depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. ·...

95

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

154|Manusia Hindu dan Alam

Page 2: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

i|Manusia Hindu dan Alam

MANUSIA HINDU

DAN ALAM

Page 3: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

ii|Manusia Hindu dan Alam

Page 4: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

iii|Manusia Hindu dan Alam

.....................................................................................................................................................................

MANUSIA HINDUDAN ALAM

I Nyoman Yoga Segara

Kata PengantarProf. Dr. Dra. Relin DE., M.Ag.

Guru Besar Filsafat Ilmu IHDN Denpasar

s e t i a b a k t i

Page 5: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

iv|Manusia Hindu dan Alam

Cover Design : M. SetiaLay Out : N. Bakti

Cetakan : I Maret 2020ISBN : 978-602-6740-50-2Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Penerbit : CV. Setia BaktiJl. Padma 30 Penatih Denpasar [email protected]

Isi di luar tanggung jawab percetakanPT. Mabhakti

I Nyoman Yoga Segara

Manusia Hindu dan Alam

Page 6: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

v|Manusia Hindu dan Alam

KATA PENGANTARProf. Dr. Dra. Relin DE., M.Ag.

(Guru Besar Filsafat Ilmu IHDN Denpasar)

Buku ini menjadi alternatif bagi yang ingin memahamiarti penting alam bagi manusia. Bukan saja karena dimulaidengan pertanyaan mengapa manusia harus melindungi alam,tetapi bagaimana manusia melakukannya. Yang lebih serius,apakah manusia menjadi bagian dari alam sehingga ia begitubergantung darinya, atau apakah ia sebenarnya berjarak,misalnya karena kebutuhan untuk hidup, ia terpaksa melakukanusaha-usaha pelestarian? Sampai pada titik ini, penulis berusahakeras untuk menjelaskan bahwa manusia, seberapa pun hebatdirinya sebagai manusia bebas, tetap saja tidak dapat hidupsendiri di alam. Seluruh kebutuhan hidupnya telah disediakanalam, beberapa di antaranya bahkan disediakan secara gratis.Memang ada beberapa kebutuhannya yang harus diolahnya,dengan mesin misalnya, namun bukankah Tuhanmemberikannya kemampuan untuk itu? Ironisnya memang,hanya karena manusia memiliki kemampuan menguasai alat-alat produksi itu, mereka bisa seenaknya memperlakukan alamseperti menghadapi lawan yang harus ditundukkan, atau sepertipermen yang harus diisap sampai habis tanpa sisa.

Saya kira, penjelasan penulis tentang siapa manusia Hinducukup memadai, terutama soal penciptaan manusia dan alam

Page 7: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

vi|Manusia Hindu dan Alam

awal mula, unsur-unsur pembentuk dirinya dengan alam, dankehadiran Tuhan di dalam dirinya dan alam. Melaluipembahasan ini, penulis berharap kita semua memilikikesadaran kosmis atau kesadaran jagat raya. Dengan kesadaranini, penulis juga ingin menjawab berbagai masalah sekaliguspertanyaan yang diajukannya sendiri pada bagian awalbukunya. Menariknya, beberapa masalah itu bukan saja adalahpengalaman pribadi penulis tetapi juga kita semua. Namun,pengulis ingin kesadaran kosmis itu tidak hanya memenuhiruang hampa nirtindakan konkrit. Masalah mulai muncul ketikaranah kognitif yang begitu ideal, sebagaimana dalam banyakkutipan kitab suci, ingin diaktulisasikan secara nyata. Dunia idealdan dunia aktual akan terus berdialektika, bahkan mungkintidak akan pernah berakhir. Ini menjadi tantangan tersendiri—bukan saja bagi penulis—ketika ingin mengaktualisasikankonsep besar Tri Hita Karana menjadi sikap etik dan refleks sosialdalam keseharian hidup.

Melanjutkan soal penciptaan semesta, penulis tidak inginkita hanya menyadari keberadaan sang diri, tetapi juga secarasadar memberikan cinta dan kasih sayang kepada alam. Secarasederhana, penulis hanya ingin mengulik sifat yang hakiki didalam diri, yaitu cinta kasih. Tentu bukan sembarang cinta yangdimaksud penulis. Cinta kepada alam itu mungkin menjadisesuatu yang sangat berat, dalam beberapa hal mungkin sajasulit untuk diwujudkan. Manusia sudah kadung memandangdirinya sebagai makhluk yang lepas terpisah dari alam, dan mulaimendaku jika alam tidak memberikan apa yang diinginkannya,atau alam membuatnya terlambat ke kantor karena jalananbanjir, petani marah saat hama menyerang padinya atau nelayanmurka karena laut tak memberinya hasil tangkapan. Bahkanmanusia bisa seenaknya membenci hujan padahal sebelumnya

Page 8: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

vii|Manusia Hindu dan Alam

saat kemarau yang begitu panas, mereka begitu mendambahujan. Penulis ingin mengkoreksi cara kita memandang alamselama ini. Saat bencana kita merenung dan sibuk mencari hik-mah, namun saat alam memberikan keindahan pemandangan,tak jarang kita juga merusaknya. Banyak kasus ambiguitasseperti ini terjadi, bahkan di media sosial menjadi viral, misalnyasaat taman bunga begitu indah, orang yang berkunjung tidakhanya menikmatinya tetapi juga mencabuti bunga-bunga takbersalah itu. Kita terlalu memusatkan diri dengan mendaku, danalam itu liyan.

Selanjutnya, penulis juga berusaha meyakinkan bahwakarena unsur pembentuk dirinya yang sama dengan alam, makadengan kesadaran jagat rayanya itu, ia harus mencintai alamsepenuh-sepenuhnya, termasuk karena ia menyadari kehadiranTuhan di dalam dirinya dan alam. Postulat yang dibangunpenulis cukup sederhana: “mencintai atau menyakiti alam adalahjuga mencintai atau menyakiti diri sendiri, alam dan Tuhan”.Masalahnya lagi-lagi tidak mudah memberikan cinta kepadaalam saat rasa keakuannya lebih besar dari rasa syukurnyadapat hidup di atas alam. Kecenderungannya adalah manusiamerasa tidak perlu memberikan cintanya sepenuh hati kepadaalam karena ia ingin semua orang seharusnya melakukantindakan yang sama, bukan hanya dirinya sendiri semata.Karena itu, penulis memberikan contoh-contoh bagaimanasebaiknya memelihara air, tanah, udara, cahaya dan ruangakasa. Kelimanya atau Panca Maha Bhuta itu adalah unsur-unsuryang sama ada di dalam bhuana agung (alam, semesta) danbhuana alit (manusia, makhluk hidup). Sebenarnya tema inimelanjutkan tema sebelumnya tentang kecintaan manusiakepada alam yang bisa dilakukan dengan ragam cara. Misalnya,jika cinta itu ditunjukkan dengan menanam pohon, maka

Page 9: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

viii|Manusia Hindu dan Alam

manusia juga sebenarnya telah memberikan perhatian besarpada kesuburan tanah, pohon sebagai penyerap air, pohonmemberikan oksigen dan pohon dapat membuat ruang menjadiindah.

Terakhir, meski bukan yang terakhir, penulis merefleksikanbukunya sebagai harapan agar kita semua dapat hidup bersihdan sehat tidak saja di dalam rumah tetapi juga di tempat suci.Tampaknya, ungkapan klise bahwa bersih itu pangkal sehat ataukebersihan adalah bagian dari iman (sraddha) menjadi harapanyang ingin disampaikan penulis di akhir bukunya. Bahkandengan sengaja, penulis berani menyampaikan pengalamanempiriknya, kalau bukan sebuah testimoni saat tidak kuasabersembahyang di depan canang yang berserakan danbertumpuk dalam waktu lama. Bau anyir dikatakan penulistelah menusuk hidung dan membuyarkan konsentrasinya.Secara bercanda, penulis mengatakan bahwa bagi yang sudahdalam tingkatan raja yoga, mungkin pemandangan jorok itubersifat maya yang tidak memiliki pengaruh apa-apa. “Tetapiyogin dalam kehidupan ini berapa orang sih”, mungkin itu batinpenulis. Dan dengan gaya antropologisnya, penulismengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentangrusaknya alam Serangan karena reklamasi dan masih kukuhnyaorang-orang di pesisir Bali selatan itu menjalankan tradisileluhurnya melalui upacara mamintar.

Buku ini ditulis dengan gaya tidak biasa. Di awal sepertinyaini akan menjadi tulisan seorang antropolog, tetapi sebagian besartema dikerjakan dengan menggunakan pendekatan filsafat.Sebagian yang lainnya penuh dengan kutipan sloka dan mantrakitab suci, layaknya seorang teolog. Gaya ini dapat dipahamikarena penulis hidup dengan banyak tradisi, yaitu agama, filsafatdan antropologi. Konsekuensinya, buku ini akan mudah dibaca,

Page 10: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

ix|Manusia Hindu dan Alam

lain tempat pasti sedikit menyulitkan. Namun pesan buku inisangat kuat: manusia harus menyadari dirinya sebagai bagiandari alam dan karena itu manusia berkewajiban mencintai alam,apakah saat diberikan bencana atau kemakmuran.

Secara keseluruhan, buku ini layak menjadi referensibagi, sekali lagi, mereka yang menggiati agama, filsafat danantropologi.

Denpasar, 10 Pebruari 2020.

Page 11: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

x|Manusia Hindu dan Alam

Untuk Tuhan, sang pemilik aksara.Kedua orang tuaku, I Made Jaya dan Ni Wayan Suni.

Istriku, Dian Karina. Kedua anak lanangku:I Gde Amartya Sattvika Segara, dan

I Kadek Chaka Sababathi Segara.

Page 12: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

xi|Manusia Hindu dan Alam

PRAKATA

Buku ini sebagian besar terinspirasi dari pengalamanpenulis saat diminta menyusun naskah tentang perlindunganterhadap lingkungan. Naskah tersebut telah diterbitkan ataskerjasama Kementerian Lingkungan Hindu dan Parisada HinduDharma Indonesia Pusat pada 2013. Yang membedakannya, dansangat berbeda, buku ini dimutakhirkan dengan berbagai dataterbaru. Pengalaman pribadi penulis dibanyak tempat, terutamaketika kembali berumah di Bali, secara sadar ikut mewarnaikeseluruhan isi buku ini. Bahkan pengalaman-pengalaman ituberlangsung dalam skala kecil dan induktif. Misalnya, ketikapenulis tidak sanggup memusatkan pikiran di hadapan bahanupacara yang membusuk di sebuah pura, menjadi menarikuntuk disampaikan, terutama tema hidup bersih dan sehat dilingkungan pura. Begitu juga pengalaman langsung merasakantanah kelahiran penulis sendiri yang mengalami perubahanbesar-besaran dari sebelum dan setelah direklamasi dikerjakan,baik saat diawal-awal peristiwa itu terjadi maupun jauhsetelahnya. Bahkan saat kembali dari tanah rantau hampir 20tahun lamanya, pemandangan itu masih sama.

Baik buruknya keberadaan alam, tidak bisa dilepaskandari polah manusia yang kadang pongah, sehingga sifat alamyang pasif dalam buku ini tidak menjadi pokok diskusi.Sebaliknya, ikhwal manusia menjadi penting untuk dibicarakanterlebih dahulu. Karena itu, penulis sengaja mengetengahkantema manusia secara filosofis, mulai dari filsafat barat hinggadalam pandangan Hindu. Soal manusia, terutama tentang jiwa

Page 13: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

xii|Manusia Hindu dan Alam

dan tubuh terus dan akan selalu menjadi tema menarik.Sengitnya argumentasi para ahli tidak terjadi baru-baru ini saja,tetapi sejak ribuan tahun silam. Bahkan agama tidak bisamenengahinya “perkelahian” itu. Dan dalam buku ini, penulisberkesempatan menyajikan pandangan Hindu, yang sebenarnyajuga tidak tunggal dalam memahami jiwa-tubuh. PandanganMahatma Gandhi tentang jiwa-tubuh menjadi menarik untukdibaca ulang terutama ketika ia justru membebaskan tubuhnyamendapat siksaan, namun tidak bagi jiwanya. Gerakanrevolusioner ini dinamakan ahimsa yang telah berhasilmembebaskan India dengan tanpa pertumpahan darah, tidakseperti negara lain yang susah payah keluar dari kesulitankolonialisme.

Pengalaman batin dan berfikir filsafati, menjadi modalpenulis untuk menuangkannya ke dalam tulisan dengansentuhan antropologis, terutama saat memulai isi buku danmengakhirinya dengan sebuah refleksi. Cara ini mungkin tidaksepenuhnya berhasil karena penulis mengakui secara sadar, bukuini menjadi terfragmentasi. Meskipun telah terdapat satupembidangan ilmu, misalnya dengan kemunculan filsafatantropologi, tetap saja ada kesulitan untuk menjadikan setiappembahasan tema melalui sebidang ilmu itu saja. Pada akhirnya,dan ini mungkin menjadi jalan tengah, ada beberapa tema yangharus dibahas secara filosofis, tema lain dibaca denganantrropologi. Terlebih arus utama dalam buku ini adalahmanusia, alam dan Tuhan. Selain itu, penulis juga harusmenyampaikan pesan agama melalui berbagai kutipan kitabsuci Weda, pekerjaan yang lumrah dilakukan para teolog. Jadilahbuku ini ditulis dengan pendekatan agama, filsafat danantropologi.

Lepas dari enak tidak enaknya dan mudah tidakmudahnya buku ini ditulis, ada satu harapan besar, dan inimenjadi cita-cita bersama bahwa manusia dan alam bisa

Page 14: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

xiii|Manusia Hindu dan Alam

harmonis dalam hubungan yang saling memberikanperlindungan. Kita, dengan segala kemampuan penting yangtidak dimiliki makhluk lainnya, seharusnya bisa menjadikanalam sebagai sahabat; Kita, dengan segala kebutuhan mendasardalam hidup, bergantung sepenuh-penuhnya kepada alam; dankita, dengan menyadari diri sebagai ciptaan Tuhan, akanmemperlakukan alam sebaik-baiknya di mana Tuhan juga hadirdi tengah-tengahnya. Namun menjadi religius denganmenyadari kehadiran Tuhan dalam diri dan di alam saja tidakcukup. Religiusitas kita haruslah menghasilkan sikap etik danterutama menjadi refleks jika misalnya, mendapati saluran gotmampet, atau jalanan kotor karena sampah. Kecintaan kitakepada alam sangat bisa kita mulai dari dalam diri sendiri, kamartidur sendiri, kamar mandi sendiri, sebelum melakukannya diluar rumah dan lingkungan yang lebih besar.

Berdasarkan hasil bacaan yang tercerap, terutama dalamkitab suci, sesungguhnya umat Hindu telah diajarkanmelakukan hidup bersih dan sehat. Dan konsep besar Tri HitaKarana, yang juga dikagumi banyak orang, beberapa diantaranya bahkan menyebutnya sebagai kearifan Hinduismepaling mentereng, tidak cukup hanya menjadi bahan untukdharmawacana, dharmatula atau tagline penciri bahwa Hindu itumencintai alam, tetapi harus menjadi praktik sosial. Tri HitaKarana tidak bisa juga hanya dijadikan ajaran normatif yangkadang abstrak, tetapi harus konkrit. Yang ironis, dan sepertiyang sudah banyak terjadi, konsep Hindu itu malah dilakukanoleh orang lain, sebagaimana yoga, pengobatan ayurweda atauhidup sehat dengan vegetarian yang sudah menjadi tren dangaya hidup di dunia.

Seloroh orang Bali atau umat Hindu yang bepergian keluar negeri, terutama ke negara-negara maju sering menggelitik,apakah itu lucu atau kita terpaksa menelan kepahitannya.“Orang Belanda tidak beragama Hindu, tidak kenal Tri Hita

Page 15: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

xiv|Manusia Hindu dan Alam

Karana, tetapi mereka secara implisit menjalankan hidup harmonidengan alam. Lihatlah pohon merindang hijau, kolam-kolampenuh ikan yang begitu tenang dari pemancing, burung-burungbebas beterbangan tanpa tekanan pemburu. Nah, kita umatHindu di Bali, sering koar-koar menyebut diri sebagai agama yangmengajarkan hidup harmoni dengan alam tetapi acap kalimembiarkan alam rusak, dan bahkan ia pelaku utamanya”, ujarseorang teman saat jalan-jalan di taman sekitar UniversitasLeiden, 2012 silam. Mendengar tautologi ini, suasana seketikasunyi, lidah menjadi kelu menelan kritik yang menghujam tepatdi jantung hati kami semua.

Buku ini hanya mengingatkan kembali bahwa selama inimungkin kita terlalu banyak menuntut kepada alam tapi alfamembalas kebaikannya. Alam itu terbatas, dan tidak bisa terus-terusan menjadi tempat manusia menyusu. Secara halus, ketikamanusia bersemangat membangun koloni di luar bumi,misalnya ke planet Mars, alam berbisik pelan bahwa ia sudahmulai menua dan tak sanggup memenuhi seabrek kebutuhanmanusia yang sering diperlihatkan dengan cara berlebihan.Beberapa di antaranya dengan serakah dan tamak. Kerusakanalam sepenuhnya tidak bisa diperbaiki denganmengembalikannya ke posisinya semula, dan manusiaseharusnya menyadari kelemahan paling mendasarnya ini dihadapan alam. “Semoga, jika kita ingin membuang sampah, tetapitong sampah tidak tersedia, kita tanpa malu akan membawanya didalam kantong celana”.

Pulau Serangan, 31 Januari 2020INYS

Page 16: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

xv|Manusia Hindu dan Alam

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................ vPrakata ..................................................................................... xiDaftar isi ................................................................................... xv

KONDISI ALAM DAN SIKAP KITA .............................. 1Sebuah Pengalaman, Suatu Pengharapan ........................... 2Kondisi Alam Kita ................................................................... 7Yang Biasa Kita Lakukan ....................................................... 19Daya Dukung Bali Yang (mulai) Minor ............................... 23

FILSAFAT MANUSIA HINDU .......................................... 31Manusia dalam Filsafat Barat ................................................ 32Manusia dalam Metafisika ..................................................... 40Manusia Hindu: Asal Muasal, LapisanTubuh, dan Kemampuannya ................................................. 43Kemanunggalan Jiwa-Tubuh: Membaca Gandhi ................ 47

MANUSIA, ALAM, DAN TUHAN.................................... 58Semesta Penciptaan dalam Hindu ......................................... 59“Menjaga” Unsur-Unsur Penciptaan .................................... 67Manusia, Alam dan Kesadaran Kosmis ................................. 72Tuhan dan Alam ...................................................................... 76

Page 17: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

xvi|Manusia Hindu dan Alam

CINTA MANUSIA KEPADA ALAM .............................. 80Manusia (harus) Mencintai Alam, Dirinya dan Tuhan ...... 81Cinta Manusia Melalui Tanaman ........................................ 85Cinta Manusia Melalui Sikap Etik ....................................... 90Cinta Manusia Melalui Ritual .............................................. 93

MANUSIA DAN HARMONI ALAM .............................. 99Manusia Memuliakan Air ..................................................... 100Manusia Menyuburkan Tanah ............................................ 108Manusia Menyegarkan Udara ............................................ 113Manusia Membuka Tirai Cahaya ........................................ 118Manusia Menata Ruang Akasa ............................................ 120

HIDUP BERSIH, HIDUP SEHAT .................................... 122Selintas PHBS........................................................................ 123Konsep Mandala, Ruang, dan Natah ................................... 126PHBS: dari Rumah ke Pura ................................................. 130Janji Suci Lembaga Suci ....................................................... 134

REFLEKSI: ALAM, REKLAMASI, DAN RITUS .......... 140DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 148TENTANG PENULIS ........................................................... 153

Page 18: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

1|Manusia Hindu dan Alam

KONDISI ALAM DANSIKAP KITA

Mengapa alam? Ini menjadi pertanyaan klasik yang menjadipelenting buku ini. Alasan praktisnya, saat ini alam kita sudahmulai menua, akibatnya banyak organ di dalamnya mengalamikerusakan. Berbagai kerusakan itu membawa akibat, bukan sajauntuk dirinya tetapi penghuni lainnya, manusia, binatang,tumbuhan, dan makhluk lainnya. Akibat negatifnya melampuiwaktu yang seharusnya terjadi. Banyak manusia khususnya,mulai berpenyakit bahkan dibawa sejak dalam kandungan.Namun sikap kita terhadap alam ternyata masih sama saja. Alamhanya dipandang material semata, tempat manusia hidup. Sikapdan cara bertindak kita lebih didominasi paradigma deterministiktinimbang naturalistik. Pendekatan agama juga masih belummenyentuh level kesadaran, apalagi membuat manusia memilikipandangan bahwa menjaga kebersihan alam adalah bagian daripraktik agama. Padahal manusia berhutang besar pada alam,tidak sebaliknya. Untuk itu, pada bagian awal dari buku ini,perlu dijelaskan bagaimana sebenarnya keadaan alam kita, lalusikap kita, dan bagaimana alam Bali, tempat umat Hindu diIndonesia mendapatkan semua privilege dari alam. Pengalaman-pengalaman empirik, khususnya penulis serta kejadian sehari-hari, penting untuk digambarkan karena setiap perjumpaandengan alam selalu menghasilkan kesan yang tercecap lama dimemori. Ini bisa terjadi karena alam itu mempesona sekaligusmenakutkan. Dua dimensi psikologis ini ternyata juga menjadi

Page 19: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

3|Manusia Hindu dan Alam

mengapung dan kampih di pantai. Itu sebabnya, kami terbiasamandi di tepi laut dengan air yang jernih. Bahkan jauh sebelumada reklamasi pantai oleh PT. BTID di awal 1990an, seraya mandikami juga menangkap ikan-ikan kecil, lumayan untuk dijadikanlauk. Angin pantai juga menyejukkan, pasirnya bersih darisampah. Yang terlihat kotor—tapi tidak bagi ekosistem yangmemang habitatnya di sana—hanya di rawa-rawa, itupunkarena tanahnya hitam berlumpur. Di luar itu, semuanya masihrelatif baik-baik saja.

