20131-11-eci722-b-k-1
TRANSCRIPT
-
ECI 722 - SISTEM PROTEKSI Minggu ke - 1
-
No. Hari / Tanggal / Pertemuan Modul Kuliah
1. Pertemuan 1 Pengantar Proteksi STL
2. Pertemuan 2 Refreshing Komponen Simetri & Analisa Hubung Singkat
3. Pertemuan 3 Pendeteksian Gangguan, Peralatan Pendeteksi Gangguan dan
Pengenalan Peralatan Proteksi.
4. Pertemuan 4 Grounding / Pentanahan
5. Pertemuan 5 Proteksi Jaringan Distribusi
6. Pertemuan 6 Proteksi Saluran Transmisi
7. Pertemuan 7 Teleproteksi Review Latihan Soal
Ujian Tengah Semester - UTS
8. Pertemuan 8 Proteksi Generator dan Sistem Pembangkitan
9. Pertemuan 9 Proteksi Transformator
10. Pertemuan 10 Proteksi Motor dan Peralatan Listrik Lainnya
11. Pertemuan 11 Proteksi Sistem Tenaga Terinterkoneksi
12. Pertemuan 12 Blackout, Load Shedding dan Recovery Gangguan Sistem.
13. Pertemuan 13 Latihan Soal
14. Pertemuan 14 Review
Minggu Tenang
Ujian Akhir Semester (UAS)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah / Kode MK : Proteksi Sistem Tenaga Listrik / ECI 722
Dosen : Dr. Santosa Gitosusastro
Program / Sem / Kredit : S1 / 7 (tujuh) atau 8 (delapan) / 2 (dua) SKS
Buku Ajar : Belum ada (ada tayangan tiap tatap muka)
Referensi
J.L Blackburn and TJ Domin, Protective Relaying: Principle and Application, 3rd Edition, CRC Press, 2007. Stanley H. Horowitz, Arun G. Phadke Power System Relaying, 3rd Edition ,John Wiley & Sons, 2008.
-
ECI 722- Proteksi Sistem Tenaga Listrik Tujuan:
Memahami sistem dan peralatan proteksi yang digunakan pada instalasi pembangkit,
transmisi, distribusi dan instalasi pengguna.
Tata Tertib Kuliah 1. Kuliah 1 kali tiap minggu 2 x 50 menit. 2. Ada quiz yang akan diberikan secara random, dikerjakan selama sekitar 30 - 50 menit. 3. Akan ada Tugas kelompok sekitar 2 Tugas. 4. UTS dan UAS bersifat closed book.
Mahasiswa boleh membuat rangkuman dari bahan kuliah sebanyak 1 (satu) lembar kertas A4 polos bolak-balik.
5. Bobot perkuliahan adalah: 10% absen 10% quiz / Tugas Individu / Tugas kelompok 30% UTS 50% UAS
6. Email [email protected] 7. Tata tertib kuliah
Tidak boleh pindah kelas Matikan HP Boleh terlambat maksimum 15 menit Tidak boleh keluar masuk kelas
-
Minggu -1 Pendahuluan Review Sistem Tenaga Gangguan sistem Kondisi transien Pengertian Proteksi Jenis-jenis relai
-
TOPOLOGI JARINGAN 500 kV SISTEM JAWA BALI
BALI
RCKEK
2006
JAWA
CLGON
SLAYA
KMBNG
BKASI
GNDUL
CWANG
CIBNG CRATA
SGLNG
BDSLN
KLTEN
SBBRT
GRSIK
SBLTN
PITON
KDBRU
MADURA
BLRJA
DEPOK
MRTWR
TJATI BARU
NGBNG
GRATI
TSMYA 2005
2006
2009
RWALO 2011
PMLNG 2011
2007
TJATI.A/C 2010
