2013, no -...

69
2013, No.675 9 LAMPIRAN I RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NASKAH PERENCANAAN PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA BPKP TENTANG … (judul rancangan peraturan kepala) e. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………………………………… ……….. (berisi tentang uraian singkat mengenai latar belakang penyusunan Peraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, maksud dan tujuan, serta dasar hukum yang dituangkan dalam bentuk narasi) f. POKOK PIKIRAN, RUANG LINGKUP, DAN OBYEK ……………………………………………………………………………………………… ……….. (berisi tentang uraian singkat mengenai pokok pikiran utama, ruang lingkup berlakunya dan obyek yang akan diatur dalam Peraturan Kepala BPKP ini yang dituangkan dalam bentuk narasi) g. SASARAN ……………………………………………………………………………………………… ……….. (berisi tentang uraian singkat mengenai sasaran utama atau subyek dari Peraturan Kepala BPKP ini ditujukan, yang dituangkan dalam bentuk narasi) www.djpp.kemenkumham.go.id

Upload: dangnga

Post on 23-Jun-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 9

LAMPIRAN I RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

NASKAH PERENCANAAN PENYUSUNAN PERATURAN

KEPALA BPKP TENTANG … (judul rancangan peraturan kepala)

e. LATAR BELAKANG

………………………………………………………………………………………………

……….. (berisi tentang uraian singkat mengenai latar belakang penyusunan

Peraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, maksud dan

tujuan, serta dasar hukum yang dituangkan dalam bentuk narasi)

f. POKOK PIKIRAN, RUANG LINGKUP, DAN OBYEK

………………………………………………………………………………………………

……….. (berisi tentang uraian singkat mengenai pokok pikiran utama, ruang

lingkup berlakunya dan obyek yang akan diatur dalam Peraturan Kepala BPKP

ini yang dituangkan dalam bentuk narasi)

g. SASARAN

………………………………………………………………………………………………

……….. (berisi tentang uraian singkat mengenai sasaran utama atau subyek

dari Peraturan Kepala BPKP ini ditujukan, yang dituangkan dalam bentuk

narasi)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 2: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 10

h. TARGET WAKTU PENYELESAIAN

………………………………………………………………………………………………

……….. (berisi tentang uraian singkat mengenai target waktu penyelesaian

Peraturan Kepala BPKP ini dari awal pengusulan sampai dengan diterbitkan,

yang dituangkan dalam bentuk narasi)

KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGANAN

REPUBLIK INDONESIA,

MARDIASMO

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 3: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 11

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 4: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 12

LAMPIRAN III

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN KEPALA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

SISTEMATIKA

BAB I KERANGKA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

DAN PEMBANGUNAN

A. JUDUL

B. PEMBUKAAN

1. Frasa Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

2. Jabatan Pembentuk Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan

3. Konsiderans

4. Dasar Hukum

5. Diktum

C. BATANG TUBUH

1. Ketentuan Umum

2. Materi Pokok yang Diatur

3. Sanksi Administratif (jika diperlukan)

3. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)

4. Ketentuan Penutup

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 5: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 13

D. PENUTUP

E. LAMPIRAN (jika diperlukan)

BAB II HAL–HAL KHUSUS

A. PENDELEGASIAN KEWENANGAN

B. PENCABUTAN

C. PERUBAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

PEMBANGUNAN

D. SALINAN

BAB III TATA BAHASA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

A. BAHASA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

PEMBANGUNAN

B. PILIHAN KATA ATAU ISTILAH

C. TEKNIK PENGACUAN

BAB IV BENTUK RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

A. BENTUK RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

B. BENTUK RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERUBAHAN PERATURAN KEPALA BADAN

PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

C. BENTUK RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PENCABUTAN PERATURAN KEPALA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

D. BENTUK RANCANGAN PERATURAN UNIT KERJA ESELON I BADAN

PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (jika ada delegasi)

E. FORMAT PENGETIKAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 6: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 14

BAB I

KERANGKA PERATURAN KEPALA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

1. Kerangka peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) terdiri atas:

A. Judul;

B. Pembukaan;

C. Batang Tubuh;

D. Penutup;

E. Penjelasan (jika diperlukan);

F. Lampiran (jika diperlukan).

A. Judul

2. Judul Peraturan Kepala BPKP memuat keterangan mengenai jenis, nomor,

tahun pengundangan atau penetapan, dan nama Peraturan Kepala BPKP.

3. Nama Peraturan Kepala BPKP dibuat secara singkat dengan hanya

menggunakan 1 (satu) kata atau frasa tetapi secara esensial maknanya telah

dan mencerminkan isi Peraturan Kepala BPKP.

Sampai saat ini belum ada contoh nama Peraturan Kepala BPKP yang

menggunakan 1 (satu) kata:

Contoh nama Peraturan Kepala BPKP yang menggunakan frasa:

− Pengangkatan ke dalam Jabatan Fungsional Auditor melalui Perpindahan

Jabatan dengan Perlakuan Khusus;

4. Judul Peraturan Kepala BPKP ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang

diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 7: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 15

Contoh:

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 4 TAHUN 2013

TENTANG

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS

5. Judul Peraturan Kepala BPKP tidak boleh ditambah dengan singkatan atau

akronim.

Contoh yang TIDAK TEPAT dengan menambah singkatan:

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR … TAHUN ….

TENTANG

PEDOMAN EVALUASI ATAS PENILAIAN DAN PENETAPAN

ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN APARAT

PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 8: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 16

Contoh yang TIDAK TEPAT dengan menggunakan akronim:

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR … TAHUN ….

TENTANG

PEDOMAN EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH (SIMDA)

6. Pada nama Peraturan Kepala BPKP perubahan ditambahkan frasa perubahan

atas di depan judul Peraturan Kepala BPKP yang diubah.

Contoh:

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR … TAHUN ….

TENTANG

PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP- ……/K/…..

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERWAKILAN BADAN

PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

7. Jika Peraturan Perundang–undangan telah diubah lebih dari 1 (satu) kali, di

antara kata perubahan dan kata atas disisipkan keterangan yang

menunjukkan berapa kali perubahan tersebut telah dilakukan, tanpa merinci

perubahan sebelumnya.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 9: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 17

Contoh:

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR … TAHUN ….

TENTANG

PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR KEP- ……/K/…..

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERWAKILAN BADAN

PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

8. Jika Peraturan Kepala BPKP yang diubah mempunyai nama singkat,

Peraturan Kepala BPKP perubahan dapat menggunakan nama singkat

Peraturan Kepala BPKP yang diubah.

9. Pada nama Peraturan Kepala BPKP pencabutan ditambahkan kata

pencabutan di depan judul Peraturan Kepala BPKP yang dicabut.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 10: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 18

Contoh:

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR … TAHUN …

TENTANG

PENCABUTAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

PEMBANGUNAN NOMOR … TAHUN … TENTANG …

B. Pembukaan

10. Pembukaan peraturan memuat:

a. Frase “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”;

b. Jabatan pembentuk peraturan;

c. Konsiderans;

d. Dasar hukum; dan

e. Diktum.

B.1. Frase “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”

11. Pada pembukaan setiap jenis peraturan sebelum nama jabatan pembentuk

peraturan, dicantumkan frase “DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA”

yang diletakkan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.

B.2. Jabatan pembentuk peraturan

12. Jabatan pembentuk peraturan ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang

diletakkan di tengah marjin dan diakhiri dengan tanda baca koma.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 11: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 19

Contoh:

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK

INDONESIA,

B.3. Konsiderans

13. Konsiderans diawali dengan kata Menimbang yang dicantumkan setelah

jabatan pembentuk Peraturan Kepala BPKP, yang diletakkan di sebelah kiri

marjin, huruf awal ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda

baca titik dua (:).

14. Konsiderans memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang

menjadi latar belakang dan alasan pembuatan Peraturan Kepala BPKP.

15. Pokok pikiran pada konsiderans Peraturan Kepala BPKP memuat unsur

filosofis, sosiologis, dan yuridis yang menjadi pertimbangan dan alasan

pembentukan yang penulisannya ditempatkan secara berurutan dari filosofis,

sosiologis, dan yuridis.

16. Jika konsideran memuat lebih dari satu pokok pikiran, setiap pokok pikiran

dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang merupakan kesatuan pengertian.

17. Jika konsideran Menimbang pada pembentukan Peraturan Kepala BPKP

dalam rangka:

a. menjalankan kewenangan pejabat pembentuk Peraturan Kepala BPKP;

atau

b. perubahan atau pencabutan Peraturan Kepala BPKP;

seyogyanya memuat unsur sosiologis dan yuridis yang menjadi pertimbangan

dan alasan pembentukannya.

18. Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad dan dirumuskan dalam

satu kalimat yang diawali dengan kata bahwa dan diakhir dengan tanda baca

titik koma (;).

Contoh:

Menimbang : a. bahwa ……;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 12: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 20

b. bahwa ……;

19. Jika Konsideran Menimbang memuat lebih dari satu pertimbangan, rumusan

butir pertimbangan terakhir pada umumnya berbunyi sebagai berikut “bahwa

berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf …. perlu

menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan tentang …” dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).

