sainstekrepository.unp.ac.id/14982/1/saintek 2015.pdf · 2018-07-23 · perbandingan panas mesin...

12

Upload: vandien

Post on 15-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SAINSTEKJurnalllmiah IImu Pengetahuan dan Teknologi

ISSN 14108070SK REKTOR IKI P PADANG NO. 142/K12/PT/1998

. PenasehatRektor UNP Padang

Yanuar Kiram

PengarahPembantu Rektor I

Aguslrianto

Pemimpin UmumKetua Lembaga Penelitian UNP Padang

A/wen Bentri

Pemimpin Redaksi/Ketua PenyuntingZu/hendra

Sekretaris Redaksi/Waka PenyuntingM. Giatman

Anggota Redaksi /Penyunting AhliHasan Maksum

FestiyedAnizam ZeinRusli HARJon EfendiYushamdi

SekretariatTeti SuarniRiza FebriaEniyarsyahHardiyanto

Annisa RahmayuniBu/at Siregar

Alamat Redaksi:

Lembaga Penelitian Universitas Negeri PadangTelp. (0751) 443450, fax.(0751) 7055628

EDITORIAL

Pemanfaatan teknologi komputer dan informatika telah merambah berbagai bidang kehidupandan bidang ilmu. Bidang ilmu dasar yang sensitif dan bidang aplikasi keteknikan yang rumit telahmemanfaatkan komputer dan informatika. Menggunakan komputer dapat diproses informasi dengancepat, akurat dan tepat waktu, dapat pula disimulasikan proses dan kondisi yang rumit serta sensitifterhadap perubah keci!. Pengolahan dan pemodelan sistem untuk berbagai keperluan juga semakinefisien dengan menggunakan komputer.

Pemodelan merupakan tahap awal pemecahan masalah bidang sains dan aplikasi teknologi.Model matematik sederhana sampai yang rumit dapat diformulasikan menggunakan ban tuankomputer. Model-model keteknikan juga digunakan mendeskripsikan formulasi abstrak kedalamtataran aplikasi dan dapat pula menyederhanakan pennasalahan yang dihadapi sebelum tahaprancangan.

Tulisan dalam edisi Sainstek kali ini cukup beragam, namun tema yang diangkat bidangelektronika, teknik elektro, dan kimia. Totoh Andayono mengawali kajian pengaruh angkutansedimen dasar terhadap perhitungan debit sedimen suspensi dan lokasi pengambilan sampelnya.Selanjutnya Andrizal meneliti coefficient of performance testing and refrigeration effect of therefrigerant mc-134 on car air conditioning system.

Selanjutnya M. Ikhbal Mursan, Daswarman, dan Erzeddin Alwi menulis tentang pengaruhintensitas tekanan kampas rem terhadap tingkat keausan kampas rem sepeda motor yamaha mio.Kemudian Donny Fernandez, Erzedin Alwi dan Sugito Rolis membahas pengaruh penonaktifan aisdisertai modifikasi jalur masuk udara terhadap letupan knalpot dan emisi gas buang. Sedangkan MNasir dan Syahrizal Anwar Pulungan meneliti analisis ketebalan asap motor diesel yangmenggunakan bahan bakar solar dan pertamina dex.

Kajian lainnya edisi ini adalah Eko Priyanda, Martias dan Toto Sugiarto meneliti mengenaiperbandingan panas mesin untuk beberapa merk minyak pelumas pada sepeda motor matic yamahamio. Dalam bidang yang sama, Yosra Ramadhan, Faisal Ismet dan Dwi Sudarno Putra menulis studipotensi thermoelektrik dalam mengubah energi panas terbuang pada knalpot menjadi energi listrik.Selanjutnya Arwizet K membahas tentang pengaruh sifat-sifat thermodinamika udara dankonsentrasi zat garam terhadap laju pembentukan korosi pada baja karbon rendah. Mohamad OendiJunaedi, Andrizal dan Wagino juga membahas tentang pengaruh penambahan electronic fan padaintake manifold terhadap konsumsi bahanbakar dan emisi. Meri Azmi, Yance Sonatha, Humaira,dan Ronal Hadi membahas mengenai rancang bangun sistem informasi simpan pinjam pada koperasijasa keuangan syariah. Kemudian, Dwiny Meidelfi membahas mengenai penerapan metode SAW(Simple Additive Weighting) dalam pendukung keputusan pemilihan kepala daerah. Terakhir, YudhiHidayat, Nizwardi Jalinus, dan M. Giatman meneliti mengenai kebijakan TIK dalam implementasiE-Government di Kota Bukittinggi (lCT Policy on Implementation of E-Government in BukittinggiCity Government). Selamat membaca!

