2 perhitungan perencanaan sistem distribusi air minum.pdf
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
1/23
1
PERHITUNGAN PERENCANAANSISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM
1. Umum
Perencanaan jaringan pipa berawal dari penentuan daerah
pelayanan dan perkiraan batas zone zone pelayanan yang ada
didaerah pelayanan. Berdasarkan daerah yang dilayani kemudian
diidentifikasi subyek pemakai air dan kebutuhan air per pemakai air.
Pemakai air dirinci disetiap zone kemudian dihitung kebutuhan air
setiap zone pelayanan. Dari tabulasi kebutuhan air disetiap zone
akan didapat seluruh kebutuhan air didaerah pelayanan.
Karena suatu jaringan pipa perlu direncanakan sampai suatu kurun
waktu tertentu kedepan maka kebutuhan air perlu diproyeksikan
beberapa tahun ke depan. Berdasarkan kebutuhan ini kemudian
direncanakan diameter pipanya.
Perencanaan pipa induk direncanakan berdasarkan kebutuhan air
10-20 tahun ke depan, pipa sekunder atau retikulasi antara 5-10
tahun kedepan sedangkan pipa service diperhitungkan sesuai
dengan sambungan yang akan dipasang 1-2 tahun kedepan.
Dalam suatu pengaliran air disistem distriibusi kebutuhan air dalam
keadaan tidak selalu sama dari waktu ke waktu. Karakteristik
pemakaian air ini sangat tergantung dari budaya pemakaian air
sedangkan budaya pemakaian air ini tergantung dari siklus
kehidupan dari masyarakat pemakai air. Misalnya untuk daerah
pelayanan perumahan yang sebagian besar penduduknya adalah
pegawai yang berangkat ke kantor pagi jam 7.00 dan pulang sore
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
2/23
2
jam 14.00, pemakian air puncak adalah jam 5.00-600 pagi dan jam
16.00 18.00 sore. Sedangkan Pada daerah yang sebagian
penduduknya bekerja lebih siang dan pulang lebih sore akan terjari
pergeseran pemakaian air puncak pagi jam 6.00 7.00 dan jam
18.00 20.00. Sebagai contoh dibawah ini adalah fluktuasi
pemakaian air yang diamati direservoir di Kota Bekasi tahun2004.
Sistem Distribusi distribusi dirancang untuk memenuhi kebutuhan
pada pemakaian air pada saat jam puncak. Sedangkan umumnya
produksi dirancang sesuai dengan debit pemakaian rata rata. Untuk
menjembatani itu sistem distribusi perlu dilengkapi dengan suatu
reservoir penyeimbang atau ballancing reservoir.
ReservoirKonstanA
Produksi Q1 Jaringan Pipa Distribusi
Berflutuasi
Q2
B
Gambar 1. Reservoir ballancing
Cara kerja dari reservoir itu adalah pada saat pemakaian puncak
dimana Q2 lebih besar dari Q1 air dari reservoir di alirkan keluar dan
pada saat pemakaian minimum dimana Q2 lebih kecil dari Q1 dan
reservoir kosong air dari produksi Q1 diisi kereservoir.
Disamping itu reservoir juga merupakan komponen yang terpentingdari suatu jaringan pipa distribusi umumnya direncanakan sesuai
dengan kebutuhan 5 - 10 tahun kedepan.
Komponen lainnya dalam sistem distribusi adalah sambungan
rumah, dimana terdiri dari :
Pipa Service
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
3/23
3
Meter Air dan perlengkapannya
Sambungan rumah merupakan ujung tombak dari usaha suatu
Sistem Air Minum karena dengan dasar pembacaan di meter ini
pendapatan PDAM ditentukan.
2. Proyeksi Pemakai Air
Kebutuhan air bersih suatu kota berinteraksi dengan kegiatan
didaerah pelayanan, lazimnya semakin tinggi tingkat kegiatan
semakin besar kebutuhan akan air. Variabel yang menentukan
besaran kebutuhan akan air antara lain adalah sebagai berikut:
Jumlah penduduk
Jenis kegiatan
standar konsumsi air untuk individu dan kegiatan.