Contoh:

Menimbang : a. bahwa ……;

b. bahwa ……;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan tentang …;

20. Pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan bahwa Peraturan Kepala BPKP

dianggap perlu untuk dibuat adalah kurang tepat karena tidak mencerminkan

tentang latar belakang dan alasan dibuatnya Peraturan Kepala BPKP tersebut.

21. Konsiderans Peraturan Kepala BPKP cukup memuat satu pertimbangan

apabila Peraturan Kepala BPKP tersebut merupakan delegasi dari peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi yang memuat satu pertimbangan yang

berisi uraian ringkas mengenai perlunya melaksanakan ketentuan pasal atau

beberapa pasal dari Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden tersebut

dengan menunjuk pasal atau beberapa pasal dari Peraturan Pemerintah atau

Peraturan Presiden yang memerintahkan pembentukannya.

Contoh:

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor

PER-12/K/JF/2010 tentang Penyesuaian Angka Kredit Auditor.

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 dan

Lampiran V, VI, VII, dan VIII Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

PER/220/M.PAN/7/2008 serta Pasal 4 dan Lampiran VIII,

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 13: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 21

IX, X, XI, XII, XIII, dan XIV Peraturan Bersama Kepala

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan

Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor PER-

1310/K/JF/2008 dan Nomor 24 Tahun 2008 perlu

menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan tentang Penyesuaian Angka

Kredit Auditor;

B.4. Dasar Hukum

22. Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat yang dicantumkan setelah

konsideran Menimbang yang diletakkan di sebelah kiri marjin, huruf awal

ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:).

23. Dasar hukum memuat:

a. Dasar kewenangan pembentukan Peraturan Kepala BPKP; dan

b. Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang memerintahkan

pembentukan Peraturan Kepala BPKP.

24. Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar hukum

Peraturan Kepala BPKP hanya peraturan perundang-undangan yang

tingkatnya lebih tinggi atau setingkat sesuai dengan tugas dan fungsi BPKP.

25. Peraturan Kepala BPKP yang akan dicabut dengan Peraturan Kepala BPKP

yang akan dibentuk atau peraturan perundang-undangan yang sudah

diundangkan tetapi belum resmi berlaku, tidak dicantumkan sebagai dasar

hukum.

26. Jika jumlah peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum

lebih dari satu, urutan pencantuman perlu memperhatikan tata urutan

peraturan perundang-undangan dan jika tingkatannya sama, disusun secara

kronologis berdasarkan saat pengundangan atau penetapannya.

27. Jika dasar hukum memuat lebih dari satu peraturan perundang-undangan,

tiap dasar hukum diawali dengan angka Arab 1,2,3, dan seterusnya, dan

diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).

28. Penulisan judul peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar

hukum, diawali dengan huruf kapital, kecuali kata tentang.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 14: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 22

29. Jika terdapat dasar hukum berupa Undang-Undang, kedua huruf u ditulis

dengan huruf kapital.

30. Penulisan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Presiden

yang dijadikan dasar hukum, dilengkapi dengan pencantuman Lembaran

Negara Republik Indonesia dan Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia yang diletakkan di antara tanda baca kurung ( (…) ).

Contoh:

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5223);

2. ……..;

31. Penulisan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian,

yang dijadikan dasar hukum dilengkapi dengan pencantuman Berita Negara

Republik Indonesia dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia yang

diletakkan di antara tanda baca kurung ( (…) ).

Contoh:

Mengingat : 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi tentang … (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun … Nomor … , Tambahan Berita Negara

Republik Indonesia Nomor …);

B.5. Diktum

32. Diktum terdiri atas:

a. kata Memutuskan;

b. kata Menetapkan; dan

c. jenis dan nama Peraturan Kepala BPKP.

33. Kata MEMUTUSKAN ditulis tanpa spasi, diakhiri dengan tanda baca titik dua

(:) tanpa spasi, dan diletakkan ditengah marjin.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 15: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 23

Contoh:

MEMUTUSKAN:

34. Kata Menetapkan dicantumkan setelah kata MEMUTUSKAN yang disejajarkan

ke bawah dengan kata Menimbang dan kata Mengingat. Huruf awal kata

Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik

dua (:).

35. Jenis dan nama yang tercantum dalam judul Peraturan Kepala BPKP

dicantumkan kembali setelah kata Menetapkan, tanpa frasa Republik

Indonesia serta ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan diakhiri dengan

tanda baca titik (.).

Contoh:

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEMBENTUKAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN.

C. Batang Tubuh

36. Batang tubuh memuat semua materi muatan Peraturan Kepala BPKP.

37. Pada umumnya materi muatan dalam batang tubuh Peraturan Kepala BPKP

dikelompokkan ke dalam:

a. ketentuan umum;

b. materi pokok yang diatur;

c. ketentuan peralihan (jika diperlukan); dan

d. ketentuan penutup.

38. Batang tubuh Peraturan Kepala BPKP terdiri atas beberapa pasal.

39. Pengelompokan materi muatan dirumuskan secara lengkap sesuai dengan

kesamaan materi yang bersangkutan dan jika terdapat materi muatan yang

diperlukan tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam ruang lingkup

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 16: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 24

pengaturan yang sudah ada, materi tersebut dimuat dalam bab ketentuan

lain-lain.

40. Substansi yang berupa sanksi administratif atas pelanggaran terhadap suatu

norma, dirumuskan menjadi satu bagian (pasal) dengan norma yang

memberikan sanksi administratif. Namun demikian jika norma yang dikenai

sanksi administratif cukup banyak dapat dilakukan pengelompokkan dalam

bab atau pasal tersendiri.

41. Pengelompokkan materi Peraturan Kepala BPKP dapat disusun secara

sistematis dalam bab, bagian, dan paragraf.

42. Jika Peraturan Kepala BPKP mempunyai materi muatan yang ruang

lingkupnya sangat luas dan mempunyai banyak pasal, pasal-pasal tersebut

dapat dikelompokkan menjadi bab, bagian dan paragraf.

43. Pengelompokkan materi muatan Peraturan Kepala BPKP dalam bab, bagian

dan paragraf dilakukan atas dasar kesamaan materi.

44. Urutan pengelompokkan materi muatan Peraturan Kepala BPKP adalah

sebagai berikut:

a. pasal-pasal (tanpa bab, bagian, dan paragraf);

b. bab dengan pasal-pasal, tanpa bagian dan paragraf;

c. bab dengan bagian dan pasal-pasal, tanpa paragraf; atau

d. bab dengan bagian dan paragraf yang berisi pasal-pasal.

45. Bab

Bab diberi nomor urut dengan angka Romawi dan judul bab yang seluruhnya

ditulis dengan huruf kapital, diakhiri tanpa tanda baca.

Contoh:

BAB I

KETENTUAN UMUM

46. Bagian

a. Bagian diberi nomor urut dengan bilangan tingkat yang ditulis dengan

huruf dan diberi judul.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 17: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 25

b. Huruf awal kata bagian, urutan bilangan, dan setiap kata pada judul

bagian ditulis dengan huruf kapital, kecuali huruf awal partikel yang tidak

terletak pada awal frasa.

Contoh:

Bagian Kesatu

Jabatan Fungsional dan Angka Kredit

47. Paragraf

a. Paragraf diberi nomor urut dengan angka Arab dan diberi judul.

b. Huruf awal dari kata paragraf dan setiap kata pada judul paragraf ditulis

dengan huruf kapital, kecuali huruf awal partikel yang tidak terletak pada

awal frasa

Contoh:

Paragraf 1

SKI di Lingkungan Sekretariat Utama

48. Pasal

a. Pasal merupakan satuan aturan dalam Peraturan Kepala BPKP yang

memuat satu norma dan dirumuskan dalam satu kalimat yang disusun

secara singkat, jelas dan lugas.

b. Materi muatan Peraturan Kepala BPKP lebih baik dirumuskan ke dalam

banyak pasal yang singkat dan jelas daripada ke dalam beberapa pasal

yang masing-masing pasal memuat beberapa ayat, kecuali jika materi

muatan yang menjadi isi pasal itu merupakan satu rangkaian yang tidak

dapat dipisahkan.

c. Pasal diberi nomor urut dengan angka Arab dan huruf awal kata pasal

ditulis dengan huruf kapital

d. Huruf awal kata pasal yang digunakan sebagai acuan ditulis dengan huruf

kapital.

contoh:

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 18: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 26

Pasal 9

Dalam hal penelaahan sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (1)

mengakibatkan perubahan materi maupun penyesuaian teknik

penyusunan peraturan perundang-undangan, Kepala Biro Hukum dan

Hubungan Masyarakat meminta kepada Pimpinan Unit Kerja Eselon I atau

Eselon II mandiri untuk membubuhi paraf kembali sebagai bentuk

persetujuan atas perubahan.

e. Pasal dapat dirinci ke dalam beberapa ayat.

f. Ayat diberi nomor urut dengan angka Arab di antara tanda baca kurung (

(…) ) tanpa diakhiri tanda baca titik (.).

g. Satu ayat hanya memuat satu norma yang dirumuskan dalam satu

kalimat.

h. Huruf awal kata ayat yang digunakan sebagai acuan ditulis dengan huruf

kecil.

