· 2014. 5. 21. · 37. organisasi profesi adalah organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya...

166
2013, No.1234 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Pertanian memiliki peran penting yang strategis dalam perekonomian nasional. Untuk melestarikan salah satu peranannya sebagai penyedia bahan pangan bagi rakyat, target pembangunan pertanian adalah swasembada daging pada tahun 2014. Target antara yang mutlak dicapai dalam program swasembada daging adalah pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular dan gangguan reproduksi serta mempertahankan dan memperluas status wilayah Indonesia bebas penyakit hewan menular. Terkait hal tersebut, maka Kementerian Pertanian senantiasa berupaya menyiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan, yaitu pejabat fungsional Medik dan Paramedik Veteriner. Untuk mempertajam profesionalisme pejabat fungsional Medik Veteriner pada tanggal 24 September 2012 telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya. Melalui fasilitasi karir yang jelas, diharapkan pejabat fungsional Medik Veteriner akan bekerja secara fokus, sehingga pembinaan karir berlangsung sesuai harapan. www.djpp.kemenkumham.go.id

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 2013, No.1234 5

    LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA

    PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

    JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Pembangunan Pertanian memiliki peran penting yang strategis dalam perekonomian nasional. Untuk melestarikan salah satu peranannya sebagai penyedia bahan pangan bagi rakyat, target pembangunan pertanian adalah swasembada daging pada tahun 2014. Target antara yang mutlak dicapai dalam program swasembada daging adalah pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular dan gangguan reproduksi serta mempertahankan dan memperluas status wilayah Indonesia bebas penyakit hewan menular. Terkait hal tersebut, maka Kementerian Pertanian senantiasa berupaya menyiapkan Sumber Daya Manusia yang kompeten di bidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan, yaitu pejabat fungsional Medik dan Paramedik Veteriner. Untuk mempertajam profesionalisme pejabat fungsional Medik Veteriner pada tanggal 24 September 2012 telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya. Melalui fasilitasi karir yang jelas, diharapkan pejabat fungsional Medik Veteriner akan bekerja secara fokus, sehingga pembinaan karir berlangsung sesuai harapan.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 6

    Sebagai pendukung Peraturan Menpan dan Reformasi Birokrasi

    Nomor 52 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Menteri Pertanian dan Kepala Badan Kepegawaian Negara telah menetapkan Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 17/Permentan/OT.140/3/2013 dan Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012 Tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya.

    Secara operasional terkait penjelasan butir – butir kegiatan perlu disusun petunjuk teknis yang akan digunakan sebagai rujukan akhir bagi para pemangku kepentingan bidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan dalam mengimplementasikan jabatan fungsional tersebut.

    B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud

    Petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Medik Veteriner, pejabat penetap angka kredit, tim penilai, pengelola kepegawaian dan para pemangku kepentingan dalam melaksanakan ketentuan yang berhubungan dengan kegiatan teknis di bidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, pengembangan kesehatan hewan, dan administrasi kepegawaian, sehingga pengembangan karier Medik Veteriner dapat terfasilitasi.

    2. Tujuan Petunjuk teknis ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam

    pelaksanaan peraturan jabatan fungsional Medik Veteriner.

    C. RUANG LINGKUP

    Ruang lingkup petunjuk teknis ini mencakup: tugas pokok, unsur dan sub unsur kegiatan, rincian dan tolok ukur kegiatan, pengusulan, penilaian dan penetapan angka kredit, pengangkatan dalam jabatan, kenaikan jabatan dan pangkat, pembebasan sementara, pengangkatan kembali, dan pemberhentian pejabat fungsional Medik Veteriner.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 7

    D. PENGERTIAN-PENGERTIAN Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

    tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu yang bersifat mandiri.

    2. Medik Veteriner adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan.

    3. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional Medik Veteriner dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan.

    4. Tim Penilai Jabatan Fungsional Medik Veteriner adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja Medik Veteriner.

    5. Daerah khusus pada Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian yang selanjutnya di sebut Daerah Khusus adalah Unit Pelaksana Teknis dan/atau wilayah kerja yang berada di daerah atau pulau di wilayah terluar/terpencil atau wilayah NKRI yang berbatasan dengan Negara tetangga, atau memiliki frekwensi dan volume kegiatan sangat sedikit yang ditujukkan dengan perolehan angka kredit dari pelaksanaan tugas pokok Medik Veteriner, dan Paramedik Veteriner untuk kenaikan jabatan/pangkat paling banyak 15% (lima belas persen) setiap tahun.

    6. Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit yang selanjutnya disebut DUPAK adalah daftar yang harus diisi oleh pejabat fungsional Medik Veteriner dalam rangka penetapan angka kredit.

    7. Penetapan Angka Kredit yang selanjutnya disebut PAK adalah formulir yang berisi keterangan perorangan Medik Veteriner dan satuan nilai dari hasil penilaian butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang telah dicapai oleh Medik Veteriner dan telah ditetapkan oleh pejabat penetap angka kredit.

    8. Hasil Penilaian Angka Kredit yang selanjutnya HAPAK adalah formulir yang berisi keterangan perorangan Medik Veteriner dan satuan nilai dari hasil penilaian butir kegiatan yang telah dicapai oleh Medik Veteriner, namun belum memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 8

    9. Pejabat Penetap Angka Kredit adalah Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit Medik Veteriner.

    10. Pejabat Pengusul adalah Pejabat yang berwenang mengusulkan penetapan angka kredit Medik Veteriner.

    11. Tim Penilai Pusat adalah Tim yang dibentuk oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian untuk membantu Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dalam menetapkan PAK bagi Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b dan pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c di lingkungan Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

    12. Tim Penilai Kementerian adalah Tim yang dibentuk untuk membantu Pejabat Eselon II yang membidangi fungsi kesehatan hewan dan pengamanan produk hewan dalam menetapkan PAK bagi Medik Veteriner Pertama pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Kementerian Pertanian.

    13. Tim Penilai Provinsi adalah Tim yang dibentuk untuk membantu Pejabat Eselon II yang membidangi fungsi kesehatan hewan Provinsi dalam menetapkan PAK bagi Medik Veteriner Pertama pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi.

    14. Tim Penilai Kabupaten/Kota adalah Tim yang dibentuk untuk membantu Pejabat Eselon II yang membidangi fungsi kesehatan hewan hewan Kabupaten/Kota dalam menetapkan PAK bagi Medik Veteriner Pertama pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina golongan ruang IV/a di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

    15. Sekretariat Tim Penilai adalah Sekretariat yang dibentuk oleh masing-masing pejabat penetap, untuk membantu Tim Penilai Pusat, Tim Penilai Kementerian, Tim Penilai Provinsi dan Tim Penilai Kabupaten/Kota dalam melakukan pengadministrasian angka kredit Medik Veteriner.

    16. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat adalah Menteri, Jaksa Agung, Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, Sekretaris Militer, Sekretaris Presiden, Sekretaris Wakil Presiden, Kepala Kepolisian Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintahan Nonkementerian dan Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara.

    17. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Provinsi adalah Gubernur.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 9

    18. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota adalah Bupati/ Walikota.

    19. Pimpinan unit kerja adalah pejabat yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak oleh pejabat yang berwenang untuk memimpin suatu unit kerja sebagai bagian dari organisasi yang ada.