Karena alam yang asri pulalah, di masa lalu umat Hindujika ke pura membawa gebogan, buah dan kue haturan dibiarkanterbuka. Tak ada yang dibungkus plastik, apalagi masih bersegel.Nunas surudan banten tidak perlu khawatir sakit perut karenaudara belum mempolusinya. Asap kendaraan juga tidak sampaimengotori jaje begina, satuh, uli, iwel, agar-agar, atau buah yanglangsung bisa dimakan tanpa dikupas, macam sawo atau apel.Segala jenis haturan ini, terutama buah-buahan juga masih lokalyang diproduksi petani di Bali, sedangkan kue-kuenya dibikinsendiri, di rumah-rumah. Alam yang sehat juga dimanfaatkanorang tua untuk membiarkan anak-anaknya bermain dihalaman rumah (natah). Mereka main debu (buk), juga hujan-hujanan. Tak ada kekhawatiran mereka akan sakit. Kalau puntak tahan, paling hanya filek, tak ada penyakit serius. Lagu“Desaku” kalau didendangkan sekarang, tampaknya akanmembawa kita ke masa lalu itu.

Memang tidak akan adil kalau alam di masa laludibandingkan dengan saat ini. Pasti sangat jauh berbeda. Ruang-ruang kosong (karang suwung) di desa maupun kota sudah mulaiberubah fungsi. Karang suwung yang dulu multi-fungsi, sepertimenjadi resapan air, penghijauan, atau bahkan sekadar tempatduduk-duduk sambil ngobrol (ngorta), kini sudah banyakmenjadi komplek perumahan, pertokoan atau terkena proyekpelebaran jalan. Di beberapa daerah menuju pusat kota

Page 20: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

5|Manusia Hindu dan Alam

yang dulu identik sebagai penyakit mahal, kini mudahmenyerang mereka, bahkan di usia anak-anak. Menurut RatuAyu Dewi Sartika,2 obesitas pada masa anak dapatmeningkatkan kejadian diabetes mellitus (DM) tipe 2. Selain itu,juga berisiko untuk menjadi obesitas pada saat dewasa danberpotensi mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa danpenyakit degeneratif seperti penyakit jantung, penyumbatanpembuluh darah dan lain-lain. Selain itu, obesitas pada anak usia6-7 tahun juga dapat menurunkan tingkat kecerdasan karenaaktivitas dan kreativitas anak menjadi menurun dan cenderungmalas akibat kelebihan berat badan.

Kembali ke orang Serangan, dan orang-orang di pesisirlain pada umumnya kini juga sama saja. Orang-orang tua yangsejak dulu hidupnya tak jauh dari hasil laut kini banyakmengalami penyakit “modern”. Akibat pencemaran dan salahkelola laut diberbagai tempat, banyak ikan mengandungmerkuri dan zat berbahaya lainnya. Penyakit gagal ginjalbanyak ditemukan di Serangan. Salah satu dugaannya adalahburuknya kandungan yang terdapat pada daging ikan. Pantaidan laut di mana-mana mulai kotor. Sampah yang duludianggap kiriman dari luar Bali, terutama pada musim-musimtertentu, kini sudah banyak diproduksi orang Bali sendiri.

Karena kompleksitas itu, masih banyak masalah yangharus kita jawab bersama, terutama berkenaan dengan cara kitakita memperlakukan alam semesta, mulai dari sikap kita sebagaiindividu, anggota masyarakat dan sebagai umat beragama. Jugaperilaku dari dalam rumah hingga menular ke lingkungansekitar. Lebih serius lagi, sikap etis kita terhadap alam yang dalambanyak isi kitab suci sudah diingatkan sebagai perwujudanTuhan. Memang, ajaran ideal dalam agama tidak mungkin bisaselalu aktual. Namun, aktualisasinya akan menemukan

2 Ratu Ayu Dewi Sartika. “Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia”.Makara, Kesehatan, Vol. 15, No. 1, Juni 2011: 37-43.

Page 21: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

7|Manusia Hindu dan Alam

merawat serta melindungi keberadaan dan segala sesuatu yangada pada alam. Dengan menjalankan swadharma (kewajiban)seperti ini, manusia berharap dapat hidup harmonis danmemperoleh kebahagiaan lahir-batin (jagat-hita). Ada banyakcara yang dapat digunakan oleh umat Hindu untuk hidupharmonis dengan lingkungan, salah satunya melakukanberbagai ritual keagamaan kepada alam. Yang juga harusdisadari, meski kita mungkin sudah melakukan yang terbaikuntuk memelihara lingkungan, namun karena perjalanan waktu,alam tidak selalu dapat memberikan bonus kebahagiaan kepadamanusia. Hal ini bisa terjadi karena evolusi (kehendak alam yangalamiah atau naturalistik) maupun determinisme tindakanmanusia yang tidak baik terhadap alam. Jangan heran, alamjuga dapat menghasilkan dampak negatif yang mewujud kedalam berbagai bentuk bencana.

Seturut dengan pengalaman sekaligus pengharapan diatas, buku ini akan mengajak kita untuk kembali memahamihakikat Sang Diri sebagai manusia yang berada dan menjadibagian dari alam. Manusia dan alam memiliki unsur-unsur yangsama. Tuhan berada dalam diri manusia dan alam, sekaligusberada di luar manusia dan alam. Karena manusia dan alamadalah satu kesatuan dan memiliki hubungan dialektis yangsederajat, maka ia wajib mencintai alam. Saat manusia mencintai,saat itu pula sebenarnya ia mencintai Tuhan. Begitu sebaliknyajika manusia mengecewakan dan menyakiti alam.

Kondisi Alam KitaSecara umum, kondisi alam di seluruh dunia mulai

mengalami banyak ancaman. Beberapa kejadian alam yangmengerikan berupa bencana banjir, longsor, gempa bumi, badai,hingga tsunami terjadi di mana-mana. Tak ada negara yangtidak mengalaminya, tak peduli negara maju, seperti AmerikaSerikat, Eropa hingga negara yang dianggap masih miskin,

Page 22: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

9|Manusia Hindu dan Alam

global akan berakibat pada perubahan curah hujan danmengakibatkan musnahnya beberapa tanaman yang tidakdapat beradaptasi pada situasi tersebut. Hal ini akan berakibatkekurangan makanan dan air dibeberapa penjuru dunia. Ketiga,Bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan. Pemanasan global akanberakibat migrasinya beberapa hewan ke tempat yang lebihnyaman atau bahkan punah akibat tidak dapat beradaptasi.Tumbuh-tumbuhan akan musnah bagi yang tidak tahan beradadalam temperatur suhu yang makin panas. Akibat lainnyaadalah kebakaran hutan yang merupakan sumber utamapengendali iklim. Keempat, Bagi manusia. Pemanasan globalakan mengakibatkan polusi udara yang berdampak padapenyakit paru-paru dan penyakit-penyakit lainnya. Akibat lainyang ditimbulkan adalah banjir yang akan merusak kehidupanmanusia. Kelima, Bagi sumber air. Pemanasan global akanmenyebabkan kekeringan yang berkepanjangan sehinggasumber air menjadi kering. Manusia membutuhkan air sebagaisumber kebutuhan utama. Jika sumber air sulit didapatkan,maka banyak manusia yang akan musnah. Keenam, Bagi iklim.Pemanasan global akan menyebabkan frekuensi curah hujanyang berlebihan dibeberapa tempat. Akibatnya, dibeberapatempat akan mengalami banjir. Hal lain yang disebabkanpemanasan global adalah frekuensi topan dan badai akanmenjadi lebih sering karena adanya perubahan iklim.

Dalam penjelasan lebih lanjut, Riki Martusa menyatakanbahwa rumah kaca adalah penyebab utama pemanasan globalitu terjadi karena efeknya yang tidak natural terjadi di sekitarplanet bumi yang disebabkan oleh gas-gas karbon dioksida,metana, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan khloro fuorokarbon yang dilepaskan secara berlebihan. Gas-gas ini berasaldari cerobong pabrik-pabrik industri, sisa pembakaran yangberasal dari knalpot mobil dan motor, AC, kulkas, dlsb.Tampaknya, semua fitur teknologi yang kita gunakan sedari

Page 23: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

11|Manusia Hindu dan Alam

Untuk kasus kebencanaan di Indonesia, Tri Pranadji4

bahkan secara keras menyatakan bahwa sebetulnya berdasarkankeilmuan ekologi manusia, parameter untuk menunjukkanterjadinya kerusakan lingkungan sudah dapat diamati lebih darisetengah abad lalu. Secara awam saja, dalam 2-3 tahun terakhir,dari pemberitaan berbagai media massa (elektronik dan cetak)dan dari pengamatan dengan kasat mata, berbagai kerusakanserius sudah terjadi. Menurutnya, kerusakan itu terjadi akibatpendekatan pembangunan yang sebenarnya berporos padakerusakan nilai-nilai budaya. Beberapa kerusakan parahditunjukkan Pranadji, antara lain:1. Terjadinya peningkatan pencemaran perairan di kawasan

padat penduduk, dan menyebabkan masyarakat kecilmendapat musibah dan tidak mendapat pembelaan yangwajar. Kondisi ini menjadi petunjuk adanya pemberian hak-hak istimewa pada kelompok elit tertentu dan pengabaianhak-hak orang banyak dan masyarakat setempat, seperti:a. Kasus pencemaran logam berat di Teluk Buyat (Sulawesi

Utara) telah menyebabkan berbagai penderitaan padapenduduk setempat.

b. Kasus pencemaran di Teluk Jakarta, akibat limbahindustri, menyebabkan sejumlah besar ikan dari berbagaijenis mengalami kematian.

c. Kasus pencemaran Sungai Landak (Kalimantan Barat)akibat penggunaan merkuri (Hg) untuk penambangan(emas) liar di daerah hulu sungai menyebabkanmasyarakat di sepanjang perairan Sungai Landakmenderita gatal-gatal dan penyakit kulit yang masihasing.

4 Tri Pranadji. “Keserakahan, Kemiskinan Dan Kerusakan Lingkungan. Pintu GerbangPencermatan dan Penguatan Nilai-nilai Budaya Indonesia pada Milenium ke-3”. AnalisisKebijakan Pertanian. Volume 3 No. 4, Desember 2005: 313-325

Page 24: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

13|Manusia Hindu dan Alam

kepentingan pribadi), dan elit adat (yang kehilangan sifatamanah) untuk merampas sumberdaya milik bersama secaraterorganisir. Tampaknya “budaya mutual-benefit baru”menyusup secara sistematik dalam tatanan masyarakat lintastradisi, hirarkhi, dan wilayah administrasi.

5. Terjadinya penyerbuan lahan milik PT. Perhutani oleh“pasukan petani lapar tanah” di banyak daerah, karenamendapat dorongan dan aba-aba pemimpin populis,menyebabkan kerusakan sistem hidrologi yang serius dalamsatuan wilayah DAS di banyak tempat di Jawa. Akibatnyamasalah air, yang dahulu mudah didapat secara “gratis” danmenjadi bagian dari milik bersama, sekarang ini sudahterkonversi secara sosio-politik-ekonomi menjadi baranglangka. Masalah air pada masyarakat komunal di pedesaanberhasil dipaksa masuk wilayah ekonomi pasar (uang).Peraturan tentang pengelolaan sumberdaya air (melalui UUNo. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air) menjadikanbeban masyarakat miskin bertambah besar, dan azaskeadilan dalam pengelolaan sumberdaya air hanya menjadislogan di atas kertas.

6. Ekspansi usaha tani tanaman semusim ke kawasan lahankering di perbukitan, akibat tekanan kemiskinan dandesakan kebutuhan subsistensi pada sebagian besarmasyarakat pedesaan, menjadi tidak dapat dihindarkan. Halini sekaligus memberikan gambaran bahwa transformasisosial di pedesaan selama lebih dari setengah abad mengalamikegagalan, dan perekonomian masyarakat pedesaan selaludalam posisi marginal. Jika saja UUPA 1960 dijalankandengan konsisten, peluang terjadinya kesejajaran antaramodernisasi dan pembangunan pedesaan akan sangatterbuka. Kerusakan agroekosistem lahan kering dapatdipandang sebagai bagian dari jebakan kemiskinan(poverty trap) di pedesaan, yang berawal dari kebijakan

Page 25: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

15|Manusia Hindu dan Alam

Daftar panjang kasus kerusakan lingkungan yangdikemukakan Pranandji di atas tentu masih bisa ditambahkan,dan mungkin itu semua sebagian kecil masalah untuk mewakilisekian banyak kerusakan lingkungan yang masih ada di seanteroIndonesia. Sayangnya memang, tidak semua kerusakan alamitu bisa diidentifikasi secara detil. Namun, sejalan denganPranandji, saya saja yang bukan ahli lingkungan dapatmerasakan betul dibeberapa daerah di Indonesia yang pernahdikunjungi sering melihat kejadian serupa. Bahkan saat masihdi atas pesawat sebelum mendarat di Bangka Belitung misalnya,tanpa menggunakan kaca pembesar pun, saya dapat melihatjelas lubang-lubang besar bekas galian tambang timah banyakmenganga. Beberapa, atau mungkin sebagian besar bekas galianitu belum dikembalikan seperti semula. Dan ini pekerjaan beratpada akhirnya. Berita tentang penebangan pohon besar-besarandi beberapa hutan di Kalimantan atau Papua juga sudah banyakkita ketahui. Belum lagi galian-galian pasir di beberapa daerahperbukitan yang akhirnya menjadi senjata makan tuan ketikalongsor menimpa perkampungan atau rumah-rumah yang adadi bawahnya. Banjir di Jakarta dan daerah penyangga lainnyaseperti Bogor, Tangerang dan Bekasi, saban tahun terjadi dengansebab yang sama dan berulang. Lalu bagaimana dengan Bali?

Berdasarkan data, kerusakan lingkungan hidup di PulauDewata semakin meluas selama 10 tahun terakhir, seperti abrasimencapai 20 persen dari total panjang pantai, lahan kritismencapai lebih dari 55.000 hektar, hingga naiknya suhu udaramencapai 33 derajat celsius. Penyebab kerusakan ini diperkirakanantara lain dampak dari pembangunan pariwisata sejak 1970-an yang kian tak terkontrol sampai sekarang di seluruh wilayahBali. Data 10 tahun terakhir dari Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Direktorat Jenderal Sumber Daya Air DepartemenPekerjaan Umum memperlihatkan suhu udara di Bali pada bulanNovember 2008 mencapai 32-33 derajat celcius. Padahal

Page 26: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

17|Manusia Hindu dan Alam

asal Inggris, Richard Horner. Dalam video yang diunggah keYouTube maupun Facebook, Horner terlihat sedang menyelamdi antara lautan sampah plastik. Menurut Horner, lokasipenyelaman tersebut di Manta Point, salah satu lokasi favoritpara penyelam di Nusa Penida, Bali. Merujuk pada namanya,di sinilah para penyelam bisa bertemu satwa laut endemik NusaPenida, seperti ikan pari manta (M. Birostris dan M. Alfredi) danmola-mola (ocean sunfish). Namun, ketika menyelam Hornerhanya menemukan satu ekor manta. Sebaliknya, dia justru lebihbanyak menemukan lautan sampah plastik. “Tas plastik, botolplastik, cangkir plastik, keranjang plastik, bungkus plastik, sedotanplastik. Plastik lagi. Plastik lagi. Banyak sekali plastik,” kataHorner dalam bahasa Inggris.7

Unggahan diberbagai kanal itu menjadi viral bukan sajakarena jumlah sampah plastik yang massif, tetapi juga meruyakekosistem laut. Jangan lupakan, dunia mengecam kotornya lautkarena ada nama “Bali” di dalamnya, pulau yang berjuluk “TheLast Paradise” itu seharusnya bisa mengantisipasi kejadian horroritu. Seperti biasa, respon kita beragam, dan lalu bergerak setelahkejadian ini sebelumnya dibiarkan begitu saja. Selain dipicu olehviralnya sampah palstik itu, dan dengan menyadari bahaya yangditimbulkan di masa yang datang, Pemerintah Kota Denpasarmembuat terobosan besar, boleh dibilang saat itu menjadikebijakan tidak populer, mengeluarkan Peraturan WalikotaDenpasar Nomor 36 Tahun 2018 tentang PenguranganPenggunaan Kantong Plastik. Memang di awal pelaksanaannya,Perwali ini tidak bisa berjalan mulus, karena kita terlalu lamaberada di zona nyaman tanpa menyadari akibat buruk dibaliksampah plastik ini. Tentu juga belum terbiasa untuk berubah.Namun seiring berjalannya waktu, kita akhirnya memiliki refleks

7 Lihat lebih lengkap https://www.mongabay.co.id/2018/03/12/ini-hasil-pemantauan-sampah-plastik-di-nusa-penida-setelah-viral-video-penyelam-inggris/diunduh 14 Januari2020. Lihat juga situs lain yang memberitakan kejadian ini.

Page 27: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

19|Manusia Hindu dan Alam

Maret-September. Biasanya pada bulan Maret dan Septemberhujan kadang-kadang bisa turun karena gerakan angin yangtidak menentu. Sebagai orang yang tinggal di pesisir sayamerasakan saat musim kemarau berlangsung, kelembabanudara cenderung sangat rendah. Musim hujan berbarengandengan tiupan angin musim barat yang berlangsung sekiraantara September-Maret, dan musim hujan biasanya akan terjadiantara bulan Oktober hingga Febuari.

Kini, cuaca yang seolah diatur alam begitu rupa sudah tidakkeruan lagi. Sebagai contoh, ketika kami orang Serangan setiapsasih kenem di bulan Desember saban tahun menyelenggarakanupacara mamintar (di desa lain di Bali menyebutnya nanglukmerana), perjalanan kami dengan membawa pratima danpralingga desa adat, seperti barong dan rangda, biasanya diguyurhujan. Rintik dan gerimis hujan bahkan sudah dimulai ketikapersiapan upacara di pantai timur Serangan. Tahun 2019 lalu,upacara itu tetap berlangsung namun di tengah terik matahari.Begitu juga saat melakukan pemiyisan atau melasti sebagaibagian dari perayaan Nyepi, biasanya hujan mengguyur.Namun dalam 5 tahun terakhir, pemiyisan kami, dan mungkindi seluruh Bali, tak menentu, kadang kering kadang basah.Akibat perubahan cuaca ekstrim itu, para petani sering gagalpanen karena tidak sanggup memprediksi cuaca. Bencana itujuga menimpa para nelayan, padahal mereka biasanya punyaperhitungan jitu hanya dengan melihat posisi rasi bintang dilangit.

Yang Biasa Kita LakukanAtas berbagai bencana yang terjadi, kita juga meresponnya

dengan ragam pandangan dan tindakan. Pertama, yang seringterdengar, atau mungkin kita sendiri sering mengatakannya,bencana itu sebagai bagian dari rencana Tuhan atas ciptaanNya.Tuhan sebagai Yang Maha Penguasa memiliki otoritas penuh

Page 28: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

21|Manusia Hindu dan Alam

Januari, sering dianggap seremonial saja. Tetapi mungkin,berbagai kegiatan ini jauh lebih baik daripada tidak ada aksiserupa sama sekali. Keenam, melakukan refleksi melalui tindakanreligius. Tindakan ini adalah akumulasi dari “ketaatan” sekaligus“ketidakpatuhan” kita pada hukum alam yang dilakukandengan cara mensyukuri sekali menyesali apa yang telahdiberikan alam. Tindakan ini mungkin saja bagi sebagian orangdianggap sebagai kompensasi dari rasa takut, lalu manusiamengungsikannya dengan ritual yang dipenuhi doa-doa pelipurhati melalui pujian kepada Tuhan.

Cara pandang manusia terhadap alam, sebelum dansesudah bencana sering berbeda dan berubah. Dan inimencerminkan pula sikap kita dalam kehidupan. Saatmendapatkan berkah yang membahagiakan, manusia seringmelupakan sang pemberi kebahagiaan itu. Jarang kita merenungapalagi sampai berkontemplasi, mengapa kita bisa mendapatkankebahagiaan itu. Kita bisa dengan cepat menanggapi apa yangnyata dilihat mata, didengar telinga dan dirasakan kulit. Kitaabai dengan apa yang ada dibalik realitas itu. Kita menjadi tidaksensitif. Akibatnya ketika apa yang kasat mata itu tidak sesuaidengan keinginan, kita menjadi gelisah. Sebaliknya, jikakeinginan kita terpenuhi, kita girang tak kepalang. Misalnya,saat makan makanan yang enak, kita melupakan siapa pemberikenikmatan itu, dan kadang harus diingatkan oleh orang lainuntuk mengucapkan doa terima kasih atau ngaturang saiban.Jika menemukan kesulitan, kita bereaksi sangat cepat danmenuduh pemberi kesusahan dengan umpatan. Padahal, tattwadan ajaran susila mengajarkan kita untuk selalu bersyukur,dalam keadaan senang atau susah. Hal yang sama juga terjadidi ruang publik. Padmasana di rumah sakit biasanya selaludipenuhi canang, banten dan sesajen lainnya. Orang-orang jugakhidmat berdoa memohon kesembuhan anggota keluarga atausahabat baiknya. Namun, padmasana di sebuah restoran milik

Page 29: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

23|Manusia Hindu dan Alam

Daya Dukung Bali Yang (mulai) MinorAda sebagian orang, dan ini perlu diteliti secara serius,

menyatakan bahwa ritual di Bali cukup banyak menghabiskanbahan upacara dan juga biaya yang sangat tinggi. Respon orangBali juga beragam. Ada yang memang menyukai upacaramewah dan megah, entah karena memiliki banyak uang atauhanya karena jengah, atau juga menjadi orang kaya baru (OKB)karena baru habis menjual tanah warisan. Ada juga yang diliputirasa cemas berlebihan, cenderung stress terutama sebelum dansesudah perayaan, mungkin merasa upacara terlalu banyakmenyita waktu, atau karena uang yang harus dikeluarkansehabis perayaan. Mungkin juga biaya itu hasil pinjaman dibank.

Seturut dengan berbagai opini itu, daya dukung Bali untukmemenuhi semua kebutuhan upacara umat Hindu memangmulai tipis. Bahkan penjual canang dan banten saja sudah banyakbukan umat Hindu Bali. Hampir semua kebutuhan itu tidak bisalagi diproduksi di Bali sendiri. Selain karena luas alam yang mulaijauh menyusut dengan berbagai alasan, juga karena sikap danperilaku manusia yang ingin serba instan, tidak ada waktu danatau tidak banyak lagi yang bisa membuat upakara sendiri, gayahidup mewah, berpindahnya dunia nyata ke dunia maya melaluimedia sosial.9 Dan sekali lagi, belum dipahaminya secara utuhkonsep beragama sehingga praktiknya pun juga belumsepenuhnya sesuai dengan konsep yang telah diajarkan dalamagama.