Redaksi

ISI NOMOR 1Nl

1. PENGARUH ANGKUT AN SEDIMEN DASAR TERHADAP PERHITUNGAN DEBlTSEDIMEN SUSPENSI DAN LOKASI PENGAMBILAN SAMPELNY A

(Toto h An dayo no) 109

2. COEFFICIENT OF PERFORMANCE TESTING AND REFRIGERATION EFFECT OF THEREFRIGERANT MC-134 ON CAR AIR CONDITIONING SYSTEM

(An drizal) 118

3. PENGARUH INTENSITAS TEKANAN KAMPAS REM TERHADAP TINGKAT KEAUSANKAMPAS REM SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO

(M. Ikhbal Mursan, Daswarman, Erzeddin Alwi) 125

4. PENGARUH PENONAKTIFAN AIS DISERTAI MODlFIKASI JALUR MASUK UDARATERHADAP LETUPAN KNALPOT DAN EMISI GAS BUANG

(Donny Fernandez, Erzeddin Alwi, Sugito Rolis) 130

5. ANALISIS KETEBALAN ASAP MOTOR DIESEL YANG MENGGUNAKAN BAHANBAKAR SOLAR DAN PERT AMINA DEX

(M Nasir, Syahrizal Anwar Pulungan ) 138

6. PERBANDINGAN PANAS MESIN UNTUK BEBERAPA MEREK MINY AK PELUMASPADA SEPEDA MOTOR MA TIC YAMAHA MIO

(Eko Priyanda, Martias, Toto Sugiarto) 142

7. STUDI POTENSI THERMOELEKTRIK DALAM MENGUBAH ENERGI PANASTERBUANG PADA KNALPOT MENJADI ENERGI LISTRIK

(Y osra Ramadhan, Faisal Ismet, Dwi Sudarno Putra) 147

8. PENGARUH SIF AT - SIF AT THERMODINAMIKA UDARA DAN KONSENTRASI ZA TGARAM TERHADAP LAJU PEMBENTUKAN KOROSI PADA BAJA KARBON RENDAH(A rwizet K) 153

9. PENGARUH PENAMBAHAN ELECTRONIC FAN PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAPKONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI

(Mohamad Dendi Junaedi, Andrizal, W agino) 162

10. RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI JASAKEUANGAN SYARIAH

(Meri Azmi, Yance Sonatha, Humaira, Ronal Hadi) l72

11. PENERAPAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DALAM PENDUKUNGKEPUTUSAN PEMILIHAN KEP ALA DAERAH

(Dwi ny Meidelfi) 180

12. KEBIJAKAN TIK DALAM IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DJ KOTA BUKITTINGGI

(lCT POLICY ON IMPLEMENTATION OF E-GOVERNMENT IN BUKITTINGGI CITYGOVERNMENT)(Y udhi Hidayat, Nizwardi J alin us, M.G iatman) 184

13. INDEKS SUBJEK 19214. INDEKS PENGARANG 19315. BORANG BERLANGGANAN 19416. PANDUAN PENULISAN 195

184

KEBIJAKAN TIK DALAM IMPLEMENT ASI E-GOVERNMENT DI KOT A

BUKITTINGGI (ICT POLICY ON IMPLEMENT ATION OFE-GOVERNMENT IN BUKITTINGGI

CITY GOVERNMENT)

Yudhi Hidayatl), Nizwardi Jalinus2), M.Giatman3)

ABSTRACT

Implementation of e-government within the government begins with the issuanceof Presidential Instruction No. 3 of 2003 concerning the implementation of e­government. Since the issuance of the Instruction has lasted approximately over 10years. The purpose of this study was to determine the extent implementation of e­government in Bukittinggi city government policy concerning the field of informationand communication technology. This study uses qualitative analysis. The study wasconducted referring to the framework of the development of e-government byPresidential Instruction No. 3 of 2003, which has four levels and at each level there arethe stages of implementation. Based on the research found the implementation of e­government has been implemented, but still not optimal. The Government of CityBukittinggi has implemented up to the third level (level stabilization) but at level one(the level of preparation) and two (maturation rate), there are still steps that have notbeen implemented. ICT policies are not clearly regulating the implementation of e­government in Bukittinggi city government to be one of the factors inhibiting theimplementation of e-government.