    20. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya di sebut STTPP adalah surat tamat pendidikan dan pelatihan yang diperoleh Medik Veteriner setelah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional;

    21. Pengembangan Profesi adalah kegiatan pengembangan diri Medik Veteriner melalui pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, keterampilan peningkatan mutu dan profesionalisme agar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pembangunan pertanian;

    22. Karya Tulis Ilmiah adalah tulisan hasil pokok pikiran, pengembangan dan hasil kajian/penelitian yang disusun oleh perorangan atau kelompok, yang membahas suatu pokok bahasan ilmiah dengan menuangkan gagasan tertentu melalui identifikasi, tinjauan pustaka, diskripsi, analisis permasalahan, kesimpulan dan saran-saran pemecahannya;

    23. Karya Tulis/Karya Ilmiah Hasil Pengkajian adalah tulisan hasil kajian/penelitian atau pengembangannya yang disusun oleh perorangan atau kelompok yang membahas suatu pokok bahasan ilmiah dengan menuangkan gagasan tertentu melalui identifikasi, tinjauan pustaka, deskripsi, analisis permasalahan, kesimpulan dan saran-saran pemecahannya;

    24. Karya Tulis/Karya Ilmiah Hasil Gagasan Sendiri adalah tulisan hasil pokok pikiran yang disusun oleh perorangan atau kelompok, yang membahas suatu pokok bahasan ilmiah dengan menuangkan gagasan tertentu melalui identifikasi, tinjauan pustaka, deskripsi, analisis permasalahan, kesimpulan dan saran-saran pemecahannya;

    25. Karya Tulis Ilmiah Populer adalah tulisan hasil penelitian/pengembangan/ pokok yang ditulis secara padat, dengan kalimat yang mudah dimengerti, dipahami, menarik untuk dibaca dan umumnya untuk konsumsi masyarakat umum;

    26. ISSN (International Standard of Serial Numbers) adalah karya tulis ilmiah yang dimuat dalam terbitan yang berseri dan dipublikasikan dalam majalah, buletin, jurnal, tabloid, dll;

    27. ISBN (International Standard of Book Numbers) adalah karya tulis ilmiah yang dimuat dalam bentuk buku tidak berseri dan dipublikasikan;

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 10

    28. Saduran adalah naskah yang disusun berdasarkan tulisan orang lain yang telah diubah dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang berlaku tanpa menghilangkan atau mengubah gagasan aslinya;

    29. Pemberhentian adalah pemberhentian dari jabatan fungsional Medik Veteriner dan bukan pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil;

    30. Penghargaan/Tanda Jasa adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh Pemerintah pusat dan/atau Pemerintah Daerah, atau organisasi ilmiah nasional yang diakui oleh masyarakat ilmiah;

    31. Tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri yang selanjutnya disebut makalah adalah suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok yang membahas suatu pokok persoalan berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-obyektif di bidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan;

    32. Terjemahan adalah naskah yang berasal dari tulisan orang lain yang dialihbahasakan;

    33. Penulis Utama adalah seseorang yang memprakarsai penulisan, pemilik ide tentang rancangan penulisan karya tulis ilmiah, pembuat pokok-pokok tulisan, pembuat outline, penyusunan konsep serta pembuatan konsep akhir dari tulisan tersebut;

    34. Penulis Pembantu adalah seseorang yang memberikan bantuan kepada penulis utama dalam hal mengumpulkan, mengolah dan menganalisa data, serta menyempurnakan konsep;

    35. Seminar adalah suatu bentuk pertemuan ilmiah untuk membahas/memecahkan masalah tertentu dalam bidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan untuk memperoleh kesimpulan berdasarkan pendapat bersama;

    36. Lokakarya adalah suatu pertemuan untuk membahas masalah tertentu dalam bidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan untuk memperoleh hasil yang perlu ditindaklanjuti;

    37. Organisasi Profesi adalah organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada disiplin ilmu pengetahuan dan etika profesi di bidang kesehatan hewan;

    38. Pertemuan Ilmiah adalah pertemuan yang dilaksanakan untuk membahas suatu masalah yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi;

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 11

    39. Rekomendasi adalah anjuran teknis berdasarkan hasil kajian dibidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan;

    40. Leaflet adalah materi/informasi berupa tulisan atau cetakan dalam bentuk lembaran/lipatan kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dengan atau tanpa gambar;

    41. Brosur adalah materi/informasi berupa tulisan atau cetakan dalam bentuk buku kecil dengan jumlah 5-15 halaman, berisi tulisan dengan kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dengan gambar yang sederhana;

    42. Satuan Hewan adalah satuan pada masing-masing jenis hewan yaitu DOC/DOD/DOQ per box, ayam dewasa per flock 20 ekor, ayam dewasa yang dilalulintaskan per 10 ekor, hewan besar (sapi, kerbau, kuda, dan sejenisnya) per ekor, hewan kecil (kambing, domba, babi, anjing, kucing) per ekor, satwa per ekor, mencit/hamster/marmut/ tikus putih per box;

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 12

    BAB II TUGAS POKOK, UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN, RINCIAN

    DAN TOLOK UKUR KEGIATAN

    A. Tugas Pokok

    Tugas pokok Medik Veteriner adalah menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, mengembangkan dan melaporkan kegiatan pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan.

    B. Unsur dan Sub Unsur Kegiatan Unsur dan Sub Unsur Kegiatan Medik Veteriner terdiri atas:

    1. Pendidikan, meliputi : a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar; b. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kesehatan hewan

    serta memperoleh STTPP atau sertifikat; dan c. Pendidikan dan pelatihan prajabatan.

    2. Tugas pokok Medik Veteriner, meliputi : a. Persiapan; b. Pelaksanaan; c. Pengembangan Metode, meliputi :

    1) Pengembangan Kesehatan Hewan; 2) Analisis Resiko Kesehatan Hewan; 3) Pedoman Peningkatan Kesehatan Hewan; 4) Kebijakan Kesehatan Hewan; dan 5) Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan

    3. Pengembangan Profesi, meliputi : a. Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan hewan

    dan pengamanan produk hewan;

    b. Pengalibahasaan/penyaduran buku dan bahan - bahan lain di bidang kesehatan hewan dan pengamanan produk hewan; dan

    c. Pembuatan dan penyusunan bahan informasi. 4. Penunjang Tugas Medik Veteriner, meliputi:

    a. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi;

    b. Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Medik Veteriner;

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 13

    c. Keanggotaan dalam Tim Penilai Teknis dibidang kesehatan hewan;

    d. Perolehan penghargaan/tanda jasa; e. Pengajaran/pelatihan pada pendidikan dan pelatihan; f. Keanggotaan dalam organisasi profesi/ilmiah;

    g. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya; dan h. Melaksanakan kegiatan penunjang lain sebagai koordinator Pejabat

    Fungsional Medik Veteriner pada unit kerja.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 14

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 15

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 16

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 17

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 18

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 19

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 20

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 21

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 22

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 23

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 24

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 25

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 26

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 27

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 28

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 29

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 30

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 31

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 32

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 33

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 34

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 35

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 36

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 37

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 38

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 39

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 40

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 41

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 42

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 43

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 44

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 45

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 46

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 47

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 48

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 49

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 50

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 51

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 52

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 53

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 54

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 55

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 56

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 57

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 58

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 59

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 60

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 61

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 62

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 63

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 64

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 65

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 66

    BAB III PENGUSULAN, PENILAIAN DAN PENETAPAN

    ANGKA KREDIT

    A. PENGUSULAN ANGKA KREDIT 1. Pejabat Pengusul

    Pejabat yang berwenang mengajukan usul Penetapan Angka Kredit adalah: a. Pimpinan unit kerja setingkat eselon II yang membidangi

    kesehatan hewan dan pengamanan produk hewan di Kementerian Pertanian/Provinsi/Kabupaten/Kota, kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian untuk angka kredit Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e, di lingkungan Kementerian Pertanian/Provinsi/ Kabupaten/Kota.

    b. Pejabat yang membidangi kepegawaian (eselon III) pada unit kerja yang membidangi kesehatan hewan dan pengamanan produk hewan di Kementerian Pertanian atau Kepala UPT kepada Pejabat Eselon II yang membidangi kesehatan hewan dan pengamanan produk hewan untuk angka kredit Medik Veteriner Pertama sampai dengan Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang bekerja di lingkungan masing-masing pada Kantor Pusat dan Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Kementerian Pertanian.

    c. Pejabat yang membidangi kepegawaian (eselon III) pada unit kerja yang membidangi kesehatan hewan kepada pejabat eselon II yang membidangi kesehatan hewan di Provinsi, untuk angka kredit Medik Veteriner Pertama sampai dengan Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang bekerja di lingkungan Provinsi.

    d. Pejabat yang membidangi urusan kepegawaian (eselon III) pada unit kerja yang membidangi kesehatan hewan kepada pejabat eselon II yang membidangi kesehatan hewan di Kabupaten/Kota, untuk angka kredit Medik Veteriner Pertama sampai dengan Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang bekerja di lingkungan Kabupaten/Kota.

