2015 - indonesia raja sampah bantargebang

3
Raja Sampah Bantargebang http://news.detik.com/lapsus/3066397/raja-sampah-bantargebang[11/10/2015 12:49:26 AM] Home Berita Daerah Internasional Kolom Wawancara Lapsus Tokoh Pro Kontra Profil Foto Video Indeks · · · · · · · SolusiUKM NEW Most Popular Opini Anda Suara Pembaca Blog TV Fokus Follow detikcom detikNews / Laporan-khusus / Detail Berita Like Like Like Like Senin 09 Nov 2015, 21:15 WIB Raja Sampah Bantargebang Isfari Hikmat, Ibad Durohman, Bahtiar Rifai - detikNews 42 SHARES 39 3 0 26 Foto: Edi Wahyono-detikcom 39 3 0 26 Jakarta - Sampah yang membentuk perbukitan setinggi puluhan meter terhampar di sejauh mata memandang. Sinar matahari begitu panas menyengat di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 5 November 2015. Debu-debu beterbangan terbawa angin, bercampur dengan bau tidak sedap yang menusuk hidung. Di salah satu zona TPST, deretan truk penuh sampah terlihat antre. Puluhan pemulung berebut sampah yang dimuntahkan truk dari Sunter, Jakarta Utara, di antara dengus ekskavator. Bau busuk dan kerumunan lalat seolah tak mereka pedulikan. Saban hari, 6.500 ton sampah rumah tangga hingga industri di seluruh wilayah Jakarta dibuang ke Bantargebang. Selama 2014, sampah yang masuk TPST di bagian selatan Bekasi itu mencapai 2.062.778 ton. Jumlah itu meningkat setiap tahun sejak TPST dioperasikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1989. Daftar detikconnect Masuk

Upload: anonymous-mppd6bu6

Post on 10-Jul-2016

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Indonesia Raja Sampah Bantargebang

TRANSCRIPT

  • Raja Sampah Bantargebang

    http://news.detik.com/lapsus/3066397/raja-sampah-bantargebang[11/10/2015 12:49:26 AM]

    Home Berita Daerah Internasional Kolom Wawancara Lapsus Tokoh Pro Kontra Profil Foto

    Video Indeks

    SolusiUKMNEW

    Most Popular Opini Anda Suara Pembaca Blog TV Fokus

    Follow detikcomdetikNews / Laporan-khusus / Detail Berita

    Like Like Like LikeSenin 09 Nov 2015, 21:15 WIB

    Raja Sampah BantargebangIsfari Hikmat, Ibad Durohman, Bahtiar Rifai - detikNews42 SHARES

    39 3 0 26

    Foto: Edi Wahyono-detikcom

    39 3 0 26Jakarta - Sampah yang membentuk perbukitan setinggi puluhan meter terhampar di sejauh mata memandang. Sinar matahari begitu panas menyengat di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 5 November 2015. Debu-debu beterbangan terbawa angin, bercampur dengan bau tidak sedap yang menusuk hidung.

    Di salah satu zona TPST, deretan truk penuh sampah terlihat antre. Puluhan pemulung berebut sampah yang dimuntahkan truk dari Sunter, Jakarta Utara, di antara dengus ekskavator. Bau busuk dankerumunan lalat seolah tak mereka pedulikan.

    Saban hari, 6.500 ton sampah rumah tangga hingga industri di seluruh wilayah Jakarta dibuang ke Bantargebang. Selama 2014, sampah yang masuk TPST di bagian selatan Bekasi itu mencapai 2.062.778ton. Jumlah itu meningkat setiap tahun sejak TPST dioperasikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1989.

    Daftar detikconnect Masuk

  • Raja Sampah Bantargebang

    http://news.detik.com/lapsus/3066397/raja-sampah-bantargebang[11/10/2015 12:49:26 AM]

    Pemulung sedang beristirahat di antara sampah Bantargebang.

