2. bab ii kajian pustaka - repository stei

24
9 STEI Indonesia 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Review Hasil Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian skripsi ini, penulis bukanlah yang pertama yang membahas mengenai pengaruh persepsi kemudahan, persepsi manfaat dan persepsi risiko terhadap system pembayaran gopay dalam transaksi Gojek. Ada beberapa referensi penelitian yang ditemukan antara lain : Penelitian pertama dilakukan oleh Priyono (2017) berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi manfaat dan persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap niat penggunaan. Sedangkan persepsi risiko dan kepercayaan berpengaruh negative terhadap niat penggunaan. Penelitian kedua yang dilakukan Khakim (2016) berdasarkan hasil dari penelitian ini menunjukkan persepsi kemudahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Persepsi kemanfaatan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Diptha (2017) Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa Persepsi kemudahan, manfaat, risiko, kepercayaan, dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepuasan menggunakan kartu FLAZZ BCA. Penelitian yang dilakukan oleh Raza et al. (2017) berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa, resistensi secara signifikan dan negatif terkait dengan kemudahan penggunaan yang dirasakan sementara itu, persepsi manfaat berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan,dan persepsi risiko yang dirasakan dan kompatibilitas memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan dan manfaat yang dirasakan, variabel kesadaran berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan, dan persepsi kemudahan berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi kegunaan dan sikap.

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

9 STEI Indonesia

2. BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Review Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian skripsi ini, penulis bukanlah yang pertama

yang membahas mengenai pengaruh persepsi kemudahan, persepsi manfaat dan

persepsi risiko terhadap system pembayaran gopay dalam transaksi Gojek. Ada

beberapa referensi penelitian yang ditemukan antara lain :

Penelitian pertama dilakukan oleh Priyono (2017) berdasarkan hasil

analisis menunjukkan bahwa persepsi manfaat dan persepsi kemudahan

berpengaruh positif terhadap niat penggunaan. Sedangkan persepsi risiko dan

kepercayaan berpengaruh negative terhadap niat penggunaan.

Penelitian kedua yang dilakukan Khakim (2016) berdasarkan hasil dari

penelitian ini menunjukkan persepsi kemudahan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK).

Persepsi kemanfaatan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap

penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Kelompok referensi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan Alat Pembayaran

Menggunakan Kartu (APMK).

Diptha (2017) Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa Persepsi

kemudahan, manfaat, risiko, kepercayaan, dan kualitas produk berpengaruh positif

dan signifikan terhadap tingkat kepuasan menggunakan kartu FLAZZ BCA.

Penelitian yang dilakukan oleh Raza et al. (2017) berdasarkan hasil

analisis menunjukan bahwa, resistensi secara signifikan dan negatif terkait dengan

kemudahan penggunaan yang dirasakan sementara itu, persepsi manfaat

berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan,dan

persepsi risiko yang dirasakan dan kompatibilitas memiliki hubungan positif yang

signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan dan manfaat yang dirasakan,

variabel kesadaran berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi kemudahan

penggunaan, dan persepsi kemudahan berpengaruh positif signifikan terhadap

persepsi kegunaan dan sikap.

Page 2: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

10

STEI Indonesia

Penelitian yang dilakukan oleh Karim (2018) berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa Kegunaan dan Kemudahan Penggunaan secara signifikan

mempengaruhi penerimaan teknologi Gopay. Sedangkan variabel ketiga

Pengalaman tidak. Pengujian lebih lanjut menemukan bahwa penerimaan

teknologi Gopay secara positif mempengaruhi intensitas penggunaan layanan

Gojek.

Penelitian yang dilakukan Lin Liu (2017) berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel niat penerimaan pengguna relatif terkait dengan

risiko yang dirasakan, dirasakan kegunaan, dan emosi positif, multigroup

menemukan bahwa baik emosi positif dan risiko yang dirasakan memiliki

signifikan positif dan dampak negatif pada niat penerimaan pada tahap

pengenalan pasar daripada pertumbuhan pasar, persepsi manfaat yang dirasakan

sangat mengurangi persepsi pengguna tentang risiko.

Bayu Pratama dan Suputra (2019) berdasarkan hasil analisis ditemukan

bahwa persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, dan tingkat

kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan pada minat mahasiswa untuk

menggunakan uang elektronik.

Xiaobei Liang, et al (2018) hasil penelitian ini memberikan bukti empiris

untuk hubungan antara risiko yang dirasakan, kepercayaan dan niat pelanggan

untuk digunakan. Teori ini keduanya memiliki implikasi teoritis dan praktis yang

signifikan. Ini menerapkan teori risiko yang dirasakan dan kepercayaan dalam

situasi Chinses. Dalam praktek, platform ridesharing perlu lebih memperhatikan

keamanan pelanggan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Definisi Persepsi

Persepsi menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah tanggapan

(penerimaan) langsung dari sesuatu. Seperti tindakan menyusun, mengenali, dan

menafsirkan informasi sensoris guna memberikan pemahaman tentang

lingkungan. Dalam arti lain persepsi merupakan cara atau bagaimana seseorang

melihat sesuatu menurut pandangannya sendiri, sedangkan dalam arti luas adalah

tentang bagaimana seseorang memandang atau menilai menurut cara pandang atau

Page 3: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

11

STEI Indonesia

penglihatannya sendiri. Dalam (Jalahuddin, 2010:51), menyatakan bahwa persepsi

merupakan aktivitas intergrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam

diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Maka persepsi adalah dimana konsep

pemrosesan informasi yang terkait dengan konsep ekspektasi suatu individu yang

berdasarkan pada pengetahuan yang dimiliki sebelumnya karena perasaan,

kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman individu yang tidak sama, maka

hasil persepsi mungkin berbeda antara individu satu dengan individu yang lain.

Menurut Robbins dan Timoty, (2003:97) mengemukakan bahwa persepsi

adalah proses di mana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan

sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Namun, apa yang

diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari realitas objektif. Oleh karena

itu, setiap individu mempunyai insentif yang berbeda meskipun objeknya sama,

cara pandang seperti ini lebih penting daripada situasi itu sendiri.

Menurut Slameto (2010:102) yang mendefinisikan bahwa persepsi

merupakan kesan yang diperoleh individu melalui panca indera kemudian di

analisa (di organisir), diinterpretasikan dan kemudian dievalusi sehingga tersebut

memperoleh makna. Ketika individu mendapatkan kesan yang bermanfaat maka

ia akan selalu diingat dan disampaikan pada orang lain. Tetapi, tergantung dari

masing-masing individu pada kemampuan dan keadaan. Dengan demikian

persepsi merupakan proses perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan, arti,

gambaran, atau penginterpretasikan terhadap apa yang dilihat, didengar atau

dirasakan oleh indranya dalam bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau

disebut sebagai perilaku individu.