Dalam sebuah “Diskusi Kamisan” yang rutin diadakan diIHDN Denpasar, saat mengangkat tema “Bukan Menghilangkan,Tapi Menyederhanakan”, tidak banyak peserta yang setuju.Maksud dari diskusi itu adalah bagaimana upakara di Bali masih

9 Saat ini sudah banyak kita temukan tawaran membeli upakara secara online, bahkansecara terang-terangan ada situs di Face Book yang menawarkan upakara denganbiaya murah dan bisa diantar ke rumah.

Page 30: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

25|Manusia Hindu dan Alam

berdampingan dengan Badung dan Denpasar juga sudah mulaimenyempit, seperti Tabanan dan Gianyar.

Menyusutnya lahan di desa yang tidak semaju desa-desayang ada di Badung, Denpasar, sebagian Tabanan dan Gianyar,tidak saja dialami mereka yang tinggal di pinggiran kota, karenapemilik modal sudah lama merambah pedalaman beberapawilayah. Akibatnya, banyak persawahan, lahan kosong (teba)dan tebing pinggir sungai yang sebelumnya dianggap angker(tenget) mulai banyak berubah fungsi. Daerah-daerah sunyiseperti itu, yang semula nyaman-nyaman saja, kini mulaimengalami konflik agraria. Misalnya, pada 23 Nopember 2019para petani Banjar Selasih, Desa Puhu, Kecamatan Payanganbersitegang hebat dengan investor PT. Ubud Resort DutaDevelopment (URDD).10 Kejadian Selasih ini membuka matapublik bahwa selain perhotelan dan restoran, kini beberapawilayah di luar Badung dan Denpasar yang masih memilikilahan luas diramaikan pemilik modal dengan ekowisata,agrowisata, dan sejenisnya. Jika tidak mampu menjaga kearifanlokal, penduduk setempat dan ekosistem bisnis yang sedang trenitu dengan tepat, juga potensial mengurangi daya dukung Baliuntuk memproduksi kebutuhan dasarnya.

Kedua, dengan luas wilayah yang makin terbatas itu, makamakin sedikit pula kebutuhan dasar yang dapat diproduksi secaramassal. Dulu kita sering mendengar sekaligus membanggakanbeberapa wilayah memiliki ikon penghasil buah, sepertiKarangasem dengan salak Bali, Bangli (jeruk), Buleleng (anggur),dan Tabanan (beras). Perlu dilakukan riset ulang apakah daerah-daerah ini masih menjadi penghasil terbesar buah-buahan ini,seperti pada 1990an. Saya sendiri masih melihat beberapa petanibunga, terutama pacah dan mitir, serta pandan untuk kembangrampe, namun lahannya juga tak luas-luas amat. Kadang lahan10 Lihat beberapa harian online, salah satunya https://radarbali.jawapos.com/read/ 2019/

11/24/167193/dikawal-polisi-alat-berat-keruk-lahan-sengketa-petani-selasih-protesdiunduh 15 Januari 2020.

Page 31: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

27|Manusia Hindu dan Alam

Keempat, tiga faktor di atas lalu mendapatkan tempatnyayang pas ketika (1) jaman mulai memasuki era shifting,11 di manamedia sosial (medsos) menjadi sarana paling canggih untukmemanjakan manusia. Sebagian besar dari kita saat inimenjadikan instanisme sebagai mazhab baru dalam menjalanikehidupan. Kita mau mencari apa saja yang tidak ditemukansecara nyata di warung, swalayan dan mal besar, bisa dibelisecara online melalui aplikasi atau platform yang saat ini begitubanyak, tidak saja lokal tetapi juga internasional. Karena itu,situs upakara yang sempat muncul meramaikan jual beli secaraonline juga menjadi sesuatu yang niscaya. (2) gaya hidup hedon,materialistik, dan “manja” yang menjangkiti sebagian dari kita,menjadi peluang besar bagi pasar untuk menjual bahan upakara,mulai dari yang sederhana seperti canang, daksina, hingga penjormahal yang tidak saja bisa dibeli tapi juga diupah memasangke rumah sekaligus. Selain itu, masih ada lagi jasa penyewaankori yang terbuat dari kardus. Harga sewanya menyesuaikanbahan, bentuk dan rumitnya ukiran. (3) pekerjaan yang sudahbergeser dari agraris ke sektor jasa, mengubah pula konstelasidibidang upacara yadnya, yang mungkin saja sangat efektif tetapibelum tentu efisien. Ini adalah harga mahal yang harus dibayardari kompleksitas kehidupan kita. Misalnya, bade beroda12 yangsaat ini menjadi tren, tidak saja di kota tetapi juga di desa-desa,telah membuat aktivitas keagamaan itu efektif tetapi sekaligusmenjadi makin mahal. Kini, sebelum bade beroda benar-benarmenjadi satu pilihan, sudah ada bade di atas mobil bak terbukayang diputar tiga kali di perempatan desa (catuspatha) lalu

11 Baca lebih lengkap Rhenald Kasali. 2018. The Great Shifting. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

12 Baca juga I Nyoman Yoga Segara. “Wheeled Bade: Cultural Transformation ofNgaben Ceremony in Bali”. Makalah Ilmiah disampaikan dalam the 2st InternationalConference on Social Sciences and Humanities (ICSSH) at the Main Auditoriumof LIPI on 23-25 October 2018.

Page 32: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

29|Manusia Hindu dan Alam

taki mulat sarira dengan (1) seberapa pun sempitnya rumah,tampaknya sudah dipikirkan untuk menyisakan tanah bagitumbuhnya pepohonan bunga, buah, tanaman yang daunnyadigunakan sebagai bahan upakara, atau bahkan pohon untukobat yang tidak membutuhkan lahan luas. Dan ini tentu sajatidak sulit karena jika kembali pada tata cara membangun rumahmaupun sanggah terdapat perhitungan (ketekan), sebagaimanadiatur dalam lontar Kosala Kosali dan Asta Bhumi. Memangdisadari, terutama mereka yang tinggal di perumahan yangterkluster eksklusif, menyisakan tanah seolah merugikankarena kini rumah dibangun seluas tanahnya, bahkan dindingberdempetan dengan rumah tetangga. Begitu juga jikarumahnya bertingkat. Namun ini soal kemauan karenamenyisakan tanah, meski sejengkal di tempat-tempat yangdianggap tepat, bukan saja untuk tanaman tetapi juga untukkeseimbangan alam, resapan air, sirkulasi udara, pencahayaan,dlsb. Jika ketersediaan tanah tidak cukup, maka menggunakanmedia pot menjadi pilihan paling rasional. Yang terpenting,mulai dari dalam rumah kita mulai ramah. (2) sudah saatnyakita belajar tattwa atau filosofi tentang apa yang kita lakukan,terutama upacara yadnya. Melakukannya saja tidak cukup, tapiperlu memahaminya. Sekurang-kurangnya mengerti maksuddan tujuan upacara itu dilakukan. Jika demikian, kita bisamenyederhanakan bahan upakara tanpa sama sekalimenghilangkan esensinya. Misalnya, apel Malang yang murahdan didapat dengan mudah dapat menggantikan apel impordari Selandia Baru. Pisang atau biyu kayu yang jauh lebih murahdan mudah diperoleh menjadi pengganti pisang impor dariAustralia. Apel dan pisang impor bukan diboikot tetapidigunakan untuk keperluan lain dengan porsi yang berbeda,misalnya untuk pesta yang datangnya tidak tiap hari. Bahan-

Page 33: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

31|Manusia Hindu dan Alam

FILSAFAT MANUSIA HINDU

Kita perlu membahas kembali apa itu manusia dan siapa itumanusia, pertanyaan paling penting sekaligus juga sangat“kuno”. Masalahnya, sampai hari inipun pertanyaan tentangmanusia masih belum terjawab, bahkan ketika para ahliberdebat sengit. Manusia dengan segala kelebihannya dibandingmakhluk lain yang juga sama-sama menghidupi alam semesta,perlu dipersoalkan kembali, terutama sikap dan tindakannya.Tentu kita tidak dapat menyederhanakan bahwa alam rusakkarena ulah manusia semata. Tidak juga kita akan menjawabnyakarena manusia lapar sehingga perlu memaksa alam untukmemenuhi semua kebutuhan hidupnya. Alam itu rusak bisakarena banyak sebab, sebanyak penyebab yang membuatmanusia merusak alam. Dalam konsep Hindu, permasalahanseperti ini terasa sulit untuk dipecahkan manakala jawabannyamelibatkan Tuhan di dalamnya. Bukankah Tuhan menciptakanalam dan manusia, dan berada sekaligus di dalamnya, sehinggakedua ciptaanNya ini adalah bagian dari penciptanya sendiri.Jika realitas ini disadari, maka manusia akan mencintai alamsepenuh-penuhnya dan alam sepenuh-penuhnya akanmembalasnya dengan cinta juga. Tapi realisasi ideal ini tidakakan pernah aktual begitu rupa. Karena itu, pembahasan tentangmanusia akan selalu terbatas, sebab Tuhan mungkin punyarencana untuk membatasi kecintaan alam kepada manusiayang kecintaannya juga terbatas. Semua soal tentang manusia,

Page 34: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

33|Manusia Hindu dan Alam

geraknya bersifat agresif dan jahat, sementara Rousseaumenganggapnya sebagai yang baik dalam kodratnya.

Keragaman pendapat tentang manusia oleh para filsuf jugadijelaskan Adelbert Snijders14 yang menyebut bahwa (1) manusiaadalah makhluk yang bertanya. Manusia selalu ingin tahu,bahkan rasa herannya berlebihan dan tak pernah puas dengansatu jawaban, (2) manusia adalah makhluk eksentris, terutamamerujuk pada gagasan para filsuf yang mendominasi pemikirandi luar jangkauan orang awam, salah satunya yang palingterkenal Rene Descartes, (3) manusia adalah makhluk paradoksyang muncul dalam refleksi atas dirinya sendiri. Paradoks iniberhubungan dengan kekhasan kedudukan manusia di duniaini, yang bebas sekaligus terikat, otonom sekaligus tergantung,terbatas sekaligus tidak terbatas, individu sekaligus person,duniawi sekaligus ilahi, rohaniah sekaligus jasmaniah, dan fanasekaligus baka, (4) manusia adalah makhluk yang dinamisberkenaan dengan segala relasinya yang eksistensial, dan majumembangun dunianya menuju diri sejati dengan memurnikanrelasi dengan sesamanya dan dengan Tuhan, (5) manusia jugaadalah makhluk multidimensional, meskipun di dalam dirinyaadalah satu kesatuan. Snijders akhirnya sampai pada simpulanbahwa manusia itu terdefinisikan secara beragam, di antaranyamelalui pernyataan paling terkenal dari Aristoteles yangmenyebut manusia sebagai “animal rationale” atau hewan yangberakal budi. Filsuf lainnya menyebut manusia sebagai “asymbolic animal”, sedangkan Karl Marx menyatakan manusiasebagai makhluk yang bekerja. Pada akhirnya, manusia hanya

14 Lihat Adelbert Snijders. 2004. Antropologi Filsafat. Manusia Paradoks dan Seruan.Yogyakarta: Kanisius. Untuk memperdalam pemahaman kita tentang manusia dan filsafatmanusia, banyak buku menjelaskan, beberapa saja di antaranya, yaitu SoerjantoPoespowardojo dan K. Bertens (ed). 1985. Sekitar Manusia. Bunga Rampai tentangFilsafat Manusia. Jakarta: Gramedia; N. Drijarkara. 2004. Filsafat Manusia. Yogyakarta:Kanisius; Michael Polanyi. 2005. Kajian Tentang Manusia. Terjemahan Sudharmintadari The Study of Man. Yogyakarta: Kanisius.

Page 35: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

35|Manusia Hindu dan Alam

menemukan kejasmanian dan kerohanian dalam kesatuansubstansinya sendiri. Namun agar dapat ditentukan artinyayang tepat, maka harus dibedakan dengan jelas di satu pihakkejasmanian dan kerohanian sebagai sifat substansial hakiki, dandi lain pihak adanya bagian substansial integral yangmenjelaskan keterbatasan manusia dan substansi kosmis lainnya.

Dalam memandang manusia, filsafat barat kuno adalahtradisi berpikir yang selalu berpihak pada yang rohani-immaterial dan seolah menganaktirikan tubuh atau badan atasjiwa, mind. Bahkan beberapa pandangan agama monotheismejuga belum cukup mampu menjawab permasalahan ini. Bahkanpula, seorang Rene Descartes, filsuf yang dianggap sebagai“Bapak Filsafat Modern” juga masih terjebak tentang manusiayang menganggap badan sebagai obyek yang menempati ruangdan terkena hukum-hukum determinisme. Rumusan Plato yangmenyebut badan adalah penjara bagi jiwa, dan tidak bermanfaatbagi jiwa menunjukkan perdebatan itu sejatinya tidak pernahselesai. Para Platonis pun tidak jauh berbeda. Mereka jugameletakkan badan dalam ranah paling suram iluminasi yangesa (to hen). Perdebatan itu, tepatnya bagaimana para ahli pikirbarat masih menempatkan tubuh lebih rendah dari jiwamendapat kritik tajam dari Maurice Merleau-Ponty melalui duakarya besarnya Structure of Behavior (1942) dan Phenomenologyof Perception (1945).

Dalam buku yang pertama, Ponty menyerang psikologibehaviouristik karena hanya menjelaskan badan sebagaimanaentitas empiris. Menurut Ponty, kita tidak bisa memperlakukanbadan layaknya seperti benda mati. Badan adalah subyeksekaligus juga obyek, aktif sekaligus pasif. Tubuh adalahpengamat sekaligus yang diamati, peraba sekaligus yang diraba.Aktif dan pasif sekaligus. Ia aktif menerima sentuhan dunia. Adasesuatu yang enigmatis tentang tubuh. Sementara dalamPhenomenology of Perception, Ponty menyatakan akar kesadaran

Page 36: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

37|Manusia Hindu dan Alam

hal ini disebabkan perbuatan sadar kita bertumpu pada “tubuhsubyek” yang memberi makna pada tahap yang mendahuluikesadaran.19

Secara tegas, Ponty memberikan alasan mengapa subyekmanusia selalu bersituasi, berspektif dan tenggelam dalamlingkungannya. Alasannya karena manusia bertubuh. Tubuhlahyang membuat manusia membumi. Kesadaran yang menurutRene Descartes, begitu juga Husserl sangat jernih, murni danbebas, oleh Ponty ditenggelamkan ke dalam tubuh. Itulahmengapa kesadaran ke semesta luar selalu dibatasi oleh tubuh.Jadi, batas kesadaran manusia adalah juga batas ketubuhannya.Kalaupun manusia hendak memperluas batas kesadarannyaberarti manusia juga harus memperluas batas ketubuhannya.Melihat dan menjelajahi benda-benda angkasa tidak bisa hanyadilakukan melalui kesadaran saja, tetapi juga harus menciptakanbenda semacam teleskop sebagai perpanjangan tangan daritubuh, khususnya mata.

Penolakan Ponty terhadap nada sumbang terhadap tubuhdiungkapkannya dengan menyatakan bahwa tubuhlah sumberdari segala batasan bagi manuver-manuver manusia. Tubuhmanusia dengan segenap indera-inderanya menyingkap duniasecara khusus. Seluruh pemahaman manusia tentang duniasangat ditentukan oleh ketubuhan manusia. Ponty menolakkonsepsi epistemologis tentang dualisme subyek-obyek. Tubuhmenjadi pengukir obyek dengan segala kemungkinan-kemungkiannya. Ponty mengukir pemikirannya secaramendalam dengan menyebutkan manusia sebagai etre-au-mondedengan tubuh sebagai sarana untuk “bercumbu” dengan dunia.Subyek-obyek, tubuh-jiwa harus dipahami sebagai kesatuan,

19 Baca juga K. Bertens. 1996. Filsafat Barat Abad XX, Jilid II. Jakarta: Gramedia, hlm.139-140.

Page 37: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

39|Manusia Hindu dan Alam

dirinya tanpa diganggu gugat oleh kehadiran orang lain.20

Bahkan untuk memandang kebebasan, Sartre harus berucap“Kita semua sendirian, tanpa ada sebab. Itulah yang akumaksudkan ketika aku mengatakan bahwa manusia di kutukuntuk bebas!”21

Sebelumnya, Sartre memandang kebebasan sebagaisesuatu yang diberikan dengan cuma-cuma, tak ada harganya.Dengan mengingat bahwa tiap orang adalah seorang “bagidirinya,” maka manusia harus mempertahankan otonominyasebagai manusia dan menolak tiap-tiap pendekatan orang lainyang bermaksud mengurangi kemandiriannya sebagai manusia.Meskipun menolak kehadiran orang lain, yang berarti tidakmenghendaki adanya kasaling-terjalinan itu, karya-karya Sartreyang sebelumnya asosial akhirnya menuju ke arah humanisme,di mana melalui kebebasannya, manusia juga mempunyaitanggungjawab sosial.

Soren Kierkegaard, filsuf eksistensialis dari Denmark inimemandang secara negatif tentang keterjalinan antarmanusia.Ia misalnya, menentang dengan keras adanya idealisme danpositivisme, yang kedua-duanya atas cara sendiri meleburmanusia ke dalam suatu sistem besar. “Aku,” demikian iamenyebut Sang Diri, menjadi bagian saja dan kehilanganindividualitas, keunikan dan orisinalitasnya. Ia bertekad untukmemulihkan kembali citra manusia yang ditelantarkan dandiasingkan dari diri sendiri. Artinya, adanya kebersamaan telahmengakibatkan suatu pemerataan orang, menumpas orisinalitasindividu dan mengenakan kepada orang pola perilaku yang tidakditunjang oleh “Aku” itu sendiri. Atas dasar ini, ia mencoba untukmemberikan pendasaran tentang “otentisitas,” melepaskanmanusia dari keterjalinan di bidang sosial. Ia mengandaikanbahwa semakin manusia mampu mengatur dirinya sendiri,

21 Paul Strathern. 2001. 90 Menit Bersama Sartre. Jakarta: Erlangga, hlm. 66.22 P. Leenhouwers. Op.Cit., hlm. 201.

Page 38: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

41|Manusia Hindu dan Alam

atas karya-karya Aristoteles yang membicarakan segala sesuatudi luar fisik. Makna paling dasar metafisika adalah pencarianuntuk menentukan adanya realitas yang sejati atau really existingthings, yang dihadapkan berlawanan dengan apa yang semata-mata penampakan. Meskipun ada kesulitan cukup tinggi,terutama yang belum terbiasa berfilsafat, metafisika mendapattempat yang sangat penting dibanding disiplin lainnya, terutamakarena pertama, obyek-obyeknya lebih mendalam, stabil danmendasar. Kedua, adanya keniscayaan yang bersifat absolut dariartikulasi proposisi-proposisinya, dan ketiga, ketidaktergantungan metafisika pada data-data inderawi, yangmenjadikan metafisika mampu mengungkap kebenaran secarafundamental karena kajiannya adalah realitas yang tidak terlihatdibalik realitas yang meskipun sekadar penampakan saja.

Christian Wolff membedakan metafisika dengan ontologidan membuat batasan dari kajian metafisika sebagai realitassupra-inderawi. Menurut Wolff, metafisika pada dasarnyamemiliki tiga obyek kajian, yaitu kosmologi (semesta), psikologi(jiwa) dan Teologi (Tuhan).24 Kajian metafisika tentang kosmologibukan semata membicarakan alam semesta dalam pengertianentitas-entitas yang berada di alam tetapi semesta sebagai sebuahkeseluruhan. Intinya, tidak ada sesuatu hal pun di alam semestaini yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera. Namunmenjadi kemustahilan untuk menangkap secara inderawi suatukeseluruhan sebagai keseluruhan. Ini menjadi salah satu alasanmengapa kosmologi ditempatkan sebagai sebuah kajian pentingdalam metafisika.

Pandangan matafisika Wolff tentang jiwa manusia telahmenghasilkan dua hal besar. Pertama, yaitu dualisme yangberanggapan bahwa jiwa merupakan substansi yang terpisahdari badan dan akan terus melanjutkan eksistensinya meskipun24 Lihat lebih lengkap Soejono Soemargono. (alih bahasa). tt. Berpikir Secara Kefilsafatan,

Yogyakarta: Nur Cahaya, hlm. 25. Bandingkan dengan hal yang sama pada DonnyGahral Adian. 2001. Op.Cit., hlm. 6.

Page 39: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

43|Manusia Hindu dan Alam

diciptakan dari sel-sel kehidupan yang tersebar pada anggota-anggota badannya dan juga ruang-ruangnya, sehinggamemungkinkannya tidak bisa mati. Dalam filsafat timur, konsepini dijelaskan karena adanya kesamaan materi yang ada dalamdiri manusia dengan materi yang ada dalam semesta. Kesatuanmacrocosmos dengan microcosmos lahir dari pandangan sepertiini. Selanjutnya, kenyataan (semesta) terbagi ke dalam substansi-substansi, baik material maupun non-material, seperti jiwa, budi,ruang dan waktu. Untuk sampai pada pemahaman terhadapalam semesta seperti ini, umumnya dalam tradisi filsafat Hindudidahului dengan pemahaman akan Sang Diri terlebih dahulu.

Manusia adalah bagian dari alam, dan alam adalah satu-satunya kenyataan, yang dalam diri manusia disebut “rohani.”Seluruhnya tergantung dari badan dan dari susunan saraf danotak. Oleh karena itu, kerohanian hanyalah alam (materi) tetapiterbentuk sebagai lawannya.25 Jadi, manusia berada dalam“keberadaan” semesta yang terdiri dari pengada rohani danmateri. “Keberadaan” alam adalah tempat manusia “berada”di dalamnya. “Keberadaan” manusia dalam “keberadaan” alammenjadi sesuatu yang mesti dianggap sebagai kesederajatanyang bersifat mutual. Dalam filsafat Hindu, pandangan metafisisterhadap beberapa gejala alam yang menunjukkankesedarajatan antara “keberadaan” alam dan manusia,ditunjukkan dengan fenomena “adanya” minyak dalam santanatau “adanya” api dalam kayu dan bebatuan.

Manusia Hindu: Asal Muasal, Lapisan Tubuh, danKemampuannya

Pertanyaan menggelitik yang sering diajukan banyakorang adalah siapa leluhur manusia Hindu? Mungkin,pertanyaan ini dipengaruhi oleh asal asul manusia dalam agamalain. Misalnya, Islam menyebut Adam dan Hawa, atau dalam25 Lihat Anton Bakker. 1992. Op.Cit., hlm. 106.