Keywords: leT policies, e-government

ABSTRAK

Pen erapan e-government di pemerintahan dimulai dengan dikeluarkannyaInstruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang pelaksanaan e-government. Sejakditerbitkannya Instruksi telah berlangsung sekitar lebih dari 10 tahun. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan e-government diBukittinggi mengenai kebijakan pemerintah kota di bidang teknologi informasi dankomunikasi. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Penelitian ini dilakukanmengacu pada kerangka pengembangan e-government oleh lnstruksi Presiden Nomor 3Tahun 2003, yang memiliki empat tingkat dan pada setiap tingkat ada tahapanimplementasi. Berdasarkan penelitian ditemukan pelaksanaan e-government telahdilaksanakan, namun masih belum optimal. Pemerintah Kota Bukittinggi telahmenerapkan ke tingkat ketiga (stabilisasi tingkat) tetapi pada tingkat satu (tingkatpersia pan) dan dua (tingkat kematangan), masih ada langkah-Iangkah yang belumdilaksanakan. kebijakan ICT tidak jelas mengatur pelaksanaan e-government dipemerintah kota Bukittinggi menjadi salah satu faktor penghambat pelaksanaan e­government.

Kata kunci: Kebijakan TIK, e-government

I) Magister Chieflnfonnation Officer, Fakultas Teknik UNP Padang, e-mail:

2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UNP Padang, e-mail:

3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNP Padang, e-mail:

SAINSTEK Vol. Xll, Nomor 2,Tahun 2015

Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi yangsangat pesat membutuhkan kemampuan SDMyang baik pengelolaannya, agar teknologiinformasi dapat dimanfaatkan dan diaplikasi­kan sesuai dengan tujuan organisasi. Artinyasumberaya manusia (SDM) bidang TIK harussenantiasa meningkatkan kemampuan sesuaidengan perkembangan teknologi itu sendiri.Kebijakan dibutuhkan untuk mengimplemen­tasikan setiap kegiatan e-government. Tanpaadanya kebijakan yang jelas terkait dengankeuangan, koordinasi antar lembaga dan SDM,implementasi e-government tidak akan berjalan(The Working Group on E-Government in theDeveloping World: 2002). Pemko Bukittinggimempunyai kebijakan di bidang TeknologiInformasi dan Komunikasi (TIK) dengan pem­bentukan Tim Teknis Bidang Komputerisasi.Tim terse but dibentuk berdasarkan Surat

Keputusan (SK) Kepala Dishubkominfo.Sebagai tindak lanjut pelaksanaannya diikutidengan Surat Edaran (SE) Walikota. Di dalamSK Kepala Dishubkominfo tersebut belummengatur tentang pelaksanaan e-governmentdan pemanfaatan SDM.

Pengembangan e-government merupakanupaya untuk mengembangkan penyeleng­garaan kepemerintahan yang berbasis elektronikdalam rangka meningkatkan kualitas layananpublik secara efektif dan efisien. Pemanfaatanteknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua)aktivitas yang berkaitan dengan:I) Pengolahan data, pengelolaan informasi,

sistem manajemen dan proses kerja secaraelektronis;

2) Pemanfaatan kemajuan teknologi informasiagar pelayanan publik dapat diakses secaramudah dan murah oleh masyarakat diseluruh wilayah negara (Inpres nomor 3tahun 2003).Pemerintah kota Bukittinggi telah mulai

menerapkan e-government dengan berbagaiupaya. Saat ini telah ada web kota denganalamat (www.bukittinggikota.go.id) dan inter­koneksi antar SKPD melalui jaringan komputer.Semua SKPD sudah terhubung kedalam sebuahjaringan sampai ketingkat kecamatan. Namunkondisi saat ini, pemanfaatan jaringan tersebutbaru sebatas sharing koneksi intern et ke SKPD­SKPD. (Dishubkominfo). Bentuk implementasilain-nya adalah lelang online melalui situswww.lpse.bukittinggikota.go.id. Sementara

185

untuk melakukan pengolahan data-data kepe­gawaian, pemerintah kota Bukittinggi telah me­ngembangkan Sistim Informasi KepegawaianDaerah (Simpeg).

Kebijakan dikatakan sebagai suatu programyang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan,nilai-nilai dan praktek-praktek yang telah di­tetapkan (Lasswell dan Kaplan dalam Syafridan Setyoko 2008: 18). Untuk mengimplemen­tasikan kebijakan publik ada dua pilihanlangkah, yaitu langsung mengimplementasikandalam bentuk program-program atau formulasikebijakan derivat atau turunan dari kebijakanpublik tersebut, sehingga mengimplementasi­kan suatu kebijakan publik pada intinya ter­fokus pada kegiatan-kegiatan untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.(Nugroho, 2004). Empat faktor sebagai sumbermasalah sekaligus prakondisi bagi keberhasilanproses implementasi, yakni komunikasi, sumberdaya, sikap birokrasi atau pelaksana, danstruktur organisasi termasuk tata aliran kerjabirokrasi. Empat faktor terse but merupakankriteria yang perlu ada dalam implementasisuatu kebijakan. (Akib:20 10)

Sebagaimana diungkapkari oleh TechnicalUniversity of Denmark (2007), paradigmaperaturan baru akan dibutuhkan untuk masadepan. Pilar-pilar utama seperti paradigmakebijakan baru minimal harus terdapat hal-halsebagai berikut:1) Sektor komunikasi yang terbuka untuk

inisiatif-inisiatif yang berbeda dan beragamdalam rangka untuk memaksimalkankontribusi teknologi baru, layanan, ide, danpengaturan organisasi.