Sedangkan dalam penelitian lain menurut Luthans dalam Thoha (2010:

143), menjelaskan bahwa persepsi itu lebih kompleks dibandingkan dengan

penginderaan, karena persepsi meliputi proses yang rumit diawali dengan proses

seleksi, penyusunan, dan penafsiran. Adapun Thoha (2010: 145), juga

menerangkan beberapa subproses dalam persepsi dengan istilah yang berbeda,

yaitu stimulus atau situasi yang hadir, registrasi, interpretasi dan umpan balik

(feedback). Walaupun persepsi selalu berpangkal pada kehadiran stimulus, namun

persepsi tergantung pula pada individu yang memberikan persepsi (Martini, 2011:

427).

Page 4: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

12

STEI Indonesia

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Thoha (2010, 149), terdapat berbagai macam faktor-faktor

perhatian yang berasal dari dalam maupun dari luar yang dapat mempengaruhi

proses persepsi. Adapun faktor dari dalam terdiri dari :

1. Proses belajar (learning), Persepsi dibentuk dari proses pemhaman atau

belajar.

2. Motivasi, kebutuhan seseorang yang relevan dengan apa yang dilihatnya

akan mendapat perhatian lebih besar.

3. Kepribadian, masing-masing orang yang berbeda akan berakibat tentang

apa yang diperhatikan dalam suatu situasi.

Faktor dari luar terdiri dari :

1. Intensitas, semakin besar intensitas stimulus dari luar, maka semakin besar

pula hal itu dapat dipahami.

2. Ukuran, semakin besar ukuran suatu objek untuk bisa diketahui atau

dipahami.

3. Keberlawanan atau Kontras, Stimulus luar yang penampilannya

berlawanan dengan latar belakangnya akan menarik banyak perhatian.

4. Pengulangan, stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian

lebih besar dibandingkan yang sekali dilihat. Seperti yang dikatakan

Clifford Morgan, pengulangan akan menambah kepekaan atau

kewaspadaan kita terhadap stimulus.

5. Gerakan, bahwa rang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek

yang bergerak dalam pandangannya dibandingkan obyek yang diam.

6. Baru dan Familier, bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang

sudah dikenal dapat digunakan sebagai penarik perhatian.

2.2.2. Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Dahulu sistem pembayaran dikenal dengan sistem barter yaitu pertukaran antar

barang sesuai dengan kebutuhan dari pelaku barter itu sendiri. Kemudian sistem

Page 5: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

13

STEI Indonesia

tersebut berkembang ketika mulai dikenal adanya satuan tertentu yang memiliki

nilai pembayaran yang dikenal dengan sebtan uang. Hingga saat ini uang masih

menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat.

Selanjutnya sistem pembayaran terus berkembang dari sistem pembayaran tunai

(cash based) ke sistem pembayaran non tunai (non-cash). Selain itu dikenal juga

alat pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran

memakai kartu (card based) seperti kartu kredit, kartu debit, dan kartu prabayar.

Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 23 / 1 / PBI / 2016 Pasal 1 ayat

6 Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga

dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna

memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Media yang

digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari

penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem

yang kompleks dan melibatkan berbagai lembaga lainnya.

Sistem pembayaran menurut Pohan (2011: 70) yaitu suatu sistem yang

melakukan pengaturan kontrak, fasilitas pengoprasian dan mekanisme teknis yang

digunakan untuk penyampaian, pengesahan, dan penerimaan intruksi pembayaran,

serta memenuhi kewajiban pembayaran yang dikumpulkan melalui pertukaran

“nilai” antar perorangan, bank dan lembaga lainnya baik domestik maupun

antarnegara (cross border).

Dengan demikian, sistem pembayaran merupakan salah satu komponen

yang terintegrasi dari fungsi bank sentral lainnya yaitu moneter dan perbankan.

Keberadaan sistem pembayaran yang menjamin aliran dana yang efisien, aman,

handal dan berisiko rendah dapat mempermudah para pelaku ekonomi untuk

melakukan akses terhadap berbagai keperluan pembayaran. Sebaliknya jika sistem

pembayaran mengalami gangguan, maka yang terkena dampaknya adalah sistem

keuangan secara menyeluruh. Selain itu, keberadaan sistem pembayaran yang

efisien dan aman juga merupakan salah satu prasyarat khususnya bagi kelancaran

perdagangan baik di dalam negeri maupun antarnegara serta bagi perekonomian

pada umumnya (Mulyati, 2011:37).

Dalam peraturan Bank Indonesia nomor 18 / 40 / PBI / 2016 Pasal 1 Ayat

7 tentang penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran menjelaskan bahwa

Page 6: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

14

STEI Indonesia

dompet elektronik (Electronic Wallet) yang selanjutnya disebut dompet elektronik

adalah layanan elektronik untuk menyimpan data instrumen pembayaran antara

lain alat pembayaran dengan menggunakan kartu atau uang elektronik, yang dapat

juga menampung dana, untuk melakukan pembayaran. (Bank Indonesia, 2016)

menjelaskan perbedaan dompet elektronik dalam PBI ini dengan uang elektronik

yang telah diatur dalam ketentuan eksisting. Beberapa manfaat atau kelebihan dari

penggunaan dompet elektronik dibandingkan dengan uang tunai maupun alat

pembayaran non tunai lainnya, antara lain: lebih cepat dan nyaman dibandingkan

dengan uang tunai, khususnya untuk transaksi yang bernilai kecil (micro

payment), disebabkan pengguna tidak perlu menyediakan uang pas untuk suatu

transaksi atau harus menyimpan uang kembalian dalam (Hidayati et al., 2011).

Menurut (Akbar, 2018) Berikut merupakan perbedaan antara e-money dan e-

wallet adalah.

E-money adalah uang elektronik yang berbentuk kartu (chip based) yang

dikeluarkan oleh berbagai bank dan lembaga fintech dengan saldo maksimal Rp. 1

juta. Contohnya seperti FlazzBCA, E-money Mandiri, tap cash BNI, JakCard

Bank DKI, Brizzi BRI, Mega Cash, dll. E-money dilengkapi dengan fitur kemanan

sehingga, apabila terjadi kehilangan maka isi saldo bias dibekukan dan bisa

dengan mudah digunakan oleh orang lain. E-money berbasis kartu yang relatif

umum digunakan untuk transaksi nontunai sehari-hari oleh masyarakat. Mulai dari

transaksi di gerbang tol, pembayaran tiket transportasi public seperti Transjakarta

dan Commuterline Jabodetabek.