T.AWAR
2010
2006/7
CSKAN 2012
PKLAN U 2012
2006
BJGRA 2008
BNGIL 2011
NGORO 2015
MNRJO 2012
LGDAR 2010 2007
CLCAP 2011
KAPAL 2011
2012
T. Jati B SCPP
GU
G
U
GU
U
A
A
GU
U
U GU
U
U
U
U U
U
U
U
U
G
N
E
S
W
Electricity
For
A Better
Life
PT PLN ( Persero)
DIREKTORAT TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
KANTOR PUSAT
PETA JARINGAN 500 kV
SISTEM JAWA BALI
Sub DIREKTORAT
PERENCANAAN SISTEM
PLTD
PLTGU
PLTU
PLTG PLTA Kit Eksisting
Kit Rencana
Rencana 500 kV
Rencana 500 kV
PLTP
D
A
P
U
G
GU
Edit
Mei 2007
P
U
CBATU LKONG 2015
UNGAR
MDCAN
LABUHAN
2009,2010
SURALAYA EXT
2009
T. NAGA
2009,2010
JABAR UTARA
2009,2010
U
REMBANG
2009
PAITON
2009
JABAR SELATAN
2009,2010
JATIM SELATAN
2009,2010
TJATI
-
Keramasan
Bukit Asam
Prabumulih
Baturaja
Tarahan
Tl. Betung
Sribawono
Curup
Tes HPP
Sukamerindu
Bangko
Tl.Kelapa
Borang
Mariana
Bukit Kemuning Kotabumi
Besai HPP
Pagelaran
Lubuk Linggau
BENGKULU
JAMBI
SUMSEL
LAMPUNG
Payo Selincah
Aur Duri
Adijaya
PLTA B.Tegi
Excess Power
PERTAMINA+PUSRI
(2001)
Metro
Gumawang
1. PLTG Apung
2. PLTG Ex Pulo Gadung
3. IPP Palembang Timur
Menggala
Betung
PLTG KAJI
Bungus
Kuala Tungkal
Rengat
Garuda Sakti
Bangkinang
Kt.Panjang
HPP
Maninjau HPP Batusangkar
Ombilin
Kiliranjao
RIAU
SUMBAR
Solok
Dumai
Lubuk Alung
Pauh Limo
S.Haru
T.Kuantan
Bagan Batu
Kulim
S.Lilin S.Penuh
2x7 MW, 2009, 2010
Natar
TGNNG
Lahat
Pagar Alam
Singkarak HPP
Pd. Luar
Teluk Lembu
Duri
N A D
Banda Aceh
Sigli
Bireueun Lhokseumawe
Idie
Talang Cut Langsa
PLTA
Sipan Sipahoras
PLTU Sibolga
Pd. Sidempuan
Tarutung
Tele
Sidikalang
Brastagi
Titi Kuning
P. Geli
Binjai
P.Brandan
Sei.Rotan
PLTG/U Belawan
Perbaungan
T.Tinggi K.Tanjung
G.Para
P.Siantar
Kisaran
Aek Kanopan
R.Prapat
K.Pinang
G.Tua
Panyabungan
PLTP Sarula
Meulaboh
Takengon
Kayu Agung
Sp. Surabaya
Simangkuk
Galang
B. Pidhie
T. Tuan
Subulussalam
Kotacane
Jantho
PLTA Peusangan
U
U
U
A
U
A
A
G A
G
A A
A
A
U
U
GU
A
55
90
52 18,2
65,5
16
37,5
16,8
30
61,7
U
P
G G
U
A
Indarung
Salak
Payakumbuh
Porsea
Sibolga
A
G
A
A
G
P
U
G
Simpang Tiga
N
E
S
W
PT PLN (Persero)
DIREKTORAT TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
KANTOR PUSAT
PETA JARINGAN TRANSMISI
SISTEM SUMATERA PERENCANAAN SISTEM
PLTD
PLTGU
PLTU
PLTG PLTA Kit Eksisting
Kit Rencana
Transmisi 500 kV
PLTP
D
A
P
U
G
GU
Edit
Mei 2007
Transmisi 275 kV
Transmisi 150 kV
Trans Eksisting
Trans Rencana
Transmisi 70 kV
Electricity
For
A Better
Life
U Bayung Lincir 2x100 MW, 2009
Bayung Lincir
2x150 MW, 2009
HVDC Interconnection
Kambang 1 & 2
2x200 MW, 2011, 2012
Musi HPP
1x210 MW, 2006
LumutBalai GeoPP
