi Dalam Undang Undang Dasar 1945 I Gusti Partana Mandala

Upload: others

Post on 04-Aug-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah Di Indonesia

I Made Dedy Prlyanto

Dampak Pemilihan Umum Kepala Daerah Secara Langsung

Terhadap Sistem Birokrasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Denpasar

I Nyoman Budiana

Penerapan Konsep Demokrasi Dalam Pilkada

I Wayan Novy Purwanto

Konstitusional Prinsip Kepentingan Terbaik Bagi Anak

Dan Partisipasi Anak Dalam Perspektif Perlindungan Anak

I Nyoman Ngurah Suwarnatha

Konstitusionalitas Asas Retroaktif Dalam Pelanggaran Berat HAM

DewIBunga

Wewenang DPR Dalam Fungsi Penetapan APBN

Berdasarkan UUD 1945 Sesuai Dengan Prinsip-Prinsip Demokrasi

I Nyoman Gin

• Demokrasi dan Konstitusi Ekonomi Dalam Undang Undang Dasar 1945 I Gusti Partana Mandala

Page 2: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah
Page 3: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKJ[ 1JlIIVBRSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

J urn a 1:-1---­KONSTITUSI

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

Penanggungjawab Prof. Dr. I Nyoman Budiana, S.H., M.Si.

Mitra Bestari Prof. Dr. I Made Subawa, S.H., M.S.

IGLN. Arimbawa, S.H., M.Hum.

Redaktur I Nyoman Ngurah Suwarnatha, S.H., LL.M.

Editor Nyoman Juwita Arsawati, S.H., M.Hum.

Bradjaya, S.H., LL.M.

Redaktur Pelaksana I Made Wirya Darma, S.H., M.H.

5ekretaris Ida Ayu Ketut Artami, S.H., M.H.

Diterbitkan oleh:

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

Website: http://www.mahkamahkonstitusi.go.id

Opini yang dimuat dalam jurnal ini tidak mewakili pendapat resmi MK & Pengelola Jurnal

2 _ ..... Vol. I, No.2, November 2011

"

)lIBNAlIONSTITIISIPKK UNIVERsrrAS PENDWIKAN I

Vol, I, No.2, November 2011

Pengantar Redaksi .

o Instrumen Hukum Pembatalan 1

I Made Dedy Priyanto -

Dampak Pemilihan Umum0 Sistem Birokrasi Pegawai HI I Nyoman Budiana ................-

Penerapan Konsep Demold0 I Wayan Novy purwanto ......-

Konstitusional Prinsip K..­0 Dalam Perspektif PerlincUII I Nyoman Ngurah Suwamall

Konstitusionalitas Asas RIll0 Dewi Bunga ......................-

VVewenang DPR Da~ A0 Sesuai Dengan Prinsip-Pril I Nyoman Giri ...................-

Demokrasi dan Konstituli0 I Gusti Partana Mandala .-

Biodata Penulis -

Ketentuan Penulisan Jumalll

0rini yang di pendapa ,

Page 4: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

JDNAlIONSTnllSI PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

vol. I, No.1, November 2011

Pengantar Redaksi 5

o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah Di Indonesia I Made Dedy Priyanto 9

o Dampak Pemilihan Umum Kepala Daerah Secara Langsung Terhadap Sistem Birokrasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Denpasar I Nyoman Budiana 35

o Penerapan Konsep Demokrasi Dalam Pilkada I Wayan Novy Purwanto 57

o Konstitusional Prinsip Kepentingan Terbaik Bagi Anak Dan Partisipasi Anak Dalam Perspektif Perlindungan Anak I Nyoman Ngurah Suwamatha 89

o Konstitusionalitas Asas Retroaktif Dalam Pelanggaran Berat HAM Dewi Bunga 109

o Wewenang DPR Dalam Fungsi Penetapan APBN Berdasarkan UUD 1945 Sesuai Dengan Prinsip-Prinsip Demokrasi I Nyoman Giri 129

o Demokrasi dan Konstitusi Ekonomi Dalam Undang Undang Dasar 1945 I Gusti Partana Mandala 151

Biodata Penulis 175

Ketentuan Penulisan Jurnal Konstitusi 179

Opini yang dimuat dalam jurnal ini tidak mewakili pendapat resmi MK & Pengelola Jurnal

JII/1IlII18IISIUlIS1. Vol. I, No.2, November 2011 3

Page 5: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

INSTRUMEN HUKUM PEMBATALAN PERDA SYARPAH DI INDONESIA

I Made Dedy Priyanto

Abstract

Syari'ah local regulation is a value-laden rules of Islam are derived

from the Qur'an and Sunnah are valid in a region of agreements between

the Government by the Regional People's Representative Council.

Determination of Syari'ah local regulation incompatible with the

Constitution as the ground norm for all the rule oflaw in Indonesia, as

well as inconsistent with other laws and regulations in Indonesia.

Shari'ah legislation also does not meet the elements of law enforcement,

the Juridical doctrine, doctrine Sociological, Philosophical doctrine. Thus

establishing Syari'ah local regulation and its application in the

community were considered incompatible with the principle ofthe

Unitary Republic of Indonesia which based on Pancasila. For that

Syari'ah local regulation has been properly canceled.

Keywords: Syari'ah local regulation, cancellatio and constitution.

A. PENDAHULUAN

Kehadiran Perda-Perda Syari'ah di 37 kabupaten dalam

negara kesatuan republik Indonesia memang patut

dipertanyakan, hal ini dikarenakan Indonesia bukanlah negara

agama, sehingga aturan-aturan yang berlaku

Jmal KUIfltDSl, Vol. I, No. 2, November 2011 9

Page 6: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BAU

hendaklah mengatur seluruh masyarakatnya, bukan hanya

mengatur satu golongan agama tertentu. Walaupun tidak dapat

dipungkiri bahwa penduduk Indonesia mayoritas memeluk

agama Islam, namun kehadiran aturan-aturan yang

bernuansakan Syari'ah ini menuai banyak kritik, kontra

pendapat, tidak hanya dari kalangan non muslim, namun juga

dari kalangan muslim sendiri. Terkait dengan hal ini, Ketua DPR,

Marzuki Alie berpendapat bahwa "Perda Syari'ah itu keliru. Kita

NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Bhinneka Tunggal

Ika, yang tidak ada payung hukumnya harus dibatalkan," lebih

lanjut beliau mengatakan bahwa "Pancasila adalah ideologi

terbuka. Maka, Perda harus merujuk pada Pancasila dan UUD

1945 serta tidak boleh ada Perda yang bertentangan dengan

Pancasila"1.

