2012_pajak_ahmad syafaruddin khoirur rizqi_analisis efektivitas sensus pajak nasional (versi halaman...

104
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ANALISIS EFEKTIVITAS SENSUS PAJAK NASIONAL TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DAN PENINGKATAN JUMLAH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA YOGYAKARTA Diajukan oleh: Ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi NPM 093020007237 Mahasiswa Program Diploma III Keuangan Spesialisasi Pajak Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Dinyatakan Lulus Program Diploma III Keuangan pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 2012

Upload: agus-praseka-sukmajaya

Post on 08-Feb-2016

134 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

TANGERANG SELATAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ANALISIS EFEKTIVITAS SENSUS PAJAK NASIONAL TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DAN

PENINGKATAN JUMLAH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

YOGYAKARTA

Diajukan oleh:

Ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi

NPM 093020007237

Mahasiswa Program Diploma III Keuangan

Spesialisasi Pajak

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Dinyatakan Lulus Program Diploma III Keuangan

pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

2012

Page 2: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

2

Page 3: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

3

Page 4: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan yang

berjudul “Analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional Terhadap Penerimaan

Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan Peningkatan Jumlah Wajib Pajak Orang

Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta” sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan. Laporan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu

syarat agar dinyatakan lulus pada Program Diploma III Keuangan Spesialisasi

Administrasi Perpajakan. Tentunya, dalam proses penulisan laporan ini penulis tidak

bekerja sendirian, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu penulis, baik dalam hal teknis maupun nonteknis, yaitu:

1. Ibunda tercinta, Ibu Istriyanti yang senantiasa mendoakan, memotivasi, serta

melimpahkan kasih sayang dan cintanya kepada penulis;

2. Ayahanda, Bapak Kadarmaji yang selalu mendukung, mencurahkan perhatian

Beliau kepada penulis, dan memfasilitasi penulis dalam segala hal;

3. Adinda, A’yun Amalia Firdausy yang dengan segala tingkah lucunya mampu

menghibur penulis dalam suka maupun duka;

4. Segenap keluarga besar H.Sukriyanto yang telah menjadi tempat bernaung dan

tumbuh besar penulis dari lahir hingga sekarang;

5. Ukhti terkasih, yang menjadi penyemangat dan pemberi berjuta warna bagi

penulis;

Page 5: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

v

6. Bapak Kusmanadji, Ak., MBA., selaku Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi

Negara;

7. Bapak Kusmono, S.H., Sp.N., M.Hum., selaku Kepala Bidang Akademis

Pendidikan Pembantu Akuntan;

8. Bapak Endang Supriyatna, S.H., M.Hum., selaku dosen pembimbing dan dosen

penilai I yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, dan arahan kepada penulis

dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dan penyusunan Laporan Praktik

Kerja Lapangan;

9. Bapak Arif Mulyono, S.S.T., selaku dosen penilai II yang telah meluangkan waktu

Beliau dalam penilaian Laporan Praktik Kerja Lapangan ini;

10. Seluruh widyaiswara dan dosen Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis;

11. Bapak Arridel Mindra, Sp.I, M.Si., selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Yogyakarta yang telah menyediakan waktu dan tempat bagi penulis

untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan;

12. Seluruh jajaran pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta yang telah

banyak membantu penulis dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan;

13. Rekan-rekan bimbingan PKL Pajak Penghasilan orang pribadi di bawah asuhan

Bapak Endang Supriyatna, S.H., M.Hum. (Farabi, Hafiz, Irfan, Panggah, Panji);

14. Rekan-rekan seperjuangan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta yang

telah menunjukkan kerja sama yang hebat selama pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan (Ade, Alif, Arsyan, Diatio, Fajar, Indra, Panji);

Page 6: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

vi

15. Teman-teman sekelas di 1B, 2I, dan 3E Pajak pada khususnya dan teman-teman

Pajak 2009 pada umumnya yang telah berbagi kebersamaan selama menjalani

kegiatan perkuliahan di kampus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara;

16. Keluarga Departemen Pendidikan dan Keilmuan (P&K) Ikatan Mahasiswa Pajak

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara yang telah berbagi rasa suka dan duka selama

menjalankan amanah di kampus tercinta;

17. Keluarga Forum Tentor Pajak 2009 yang telah menjadi tempat belajar dan

bergembira bersama bagi penulis;

18. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Laporan Praktik

Kerja Lapangan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Sebagai manusia biasa, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat

banyak kesalahan dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Untuk itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sehingga

menjadi masukan positif bagi penulis dalam pembuatan karya tulis yang lebih baik.

Semoga Laporan Praktik kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca sekalian.

Tangerang Selatan, Juli 2012

Penulis,

Ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi

NPM 093020007237

Page 7: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

vii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini seluruhnya hasil kerja saya sendiri. Dalam hal

ini, kutipan yang saya ambil dari buku, majalah, peraturan-peraturan yang berlaku,

dan/atau sumber-sumber lainnya, telah saya sebutkan dalam daftar pustaka dan

catatan kaki.

Apabila dalam laporan ini ditemui bahwa sebagian atau seluruh isinya merupakan

jiplakan atau bersifat plagiat sesuai dengan Bab II A No.7 dan Bab II B No.3 dalam

Keputusan Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Nomor KEP-100/PP.7/2001

tentang Pedoman Penilaian Laporan Praktik Kerja Lapangan/Karya Tulis Tugas

Akhir, Penyelenggaraan Ujian Komprehensif, dan Pemberian Yudisium Pendidikan

Program Diploma Bidang Keuangan di Lingkungan Departemen Keuangan

dinyatakan tidak lulus/kelulusan dibatalkan dan dikeluarkan dari Program Diploma III

Keuangan Spesialisasi Pajak.

Tangerang Selatan, Juli 2012

Yang Membuat Pernyataan,

Ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi

NPM 093020007237

Page 8: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN PKL .......................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN DARI TIM PENILAI .................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv

SURAT PERNYATAAN ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI............................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah ................................................................................................ 4

D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 4

E. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 6

BAB II GAMBARAN UMUM, DATA, DAN FAKTA ............................................... 8

A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta............................ 8

1. Sejarah dan gambaran umum ............................................................................ 8

Page 9: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

ix

2. Visi dan misi .................................................................................................... 10

3. Tugas dan fungsi .............................................................................................. 10

4. Wilayah kerja ................................................................................................... 11

5. Struktur organisasi ........................................................................................... 14

6. Sumber daya manusia ...................................................................................... 17

7. Potensi perpajakan ........................................................................................... 21

B. Data dan Fakta ....................................................................................................... 21

1. Jumlah penduduk dan kepala keluarga di wilayah kerja KPP Pratama

Yogyakarta ....................................................................................................... 21

2. Jumlah Wajib Pajak orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta..................... 22

3. Wajib Pajak orang pribadi yang telah dibuatkan pemetaan (mapping) dan

profiling di KPP Pratama Yogyakarta ............................................................. 23

4. Rencana dan realisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Yogyakarta ........... 23

5. Rencana dan realisasi penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di

KPP Pratama Yogyakarta................................................................................. 23

BAB III LANDASAN TEORI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN ......................... 24

A. Landasan Teori....................................................................................................... 24

1. Dasar hukum .................................................................................................... 24

2. Definisi pajak dan fungsi pajak........................................................................ 25

Page 10: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

x

3. Definisi Pajak Penghasilan............................................................................... 26

4. Definisi Pajak Penghasilan orang pribadi ........................................................ 27

5. Definisi Sensus Pajak Nasional ....................................................................... 29

a. Tujuan Sensus Pajak Nasional ................................................................... 30

b. Sasaran Sensus Pajak Nasional .................................................................. 30

c. Produk Sensus Pajak Nasional ................................................................... 30

d. Tahapan pelaksanaan Sensus Pajak Nasional ............................................ 31

e. Prioritas lokasi dan obyek Sensus Pajak Nasional..................................... 33

f. Target Formulir Isian Sensus (FIS)............................................................ 34

g. Jadwal Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional .............................................. 34

h. Tim Pelaksana Sensus Pajak Nasional....................................................... 35

i. Rencana Anggaran Sensus Pajak Nasional ................................................ 35

4. Definisi Pajak Penghasilan orang pribadi ........................................................ 27

5. Definisi Sensus Pajak Nasional ....................................................................... 29

B. Analisis dan Pembahasan....................................................................................... 36

1. Analisis hubungan Sensus Pajak Nasional terhadap realisasi penerimaan pajak

di KPP Pratama Yogyakarta ............................................................................ 36

2. Analisis hubungan Sensus Pajak Nasional terhadap penerimaan Pajak

Penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta.................................. 40

Page 11: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

xi

3. Analisis hubungan Sensus Pajak Nasional terhadap peningkatan jumlah Wajib

Pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta ..................... 44

4. Analisis hubungan peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terhadap

penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta .... 46

5. Analisis hubungan Sensus Pajak Nasional terhadap jumlah Wajib Pajak orang

pribadi yang telah dibuatkan pemetaan (mapping) di KPP Pratama

Yogyakarta ....................................................................................................... 52

C. Masalah yang Dihadapi.......................................................................................... 53

D. Alternatif Pemecahan Masalah .............................................................................. 57

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 61

A. Simpulan ................................................................................................................ 61

B. Saran....................................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 66

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Yogyakarta ............................................13

Tabel II.2 Batas Administratif Kota Yogyakarta.................................................. 13

Tabel II.3 Sebaran Pegawai Berdasarkan Seksi.................................................... 18

Tabel II.4 Sebaran Pegawai Berdasarkan Golongan ............................................ 19

Tabel II.5 Sebaran Pegawai Berdasarkan Jabatan ................................................ 19

Tabel II.6 Sebaran Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................. 20

Tabel II.7 Sebaran Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 20

Tabel II.8 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi terdaftar di KPP Pratama

Yogyakarta ........................................................................................... 22

Tabel II.9 Penambahan Wajib Pajak Orang Pribadi per masa tahun 2011 di KPP

Pratama Yogyakarta ............................................................................. 22

Tabel II.10 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama

Yogyakarta ...........................................................................................23

Tabel II.11 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

di KPP Pratama Yogyakarta ................................................................ 23

Tabel III.1 Jadwal Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Tahap I ........................... 34

Tabel III.2 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama

Yogyakarta ........................................................................................... 37

Page 13: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

xiii

Tabel III.3 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi

di KPP Pratama Yogyakarta ................................................................ 41

Tabel III.4 Penerimaan PPh 25/29 Orang Pribadi Per Bulan Selama Tahun 2011

di KPP Pratama Yogyakarta ................................................................ 43

Tabel III.5 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi terdaftar di KPP Pratama

Yogyakarta ........................................................................................... 44

Tabel III.6 Penambahan Wajib Pajak Orang Pribadi per masa tahun 2011 di KPP

Pratama Yogyakarta ............................................................................. 45

Tabel III.7 Persentase Peningkatan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Persentase

Penerimaan PPh 25/29 Orang Pribadi Per Bulan Selama Tahun 2011

di KPP Pratama Yogyakarta ................................................................ 47

Tabel III.8 Penghitungan Koefisien Korelasi (r).................................................... 50

Page 14: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Yogyakarta ............................................12

Gambar II.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Yogyakarta .................................... 14

Gambar III.1 Alur Kegiatan Sensus Pajak Nasional Tahap I .................................... 31

Gambar III.2 Rangkaian Kegiatan Sensus Unit Pelaksana Sensus (UPS)

Sensus Pajak Nasional Tahap I ............................................................ 32

Gambar III.3 Grand Design Sensus Pajak Nasional Tahap I KPP Pratama

Yogyakarta ........................................................................................... 33

Gambar III.4 Peningkatan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Selama

Tahun 2011 .......................................................................................... 46

Page 15: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Daftar Account Representative Beserta Wilayah Kerjanya

LAMPIRAN II Tim dan Jadwal Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Tahap I KPP

Pratama Yogyakarta

LAMPIRAN III Formulir Isian Sensus (FIS) orang pribadi Sensus Pajak Nasional

Tahap I

LAMPIRAN IV Surat Permintaan Sarana dan Prasarana Sensus Pajak Nasional

KPP Pratama Yogyakarta

LAMPIRAN V Berita Acara Responden Tidak Dapat Ditemui di Lokasi Sensus

(FIS Kategori 3)

LAMPIRAN VI Laporan Harian Sensus Pajak Nasional KPP Pratama Yogyakarta

LAMPIRAN VII Monitoring Sensus Pajak Nasional KPP Pratama Yogyakarta

LAMPIRAN VIII Formulir Pengamatan Sensus Pajak Nasional KPP Pratama

Yogyakarta

LAMPIRAN IX Surat Pernyataan Tidak Bersedia Mengisi/Menandatangani FIS

LAMPIRAN X Berita Acara Responden Menolak Mengisi dan Menandatangani

Surat Pernyataan

LAMPIRAN XI Laporan Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional KPP Pratama

Yogyakarta (Realisasi FIS)

LAMPIRAN XII Wawancara

Page 16: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya penggalian potensi pajak di Kantor Pelayanan Pajak dilaksanakan dengan

cara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Intensifikasi merupakan upaya peningkatan

penerimaan pajak dari Wajib Pajak yang sudah terdaftar (mempunyai NPWP),

sedangkan ekstensifikasi merupakan upaya peningkatan penerimaan pajak melalui

pendaftaran Wajib Pajak baru. Intensifikasi dilaksanakan terutama oleh Account

Representative pada seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon), sedangkan

ekstensifikasi dilaksanakan oleh seksi Ekstensifikasi.

Salah satu upaya yang mampu menggabungkan unsur intensifikasi dan

ekstensifikasi adalah Sensus Pajak Nasional (SPN). SPN diatur dalam Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.03/2011 tentang Sensus Pajak Nasional.

Berdasarkan PMK tersebut, definisi SPN adalah “salah satu program penggalian

potensi perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak, pencapaian target

penerimaan perpajakan dan pengamanan penerimaan negara.”

SPN bersifat komprehensif, meliputi seluruh aspek perpajakan dengan penekanan

pada aspek sosialisasi, edukasi, dan pelayanan untuk meningkatkan

Page 17: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

2

kesadaran pemenuhan kewajiban Wajib Pajak.

SPN dapat dimanfaatkan untuk penggalian potensi perpajakan secara keseluruhan,

antara lain meliputi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penghasilan (PPh), dan

Pajak Pertambahan Nilai (PPN). SPN juga dapat dilaksanakan terhadap subjek pajak

orang pribadi maupun badan.

SPN merupakan langkah proaktif yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak

dengan cara mendatangi lokasi subjek meliputi domisili, tempat tinggal, tempat usaha,

atau tempat kedudukan dari subjek pajak. Pemilihan lokasi sensus harus

menggunakan peta blok dan mapping wilayah dengan urutan skala prioritas utama

adalah sentra ekonomi atau kawasan bisnis, yang kedua adalah high rise building, dan

yang terakhir adalah kawasan pemukiman.

Pelaksanaan SPN terdiri dari 3 (tiga) kegiatan pokok, yaitu kegiatan persiapan,

kegiatan pelaksanaan, serta kegiatan monitoring dan evaluasi. Kegiatan persiapan

berisi pembentukan tim SPN, penyusunan rencana kerja yang disetujui oleh Kepala

Kanwil DJP, penyediaan data, serta koordinasi internal dan eksternal. Kegiatan

pelaksanaan berisi kegiatan pencacahan, pelaporan, dan asistensi. Kegiatan

monitoring berisi pengawasan dan perekaman data hasil sensus.

Terkait dengan latar belakang dilaksanakannya SPN, Hartoyo, Direktur

ekstensifikasi dan Penilaian DJP dalam “Law Enforcement Terhadap Wajib Pajak

Baru 2%”, http://www.pajak.go.id/content/news/law-enforcement-terhadap-wajib-

pajak-baru-2 (diakses 28 Mei 2012) menyatakan sebagai berikut:

Saat ini dari 230 juta penduduk Indonesia, terdapat 110 juta orang yang merupakan pekerja aktif. Dari 110 juta orang tersebut, setengahnya adalah pekerja

yang telah memiliki pendapatan melebihi batas Penghasilan Tidak Kena Pajak

Page 18: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

3

(PTKP). Maka seharusnya terdapat minimal 50 juta orang pribadi yang wajib terdaftar sebagai Wajib Pajak pada database Master File Wajib Pajak Nasional

(MFN) DJP. Namun pada kenyataannya, saat ini jumlah Wajib Pajak orang pribadi pada database MFN DJP baru sekitar 20 juta dan dari 20 juta tersebut baru

8,7 juta yang telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT Tahunan) Pajak Penghasilan (PPh) tahun pajak 2011.