Sedangkan e-wallet adalah uang elektronik yang berbasis elektronik

(server based) dengan saldo maksimal bisa mencapai Rp.10 juta, contohnya T-

cash Telkomsel, XL tunai, OVO, Gopay, Link-Aja, Dana, dsb. E-wallet

jangkauan penggunaan lebih dominan untuk keperluan belanja secara offline

mauppun online, hingga pembelian pulsa. Namun kelebhan E-wallet dilengkapi

fasilitas transaksi, antara lain: token listrik, tagihan BPJS, tagihan TV berbayar,

dsb. E-wallet juga memungkinkan penggunanya melakukan pencairan saldo

hingga berbagai uang dalam bentuk saldo.

Sedangkan Uang elektronik merupakan pembayaran non tunai yang nilai

uangnya disimpan secara di dalam media server ataupun chip dan dipindahkan

Page 7: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

15

STEI Indonesia

untuk kepentingan pembayaran. Sedangkan dompet elektronik merupakan layanan

elektronik untuk menyimpan data instrument pembayaran antara lain alat

pembayaran dengan menggunakan kartu atau uang elektronik yang dapat

menampung dana untuk melakukan pembayaran. Batas maksimum dana yang

dapat ditampung dalam dompet elektronik adalah sampai dengan Rp. 10.000.000

dan akan diatur dalam surat edaran Bank Indonesia. Menurut Bank Indonesia No.

11/12/PBI/2009 tentang uang elektronik, yang dimaksud dengan uang elektronik

adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Diterbitkan atas dasar uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang

kepada penerbit.

2. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server

atau chip.

3. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan

merupakan penerbit uang elektronik tersebut, dan

4. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh

penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam

undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.

Jadi e-wallet atau dompet elektronik pada dasarnya merupakan bagian dari

e-money juga yang termasuk kategori data disimpan di dalam server (server

based). Dompet elektronik merupakan layanan elektronik untuk menyimpan data

instrumen pembayaran antara lain alat pembayaran dengan menggunakan kartu

atau uang elektronik, yang dapat juga menampung dana untuk melakukan

pembayaran.

2.2.3. Sistem Informasi Akuntansi

Adanya perkembangan teknologi informasi sangat mendukung

terbentuknya sistem akuntansi yang ideal untuk melakukan inovasi – inovasi baru

untuk memudahkan perusahaan mendapatkan informasi. Hal ini memberikan

dorongan pada perusahaan untuk melakukan inovasi baru dalam proses produksi,

penjualan dan pemasaran, maka dari itu setiap perusahaan perlu menerapkan

strategi teknologi yang paling sesuai dengan visi, misi, kondisi perusahaan.

Page 8: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

16

STEI Indonesia

Pada era globalisasi seperti saat ini pemrosesan data secara manual sudah

tidak relevan dan akurat lagi bagi perusahaan, karena sudah tidak mampu

menetralisir kesalahan – kesalahan yang terjadi di dalam perusahaan. Akibatnya

informasi yang dihasilkan tidak akurat lagi untuk dijadikan pengambilan

keputusan. Salah satu pengembangan teknologi informasi yang sering digunakan

oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan operasionalnya saat ini adalah sistem

informasi. Sistem informasi akuntansi yang menjadi suatu bagian yang snagat

penting dalam sistem informasi yang dapat menerima data mentah keuangan dan

memprosesnya menjadi suatu informasi untukkepentingan baik untuk kepentingan

luar dan dalam suatu organisasi. Sistem informasi akuntansi merupakan aktivitas

pendukung yang penting dalam menjalankan aktivitas utama agar lebih efektif dan

efisien.

Sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data keuangan saja, data

non keuangan juga diikutsertakan karena pengambilan keputusan tidak hanya

informasi keuangan saja yang diperlukan, informasi non keuangan tentang suatu

kondisi dan keadaan juga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam

pengambilan keputusan menyediakan laporan keuangan yang relevan dan reliabel

yang dapat digunakan sebagai informasi serta dasar untuk pengambilan keputusan

adalah upaya peningkatan kinerja individual dalam sudut pandang akuntansi

(Putra, 2016). Sistem informasi akuntansi dirancang oleh suatu suatu perusahaan

untuk memenuhi fungsinya guna menghasilkan informasi akuntansi yang relevan,

tepat waktu dan dapat dipercaya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

akuntansi diartikan sebagai komponen perusahaan yang mendukung kegiatan

operasional harian perusahaan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan,

mengolah, menganalisis, dan mengkomunikasikan data transaksi yang terjadi

menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pihak intern maupun ekstern

perusahaan.

Menurut Farida (2016) menyatakan bahwa sebuah sistem informasi

akuntansi tahap pertama yang harus dilakukan adalah memahami aktivitas bisnis

yang akan dilaksanakan oleh aktivitas bisnis tersebut. Kegiatan yang harus

dilakukan oleh sebuah perusahaan dagang mencakup empat siklus transaksi yaitu :

Page 9: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

17

STEI Indonesia

1. Siklus pendapatan, yaitu mencakup transaksi penjualan barang dan jasa

kepada pelanggan dan penerimaan kas dari hasil penjualan tersebut.

2. Siklus pengeluaran, yang mencakup transaksi pembelian barang dan jasa

dan pengeluaran kas untuk pembayaran pembelian barang dan jasa

tersebut untuk pembayaran berbagai macam biaya, seperti biaya sewa,

biaya gaji dan sebagainya.

3. Siklus sumber daya manusia, yaitu mencakup seluruh transaksi yang

berhubungan dengan seleksi, pengangkatan, pelatihan, penempatan, dan

pembayaran gaji karyawan.

4. Siklus keuangan, yang mencakup seluruh transaksi yang berhubungan

dengan investasi modal dalam perusahaan, peminjaman uang, pembayaran

dividen dan bunga dan pelunasan pinjaman.

