166565885 laporan pendahuluan fraktur collum femur docx

16
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR COLLUM FEMUR 1. Definisi Fraktur Collum Femur Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang disebabkan oleh kekerasan (E. Oerswari, 1989:144). Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang/osteoporosis (Long, 1985). Sedangkan fraktur kolum femur merupakan fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian proksimal femur, yang termasuk kolum femur adalah mulai dari bagian distal permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter. 2. Etiologi Fraktur Collum Femur Fraktur collum femur sering terjadi pada usia di atas 60 tahun dan lebih sering pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tulang akibat kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pasca menopause. Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh trauma langsung, yaitu misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan) ataupun disebabkan oleh trauma tidak langsung, yaitu karena gerakan exorotasi yang mendadak dari tungkai bawah. P enyebab fraktur secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu: a. Cedera traumatik Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba – tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan. Cedera traumatik pada tulang dapat dibedakan dalam hal berikut, yakni:

Upload: harevcuutyiezz-cndyiez-zzaenxzeunx

Post on 28-Dec-2015

542 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

yes

TRANSCRIPT

Page 1: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR COLLUM FEMUR

1. Definisi Fraktur Collum Femur

Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan yang

disebabkan oleh kekerasan (E. Oerswari, 1989:144). Fraktur femur adalah rusaknya

kontinuitas tulang pangkal paha yang dapat disebabkan oleh trauma langsung,

kelelahan otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi tulang/osteoporosis (Long,

1985). Sedangkan fraktur kolum femur merupakan fraktur intrakapsular yang terjadi

pada bagian proksimal femur, yang termasuk kolum femur adalah mulai dari bagian

distal permukaan kaput femoris sampai dengan bagian proksimal dari intertrokanter.

2. Etiologi Fraktur Collum Femur

Fraktur collum femur sering terjadi pada usia di atas 60 tahun dan lebih sering

pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tulang akibat kombinasi proses penuaan

dan osteoporosis pasca menopause. Fraktur collum femur dapat disebabkan oleh

trauma langsung, yaitu misalnya penderita jatuh dengan posisi miring dimana daerah

trochanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan) ataupun disebabkan

oleh trauma tidak langsung, yaitu karena gerakan exorotasi yang mendadak dari tungkai

bawah.

P enyebab fraktur secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Cedera traumatik

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba – tiba dan berlebihan,

yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau terjatuh

dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan.

Cedera traumatik pada tulang dapat dibedakan dalam hal berikut, yakni:

1) Cedera langsung, berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang

patah secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang

dan kerusakan pada kulit diatasnya.

2) Cedera tidak langsung, berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi

benturan.

b. Fraktur Patologik

Dalam hal ini, kerusakan tulang terjadi akibat proses penyakit akibat berbagai

keadaan berikut, yakni:

1) Tumor tulang (jinak atau ganas), dimana berupa pertumbuhan jaringan baru

yang tidak terkendali dan progresif.

2) Infeksi, misalnya osteomielitis, yang dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut

atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif,

Page 2: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

3) Rakhitis, merupakan suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi

vitamin D yang mempengaruhi semua jaringan skelet, biasanya disebabkan

oleh defisiensi diet, tetapi kadang-kadang dapat disebabkan kegagalan

absorbsi vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat yang rendah.

c. Secara spontan, dimana disebabkan oleh stress atau tegangan atau tekanan pada

tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di

bidang kemiliteran.

