16 surabaya

1
Surabaya Post 16 RABU 13 MEI 2015 SURABAYA Surabaya - Segenap civi- tas academika Universitas dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya menuntut pemerintah menun- taskan kasus pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) yang ter- jadi 1998 lalu.Tuntutan terse- but digelar di halaman kampus, Senin (11/5) malam. Membawa keranda hitam bertuliskan: Matinya Hukum di Indonesia, aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Kelu- arga Besar Mahasiswa Unitomo (KBMU) Surabaya membawa serta puluhan foto para aktivis mahasiswa yang tewas dalam peristiwa 1998. Diketahui,Pada peristiwa Mei 1998 lalu,ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta serta kampus-kampus lain di seluruh Indonesia turun kejalan. Mere- ka menggelar aksi demonstrasi melawan rezim pemerintahan orde baru dibawah kekuasaan ti- rani Soeharto. Namun,puluhan mahasiswa harus rela mati diterjang timah panas yang di- hujamkan TNI dan Polisi yang berupaya membubarkan serta menghalau setiap pergerakan mahasiswa. Pada aksinya kali ini, para mahasiswa membawa serta lilin, lalu menyalakannya di dekat keranda hitam. Pembacaan pui- si dan orasi mewarnai aksi yang awalnya digelar di dalam lingku- ngan kampus kemudian berge- rak keluar gerbang kampus. “Kami ingin menyampaikan pada pemerintah bahwa hingga hari ini penuntasan Tragedi Mei 1998, khususnya terkait de- ngan kematian para mahasiswa, masih belum rampung. Belum tuntas. Kami menuntut peme- rintah menuntaskan itu,” tegas Arifin Koordinator aksi.dre/ss SURABAYA – Ratusan siswa SMKN 5 Surabaya berdemo di lingkungan sekolahnya, Rabu. Mereka protes dengan ren- cana pembangunan pujasera umum, yang harus menggusur keberadaan lapangan volley dan basket sekolah tersebut. “Kami tidak terima kalau lahan fasilitas kami dikurangi apalagi di ban- gun pujasera,” teriak salah satu siswa kelas 12 AV 1. Mereka tetap akan memper- tahankan lapangan olahraga yang sudah menjadi bagian dari kegiatan mereka. Guru Olahra- ga, Arief S, juga mengatakan hal yang sama. “Lha ini itu sudah jadi kegiatan siswa setiap hari. Hari libur pun mereka saya ajak olahraga disini. Terus kalau mau dihapus gimana mereka mau maju?,” papar Arief. Kepala Dinas Pendidik- an Surabaya, Kepala Sekolah SMKN 5 beserta anggota DPRD saat ini melakukan rapat terkait lahan yang akan dijadikan pu- jasera umum. Sedikitnya 30 anggota Polsek Gubeng diter- junkan untuk melakukan penga- walan dan pengamanan aksi un- juk rasa spontanitas yang digelar ribuan siswa SMKN 5 Suraba- ya di Jalan Prof. Dr. Moestopo, Rabu (13/5/2015). Aksi unjuk rasa spontanitas yang dilakukan oleh 1.500 siswa dan 50 alumni SMKN 5 Sura- baya ini menolak rencana Pem- kot Surabaya membangun Cen- tral Wisata Kuliner (Pujasera) di lingkungan SMKN 5 Surabaya. Aspirasi ribuan siswa SMKN 5 Surabaya ini langsung dire- spons Kepala Dinas Pendidik- an Surabaya Iksan serta anggota DPRD Surabaya Sutadi yang melakukan pertemuan bersama kepala sekolah dan perwakilan pengunjukrasa. Setelah aksi direspons, para guru dan siswa SMKN 5 Sura- baya membubarkan diri kemba- li menjalani proses belajar me- ngajar. (sur) Karena Pujasera, Siswa SMKN 5 Demo Siswa Diajari Membuat Pupuk Kompos KBMU Gelar Orasi Pelanggaran HAM 98 SURABAYA - Sebanyak 67 siswa SMK peserta Chemical Engi- neering Festival dengan tema Urban Farming di kampus Insti- tut Teknologi Adi Tama Surabaya (ITATS) diajarkan cara membuat pupuk kompos. Bahan-bahan yang diperlukan termasuk am- pas teh disediakan mahasiswa Fakultas Teknik Industri Juru- san Teknik Kimia yang mengge- lar acara tersebut. Para siswa itu dibagi dalam tim beranggota 3-4 orang yang didampingi mahasiswa dari ITATS. Setelah memeroleh pe- tunjuk dari dosen ITATS me- ngenai proses pembuatan pupuk kompos, siswa SMK ini pun lang- sung praktik dengan bahan yang sudah disiapkan di masing-ma- sing tim. “Ini sebagai bagian dari kegia- tan pengabdian pada masyara- kat. Agak berbeda dari biasanya karena kali ini kami mengundang para siswa dan melakukan prak- tik bersama di kampus kami,” kata Henny Silva, Ketua Panitia Chemical Engineering Festival. Mahasiswa semester 6 Fakultas Teknik Industri Jurusan Teknik Kimia ini menambahkan, para siswa peserta workshop ini bisa membawa pulang pupuk kompos yang sudah dibuatnya. “Kami juga memberi mereka wujud pupuk kompos yang sudah jadi sehingga mereka bisa membandingkan de- ngan pupuk yang mereka buat itu,” ungkapnya. Dalam kesempatan itu, Ir Bam- bang Setyono MT, Wakil Rektor III ITATS menyatakan, kegiatan tersebut selain dimaksudkan un- tuk menanamkan sikap peduli pada lingkungan juga untuk mer- ubah pandangan generasi muda mengenai dunia pertanian. “Pro- ses pembuatan pupuk ini kan menggunakan bahan-bahan yang akrab dengan lingkungan kita. Dari bahan yang semula sampah itu kalau diolah bisa digunakan lagi sebagai pupuk. Jika dibuat da- lam jumlah besar, bisa dijual dan menambah pendapatan rumah tangga,” ujarnya. (sur) CHEMICAL ENGINEERING FESTIVAL ITATS AKTIFITAS Siswa di acara Chemical Engineering Festival. Keluarga besar Mahasiswa Unitomo menggelar aksi di depan halaman kampus. sp/Robertus rpk