Contoh:

Pasal 3

(3) Daftar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan

Keputusan Kepala BPKP untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

i. Jika satu pasal atau ayat memuat rincian unsur, selain dirumuskan dalam

bentuk kalimat dengan rincian, dapat dirumuskan dalam bentuk tabulasi.

Contoh:

Pasal 6

(1) ….

a. …;

b. …; dan

c. …

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 19: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 27

Pasal 9

(1) ….

a. …;

b. …; atau

c. …

Pasal 11

(1) ….

a. …;

b. …; dan/atau

c. …

j. Penulisan bilangan dalam pasal atau ayat selain menggunakan angka arab

diikuti dengan kata atau frasa yang ditulis di antara tanda baca kurung (

(…) ).

k. Jika rumusan pasal atau ayat dengan bentuk tabulasi, memperhatikan

ketentuan sebagai berikut:

1) setiap rincian harus dapat dibaca sebagai satu rangkaian kesatuan

dengan frasa pembuka;

2) setiap rincian menggunakan huruf abjad kecil dan diberi tanda baca

titik (.);

3) setiap frasa dalam rincian diawali dengan huruf kecil;

4) setiap rincian diakhiri dengan tanda baca titik koma (;);

5) Jika suatu rincian dibagi lagi ke dalam unsur yang lebih kecil, unsur

tersebut dituliskan masuk ke dalam;

6) di belakang rincian yang masih mempunyai rincian lebih lanjut diberi

tanda baca titik dua (:);

7) Pembagian rincian (dengan urutan makin kecil) ditulis dengan huruf

abjad kecil yang diikuti dengan tanda baca titik (.), angka Arab diikuti

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 20: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 28

dengan tanda baca titik (.), abjad kecil dengan tanda baca kurung tutup

( ) ), angka Arab dengan tanda baca kurung tutup ( ) ); dan

8) pembagian rincian tidak melebihi 4 (empat) tingkatan. Jika rincian

melebihi 4 (empat) tingkatan, pasal yang bersangkutan dibagi ke dalam

pasal atau ayat lain.

l. Jika unsur atau rincian dan dalam tabulasi dimaksudkan sebagai rincian

kumulatif, ditambahkan kata dan yang diletakkan dibelakang rincian

kedua dari rincian terakhir;

m. Jika rincian dalam tabulasi dimaksudkan sebagai rincian alternatif,

ditambahkan kata atau yang diletakkan di belakang rincian kedua dari

rincian terakhir;

n. Jika rincian dalam tabulasi dimaksudkan sebagai kumulatif dan alternatif,

ditambahkan kata dan/atau yang diletakkan di belakang rincian kedua

dari rincian terakhir;

o. Kata dan, atau, dan/atau tidak perlu diulang pada akhir setiap unsur atau

rincian.

Contoh:

(5) …….;

a. ……………; (dan, atau, dan/atau)

b. ……………;

1. …………….; (dan, atau, dan/atau)

2. …………….;

a) …………; (dan, atau, dan/atau)

b) ………….;

1) ………; (dan,atau, dan/atau)

2) ……….;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 21: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 29

C.1. Ketentuan Umum

49. Ketentuan umum diletakkan dalam bab satu. Jika dalam Peraturan Kepala

BPKP tidak dilakukan pengelompokkan bab, ketentuan umum diletakkan

dalam pasal atau beberapa pasal awal.

Contoh:

BAB I

KETENTUAN UMUM

50. Ketentuan umum dapat memuat lebih dari satu pasal. Ketentuan umum

berisi:

a. batasan pengertian atau definisi;

b. singkatan atau akronim yang dituangkan dalam batasan pengertian atau

definisi; dan/atau

c. hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi pasal atau beberapa

pasal berikutnya antara lain ketentuan yang mencerminkan asas,

maksud, dan tujuan tanpa dirumuskan tersendiri dalam pasal atau bab.

Contoh batasan pengertian:

1. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang selanjutnya

disingkat Kepala BPKP adalah Kepala yang menyelenggarakan tugas dan

fungsi pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan.

2. …. dan seterusnya.

Contoh definisi:

1. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam

rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan atau

keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi.

2. … dan seterusnya.

Contoh singkatan:

1. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, selanjutnya disebut APIP adalah

instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 22: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 30

pengawasan intern di lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah

daerah, yang terdiri dari BPKP, Inspektorat Jenderal Kementerian,

Inspektorat/Unit Pengawasan Intern pada Kementerian Negara,

Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah Non Kementerian,

Inspektorat/Unit Pengawasan Intern pada Kesekretariatan Lembaga Tinggi

Negara dan Lembaga Negara, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan

Unit Pengawasan Intern pada Badan Hukum Pemerintah lainnya sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan.

2. … dan seterusnya.

Contoh akronim:

1. Sistem Informasi Manajemen Daerah yang selanjutnya disebut Simda

adalah Pengembangan Sistem Informasi yang direalisasikan melalui

komputerisasi (computerized information system) dilakukan melalui suatu

tahapan yang disebut sistem analisis dan desain.

2. ... dan seterusnya.

51. Frasa pembuka dalam ketentuan umum pada Peraturan Kepala BPKP

berbunyi sebagai berikut:

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ini,

yang dimaksud dengan:

1. Aparat Pengawasan Fungsional Intern Pemerintah adalah……..

2. …………….

52. Dalam hal ketentuan umum memuat batasan pengertian atau definisi,

singkatan atau akronim lebih dari satu, masing-masing uraiannya diberi

nomor urut dengan angka Arab dan diawali dengan huruf kapital serta

diakhiri dengan tanda baca titik (.).

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 23: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 31

53. Kata atau istilah yang dimuat dalam ketentuan umum hanyalah kata atau

istilah yang digunakan berulang-ulang di dalam pasal atau beberapa pasal

selanjutnya.

54. Dalam hal rumusan definisi dari suatu Peraturan Perundang-undangan

dirumuskan kembali dalam Peraturan Kepala BPKP yang akan dibentuk,

rumusan definisi tersebut harus sama dengan rumusan definisi dalam

Peraturan Kepala BPKP yang mengatur permasalahan sejenis dan telah

berlaku.

55. Rumusan batasan pengertian suatu Peraturan Kepala BPKP dapat berbeda

dengan rumusan Peraturan Perundang-undangan yang lain karena

disesuaikan dengan kebutuhan terkait dengan materi muatan yang akan

diatur.

56. Dalam hal suatu kata atau istilah hanya digunakan satu kali, namun kata

atau istilah itu diperlukan pengertiannya untuk suatu bab, bagian, atau

paragraf tertentu, kata atau istilah itu diberi definisi.

57. Dalam hal suatu batasan pengertian atau definisi perlu dikutip kembali di

dalam ketentuan umum suatu peraturan pelaksanaan, rumusan batasan

pengertian atau definisi di dalam peraturan pelaksanaan harus sama dengan

rumusan batasan pengertian atau definisi yang terdapat di dalam peraturan

lebih tinggi yang dilaksanakan tersebut.

58. Karena batasan pengertian atau definisi, singkatan, atau akronim berfungsi

untuk menjelaskan makna suatu kata atau istilah maka batasan pengertian

atau definisi, singkatan, atau akronim tidak perlu diberi penjelasan, dan

karena itu harus dirumuskan dengan lengkap dan jelas sehingga tidak

menimbulkan pengertian ganda.

59. Penulisan huruf awal tiap kata atau istilah yang sudah didefinisikan atau

diberi batasan pengertian dalam ketentuan umum ditulis dengan huruf

kapital baik digunakan dalam norma yang diatur, penjelasan maupun dalam

lampiran.

60. Urutan penempatan kata atau istilah dalam ketentuan umum hendaknya

mengikuti ketentuan sebagai berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 24: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 32

a. pengertian yang mengatur tentang lingkup umum ditempatkan lebih

dahulu dari yang lingkup khusus;

b. pengertian yang terdapat lebih dahulu di dalam materi pokok yang diatur

ditempatkan dalam urutan yang lebih dahulu; dan

c. pengertian yang mempunyai kaitan dengan pengertian di atasnya

diletakkan berdekatan secara berurutan.

C.2 Materi Pokok yang Diatur

61. Materi yang diatur ditempatkan langsung setelah bab ketentuan umum dan

jika tidak ada pengelompokan bab, materi pokok yang diatur diletakkan

setelah pasal atau beberapa pasal ketentuan umum.

62. Pembagian materi pokok ke dalam kelompok yang lebih kecil dilakukan

menurut kriteria yang dijadikan dasar pembagian.

Contoh:

Pembagian berdasarkan tujuan, seperti ……………….

C.3. Ketentuan Sanksi Administratif

63. Sanksi dalam Peraturan Kepala BPKP pada prinsipnya hanya dimungkinkan

dalam bentuk sanksi administratif dan/atau sanksi keperdataan berdasarkan

Peraturan Perundang-undangan.