1 x 110 MW, 2012
Kalianda 1 & 2
2x6 MW, 2009, 2010
Tarahan 1& 2
2x100 MW, 2008, 2009
Tarahan Baru 1& 2
2x100 MW, 2009, 2010
Muara Enim SCPP
4 x 600 MW
Musi Rawas SCPP
2 x 600 MW
Cirenti 1 & 2 SCPP
2 x 150 MW, 2013, 2014
Merangin-HPP
1x350 MW, 2015
Meulaboh 1 & 2
2x100 MW, 2010,
2011
Lb. Angin-SCPP
2x115 MW, 2008, 2009
Sarulla-GeoPP 1-2
1x110 MW, 2011
Sarulla-GeoPP 3
1x55 MW, 2012
Sarulla-GeoPP 4-5,
1x110 MW, 2014
Sarulla-GeoPP 6
1x55 MW, 2015
Sibolga A1,A2
2x100 MW, 2010, 2011
Medan Baru
1x150 MW, 2009
Seulawah
110 MW, 2012
Sumbar Pesisir 1 & 2
2x100 MW, 2009, 2010
U
P
U Bengkalis 1 & 2
2x7 MW, 2013, 2014
Bengkalis 3 & 4
1x14 MW, 2012
Rengat 1 & 2
2x7 MW, 2009 U U Sel. Panjang 1 & 2
2x7 MW, 2009
Sel. Panjang 1 & 2
2x7 MW, 2010
G
Keramasan 1 & 2
2x50 MW, 2009 GU
Keramasan 1 & 2
1x86 MW, 2010
U Air Anyer 1 & 2
1x10 MW, 2010
P Ulubelu
1 x 110 MW, 2010
U
Mantung 1 & 2
1x10 MW, 2009
Sibayak
1x10 MW, 2007
PLTA Asahan
P
G Sengeti
1x28 MW, 2008
G G
Muba
1x80 MW, 2009
G. Megang
2x40 MW, 2007
U
Sumut Inf. Summit
2x200 MW, 2012, 2013 Asahan I
1 x180 MW, 2010
Asahan III
1x154 MW, 2012
U
Tj Balai Karimun 1 & 2
2x6 MW, 2009
Tj Balai Karimun 1 & 2
2x7 MW, 2009
Tj Balai Karimun 3 & 4
2x6 MW, 2009
U Tembilahan 1 & 2
2x7 MW, 2009
Tj Pinang 1 & 2
2x10 MW, 2009 U
U
Belitung 1 & 2
1x6 MW, 2008
Belitung 1 & 2
1x6 MW, 2009
U Bangka 1 & 2
1x10 MW, 2009
U
U Lampung Tengah 1 - 2
1 x 12 MW, 2009
GU Palembang Timur
1x150 MW, 2010
G Jambi
1x11 MW, 2009
U S. Penuh GU
Inderalaya
1x40 MW, 2009
Peta Jaringan Transmisi Sumatera
Kalianda
Sutami
-
Apa Yang Harus Diproteksi
Peralatan Sistem Tenaga 1. Saluran Transmisi / Distribusi 2. Transformer 3. Peralatan Milik Pelanggan 4. Generator / Pembangkit Sistem Tenaga 1. Operational Integrity Power Quality Power Delivery 2. Stabilitas System
-
Topologi Jaringan Sistem Tenaga Listrik
-
Pengaruh Kepada Sistem Tenaga
Proteksi Lokal 1. Peralatan Yang terdekat pada gangguan 2. Meminimalisir pemadaman beban
Mengurangi lamanya gangguan Sistem Yang Lebih Luas 1. Menjaga stabilitas sistem 2. Potensi terhadap gangguan yang jauh
Power Quality
-
Peristiwa Apa Saja Yang Memerlukan Tindakan Proteksi Gangguan 1. 1 Fasa ke Tanah Paling sering 2. 2 Fasa ke tanah berkembang dari 1 F ke T 3. Fasa ke Fasa
3 Fasa sangat jarang Fasa terbuka (bisa juga 2 fasa)
4. Generator Loss of field Gangguan rotor
Kondisi Operasi Tidak Normal 1. Sub synchron resonance 2. Kondisi sistem stabilitas 3. Dynamic vs steady state
Overvolage - undervoltage Under frequency Ocver frequency Reverse power ke generator
-