Upload: surabaya-post

Post on 15-Apr-2017

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 16 surabaya

Surabaya Post 16rabu13 mei 2015surabaya

Surabaya - Segenap civi-tas academika Universitas dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya menuntut pemerintah menun-taskan kasus pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) yang ter-jadi 1998 lalu.Tuntutan terse-but digelar di halaman kampus, Senin (11/5) malam.

Membawa keranda hitam

bertuliskan: Matinya Hukum di Indonesia, aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Kelu-arga Besar Mahasiswa Unitomo (KBMU) Surabaya membawa serta puluhan foto para aktivis mahasiswa yang tewas dalam peristiwa 1998.

Diketahui,Pada peristiwa Mei 1998 lalu,ribuan mahasiswa dari

berbagai kampus di Jakarta serta kampus-kampus lain di seluruh Indonesia turun kejalan. Mere-ka menggelar aksi demonstrasi melawan rezim pemerintahan orde baru dibawah kekuasaan ti-rani Soeharto. Namun,puluhan mahasiswa harus rela mati diterjang timah panas yang di-hujamkan TNI dan Polisi yang

berupaya membubarkan serta menghalau setiap pergerakan mahasiswa.

Pada aksinya kali ini, para mahasiswa membawa serta lilin, lalu menyalakannya di dekat keranda hitam. Pembacaan pui-si dan orasi mewarnai aksi yang awalnya digelar di dalam lingku-ngan kampus kemudian berge-

rak keluar gerbang kampus.“Kami ingin menyampaikan

pada pemerintah bahwa hingga hari ini penuntasan Tragedi Mei 1998, khususnya terkait de-ngan kematian para mahasiswa, masih belum rampung. Belum tuntas. Kami menuntut peme-rintah menuntaskan itu,” tegas Arifin Koordinator aksi.dre/ss

SURABAYA – Ratusan siswa SMKN 5 Surabaya berdemo di lingkungan sekolahnya, Rabu. Mereka protes dengan ren-cana pembangunan pujasera umum, yang harus menggusur keberadaan lapangan volley dan basket sekolah tersebut. “Kami tidak terima kalau lahan fasilitas kami dikurangi apalagi di ban-gun pujasera,” teriak salah satu siswa kelas 12 AV 1.