Pelaksanaan SPN dibagi ke dalam beberapa tahap. Jangka waktu SPN Tahap I

adalah bulan Oktober s.d. Desember 2011, selanjutnya diikuti dengan SPN Tahap II

yang diaksanakan pada bulan Mei s.d. Oktober 2012. Walaupun SPN memiliki tujuan

yang baik, masih perlu dikaji seberapa besar tingkat efektivitas SPN terhadap

penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi dan peningkatan jumlah Wajib Pajak

orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta. Untuk itu, penulis tertarik

untuk membahas hal tersebut dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul

“Analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional Terhadap Penerimaan Pajak

Penghasilan orang pribadi dan Peningkatan Jumlah Wajib Pajak orang pribadi

di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta”.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja

Lapangan ini adalah :

1. Mempelajari kembali mata kuliah Pajak Penghasilan dan Laboratorium Pajak

Penghasilan yang telah penulis dapatkan selama mengikuti kegiatan perkuliahan

di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara;

2. Mengamati praktik penggalian Penerimaan Pajak Penghasilan orang pribad i

terkait dengan dilaksanakannya Sensus Pajak Nasional di KPP Pratama

Yogyakarta;

Page 19: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

4

3. Mengamati implementasi isu- isu perpajakan terkini dalam kehidupan sehari-hari

beserta manfaat dan dampak yang ditimbulkannya;

4. Menguji keterkaitan antara pelaksanaan Sensus Pajak Nasional dengan

penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta;

5. Menguji keterkaitan antara pelaksanaan Sensus Pajak Nasional dengan

peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama

Yogyakarta;

6. Mengidentifikasi berbagai masalah atau hambatan yang dihadapi selama

pelaksanaan Sensus Pajak Nasional di KPP Pratama Yogyakarta;

7. Menambah pengetahuan penulis, di samping teori yang telah didapatkan selama

mengikuti kegiatan perkuliahan sebagai bekal untuk terjun ke lapangan kerja.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat Sensus Pajak Nasional dilaksanakan dalam beberapa tahap,

pembahasan dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan ini difokuskan pada SPN Tahap I

yang dilaksanakan pada periode Oktober s.d. Desember 2011, sedangkan SPN Tahap

II yang dilaksanakan pada periode Mei s.d. Oktober 2012 tidak dibahas karena pada

saat Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun pelaksanaannya belum selesai. Oleh

karena itu, data penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi dan peningkatan jumlah

Wajib Pajak orang pribadi yang digunakan dalam pembahasan berasal dari masa

pajak Oktober s.d. Desember 2011.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis menggunakan

metode pengumpulan data sebagai berikut:

Page 20: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

5

1. Metode studi kepustakaan

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari

literatur yang terkait dengan pembahasan dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan,

antara lain buku-buku referensi perkuliahan, Undang-Undang Pajak, Peraturan

Menteri Keuangan, Peraturan Direktur Jenderal Pajak, Surat Edaran Direktur Jenderal

Pajak, catatan-catatan selama perkuliahan, artikel yang dimuat pada media cetak dan

elektronik.

2. Metode penelitian lapangan

Penelitian lapangan yaitu dengan melakukan pengumpulan data dan informasi

secara langsung pada objek yang akan diteliti. Penulis menggunakan beberapa metode

pengumpulan data dalam penelitian lapangan, yaitu:

a. Metode wawancara

Penulis melakukan pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung

dengan pihak atau pejabat yang terkait dengan topik yang akan dibahas, dalam hal ini

adalah petugas atau pejabat yang berwenang di KPP Pratama Yogyakarta.

b. Metode observasi

Penulis melakukan pengumpulan data melalui pengamatan langsung objek yang

akan dianalisis, dalam hal ini objek yang berada di KPP Pratama Yogyakarta.

3. Metode statistik

Penulis akan menerapkan metode statistik untuk menganalisis data, sehingga

dapat diambil sebuah kesimpulan yang ilmiah dari pengolahan data hasil observasi.

Metode statistik yang digunakan penulis adalah analisis korelasi, yaitu menggunakan

korelasi r dan koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar persentase (%)

Page 21: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

6

peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terhadap persentase (%) penerimaan

Pajak Penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta.

E. Sistematika Penulisan

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini terdiri atas empat bab dan masing-masing bab

terdiri dari beberapa sub-bab dengan susunan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan latar belakang penulisan, tujuan penulisan,

pembatasan masalah, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan Laporan

Praktik Kerja Lapangan.

BAB II GAMBARAN UMUM, DATA, DAN FAKTA

Bab ini terdiri dari dua sub-bab, yaitu gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Yogyakarta serta data dan fakta. Gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Yogyakarta mencakup sejarah dan gambaran umum, visi dan misi, tugas dan

fungsi, wilayah kerja, struktur organisasi, sumber daya manusia, serta potensi

perpajakan di KPP Pratama Yogyakarta. Data dan fakta berisi jumlah penduduk dan

kepala keluarga di wilayah kerja KPP Pratama Yogyakarta, jumlah Wajib Pajak orang

pribadi, rencana dan realisasi penerimaan pajak secara umum, serta rencana dan

realisasi penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta.

BAB III LANDASAN TEORI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis menguraikan landasan teori yang digunakan untuk

menganalisis permasalahan yang penulis kaji serta analisis masalah dengan

menggunakan data dan fakta yang ada berdasarkan teori-teori yang penulis peroleh.

Data dan fakta diolah menggunakan metode statistik sehingga akan didapatkan suatu

Page 22: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

7

hubungan antara Sensus Pajak Nasional dengan penerimaan Pajak Penghasilan orang

pribadi dan jumlah Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama

Yogyakarta. Selain itu, penulis juga akan membahas masalah yang dihadapi oleh KPP

Pratama Yogyakarta selama pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Data tersebut akan

diperoleh melalui observasi dan wawancara. Selanjutnya, penulis akan mencoba

memberikan alternatif solusi pemecahan masalah yang terjadi.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis menarik kesimpulan dari uraian bab-bab sebelumnya dan

memberikan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan bagi KPP Pratama Yogyakarta

dalam melaksanakan Sensus Pajak Nasional tahap berikutnya.

Page 23: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

8

BAB II

GAMBARAN UMUM, DATA, DAN FAKTA

A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta

1. Sejarah dan gambaran umum

Kantor pajak di Indonesia ada sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda yang

saat itu bernama inspectien yan financien. Memasuki zaman penjajahan Jepang,

Kantor Pajak diubah namanya menjadi Kantor Penetapan Pajak. Kemudian, setelah

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 nama Kantor Penetapan Pajak

diganti menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Pada tahun 1960 nama Kantor Inspeksi

Keuangan diubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak.

Kantor pajak di Yogyakarta ada berawal dari didirikannya Kantor Inspeksi

Keuangan Yogyakarta yang kemudian berubah nama menjadi Kantor Inspeksi Pajak

Yogyakarta. Hal ini berlangsung sampai dengan tahun 1986. Dilatarbelakangi oleh

perkembangan masyarakat dari tahun ke tahun dan meningkatnya jumlah Wajib Pajak

di Indonesia, maka diadakanlah perubahan nama kantor pajak di Indonesia. Salah satu

contohnya adalah Kantor Inspeksi Pajak Yogyakarta yang diubah namanya menjadi

Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta sejak 1 April 1986 sesuai dengan organisasi dan

tata kerja Direktorat Jenderal Pajak.

Page 24: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

9

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana

diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007, Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Yogyakarta Satu dipecah menjadi 2 (dua), yaitu Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bantul.

Reorganisasi Direktorat Jenderal Pajak tersebut ditandai juga dengan peleburan

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KP PBB) serta Kantor Pemeriksaan

dan Penyidikan Pajak (Karikpa). Jadi, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta

selain merupakan pecahan dari KPP Yogyakarta Satu (KPP Induk) juga merupakan

penggabungan dari KP PBB Yogyakarta dan fungsi pemeriksaan dari Karikpa

Yogyakarta.

Sistem Administrasi Modern di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta

dimulai pada Saat Mulai Operasi (SMO) tanggal 30 Oktober 2007, bersamaan dengan

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembukaan

perdana (launching) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta dilaksanakan oleh

Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 5 November 2007. Gedung

kantor yang sekarang digunakan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta

adalah bekas gedung Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta Satu. Gedung tersebut

terletak di Jalan Panembahan Senopati Nomor 20 Yogyakarta dan diresmikan pada

hari Kamis, 3 Agustus 1995 oleh Direktur Jenderal Pajak pada saat itu, yaitu DR.Fuad

Bawazier.

Page 25: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

10

2. Visi dan misi

Visi:

“Menjadi Institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi

perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas

dan profesionalisme yang tinggi.”

Misi:

“Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-undang Perpajakan

yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.”

3. Tugas dan fungsi

Tugas dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta adalah melakukan

kegiatan operasional di bidang pajak negara di wilayahnya berdasarkan Undang-

Undang perpajakan dan peraturan yang berlaku. Pajak-pajak yang dimaksud adalah

Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas

Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL)

Fungsi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta yang telah ditetapkan

oleh Direktur Jenderal Pajak adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, penggalian

potensi pajak, serta ekstensifikasi Wajib Pajak;

b. Penatausahaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan serta berkas

Wajib Pajak;

Page 26: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

11

c. Penatausahaan dan pengecekan SPT Masa, pemantauan, dan penyusunan Laporan

Masa PPN, PPh, PPnBM, dan PTLL;

d. Penatausahaan, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan dan restitusi PPN,

PPh, PPnBM, PBB, BPHTB, dan PTLL;

e. Verifikasi dan penerapan sanksi pajak;

f. Registrasi Wajib Pajak;

g. Pemberian Surat Ketetapan Pajak; dan

h. Pengurusan tata usaha dari rumah tangga Kantor Pelayanan Pajak.

4. Wilayah kerja

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta berada di ibukota Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta merupakan

satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di Provinsi DIY, sedangkan empat

daerah tingkat II lainnya yang berstatus kabupaten adalah Bantul, Gunungkidul,

Kulonprogo, dan Sleman. Wilayah Yogyakarta terbentang dari 110º 24’ 191’’ sampai

dengan 110º 28’ 53’’ Bujur Timur dan 7º 15’ 24’’ sampai dengan 7º 49’ 26’’ Lintang

Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 meter di atas permukaan laut. Secara garis

besar kota Yogyakarta merupakan dataran rendah. Daerah barat ke timur relatif datar,

sedangkan daerah utara ke selatan memiliki kemiringan ± 1 derajat.

Kota Yogyakarta terletak di lembah 3 (tiga) sungai, yaitu Sungai Gajah Wong,

Sungai Code, dan Sungai Winongo. Meski terletak di lembah, kota Yogyakarta jarang

mengalami banjir karena adanya sistem drainase peninggalan pemerintah kolonial

Belanda yang tertata rapi dan giatnya penambahan saluran air oleh Pemerintah Kota

Yogyakarta.

Page 27: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

12

Berikut disajikan gambar peta administratif kota Yogyakarta yang merupakan

wilayah kerja dari KPP Pratama Yogyakarta dalam Gambar II.1.

Gambar II.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Yogyakarta

Sumber: Subbag Umum KPP Pratama Yogyakarta

Kota Yogyakarta terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 617 RW, dan

2.531 RT. Di antara seluruh daerah tingkat II di Provinsi DIY, kota Yogyakarta

memiliki wilayah kerja tersempit, yaitu 32,5 km2 (1,025% dari keseluruhan luas

Provinsi DIY). Data jumlah penduduk serta persentase penduduk yang memiliki

NPWP dalam wilayah kerja KPP Pratama Yogyakarta disajikan pada Tabel II.1.

Page 28: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

13

Tabel II.1 Wilayah Kerja KPP Pratama Yogyakarta

Sumber: Subbag Umum KPP Pratama Yogyakarta

Perbatasan wilayah administratif kota Yogyakarta disajikan dalam Tabel II.2

sebagai berikut:

Tabel II.2 Batas Administratif Kota Yogyakarta

No Bagian Batas

1 Utara Kecamatan Mlati dan Kecamatan Depok (Kabupaten Sleman)

2 Timur Kecamatan Banguntapan (Kabupaten Bantul) dan Kecamatan

Depok (Kabupaten Sleman)

3 Selatan Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan

Kasihan (Kabupaten Bantul)

4 Barat Kecamatan Gamping (Kabupaten Sleman) dan Kecamatan

Kasihan (Kabupaten Bantul)

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Page 29: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

14

5. Struktur organisasi

Gambar II.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Yogyakarta

Sumber: Subbag Umum KPP Pratama Yogyakarta

Dalam modernisasi perpajakan, struktur organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama di Indonesia mengalami perubahan. Saat ini, struktur organisasi di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama dibangun berdasarkan fungsi, yaitu terdiri dari

subbag umum, seksi-seksi, dan jabatan fungsional. Struktur organisasi Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 62/PMK.01/2009 adalah sebagai berikut:

a. Subbagian Umum

Subbagian umum terdiri dari tiga bagian, yaitu urusan keuangan, kepegawaian,

dan rumah tangga. Bagian keuangan mempunyai tugas untuk mengelola keuangan

dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta seperti gaji pegawai, lembur,

Page 30: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

15

intensif, dan lain- lain. Untuk bagian kepegawaian, mempunyai tugas untuk

memberikan pelayanan kepada pegawai-pegawai tentang kenaikan pangkat, kenaikan

gaji berkala, cuti, pensiun, dan lain- lain. Sedangkan bagian rumah tangga mempunyai

tugas untuk menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan di kantor.

b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas untuk melakukan

pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,

perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan,

pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan

e-Filing, pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.

c. Seksi Pelayanan

Seksi pelayanan sebagai bagian dari Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tugas

melakukan penetapan dan penerbitan hukum perpajakan, pengadministrasian

dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan,

serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib

Pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan. Sesuai dengan fungsi dari tugas

pemerintah sebagai pelaksana pembangunan dan berbagai layanan masyarakat (public

goods and services).

d. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan berfungsi untuk melakukan urusan tata usaha dalam piutang

pajak, tindakan penagihan, pengajuan usul penghapusan piutang, penundaan dan

angsuran tunggakan pajak, serta pendokumentasian dokumen tentang penagihan.

Page 31: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

16

e. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas untuk mempunyai tugas melakukan

penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,

penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, serta administrasi

pemeriksaan perpajakan lainnya.

f. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Seksi Ekstensifikasi Perpajakan berfungsi sebagai pengamat dalam

meningkatkan potensi perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta.

Selain itu, seksi ini juga bertugas dalam penilaian obyek dan subyek pajak massal,

penerbitan SPOP, monografi perpajakan, dan melakukan himbauan ber-NPWP

kepada masyarakat di wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta.

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta, Seksi Pengawasan dan

Konsultasi terdiri dari 4 seksi, yaitu Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, Seksi

Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, Seksi

Pengawasan dan Konsultasi IV. Pembagian keempat seksi tersebut dilakukan

berdasarkan wilayah kecamatan yang dibawahinya. Tugas dari Seksi Pengawasan dan

Konsultasi adalah untuk mengawasi Wajib Pajak dalam melakukan segala kewajiban

perpajakannya. Di dalam Seksi Pengawasan dan Konsultasi terdapat Account

Representative (AR) yang mempunyai tugas untuk memberikan penyuluhan,

bimbingan, dan konsultasi kepada Wajib Pajak dalam memenuhi kepatuhannya di

bidang perpajakan.

Page 32: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

17

Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta, Kepala Kantor membawahi

95 (sembilan puluh lima) orang pegawai dengan rincian sebagai berikut:

1) 10 Pejabat Eselon IV;

2) 28 Account Representative yang terbagi ke dalam empat seksi Pengawasan dan

Konsultasi;

2) 17 Fungsional Pemeriksa Pajak terbagi ke dalam dua kelompok (3 tim dalam 1

kelompok);

3) 2 Juru Sita Pajak Negara;

4) 2 Operator Console;

5) 35 Pelaksana yang terbagi pada Subbagian Umum dan seksi–seksi.

6. Sumber daya manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di KPP Pratama Yogyakarta dapat

dianalisis persebarannya berdasarkan beberapa hal, seperti seksi, golongan, jabatan,

tingkat pendidikan, dan jenis kelamin. Penjelasan dari tiap sebaran akan dijelaskan

satu-persatu. Untuk sebaran pegawai berdasarkan seksi dapat dilihat pada Tabel II.3,

sebaran pegawai berdasarkan golongan dapat dilihat pada Tabel II.4, sebaran pegawai

berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Tabel II.5, sebaran pegawai berdasarkan

tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel II.6, dan sebaran pegawai berdasarkan

jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel II.7.

Page 33: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

18

Tabel II.3 Sebaran Pegawai Berdasarkan Seksi

Sumber: Subbag Umum KPP Pratama Yogyakarta

Berdasarkan Tabel II.3, dalam hal jumlah, sebaran pegawai Seksi Pengawasan dan

Konsultasi menempati peringkat pertama. Hal ini wajar karena ada Account

Representative di seksi Pengawasan dan Konsultasi yang berperan sebagai ujung

tombak dalam pengawasan kepatuhan wajib pajak. Peringkat kedua ditempati oleh

Fungsional Pemeriksa. Fungsional Pemeriksa bertugas untuk memeriksa Wajib Pajak,

jadi perannya cukup signifikan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta.

Peringkat ketiga ditempati oleh seksi Pelayanan. Seksi Pelayanan merupakan seksi

yang sibuk, terutama di Tempat Pelayanan Terpadu karena setiap hari harus melayani

Wajib Pajak dalam pengadministrasian kewajiban perpajakannya. Untuk peringkat

seterusnya adalah Subbag Umum, seksi Pengolahan Data dan Informasi, Seksi

Ekstensifikasi Perpajakan, Seksi Penagihan, dan Seksi Pemeriksaan.

Page 34: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

19

Tabel II.4 Sebaran Pegawai Berdasarkan Golongan

Sumber: Subbag Umum KPP Pratama Yogyakarta

Berdasarkan Tabel II.4, untuk sebaran pegawai berdasarkan golongan, yang

menempati golongan tertinggi adalah Kepala Kantor dengan golongan IV/b. Untuk

sebagian besar pegawai, golongan yang ditempati adalah golongan III. Untuk

golongan yang terendah adalah golongan II/b.

Tabel II.5 Sebaran Pegawai Berdasarkan Jabatan

Sumber: Subbag Umum KPP Pratama Yogyakarta

Page 35: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

20

Berdasarkan Tabel II.5, di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta,

jabatan yang paling banyak adalah pelaksana, sedangkan untuk jabatan dengan

jumlah pegawai paling sedikit adalah Operator Console dan Juru Sita Pajak, yaitu

masing-masing 2 (dua) orang.