Di daerah Perda Syari'ah, misalnya di Bireun, kebiasaan

anak-anak muda yang mabuk-mabukan dan berjudi di ganggang

perkampungan menjadi berkurang/ tidak lagi ditempat- tempat

terbuka, masyarakat tampak lebih taat beragama. Meningkatnya

rasa aman dalam masyarakat perlu dikaji lebih lanjut karena

diragukan bahwa ketaatan itu timbul dari refleksi ketulusan,

kesadaran, dan kedewasaan, karena sangat mungkin ketaatan itu

lahir dari rasa takut pada aparat Syari'ah yang bertugas

mengatasnamakan agama2. Hal ini merupakan pergeseran dari

konsep dasar keagamaan, karena agama seharusnya

dilaksanakan dan ditaati secara ikhlas dan sukarela oleh

penganutnya. Prinsip-prinsip Syari'ah akan kehilangan otoritas

dan nilai agamanya apabila dipaksakan oleh pemerintah di

daerah. Disisi lain, hal ini dapat menggeser

1 Kholil Rokhman/Koran SI/ugo, "Marzuki Alie: Perda Syari'ah Harus Dibatalkan",

http.’’ /news.okezone.com/read/2011/03/10/339/433667/marzuki-alie-

Perda-Syari'ah-harus-dibatalkan. Kamis, 10 Maret 201119:22 wib, diakses tanggal

30juli2011.

2 http://www.csrc.or.id/research/index.php?detail=2008062608S029. "Perda

Syari'ah Islam di Era Otcmomi Daerah: Implikasinya Terhadap Kebebasan Sipil, Hak-hak

Perempuan, dan Non-Muslim", diakses tanggal 30 juli 2011.

10 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011

Page 7: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BAU

kewenangan institusi kepolisian ke kepolisian daerah yang

menjalankan tugas Syari'ah, sehingga memungkinkan untuk

terjadinya konvlik kewenangan ditingkat aparat penegak

hukum.

Kelompok yang mendukung Perda Syari'ah juga

berpandangan bahwa persoalan kemasyarakatan yang

berkembang akhir-akhir ini hanya dapat diatasi dengan

menerapkan ajaran Islam secara baik. Pandangan semacam ini

tidak lagi merupakan wacana akan tetapi sudah berada di

tingkat praksis, hal ini dapat dilihat dalam penerapan busana

muslim bagi siswa dari SD sampai SMA di Kabupaten Agam

Sumatera Barat, Perda Anti Maksiat seperti penerapan jam

malam bagi perempuan di Depok dan Tangerang, Penerapan

wajib pandai baca tulis Alqur'an bagi calon mempelai di

Bulukumba Sulawesi Selatan dan daerah-daerah lainnya3. Oleh

karena itu penerapan Perda Syari'ah dapat dikatakan melanggar

HAM (hak asasi manusia) dalam kebebasan seseorang untuk

memeluk dan menjalani agamanya serta aliran kepercayaannya

masing-masing yang telah dijamin dalam UUD 1945.

Perda Syari'ah, bagaimanapun juga dapat menyebabkan

disintegrasi bangsa yang dapat mengganggu persatuan dan

kesatuan seluruh rakyat Indonesia, Perda Syari'ah juga dapat

menyebabkan kecemburuan sosial di Indonesia khususnya

didaerah lain yang mayoritas masyarakatnya tidak memeluk

agama Islam. Di Manokwari, Propinsi Papua Barat misalnya, di

mana Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah

(DPRD) setempat menetapkan Perda Penerapan Hukum

Berdasarkan Injil pada tahun2007, yang secara spesifik

pengaturannya hampir sama dengan Perda Syari'ah, hanya

3 .Zainuddin,"KONTROVERSI SEPUTAR PERDA SYARI'AH", http://www.

mui-bukittmggi.org /index.php?option=com content&view=artide&id=58'.kontro

versi-seputai-Perda-Svari/ah&catid=35:artikel&Itemid=54. Diakses tanggal 30 juli 2011.

Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011 11

Page 8: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BAU

saja menggunakan Injil sebagai dasar, yaitu menjelaskan

mengenai pelarangan minuman beralkohol dan kegiatan

prostitusi, peraturan mengenai busana dan persekutuan,

termasuk pelarangan penggunaan dan pemakaian simbol-

simbol agama, dan pelarangan pembangunan rumah-rumah

ibadat agama lain didekat Gereja. Apabila hal ini tidak disikapi

oleh pemerintah, maka daerah-daerah di Indonesia di masa

depan akan dibeda-bedakan menurut mayoritas keyakinan dan

agama masing-masing daerah, kondisi ini jelas dapat

mengancam eksistensi NKRI.

Untuk itu, Perda Syari'ah haruslah dibatalkan

pemberlakuannya demi negara kesatuan yang berasaskan

pancasila. Mengingat Perda-perda Syari'ah ini telah menjamur di

Indonesia, hal ini berdasarkan hasil survey yang ditemukan di

situs internet "Google.com", ekskalasi dari tahun 1999-2009,

menyebutkan terdapat 150 Perda Syariah di seluruh Indonesia4.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Materi Muatan Perda Syari'ah

Perda Syari'ah adalah suatu peraturan yang

bermuatan nilai Agama Islam yang bersumber dari Alqur'an dan

Sunnah yang berlaku di suatu daerah atas kesepatan antara

pemerintah daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD). Menurut DR.Zainuddin, MA, dalam tulisannya yang

berjudul "Kontroversi Seputar Perda Syari'ah" mengemukakan

bahwa terdapat dua pengertian Syari'ah, yaitu Syari'ah dalam

arti sempit dan Syari'ah dalam arti luas. Syari'ah dalam arti

sempit berarti teks-teks wahyu atau hadis yang menyangkut

masalah hukum normatif. Sedangkan dalam arti luas (dalam

pengertiannya yang

4 Google.com, "Diurutkan Perda Syariah berdasarkan jumlah perkembangan pada tiap

tahunnya :Ekskalasi tahun dari 1999-2009 Berjumlah Total 151 Perda", diakses tanggal 30

juli 2011.

12 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 20U

Page 9: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

murni) adalah teks-teks wahyu atau hadis yang menyangkut

aqidah (keyakinan dlm hubungan individu dengan Tuhan),

Syari'ah (hukum) dan akhlak (budi pekerti, moral, etika), yang

dalam hal ini Syari'ah berarti teks ajaran hukum Islam secara

keseluruhan.5

Dalam konteks Perda Syari'ah nampaknya yang digunakan

adalah Syari'ah dalam arti sempit, karena merupakan

pemahaman atau penafsiran dari teks teks- teks wahyu atau

hadis, sehingga bukan teks asli dari hadis maupun sunnah atau

dapat dikatakan telah diintervensi oleh penafsiran-penafsiran

manusia yang memungkinkan juga diselipkan unsur-unsur

kepentingan politik tertentu.