2) Sebuah kebijakan nasional TIK yang jelasdan komprehensif dan kuat, regulator yangkredibel untuk memastikan implementasisecara penuh.

3) Peraturan yang mengambil karakterdinamis teknologi dan konvergensi pasarmenjadi pertimbangan dalam semua bidang.

4) Pengakuan konteks internasional yang lebihluas dari teknologi leT, pasar, danperaturan.

5) Struktur organisasi lembaga regulasi yangdisesuaikan dengan perubahan teknologidan perkembangan pasar dalam hallingkupregulasi dan peraturan.

Dalam implementasi e-government tentutidak akan terlepas dari pemanfaatan teknologi.

186

Teknologi hanyalah merupakan sebuah alatyang tidak otomatis dapat mencapai tujuanyang telah ditetapkan namun sebuahkesempatan untuk pencapaian tujuan (Coleman:2009). Teknologi informasi digunakan untukmeningkatkan manajemen data dan pendistri­busian data, perencanaan, pendukung peng­ambilan keputusan serta hal-hallainnya (Shardadan V013: 2009).

Harvard Policy Group (2000) mengemuka­kan delapan tahapan untuk dapat berhasil dalampenerapan teknologi informasi, yaitu:I) Fokuskan pada cara teknologi informasi

yang dapat mengarahkan bentuk pelaksana­an kegiatan dan strategi dalam sektorpublik.

2) Gunakan teknologi informasi bagi inovasistrategis bukan hanya sebagai otomasikegiatan taktis.

3) Manfaatkan pengalaman-pengalaman ter­baik (best practices) dalam menerapkaninisiatif pemanfaatan teknologi informasi.

4) Tingkatkan anggaran dan pendanaan bagiinisiatif pemanfaatan teknologi informasiyang menjanjikan.

. 5) Lindungi privasi dan peningkatan sekuriti.6) Bentuk dan kembangkan kerjasama ber­

kaitan dengan teknologi informasi untukmendorong pembangunan ekonomi.

7) Gunakan teknologi informasi untuk mem­promosikan keadilan dalam peluang kerjadan kesejahteraan masyarakat.

8) Persiapkan diri terhadap berkembangnyademokrasi digital.

Menurut UK Academy of InformationSystems (UKAIS), sistem informasi (SI) di­definisikan sebagai suatu perangkat (means)dengan menggunakan teknologi untuk me­ngumpulkan, memproses, menyimpan, menye­barkan, dan menyajikan informasi yang di­butuhkan organisasi. Studi sistim informasimeliputi teori dan praktik yang tekait denganfenomena sosial dan teknologi yang salingberinteraksi dalam perubahan dan pengembang­an sistem informasi secara terus menerus (Ward& Peppard, 2002:3).

TIK dapat digunakan untuk menyediakanlayanan yang lebih baik dan lebih adil, untukmemfasilitasi proses perencanaan yangkompleks dan koordinasi antar berbagai sektor,serta memungkinkan berbagi informasi denganlebih baik, dan monitoring aktivitas-aktivitas

Yudhi Hidayat

utama. TIK digunakan untuk memfasilitasipendekatan-pendekatan yang terintegrasi dansolusi-solusi yang hemat biaya, total biayaimplementasi dan operasional cenderung lebihrendah (Reddi, 2009: 24).

Pemanfaatan TIK tidak terlepas daripenggunaan perangkat lunak (software) sebagaikomponennya. Langkah-langkah dalampengembangan software:I) Pengembangan berbasiskan Service

Oriented Architecture (SOA) danmempergunakan web sebagai pendukungpengintegrasian dan kebutuhan tata kelola.

2) Membandingkan keuntungan dankekurangan dari open source softwaredengan software yang dikembangkan olehvendor-vendor.

3) Diskusikan perkembangan dari enterpriseresource planning (ERP) dan customerrelationship management (CRM).

4) Gambarkan tujuan dari jaminan software,dan cara terbaik untuk memasukkannyakedalam teknologi informasi.

5) Diskusikan garis besar kriteria softwaresebagai Iayanan disaat memutuskanmembeli software (Clinger-Cohen:20 12).