Page 40: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

45|Manusia Hindu dan Alam

sekarang, umat manusia merupakan keturunan WaiwaswataManu. Jadi, tujuh Manwantara lainnya akan terjadi pada masadepan, dan umat manusia diturunkan oleh seorang Manu yangbaru. Waiwaswata Manu, atau Manu yang sekarang, terlahirpada zaman Satyayuga dan mendirikan kerajaan bernamaKosala dengan pusat pemerintahan di Ayodhya dengan 10 anak,yaitu Wena, Dresnu (Dresta), Narisyan (Narisyanta), Nabaga,Ikswaku, Karusa, Saryati, Ila, Persadru (Persadra), danNabagarista. Dalam kitab Matsyapurana, Waiwaswata Manumuncul sebagai raja yang menyelamatkan umat manusia daribencana hebat yang hampir menenggelamkan bumi karena airbah setelah Dewa Wisnu mengambil wujud Matsya Awatara atauikan raksasa.28

Selanjutnya, dalam Hindu juga dijelaskan bahwa manusiaitu terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmaniadalah badan, tubuh sedangkan rohani adalah hakikat Tuhanyang abadi atau atman. Manusia memiliki tiga lapisan badanyang disebut Tri Sarira yang terdiri dari (1) Stula Sarira, yaituraga manusia dengan unsur-unsur Panca Maha Bhuta yang terdiridari pertiwi, apah, teja, bayu, dan akasa. Tubuh manusiamerupakan bhuana alit atau bhuana sarira. Proses terbentuknyatubuh manusia sama seperti proses terjadinya bhuana agung, (2)Suksma Sarira, yaitu badan halus dengan tiga unsur yang disebutTri Antahkarana terdiri dari manas (alam pikiran), buddhi(kesadaran, intuisi) dan ahamkara (keakuan atau ego). DalamSuksma Sarira terdapat unsur halus dari Panca Maha Bhuta yangdisebut Panca Tan Matra yang terdiri dari sabda, sparsa, rupa, rasa,dan gandha serta membentuk berbagai indriya, baik PancaBuddhindriya maupun Panca Karmendriya, dan (3) Antah KaranaSarira, yaitu unsur rohani atau jiwatman sendiri yang sifatnyasama dengan paramatman.

28 Diadaptasi dari https://id.wikipedia.org/wiki/Manu_(Hindu) diunduh 17 Januari 2020

Page 41: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

47|Manusia Hindu dan Alam

semesta. Manusia dibedakan antara bentuk lahir dan bentukbatinnya. Adapun aspek psikis pada manusia dibedakan antaraempat tingkatan, yaitu pranamaya kosa, manomaya kosa,widnyanamaya kosa, dan anandamaya kosa. Prana artinya nafasyang merupakan jiwa berbadan dengan lima bayu, yaitu prana,apana, wyana, udana, samana, dan lima kekuatan lain yangditimbulkan itu bermuara pada atman yang merupakan upadhidengan tiga sifatnya, yaitu sifat fikir yang terdiri dari manah(manomaya) sifat ilmu (jnana) atau widnyanamaya, dan sifat sadaryang disebut anandamaya. Adapun dua sifat pertama adalah sifatdalam keadaan bangun (jagrata) sedangkan sifat anandamerupakan sifat yang hakiki yang ada dalam keadaan turya.30

Semua kapasitas ini menjadikan manusia begitu sempurnadengan kemampuan-kemampuan yang berguna dalamhidupnya, dan bagi makhluk hidup lainnya.

Kemanunggalan Jiwa-Tubuh: Membaca GandhiSaya ingin memulai pembahasan tema ini dengan menyitir

pernyataan Mahatma Gandhi, tokoh revolusioner Hindu yangmenjadikan ahimsa sebagai metode perjuangannya melawankolonialisme Inggris, tentang sebuah ketunggalan darikemanusiaan. “Kita memiliki banyak badan. Tapi kita hanya satujiwa…..oleh karena itu saya tidak dapat memisahkan diri saya darijiwa yang paling malang, tidak pula saya bisa ditolak dari jiwayang paling mulia”, kata Gandhi, pria kecil yang diwajahnyaselalu tersenyum itu.31 Melalui pernyataannya ini, Gandhi inginmemaknai kemanusiaan sebagai kesatuan integral antara jiwadan tubuh sepenuh-penuhnya yang didasarkan atas duakepercayaan, yaitu (1) semua manusia adalah saudara karenamereka memiliki jiwa yang sama. Menindas atau melukainyasama saja dengan melakukan kekerasan terhadap diri sendiri,30 Ibid., hlm. 31-32.31 Ngakan M. Madrasuta dan Sang Ayu Putu Renny. 2002. 10 Tokoh Pembaru dan Pemikir

Hindu. terjm. Denpasar: Manikgeni, hlm. 25.

Page 42: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

49|Manusia Hindu dan Alam

hubungan antardua subjek yang kedudukannya sederajat.Kedua hubungan ini bagi Buber bersifat dinamis, yang masing-masing dapat berubah. Pendapat Buber ini jika dikaitkan denganhubungan antarmanusia sebagaimana diyakini Gandhi, makahubungan “aku-engkau” adalah jenis hubungan ideal yangseharusnya terjadi di antara manusia. Lebih lanjut, jika hubunganini juga menjadi landasan bagi manusia untuk berinteraksidengan Tuhan, maka akan terarah pada hubungan “aku-Tuhan.”Hubungan antarsubjek, yaitu “aku-engkau” adalah hubunganideal antarmanusia yang sederajat dan setara, substansi yangmenjadi landasan perilaku bagi manusia lain. Makna hubunganini pun dapat diperluas sebagai hubungan “aku-alam” yangmengandaikan manusia mesti juga melakukan hubungan yangselaras dan harmoni dengan alam. Menurut Buber, relasimanusia harus dibangun dalam hubungan “aku-engkau,”sehingga tidak ada manusia yang bisa atau pernah direndahkanmenjadi “itu.” Dalam semua relasi, sesama manusia harus benar-benar disapa sebagai “engkau.”32

Filsuf Gabriel Marcel lebih yakin lagi bahwa “Aku” hanyamungkin mencapai kesempurnaan, jika ia mengarahkan dirikepada orang lain atau “Kamu.” Pada hakikatnya, manusia ituterbuka terhadap orang lain, sehingga tanpa menghayati itusemua, hidupnya mustahil berhasil memadai bagi panggilannyayang paling hakiki. “Aku” dan “Kamu” saling menghidupi,sehingga pada hakikatnya mereka tidak dapat diceraikan satudengan yang lainnya. Mereka dapat memberi wujud yang lebihkonkrit untuk membangun kesaling-keterjalinan melaluikesetiaan dan cinta kasih. Lalu Emmnuel Levinas, jugamenekankan bahwa orang harus mampu menciptakan peluang,satu untuk yang lain agar mereka dapat menjadi diri sendiri.Kerelaan semacam ini mestinya menjadi perangsang yang paling

32 P. Leenhouwers. Op.Cit,, hlm. 243-244.

Page 43: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

51|Manusia Hindu dan Alam

Konsep manusia dan kemanusiaan yang digagas Gandhitersebut adalah titik tolak kita untuk memahami pandanganHindu terhadap manusia. Berbeda dengan para filsuf barat diatas, Hindu menjelaskan bahwa manusia itu utuh sebagai satukesatuan yang terdiri dari tubuh dan jiwa. Keduanya adalahpercikan terkecil dari Tuhan karena Tuhan bersemayam di dalamtubuh manusia. Manusia adalah alam kecil (bhuana alit,mikrokosmos) dan menjadi bagian tak terpisahkan atau samadengan alam besar (bhuana agung, makrokosmos). Dalampandangan lain, namun dengan maksud yang sama, jiwa dantubuh itu sama pentingnya, sama mulianya, sama berharganya.Manusia yang utuh adalah manusia yang jiwa dan tubuhnyasama-sama sehat dan sama-sama saling memberikan manfaat.Bahkan tubuh secara terang disebut memiliki kesanggupanuntuk memengaruhi kehidupan, sebagaimana dijelaskan dalamSarasamuscaya (388):34

Tetap selalu berkawan hidup (hurip) itu dengan tubuh(badan wadag); tubuh merupakan tempat tinggal(kediaman) hidup itu; hidup menyebabkan tubuh ada;lenyapnya hidup berarti musnahnya tubuh; pendek kata,bersama-sama muncul, bersama-sama lenyap;demikianlah halnya hurip dengan badan wadag itu.

Tubuh adalah alat bagi jiwa untuk memenuhi semuakebutuhan dirinya sebagai manusia yang dialami, dirasakan dandilakukan oleh indrya. Agar tubuh dapat menjadi kendaraanyang baik bagi jiwa, maka ia harus selalu sehat. Karena itu, tubuhharus dirawat, misalnya diobati jika sakit, dan dibersihkan jikakotor, bahkan karena keinginan yang berlebihan, tubuh sering“disakiti” agar dapat bermanfaat lebih dari fungsinya. Begitujuga sebaliknya, agar jiwa menjadi sehat dan dapat bekerja,

34 Seluruh sloka Sarasamuscaya menggunakan terjemahan I Nyoman Kadjeng, dkk.1999. Sarasamuscaya. Surabaya: Paramita.

Page 44: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

53|Manusia Hindu dan Alam

sekalipun dapat dilangkahi oleh anjing hutan; jikademikian keadaan sejatinya, mengapa kiranya tubuh itudipelihara dengan menggunakan kesedihan (mence-lakakan) makhluk lain; dimanakah letak kebenaran itu?(137).

Beginilah rendah nilai tubuh (badan kasar) itu; mungkinulat, mungkin abu, mungkin kotoran; sungguhpundemikian anda jaga tubuh itu dan anda pelihara denganmencelakakan makhluk lain; mengapa sebabnya itu?(138).

Saat ajal tiba, isakan tangis sanak saudara dan kawanmengiringi; selanjutnya tiada siapapun yang menemani,bahkan pasangan hidup kita pun akan beranjak pergidari kuburan, tiba saatnya kita berjalan sendiri saja danhanya ditemani oleh karma bajik dan buruk saat hidup(381).

Filsafat Samkhya juga mengajarkan agar manusia tidakterlalu terikat oleh benda duniawi, seperti tubuh yang cantik atautampan, karena semua itu bisa rusak dan mati. Jiwa yang sucitidak boleh terpengaruh oleh keterikatan seperti itu. Diskusi iniadalah stimulus bagi jiwa untuk bisa meraih tujuan tertinggi,yaitu kebebasan dan kelepasan. Karena itu, filsafat Samkhyamengajarkan untuk tidak terlalu mengalami ketergantungan,keterikatan dan cinta (trsna). Kitab Sarasamuscayamenyatakannya dalam beberapa sloka, antara lain:

Tidak ada yang kekal perhubungannya, yang bertaliansatu dengan yang lain; yang tidak bertalian satu denganlain itu, semuanya itu tidak kekal, bahkan hubungananda dengan badan anda sendiri pun tidak kekal; pastiakan berpisah dari badan; tangan, kaki, dan lain-lain

Page 45: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

55|Manusia Hindu dan Alam

lawan atau musuh agar dapat disadarkan kembali. Ini adalahpuncak pencapaian jiwa yang agung. Karena itu Gandhi disebutSang Mahatma atau jiwa yang maha besar dan agung. Gandhibahkan melatih keteguhan jiwanya dengan cara tidur telanjangbulat bersama beberapa perempuan. Kekuatan jiwa sepertiGandhi, dalam sebuah kisah pernah dilakukan Arjuna ketikabertapa untuk memohon panah Pasupati dari Dewa Siwa. Iateguh pada disiplin diri saat konsentarsinya memuja Siwa digodaoleh para bidadari cantik. Ia bergeming, dan akhirnya DewaSiwa meluluskan permohonannya.

Begitu juga pandangan Gandhi terhadap tubuh dan jiwa,sangat dipengaruhi oleh bait-bait indah yang terdapat dalamkitab Bhagawadgita. Gandhi melihat bahwa tubuh ini hanyalahsarana saja bagi jiwa untuk hidup dan melangsungkan karyahebat dengan maksud untuk mencapai pembebasan diri darisegala macam keterikatan. Tubuh dapat hancur, musnah danakan kembali ke bhuana agung, tetapi jiwa akan menuju kepadajiwa yang agung (paramatma), yaitu Tuhan. Beberapa slokadalam kitab Bhagawadgita37 tentang hal ini juga menjadipemantik spirit Gandhi untuk berjuang tanpa perlu takut ataskematian. Pandangan ini tidak dimaksudkan denganmenempatkan jiwa lebih mulia dari tubuh karena keduanyasaling menghidupi untuk mencapai tujuan tertinggi, yaitu moksa.Bhagawadgita, meski dalam konteks yang berbeda ketikaKrishna menasehati Arjuna yang lemah karena terlalu trsna atas“tubuh dan dunianya”, Gandhi mengambilnya sebagai alatuntuk memotivasi laku spiritualnya, antara lain:

Sesungguhnya raga jiwa ini langgeng tiada terhancurkandan tiada terbatas, akhir karena itu bertempurlah, haiArjuna (II.18)

37 Beberapa sloka yang lain tentang tema ini masih banyak yang bisa dituliskan. Seluruhsloka Bhagawadgita menggunakan terjemahan G. Pudja. 1997/1998. Bhagawad-Gita.Jakarta: Departemen Agama.

Page 46: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

57|Manusia Hindu dan Alam

akan mengalami kemenangan. Sang Jiwa memancarkankeberhasilannya justru melalui tindakan tanpa kekerasan.Ahimsa yang dijalankan Gandhi mengajarkan diri untuk relamenerima hukuman namun tidak membalasnya kembali dalambentuk kekerasan yang sama dan dalam bentuk apapunterhadap jiwa-jiwa yang lain. Itulah sebabnya Gandhi relamenerima hukuman badaniah, seperti dipenjara, dipukul ataudicambuk tetapi buah kemenangan yang diperolehnya adalahjustru saat ia tidak membalasnya. Cara simpatik ini bahkanmenuntun orang jahat melalui cinta kasih untuk tidak membalaskekerasan dari orang lain adalah refleksi total dari nonviolenceyang dilakukannya. Baginya, seseorang harus siap untukmenderita tanpa harus menyerang lawan, namun justrumenawarkan cinta kasih sebagai jawaban atas kekerasan fisikmaupun emosional.

Sampai pada titik ini, pandangan Gandhi tentang jiwa,dapat dimasukkan sebagai pandangan metafisik. Ia melihatbahwa jiwa yang mendiami badan manusia senantiasa abadi,tak terpengaruh oleh dunia. Jiwa ini abadi. Satu jiwa sama denganjiwa-jiwa manusia yang lain, yaitu bersumber dari Tuhan. Meskipenciptaan telah melahirkan banyak keragaman antarmanusia,tetapi Gandhi lebih memikirkan persamaan dan kesatuanantarjiwa-jiwa manusia, yang dianalogikannya seperti sinarmatahari yang begitu banyak. Pandangannya tentang kaumparia yang mesti diperlakukan adil dan sama misalnya,dikarenakan ia melihat jiwa-jiwa kaum itu juga berasal dari jiwayang sama, yaitu Tuhan sendiri. Menurut Gandhi pula, figursentral dari keseluruhan individu sebagai manusia adalah spiritatau roh dan pikiran yang keduanya tidak pernah statis, namunyang “ada” ini secara intrinsik dengannya “menjadi.”

***

Page 47: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

59|Manusia Hindu dan Alam

dipandang sebagai yang liyan, bahkan hanya menjadi alatsemata untuk hidup. Akhirnya, di alam, manusia seperti hanyabersenang-senang, memetik sayur dan buah, tempat menanampohon, dan sejenis tindakan lain yang biasa-biasa saja. Tidakaneh kemudian ketika para pendaki congkak akan berkatabahwa ia telah menaklukkan gunung ini. Seharusnya, merekamengucap syukur telah dengan selamat mendaki, lalu bersimpuhmengucap kekaguman bahwa mereka begitu kecil di atassemesta raya. Sama kagumnya ketika ia berada di tepi pantailalu memandang lautan luas seolah tak bertepi. Seharusnyabegitu.

Semesta Penciptaan dalam HinduKisah penciptaan dalam Hindu tersebar di dalam banyak

kitab suci, khususnya Purana. Titib38 menguraikan tentang surgasebagai ciptaan alam yang pertama dan bersifat sangat halusberupa lima unsur (Panca Maha Bhuta), objek-objek indrya,pikiran, ego dan prinsip kecerdasan kosmik (mahat). Kita dapatmulai pembahasan ini dari penjelasan Bhagawata Purana(XII.7.11) yang menyatakan bahwa penciptaan dibagi ke dalambeberapa topik, antara lain evolusi mahat yang bergejolak danterganggunya keseimbangan dari Tri Guna yang belumtermanifestasi (prakrti, unsur materi/bahan permulaan),memimpin evolusi yang berlanjut pada unsur-unsur alam (bhuta),alat indrya dan objeknya.

Dalam Agni Purana (17. 1-6)39 dijelaskan bahwa Agnibersabda sebagai berikut:1. Aku akan menjelaskan sekarang penciptaan alam semesta

yang merupakan krida (lila) Sang Hyang Wisnu (dalamSamkhya disebut Brahma). Beliaulah yang menciptakan

38 Penjelasan panjang lebar tentang penciptaan dapat dilihat kembali dalam I Made Titib,Op.Cit., hlm. 126-127.

39 Ibid., hlm. 128-129.

Page 48: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

61|Manusia Hindu dan Alam

9. Setelah itu, Sang Hyang Brahma lahir dari keinginannyasendiri. Oleh karenanya, kita mengenal sebagai yang lahirdengan sendiri (Swayambhu). Hidup (di dalamnya)sepanjang tahun, karenanya disebut Hiranyagarbha,kemudian menjadikan telur itu dua bagian, yaitu menjadisurga dan bumi. Di antara kedua bagian itu, Tuhanmenciptakan langit.

10. 10 penjuru menyangga bumi yang mengambang di atas air.Kemudian Sang Hyang Prajapati (Brahma yang merupakanpencipta makhluk hidup dan alam semesta) berkeinginanmencipta, yaitu menciptakan waktu, pikiran, perkataan,keinginan, kemarahan, keterikatan, dlsb. Dari cahaya, Iamenciptakan petir dan mendung, bianglala, dan burung-burung. Ia pertama menciptakan parjanya (Indra, dewahujan). Kemudian menciptakan Rgweda (Rcah), Yajurweda(Yajumsi) dan Samaweda (Samani) untuk menyelesaikanyadnyaNya.

11. Mereka yang ingin menyelesaikan (yadnya), memuja paradewata dengan (merafalkan) mantra-mantra tersebut.Makhluk hidup yang tinggi dan rendah diciptakanNya. Iamenciptakan Sanatkumara dan Rudra, yang lahir darikemarahanNya.

12. Kemudian Ia menciptakan para Rsi, seperti Marici, Atri,Angirasa, Pulastya, Pulaha, Kratu, Wasistha, yang diyakinisebagai putra-putra yang lahir dari pikiran Sang HyangBrahma.

13. Oh, Yang Mulia! Para rsi tersebut melahirkan (banyak)makhluk hidup, membagi diriNya atas dua bagian, separuhmenjadi laki-laki dan separuhnya lagi menjadi perempuan.Selanjutnya, Brahma melahirkan anak-anakNya melaluiseparuh bagiannya, yakni bagian yang perempuan.

Page 49: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

63|Manusia Hindu dan Alam

Selanjutnya, teori penciptaan juga diuraikan dalamBrahmanda Purana, yang secara ringkas uraiannya sebagaiberikut:41

1. Ciptaan Pertama:a. Ciptaan mahatb.Ciptaan tanmatra (disebut juga bhutasarga)c. Waikarika (ciptaan aindriyasarga)

2. Ciptaan Kedua:d. Mukhyasarga (ciptaan yang tidak bergerak)e. Tiryaksrota (ciptaan makhluk rendahan dan binatang)f. Urdhwasrota (ciptaan berupa dewa-dewa dan makhluk-

makhluk surga)g. Arwaksrota (ciptaan umat manusia)h. Anugrahasarga (baik sattwika maupun tamasika).

Kelimanya (nomor a sampai dengan h) di atas disebutwaikrta (ciptaan kedua) dan fungsi mereka tanpa kesadaranatau bagian depan (sebelum) pengetahuan atau a-bhuddhi-purwaka.

3. Ciptaan setelah yang Kedua:i. Kaumarasarga adalah penciptaan putra-putra yang lahir dari

pikiran. Ketika Sanatkumara dan yang lain-lain menjadiseorang yogi dan tidak melahirkan putra-putra, SangHyang Brahma menciptakan putra-putra yang lahir daripikiranNya kembali, maka lahirlah Bhrgu, Angirasa, Marici,Pulatstya, Pulaha, Kratu, Daksa, Atri dan Wasistha dariberbagai bagian badanNya.

Selain itu, dalam kitab Wayu Purana, terjemahan G.V.Tagare menyatakan bahwa ada tiga teori penciptaan alamsemesta (sarga), yaitu:42

41 Ibid., hlm. 131-132.42 Ibid., hlm. 133-134.

Page 50: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

65|Manusia Hindu dan Alam

Diceritakan, mula-mula Brahman menciptakan alamsemesta melalui tapa yang memancarkan panas. Setelah itu,Brahman menyatu ke dalam ciptaannya sendiri. Dalam kitabPurana, pada awal proses penciptaan ini mulai terbentukBrahmanda, yang sering diartikan sebagai “telur Tuhan”(Brahman = Tuhan, anda = telur). Pada awal proses penciptaanjuga terbentuk Purusa dan Prakrti yang menjadi asal segalasesuatu saat keduanya bertemu. Terciptanya alam semestaberlangsung secara evolutif dan tidak sekaligus apalagi secaratiba-tiba. Mula-mula yang muncul adalah citta (alam pikiran),yang lalu dipengaruhi Tri Guna, yaitu tiga sifat dasar yang terdiridari sattwam, rajas dan tamas. Tahap selanjutnya, sepertidisebutkan dalam Wrhaspati Tattwa membentuk Tri AntahKarana yang terdiri dari buddhi (naluri), manah (akal pikiran),dan ahamkara (rasa keakuan). Tahap selanjutnya adalahmunculnya Panca Buddhindrya (indrya perasa) dan PancaKarmendria (indrya penggerak). Keduanya jika digabungkanmenjadi Dasendria atau sepuluh indria.