64. Substansi yang berupa sanksi administratif atas pelanggaran suatu norma,

dirumuskan menjadi satu bagian (pasal) dengan norma yang memberikan

sanksi administratif.

65. Jika norma yang memberikan sanksi administratif terdapat lebih dari satu

pasal, sanksi administratif dirumuskan dalam pasal terakhir dari bagian

(pasal) tersebut.

66. Sanksi administratif dapat berupa antara lain pencabutan izin, pengawasan,

pemberhentian sementara, atau denda administratif.

67. Sanksi keperdataan dapat berupa antara lain ganti kerugian sesuai dengan

Peraturan Perundang-undangan.

C.4. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 25: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 33

68. Ketentuan Peralihan memuat penyesuaian pengaturan tindakan hukum atau

hubungan hukum yang sudah ada berdasarkan Peraturan Kepala BPKP yang

lama terhadap Peraturan Kepala BPKP yang baru, yang bertujuan untuk:

a. menghindari terjadinya kekosongan hukum;

b. menjamin kepastian hukum;

c. memberikan perlindungan hukum bagi pihak yang terkena dampak

perubahan ketentuan Peraturan Kepala BPKP; dan

d. mengatur hal-hal yang bersifat transisional atau bersifat sementara.

69. Ketentuan Peralihan dimuat dalam Bab Ketentuan Peralihan dan ditempatkan

sebelum Bab Ketentuan Penutup. Jika dalam Peraturan Kepala BPKP tidak

diadakan pengelompokkan bab, pasal atau beberapa pasal yang memuat

Ketentuan Peralihan ditempatkan sebelum pasal atau beberapa pasal yang

memuat ketentuan penutup.

70. Di dalam Peraturan Kepala BPKP yang baru, dapat dimuat ketentuan

mengenai penyimpangan sementara atau penundaan sementara bagi

tindakan hukum atau hubungan hukum tertentu.

71. Penyimpangan sementara terhadap ketentuan Peraturan Kepala BPKP

berlaku juga bagi ketentuan yang diberlakusurutkan.

72. Jika suatu Peraturan Kepala BPKP diberlakukan surut, Peraturan Kepala

BPKP tersebut hendaknya memuat ketentuan mengenai status dari tindakan

hukum yang terjadi, atau hubungan hukum yang ada di dalam tenggang

waktu antara tanggal mulai berlaku surut dan tanggal mulai berlaku

pengundangannya.

73. Jika penerapan suatu ketentuan Peraturan Kepala BPKP dinyatakan ditunda

sementara bagi tindakan hukum atau hubungan hukum tertentu, ketentuan

Peraturan Kepala BPKP tersebut harus memuat secara tegas dan rinci

tindakan hukum atau hubungan hukum yang dimaksud, serta jangka waktu

atau persyaratan berakhirnya penundaan sementara tersebut.

74. Rumusan dalam Ketentuan Peralihan tidak memuat perubahan terselubung

atas ketentuan Peraturan Kepala BPKP lain. Perubahan ini hendaknya

dilakukan dengan membuat batasan pengertian baru di dalam Ketentuan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 26: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 34

Umum Peraturan Kepala BPKP atau dilakukan dengan membuat Peraturan

Kepala BPKP perubahan.

C.5. Ketentuan Penutup

75. Ketentuan Penutup ditempatkan dalam bab terakhir. Jika tidak diadakan

pengelompokkan bab, Ketentuan Penutup ditempatkan dalam pasal atau

beberapa pasal terakhir. Pada umumnya Ketentuan Penutup memuat

ketentuan mengenai:

a. penunjukan organ atau alat kelengkapan yang melaksanakan Peraturan

Kepala BPKP;

b. nama singkat Peraturan Kepala BPKP;

c. status Peraturan Kepala BPKP yang sudah ada; dan

d. saat mulai berlaku Peraturan Kepala BPKP.

76. Penunjukan organ atau alat kelengkapan yang melaksanakan Peraturan

Kepala BPKP yang bersifat:

a. menjalankan, misalnya penunjukan pejabat tertentu yang diberi

kewenangan untuk memberikan ijin, pengangkat pegawai, dan lain-lain.

b. mengatur, misalnya memberikan kewenangan untuk membuat peraturan.

c. menetapkan, misalnya memberikan kewenangan untuk menetapkan

keputusan sebagai pelaksanaan Peraturan Kepala BPKP atau Keputusan

Kepala BPKP.

Contoh:

Pasal 10

Ketentuan mengenai petunjuk teknis dan tindak lanjut Pedoman Pengelolaan

Bidang Investigasi ditetapkan dengan Peraturan Deputi Kepala BPKP Bidang

Investigasi.

77. Bagi nama Peraturan Kepala BPKP yang panjang dapat dimuat ketentuan

mengenai nama singkat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. nomor dan tahun pengeluaran peraturan yang bersangkutan tidak

dicantumkan;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 27: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 35

b. nama singkat bukan berupa singkatan atau akronim, kecuali jika

singkatan atau akronim itu sudah sangat dikenal dan tidak menimbulkan

salah pengertian.

78. Nama singkat tidak memuat pengertian yang menyimpang dari isi dan nama

peraturan.

79. Nama Peraturan Kepala BPKP yang sudah singkat tidak perlu diberikan nama

singkat.

80. Sinonim tidak dapat digunakan untuk nama singkat.

81. Jika materi muatan dalam Peraturan Kepala BPKP yang baru menyebabkan

perubahan atau penggantian seluruh atau sebagian materi muatan dalam

Peraturan Kepala BPKP yang lama, dalam Peraturan Kepala BPKP yang baru

harus secara tegas diatur mengenai pencabutan seluruh atau sebagian materi

muatan Peraturan Kepala BPKP yang lama.

82. Rumusan pencabutan Peraturan Kepala BPKP diawali dengan frasa “Pada

saat …(jenis Peraturan Kepala BPKP) ini mulai berlaku,……” kecuali untuk

pencabutan yang dilakukan dengan Peraturan Kepala BPKP pencabutan

tersendiri.

83. Demi kepastian hukum, pencabutan Peraturan Kepala BPKP tidak

dirumuskan secara umum tetapi menyebutkan dengan tegas Peraturan

Kepala BPKP yang dicabut.

84. Untuk mencabut Peraturan Kepala BPKP yang telah diundangkan dan telah

mulai berlaku, gunakan frasa dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Contoh:

Pasal 14

Pada saat Peraturan Kepala BPKP ini mulai berlaku, Keputusan Kepala BPKP

Nomor … tentang …, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

85. Jika jumlah Peraturan Kepala BPKP yang dicabut lebih dari 1 (satu), cara

penulisan dilakukan dengan rincian dalam bentuk tabulasi.

Contoh:

Pada saat Peraturan Kepala ini mulai berlaku:

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 28: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 36

a. Peraturan Kepala Nomor … Tahun … tentang …;

b. Peraturan Kepala Nomor … Tahun … tentang …;

c. Peraturan Kepala …; dan

d. … dan seterusnya,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

86. Pencabutan Peraturan Kepala BPKP disertai dengan keterangan mengenai

status hukum dari peraturan pelaksanaan atau keputusan yang telah

dikeluarkan berdasarkan Peraturan Kepala BPKP yang dicabut.

87. Untuk mencabut Peraturan Kepala BPKP yang telah diundangkan tetapi

belum mulai berlaku, gunakan frasa ditarik kembali dan dinyatakan tidak

berlaku.

Contoh:

Pada saat Peraturan Kepala ini mulai berlaku, Peraturan Kepala Nomor ...

Tahun... tentang ... (Berita Negara Republik Indonesia Tahun ... Nomor...,

Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor ...) ditarik kembali dan

dinyatakan tidak berlaku.

88. Pada dasarnya Peraturan Kepala BPKP mulai berlaku pada saat Peraturan

Kepala BPKP tersebut diundangkan.

Contoh:

Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

89. Jika ada penyimpangan terhadap saat mulai berlakunya Peraturan Kepala

BPKP tersebut pada saat diundangkan, hal ini dinyatakan secara tegas di

dalam Peraturan Kepala BPKP tersebut dengan:

a. menentukan tanggal tertentu saat peraturan akan berlaku;

Contoh:

Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal 28 Agustus 2012.

b. menyerahkan penetapan saat mulai berlakunya kepada Peraturan Kepala

BPKP lain yang tingkatannya sama

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 29: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 37

Contoh:

Saat mulai berlakunya Peraturan Kepala ini akan ditetapkan dengan

Peraturan Kepala BPKP.

c. dengan menentukan lewatnya tenggang waktu tertentu sejak saat

pengundangan atau penetapan. Agar tidak menimbulkan kekeliruan

penafsiran gunakan frasa setelah ... (tenggang waktu) terhitung sejak

tanggal diundangkan.

Contoh:

Peraturan Kepala ini mulai berlaku setelah 1 (satu) tahun terhitung sejak

tanggal diundangkan.

90. Tidak menggunakan frasa “... mulai berlaku efektif pada tanggal ... “ atau

yang sejenisnya, karena frasa ini menimbulkan ketidakpastian mengenai saat

berlakunya suatu Peraturan Kepala BPKP yaitu saat diundangkan atau saat

berlaku efektif.