Tabel II.6 Sebaran Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber: Subbag Umum KPP Pratama Yogyakarta

Berdasarkan Tabel II.6, dalam sebaran pegawai berdasarkan tingkat pendidikan,

dapat kita lihat bahwa untuk gelar Sarjana/Diploma IV mendominasi dengan jumlah

hampir separuh dari keseluruhan pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Yogyakarta. Untuk gelar Diploma III sebagian besar pegawai adalah lulusan dari

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

Tabel II.7 Sebaran Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Subbag Umum KPP Pratama Yogyakarta

Dari Tabel II.7, sebaran pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta

didominasi oleh laki- laki, yaitu dua pertiga dari keseluruhan jumlah pegawai.

Page 36: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

21

7. Potensi perpajakan

Potensi perpajakan di KPP Pratama Yogyakarta meliputi beberapa aspek. Jenis

pajak yang menyumbang penerimaan terbesar adalah Pajak Penghasilan, terutama

PPh Pasal 21. Hal itu disebabkan oleh komposisi Wajib Pajak terdaftar di KPP

Pratama Yogyakarta yang didominasi oleh orang pribadi. Untuk penerimaan dari

PPN, sektor usaha yang paling dominan dalam penerimaan pajak KPP Pratama

Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir adalah perantara keuangan. Untuk

penerimaan dari PBB dan BPHTB tidak ada karena saat ini sudah dialihkan

kewenangan pemungutan dan pengadministrasiannya kepada pemerintah daerah.

B. Data dan Fakta

1. Jumlah penduduk dan kepala keluarga di wilayah kerja KPP Pratama

Yogyakarta

Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta meliputi seluruh

wilayah kota Yogyakarta, yaitu terdiri dari 14 kecamatan, 45 kelurahan, 617 RW, dan

2531 RT. Luas wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta adalah 32,5

km², dengan kepadatan penduduk sebesar 16.132 jiwa per km2. Jumlah penduduk kota

Yogyakarta sebanyak 524.315 jiwa atau sebanyak 119.140 kepala keluarga dengan

kepala keluarga nonmiskin sebanyak 94.713 jiwa. Yogyakarta memiliki 67.280

Wajib Pajak orang pribadi dengan persentase orang yang memiliki NPWP sebesar

71,04 %. Data-data yang lebih lengkap dapat dilihat di Tabel II.1.

Page 37: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

22

2. Jumlah Wajib Pajak orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta

Tabel II.8 Jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta

No Keterangan per 1 Januari 2010 per 1 Januari 2011

1 Jumlah Wajib Pajak orang pribadi

karyawan

50.963 55.569

2 Jumlah Wajib Pajak orang pribadi

nonkaryawan

15.633 16.652

66.596 72.221

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta terd iri dari Wajib

Pajak orang pribadi karyawan dan nonkaryawan, dengan jumlah per 1 Januari 2010

adalah 66.596 dan per 1 Januari 2011 adalah 72.221. Rincian lebih lengkap dapat

dilihat pada Tabel II.8. Untuk tahun 2011, dapat dilihat penambahan jumlah Wajib

Pajak orang pribadi per masa di KPP Yogyakarta pada Tabel II.9.

Tabel II.9 Penambahan Wajib Pajak orang pribadi per masa tahun 2011 di KPP

Pratama Yogyakarta

Bulan Jumlah Bulan Jumlah

Januari 533 Juli 409

Februari 532 Agustus 592

Maret 945 September 414

April 533 Oktober 585

Mei 553 November 395

Juni 468 Desember 490

Total 6.449

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Page 38: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

23

3. Wajib pajak orang pribadi yang telah dibuatkan pemetaan (mapping) dan profiling

di KPP Pratama Yogyakarta

Data Wajib Pajak orang pribadi yang telah dibuatkan mapping tidak dapat

disajikan dalam laporan ini dikarenakan AR (Account Representative) yang

berwenang dalam pembuatan mapping dan profiling ketika diwawancarai menyatakan

belum melakukan pembuatan mapping dan profiling setelah pelaksanaan SPN Tahap I

selesai hingga sekarang.

4. Rencana dan realisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Yogyakarta

Tabel II.10 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama Yogyakarta

Tahun Pajak Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi Penerimaan (Rp)

2010 902.458.374.753 785.005.319.651

2011 976.876.330.853 850.518.245.987

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

5. Rencana dan realisasi penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di KPP

Pratama Yogyakarta

Tabel II.11 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di

KPP Pratama Yogyakarta

Tahun Pajak Jenis Pajak Rencana

Penerimaan (Rp)

Realisasi

Penerimaan (Rp)

2010 PPh 25/29 orang

pribadi

16.124.970.000 12.960.477.589

2011 PPh 25/29 orang

pribadi

15.501.290.000 14.678.797.101

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Page 39: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

24

BAB III

LANDASAN TEORI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

1. Dasar hukum

Dasar hukum yang digunakan dalam analisis efektivitas Sensus Pajak Nasional

terhadap penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi dan peningkatan jumlah Wajib

Pajak orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta adalah:

a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 16 Tahun 2009.

b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana

telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2008.

c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.03/2011 tentang Sensus Pajak

Nasional.

d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-09/PJ/2012 tentang Perubahan atas

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-30/PJ/2011 tentang

Page 40: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

25

Pedoman Teknis Sensus Pajak Nasional.

2. Definisi pajak dan fungsi pajak

Siti Resmi (2009, 1) mengutip definisi pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr.

Rochmat Soemitro, S.H. adalah sebagai berikut:

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Definisi tersebut kemudian disempurnakan menjadi: “Pajak adalah peralihan

kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan

“surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk

membiayai public investment.”

Menurut undang-undang, pengertian pajak baru ada pada Undang-Undang Nomor

28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP). Sejak 25 Maret

2009, UU KUP mengalami perubahan menjadi Undang-Undang Nomor 16 tahun

2009.

Dalam pasal 1 angka 1 UU KUP, definisi pajak dinyatakan sebagai berikut:

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Jika dilihat dari pengertian pajak tersebut, pajak dianggap sebagai kontribusi

wajib dari warga negara kepada negara untuk keperluan pembiayaan negara. Dengan

demikian, pajak yang dibayar ke kas negara merupakan wujud partisipasi warga

negara dalam rangka pembangunan nasional.

Page 41: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

26

Fungsi pajak ada 2 (dua), yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan

fungsi regulerend (pengatur), penjelasannya adalah sebagai berikut:

Fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

pemerintah untuk membiayai pengeluaran, baik pengeluaran rutin maupun

pengeluaran pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya

memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh

dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi pemungutan pajak melalui

penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak

Bumi dan Bangunan (PBB), dll.

Fungsi regulerend (pengatur) artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta

mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

3. Definisi Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 36

Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh) adalah: “Pajak Penghasilan

dikenakan terhadap Subjek Pajak atas Penghasilan yang diterima atau diperolehnya

dalam tahun pajak.”

Objek Pajak Penghasilan dalam undang-undang terdapat dalam pasal 4 ayat (1)

Undang-Undang Pajak Penghasilan, yaitu:

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang

berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk

Page 42: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

27

konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Objek Pajak Penghasilan berdasarkan pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pajak

Penghasilan merupakan objek Pajak Penghasilan yang sifatnya tidak final, artinya

dapat dikreditkan terhadap pajak terutang di akhir tahun. Objek Pajak Penghasilan

yang dikenai pajak bersifat final terdapat dalam pasal 4 ayat (2) Undang-Undang

Pajak Penghasilan, artinya tidak dapat dikreditkan terhadap pajak terutang di akhir

tahun.

4. Definisi Pajak Penghasilan orang pribadi

Pengenaaan Pajak Penghasilan sangat dipengaruhi oleh keadaaan dari subjek

pajak. Di dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan subjek pajak orang pribadi ada

dua jenis, yaitu:

a. Subjek pajak orang pribadi dalam negeri

Subjek pajak orang pribadi dalam negeri adalah orang pribadi yang bertempat

tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi

yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk

bertempat tinggal di Indonesia;

b. Subjek pajak orang pribadi luar negeri, adalah:

1) orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang

berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam

jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak

Page 43: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

28

bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan

melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; dan

2) orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang

berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam

jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak

bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh

penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan

melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Dari definisi-definisi tersebut, dapat dipahami bahwa Pajak Penghasilan orang

pribadi adalah Pajak Penghasilan yang dikenakan terhadap subjek pajak orang pribadi

atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

Penghitungan Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri

dilakukan berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak

Penghasilan, yaitu perhitungan dengan menggunakan tarif pajak berlapis:

a. Untuk penghasilan sampai dengan Rp50.000.000, tarifnya 5%.

b. Untuk penghasilan di antara Rp50.000.000 s.d. Rp250.000.000, tarifnya 15%.

c. Untuk penghasilan di antara Rp250.000.000 s.d. Rp500.000.000, tarifnya 25%.

d. Untuk penghasilan di atas Rp500.000.000, tarifnya 30%.

Perhitungan di atas digunakan untuk menentukan Pajak Penghasilan yang terutang

di akhir tahun. Caranya adalah penghasilan selama satu tahun (selain yang telah

dikenakan pajak final), dikurangi biaya-biaya yang diperbolehkan sebagai pengurang

sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Setelah itu

hasil yang didapat dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Hasil tersebut

Page 44: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

29

merupakan Penghasilan Kena pajak (PKP). Kemudian PKP tersebut dikalikan

tarif PPh Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan untuk mencari Pajak

Penghasilan terutang. Besarnya PTKP mulai tahun pajak 2009 adalah:

a. Rp15.840.000 untuk diri Wajib Pajak orang pribadi,

b. Tambahan Rp1.320.000 untuk Wajib Pajak orang pribadi yang telah menikah,

c. Tambahan Rp1.320.000 untuk setiap anak yang dimiliki Wajib Pajak orang

pribadi, paling banyak 3 (tiga) orang anak,

d. Tambahan Rp15.840.000 untuk Wajib Pajak orang pribadi yang istrinya memiliki

penghasilan dari satu pemberi kerja.

5. Definisi Sensus Pajak Nasional

Sensus Pajak Nasional (SPN) adalah kegiatan pengumpulan data mengenai

kewajiban perpajakan dengan mendatangi subyek pajak di seluruh wilayah Indonesia

dalam rangka memperluas basis pajak dan bertujuan mencapai target penerimaan

perpajakan serta penerimaan negara. Program sensus tersebut merupakan salah satu

program penggalian potensi perpajakan sebagaimana diamanatkan dalam Pidato

Presiden Republik Indonesia pada Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas RUU

Tentang APBN Tahun Anggaran 2012 Beserta Nota Keuangan:

“Dengan komitmen itu, dalam RAPBN 2012, penerimaan perpajakan direncanakan mencapai 1.019,3 triliun rupiah, atau memberi kontribusi hampir 79 persen dari total pendapatan negara dan hibah…..Untuk mengamankan

sasaran penerimaan perpajakan itu, Pemerintah terus melanjutkan langkah-langkah reformasi perpajakan, termasuk melanjutkan reformasi peraturan dan

perundang-undangan pajak. Dalam mengoptimalkan penggalian potensi perpajakan, pada bulan September 2011, Pemerintah berencana melakukan Sensus Pajak Nasional. Melalui kegiatan sensus itu, kita ingin cakupan potensi

pajak terus meningkat, baik dalam rangka ekstensifikasi maupun intensifikasi perpajakan….”

Page 45: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

30

a. Tujuan Sensus Pajak Nasional

Menjaring seluruh potensi perpajakan di wilayah kerja masing-masing KPP dalam

rangka Tri Dharma Perpajakan:

1) Seluruh Wajib Pajak terdaftar.

2) Seluruh objek pajak dipajaki.

3) Pelaksanaan kewajiban perpajakan tepat waktu dan tepat jumlah.

b. Sasaran Sensus Pajak Nasional

1) Yang belum ber NPWP, diberikan NPWP

2) Yang belum bayar pajak, agar membayar pajak

3) Yang belum lapor SPT, agar melaporkan SPT

4) Yang ada tunggakan pajak, agar melunasi

5) Yang ada obyek KMS, agar membayar & melaporkan SPT PPN.

6) Yang sudah membayar namun belum optimal, agar membayar sesuai dengan

ketentuan.

7) Data dan informasi Wajib Pajak belum lengkap/standar, menjadi lengkap/standar.

8) Optimalisasi penerimaan dari 1500 Wajib Pajak Wajib Profil.

c. Produk Sensus Pajak Nasional

Data dan informasi hasil sensus pajak untuk ditindaklanjuti:

1) Identitas Wajib Pajak

2) Kegiatan usaha

3) Perkembangan usaha

4) Kepatuhan perpajakan

5) Data lain hasil pengamatan

Page 46: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

31

d. Tahapan pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

Pada dasarnya pelaksanaan sensus dilakukan secara simultan dan berkelanjutan

mulai tahap persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring, perekaman serta

tindaklanjut hasil sensus. Gambaran kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar III.1 Alur Kegiatan Sensus Pajak Nasional Tahap I

Sumber: Sekretariat SPN Tahap I KPP Pratama Yogyakarta

Penjelasan Gambar III.1:

1) Persiapan di KPP

a) Membentuk Tim Sensus Pajak Nasional di tingkat KPP;

b) Melakukan kerjasama dengan pemda/instansi keamanan/komunitas pengusaha/

instansi lainnya di tingkat KPP;

c) Menyiapkan peta blok (data SIG PBB) dan SISMIOP, serta mapping wilayah

KPP;

d) Menyiapkan data Wajib Pajak yang berada di lokasi yang akan disensus;

e) Menyiapkan data 1500 Wajib Pajak Penentu Penerimaan yang ada di masing-

masing lokasi sensus;

Page 47: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

32

f) Menentukan sasaran Sensus Pajak Nasional;

g) Menyiapkan sarana dan prasarana;

h) Menyiapkan sosialisasi dan penyuluhan;

i) Menentukan jadwal Sensus Pajak Nasional selama tahun 2011–2012.

2) Pelaksanaan di KPP

a) Melakukan sosialisasi ke lokasi Sensus Pajak Nasional paling lambat seminggu

sebelum melaksanakan Sensus Pajak;

b) Melakukan sensus pajak ke objek Sensus Pajak Nasional berdasarkan peta blok

(data SIG PBB) & SISMIOP serta mapping wilayah KPP.

Gambar III.2 Rangkaian Kegiatan Sensus Unit Pelaksana Sensus (UPS) SPN Tahap I

Sumber: Sekretariat SPN Tahap I KPP Pratama Yogyakarta

Sesuai dengan Grand Design SPN, sensus dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan, yaitu

kegiatan pelaksanaan dan kegiatan back office setelah pelaksanaan yang merupakan

kegiatan tindak lanjut hasil sensus dalam rangka penggalian potensi pajak.

Page 48: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

33

Gambar III.3 Grand Design SPN Tahap I KPP Pratama Yogyakarta

Sumber: Sekretariat SPN Tahap I KPP Pratama Yogyakarta

e. Prioritas lokasi dan obyek Sensus Pajak Nasional

Sesuai dengan ketentuan bahwa prioritas lokasi adalah sentra ekonomi, high rise

building, dan kawasan pemukiman, maka untuk KPP Pratama Yogyakarta pada

sensus tahun 2011 ini difokuskan pada kawasan sentra ekonomi yang berada di 6

(enam) kelurahan dan 4 (empat) kecamatan sebagai berikut :

1) Kelurahan Suryatmajan, Kec. Danurejan

2) Kelurahan Ngupasan, Kec. Gondomanan

3) Kelurahan Sosromenduran, Kec. Gedongtengen

4) Kelurahan Gowongan, Kec. Jetis

5) Kelurahan Cokrodiningratan, Kec. Jetis

6) Kelurahan Bumijo, Kec. Jetis

7) Kelurahan Klitren, Kec. Gondokusuman

Page 49: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

34

8) Kelurahan Kotabaru, Kec. Gondokusuman

9) Kelurahan Terban, Kec. Gondokusuman

10) Kelurahan Demangan, Kec. Gondokusuman

Di wilayah tersebut akan ditentukan kembali blok dan cluster yang akan dijadikan

sasaran sensus dengan mempertimbangkan lokasi adanya sentra ekonomi. Setelah

lokasi sensus berupa cluster ditentukan, akan dibuat matching data Norang pribadi

(Nomor Obyek Pajak) dengan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

f. Target Formulir Isian Sensus ( FIS )

Sesuai dengan instruksi dari Kepala Kantor Wilayah DJP Daerah Istimewa

Yogyakarta bahwa target yang ditetapkan untuk KPP Pratama Yogyakarta untuk

tahun 2011 adalah 5.500 Formulir Isian Sensus dengan rinciannya terdapat pada

lampiran.

g. Jadwal pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

Tabel III.1 Jadwal Pelaksanaan SPN Tahap I

No. Waktu Kegiatan

1 01 – 18 September 2011 Persiapan awal

2 19 – 20 September 2011 Bimbingan teknis (dari KPDJP)

3 21 – 29 September 2011 Persiapan lanjutan

4 21 – 29 September 2011 Sosialisasi dan koordinasi dengan pihak ketiga

5 30 September 2011 Launching SPN serentak secara nasional

6 01 Oktober – 30 November 2011 Pelaksanaan sensus

7 01 Oktober – 31 Desember 2011 Evaluasi dan monitoring

Tindak lanjut hasil sensus (back office)

Sumber: Sekretariat SPN Tahap I KPP Pratama Yogyakarta

Catatan : detail jadwal pelaksanaan sensus terlampir

Page 50: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

35

Sensus Pajak Nasional tahun 2011 akan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yang

akan dimulai pada saat launching serentak secara nasional pada tanggal 30 September

2011, sedangkan jadwal (time schedule) pelaksanaan sensus di lingkungan KPP

Pratama Yogyakarta disajikan dalam Tabel III.

h. Tim pelaksana Sensus Pajak Nasional

Sensus Pajak Nasional (SPN) dilaksanakan oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal

Pajak, Kantor Wilayah di seluruh Indonesia dan Kantor Pelayanan Pajak di seluruh

Indonesia, baik oleh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak

maupun Non Pegawai Negeri Sipil. Selain itu juga didampingi oleh Pejabat

Pemerintah Daerah dan kepolisian setempat. Adapun Unit Pelaksana Sensus (UPS) di

lingkungan KPP Pratama Yogyakarta terdiri atas 1 (satu) orang Pelaksana PNS DJP

sebagai ketua merangkap anggota dan 1 (satu) Pelaksana PNS DJP sebagai anggota,

dengan didampingi 1 (satu) petugas dari kelurahan setempat. Hal itu diatur dalam

Surat Keputusan Kepala KPP Pratama Yogyakarta Nomor : KEP-

014/WPJ.23/KP.02/2011 tanggal 15 September 2011 tentang TIM SPN tingkat KPP.

i. Rencana anggaran Sensus Pajak Nasional

Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-76/PJ/2011

tanggal 28 September 2011, alokasi anggaran kegiatan SPN adalah dana yang

dialokasikan pada DIPA KPP Pratama, DIPA Kanwil DJP, dan DIPA Kantor Pusat

DJP. Adapun Rencana Biaya SPN tahun 2011 KPP Pratama Yogyakarta adalah

sebesar Rp120.592.000,00 (seratus dua puluh juta lima ratus sembilan puluh dua ribu

rupiah).