3. Klasifikasi Fraktur Collum Femur

a) Fraktur collum femur sendiri dibagi dalam dua tipe, yaitu:

1. Fraktur intrakapsuler

2. Fraktur extrakapsuler

Fraktur intrakapsuler dan ekstrakapsuler

b) Berdasarkan arah sudut garis patah dibagi menurut Pauwel :

Tipe I : garis fraktur membentuk sudut 30° dengan bidang horizontal pada posisi

tegak

Tipe II : garis fraktur membentuk sudut 30-50° dengan bidang horizontal pada posisi

tegak

Tipe III: garis fraktur membentuk sudut >50° dengan bidang horizontal

Ekstrakapsuler

Intrakapsuler

Page 3: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

Klasifikasi Pauwel’s untuk Fraktur Kolum Femur

Klasifikasi ini berdasarkan atas sudut yang dibentuk oleh garis fraktur dan bidang

horizontal pada posisi tegak.

c) Dislokasi atau tidak fragment ( menurut Garden’s) adalah sebagai berikut :

Grade I : Fraktur inkomplit ( abduksi dan terimpaksi)

Grade II : Fraktur lengkap tanpa pergeseran

Grade III : Fraktur lengkap dengan pergeseran sebagian (varus malaligment)

Grade IV : Fraktur dengan pergeseran seluruh fragmen tanpa ada bagian segmen

yang bersinggungan.

Klasifikasi Garden’s untuk Fraktur Kolum Femur

4. Manifestasi Klinis Fraktur Collum Femur

Tanda dan gejala yang terdapat pada pasien dengan fraktur femur, yakni:

Page 4: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

1) Deformitas

Daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari tempatnya.

Perubahan keseimbangan dan kontur terjadi, seperti:

a. rotasi pemendekan tulang;

b. penekanan tulang.

2) Bengkak (edema)

Bengkak muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravasasi darah dalam jaringan

yang berdekatan dengan fraktur.

3) Ekimosis dari perdarahan subculaneous

4) Spasme otot (spasme involunters dekat fraktur)

5) Tenderness

6) Nyeri

Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot, perpindahan tulang dari tempatnya dan

kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.

7) Kehilangan sensasi

8) Pergerakan abnormal

9) Syok hipovolemik

10) Krepitasi (Black, 1993:199).

Pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan berat namun pada

penderita usia tua biasanya hanya dengan trauma ringan sudah dapat menyebabkan

fraktur collum femur. Penderita tidak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada pada

panggul. Posisi panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. Didapatkan juga adanya

pemendekakan dari tungkai yang cedera. Tungkai dalam posisi abduksi dan fleksi serta

eksorotasi.pada palpasi sering ditemukan adanya hematom di panggul. Pada tipe

impacted, biasanya penderita masih dapat berjalan disertai rasa sakit yang tidak begitu

hebat. Posisi tungkai tetap dalam keadaan posisi netral.

Pada pemeriksaan fisik, fraktur kolum femur dengan pergeseran akan menyebabkan

deformitas yaitu terjadi pemendekan serta rotasi eksternal sedangkan pada fraktur tanpa

pergeseran deformitas tidak jelas terlihat. Tanpa memperhatikan jumlah pergeseran

fraktur yang terjadi, kebanyakan pasien akan mengeluhkan nyeri bila mendapat

pembebanan, nyeri tekan di inguinal dan nyeri bila pinggul digerakkan.

5. Pemeriksaan Penunjang Fraktur Collum Femur

Proyeksi AP dan lateral serta kadang juga dibutuhkan axial. Pada proyeksi AP

kadang tidak jelas ditemukan adanya fraktur pada kasus yang impacted, untuk ini

diperlukan pemerikasaan tambahan proyeksi axial.

Page 5: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

Pergeseran dinilai melalui bentuk bayangan tulang yang abnormal dan tingkat

ketidakcocokan garis trabekular pada kaput femoris dan ujung leher femur. Penilaian ini

penting karena fraktur yang terimpaksi atau tidak bergeser ( stadium I dan II Garden )

dapat membaik setelah fiksasi internal, sementara fraktur yang bergeser sering mengalami

non union dan nekrosis avaskular.

6. Penatalaksanaan Fraktur Collum Femur

Impacted Fraktur

Pada fraktur intrakapsuler terdapat perbedaan pada daerah collum femur dibanding

fraktur tulang di tempat lain. Pada collum femur-periosteumnya sangat tipis sehingga daya

osteogenesinya sangat kecil, sehingga seluruh penyambungan fraktur collum femur

tergantung pada pembentukan calus endosteal. Lagipula aliran pembuluh darah yang

melewati collum femur pada fraktur collum femur terjadi kerusakan. Lebih-lebih lagi

terjadinya haemarthrosis akan menyebabkan aliran darah sekitar fraktur tertekan

alirannya. Sehingga apabila terjadi fraktur intrakapsuler dengan dislokasi akan terjadi

avaskular nekrosis.