Jumlah sambungan
Kebutuhan akan meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah
penduduk atau kegiatannya, untuk mengantisipasi kebutuhan ini
dilakukan perencanaan dengan melakukan prediksi laju
pertambahan penduduk dan sarana-sarana pendukung
kehidupannya. Perencanaan dapat dilakukan untuk jangka panjang,
menengah dan jangka pendek. Dalam melakukan pembuatan
perencanaan perhitungan selayaknya dilakukan analiasa data sebaik
mungkin.
Jumlah penduduk masa datang diramalkan dengan proyeksi,
kemudian ditentukan kebutuhan perkapitanya. Kedua faktor ini
merupakan parameter penentu kebutuhan air untuk rumah tangga
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
4/23
4
(domestik), selain kebutuhan air untuk non rumah tangga (non
domestik).
Proyeksi kebutuhan air total kota, merupakan penjumlahan dari
kebutuhan air domestik, non domestik, ditambah sejumlah air untuk
kehilangan air yang tidak dapat ditanggulangi baik secara teknis
maupun ekonomis.
Pertambahan penduduk tergantung dari pertumbuhan kota yang
menjadi daerah pelayanan. Adapun pertumbuhan suatu kota
dipengaruhi dua faktor penting, yaitu pertumbuhan ekonomi dan
pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi memungkinkan
tersedianya kesempatan kerja. Hal ini akan meningkatkan daya beli
masyarakat yang kemudian akan menumbuhkan lagi kegiatan
ekonominya yang secara kualitatif akan meningkatkan pula
permintaan akan fasilitas-fasilitas kegiatannya. Pertumbuhan
penduduk secara kuantitatif akan meningkatkan permintaan
terhadap berbagai fasilitas seperti perumahan dan fasilitas lainnya.
Dalam perencanaan skenario pengembangan kota yang terbaru
umumnya telah dituangkan dalam Rencana Umum Tata Ruang
dengan jangka waktu 5-10 tahun. Dengan demikian skenario
pengembangan kota yang dapat dijadikan acuan untuk
pengembangan sistem penyediaan air bersih adalah selama 5-10tahun.
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
5/23
5
3. Pengaruh Skenario Terhadap Kebutuhan Air
Skenario pengembangan kawasan berpengaruh terhadap kebutuhan
air. Hal ini dikarenakan setiap pengembangan selalu ada peran
serta manusia yang pada akhirnya membutuhkan fasilitas-fasilitas
hidup terutama pemukiman. Pemukiman atau perumahan selalu
terkait dengan kebutuhan akan air bersih. Oleh karena itu dalam
perencanaan tata ruang selalu harus dikaitkan antara
pengembangan suatu kawasan dengan fasilitas pendukung berupa
lahan untuk pemukiman dan rencana pemenuhan kebutuhan air
bersihnya. Pengaruh terhadap kebutuhan air secara luas
merupakan beban terhadap lingkungan. Oleh karena itu pemenuhan
kebutuhan tersebut harus dipertimbangkkan dengan menggunakan
sistem penyediaan air bersih yang dibuat secara kolektif dengan
mencari sumber air baku yang memadai. Gambar 2. berikut
menggambarkan pengaruh pengembangan kawasan terhadap
kebutuhan air bersih.
KawasanIndustri
Penin katanEkonomi
Kawasan Membutuhkan air untukPerda . & Jasa ke erluan non domestik
Penin katanFas. Kota
Kawasan Membutuhkan air untuk
Pariwisata domestik dan non domestikPenin katan KawasanPerum. & Pemukiman
Kawasan Membutuhkan air untukPendidikan ke erluan domestik
Gambar 2. Bagan Pengaruh Pengembangan Kawasan
Terhadap Kebutuhan Air Bersih
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
6/23
6
a. Skenario Pengembangan Kawasan Perumahan
dan Pemukiman (KPP)
Pada umumnya kawasan perumahan dan pemukiman di suatu kota
sangat dominan dalam penggunaan lahan. Penggunaan lahan ini
berkisar antara 40 - 60 persen dari luas lahan seluruhnya.
Pertumbuhan kawasan ini (KPP) dalam rencana yang telah disusun
dikembangkan ke arah lahan kosong yang sampai saat ini masih
berupa sawah atau tanah basah.