91. Pada dasarnya saat mulai berlaku Peraturan Kepala BPKP adalah sama bagi

seluruh bagian Peraturan Kepala BPKP dan seluruh wilayah negara Republik

Indonesia.

92. Penyimpangan terhadap saat mulai berlaku Peraturan Kepala BPKP

dinyatakan secara tegas dengan:

a. menetapkan ketentuan dalam Peraturan Kepala BPKP itu yang berbeda

saat mulai berlakunya;

Contoh:

Pasal 45

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), ayat (2), ayat

(3), dan ayat (4) mulai berlaku pada tanggal… .

b. menetapkan saat mulai berlaku yang berbeda bagi unit kerja tertentu.

Contoh:

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 30: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 38

Pasal 40

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) mulai berlaku

untuk Perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo pada Tahun ...

93. Pada dasarnya mulai berlakunya Peraturan Kepala BPKP tidak dapat

ditentukan lebih awal daripada saat pengundangannya.

94. Jika ada alasan yang kuat untuk memberlakukan Peraturan Kepala BPKP

lebih awal daripada saat pengundangannya (berlaku surut), diperhatikan hal

sebagai berikut:

a. rincian mengenai pengaruh ketentuan berlaku surut itu terhadap

tindakan hukum, hubungan hukum, dan akibat hukum tertentu yang

sudah ada, dimuat dalam ketentuan peralihan;

b. awal dari saat mulai berlaku Peraturan Kepala BPKP ditetapkan tidak

lebih dahulu daripada saat rancangan Peraturan Kepala BPKP tersebut

mulai diketahui oleh masyarakat, misalnya, saat rancangan Peraturan

Kepala BPKP tersebut tercantum dalam program perencanaan

penyusunan Peraturan Kepala BPKP.

95. Saat mulai berlaku Peraturan Kepala BPKP, pelaksanaannya tidak boleh

ditetapkan lebih awal daripada saat mulai berlaku Peraturan Kepala BPKP

yang mendasarinya.

96. Saat mulai berlakunya Peraturan Kepala BPKP yang merupakan pelaksanaan

dari Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau setingkat tidak

boleh ditetapkan lebih awal daripada saat mulai berlakunya Peraturan

Perundang-undangan yang lebih tinggi atau setingkat yang mendasarinya.

97. Peraturan Kepala BPKP hanya dicabut dengan Peraturan Kepala BPKP atau

Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

D. PENUTUP

98. Penutup merupakan bagian akhir Peraturan Kepala BPKP yang memuat:

a. rumusan perintah pengundangan dan penempatan Peraturan Kepala BPKP

dalam Berita Negara Republik Indonesia;

b. penandatanganan penetapan Peraturan Kepala BPKP;

c. pengundangan Peraturan Kepala BPKP; dan

d. akhir bagian penutup.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 31: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 39

99. Rumusan perintah pengundangan dan penempatan Peraturan Kepala BPKP

dalam Berita Negara Republik Indonesia hanya terdapat pada Peraturan

Kepala BPKP, yang bukan merupakan bagian dari pasal di atasnya dan

tidak perlu ditempatkan dalam pasal tersendiri.

100. Rumusan perintah pengundangan dan penempatan dalam Berita Negara

Republik Indonesia berbunyi sebagai berikut:

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Kepala ini dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik

Indonesia.

101. Penandatanganan dan penetapan Peraturan Kepala BPKP memuat:

a. tempat dan tanggal penetapan;

b. nama jabatan;

c. tanda tangan pejabat; dan

d. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar, pangkat,

golongan, dan nomor induk pegawai.

102. Rumusan tempat dan tanggal penetapan diletakkan di sebelah kanan.

103. Nama jabatan dan nama pejabat ditulis dengan huruf kapital. Pada akhir

nama jabatan diberi tanda baca koma (,).

Contoh:

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal …

KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA,

MARDIASMO

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 32: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 40

104. Pengundangan Peraturan Kepala BPKP memuat:

a. tempat dan tanggal pengundangan;

b. nama jabatan yang berwenang mengundangkan;

c. tanda tangan; dan

d. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar, pangkat

golongan dan nomor induk pegawai.

105. Tempat dan tanggal pengundangan Peraturan Kepala BPKP diletakkan

sebelah kiri (di bawah penandatanganan penetapan).

106. Nama jabatan dan nama pejabat ditulis dengan huruf kapital. Pada akhir

nama jabatan diberi tanda baca koma (,).

Contoh:

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal …

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

107. Pada akhir bagian penutup dicantumkan Berita Negara Republik Indonesia

beserta tahun dan nomor Berita Negara tersebut.

108. Penulisan frasa Berita Negara Republik Indonesia ditulis seluruhnya dengan

huruf capital dan diletakkan di kiri margins (alignment: left).

Contoh:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN … NOMOR …

109. Peraturan Kepala BPKP dapat diberi penjelasan jika diperlukan.

E. LAMPIRAN

110. Dalam hal Peraturan Kepala BPKP memerlukan lampiran, hal tersebut

harus dinyatakan secara tegas dalam batang tubuh, dan pernyataan bahwa

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 33: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 41

lampiran dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Peraturan Kepala BPKP yang bersangkutan.

Contoh I:

… sebagaimana tercantum dalam Lampiran … yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala BPKP ini.

111. Dalam hal Peraturan Kepala BPKP memerlukan lampiran, formatnya adalah

sebagai berikut:

a. Lampiran diletakkan di halaman berikut sesudah penutup;

b. kata “Lampiran” ditempatkan di bagian kanan marjin, semuanya ditulis

dengan huruf kapital. Bila Lampiran lebih dari satu, maka pada kata

Lampiran ditambahkan angka Romawi I, II, dan seterusnya;

c. di bawah kata “Lampiran” ditempatkan judul Peraturan Kepala BPKP

yang semuanya ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda baca;

Contoh:

LAMPIRAN I

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BPKP DI

LINGKUNGAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

DAN PEMBANGUNAN

d. di bawah nama Peraturan Kepala BPKP ditempatkan judul/nama

Lampiran yang diletakkan di bagian tengah marjin dengan huruf kapital,

tanpa tanda baca;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 34: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 42

Contoh:

PEDOMAN PENJAMINAN KUALITAS PENGAWASAN DAN PEMBINAAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

e. di bawah judul/nama Lampiran ditempatkan materil/isi Lampiran;

Contoh:

PEDOMAN PENJAMINAN KUALITAS PENGAWASAN DAN PEMBINAAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

SISTEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. DASAR HUKUM

C. dan seterusnya ..

BAB II PEDOMAN PENJAMINAN KUALITAS

A. METODE PENJAMINAN KUALITAS

B. MEKANISME PENJAMINAN KUALITAS

C. dan seterusnya …

f. dalam hal Lampiran lebih dari satu halaman, kata “Lampiran” cukup

diletakkan pada halaman pertama;

g. setiap halaman Lampiran diberi nomor halaman yang diletakkan di

bagian tengah atas marjin dengan angka Arab, kecuali pada halaman

pertama tidak diberi nomor; dan

h. pada akhir Lampiran harus dicantumkan nama dan tandatangan pejabat

yang menetapkan Peraturan Kepala BPKP.

112. Peraturan Pimpinan Unit Kerja Eselon I berlaku secara mutatis mutandis

dalam Lampiran ini.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 35: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 43

BAB II

HAL-HAL KHUSUS

A. PENDELEGASIAN KEWENANGAN

113. Pendelegasian kewenangan pengaturan kepada Peraturan Pimpinan Unit

Kerja Eselon I hanya dimungkinkan untuk hal-hal yang sifatnya teknis

administratif.

114. Pendelegasian kewenangan harus menyebutkan secara tegas mengenai

ruang lingkup materi dan jenis peraturan pelaksanaan.

Contoh:

Ketentuan lebih lanjut mengenai Audit Investigatif diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi

a. Dalam pendelegasian kewenangan sedapat mungkin dihindari adanya

delegasi blanko.