5. Siklus buku besar dan pelaporan, yang mencakup seluruh aktivitas yang

berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan dan laporan

manajerial lainnya, baik untuk transaksi rutin dan non rutin, maupun

transaksi penyesuaian

2.2.4. Gaya Hidup Masyarakat Jakarta Menggunakan Gopay

Gaya Hidup atau lifestyle merupakan bentuk dari kebutuhan sekunder

manusia yang bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk

mengubah gaya hidupnya. Gaya hidup menjadi upaya untuk membuat dirinya

menjadi eksis dengan cara tertentu dan berbeda dari kelompok lain. Seperti, pada

kasus yang terjadi ketika orang ingin makan, bepergian, mengirim barang ataupun

berbelanja selalu memakai aplikasi Gojek misalnya, karena dinilai lebih cepat,

mudah dan murah. Dalam Yu (23:2011) mendefinisikan bahwa E-lifestyle

dinyatakan sebagai salah satu pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu

dan uangnya melalui internet dan perangkat elektronik, dan e-lifestyle

mencerminkan serangkaian perilaku terhadap kegiatan (e-activity), ketertarikan

(e-interest), opini (e-opinion), dan nilai (e-value).

Dalam penelitian Wijaya (2018) mengatakan bahwa Gaya hidup adalah

fungsi motivasi kosumen (khalayak) dan pengalaman sebelumnya, kelas sosial,

demografi. Gaya hidup merupakan ciri sebuah era modern zaman now. Pada era

Page 10: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

18

STEI Indonesia

masyarakat modern, gaya hidup mempengaruhi cara seseorang untuk

menampilkan dirinya di hadapan lingkungan sosialnya. David Chaney (2011:40)

juga mendefinisikan bahwa gaya hidup membantu memahami apa yang orang

lakukan, mengapa mereka melakukannya dan apakah yang mereka lakukan

bermakna bagi dirinya ataupun orang lain.

Berdasarkan studi McKinsey, fenomena pergeseran gaya hidup masyarakat

modern dapat dilihat dari persentase penggunaan layanan yang berbasis digital

banking yang mencapai 40% untuk saat ini. Banyak hal yang membuat

perkembangan Fintech mampu mempengaruhi gaya hidup masyarakat dunia.

Alasan-alasan tersebut membuat bidang aplikasi Gojek terus tumbuh menjadi

sebuah kebutuhan baru bagi masyarakat. Adrian (2016) menuturkan bahwa yang

akan menjadi konsumer Gojek usianya di kalangan 25 tahun ke atas, berbeda

dengan generasi sebelumnya yang masih suka datang ke bank. Lima tahun ke

depan akan terjadi perubahan bagaimana kita bertransaksi.

Pengguna Gojek di Jakarta rata-rata berada di usia 15 tahun sampai 25

tahun dimana anak sekolah, mahasiswa maupun yang sudah bekerja lebih sering

menggunakan aplikasi Gojek untuk transportasi sehari-hari. Surono, (2017)

mengatakan bahwa sejauh ini jumlah pengguna Gojek lebih banyak di kalangan

perempuan mencapai 69% sedangkan laki-laki mencapai 31% berada di usia

produktif yaitu 20 tahun dan 30 tahun dengan mayoritas tingkat pendidikan S1,

dimana para pengguna merasa aman dan nyaman ketika menggunakan

transportasi berbasis aplikasi, antara lain karena mengetahui identitas pengemudi

dan rute yang terlacak.

2.2.5. Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use)

Menurut Davis dalam Wibowo (2012:55) persepsi tentang kemudahan

penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seorang

percaya, bahwa sistem informasi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan.

Intensitas dan interaksi antara pengguna dengan system juga dapat menunjukkan

kemudahan. Berdasarkan definisinya maka diketahui bahwa persepsi kemudahan

penggunaan (perceived ease of use) merupakan suatu kepercayaan tentang proses

pengambilan keputusan. Dimana seseorang percaya bahwa sistem informasi

Page 11: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

19

STEI Indonesia

tersebut mudah untuk digunakan maka orang tersebut akan menggunakannya

begitupun sebaliknya.

Dalam Harlan (2014: 39) kemudahan diartikan sebagai kepercayaan

individu dimana jika mereka menggunakan teknologi tertentu maka akan bebas

dari upaya. Seperti yang kita ketahui bahwa di era serba modern seperti saat ini,

peran teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari tentunya sangat

berpengaruh. Hal ini tidak terlepas dari aktivitas kita yang kerap kali ditunjang

dengan teknologi yang mampu menjawab tuntutan pekerjaan yang lebih cepat,

mudah, mudah dan menghemat waktu.

Menurut Amijaya (2010:49) mengatakan bahwa kemudahan akan

berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang

kemudahan menggunakan sistem maka semakin tinggi tingkat pemanfaatan

teknologi informasi. Persepsi kemudahan menunjukkan seberapa jauh seorang

pengguna teknologi aplikasi online berpandangan bahwa teknologi tersebut tidak

banyak memerlukan upaya yang rumit. Dengan demikian, masyarakat lebih

banyak menggunakan aplikasi online karena lebih fleksibel dan efisiensi waktu

karena mudah dijangkau dan banyak berkaitan dengan transportasi seperti

busway, KRL, dan Gojek.

Persepsi pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan teknologi

dipengaruhi beberapa faktor :

1. Faktor pertama berfokus pada teknologi itu sendiri, contohnya pengalaman

pengguna terhadap penggunaan teknologi yang sejenis.

2. Faktor kedua adalah reputasi akan teknologi itu sendiri, contohnya

pengalaman reputasi yang baik yang didengar oleh pengguna akan mendorong

keyakinan pengguna terhadap kemudahan penggunaan teknologi tersebut.

3. Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna terhadap kemudahan

menggunakan teknologi adalah tersedianya mekanisme pendukung yang

handal.

Kemudahan diartikan sebagai kepercayaan individu dimana mereka

menggunakan sistem tertentu yang akan bebas dari upaya (Mathieson, 1991). Jadi

jika seseorang percaya bahwa suatu teknologi itu mudah digunakan maka orang

tersebut akan menggunakannya. Sehingga variabel persepsi kemudahan

Page 12: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

20

STEI Indonesia

menunjukkan bahwa suatu sistem dibuat dengan tujuan memberi kemudahan bagi

penggunannya. Suatu sistem yang sering digunakan akan lebih dikenal, dan lebih

mudah digunakan oleh pengguna. Kemudahan penggunaan akan mengurangi

usaha para nasabah dalam mempelajari asal usul dari perilaku berinteraksi.