Pertumbuhan KPP dilaksanakan secara intensif dan ekstensif. Pola
intensif merupakan pola peningkatan kepadatan wilayah hunian yang
telah ada, sedangkan pola ekstensif merupakan pemekaran
kawasan yang biasanya dikembangkan oleh pengusaha
(pengembang). Kedua pola ini akan menyebabkan rumah-rumah
menjadi bersambung antara wilayah yang satu dengan wilayah
lainnya.
Pola intensif menyebar ke seluruh kota di mana lahan-lahan yang
merupakan tanah pekarangan / kebun rumah dibangun untuk
pemukiman.
Pola ekstensif berupa kawasan perumahan yang dikembangkan oleh
pengembang hanya dilakukan di daerah kosong yang meliputi
daerah yang sangat luas.
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
7/23
7
Sedangkan pengembangan individu umumnya paling dominan
dilakukan karena masih banyaknya lahan yang terlalu mahal kalau
hanya dimanfaatkan sebagai tanah pertanian / sawah.
Kepadatan pemukiman yang berbeda akan menimbulkan tingkat
kebutuhan air yang berbeda pula. Hal ini terkait dengan jumlah
penduduk di suatu kawasan dengan tingkat perekonomian yang
dapat dihubungkan antara kemampuan ekonomi dengan kepemilikan
luas lahan rata-rata.
b. Skenario Pengembangan Industri
Umumnya pengembangan kawasan industri yang telah ada dapat
dikembangkan secara intensif maupun ekstensif. Hal ini terkait
dengan harga tanah yang sangat mahal untuk dibangun pabrik-
pabrik baru. Kawasan industri yang dikembangkan secara regional,
tumbuh di sekitar kota di luar wilayah administrasi
c. Skenario Pengembangan Perdagangan dan Jasa
Skenario perkembangan kawasan perdagangan dan jasa dapat
tumbuh secara intensif dengan mengalih fungsikan lahan yang
semula merupakan pemukiman, menjadi tempat perdagangan. Dan
dapat pula ekstensif didaerah baru dan sebagai kegiatan penunjang
untuk suatu perumahan. Hal ini terjadi terutama di jalan-jalan utama
dan sebagian kecil di jalan-jalan menengah..
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
8/23
8
i. Skenario Pengembangan Pariwisata
Perkembangan kota dapat pula didominasi oleh kegiatan pariwisata,
sejalan dengan adanya lokasi atau kegiatan yang menarik
pariwisata. Terkait dengan fungsi kota sebagai kota pariwisata akan
banyak pelancong yang mengunjungi kota sehingga kebutuhan air
untuk penginapan dan tempat pariwisata juga terpicu.
ii. Skenario Pengembangan Pendidikan
Perkembangan kota dapat pula didominasi oleh kegiatan pendidikan
seperti perguruan tinggi. Terkait dengan fungsi kota sebagai kota
pendidikan, banyak pelajar dan mahasiswa yang menuntut ilmu di
kota. Namun tidak semua para urban pendidikan ini tinggal di dalam
wilayah administrasi kota. Banyak yang tetap tinggal di rumah
masing-masing karena transportasi sangat mendukung hal ini terjadi.
Skenario pengembangan kawasan pendidikan yang setara dengan
perguruan tinggi perlu didukung dengan fasilitas tempat tinggal
karena bagaimanapun juga masih banyak mahasiswa dari luar
daerah maupun dari luar propinsi yang masuk ke kota.
4. Proyeksi Jumlah Penduduk
Pertumbuhan penduduk suatu daerah pada dasarnya tergantung
dari :
Vertilitas (kelahiran)
Mortalitas (kematian)
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
9/23
9
Migrasi (perpindahan) penduduk
Pada saat ketiga kejadian tersebut tetap pertumbuhan penduduk
suatu daerah dapat diprediksi pertumbuhannya. Misalnya
pertumbuhan penduduk dimasa yang lalu adalah 2,7%/th dengan
angka yang sama, maka dimasa yang akan datang pertumbuhan
tersebut dapat dikatakan tetap 2,7%/th.
