2 - sistem informasi geografis untuk-mengetahui tingkat pencemaran limbah pabrik
DESCRIPTION
SIGTRANSCRIPT
ISSN 1858-4667 JURNAL LINK Vol 17/No. 2/September 2012
2-1
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENGETAHUI
TINGKAT PENCEMARAN LIMBAH PABRIK
DI KABUPATEN SIDOARJO
Hersa Farida Qoriani
Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama Surabaya
Abstrak
Pengembangan sistem informasi geografis berbasis web untuk aplikasi pencemaran lingkungan saat
ini masih sangat terbatas, khususnya di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo
marupakan salah satu Kota industri di Jawa Timur, sehingga keadaan potensi alamnya telah
tercemar oleh limbahlimbah perusahaan yang ada di daerahnya. Sampai saat ini, Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Kabupaten Sidoarjo belum ada fasilitas untuk
melakukan pencarian data perusahaan, pengolahan hasil survei pencemaran maupun pencatatan
pencemaran tiap periode. Hal ini disebabkan karena data masih disimpan dalam bentuk arsip
maupun komputer secara manual. Olehsebab itu Sistem Informasi Geografis untuk mengetahui
tingkat pencemaran limbah pabrik sangat diperlukan demi mengenfesiensi waktu dan mempermudah
dalam input data. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan ketentuan baku mutu limbah cair
kawasan industri surat keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no: 03/MENLH/1998 tanggal
15Januari1998. Dengan perhitungan ini dapat diketahui tingkat pencemaran limbah cair yang
dihasilkan pabrik dikawasan Sidoarjo. Dengan sistem informasi geografis ini petugas BAPEDAL
dapat menginputkan data perusahaan, data hasil survei pencemaran limbah di lapangan dan laporan
pencemaran tiap periode. Sehingga dengan aplikasi ini diharapkan dapat memepermudah dalam
proses pendataan perusahaan yang dapat mencemarkan lingkungan di Kabupaten Sidoarjo.
Kata Kunci : GIS, Pencemaran, Perusahaan, Limbah
Hersa, Sistem Informasi Geografis…
2-2
Pendahuluan
Pesatnya perkembangan teknologi, pada saat
ini telah mendorong pergerakan dan perubahan
kehidupan masyarakat, organisasi maupun
perekonomian di suatu negara, tidak terkecuali di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat secara nyata dengan
adanya pembangunan yang sangat cepat, contohnya
perumahan, pertokoan maupun industri skala besar.
Dari segi positif masyarakat dapat menikmati hasil
produksi barang maupun jasa, namun dengan
banyaknya pembangunan tersebut, otomatis juga
muncul kendala baru yang dihadapi oleh alam
sekitarnya yaitu kerusakan lingkungan, sebagai contoh
adalah pencemaran lingkungan.
Didalam Al-Qur`an tanggung jawab manusia
untuk memelihara lingkungan hidup di ulang berkali-
kali, dan larangan merusak lingkungan dinyatakan
dengan jelas. Manusia telah diperingatkan Allah SWT
dan Rasul-Nya agar jangan melakukan kerusakan di
bumi, akan tetapi manusia mengingkarinya.
Keingkaran manusia disebabkan karena
kedholiman dan keserakahannya, dan mereka
mengingkari petunjuk Allah SWT dalam mengelola
bumi ini. Sehingga terjadilah bencana alam dan
kerusakan di bumi karena ulah tangan manusia.
Mengingat permasalahan di atas maka muncul
kendala yang harus dihadapi masyarakat sekitar
maupun instansi pemerintah, yang menangani hal
tersebut. Pencemaran lingkungan merupakan masalah
kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan,
karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan
kehidupan manusia. Setiap orang bisa berperan serta
dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan
ini. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita
sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.
Dalam penelitian ini penulis mencoba
memberikan alternatif metode untuk mengetahui
dimana sumber pencemaran lingkungan dan daerah-
daerah yang sudah mengalami pencemaran oleh limbah
yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik, dengan
menggunakan Geographical Information System (GIS).