Penanggulangan Impacted Fraktur

Pada fraktur collum femur yang benar-benar impacted dan stabil, penderita masih

dapat berjalan selama beberapa hari. Gejalanya ringan, sakit sedikit pada daerah panggul.

Kalau impactednya cukup kuat penderita dirawat 3-4 minggu kemudian diperbolehkan

berobat jalan dengan memakai tongkat selama 8 minggu. Kalau pada x-ray foto

impactednya kurang kuat ditakutkan terjadi disimpacted, penderita dianjurkan untuk

operasi dipasang internal fixation. Operasi yang dikerjakan untuk impacted fraktur

biasanya dengan multi pin teknik percutaneus.

Penanggulangan dislokasi fraktur collum femur

Penderita segera dirawat dirumah sakit, tungkai yang sakit dilakukan pemasangan

tarikan kulit (skin traction) dengan buck-extension. Dalam waktu 24-48 jam dilakukan

tindakan reposisi, yang dilanjutkan dengan pemasangan internal fixation. Reposisi yang

dilakukan dicoba dulu dengan reposisi tertutup dengan salah satu cara yaitu: menurut

leadbetter. Penderita terlentang dimeja operasi. Asisten memfiksir pelvis. Lutut dan coxae

dibuat fleksi 90 untuk mengendurkan kapsul dan otot-otot sekitar panggul. Dengan sedikit

adduksi paha ditarik ke atas, kemudian dengan pelan-pelan dilakukan gerakan endorotasi

panggul 45. Kemudian sendi panggul dilakukan gerakan memutar dengan melakukan

gerakan abduksi dan ekstensi. Setelah itu dilakuakn test.

Page 6: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

Palm heel test: tumit kaki yang cedera diletakkan diatas telapak tangan. Bila posisi

kaki tetap dalam kedudukan abduksi dan endorotasi berarti reposisi berhasil baik.

Setelah reposisi berhasil dilakukan tindakan pemasangan internal fiksasi dengan

teknik multi pin percutaneus. Kalau reposisi pertama gagal dapat diulangi sampai 3

kali, dilakukan open reduksi. Dilakukan reposisi terbuka setelah tereposisi dilakukan

internal fiksasi. Macam-macam alat internal fiksasi diantaranya: knowless pin,

cancellous screw, dan plate.

Pada fraktur collum femur penderita tua (>60 tahun) penanggulangannya agak

berlainan. Bila penderita tidak bersedia dioperasi atau dilakukan prinsip penanggulangan,

tidak dilakukan tindakan internal fiksasi, caranya penderita dirawat, dilakukan skin traksi 3

minggu sampai rasa sakitnya hilang. Kemudian penderita dilatih berjalan dengan

menggunakan tongkat (cruth). Kalau penderita bersedia dilakukan operasi, yaitu

menggunakan tindakan operasi arthroplasty dengan pemasangan prothese austine

moore.

7. Pengkajian Fraktur Collum Femur

Pengkajian yang perlu dilakukan pada klien dengan fraktur femur diantaranya adalah:

1. Identitas pasien

Identitas ini meliputi nama, usia, TTL, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku bangsa,

dan pendidikan.

2. Keluhan utama

Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut

bisa akut atau kronik tergantung dan lamanya serangan. Untuk memperoleh pengkajian

yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:

a) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor memperberat dan

faktor yang memperingan/ mengurangi nyeri

b) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.

Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.

c) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar

atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.

d) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa

berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit

mempengaruhi kemampuan fungsinya.

e) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam

hari atau siang hari.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Page 7: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang

nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa

berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan

kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan

mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang

lain

4. Riwayat kesehatan masa lalu

Pada riwayat kesehatan masa lalu, perlu ditanyakan apakah pasien pernah

menderita penyakit infeksi tulang ataupun osteoporosis. Hal ini merupakan informasi

yang penting dalam penanganan fraktur femur pada klien

5. Riwayat kesehatan keluarga

Hal ini mencakup riwayat ekonomi keluarga, riwayat sosial keluarga, sistem

dukungan keluarga, dan pengambilan keputusan dalam keluarga.

6. Riwayat Psikososial

Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien

dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan

sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat

7. Pola-Pola Fungsi Kesehatan

a) Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat

Pada kasus fraktur akan timbul ketidakadekuatan akan terjadinya kecacatan

pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu

penyembuhan tulangnya. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup

klien seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme

kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu keseimbangannya dan

apakah klien melakukan olahraga atau tidak

b) Pola Nutrisi dan Metabolisme

Pada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi kebutuhan sehari-harinya

seperti kalsium, zat besi, protein, vit. C dan lainnya untuk membantu proses

penyembuhan tulang. Evaluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu

menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan mengantisipasi komplikasi

dari nutrisi yang tidak adekuat terutama kalsium atau protein dan terpapar sinar

matahari yang kurang merupakan faktor predisposisi masalah muskuloskeletal

terutama pada lansia. Selain itu juga obesitas juga menghambat degenerasi dan

mobilitas klien.

c) Pola Eliminasi

Untuk kasus multiple fraktur, misalnya fraktur humerus dan fraktur tibia tidak ada

gangguan pada pola eliminasi, tapi walaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi,

Page 8: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

konsistensi, warna serta bau feces pada pola eliminasi alvi. Sedangkan pada

pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya, warna, bau, dan jumlah. Pada

kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan atau tidak.

d) Pola Tidur dan Istirahat

Semua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat

mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien. Selain itu juga, pengkajian

dilaksanakan pada lamanya tidur, suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan

kesulitan tidur serta penggunaan obat tidur.

e) Pola Aktivitas

Karena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua bentuk kegiatan klien,

seperti memenuhi kebutuhan sehari hari menjadi berkurang. Misalnya makan,

mandi, berjalan sehingga kebutuhan klien perlu banyak dibantu oleh orang lain.

f) Pola Hubungan dan Peran

Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. Karena

klien harus menjalani rawat inap, klien biasanya merasa rendah diri terhadap

perubahan dalam penampilan, klien mengalami emosi yang tidak stabil.

g) Pola Persepsi dan Konsep Diri

Dampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan akan kecacatan

akibat frakturnya, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas

secara optimal, dan gangguan citra diri.

h) Pola Sensori dan Kognitif

Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal fraktur,

sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan. begitu juga pada

kognitifnya tidak mengalami gangguan. Selain itu juga, timbul rasa nyeri akibat

fraktur.

i) Pola Reproduksi Seksual

Dampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan hubungan seksual

karena harus menjalani rawat inap dan keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang

dialami klien.

j) Pola Penanggulangan Stress

Pada klien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu ketidakutan

timbul kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya. Mekanisme koping yang

ditempuh klien bisa tidak efektif

k) Pola Tata Nilai dan Keyakinan

Untuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan beribadah dengan baik

terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena nyeri dan

keterbatasan gerak klien.

Page 9: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

8. Pemeriksaan Fisik

Dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk

mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis). Hal ini perlu

untuk dapat melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi

hanya memperlihatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.

a. Gambaran Umum

Perlu menyebutkan:

1) Keadaan umum: baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda, seperti:

2) Kesadaran penderita:

Composmentis: berorientasi segera dengan orientasi sempurna

Apatis : terlihat mengantuk tetapi mudah dibangunkan dan pemeriksaan

penglihatan , pendengaran dan perabaan normal

Sopor: dapat dibangunkan bila dirangsang dengan kasar dan terus menerus

Koma: tidak ada respon terhadap rangsangan

Somnolen: dapat dibangunkan bila dirangsang dapat disuruh dan menjawab

pertanyaan, bila rangsangan berhenti penderita tidur lagi.