    2. Persyaratan Usul penilaian wajib diajukan paling kurang satu kali setiap

    tahun, dalam bentuk formulir DUPAK. Persyaratan pengajuan usul penilaian dan penetapan angka kredit dengan melampirkan :

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 67

    a. Surat pengantar dari pimpinan unit kerja. b. Fotokopi ijazah yang disahkan dan/atau surat keputusan

    pencantuman gelar/STTPP dan/atau Surat Tanda Penghargaan (yang belum pernah digunakan dalam usulan penilaian); dan

    c. Fotokopi surat keputusan Jabatan dan keputusan Pangkat Medik Veteriner terakhir;

    d. Fotokopi PAK/HAPAK terakhir; e. Surat Pernyataan melakukan kegiatan yang meliputi :

    1) Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan; dan/atau 2) Persiapan; dan/atau 3) Pelaksanaan; dan/atau 4) Pengembangan Metode; dan/atau 5) Pengembangan Profesi; dan/atau 6) Penunjang Tugas Medik Veteriner.

    3. Waktu Pengusulan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) a. Penilaian dilakukan sebanyak 4 (empat) periode dalam satu

    tahun, yaitu :

    a. Bulan Oktober tahun sebelumnya dan Januari untuk kenaikan pangkat April;

    b. Bulan April dan Juli untuk kenaikan pangkat Oktober pada tahun yang sama.

    b. DUPAK beserta lampirannya harus sudah diterima oleh Pejabat Penetap melalui Sekretariat Tim Penilai paling lambat tanggal 15 September atau 15 Desember untuk kenaikan pangkat periode April tahun berikutnya dan paling lambat 15 Maret atau 15 Juni untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun yang sama.

    c. DUPAK yang diterima setelah tanggal tersebut diatas akan dinilai pada periode penilaian berikutnya.

    d. DUPAK yang dapat dinilai, merupakan kegiatan selama minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 12 (dua belas) bulan, contoh : 1) Penilaian bulan Januari tahun 2014, masa penilaian DUPAK

    paling singkat mulai kegiatan 1 Juni 2013 sampai dengan 30 November 2013 (6 bulan).

    2) Penilaian bulan Januari tahun 2014, masa penilaian DUPAK paling lama mulai kegiatan 1 Desember 2012 sampai dengan 30 November 2013 (12 bulan).

    3) Penilaian bulan Juli tahun 2014, masa penilaian DUPAK

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 68

    paling lama mulai kegiatan 1 Juni 2013 sampai dengan 31 Mei 2014 (12 bulan).

    4) Penilaian bulan Juli tahun 2014, masa penilaian DUPAK paling lama mulai kegiatan 1 Juni 2013 sampai dengan 31 Maret 2014 (9 bulan).

    4. Prosedur Pengusulan Penetapan Angka Kredit a. Medik Veteriner menyampaikan DUPAK beserta lampirannya

    kepada Pejabat Pengusul. b. Pejabat Pengusul setelah menerima berkas DUPAK beserta

    lampirannya, memeriksa kelengkapan persyaratannya. Apabila DUPAK dan lampirannya telah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, maka Pejabat Pengusul membubuhkan tanda tangannya pada formulir DUPAK, dan menyampaikan DUPAK beserta lampirannya kepada Pejabat Penetap Angka Kredit, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Untuk semua jenjang jabatan Medik Veteriner di lingkungan

    Kementerian Pertanian, Pejabat Pengusul mengirimkan surat pengantar DUPAK kepada Pejabat Penetap, tembusan kepada Sekretaris Ditjen/Badan (tanpa lampiran).

    2) Untuk jenjang jabatan Medik Veteriner Pertama sampai dengan Medik Veteriner Utama di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Pejabat Pengusul mengirimkan surat pengantar DUPAK kepada masing – masing Pejabat Penetap, tembusan kepada pimpinan unit kerja kepegawaian daerah provinsi/ kabupaten/kota (tanpa lampiran).

    5. Ketentuan lain a. DUPAK dengan masa penilaian kurang dari 6 bulan belum dapat

    dilakukan penilaian dan akan dikembalikan kepada yang bersangkutan.

    b. DUPAK dengan masa penilaian lebih dari 12 bulan, kelebihannya tidak dapat dilakukan penilaian (dihanguskan).

    6. Alur Pengusulan dan Penetapan Angka Kredit dapat dilihat pada Lampiran II - A.

    B. PENILAIAN ANGKA KREDIT 1. Tim Penilai

    Penilaian terhadap prestasi kerja Medik Veteriner dilakukan oleh Tim Penilai.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 69

    Tim Penilai tersebut antara lain : a. Tim Penilai Pusat melakukan penilaian Medik Veteriner Madya,

    pangkat Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan Medik Veteriner Utama di lingkungan Kementerian Pertanian, Provinsi, dan Kabupaten/Kota;

    b. Tim Penilai Kementerian melakukan penilaian Medik Veteriner Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b sampai dengan Medik Veteriner Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d di lingkungan Kementerian Pertanian;

    c. Tim Penilai Provinsi melakukan penilaian Medik Veteriner Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b sampai dengan Medik Veteriner Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi;

    d. Tim Penilai Kabupaten/Kota melakukan penilaian Medik Veteriner Pertama, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b sampai dengan Medik Veteriner Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

    2. Tugas Tim Penilai Tugas Tim Penilai antara lain : a. Membantu pejabat Penetap Angka Kredit dalam melakukan

    penilaian angka kredit Medik Veteriner. b. Melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan penetapan

    angka kredit yang diberikan oleh pejabat Penetap Angka Kredit.

    Untuk melaksanakan tugas tersebut, Tim Penilai melakukan kegiatan sebagai berikut :

    a. Mencermati kelengkapan dokumen/bukti yang dipersyaratkan dari setiap DUPAK yang diajukan;

    b. Melakukan penilaian dan pemberian angka kredit atas setiap prestasi kerja Medik Veteriner yang tercantum dalam DUPAK;

    c. Membuat catatan hasil penilaian sebagai bahan perbaikan Medik Veteriner dalam mengumpulkan angka kredit;

    d. Menyampaikan hasil penilaian dan pemberian angka kredit sebagaimana dimaksud dalam butir b kepada pejabat Penetap Angka Kredit;

    e. Melaksanakan bimbingan, sosialisasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi, serta tugas-tugas lain yang berhubungan dengan penetapan angka kredit Medik Veteriner.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 70

    Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Penilai bertanggung jawab kepada pejabat Penetap Angka Kredit sesuai tingkatannya.

    3. Susunan Keanggotaan Tim Penilai a. Tim Penilai Pusat

    Susunan keanggotaan Tim Penilai Pusat, terdiri atas : 1) Seorang Ketua merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat

    eselon II yang membidangi kesehatan hewan/pengamanan produk hewan di Kementerian Pertanian.

    2) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian di Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

    3) Seorang Sekretaris merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan/karantina di Kementerian Pertanian.

    4) Paling kurang 4 (empat) orang anggota yang 2 (dua) orang diantaranya pejabat fungsional Medik Veteriner.

    b. Tim Penilai Kementerian Susunan keanggotaan Tim Penilai Kementerian, terdiri atas : 1) Seorang ketua merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat

    eselon III yang membidangi kesehatan hewan dilingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan pejabat eselon III yang membidangi karantina hewan dilingkungan Badan Karantina Pertanian;

    2) Seorang wakil ketua merangkap anggota yang dijabat oleh paling kurang pejabat fungsional Medik Veteriner Madya dilingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Badan Karantina Pertanian;

    3) Seorang Sekretaris merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat eselon IV yang membidangi kepegawaian pada Sekretariat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Sekretariat Badan Karantina Pertanian;

    4) Paling kurang 4 (empat) orang anggota yang 2 (dua) orang diantaranya pejabat fungsional Medik Veteriner.

    c. Tim Penilai Provinsi Susunan keanggotaan Tim Penilai Provinsi, terdiri atas : 1) Seorang ketua merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat

    eselon III pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Provinsi;

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 71

    2) Seorang wakil ketua merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat eselon IV pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Provinsi;

    3) Seorang sekretaris merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Provinsi;

    4) Paling kurang 4 (empat) orang anggota yang 2 (dua) orang diantaranya pejabat fungsional Medik Veteriner.

    d. Tim Penilai Kabupaten/Kota Susunan keanggotaan Tim Penilai Kabupaten/Kota terdiri atas :

    1) Seorang ketua merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat eselon III pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

    2) Seorang wakil ketua merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat eselon IV pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

    3) Seorang sekretaris merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

    4) Paling kurang 4 (empat) orang anggota yang 2 (dua) orang diantaranya pejabat fungsional Medik Veteriner.