Page 51: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

36

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis hubungan Sensus Pajak Nasional terhadap realisasi penerimaan

pajak di KPP Pratama Yogyakarta

Pada bab ini, penulis akan melakukan analisis data dan pembahasan berdasarkan

fakta-fakta yang diperoleh di lapangan. Data dan fakta yang ada pada bab II akan

diolah lebih lanjut sehingga mampu menunjang penulisan laporan PKL ini.

Sebelum mulai menganalisis, hendaknya perlu mengetahui definisi kata

“efektivitas” agar pembahasan yang dilakukan tepat sasaran dan tidak keluar dari

pembatasan masalah yang telah ditetapkan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa

Indonesia, kata “efektivitas” mengacu pada “keefektifan”, sedangkan “keefektifan”

sendiri mempunyai makna sebagai berikut: “ke·e·fek·tif·an n 1 keadaan berpengaruh;

hal berkesan; 2 kemanjuran; kemujaraban (tt obat); 3 keberhasilan (tt usaha,

tindakan); kemangkusan; 4 hal mulai berlakunya (tt undang- undang, peraturan).”

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu hal yang akan dianalisis

dianggap mempunyai efektivitas atau keefektifan apabila hal tersebut menimbulkan

pengaruh terhadap hal lain. Jadi, pembahasan dalam bab ini menyangkut pengaruh

Sensus Pajak Nasional terhadap hal atau objek yang diamati, yaitu penerimaan Pajak

Penghasilan orang pribadi dan peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi

terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta.

Hal pertama yang perlu dianalisis mengenai laporan PKL tentang efektivitas

Sensus Pajak Nasional adalah tentang realisasi penerimaan pajak selama tahun 2011,

terutama pada bulan-bulan selama dan setelah dilaksanakannya Sensus Pajak

Nasional Tahap I (Oktober s.d. Desember 2011). Data yang diambil bersifat global

Page 52: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

37

mengingat sampai dengan Sensus Pajak Nasional Tahap II dilaksanakan mulai bulan

Juli 2012, aplikasi tindak lanjut (back office) Sensus Pajak Nasional belum ada. Jadi,

penerimaan pajak sebagai hasil dari kegiatan Sensus Pajak Nasional disajikan menjadi

satu kesatuan dengan penerimaan pajak secara umum, tidak disajikan secara terpisah.

Berikut disajikan kembali data penerimaan pajak selama tahun 2010 dan 2011

dalam tabel III. untuk dianalisis lebih lanjut. Fungsi disajikannya data penerimaan

tahun 2010 adalah sebagai pembanding.

Tabel III.2 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak di KPP Pratama Yogyakarta

Tahun Pajak Rencana Penerimaan (Rp) Realisasi Penerimaan (Rp)

2010 902.458.374.753 785.005.319.651

2011 976.876.330.853 850.518.245.987

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Dari data di atas, dapat dianalisis besarnya persentase pencapaian target

penerimaan per tahun di KPP Pratama Yogyakarta. Persentase pencapaian target

penerimaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase pencapaian target penerimaan = %100xrencana

realisasi

Untuk tahun 2010 dan 2011, persentase pencapaian target penerimaan KPP

Pratama Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Persentase pencapaian target penerimaan 2010 = %100753.374.458.902

651.319.005.785x = 86,99%

Persentase pencapaian target penerimaan 2011 = %100853.330.876.976

987.245.518.850x = 87,07%

Page 53: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

38

Dapat dilihat bahwa walaupun penerimaan tahun 2011 sebesar 850.518.245.987

lebih tinggi daripada penerimaan tahun 2010 yang hanya sebesar 785.005.319.651,

persentase pencapaian target penerimaan relatif tetap sebesar 87% atau tidak

mengalami kenaikan. Besarnya peningkatan target penerimaan sebesar

74.417.956.100 juga lebih besar daripada besarnya peningkatan realisasi penerimaan

sebesar 65.512.926.336. Hal itu diakibatkan oleh beberapa hal, seperti:

a. Peningkatan target yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak,

Kenaikan rencana penerimaan yang cukup tinggi dibandingkan tahun

sebelumnya secara tidak langsung memengaruhi tercapainya penerimaan pajak.

Rencana penerimaan tahun 2011 seharusnya tidak terlalu besar selisihnya dengan

rencana penerimaan tahun 2010. Dalam tabel III., dapat kita lihat bahwa rencana

penerimaan tahun 2011 naik sebesar Rp 74.417.956.100 dari tahun sebelumnya.

Kenaikan target penerimaan yang dukup tinggi tersebut diberikan kepada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta kemungkinan dikarenakan dalam tahun-tahun

sebelumnya cukup memenuhi target penerimaan yang diberikan oleh Direktorat

Jenderal Pajak. Pada dasarnya, pertumbuhan penerimaan pajak di Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Yogyakarta cukup bagus. Hal ini dapat diperlihatkan dengan tren

naiknya penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta setiap

tahunnya.

Kenaikan target penerimaan yang terlalu besar ini tak lepas dari sistem dalam

pemberian target penerimaan kepada Kantor Pelayanan Pajak terkait. Sistem yang

digunakan oleh Indonesia adalah menggunakan sistem top-down. Jadi, target

penerimaan pajak pertama-tama ditentukan oleh DPR. Kemudian, target tersebut akan

Page 54: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

39

menjadi target penerimaan bagi Direktorat Jenderal Pajak. Dari Kantor Pusat

Direktorat Jenderal Pajak, target penerimaan dibagi ke Kantor Wilayah. Dari Kantor

Wilayah dibagi lagi untuk setiap Kantor Pelayanan Pajak. Pada Kantor Pelayanan

Pajak ini, target penerimaan pajak dibagi ke seksi Waskon dan dari seksi Waskon

akan dibagi kepada Account Representative. Pada pembagian dari seksi Waskon

kepada Account Representative baru bersifat bottom-up untuk mencapai target kantor.

Dengan sistem demikian, akan ada konsekuensi bahwa ada target penerimaan pajak

yang tidak tercapai. Hal ini terkait dengan penentuan target penerimaan pajak yang

tidak memperhitungkan kondisi riil Wajib Pajak, tetapi hanya memperhitungkan sisi

historis Wajib Pajak sehingga kondisi riilnya seringkali diabaikan. Kenaikan target

penerimaan harus mempertimbangkan juga dengan kondisi Wajib Pajak orang pribadi

yang penghasilannya tidak jauh berbeda dengan penghasilan tahun-tahun sebelumnya.

b. Berkurangnya jumlah Wajib Pajak penyetor pajak terbesar,

Di tingkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa

Yogyakarta, terdapat penyesuaian Wajib Pajak terdaftar berdasarkan tempat tinggal

atau tempat kegiatan usaha dilakukan. Semula ada beberapa Wajib Pajak potensial

penyetor pajak yang cukup besar terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta, dengan

adanya penyesuaian lokasi maka harus melakukan perpindahan administrasi

perpajakan ke KPP Pratama Sleman, Bantul, Wates, atau Wonosari. Contohnya antara

lain adalah RSUD dr. Sardjito yang sekarang terdaftar di KPP Pratama Sleman dan

PLN yang sekarang terdaftar di KPP Pratama Bantul. Padahal, potensi pajak di

wilayah kerja KPP Pratama Yogyakarta terbatas sehingga cukup menyulitkan untuk

penggalian potensi perpajakan melalui kegiatan ekstensifikasi.

Page 55: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

40

c. Keadaan ekonomi baik secara mikro maupun makro.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun berjalan di kota Yogyakarta juga mempunyai

dampak yang cukup signifikan terhadap tercapainya target penerimaan pajak terhadap

realisasi penerimaan. Apabila pertumbuhan ekonomi tinggi, penghasilan Wajib Pajak

orang pribadi juga tinggi sehingga penerimaan pajak pun meningkat.

Dari pembahasan yang pertama ini, terlihat bahwa pelaksanaan Sensus Pajak

Nasional belum terlalu berkontribusi terhadap peningkatan pencapaian target

penerimaan pajak secara keseluruhan di KPP Pratama Yogyakarta. Namun, adanya

Sensus Pajak Nasional sudah cukup untuk mempertahankan prestasi pencapaian target

penerimaan dari tahun sebelumnya sehingga tidak mengalami penurunan. Hal ini

cukup wajar mengingat Sensus Pajak Nasional tahap I masih berfokus pada subjek

pajak orang pribadi, belum mencakup subjek pajak badan, dan masih terbatas

dilakukan di blok tertentu.

2. Analisis hubungan Sensus Pajak Nasional terhadap penerimaan Pajak

Penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta

Setelah menganalisis keterkaitan antara Sensus Pajak Nasional dengan realisasi

penerimaan pajak di KPP Pratama Yogyakarta, penulis akan menganalisis lebih

lanjut, yaitu keterkaitan antara Sensus Pajak Nasional terhadap penerimaan Pajak

Penghasilan, terutama dari Pajak Penghasilan orang pribadi.

Berikut disajikan kembali rencana dan realisasi penerimaan Pajak Penghasilan

orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta dalam tabel III. Jenis pajak yang disajikan

dalam tabel adalah PPh Pasal 25/29 orang pribadi, mengingat pajak jenis ini paling

tepat untuk menggambarkan penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di KPP

Page 56: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

41

Pratama Yogyakarta. PPh Pasal 25 merupakan Pajak Penghasilan yang dibayar setiap

bulan sebagai angsuran pajak terutang di akhir tahun, sedangkan PPh Pasal 29 adalah

pajak yang dibayar sebagai pelunasan pajak kurang bayar di akhir tahun, sebelum

menyampaikan surat pemberitahuan tahunan (SPT Tahunan) Pajak Penghasilan orang

pribadi.

Tabel III.3 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di

KPP Pratama Yogyakarta

Tahun Pajak Jenis Pajak Rencana

Penerimaan (Rp)

Realisasi

Penerimaan (Rp)

2010 PPh 25/29 orang

pribadi

16.124.970.000 12.960.477.589

2011 PPh 25/29 orang

pribadi

15.501.290.000 14.678.797.101

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Sama seperti pembahasan sebelumnya, dari data di atas dapat dianalisis besarnya

persentase pencapaian target penerimaan PPh 25/29 orang pribadi di KPP Pratama

Yogyakarta. Persentase pencapaian target penerimaan PPh 25/29 orang pribadi dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase pencapaian target penerimaan PPh 25/29 orang pribadi = %100xrencana

realisasi

Untuk tahun 2010 dan 2011, persentase pencapaian target penerimaan PPh 25/29

orang pribadi KPP Pratama Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Page 57: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

42

Persentase pencapaian target penerimaan PPh 25/29 orang pribadi tahun 2010

= %100000.970.124.16

589.477.960.12x = 80,38%

Persentase pencapaian target penerimaan PPh 25/29 orang pribadi tahun 2011

= %100000.290.501.15

101.797.678.14x = 94,69%

Dapat dilihat bahwa persentase pencapaian target penerimaan PPh 25/29 orang

pribadi tahun 2011 sebesar 94,69% mengalami kenaikan dari tahun 2010 yang hanya

80,38%. Realisasi penerimaan PPh 25/29 orang pribadi meningkat dari

12.960.477.589 menjadi 14.678.797.101 (naik 1.718.319.512) , sedangkan target

penerimaan PPh 25/29 orang pribadi justru mengalami penurunan dari

16.124.970.000 menjadi 15.501.290.000 (turun 623.680.000).

Penerimaan PPh 25/29 orang pribadi yang mengalami tren peningkatan ini

menunjukkan bahwa Sensus Pajak Nasional cukup berkontribusi terhadap pencapaian

target penerimaan PPh 25/29 orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta. Apalagi

mengingat Sensus Pajak Nasional Tahap I berfokus pada subjek pajak orang pribadi.

Selanjutnya, untuk menganalisis lebih lanjut hubungan antara pelaksanaan Sensus

Pajak Nasional terhadap penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi, berikut

disajikan penerimaan PPh 25/29 orang pribadi per bulan selama tahun 2011 dalam

tabel III.4.

Page 58: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

43

Tabel III.4 Penerimaan PPh 25/29 orang pribadi Per Bulan Selama Tahun 2011 di

KPP Pratama Yogyakarta

Bulan Penerimaan PPh 25/29 orang

pribadi

Persentase Penerimaan Bulan X

terhadap Total

Januari 670.480.829 4,57%

Februari 956.190.941 6,51%

Maret 4.167.322.844 28,39%

April 858.400.638 5,85%

Mei 832.465.368 5,67%

Juni 1.006.967.440 6,86%

Juli 841.248.939 5,73%

Agustus 954.553.816 6,50%

September 807.846.519 5,50%

Oktober 817.240.091 5,57%

November 840.630.403 5,73%

Desember 1.925.449.273 13,12%

Total 14.678.797.101 100%

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Penerimaan PPh 25/29 orang pribadi yang perlu diperhatikan dalam pembahasan

ini adalah selama triwulan terakhir tahun 2011, mengingat Sensus Pajak Nasional

Tahap I mulai berjalan efektif sejak tanggal 1 Oktober 2011 sampai dengan tanggal

30 November 2011 untuk kemudian ditindaklanjuti mulai tanggal 1 Desember 2011

hingga sekarang. Jika diperhatikan, penerimaan selama bulan Oktober dan November

relatif hampir sama dengan penerimaan bulan-bulan sebelumnya. Penerimaan selama

Oktober sebesar 817.240.091 berkontribusi sebesar 5,57% terhadap total penerimaan

tahun 2011, sedangkan penerimaan selama November sebesar 840.630.403

berkontribusi sebesar 5,73% terhadap total penerimaan. Namun, dibandingkan dengan

penerimaan bulan September sewaktu SPN Tahap I belum dimulai, penerimaan kedua

bulan ini mengalami peningkatan. Puncaknya, penerimaan yang cukup besar terjadi

Page 59: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

44

pada bulan Desember 2011 yaitu sebesar 1.925.449.273, berkontribusi sebesar

13,12%. Ketiga bulan tersebut mempunyai jumlah penerimaan sebesar 3.583.319.767

atau berkontribusi sebesar 24,41%. Jumlah tersebut cukup ideal karena hampir

mencapai seperempat dari total penerimaan tahun 2011, sebanding dengan

perbandingan 3 terhadap 12 bulan (25%).

Hal yang cukup unik dapat diamati di sini, penerimaan terbesar terjadi pada bulan

Maret 2011 sebesar 4.167.322.844, berkontribusi sebesar 28,39% terhadap total

penerimaan. Hal ini diakibatkan oleh adanya batas akhir penyampaian SPT Tahunan

PPh orang pribadi pada tanggal 31 Maret 2011 sehingga kebanyakan Wajib Pajak

menyetorkan pajak kurang bayarnya ke kas negara sebagai syarat untuk dapat

menyampaikan SPT Tahunan PPh orang pribadi mendekati tanggal batas akhir

tersebut.

3. Analisis hubungan Sensus Pajak Nasional terhadap peningkatan jumlah

Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta

Untuk menganalisis keterkaitan antara pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

terhadap peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP

Pratama Yogyakarta, berikut disajikan kembali Tabel III.5 dan Tabel III.6.

Tabel III.5 Jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta

No Keterangan per 1 Januari 2010 per 1 Januari 2011

1 Jumlah Wajib Pajak orang pribadi

karyawan

50.963 55.569

2 Jumlah Wajib Pajak orang pribadi

nonkaryawan

15.633 16.652

66.596 72.221

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Page 60: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

45

Tabel III.6 Penambahan Wajib Pajak orang pribadi per masa tahun 2011 di KPP

Pratama Yogyakarta

Bulan Jumlah Persentase

Januari 533 8,26%

Februari 532 8,25%

Maret 945 14,65%

April 533 8,26%

Mei 553 8,57%

Juni 468 7,26%

Juli 409 6,34%

Agustus 592 9,18%

September 414 6,42%

Oktober 585 9,07%

November 395 6,12%

Desember 490 7,60%

Total 6.449 100,00%

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Dilihat dari penambahan Wajib Pajak orang pribadi terdaftar selama dan setelah

pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Tahap I, yaitu bulan Oktober sampai dengan

Desember 2011, penambahan Wajib Pajak orang pribadi terdaftar pada bulan Oktober

mengalami peningkatan dari bulan September, dari 414 menjadi 585. Namun, pada

bulan selanjutnya, November, mengalami penurunan menjadi 395. Kemudian, pada

bulan Desember naik lagi menjadi 490. Jika ditotal, penerimaan ketiga bulan ini

mencapai 1.470, berkontribusi sebesar 22,79% terhadap total penambahan jumlah

Wajib Pajak orang pribadi terdaftar selama tahun 2011.