b. Kesakitan, keadaan penyakit: akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada kasus

fraktur biasanya akut, spasme otot, dan hilang rasa.

c. Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun

bentuk.

d. Neurosensori, seperti kesemutan, kelemahan, dan deformitas.

e. Sirkulasi, seperti hipertensi (kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas),

hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah), penurunan nadi pada bagian

distal yang cidera, capilary refil melambat, pucat pada bagian yang terkena, dan

masa hematoma pada sisi cedera.

f. Keadaan Lokal

Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah sebagai berikut :

1) Look (inspeksi)

Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain sebagai berikut :

a) Sikatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti bekas

operasi).

b) Fistula warna kemerahan atau kebiruan (livide) atau hyperpigmentasi.

c) Benjolan, pembengkakan, atau cekungan dengan hal-hal yang tidak

biasa (abnormal)

d) Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)

e) Posisi jalan (gait, waktu masuk ke kamar periksa)

2) Feel (palpasi)

Page 10: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

Pada waktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki mulai

dari posisi netral (posisi anatomi). Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan

yang memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien.

Yang perlu dicatat adalah:

a) Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit.

Capillary refill time Normal (3 – 5) detik

b) Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau oedema

terutama disekitar persendian

c) Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1/3 proksimal,

tengah, atau distal)

d) Otot: tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, benjolan yang terdapat

di permukaan atau melekat pada tulang. Selain itu juga diperiksa status

neurovaskuler. Apabila ada benjolan, maka sifat benjolan perlu

dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap

dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.

Kekuatan otot : otot tidak dapat berkontraksi (1), kontraksi sedikit dan ada

tekanan waktu jatuh (2), mampu menahan gravitasi tapi dengan sentuhan

jatuh(3), kekuatan otot kurang (4), kekuatan otot utuh (5). ( Carpenito,

1999)

3) Move (pergerakan terutama lingkup gerak)

Setelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan dengan

menggerakan ekstrimitas dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada

pergerakan. Pencatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat mengevaluasi

keadaan sebelum dan sesudahnya. Gerakan sendi dicatat dengan ukuran

derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dalam

ukuran metrik. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak

(mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif.

( Arif Muttaqin, 2008 )

9. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Radiologi

Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah “pencitraan” menggunakan

sinar rontgen ( Sinar – X ). Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi keadaan dan

kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP atau PA dan

lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada

indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari karena adanya superposisi.

Perlu disadari bahwa permintaan Sinar - X harus atas dasar indikasi kegunaan.

Page 11: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx

Pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. Hal yang

harus dibaca pada Sinar – X mungkin dapat di perlukan teknik khusus, seperti hal

– hal sebagai berikut. ( Arif Muttaqin, 2008 )

1) Tomografi: menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain

tertutup yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakan struktur

yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tapi pada struktur lain juga

mengalaminya.

2) Myelografi: menggambarkan cabang-cabang saraf spinal dan pembuluh darah

di ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma.

3) Arthrografi: menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda

paksa.

4) Computed Tomografi-Scanning: menggambarkan potongan secara transversal

dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak.

b. Pemeriksaan Laboratorium

1) Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.

2) Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan

osteoblastik dalam membentuk tulang. Enzim otot seperti Kreatinin Kinase,

Laktat Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat Amino Transferase (AST), Aldolase

yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang

3) Hematokrit dan leukosit akan meningkat ( Arif Muttaqin, 2008 )

c. Pemeriksaan lain-lain

1) Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas: didapatkan

mikroorganisme penyebab infeksi.

2) Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan

diatas tapi lebih diindikasikan bila terjadi infeksi.

3) Elektromyografi: terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.

4) Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma

yang berlebihan.

5) Indium Imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang.

6) MRI: menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur.

( Arif Muttaqin, 2008 )

Page 12: 166565885 Laporan Pendahuluan Fraktur Collum Femur Docx