Contoh delegasi blanko:

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Kepala BPKP ini, diatur

lebih lanjut dengan Peraturan Deputi Kepala BPKP Bidang …………..

b. Peraturan pelaksanaan hendaknya tidak mengulangi ketentuan norma

yang telah diatur di dalam peraturan yang mendelegasikan, kecuali jika

hal tersebut memang tidak dapat dihindari.

c. Di dalam peraturan pelaksanaan tidak mengutip kembali rumusan

norma atau ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi yang mendelegasikan. Pengutipan kembali

dapat dilakukan sepanjang rumusan norma atau ketentuan tersebut

diperlukan sebagai pengantar (aanloop) untuk merumuskan norma atau

ketentuan lebih lanjut di dalam pasal atau beberapa pasal atau ayat

atau beberapa ayat selanjutnya.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 36: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 44

B. PENCABUTAN

115. Pencabutan dilakukan apabila terjadi hal-hal:

a. Jika ada Peraturan Kepala BPKP yang tidak diperlukan lagi dan diganti

dengan Peraturan Kepala BPKP baru, Peraturan Kepala BPKP yang baru

harus secara tegas mencabut Peraturan Kepala BPKP yang lama,

Peraturan Kepala BPKP yang baru harus secara tegas mencabut

Peraturan Kepala BPKP yang tidak diperlukan itu.

b. Jika materi dalam Peraturan Kepala BPKP yang baru menyebabkan

perlu penggantian sebagian atau seluruh materi dalam Peraturan Kepala

BPKP yang lama, di dalam Peraturan Kepala BPKP yang baru harus

secara tegas diatur mengenai pencabutan sebagian atau seluruh

Peraturan Kepala BPKP yang lama.

c. Peraturan Kepala BPKP hanya dapat dicabut melalui peraturan

perundang-undangan yang setingkat atau lebih tinggi.

d. Pencabutan melalui Peraturan Perundang-undangan yang tingkatannya

lebih tinggi dilakukan jika Peraturan Perundang-undangan lebih tinggi

tersebut dimaksudkan untuk menampung kembali seluruh atau

sebagian dari materi Peraturan Kepala BPKP yang dicabut itu.

e. Jika Peraturan Kepala BPKP baru mengatur kembali suatu materi yang

sudah diatur dan sudah diberlakukan, pencabutan Peraturan Kepala

BPKP itu dinyatakan dalam salah satu pasal dalam ketentuan penutup

dari Peraturan Kepala BPKP yang baru, dengan menggunakan rumusan

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

f. Pencabutan Peraturan Kepala BPKP yang sudah diundangkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia tetapi belum mulai berlaku, dapat

dilakukan dengan peraturan tersendiri dengan menggunakan rumusan

ditarik kembali dan dinyatakan tidak berlaku.

g. Jika pencabutan Peraturan Kepala BPKP dilakukan dengan peraturan

pencabutan tersendiri, peraturan pencabutan tersebut pada dasarnya

memuat 2 (dua) pasal yang tertulis dengan angka arab, yaitu sebagai

berikut:

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 37: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 45

1) Pasal 1 memuat ketentuan yang menyatakan tidak berlakunya

Peraturan Kepala BPKP yang sudah diundangkan/ditetapkan.

2) Pasal 2 memuat ketentuan tentang saat mulai berlakunya Peraturan

Kepala BPKP pencabutan yang bersangkutan.

Contoh:

Pasal 1

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Nomor … Tahun … tentang … (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

…Nomor …) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 2

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ini

mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

116. Pencabutan Peraturan Kepala BPKP yang menimbulkan perubahan dalam

Peraturan Perundang-undangan lain yang terkait, tidak mengubah

Peraturan Perundang-undangan lain yang terkait tersebut, kecuali

ditentukan lain secara tegas.

117. Peraturan Kepala BPKP atau ketentuan yang telah dicabut tetap tidak

berlaku, meskipun Peraturan Kepala BPKP yang mencabut di kemudian hari

dicabut pula.

C. PERUBAHAN

118. Perubahan dilakukan dengan:

a. menyisipkan atau menambah materi ke dalam Peraturan Kepala BPKP;

b. menghapus atau mengganti sebagian materi Peraturan Kepala BPKP.

119. Untuk perubahan Peraturan Kepala BPKP, batang tubuh terdiri atas 2 (dua)

pasal yang ditulis dengan angka Romawi yaitu:

a. Pasal I yang memuat judul peraturan yang diubah atau pasal yang

diubah dan memuat seluruh materi perubahan; dan

b. Pasal II yang memuat ketentuan tentang saat mulai berlaku.

120. Jika materi perubahan lebih dari satu pasal, setiap urutan perubahan

dirinci dengan angka Arab (1,2,3, dan seterusnya).

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 38: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 46

Contoh:

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor … Tahun …

tentang …, diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 10 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 10

………………………………………………………

2. Ketentuan Pasal 17 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 17

………………………………………………………

3. dan seterusnya……………

Pasal II

Peraturan Kepala BPKP ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

121. Jika hanya ditambah atau disisipkan pasal baru, pasal baru dicantumkan

di tempat sesuai dengan materi yang bersangkutan.

122. Pasal baru yang disisipkan di antara keduanya, ditambah huruf kapital

(A,B,C dan seterusnya) pada nomor pasal baru.

Contoh:

4. Di antara Pasal 5 dan Pasal 6 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 5A

dan Pasal 5B sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 5A

…………………………………………………………

Pasal 5B

…………………………………………………………

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 39: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 47

123. Jika dalam Peraturan Kepala BPKP disisipkan ayat baru yang tidak

merupakan pengganti ayat yang dihapus, ayat baru itu hendaknya

dicantumkan pada tempat yang sesuai dengan materinya. Ayat baru

tersebut disisipkan diantara keduanya dengan tambahan huruf/abjad kecil

a,b,c dan seterusnya yang diletakan diantara tanda baca kurung (()).

Contoh:

5. Di antara ayat (1) dan ayat (2) Pasal 20 disisipkan 2 (dua) ayat, yakni

ayat (1a) dan ayat (1b) sehingga Pasal 20 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 20

a. …

(1a) …

(1b) …

b. …

124. Perubahan Peraturan Kepala BPKP hendaknya tidak mengubah sistimatika

yang ada dalam Peraturan Kepala BPKP.

125. Jika sistimatika berubah atau materi berubah lebih dari 50% (lima puluh

persen) atau esensinya berubah, Peraturan Kepala BPKP tersebut lebih baik

dicabut dan disusun kembali dalam Peraturan Kepala BPKP yang baru.

126. Jika yang diubah Lampiran Peraturan Kepala BPKP, nama Peraturan Kepala

BPKP ditulis Perubahan Atas Peraturan Kepala BPKP yang diubah.

Selanjutnya, redaksional untuk mengubah lampiran dituangkan dalam

Pasal.

Contoh:

Pasal I

Mengubah Lampiran I dan Lampiran IV Peraturan Kepala BPKP Nomor …

Tahun … sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan

Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Kepala BPKP ini.

Pasal II

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 40: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 48

Peraturan Kepala BPKP ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

127. Jika dalam suatu Peraturan Kepala BPKP dilakukan penghapusan atas

suatu bab, bagian, paragraf, pasal, atau ayat, maka urutan bab, bagian,

paragraf, pasal atau ayat tersebut tetap dicantumkan dengan diberi

keterangan dihapus.

Contoh:

a. Pasal 20 dihapus.

b. Pasal 25 ayat (3) dihapus, sehingga Pasal 25 berbunyi sebagai berikut:

(1) …..

(2) …..

(3) Dihapus

D. SALINAN

128. Peraturan Kepala BPKP hanya boleh beredar jika salinannya telah disahkan

oleh Kepala Biro Hukum dan Humas atau pejabat yang diberi wewenang

untuk mengesahkan dan diberi cap dinas sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Contoh:

Salinan sesuai dengan aslinya,

Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat

tanda tangan

NAMA (tanpa gelar dan/atau pangkat)

NIP…….

129. Setiap Peraturan Kepala BPKP diberi nomor halaman pada setiap lembar

halaman dengan menggunakan angka Arab diletakkan pada tengah atas,

kecuali halaman pertama tidak diberi nomor.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 41: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 49

BAB III

TATA BAHASA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

PEMBANGUNAN

A. BAHASA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

PEMBANGUNAN

130. Bahasa Peraturan Kepala BPKP pada dasarnya tunduk pada kaidah tata

Bahasa Indonesia, baik pembentukan kata, penyusunan kalimat, teknik

penulisan, maupun pengejaannya. Namun bahasa Peraturan Kepala BPKP

mempunyai corak tersendiri yang bercirikan kejernihan atau kejelasan

pengertian, kelugasan, kebakuan, keserasian, dan ketaatan asas sesuai

dengan kebutuhan hukum baik dalam perumusan maupun cara penulisan

serta sesuai dengan kaidah ketentuan peraturan perundang-undangan.

131. Ciri-ciri bahasa Peraturan Perundang-undangan yang digunakan untuk

Peraturan Kepala BPKP antara lain:

a. lugas dan pasti untuk menghindari kesamaan arti atau kerancuan;

b. bercorak hemat hanya kata yang diperlukan yang dipakai;

c. objektif dan menekan rasa subjektif (tidak emosi dalam mengungkapkan

tujuan atau maksud);

d. membakukan makna kata, ungkapan atau istilah yang digunakan

secara konsisten;

e. memberikan definisi atau batasan pengertian secara cermat;

f. penulisan kata yang bermakna tunggal atau jamak selalu dirumuskan

dalam bentuk tunggal; dan

g. penulisan huruf awal dari kata, frasa atau istilah yang sudah

didefinisikan atau diberikan batasan pengertian, nama jabatan, nama

profesi, nama institusi/lembaga pemerintah/ketatanegaraan, dan jenis

Peraturan Perundang-undangan dan rancangan Peraturan Perundang-

undangan dalam rumusan norma ditulis dengan huruf kapital.

BAB III…

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 42: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 50

Contoh: . . .