Hal unik juga terjadi pada bulan Maret 2011. Pada bulan ini penambahan jumlah

Wajib Pajak orang pribadi terdaftar mencapai titik tertinggi, hingga 14,65% dari

keseluruhan total penambahan Wajib Pajak orang pribadi terdaftar selama tahun 2011.

Hal ini terjadi terkait dengan kewajiban penyampaian SPT Tahunan Pajak

Page 61: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

46

Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011

sehingga banyak Wajib Pajak yang mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP pada

bulan ini.

Jika disajikan dalam grafik, peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi

terdaftar selama tahun 2011 dapat diamati dalam gambar III.4 sebagai berikut:

Gambar III.4 Peningkatan Jumlah Wajib Pajak orang pribadi Terdaftar

Selama Tahun 2011

0

200

400

600

800

1000

Jumlah 533 532 945 533 553 468 409 592 414 585 395 490

Jan Feb Mar Apri Mei Juni Juli Agu Sep Okt Nov Des

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

4. Analisis hubungan peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terhadap

penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta

Untuk mengetahui hubungan antara persentase peningkatan jumlah Wajib Pajak

orang pribadi terdaftar dengan penerimaan PPh Pasal 25/29 orang pribadi, berikut

disajikan Tabel III.7 yang berisi data persentase peningkatan jumlah Wajib Pajak

orang pribadi terdaftar terhadap persentase penerimaan PPh Pasal 25/29 orang pribadi

di KPP Pratama Yogyakarta. Data yang disajikan adalah rincian per bulan selama

Page 62: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

47

tahun 2011 sehingga dapat diamati perkembangan yang terjadi untuk dianalisis lebih

lanjut.

Tabel III.7 Persentase Peningkatan Wajib Pajak orang pribadi dan Persentase

Penerimaan PPh 25/29 orang pribadi Per Bulan Selama Tahun 2011 di KPP Pratama

Yogyakarta

Bulan

Jumlah

Peningkatan Wajib Pajak

orang pribadi

Persentase

Peningkatan Wajib Pajak

orang pribadi (x)

Jumlah Penerimaan PPh

25/29 orang

pribadi

Persentase

Penerimaan PPh 25/29 orang

pribadi (y)

Januari 533 8,26% 670.480.829 4,57%

Februari 532 8,25% 956.190.941 6,51%

Maret 945 14,65% 4.167.322.844 28,39%

April 533 8,26% 858.400.638 5,85%

Mei 553 8,57% 832.465.368 5,67%

Juni 468 7,26% 1.006.967.440 6,86%

Juli 409 6,34% 841.248.939 5,73%

Agustus 592 9,18% 954.553.816 6,50%

September 414 6,42% 807.846.519 5,50%

Oktober 585 9,07% 817.240.091 5,57%

November 395 6,12% 840.630.403 5,73%

Desember 490 7,60% 1.925.449.273 13,12%

Total 6.449 100,00% 14.678.797.101 100,00%

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Tujuan dari pelaksanaan Sensus Pajak Nasional adalah untuk meningkatkan

penerimaan pajak pada umumnya dan PPh Pasal 25/29 orang pribadi pada khususnya

serta meningkatkan jumlah Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar. Idealnya,

peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi berbanding lurus dengan penerimaan

PPh Pasal 25/29 orang pribadi. Semakin banyak Wajib Pajak orang pribadi terdaftar,

Page 63: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

48

semakin tinggi pula penerimaan PPh Pasal 25/29 orang pribadi dan begitu pula

sebaliknya.

Untuk mengetahui hubungan antara persentase peningkatan jumlah Wajib Pajak

orang pribadi terdaftar dengan penerimaan PPh Pasal 25/29 orang pribadi, kita dapat

menggunakan analisis korelasi sederhana hubungan antara dua variabel. Dengan

analisis korelasi, dapat diketahui besarnya hubungan dari kenaikan jumlah Wajib

Pajak orang pribadi terhadap penerimaan PPh Pasal 25/29 orang pribadi. Dengan

menggunakan persentase peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar

sebagai variabel x dan penerimaan PPh 25/29 orang pribadi sebagai variabel y, kita

dapat mencari hubungan tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Rumus Koefisien Korelasi (r)

n

i

n

i

i

n

i

n

i

ii

n

i

n

i

ii

n

i

ii

YiYnXXn

YXYXn

r

1 1

22

1 1

22

1 11

)()(

Simbol r adalah koefisien korelasi. Apabila nilai r positif maka hal ini

menunjukkan hubungan yang searah, sedangkan apabila r bernilai negatif maka

menunjukkan hubungan berlawanan. Dalam hal interval besaran koefisien relasi ini

mendekati 0 maka dapat disimpulkan hubungan sangat lemah, sedangkan apabila

mendekati 1 maka dapat disimpulkan hubungan sangat kuat. Variabel yang akan

dibandingkan disimbolkan dengan x dan y, x merupakan variabel bebas yaitu

persentase peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi, sedangkan y merupakan

variabel terikat yaitu jumlah penerimaan PPh Pasal 25/29 orang pribadi tiap bulan.

Page 64: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

49

Disebut variabel terikat karena variabel ini tidak bebas. Penerimaan PPh Pasal 25/29

orang pribadi dipengaruhi oleh persentase peningkatan jumlah Wajib Pajak orang

pribadi sebagai variabel bebas.

b. Koefisien Determinasi (KD)

Koefisien Determinasi bernilai antara 1 sampai 0. Semakin besar nilainya berarti

semakin besar juga pengaruh suatu variabel dan sebaliknya, apabila semakin

kecil nilainya berarti semakin kecil juga pengaruh variabel tersebut terhadap

variabel lainnya.

c. Pengaruh variabel lain

Pengaruh variabel lain adalah nilai dari variabel selain yang penulis analisis.

Berikut adalah analisis hubungan antara persentase peningkatan jumlah Wajib

Pajak orang pribadi terhadap penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di KPP

Pratama Yogyakarta:

Keterangan:

x = persentase peningkatan Wajib Pajak orang pribadi (dalam %)

y = persentase penerimaan PPh 25/29 orang pribadi (dalam %)

22

1 1

22

1 1

22

1 11

)100()10000(12)98,99()9996(12

)100)(98,99()9998(12

)()(

n

i

n

i

i

n

i

n

i

ii

n

i

n

i

ii

n

i

ii

YiYnXXn

YXYXn

r

00,1)66,331)(59,331(

978.109r

2rKD

21 r

Page 65: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

50

Penafsiran dari r :

a) 0 : tidak ada korelasi antara dua variabel

b) 0 s.d. 0,25 : korelasi sangat lemah

c) 0,25 s.d. 0,50 : korelasi cukup

d) 0,50 s.d. 0,75 : korelasi kuat

e) 0,75 s.d. 0,99 : korelasi sangat kuat

f) 1 ,00 : korelasi sempurna

Angka-angka dalam perhitungan tersebut diperoleh dari Tabel III.8 sebagai

berikut:

Tabel III.8 Penghitungan Koefisien Korelasi (r)

x(%) y (%) x² y² xy

8,26 4,57 68,23 20,88 37,75

8,25 6,51 68,06 42,38 53,71

14,65 28,39 214,62 805,99 415,91

8,26 5,85 68,23 34,22 48,32

8,57 5,67 73,44 32,15 48,59

7,26 6,86 52,71 47,06 49,80

6,34 5,73 40,20 32,83 36,33

9,18 6,50 84,27 42,25 59,67

6,42 5,50 41,22 30,25 35,31

9,07 5,57 82,26 31,02 50,52

6,12 5,73 37,45 32,83 35,07

7,60 13,12 57,76 172,13 99,71

99,98 100,00 9.996,00 10.000,00 9998,00

Sumber: Diolah dari Seksi PDI KPP Pratama Yogyakarta

Page 66: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

51

Koefisien korelasi bernilai 1,00 atau berkolerasi sempurna. Nilai r yang positif

menunjukkan bahwa peningkatan Wajib Pajak orang pribadi terdaftar (x) berbanding

lurus terhadap peningkatan penerimaan PPh 25/29 orang pribadi (y) di KPP Pratama

Yogyakarta. Semakin besar peningkatan Wajib Pajak orang pribadi terdaftar, semakin

besar pula peningkatan penerimaan PPh 25/29 orang pribadi dan begitu pula

sebaliknya. Nilai r yang maksimal di antara interval yang ada (antara -1,00 s.d. 1,00)

menunjukkan hubungan yang sangat kuat, dapat dikatakan sempurna.

1112 rKD

Koefisien Determinasi bernilai antara 1 sampai 0. Semakin besar nilainya berarti

semakin besar juga pengaruh suatu variabel dan sebaliknya, apabila semakin

kecil nilainya berarti semakin kecil juga pengaruh variabel tersebut terhadap

variabel lainnya. Dalam hal ini, karena KD bernilai 1 (sangat kuat dan positif), maka

persentase peningkatan Wajib Pajak orang pribadi terdaftar (x) berkolerasi positif

terhadap persentase peningkatan penerimaan PPh 25/29 orang pribadi di KPP Pratama

Yogyakarta.

Pengaruh variabel lain = 0111 2 r

Maksudnya adalah pengaruh variabel bebas selain peningkatan jumlah Wajib

Pajak orang pribadi terdaftar terhadap penerimaan PPh 25/29 orang pribadi dianggap

tidak ada atau 0 (nol) sehingga persentase peningkatan penerimaan PPh 25/29 orang

pribadi hanya akan ditentukan oleh persentase peningkatan Wajib Pajak orang pribadi

terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta.

Page 67: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

52

5. Analisis hubungan Sensus Pajak Nasional terhadap jumlah Wajib Pajak

orang pribadi yang telah dibuatkan pemetaan (mapping) di KPP Pratama

Yogyakarta

Untuk analisis yang kelima ini, penulis mendapatkan kesulitan dalam memperoleh

data yang dibutuhkan, yaitu berupa data rekonsiliasi pembuatan mapping yang

dilakukan oleh Account Representative di seksi Waskon I s.d. Waskon IV KPP

Pratama Yogyakarta. Penulis hanya mendapatkan informasi berupa wawancara dari

beberapa AR yang terlibat langsung dalam Sensus Pajak Nasional Tahap I serta

anggota Sekretariat Sensus Pajak Nasional Tahap I di KPP Pratama Yogyakarta

(wawancara terlampir).

Narasumber dari wawancara yang dilakukan oleh penulis menyatakan bahwa

pelaksanaan Sensus Pajak Nasional belum mempunyai pengaruh signifikan terhadap

jumlah Wajib Pajak orang pribadi yang telah dibuatkan pemetaan (mapping) di KPP

Pratama Yogyakarta. Hal itu terjadi karena belum selesainya pembuatan mapping

Wajib Pajak yang dilakukan oleh Account Representative. Biasanya, pembuatan

mapping dilakukan minimal setahun sekali. Untuk tahun pajak 2011, mapping telah

dibuat pada bulan Juni 2011, sedangkan untuk tahun pajak 2012 pembuatan mapping

belum selesai dilakukan mengingat sebagian besar Account Representative masih

disibukkan dengan Sensus Pajak Nasional Tahap II. Jadi, mapping setelah

dilaksanakannya Sensus Pajak Nasional Tahap I juga belum selesai dibuat sehingga

penulis tidak bisa menganalisis data tersebut.

Idealnya, berdasarkan tujuan dilaksanakannya Sensus Pajak Nasional, diharapkan

terjadi peningkatan jumlah Wajib Pajak yang telah dibuatkan mapping. Namun,

Page 68: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

53

kenyataan di lapangan tidak selalu membuktikan hal tersebut. Di sisi lain, Sensus

Pajak Nasional cukup membantu para Account Representative dalam pengenalan

wilayah kerjanya masing-masing. Hal itu dapat dilihat dari pembagian wilayah sensus

yang sesuai dengan wilayah yang menjadi tanggung jawab masing-masing Account

Representative. Misalnya, AR yang bertugas untuk wilayah Kotabaru akan lebih

mengenal kondisi Wajib Pajak yang berada di wilayah Kotabaru serta potensi

perpajakan apa saja yang ada di wilayah tersebut.

C. Masalah yang Dihadapi

Dalam pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Tahap I di KPP Pratama Yogyakarta,

terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh Tim Unit Pelaksana Sensus. Walaupun

secara keseluruhan tidak terlalu berpengaruh, alangkah baiknya jika masalah tersebut

dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan agar Sensus Pajak Nasional tahap

berikutnya dapat berjalan dengan lebih lancar. Beberapa masalah tersebut antara lain

adalah:

1. Kurangnya jumlah Sumber Daya Manusia

Target pemenuhan 1.500 Formulir Isian Sensus (FIS) yang ditetapkan pada

Sensus Pajak Nasional Tahap I di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta dalam

jangka waktu 2 (dua) bulan cukup menjadi beban bagi Account Representative.

Tentunya diperlukan tenaga yang cukup banyak untuk menjadi Tim Unit Pelaksana

Sensus (Tim UPS), sedangkan KPP Pratama Yogyakarta masih menggunakan tenaga

dari pegawainya, terutama Account Representative sebagai anggota Tim UPS. Tiap-

tiap tim hanya terdiri dari 2 (dua) orang anggota, yaitu seorang AR dan seorang

Page 69: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

54

pelaksana yang diperbantukan dari seksi-seksi yang ada di KPP Pratama Yogyakarta.

Keputusan yang dibuat oleh Kepala Kantor bersama dengan Kepala Seksi

Ekstensifikasi Perpajakan KPP Pratama Yogyakarta untuk tidak menggunakan tenaga

outsorcing dalam pelaksanaan Sensus Pajak Nasional memang cukup logis mengingat

wilayah yang disensus tidak terlalu luas, namun secara tidak langsung dapat

membebani anggota tim UPS itu sendiri.

Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta hanya

berjumlah 28 orang, sedangkan jumlah Wajib Pajak orang pribadi yang harus diawasi

berjumlah 72.221 orang. Apabila dipukul rata, setiap Account Representative rata-rata

harus mengawasi Wajib Pajak sebanyak 2.579 orang. Suatu angka yang cukup besar.

Ditambah lagi dengan tugas Account Representative yang sangat banyak. Oleh karena

itu diperlukan adanya tenaga tambahan untuk membantu kerja Account

Representative dalam pelaksanaan Sensus Pajak Nasional agar fungsi utama AR,

yaitu pengawasan terhadap Wajib Pajak dapat lebih maksimal.

2. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan Wajib Pajak orang pribadi dalam

pemenuhan kewajiban perpajakannya

Kurangnya kesadaran wajib pajak orang pribadi dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya menjadi salah satu hambatan yang muncul dalam pelaksanaan Sensus

Paak Nasional. Banyak Wajib Pajak yang menganggap bahwa membayar pajak

hanya mengurangi penghasilan yang diperolehnya. Mereka merasa tidak

mendapatkan fungsi pajak secara langsung, padahal fungsi pajak bagi pembangunan

di Indonesia sangat besar. Di samping itu, pengetahuan Wajib Pajak orang pribadi

dalam pemenuhan kewajiban perpajakan seringkali menjadi faktor utama penyebab

Page 70: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

55

rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Akibatnya, Tim UPS seringkali harus

memberikan penjelasan tentang pemenuhan kewajiban perpajakan terlebih dahulu

kepada responden sensus, sedangkan mereka harus mengejar target jumlah FIS yang

diberikan sehingga cukup menghambat dalam pelaksanaan Sensus Pajak Nasional

Tahap I.

3. Terbatasnya akses komputer untuk perekaman Formulir Isian Sensus (FIS)

Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Sensus Pajak Nasional, Tim Unit

Pelaksana Sensus melakukan perekaman FIS (Formulir Isian Sensus). Dalam

praktiknya, kadang perekaman FIS terkendala dengan terbatasnya akses komputer,

baik itu yang diakibatkan oleh komputer yang terkena virus maupun komputer yang

sudah ketinggalan zaman. Tentu saja hal ini dapat menghambat kinerja dari Tim

UPS.

4. Belum adanya aplikasi tindak lanjut (back office) pelaksanaan Sensus Pajak

Nasional yang diberikan oleh kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak

Dalam memudahkan kinerja dan pengadministrasian data terkait Sensus Pajak

Nasional yang dilakukan oleh tiap-tiap Kantor Pelayanan Pajak di seluruh Indonesia,

seharusnya dibuat suatu aplikasi tindak lanjut (back office) yang berisi database

Sensus Pajak Nasional dan langkah- langkah pemanfaatannya. Dalam database ini

semua data tentang Sensus Pajak Nasional ditata secara rapi sehingga pegawai pajak

dapat mencari data yang diinginkan secara mudah dan sistematis. Dengan adanya

aplikasi tindak lanjut (back office) pelaksanaan Sensus Pajak Nasional yang diberikan

oleh kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, diharapkan kinerja dari pegawai pajak,

seperti himbauan pembuatan NPWP oleh AR dapat meningkat. Meskipun sudah

Page 71: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

56

menggunakan aplikasi perekaman FIS, aplikasi ini kurang mendukung fungsi

pemanfaatan data hasil Sensus Pajak Nasional.

5. Tim UPS yang kurang solid

Tim Unit Pelaksana Sensus disusun oleh sekretariat Sensus Pajak Nasional KPP

Pratama Yogyakarta dengan memperhatikan beberapa hal, seperti jenis kelamin, usia,

fasilitas kendaraan yang dimiliki, dsb. Walaupun sudah dirancang sedemikian rupa

agar tim tersebut dapat bekerja dengan solid, pada kenyataannya ada beberapa tim

yang tidak menunjukkan kinerja optimal. Ada anggota Tim UPS yang bekerja secara

individual dan tidak melakukan koordinasi antaranggota tim dengan baik. Akibatnya,

target FIS yang diberikan kepada masing-masing Tim UPS tidak tercapai dengan

cepat.