Dengan demikian apabila penduduk kota X pada saat ini (tahun
2004) adalah P2004 yang jumlahnya 100.000 jiwa dan apabila
penduduk tahun depan bertambah 2,7% (i) atau 2,7%x100.000 =
2.700 jiwa maka penduduk tahun depan P2005 adalah 100.000 +
2.700 = 102.700jiwa. Dan seterusnya bertambah sesuai dengan
porsi dari penduduk yang sudah ada. Pertumbuhan ini disebut
pertumbuhan secara eksponensial. Dengan demikian penduduk
tahun ke n setelah tahun ini dapat dicari dengan rumus
P2004+n= P2004(1+i)n. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 1)
Contoh Soal:
Misalnya kita ingin mencari berapa jumlah penduduk tahun 2015
maka n harus dicari ;
n=2015-2004=11
dan penduduk tahun 2015 atau 2004+n adalah
P2015= P2004(1+i)n
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
10/23
10
P2015= 100.000. (1+0,027)11
P2015= 100.000. 1,340525
P2015= 134.053 jiwa
Pada kasus tertentu penduduk suatu daerah tumbuh tidak secara
eksponensial tetapi tumbuh secara linear. Atau dengan kata lain
penduduk yang tumbuh setiap tahunnya sama. Misalnya
berdasarkan data 5 tahun terakhir penduduk kota X bertambah 2.700
jiwa pertahun, pertumbuhan ini kita beri notasi k. Seterusnya
diasumsikan 11 tahun ke depan juga tetap tumbuh 2.700 jiwa
pertahun. Maka penduduk n tahun setelah tahun 2004 adalah:
P2004+n= P2004+ k.n. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 2)
Contoh Soal:
Misalnya kita ingin mencari berapa jumlah penduduk tahun 2015
penduduk tahun 2015 atau 2004+11 adalah
P2015= P2004+ k.n
P2015= 100.000. + 2.700.11
P2015= 100.000+29.700
P2015= 129.700 jiwa
Dalam penyajian umumnya Proyeksi penduduk ini di buat dalam
bentuk grafik seperti pada gambar 3.
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
11/23
11
Gambar 3.3.
Proyeksi Penduduk Kota X
100,000
105,000
110,000
115,000
120,000
125,000130,000
135,000
140,000
2,004
2,006
2,008
2,010
2,012
2,01
4
Tahun
JumlahPenduduk
(jiwa)
Exponensial
Linear
Pada suatu kota yang berkembang secara extensif proyeksipenduduk dengan kedua cara diatas umumnya kurang akurat. Hal ini
disebabkan karena pertambahan penduduk dipengaruhi oleh
penataan ruang kota. Misalnya suatu kota dibangun suatu kawasan
industri yang dilengkapi suatu perumahan pegawai akan mengalami
pertambahan penduduk yang tidak ada hubungannya dengan pola
perkembangan penduduk tahun tahun sebelumnya.
Selanjutnya untuk melacak perkembangan penduduk dimasa yang
akan datang, diprediksi dengan kemungkinan-kemungkinan yang
mendekati kenyataan dengan menanalisa data data pertumbuhan
penduduk terjadi yang mendekati rata-rata berkisar pertahun selama
minimal 5 tahun terakhir dari sumber Biro Pusat Statistik (BPS).
Serta kemungkinan kemungkinan skenario perkembangan kota.
Pertambahan penduduk dimasa yang akan datang (proyeksi) secara
formal tertuang dalam perencanaan Induk kota atau RUTRK, RBWK
dan rencana induk jangka panjang lainnya pada skala kota. Dengan
demikian apabila proyeksi sudah tersedia maka pengutipan proyeksi
untuk perencanaan sistem distribusi tidak perlu dilakukan lagi cukup
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
12/23
12
dilakukan evaluasi kelayakan proyeksinya. Sedangkan kelayakan
proyeksi dapat dilakukan dengan membandingkan data aktual
dengan prediksi hasil proyeksi.
a. Proyeksi Jumlah Sambungan
Umumnya tidak semua penduduk didaerah pelayanan dilayani oleh
sistem distribusi. Untuk daerah pelayanan yang kualitas air sumur
dangkalnya baik pelayanan akan kecil sedangkan daerah pelayanan
dengan kualitas air sumur dangkal yang kurang baik prosentase
pelayanan dapat tinggi.
