17/05/2019 - kaswanto's...
TRANSCRIPT
17/05/2019
1
Tim Dosen:Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS
Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, MAgrDr. Syartinilia, SP, MSiDr. Kaswanto, SP, MSi
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAPFAPERTA – IPB
M.K. PENGELOLAAN LANSKAP (ARL 412)
CPMampu menjelaskan Lanskap Pesisir dan
mengelolanya, serta mampu melakukan konseppemanfaatan yang optimal.
LANSKAP PESISIR1. WILAYAH PESISIR Daerah pantai, merupakan jalur
saling pengaruh antara lingkungan daratan danlingkungan lautan.
2. Indonesia Negara kepulauan dengan panjang garispantai 81.000 km.
3. Wilayah pesisir memiliki produktivitas hayati yang sangat tinggi: 90% hasil tangkapan ikan dunia darilaut pesisir (FAO, 1999).
4. 85% biota laut tropis hidupnya bergantung padaekosistem pesisir (seperti: mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan estuari) (Berwick, 1982).
PADANG LAMUN atau “rumput laut” adalah ekosistemkhas laut dangkal di perairan hangat dengandasar pasir dan didominasi tumbuhan lamun.
PADANG LAMUN hanya dapat terbentuk pada perairanlaut dangkal (kurang dari tiga meter) namun dasarnyatidak pernah terbuka dari perairan (selalu tergenang).
PADANG LAMUN dapat dianggap sebagai bagiandari ekosistem mangrove, walaupun padang lamun dapatberdiri sendiri. Padang lamun juga dapat dilihat sebagaiekosistem antara EKOSISTEM MANGROVE dan TERUMBU KARANG.
Lamun adalah sumber pakan utama duyung.
5. Lahan pesisir yang sebagian besar aluvial merupakan lahanpertanian yang produktif.
17/05/2019
2
6. Kendati luasnya hanya 10% dari permukaan bumi, tetapisekitar 45% SDA dan environmental services (jasa-jasalingkungan) bumi terdapat di wilayah pesisir (Costanza, 1998).
7. Wilayah pesisir juga merupakan lokasi utama untuk:
mendistribusikan barang, komoditas, dan orang;
mendapatkan air pendingin (cooling water) untukpembangkit listrik dan berbagai jenis pabrik; dan
‘malangnya’ membuang limbah yang relatif lebih mudahdan murah.
Muka laut tinggi
PESISIR PANTAI
Muka laut rendah
Muka laut rata-rata
SEMPADAN PANTAI
PESISIR DARATAN
Bangunan
LAUTDARAT
Jalan
Vegetasi
DAERAH PANTAI :
BATASAN DAERAH PANTAI
17/05/2019
3
Sempadan Pantai adalah daratan sepanjang tepianyang lebarnya proporsional dengan bentuk dankondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meterdari titik pasang tertinggi ke arah darat.
UU No. 27/2007
Konfigurasi Pantai Dipengaruhi Oleh:
1. Faktor Alam: endapan hasil erosi sungai endapan lahar gunung berapi gerakan kulit bumi erosi akibat hantaman gelombang laut
2. Faktor Manusia: Pembabatan tanaman pelindung pantai Penggalian material di kawasan pesisir Pembuatan bangunan di daerah pengaruh
keseimbangan pantai
Faktor Dominan yang Berpengaruh pada Perubahan Pantai : ~ stabilitas garis pantai
1. Faktor dari Daratan
2. Faktor dari Lautan
3. Faktor Biotik
1. Faktor dari Daratan
Suplai material pembentuk garis pantai dari hulu, melaluijaringan sungai diendapkan di dataran pantai.
sedimen tergantung pada intensitas dan lamanya hujanturun, kelandaian lereng, kerapatan vegetasi pada DAS, dantingkat ketahanan material pembentuk lahan terhadap erosi.
Suplai sedimen dapat bertambah akibat: aktivitas gunungberapi, longsoran tebing, penggundulan hutan, dan “run off” akibat berkurangnya daya serap lahan. Peningkatan suplaisedimen oleh sungai menghasilkan pantai akresi.
Suplai sedimen dapat berkurang akibat: pembangunan waduk, bendung, banjir kanal dan penambangan di alur sungai. Pengurangan suplai sedimen menyebabkan erosi garis pantai.
2. Faktor dari Lautan
Perubahan garis pantai tergantung pada:
Energi dari angin yang menghasilkan gelombang.
Tingkat pasang surut yang bekerja sepanjang garis pantai.
Tsunami gelombang luar biasa yang terjadi secaramendadak akibat terjadinya topan/badai/gempa bumi.