Oleh karena ajaran Islam secara keseluruhan dapat dibagi

kedalam tiga unsur, yaitu aqidah, Syari'ah dan akhlak, maka

materi muatan Perda syariah juga dapat dibagi kedalam tiga

kategori, yaitu Perda yang terkait dengan isu keagamaan, hukum

universal, serta sosial. Perda Syari'ah terkait dengan isu

keagamaan terlihat pada materi muatan Perda Syari'ah yang

berada di Bulukumba misalnya, yang mana diatur tentang

keterampilan beragama dalam Perda Syari'ah seperti keharusan

bisa baca tulis al-Qur'anyang kemudian dimasukan dalam syarat

nikah, sarat kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS),

juga untuk memperoleh pelayanan publik, serta keharusan

belajar di Madrasah sebagai prasayarat bagi seseorang untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Perda

Syari'ah yang berkaitan dengan hukum, seperti misalnya Perda

yang mengatur tentang zakat, infak dan shadaqah. Perda jenis ini

ada di Sukabumi, Lombok Timur Nusa Tenggara Barat, dan

Cilegon.6 Perda Syari'ah

5 Zainuddin, Loc. Cit..

6 Saepudin, "PERATURAN DAERAH SYARIAH DALAM SISTEM HUKUM IN-

DONESIA", http: / / saepudinonline.wordpress.com/2010/12/12/peraturan-dae-

rah-svariah-dalam-sistem-hukum-indonesia /. Posted on Desember 12,2010 by saepudin.

diakses tanggal 30 juli 2011.

Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011 13

Page 10: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

yang terkait isu sosial, mengatur tentang moralitas masyarakat

secara umum, serta etika dalam berpakaian. Perda dalam

kategori ini, antara lain Perda anti pelacuran dan perzinahan,

Perda Syari'ah anti kemaksiatan, serta Perda Syari'ah yang

mengatur tata cara berpakaian, keharusan memakai jilbab atau

busana muslim-muslimah di tempat-tempat tertentu.

Materi muatan Perda Syari'ah yang demikian jauh

menyentuh kehidupan pribadi beragama dari subjek hukum

inilah yang dapat dikatakan melanggar HAM, serta kebebasan

menjalankan agama dan kepercayaannya masing-masing yang

dijamin kemerdekaannya secara konstitusional dalam UUD 1945

pasal 29 ayat (2) serta telah diundangkan dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi

Manusia (selanjutnya disebut UU HAM).

2. Faktor Pendorong Munculnya Perda Syari'ah

Faktor utama pendorong munculnya aturan-aturan yang

bernuansakan Islam adalah adanya kelompok-kelompok yang

ingin menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

negara Agama yang didalamnya terdapat kewajiban untuk

menjalankan syariat Islam. Hal ini telah terjadi dari jaman setelah

kemerdekaan Indonesia, yang pada waktu itu terdapat kelompok

berideologikan Agama menginginkan seluruh rakyat Indonesia

menjalankan syariat Islam dengan perumusan Piagam Jakarta

dalam UUD 1945. Namun pada waktu itu, terjadi perdebatan

sengit yang akhirnya diputuskan oleh Presiden Soekarno dalam

Dekrit 5 Juli 1959 untuk kembali ke UUD 1945. Setelah komunis

dilarang di Indonesia, Nasionalis dan kaum Agama (Islam)

saling bersaing dalam pembentukan karakter ideologi Negara.

Sejak runtuhnya orde baru era Soeharto dan

diberlakukannya Undang-undang tentang otonomi daerah pada

tahun 1999, daerah otonom diberi kewenangan untuk

14 Jurnal Konstitusi, Vol. I, NO. 2, November 2011

Page 11: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

mengatur sendiri daerahnya. Hal ini mendorong beberapa daerah

untuk mengatur sendiri daerahnya dengan aturan- aturan yang

dinilai dapat diterima masyarakatnya. Syari'ah merupakan aturan

yang berasal dari kitab suci Al Qur'an yang dinilai pasti dapat

diterima dan ditaati oleh masyarakat yang mayoritas beragama

Islam. Daerah-daerah yang telah memberlakukan Syari'ah sebagai

Perda diantaraya Kota Padang, Kota Tangerang serta Nanggroe

Aceh Darussalam yang karena kekhususannya juga memiliki

Perda Syari'ah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kaum

Agama (Islam) kembali muncul untuk memperjuangkan ideologi

keagamaan mereka baik ditingkat nasional, maupun ditingkat

daerah dengan memanfaatkan prinsip otonomi daerah.

Penerapan Syari'ah sebagai aturan Undang-undang dapat

dilihat pada Undang-undang Nomor 18 tahun 2001 tentang

Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh Sebagai

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (selanjutnya disebut UU

NAD) ditetapkan. UU NAD, dalam pengaturannya memberikan

kesempatan yang lebih luas untuk mengatur dan mengurus

rumah tangga sendiri termasuk sumber-sumber ekonomi,

mengolah dan memberdayakan sumber daya alam dan sumber

daya manusia, menumbuhkembangkan prakarsa, kreativitas dan

demokrasi, meningkatkan peran serta masyarakat, menggali dan

mengimplementasi tata bermasyarakat yang sesuai dengan nilai

luhur kehidupan masyarakat Aceh, memfungsikan secara optimal

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam dalam memajukan penyelenggaraan pemerintahan di

Provinsi Nanggoe Aceh Darussalam dan mengilplikasikan

Syariat. Islam dalam kehidupan bermasyarakat (Penjelasan

umum atas UU NAD paragraf 8). Sehingga dapat dikatakan

bahwa lahirnya UU NAD, merupakan pemicu dari lahirnya

Perda- perda Syari'ah di NAD serta diikuti daerah-daerah

lainnya.

Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011 15

Page 12: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BAU

Apabila ditelusuri, di Indonesia terdapat beberapa

Undang-undang (UU) yang berhubungan dengan hukum Islam seperti

UU Peradilan Agama, UU Pengelolaan Zakat dan UU Wakaf, namun

masih bersifat parsial, berkisar pada sebagian masalah keperdataan

yang ruang lingkupnya pun sangat terbatas, namun dapat memicu

lahirnya Perda-Perda Syari'ah di daerah. Selain menimbulkan

kontroversi yang dapat memicu ketegangan dan konflik sosial, Perda

Syari'ah juga dikhawatirkan dapat menjadi alat politisasi agama. Syariat

Islam, dapat kehilangan otoritas religiusnya dan hanya menjadi

kebijakan publik biasa dari pemerintah daerah yang bersangkutan.