Dalam perencanaan daerah pelayanan yang akan dijangkau oleh
sistim penyediaan air bersih dirancang dan disesuaikan
berdasarkan:
Urgensi kebutuhan air
Kondisi air tanah dangkal yang ada
Kepadatan hunian
Kemudahan atas penjangkauan sistim daerah pelayanan
efisiensi
Berdasarkan pertimbangan ini dapat di perkirakan prosentase
pelayanan yang wajar. Perencanaan Sambungan meliputi:
Sambungan Rumah Tangga (Domestik)
Sambungan Non Rumah Tangga (Non Domestik)
Sambungan Rumah Tanggadihitung berdasarkan jumlah penduduk
yang dilayani, sedangkan sambungan Non Rumah Tanggadihitung
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
13/23
13
berdasarkan banyaknya kegiatan non rumah tangga yang ada di
kota atau di daerah pelayanan yang diamati.
Sambungan Rumah Tangga
Sambungan Rumah Tangga terdiri dari :
Sambungan Rumah
Sambungan Umum
Sambungan Rumah secara resmi melayani satu rumah tangga
tetapi dalam kasus tertentu dimana pengembangan sambunganterbatas maka sambungan rumah secara tidak resmi melayani
beberapa rumah tangga.
Sedangkan Sambungan Umummelayani secara kolektif beberapa
rumah tangga melalui suatu SambunganHidran Umum (HU) . Dari
hidran umum air kemudian didistribusikan lagi ke rumah tangga
rumah tangga dengan menggunakan gerobak dorong ataupun
dengan diambil sendiri oleh pemakai air. Tetapi ada kalanya secara
tidak resmi pemakai air memasang pipa PE (slang) dari hidran
umum ke rumah pemakai.
Dalam perencanaan proporsi antara sambungan rumah tangga dan
sambungan umum ditentukan berdasarkan kelayakan
pelaksanaannya ataupun berdasarkan kebijakan yang diturunkan.
Misalnya di daerah pelayanan dengan jumlah penduduk dengan
kemampuan keuangan rendah dan padat, seperti di kawasan
kumuh, prosentase hidran umum lebih banyak dari pada sambungan
rumah. Sedangkan pada perumahanan yang dihuni oleh penduduk
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
14/23
14
dengan kemampuan ekonomi menengah keatas sambungan hidran
umum tidak perlu dibangun.
Pada kasus tertentu seperti yang pernah dialami pada dekade tahun
1990 an, prosentase proporsi anatara sambungan rumah dan
sambungan umum ditentukan berdasarkan suatu kebijakan yaitu
SR:HU adalah 80%:20. Pada dekade 2000 an, pada saat pemerintah
menaikan harga bahan bakar dan memberi subsidi untuk air bersih,
subsidi bahan bakar salah satunya dipakai untuk membangun hidran
umum tanpa melihat kelayakan proporsi pelayanan antara SR dan
HU.
A. Sambungan Rumah
Setelah didapat daerah pelayanan yang terkelompok dalam zone
zone pelayanan dan dapat ditentukan pula prosentase pelayanan
dimaing masing zone maka dapat dihitung jumlah sambungan yang
dapat diserap oleh zone zone ini. Jumlah sambungan dihitung
dengan membagi jumlah penduduk dengan jumlah orang yang ada
dalam satu sambungan rumah. Umumnya sambungan rumah tangga
ini dihubungkan pada pipa s/d inchi. Dan beberapa sambungan
rumah terhubung pada pipa service dengan diameter 1 2 inchi.
Misalnya suatu zone pelayanan didalam suatu kota mempunyaipenduduk 5.000 jiwa. Prosentase pelayanan adalah 60% dan
prosentase pelayanan antara SR:HU adalah 90:10 dan diasumsikan
setiap sambungan melayani 5 orang. Maka jumlah sambungan
untuk zone tersebut adalah :
Penduduk yang dilayani : 5.000x60%=3.000 orang
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
15/23
15
Dilayani dengan Sambungan Rumah 3.000x90%=2.700 orang
Maka jumlah sambungan= 2700/5=540 unit
B. Sambungan Umum
Sambungan umum ada yang terdiri dari sambungan yang
mempunya kran banyak (lihat gambar 4.) dan yang mempunyai
tangki penampung yang terbuat dari fiber glass maupun dari bata
(lihat gambar 5.).