Mereka tetap akan memper-tahankan lapangan olahraga yang sudah menjadi bagian dari kegiatan mereka. Guru Olahra-ga, Arief S, juga mengatakan hal yang sama. “Lha ini itu sudah jadi kegiatan siswa setiap hari. Hari libur pun mereka saya ajak olahraga disini. Terus kalau mau dihapus gimana mereka mau maju?,” papar Arief.

Kepala Dinas Pendidik-an Surabaya, Kepala Sekolah SMKN 5 beserta anggota DPRD saat ini melakukan rapat terkait lahan yang akan dijadikan pu-

jasera umum. Sedikitnya 30 anggota Polsek Gubeng diter-junkan untuk melakukan penga-walan dan pengamanan aksi un-juk rasa spontanitas yang digelar ribuan siswa SMKN 5 Suraba-ya di Jalan Prof. Dr. Moestopo, Rabu (13/5/2015).

Aksi unjuk rasa spontanitas yang dilakukan oleh 1.500 siswa dan 50 alumni SMKN 5 Sura-baya ini menolak rencana Pem-kot Surabaya membangun Cen-tral Wisata Kuliner (Pujasera) di lingkungan SMKN 5 Surabaya.

Aspirasi ribuan siswa SMKN 5 Surabaya ini langsung dire-spons Kepala Dinas Pendidik-an Surabaya Iksan serta anggota DPRD Surabaya Sutadi yang melakukan pertemuan bersama kepala sekolah dan perwakilan pengunjukrasa.

Setelah aksi direspons, para guru dan siswa SMKN 5 Sura-baya membubarkan diri kemba-li menjalani proses belajar me-ngajar. (sur)

Karena Pujasera,Siswa SMKN 5 Demo

Siswa Diajari Membuat Pupuk Kompos

KBMU Gelar Orasi Pelanggaran HAM 98

SURABAYA - Sebanyak 67 siswa SMK peserta Chemical Engi-neering Festival dengan tema Urban Farming di kampus Insti-tut Teknologi Adi Tama Surabaya (ITATS) diajarkan cara membuat pupuk kompos. Bahan-bahan yang diperlukan termasuk am-pas teh disediakan mahasiswa Fakultas Teknik Industri Juru-san Teknik Kimia yang mengge-lar acara tersebut.

Para siswa itu dibagi dalam tim beranggota 3-4 orang yang

didampingi mahasiswa dari ITATS. Setelah memeroleh pe-tunjuk dari dosen ITATS me-ngenai proses pembuatan pupuk kompos, siswa SMK ini pun lang-sung praktik dengan bahan yang sudah disiapkan di masing-ma-sing tim.

“Ini sebagai bagian dari kegia-tan pengabdian pada masyara-kat. Agak berbeda dari biasanya karena kali ini kami mengundang para siswa dan melakukan prak-tik bersama di kampus kami,”

kata Henny Silva, Ketua Panitia Chemical Engineering Festival.

Mahasiswa semester 6 Fakultas Teknik Industri Jurusan Teknik Kimia ini menambahkan, para siswa peserta workshop ini bisa membawa pulang pupuk kompos yang sudah dibuatnya. “Kami juga memberi mereka wujud pupuk kompos yang sudah jadi sehingga mereka bisa membandingkan de-ngan pupuk yang mereka buat itu,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Ir Bam-bang Setyono MT, Wakil Rektor III ITATS menyatakan, kegiatan tersebut selain dimaksudkan un-tuk menanamkan sikap peduli pada lingkungan juga untuk mer-ubah pandangan generasi muda mengenai dunia pertanian. “Pro-ses pembuatan pupuk ini kan menggunakan bahan-bahan yang akrab dengan lingkungan kita. Dari bahan yang semula sampah itu kalau diolah bisa digunakan lagi sebagai pupuk. Jika dibuat da-lam jumlah besar, bisa dijual dan menambah pendapatan rumah tangga,” ujarnya. (sur)

CHeMiCAl enGineerinG FestivAl itAts

AktifitAs siswa di acara Chemical Engineering festival.

keluarga besar Mahasiswa Unitomo menggelar aksi di depan halaman kampus.

sp/Robertus rpk