Faktor lain kemunculan Perda-Perda Syari'ah ini dikemukakan

oleh Robin Bush, yaitu:

1. Faktor sejarah dan budaya lokal, yang berbasis/ mayoritas

memeluk satu agama tertentu (Islam).

2. Daerah-daerah yang memiliki potensi korupsi tinggi, sehingga

bisa diprediksikan bahwa Perda atau kebijakan tersebut sebagai

bagian dari upaya menutupi korupsi atau pengalihan isu korupsi

yang dilakukan oleh para politisi, baik di eksekutif maupun

legislatif.

3. Pengaruh lokal politik. Ini terjadi misalnya ketika seorang politisi

ingin mencalonkan diri sebagai kepala daerah atau seorang

incumbent hendak mencalonkan diri lagi menjadi calon kepala

daerah periode berikutnya. Maka salah satu alat untuk menarik

para pemilih adalah dengan cara menawarkan diterapkan

Perda-Perda bernuansa agama dalam fisi dan misinya nanti

apabila terpilih.

4. Kelemahan kalangan politisi tentang kemampuan untuk

menyusun sebuah peraturan dan tiadanya kemampuan untuk

menggali isu-isu strategis untuk menyejahterakan rakyat dan

lemahnya kemampuan untuk menyusun sebuah peraturan

tentang pemerintah yang baik (good

16 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011

Page 13: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

govemance), lalu menjadikan referensi agama sebagai

sesuatu yang penting untuk dijadikan aturan, hal ini dapat

terjadi dengan adanya kesempatan politik yang luas dan

kekuasaan yang cukup untuk membuat berbagai

perataran.7

Hal inilah yang membuat nilai-nilai keagamaan Islam dapat

kehilangan otoritas religiusnya, karena telah diintervensi oleh

kepentingan tertentu sehingga hanya bersifat norma tertulis yang

dilaksanakan bukan atas dasar keikhlasan dan kesadaran hati

nurani subjek hukum, akan tetapi dilaksanakan karena aturan

Perda yang memerintahkan demikian.

3. Perda Syari'ah dalam Sistem Hukum Indonesia

Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang telah

ditegaskan sejak negara ini didirikan (sesuai dengan pasal 1 ayat

3 UUD 1945). Konsekuensi dari penerapan prinsip negara hukum

ini adalah pengaturan seluruh aktivitas masyarakat dalam

koridor hukum. Hukum adalah alat yang bekerja dalam sistem

hukum tertentu untuk mencapai tujuan negara atau cita-cita

masyarakat Indonesia yang tertuang dalam alenia IV Pembukaan

UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban

dunia, berdasarkan kemerdekaan, Perdamaian abadi, dan

keadilan sosial. Tujuan negara ini didasarkan pada lima falsafah

sila Pancasila, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian

yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

7 Suroso, "PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH LANGSUNG, PERATURAN

DAERAH SYARIAH DALAM DINAMIKA SOSIAL BANGSA INDONESIA",

http://flilm.wisnuwaTdhana.ac.id/index.php?option:=com content&task=vi

ew&id=48&Itemid=13. Wednesday, 19 May 2010, diakses tanggal 30 juli 2011.

Jurnal Konstitusi, Vol. t, No. 2, November 2011 17

Page 14: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia. Sehingga peraturan perundang- undangan yang

diberlakukan di Republik Indonesia tidak boleh bertentangan dengan

hal-hal tersebut dalam pembukaan UUD 1945, termasuk pembentukan

Perda Syari'ah.

Perda Syari'ah dikatakan melanggar HAM karena bertentangan

dengan UU HAM, diantaranya Pasal 1 angka 3 UU HAM menentukan

bahwa:

"Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau

pengucilan . yang langsung ataupun tak langsung

didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama,

suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status

ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang

berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan

pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi

manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik

individu maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi,

hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.

Dengan demikian, penetapan Syari'ah sebagai Perda adalah suatu

diskriminasi, karena merupakan pembatasan dalam pelaksanaan

Agama, yang dapat memungkinkan terjadinya pengucilan terhadap

masyarakat diluar Islam yang dalam hal ini disebut Kafir (istilah untuk

seseorang selain umat muslim), dan Murtadz (istilah untuk seseorang

yang tidak mau menundukkan diri terhadap aturan). Pasal 4 UU HAM:

Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan

pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk

tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan

persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut

atas dasar

18 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011

Page 15: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia

yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun

dan oleh siapapun.

Untuk itu, Perda Syari'ah harus dibatalkan karena dinilai

melanggar HAM seseorang yang tidak dapat dibatasi, dikurangi

dalam keadaan apapun dan oleh siapapun, termasuk oleh

pemerintah daerah Kabupaten/Kota.

Pasal 22 UU HAM merupakan refleksi dari pasal 29 UUD

1945, yang mana pasal ini menentukan bahwa:

(1) Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-

masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan

kepercayaanya itu.

(2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadat

menurut agamanya dan kepercayaanya itu.

Kemerdekaan disini berarti bahwa seseorang dapat

menjalankan agama dan kepercayaannya tersebut tanpa

diintervensi/ tanpa campur tangan dari pihak manapun, kecuali

oleh kekuasaan negara/pemerintah pusat yang diberikan

kekuasaan untuk itu dalam Pasal 10 ayat 3 UU Pemda. Ayat (2)

pasal 29 UUD1945 haruslah didasari oleh ayat (1) pasal 29 UUD

1945, sehingga kemerdekaan yang diberikan oleh konstitusi tetap

bukan kemerdekaan yang sebebas-bebasnya, melainkan dibatasi

oleh ayat (1) yaitu Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha

Esa. Dengan demikian, Atheis (tidak berketuhanan) tidak dapat

diterima di Indonesia.

Selanjutnya, dalam penjelasan pasal 22 UU HAM ayat (1)

menentukan bahwa: "Yang dimaksud dengan "hak untuk bebas

memeluk agamanya dan kepercayaannya" adalah hak setiap

orang untuk beragama menurut keyakinannya

Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011 19

Page 16: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL KALI

sendiri, tanpa adanya paksaan dari siapapun juga". Hal ini tentunya

menegaskan kembali bahwa tidak seorangpun dapat memaksakan

berlakunya aturan-aturan Agama, karena aturan Agama tidak dapat

dipaksakan keberlakuannya. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat

dari Perda yang dapat dipaksakan keberlakuannya. Dengan demikian,

maka Perda Syari'ah harus dibatalkan karena dinilai telah melanggar

HAM pribadi subjek hukum.