6. Banyak masyarakat yang masih antipati dengan pajak

Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa apabila membayar pajak, oknum

petugas pajak seperti Gayus Tambunan akan menyelewengkan uang pajak.

Dampaknya adalah Wajib Pajak menjadi enggan membayar pajak karena pandangan

negatif yang terlanjur melekat. Padahal dalam kenyataannya, Kantor Pelayanan Pajak

Pratama hanya sebagai tempat untuk mengadministrasikan data-data perpajakan dan

tempat untuk melaporkan bahwa Wajib Pajak tersebut telah menyetor pajak terutang

ke kas negara, bukan tempat untuk membayar pajak. Hal inilah yang cukup menjadi

kendala dalam pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Banyak Tim UPS yang merasa

terancam ketika menjalankan tugas ketika melaksanakan sensus di kawasan yang

terkenal kurang aman, bahkan ada yang diteriaki “maling” karena memperlihatkan

atribut petugas pajak.

Page 72: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

57

7. Penerimaan dari Wajib Pajak orang pribadi yang cenderung kecil

Penerimaan dari Wajib Pajak orang pribadi cenderung kecil apabila dibandingkan

dengan penerimaan dari Wajib Pajak badan. Oleh sebab itu, tidak sedikit petugas

pajak yang meremahkan wajib pajak orang pribadi dan lebih memerhatikan Wajib

Pajak pembayar pajak terbesar. Padahal, Sensus Pajak Nasional Tahap I justru

difokuskan pada pemenuhan target Formulir Isian Sensus (FIS) untuk orang pribadi.

Akibatnya, beberapa sensus yang dilakukan terkesan hanya “mengejar setoran”

karena kurang memperhatikan aspek-aspek penting pengisian formulir tersebut.

D. Alternatif Pemecahan Masalah

Dari rincian beberapa permasalahan yang sudah penulis uraikan sebelumnya,

penulis mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan jumlah Sumber Daya Manusia

Peningkatan jumlah Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan Sensus Pajak

Nasional sangat membantu dalam pencapaian target FIS yang telah ditentukan.

Peningkatan jumlah SDM tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga

outsorcing sebagai petugas pelaksana sensus. Saat ini, langkah tersebut sudah

diterapkan di beberapa KPP, namun untuk KPP Pratama Yogyakarta hal ini belum

dilakukan. Dengan demikian, sensus dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tugas

utama AR di kantor tetap dapat berjalan dengan optimal. Walaupun melibatkan tenaga

tambahan dari luar, peran AR sebagai ketua Tim UPS tetap diperlukan agar

pelaksanaan sensus dapat berjalan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku.

2. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan Wajib Pajak orang pribadi dalam

pemenuhan kewajiban perpajakannya

Page 73: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

58

Salah satu fungsi Sensus Pajak Nasional adalah sebagai sarana menyosialisasikan

peraturan-peraturan perpajakan kepada masyarakat. Apalagi mengingat peraturan

dalam dunia perpajakan bersifat sangat dinamis, menyesuaikan pertumbuhan ekonomi

masyarakat sehingga masyarakat sebagai Wajib Pajak perlu untuk mendapat

pemberitahuan secara berkala dari Direktorat Jenderal Pajak. Walaupun bentuk-

bentuk pemberitahuan kepada masyarakat sudah cukup gencar, baik itu melalui

penyuluhan, pemberitahuan di media cetak dan elektronik, serta bentuk-bentuk

sosialisasi lainnya, tidak ada salahnya untuk mengoptimalkan sosialisasi perpajakan

melalui Sensus Pajak Nasional.

3. Mengoptimalkan akses komputer untuk perekaman Formulir Isian Sensus

(FIS)

Komputer yang berfungsi sebagai media perekaman FIS sebaiknya ditingkatkan,

baik itu kuantitas maupun kualitasnya. Selama penulis melaksanakan praktik kerja

lapangan di KPP Pratama Yogyakarta, penulis menjumpai hampir semua komputer

yang berada di Seksi Pengolahan Data dan Informasi bervirus sehingga sering hang.

Padahal, salah satu tugas Seksi PDI dalam Sensus Pajak Nasional adalah sebagai

petugas perekam FIS. Selain itu, beberapa unit komputer yang ada sudah ketinggalan

zaman sehingga kinerjanya tidak optimal. Oleh karena itu, sudah sewajarnya untuk

meningkatkan sarana dan prasarana berupa komputer di KPP Pratama Yogyakarta

sebagai media perekaman FIS.

4. Mengusulkan pembuatan aplikasi tindak lanjut (back office) pelaksanaan

Sensus Pajak Nasional kepada kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak

Page 74: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

59

Sebagai unit terbawah yang berhadapan langsung dengan Wajib Pajak, KPP

memegang peranan penting dalam pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Peran besar

KPP tersebut dapat terlihat dari terpenuhinya target FIS yang diberikan oleh kantor

pusat Direktorat Jenderal Pajak. Namun, pihak KPP sendiri masih belum

mendapatkan manfaat optimal dari pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Hal tersebut

terjadi dikarenakan belum adanya aplikasi tindak lanjut (back office) pelaksanaan

Sensus Pajak Nasional yang dibuat oleh kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak.

Selama ini, pemanfaatan data hasil sensus diserahkan kepada masing-masing AR

yang terkait dengan data tersebut. Ternyata dalam praktiknya, sebagian besar AR

belum mampu memanfaatkan data hasil sensus dengan optimal. Oleh karena itu,

sebaiknya KPP mengusulkan pembuatan aplikasi tindak lanjut (back office)

pelaksanaan Sensus Pajak Nasional kepada kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak.

5. Meningkatkan kekompakan Tim UPS

Agar Sensus Pajak Nasional dapat berjalan dengan lebih baik, dalam artian tidak

sekedar mengejar target FIS, sudah selayaknya jika tiap anggota dalam kepanitiaan

Sensus Pajak Nasional di tingkat KPP merasa nyaman dengan anggota yang lain.

Untuk itu, diperlukan suatu cara untuk meningkatkan kekompakan anggota tim. Hal

itu dapat diwujudkan dengan melaksanakan outbond atau mengikuti pelatihan

teamwork. Jika tiap anggota tim sudah merasa mempunyai peran dalam kepanitiaan

Sensus Pajak Nasional, pelaksanaan di lapangan dapat berjalan dengan lebih lancar,

tidak ada yang bekerja secara individual karena hal itu justru menghambat kinerja tim

secara keseluruhan.

6. Memperbaiki citra Direktorat Jenderal Pajak di mata masyarakat

Page 75: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

60

Perbaikan citra Direktorat Jenderal Pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Contoh nyatanya antara lain adalah menggencarkan sosialisasi melalui spanduk,

banner, iklan, pemberian cinderamata kepada masyarakat berupa gantungan kunci,

pena, stiker, payung, dan lain- lain. Yang terpenting dari pelaksanaan sosialisasi

tersebut adalah masyarakat merasa tertarik. Jika sudah mendapat tanggapan positif

dari masyarakat, pelaksanaan Sensus Pajak Nasional dapat berjalan dengan lebih

lancar.

7. Memandang penerimaan dari Wajib Pajak orang pribadi sama pentingnya

dengan penerimaan pajak yang lain

Sekecil apapun jumlahnya, penerimaan pajak dari Wajib Pajak orang pribadi tetap

berkontribusi pada total penerimaan di KPP Pratama Yogyakarta. Apalagi, potensi

perpajakan KPP Pratama Yogyakarta didominasi oleh tingginya jumlah Wajib Pajak

orang pribadi. Jika hal ini diperhatikan dengan baik, bukan tidak mungkin penerimaan

pajak orang pribadi sanggup menjadi penentu keberhasilan pencapaian target

penerimaan KPP Pratama Yogyakarta. Maka, pegawai pajak yang menjadi anggota

Tim UPS harus memandang semua Wajib Pajak itu sama pentingnya dan tidak

membeda-bedakan.

Page 76: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

61

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh serta analisis dan pembahasan masalah

yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil simpulan sebagai

berikut, yaitu:

1. Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional belum berkontribusi secara maksimal

terhadap peningkatan pencapaian target penerimaan pajak secara keseluruhan dan

penerimaan Pajak Penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Yogyakarta, namun

Sensus Pajak Nasional cukup membantu untuk mempertahankan prestasi pencapaian

target penerimaan dari tahun sebelumnya sehingga tidak mengalami penurunan. Hal

ini cukup wajar mengingat Sensus Pajak Nasional tahap I masih berfokus pada subjek

pajak orang pribadi, belum mencakup subjek pajak badan, dan masih terbatas

dilakukan di blok tertentu.

Penerimaan PPh 25/29 orang pribadi pada bulan-bulan selama dan setelah

pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Tahap I, yaitu Oktober s.d. Desember 2011

menyumbang porsi yang ideal terhadap total penerimaan selama tahun 2011. Ketiga

bulan tersebut mempunyai jumlah penerimaan sebesar 3.583.319.767 atau

Page 77: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

62

berkontribusi sebesar 24,41%. Jumlah tersebut cukup ideal karena hampir mencapai

seperempat dari total penerimaan tahun 2011, sebanding dengan perbandingan 3

terhadap 12 bulan (25%).

2. Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional belum berkontribusi secara maksimal

terhadap peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP Pratama

Yogyakarta. Dilihat dari penambahan Wajib Pajak orang pribadi terdaftar selama dan

setelah pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Tahap I, yaitu bulan Oktober sampai

dengan Desember 2011, penambahan Wajib Pajak orang pribadi terdaftar pada bulan

Oktober mengalami peningkatan dari bulan September, dari 414 menjadi 585, namun,

pada bulan November, mengalami penurunan menjadi 395 dan pada bulan Desember

naik lagi menjadi 490. Jika ditotal, penerimaan ketiga bulan ini mencapai 1.470,

berkontribusi sebesar 22,79% terhadap total penambahan jumlah Wajib Pajak orang

pribadi terdaftar selama tahun 2011.

Koefisien korelasi bernilai 1,00 atau berkolerasi sempurna. Nilai r yang maksimal

di antara interval yang ada (antara -1,00 s.d. 1,00) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan (korelasi) sempurna yang kuat dan positif antara peningkatan jumlah Wajib

Pajak orang pribadi terdaftar dengan peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan

orang pribadi. Nilai r yang positif menunjukkan bahwa peningkatan Wajib Pajak

orang pribadi terdaftar (x) berbanding lurus terhadap peningkatan penerimaan PPh

25/29 orang pribadi (y) di KPP Pratama Yogyakarta. Semakin besar peningkatan

Wajib Pajak orang pribadi terdaftar, semakin besar pula peningkatan penerimaan PPh

25/29 orang pribadi dan begitu pula sebaliknya.

Page 78: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

63

Koefisien Determinasi bernilai antara 1 sampai 0. Semakin besar nilainya berarti

semakin besar juga pengaruh suatu variabel dan sebaliknya, apabila semakin

kecil nilainya berarti semakin kecil juga pengaruh variabel tersebut terhadap

variabel lainnya. Dalam hal ini, karena KD bernilai 1 (sangat kuat dan positif), maka

persentase peningkatan Wajib Pajak orang pribadi terdaftar (x) berkolerasi positif

terhadap persentase peningkatan penerimaan PPh 25/29 orang pribadi di KPP Pratama

Yogyakarta. Artinya, peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP

Pratama Yogyakarta akan diikuti dengan peningkatan penerimaan PPh 25/29 orang

pribadi.

Secara umum, terdapat beberapa masalah atau hambatan yang dihadapi selama

pelaksanaan Sensus Pajak Nasional di KPP Pratama Yogyakarta, namun secara

keseluruhan tidak mempengaruhi kinerja Tim UPS dalam pencapaian target Formulir

Isian Sensus. Masalah yang ada tersebut dapat menjadi bahan masukan dalam

pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Tahap II yang sampai saat laporan ini dibuat

masih berjalan.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis mencoba

memberikan saran-saran yang dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu untuk pihak

internal maupun pihak eksternal KPP Pratama Yogyakarta.

1. Untuk pihak internal KPP Pratama Yogyakarta

a. Peran Account Representative dalam pengolahan data hasil Sensus Pajak Nasional

Tahap I di KPP Pratama Yogyakarta lebih ditingkatkan lagi, mengingat Account

Page 79: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

64

Representative merupakan ujung tombak pencapaian target penerimaan KPP

Pratama Yogyakarta;

b. Penggunaan tenaga dari luar (outsorcing) akan cukup membantu dalam

pelaksanaan Sensus Pajak Nasional. Peran AR tidak lagi sebagai pelaksana sensus

secara langsung, namun cukup sebagai pendamping. Dengan demikian, tugas

utama AR untuk mengawasi Wajib Pajak tetap dapat berjalan dengan lancar.

Namun, hal itu perlu dipertimbangkan dengan alokasi dana yang tersedia,

mengingat penggunaan tenaga outsorcing mengharuskan pengeluaran kas untuk

membayar upah atau honor tenaga outsorcing tersebut;

c. Penyediaan sarana perekaman Formulir Isian Sensus (FIS) berupa unit komputer

yang bebas dari virus dan sesuai perkembangan zaman. Sampai saat ini, sebagian

unit komputer yang tersedia di KPP Pratama Yogyakarta, terutama di Seksi

Pengolahan Data dan Informasi merupakan inventaris hasil pengadaan barang

yang dilakukan sudah cukup lama. Hal tersebut dapat diketahui dari tampilan dan

spesifikasi komputer yang ketinggalan zaman. Selain itu, hampir seluruh

komputer tersebut bervirus sehingga ketika dipergunakan sering hang. Akibatnya,

proses perekaman Formulir Isian Sensus menjadi terhambat dan kinerja petugas

perekam tidak optimal;

d. Penyediaan aplikasi tindak lanjut hasil Sensus Pajak Nasional yang dapat

dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan, seperti AR. Selama ini, data

hasil Sensus Pajak Nasional hanya sampai pada perekaman di komputer saja,

belum ada langkah lebih lanjut (back office) untuk pemanfaatan data tersebut.

Padahal, adanya database yang lengkap dan sistemastis sangat menunjang kinerja

Page 80: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

65

AR dalam pengawasan Wajib Pajak serta menjaring Wajib Pajak baru yang

potensial;

e. Mengadakan program outbond atau pelatihan teamwork bagi seluruh anggota

Sekretariat Sensus Pajak Nasional di KPP Pratama Yogyakarta. Dengan adanya

program outbond atau pelatihan teamwork tersebut, tiap-tiap anggota Sekretariat

Sensus Pajak Nasional di KPP Pratama Yogyakarta dapat terjaga semangatnya

dan merasa memiliki andil dalam kepanitiaan tersebut sehingga tidak ada lagi

yang bekerja secara individual. Kerjasama antar anggota pun dapat terjalin lebih

erat.

2. Untuk pihak eksternal KPP Pratama Yogyakarta

a. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan Wajib Pajak orang pribadi dalam

pemenuhan kewajiban perpajakannya;

b. Memperbaiki citra Direktorat Jenderal Pajak di mata masyarakat melalui berbagai

cara;

c. Memandang penerimaan dari Wajib Pajak orang pribadi sama pentingnya dengan

penerimaan pajak yang lain. Sekecil apapun jumlahnya, penerimaan pajak dari

Wajib Pajak orang pribadi tetap berkontribusi pada total penerimaan di KPP

Pratama Yogyakarta.

Page 81: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

66

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. 2008. Himpunan Peraturan Mahasiswa

dan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Tangerang: badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.

Direktorat Jenderal Pajak. 2012. Buku Panduan Sensus Pajak Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pajak.

Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus Buku 1 Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

2. Dokumen

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.

------------. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2008.

------------. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.03/2011 tentang Sensus Pajak Nasional.

------------. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 304/KMK.03/2011 tentang Pembentukan Tim Sensus Pajak Nasional.

------------. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-09/PJ/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-30/PJ/2011 tentang

Pedoman Teknis Sensus Pajak Nasional.

------------. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ/UP.90/2011

tentang Penegasan Rekrutmen Pelaksana Sensus Pajak Nasional (SPN) Non-Pegawai Negeri Sipil (Non-PNS).

------------. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-75/PJ/2011 tentang Penyampaian Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.03/2011 tentang

Sensus Pajak Nasional dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-30/PJ/2011 tentang Pedoman Teknis Sensus Pajak Nasional.

Page 82: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

67

------------. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-76/PJ/2011 tentang Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional.