Setelah munculnya Panca Buddhindrya dan PancaKarmendria, maka ke sepuluh indrya tersebut mengalami evolusidan menjadi Panca Tan Matra, yaitu lima benih unsur alamsemesta yang sangat halus dan tidak berukuran. Panca Tan Matramerupakan benih saja, dan berevolusi menjadi unsur-unsurbenda materi yang mulai tampak nyata menjadi Panca MahaBhuta, yaitu lima unsur zat alam yang terdiri dari akasa (ether),bayu (zat gas, udara), teja (plasma, api, kalor), apah (zat cair),dan perthiwi (zat padat, tanah, logam). Panca Maha Bhuta iniberbentuk paramanu, atau benih yang lebih halus dari pada atom.Pada saat penciptaan, Panca Maha Bhuta bergerak dan mulaimenyusun alam semesta dan mengisi kehampaan (kesunyatan).Sari-sari dari Panca Maha Bhuta akan menjadi Sad Rasa, yaituenam macam rasa, dan seluruh unsur tersebut dicampur dengancitta, buddhi, ahamkara, Dasendria, Panca Tan Matra dan Panca

Page 51: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

67|Manusia Hindu dan Alam

menunjukkan citra asli manusia sesungguhnya suci, bersih danmurni sehingga cenderung ingin berkarma sesuai dharma.Sedangkan keburukan atau kejahatan dalam diri manusia adalahcitra sekunder yang sebagai akibat dari penyimpangan terutamakarena pengaruh lingkungannya. Kitab Sarasamuscaya (128)juga memberikan keterangan yang jelas tentang kesejatian dirimanusia yang meski pada awalnya suci karena adanya SangAtma (jiwa) sebagai bagian dari Paramatma, pada akhirnyamenjadi tidak suci ketika mengalami perjumpaan dengankehidupan.

Tak berjauhan bisa (racun) itu dengan amrta; di sinilah,di badan sendirilah tempatnya; keterangannya, jika orangitu bodoh dan senang hatinya kepada adharma, bisa atauracun didapat olehnya; sebaliknya kokoh berpegangkepada keberanan, tidak goyah hatinya bersandarkepada dharma, maka amrtalah diperolehnya.

“Menjaga” Unsur-Unsur PenciptaanJika sedikit kembali pada pandangan filsafat, seperti

rumusan Aristoteles, bahwa alam fisik yang dikenal manusiahanya terdiri dari dua unsur dasar saja, yaitu anorganis danorganis. Unsur organis terdiri dari dua eksponen dasar, yaitutumbuh-tumbuhan (botanik) dan hewan (zoologik). Manusia,betapapun kompleks dirinya, pada dasarnya adalah makhlukbiologis seperti semua makhluk hidup lainnya. Selain itu, semuamakhluk zoologik yang bisa bergerak-gerak dan bergerak,manusia tidak semata-mata hidup vegetatif seperti halnyatumbuh-tumbuhan sebagai makhluk botanik. Manusia tundukpada semua hukum biologi dan zoologi. Selain itu, manusia jugatunduk pada kualifikasi yang lain di mana flora dan fauna tidakperlu ambil pusing.45

45 Lihat lebih jauh dalam Budiono Kusumohamidjojo. 2009. Filsafat Kebudayaan. ProsesRealisasi Manusia. Yogyakarta: Jalasutra, hlm. 59.

Page 52: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

69|Manusia Hindu dan Alam

Melalui Rta, Tuhan mengatur dan menentukan batas-bataseksistensi semua unsur ciptaanNya. Zat padat pada unsur alamyang disebut perthiwi memiliki berbagai penampilan dankarakter yang berdampak atau bermakna bagi ciptaan Tuhanyang lainnya. Sebagai contoh, zat padat yang menjadi dasaratau bahan munculnya gunung dan bukit, juga bermakna bagiyang lain sehingga ditumbuhi oleh berbagai tumbuh-tumbuhandan dihidupi berbagai spesies lainnya. Gunung yang suburmenjadi waduk menampung air hujan yang jatuh padanya.Begitu juga hukum alam lain yang mengatur begitu rupa airlaut yang jika terpapar panasnya matahari akan menguapmenjadi awan. Melalui proses alam juga, awan berubah menjadimendung dan kemudian menjadi air hujan yang jatuh kembalike bumi, tempatnya berasal. Sederhananya, di gunung, hujanditampung lalu dialirkan melalui sungai ke dataran rendah.Kalau keberadaan gunung dengan bermacam-macamtumbuhan dan hewan lainnya itu tidak terganggu, makagunung akan mengalirkan air itu tanpa henti sepanjang waktu.Air yang mengalir dari gunung melalui sungai akan berfungsiluar biasa menjadi sumber daya bagi keberlangsungan hidup dibumi ini.

Gunung, lereng bukit, dataran rendah, jurang dan bentuk-bentuk alam lainnya itu semuanya memiliki fungsinya masing-masing, bagaikan orkestra yang menakjubkan. Jika salah satuunsur tersebut terganggu, maka tidak mengherankan terjadiketidak-seimbangan ekosistem. Misalnya, saat terjadi tanda-tanda erupsi, beberapa hewan yang tidak nyaman karenaperubahan iklim, mereka akan mencari tempat yangmembuatnya nyaman. Pemandangan ini kita temukan saatbeberapa gunung berapi akan meletus. Kera, ular dan hewanlainnya terpaksa turun karena kepanasan. Ini adalah kondisiyang wajar. Oleh karena itu, hukum alam akan dapat bekerjajika aspek asasi dari unsur alam itu tidak terganggu. Sekali lagi,

Page 53: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

71|Manusia Hindu dan Alam

persembahan kepada bhuta atau alam, yang dalam SathapataBrahmana juga dikatakan sebagai persembahan pada butha.Persembahan dengan kata dasarnya “sembah” dalam bahasaJawa Kuno artinya menyayangi, menghormati/memuji,memohon, menyerahkan diri dan menyatukan diri. Menyembahbhuta berarti menyayangi bhuta atau alam. Kitab ManawaDharmasastra menyatakan Bhuta Yadnya sebagai persembahankepada Bali, yaitu kekuatan-kekuatan dari alam. Pernyataan initerdapat dalam kitab itu disebut dengan istilah balibhaurto,bhautiko balih, dan balikarmana.

Mengajar dan belajar adalah yadnya bagi Brahma,menghaturkan tarpana dan air adalah kurban untuk paraleluhur, penghaturan dengan minyak, susu adalah kurbanuntuk para dewa, penghaturan dengan bali (balibhaurto)adalah kurban untuk Bhuta dan penerimaan tamu denganramah adalah kurban untuk manusia (III.70)

Ahuta adalah pengucapan doa dari Weda, Hutapersembahyangan homa, Prahuta adalah upacara bali(bhautiko balih) yang dihaturkan di atas tanah kepada paraBhuta Brahmahuta yaitu menerima tetap Brahmana secarahormat seolah-olah menghaturkan kepada api yang adadalam tubuh Brahmana dan Prasita adalah persembahantarpana kepada para pitara (III. 74).

Hendaknya ia sembahyang sesuai menurut peraturankepada Rsi dengan pengucapan Weda, kepada Dewadengan haturan yang dibakar, kepada leluhur dengancraddha, kepada manusia dengan pemberian makanan dankepada Bhuta dengan upacara kurban (balikarmana)(III. 80).

Page 54: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

73|Manusia Hindu dan Alam

Melanjutkan kesadaran ini, dalam ajaran Tri Hita Karana, alam,tumbuhan, hewan, dan manusia haruslah berada dalam satukesatuan harmoni dan menjadi siklus yang tidak terputus.Hubungan manusia dengan alam menunjukkan bahwa segalakekuatan alam semesta terdapat juga pada diri manusia. Jika dialam terdapat angin, maka pada manusia ada nafas. Adamatahari yang bersinar di alam, ada mata yang bersinar padamanusia. Alam mempunyai bumi dan tumbuh-tumbuhan,manusia mempunyai badan dengan segenap organ yang ada didalamnya. Badai topan pada alam dapat dipersamakan dengankemarahan dan kemurkaan pada manusia. Jadi, sifat-sifat alamada pada manusia, begitu juga sebaliknya. Manusia dan alambukanlah dua hal, melainkan satu hal yang sama.

Penghormatan kepada alam sesungguhnya adalahpenghormatan kepada Brahman, pusat hidup seluruh semesta.Namun, kesadaran tentang Brahman, dan mungkin juga tentangatman tidak tercukupi karena bungkusan ketidaktahuan danketidaksadaran (awidya). Oleh karena itu, jika manusia inginmerasakan dan mengalami kesatuannya dengan Brahman,maka ia juga harus merasakan kesamaannya dengan yang satuitu dengan justru harus menyelami dirinya sendiri. Dalam filsafatHindu disebutkan barang siapa yang mengenal dirinya yangsebenarnya, melihat serta mengetahuinya sungguh-sungguh,maka ia mengenal dunia, mengenal atman, dan oleh karenakebajikannya itu, ia mengenal Brahman. Untuk terus beradadalam kesadaran Brahman, maka sifat-sifat kedewataan adalahbab pertama sebagai penuntun, pedoman dan buku manualdalam hidupnya, sebagaimana dinyatakan dalam Bhagawadgita(XVI.3) “Cekatan, suka memaafkan, teguh iman, budi luhur, tidakiri hati, tanpa keangkuhan, semua ini adalah harta, dari dia yangdilahirkan dengan sifat-sifat dewata, oh Arjuna”.

Tanpa kesadaran bahwa manusia memiliki tugas sebagaipenjaga isi bumi, maka bumi ini akan segera habis oleh

Page 55: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

75|Manusia Hindu dan Alam

rendah, dan ketahuilah yang lebih tinggi, oh Arjuna adalah unsurhidup, yaitu jiwa yang mendukung alam semesta ini”. Semuaelemen atau unsur asta prakrti itu patuh pada dharmanya, dengancara berosilasi (bergetar) dan merambat ke segala penjuru duniadengan maksud memenuhi kebutuhan seluruh makhluk tiadakecuali. Setiap butir partikel elektron atom melayani dengankasih sayang seluruh makhluk. Tidak satupun makhlukmengalami kesusahan pada jaman Krtayuga itu. Orang-orangsuci, seperti Rsi atau Yogin, mereka mengalami kesadaran kosmisjagat raya. Oleh karenanya, manusia-manusia suci seperti itumemiliki kualitas cinta kasih universal yang tidak terbatas.Mereka mengejawantahkan sifat-sifat Tuhan dalam hidupnya.Mereka, para bijak itu, mencintai seluruh umat manusia, seluruhmakhluk, bahkan kepada benda mati sekalipun dan seluruhciptaan Tuhan. Inilah yang disebut tingkat kesadaran jagat raya.Manusia sangat diharapkan dapat mencapai puncak kesadarankosmis itu atau kesadaran jagat raya.

Dengan kesadaran kosmis, manusia tidak akan maumerusak alam semesta, karena jika itu dilakukannya berarti iatelah merusak badan Tuhan dan badannya sendiri. Jika alamsemesta rusak, manusia tidak akan bisa dapat hidup harmonilagi, juga tidak akan mampu mempersembahkan yadnya kepadaTuhan karena alam sudah tidak mampu menyediakan bahanyadnya yang dibutuhkan manusia. Sekali lagi, jika manusiamerusak dan menyakiti alam semesta, manusia telahmengkhianati Tuhan yang telah melahirkan diriNya sendiribersama makhluk hidup lainnya. Dalam banyak mantra Wedadisebutkan bahwa setiap lapisan bumi itu ada kemahakuasaanNya dan setiap lapisan itu telah menjadi sumber hidupyang memberikan berbagai sumber mineral kepada manusia.Unsur-unsur alam di bumi seperti inilah yang wajib untukdilindungi, sebagaimana diajarkan dalam kitab Rgweda (III.51.5):“Lindungilah sumber-sumber kekayaan alam seperti atmosfir,

Page 56: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

77|Manusia Hindu dan Alam

berusia muda. Dalam konsep catur asrama atau empat tingkatanhidup yang begitu terstruktur, juga diisyaratkan bahwa jikamanusia sudah melewati masa brahmacari asrama (menuntutilmu) dan masa grhasta asrama (hidup berumah tangga), makasudah tiba waktunya diarahkan untuk mempersiapkan diri naikke anak tangga masa sanyasin asrama (menghilangkan sebagianketerikatannya terhadap dunia) agar ia benar-benar siap sampaipada masa bhiksuka asrama (penyerahan diri total ke hadapanTuhan).

Melalui kesadaran kosmis, manusia tidak bisa berbuatsekehendak yang ia inginkan karena sifat-sifat Tuhan beradadalam dirinya sendiri, dan semua hasil perbuatannya harusdikembalikan kepadaNya. Kitab Bhagawadgita (IX. 11)menyatakan: “Karena Aku berada dalam tubuh manusia, merekayang tidak tahu tidak menghiraukan Aku, tidak mengetahuiprakrti-Ku yang lebih tinggi sebagai Penguasa Agung dari segalayang ada”. Jadi, Tuhan tidak sekadar “ada”, tetapi “mengada”dalam diri manusia, sehingga tidak ada perbuatan baik dan tidakbaik yang dilakukan manusia luput dari pengawasannya.Brahmana Purana (228. 45) menyatakan bahwa “Tubuh adalahalat untuk mendapatkan artha, kama, dan moksa, untuk itumanusia harus menyadari bahwa dengan tubuh ini kita bisamenggunakan sebaik-baiknya untuk memperoleh tujuan tersebut”.

Kesadaran kosmis lainnya adalah memahami dengan jelasbahwa alam semesta ini adalah sthana Tuhan, dan tidak adabagian dari alam ini tanpa kehadiranNya. Alam semesta ataubhuwana agung ini badan nyataNya sendiri yang jugadinyatakan dalam kitab Yajurweda (XXXX.I), yang pernyataanitu diulang kembali dalam Isopanisad (I.1) sebagai berikut:“Tuhan berstana di alam semesta yang bergerak maupun yang tidakbergerak.” Alam semesta, termasuk bumi di dalamnya adalahjiwa agung tempat Tuhan bersemayam. Bunyi mantra yanghampir sama dapat ditemukan dalam kitab Rgweda (1.12.16)

Page 57: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

79|Manusia Hindu dan Alam

budhi dan ego. Namun selain sebagai pengawas, Tuhan jugadigambarkan sebagai pengasih, sebagaimana seorang ibu atauayah mengasihi anak-anaknya. Bhagawadgita (IX.17)menyatakannya dengan: “Aku adalah Bapak, Ibu, Pelindung, danDatuk alam semesta ini; Aku adalah objek ilmu pengetahuan,pensuci, Aku adalah Omkara, dan juga Rik, Sdma, dan Yajuh.”Tuhan menyatakan diriNya sebagai “Bapak” dan “Ibu” darialam semesta. Kata “Bapak” mengandung arti yang samadengan kata “benih”, dan kata “Ibu” mengandung arti yangsama dengan kata “kandungan”. Jadi, Tuhanlah yangmengandung bibit atau asal mula alam semesta ini, sehingga Iaberkewajiban melindungi dan memimpin perkembangan alamsemesta ini. Dengan demikian, Tuhan dalam pengertianyasebagai Yang Maha Kuasa berada dalam semesta yang metafisissekaligus transenden, sehingga meniscayakan nuansa mistissekaligus juga suprarasional.

***

Page 58: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

81|Manusia Hindu dan Alam

besarnya untuk memenuhi neraca yang secara postitivistikditentukan angka, statisik dan prosentase. Saat ketamakanmanusia mulai mengancam alam, saat itu pula ia sesungguhnyakehilangan makna hidup. Kemajuan sains tidak banyakmembantunya untuk memahami alam secara metafisis dantransenden. Padahal alam, sering tak eksplisit memancarkanreligiusitas dan sakralitasnya untuk menunjukkan kehadiranTuhan di dalamnya. Melalui kehadiranNya itu pula, manusiadisadarkan untuk membangkitkan daiwi sampadnya melaluicinta dan kasih sayangnya kepada alam, dirinya dan Tuhan.

Manusia (harus) Mencintai Alam, Dirinya dan TuhanAda banyak pendapat, tentu terutama bagi yang tidak

memahami filsafat ketuhanan dalam Hindu, bahwa animismeyang sampai saat ini masih menjadi falsafah umat Hindudianggap sebagai keyakinan yang sesat. Mungkin karenaanimisme dan paham lainnya, termasuk dinamisme danpoliteisme selalu disematkan pada suku-suku tribal, sebelumagama-agama formal dianut. Hindu termasuk dianggap agamakuno, agama bumi atau agama alam, bukan agama yangditurunkan berdasarkan wahyu Tuhan, sebagaimana agama-agama semitik mendifisikan sendiri apa itu “agama”. Tentu sajaperdebatan seperti ini tidak perlu menjadi sengit karena ruangteologis agama-agama memiliki pintu dan kuncinya masing-masing.

Namun, dalam Hindu perlu juga disampaikan bahwafilsafat ketuhanannya tidak hanya berhenti pada keyakinan atasanimisme, dinamisme, dan politheisme karena paham yang samadengan agama-agama dunia juga dianut secara ketat, yaitumonotheisme. Selain itu, Hindu malah melompat dan melampuisemua filsafat ketuhanan agama-agama besar denganpantheisme, sebuah paham yang menyatakan bahwa Tuhanmeresapi segala sesuatu, tak ada yang tak diresapiNya. Jika

Page 59: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

83|Manusia Hindu dan Alam

itu untuk menjaga dan melindungi alam. Karena alasan sebagaimakhluk berpikir, akan menjadi salah dan keliru jika manusiamelakukan yang sebaliknya. Alam yang indah, asri dan lestariadalah jaminan bagi kelangsungan hidup manusia sehinggahubungan keduanya bersifat dialektik dan mutual. Keduanyabisa saling memberi dan menerima pengaruh besar satu samalain. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif,sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif.Keaktifan manusia menjadi sangat penting dalam rangkaperlindungan serta memperbaiki alam yang rusak. Ini adalahkata kunci jika kita ingin membicarakan tentang manusia, alamdan Tuhan.

Masalahnya adalah tindakan eksploitatif manusiaterhadap alam bukan saja telah mengakibatkan kerusakanlangsung pada alam, tetapi juga kerusakan itu secara tidaklangsung berdampak negatif bagi manusia dan makhluk lain.Sebaliknya, jika manusia memperlakukan alam dengan kasihsayang, memelihara dan melestarikannya, maka alam juga akanmenjamin kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya.Menyayangi alam bukan sekadar tugas dan kewajiban manusiatetapi secara alamiah ia memang harus melakukannya dimintaatau tidak. Sebab, menyayangi atau menyakiti alam akanberdampak pada dirinya sendiri. Namun lebih dari sekadarpostulat ini, menyayangi dan menyakiti alam akan berdampakpada alam, makhluk lainnya, dan juga kepada Tuhan. Karenaitulah, jika manusia mencintai alam, ia sekaligus mencintaidirinya sendiri dan mencintai Tuhan.

Manusia mencintai alam, dirinya dan Tuhan adalah Rta.Hukum alam ini telah memberi manusia Hindu sebuah standarhukum moral yang diperlukannya dalam kehidupan materialdan spiritualnya, serta menjadi esensi universal benda-benda dialam semesta. Dengan demikian, Rta adalah satya, kebenaranyang ada dalam setiap benda, sehingga ketidak-teraturan adalah

Page 60: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

85|Manusia Hindu dan Alam

Cinta Manusia Melalui TanamanMeskipun manusia adalah makhluk berpikir dan utama,

yang karena keutamaannya ini harusnya ia selalu dapat berbuatbaik, namun ia ternyata tidak bisa menghindar dari sifatkeraksasaanya, termasuk berbuat tidak baik kepada alam.Sayangnya, ketika alam rusak karena tindakannya, selalu adajustifikasi dan rasionalisasi mengapa ia melakukannya.Kebakaran hutan yang saban tahun menjadi hantu langitIndonesia, terutama di Sumatera dan Kalimantan, adalah contohnaif. Bagi petani ladang yang ingin membuka lahan untukmemulai pertanian atau perkebunannya, mereka secara sadarharus membakar terlebih dahulu lahan-lahan itu, yang luasnyatidak lagi dalam hitungan ratusan are, tetapi bisa mencapairibuan hektar. Dengan pembakaran itu, mereka mendapatkanlahan yang bersih dari semak dan pepohonan. Mungkin merekamendapatkan humus dari sisa pembakaran, meskipun itu caratidak tepat karena sampah misalnya, bukan dibakar tetapiditanam. Kita bersyukur pemerintah mulai galak. Beberapapembakar hutan diburu dan dijadikan tersangka. Tentu ini harusdiapresiasi, meskipun jika melihat kejadian yang terus berulang,tindakan tegas ini sudah sangat terlambat. Dampak baik dariketegasan pemerintah, selain kebakaran hutan, illegal loggingjuga mulai berkurang, sejalan pula dengan tren global melaluipropaganda paperless.

Jika manusia berharap alam dapat menyempurnakandirinya, maka ia bukan saja rela tetapi harus menganggap alamsebagai sahabat sejatinya. Lagi-lagi, kesadaran seperti inikembali membawa kita pada satu pemahaman bahwa alamsebagaimana dalam kosmologi Hindu telah terbagi ke dalamdua wujud, yaitu Purusa berupa kesadaran, energi, kekuatan,organis, dan Pradana/Prakrti berupa kebendaan, material, benda-benda mati, anorganis. Pandangan filosofis ini menjelaskanbahwa Purusa memiliki sumber hidup (pramana) yang juga

Page 61: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

87|Manusia Hindu dan Alam

Beberapa pesan mantram di atas, harusnya membuat kitamulai memikirkan hal-hal kecil dengan menanam pohon, entahyang berdaun, berbunga atau berbuah. Tentu tidak sulit kitamulai dari dalam rumah sendiri dengan menghirup udara bersihdari tanaman hias. Bukan saja untuk menghasilkan O2 tetapijuga memperindah rumah. Sekali lagi, tidak susah, seharusnya.Kembali mantram Atharwaweda (XXIX.35) menyatakannyadengan: “Bau harum gulgulu dapat menyembuhkan penyakit danmembersihkan udara.” Jika udara telah bersih, akan berpengaruhpada kelangsungan atmosfir dan akan memberikanpenghidupan kepada seisi alam semesta. Pengharapan ini dapatkita baca dalam Atharwaweda (VIII.2.25) yang berbunyi:“Siapapun, apakah umat manusia ataukan binatang, hidup denganselamat, di mana kebersihan atmosfir (Brahman) dipelihara dengansegala cara untuk tujuan hidup.”