    4. Syarat dan Masa Jabatan Keanggotaan Tim Penilai a. Syarat keanggotaan tim Penilai

    Untuk diangkat sebagai anggota Tim Penilai, harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan

    jabatan/pangkat Medik Veteriner yang dinilai; 2) Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi

    kerja Medik Veteriner; 3) Aktif melakukan penilaian.

    b. Masa jabatan keanggotaan Tim Penilai 1) Masa jabatan keanggotaan masing-masing Tim Penilai

    adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya;

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 72

    2) Seseorang yang telah menjadi anggota Tim Penilai dalam 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) kali masa jabatan;

    5. Sekretariat Tim Penilai a. Untuk membantu Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya,

    dibentuk Sekretariat Tim Penilai yang ditetapkan oleh pejabat Penetap Angka Kredit.

    b. Sekretariat Tim Penilai tersebut antara lain: 1) Sekretariat Tim Penilai Pusat dipimpin oleh pejabat eselon III

    yang membidangi kepegawaian pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan di Kementerian Pertanian;

    2) Sekretariat Tim Penilai Kementerian dipimpin oleh pejabat eselon IV yang membidangi kepegawaian dilingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan pejabat eselon IV yang membidangi kepegawaian dilingkungan Badan Karantina Pertanian;

    3) Sekretariat Tim Penilai Pemerintah Daerah Provinsi dipimpin oleh pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Provinsi.

    4) Sekretariat Tim Penilai Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dipimpin oleh pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

    c. Sekretariat Tim Penilai pada masing-masing tingkatan mempunyai tugas memberikan bantuan administrasi dan fasilitas lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas Tim Penilai. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Tim Penilai melakukan kegiatan-kegiatan, antara lain :

    1) Menyampaikan bahan dan informasi yang diperlukan untuk penilaian angka kredit Medik Veteriner;

    2) Menerima, dan mencatat DUPAK Medik Veteriner yang diterima, dan memeriksa dengan seksama kelengkapan lampiran DUPAK-nya;

    3) Menyampaikan DUPAK yang memenuhi syarat untuk penilaian kepada Ketua Tim Penilai dan menginformasikan kepada Pejabat Pengusul bagi DUPAK yang belum memenuhi syarat;

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 73

    4) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Ketua Tim Penilai

    dalam rangka pelaksanaan penilaian; 5) Memfasilitasi penyelenggaraan rapat Tim Penilai; 6) Menyusun laporan hasil rapat Tim Penilai; 7) Memproses DUPAK Medik Veteriner yang memenuhi syarat

    untuk ditetapkan angka kreditnya sampai menjadi PAK sesuai dengan jadwal yang ditetapkan;

    8) Menyampaikan hasil penilaian berupa PAK dan HAPAK kepada pejabat pengusul;

    9) Memberikan konfirmasi kepada Medik Veteriner terkait hasil penilaian apabila diperlukan;

    10) Menyampaikan PAK beserta usulan pengangkatan ke dalam jabatan fungsional kepada pejabat yang berwenang

    11) Mendokumentasikan DUPAK dan salinan PAK/HAPAK; 12) Menyusun database Pejabat Fungsional Medik Veteriner di

    lingkungan Kementerian/Provinsi/Kabupaten/ Kota; 13) Menyiapkan dan mengusulkan kepada pejabat pembina

    kepegawaian, daftar pejabat fungsional yang selama 4,5 tahun belum dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, untuk diterbitkan surat peringatan;

    14) Menginformasikan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal/ Badan, dan Pejabat Eselon II yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/Kabupaten/Kota, daftar pejabat fungsional yang akan bebas sementara karena belum dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, dan Medik Veteriner Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e yang setiap tahun belum dapat mengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan pengembangan profesi, untuk diusulkan proses pembebasan sementara, sesuai peraturan yang berlaku;

    15) Menginformasikan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal/ Badan, dan Pejabat Eselon II yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/Kabupaten/Kota, daftar pejabat fungsional yang akan diberhentikan karena belum dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, untuk diusulkan proses surat pemberhentian sesuai peraturan yang berlaku.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 74

    6. Prosedur Penilaian Penilaian angka kredit dilakukan sebagai berikut: a. Berkas DUPAK beserta lampiran bukti/dokumen yang diterima

    pejabat Penetap Angka Kredit, disampaikan ke Sekretariat Tim Penilai untuk dicatat dan diperiksa kelengkapannya, kemudian diserahkan kepada Ketua Tim Penilai.

    b. Ketua Tim Penilai menugaskan 2 (dua) orang anggota Tim Penilai untuk melakukan penilaian terhadap setiap berkas usulan DUPAK.

    c. Anggota Tim Penilai yang ditugaskan untuk melakukan penilaian sebagaimana dimaksud butir b melakukan penilaian dan hasil penilaiannya dimasukkan dalam DUPAK pada kolom "Angka Kredit" untuk disampaikan kepada Ketua Tim Penilai.

    d. Setelah semua DUPAK dinilai, Sekretariat Tim Penilai memfasilitasi rapat pembahasan hasil penilaian.

    e. Rapat dianggap sah apabila dihadiri oleh paling kurang 3/4 (tiga per empat) dari seluruh anggota Tim Penilai.

    f. Rapat dipimpin oleh Ketua Tim Penilai, dan apabila berhalangan dipimpin oleh Wakil Ketua Tim Penilai. Apabila Ketua dan Wakil Ketua berhalangan, rapat dipimpin oleh Sekretaris Tim Penilai.

    g. Apabila terdapat anggota Tim Penilai yang sedang dinilai maka yang bersangkutan tidak diperkenankan hadir dalam rapat penetapan hasil penilaian angka kredit.

    h. Angka kredit yang diperoleh Medik Veteriner merupakan nilai rata-rata dari 2 (dua) orang anggota Tim Penilai.

    i. Apabila hasil penilaian belum disepakati oleh anggota Tim Penilai yang hadir, maka Ketua Tim Penilai menunjuk 1 (satu) orang anggota Tim Penilai yang lain untuk melakukan penilaian ulang atas DUPAK yang bersangkutan. Hasil penilaian terakhir adalah hasil penilaian ulang ditambah rata-rata hasil penilaian sebelumnya (sebagaimana huruf h).

    j. Hasil penilaian yang telah disetujui oleh anggota Tim Penilai dalam rapat tim, selanjutnya diproses sebagai berikut:

    k. Bagi Medik Veteriner yang belum mencapai angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, maka Ketua Tim memberitahukan hasil penilaian kepada Pejabat Pengusul dengan menggunakan formulir Hasil Penilaian Angka Kredit (HAPAK) seperti contoh pada Lampiran VII;

    l. Bagi Medik Veteriner yang telah mencapai angka kredit untuk

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 75

    kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, maka Ketua Tim menuangkan akumulasi angka kredit yang berasal dari beberapa HAPAK ke dalam formulir Penetapan Angka Kredit (PAK) dengan menggunakan formulir seperti contoh pada Lampiran VIII.

    m. Formulir PAK dibuat rangkap 4 (empat) bagi Medik Veteriner Madya dan Medik Veteriner Utama, atau rangkap 3 (tiga) bagi Medik Veteriner Pertama dan Medik Veteriner Muda. Formulir PAK tersebut disampaikan oleh Ketua Tim kepada Pejabat Penetap Angka Kredit untuk ditandatangani.

    C. PENETAPAN ANGKA KREDIT

    1. Pejabat Penetap Angka Kredit Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, yaitu: a. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian bagi Medik

    Veteriner Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan Medik Veteriner Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/e di lingkungan Kementerian Pertanian, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

    b. Pejabat eselon II yang membidangi kesehatan hewan dan pengamanan produk hewan pada Kementerian Pertanian, bagi Medik Veteriner Pertama sampai dengan Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan Kementerian Pertanian.

    c. Pejabat eselon II yang membidangi kesehatan hewan Provinsi bagi Medik Veteriner Pertama sampai dengan Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan Provinsi.

    d. Pejabat eselon II yang membidangi kesehatan hewan Kabupaten/Kota bagi Medik Veteriner Pertama sampai dengan Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan Kabupaten/Kota.

