2013_06_08_12_35_52_tor simposium klaster riset representasi politik 20 juni 2013.pdf

3
Page | 1 Pusat Kajian Ilmu Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Simposium Klaster Riset “Representasi Politik” Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia “Memetakan Wacana dan Praktek Representasi Politik di Indonesia” Depok, 20 Juni 2013 Terms of Reference Konsepsi ‘representasi’ kini menjadi fokus perhatian penting dalam debat-debat di antara ilmuwan politik. Jika dalam diskusi-diskusi politik dimasa lalu representasi dianggap sebagai sebuah kata sifat atau keterangan, yang melengkapi sebuah teori atau entitas politik, kini representasi telah berkembang menjadi subyek bahasan atau teori tersendiri dengan segala kompleksitasnya. Secara sederhana, representasi politik dapat dibedakan dalam dua kategori: representasi formal atau representasi yang didasari atas hasil proses elektoral/pemilu dan representasi non-formal atau representasi yang didasari atas proses non-elektoral, seperti misalnya kesamaan kepentingan, identitas, wilayah, dan/atau isu. Memasuki dekade awal tahun 2000-an, kajian tentang ’representasi’ atau ‘keterwakilan’/ ‘perwakilan’ dalam berbagai literatur ilmu politik mengalami perkembangan sangat pesat. Sebelumnya telaah tentang representasi politik diawali oleh tulisan klasik Hanna Pitkin (1968) yang sempat menentukan arah debat-debat demokrasi perwakilan hingga dekade 1990an. Saat ini buku Pitkin dianggap sebagai karya klasik. Meski Pitkin telah meletakkan dasar rujukan tentang wacana dan praktek ‘representasi politik’, tulisannya dianggap terlalu sederhana dalam menjelaskan perkembangan representasi politik yang demikian dinamis dan tidak hanya meliputi ranah politik formal yang terkait dengan pemerintahan dan negara. Dalam perkembangan politik kontemporer, ‘representasi’ tidak lagi menjadi sebuah kata sifat yang disandingkan pada konsep politik lain seperti misalnya demokrasi. Representasi dipelajari sebagai dan telah menjadi sebuah konsep dan teori tersendiri dalam ilmu politik (Soeseno, 2013, Akan Diterbitkan). Perkembangan representasi politik sebagai sebuah konsep sekaligus praktek tidak dapat dilepaskan dari perkembangan sejumlah fenomena dalam perpolitikan praktis dan perkembangan debat teoretis dalam ilmu politik. Fenomena-fenomena yang sangat mempengaruhi perkembangan representasi sebagai sebuah konsep adalah, antara lain, demokrasi dan demokratisasi, peningkatan peranan masyarakat sipil, maraknya kemunculan gerakan sosial baru, serta munculnya aktor-aktor politik global dan internasional yang mengklaim merepresentasikan kelompok-kelompok masyarakat yang sering diabaikan, disingkirkan atau tertindas. Dengan demikian, perkembangan perpolitikan di tataran praksis telah memaksa ilmuwan politik untuk memperbarui gagasan dan pemahaman mereka mengenai representasi dan mengembangkannya menjadi sebuah konsep penting di dalam ilmu politik. Kajian tentang ‘representasi politik’ di Indonesia yang berkembang saat ini umumnya cenderung menyoroti aspek prosedural seperti misalnya mekanisme pemilu / proses elektoral sebagai pokok persoalan. Hal ini kemudian dilihat sebagai pijakan untuk menganalisis lebih lanjut pola dan bentuk representasi politik yang dihasilkan oleh proses elektoral. Klaster Riset Representasi Politik di Puskapol UI baru secara formal dibentuk sejak tahun 2010, meski di tahun-tahun sebelumnya juga telah dilakukan penulisan buku dan riset yang terkait dengan gagasan representasi politik. Simposium ini akan memusatkan perhatiannya pada pola dan bentuk representasi politik formal / elektoral. Klaster Riset Representasi Politik Puskapol UI berargumen bahwa representasi politik

Upload: arafah-saing

Post on 09-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2013_06_08_12_35_52_ToR Simposium Klaster Riset Representasi Politik 20 Juni 2013.pdf

P a g e | 1

Pusat Kajian Ilmu Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI)

Simposium Klaster Riset “Representasi Politik”

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

“Memetakan Wacana dan Praktek Representasi Politik di Indonesia”

Depok, 20 Juni 2013

Terms of Reference

Konsepsi ‘representasi’ kini menjadi fokus perhatian penting dalam debat-debat di antara ilmuwan

politik. Jika dalam diskusi-diskusi politik dimasa lalu representasi dianggap sebagai sebuah kata

sifat atau keterangan, yang melengkapi sebuah teori atau entitas politik, kini representasi telah

berkembang menjadi subyek bahasan atau teori tersendiri dengan segala kompleksitasnya. Secara

sederhana, representasi politik dapat dibedakan dalam dua kategori: representasi formal atau

representasi yang didasari atas hasil proses elektoral/pemilu dan representasi non-formal atau

representasi yang didasari atas proses non-elektoral, seperti misalnya kesamaan kepentingan,

identitas, wilayah, dan/atau isu.