Melihat betapa berharganya tanaman bagi manusia danseisi alam semesta, tidaklah salah agama Hindu menjadikannyasebagai Ibu bagi umat manusia. Keyakinan ini telah tersuratdalam Rgweda (X.97.4) yang menyatakan bahwa: “Tanam-tanaman memberi makanan dan melindungi alam semesta, olehkarenanya mereka disebut para ibu”. Yadnya melalui tanamanbukan hanya karena tanaman sebagai simbol Ibu, tetapi jugapersonifikasi dari Rudra atau Siwa (Tuhan), sebagaimanaYajurweda (XVI.17) menyatakannya:

Sembah ke hadapan Sang Hyang Rudra yang adalahpengawal hutan belantara, tanaman-tanaman dantumbuh-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat. SangHyang Siwa menyantap racun dan memberikan minumankepada para dewa (nectar), dengan cara yang sama,tanaman menyerak karbondioksida dan memancarkan satasam (oksigen), maka dari itu, mereka dipuja sebagai paraRudra yang dijelmakan.

Page 62: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

89|Manusia Hindu dan Alam

muskil tumbuh menjadi pohon yang baru, tetapi kita pahammereka tidak ingin membiarkan pohon yang ditebang itu dengantanpa satu harapan. Penancapan ranting itu hanyalah penanda(sawen) karena mereka mendoakan ada pohon baru yang akanmenggantikan pohon yang telah ditebangnya. Kecintaan sepertiini juga diperlihatkan melalui padewasan saat menebang,khususnya beberapa pohon besar yang akan digunakan untukpembangunan tempat suci. Penghormatan seperti ini dikaitkandengan mitologi saat Dewi Gangga turun dari langit yang akandisangga oleh rambutnya Siwa yang merupakan simbol hayati,lalu diserap oleh Kala (Boma) sebagai anak dari Dewi Perthiwi.Pohon adalah simbol Banaspati yang hidup dengan taringpanjang, dan amerta akan mengalir dari mulut Kala sebagai mataair, lalu mengalir menjadi sungai bagaikan Basuki, dan berakhirdi laut.

Tentang kemuliaan tanaman atau pepohonan, Wirawanmengutip beberapa bunyi kitab suci dan memaparkannya,sebagai berikut:52

Pepohonan mirip dengan orang baik yang peduliterhadap yang lain. mereka harus tetap berdiri pada terikmatahari tetapi memberikan keteduhan kepada yang lain.Mereka tidak memakan buah yang dihasilkannya, tetapimemberikan buahnya kepada yang lain. betaparamahnya mereka (Vikrama Caritam, 65).

Seluruh hidupnya, pepohonan adalah untuk pelayanan.Dengan daun, bunga, buah, dahan, akar, naungan,getah, kulit kayu, kayu, dan bahkan akhirnya abunyadan arang, semuanya ada untuk kepentingan yang lain(Srimad Bhagavatam).

52 Ibid., hlm. 76-77.

Page 63: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

91|Manusia Hindu dan Alam

ini, dan sampai saat ini juga masih dilakukan, sikap etik umatHindu dibangun. Misalnya, umat Hindu tidak akansembarangan kencing di aliran air yang mengalir, seperti sungai,karena akan mengalirkan kotoran kepada orang lain yang adadi hilir. Contoh kearifan ini mungkin terkesan sederhana namunsikap etik itu ingin mengajarkan agar kita menghormati oranglain melalui aliran air. Alam dapat menjadi perantara dari maksudbaik manusia. Di Bali, kearifan lokal seperti ini juga banyakdituangkan ke dalam satua seperti Tantri atau cerita rakyat darisuatu daerah, misalnya cerita Lelipi Selem Bukit yang berasaldari desa Tenganan Pegringsingan. Cerita ini mengajarkantentang nilai kejujuran dan kesetiaan yang diperankan seekorular bernama I Tundung. Lelipi ini sangat setia menjaga kebundan hutan di Desa Tenganan sehingga warga tidak ada yangberani menebang pohon di hutan secara sembarangan.

Seringkali, nasehat itu perlu dilegitimasi secara moralyang diambil dari nilai-nilai agama. Misalnya, di Bali jika adasebuah pohon besar, terutama yang tumbuh besar di jalanan,pasar, dan tempat umum lainnya, akan dibelitkan saput,biasanya saput poleng atau putih kuning. Biasanya jugadilengkapi dengan pelangkiran. Umat Hindu tidaklahmenuhankan pohon itu, tetapi sering dibalik pohon besar diyakiniakan terpancar kekuatan supra natural yang tidak dimilikimanusia. Oleh karena itu, pohon itu harus disakralkan dengansimbol-simbol agama. Melalui legitimasi moral ini, manusia tidakbisa seenaknya menggangu keberadaan pohon. Namun, secarasain dan rasionalitas, pohon besar, terutama pada malam hariakan mengeluarkan karbondioksida (CO2) yang tidak baikuntuk manusia. Nasehat berikutnya yang masih berhubungandengan simbol agama adalah manusia diwanti-wanti tidakberada di bawah pohon pada malam hari, karena pohon itusakral dan tenget, jika memaksa melakukan itu, manusia bisamengalami pusing dan kejang-kejang. Kadang, untuk

Page 64: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

93|Manusia Hindu dan Alam

maka manusia memiliki kewajiban untuk memelihara, memberimakan, memandikan dan seterusnya. Begitupun alam ini. Biladiambil terus isinya, seperti air, minyak bumi, panas bumi, batubara, pohon, jika setelah diambil tidak ada usahamengembalikannya seperti semula, maka bencana besar akanmenimpa umat manusia. Kamadhuk tidak lagi memberikan susu,malah lembunya sendiri mungkin akan segera mati akibateksploitasi atau pemanfaatan secara radikal tanpa dibarengiusaha untuk mengembalikan posisi awalnya. Terjadinya gempa,tsunami, tanah longsor, gunung meletus, banjir, dlsb adalahtanda kamadhuk atau lembu perahan ini mulai sakit-sakitan.

Cinta Manusia Melalui RitualPara antropolog dunia sejak lama menaruh perhatian

besar terhadap upacara karena upacara mampu mendramatisasiatau memperagakan cerita-cerita mitos. Oleh karena itu, mitosmemberikan rasionalisasi kepada pelaksanaan upacara.Beberapa ahli, sebut saja Emile Durkheim dan Radcliffe-Brownbahkan menganggap upacara dapat mempertebal perasaankolektif dan integrasi sosial.53 Jauh sebelumnya, pertanyaantentang ritual pengorbanan, terutama pada masyarakat non-barat sudah dipertanyakan banyak antropolog yang awalnyadilakukan untuk memahami bentuk dan esensi moral dari ritualtersebut.

Setiap kebudayaan memiliki bentuk dan esensi moral dariritual yang dilakukannya. Umat Hindu, khususnya di Balimenjalankan ritual pengorbanan atau Bhuta Yadnya bukanhanya untuk menyembuhkan “luka” yang dialami manusia danseisi alam tetapi mengembalikan ke bentuk semula apa yangtelah rusak dalam diri manusia dan isi alam. Upacarapengorbanan Bhuta Yadnya dilakukan agar manusia dan seisi

53 Lihat kembali Roger M. Keesing. Op.Cit., hlm. 106-109.

Page 65: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

95|Manusia Hindu dan Alam

tumbuh-tumbuhan, belakangan secara pragmatis, TumpekWariga dipersembahkan pada pohon yang produktif,terutama yang berbuah, seperti kelapa, mangga, pisang,manggis, durian, dlsb. Pergeseran ini dapat dimaklumi karenabuah-buahan yang dihasilkan akan digunakan pada saathari raya, khususnya Galungan. Rentang waktu 25 harisebelum Galungan dianggap buah yang ada di pohon akanmasak. Maksud ini jelas tersirat dalam ucapan melaluisesontengan kepada pohon agar berbuah nged (lebat).

Selain sebagai persembahan suci, Tumpek Wariga jugabermakna sebagai ungkapan rasa syukur ke hadapan Tuhandalam manifestasiNya sebagai Dewa Sangkara, penguasatumbuh-tumbuhan. Upakara pokok yang wajib ada dalamupacara ini adalah bubur sumsum, yaitu bubur yang dibuatdari tepung beras ditambah gula yang bermakna bahwa diantara makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan diciptakan Tuhansebagai generasi pertama, lalu diikuti binatang dan terakhirmanusia. Itulah sebabnya, saat mempersembahkan bubur,umat Hindu menyebut tumbuhan dengan kaki dan ninisebagai generasi pertama dalam kehidupan. Yang menarikadalah melalui Tumpek Wariga, umat Hindu yang inginmemiliki tanaman agar tumbuh subur haruslah senantiasamemperhatikan wariga, yaitu:a. Minggu (Radite) adalah hari yang baik untuk menanam

jenis tanaman yang memiliki ruas (sarwa soca), sepertibambu, tebu, dan sejenisnya. Pantangannya adalah umatHindu dilarang menebang pohon pada hari Minggukarena akan menyebabkan pohon-pohon beruas itu akanrusak (mati buku), ruasnya menjadi rusak dan tidakmudah untuk dibelah. Nasehat ini baik diperhatikan olehpengusaha anyaman dengan berbahan dasar bambu.

b. Senin (Soma) adalah hari yang baik untuk menanamtanaman yang berumbi (sarwa bungkah), seperti ubi,singkong, tales, keladi, dan sejenisnya.

Page 66: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

97|Manusia Hindu dan Alam

untuk membajak; kuda membantu manusia melakukanperjalanan jauh; burung-burung dipelihara manusia agar iaterhibur oleh suaranya yang merdu; anjing juga dipeliharadan dilatih manusia untuk menjaga rumah. Masih banyakhewan lainnya yang dianggap berjasa dalam hidup manusia.Dalam mitologi Hindu, ada beberapa binatang yangdisakralkan dan dihormati, seperti lembu, garuda, naga,cendrawasih, kura-kura, angsa, dlsb.

Selain dalam kehidupan, beberapa hewan jugadigunakan dalam upacara caru atau tawur, antara lain ayam,dari yang berwarna putih, kuning, merah, hitam, hinggabrumbun atau bebek, dari telornya dan dari yang berwarnaputih, hitam, merah/coklat dipakai sebagai ulam banten.Hewan lain yang juga sering menjadi bahan upakara adalahangsa, anjing bang bungkem (anjing yang berbulu coklatdengan mulut hitam dada putih), kambing hitam, sapi hinggakerbau. Sedemikian penting dan bergunanya hewan, bukansaja untuk kehidupan tetapi juga upacara, umat Hindudiwajibkan untuk menjadikannya sebagai sahabat dalamhidup. Tumpek Uye mengajarkan kesadaran itu.

3. MelisMelis disebut juga mekiyis atau melasti artinya

penyucian, terutama sarana upacara, seperti pratima. Melisadalah salah satu rangkaian penting dari hari raya Nyepi.Namun dalam beberapa hal, di beberapa desa adat, melisjuga dilakukan kapan saja dan tidak sama tata caranyaseperti dalam rangkaian Nyepi. Meskipun begitu, intiupacara ini tetap sama, yaitu penyucian yang dilakukan padasumber-sumber mata air. Bagi masyarakat pesisir ataudataran rendah, melis dilakukan di pantai dan laut,sedangkan bagi masyarakat dataran tinggi ataupegunungan, melis dapat dilakukan di danau atau sumbermata air yang terdapat di daerah pegunungan/perbukitan.

Page 67: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

99|Manusia Hindu dan Alam

MANUSIADAN HARMONI ALAM

Secara alamiah, manusia adalah makhluk individual,sesuatu yang berbeda ketika ia ada dalam dimensi sosial.Manusia bertindak bebas untuk atas nama individualnya,namun ia tetap dan akan selalu terikat oleh tanggung jawabnyasebagai makhluk sosial. Dua dimensi ini secara sadarmembuatnya selalu berada dalam standar ganda, termasukdalam memandang alam. Namun kesaling-terjalinannyadengan manusia, makhluk hidup lainnya dan alamsesungguhnya tidak mengurangi hakikatnya sebagai manusia.Manusia dapat menjalankan dua tugasnya itu secara bersamaan,bukan timpang apalagi serampangan. Sehingga klaim sebagaimakhluk yang dapat hidup sendirian seharusnya tidak pernahterucap, karena memang ia tidak akan pernah dapat hidupseorang diri. Tidak ada kebutuhan hidupnya, dari yang palingkecil dan sederhana hingga yang besar dan banyak, tidakdisediakan alam. Bahkan beberapa kebutuhan dasar danpokoknya, disediakan secara gratis oleh alam. Beberapa yanglainnya harus dikerjakan oleh akal, pikiran dan ilmupengetahuannya. Keadaan ini memaksanya untuk harusberdamai dengan alam. Tidak ada alasan menundukkan alam,karena alam dengan daya energinya, yang karena evolusi waktudapat membuat manusia menderita melalui bencana. Api yangsebelumnya kecil bisa membesar untuk membakar; air yangsebelumnya hanya riak bisa membesar menjadi bah dan banjir;angin yang sebelumnya semilir bisa membesar menjadi puting

Page 68: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

101|Manusia Hindu dan Alam

disebutkan bahwa rata-rata tubuh manusia dewasamengandung air sekira 53%. Hal ini sangat bervariasi menurutusia, jenis kelamin, dan adipositas. Dalam sampel besar orangdewasa dari semua umur dan kedua jenis kelamin, angka untukfraksi air menurut beratnya ditemukan 48 ± 6% untuk wanitadan 58 ± 8% air untuk laki-laki.55 Komposisi air di bumi malahsangat besar yang menunjukkan kehidupan sangat tergantungpada air. Dalam laman wikipedia disebutkan, 97% air di bumiadalah air asin, dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan eskutub.56

Jadi, air sangat penting bagi semua umat manusia,termasuk dalam Hindu seperti diakui dalam Bhagawadgita(VII.9) dengan pernyataan: “Aku adalah rasa dalam air, wahaiArjuna, Aku adalah sinar dalam bulan, dan matahari. Aku adalahPranawa AUM dalam setiap kitab suci Weda. Aku adalah suarapada ruang (akasa) dan kemanusiaan pada manusia”. Bunyi slokaini menjelaskan bahwa Tuhan adalah penyebab pertamakehidupan, menimbulkan berbagai rasa dalam hidup. Di duniaini, di mana tidak ada air tidak mungkin terdapat kehidupan.Seluruh sumber bahan makanan manusia tentu akan hidup bilaada air. Di tempat yang tidak pernah turun hujan tidak akanada air, tidak juga akan tumbuh tanaman apapun, demikianpula tidak pernah ada kehidupan.

Dalam beberapa mantram kitab suci Weda jugaditemukan bagaimana Hindu memuliakan dan mengagungkanair. Rgweda (X.9.6) menyatakan air memiliki khasiat pengobatan:“Sang Hyang Soma mangatakan bahwa air memiliki semua faktorpenyembuhan”. Rgweda (I.43.4) menyebut Dewa Rudra sebagaipakar pengobatan dengan air: “Sang Hyang Rudra adalah pakar

55 Lihat lebih lengkap berbagai hasil penelitian dan https://id.wikipedia.org/wiki/Komposisi_ tubuh_manusia diunduh 3 Pebruari 2020.

56 https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_air diunduh 3 Pebruari 2020

Page 69: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

103|Manusia Hindu dan Alam

menggunakan air (tirtha) sebagai pembersihan dan penyucian.Proses ini adalah bagian dari upacara melis yang secara etimologiberasal dari kata “lis”, yaitu sebuah banten yang berbahan janurdan dirangkai sedemikian rupa sehingga berbentuk canggahmenek dan canggah tuwun. Keduanya adalah simbol tumbuh-tumbuhan yang tumbuh ke atas dengan menjulur dan tumbuhke bawah. Dalam lis ini juga ditemukan bentuk pohon bingin(beringin), pohon ancak (bodhi), nyuh (kelapa), ketupat pusuhdan ketupat tulud. Semua upakara ini melambangkan bhuanaagung dan bhuana alit.

Demikian pentingnya lis tersebut, dalam mantrampengantarnya, lis disebut sebagai sthana Dewa Tri Murti yangmaha suci sebagai pencipta, pemelihara dan pemralina.Barangsiapa yang tercipratkan air dari lis akan segera menjadisuci. Sebuah persembahan jika belum disucikan (dilukat,diprayascita) dengan tirtha, maka persembahan tersebut belumdisebut banten bahkan belum layak untuk dipuja ataudipersembahkan. Begitu juga saat selesai melaksanakanpersembahyangan, umat Hindu akan memercikkan tirtha kekepala sebanyak tiga kali, meminumnya sebanyak tiga kali danmeraup ke wajah sebanyak tiga kali. Makna percikan tiga kalidi kepala adalah simbol penyucian idep (pikiran), diminumsebagai simbol penyucian sabda (kata-kata), dan diraup sebagaisimbol penyucian bayu (perbuatan) karena biasanya perilakumanusia bisa terpancar salah satunya dari wajahnya.

Unsur air hampir digunakan dalam seluruh jenis upacarayadnya. Misalnya, dalam Dewa Yadnya, seperti pujawali, piodalanatau pembangunan tempat suci selalu diawali dengan penyuciandengan memakai tirtha penglukatan; dalam Pitra Yadnya, tirthapengentas digunakan sebagai simbol untuk mengantarkanperjalanan atma ke Swarga Loka. Bahkan tanpa tirtha pengentasini, pembakaran jenasah belum disebut ngaben; dalam upacarayadnya berskala besar, seperti ngenteg linggih, harusmenggunakan Pancaka Tirtha, yakni lima jenis sumber mata airyang suci.

Page 70: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

105|Manusia Hindu dan Alam

tidak suci, tidak pula kotoran-kotoran yang lain, tidak puladarah atau hal-hal yang berbisa (IV. 56).

Air dalam mitologiDalam Hindu, ada dikenal istilah tirtha amrta yang berarti

air suci kehidupan abadi. Tentang tirtha amrta ini diceritakanIthihasa, tepatnya dalam Adi Parwa tentang kisah pemutaranMandara Giri:

Kisah diawali dari permusuhan antara para dewata denganpara raksasa. Para Dewata berkumpul di gunungMahameru yang dipimpin oleh Dewa Wisnu (Narayana)dan merundingkan tentang cara untuk mendapat amrtha,yakni dengan cara memutar gunung Mandara Giri dilautan susu atau ksirarnawa (pada masa itu, lautan adalahsusu). Para raksasa yang mengetahui rencana itu mintaikut bergabung. Demi mendapatkan air suci kehidupan,para Dewata dan raksasa akhirnya bekerja sama. Untukdapat melakukan pemutaran gunung, ada pembagiantugas, yakni Naga Basuki sebagai tali pengikat agargunung tidak pecah; Dewa Wisnu menjelmakan diriNyasebagai kura-kura raksasa untuk menyangga gunung;Dewa Indra ada dipuncak gunung agar gunung tidakterperlanting ke udara; para raksasa menarik kepala NagaBasuki sedangkan para Dewata menarik bagian ekornya.Badan naga yang membelit gunung ditarik secarabergantian oleh para Dewata dan raksasa sehingga gunungdapat berputar pada porosnya. Ketika perputaran itumengeluarkan panas, Dewa Indra menurunkan hujan dansaat keluar bisa (gas beracun) Dewa Siwa mengisapnya(Nila Kantha). Akhirnya, dari bagian ekor naga (tempatpara Dewata) keluarlah ardha candra, Dewi Sri, DewiLaksmi, kuda uccihsrawa dan kastubamani permata.Sedangkan pada posisi raksasa keluarlah Dhanwantari

Page 71: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

107|Manusia Hindu dan Alam

Dari mitologi tersebut, umat Hindu dalam beberapapelaksanaan upacara yadnya menggunakan daun beringin danalang-alang karena pernah mendapat cipratan amrta. Selaindalam Adi Parwa, cerita tentang keagungan air juga dapatditemukan dalam Bhima Parwa:

Bhima diperintahkan gurunya, Bhagawan Dronamengambil tirtha amrta di tengah samudera luas.Sebenarnya, Drona menginginkan Bhima mati agarKorawa mampu mengalahkan Pandawa, karena Bhimapaling ditakuti Korawa. Berkat kesungguhannya, Bhimaberhasil mendapatkan tirta amrta atas anugrah DewaRuci. Tirtha amrta diserahkan kepada Drona, namunDrona tidak percaya begitu saja, lalu membuangnya.Karena air itu suci, lalu berubahlah menjadi banjir besaryang menghanyutkan Drona, meski pada akhirnya iaditolong Sri Krshna.

Kisah perjalanan Bhima di atas memperlihatkan betapaair yang telah memberikan kehidupan (amrta) kepada manusia,bila diperlakukan tidak baik, kekuatan dan kesucian yangterdapat di dalamnya juga dapat membahayakan manusia dankehidupan. Kisah lain tentang air dapat ditemukan dalam lontarKakawin Smradahana karya Empu Managuna tentang surgayang diserang oleh raksasa Kala Rudrika:

Pada saat Dewa Siwa sedang bertapa di gunung MahaMeru (Kailasa) dan belum bertemu dengan Dewi Parwati,sehingga belum bisa memiliki putra. Akhirnya DewaIndra mengutus Dewa Asmara untuk menggoda DewaSiwa dari tapaNya. Dewa Kama segera datang ke tempatpertapaan Dewa Siwa. Sambil mengamati sekitarnya,Dewa Kama segera memanah Dewa Siwa dengan panahasmara. Seketika Dewa Siwa bergairah dan melihatmusim bunga dan keindahan alam di sekitar

Page 72: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

109|Manusia Hindu dan Alam

Memang pada mulanya yang ada di dunia ini adalah air, namunBrahman memerintahkan Dewa Brahma sebagai pencipta untukmenciptakan sebuah titik pada air. Titik itu kemudian membesarmenjadi telur yang bersinar kuning keemasan, dan Brahmaberada di dalam telur itu selama setahun. Telur inilah yangkemudian dikenal dengan Brahmanda yang sekaligusmembuktikan bahwa dunia ini sudah dinyatakan bulat sepertitelur. Setelah berada selama setahun, akhirnya Brahma keluardan telur itu pecah menjadi dua, dan Brahma seolah lahir daridirinya sendiri. Kejadian ini dinyatakan sebagai Swayambhu,Tuhan lahir dari dirinya sendiri. Bagian atas dari telur itu menjadiswarga (surga), alam atas dan langit yang terdiri dari matahari,bulan, bintang dan berbagai gugusan planet yang bersinar (dev,deva, dewa).