- Pemerintah

- Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

- Rancangan Peraturan Presiden

132. Dalam merumuskan ketentuan Peraturan Kepala BPKP digunakan kalimat

yang tegas, jelas, singkat, dan mudah dimengerti.

133. Tidak menggunakan kata atau frasa yang artinya tidak menentu atau

konteksnya dalam kalimat tidak jelas.

Contoh:

Istilah minuman keras mempunyai makna yang kurang jelas dibandingkan

dengan istilah minuman beralkohol.

134. Dalam merumuskan ketentuan Peraturan Kepala BPKP, gunakan kaidah

tata bahasa Indonesia yang baku.

Contoh kalimat yang tidak baku:

Kenaikan pangkat pegawai yang melanggar aturan perilaku sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 dapat ditunda.

Contoh kalimat yang baku:

Pegawai yang melanggar kewajiban aturan perilaku dimaksud dalam Pasal 6

dapat ditunda kenaikan pangkatnya.

135. Untuk memberikan perluasan pengertian kata atau istilah yang sudah

diketahui umum tanpa membuat definisi baru, gunakan kata meliputi.

Contoh:

(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. laporan posisi keuangan (neraca);

b. laporan akitivitas;

c. laporan arus kas; dan

d. catatan atas laporan keuangan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 43: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 51

136. Untuk mempersempit pengertian kata atau isilah yang sudah diketahui

umum tanpa membuat definisi baru, gunakan kata tidak meliputi.

Contoh:

Laporan arus kas tidak meliputi …

137. Tidak memberikan arti kepada kata atau frasa yang maknanya terlalu

menyimpang dari makna yang biasa digunakan dalam penggunaan bahasa

sehari-hari.

138. Di dalam Peraturan Kepala BPKP yang sama, tidak menggunakan:

a. beberapa istilah yang berbeda untuk menyatakan satu pengertian yang

sama. Istilah gaji, upah, atau pendapatan dapat menyatakan pengertian

penghasilan. Jika untuk menyatakan penghasilan, dalam suatu pasal

telah digunakan kata gaji maka dalam pasal-pasal selanjutnya jangan

menggunakan kata upah atau pendapatan untuk menyatakan

pengertian penghasilan.

b. satu istilah untuk beberapa pengertian yang berbeda.

Contoh:

Istilah penangkapan tidak digunakan untuk meliputi pengertian penahanan

atau pengamanan karena pengertian penahanan tidak sama dengan

pengertian pengamanan.

139. Jika membuat pengacuan ke pasal atau ayat lain, tidak boleh menggunakan

frasa tanpa mengurangi, dengan tidak mengurangi, atau tanpa menyimpang

dari.

140. Untuk menghindari perubahan nama kementerian/lembaga, penyebutan

menteri/kepala LPNK sebaiknya menggunakan penyebutan yang didasarkan

pada urusan pemerintahan dimaksud.

Contoh:

Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang keuangan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 44: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 52

141. Penyerapan kata, frasa, atau istilah bahasa asing yang banyak dipakai dan

telah disesuaikan ejaannya dengan kaidah Bahasa Indonesia dapat

digunakan jika:

a. mempunyai konotasi yang cocok;

b. lebih singkat bila dibandingkan dengan padanannya dalam Bahasa

Indonesia;

c. mempunyai corak internasional;

d. lebih mempermudah tercapainya kesepakatan; atau

e. lebih mudah dipahami daripada terjemahannya dalam Bahasa

Indonesia.

Contoh:

1. Pilot Project

2. Grand Design

142. Penggunaan kata, frasa, atau istilah bahasa asing hanya digunakan di

dalam lampiran Peraturan Kepala BPKP. Kata, frasa, atau istilah bahasa

asing itu didahului oleh padanannya dalam Bahasa Indonesia, ditulis

miring, dan diletakkan diantara tanda baca kurung ( ).

Contoh:

1. Penjaminan Kualitas (Quality Assurance)

2. Konsultasi (Consulting)

B. PILIHAN KATA ATAU ISTILAH

143. Untuk menyatakan maksimum dan minimum bagi satuan:

a. waktu, gunakan frasa paling singkat atau paling lama untuk

menyatakan jangka waktu;

Contoh 1:

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 45: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 53

Peraturan pelaksanaan Peraturan Kepala BPKP ini harus ditetapkan

paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Kepala BPKP ini

diundangkan.

Contoh 2:

Kepala BPKP … dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung

sejak ...

b. waktu, gunakan frasa paling lambat atau paling cepat untuk

menyatakan batas waktu.

Contoh:

Aturan perilaku pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 wajib

diterapkan oleh setiap pegawai paling lambat tanggal 22 Juli 2011.

c. jumlah uang, gunakan frasa paling sedikit atau paling banyak;

d. jumlah non-uang, gunakan frasa paling rendah dan paling tinggi.

144. Untuk menyatakan makna tidak termasuk, gunakan kata kecuali. Kata

kecuali ditempatkan di awal kalimat, jika yang dikecualikan adalah seluruh

kalimat.

145. Kata kecuali ditempatkan langsung di belakang suatu kata, jika yang akan

dibatasi hanya kata yang bersangkutan.

146. Untuk menyatakan makna termasuk, gunakan kata selain.

147. Untuk menyatakan makna pengandaian atau kemungkinan, digunakan

kata jika, apabila, atau frasa dalam hal.

a. Kata jika digunakan untuk menyatakan suatu hubungan kausal (pola

karena-maka).

Contoh:

Jika pegawai melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal

6, kenaikan pangkat tersebut dapat ditunda.

b. Kata apabila digunakan untuk menyatakan hubungan kausal yang

mengandung waktu.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 46: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 54

Contoh:

Apabila Pejabat Struktural berhenti dalam masa jabatannya karena

alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4), yang

bersangkutan digantikan oleh ...

c. Frasa dalam hal digunakan untuk menyatakan suatu kemungkinan,

keadaan atau kondisi yang mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi

(pola kemungkinan-maka).

Contoh:

Dalam hal penelaahan sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (1)

mengakibatkan perubahan materi …,

148. Frasa pada saat digunakan untuk menyatakan suatu keadaan yang pasti

akan terjadi di masa depan.

Contoh:

Pada saat Peraturan Kepala ini mulai berlaku, semua peraturan atau

ketentuan mengenai penyelenggaraan SPIP disesuaikan dengan ketentuan

dalam Peraturan Kepala ini paling lambat 2 (dua) tahun.

149. Untuk menyatakan sifat kumulatif, gunakan kata dan.

150. Untuk menyatakan sifat alternatif, gunakan kata atau.

151. Untuk menyatakan sifat kumulatif sekaligus alternatif, gunakan frasa

dan/atau.

152. Untuk menyatakan adanya suatu hak, gunakan kata berhak.

153. Untuk menyatakan pemberian kewenangan kepada seseorang atau lembaga

gunakan kata berwenang.

154. Untuk menyatakan sifat diskresioner dari suatu kewenangan yang diberikan

kepada seorang atau lembaga, gunakan kata dapat.

155. Untuk menyatakan adanya suatu kewajiban yang telah ditetapkan, gunakan

kata wajib. Jika kewajiban tersebut tidak dipenuhi, yang bersangkutan

dijatuhi sanksi.

156. Untuk menyatakan pemenuhan suatu kondisi atau persyaratan tertentu,

gunakan kata harus. Jika keharusan tersebut tidak dipenuhi, yang

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 47: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 55

bersangkutan tidak memperoleh sesuatu yang seharusnya akan didapat

seandainya ia memenuhi kondisi atau persyaratan tersebut.

157. Untuk menyatakan adanya larangan, gunakan kata dilarang.

C. TEKNIK PENGACUAN

158. Pada dasarnya setiap pasal merupakan suatu kebulatan pengertian tanpa

mengacu ke pasal atau ayat lain. Namun, untuk menghindari pengulangan

rumusan digunakan teknik pengacuan.

159. Teknik pengacuan dilakukan dengan menunjuk pasal atau ayat dari

Peraturan Kepala BPKP yang bersangkutan atau Peraturan Perundang–

undangan yang lain dengan menggunakan frasa sebagaimana dimaksud

dalam Pasal … atau sebagaimana dimaksud pada ayat … .

Contoh:

Pasal 8

(1) …

(2) Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) berlaku untuk

seluruh pegawai BPKP.

160. Pengacuan lebih dari dua terhadap pasal, ayat, atau huruf yang berurutan

tidak perlu menyebutkan pasal demi pasal, ayat demi ayat, atau huruf demi

huruf yang diacu tetapi cukup dengan menggunakan frasa sampai dengan.

Contoh:

Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyelenggaran SPIP

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 9 diatur dengan

Peraturan Deputi.

161. Pengacuan lebih dari dua terhadap pasal atau ayat yang berurutan, tetapi

ada ayat dalam salah satu pasal yang dikecualikan, pasal atau ayat yang

tidak ikut diacu dinyatakan dengan kata kecuali.

Contoh:

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 12

berlaku juga bagi calon auditor, kecuali Pasal 7 ayat (1).