Dalam negara hukum diperlukan pembagian

kekuasaan untuk membagi beban kerja dan tanggung jawab.

Montesquieu dalam bukunya yang berjudul De L'esprit Des Lois

mengajarkan bahwa kekuasaan harus dibedakan menjadi tiga yakni:

a. Kekuasaan legislatif atau membuat perundang- und angan

yang dipegang oleh parlemen.

b. Kekuasaan eksekutif yang

menjalankan

pemerintahan yang dipegang oleh pemerintah.

c. Kekuasaan yudisial atau kehakiman, yakni badan yang

menjalankan hukum yang telah dibuat oleh parlemen.8

Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudisial ini berada pada level

pusat maupun level daerah. Salah satu kekuasaan yang berada di level

daerah adalah kekuasaan dalam membentuk Perda.

Kewenangan untuk mengatur sendiri urusan pemerintahan

dalam pasal 18 ayat (2) UUD 1945 serta pasal 2 ayat (2) UU Pemda

mengandung makna bahwa daerah, dengan inisiatif sendiri dapat

membentuk peraturan- peraturan yang berwujud Perda. Hal ini

merupakan prinsip otonomi daerah dimana negara dalam hal ini

memberikan

8 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I Stelsel Pidana, Tindak Pidana, Teori- teori

Pemidanaan & Batas Berlakukan Hukum Pidana, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2002),

hlm. 170-171.

20 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 20U

Page 17: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

kewenangan ke daerah-daerah otonom untuk mengurus sendiri

pemerintahannya. Namun disisi lain, berdasarkan prinsip

Negara Kesatuan, maka hanya terdapat satu kekuasaan

pemerintahan yaitu pemerintah pusat, sehingga pemerintah

pusat tetap berwenang untuk turut campur dalam kegiatan sosial

guna melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan kepentingan

umum, hal ini dikenal dengan istilah Freies Ermessen. Berkenaan

dengan hal tersebut, E.Utrecht menyebutkan terdapat tiga

kekuasaan pemerintah daerah, yaitu:

1) Membuat peraturan atas inisiatif sendiri, terutama

dalam menghadapi soal-soal genting yang belum ada

pengaturannya, tanpa bergantung pada pembuat

undang-undang pusat;

2) Membuat aturan atas dasar delegasi, karena pembuat

undang-undang pusat tidak mampu memperhatikan

tiap-tiap soal yang timbul dalam pergaulan sehari-hari,

sehingga penyesuaian antara peraturan

perundang-undangan yang dibuat oleh pusat dengan

keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di masyarakat

menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah.

3) Kewenangan untuk menafsirkan sendiri aturan

perundang-undangan yang dibuat oleh pusat.9

Dengan adanya penyerahan urusan pemerintah ini, maka

selain kewenangan yang diatur dalam pasal 10 ayat (3) UU

Pemda, menjadi urusan pemerintahan daerah. Urusan- urusan

tersebut diantaranya: a. Politik luar negeri;

b. Pertahanan;

9 Ridwan, HR, Hukum Administrasi Negara, (Yogyakarta : UU Press, 2002), hlm.16.

Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011 21

Page 18: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

c. Keamanan;

d. Yustisi;

e. Moneter dan fiskal nasional; dan

f. Agama.

Poin huruf "f" inilah yang perlu dicermati oleh pembuat Perda

Syari'ah agar Perda Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan dengan

biaya dan waktu yang relatif besar tidak serta-merta dibatalkan, karena

kewenangan untuk menangani urusan-urusan keagamaan tetap

menjadi urusan pemerintah pusat/ dikecualikan dari kewenangan

pemerintah daerah.

Secara normatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,

setiap Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan harus

memenuhi asas seperti tercantum dalam pasal 6 UU No. 10 Tahun 2004

yaitu:

a. "asas pengayoman" adalah bahwa setiap Peraturan

Perundang-undangan harus berfungsi memberikan

perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman

masyarakat

b. "asas kemanusiaan" adalah bahwa setiap Materi Muatan

Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan

perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi manusia

serta harkat dan martabat setiap warga negara dan

penduduk Indonesia secara proporsional.

c. "asas kebangsaan" adalah bahwa setiap Materi Muatan

Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan sifat

dan watak bangsa Indonesia yang pluralistik (kebhinekaan)

dengan tetap menjaga prinsip negara kesatuan Republik

Indonesia.

d. "asas kekeluargaan" adalah bahwa setiap Materi Muatan

Peraturan Perundang-undangan harus

22 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011

Page 19: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat

dalam setiap pengambilan keputusan.

e. "asas kenusantaraan" adalah bahwa setiap Materi

Muatan Peraturan Perundang-undangan senantiasa

memperhatikan kepentingan seluruh wilayah

Indonesia dan materi muatan Peraturan Perundang-

undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian

dari sistem hukum nasional yang berdasarkan

Pancasila.

f. "asas bhinneka tunggal ika" adalah bahwa Materi

Muatan Peraturan Perundang-undangan harus

memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku

dan golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya

khususnya yang menyangkut masalah- masalah

sensitif dalam kehidupan, bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara.

g. "asas keadilan" adalah bahwa setiap Materi

MuatanPeraturan Perundang-undangan harus

mencerminkan keadilan secara proporsional bagi

setiap warga negara tanpa kecuali.

h. "asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan

pemerintahan" adalah bahwa setiap Materi Muatan

Peraturan Perundangundangan tidak boleh berisi

hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar

belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan,

gender, atau status sosial.

i. "asas ketertiban dan kepastian hukum" adalah bahwa

setiap Materi Muatan Peraturan Perundang- undangan

harus dapat menimbulkan ketertiban dalam

masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.

j. "asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan"

adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Jurnal Konstitusi, Vol. 1, No. 2, November 2011 23

Page 20: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

Perundang-undangan harus mencerminkan

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara

kepentingan individu dan masyarakat dengan

kepentingan bangsa dan negara.

Keberadaan Perda Syari'ah dapat dikatakan bertentangan

dengan "asas kebangsaan", "asas Bhineka Tunggal Ika", serta

"asas kenusantaraan" karena tidak mencerminkan suatu Perda

yang dapat diberlakukan terhadap masyarakat yang pluralistik

(kebhinekaan), Perda Syari'ah hanya dapat diberlakukan pada

umat muslim. Demikian juga dengan "asas keadilan" yang tidak

mungkin dicapai oleh Perda Syari'ah, karena keadilan tersebut

bersifat relatif, adil bagi umat muslim, belum tentu adil bagi

umat lain yang juga terkena pemberlakuan Perda Syari'ah. Perda

Syari'ah merupakan pelanggaran terhadap "asas kemanusiaan"

karena dinilai membatasi hak seseorang dalam menjalankan

agama dan kepercayaannya masing-masing, yaitu bertentangan

dengan UUD 1945 pasal 29 ayat (2) yang mengatur tentang

kemerdekaan seseorang untuk menjalankan agama dan

kepercayaannya masing-masing.