Direktorat Jenderal Pajak. Law Enforcement Terhadap Wajib Pajak Baru 2%.

http://www.pajak.go.id/content/news/law-enforcement-terhadap-wajib-pajak-baru-2 (diakses 28 Mei 2012)

http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php (diakses 17 Juli 2012)

Page 83: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

LAMPIRAN I

DAFTAR ACCOUNT REPRESENTATIVE BESERTA WILAYAH KERJANYA (SETELAH MUTASI BULAN JUNI 2012)

NO NAMA AR NIP SEKSI WILAYAH KERJA

1 MASNA CHURIA 197405061994022001 060083849 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Purwokinanti, Gunungketur

2 RINO YESSY YANIARDI 197401221995112002 060087593 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Muja-Muju

3 ALFIN SUBARKAH 197105131992031001 060081296 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Ngupasan

4 BAROKAH SEMEDI AMD 197505261995111001 060087586 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Pandeyan, Giwangan

5 ASMAH NURHAYATI 060082575 060082575 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Sorosutan

6 DEWI SUSILAWATI 197312061994022001 060083777 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Tahunan

7 MINACHURROZAQ 197203221992011001 060080546 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Semaki, Warungboto

8 HERU PURNOMO 197809192000121001 060100215 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I Prawirodirjan

9 YUANITA KUSUMASTUTI 197506131996022001 060089330 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Suryatmajan

10 LATIF PRASAJA 197903062000121001 060099728 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Terban

11 WALUYONO 197204031994021001 060083762 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Klitren

12 WIHARDIANI 197205221992012001 060080232 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Tegalpanggung, Pringgokusuman

13 DEWI APRI MEISARI 197504301996022001 060088508 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Demangan

14 THERESIA SETYAWATI 197605041996022002 060089318 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Bausasran

15 TIMBUL WAHYONO 197607121999031003 060096340 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Kotabaru

16 BUDI RIYANTO 198006222001121001 060101472 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II Baciro

17 MOCH AGUNG GUNARSO 197109141992011002 060080327 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Tegalrejo, Bener

18 ENDANG SUTIYANI 060054619 060053619 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Wirobrajan, Patangpuluhan

19 DESI WIDIASTUTI 197512131996022001 060088555 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Cokrodiningratan

20 WIWIN NURBIYATI 197401271995112001 060087588 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Bumijo

21 AKHMAD SURYOPRANANTO 197510201995111001 060087623 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Kricak, Pakuncen

22 IRSYAD SANTOSO 197502271995111001 060087773 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Gowongan, Sosromenduran

23 SETIAWATI 197405281995112001 060087814 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Karangwaru

24 EKO JATMIKO 197607311996031001 060090468 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Notoprajan, Ngampilan

25 SUKARDI 196403171984031001 131400203 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV Prenggan, Brontokusuman

26 AGUS PRASOJO 197308161994021002 060083528 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV Panembahan, Mantrijeron

27 SIGIT SISWANDOYO 197605061996031001 060090453 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV Wirogunan, Purbayan

28 RINA KADARYANI 197701161999032001 060095406 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV Rejowinangun, Patehan

29 ANA ANDAYANI 197601211996032001 060090521 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV Gedongkiwo

30 KHURIAH NUR AZIZAH 197406061996022001 060088571 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV Keparakan, Kadipaten

31 ARIEF SETIAWAN 198302232004121002 060108148 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV Suryodiningratan

Page 84: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

LAMPIRAN II

TIM DAN JADWAL PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL TAHAP I KPP PRATAMA YOGYAKARTA

Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Minggu V

3 - 8 Okt 10 - 15 Okt 17 - 22 Okt 24 - 29 Okt 31 - 5 Nop 7 - 12 Nop 14 -19 Nop 21 - 26 Nop 28 - 30 Nop

1 Kel. Suryatmajan 001 341 1 Apriasi Adi Nugraheni Anna Maolina

002 329 2 Yuniari Edi Sutiar Arif Riyadi

003 311 3 Sigit Siswandoyo Edy Supa'at

981

2 Kel. Ngupasan 001 254 4 Nur Cholis Rochman Okie Indra Wijaya

002 226 5 Theresia Setyawati Wiyono

003 354 6 Rino Siwi Raharjo Andhi Goenawan H.

006 51

007 87

008 30

1.002

3 Kel. Sosromenduran 003 211 8 Sukardi Indrapriyanti

004 155 9 Wisnu Laksana Dian Aprilianti

005 258 10 Tri Haryanti Sulistyo Astono

006 230 11 Dewi Apri Meisari Ekhsan Sugiarta

007 431 12 Edy Triyanto Iwang Kurniawan

008 373 13 Barokah Semedi Hanief Rouhan Mashadi

1.658

4 Kel. Gowongan 002 291 14 Dewi Nurlia H. Astari Dhini K.

003 176

007 152

008 244 16 Intan Ikasari Arief Pandu Atmojo Aji

863

5 Kel. Bumijo 001 286 17 Wiwin Nurbiyati Nur Adi Wibowo

002 432 18 Latif Prasaja Alex Taufiq

003 203 19 Fakhrudin Triwibowo Elfrida Norita Siregar

921

6 Kel. Cokrodiningratan 009 195 20 Suparyanto Nana Indriyati

5.620

Keterangan:

Kepala Kantor,

: Dilakukan sensus di lokasi

Arridel Mindra

NIP 197008241991031005

TIM DAN JADWAL PELAKSANAAN SENSUS

KPP PRATAMA YOGYAKARTA

2011

NO KELURAHAN BLOK OP PBB TIM KETUA TIM UPS PETUGAS SENSUSJADWAL PELAKSANAAN SPN

7 Eko Jatmiko Aziz Imam Machmudi

JUMLAH TOTAL OP PBB

15 Munawar Almansur Evan Rizaldhi

Page 85: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

LAMPIRAN III

FORMULIR ISIAN SENSUS (FIS) ORANG PRIBADI SENSUS PAJAK NASIONAL TAHAP I

Page 86: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)
Page 87: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

LAMPIRAN IV

SURAT PERMINTAAN SARANA DAN PRASARANA SPN KPP PRATAMA YOGYAKARTA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA YOGYAKARTA

Jalan Panembahan Senopati No. 20 Telepon : 0274-373403

Yogyakarta 55121 Faximile : 0274-380417 Homepage DJP : www.pajak.go.id

Nomor : S- /WPJ.23/KP.02/ 2011 22 September 2011 Perihal : Permintaan Sarana dan Prasarana Sensus Pajak Nasional

Yth. Kepala Sub Tim Sarana dan Prasarana

Sensus Pajak Nasional

KPP Pratama Yogyakarta

Sehubungan dengan pelaksanaan program Sensus Pajak Nasional (SPN), dibutuhkan sarana dan prasarana

untuk mendukung suksesnya program tersebut. Berikut daftar sarana dan prasarana yang dibutuhkan:

No Jenis Perlengkapan Jumlah

1 Binder Clip Besar 10 kotak

2 Binder Clip Sedang 10 kotak

3 Binder Clip Kecil 10 kotak

4 Ordner Besar 1 lusin

5 Formulir Isian Sensus OP (hijau) cetak bolak balik 4500 lembar

6 Formulir Isian Sensus Badan (magenta) cetak bolak balik 1000 lembar

7 Formulir Pengamatan SPN 5500 lembar

8 Amplop Coklat 5000 set

9 Leaflet/Brosur SPN 5000 set

10 Leaflet Kewajiban Perpajakan 5000 set

11 Goodie Bag 5000 set

12 Surat Pernyataan Tidak Bersedia Mengisi/Menandatangani FIS 2000 lembar

13 Tanda Terima FIS 2000 lembar

14 Berita Acara Responden Tidak Dapat Ditemui di Lokasi Sensus 1500 lembar

15 Map Logo SPN 6000 lembar

16 Ballpoint 10 lusin

17 Pensil 5 lusin

18 Lem Kertas 15 buah

19 Kertas HVS F4 5 rim

20 Kertas HVS A4 5 rim

21 Tip Ex 5 lusin

22 Staples kecil dan isinya 15 buah

23 Tas/Backpack 25 buah

24 Tanda Pengenal Petugas (Name Tag) Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Ketua,

Farid Hidayat

NIP 197010081995031002

Page 88: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

BERITA ACARA RESPONDEN

TIDAK DAPAT DITEMUI DI LOKASI SENSUS (FIS KATEGORI 3)

Pada hari ini .......................tanggal............bulan...........................tahun.................

Berdasarkan Surat Tugas Nomor.....................................tanggal.............................

Kami selaku Unit Pelaksana Sensus atas responden:

Nama : ...........................................................................

NPWP : ...........................................................................

NOP : ...........................................................................

Alamat : ...........................................................................

telah melakukan kunjungan:

Kunjungan Orang yang dapat ditemui

Ke Hari Tanggal Waktu Nama Tanda Tangan

Dengan hasil akhir Formulir Isian Sensus tidak diisi.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya.

Unit Pelaksana Sensus Supervisor Petugas

LAMPIRAN V

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA YOGYAKARTA

Jl. P. Senopati No.20

Yogyakarta 55121

Telepon

Faximile

Homepage DJP

:

:

:

(0274) 373403, 380415

(0274) 380417

www.pajak.go.id

Page 89: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

LAPORAN HARIAN

Tanggal Pelaksanaan Sensus : ...........................................................................

Kode Cluster : ...........................................................................

Nama Cluster : ...........................................................................

Sektor : ...........................................................................

No Nomor DPS Tim Pelaksana Sensus Status Pelaksanaan*

1 2 3 4

Jumlah

LAMPIRAN VI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA YOGYAKARTA

Jl. P. Senopati No.20

Yogyakarta 55121

Telepon

Faximile

Homepage DJP

:

:

:

(0274) 373403, 380415

(0274) 380417

www.pajak.go.id

Page 90: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

MONITORING SPN

PERIODE : ………………………….. s.d. ………………………… 1C.1 KPP

No Nama Petugas Target Kategori Wajib Pajak

1 2 3 4 Total

Total

LAMPIRAN VII

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA YOGYAKARTA

Jl. P. Senopati No.20

Yogyakarta 55121

Telepon

Faximile

Homepage DJP

:

:

:

(0274) 373403, 380415

(0274) 380417

www.pajak.go.id

Page 91: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

FORMULIR PENGAMATAN SPN

Nomor Formulir :......................................

Cluster : ............................................................

Tanggal : ............................................................

Petugas Pengamat : ............................................................

Klasifikasi Status Tindak Lanjut : ............................................................

I. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan

Jenis Kegiatan Dilaksanakan

Keterangan Ya Tidak

a. Penjelasan Maksud dan Tujuan SPN

b. Wawancara Responden dan Pengisian FIS oleh Petugas

c. Penandatanganan FIS oleh Responden

d. Penempelan Stiker

II. Sasaran Pengamatan

a. Kondisi Usaha/Kantor/Tempat Tinggal

b. Harta Tidak Bergerak

LAMPIRAN VIII

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA YOGYAKARTA

Jl. P. Senopati No.20

Yogyakarta 55121

Telepon

Faximile

Homepage DJP

:

:

:

(0274) 373403, 380415

(0274) 380417

www.pajak.go.id

Page 92: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

c. Harta Bergerak

d. Lainnya

III. Hambatan/masalah yang ditemui

IV. Kesimpulan Hasil Pengamatan

Page 93: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

SURAT PERNYATAAN TIDAK BERSEDIA MENGISI/MENANDATANGANI

FORMULIR ISIAN SENSUS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Responden : ………………………………………………………………

NOP : ………………………………………………………………

NPWP : ………………………………………………………………

Alamat : ………………………………………………………………

setelah menerima penjelasan dari Petugas Sensus, dengan ini saya menyatakan dengan

sungguh-sungguh bahwa saya tidak bersedia mengisi dan/atau menandatangani Formulir

Isian Sensus Pajak Nasional. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya

tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

………….,………....……. 2011

Mengetahui, Responden yang bersangkutan,

Petugas Sensus Pajak Nasional

…………………………………………… …………………………………

NIP ………………………………………

LAMPIRAN IX

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA YOGYAKARTA

Jl. P. Senopati No.20

Yogyakarta 55121

Telepon

Faximile

Homepage DJP

:

:

:

(0274) 373403, 380415

(0274) 380417

www.pajak.go.id

Page 94: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

BERITA ACARA RESPONDEN MENOLAK MENGISI DAN MENANDATANGANI

SURAT PERNYATAAN

Pada hari ini.....................tanggal..............bulan....................tahun...................berdasarkan

Surat Tugas Pelaksanaan Sensus Pajak Nasional Nomor......................tanggal...................

maka kami yang tersebut di bawah ini selaku Sub Tim Penyisiran Sensus Pajak Nasional

terhadap responden (Wajib Pajak):

Nama : ........................................................................

NPWP : ........................................................................

NOP : ........................................................................

Alamat : ........................................................................

sehubungan responden (Wajib Pajak) menolak untuk diwawancara dan mengisi serta

menandatangani Surat Pernyataan, maka Sub Tim Penyisiran membuat Berita Acara

Menolak untuk Mengisi dan Menandatangani Surat Pernyataan dengan disaksikan oleh

saksi dari pihak lain.

Berdasarkan Berita Acara ini maka akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya.

Saksi Ketua UPS

…………………………………. .……………………………… NIP

LAMPIRAN X

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DJP DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA YOGYAKARTA

Jl. P. Senopati No.20

Yogyakarta 55121

Telepon

Faximile

Homepage DJP

:

:

:

(0274) 373403, 380415

(0274) 380417

www.pajak.go.id

Page 95: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

LAMPIRAN XI

LAPORAN PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL KPP PRATAMA YOGYAKARTA (REALISASI FIS)

Badan OP Badan OP Badan OP Badan OP

1 Suryatmajan 001 209 1 Apriasi Adi Nugraheni Anna Maolina 20 198 - 4 - 2 1 2 224 227 108,61%

002 275 2 Yuniari Edi Sutiar Arif Riyadi 8 381 - - - - - - 389 389 141,45%

003 261 3 Sigit Siswandoyo Edy Supa'at 3 213 - - - - - - 216 216 82,76%

2 Ngupasan 001 228 4 Nur Cholis Rochman Okie Indra Wijaya 13 185 - 2 - 5 - 57 205 262 114,91%

002 114 5 Theresia Setyawati Wiyono 4 90 - - - 4 - 9 98 107 93,86%

003 315 6 Rino Siwi Raharjo Andhi Goenawan H. 10 192 - - - - - - 202 202 64,13%

006, 007, 008 60 7 Eko Jatmiko Aziz Imam Machmudi 11 71 - - - 8 - 1 90 91 151,67%

3 Sosromenduran 003 191 8 Sukardi Indrapriyanti 8 157 - - - 3 - - 168 168 87,96%

004 149 9 Wisnu Laksana Dian Aprilianti 8 121 - - 1 7 - - 137 137 91,95%

005 222 10 Tri Haryanti Sulistyo Astono 4 210 - - - - - 12 214 226 101,80%

006 144 11 Dewi Apri Meisari Ekhsan Sugiarta 21 136 - - - - - 10 157 167 115,97%

007 390 12 Edy Triyanto Iwang Kurniawan 9 337 - 4 - - 3 51 350 404 103,59%

008 353 13 Barokah Semedi Hanief Rouhan Mashadi 7 309 - - - - 3 36 316 355 100,57%

4 Gowongan 002 257 14 Dewi Nurlia H. Astari Dhini K. 5 325 - - - - - - 330 330 128,40%

003,007 256 15 Munawar Almansur Evan Rizaldhi 16 322 - 1 - 4 - 30 343 373 145,70%

008 222 16 Intan Ikasari Arief Pandu Atmojo Aji 13 266 - - - - - - 279 279 125,68%

5 Bumijo 001 377 17 Wiwin Nurbiyati Nur Adi Wibowo 8 335 - - - - 2 50 343 395 104,77%

002 252 18 Latif Prasaja Alex Taufiq 10 246 - - - - 4 49 256 309 122,62%

003 183 19 Fakhrudin Triwibowo Elfrida Norita Siregar 5 171 - - - 1 14 4 177 195 106,56%

6 Cokrodiningratan 009 189 20 Suparyanto Nana Indriyati 5 185 - - - - - 38 190 228 120,63%

4.647 188 4.450 - 11 1 34 27 349 4.684 5.060 108,89%

TAMBAHAN FIS

Badan OP Badan OP Badan OP Badan OP

1 Malioboro Mall 56 10 - - - 57 - - 123 123

2 Ramai Mall 5 68 - - - - - - 73 73

3 Toko Progo 4 14 - - - 25 - - 43 43

4 Pasar Beringharjo - 548 - 30 - - - - 578 578

65 640 - 30 - 82 - - 817 817

TARGET 5.500 5.501 5.877 100,02%

REALISASI FISJUMLAH

RESPONDENPERSENTASENo Nama

Jumlah

REALISASI PELAKSANAAN

REALISASI FIS

Jumlah

KATEGORI (1) KATEGORI (2) KATEGORI (3) KATEGORI (4)

LAPORAN PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL

KPP PRATAMA YOGYAKARTA

3 OKTOBER 2011 s.d 31 NOVEMBER 2011

NO KELURAHAN BLOK TARGET TIM KETUA TIM PETUGAS SENSUSJUMLAH

RESPONDENPRESENTASE

KATEGORI (1) KATEGORI (2) KATEGORI (3) KATEGORI (4)

Page 96: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

LAMPIRAN XII

WAWANCARA

A. Wawancara I

Narasumber : Wiwin Nurbiyati

Jabatan : Account Representative Seksi Waskon III

Waktu wawancara : Rabu, 4 Juli 2012 pukul 16.00 WIB

1. Apakah Ibu turut serta dalam Sensus Pajak Nasional Tahap I yang dilaksanakan pada bulan Oktober s.d. November 2011? Jawab:

Ya, sebagai AR yang membawahi wilayah Bumijo saya turut terjun ke lapangan sebagai Ketua Tim UPS untuk wilayah tersebut, yaitu Tim 17.

2. Apakah Sensus Pajak Nasional Tahap I berjalan sesuai dengan rencana?

Jawab:

Untuk KPP Pratama Yogyakarta, SPN Tahap I sudah berjalan sesuai dengan rencana dan dapat dilaksanakan tepat waktu.

3. Bagaimana respon masyarakat terhadap SPN?

Jawab:

Secara umum, masyarakat Yogyakarta cukup terbuka terhadap SPN. Dalam artian, mayoritas responden SPN memberikan data dan informasi yang

dibutuhkan dalam pengisian FIS, walaupun ada juga yang menolak untuk memberikan. Biasanya, hal itu disebabkan dengan alasan yang bersangkutan bukan orang atau pemilik usaha yang didatangi oleh Tim UPS. Jika yang ditemui

hanya pegawai, mereka diminta memberitahukan kepada pemilik usaha bahwa beberapa hari setelahnya Tim UPS akan mendatangi tempat tersebut kembali.

Kepatuhan masyarakat terhadap pajak juga cukup baik sehingga pada akhirnya sebagian besar target responden berhasil disensus.