    2. Jadwal Waktu Penetapan Angka Kredit Penetapan Angka Kredit Medik Veteriner dilakukan paling kurang 4 (empat) kali dalam setahun, yaitu: a. Paling lambat pada bulan Oktober tahun sebelumnya dan

    bulan Januari untuk kenaikan pangkat periode April tahun yang sama; dan

    b. Paling lambat pada bulan April dan bulan Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun yang sama.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 76

    3. Prosedur Penetapan Angka Kredit a. Hasil penilaian yang telah dilakukan oleh Tim Penilai

    dituangkan dalam formulir PAK/HAPAK. b. Apabila hasil penilaian angka kredit telah memenuhi syarat

    untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, maka akan dituangkan dalam bentuk PAK yang ditandatangani oleh Pejabat Penetap Angka Kredit, seperti contoh pada Lampiran VIII.

    c. Apabila hasil penilaian angka kredit belum memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, maka akan dituangkan dalam bentuk HAPAK yang ditandatangani oleh Ketua Tim Penilai, seperti contoh pada Lampiran VII.

    d. PAK/HAPAK (1 eksemplar untuk arsip) dikirimkan oleh Sekretariat Tim Penilai kepada Pejabat Pengusul, untuk diteruskan kepada: 1) Medik Veteriner yang bersangkutan (asli). 2) Pimpinan Unit Kerja Medik Veteriner yang bersangkutan

    (tembusan).

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 77

    BAB IV PENGANGKATAN DALAM JABATAN

    A. PENGANGKATAN PERTAMA KALI 1. Pejabat yang Berwenang

    Pejabat yang berwenang mengangkat Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Medik Veteriner, yaitu: a. Menteri Pertanian atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan pengangkatan Medik Veteriner Pusat. b. Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan pengangkatan Medik Veteriner Daerah Provinsi. c. Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan pengangkatan Medik Veteriner Daerah Kabupaten/ Kota.

    2. Persyaratan Calon Medik Veteriner menyiapkan berkas usul pengangkatan pertama kali dalam jabatan Medik Veteriner yang terdiri atas:

    a. Surat pernyataan bersedia untuk diangkat dalam jabatan fungsional Medik Veteriner;

    b. Fotokopi ijazah terakhir yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;

    c. Fotokopi surat keputusan CPNS; d. Fotokopi surat keputusan PNS; e. Fotokopi sertifikat diklat prajabatan; f. Fotokopi nilai prestasi kerja 1 (satu) tahun terakhir; g. Daftar Riwayat Hidup;

    3. Prosedur Pelaksanaan Pengangkatan Pertama Kali sebagai Medik Veteriner

    a. Berkas usul pengangkatan pertama kali dalam jabatan Medik Veteriner disampaikan oleh calon Medik Veteriner kepada pimpinan unit kerja, untuk diperiksa/diteliti kelengkapan dan kebenaran persyaratannya. Berkas usul tersebut (setelah diberi surat pengantar oleh pimpinan unit kerja) dikirimkan kepada : 1) Sekretaris Ditjen/Badan yang selanjutnya mengusulkan

    kepada Kepala Biro yang membidangi kepegawaian untuk memproses pengangkatan calon Medik Veteriner di lingkungan Kementerian Pertanian.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 78

    2) Pejabat eselon II pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Provinsi yang selanjutnya mengusulkan kepada Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk, melalui pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian untuk memproses pengangkatan calon Medik Veteriner di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi.

    3) Pejabat eselon II pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya mengusulkan kepada Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk, melalui pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian untuk memproses pengangkatan calon Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/ kota.

    b. Keputusan pengangkatan pertama kali sebagai Medik Veteriner disampaikan kepada calon Medik Veteriner yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerja sesuai prosedur yang berlaku.

    4. Ketentuan lain tentang Pengangkatan Pertama Kali a. Pengangkatan pertama kali dalam jabatan Fungsional Medik

    Veteriner dilakukan untuk mengisi lowongan formasi dari Calon Pegawai Negeri Sipil pada unit kerja yang bersangkutan;

    b. Angka kredit yang diberikan pada pengangkatan pertama kali, paling kurang dihitung dari ijazah, dan diklat prajabatan;

    c. Hasil pekerjaan calon Medik Veteriner pada saat CPNS dapat dinilai sebagai angka kredit selama bukti fisik memenuhi syarat dan sesuai dengan butir kegiatan jabatan fungsional Medik Veteriner termasuk surat penugasan;

    d. CPNS dengan formasi Jabatan Medik Veteriner setelah ditetapkan sebagai PNS paling lama 1 (satu) tahun harus diangkat dalam jabatan fungsional Medik Veteriner.

    5. Alur Pengangkatan Pertama Kali dapat dilihat pada Lampiran II - B. B. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN 1. Pejabat yang Berwenang

    Pejabat yang berwenang mengangkat Medik Veteriner dari jabatan lain, yaitu: a. Menteri Pertanian atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan pengangkatan Medik Veteriner Pusat.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 79

    b. Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan keputusan pengangkatan Medik Veteriner Daerah Provinsi.

    c. Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan keputusan pengangkatan Medik Veteriner Daerah Kabupaten/ Kota.

    2. Persyaratan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan (calon Medik Veteriner) menyiapkan berkas usul pengangkatan dari jabatan lain yang terdiri atas:

    a. Fotokopi ijazah terakhir yang telah dilegalisir; b. Fotokopi surat keputusan pangkat terakhir; c. Surat keterangan melaksanakan tugas di bidang pengendalian

    hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, serta pengembangan kesehatan hewan paling kurang 2 (dua) tahun oleh pimpinan unit kerja;

    d. Usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun; e. Fotokopi nilai prestasi kerja 1 (satu) tahun terakhir; f. Fotokopi surat keterangan lulus uji kompetensi; g. Daftar Riwayat Hidup; h. Bukti fisik kegiatan di bidang pengendalian hama dan penyakit

    hewan, pengamanan produk hewan, serta pengembangan kesehatan hewan sesuai Peraturan MENPAN dan RB tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya yang telah dinilai dan ditetapkan dalam bentuk PAK sejak dari CPNS sepanjang bukti fisik lengkap.

    3. Prosedur Pelaksanaan Pengangkatan Medik Veteriner Dari Jabatan Lain a. Berkas usul pengangkatan dalam jabatan Medik Veteriner

    tersebut disampaikan oleh calon Medik Veteriner kepada pimpinan unit kerja, untuk diperiksa/diteliti kelengkapan dan kebenaran persyaratannya. Berkas usul tersebut (setelah diberi surat pengantar oleh pimpinan unit kerja) dikirimkan kepada : 1) Sekretaris Ditjen/Badan yang selanjutnya mengusulkan

    kepada Kepala Biro yang membidangi kepegawaian untuk memproses pengangkatan calon Medik Veteriner dilingkungan Kementerian Pertanian.

    2) Pejabat eselon II pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Provinsi yang selanjutnya mengusulkan kepada Gubernur

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 80

    atau Pejabat yang ditunjuk, melalui pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian provinsi untuk memproses pengangkatan calon Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Provinsi.

    3) Pejabat eselon II pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya mengusulkan kepada Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk, melalui pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian kabupaten kota untuk memproses keputusan pengangkatan calon Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota.

    b. Keputusan pengangkatan dari jabatan lain sebagai Medik Veteriner disampaikan kepada calon Medik Veteriner yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai prosedur yang berlaku.

    4. Ketentuan Lain Tentang Pengangkatan dari Jabatan Lain

    a. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Fungsional Medik Veteriner dilakukan untuk mengisi lowongan formasi jabatan fungsional Medik Veteriner pada unit kerja yang bersangkutan;

    b. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam Jabatan Fungsional Medik Veteriner, angka kreditnya dihitung dari ijazah, diklat, kegiatan/tugas pokok, pengembangan profesi, dan unsur penunjang di bidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, serta pengembangan kesehatan hewan paling kurang 2 (dua) tahun.

    c. Jenjang jabatan Medik Veteriner ditentukan berdasarkan jumlah angka kredit yang ditetapkan dalam PAK.

    d. Calon Medik Veteriner yang akan diangkat melalui pengangkatan dari jabatan lain mulai bulan Januari Tahun 2016, harus mengikuti dan lulus uji kompetensi.

    5. Alur Pengangkatan dari Jabatan Lain dapat dilihat pada Lampiran II - C.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 81

    BAB V KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT

    A. KENAIKAN JABATAN 1. Pejabat yang Berwenang

    Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan kenaikan jabatan Medik Veteriner, yaitu: a. Menteri Pertanian atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan kenaikan jabatan Medik Veteriner Pusat. b. Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan kenaikan jabatan Medik Veteriner Daerah Provinsi. c. Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan kenaikan jabatan Medik Veteriner Daerah Kabupaten/ Kota.