Standar kebutuhan sistem aplikasi yangharus dipenuhi oleh setiap sistem aplikasi e­government adalah Reliable, Interoperable,Scalable, User Friendly, Integrateable(Depkominfo: 20 I 0). Salah satu manfaat daripelaksanaan e-government adalah tersedianyainformasi yang berkualitas. Informasi yangberkualitas harus memiliki ciri-ciri sebagaiberikut: (1) Akurat, (2) Tepat waktu, (3)Relevan, (4) Lengkap, (5) Correctness, (6)Security, (7) Ekonomis. (Mc. Leod : 2008).

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitiandeskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokuspenelitian mengenai kebijakan pendayaguna-ansumber daya manusia (SDM) bidang TIK olehpemerintah kota Bukittinggi. Teknik yangdigunakan dalam pengecekan kredibi-litas datapada penelitian ini adalah triangulasi untukmengecek kebenaran data atau infor-masi yangdiperoleh peneliti dari berbagai sudut pandangyang berbeda.

SAINSTEK Vol. Xii, NomoI' 2,Tahun 20i5 187

Gambar 2. Proses Penerbitan RekomendasiSumber : Dishubkominfo

Pembahasan

Sebagai upaya untuk mengarahkan agarimplementasi kegiatan TIK berjalan optimaldilingkungan pemerintah kota Bukittinggidibentuklah sebuah tim kerja yang dinamakan

engan Tim Teknis Bidang Komputerisasi. Timini berada dibawah bidang Kominfo yangdibentuk bersadarkan surat keputusan (SK)Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi danInformatika (Dishubkominfo). SK KepalaDishubkominfo tentang pembentukan timteknis ini diperbaharui setiap tahunnya dandiiringi dengan surat edaran walikotaBukittinggi kepada SKPD-SKPD. Tim inimelakukan pengontrolan pengadaan perangkatTIK berupa mengeluarkan rekomendasipengadaan kepada seluruh SKPD dilingkunganPemko Bukittinggi.

Kajian teknis sebelum pengadaan perangkatTIK penting untuk dilakukan dalam mendorongpenggunaan teknologi yang tepat. Faktorpenggerak penggunaan teknologi digital adalahkonvergensi. Konvergensi berarti bergabungnyaberbagai teknologi telekomunikasi sepertimedia, teks, audio, grafis, animasi, dan videosehingga semuanya tersedia dalam sebuahplatform bersama dengan tetap memungkinkanpengguna untuk memilih cara berinteraksidengan kombinasi berbagai media yangtersedia. (Reddi : 2010).

Kebijakan tidak hanya masalah pengadaanperangkat TIK namun juga diperlukan untukmengatur masalah SDM. Berkaitan denganmasalah SDM dimulai pada saat rekrutmen,penempatan dan pembinaan SDM. Prosesrekrutmen yang selektif akan lebih menjamintercapainya tujuan dari kebutuhan akan SDM.Perkembangan teknologi yang pesat akansangat mempengaruhi· kemampuan SDM

bidang TJK dalam melaksanakan pekerjaaan.Dengan hanya melakukan tes umum yangdisamakan untuk tenaga-tenaga lainnya bagicalon pegawai TJK, akan sulit diketahuikemampuan teknis calon pegawai. Sebaiknyaada tes khusus yang lebih mengarah kepadakemampuan teknis sehingga dapat dilihatkemampuan ,dan kemauan calon pegawai dalamimplementasi teknologi yang nantinya jugadapat menghemat pengeluaran Pemko untukdiklat dan pelatihan.

Penempatan SDM dengan memperhatikanlatar belakang pendidikan dan pekerjaan yangakan ditangani mestinya juga menjadi per­hatian. SDM yang mempunyai latar belakangpendidikan komputer tapi ditempatkan padainstansi yang tidak memanfaatkan TIK akansia-sia kemampuannya karena tidak dimanfaat­kan. Sementara instansi yang mengelola ban yakkegiatan TJK mungkin membutuhkan tenagateknis namun masih kekurangan. Penempatanhendaknya tidak hanya berdasarkan pada per­mintaan SKPD semata tapi juga dengan me­lakukan analisis kebutuhan.