Berawal dari pengamatan penulis dari Badan
Pengawasan Dampak Lingkungan (BAPEDAL),
Sidoarjo termasuk daerah yang menarik untuk diamati
persoalan lingkungannya. Keadaan potensi alamnya
telah tercemar oleh limbah-limbah perusahaan yang
ada di daerahnya. Yaitu kedaannya airnya yang
tercemar sehingga produktivitas lingkungan menurun.
Salah satu cara untuk mengetahui perusahaan yang
dapat mencemarkan lingkungan dengan menggunakan
sistem informasi geografis yang tersentralisasi, dimana
kondisi pencemaran limbah pabrik yang ada di Sidoarjo
sangatlah tinggi.
Profil Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo, merupakan
sebuah kabupaten di Provinsi Jawa
Timur, Indonesia.Ibu kotanya adalah Sidoarjo. Batas
Utara Kabupaten Sidoarjo adalah Kota Surabaya dan
Kabupaten Gresik, Sebelah Timur adalah Selat Madura,
sebelah selatan adalah Kabupaten Pasuruan dan sebelah
barat adalah Kabupaten Mojokerto. Sidoarjo dikenal
sebagai penyangga utama Kota Surabaya, dan termasuk
kawasan Gerbangkertosusila.
Secara geografis Kabupaten Sidoarjo memiliki
luas wilayah 6.256 Ha. Ditinjau dari topografi keadaan
medan sidoarjo berada pada ketinggian antara 23-32 di
atas permukaan air laut.
Wilayah Kabupaten Sidoarjo berada di dataran
rendah.Sidoarjo dikenal dengan sebutan Kota Delta,
karena berada di antara dua sungai besar pecahan Kali
Brantas, yakni Kali Mas dan Kali Porong. Kota Sidoarjo
berada di selatan Surabaya, dan secara geografis kedua
kota ini seolah-olah menyatu.
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran, menurut SK Menteri
Kependudukan Lingkungan Hidup No
02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain
kedalam air atau udara, dan/atau berubahnya tatanan
(komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan
proses alam, sehingga kualitas air atau udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran
terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan
aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian
terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan
baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah
batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan
pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak
menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,
tumbuhan atau benda lainnya. (Bruce Mitchell: 2000)
Sistem Informasi Geografis
GIS atau sistem informasi berbasis pemetaan
dan geografi adalah sebuah alat bantu manajemen
berupa informasi berbantuan komputer yang terkait
dengan sistem pemetaan dan analisis terhadap segala
sesuatu, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka
bumi. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi
pengolahan data berbasis database yang biasa
digunakan, seperti pengambilan data berdasarkan
kebutuhan serta analisis statistic dengan menggunakan
visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang
mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui
gambar-gambar tertentu.
Hersa, Sistem Informasi Geografis…
2-3
Konsep GIS telah diperkenalkan di Indonesia
sejak pertengahan tahun 1980-an., dan kini telah
dimanfaatkan di berbagai bidang baik negeri maupun
swasta. Kemampuan dasar dari GIS adalah
mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti
query, menganalisisnya, dan menyimpan serta
menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan
letak geografisnya. Inilah yang membedakan GIS
dengan sistem informasi lain. Komponen GIS terdiri
atas hardware, software, data, dan user. Dengan adanya
GIS diharapkan tersedia informasi yang cepat, benar
dan akurat tantang keadaan di lingkungannya.
Baku Mutu Limbah Cair
Peraturan tentang baku mutu limbah cair bagi
kawasan industry sudah ditetapkan pemerintah,
berdasarkan surat keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup no: 03/MENLH/1998 tanggal 15-
Januari-1998. Dalam keputusan tersebut dijelaskan
bahwa batas maksimum limbah cair yang diperbolehkan
dibuang ke lingkungan hidup dari suatu Kawasan
Industri tertera pada tabel 2.1 :
Tabel 1.Ketentuan Baku Mutu Limbah Cair
PARAMETER
KADAR
MAKSIMUM
(mg/l)
BEBAN
PENCAMARAN
MAKSIMUM
(kg/hari.Ha)
BOD 50 4,3
COD 100 8,6
TSS 200 17,2
Ph 6,0 – 9,0
Debit limbah cair maksimum
1liter per detik per hektar lahan kawasan yang
terpakai
Keterangan :
a. COD, (Chemical Oxygen Demand), atau
kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi
oksidasi terhadap bahan buangan di dalam
air.