    Sejak 2008, bukit-bukit sampah itu dikelola oleh PT Godang Tua Jaya (GTJ) berdasarkan kontrak dengan Pemprov Jakarta. Nama direktur utama perusahaan tersebut, Rekson Sitorus, belakangan inimoncer. Rekson terlibat saling tuduh dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama karena masalah buruknya pengelolaan TPST Bantargebang.

    Rekson sebetulnya bukan nama yang asing di Bantargebang. Sudah lama pria asal Sumatera Utara itu menjadi pengusaha jasa pengerukan tanah di Bantargebang, Kota Bekasi, hingga Cileungsi danCiangsana. Daerah di sepanjang aliran Kali Cikeas itu memang terdapat banyak tambang pasir, tanah, dan batu.

    Proyek pengerukan yang dilakukan Rekson juga termasuk lahan yang kini disulap menjadi TPST Bantargebang seluas lebih dari 100 hektare. Tanah lahan TPST yang berlokasi di tiga kelurahan (CiketingUdik, Cikiwul, dan Sumur Batu) itu digunakan untuk menguruk kawasan perumahan elite di Sunter Podomoro dan Kelapa Gading.

    Bahkan Rekson sendiri salah satu pemilik lahan di lokasi TPST. Luasnya 20 hektare. Awalnya, ia ogah menjual tanahnya itu karena terlalu murah. "Saya tidak mau jual karena lahannya masih dalamkeadaan utuh, belum dikeruk," ujar Rekson dalam buku Konflik Sampah Kota karya Ali Anwar.

    Ketika TPST Bantargebang mulai dibangun, Rekson menyewakan alat-alat berat bekas untuk menggali tanah buat pembangunan TPST. Kemudian ia menjadi satu-satunya pemain dalam bisnispengurukan sampah Bantargebang. "Dari situ, lama-kelamaan dia mengerjakan pengiriman sampah karena DKI truknya terbatas," kata Ali kepada detikcom.

    Rekson mendirikan perusahaan GTJ pada 1993. Pada 2008, ia mencoba melebarkan bisnis dengan menjadi pengelola TPST Bantargebang secara keseluruhan. Ketika kontrak pengelola sebelumnya, PTPatriot Bangkit Bekasi, habis pada Mei 2007, GTJ mengikuti tender yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta.

    GTJ menang dalam proses lelang dengan menyingkirkan dua pesaingnya, Patriot Bekasi dan PT Total Strategic Investment. Patriot, yang tak puas dengan jalannya proses tender, menggugat keputusanGubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Namun gugatan itu kandas dan GTJ dinyatakan sebagai pengelola TPST Bantargebang.

    Rekson membangun pabrik pembuatan pupuk kompos seluas 5 hektare di area TPST. Ia mempekerjakan ribuan pemulung untuk mengumpulkan sampah-sampah itu. Dalam sehari, pabrik kompos itumenghasilkan 100 ton pupuk kompos. "Pemulung diupah Rp 100 ribu per hari," kata Firman, pegawai pabrik kompos di Bantargebang.

    Pabrik kompos milik Rekson Sitorus di Bantargebang

    GTJ juga mengubah gas biometana, yang bersembunyi di bawah gundukan sampah, menjadi energi listrik. Ia berkongsi dengan PT Navigat Organic Energy Indonesia serta dua perusahaan lainnya dariInggris, Sindicatum Carbon Capital dan Organic International Ltd, untuk membangun pembangkit listrik tenaga sampah berkapasitas 2 megawatt.

    Di GTJ, Rekson menempatkan seorang menantunya, Douglas Manurung, sebagai wakil direktur. Seorang menantunya lagi, Tumpak Sidabutar, kini duduk di Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat DaerahBekasi. Bekas Wakil Direktur GTJ, Linggom Lumbantoruan, kini juga menjadi anggota Dewan Kota Bekasi.

    Adanya orang dekat Rekson di DPRD Bekasi itu menimbulkan kecurigaan bahwa bisnis GTJ di Bantargebang dijaga agar tak terusik. Namun Rekson membantah bila dikatakan keduanya ikut cawe-cawe dilevel kebijakan untuk kepentingan bisnisnya. "Menantu tidak pernah jadi pengurus di Godang Tua," katanya. "Dia (Linggom) sudah tidak aktif lagi di Godang Tua," ujar lelaki berusia 60 tahun ini.