Pembinaan SDM bidang TIK mutlakdilakukan. karena pesatnya perkembanganteknologi. Perkembangan teknologi yang begitupesat membutuhkan SDM yang mampu untukmengikuti perkembangan tersebut. Jika SDMyang ada tidak mampu mengikuti perkembang­an teknologi tersebut akan menyulitkan PemkoBukittinggi dalam implementasi teknologikerena tidak adanya SDM yang mempunyaikemampuan teknis yang memadai. Perludirumuskan bagaimana membangun sebuahprogram pelatihan yang diperlukan dan meng­akomodasi kebutuhan (Clinger-Cohen: 2012).Pembinaan SDM bidang TIK dapat dilakukandengan memberikan kesempatan yang luasmelalui diklat ataupun pelatihan. Untuk dapatmengikutkan tenaga-tenaga teknis ke dalamsebuah diklat membutuhkan pemahaman dankemauan pimpinan dalam penerapan teknologi.Akan sulit mendapatkan kesempatan bagitenaga teknis untuk mengembangkan diri jikapimpinan kurang memperhatikan hal-hal yangberkaitan dengan TIK. Pimpinan yang mem­punyai pemahaman yang baik terhadap TIKtentunya menyadari pentingnya memberikankesempatan diklat yang cukup kepada tenaga­tenaga teknis TIK. Dengan kesadaran penting­nya diklat bagi tenaga teknis TIK, pengalokasi­an dana untuk kegiatan diklat teknis TIK tidak

Rekomendasi :

: S~sifiKasi

TeKnis

Tim Te~1is

~Jrvey:

'Kebutuhan

·Jum!an Dana

[T eloologi yg ditera~an/

Permintaan .

ReKomendasi

danlKPD

188 Yudhi Hidayat

menjadi kendaJa seperti yang se lama ini terjadidi Pemko Buktitinggi.

Inpre> No 3 Tahun 2003

E-Govemment

Gambar 3. PengeJoJaan SDM

·----1ITeknologi i~

, ,

,Infrastruktur:. "----"

I~:"-------~~"+

j jQ .

I i SDM :

r1. "L--

pemberdayaan

SDM

Pelatihan

Sesuai Kebutuhan Penempatan Sesuai Keahlian

j

Rekrutmen

Seleksi khusus

Gambar 4. Implementasi Kebijakan TIK

Tabel 1. Implementasi E-government di PemkoBukittinggi Berdasarkan Inpres No 3Tahun 2003

Terhadap pelaksanaan e-government dilingkungan pemerintahan di Indonesia telahdigariskan dalam Inpres No. 3 Tahun 2003.Untuk dapat terlaksana dengan baik diperlukansebuah kebijakan khusus yang mengaturlangkah secara rinci dan program/rencana kerjadi Pemko Bukittinggi. Untuk mengimplemen­tasikan kebijakan publik ada dua pilihanJangkah, yaitu langsung mengimplementasikandalam bentuk program-program atau formulasikebijakan derivat atau turunan dari kebijakanpublik tersebut, sehingga mengimplementasi­kan suatu kebijakan publik pada intinya ter­fokus pada kegiatan-kegiatan untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan sebelumnya(Nugroho: 2004). Turunan kebijakan pelaksana­an e-government di Pemko Bukittinggimungkin bisa diatur dalam sebuah PeraturanDaerah (Perda) ataupun berupa PeraturanWalikota (Perwako). kebijakan penerapan e­government dibutuhkan infrastruktur legal darilembaga. Infrastruktur legal meliputi adanyadasar hukum, serta peraturan-peraturan dalamkebijakan penerapan e-government (Indrajit:2002). Hal ini bertujuan agar lebih terjaminnyaimplementasi e-government karena sudah di­landasi dengan aturan yang mempunyai ke­kuatan hukum. Penggunaan TIK untuk pem­bangunan (information and communicationtechnology for development-ICTD) membutuh­kan dorongan kebijakan publik yang proaktif.Tidak hanya membutuhkan visi tetapi jugastrategi dan rencana aksi (Lallana: 2009: 14).

Tahapan e-GovernmentINpres no.3 tahun 2003

Tingkat I - Persiapan:Pembuatan Sisitem Informasi di

setiap lembagaPenyiapan SDMPenyiapan sarana akses yangmudah, misalnya menyediakansarana MultipurposeCommunity Centre, Warnet,SME-Centre, dll.Sosialisasi situs informasi baik

untuk internal maupun publik

Tingkat 2 - Pematangan:Pembuatan Situs Informasi

publik interaktifPembuatan antar muka

keterhubungan dengan lembagalain

Tingkat 3 - Pemantapan:Pembuatan situs transaksi

pelayanan publikPembuatan Introperabilitasaplikasi maupun data denganlembaga lain

Tingkat 4 - Pemanfaatan:Pembuatan Aplikasi untukpelayanan yang bersifat G2G,G2B, dan G2C yang terintegrasi

Implementasidi Pemko

Bukittinggi

Situs Pemko

Belum OptimalBelum ada

Belum optimal

Belum ada

Belum ada

LPSE

BukittinggiBelum ada

Belum ada

SAINSTEK Vol. XI I, Nomor 2,Tahun 2015 189

• Pembu3t·an

ap iikasi u ntuk

p~lay~nan yan,;b~rs.if3t G2G,G2Bdan G2Cyangt2ri nt~grasi

.•.Pembuatan

interaperabilitasaplikasi maupundata doe n,;anl:mbasal:3in .