    2. Persyaratan Kenaikan jabatan Medik Veteriner dapat dipertimbangkan apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Paling singkat 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir; b. Memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk

    kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi; c. Mengikuti dan lulus uji kompetensi; dan d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik

    dalam 1 (satu) tahun terakhir; 3. Prosedur Kenaikan Jabatan Medik Veteriner

    a. Medik Veteriner yang akan mengajukan usul kenaikan jabatan, menyiapkan berkas kelengkapan yang terdiri atas: 1) PAK (asli) terakhir; 2) Fotokopi surat keputusan jabatan terakhir yang dilegalisir

    oleh pejabat yang berwenang; 3) Fotokopi surat keputusan pangkat/golongan terakhir yang

    dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; dan 4) Fotokopi surat keterangan lulus uji kompetensi;

    b. Berkas usul kenaikan jabatan disampaikan oleh Medik Veteriner kepada pimpinan unit kerjanya, untuk diperiksa/diteliti kelengkapan dan kebenaran persyaratannya. Berkas usul tersebut dilengkapi surat pengantar dari pimpinan unit kerja dan disampaikan kepada:

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 82

    1) Sekretaris Ditjen/Badan mengusulkan kepada Kepala Biro yang membidangi kepegawaian untuk memproses kenaikan jabatan bagi Medik Veteriner di lingkungan Kementerian Pertanian.

    2) Pejabat eselon II pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Provinsi mengusulkan kepada Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk, melalui pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian Provinsi untuk memproses kenaikan jabatan bagi Medik Veteriner di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi.

    3) Pejabat eselon II pada unit kerja yang membidangi membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengusulkan kepada Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk, melalui pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian Kabupaten/Kota untuk memproses kenaikan jabatan bagi Medik Veteriner di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota.

    c. Keputusan kenaikan jabatan (asli) disampaikan kepada Medik Veteriner yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai prosedur yang berlaku.

    4. Ketentuan lain tentang Kenaikan Jabatan a. Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh

    setiap Medik Veteriner untuk memperoleh kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran II sampai dengan III pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012, dengan ketentuan : 1) Paling kurang 80% (delapan puluh persen) angka kredit

    berasal dari unsur utama (tidak termasuk angka kredit yang berasal dari pendidikan); dan

    2) Paling banyak 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang.

    b. Medik Veteriner yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya.

    c. Medik Veteriner yang akan naik jenjang jabatan setingkat lebih tinggi, harus mengikuti dan lulus uji kompetensi, berlaku mulai bulan Januari Tahun 2016.

    5. Alur Kenaikan Jabatan dapat dilihat pada Lampiran II - D.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 83

    B. KENAIKAN PANGKAT 1. Pejabat yang Berwenang

    Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan kenaikan pangkat Medik Veteriner, yaitu: a. Menteri Pertanian atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan kenaikan pangkat Medik Veteriner Pusat. b. Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan kenaikan pangkat Medik Veteriner Daerah Provinsi. c. Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan kenaikan pangkat Medik Veteriner Daerah Kabupaten/ Kota.

    2. Persyaratan Kenaikan pangkat Medik Veteriner dapat dipertimbangkan apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Paling kurang 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir; b. Memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk

    kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; dan c. Memenuhi angka kredit yang berasal dari pengembangan profesi

    dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Medik Veteriner Muda, pangkat Penata, golongan ruang III/c

    yang akan naik pangkat menjadi Penata Tingkat I, golongan ruang III/d angka kredit yang disyaratkan paling sedikit 4 (empat) dari unsur pengembangan profesi.

    2) Medik Veteriner Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d yang akan naik jenjang jabatan/pangkat menjadi Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a angka kredit yang disyaratkan paling sedikit 6 (enam) dari unsur pengembangan profesi.

    3) Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang akan naik pangkat menjadi Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b angka kredit yang disyaratkan paling sedikit 8 (delapan) dari unsur pengembangan profesi.

    4) Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b yang akan naik pangkat menjadi Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c angka kredit yang disyaratkan paling sedikit 10 (sepuluh) dari unsur pengembangan profesi.

    5) Medik Veteriner Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c yang akan naik jenjang jabatan/pangkat menjadi Medik Veteriner Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d angka kredit yang disyaratkan

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 84

    paling sedikit 12 (dua belas) dari unsur pengembangan profesi.

    6) Medik Veteriner Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d yang akan naik pangkat menjadi Pembina Utama, golongan ruang IV/e angka kredit yang dipersyaratkan paling sedikit 14 (empat belas) dari unsur pengembangan profesi.

    d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

    3. Prosedur Kenaikan Pangkat a. Medik Veteriner yang akan mengajukan usul kenaikan pangkat,

    menyiapkan berkas kelengkapan yang terdiri atas: 1) Fotokopi Kartu Pegawai yang dilegalisir oleh pejabat yang

    berwenang; 2) PAK (asli) terakhir; 3) Fotokopi surat keputusan jabatan terakhir yang dilegalisir

    oleh pejabat yang berwenang; 4) Fotokopi surat keputusan pangkat/golongan terakhir yang

    dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; 5) Fotokopi nilai prestasi kerja 2 (dua) tahun terakhir yang

    dilegalisir oleh pejabat yang berwenang; b. Berkas usul kenaikan pangkat disampaikan kepada pimpinan

    unit kerjanya, untuk diperiksa/diteliti kelengkapan dan kebenaran persyaratannya. Berkas usul tersebut dilengkapi surat pengantar dari pimpinan unit kerja kemudian dikirimkan kepada: 1) Sekretaris Ditjen/Badan mengusulkan kepada Kepala Biro

    yang membidangi kepegawaian untuk memproses kenaikan pangkat bagi Medik Veteriner di lingkungan Kementerian Pertanian.

    2) Pejabat eselon II pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Provinsi mengusulkan kepada Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk, melalui pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian Provinsi untuk memproses kenaikan pangkat bagi Medik Veteriner di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi.

    3) Pejabat eselon II pada unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota mengusulkan kepada Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk, melalui pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian Kabupaten/Kota untuk memproses

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 85

    kenaikan pangkat bagi Medik Veteriner di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota.

    c. Kenaikan pangkat Medik Veteriner pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d menjadi pangkat Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e diproses melalui Pemerintah Daerah Provinsi.

    d. Keputusan kenaikan pangkat (asli) disampaikan kepada Medik Veteriner yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai prosedur yang berlaku.

    4. Ketentuan lain tentang Kenaikan Pangkat a. Medik Veteriner yang telah mencapai angka kredit untuk

    kenaikan pangkat pada tahun pertama dalam masa pangkat yang didudukinya, maka pada tahun berikutnya diwajibkan mengumpulkan paling kurang 20% (dua puluh persen) angka kredit dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari tugas pokok.

    b. Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Medik Veteriner untuk memperoleh kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran III sampai dengan VII pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012, dengan ketentuan : 1) Paling kurang 80% (delapan puluh persen) angka kredit

    berasal dari unsur utama (tidak termasuk angka kredit yang berasal dari pendidikan); dan

    2) Paling banyak 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang.

    c. Medik Veteriner yang bertugas di daerah khusus, dapat diberikan angka kredit sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari kebutuhan angka kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.

    d. Angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf c diberikan setiap tahun dari unsur utama yang berasal dari kegiatan tugas pokok Medik Veteriner.

    e. Penambahan angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d paling banyak 4 (empat) kali selama yang bersangkutan masih bertugas di daerah khusus.

    5. Alur Kenaikan Pangkat Pejabat Fungsional dapat dilihat pada Lampiran II – E.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 86

    BAB VI PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI

    DAN PEMBERHENTIAN

    A. PEMBEBASAN SEMENTARA

    1. Pejabat yang Berwenang Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan pembebasan sementara Medik Veteriner, yaitu :

    a. Menteri Pertanian atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan keputusan pembebasan sementara Medik Veteriner Pusat.

    b. Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan keputusan pembebasan sementara Medik Veteriner Daerah Provinsi.

    c. Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan keputusan pembebasan sementara Medik Veteriner Daerah Kabupaten/ Kota.