Pendeteksian Gangguan
Orde cycle 2 cycle 1. Pengukuran Tegangan dan Arus 2. Keterlambatan Filter Digital 3. Pengukuran Irms ss
Identifikasi adanya gangguan Memutuskan diperlukan adanya tindakan Jika ya, berikan sinyal untuk mengisolir gangguan / Trip sinyal
Orde 1 cycle 8 cycle 1. Response Trip Coil pada CB 2. Response CB
Menunggu sampai arus melewati nol
-
Tindakan Yang Dilakukan Mengisolir Gangguan 1. Alarm Indicator 2. Start Timer Delay Trip 3. Buka CB Reclose setelah wakty tertentu
Kemungkinan gangguan masih ada, beberapa kali reclose lockout) Buka 3 fasa atau 1 fasa saja
4. Capasitor atau Induktor switching 5. Load Shedding 6. Dynamic Breaking resistor 7. By pass series capasitor 8. Tidak perlu trup kalau hanya power swing
-
Sistem Proteksi Unsur proteksi 1. CT dan VT 2. Relai 3. CB 4. Sistem Komunikasi 5. Koordinasi dengan : relai lain, fuse, sistem kontrol Persyaratan proteksi 1. Harus bisa membedakan gangguan atau kondisi sistem yang abnormal -
sensitivitas 2. Secara akurat identifikasi jika ada masalah dan hanya bereaksi kalau ada
masalah selektivitas 3. Harus bisa terus menerus beroperasi dalam jangka lama tanpa melakukan
tindakan namun jika suatu ketika harus bertindak harus dengan tepat reliabilitas
4. Bereaksi dengan cepat mengatasi gangguan - kecepatan
-
Tipikal Response
1. Mendeteksi bahwa sesuatu berubah 2. Identifikasi apa yang terjadi
Pengukuran lokal Komunikasi data
3. Ambil keputusan (apakah suatu masalah atau bukan) Berikan sinyal trip Perlu waktu 1 3 cycle
4. Response CB: 2 8 cycle
-
Contoh Gangguan Sederhana Besar arus gangguan Pada sistem lengkap, gangguan di bus 2, memberikan arus gangguan sebesar j20. Namun apabila saluran 2 3, keluar karena pemeliharan/kerusakan, maka arus gangguan turun drastis tinggal menjadi -j10.
-
Arus Gangguan Dengan dan Tanpa Komponen DC
-
Arus Gangguan
-
Arus Gangguan Biasanya untuk mempermudah perhitunan digunakan besaran per unit (pu). Bila terjadi perubahan Base kV, maka perubahan p.u impedance dapat disesuaikan sbb.: Kemudian apabila kVA dan kV keduanya berubah, p.u impedance bisa disesuaikan sbb.:
-
Arus Gangguan Perhitungan arus gangguan untuk keperluan setting relay pengaman. 1. Untuk setting relay instantenous, digunakan arus moment atau cycle pertama:
perhitungan didasarkan pada sub transient reactance dari generator/sumber. 2. Untuk setting lainnya yang menggunakan time delay, digunakan steady state
symmetrical faults currents. Impedansi menggnakan impedansi steady state, DC komponen umumnya sudah mendekati nol dan bisa diabaikan.