Menurut geildingsdteorie yang dikemukakan oleh Gustav

Radbruch, sebagaimana dikutip oleh Atmadja yakni berlakunya

hukum harus memenuhi tiga nilai dasar yang meliputi :10

(1) Juridical doctrine, nilai kepastian hukum, di mana

kekuatan mengikatnya didasarkan pada aturan hukum

yang lebih tinggi.

10 Atmadja, "Manfaat Filsafat Hukum dalam Studi Umu Hukum" dalam Kertha Patrika,

Nomor 62-63 Tahun XIX Maret-Juni 1993, hlm. 68, dikutip dari buku Kurt Wilk, The Legal

Philosophies Of Lask, Radbruch, And Dabin, (Cambridge, Massachu- setts : Harvard University

Press, 1950), hlm.112.

24 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011

Page 21: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

(2) Sociological doctrine, nilai sosiologis artinya aturan hukum

mengikat karena diakui dan diterima dalam masyarakat

(teori pengakuan).

(3) Philosophical doctrine, nilai filosofis artinya aturan hukum

mengikat karena sesuai dengan cita hukum, keadilan

sebagai nilai positif yang tertinggi.

Perda Syari'ah, apabila dikaji berdasarkan teori ini, maka

hanya poin kedua yang memenuhi unsur sebagai aturan hukum,

itupun diragukan dapat mencakup seluruh masyarakat, karena

pengakuan masyarakat diperoleh dari paksaan kekuasaan

pemerintah daerah, artinya walaupun disatu sisi pemerintah

daerah berwenang untuk membentuk perda dan berwenang pula

dalam paksaan pelaksanaannya, namun disisi lain, masyarakat

tidak seluruhnya melaksanakan Perda Syari'ah tersebut dengan

keiklhasan dan ketulusan, melainkan karena melihat Perda

Syari'ah sebagai bagian dari aturan agama yang harus ditaat.

Harus pula diingat bahwa aturan Perda bukanlah bagian dari

ajaran Agama. Dengan demikian, syari'ah bukanlah sesuatu yang

dapat dirumuskan dalam Perda, melainkan nilai-nilai yang lebih

tinggi dari aturan-aturan hidup bermasyarakat, syaria'ah

merupakan hukum yang murni, yang diyakini sebagai keinginan

Tuhan atau diyakini sebagai Wahyu suci yang seharusnya bebas

dari intervensi kepentingan-kepentingan politik golongan

tertentu di daerah.

Karena hanya memenuhi sebagian dari unsur sosiologis,

tetapi disisi lain bertentangan dengan Philosophical doctrine, dan

Juridical doctrine, maka Perda Syariah tidak memenuhi syarat

berlakunya hukum sebagai kaidah, sehingga Perda Syari'ah

sudah seharusnya dibatalkan.

Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011 25

Page 22: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BAU

4. Instrumen Pembatalan Perda Syariah

Pembatalan aturan Perda kabupaten, yang dalam hal ini

Perda Syari'ah, secara normatif dapat dibatalkan oleh Presiden

yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden sebagaimana yang

diatur dalam Pasal 145 ayat (3) UU Pemda dan Pasal 158 ayat (5)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pasal 145 (2) dan (3)

UU Pemda menentukan bahwa Perda yang bertentangan dengan

kepentingan umum dan/ atau peraturan perundang-undangan

yang lebih tinggi dapat dibatalkan oleh Pemerintah, kep utusan

pembatalan Perda tadi ditetapkan dengan Peraturan Presiden

paling lama 60 (enam puluh) hari sejak diterimanya Perda itu

oleh Pemerintah (sesuai dengan ayat 3 UU Pemda).

Pada prinsipnya, Perda hanya dapat dibatalkan oleh

Presiden melalui Perataran Presiden seperti yang telah diatur

dengan tegas dan jelas pada pasal 145 ayat (3) UU Pemda.

Pemerintah yang dimaksud dalam pasal 145 UU Pemda ini

adalah Presiden, walaupun Presidenmemberikan kewenangan

tersebut pada Menterinya (Menteri Dalam Negeri), selama aturan

dalam Pasal 145 UU Pemda belum direvisi maka tetaplah

menjadi kewenangan Presiden, sehingga Menteri Dalam Negeri

dapat membatalkan Perda dengan "Atas nama Presiden". Dengan

demikian pembatalan Perda merupakan kewenangan Presiden

yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden. Kewenangan ini

didapat Presiden secara atributif, yaitu diberikan kewenangan

oleh Undang-undang.

Prajudi Ato Sudirdjo menyebutkan beberapa persyaratan

yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pemerintahan

yaitu:

(1). Efektifitas, artinya kegiatannya harus mengenai sasaran

atau tujuan yang telah ditetapkan atau direncanakan;

26 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 201J

Page 23: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL «AM

(2) . Legimitas, artinya kegiatan administrasi negara

jangan sampai menimbulkan heboh oleh karena tidak

dapat diterima masyarakat setempat atau lingkungan

yang bersangkutan;

(3) . Yuridikitas, adalah syarat yang menyatakan bahwa

perbuatan para pejabat administrasi negara tidak boleh

melawan atau melanggar hukum dalam arti luas;

(4) . Legalitas, merupakan syarat yang menyatakan

bahwa tidak satupun perbuatan atau keputusan

administrasi negara yang boleh dilakukan tanpa dasar

atau pangkal suatu ketentuan undang-undang (tertulis)

dalam arti luas; bila sesuatu dijalankan dengan dalih

"keadaan darurat" maka kedaruratan itu wajib

dibuktikan kemudian; bilamana kemudian tidak

terbukti, maka perbuatan tersebut dapat digugat

dipengadilan;

(5) . Moralitas, adalah salah satu syarat yang paling

diperhatikan oleh masyarakat; moral dan ethik umum

maupun kedinasan wajib dijunjung tinggi; perbuatan

tidak senonoh, sikap kasar, kurang ajar, tidak sopan,

kata-kata yang tidak pantas, dan sebagainya wajib

dihindarkan;

(6) . Efisien, wajib dikejar seoptimal mungkin; kehematan

biaya dan produktivitas wajib diusahakan setinggi-

tingginya;

(7) . Teknik dan teknologi yang setinggi-tingginya wajib

dipakai untuk pengembangan atau mempertahankan

mutu prestasi yang sebaik-baiknya.11

11 Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983),

hlm. 79-80.

Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011 27

Page 24: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BAU

Dalam prakteknya, terdapat pembatalan Perda oleh Menteri

Dalam Negeri (atas nama Presiden), hal ini dimaksudkan demi

terciptanya efisiensi waktu, biaya, dalam artian Perda Syari'ah

Kabupaten/Kota dinilai tidak

memerlukanPeraturanPresidendalampembatalannya,karena hal

tersebut memerlukan banyak biaya, waktu yang panjang, serta proses

yang tidak sederhana. Disisi lain, kedudukan Menteri Dalam Negeri

disini adalah sebagai pembantu tugas-tugas kepresidenan yang

diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, serta berwenang melakukan

tugas-tugas yang dimandatkan oleh Presiden. Dikatakan mandat

karena wewenang penyelenggaraan pemerintahan tetap berada pada

Presiden yang akan dimintakan pertanggungjawabannya dalam

laporan pertanggungjawaban tahunan serta laporan

pertanggungjawaban lima tahunan Presiden pada MPR (Majelis

Permusyawaratan Rakyat), atau dalam keadaan tertentu dapat

dimintakan pertanggungjawaban oleh MPR.

Terkait dengan pembatalan Perda, dalam doktrin hukum dikenal

asas a contrario actus yang berarti bahwa suatu peraturan hanya dapat

dibatalkan oleh peraturan sejenis atau yang lebih tinggi. Pasal 7 ayat (1)

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (selanjutnya disebut UU No. 10 Th.

2004) menentukan jenis dan hierarki peraturan Perundang- undangan

adalah sebagai berikut

a. UUD 1945;

b. UU/eraturan Pemerintah Pengganti UU;

c. Peratum Pemerintah;

d. Peraturan Presiden;

e. Peraturan Daerah.

28 Jurnal Konstitusi, Vol. /, No. 2, November 2011

Page 25: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

Sehingga logika hukum pembatalan Perda, yang dalam hal

ini adalah Perda Syari'ah oleh presiden telah benar/ sesuai

dengan peraturan-perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia, yaitu telah sesuai dengan UU Pemda serta sesuai

dengan asas hukum a contrario actus. Terkait dengan hal ini,

terdapat juga teori hukum yang dikemukakan oleh Hans Kelsen,

yaitu Stufenbautheorie, teori hukum yang menyatakan bahwa

"peraturan hukum keseluruhannya diturunkan dari norma yang

berada di puncak piramid, dan semakin ke bawah semakin

ragam dan menyebar."12 Dengan demikian UUD 1945,

UU/Peraturan Pemerintah Pengganti UU, Peraturan Pemerintah

dan Peraturan Presiden menjadi pedoman dari penyusunan

Perda sehingga Perda tidak boleh bertentangan dengan

peraturan-peraturan tersebut

Sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia, maka hanya ada satu kekuasaan pemerintahan yang

terletak pada pemerintah pusat yang kemudian diberikan secara

desentralisasi dan dekonsentrasi pada daerah. Artinya,

sewaktu-waktu kewenangan daerah dapat ditarik kembali oleh

pemerintah pusat sebagai pemegang kewenangan

penyelenggaraan negara. Hal ini dapat dilihat pada pasal 4 ayat

(1) UUD 1945 yang menentukan bahwa "Presiden Republik

Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut

Undang-undang Dasar" kemudian, terkait dengan pencabutan

kewenangan daerah otonom oleh pusat dapat dilihat pada pasal

6 UU Pemda.

Perda Kabupaten/Kota, termasuk Perda Syari'ah di

Kabupaten/Kota merupakan pekerjaan yang memerlukan biaya

dan waktu serta beban pikiran yang besar, untuk itu diperlukan

pengawasan agar Perda Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan

tidak serta-merta dibatalkan oleh

12 Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Juditial-

Prudence) Termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), (Jakarta : Kencana

Prenada Media Group, 2009), hlm. 62.

Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011 29

Page 26: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

UNIVEBSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

Pemerintah. Pengawasan pembentukan Perda Kabupaten/ Kota dapat

berupa pengawasan preventif. Pengawasan preventif berarti

pengawasan sebelum Perda tersebut diberlakukan sehingga apabila

terdapat hal-hal yang bertentangan dengan pembentukan Perda,

misalnya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, dll

dapat dicegah pemberlakuannya. Preventif dapat dilakukan dengan

merevisi, serta memeriksa/ evaluasi rancangan Perda Syari'ah sebelum

ditetapkan dalam rapat paripurna. Evaluasi Perda dapat dilakukan oleh

Gubernur, dan/atau Menteri Dalam Negeri sebelum Perda itu

ditetapkan, hal ini akan mengurangi kerugian yang ditimbulkan

apabila setelah ditetapkan, baru diketahui kejanggalannya.

Agar dampak dari keberlakuan Perda Syari'ah tidak lebih luas.

Dapat dilakukan Pengawasan Represif, dilakukan setelah Perda

ditetapkan/ diberlakukan. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh semua

lapisan masyarakat, yaitu untuk mengetahui apakah Perda tersebut

efektif dan efisien untuk diberlakukan, apakah Perda tersebut tidak

melanggar hak konstitusional subjek hukum, apakah telah memenuhi

asas keadilan dan kepastian hukum, dan faktor-faktor lain untuk

menguji keberlakuan Perda tersebut, sehingga apabila Perda tersebut

tidak layak untuk diterapkan, dapat diajukan laporan untuk

membatalkan Perda tersebut.

Sesuai dengan ketentuan pasal 24 A ayat (1) UUD 1945 dan 20

ayat (2) huruf b Undang-undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun

2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Mahkamah Agung berwenang

menguji peraturan perundang-undangan dibawah UU terhadap UU.

Sehingga apabila Perda Syari'ah dinilai melanggar hak konstitusional

seseorang, seperti pembatasan dalam menjalankan agama dan

kepercayaannya, maka orang yang merasa dirugikan tersebut dapat

mengajukan laporan pada Mahkamah Agung.

30 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011

Page 27: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

Hal inilah yang harus dicermati oleh masyarakat, karena mereka

memiliki hak untuk melaporkan Perda Syari'ah yang seharusnya

dibatalkan. Hal ini perlu disosialisasikan lebih luas pada seluruh

rakyat Indonesia, karena fakta dimasyarakat, sangat jarang

subjek hukum yang mengetahui hal ini, dan berani untuk

melaporkannya.

C. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pemaparan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

bahwa Perda Syari'ah bertentangan dengan aturan-aturan

hukum diatasnya, seperti UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM,

UU No. 10 Tahun 2004, UU Pemda, UUD 1945. Dengan demikian

Perda Syari'ah harus dibatalkan pemberlakuannya karena

keberadaan Perda Syariah dapat melanggar hak konstitusional

masyarakat dalam menjalankan peribadatan menurut agama dan

kepercayaannya masing-masing, serta dapat memecah

kebhinekaan dalam persatuan Indonesia yang berasaskan

Pancasila.

Kewenangan pembatalan Perda Syari'ah, yang sesuai

dengan pasal 145 ayat (3) UU Pemda dipegang oleh Presiden,

atau dapat dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama

Presiden. Pembatalan Perda Syari'ah juga dapat melalui uji

materi Perda Syari'ah oleh Mahkamah Agung, kemudian

diajukan hasil uji tersebut kepada Pemerintah untuk dibatalkan.

Jalur pelaporan Perda bermasalah, termasuk Perda Syari'ah

harus disosialisasikan secara seluas-luasnya kepada seluruh

masyarakat Indonesia melalui media massa, baik media massa

nasional maupun media massa swasta yang ada di daerah, agar

masyarakat mengerti dan mengetahui bagaimana hak-hak

konstitusionalnya, yang apabila dilanggar oleh suatu aturan

Perda, dapat melaporkan pada yang berwenang. Perlindungan

keamanan pelapor harus dijamin

Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011 31

Page 28: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BAU

oleh aparat penegak hukum, karena sering kali masyarakat enggan

untuk melapor dengan alasan keamanan.

Merubah atau merevisi sifat dari pengujian Perda dan pelaporan

masyarakat yang masih bersifat pasif atas pelanggaran hak

konstitusional, juga pelaporan terhadap adanya Perda yang tidak sesuai

dengan prinsip-prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berasaskan Pancasila, "pasif" disini berarti Mahkamah Agung Tidak

akan menguji kelayakan suatu Perda, termasuk Perda Syariah, apabila

tidak ada atau tanpa laporan dari masyarakat yang merasa dirugikan

atau merasa hak konstitusionalnya dilanggar oleh aturan Perda

tersebut. Padahal tanpa laporanpun, dapat diketahui apakah suatu

Perda tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip NKRI, pancasila, UUD

1945 ataukah tidak sesuai seperti Perda Syari'ah misalnya. Dengan

demikian diharapkan peran aktif dari lembaga-lembaga negara terkait

untuk langsung mengupayakan membatalkan perda tanpa laporan

dari masyarakat, hal ini sebagai tindak lanjut dari pengawasan represif

yang dapat dilakukan lembaga-lembaga negara tersebut.

Pengawasan preventif sangat perlu ditingkatkan, mengingat

banyaknya Perda-perda bermasalah di daerah, termasuk Perda Syari'ah

yang dalam penetapannya luput dari pengawasan.

Revisi sosialisasi aturan yang selama ini hanya aturan- aturan

yang telah ditetapkan yang disosialisasikan, padahal yang seharusnya

lebih disosialisasikan adalah rancangan dari aturan tersebut, sehingga

apabila terdapat keberatan dapat diadakan dialog-dialog, diskusi untuk

penyempurnaan aturan. Dengan demikian, aturan-aturan hukum yang

ditetapkan tidak akan mudah direvisi atau diganti, lebih jauh lagi,

aturan hukum yang telah ditetapkan tidak akan mengalami

pembatalan.

32 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011

Page 29: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

Daftar Pustaka

Ali, Achmad, 2009, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori

Peradilan (JudicialPrudence) Termasuk Interpretasi

Undang-undang (Legisprudence), Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Chazawi, Adami, 2002, Pelajaran Hukum Pidana I Stelsel Pidana,

Tindak Pidana, Teori-teori Pemidanaan & Batas Berlakukan

Hukum Pidana, Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Ridwan, HR, 2002, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta : UII

Press.

Atmadja, "Manfaat Filsafat Hukum dalam Studi Ilmu Hukum"

dalam Kertha Patriku, Nomor 62-63 Tahun XIX Maret-Juni

1993.

Indonesia, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah.

Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004

Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999

Tentang HAM.

Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2001

tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh

Sebagai Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Kholil Rokhman/Koran Sl/ugo, "Marzuki Alie: Perda Syari'ah

Harus Dibatalkan", http: / /news.okezone.com/

r e a d / 2 0 1 1 / 0 3 / 1 0 / 3 3 9 / 4 3 3 6 6 7 /

marzuki-alie-Perda- Syari'ah-harus-dibatalkan, Kamis, 10

Maret 2011 19:22 wib, diakses tanggal 30 juli 2011.

Jurnal Konstitusi. Vol. I, No. 2, November 2011 33

Page 30: 1945erepo.unud.ac.id/id/eprint/6789/1/888e58d3dcae6812e2d1b... · 2020. 7. 21. · vol. I, No.1, November . 2011 . Pengantar Redaksi 5 . o Instrumen Hukum Pembatalan Perda Syari'ah

PKK UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL BALI

h t t p : / / www.csrc.or.id / r e s e a r c h / i n d e x .

php?detail=20080626083029, "Perda Syari'ah Islam di Era

Otonomi Daerah: Implikasinya Terhadap Kebebasan Sipil,

Hak-hak Perempuan, dan Non-Muslim", diakses tanggal 30

juli 2011.

http: / / www.mui-bukittinggi.org/index.php?option=com

content&view=article&id=58:kontroversi-seputar-Perda-

Svari/ah&catid=35:artikel&Itemid=54, diakses tanggal 30

juli 2011.

Saepudin, "Peraturan Daerah Syariah Dalam Sistem Hukum

Indonesia", http://saepudinonline.wordpress.

com/2010/12/12/peraturan-daerah-svariah-dalam-

sistem-hukum-lndonesia/, Posted on Desember 12, 2010 by

saepudin. diakses tanggal 30 juli 2011.

Suroso, "Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung, Peraturan

Daerah Syariah Dalam Dinamika Sosial Bangsa Indonesia",

http: / / fh.wisnuwardhana.ac.id/ index,php?option=com

content&task=view&id=48&Ite mid-13. Wednesday, 19

May 2010, diakses tanggal 30 juli 2011.

Google.com, "Diurutkan Perda Syariah berdasarkan jumlah

perkembangan pada tiap tahunnya :Ekskalasi tahun dari

1999-2009 Berjumlah Total 151 Perda", diakses tanggal 30

juli 2011.

34 Jurnal Konstitusi, Vol. I, No. 2, November 2011