Memasuki dekade awal tahun 2000-an, kajian tentang ’representasi’ atau ‘keterwakilan’/

‘perwakilan’ dalam berbagai literatur ilmu politik mengalami perkembangan sangat pesat.

Sebelumnya telaah tentang representasi politik diawali oleh tulisan klasik Hanna Pitkin (1968)

yang sempat menentukan arah debat-debat demokrasi perwakilan hingga dekade 1990an. Saat ini

buku Pitkin dianggap sebagai karya klasik. Meski Pitkin telah meletakkan dasar rujukan tentang

wacana dan praktek ‘representasi politik’, tulisannya dianggap terlalu sederhana dalam

menjelaskan perkembangan representasi politik yang demikian dinamis dan tidak hanya meliputi

ranah politik formal yang terkait dengan pemerintahan dan negara.

Dalam perkembangan politik kontemporer, ‘representasi’ tidak lagi menjadi sebuah kata sifat yang

disandingkan pada konsep politik lain seperti misalnya demokrasi. Representasi dipelajari sebagai

dan telah menjadi sebuah konsep dan teori tersendiri dalam ilmu politik (Soeseno, 2013, Akan

Diterbitkan). Perkembangan representasi politik sebagai sebuah konsep sekaligus praktek tidak

dapat dilepaskan dari perkembangan sejumlah fenomena dalam perpolitikan praktis dan

perkembangan debat teoretis dalam ilmu politik. Fenomena-fenomena yang sangat mempengaruhi

perkembangan representasi sebagai sebuah konsep adalah, antara lain, demokrasi dan

demokratisasi, peningkatan peranan masyarakat sipil, maraknya kemunculan gerakan sosial baru,

serta munculnya aktor-aktor politik global dan internasional yang mengklaim merepresentasikan

kelompok-kelompok masyarakat yang sering diabaikan, disingkirkan atau tertindas. Dengan

demikian, perkembangan perpolitikan di tataran praksis telah memaksa ilmuwan politik untuk

memperbarui gagasan dan pemahaman mereka mengenai representasi dan mengembangkannya

menjadi sebuah konsep penting di dalam ilmu politik.

Kajian tentang ‘representasi politik’ di Indonesia yang berkembang saat ini umumnya cenderung

menyoroti aspek prosedural seperti misalnya mekanisme pemilu / proses elektoral sebagai pokok

persoalan. Hal ini kemudian dilihat sebagai pijakan untuk menganalisis lebih lanjut pola dan bentuk

representasi politik yang dihasilkan oleh proses elektoral. Klaster Riset Representasi Politik di

Puskapol UI baru secara formal dibentuk sejak tahun 2010, meski di tahun-tahun sebelumnya juga

telah dilakukan penulisan buku dan riset yang terkait dengan gagasan representasi politik.

Simposium ini akan memusatkan perhatiannya pada pola dan bentuk representasi politik formal /

elektoral. Klaster Riset Representasi Politik Puskapol UI berargumen bahwa representasi politik

Page 2: 2013_06_08_12_35_52_ToR Simposium Klaster Riset Representasi Politik 20 Juni 2013.pdf

P a g e | 2

adalah “proses politik yang mensyaratkan ikatan responsif, pengakuan, dan pemberdayaan

yang diwakili dengan tujuan menjamin ‘hadirnya’ pihak yang tidak hadir lewat mekanisme

perwakilan / keterwakilan politik”.

Bentuk Simposium:

Simposium ini akan berlangsung selama sehari, pada tanggal 20 Juni 2013, bertempat di Kampus UI

Depok, FISIP, Auditorium Gedung M, Lantai 3. Dalam Simposium, akan dipresentasikan dua laporan

awal hasil penelitian (riset mandiri) yang telah disusun oleh peneliti Puskapol, peluncuran buku

Monograf Teori Representasi Politik bertajuk “Representasi Politik: Perkembangan dari

Ajektiva ke Teori”, serta Diskusi Panel membahas tentang perkembangan / pemetaan pola dan

bentuk representasi politik di Indonesia.

Tujuan Simposium:

1. Mempresentasikan hasil riset awal terkait pemetaan “Representasi Politik” oleh dua

peneliti mandiri Puskapol UI sebagai bagian dari pengembang Klaster Riset ‘Representasi’

Puskapol UI dan menjaring masukkan dari berbagai kalangan peneliti atas tema-tema

tersebut.