4. Apakah SPN cukup berkontribusi terhadap peningkatan penerimaan PPh orang pribadi dan peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP

Pratama Yogyakarta? Jika membantu, berapa persentase kontribusinya? Jawab:

Idealnya seperti itu, namun menurut saya, SPN belum berkontribusi secara

maksimal terhadap peningkatan penerimaan PPh orang pribadi dan peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta. Pada

kenyataannya, SPN hanya sampai sebatas pada perekaman FIS, belum ada aplikasi tindak lanjutnya, jadi sampai saat ini belum ada kontribusinya secara langsung.

Page 97: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

5. Apakah sosialisasi tentang SPN yang dilakukan oleh Kantor Pusat DJP maupun yang dilakukan oleh KPP Pratama Yogyakarta kepada masyarakat sudah cukup

baik? Jawab:

Ya, sosialisasi yang dilakukan sudah cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari spanduk yang dipasang serta beragam souvenir SPN berupa pin, pena, stiker, payung, dsb yang diberikan untuk menarik minat masyarakat dalam program

SPN.

6. Dari 4 (empat) kategori Formulir Isian Sensus, yang manakah yang mendominasi?

Jawab:

Yang mendominasi adalah kategori 1, yaitu responden dapat ditemui di lokasi sensus dan bersedia menjawab dan menandatangani FIS. Untuk kategori 2,

responden dapat ditemui di lokasi sensus, akan tetapi tidak bersedia menjawab dan menandatangani FIS, biasanya adalah pegawai yang beralasan tidak mempunyai kewenangan untuk menjawab. Pada akhirnya, FIS kategori 2 ini

dapat berubah menjadi kategori 1 karena Tim UPS mendatangi responden tersebut dan bertemu dengan pemilik usaha secara langsung. Untuk FIS kategori

3, yaitu responden tidak berada di tempat saat pencacahan, akan tetapi ada pihak yang memiliki hubungan dengan responden, tidak ditemukan sama sekali. Untuk FIS kategori 4, yaitu objek sensus tidak/belum berpenghuni, sangat sedikit

jumlahnya.

7. Apakah target pencapaian FIS terpenuhi? Jawab:

Ya, target 5.500 FIS terpenuhi, bahkan melebihi. Realisasi FIS SPN Tahap I

adalah 5.501 FIS yang diperoleh dari 5.877 responden.

8. Apakah SPN membantu pembuatan mapping Wajib Pajak? Jawab:

Ya, adanya SPN cukup membantu AR dalam pengenalan wilayah kerjanya

masing-masing sehingga pembuatan mapping Wajib Pajak dan potensi

perpajakan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Namun, sampai saat ini (Juli

2012) mapping terbaru setelah pelaksanaan SPN Tahap I belum selesai dibuat

mengingat sebagian besar AR masih disibukkan dengan SPN Tahap II dan

kegiatan kantor lainnya.

9. Kendala atau hambatan apa saja yang dihadapi selama pelaksanaan SPN? Jawab:

Kendala yang dihadapi hampir tidak ada karena Tim UPS sudah melaksanakan

kerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti pihak kelurahan sebagai

pendamping. Sebelum sensus dimulai, para warga sudah diberitahu pihak

Page 98: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

kelurahan bahwa akan dilaksanakan sensus di wilayah tersebut sehingga sensus

dapat berjalan dengan lancar.

10. Saat ini (Juli 2012) sedang dilaksanakan SPN Tahap II. Dari SPN Tahap I yang telah dilakukan, adakah perubahan atau peningkatan yang terjadi?

Jawab:

Secara umum tidak banyak yang berubah. Perubahan yang ada, jika dulu target FIS hanya 5.500, sekarang meningkat menjadi 15.000 FIS. Sebenarnya hal itu sebanding dengan jangka waktu yang diberikan. Jika dulu hanya dilaksanakan

dalam waktu 2 (dua) bulan, sekarang dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan. Untuk teknis dan prosedur SPN Tahap II tidak ada yang berubah dari SPN Tahap

I.

B. Wawancara II

Narasumber : Bapak Sukardi

Jabatan : Account Representative Seksi Waskon IV

Waktu wawancara : Rabu, 4 Juli 2012 pukul 16.30 WIB

1. Apakah Bapak turut serta dalam Sensus Pajak Nasional Tahap I yang

dilaksanakan pada bulan Oktober s.d. November 2011? Jawab:

Ya, saya turut terjun ke lapangan sebagai Ketua Tim UPS untuk Blok 003

Kelurahan Sosromenduran, yaitu Tim 8.

2. Apakah Sensus Pajak Nasional Tahap I berjalan sesuai dengan rencana? Jawab:

Untuk KPP Pratama Yogyakarta, SPN Tahap I sudah berjalan sesuai dengan

rencana dan dapat dilaksanakan tepat waktu.

3. Bagaimana respon masyarakat terhadap SPN? Jawab:

Cukup bagus, walaupun banyak juga masyarakat yang masih memandang negatif

pegawai pajak mengingat banyaknya kasus-kasus korupsi dan penyuapan yang dilakukan oleh beberapa oknum pegawai pajak, seperti Gayus Tambunan. Saya

sendiri sudah kebal terhadap hal-hal seperti itu, jadi saya jalankan saja tugas sesuai perintah.

4. Apakah SPN cukup berkontribusi terhadap peningkatan penerimaan PPh orang pribadi dan peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP

Pratama Yogyakarta? Jika membantu, berapa persentase kontribusinya? Jawab:

Belum ada kontribusinya. Pada kenyataannya, SPN hanya sampai sebatas pada

perekaman FIS, belum ada aplikasi tindak lanjutnya.

Page 99: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

5. Apakah sosialisasi tentang SPN yang dilakukan oleh Kantor Pusat DJP maupun yang dilakukan oleh KPP Pratama Yogyakarta kepada masyarakat sudah cukup

baik? Jawab:

Ya, sosialisasi yang dilakukan sudah cukup baik.

6. Dari 4 (empat) kategori Formulir Isian Sensus, yang manakah yang

mendominasi? Jawab:

Yang mendominasi adalah kategori 1, yaitu responden dapat ditemui di lokasi sensus dan bersedia menjawab dan menandatangani FIS. Untuk kategori 2, responden dapat ditemui di lokasi sensus, akan tetapi tidak bersedia menjawab

dan menandatangani FIS, biasanya adalah pegawai yang beralasan tidak mempunyai kewenangan untuk menjawab. Pada akhirnya, FIS kategori 2 ini

dapat berubah menjadi kategori 1 karena Tim UPS mendatangi responden tersebut dan bertemu dengan pemilik usaha secara langsung. Untuk FIS kategori 3, yaitu responden tidak berada di tempat saat pencacahan, akan tetapi ada pihak

yang memiliki hubungan dengan responden, ditemukan tetapi hanya beberapa. Untuk FIS kategori 4, yaitu objek sensus tidak/belum berpenghuni, tidak ada

sama sekali.

7. Apakah target pencapaian FIS terpenuhi?

Jawab:

Ya, target 5.500 FIS terpenuhi, bahkan melebihi. Realisasi FIS SPN Tahap I

adalah 5.501 FIS yang diperoleh dari 5.877 responden.

8. Apakah SPN membantu pembuatan mapping Wajib Pajak? Jawab:

Ya, adanya SPN cukup membantu AR dalam pengenalan wilayah kerjanya

masing-masing sehingga pembuatan mapping Wajib Pajak dan potensi

perpajakan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

9. Kendala atau hambatan apa saja yang dihadapi selama pelaksanaan SPN? Jawab:

Yang cukup signifikan mungkin hanya respon awal masyarakat yang masih

antipati terhadap pajak, apalagi saat ini banyak terkuak oknum-oknum pegawai

pajak yang nakal. Adanya kasus Gayus itu cukup signifikan efeknya terhadap

DJP. Diharapkan, adanya SPN bisa menjadi media sosialisasi bagi Wajib Pajak

dan pemulihan citra DJP di mata masyarakat.

10. Saat ini (Juli 2012) sedang dilaksanakan SPN Tahap II. Dari SPN Tahap I yang telah dilakukan, adakah perubahan atau peningkatan yang terjadi?

Jawab:

Page 100: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

Perubahan yang ada, jika dulu target FIS hanya 5.500, sekarang meningkat menjadi 15.000 FIS. Sebenarnya hal itu sebanding dengan jangka waktu yang

diberikan. Jika dulu hanya dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) bulan, sekarang dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan. Untuk teknis dan prosedur SPN

Tahap II tidak ada yang berubah dari SPN Tahap I.

C. Wawancara III

Narasumber : Ibu Dewi Apri Meisari dan Ibu Theresia Setyawati

Jabatan : Account Representative Seksi Waskon II

Waktu wawancara : Kamis, 5 Juli 2012 pukul 16.00 WIB

1. Apakah Ibu turut serta dalam Sensus Pajak Nasional Tahap I yang dilaksanakan

pada bulan Oktober s.d. November 2011? Jawab:

Ya, saya (Ibu Dewi) sebagai Ketua Tim UPS untuk Blok 006 Kelurahan

Sosromenduran, yaitu Tim 11, sedangkan Ibu Wati sebagai Ketua Tim UPS untuk Blok 002 Kelurahan Ngupasan.

2. Apakah SPN cukup berkontribusi terhadap peningkatan penerimaan PPh orang

pribadi dan peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP

Pratama Yogyakarta? Jika membantu, berapa persentase kontribusinya? Jawab:

Belum ada kontribusinya. Pada kenyataannya, SPN hanya sampai sebatas pada perekaman FIS, belum ada aplikasi tindak lanjutnya.

3. Dari 4 (empat) kategori Formulir Isian Sensus, yang manakah yang mendominasi?

Jawab:

Yang mendominasi adalah kategori 1, yaitu responden dapat ditemui di lokasi sensus dan bersedia menjawab dan menandatangani FIS. Untuk kategori yang

lain (2, 3, dan 4) ada, tapi hanya sedikit.

4. Apakah SPN membantu pembuatan mapping Wajib Pajak? Jawab:

Ya, adanya SPN cukup membantu AR dalam pengenalan wilayah kerjanya

masing-masing sehingga pembuatan mapping Wajib Pajak dan potensi

perpajakan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Page 101: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

D. Wawancara IV

Narasumber : Bapak Farid Hidayat

Jabatan : Kepala Seksi Waskon IV

Waktu wawancara : Jumat, 6 Juli 2012 pukul 10.00 WIB

1. Apakah Bapak turut serta dalam Sensus Pajak Nasional Tahap I yang dilaksanakan pada bulan Oktober s.d. November 2011?

Jawab:

Ya, saya sebagai Ketua Sekretariat SPN Tahap I di KPP Pratama Yogykarta

2. Apakah Sensus Pajak Nasional Tahap I berjalan sesuai dengan rencana? Jawab:

Untuk KPP Pratama Yogyakarta, SPN Tahap I sudah berjalan sesuai dengan rencana dan dapat dilaksanakan tepat waktu.

3. Apakah SPN cukup berkontribusi terhadap peningkatan penerimaan PPh orang pribadi dan peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP

Pratama Yogyakarta? Jika membantu, berapa persentase kontribusinya? Jawab:

Sesuai rencana awal, SPN Tahap I cukup membantu pencapaian target

penerimaan KPP Pratama Yogyakarta pada tahun 2011, walaupun belum terlalu signifikan. Namun, tren peningkatan sudah terlihat. Begitu pula dengan

peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar, cukup signifikan pada bulan-bulan pelaksanaan SPN.

4. Apakah sosialisasi tentang SPN yang dilakukan oleh Kantor Pusat DJP maupun yang dilakukan oleh KPP Pratama Yogyakarta kepada masyarakat sudah cukup

baik? Jawab:

Ya, sosialisasi yang dilakukan sudah cukup baik.

5. Dari 4 (empat) kategori Formulir Isian Sensus, yang manakah yang

mendominasi? Jawab:

Alhamdulilah yang mendominasi adalah kategori 1, yaitu responden dapat

ditemui di lokasi sensus dan bersedia menjawab dan menandatangani FIS. Untuk kategori (responden dapat ditemui di lokasi sensus, akan tetapi tidak bersedia

menjawab dan menandatangani FIS), kategori 3 (responden tidak berada di tempat saat pencacahan, akan tetapi ada pihak yang memiliki hubungan dengan responden), dan kategori 4 (objek sensus tidak/belum berpenghuni), ada tapi

hanya sedikit.

6. Apakah target pencapaian FIS terpenuhi? Jawab:

Page 102: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

Ya, target 5.500 FIS terpenuhi, bahkan melebihi. Realisasi FIS SPN Tahap I

adalah 5.501 FIS yang diperoleh dari 5.877 responden. Malah, sebenarnya kalau

diteruskan justru lebih baik.

7. Apakah SPN membantu pembuatan mapping Wajib Pajak? Jawab:

Ya, adanya SPN cukup membantu AR dalam pengenalan wilayah kerjanya

masing-masing sehingga pembuatan mapping Wajib Pajak dan potensi

perpajakan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

8. Kapan pembuatan mapping dilaksanakan? Apakah ada ketentuan dalam jangka

waktu tertentu, Account Representative harus melakukan updating terhadap

mapping?

Jawab:

Tidak ada ketentuan yang mengatur hal tersebut, namun sebaiknya mapping

dibuat minimal setahun sekali. Untuk tahun 2011 sudah dibuat pada pertengahan

tahun, sedangkan untuk tahun 2012 belum selesai dibuat dikarenakan data-data

yang terkumpul perlu disinkronkan lagi.

9. Untuk pelaksanaan SPN, apakah KPP Pratama Yogyakarta bekerja sama dengan

BPS (Badan Pusat Statistik) dalam pengumpulan basis data responden serta

tenaga outsorcing sebagai petugas pelaksana sensus?

Jawab:

Tidak, KPP Pratama Yogyakarta bekerja secara mandiri, baik dalam

pengumpulan basis data responden sensus maupun sebagai petugas pelaksana sensus. Pegawai yang ada dianggap sudah cukup sehingga tidak menggunakan tenaga tambahan dari instansi lain.

10. Kendala atau hambatan apa saja yang dihadapi selama pelaksanaan SPN?

Jawab:

Secara umum tidak ada hambatan berarti dalam pelaksanaan SPN Tahap I. Mungkin karena program tersebut masih baru, diperlukan persiapan panjang sebelum pelaksanaan di lapangan. Namun itu wajar.

11. Saat ini (Juli 2012) sedang dilaksanakan SPN Tahap II. Dari SPN Tahap I yang

telah dilakukan, adakah perubahan atau peningkatan yang terjadi? Jawab:

Perubahan yang ada, jika dulu target FIS hanya 5.500, sekarang meningkat

menjadi 15.000 FIS. Sebenarnya hal itu sebanding dengan jangka waktu yang diberikan. Jika dulu hanya dilaksanakan dalam waktu 2 (dua) bulan, sekarang

Page 103: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan. Untuk teknis dan prosedur SPN Tahap II tidak ada yang berubah dari SPN Tahap I.

E. Wawancara V

Narasumber : Iwang Kurniawan

Jabatan : Operator Console

Waktu wawancara : Jumat, 6 Juli 2012 pukul 16.00 WIB

1. Apakah Bapak turut serta dalam Sensus Pajak Nasional Tahap I yang dilaksanakan pada bulan Oktober s.d. November 2011?

Jawab:

Ya, saya turut terjun ke lapangan sebagai Anggota Tim UPS untuk Blok 007 Kelurahan Sosromenduran, yaitu Tim 12.

2. Apakah SPN cukup berkontribusi terhadap peningkatan penerimaan PPh orang

pribadi dan peningkatan jumlah Wajib Pajak orang pribadi terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta? Jika membantu, berapa persentase kontribusinya?

Jawab:

Menurut saya sampai sejauh ini belum ada kontribusinya secara langsung.

3. Setelah FIS terkumpul, dilaksanakan perekaman data. Apakah ada kendala dalam proses tersebut?

Jawab:

Kendala yang ada hanya keterbatasan komputer sebagai sarana perekaman FIS

saja. Sebagian komputer yang ada di KPP Pratama Yogyakarta, terutama di Seksi

PDI sudah cukup lama digunakan sehingga saat ini kinerjanya tidak maksimal.

4. Bagaimana pemanfaatan data hasil SPN Tahap I? Siapa saja yang boleh

mengakses data tersebut? Jawab:

Sampai saat ini (Juli 2012), aplikasi pemanfaatan data hasil sensus tersebut belum ada. Seharusnya, jika melihat grand design SPN, aplikasi tersebut

digunakan dalam tahap akhir SPN. Namun, karena Kantor Pusat DJP belum memberikan aplikasi tersebut, pelaksanaan SPN hanya sampai sebatas

perekaman FIS saja. Padahal, data yang terkumpul dalam database tersebut sangat potensial untuk meningkatkan penerimaan pajak dan menjaring Wajib Pajak baru. Yang boleh mengakses adalah pihak-pihak terkait dalam internal

KPP Pratama Yogyakarta, seperti Account Representative dan kepala seksi, terutama Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan, Kepala Seksi Pengolahan Data

dan Informasi, serta Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

Page 104: 2012_pajak_ahmad Syafaruddin Khoirur Rizqi_analisis Efektivitas Sensus Pajak Nasional (Versi Halaman II & III Scan)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : AHMAD SYAFARUDDIN

KHOIRUR RIZQI

NPM : 093020007237

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

TEMPAT TANGGAL LAHIR : YOGYAKARTA, 24 AGUSTUS 1991

AGAMA : ISLAM

ALAMAT RUMAH : JALAN IMOGIRI BARAT KM 8, SUDIMORO

RT 01 TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL,

DIY 55186

ALAMAT E-MAIL : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. SD NEGERI PUJOKUSUMAN II YOGYAKARTA

Lulus berijazah tahun 2003

2. SMP NEGERI 5 YOGYAKARTA

Lulus berijazah tahun 2006

3. SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA

Lulus berijazah tahun 2009

4. PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDONESIA

5. PRODIP III KEUANGAN SPESIALISASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN

Tahun 2009 s.d. sekarang (2012)