17/05/2019
4
3. Faktor Biotik
Proses biologi memainkan peranan pentingpada pembentukan garis pantai.
Tumbuhan pantai amat menunjang untukmeredam energi gelombang yang menerpakawasan pantai.
Penambangan karang pantai danpenggundulan vegetasi pantai mengganggustabilitas garis pantai akan mundur akibaterosi.
Pendekatan Teknis Untuk Perlindungandan Pengamanan Daerah Pantai
1. Pembuatan tembok laut atau “revetment” untuk melindungi danmemperkuat pantai bagian darat terhadap erosi akibat gempurangelombang dan arus.
2. Pembuatan krib tegak lurus pantai untuk mengurangi lajuangkutan sedimen sejajar pantai yang menyebabkan erosi pantai.
3. Pembuatan bangunan pemecah gelombang sejajar pantai ataupulau tiruan untuk mengurangi energi gelombang yang menyeretsedimen baik arah sejajar maupun arah tegak lurus pantai.
4. Penambahan suplai sedimen pada pantai yang tererosi, sehingga sedimen pada pantai yang diangkut dari pantaitersebut dapat diimbangi. Wisata pantai berpasir bentuk garispantai dikombinasikan dengan pembuatan bangunan kendali.
5. Penghijauan daerah pantai mengurangi laju erosi karena akartanaman pantai cukup kuat meredam arus dan gelombang yang menerjang pantai.
REVETMENT
4 Karakter Wilayah PesisirKTGR PENDUDUK
INTENSITAS PEMBANGUNAN
KARAKTER
A PADAT TINGGI Pertumbuhan ekonomi TINGGI, kesenjangan kaya vs miskin LEBAR, mayoritas penduduk lokal MISKIN, dan kualitas lingkungan BURUK. Contoh: Medan, Batam, sebagianbesar Pantura, dan Pantai Makassar.
B PADAT RENDAH Pertumbuhan ekonomi RENDAH, kesenjangan kaya vs miskin KECIL, mayoritas penduduk lokal hidupSEDERHANA, dan kualitaslingkungan BURUK/BAIK. Contoh: sebagian kecil Pantura di luarkota dan kawasan industri, dansebagian P. Rempang dan P. Galang.
17/05/2019
5
KTGR PENDUDUKINTENSITAS
PEMBANGUNANKARAKTER
C SEDIKIT RENDAH Pertumbuhan ekonomi RENDAH, kesenjangan kaya vs miskinRENDAH, penduduk umumnya hidupSEDERHANA, dan kualitaslingkungan BAIK. Contoh: sebagian besar Pantai Barat Sumatera, dan sebagian besarwilayah KTI.
D SEDIKIT TINGGI Pertumbuhan ekonomi TINGGI, kesenjangan kaya vs miskin TINGGI, penduduk lokal umumnya MISKIN, dan kualitas lingkungan BURUK. Contoh: Timika (PT. Freeport), Sumbawa Barat (PT. Newmont), Pesisir P. Bangka (PT. Kobatin, PT. Timah), dan daerah tambang lain.
Manajer Profesional bio-fisik, sosek.
Bio-fisik: Keanekaragaman hayati dan lanskap, jenis langka dan eksotik, kondisi iklim dan tanah, keunikan s.d. tk. Nasional/regional/ internasional. Struktur tegakan hutan, frekuensi lama penggenangan, dinamika populasi dan perilaku satwa.
Sosial-ekonomi: Aksesibilitas terhadap lokasi rekreasi melalui sarana angkutan darat/air, kedekatan dengan tempat tinggal penduduk, aksesibilitas di dalam hutan, tingkat pendidikan, kesadaran, pendapatan dan lapangan kerja penduduk, karakteristik calon pengunjung, dll.
Manajemen ~ Daya Dukung
Untuk pengembangan rekreasi pantai/hutanmangrove harus dipertimbangkan DD, meliputi
faktor-faktor:
Frekuensi kunjungan, Intensitas kunjungan, Waktukunjungan, Toleransi/ kepekaan ekosistem.
Menentukan:
Kapasitas pengunjung,
Pengembangan akomodasi/fasilitas
PENGGUNAAN KAWASAN PESISIR
Hutan, kegiatan pertanian, perkampungannelayan, resor permukiman, hotel, dan rekreasi.
Wisata bahari: Beach-huts/bungalows, Beach-hotel, Beach-resort, Coastal-resort, Island- resort.
Ecotourism - pariwisata alam ~ pendidikan danpenelitian: Bunaken, P. Menjangan, KepulauanSeribu.