Penelitian yang dilakukan Thakur dan Mala (2012) dalam Adiutama dan

Santika (2015) menemukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan memiliki

positif dan signifikan dalam niat menggunakan system teknologi informasi yang

lebih besar daripada kegunaan yang dirasakan. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang ada, menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan, kegunaan yang

dirasakan, dan tingkat pendidikan dapat meningkatkan niat berbelanja kembali

(Adiutama dan Santika, 2015). Dalam penelitian (Gefen et al., 2011) beragumen

jika pengembang website berupaya agar website yang dikelolanya menjadi lebih

mudah digunakan dengan navigasi yang lebih mudah dipahami pengguna, maka

dapat diartikan bahwa pengelola website mempunyai komitmen untuk menjaga

hubungan dengan pelanggan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Kemudahan

didefinisikan sebagai suatu keyakinan dimana seseorang berpikir bahwa

penggunaan sistem pembayaran Gopay dapat dengan mudah untuk dipahami,

dipelajari dan digunanakan. Jadi dengan menggunakan sistem pembayaran

elektronik seperti Gopay pelaku percaya dan bebas dari usaha. Hal ini

menunjukan bahwa sistem pembayaran elektronik memberikan kemudahan bagi

pemakai dibandingkan dengan pemakai yang tidak menggunakan system

pembayaran elektronik bahkan akan berlanjut untuk menggunakannya di masa

yang akan datang untuk memperlancar kegiatan bisnis.

2.2.6. Persepsi Manfaat (Perceived Usefulness)

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi diartikan sebagai proses

seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya, sedangkan

kemanfaatan diartikan sebagai hal yang bermanfaat atau berguna, sehingga dapat

ditarik untuk mengetahui beberapa hal bermanfaat dan berguna. Perceived ease of

use, didefinisikan sebagai sejauh mana seorang percaya bahwa menggunakan

suatu teknologi akan bebas dari usaha.

Page 13: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

21

STEI Indonesia

Menurut Jogiyanto (2014: 30) Persepsi Manfaat dapat mempengaruhi

sikap seseorang terhadap penggunaan teknologi karna sebuah system yang mudah

digunakan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dipelajari sehingga

seseorang memiliki kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang lain. Majalah

terkenal The Economist (2015) menyebutkan bahwa kemajuan teknologi dalam

jasa keuangan ini berpotensi mendemokratisasikan keuangan. Paling tidak,

sejumlah teknologi yang bersamaan dengan perangkat akses yang berada di

telapak tangan konsumen. Inovasi teknologi dalam layanan keuangan berkembang

dengan pesat dan cara-cara baru serta memanfaatkan model-model bisnis yang

berbeda.

Kadek (2018) menyatakan bahwa persepsi manfaat menjadi tindakan

alasan berikutnya kebutuhan dasar seperti teori motivasi kebtuhan Maslow, yaitu

Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dar yang paling mendesak

sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, social, harga

diri dan pengaktualisasian diri). Jadi ketika suatu kebutuhan yang mendesak sudah

terpuaskan, maka kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator dan orang

tersebut kemudian akan mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling

penting.

Sebelum mengambil keputusan seseorang memiliki banyak pertimbangan,

salah satunya adalah mempertimbangkan manfaat dari suatu produk atau layanan

akan diambil atau digunakan, seseorang akan menggunakan produk atau layanan

tersebut yang dapat memberikan keuntungan dan manfaat untuk mendukung

kinerja pekerjaan mereka menjadi lebih efektif dan juga dalam hal-hal lain

(Langelo, 2013).

Menurut Davis (2010) persepsi manfaat didefinisikan sebagai sejauh mana

seseorang meyakini bahwa penggunaan system informasi tertentu akan

meningkatkan kinerjannya. Dalam meningkatkan kinerja seseorang melakukan

hasil kerja yang baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh

seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan.

Didalam buku yang berbeda dalam Wibowo (2010:10-20) menjelaskan bahwa

persepsi manfaat merupakan persepsi terhadap kemanfaatan yang didefinisikan

sebagai suatu ukuran yang mana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan

Page 14: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

22

STEI Indonesia

mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Dari definisi diatas

diketahui bahwa kegunaan persepsi manfaat yaitu suatu kepercayaan tentang

proses pengambilan keputusan. Dimana jika seseorang merasa percaya bahwa

sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika

seseorang merasa percaya bahwa sebuah sistem informasi kurang berguna maka

dia tidak akan menggunakannya.

Konsumen sudah tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk

barang akibat pedagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil. Dalam

mengembangkan kinerja pekerjaan kemanfaatan dengan estimasi dua faktor

dibagi menjadi dua kategori lagi yaitu kemanfaatan dan efektifitas, dengan

dimensi masing yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. kemanfaatan meliputi dimensi: (1) menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes

job easier), (2) bermanfaat (usefull), (3) menambah produktifitas (increase

productivity,

2. efektifitas meliputi dimensi: (1) mempertinggi efektifitas (enchange

effectiveness), (2) mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job

performance).

Jadi di dalam hipotesis ini persepsi manfaat dalam Gopay adalah

pandangan pelaku usaha mengenai manfaat yang diperolehnya dalam

menggunakan sistem pembayaran Gopay. Konsep ini juga berkaitan dengan

produktivitas, kinerja tugas atau efektivitas, pentingnya bagi tugas, dan

kebermanfaatan secara keseluruhan. Sebagaimana seseorang yang menggunakan

layanan Gopay apabila teknologi tersebut memberikan pengaruh positif terhadap

bisnisnya dan dapat meningkatkan kinerja.

2.2.7. Persepsi Risiko

Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat

sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Persepsi

konsumen yang dihadapkan dengan konsekuensi yang tidak terduga dan tidak

pasti, beberapa diantaranya cenderung tidak menyenangkan. Ketidakpastian

lingkungan berasal dari jaringan komunikasi teknologi yang berada di luar kendali

Page 15: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

23

STEI Indonesia

pengguna. Bahkan, operator teknologi informasi pun sulit untuk mengendalikan

(Priyono, 2017). Faktor lain yang bisa mempengaruhi minat seseorang adalah

terkait penggunaan dompet elektronik yang bisa saja diakibatkan oleh human

eror, kegagalan system atau tindakan peretas yang berakibat merugikan

penggunanya.

Secara sederhana persepsi risiko disebut suatu bidang ilmu yang

membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam

memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai

pendekatan secara komprehensif dan sistematis (Fahmi, 2012: 56). Dimana

persepsi risiko yang sistematis dalam memahami, mengevaluasi dan menangani

risiko tersebut untuk memaksimalkan peluang tujuan yang dicapai dan

memastikan organisasi, individu dan masyarakat berkelanjutan.

Kotler dan Keller (2010:42) menyatakan jika produk dengan risiko tinggi

memiliki keterbatasan tentang sejauh mana loyalitas pembeli akan berlanjut.

Maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa risiko adalah suatu faktor yang

harus dipertimbangkan bagi konsumen jika ingin menggunakan sesuatu yang akan

mengakibatkan kerugian, karna risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan

terjadinya sesuatu yang merugikan dan tidak diduga atau tidak diinginkan.

Menurut Singleton (2018:65) menjelaskan bahwa jenis risiko lainnya yang

berhubungan dengan ketersediaan sistem atau kerusakan, hingga kegagalan sistem

adalah paling umum atas timbulnya masalah. Sehingga meskipun sistem

pembayaran Gopay banyak memberikan manfaat dan kepraktisan, masyarakat

masih cenderung bersikap skeptis terkait penggunaan aplikasi pembayaran digital.

Persepsi risiko merupakan penaksiran subyektif mengenai probabilitas tipe yang

menspesifikkan kecelakaan yang terjadi dan bagaimana kekhawatiran atau tidak

nyaman akan konsekuensi yang terjadi.

Persepsi risiko mencangkup evaluasi kemungkinan atas konsekuensi dari

akibat yang negatif, tiap orang mempertimbangkan sebelum memutuskan untuk

menggunakan payment, karena cenderung menghindari aplikasi yang rentan

dengan penipuan maupun tingkat keamanan yang rendah, sehingga hal tersebut

mampu mempengaruhi minat seseorang untuk menggunakan sistem pembayaran

Gopay. Risiko yang perlu dihadapi yaitu masih kurang pahamnya pengguna

Page 16: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

24

STEI Indonesia

dalam menggunakan dompet digital seperti pengguna yang tidak menyadari jika

sudah menggunakan 2 kali dalam satu transaksi yang sama sehingga nilai uang

elektronik berkurang lebih besar dari nilai transaksi.

Semakin tinggi tingkat risiko yang dirasakan oleh individu maka semakin

rendah tingkat kepercayaan individu. Sebaliknya semakin rendah tingkat risiko

yang di rasakan oleh individu maka semakin tinggi tingkat kepercayaan individu.

Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur persepsi risiko menurut

Pavlou (2011:77) dalam Rahayu (2018) sebagai berikut:

1. Berupa adanya risiko tertentu

2. Mengalami kerugian

3. Memikiran bahwa berisiko

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat kemungkinan terjadinya risiko yang akan mengalami kerugian

bila saldo Gopay berkurang karna adanya ketidakpastian atas terjadinya suatu

peristiwa, dimana ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan

tumbuhnya risiko baik dari berbagai aktivitas maupun ketika menggunakan

layanan dompet elektronik.

A. Karakteristik Risiko

Menurut Djojosoedarso (2010: 20), karakteristik risiko merupakan

ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa dan merupakan ketidakpastian yang

apabila terjadi akan menimbulkan kerugian. Menurut Djojosoedarso (2010:22)

risiko mempunyai karakteristik, antara lain :

1. Berupa kerugian atas harta milik, kekayaan atau penghasilan. Misalnya

diakibatkan oleh kebakaran, pencurian, pengangguran dan sebagainya.

2. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit atau cacat karena

kecelakaan.

3. Berupa tanggung jawab hukum, misalnya risiko dari perbuatan atau

peristiwa yang merugikan oranglain.

4. Berupa kegiatan karena perubahan keadaan pasar, misalnya terjadi

perubahan harga, perubahan selera konsumen dan sebagainya.

Page 17: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

25

STEI Indonesia

2.2.8. Minat Menggunakan Gopay

Minat adalah suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku

tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku jika memiliki keinginan atau

minat untuk melakukannya (Jogiyanto, 2014:116). Ketika seseorang menilai

bahwa seseuatu akan memiliki manfaat, maka akan menjadi berminat, lalu hal

tersebut akan mendatangkan kepuasan. Maka minat memiliki hubungan dengan

nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya.

Gopay adalah dompet elektronik untuk menyimpan saldo atau Gojek

Credit yang dapat digunakan untuk membayar transaksi-transaksi yang berkaitan

dengan layanan di dalam aplikasi Gojek. Cara mengisi ulang saldo Gopay dapat

melalui pengemudi gojek, mini market atau melalui bank. Merujuk pada Theory

Acceptance Model yang dirancang untuk memprediksi penerimaan atau

penggunaan teknologi oleh pengguna, maka dalam penelitian ini ingin melihat ada

atau tidaknya perbedaan penggunaan Gopay di Cempaka Putih. Penggunaan

Gopay disini adalah kondisi dimana pengguna sudah benar-benar menggunakan

Gopay.

Dalam Maghfira (2018) menyatakan bahwa penggunaan Gopay sendiri

sudah termasuk dalam konteks sistem informasi dimana disebutkan penggunaan

sesungguhnya, dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi durasi waktu

teknologi. Penggunaan sesungguhnya diukur sebagai jumlah waktu yang

digunakan untuk berinteraksi dengan suatu teknologi dan besarnya frekuensi.

Bahkan seseorang yang sudah menggunakan sistem akan merasa puas jika

meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan meningkatkan

produktifitasnya.

Selain itu banyak fitur-fitur yang ada di dalam Gopay, antara lain yaitu:

1. Bayar: Fitur ini merupakan penggabungan dari fitur Scan QR dan Transfer

di versi terdahulu. Fitur ini berguna untuk melakukan transfer saldo gopay

ke sesama pengguna aplikasi gojek, dan melakukan pembayaran di Rekan

Usaha gopay atau di toko online dengan memindai kode QR, atau dengan

menunjukkan Kode gopay pada tampilan scan (khusus untuk pembayaran

di Alfamart).

Page 18: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

26

STEI Indonesia

2. Promo: Fitur ini berguna untuk melihat informasi tentang promo gopay

yang sedang berlangsung.

3. Isi Saldo: Fitur ini digunakan untuk mengisi saldo gopay dengan BCA

OneKlik dan melihat cara isi saldo gopay melalui ATM, Internet Banking,

Mobile Banking, Driver, Alfa Group, dan Pegadaian

4. Mission: Fitur ini digunakan untuk melihat misi-misi yang bisa Anda

lakukan untuk mendapatkan hadiah.

5. Minta: Fitur ini digunakan untuk menampilkan kode QR gopay akun Anda

untuk menerima transfer dari akun gopay lainnya melalui fitur Scan QR.

6. Riwayat: Fitur ini digunakan untuk melihat riwayat transaksi penggunaan

saldo gopay.

7. Tarik: Anda bisa menggunakan fitur ini untuk melakukan tarik tunai

dengan mengirimkan saldo gopay ke rekening akun bank yang telah

terdaftar di akun gopay Anda.