Gambar 4. Sambungan Umum Tanpa Tangki pengumpul
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
16/23
16
Gambar 5. Sambungan Umum dengan Tangki pengumpul
Sambungan Umum juga terhubung pada pipa dengan diameter
sampai dengan inchi.
Sambungan Umum jumlahnya dihitung berdasarkan jumlah
pemakainya dengan pemakaian yang terbatas, umumnya 30-50 (liter
per orang per hari (L/o/h) dengan jumlah pemakai antara 50 sampai
dengan 100 orang atau 5 sampai 10 kepala keluarga (KK).
Contoh perhitungan sambungan umum:
Penduduk yang dilayani : 5.000x60%=3.000 orang
Dilayani dengan Sambungan Umum 3.000x10%=300 orang
Maka jumlah sambungan= 300/100=3 unit
Sambungan Non Rumah Tangga
Sambungan Non Rumah Tangga melayani pemakai air yang
kegiatannya secara resmi bukan rumah tangga seperti untuk
pemakai air Sosial (rumah ibadah dan pendidikan), Toko/Niaga,
Penginapan/Hotel, Kantor, industri dan Pelabuhan. Umumnya air
disini air dipakai untuk keperluan kebersihan cuci, bahan baku
proses produksi dan persediaan air di kapal. Pada kasus tertentu
sambungan Non Rumah Tangga juga terdapat kegiatan rumah
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
17/23
17
tangganya seperti pada Rumah Toko (Ruko), atau pun Rumah
Kantor (Rukan).
Umumnya jumlahnya dalam perencanaan disesuaikan dengan
jumlah yang ada diambil dari data BPS ataupun sumber lainnya
sedangkan proyeksi di masa yang akan datang tergantung dari
perkiraan pengembangan permasing masing kegiatan.
Misalnya untuk perkembangan sosial, niaga, hotel dan kantor secara
intensif tergantung dari jumlah penduduk yang ada sehingga
prosentase pertumbuhannya tergantung dari jumlah penduduk.
Secara ekstensif pertumbuhannya dapat mengikuti skenario
perkembangan kota. Sebagai contoh suatu kota yang perkembangan
industrinya pesat tentu juga kegiatan sosial, niaga, hotel dan kantor
juga meningkat.
Sambungan Kebakaran/Hidran kebakaran (lihat gambar 6.)
Sambungan kebakaran adalah suatu pelayanan pengelola air yang
tidak menghasilkan pendapatan dan fungsinya adalah untuk
memmadamkan api bila ada kebakaran. Sambungan ini tersambung
pada pipa induk maupun sekunder yang mempunyai tekanan tinggi
(diatas 5 m) sehingga bila terjadi kebakaran air dapat disemprotkan
pada jarak yang efektif. Jumlah pemadam kebakaran direncanakansesuai dengan resiko terjadinya kebakaran dan perletakannya
disesuaikan dengan panjang pipa/slang kebakaran yang ada. Untuk
daerah pertokoan berjarak antara 100 500 m tergantung dari
kepadatan dan resiko kebakaran.
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
18/23
18
Sedangkan Volume air yang harus disiapkan tergantung dari asumsi
lamanya pemadaman kebakaran dan asumsi luasnya kebakaran.
Gambar 6. Tipikal sambungan/hidran kebakaran
5. Proyeksi Kebutuhan Air
Air pada kegiatan rumah tangga dipakai untuk ;
Memasak
Minum
Kegiatan Mandi
Cuci
Sedangkan untuk kegiatan non rumah tangga air dipakai umumnya
untuk cuci dan prosesn produksi.
Pemakaian air persatuan pengguna bervariasi tergatung pada
tingkat sosial-ekonomi-budaya, cuaca dan pasokan air dari
pengelola air.