• P~mbu·~tans;tU5

informasi publikint.eraJ..1:ff;

• P-embu:.t.2n2:ntrmuka

keterhubungan

d~ng.an lembsg-=lain;

• Penyiapansarana aks: s

yansmudah

• P_enyi.apan

SDM;

·So'sialis=si situsinfnrm,3;si b.31k

u ntu k int 2rnal

maupun untukpublik.

Gambar 5. Bagan Impelementasi E-government di Pemko Bukittinggi Berdasarkan Inpres No 3Tahun 2003

Oari penelitian yang dilakukan, implemen­

tasi e-government di Pemko Bukittinggi ber­dasarkan Inpres Nomor 3 Tahun 2003 sudah

mencapai pada tingkat pemantapan. Walaupunsudah memasuki tingkat pemantapan namunmasih ada tahapan-tahapan pad a tingkat per­siapan dan pematangan yang belum dilakukan.

Untuk tingkat persiapan perlu dilakukan pem­

berdayaan dengan lebih optimal denganmenempatkan SOM sesuai dengan keahlian dan

bidang pekerjaan yang ditangani. Juga diperlu­

kan upaya penyiapan SOM yang handal denganmemberikan kesempatan yang luas untuk

pengembangan kemampuan melalui pelatihanl

diklat. Langkah selanjutnya pada tingkat iniadalah penyiapan sarana akses yang mudah dansosialiasi situs kepada kalangan internal dan

eksternal. Jika semua tahapan pada tingkatpersiapan sudah terlaksana Pemko Bukittinggi

dapat melanjutkan pada tingkat pematangandengan pembuatan situs informasi publik yang

interaktif dan pembuatan interface keterhubung­an dengan lembaga lain. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada bagan dalam gambar 5.Oalam implementasi e-government dibutuh­

kan komitmen dari semua level agar dapat

terlaksana dengan baik. Beberapa daerah di

Indonesia sudah lebih maju dalam implementasie-government. Kota Bukittinggi dapat mem­

pedomani langkah-langkah daerah lain dalam

mengimplementasikan e-government. Beberapadaerah itu antara lain Pemkot Oenpasar,Pemkab Sragen dan Pemkab Takalar. Salah satu

inovasi yang secara konsisten diterapkan oleh

Pemkot Denpasar adalah pengembangan e­government. Hal itu telah dituangkan ke dalamrencana induk untuk program lima tahun dari201] - 2015 (Humas Menpan: 20]3). Salahsatu dari delapan tahapan tahapan untuk dapat

berhasil dalam penerapan teknologi informasiyang dikemukakan oleh Harvard Policy Groupyaitu manfaatkan pengalaman-pengalamanterbaik (best practices) dalam menerapkan

inisiatif pemanfaatan teknologi informasi.(Harvard Policy Group 2000).

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pem­bahasan didapat kesimpulan sebagai berikut:

]) Kebijakan TIK yang sudah ada hanyamengatur tentang rekomendasi pengadaanperangkat TIK. Sementara untuk kebijakan

yang mengatur tentang SOM dan pelaksa­naan e-government secara menyeluruhbelum ada.

2) Tingkat implementasi e-government di

]ingkungan Pemko Bukittinggi belumoptimal dilaksanakan, meliputi:

a. Tingkat persiapan baru sebatas pem­buatan situs informasi publik. Untuk

penyiapan SOM, penyiapan sarana akses

yang mudah dan sosialiasi situs informasiuntuk kalangan internal dan eksterna]belum dilaksanakan.

b. Tingkat pematangan berup,a pembuatan

190

situs informasi publik interaktif danpembuatan antar muka antara lembagabelum dilakukan.

c. Pad a tingkatan pemantapan sudah dilaku­kan pembuatan situs transaksi publiknamun pembuatan interoperabilitasaplikasi maupun data dengan lembagalain belum dilakukan.

d. Pada tingkatan pemanfaatan yaitu pem­buatan aplikasi untuk pelayanan yangbersifat G2G, G2B dan G2C yangterintegrasi belum dilakukan.

3) Kemampuan yang dimiliki oleh SDMbidang TI belum memadai untuk melak­sanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.

4) Proses rekrutmen tenaga-tenaga teknis TIKmasih dilakukan tes secara umum tanpa adates khusus mengenai kemampuan TIK se­hingga sulit didapatkan calon tenaga teknisyang mempunyai kemampuan TIK sesuaidengan kebutuhan.