17/05/2019
6
DAMPAK PARIWISATA BAHARI
Dampak (+) dan (-)
Dampak langsung dan tidak langsung
Dampak jangka pendek / panjang
Dampak (-) pembangunan hotel dan gedung yang terlalu dekat dengan garis pantai erosi pantai serius di Kuta, Sanur, Nusa Dua, dan Candi Dasa.
Pengambilan batu karang.
Buangan limbah cair dan padat.Rayon Beach & Coastal Landscape – Thailand
STUDI KASUS 1
MANAJEMEN PANTAI KOTA MAKASAR
• Pertambahan jumlah penduduk dan kebutuhan fasilitas menimbulkan berbagai perubahan lingkungan.
• Pembangunan perumahan dengan reklamasi pantai menimbulkan permasalahan.
17/05/2019
7
Kawasan Tanjung Bunga
Hilangnya Mangrove
Pendangkalan sehingga perahu tidak dapat
berlabuh dengan baik di dermaga pelelangan ikan
Pembusukan organik laut akibat tidak optimalnya pertukaran air laut
Bangunan yang tidak teratur di tepi pantai
Pantai dan laut menjadi “halaman belakang”
tempat membuang limbah “halaman depan” atau
waterfront yang dijaga kebersihannya.
Sunset dari Fort Rotterdam
• Kota Makassar dengan panjang pantai 32 km, 12 pulau kecil memiliki potensi untuk dikembangkan.
• Pantai Losari dengan keindahan alam, hutan mangrove, kekayaan perikanan, tambak ikan/udang, dan terumbu karang.
17/05/2019
8
Anjungan Bahari
Tambak ikan/udang
Rekreasi
Fort Rotterdam
Evaluasi kesesuaian lahanAnalisis daya dukungAnalisis manfaat biaya
Analisis tingkat kenyamanan
Alternatif-alternatif pengembangan dan pengelolaan kawasan pantai
Rekomendasi pengembangan dan rencana pengelolaan pantai sebagai waterfront city
Pantai Kota MakassarPermasalahan lingkungan
Inventarisasi
Aspek biofisik, sosial, dan ekonomi
Aspek visual Aspek kenyamanan
Visi Kota Makassar
Potensi lanskap pantai
Analisis visual
Konsep/desain pengembangan
Konsep/rencana pengelolaan
RENCANA MANAJEMEN LANSKAP PANTAI
U
1. Analisis Kesesuaian Lahan.
2. Analisis Daya Dukung
3. Analisis Manfaat Biaya
4. Analisis Visual
5. Analisis Tingkat Kenyamanan
Analisis:
Analisi aspek biofisik untuk memperolehpenggunaan lahan yang terbaik.
Pendekatan analisis spasial Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan software ArcGIS danERDAS Imagine.
1. Analisis Kesesuaian Lahan
17/05/2019
9
Penetapan persyaratan (parameter dan kriteria), pembobotan dan skoring.
Perhitungan nilai peruntukan lahan.
Pembagian kelas lahan dan nilainya: S1, S2, S3, N.
Pembandingan nilai lahan dengan nilai masing-masing kelas lahan.
Pemetaan kelas kesesuaian lahan menggunakan matriks berdasarkan kisaran total skor yang diperoleh. Metode SIG digunakan untuk menentukan dan mencari kawasan pantai dengan metode tumpang susun (overlay).
Teknik:
Analisis kemampuan kawasan untuk mendukung suatu kegiatan dalam hal ini pariwisata.
Formula Boullon (Libosada, 1998) yaitu daya dukung kawasan dihitung berdasarkanstandar rata-rata individu dalam m2/orang.
2. Analisis Daya Dukung
K = NR
T = DD KDD = AS
K = NR
T = DD KDD = AS
DD = Area yang digunakan wisatawan (A) Rata-rata Kebutuhan Area Per Individu (S)
Daya Tampung (T) = DD x Koefisien Rotasi (K)
Koefisien Rotasi (K) = Jumlah Jam Area Terbuka (N)Rata-rata waktu satu kunjungan (R)
Analisis manfaat dan biaya yang mungkinditimbulkan apabila tidak ada pengelolaan MetodePerbandingan Eksponensial.
Kriteria: pendapatan, peluang usaha, kesempatankerja, keamanan dan ketertiban, kesejahteraan dankesehatan, pencemaran, dan pariwisata.
Pendapat ahli sebagai responden digunakan untukmenentukan bobot dari setiap kriteria denganmenggunakan metode pembobotan (MetodeEckenrode).
3. Analisis Manfaat Biaya
Menggunakan metode Scenic Beauty Estimation(SBE).