    2. Hal-hal yang dapat Mengakibatkan Pembebasan Sementara a. Pembebasan sementara akibat tidak dipenuhinya angka kredit

    untuk kenaikan jabatan/pangkat dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.

    b. Pembebasan sementara karena setiap tahun sejak diangkat dalam pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e, tidak dapat mengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan pengembangan profesi.

    c. Disamping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada butir a dan b, Medik Veteriner dibebaskan sementara karena: 1) Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; 2) Ditugaskan secara penuh diluar jabatan Medik Veteriner; 3) Menjalani cuti di luar tanggungan negara; atau 4) Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.

    3. Prosedur Penerbitan Surat Peringatan a. Pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada butir 2

    huruf a dan b, Sekretariat Tim Penilai terlebih dahulu menerbitkan surat peringatan 6 (enam) bulan sebelum batas akhir pembebasan sementara.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 87

    b. Ketua Sekretariat Tim Penilai mengajukan berkas usul surat peringatan kepada :

    1) Sekretaris Ditjen/Badan dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan, untuk memproses surat peringatan bagi Medik Veteriner dilingkungan Kementerian Pertanian.

    2) Pejabat eselon II pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Provinsi dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan, untuk memproses surat peringatan bagi Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Provinsi.

    3) Pejabat eselon II pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan, untuk memproses surat peringatan bagi Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota.

    c. Surat Peringatan disampaikan kepada Medik Veteriner yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai prosedur yang berlaku.

    4. Prosedur Pembebasan Sementara a. Sekretariat Tim Penilai menginventarisir Medik Veteriner yang

    belum mengirimkan DUPAK/memenuhi syarat kenaikan jabatan/pangkat.

    b. Ketua Sekretariat Tim Penilai setelah meneliti dan memeriksa kelengkapan dan kebenaran persyaratan yang ditentukan, segera menginformasikan daftar pejabat fungsional yang akan bebas sementara kepada: 1) Sekretaris Ditjen/Badan untuk diusulkan kepada Kepala Biro

    yang membidangi kepegawaian dan diproses penetapan surat pembebasan sementara bagi Medik Veteriner dilingkungan Kementerian Pertanian, dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan.

    2) Pejabat eselon II pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan pada Pemerintah Daerah Provinsi untuk diusulkan kepada Pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian Provinsi dan diproses penetapan surat pembebasan sementara bagi Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Provinsi, dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 88

    3) Pejabat eselon II pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk diusulkan kepada Pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian Kabupaten/Kota dan diproses penetapan surat pembebasan sementara bagi Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan.

    c. Keputusan pembebasan sementara (asli) disampaikan kepada Medik Veteriner yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai prosedur yang berlaku.

    5. Ketentuan lain tentang Pembebasan Sementara a. Medik Veteriner yang dibebaskan sementara, diberhentikan

    tunjangan jabatan fungsionalnya. b. Sambil menunggu surat keputusan pembebasan sementara dari

    pejabat yang berwenang, Pimpinan Unit Kerja Medik Veteriner yang bersangkutan menerbitkan surat keterangan pemberhentian tunjangan jabatan fungsional/mengusulkan kepada Bendahara gaji untuk tidak membayarkan tunjangan jabatan (supaya Medik Veteriner tidak terkena tuntutan ganti rugi) terhitung sejak :

    1) diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; 2) ditugaskan secara penuh di luar jabatan Medik Veteriner; 3) menjalani cuti di luar tanggungan negara; 4) awal tahun ke-6 seorang Medik Veteriner tidak mampu

    memenuhi angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat satu tingkat lebih tinggi sesuai ketentuan yang berlaku;

    5) awal bulan ke-13 bagi Medik Veteriner, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e tidak dapat mengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit setiap tahun dari tugas pokok dan pengembangan profesi;

    6) bulan ke-7 bagi yang melaksanakan tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.

    6. Alur pembebasan sementara dari Jabatan Medik Veteriner dapat dilihat pada Lampiran II – F.

    7. Contoh pembebasan sementara dapat dilihat pada Lampiran IX.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 89

    B. PENGANGKATAN KEMBALI 1. Pejabat yang Berwenang

    Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan pengangkatan kembali Medik Veteriner, yaitu : a. Menteri Pertanian atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan pengangkatan kembali Medik Veteriner Pusat. b. Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan pengangkatan kembali Medik Veteriner Daerah Provinsi.

    c. Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan keputusan pengangkatan kembali Medik Veteriner Daerah Kabupaten/ Kota.

    2. Persyaratan a. Medik Veteriner yang bebas sementara karena belum dapat

    memenuhi angka kredit sampai batas waktu yang ditentukan, apabila telah memenuhi angka kredit kumulatif yang ditentukan untuk naik jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, mengajukan usul pengangkatan kembali sebagai Medik Veteriner dengan melampirkan: 1) Fotokopi keputusan pembebasan sementara; 2) Fotokopi keputusan pengangkatan dalam jabatan/pangkat

    terakhir; 3) Fotokopi PAK terakhir sebelum bebas sementara; 4) Fotokopi HAPAK terakhir sebelum bebas sementara; dan 5) Fotokopi PAK yang diperoleh melalui penilaian angka kredit

    selama masa bebas sementara. b. Medik Veteriner yang bebas sementara karena hal lain diluar

    angka kredit, apabila telah selesai menjalani pembebasan sementara, mengajukan usul pengangkatan kembali dengan melampirkan: 1) Fotokopi surat keputusan pembebasan sementara; 2) Fotokopi surat keputusan pengangkatan dalam

    jabatan/pangkat terakhir; 3) Fotokopi PAK terakhir sebelum bebas sementara; 4) Fotokopi HAPAK terakhir sebelum bebas sementara; dan atau 5) Fotokopi surat keputusan/keterangan bahwa yang

    bersangkutan telah diaktifkan kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil; atau

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 90

    6) Fotokopi surat keputusan/keterangan bahwa yang bersangkutan telah selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara dan telah diangkat kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil pada unit kerjanya semula; atau

    7) Fotokopi surat keputusan/keterangan bahwa yang bersangkutan telah selesai menjalani tugas diluar jabatan Medik Veteriner dan telah ditugaskan kembali pada unit kerjanya semula; atau

    8) Fotokopi surat keputusan/keterangan bahwa yang bersangkutan telah selesai menjalani tugas belajar dan telah ditugaskan kembali pada unit kerjanya semula.

    3. Prosedur Pengangkatan Kembali sebagai Medik Veteriner a. Sekretariat Tim Penilai memantau hasil PAK Medik Veteriner yang

    bebas sementara karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi;

    b. Ketua Sekretariat Tim Penilai setelah meneliti, memeriksa kelengkapan dan kebenaran persyaratan yang ditentukan, segera mengajukan berkas usul pengangkatan kembali kepada : 1) Sekretaris Ditjen/Badan untuk diusulkan kepada Kepala Biro

    yang membidangi kepegawaian dan diproses penetapan surat pengangkatan kembali bagi Medik Veteriner dilingkungan Kementerian Pertanian, dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan.

    2) Pejabat eselon II pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan pada Pemerintah Daerah Provinsi untuk diusulkan kepada Pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian Provinsi dan diproses penetapan surat pengangkatan kembali bagi Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Provinsi, dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan.

    3) Pejabat eselon II pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk diusulkan kepada Pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian Kabupaten/Kota dan diproses penetapan surat pengangkatan kembali bagi Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan.

    c. Keputusan pengangkatan kembali (asli) disampaikan kepada Medik Veteriner yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai prosedur yang berlaku.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 91

    4. Medik Veteriner yang bebas sementara karena ditugaskan secara penuh di luar jabatan Medik Veteriner dapat melaksanakan kegiatan pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, serta pengembangan kesehatan hewan sepanjang memperoleh penugasan dari pimpinan unit kerjanya.

    5. Alur pengangkatan kembali ke dalam Jabatan Medik Veteriner dapat dilihat pada Lampiran II – G.

    6. Contoh pengangkatan kembali dapat dilihat pada lampiran IX

    C. PEMBERHENTIAN 1. Pejabat yang Berwenang

    Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan pemberhentian Medik Veteriner, yaitu : a. Menteri Pertanian atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan pemberhentian Medik Veteriner Pusat. b. Gubernur atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan

    keputusan pemberhentian Medik Veteriner Daerah Provinsi.

    c. Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk untuk menetapkan keputusan pemberhentian Medik Veteriner Daerah Kabupaten/ Kota.