Dari hasil penelitian disarankan :1. Merekomendasikan kepada Pemko Bukit­

tinggi untuk mengatur arah kebijakan TIKdirumuskan dalam sebuah aturan yangmempunyai aspek legalitas hukum berupaPeraturan Walikota (Perwako) maupunPeraturan Daerah (Perda).

2. Memberikan kesempatan kepada tenaga­tenaga teknis untuk mengikuti diklat danpelatihan yang sesuai untuk peningkatan ke­mampuan dalam penerapan teknologi.

3. Menempatkan SDM yang berlatar belakangpendidikan komputer di SKPD yang me­manfaatkan TIK untuk lebih optimalnyapelaksanaan e-government dan pemberdaya­an SDM itu sendiri.

4. Melakukan tes khusus mengenai kemampu­an TIK bagi calon tenaga-tenaga teknisbidang TIK yang akan diterima sehinggadapat diketahui kemampuan teknisnya.

Daftar Rujukan

Akib, Haedar. (2010). Implementasi Kebijakan:Apa, Mengapa dan Bagaimana. JurnaIAdministrasi PubIik, Volume 1 No. 1Thn. 2010.( digilib.unm.ac.id/download.php?id=102)

Coleman, Stephen. (2009). Foundations ofDigital Government, dalam Chen,Hsinchun (Eds), Digital Government

Yudhi Hidayat

E-Government Research, CaseStudies, and Implementation. Springer.

Clinger-Cohen. (2012). Core Competencies &Learning Objectives. CIO Council.http://cio.gov (diakses tanggal 20Januari 2013)

Depkominfo .. (20 10). Cetak Biru (Blue Print)Sistem ApIikasi e-government bagilembaga Pemerintah Daerah. Jakarta.Depertemen Komunikasi danInformatika

Harvard Policy Group. (2000). EightImperatives for Leaders in aNetworked World: Guideliness for

the 2000 Election and Beyond. JohnF. Kennedy School of Government,Harvard University, Cambridge, MA.(http://www.ibm.com/industries/ government/ieg/pdf/ eightTmperative. pdt).Diakses tanggal 8 Januari 2013.

Humas Menpan. (2013). Kota Denpasar TakPernah Berhenti Berinovasi. Ke­

menterian Pendayagunaan AparaturNegara dan Reformasi Birokrasi.http://www.menpan.go.id/cerita-sukses­rb/92 0-kota -den pasar -tak- pern ah­berhenti-berinovasi (Diakses tanggal 28Februari 2013)

Indrajit, Richardus Eko. (2002). ElectronicGovernment: Strategi Pembangunandan Pengembangan SistemPelayanan Berbasis TeknologiDigital. Yogjakarta: Andi.

Inpres. (2003). Inpres Nomor 3, Tahun 2003,tentang Kebijakan Dan StrategiNasional Pengembangan E-government.

Lallana, Emmanuel C. (2009). Kebijakan,Proses, dan Tata Kelola TIK untukPembangunan. United Nation Asianand Pacific Training Centre forInformation and Communication

Technology for Development (UN­APCICT).

Mc. Leod, Raymond dan Schell, George P.(2008). Management InformationSystems (Sistem InformasiManajemen), Edisi Kesepuluh.Jakarta: Salemba Empat.

SAINSTEK Vo!. Xll, NomoI' 2, Tahun 2015

Nugroho. (2004). Aplikasi PemrogramanWeb Dinamis dengan PHP danMySQL. Gava Media: Yogyakarta.

Reddi, Usha Rani Vyasulu. (2010). TheLinkage between ICT Applicationsand Meaningful Development. UnitedNation Asian and Pacific TrainingCentre for Information and

Communication Technology forDevelopment (UN-APCICT).

Sharda, Ramesh & VoB Stefan. (2009). DigitalGovernment, dalam Chen, Hsinchun(Eds), Digital Government E­Government Research, Case Studies,and Implementation. Springer.

Syafri, Wirman & Setyoko, P. Israwan. (2008).Implementasi Kebijakan Publik danEtika Profesi Pamong Praja.Jatinangor, Alga Prisma lnterdelta.

191

Tehnical University of Denmark. (2007). ICTRegulation Toolkit, Module 7 NewTechnologies and Their Impacts onRegulation.http://www .ictregu lationtoo lkit.org! en/Section.3228.html (diakses tanggal 7Januari 2013)

The Working Group on E-Govemment in theDeveloping World. (2002). Roadmapfor E-government in the DevelopingWorld. Pacific Councilon International

Policy.http://www .itu. int/wsis/ docs/background/themes/egov/pacific council.pdf(diakses tanggal 9 Januari 2013)

Ward, Jhon & Peppard, Joe. (2002). StrategicPlanning for Information SystemsThird edition. Baffins Lane,Chichester: John Wiley & Sons Ltd.