Terdiri atas tiga tahap: (1) pemotretan lanskap, (2) evaluasi, dan (3) analisis kualitas visual.
Karakter dan atribut yang digunakan: kealamiahan, kompatibilitas TGL, variasi internal, warna, dominansi, skala, keragaman, dan kontinuitas.
4. Analisis Visual
17/05/2019
10
Perhitungan melalui lima faktor, yakni suhu udara, kelembaban udara, penyinaran matahari, curah hujan, dan penutupan lahan.
Dibedakan menjadi empat tingkatan dan pembobotan.
Indeks tingkat kenyamanan:
ITN=(1TNSU+1TNKU+1TNPM+1TNCH+1TNJP)/5
5. Analisis Tingkat Kenyamanan
STUDI KASUS 2MODEL PENGELOLAAN PANTAI TERHADAP GELOMBANG BADAI
(TSUNAMI) MENGGUNAKAN VEGETASI
17/05/2019
11
17/05/2019
12
EKOSISTEM MANGROVE
Hutan mangrove salah satu formasi hutan
yang tumbuh di kawasan
pesisir
Tumbuh pada pantai-pantai terlindung yang berlumpur, delta, muara sungai besar, laguna, dan teluk yang terlindung.
17/05/2019
13
PERMASALAHAN
Pengelolaan pantai tanpa pertimbangan komprehensif bencana hilangnya daratan pantai akibat erosi gelombang.
Pemahaman fungsi teknis mangrove rendah.
Konversi dan eksploitasi mangrove yang berlebihan.
Peran dari Vegetasi Pantaitergantung dari:
Kerapatan vegetasi mangrove
Ketebalan hutan mangrove
Kedalaman air
Tinggi gelombang dan periode gelombang
Dunia: 170 000 km2 (ISME, 1992)
Indonesia: 3,8 juta ha, di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua
(BADAN INTAG, 1993)
Terbesar di dunia (FAO, 1982)
Ekosistem mangrove unik, karena mencakup ekosistem daratan dan akuatik.
MANAJEMEN HUTAN REKREASI MANGROVE Menginventarisasi komponen-komponen
ekosistem mangrove. Menentukan dan mengetahui karakterisitik
komponen ekosistem mangrove yang akan dikelola secara intensif untuk menarik perhatian pengunjung.
Menentukan alternatif tujuan pengelolaan hutan rekreasi mangrove
Menentukan dan mengembangkan teknik untuk mencapai tujuan pengelolaan yang ditetapkan.
Pengelolaan Hutan Rekreasi Mangrove Alternatif Tujuan
Konservasi ekosistem secara keseluruhan Komponen-komponen ekosistem tertentu (ex.
habitat untuk burung,buaya,fishing, etc.). Atraksi adat-istiadat penduduk setempat yang
memanfaatkan mangrove sebagai penopang utama kelangsungan hidupnya.
Bentuk-bentuk pemanfaatan mangrove (land use) yang dikelola secara rasional pertambakan, penebangan, etc.
17/05/2019
14
Harus konsisten dengan Rencana Pengelolaan Hutan Mangrove dan Kawasan Pesisir Nasional
Teknik Pengelolaan Hutan Rekreasi Mangrove: Taman Nasional, Hutan Wisata, Taman, Cagar Alam, etc.
17/05/2019
15
Bakau (Rhizophora sp.)
Kiapi-api (Avicinea, Ceriops)
Pedada (Burgurea sp.)
VEGETASI MANGROVE
VEGETASI MANGROVE
Kajian Efektifitas Vegetasi Terhadap Gelombang dan Badai Gelombang
1. Model Analitik
2. Model Numerik
1. MODEL ANALITIK
Pantai Eretan - Indramayu
Pondok Bali – Pamanukan - Subang
Hasil Model ANALITIK
Vegetasi bakau dan kiapi-api dengan kerapatantinggi dapat meredam energi gelombang badaisampai 90%.
Tinggi tanaman antara 3-5 meter.
Pertanyaan: bagaimana jika tsunami mencapaitinggi 10-20 meter?
2. MODEL NUMERIK
Pantai Pancer – Banyuwangi – Jawa Timur, yang terkena Tsunami pada tahun 1994
Hasil Simulasi Model Numerik Penambahan ketebalan hutan mangrove dapat
mengurangi daerah rendaman tsunami secarasignifikan.
Masih harus dikaji: Penentuan ketebalan hutan mangrove (green
belt) yang optimum dari garis pantai
Perancangan (desain) pemancang barisanbambu dengan diameter dan ketebalan tertentuyang digunakan untuk melindungi bibit mangrove dari gempuran gelombang.
17/05/2019
16