8. Voucher: Anda bisa menggunakan fitur ini untuk menukar kode voucher

yang dimiliki (jika ada). Pastikan Anda memasukkan kode voucher dengan

benar dan voucher masih berlaku.

9. Bills: Fitur ini digunakan untuk menggunakan layanan GO-BILLS.

10. Pulsa: Fitur ini digunakan untuk menggunakan layanan GO-PULSA.

11. Pengaturan: Fitur ini digunakan untuk melihat status upgrade gopay,

mendaftarkan akun bank untuk fitur ‘Tarik’, mengatur PIN gopay Anda,

serta informasi ketentuan layanan gopay.

12. Bantuan: Anda bisa menggunakan fitur ini untuk melihat berbagai

informasi

A. Keuntungan Menggunakan Gopay

Gopay juga memiliki sejumlah fitur umum dan juga keuntungan yang

dapat dinikmati oleh para penggunanya, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Layanan Transaksi Beragam

Dapat melakukan berbagai macam transaksi pembayaran untuk semua

layanan yang tersedia di dalam aplikasi Gojek.

2. Transaksi 24 Jam

Page 19: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

27

STEI Indonesia

Pengguna juga dapat melakukan transaksi pembayaran dengan

menggunakan Gopay kapan saja dan dimana saja selama 24 jam penuh.

3. Menawarkan berbagai promo menarik

Pengguna dapat menikmati berbagai macam promo khusus dan menarik

dari Gojek di setiap kali melakukan transaksi dengan menggunakan

Gopay. Promosi seperti cashback atau diskon menjadi salah satu hal yang

menarik pengguna untuk menggunakan layanan tersebut.

Penawaran pada program seperti Pay Day dari Gopay dapat dirasakan oleh

para pengguna dompet digital. Adapula yang memberikan poin imbalan

serta tambahan produk gratis, seperti T-Cash. Hal itu dapat membantu

meningkatkan arus kas Anda secara marginal.

4. Kemanan Terjamin

Keamanan dalam menggunakan Gopay ini sangatlah terjamin, karena

Gopay menggunakan system yang sangat mutakhir sehingga setiap

transaksi pembayaran saldo dan informasi data diri pengguna akan lebih

aman.

5. Go Points

Terakhir adalah layanan Go Points. Pengguna dapat mengumpulkan token

di setiap kali melakukan transaksi menggunakan Gopay. Token tersebut

nantinya dapat kalian tukar dengan Go Points dan dapatkan juga beragam

voucher menarik dari Gopay.

B. Kelemahan Menggunakan Gopay

1. Layanannya Masih Terbatas

Meskipun menawarkan banyak kemudahan namun layanan Gopay ini

masih terbatas. Gopay ini hanya bisa digunakan untuk merchant yang

sudah bekerja sama dengan penerbit Gopay itu sendiri.

2. Tidak Menawarkan Timbal Balik

Gopay tidak sama dengan rekening bank yang mana jika semakin banyak

uang kita yang didepositkan maka tidak ada bunga sama sekali.

Keunggulannya Gopay tidak membebani biaya administrasi yang mampu

Page 20: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

28

STEI Indonesia

mengurangi saldo dompet kita. Ini artinya uang kita di Gopay tidak akan

berkembang.

3. Cenderung lebih boros

Dengan menggunakan metode cashless, tentu Anda tidak menggunakan

uang dalam bentuk fisik. Hal ini lama kelamaan dapat mengubah

kebiasaan belanja Anda. Ketika membayar dengan uang tunai, anda

tentunya mengeluarkan sejumlah uang secara fisik secara sadar.

Sedangkan ketika anda menggunakan metode cashless, walau Anda tahu

sudah mengeluarkan uang, tetapi transaksi tersebut tidak terjadi secara

fisik. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kesadaran sehingga akan

muncul kecenderungan untuk terus menghabiskan uang dan akhirnya

berujung pada pemborosan.

4. Sulit untuk mengecek saldo

Sulitnya mengecek saldo menjadi kekurangan menggunakan gopay .

Sehingga saat melakukan pembayaran bias jadi konsumen tidak

mengetahui saldonya habis. Seperti, saat membayar di gerbang tol,

pengendara terpaksa meminta bantuan petugas karena tak mengetahui jika

saldonya habis. Akibatnya, terjadi hambatan saat transaksi.

5. Terbatasnya merchant yang bekerja sama dengan penerbit

Belum banyaknya merchant yang menyediakan fasilitas uang elektronik di

Indonesia. Ini membuat seseorang yang memiliki uang elektronik menjadi

tidak maksimal menggunakan kartunya. Bahkan untuk beberapa merchant,

misalnya perusahaan taksi yang sudah menggunakan uang elektronik,

terkadang supirnya menyembunyikan alat ini. Alasannya, mereka tidak

bisa mendapat uang lebih. Berbeda jika dibayar tunai, ada kelebihan uang

yang bisa mereka terima.

2.3. Pengembangan Hipotesis

2.3.1. Pengaruh Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of use) Terhadap

Penggunaan Gopay

TAM adalah suatu model penerimaan sistem informasi yang akan

digunakan oleh pemakai (user) (Jogiyanto, 2014:135). Dimana model TAM ini

Page 21: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

29

STEI Indonesia

sering digunakan oleh pengguna untuk sistem tersebut. TAM dibagi menjadi dua

faktor dalam pemakaian sistem informasi ditentukan oleh Perceived of

Usefullness dan Perceived ease of Use. Ease of use adalah suatu keyakinan

pengguna teknologi tertentu bahwa pengguna menggunakan system teknologi

tersebut akan merasakan atau mendapatkan kemudahan untuk tidak mengeluarkan

tenaga lebih dalam melakukan pekerjaan atau yang lainnya.

Menurut Jogiyanto (2014: 115) Kemudahan didefinisikan sebagai sejauh

mana seorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari

usaha. Kemudahan penggunaan yang sendiri seperti mudah dipelajari, mudah

dipahami, simple dan mudah pengoprasiannya (Jogiyanto, 2014: 129). Dengan

demikian, semakin mudah system penggunaan gopay maka tidak akan

mempersulit seseorang untuk menggunakan gopay.

Menurut penelitian Maghfira (2018), Sitinjak (2019), Pratama (2019),

Rahayu (2018), dan Genady (2018) menunjukkan bahwa persepsi kemudahan

mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap penggunaan sistem

pembayaran Gopay. Berdasarkan penjelasan di atas dan hasil penelitian

sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1: Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use) berpengaruh positif

terhadap penggunaan sistem pembayaran gopay.