2. Mengidentifikasi trend riset dan kajian tentang ‘Representasi Politik’ di Indonesia serta

potensi kerja sama penelitian dengan berbagai kalangan peneliti.

3. Mengembangkan Klaster Riset ‘Representasi Politik’ Puskapol UI melalui dialog dengan

individu maupun lembaga peneliti yang aktif mengkaji masalah representasi politik di

Indonesia.

4. Memfasilitasi diskusi interaktif antara komunitas peneliti, akademisi, aktivis organisasi

masyarakat dan pembuat kebijakan untuk menghasilkan pemetaan persoalan dan riset

kebijakan terkait praktek ‘representasi politik’ di Indonesia.

Peserta Simposium:

Beragam kalangan; akademisi, peneliti, aktivis organisasi masyarakat, mahasiswa, anggota dewan,

dan politisi / partai politik.

Agenda Simposium:

Kamis, 20 Juni 2013

09.00 – 10.00 : Rehat Kopi dan Registrasi

10.01 – 10.30 : Pembukaan

- Sambutan dari Manajer Riset FISIP UI

- Sambutan dari Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP UI

- Penjelasan tentang Klaster Representasi Politik oleh Direktur Puskapol

FISIP UI

- Pemutaran Film Pendek

10.30 – 13.00 : Sessi 1 – Presentasi Riset dan Temuan Awal Klaster Representasi Politik

1. Presentasi Riset Mandiri Peneliti Puskapol oleh Dirga Ardiansa, MA

“Analisis Geospasial untuk Pemetaan Keterpilihan Perempuan dalam

Pemilu di Indonesia”

2. Presentasi Riset Mandiri Peneliti Puskapol oleh Yolanda Panjaitan,

MA

“Telaah Fungsi Pengawasan Legislatif”

3. Sesi Tanya Jawab

Page 3: 2013_06_08_12_35_52_ToR Simposium Klaster Riset Representasi Politik 20 Juni 2013.pdf

P a g e | 3

13.01 – 14.15 : Ishoma

14.16 – 16.00 : Sessi 2 – Peluncuran Buku dan Diskusi Panel

Pembicara :

1. Nuri Soeseno

2. Daniel Dakhidae

3. Martin Suryajaya (dalam konfirmasi)

16.00 : Penutupan Simposium

Sebagai ilustrasi, berikut adalah arah perkembangan tema kajian Klaster Representasi Puskapol UI.

Sejumlah tema riset dan hasil penulisan buku terkait dengan ‘Klaster Representasi’ yang telah

dilakukan oleh Puskapol UI:

1. Riset “Representasi Politik Perempuan Anggota DPRD di Tiga Provinsi: Studi Kasus

DPRD Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat (Tim Puskapol UI, 2012).

2. Riset “Perempuan dalam Birokrasi di Indonesia” (Tim Puskapol UI, 2012).

3. Buku “Potret Keterpilihan Perempuan di Legislatif pada Pemilu 2009” (Tim Puskapol UI

, 2013)

4. Buku “Paradoks Representasi Politik Perempuan: Studi terhadap Perempuan Anggota

DPRD Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat” (Tim Puskapol UI, 2013)

5. Studi ‘Perkembangan Teori Kontemporer tentang Representasi Politik’ (segera cetak

sebagai Buku) (Nuri Soeseno/Puskapol UI, 2013)

6. Riset ‘Analisis Geospasial: Peta Keterpilihan Perempuan dalam Pemilu 2004 dan 2009 –

Riset Mandiri (Dirga Ardiansa/Puskapol UI, 2012 – 2013)

7. Riset ‘Telaah tentang Fungsi Legislatif pada DPR-RI’ – Riset Mandiri (Yolanda

Panjaitan/Puskapol UI, 2012-2013)

8. Buku “Panduan Calon Legislatif Perempuan untuk Pemilu 2014” (segera cetak, 2013)

9. Riset ‘Indeks Kelembagaan Partai Politik di Indonesia’ (segera dimulai, medio 2013)

10. Buku “Naskah Rekomendasi Kebijakan: Representasi Perempuan dalam Regulasi Partai

Politik dan Pemilihan Umum 2004 & 2009 (2010)

11. Buku ‘Menyapu Dapur Kotor: Refleksi Perempuan dan Politik Era Reformasi’ Tim

Puskapol UI, 2010)

12. Buku ‘Kerja untuk Rakyat: Panduan Anggota Legislatif’ (2009)

13. Buku ‘Kerangka Penguatan Partai Politik di Indonesia’ (2008)

14. Buku “Panduan Calon Legislatif Perempuan untuk Pemilu 2009” (2008).

----------------------------------