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
19/23
19
a. Satuan Kebutuhan Air Domestik
Perkiraan satuan kebutuhan air untuk keperluan domestik dapat dianalisa dari pemakaian air yang tercatat di rekening air perbulannya
yang diambil sampel secara proporsional disuatu daerah pelayanan.
Angka ini kemudian dapat dijadikan patokan satuan kebutuhan air
domestik. Satuan kebutuhan air untuk rumah tangga dijabarkan
menjadi 2 golongan Yaitu Sambungan Umum, dan Sambungan
Rumah Tangga .Untuk sambungan rumah tangga dapat dibagi lagi
menurut sub golongannya.
Pemakaian air untuk sambungan rumah adalah antara 5 24
m3/bulan atau apabila dirumah ada 5 orang maka pemakaian adalah
antara 40 160 l/o/h. Sedangkan untuk pemakaian umum adalah
anatara 20-40 l/o/h. Pada perencanaan umumnya angka tersebut
dipakai dengan terlebih dahulu mempelajari pola pemakaian air.
b. Satuan Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air untuk mememnuhi
sarana-sarana kota, seperti sarana sosial, industri dan niaga.
Perkiraan satuan kebutuhan air tersebut tergantung dari jenis
kegiatan non domestik tersebut. Hal ini dapat dilihat dari rekening
pembanyaran PDAM untuk non domestik.
Satuan kebutuhan air non domestik untuk Sosial, Niaga/Rukodan
Kantorumumnya berkisar antara 25 50 m3 perbulan atau sekitar
0,75 1,60 m3/hari. Sedangkan untuk industri harus dilihat dari jenis
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
20/23
20
industrinya dan pelabuhan dari jumlah dan jenis kapal yang
berlabuh.
Tabel 1. Perkiraan Kebutuhan Air RT
Perkiraan Kebutuhan Air RT (loh)
60020012010080KK/lpd = (UFW25%,1KK=5 jiwa)
4060100120160Total
510151824Pemakaian m3/bln
40Siram/Taman5
2020Kebersihan4
404040Cuci pakaian3
2040404040Mandi2
2020202020Minum/Masak1
HUDesaPantaiDesaIKKKotaUraianNo
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
21/23
21
c. Kehilangan Air
Dalam suatu sistim penyediaan air minum biasanya tidak seluruhnya
air yang diproduksi instalasi sampai kepada konsumen. Biasanya
terdapat kebocoran disana sini yang biasanya disebut kehilangan air.
Kebocoran/kehilangan air yang berasal dari instalasi itu sendiri, pada
pipa distribusi dan sekunder, pada alat meter air, kesalahan
administrasi dan juga untuk pemadam kebakaran/penyiraman tanah.
Kehilangan air pada sistim ini diusahakan sekecil mungkin, di
antaranya dilakukan dengan mengoperasikan instalasi yang benar,
pemasangan sambungan pipa transmisi dan distribusi dengan baik,
penggunaan peralatan meter air yang baik dan ketelitian dalam
laporanadministrasi. Kehilangan air pada dari data pengamatan
umumnya adalah antara 25% sampai 40% hal ini sangat tergantung
dari pola pengelolaannya. Untuk perencanaan ini kehilangan air
dibatasi sebesar lebih kurang 25 % .
d. Hari maksimum
Yaitu dalam periode satu minggu, bulan atau tahun terdapat hari-hari
tertentu dimana pemakaian airnya maksimum. Keadaan ini dicapai
karena adanya pengaruh musim. Pada saat pemakaian demikian
disebut pemakaian hari maksimum. Besarnya faktor hari maksimum
adalah berdasarkan pengamatan karakteristik daerah tersebut
adalah sekitar 110 % dikalikan debit rata rata. Kebutuhan air
produksi direncanakan sama dengan kebutuhan maksimum.
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
22/23
22
e. Hari Kebutuhan Puncak
Yaitu dalam periode satu hari, terdapat jam jam tertentu dimana
pemakaian airnya maksimum. Keadaan ini dicapai karena adanya
pengaruh pola pemakaian air harian (lihat bab 1.). Pada saat
pemakaian demikian disebut pemakaian puncak. Besarnya faktor
puncak adalah berdasarkan pengamatan karakteristik daerah
tersebut adalah sekitar 140-170 % dikalikan debit rata rata.