2.3.2. Pengaruh Persepsi Manfaat Terhadap Penggunaan Sistem

Pembayaran Gopay

Persepsi Manfaat (Perceived Usefulness) didefinisikan sejauh mana

seseorang percaya, bahwa dalam penggunaan teknologi akan meningkatkan

kinerja pekerjaan Menurut Budiman (2019) menjelaskan mengenai persepsi

manfaat bahwa dengan menggunakan Gopay konsumen akan lebih merasakan

manfaat yang besar ketika biaya yang mereka keluarkan lebih kecil dari pada

manfaat yang mereka peroleh. Pendapat tersebut didukung oleh penelitian

Pratama (2019) yang menyatakan bahwa persepsi manfaat berpengaruh positif

terhadap penggunaan Gopay.

Menurut Adiyanti (2015) dalam Rahayu (2018) mengatakan bahwa

manfaat produk yang baru banyak akan meningkatkan minat pengguna dalam

bertransaksi menggunakan gopay, ketika produk baru tersebut sangat bermanfaat

Page 22: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

30

STEI Indonesia

dalam penggunaanya, maka akan banyak pula pengguna yang semakin tertarik

dalam menggunakan produk baru tersebut. Sehingga manfaat yang diterima oleh

pengguna Gopay diharapkan dapat meningkatkan sistem pembayaran Gopay di

masyarakat atau pengguna Gopay.

Persepsi manfaat dipengaruhi oleh pengaruh social dari lingkungan sekitar,

seperti yang diketahui orang hanya akan melihat sesuatu yang bermanfaat apabila

orang tersebut mengetahui lingkungan terdekatnya juga menggunakan (Gu et al.,

2010). Penelitian tersebut menjelaskan bahwa persepsi manfaat dapat membuat

orang akan menggunakan kembali produk teknologi informasi tersebut. Dalam

ketentuan Bank Indonesia tentang gambaran umum perkembangan pembayaran

non tunai dalam perekonomian Indonesia menerangkan bahwa persepsi manfaat

adalah kemudahan dan kenyamanan, lebih aman dan pengeluaran menjadi lebih

terkendali. Alasan lainnya yaitu jika masyarakat senang dengan produk baru yang

sedang trend serta banyak memberikan manfaat.

Seseorang yang menggunakan produk atau layanan dapat memperoleh

manfaat untuk meningkatkan kinerja pekerjaan mereka menjadi lebih efektif dan

juga dalam hal-hal lain. Semakin tinggi tingkat manfaat yang diterima oleh

pengguna Gopay maka semakin tinggi pula tingkat penggunaan sistem

pembayaran Gopay tersebut. Manfaat yang diperoleh dari Gopay dengan

penawaran transaksi online akan menimbulkan persepsi positif dan negative bagi

pengguna aplikasi Gojek.

Hal ini didukung oleh penelitian Rahayu (2018), Maghfira (2018), dan

Karim (2018) yang menunjukkan bahwa persepsi manfaat berpengaruh signifikan

terhadap penggunaan sistem pembayaran Gopay dan menjadi faktor yang

dipertimbangkan pada pelanggan untuk menggunakan Gopay. Berdasarkan

penjelasan di atas dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

H2 : Persepsi Manfaat (Perceived Usefullnes) berpengaruh positif

terhadap penggunaan sistem pembayaran Gopay.

Page 23: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

31

STEI Indonesia

2.3.3. Pengaruh Persepsi risiko Terhadap Penggunaan Sistem Pembayaran

Gopay

Persepsi risiko merupakan suatu persepsi tentang ketidakpastian dan

konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan dari menggunakan produk atau

layanan. Saat ini terdapat dua ketidakpastian yang muncul dalam teknologi baru:

ketidakpastian lingkungan (environmental uncertainty) dan ketidakpastian

perilaku (behavioural uncertainty) (Pavlou, 2011). Ketidakpastian yang dialami

konsumen bisa terjadi ketika suatu layanan atau produk yang menghadirkan

teknologi tidak menyenangkan. Beberapa konsumen juga memiliki pandangan

tersendiri terhadap sesuatu yang masih tergolong baru. Namun disisi lain

pengguna juga memikirkan mengenai kelemahan e-wallet seperti sistem yang

kurang mendukung atau ketika kita sedang di kota kecil tidak menemukan gerai

dengan mesin pemindai untuk menggunakan e-wallet. Potensi kehilangan maupun

penurunan kemampuan finansial baik yang diakibatkan oleh penyelahgunaan,

penipuan maupun forcemajeur dari kegiatan FinTech. Mengingat berbagai risiko

yang harus dihadapi tersebut maka untuk meminimalisasi risiko, penyelenggaraan

e-money merupakan aspek penting yang harus diatur dalam mewujudkan kerangka

hukum yang kuat serta mampu memberikan jaminan perlindungan terhadap

konsumen dan merchant.

Menururt (Frederich, 2011:77) mengatakan bahwa meskipun e-money

memberikan kemudahan dan menjadi lebih efisien daripada system pembayaran

dengan menggunakan kertas, beberapa faktor yang tidak mendukung hilangnya

system pembayaran dengan kertas. Pertama sangat mahal jika menggunakan

komputer, kartu pembaca dan jaringan telekomunikasi yang diperlukan untuk

membuat uang elektronik menjadi bentuk pembayaran yang dominan. Kedua, alat

pembayaran elektronik mendorong peningkatan kemanan dan pertimbangan

pribadi. Kita sering mendengar dari berita-berita media yang menunjukkan

penelusup masuk mengaskses basis data komputer untuk mengambil informasi

yang tersimpan. Oleh karena itu konsumen khawatir akan kehilangan uang yang

secara mendadak.

Hasil wawancara juga mempertimbangkan keamanan sebagai salah satu

alasan mengapa mereka menggunakan e-wallet. Variabel ini diteliti sebagai salah

Page 24: 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA - Repository STEI

32

STEI Indonesia

satu faktor yang mempengaruhi sikap konsumen penggunaan e-wallet (Miliani

dan purwanegara 2013). Penelitian lain juga menunjukan bahwa hasil dari

variabel risiko berpengaruh negatif terhadap penggunaan ATM (Astuti dan Sakti,

2017). Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa persepsi

berpengaruh negatif terhadap minat individu dalam penggunaan sistem

pembayaran Gopay. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2018),

Priyono (2017), Miliani dan Purwanegara (2013).

H3: Persepsi risiko berpengaruh negatif terhadap sistem penggunaan

pembayaran gopay

2.4. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual