188228845 makalah-ikatan-ion-dan-hidrogen
TRANSCRIPT
MAKALAH
IKATAN KIMIA
“Ikatan Ion dan
Ikatan Hidrogen”
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Ikatan Kimia Semester Ganjil
Dosen Pengampu: Bu Latifah
Kelompok 12:
Dwi Norma Gupitasari 4301411042
Shobirotu Salamah 4301411050
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013
ISI
Ikatan Ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke
atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron
(logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah
melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah
menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini
terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Dalam pelaksanaannya, ikatan ionik akan terbentuk apabila suatu atom memiliki
kemampuan yang tinggi untuk melepaskan elektron dan atom yang lain mempunyai
kemampuan yang cukup tinggi untuk menangkap elektron yang dilepaskan oleh atom yang
pertama itu. Hal ini hanya akan terjadi bila atom yang pertama mempunyai potensial ionisasi
rendah, sehingga mudah melepaskan elektron. Dan atom yang kedua harus memiliki afinitas
elektron yang cukup besar, sehingga mempunyai kemampuan yang cukup besar pula untuk
menangkap elektron tersebut. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa ikatan ionik akan
terbentuk antara dua atom yang berikatan memiliki selisih elektronegativitas cukup besar.
Senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ionik adalah yang
terbentuk oleh reaksi antara unsur yang memiliki orbital terluar s1 dengan unsur yang
memiliki orbital terluar p5. Kedua unsur tersebut memiliki perbedaan elektronegativitas yang
besar. Dalam tabel periodik, unsur-unsur yang umumnya membentuk ikatan ionik adalah
unsur alkali dan alkali tanah (memiliki elektron valensi s1 dan s2) dengan unsur halogen
(memiliki elektron valensi p4 dan p5). Beberapa pengecualian terjadi untuk Flor yang
memiliki elektronegativitas tertinggi, dan atom Cesium (Cs) yang memiliki elektronegativitas
terendah mengakibatkan ikatan yang terbentuk dari kedua atom ini tidak sepenuhnya ionik.
Sebagai contoh, akan ditinjau ikatan kimia yang terjadi antara atom Na dan atom Cl
dalam garam dapur, NaCl. Atom natrium memiliki potensial ionisasi yang rendah sehingga
akan bersifat mudah melepaskan elektron terluarnya, sedangkan atom Cl memiliki
elektronegativitas yang tinggi, sehingga akan bersifat mudah menangkap elektron terluar
dalam atom Na akan ditarik oleh atom Cl. Akibatnya atom Na akan berubah menjadi ion Na+
dan atom Cl akan berubah menjadi ion Cl-, akan terjadi tarik menarik elektrostatik satu sama
lain sesuai dengan hukum coulomb. Berikut penggambaran ikatan ion dengan struktur lewis :
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion
berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Senyawa yang terbentuk dari ikatan ionik
umumnya berupa kristal padat seperti; Natrium Klorida (NaCl), Cesium Klorida (CsCl),
Kalium Bromida (KBr), Natrium Yodida (NaI) dan lainnya.
Penamaan untuk senyawa yang dibangun melalui ikatan ion diberikan dengan
“menyebutkan nama atom logam (kation) dan menyebutkan nama anion ditambahkan dengan
akhiran ida”. Pada Tabel 1. di bawah ini diberikan lambang dan nama atom logam yang
memiliki elektron valensi s1 dan s2 dan p4 dan p5.
Tabel 1. Ikatan ion dan tatanamanya
Sifat-sifat ikatan
ion, antara lain:
1. Merupakan zat padat
dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi. Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801
°C.
2. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar.
3. Rapuh, sehingga hancur jika dipukul.
4. Lelehannya menghantarkan listrik.
5. Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik.
Ikatan Hidrogen
A. Definisi Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen merupakan ikatan antar molekul yang memiliki atom H yang
terikat pada atom yang memiliki keelektronegatifitas yang tinggi. Ikatan Hidrogen juga
dapat didefenisikan sebagai sejenis gaya tarik antarm o l e kul yang terjadi antara dua
muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari
kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari i k a t a n k o v a l e n
dan i k a t a n i o n . Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-dipol dari Van der Waals.
Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal dari sebuah atom hidrogen dalam
sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial negatifnya berasal dari sebuah molekul yang
dibangun oleh atom yang memiliki elektronegatifitas yang besar, seperti atom Flor (F),
Oksigen (O), Nitrogen (N). Muatan parsial negatif tersebut berasal dari pasangan elektron
bebas yang dimilikinya. Perhatikan gambar
Gambar. Muatan
parsial yang berasal
dari atom yang
memiliki pasangan
elektron bebas.
2.2. Asal Mula
Ikatan Hidrogen
Molekul-molekul yang memiliki kelebihan ikatan adalah:
Catatan:
Garis yang
tebal
menunjukkan ikatan berada pada bidang atau pada kertas. Ikatan
putus- putus mengarah ke belakang bidang atau kertas berarti menjauh
dari kamu, dan bentuk baji (wedge-shaped) mengarah ke arah kamu.
Harus diperhatikan bahwa tiap molekul tersebut:
Hidrogen tertarik secara langsung pada salah satu yang unsur yang paling
elektronegatif, menyababkan hidrogen memperoleh jumlah muatan positif yang
signifikan
(aq
Tiap-tiap unsur yang mana hidrogen tertarik padanya tidak hanya negatif secara
signifikan, tetapi juga memiliki satu-satunya pasangan elektron bebas yang aktif.
Pasangan elektron bebas pada tingkat-2 memiliki elektron yang dikandungnya
pada volume ruang yang relatif kecil yang mana memiliki densitas yang tinggi muatan
negatif. Pasangan elektron bebas pada tingkat yang lebih tinggi lebih tersebar dan tidak
terlalu atraktif pada sesuatu yang positif.
2.3. Klasifikasi Ikatan Hidrogen
Berdasarkan adanya ikatan hidrogen pada senyawa, terdapat 2 jenis:
Ikatan Hidrogen Intermolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada
molekul yang berbada (antar molekul). Contohnya reaksi antara H2O dengan Cl-
terdapat beberapa ikatan hidrogen yang
terjadi antar molekul, yaitu Hδ+ dan Clδ-
sebanyak pasangan elektron bebas
disekitar ion Cl. (4 pasang elektron
bebas)
Gambar. Ikatan hidrogen yang terbentuk melalui ikatan intermolekular
(antarmolekul).
Ikatan Hidrogen Intramolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada
satu molekul (dalam satu senyawa).
Contohnya molekul air (H2O), dalam
air terdapat ikatan hidrogen sejumlah
pasangan elektron bebas pada pusat
senyawa.
Gambar. Ikatan hidrogen yang terbentuk dalam senyawa air (H2O).
Ikatan hidrogen intramolekular banyak ditemukan dalam makromolekul
seperti protein dan asam nukleat dimana ikatan hidrogen terjadi antara dua bagian dari
molekul yang sama yang berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang
penting.
2.4. Contoh Ikatan Hidrogen
Air, sebagai dasar kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen. Gaya tarik antara
molekul polar yang mengandung hidrogen dengan pasangan elektron bebas dari
molekul oksigen. Pada ikatan polar setiap
atom hidrogen bermuatan agak positif
sehingga dapat menarik elektron. Ikatan
hidrogen menyebabkan titik didih dan titik
leleh air tinggi bila dibandingkan molekul lain
yang kecil tapi molekulnya nonpolar.
Banyak organik (karboksilat) asam
membentuk ikatan hidrogen dimer
dalam keadaan padat.
Beberapa gugus
hidroksil
memberikan
banyak
kesempatan
untuk ikatan hidrogen dan mengarah pada viskositas tinggi zat-zat seperti gliserin dan
Berdasarkan grafik plot titik pada Gambar tampak:
sirup gula.
2.5. Fakta Eksperimen
Senyawa-senyawa organik yang mengandung gugus hidroksi –OH atau gugus amino
–NH2 relatif lebih larut dalam air disebabkan karena pembentukan ikatan hidrogen
dengan molekul air.
Dimerisasi asam karboksilat seperti asam asetat CH3COOH juga merupakan contoh
yang sangat baik adanya ikatan hidrogen.
Secara fisika titik didih suatu molekul seharusnya bergantung pada berat molekulnya,
yakni semakin berat molekul suatu senyawa maka makin sulit menguap maka
semakin tinggi titik didihnya. Namun fakta eksperimen titik didih senyawa hidrida
unsur-unsur golongan VA, VIA, VIIA menunjukkan adanya penyimpangan
sebagaimana ditunjukkan Gambar 5.1 dibawah ini:
Oleh karena itu berdasarkan perbedaan elektronegatifannya maka ikatan hidrogen
Titik didih senyawa hidrida golongan IVA semakin tinggi dengan urutan: CH4 < SiH4
< GeH4 < SnH4. Urutan kenaikan titik ini sesuai dengan konsep bahwa semakin besar
berat molekul semakin tinggi titik didihnya.
Pada senyawa hidrida golongan VA tampak titik didih semakin tinggi dengan
uurutan: PH3 < AsH3 < SbH3 < NH3 seharusnya titik didih molekul NH3 paling
rendah karena berat molekulnya paling ringan. Titikdidih NH3 dibandingkan dengan
molekul lainnya yang berat molekulnya lebih besar merupakan fakta:
Diantara molekul NH3 terjadi ikatan hidrogen sehingga untuk bisa menguap
diperlukan energi tambahan untuk memutuskan ikatan hidrogen yang terbentuk
antara molekul NH3.
Kasus serupa terjadi pada titik didih senyawa hidrida golongan VIA dan VIIA.
Berdasarkan urutan bertambahnya berat molekul,seharusnya titik didih semakin tinggi
dengan urutan: H2O < H2S < H2Se < H2Te, tetapi fakta eksperimen menunjukkan:
Titik didih H2O paling tinggi.
HF < HCL < HBr < HI, fakta eksperimen menunjukkan:
Titik didih HF paling tinggi.
Tingginya titik didih H2O dibandingkan dengan senyawa hidrida lainnya dalam satu
golongan dan tingginya titik didih HF dibandingkan senyawa hidrida lainnya dalam
satu golongan merupakan fakta terjadinya ikatan hidrogen antara molekul H2O dan
antara molekul HF.
Kekuatan ikatan hidrogen sangat dipengaruhi oleh perbedaan elektonegativitas antara
atom-atom dalam molekul.
Semakin besar perbedaan elektronegativitasnya, semakin besar kekuatan ikatan
hidrogen yang terbentuk.
Elektronegativitas, adalah suatu ukuran kecenderungan atom untuk menarik pasangan
antar molekul HF > H2O > NH3, seharusnya titik didih HF lebih tinggi dari H2O dan
NH3.
Namun fakta eksperimmen menunjukkan:
Ternyata titik didih H2O lebih tinggi dari pada titik didih HF.
Hal itu disebabkan karena tiap molekul air berpotensi membentuk empat ikatan
hidrogen dengan molekul air sekelilingnya, maka titik didih H2O lebih tinggi dari titik
didih senyawa HF meskipun ikatan hidrogen pada HF lebih kuat dari ikatan hidrogen
pada H2O.
Pada hidrogen fluorida yang muncul adaleh kekurangan hidrogen sehingga tiap
molekul HF hanya bisa membentuk satu ikatan hidrogen dangen molekul HF yang
lainnya. Pada kasus amonia, jumlah ikatan hidrogen dibatasi oleh fakta bahwa tiap
atom nitrogen hanya mempunyai satu pasang elektron.
Air dapat digambarkan sempurna sebagai sistem ikatan yang “sempurna” karena
pada tiap molekul air terdapat 2 pasang elektron bebas dan 2 atom hidrogen. Oleh
karena itu tiap molekul air dapat membentuk empat ikatan hidrogen dengan
molekul air disekelilingnya.
2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya tarikan antara molekul (atom H dan
atom lain):
elektron ikatan. Jika atom-atom memiliki elektronegatifitas yang setara, keduanya
memiliki kecenderungan yang sama untuk menarik pasangan elektron ikatan, dan
karena itu akan ditemukan setengah rata-rata antara kedua atom, sebagai contoh, pada
molekul H2 atau Cl2.
“semakin besar perbedaan keelektronegatifan atom dalam suatu molekul atau
antarmolekul, maka semakin kuat ikatan hidrogen”
Polaritas, adalah kepolaran suatu unsur yang berikatan dengan unsur lain dan masih
terdapat pasangan elektron bebas pada pusat molekulnya..
“Semakin banyak pasangan elektron bebas (pasangan elektron tak berikatan),
maka semakin mudah membentuk ikatan hidrogen”
2.7. Pengaruh Dari Ikatan Hidrogen Pada Senyawa
Titik didih Hidrida (◦C)
Jumlah
Elektron
Hidrida
Gol. 14
Titik
didih
Hidrida
Gol. 15
Titik
didih
Hidrida
Gol. 16
Titik
didih
Hidrida
Gol. 17
Titik
didih10 CH4 -164 NH3 -75 H2O 100 HF 2018 Si H4 -112 PH3 -87 H2S -61 HCl -8536 Ge H4 -90 AsH3 -55 H2Se -41 HBr -6754 Sn H4 -52 SbH3 -18 H2Te -2 HI -35
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ikatan ion terjadi antara atom logam (melepas elektron) dan nonlogam (menerima elektron).
Dalam ikatan ion, terjadi serah terima elektron antara ion positif (kation) dengan ion negatif (anion).
Ikatan Hidrogen terjadi antara atom hidrogen dengan atom lain yang memiliki keelektronegatifan cukup besar.
Semakin besar perbedaan keelektronegatifan pada suatu molekul, maka semakin kuat gaya tarikan hidrogen (ikatan hidrogen).
Semakin banyak pasangan elektron bebas (pasangan elektron tak berikatan), maka semakin mudah senyawa tersebut membentuk ikatan hidrogen.
Besarnya gaya dalam ikatan hidrogen dapat mempengaruhi titik didih senyawa yang berikatan.
B. Saran
Agar dalam penyusunan makalah ini bisa memberikan manfaat yang besar maka
penulis menyarankan:
Agar setelah membaca makalah ini para pembaca dapat memahami dan mengerti
defenisi, klasifisaksi dan contoh-contoh ikatan hidrogen.
agar para pembaca dapat memberikan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan penyusunan makalah berikutnya.