Setelah kejadian itu, Tuhan lalu menciptakan tujuh benua,tujuh samudra, tujuh gunung serta tujuh lapisan ke atas yangdisebut Sapta Loka, yang terdiri dari bhur loka tempat alammanusia, tumbuh-tumbuhan dan binatang; bhuwah lokaditempati alam roh; swah loka menjadi alam dewa; tapa loka jugamenjadi alam dewa; jana loka adalah alam Brahma; maha lokasebagai alam Siwa; dan satya loka adalah alam Brahman dalamnirguna Brahman. Adapun tujuh lapisan bumi ke bawah disebutSapta Patala, yang terdiri dari patala pertama adalah lapisantanah paling atas; satu patala bergabung dengan satu loka yangdisebut bhuana. Pada bhuana inilah terdapat tiga jenis mahlukhidup, yaitu manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Lapisankedua dari sapta patala antara lain watala, nitala, mahatala, sutala,tala-tala, dan rasa tala. Pada rasa tala inilah yang disebut intibumi, yaitu ciran magma yang panasnya berjuta-juta derajatcelcius. Bila inti bumi ini keluar melalui bagian yang paling lemah(gunung) maka akan terjadi erupsi atau letusan yang dahsyat.

Selanjutnya, Brahma menciptakan manusia, yaitu yangpertama dinamakan Swayambhu Manu dan seorang

Page 73: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

111|Manusia Hindu dan Alam

Wena yang sakti memerintah dunia ini danmemperlakukan alam dengan sesuka hatinya, akibatnyaalam menjadi tandus, air tidak bisa lagi mengalir denganjernih, tanaman menjadi kering kerontang dan alamrusak terbakar. Kemudian para Maha Rsi di bawahpimpinan Maha Rsi Marici membujuk Wena agar tidakberbuat semena-mena, tetapi Wena tidak mau. Akhirnyapara Rsi memutuskan untuk menyerang Wena karenadianggap telah keluar dari jalur Dharma. Namun ketikaWena diserang dari tubuhnya, lahirlah seorang anaktampan yang diberi nama Prthu. Setelah Wenameninggal, dunia lalu diperintah oleh Prthu denganbijaksana, dan dunia berangsur menjadi subur, airmengalir dengan deras, jernih, tanaman berbuahsepanjang musim, laut dan samudra menyediakanberbagai makanan kebutuhan umat manusia. Selamapemerintahannya, dunia berlimpah dengan bahanmakanan. Karena perbuatan Prthu yang berhasilmenyuburkan bumi, dan menjadi tempat manusiamenyandarkan kehidupannya, mana bumi ini diberinama Pertiwi (Prthivi). Dari nama inilah umat Hindumenyebut bumi sebagai Ibu Perthiwi. Ditambahkan kataibu karena sifat ibu sama dengan sifat bumi, yakni tidakpernah merasa lelah demi putra-putrinya, selalumenerima perlakukan setiap putra-putri dan suaminya,penyabar, selalu menyediakan segala yang dibutuhkankeluarga.

Tanah (bumi) dalam perkembangan yugaPerkembangan bumi dari waktu ke waktu terus

mengalami perubahan yang sesuai dengan periode satu jaman(yuga). Masing-masing yuga memperlihatkan kualitas bumi, dantentu juga memengaruhi kualitas makhluk hidup yang ada di

Page 74: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

113|Manusia Hindu dan Alam

di bumi banyak diracuni agar bisa menghasilkan uang (dana).Bila situasi ini terus terjadi tanpa kendali, bumi akanmengalami pralina (kiamat).

Mendapati berbagai kerusakan tanah (bumi) yangsebenarnya sudah mulai terlihat pada jaman Treta, Dwapara danmencapai puncaknya pada Kali Yuga, maka perlu dipikirkankembali cara manusia memperlakukan bumi. Tanah bukanhanya tempat manusia berjalan, mendirikan bangunan ataurumah tinggal, tetapi menjadi sumber kehidupan karena daritanahlah makanan berasal. Ikan yang hidup di air juga beradadi atas lapisan tanah yang menyangga laut, sedalam apapunlautan dan samudera itu.

Bagi umat Hindu, jika memperlakukan tanah (bumi)sebagaimana mereka memperlakukan Tuhan, maka tanah akanmemberikan kemakmuran kepadanya. Pada tanah dan padabumilah Tuhan menjadi seolah-olah tampak nyata adanya.Pernyataan penting ini dapat kita baca dalam ChandogyaUpanisad (3.14.1) yang menyatakan “Sarwa khalu idhamBrahman” (Sesungguhnya semua yang ada di dunia ini adalahTuhan yang tampak). Oleh karena itulah, dunia ini sering disebutmayapada, dunia ini sesungguhnya maya, penuh denganfatamorgana, tidak kekal, semua yang ada di dalamnya adalahmaya dan bisa berubah, sedangkan Tuhan sendiri itu kekal abadi.Cinta manusia kepada bumi dipersembahkan kepada Tuhanyang kekal.

Manusia Menyegarkan UdaraLangit di atas Bali relatif bersih, warna birunya juga masih

dapat dilihat. Berbeda dengan kota-kota besar lainnya diIndonesia. Sebut saja Jakarta. Praktis tidak ada langit biru karenatiap hari tertutup awan pekat dari asap dan polusi udara. Bisasaja polusi itu datang dari daerah penyangga lainnya (Bogor,Depok, Tangerang, Bekasi, Cikarang) yang memang dikenal

Page 75: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

115|Manusia Hindu dan Alam

di masa lalu tetapi juga kini. Sad Kertih juga menjadi panduanutama dalam pelestarian lingkungan yang terdiri dari SamudraKertih, Wana Kertih, Danu Kertih, Jagat Kertih, Atma Kertih, danJana Kertih. Empat bagian pertama (Samudra Kertih, WanaKertih, Danu Kertih, Jagat Kertih) berhubungan langsung denganeksistensi alam, seperti lautan, hutan, danau, dan daratan tempattinggal manusia, sedangkan dua bagian terakhir (Atma Kertih,Jana Kertih) berkaitan dengan manusia selaku penghuni alamsemesta baik sakala maupun niskala.59 Selain itu, tiap bagian daripelaksanaan Sad Kertih ini memiliki ritualnya sendiri, yaitu:1. Samudra Kertih, yaitu usaha untuk melestarikan dan

menyucikan samudra (laut) melalui ritual sekaligus memohondan menyampaikan terima kasih kepada Tuhan atasdiciptakannya laut. Laut atau samudera adalah wujud alamciptaan Tuhan yang memiliki banyak fungsi, salah satunyamenyaring udara kotor yang datang dari daratan, laludiserap laut. Partikel-partikel kimia yang mengotori udaraditarik oleh kekuatan laut, sehingga udara yang berhembusdari laut ke darat adalah udara yang bebas dari polusi.Beberapa ritual yang umum dilakukan untuk membersihkanlaut adalah upacara nangluk merana, upacara melasti, nganyutabu jenazah, nganyut sekah, upacara mapekelem, dlsb.

2. Wana Kerthi, yaitu usaha unruk melestarikan hutan dangunung yang berfungsi menyimpan dan menahan air sertamenghasilkan udara bersih dan sehat. Selain itu, hutan yangmenghijau adalah penghasil sekaligus pembersih udara.Hutan adalah paru-parunya alam dan tempat berlindungnyaberbagai jenis satwa untuk menjaga keseimbangan ekologi.

59 Ida Ayu Surya Wahyuni dan I Putu Gede Suyoga. “Nangun Sat Kerthi Loka Bali:Reinterpretasi Tradisi Ritual Sad Kertih Dalam Praksis Pelestarian Lingkungan”.Prosiding Seminar Nasional FTIS, UNHI 2019 . Agro-Ekosistem: ManajemenPemanfaatan Sumber Daya Alam Secara Bijaksana, hlm. 282-294.

Page 76: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

117|Manusia Hindu dan Alam

subur, air yang bersih dan udara yang sehat denganmembersihkan kekotoran yang terdapat di bumi, sebagaiberikut:

Pada suatu masa, umat manusia di dunia yang amat resahkarena tanahnya tidak lagi menyuburkan tumbuh-tumbuhan, air teramat kotor dan tidak dapat membasahikalau dipakai mandi. Demikian juga udara sudahdemikian kotornya dan penuh dengan berbagai penyakit.Karena itu manusia mengutus Bhagawan Manumenghadap Sang Hyang Tunggal agar beliaumenyelamatkan manusia dari kehancuran karenarusaknya alam. Atas permohonan Bhagawan Manu, SangHyang Tunggal mengutus Sang Hyang Tri Murti turunke dunia untuk menyelamatkan alam sumber kehidupanmanusia. Diceritakanlah Sang Hyang Brahma turun kedunia menjelma menjadi Naga Ananthaboga yangmasuk ke dalam bumi dan membersihkan tanah darisegala kotoran, yang menyebabkan humus tanah tidakberfungsi. Setelah itu, tanah pun kembali menjadi suburdan tanam-tanaman tumbuh dengan suburnya.Ananthaboga artinya makanan yang tidak habis-habisnya. Sang Hyang Wisnu juga turun menjadi NagaBasuki yang kepalanya masuk ke laut dan ekornyamenjadi gunung. Air laut diluapkan menjadi mendung,setelah mendung turunlah hujan yang deras. Ekornyayang menjadi gunung dengan sisik-sisiknya berupa hutanserta pepohonan dilereng gunung untuk menahan airhujan. Lereng gunung yang lebat itu dapat menahan airhujan berujuta-juta kubik, yang mengalir menjadi sungaidan turun ke daerah pertanian untuk menyuburkantumbuhan. Naga Basuki artinya rahayu atau selamat.Tak ketinggalan Dewa Iswara turun dari sorga ikutmenyelamatkan alam dari pencemarannya dengan

Page 77: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

119|Manusia Hindu dan Alam

dipraktikkan oleh para orang suci, sebagaimana disebutkandalam Siwa Sesana bahwa bagi para pedanda, setiap pagi haridiwajibkan melakukan Surya Sewana dengan memuja DewaSiwa Raditya. Pemujaan ini dilakukan bersamaan denganmenyongsong matahari terbit, dengan harapan untuk memohonanugrah dan keselamatan bagi semua makhluk hidup yang adadi dunia. Umat Hindu menyambut terbitnya matahari denganBrahma Muhurta yang dilantunkan dalam puja Tri Sandhya.

Posisi penting matahari yang lainnya adalah sebagai saksiagung dalam tata surya galaksi bima sakti. Di dunia ini, manusiadan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melihat denganbaik bila tidak ada cahaya. Planet-planet, seperti bulan danbintang juga tidak akan bercahaya tanpa adanya matahari. Bagiumat Hindu, matahari adalah saksi agung, semua kejadian akanmenjadi nyata bila ada cahayanya. Oleh karenanya, dalam setiapupacara yadnya, Dewa Surya sebagai saksi juga selalu dihadirkandengan mendirikan Sanggar Surya baik upacara kecil maupunyang berskala besar. Surya adalah saksi atas segala kejadian didunia ini. Dalam kramaning sembah misalnya, setelah sembahpuyung, umat Hindu terlebih dahulu menggunakan saranabunga yang ditujukan kepada Siwa Raditya (matahari) sebagaimanifestasi Dewa Siwa. Selain itu, Dewa Agni juga menjadisimbol saksi agung melalui dupa. Tanpa kehadiran api atau agni,dupa dari sebuah yadnya akan menjadi kurang sempurna, sepertiular tanpa bisa, menggigit tapi tidak meyebabkan sakit.

Sinar, cahaya dan panas dari matahari telah menjadi uripbhuana agung. Hal yang sama terjadi pada tubuh manusia(bhuana alit) di mana sinar, api dan panas badan juga sangatberpengaruh bagi kelangsungan hidupnya. Bila panas badannyamelebihi standar yang telah ditetapkan dunia kesehatan, makaia akan sakit, sebaliknya bila terlalu rendah, ia juga akan sakit.Makhluk hidup membutuhkan sinar matahari secukupnyasesuai kebutuhan hidupnya. Agar sinar matahari tetap menjadisumber hidup, maka kelestarian alam juga harus tetap dijaga.

Page 78: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

121|Manusia Hindu dan Alam

Begitu juga saat membangun rumah, pura, dansebagainya, tata ruang menjadi sangat penting. Bahkan dalammembangun rumah atau pura diperlukan sepat siku denganmenggunakan depa, sikut, jengkal dalam hitung-hitunganmemberi ruang hampa yang diperlukan. Dalam tata kota, jugasama saja. Misalnya, perlu adanya penataan jalan, saluran air,gedung, dan taman sehingga sebuah kota menjadi nyaman,karena jika ruang-ruang itu tertata dengan baik dan bersih akansangat berpengaruh bagi kehidupan kota. Begitu juga tata ruangdalam diri manusia, misalnya, bila “kumuh” karena kegemukan,maka seseorang akan cepat lelah, tensi darah naik turun ataumenyebabkan sesak nafas. Kondisi tidak sehat ini disebabkanterbatasnya akasa atau ether ruang bebas. Contoh lainnya, bilapori-pori tempat keluarnya keringat terganggu, maka manusiaakan sering sakit, peredaran darah tidak lancar, sari-sari makanantersumbat, dlsb.

Bila tata ruang angkasa tercemar, maka sinar mataharimenjadi terasa sangat panas, lembab, pengap, dan menyebabkandunia menjadi panas dan seolah kotor. Oleh karena itu, bilamanusia ingin agar bumi ini bisa lebih lama dapat dinikmati, iaharus bijak dalam memperlakukan alam, dengan misalnya,menggunakan air seperlunya, memberikan ruang serapan padatanah, membuka ruang bagi masuknya cahaya danmeningkatkan kualitas udara melalui pepohonan. Selaintindakan baik secara sakala seperti ini, secara spiritual atau niskala,manusia dapat melalukannya melalui upacara pembersihanwilayah, salah satunya upacara pengelukatan. Upacara inidilakukan untuk menyucikan kembali tata ruang (wilayah)dengan menggunakan banten prayascita atau durmanggala.Banten ini jika sudah selesai dipakai biasanya diletakkan di depanrumah, dan siapapun yang akan memasuki pekarangan rumahakan disucikan.

***

Page 79: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

123|Manusia Hindu dan Alam

bekas canang yang menumpuk hampir sejengkal dengan bauanyir yang menusuk hidung. Panitia piodalan selain mengaturpemedek, juga sibuk mengurus pedagang dan parkir. Tentu tidakadil membandingkan pura karena ada orientasi budaya yangberbeda memandang fungsinya. Syukurlah di beberapa puradi Bali, sudah mulai ditata dan dilengkapi fasilitas umum, namunitu baru-baru saja berlangsung, dan kesibukan biasanyamemuncak saat piodalan saja. Setelahnya, pura akan kembalisunyi dan tenget.

Selintas PHBSPemerintah melalui Kementerian Kesehatan memiliki

program khusus untuk mengedukasi masyarakat melaluiperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dilakukan padalima tatanan, yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, saranakesehatan, dan tatanan tempat-tempat umum.60 Sebagai salahsatu program nasional, PHBS tentu saja baik dan harusdidukung, tanpa kecuali. Namun selalu saja ada perbedaandalam memandang sebagus apapun program pemerintah.Perbedaan ini bisa menjadi sumber kemacetan tidak berjalannyasebuah program strategis. Misalnya, sejak orde baru, denganTVRI dan RRI sebagai satu-satunya corong pemerintah dalammenyiarkan program pembangunan. Salah satu yang saya ingatadalah program hidup bersih dan sehat melalui “RumahContoh”, “Apotek Hidup”, dlsb. Tentu saja program-programini ada yang berhasil, tetapi banyak juga yang gagal. Carapandang yang berbeda dan aplikasinya bukan saja karenaperbedaan dalam status sosial, tingkat pendidikan, ekonomi,geografis (desa, kota), tetapi juga budaya yang hidup dimasyarakat dan dianut dalam rentang waktu yang lama.

60 PHBS sudah menjadi program nasional yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dimasing-masing daerah. Sejalan dengan otonomi daerah, program ini dilakukan sesuaikarakter daerah. Lihat salah satu hasil penelitian Djonny Sinaga, Dewi Marhaeni DiahHerawati dan Mubasysyir Hasanbasri. “Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS): Studi Kasus di Kabupaten Bantul 2003”. JMPK Vol. 08/No.02/Juni/2005.

Page 80: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

125|Manusia Hindu dan Alam

bahwa mereka segan membawa istri ke puskesmas karena lebihpercaya pada dukun beranak tinimbang dokter dan bidan. Satusisi, fakta ini dianggap menghambat program pemerintah untukmenekan angka kematian ibu dan anak, tetapi pada sisi lainnya,budaya lokal ini bisa sangat membantu pemerintahmenyukseskan programnya, justru dengan menggandeng paradukun beranak itu.63

Fenomena yang serupa di atas juga berlaku di Bali. Hampirtidak bisa kita melakukan generalisasi dan menjadikan syarat-syarat dalam PHBS sebagai standar tunggal. Namun batasanminimal untuk mewujudkan cita-cita nasional itu penting dibuat.Hal ini dikarenakan, dalam membangun rumah saja, orang Balisudah diatur sejak lama melalui nibhanda, salah satunya lontarAsta Kosala Kosali. Jika mengikuti apa yang tersurat dalam lontaritu lalu diterapkan pada saat ini, tentu saja menjadi muskil. Dalamlontar ini, rumah tinggal begitu ideal.64 Namun demikian, konsepini sebenarnya masih tetap bisa dijalankan meski denganbeberapa modifikasi. Jika di pedesaan, di mana ruang masihtersisa cukup luas, membangun rumah sesuai bunyi isi lontarmungkin masih bisa diterapkan, namun tidak di perkotaan.Bahkan orang Bali mulai banyak dan mungkin saja makinsenang tinggal di rumah-rumah kavlingan atau cluster hunianeksklusif yang tata ruangnya tidak mungkin mengikuti sepatsiku. Yang masih tetap bertahan adalah cara pandang dantindakan mereka untuk menghormati hulu teben serta bangunanapa yang harus ada di setiap ruang. Sekali lagi, PHBS di Balibukan saja tentang bangunan fisik (sakala), tetapi lebih jauhdibaliknya, tentang dunia niskala. Dua dunia ini terus mereka

63 Lihat Mara Ipa, Djoko Adi Prasetyo, Kasnodihardjo. “Praktik Budaya Perawatan dalamKehamilan Persalinan dan Nifas pada Etnik Baduy Dalam”. Makalah Ilmiah, 2016: 1-36.

64 Banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi untuk membangun rumah yang sesuaidenga nisi lontar Kosala Kosali. Lihat selengkapnya I Gusti Bagus Wijaya Kusuma.“Building Orientation on Traditional Culture”. Humaniora. Vol. 15. No. 1 Pebruari2003: 62-73.

Page 81: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

127|Manusia Hindu dan Alam

arsitekturalnya, yakni segala elemen arsitektural tri wangsa, akansangat berbeda dengan jaba wangsa yang umumnya berprofesisebagai petani, nelayan, dan peternak. Rumah tinggal jabawangsa relatif lebih kecil dari sudut dimensi rancang bangunnya,sehingga tata ruang dan tata bangunnya akan tampil lebih mungildibandingkan dengan keluasan lahan dan struktur bangunanpara tri wangsa.

Gelebet (dalam Suyoga, 2017)66 juga menyatakan bahwarancangan arsitektur Bali didasarkan pada orientasi tata nilairuang yang dibentuk oleh tiga sumbu utama, yaitu pertama,sumbu kosmos (bhur, bhuah, swah atau litosfer, hydrosfer,atmosfer) atau sumbu langit-bumi (akasa-pertiwi). Kedua, sumburitual kangin-kauh (terbit terbenamnya matahari), dan ketiga,sumbu natural kaja-kelod, gunung-laut, masing-masing dengandaerah tengah yang bernilai madia. Adapun konsep ruang yangmembentuk tata nilai ruang disebut Tri Mandala yang terdiridari ruang sakral/spiritual, ruang profan/komunal, dan ruangpelayanan/komersial. Struktur tata ruang Tri Mandala iniberpedoman pada orientasi gunung-laut (kaja-kelod) dan orientasiterbit-terbenamnya matahari (kangin-kauh).

Tiap orientasi tata ruang tersebut memiliki konsekuensinyamasing-masing. Misalnya, orientasi gunung-laut, maka tataruang di bagian hulu akan digunakan untuk kegiatan spiritualatau utama mandala, ruang komunal yang berada di bagiantengah, disebut madya mandala, dan ruang pelayanan biasanyaditempatkan di bagian hilir yang nista mandala. Jika tata ruangitu berorientasi pada terbit dan terbenamnya matahari, makatata ruang paling timur adalah utama mandala, bagian tengahadalah madya mandala dan paling barat adalah nista mandala.Dan jika berorientasi pada pola linier ke spasial, maka akandiperoleh tata zoning dalam suatu tapak (site area) berupa

66 Sub ini diadaptasi sepenuhnya dari I Putu Gede Suyoga. “Ruang Ideal Bali DalamTekanan Globalisasi”. Dharmasmrti. Vol. XVI Nomor 01 April 2017: 24-30.

Page 82: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

129|Manusia Hindu dan Alam

ruang diungkapkan sejak lama oleh Lao Tzu sekira 550 S.M,dan sejak itu konsep ini mengalami perubahan, terutama dalamdunia arsitektur. Misalnya, pada akhir abad ke-19 dikatakanbahwa eksistensi ruang menjadi esensi dari arsitektur, sedangkanpada awal abad ke-20, beberapa tren artistik tertentu yangmemahami kata-kata bijak kuno dari Timur mengatakan bahwamassa adalah abdi dari kekosongan, akhirnya sampai padaketetapan akan dematerialisasi (peniadaan materi) terhadapsoliditas massa.

Ruang secara bentuk dibedakan menjadi dua, yaitu (1)ruang adalah kosong menurut versi Timur dan (2) ruangterbentuk dari batas-batas menurut versi Barat. Sebagai contoh,pada rumah tradisional Bali yang disebut natah sebenarnyadapat dijadikan representasi dari ruang. Orang timur (Bali)menyebut ruang itu adalah natah (kosong), sedangkan carapandang Barat memandang ruang atau natah tersebut terbentukkarena adanya bale daja, bale delod, bale dangin dan bale dauh.Natah menjadi wujud fisik ke-ruang-an yang secara filosofimenjadi tempat pertemuan bapa akasa-ibu pertiwi, yaitu unsurlangit-bumi, atau purusha-pradhana (unsur maskulin-feminin).Natah berfungsi sebagai wadah sebuah kehidupan baru dimulaidan berakhir nantinya. Secara sosial, natah berfungsi sebagairuang interaksi, penerimaan tamu terkait perayaan/upacara,tempat prosesi ritual berlangsung, sedangkan secara arsitekturalnatah berfungsi sebagai perluasan ruang (bale-bale), titik orientasidan sirkulasi. Fungsi kesehatannya adalah penyediaan ruangterbuka untuk mempermudah memperoleh sinar matahari,pencahayaan, penghawaan, dan aspek utilitas lainnya.Gabungan kedua pandangan Timur dan Barat tentang ruangadalah analog dengan volume atau isi. Ruang adalah volumeyang terbentuk oleh karena batas-batas “fisik” (nyata) ataupunareal dalam batas-batas “metafisik” (maya).69

69 Ibid., hlm. 28.

Page 83: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

131|Manusia Hindu dan Alam

memiliki karakteristik yang sama, baik di Bali apalagi di luarBali.

PHDI telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatanuntuk menghasilkan PHBS di pura yang praktiknya tetap harusdisesuaikan dengan desa, kala, patra dari pura dan umat Hindubersangkutan. Juga menyesuaikan jenis, karakter danpengemponnya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pura diBali, Balai Basarah di Kalimantan Tengah atau Kuil bagi HinduTamil akan berbeda cara menerapkan PHBS-nya. Ni MadeJendri,71 menjelaskan bahwa untuk dapat menerapkan PHBS dipura, yang pertama dilakukan adalah menyiapkan sarana danprasarana berupa:1. tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun cuci tangan2. jamban yang bersih dan tersedia air bersih dan sabun3. tempat sampah tertutup dan ada sarana pemilahan sampah4. tempat/wadah tirtha yang bersih dan tertutup5. alat pemercik tirtha khusus (dari alang-alang)6. mading atau pojok informasi7. sarana perpustakaan (Taman Bacaan) terkait kesehatan8. lingkungan yang hijau, bersih, sehat dan asri,9. kantin harus bersih dan sehat dengan makanan bersih, sehat

dan memperhatikan kaidah gizi seimbang.Masih dalam buku yang disusun berdasarkan kerjasama

Kementerian Kesehatan dan PHDI Pusat itu, cara yang bisadilakukan untuk menerapkan PHBS itu antara lain:1. mengenakan pakaian yang bersih, rapi dan sopan2. mencuci tangan dengan sabun pada air bersih yang mengalir3. menggunakan jamban dan kebersihannya terpelihara4. membuang sampah pada tempatnya sesuai jenis sampah5. tidak merokok di areal pura6. tidak meludah sembarangan

71 Ni Made Jendri. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pura. Jakarta: KementerianKesehatan RI bekerjasama dengan PHDI Pusat.

Page 84: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

133|Manusia Hindu dan Alam

untuk menjaga tata ruangnya sehingga dapat ramah denganlingkungan. Sedangkan tempat suci yang bentuknya tertutupitu tetap memiliki ruang untuk menjaga keasriannya, misalnyadengan tanaman di pot atau menempatkan pepohonan dilingkungan luar atau halaman tempat suci.

Secara konktrit, PBHS ini dapat dipraktikkan, namuntetap menyesuaikan keadaan pura, antara lain:1. Halaman Nista Mandala (jaba sisi atau halaman paling luar)

biasanya diisi sarana prasarana untuk umum, seperti dapur,sumur, kran-kran air, kamar mandi, serta bale-bale tempatberistirahat. Hampir semua tempat suci baik pura, mandir,kuil, candi dan balai basarah bisa diisi bangunan dan prasaranaseperti ini, tergantung kesepakatan dan sesuai tradisisetempat. Pohon-pohon rimbun, utamakan yang daun danbunganya dapat dimanfaatkan sebagai upakara atau pohonobat (taru pramana). Di jaba sisi juga bisa ditanamin pohonyang tumbuh tinggi dan rindang meneduhkan, seperti bunut,bingin, kelapa gading atau hijau, ancak, dlsb.

2. Halaman Madya Mandala (jaba tengah). Pada halaman ini,tempat suci masih bisa ditanami pohon-pohon rimbun,namun tidak terlalu tinggi, misalnya kamboja, kembangsepatu, kenanga, asoka, jempiring, cempaka, atau pohonrimbun lainnya.

3. Halaman Utama Mandala (jeroan). Pada halaman ini hanyadidirikan bangunan utama, seperti padmasana, meru, balaipawedan/piyasan, dan bangunan suci lainnya. Tanaman yangtumbuh tidak terlalu tinggi namun bermanfaat sebagaiupakara dapat ditanam. Untuk menambah keasrianlingkungan jeroan, berbagai jenis rerumputan hijau juga baikditanam.

Page 85: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

135|Manusia Hindu dan Alam

Masalahnya, agama sering hanya menjadi lembaga formal,dan isi kitab sucinya diperlakukan normatif saja. Jika punmemang harus melembaga, “agama” seharusnya bisa“memaksa” manusia yang jahat menjadi lebih baik. Pemaksaanitu harus dimulai dari dirinya dan menular ke lingkungan yangluas. Begitu juga beberapa ajaran dan konsep Hindu yangsebetulnya sangat penting, sering hanya menjadi alatpropaganda tinimbang dilakukan secara konkrit. Secara empirik,saya memiliki pengalaman tak terduga, terutama ketika sayamemasuki sebuah kampus agama, dan saya yakin tempat inimemiliki banyak pendharmawacana yang kira-kira seringmenjadikan Tri Hita Karana sebagai bahan mencerahkan umat.Dugaan saya ini akan berkelindan dengan lingkungan kampusyang bersih, asri, dan tertata sebagaimana diajarkan dalamkonsep besar itu. Ternyata tidak. Di beberapa halaman dan sudutkampus agama itu, banyak pot berisi pohon yang mengeringjarang disiram, rerumputan liar tumbuh tak tercukur rapih, ataupepohonan yang tumbuh tumpang tindih karena tidak ditata.Belajar dari pengalaman ini, refleksi saya seharusnya agamatidak hanya sekadar kepercayaan terhadap sesuatu yang bersifattransenden, termasuk tentang Tuhan, tetapi juga seharusnyadiorientasikan pada kosmos serta bagaimana peran manusia diatas bumi.

Dalam spektrum yang lebih luas, agama seharusnyamemaksa manusia untuk menemukenali batas-batastersembunyi dari realitas yang ditampilkan alam sehinggamanusia sanggup berinteraksi bahkan secara implisit denganalam. Dalam agama Hindu, kita secara mudah menemukankisah-kisah yang berkenaan erat dengan kosmologi, simbol,praktik ritual, etika, filsafat hingga sejarah penciptaan. Semuafitur penting ini mentransmisikan pandangan bahwa manusiaadalah bagian tak terpisahkan dari alam, sebuah pandanganyang seharusnya, lagi-lagi, memaksa manusia bertanggung

Page 86: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

137|Manusia Hindu dan Alam

hasil analisa periode Juli 2016-Juni 2017. Rinciannya, 64,3% atau308.000 hektar di kawasan hutan dan 35,7% atau 171.000 hektarpada areal penggunaan lain (APL). Jadi, luas hutan (forest cover)pada 2017 sebesar 93,6 juta hektar, dengan 40 juta hektar hutanprimer.72 Meskipun data ini, terutama oleh para pegiatlingkungan hidup masih diperdebatkan, sekurang-kurangnyaapa yang disampaikan instansi terkait itu menjadi gambaransederhana untuk mencari di mana sebenarnya posisi Indonesiadalam melindungi alamnya.

Sebagai bagian dari warga Indonesia, umat Hindu jugawajib terlibat dalam perlindungan pada alam yang sejatinyasudah diajarkan para leluhur. Namun ada baiknya juga lembagakeagamaan Hindu, dalam hal ini Parisada Hindu Dharma(PHDI) sebetulnya sudah memiliki langkah nyata. Palingtidak, ada empat keputusan penting dan strategis yang pernahdiambil PHDI Pusat yang sejalan dengan program pemerintah,antara lain:1. Keputusan PHDI Pusat Nomor: 11/Kep/I/PHDI.P/1994

tentang Bhisama Kesucian Pura. Bhisama ini ‘mengatur’tentang bagaimana sebuah pura atau tempat suci harus sterildari lingkungan komersial (profan) agar lingkungan puraterus dapat terjaga kesuciannya.

2. Himpunan Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir TerhadapAspek-Aspek Agama Hindu I-XVI tentang Aspek-aspekAgama Hindu dalam kaitannya dengan kemajuan teknologi,yang antara lain mengatur, pertama, tidak dibenarkannyapenggunaan kaset/tape recorder dalam mengiringi upacaraagama, namun jika untuk kepentingan hiburan masihdibolehkan. Kedua, tidak dibenarkan menggunaan alat-alat

72 https://www.mongabay.co.id/2018/01/29/deforestasi-indonesia-2017-turun-definisi-masih-perdebatan/diunduh 23 Januari 2020.

Page 87: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

139|Manusia Hindu dan Alam

dibidang lingkungan hidup harus lebih banyak lagi digalakkansecara massif. Cara yang lain adalah menjadikan program inisebagai program wajib yang dimiliki oleh lembaga keagamaandan organisasi kemasyarakatan. Dengan demikian,akselerasinya untuk mewujudkan keharmonisan antaramanusia dengan lingkungan dan Tuhan dapat diwujudkan.Keselarasan ini akan menisyakan hita bagi kita dan bagi alam.Semoga.

***

Page 88: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

141|Manusia Hindu dan Alam

Di Serangan, hampir 90 persen penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan. Sekurang-kurangnya pekerjaanyang dilakoni tiap hari masih berhubungan dengan air laut.Bahkan bagi yang tidak berprofesi sebagai nelayan sekalipun,mereka bekerja sebagai pedagang ikan, terutama di pasar-pasartradisional di Denpasar, seperti peken Badung, Kreneng, Sanglah,Sanur, dlsb. Hasil ikan melimpah, bukan untuk dijual sematatetapi juga sanggup memenuhi kebutuhan lauk orang Serangan.Bahkan orang Kedonganan di Badung, yang dianggap sebagaibasis ikan di Bali selatan juga mengakui bahwa ikan Serangan,terutama tongkolnya berkualitas tinggi. Selain katanya segar,juga berdaging gurih, sangat beda dengan ikan tongkol yanghidup di wilayah lainnya. Mungkin wilayah perairan sekitarSerangan dianggap sebagai habitat terbaik bagi tongkol untukhidup. Tentu kebutuhan lauk orang Serangan tidak hanyadipasok oleh ikan, tetapi juga ekosistem yang lain, seperti kerang,rumput laut dengan berbagai variannya. Intinya, hingga tahun1990an, orang Serangan cukup gemah ripah loh jinawi hinggaakhirnya “bencana alam” itu akhirnya datang juga.

Sebelumnya, tidak ada satu pun orang Serangan yangmenyangka jika helikopter yang suka berputar-putar di ataslangit Serangan ditugaskan untuk memotret pulau mungil yangtak lebih 80an ha luasnya. Anak-anak hanya riang sambilmelambaikan tangan dari bawah, dan entah apa yang dipikirkansang pilot waktu itu. Keadaan mulai berubah saat orang-orangberpakaian loreng (tentara) mendatangi Serangan. Bersamainvestor, mereka membeli sepertiga Pulau Serangan.Pembebasan lahan mulai terjadi, meski dengan harga sangatmurah. Dalih pembangunan, dan juga janji perubahan, disertaiketakutan karena tangan pemegang kekuasaan waktu itu,masyarakat tak berkutik. Perlawanan mulai muncul, terutamaanak-anak muda yang melek kemajuan, tapi itu akhirnyadianggap sebagai bunga-bunga perjuangan oleh kaum status

Page 89: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

143|Manusia Hindu dan Alam

sampan atau jukung untuk nyaring, ngiid dan nyadeng, begitujuga masyarakat yang mencari ikan dengan cara nyundih atausekadar mencari udang, kepiting dan kerang-kerang laut, sepertisiso, klejat, toro-toro, dlsb. Sedangkan nelayan yangmenggunakan jukung besar, yang biasa disebut melas, juga tidakbisa leluasa melakukannya lagi karena habitat untuk beberapajenis ikan mulai berkurang atau terganggu. Terumbu karangsekitar laut Serangan juga sudah rusak karena penyedotan tanahatau lumpur secara besar-besaran. Dengan karakteristik yangkhas pesisir, orang Serangan tak pernah lelah untuk terusmenjadikan laut sebagai tumpuan utama kehidupannya.Berbekal capital itu, mereka masih percaya ke hadapan Tuhanmelalui manifestasinya sebagai Dewa Baruna, penguasa laut.Secara esensial, tak pernah lelah para bendega itu menjadikanPura Segara sebagai satu-satunya tempat untuk mengadukannasibnya sebagai nelayan.

Dibalik bencana selalu ada hikmah, dan hikmah ini harusdiperjuangkan. Kira-kira itulah kalimat klasik yang membuatorang Serangan tetap bertahan hingga saat ini. Kondisi alammemaksa mereka untuk beradaptasi menemukan carameneruskan kehidupan. Jembatan penghubung antara PulauSerangan dengan Denpasar telah menjadi ikon terpenting dalamsejarah yang mengubah peradaban Serangan. Melalui jembatan,arus perubahan terjadi. Transformasi dari budaya maritim keindustri mulai terjadi, meski tidak bisa menghapus semua memoritentang bahari dan seluruh isinya. Orang-orang Serangan yangbekerja di sektor jasa dan industri juga ternyata tak jauh-jauhdari laut. Artinya, orang Serangan tidak mungkin bisa dipisahkandari laut. Bagi mereka, laut sudah seperti kekasih yang salingmerindu. Di laut, Tuhan melimpahkan sumber daya secaragratis. Kini, orang Serangan tetap dan akan terus hidup dengansumber-sumber daya lainnya, meski tak semakmur di masa lalu.Semua karena perubahan yang secara deterministik disumbang

Page 90: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

145|Manusia Hindu dan Alam

bulan Magha atau sehari sebelum bulan mati (tilem) dalampenanggalan Hindu. Dus, ketika matahari tepat berada di garislurus katulistiwa, itulah waktu terbaik bagi umat Hindu untukmelaksanakan upacara bhuta yadnya dengan menghaturkancaru atau kurban suci. Upacara ini dilakukan pada tilem sasihkesanga, tepat sehari sebelum perayaan Nyepi. Para bhutadiberikan caru dan manusia mulai nyipeng indrya yang di Balidilakukan dengan catur bratha penyepian. Selain sasih kenem dankesanga ini, ada juga sasih kapat atau kartika yang sangatdihormati karena waktu terbaik melaksanakan upacara dewayadnya. Saat bulan Oktober ini, entah bagaimana ceritanya,bunga-bunga mulai bermekaran, menawarkan semerbakwewangian. Para dewa dimohonkan turun ke dunia menikmatidunia yang semerbak dengan ragam puspa.

Masih tentang kecintaan manusia Hindu kepadamatahari yang bahkan telah merembesi keyakinan atas waktuyang baik untuk mati. Keyakinan ini diperkuat dalamMahabharata saat Bhisma diterjang ratusan panah Arjuna, danmembuatnya seolah tidur beranjang anak panah. Karena iamemiliki kemampuan mengatur kematiannya sendiri, ataubahkan sebenarnya tidak bisa mati, Bhisma dengan sabarmenunggu matahari terbit sedikit condong ke arah utara yangdisebut utarayana. Saat terpanah itu, matahari sedang terbit agakke selatan (daksinayana). Utarayana adalah waktu terbaik untukmati, karena itu pula matahari diyakini sebagai sumberkehidupan yang memberikan umur panjang. Matahari dantimur adalah arah suci dan menempatkan Dewa Surya sebagaisalah dewa terpenting dalam pemujaan umat Hindu. Doa kehadapan Surya Raditya dilakukan setelah memuja Tuhan dalamkramaning sembah. Selain matahari, galaksi lain yang tak kalahpopuler adalah bulan yang dalam keyakinan Hindu disucikandengan nama Sang Hyang Candra. Ia dirayakan manusia saat“bulan penuh” (purnama) dan “bulan mati” (tilem). Pancaran

Page 91: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

147|Manusia Hindu dan Alam

keemasan. Kaki-kaki mereka dicumbu ombak berbuih putihbersih di sela-sela padang savanna dan ganggang laut yangterhempas di daratan. Tua muda, laki perempuan, anak-anakdan orang dewasa tumpah ruah ikut melaksanakan ritual sakralitu. Tidak ada gurat keletihan meski berjalan lebih dari dua jam,melewati jalan, pantai, rawa-rawa dan menyusuri loloan di antarapohon bakau. Kadang menyeberangi selat meski itu kecil saja.Dan kini, setelah reklamasi, masyarakat Serangan mulai kesulitanuntuk sekadar menemukan jalan historisnya yang batas-batasnya mulai tidak jelas. Jalanan berdebu penuh bebatuan dankerikil tajam, dengan cuaca tak menentu, yang biasanya hujandipenghujung tahun, pemintaran masyarakat Serangan tidaklagi seperti dulu. Tentu saja. Setidaknya, akibat ini disebabkanlaku manusia. Alam tidak pernah berdusta, setidaknya setelahtindakan manusia merusak tempat terbaik bagi Tuhan untukbersemayam.

Sebagai akhir dari refleksi ini, tampaknya perlu membacapikiran Roy Rappaport, antropolog ekologi yang berspekulasibahwa kesucian, kebenaran pokok mengenai keyakinan, agamayang tidak perlu dipertanyakan, mungkin mempunyai manfaatadaptasi yang besar dalam kehidupan manusia. Peningkatandalam ilmu dan rasionalitas, hilangnya kepercayaan kepadakekuatan yang Mahakuasa, bisa jadi secara langsung bertaliandengan krisis ekologi kita, lebih daripada yang pernah disadaribanyak orang. Tetapi dapatkah sistem keyakinan budaya bersifatadaptif daripada nonadaptif, jika keyakinan-keyakinan ini tidakmemiliki dasar-dasar empiris?74

***

74 Roger. M. Kessing., Op.Cit., hlm. 150.

Page 92: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

149|Manusia Hindu dan Alam

Jendri, Ni Made. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)di Pura. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI bekerjasamadengan PHDI Pusat.

Kadjeng, I Nyoman, dkk. 1999. Sarasamuscaya. Surabaya:Paramita.

Kasali, Rhenald. 2018. The Great Shifting. Jakarta: GramediaPustaka Utama.

Keesing, Roger. M. 2008. Antropologi Budaya. Suatu PerspektifKontemporer. Alih Bahasa Samuel Gunawan dari CulturalAnthropology. A Contemporary Perspective. 1981. Jakarta:Erlangga.

Kusuma, I Gusti Bagus Wijaya. “Building Orientation onTraditional Culture”. Humaniora. Vol. 15. No. 1 Pebruari2003: 62-73.

Kusumohamidjojo, Budiono. 2009. Filsafat Kebudayaan. ProsesRealisasi Manusia. Yogyakarta: Jalasutra.

Leahy, Louis. 2001. Siapakah Manusia? Yogyakarta: Kanisius.

Leenhouwers, P. 1988. Manusia dalam Lingkungannya (terjm).Jakarta: Gramedia.

Madrasuta, Ngakan M. dan Sang Ayu Putu Renny. 2002. 10Tokoh Pembaru dan Pemikir Hindu. terjm. Denpasar:Manikgeni.

Manurung, Nixson. “Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKeluarga Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih danSehat di Desa Pematang Lalang”. Jurnal IlmiahKeperawatan IMELDA. Vol. 5, No. 1, Februari 2019:536-539.

Page 93: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

151|Manusia Hindu dan Alam

Sanjaya, I Gede Oka. 2000. Brahmavaivarta Purana. Surabaya:Paramita.

Sartika, Ratu Ayu Dewi. “Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia”. Makara, Kesehatan, Vol. 15, No.1, Juni 2011: 37-43.

Segara, I Nyoman Yoga. 2017. Ahimsa dalam Teropong FilsafatAntropologi. Denpasar: Pustakatama.

Segara, I Nyoman Yoga. 2018. Calep. Catatan Lepas Kebudayaan.Denpasar: Pustakatama.

Segara, I Nyoman Yoga. “Wheeled Bade: CulturalTransformation of Ngaben Ceremony in Bali”. MakalahIlmiah disampaikan dalam the 2st InternationalConference on Social Sciences and Humanities (ICSSH)at the Main Auditorium of LIPI on 23-25 October 2018.

Segara, I Nyoman Yoga. “Transformation of Fishermen’s CulturePost Reclamation of PT. BTID In Serangan, Denpasar”.Proceedings the 5th International Conferences on CulturalStudies, Udayana University Towards the Developmentof Trans-Disciplinary Research Collaboration in the Eraof Global Disruption Thursday August 29th, 2019.

Sinaga, Djonny, Dewi Marhaeni Diah Herawati dan MubasysyirHasanbasri. “Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS): Studi Kasus di Kabupaten Bantul 2003”. JMPKVol. 08/No.02/Juni/2005.

Snijders, Adelbert. 2004. Antropologi Filsafat. Manusia Paradoksdan Seruan. Yogyakarta: Kanisius.

Soemargono, Soejono. (alih bahasa). tt. Berpikir SecaraKefilsafatan, Yogyakarta: Nur Cahaya.

Page 94: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

153|Manusia Hindu dan Alam

TENTANG PENULIS

I Nyoman Yoga Segara lahir di Serangan, Denpasar.Menyelesaikan S1 Sastra dan Filsafat Agama di UniversitasHindu Indonesia, S2 Ilmu Filsafat di Universitas Indonesia, danS3 Antropologi di Universitas Indonesia. Selama di Jakarta dari1998-2015, sempat menjadi pegawai di Ditjen Bimas Hindu,Widyaisawara dan Peneliti di Badan Litbang dan DiklatKementeria Agama, dan dosen di Binus University, UniversitasAtmajaya, Universitas Mercu Buana, dan STAH DN. Sejak 2016menjadi dosen di IHDN Denpasar dalam bidang AntropologiSosial dan Budaya. Penulis dapat dihubungi [email protected] [*]

Page 95: depanreisisim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-102005021948... · 2020. 5. 10. · mengakhirinya dengan sebuah pengalaman lainnya tentang rusaknya alam Serangan karena reklamasi

155|Manusia Hindu dan Alam