b. BOD (Biological Oxygen Demand), atau
kebutuhan oksigen biologis untuk memecah
bahan buangan di dalam air oleh
mikroorganisme.
c. TSS (Total Suspended Solid) TSS adalah
jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur
yang ada dalam limbah setelah mengalami
penyaringan dengan membran berukuran
0,45 mikron (Sugiharto: 1987)
Penerapan baku mutu limbah cair pada
pembuangan limbah cair melalui penetapan beban
pencemaran maksimum sebagaimana tercantum pada
tabel 1 diatas berdasarkan pada jumlah unsur pencemar
yang terkandung dalam aliran limbah cair. Untuk itu
digunakan perhitungan seperti pada rumus
Keterangan :
BPM = Beban Pencemaran maksimum
yang diperbolehkan, dinyatakan
dalam kg parameter per hari.
(Cm)j = Kadar maksimum parameter
seperti tercantum dalam
lampiran, Keputusan ini,
dinyatakan dalam mg/l.
Dm = Debit Limbah cair maksimum
seperti tercantum dalam
lampiran, dinyatakan dalam L
limbah cair per detik per hectare.
A = Luas lahan kawasan yang
terpakai, dinyatakan dalam
hectare (HA).
f = faktor konversi= 1 𝑘𝑔
1.000.000 𝑚𝑔 ×
24 ×3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
ℎ𝑎𝑟𝑖
Keterangan :
BPA = Beban pencemaran sebenarnya,
dinyatakan dalam kg parameter per
hari
(CA)j = Kadar sebenarnya parameter j,
dinyatakan dalam mg/l.
DA = Debit limbah cair sebenarnya,
dinyatakan dalam liter/detik
F = faktor konversi = 1 𝑘𝑔
1.000.000 𝑚𝑔 ×
24 ×3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
ℎ𝑎𝑟𝑖= 0,086
Data yang diambil dari lapangan untuk penerapan Baku
Mutu Limbah Cair Kawasan Industri adalah :
1. Luas areal kawasan industri yang
terbangun (A) [hectare, HA]
2. Kadar sebenarnya (CA) untuk setiap
parameter [mg/l]
3. Debit limbah hasil pengukuran (DA)
[liter/detik]
Alur Proses
Proses manual pengambilan sampel limbah
dilakukan untuk memperoleh data jenis limbah
ataupun kadar limbah pada perusahaan, adapun
proses pengambilan sampel limbah perusahaan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bapedal mengumpulkan berkas-
berkas pengambilan sampel yang akan
digunakan untuk pengambilan sampel.
BPM = (Cm)j x Dm x A x f
BPA = (CA)j x (DA) x f
Hersa, Sistem Informasi Geografis…
2-4
2. Berkas yang sudah dipersiapkan
diberikan kepada petugas lapangan
pengambilan sampel perusahaan.
3. Petugas langsung mensurvei ke
lapangan dan mengambil sampel limbah yang
selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk
diuji jenis maupun kadar limbah yang
diperoleh.
4. Dari hasil pengujian sampel limbah di
laboratorim nantinya dihasilkan data-data
yang diperlukan, dan kemudian data tersebut
disimpan di berkas yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
Adapun proses-proses diatas dapat dilihat
pada gambar 2
Bapedal Petugas Laboratorium
Start
Berkas
Pengambilan
Sampel
Berkas
Pengambilan
Sampel
Pengambilan
Sampel
Limbah
Data Pengambilan
Sampel
Data Pengambilan
Sampel
Uji
Laboratorium
Data Hasil
Pengujian
Data Hasil
Pengujian
Selesai
Gambar 2. Diagram Proses Manual
PengambilanSampel
Flow Diagram
a. Flow chart input data perusahaan
Proses ini berfungsi untuk
memasukkan data dan profile perusahaan,
dengan urutan proses sebagai berikut:
1. Memasukkan data perusahaan yang belum
disimpan dalam database.
2. Kemudian data di cek apakah sudah
lengkap atau belum, jika belum kembali
inputkan data perusahaan secara lengkap.
3. Setelah data perusahaan dimasukkan secara
lengkap maka disimpan dalam tabel master
perusahaan.
Gambar Flow chart input data perusahaan
dapat dilihat pada gambar 3
Mulai
Input Profil
perusahaan
Cek
perusahaan
Simpan Data
Perusahaan
Input Data lagi
Selesai
Tidak Ada
Ya Ada
Tidak
Gambar 3.Flowchartinput data perusahaan
b. Flow chart input hasil survei
Proses ini berfungsi untuk
memasukkan data hasil survei pencemaran
kandungan limbah perusahaan, dengan
urutan proses sebagai berikut:
1. Memasukkan data hasil survei pencemaran
limbah perusahaan, data ini diambil dari
survei petugas lapangan Badan Pengendali
Dampak Lingkungan (BAPEDAL)
Kabupaten Sidoarjo.
2. Periksa kelengkapan data survei
pencemaran limbah perusahaan.
3. Apabila data hasil survei sudah lengkap,
hitung kadar limbah perusahaan sesuai
dengan beban pencemaran dan parameter
tingkat pencemaran berdasarkan baku mutu
limbah cair kawasan industri surat
keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup no: 03/MENLH/1998.
Gambar Flow chart input hasil survei dapat
dilihat pada gambar 3.3
Hersa, Sistem Informasi Geografis…
2-5
Mulai
Input data
hasil survei
Cek hasil
survei
Input hasil survei
Hitung hasil survei
Simpan hasil
survei
Input data lagi
Selesai
Belum Lengkap
Lengkap
Ya
Tidak
Gambar 4.Flowchartinput hasil survei
Context Diagram
Context Diagram pencemaran
lingkungan merupakan gambaran secara
umum untuk mengidentifikasikan komponen-
komponen sistem informasi yang ada di
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Kabupaten Sidoarjo secara terinci. Pada
sistem informasi geografis pencemaran
lingkungan Kabupaten Sidoarjo, diagram arus
datanya dapat dilihat pada gambar 5
Akses Halaman Web
data petug as
input petugas
diag ram pencemaran
Data Peng ambilan Sample
Data Hasil Survei Limbah
Laporan Hasil Survei
Data Peng g unaan Air
Data Ijin Perusahaan
Data Master Unsur Cemaran Utama
Data Master Jenis Limbah
Data Master Sumber Limbah
Data Master Energ i
Data Master Nama Limbah
Data Master Sumber Air
Data Master Sifat Kimia
Data Master Sifat Komoditi
Data Sarana Peng olah Limbah
Data Media Pembuang an
Data Peng elolaan Limbah
Data Peng g unaan Energ i
Laporan Perusahaan Tiap Periode
Laporan Perusahaan Berpotensi Pencemaran
Data Master Bahan
Data Master Ij in
Data Master Jenis Usaha
Data Master Bentuk Badan Usaha
Data Master Perusahaan1
Sistem Informasi
Geografis
Pencemaran
+
Petug as
Kepala
Bapedal
Administrator
User
Gambar 5.Contex Diagram
Dari konteks diagram Sistem Informasi
Geografis untuk mengetahui tingkat pencemaran limbah
pabrik di Kabupaten Sidoarjo, dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Petugas
Petugas login dengan cara memasukkan
username dan password, lalu sistem akan menampilkan
halaman sysadmin, disinipetugas dapat memasukkan
semua data, antara lain data master,data transaksi dan
data hasil survei. Tetapi petugas disini dibatasi dengan
tidak dapat menambahkannya username baru.
2. Kepala BAPEDAL
Kepala Badan Pengawasan Dampak
Lingkungan (BAPEDAL), disini hanya mendapatkan
laporan-laporan, antara lain laporan perusahaan tiap
periode, laporan perusahaan berpotensi pencemaran dan
laporan hasil survei atau hasil uji laboratorium.
3. Administrator
Seperti halnya petugas, administrator nantinya
login dengan memasukkan username dan password dan
masuk ke halaman sysadmin, selain dapat memasukkan
semua data pencemaran namun administrator nantinya
juga dapat menambahkan dan menghapus username
pada sistem.
Hasil dan Pembahasan
Hasil implementasi interface pada
halaman utama berdasarkan perancangan pada
bab 3 seperti terlihat pada gambar 4.3 dibawah
ini.
Gambar 6. Halaman Utama
Halaman utama website ini adalah
untuk menampilkan berbagai menu informasi
yang ada dalam sistem informasi geografis untuk
pencemaran lingkungan di Kabupaten Sidoarjo.
Pada halaman ini terdiri dari beberapa menu
utama antara lain:
a. Home
Halaman ini adalah halaman yang pertama
kali muncul ketika user maupun admin
mengakses website, yang berisi tentang
tujuan dan manfaat dari sistem informasi
Hersa, Sistem Informasi Geografis…
2-6
geografis pencemaran lingkungan di
kabupaten Sidoarjo.
b. Peta Sidoarjo
Pada halaman ini memuat tampilan peta
Kabupaten Sidoarjo, yang didalamnya
terdapat semua informasi tentang profil
perusahaan, letak perusahaan dan disini juga
dapat diketahui mana perusahaan yang
tercemar oleh limbah, ataupun tidak
tercemar. Untuk membedakan perusahaan
yang tercemar ataupun tidak dapat diketahui
dari warna titik letak perusahaan tersebut,
warna merah menunjukkan perusahaan
tercemar dan warna hijau menunjukkan
pabrik tersebut tidak tercemar, seperti pada
gambar 7.dibawah ini.
Gambar 7. Peta Sidoarjo
Uji Coba Sistem
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah
aplikasi yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik
dan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.
Sebelum melakukan uji coba sistem, terlebih dahulu
mengumpulkan data-data hasil survey di lapangan yang
selanjutnya dilakukan pengujian di laboratorium untuk
diketahui kadar limbahnya. Berikut adalah tabel data-
data hasil pengujian kadar limbah perusahaan setelah
diolah di laboratorium.
Tabel 2.Hasil Uji Air Limbah Perusahaan PG Candi
Paramete
r
Satua
n
Kadar
Maksimu
m (CM)
Kadar di
Lapanga
n (CA)
Debit
Limba
h Cair
(DA) BOD mg/l 50 30 20
COD mg/l 100 30 30
TSS mg/l 200 60 40
Setelah diketahui data hasil pengujian kadar
limbah perusahaan, maka dapat dilakukan uji coba
berikutnya, Fase uji coba ini didapat beberapa level
untuk proses pengujian diantaranya:
Pengujian Sistem Secara Umum
Sebelum memulai untuk menjalankan aplikasi
yang telah dibuat, karena untuk uji coba aplikasi ini
dijalankan di komputer lokal maka kita harus
memastikan bahwa server lokal MapServer 2.2.7 telah
aktif dan berjalan dengan normal. Hal ini sangat penting
karena aplikasi hanya dapat jalan jika web sever lokal
juga jalan (aktif). Setelah web server telah aktif, maka
kita buka browser Internet Explore atau browser yang
lainnya dan kita ketikkan alamat URL sebagai berikut :
http://localhost:8080/sigsidoarjo. Jika setelah
mengakses halaman tersebut didapatkan tampilan
halaman utama, artinya sistem dapat berjalan dengan
lancar, kemudian dapat dilanjutkan dengan pengujian
program.
Functional Testing
Setelah dilakukan pengujian tehadap
komponen-komponen yang mendukung jalannya
aplikasi ini, selanjutya dilakukan pengujian terhadap
fungsi atau kegunaan dari semua bagian dalam aplikasi.
Pengujian ini dilakukan terhadap fungsi – fungsi
pemrosesan data yang sebelumnya telah dirancang dan
dijabarkan dalam bab 3. Diantaranya adalah :
1. Fungsi Pemrosesan Input Hasil Survei
Pada proses ini akan dilakukan uji coba
terhadap fungsi input hasil survei yang kemudian
disimpan dalam tebel kandungan limbah. Pengujian
dilakukan dengan memasukkan variable yang telah
disediakan, pada mulanya pilih variable beban
pencemaran antara lain BPA dan BPM, apabila sudah
dipilih maka secara otomasis rumus perhitungan akan
muncul sesuai dengan variable, setelah itu pilih nama
perusahaan, media penampungan limbah perusahaan
dan parameter limbah, kemudian masukkan data hasil
survei pada rumus perhitungan yang telah disediakan,
inputkan juga tanggal bulan dan tahun survei lapangan
yang telah dilakukan, kemudian klik tombol “Simpan”
untuk menyimpanya. Proses input hasil survei dapat
dilihat pada gambar 8. dibawah ini.
Hersa, Sistem Informasi Geografis…
2-7
Gambar 8. Input Hasil Survei
Setelah data tersebut dimasukkan, maka
tampilan data kandungan limbah baru akan muncul
seperti gambar 9 dibawah ini
Table 9. Input Hasil Survey
1. Uji Coba Input Beberapa Hasil Survey
Pada uji coba ini dilakukan untuk mengetahui
performa aplikasi sitem informasi geografis untuk
mengetahui tingkat pencemaran limbah pabrik di
Kabupaten Sidoarjo secara keseluruhan, data ini
diperoleh dari form input hasil survey pada halaman
sysadmin, data input hasil survey dapat di lihat pada
tabel 10 di bawah ini.
Data hasil perhitungan pada tabel 10
merupakan data setelah diolah di aplikasi sistem
informasi geografis dengan menerapkan rumus baku
mutu limbah cair yang sudah dibahas pada bab
sebelumnya. Data yang diambil dari lapangan untuk
penerapan baku mutu limbah cair adalah luas kawasan
industry yang terbangun, kadar parameter limbah
sebenarnya dan debit limbah hasil lapangan.
2. Fungsi Pemrosesan Grafik Perhitungan
Setelah menginputkan data hasil survei
kandungan limbah, maka pada pengujian ini akan
diperoleh grafik hasil perhitunganya, yaitu dengan cara
memilih nama perusahaan dan tipe pemfilteran
berdasarkan bulan dan tahun. Proses ini dapat dilihat
seperti gambar 11 dibawah ini.
Gambar 11. Input Data Grafik
Setelah data tersebut dipilih, maka akan tampil
grafik baru yang muncul seperti gambar 12 dibawah ini
Hersa, Sistem Informasi Geografis…
2-8
Gambar 12. Grafik Perhitungan
Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan di Kantor
Pengendalian Dampak Lingkungan (KANPEDAL)
Kabupaten Sidoarjo, bahwa dengan adanya aplikasi
Sistem Informasi Geografis ini, akan mempermudah
untuk menginformasikan daerah-daerah yang tercemari
oleh limbah pabrik. Karena dengan peta digital dalam
bentuk database akan lebih mudah diolah dari pada peta
digital yang dalam bentuk gambar digital biasa
Dari aplikasi ini nantinya dapat ditampilkan
peta Kabupaten Sidoarjo, yang didalamnya terdapat
semua informasi tentang profil perusahaan, letak
perusahaan dan disini juga dapat diketahui mana
perusahaan yang tercemar oleh limbah, ataupun tidak
tercemar.
Saran
Dalam aplikasi Sistem Informasi Geografis
untuk mengetahui tingkat pencemaran limbah pabrik di
Kabupaten Sidoarjo ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan
untuk penelitian selanjutnya sistem ini dapat
dikembangkan dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Muhammad. 2006.Tafsir Ibnu Kasir.
Jakarta: Pustaka Imam Syafi`i
Allamah Kamal Faqih dan Tim Ulama. 2004. Tafsir
Nurul Quran: Sebuah Tafsir Sederhana
Menuju Cahaya Al-Quran. Jakarta: Al-Huda
Mitchell, Bruce, 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nuryadin, Ruslan. 2005. Panduan MapServer.
Bandung: Informatika.
Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata sebuah
pengantar perdana. Jakarta: PT. Pradnya
Pramita.
Prahasta, Eddy. 2002. Tutorial ArcView. Bandung:
Informatika.
Prahasta, Eddy. 2006. Membangun Aplikasi Web-based
GIS Dengan MapSever. Bandung:
Informatika.
Sidik, Betha. 2001. Pemprograman Web Dengan PHP.
Bandung:Informatika.
Soemarwoto, Otto. 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup
dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan. Hal.
59.
Syafii, M, 2005. Aplikasi Database Dengan PHP 5
MySQL PostgreSQL Oracle. Yogyakarta:
Andi Offesed.
Tim Penyusun. 2005. Apliksi Server Database
Postgresql. Jakarta:Dian Rakyat
Utami, Ema. 2006. RDBMS dengan PostgreSQL di
GNU/Linux. Yogyakarta: Andi Offsed.