3. Hitunglah untuk kondisi maksimum dan minimum.
-
Arus Gangguan Gangguan 3 fasa If = Gangguan fasa ke tanah Gangguan 2 fasa ke tanah Gangguan 3 fasa biasanya yang terbesar, sedangkan yang terkecil adalah gangguan fasa ke tanah. Namun gangguan fasa ke tanah bisa saja memberikan arus gangguan arus yeng terbesar dalam hal, generator dibumikan (ditanahkan) secara solid demikian juga transformator juga solid grounded. Asumsi yang biasanya digunakan dalam menghitung arus gangguan: 1. Sistem tanpa beban 2. Impedansi gangguan nol 3. Motor-motor berputar pada tegangan dan putaran rated 4. Transformator pada tap nominal 5. Sistem 3 fasa yang simetri
1Z
E
-
Kondisi Transien
-
Kondisi Transien
-
Kondisi Transien
-
Tujuan proteksi Tujuan proteksi Untuk mendeteksi adanya gangguan atau kondisi operasi yang abnormal. Relai proteksi harus mampu mengevaluasi besran-besaran atau parameter yang sangat luas untuk dapat melakukan tindakan korektif. Parameter yang umum digunakan adalah tegangan dan arus yang dideteksi pada terminal dimana relai berada. Posisi di terminal tersebut juga dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya, antara lain buka tutupnya PMT, atau DS. Pendeteksian gangguan Secara umum, kalau terjadi gangguan, maka magnitude arus akan naik dan tegangan akan turun. Selain magnitude, besran lain yang berubah adalah sudut fasa arus, phasor tegangan, komponen harmonic, daya dan daya reaktif, frekuensi, dsbnya.
-
Dasar-dasar proteksi Selektivitas relai Relai harus mampu membedakan apakah gang- guan ada dalam zone yang harus diamankan, yaitu F1, atau di luar zonenya, yaitu F2. Koordinasi relai Untuk menunjang selektivitas, maka Penyetelan relay harus dikoordinasikan dengan baik Kecepatan Relai harus mampu memberikan reaksi yang cepat untuk dapat mengisolir suatu gangguan, sehingga tidak merembet ke zona lain yang bisa menyebabkan total black-out. Sebagai contoh sistem 150 kV PLN, mensyaratkan clearing time untuk mengisolir gangguan kurang dari 150 msec, untuk sistem 500 kV, kurang dari 90 msec. Clearing time ini termasuk waktu kerja dari PMT. Reliabilitas Sangat penting bahwa sistem proteksi haruslah andal yang ditunjukkan dengan kemampuan yang tinggi dan terus menerus untuk mendeteksi secara akurat kalau ada gangguan di sistem. Ini sangat terkait juga kepada power supply ke sistem proteksi, yang harus tetap terjaga meskipun sistemsedang terganggu. Oleh karenanya, salah satu cara supaya tetap andal menggunakan sumber dari DC/Battery.
-
Pendeteksian Gangguan Secara umum, kalau terjadi gangguan, maka magnitude arus akan naik dan tegangan akan turun. Selain magnitude, besran lain yang berubah adalah sudut fasa arus, phasor tegangan, komponen harmonic, daya dan daya reaktif, frekuensi, dsbnya. Pendeteksian Level (bisa arus, tegangan daya, dsb.) Ini adalah yang paling sederhana, magnitude naik atau turun, sebagai contoh overcurrent relay. Misalnya relai bekerja kalau arus yang mengalir melebihi suatu level tertentu, misalnya 25% di atas nilai normal.
-
Pendeteksian Gangguan Pembandingan magnitude Membandingkan 2 atau lebih magnitude dari suatu besaran satu dengan lainnya, misalnya arus, relay current balance membandingkan 2 besaran arus yang seharusnya sama atau proporsional pada kondisi normal, jika ketidakseimbangan melewati ambang tertentu, maka relai mendeteksi adanya suatu gangguan.
-
Pendeteksian Gangguan Pembandingan differensial Membandingkan selisih 2 atau lebih magnitude dari suatu besaran satu dengan lainnya, misalnya arus, relay current differensial, membandingkan selisih 2 besaran arus yang seharusnya nol atau kecil sekali, jika selisihnya melewati ambang tertentu, maka relai mendeteksi adanya suatu gangguan. Ini adalah metoda yang paling efektif untuk mendeteksi bahwa telah terjadi gangguan di dalam daerah saluran transmisi yang diamankan. Salah satu kesulitannya adalah membawa besaran di salah satu ujung saluran yang sangat jauh.
-
Pendeteksian Gangguan Pembandingan phase angle Membandingkan sudut fasa relatif diantara 2 besaran untuk mendeteksi arah arus terhadap suatu besaran referensi. Perubahan arah arus ini yang dipakai sebagai dasar adanya gangguan pada saluran transmisi yang diproteksi.
-
Pendeteksian Gangguan Pengukuran jarak Pembandingan arus differensial adalah yangpaling effektif untuk memproteksi saluran, namun ini kadang-kadang menjadi mahal. Salah satu cara yang cukup effektif adalah dengan pengukuran jarak ke lokasi gangguan. Prinsipnya adalah dengan mengetahui tegangan danarus gangguan di titik relai, maka bisa dihitung impedansi ke titik gangguan, ini memberikan jarak ke titik gangguan, sehingga bisa ditentukan apakah gangguan berada pada daerah yang diamankan. Pilot relaying Ini adalah cara bagaimana membawa informasi di sisi lain dari saluran transmisi ke lokasi relay di sisi yang lain. Apabila jaraknya dekat bisa menggunakan pilot wire, namun apabila jauh, umumnya menggunakan channel plc, atau microwave atau telekomunikasi lainnya. Harmonic content Salah satu cara yang juga digunakan untuk mendeteksi gangguan adalah dengan menghitung besarnya harmonic, misalnya harmonic ke tiga. Mengingat pada saat terjadi gangguan, dengan adanya DC komponen menyebabkan timbulnya harmonic. Frekuensi sensing Perubahan frekuensi dari frekuensi dasar (50 Hz atau 60 Hz) juga merupakan indikasi adanya gangguan. Namun sifat gangguan biasanya bukan suatu hubung singkat, melainkan beban lebih atau kekurangan beban yang tiba-tiba.
-
Jenis-jenis Relai Setelah membahas caa-cara mendeteksi gangguan, perlu dipelajari juga bagaimana mendesign relai untuk pendeteksian gangguan tadi. Yang paling sederhana adalah fuse, dimana arus lebih memanaskan suatu material, sehingga material tersebut terbakar dan terjadi pemutusan terhadap gangguan. Berikutnya adalah elektromechanical relay, dimana arus gangguan yang tinggi dapat dirubah ke gaya atau torsi mekanik untuk meggerakkan suatu konta yang memberikan sinyal untuk memutus gangguan melalui suatu PMT. Kemudian yang lebih modern adalah dengan solid state relay atau kadang-kadang disebut juga static relay. Perubahan besaran tadi diproses secara electronic sehingga memberikan sinyal elektronik untuk menggerakkan PMT dalammemutus suatu gangguan. Yang paling mutakhir adalah dengan adanya digital relay dan cumputerized relays dimana prosessing besaran-besaran listrik dilakukan secara digital / computerized. Dengan computerized relay, satu microcomputer dapat dipakai untuk beberapa jenis relay.
-
Jenis-jenis Relai Electromechanical Relay Ada 2 jenis yaitu plunger type relay dan induction relay. Plunger type relay Naiknya arus menimbulkan energi dan co-energi yang tersimpan dalam medan magnetic. Energi ini menimbulkan gaya, yang akan menarik plunger. Dan pick up current, Ip serta drop out current, Id dapat dihitung dari:
-
Jenis-jenis Relai Induction type relay Arus mengalir menimbulkan flux linkage. Yang menginduksikan arus di rotor. Arus induksi ini menimbulkn torsi yang akan menggerakkan kontak untuk memberi sinyal ke PMT.
-
Jenis-jenis Relai Solid state relay Arus mengalir dilewatkan pada suatu resistor, yang akan di-dc-kan dan bila daya yang ditimbulkan melebihi suatu refernsi tertentu, maka relay akan bekerja.
-
Jenis-jenis Relai Computer relay Prinsip dasar dari computer relay ini adalah, bahwa arus dan tegangan input yang cacat dicacah dalam banyak sampling (untuk mengkonversi sinyal analog ke sinyal digital) sehingga didapatkan informasi untuk merekonstruksi bentuk gelombang dasar. Ini dipakai untuk menghitung, apakah arus dasar melebihi ambang tertentu, atau perbandingan V/I yang merefleksikan tahanan/jarak lebih kecil dari suatu jarak/impedansi tertentu, yang akan memberikan sinyal untuk PMT memutus gangguan.