    Hingga kini, perputaran bisnis Rekson di Bantargebang disebut-sebut mencapai ratusan miliar rupiah. Dari sampah, kekayaan Rekson berlimpah. Ia mempunyai rumah besar di Jalan Pangkalan 10,Cileungsi. Rumah yang sangat mewah juga dimiliki pria empat anak itu di Jalan Berlian Nomor 35 RT 01 RW 11, Bidara Cina, Jakarta Timur.

  • Raja Sampah Bantargebang

    http://news.detik.com/lapsus/3066397/raja-sampah-bantargebang[11/10/2015 12:49:26 AM]

    Rumah Rekson Sitorus di Bidara Cina, Jakarta Timur.

    Di Cileungsi, Rekson dikenal sebagai warga yang suka menolong tetangga, dari membantu dalam masalah utang hingga bagi-bagi rokok dan kopi. Rekson juga tokoh yang disegani. "Ada pembangunangereja dibongkar terus. Maka dia backup," ujar Mamat, petugas keamanan di rumah Rekson.

    Namun bukan berarti bisnis GTJ tak dibayangi oleh praktek gelap. Pada 2012, perusahaan itu ketahuan menggunakan 5.120 liter solar bersubsidi untuk kegiatan operasional alat berat. Akibat kasus itu,Linggom Lumbantoruan dibawa ke pengadilan. Dalam putusan kasasi Mahkamah Agung yang terbit pada 2014, Lumbantoruan dijatuhi hukuman 1 tahun penjara dan denda Rp 2 miliar.

    Kini bisnis GTJ terancam berhenti jika Ahok jadi memutus kontrak pengelolaan TPST Bantargebang. Ahok sudah menerbitkan surat peringatan I atas buruknya pengelolaan sampah di Bantargebang.Sebaliknya, menggandeng pengacara Yusril Ihza Mahendra, GTJ berencana menggugat Pemprov Jakarta atas tudingan wanprestasi. "Kalau Jakarta, misalnya, memutus (kontrak) sepihak, kan tidak baik,pelanggaran konstitusi," ujar Rekson. (ita/ita)

    Bagaimana pendapat Anda tentang artikel ini ?

    Senang

    0%Terhibur

    0% Menginspirasi0%

    Tidak Peduli

    33%

    Terganggu

    0%

    Sedih

    0%Takut

    0%Marah

    67%

    Laporkan

    Massa Lallu @massa.llah.5 49 menit yang laluYang begini inilah idaman para Politisi ... Hidup mewah..cari duit milyaran semudah membalik tangan..dikawal para preman..tiap hari foya foya..bisa bayar pengacara bertarifpuluhan milyar..sama pemerintah ibukota pun kagak takut...wah wah mantabz...gw juga pengen

    0 Balas 2 Favorit Share

    adr_1231 @adr_1231 55 menit yang laluinilah Republik Indonesia..para koruptor yang berjaya.... ada pemimpin yang tegas yang mau meluruskan tatanan..dilawan..banyak kasus didepan mata..pejabat dki yangselama ini nyaman dengan keadaan yang sudah puluhan tahun jadi gusar ..digeser sama Koh Ahok ..jadi mereka melawan dengan cara bayar orang-orang untuk melawanahok..karena peluang korupsi mereka menjadi sempit bahkan susah ..makanya segala daya Koh Ahok harus segera disingkirkan..dan itu didukung oleh banyak orang.yangdibayar..sekara

    Terbaru Terlama Terpopuler

    500

    26 Komentar

    detik.comRaja Sampah Bantargebang

    Etc2FtcGFoLWJhbnRhcmdlYmFuZwA=: form1: query: input7:

    BocD9BY3JvYmF0V2ViQ2FwVElEMgA=: input3: textarea0: Silahkan login untuk menulis komentarshare_fb: onshare_tw: on