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 48: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 56

162. Kata pasal ini tidak perlu digunakan jika ayat yang diacu merupakan salah

satu ayat dalam pasal yang bersangkutan.

Contoh Rumusan yang TIDAK TEPAT:

Pasal 8

(1) …

(2) Pedoman sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 ayat (1) Pasal ini berlaku

untuk seluruh pegawai BPKP.

Contoh Rumusan yang TEPAT:

Pasal 8

(1) …

(2) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk seluruh

pegawai BPKP.

163. Jika ada dua atau lebih pengacuan, urutan dari pengacuan dimulai dari

ayat dalam pasal yang bersangkutan (jika ada), kemudian diikuti dengan

pasal atau ayat yang angkanya lebih kecil.

Contoh:

(3) Pemberian subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pasal 7 ayat (2)

dan ayat (4), Pasal 12, dan Pasal 13 ayat (3) diajukan kepada Menteri

Keuangan.

164. Pengacuan dilakukan dengan mencantumkan secara singkat materi pokok

yang diacu.

Contoh:

Izin cuti untuk Pejabat Struktural setingkat Eselon I sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 15 diberikan oleh … .

165. Pengacuan hanya dapat dilakukan ke Peraturan Perundang–undangan yang

tingkatannya sama atau lebih tinggi.

166. Hindari pengacuan ke pasal atau ayat yang terletak setelah pasal atau ayat

bersangkutan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 49: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 57

Contoh:

Pasal 5

Pejabat atau pegawai yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 15 ayat (4) diberikan hukuman disiplin ringan berupa teguran

secara tertulis

167. Pengacuan dilakukan dengan menyebutkan secara tegas nomor dari pasal

atau ayat yang diacu dan tidak menggunakan frasa pasal yang terdahulu

atau pasal tersebut di atas.

168. Pengacuan untuk menyatakan berlakunya berbagai ketentuan Peraturan

Perundang–undangan yang tidak disebutkan secara rinci, menggunakan

frasa sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

169. Untuk menyatakan peraturan pelaksanaan dari suatu Peraturan

Perundang–undangan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan Peraturan Perundang–undangan, gunakan frasa

dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan dalam … (Peraturan Kepala BPKP) ini.

Contoh:

Pada saat Peraturan Kepala ini mulai berlaku, semua Peraturan Deputi yang

merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Kepala Nomor … Tahun

… tentang … dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan

dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

170. Jika Peraturan Kepala BPKP yang dinyatakan masih tetap berlaku hanya

sebagian dari ketentuan Peraturan Kepala BPKP tersebut, gunakan frasa

dinyatakan tetap berlaku, kecuali.

Contoh:

Pada saat Peraturan Kepala ini mulai berlaku, Peraturan Kepala BPKP

Nomor 4 Tahun 2013 tentang Tata Naskah Dinas dinyatakan tetap berlaku,

kecuali ketentuan yang mengatur mengenai penyusunan Peraturan Kepala

BPKP.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 50: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 58

171. Naskah Peraturan Perundang-undangan diketik dengan jenis huruf

Bookman Old Style, dengan huruf 12, di atas kertas F4, jarak spasi (line

spacing) adalah 1,5.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 51: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 59

BAB IV

BENTUK RANCANGAN PERATURAN KEPALA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

A. BENTUK RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK

INDONESIA

NOMOR … TAHUN …

TENTANG

(Judul Peraturan Kepala)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK

INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa …;

b. bahwa …;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 52: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 60

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan tentang …;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun

1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3890);

2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan

Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 10);

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan

Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 51 Tahun 2012 tentang Perubahan

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 53: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 61

Atas Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan

Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 863a);

4. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas

Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 332);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

DAN PEMBANGUNAN TENTANG … (Judul Peraturan Kepala)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan ini yang dimaksud dengan:

1. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

yang selanjutnya disingkat Kepala BPKP adalah …

2. ….

3. dan seterusnya …

BAB ... (nomor urut bab)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 54: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 62

… (Judul Bab)

Bagian … (nomor urut bagian)

… (judul bagian)

Paragraf … (nomor urut paragraf)

Pasal … (urutan pasal)

(1) …

a. …:

1. …; (dan, atau, dan/atau)

2. …:

a) …; (dan, atau, dan/atau)

b) dan seterusnya …

3. dan seterusnya …

b. dan seterusnya …

(2) dan seterusnya ….

Pasal …

Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 55: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 63

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2013

KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

MARDIASMO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 56: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 64

B. BENTUK RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERUBAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK

INDONESIA

NOMOR … TAHUN …

TENTANG

PERUBAHAN … (Judul Peraturan Kepala)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK

INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa …;

b. bahwa …;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan tentang Perubahan …;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 57: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 65

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun

1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3890);

2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan

Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 10);

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan

Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 51 Tahun 2012 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan

Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 863a);

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 58: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 66

4. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas

Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 332);

5. dan seterusnya …;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PERUBAHAN

… (Judul Peraturan Kepala)

Pasal I

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor … Tahun … tentang … yang telah

beberapa kali diubah dengan:

a. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor … Tahun … tentang …

b. dan seterusnya …

diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 10 diubah sehingga berbunyi sebagai

berikut

5. dan seterusnya …;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 59: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 67

Pasal 10

…………………………………………………………………………

………..

2. Di antara Pasal 15 dan Pasal 16 disisipkan 1 (satu)

pasal, yakni Pasal 15A sehingga berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 15A

…………………………………………………………………………

………..

3. dan seterusnya …

Pasal II

Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2013

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

MARDIASMO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 60: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 68

C. BENTUK RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PENCABUTAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK

INDONESIA

NOMOR … TAHUN …

TENTANG

PENCABUTAN … (Judul Peraturan Kepala)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK

INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa …;

b. bahwa …;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan tentang Pencabutan…;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 61: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 69

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun

1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3890);

2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan

Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 10);

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan

Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 51 Tahun 2012 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan

Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 863a);

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 62: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 70

4. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 332);

5. dan seterusnya …;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PENCABUTAN … (Judul Peraturan Kepala)

Pasal 1

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor … Tahun … tentang … dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 2

Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2013 KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

MARDIASMO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR

5. dan seterusnya…

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 63: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 71

D. BENTUK RANCANGAN PERATURAN UNIT KERJA ESELON I BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN (jika ada delegasi)

SEKRETARIS UTAMA/DEPUTI KEPALA

PERATURAN

SEKRETARIS UTAMA/DEPUTI KEPALA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

NOMOR … TAHUN …

TENTANG

… (Judul Peraturan)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKRETARIS UTAMA/DEPUTI KEPALA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal … ayat (…)

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor … Tahun …, perlu menetapkan

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan tentang …;

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 64: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 72

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun

1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3890);

2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun

2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan

Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013

Nomor 10);

3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan

Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 51 Tahun 2012 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan

Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 863a);

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 65: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 73

4. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas

Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001

tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 332);

5. dan seterusnya …;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS UTAMA/DEPUTI KEPALA BADAN

PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG

… (Judul Peraturan)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Sekretaris Utama/Deputi Kepala Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ini yang

dimaksud dengan:

1. Sekretaris Utama/Deputi Kepala Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Bidang … yang

selanjutnya disingkat Sesma/Deputi Kepala BPKP

Bidang … adalah …

2. ….

3. dan seterusnya …

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 66: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 74

BAB ... (nomor urut bab)

… (Judul Bab)

Bagian … (nomor urut bagian)

… (judul bagian)

Paragraf … (nomor urut paragraf)

Pasal … (urutan pasal)

(1) …

a. …:

1. …; (dan, atau, dan/atau)

2. …:

c) …; (dan, atau, dan/atau)

d) dan seterusnya …

3. dan seterusnya …

b. dan seterusnya …

(2) dan seterusnya ….

Pasal 2

Peraturan Sekretaris Utama/Deputi Kepala ini mulai berlaku

pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 2013

SEKRETARIS UTAMA/DEPUTI KEPALA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

PEMBANGUNAN,

… (nama pejabat eselon I yang

menandatangani peraturan ini)

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 67: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 75

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 68: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 76

www.djpp.kemenkumham.go.id

Page 69: 2013, No - ditjenpp.kemenkumham.go.idditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn675-2013lamp.pdfPeraturan Kepala BPKP ini yang dapat berisi pendahuluan, ... dari Peraturan Kepala BPKP

2013, No.675 77

STANDAR PENGETIKAN PERATURAN KEPALA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DANPEMBANGUNAN

1. Ukuran Kertas (Paper Size) Folio (F4)

2. Spasi dalam satu paragraf (Line Spacing) untuk keseluruhan Peraturan Kepala BPKP

1,5

3. Spasi antar paragraf satu dengan yang lain (Spacing Before and After) untuk keseluruhan Peraturan Kepala BPKP

Before: 0

After: 0

4. Margins Top: 1.18"/3 cm Left: 1.18"/3 cm Bottom: 0.98"/2,5 cm Right: 0.98"/2,5 cm

5. Jenis huruf dan ukuran Peraturan Kepala BPKP Bookman Old Style, Ukuran 12

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGANAN

REPUBLIK INDONESIA,

MARDIASMO

www.djpp.kemenkumham.go.id