    2. Hal-Hal yang Menyebabkan Pemberhentian sebagai Medik Veteriner Pemberhentian dari jabatan Medik Veteriner dilakukan apabila: a. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara

    dari jabatannya, karena tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi;

    b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya, tidak dapat memenuhi paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari tugas pokok dan pengembangan profesi bagi Medik Veteriner Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e;

    c. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, kecuali hukuman disiplin penurunan pangkat.

    d. Tidak memperoleh sertifikat diklat dasar fungsional di bidang kesehatan hewan setelah 3 (tiga) tahun diangkat sebagai Medik Veteriner melalui pengangkatan pertama kali.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 92

    3. Prosedur Pemberhentian dari Jabatan Medik Veteriner a. Sekretariat Tim Penilai menginventarisir Medik Veteriner yang

    belum mengirimkan DUPAK/memenuhi syarat kenaikan jabatan/pangkat;

    b. Ketua Sekretariat Tim Penilai setelah meneliti, memeriksa kelengkapan dan kebenaran berkas segera menginformasikan daftar pejabat fungsional yang akan diberhentikan kepada :

    1) Sekretaris Ditjen/Badan untuk diusulkan kepada Kepala Biro yang membidangi kepegawaian dan diproses penetapan surat pemberhentian bagi Medik Veteriner dilingkungan Kementerian Pertanian, dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan.

    2) Pejabat eselon II pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan pada Pemerintah Daerah Provinsi untuk diusulkan kepada Pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian Provinsi dan diproses penetapan surat pemberhentian bagi Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Provinsi, dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan.

    3) Pejabat eselon II pada unit kerja peternakan dan kesehatan hewan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk diusulkan kepada Pejabat eselon II yang membidangi kepegawaian Kabupaten/Kota dan diproses penetapan surat pemberhentian bagi Medik Veteriner dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dengan tembusan Pimpinan Unit Kerja pejabat fungsional yang bersangkutan.

    c. Usulan pemberhentian dilampiri dengan: 1) Fotokopi surat keputusan kepangkatan terakhir; 2) Fotokopi surat keputusan jabatan terakhir sebagai Medik

    Veteriner; 3) Fotokopi PAK/HAPAK terakhir; dan 4) Fotokopi:

    a) Keputusan hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai ketetapan hukum yang tetap, kecuali hukuman disiplin penurunan pangkat; atau

    b) Surat keterangan dari Ketua Sekretariat Tim Penilai bahwa Medik Veteriner yang bersangkutan tidak dapat memperoleh angka kredit yang dipersyaratkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan;

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 93

    d. Keputusan pemberhentian (asli) disampaikan kepada Medik Veteriner yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerja.

    4. Ketentuan lain a. Medik Veteriner yang diberhentikan dari jabatannya, dapat

    dinaikkan pangkat secara reguler, apabila :

    1) Pangkat yang bersangkutan masih dalam batas jenjang pangkat berdasarkan pendidikannya;

    2) Paling kurang 2 (dua) tahun setelah keputusan pemberhentian; dan

    3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.

    b. Medik Veteriner yang diberhentikan dari jabatannya, tidak dapat diangkat kembali sebagai Medik Veteriner.

    5. Alur pemberhentian dari Jabatan Medik Veteriner dapat dilihat pada Lampiran II - H.

    6. Contoh pemberhentian dapat dilihat pada lampiran IX.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 94

    BAB VII PENUTUP

    1. Petunjuk teknis merupakan acuan bagi Medik Veteriner, tim penilai,

    pejabat penetap, pengelola kepegawaian, dan pemangku kepentingan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.

    2. Medik Veteriner dapat melakukan konfirmasi hasil penilaian kepada Sekretariat Tim Penilai.

    3. Petunjuk teknis ini bersifat dinamis dan akan disempurnakan apabila terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur jabatan fungsional Medik Veteriner.

    MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, SUSWONO

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 95

    LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 96

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 97

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 98

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 99

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 100

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 101

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 102

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 103

    LAMPIRAN III-A PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA

    FORMULIR A

    LAPORAN PELAKSANAAN

    KEGIATAN .....................................................................

    1. Medik Veteriner ..

    a. Nama/NIP : ....................................................................... b. Pangkat/Golongan : ......................................................................

    c. Jabatan : ......................................................................

    d. Unit Kerja : ......................................................................

    2. Dasar Pelaksanaan : ...................................................................... 3. Nama Kegiatan : .......................................................................

    4. Pelaksanaan Kegiatan : .......................................................................

    a. Waktu Pelaksanaan : ....................................................................... b. Tempat/Lokasi : .......................................................................

    5. Hasil Pekerjaan : .......................................................................

    Mengetahui .............., tanggal ..................

    Pimpinan Unit Kerja atau

    Pejabat yang ditunjuk

    Medik Vteriner

    (...................................) (...................................)

    Catatan :

    Laporan hasil pekerjaan dilampirkan dengan identitas penyusunnya

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 104

    LAMPIRAN III-B PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA

    FORMULIR B

    SURAT KETERANGAN

    Panitia penyelenggara .........................................................................................................................

    ......................................................................................................................... dengan ini menerangkan bahwa Medik Veteriner:

    a. Nama : ..............................................................................

    b. NIP : ..............................................................................

    c. Pangkat/ Golongan : ..............................................................................

    d. Jabatan : .............................................................................. e. Unit Kerja : ..............................................................................

    Telah melakukan kegiatan ............................................................................

    sebagai .........................................................................................................

    pada tanggal ....................................... di ...................................................

    .....................................................................................................................

    Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sesuai keperluannya.

    ...................., tanggal

    ..................

    Penyelenggara

    (.....................................................)

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 105

    LAMPIRAN III-C PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA

    FORMULIR C

    SURAT KETERANGAN

    Panitia penyelenggara .................................................................................................................................................................................................................................................. dengan ini menerangkan bahwa Medik Veteriner:

    a. Nama : ..............................................................................

    b. NIP : .............................................................................. c. Pangkat/

    Golongan : ..............................................................................

    d. Jabatan : ..............................................................................

    e. Unit Kerja : ..............................................................................

    Telah melakukan kegiatan mengajar/melatih *) ............................................

    selama ................. jam, pada tanggal ..........................................................

    di ..................................................................................................................

    Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sesuai keperluannya.

    ...................., tanggal ..................

    Penyelenggara

    (.....................................................)

    *) Coret yang tidak perlu

    Jadwal mengajar/melatih dilampirkan.

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 106

    LAMPIRAN III-D PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA

    FORMULIR D

    SURAT KETERANGAN

    Kami yang bertandatangan dibawah ini :

    a. Nama : .........................................................................

    b. NIP : .........................................................................

    c. Pangkat/Golongan : ......................................................................... d. Jabatan : .........................................................................

    e. Unit Kerja : .........................................................................

    Menerangkan bahwa Medik Veteriner:

    a. Nama : .........................................................................

    b. NIP : .........................................................................

    c. Pangkat/Golongan : ......................................................................... d. Jabatan : .........................................................................

    e. Unit Kerja : .........................................................................

    Telah melaksanakan kegiatan .......................................................................

    yang dilaksanakan tanggal ......................................... di .............................

    Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sesuai keperluannya.

    ...................., tanggal ..................

    Pimpinan Unit Kerja

    (.....................................................)

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 107

    LAMPIRAN III-E PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA

    FORMULIR E

    SURAT KETERANGAN

    Kami yang bertandatangan dibawah ini ........................................................

    .....................................................................................................................

    menerangkan bahwa Medik Veteriner:

    a. Nama : ..............................................................................

    b. NIP : .............................................................................. c. Pangkat/

    Golongan : ..............................................................................

    d. Jabatan : ..............................................................................

    e. Unit Kerja : ..............................................................................

    Adalah pengurus/anggota aktif Organisasi Profesi ........................................

    .....................................................................................................................

    .....................................................................................................................

    Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sesuai keperluannya.

    ...................., tanggal ..................

    Ketua Umum/pejabat yang ditunjuk

    (.....................................................)

    www.djpp.kemenkumham.go.id

    http://www.djpp.kemenkumham.go.id

  • 2013, No.1234 108

    LAMPIRAN III-F PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA

    FORMULIR F

    SURAT KETERANGAN

    Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

    a. Nama : ..............................................................................

    b. NIP : ..............................................................................

    c. Pangkat/ Golongan : ..............................................................................

    d. Jabatan : ..............................................................................

    e. Unit Kerja : ....