Kapasitas pipa induk dan retikulasi direncanakan sama dengan
kebutuhan puncak.
f. Rekapitulasi Kebutuhan Air
Total proyeksi kebutuhan air penduduk adalah terdiri dari bagian-
bagian, yaitu kebutuhan air rata rata setelah dihitung kehilangan air ,
dan kebutuhan air pada saat maksimum. Contoh proyeksi kebutuhan
air dipaparkan pada Tabel 1.
-
7/23/2019 2 PERHITUNGAN PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM.pdf
23/23
23
Tabel 1.
Contoh Rekapitulasi Proyeksi Kebutuhan Air per 5 tahun
No Uraian 2003 2 004 2 010 2 015 2 020 2 025
1 Pro eksi Penduduk 189 474 193 831 211 666 232 551 249 289 262 0062 Pro eksi Penduduk an dila ani samb Domestik
2.1 - Kran Umum 1 000 1 148 1 100 2 900 3 100 3 3002.2 - Rumah Tan a A 32 274 35 831 54 510 78 984 84 666 88 9862.3 - Rumah Tan a B 15 240 23 284 24 900 38 832 41 628 88 938
Jumlah : 48 514 60 264 80 510 120 716 129 394 181 224
3 Prosentase Pela anan 25.6% 31.1% 38.0% 51.9% 51.9% 69.2%4 Jumlah Jiwa er Kran Umum 100 100 100 100 100 1005 An ota Keluar a / l / RT Rmh 6 6 6 6 6 66 Pro eksi samb an dila ani
6.1 - Kran Umum 10 11 11 29 31 336.2 - Rumah Tan a A 5 379 5 972 9 085 13 164 14 111 14 8316.3 - Rumah Tan a B 2 540 3 881 4 150 6 472 6 938 14 8236.4 - Sosial 20 27 35 37 37 476.5 - Nia a A 50 55 90 120 140 1506.6 - Nia a B 20 25 60 90 100 1106.7 - Industri 5 10 25 45 55 606.8 - Pelabuhan 1 1 1 1 1 16.9 Jumlah 8 025 9 982 13 457 19 958 21 413 30 055610 Pertambahan umlah sambun an 1 957 3 475 6 501 1 455 8 6427 Konsumsi Air
7.1 - Kran Umum l/o/h 30 30 30 30 30 307.2 - Rumah Tan a A l/o/h 150 150 150 150 150 1507.3 - Rumah Tan a B l/o/h 120 120 120 120 120 1207.4 - Sosial l/h/samb 1 000 1 000 1 000 1 000 1 000 1 0007.5 - Nia a A l/h/samb 2 000 2 000 2 000 2 000 2 000 2 0007.6 - Nia a B l/h/samb 5 000 5 000 5 000 5 000 5 000 5 0007.7 - Industri l/h/samb 5 000 5 000 5 000 5 000 5 000 5 0007.8 - Pelabuhan 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10 0008 Konsumsi Air m3/hr
8.1 - Kran Umum 30 34 33 87 93 998.2 - Rumah Tan a A 4 841 5 375 8 177 11 848 12 700 13 3488.3 - Rumah Tan a B 1 829 2 794 2 988 4 660 4 995 10 6738.4 - Sosial 20 27 35 37 37 478.5 - Nia a A 100 110 180 240 280 3008.6 - Nia a B 100 125 300 450 500 5508.7 - Industri 25 50 125 225 275 300
8.8 - Pelabuhan 10 10 10 10 10 108.9 Jumlah m3/hr 6 955 8 525 11 848 17 556 18 890 25 326810 Jumlah L/dt 80 99 137 203 219 2939 Tin kat Kebocoran 20.0% 20.0% 20.0% 20.0% 20.0% 20.0%10 Produksi Air m3/hr 8 694 10 657 14 809 21 946 23 613 31 65811 Debit Rata rata L/dt 101 123 171 254 273 36612 Produksi=maks da 110 % L/dt 111 136 189 279 301 40313 Debit Puncak L/dt 150 % xrata 151 185 257 381 410 550