16. kelembagaan dalam pertanian 1

18
KELEMBAGAAN DALAM PERTANIAN LEMBAGA DAN PERANANNYA Setiap masyarakat hidup dalam bentuk dan diskusi oleh lembaga-lembaga tertentu. Lembaga (institution) adalah organisasi atau kaidah-kaidah baik formal atau non formal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu. Lembaga-lembaga dalam masyarakat desa ada yang bersifat asli berasal dari adat kebiasaan yang turun-temurun, tetapi ada pula yang diciptakan baik dari dalam maupun luar masyarakat desa. Lembaga-lembaga adat yang penting dalam pertanian misalnya pemilikan tanah, jual beli dan sewa-menyewa, bagi hasil, gotong royong, koperasi, arisan dan lain-lain. Lembaga-lembaga itu mempunyai peranan tertentu yang diikuti dengan tertib oleh anggota masyarakat desa dan setiap penyimpangan akan disoroti dengan tajam oleh anggota masayarakat. Lembaga-lembaga yang ada dalam sektor pertanian dan pedesaan sudah mengikuti berbagai perubahan jaman. Banyak lembaga yang sudah lenyap, tetapi banyak juga lembaga baru yang muncul sesuai dengan iklim pembangunan pertanian dan pedesaan. Suatu lembaga yang hidup sekarang ada yang merupakan lembaga baru, tetapi mungkin suatu lembaga lain yang sudah mengalami perubahan mengikuti kebutuhan masyarakat, misalnya sewa-menyewa tanah dapat diubah menjadi bagi hasil atau sistem penyakapan, pinjam-meminjam uang di bawah tangan dilembagakan dalam bentuk Badan Kredit Desa (BKD), dan organisasi baru dapat dibentuk untuk melancarkan

Upload: avino-sudhana

Post on 10-Feb-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hh

TRANSCRIPT

Page 1: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

KELEMBAGAAN DALAM PERTANIAN

LEMBAGA DAN PERANANNYA

Setiap masyarakat hidup dalam bentuk dan diskusi oleh lembaga-lembaga tertentu. Lembaga (institution) adalah organisasi atau kaidah-kaidah baik formal atau non formal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu. Lembaga-lembaga dalam masyarakat desa ada yang bersifat asli berasal dari adat kebiasaan yang turun-temurun, tetapi ada pula yang diciptakan baik dari dalam maupun luar masyarakat desa. Lembaga-lembaga adat yang penting dalam pertanian misalnya pemilikan tanah, jual beli dan sewa-menyewa, bagi hasil, gotong royong, koperasi, arisan dan lain-lain. Lembaga-lembaga itu mempunyai peranan tertentu yang diikuti dengan tertib oleh anggota masyarakat desa dan setiap penyimpangan akan disoroti dengan tajam oleh anggota masayarakat.Lembaga-lembaga yang ada dalam sektor pertanian dan pedesaan sudah mengikuti berbagai perubahan jaman. Banyak lembaga yang sudah lenyap, tetapi banyak juga lembaga baru yang muncul sesuai dengan iklim pembangunan pertanian dan pedesaan. Suatu lembaga yang hidup sekarang ada yang merupakan lembaga baru, tetapi mungkin suatu lembaga lain yang sudah mengalami perubahan mengikuti kebutuhan masyarakat, misalnya sewa-menyewa tanah dapat diubah menjadi bagi hasil atau sistem penyakapan, pinjam-meminjam uang di bawah tangan dilembagakan dalam bentuk Badan Kredit Desa (BKD), dan organisasi baru dapat dibentuk untuk melancarkan usaha tertentu. Sebagai contoh BIMAS (Bimbingan Massal) merupakan lembaga yang dibentuk untuk mencapai tujuan meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani secara massal pada tahun 1963 dan selanjutnya mengalami penyempurnaan sesuai dengan keperluan.

ASPEK KELEMBAGAAN

Aspek kelembagaan ini bisa berupa kelembagaan pemerintah (formal) maupun non pemerintah (non formal) tergantung dari segi kepentingannya. Aspek kelembagaan sangat penting bukan hanya dilihat dari segi ekonomi pertanian secara keseluruhan tetapi juga segi ekonomi pedesaan.

Page 2: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

Mosher (1974) mengidentifikasi bahwa aspek kelembgan merupakan syarat pokok yang diperlukan agar struktur pembangunan pedesaan dapat dikatakan maju. Ada tiga diantara lima syarat pokok yang harus ada yang dikategorikan sebagai aspek kelembagaan dalam Struktur Pedesaan Maju. Tiga syarat pokok tersebut antara lain adalah :P A S A R

Pasar penting bagi petani untuk membeli kebutuhan faktor produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan dan sebagainya. Pasar juga berfungsi sebagai tempat petani menjual hasil-hasil panennya dan bahkan tempat untuk membeli kebutuhan konsimsi keluarga.

PELAYANAN PENYULUHAN

Kelembagaan tersebut penting bagi petani untuk menerapkan teknologi baru yang ingin dicobanya.

PERKREDITAN

Lembaga tersebut harus dapat terjangkau oleh petani, bukan saja tersedia pada waktu petani membutuhkan tetapi juga mudah dan murah. Kredit diperlukan oleh petani untuk membeli faktor produksi dan menerapkan teknologi baru.Adanya pasar memang mendorong kehidupan ekonomi di daerah sekitarnya. Letak pasar yang jauh dengan sentra produksi merupakan tugas bagi pemerintah untuk mendekatkannya. Cara mendekatkannya dengan membentuk Koperasi Unit Desa (KUD), yaitu suatu lembaga perekonomian yang tugasnya menyalurkan faktor produksi seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan pertanian yang dibutuhkan oleh petani dan membeli hasil-hasil pertanian. Menurut Budiono (1982) ada dua hal yang perlu diperhatikan agar koperasi dapat berperan membantu untuk merangsang peningkatan produksi dan sekaligus juga membantu petani untuk menampung hasil pertanian yaitu :

a) Suatu koperasi akan kurang diperlukan bila keadaan pasar sempurna.Hal ini disebabkan dalam situasi yang demikian persaingan pasar menjadi kuat, sehingga tidak satu pihakpun yang akan diekploitasi. Di Indonesia tampaknya tidak demikian karena yang mendekati sempurna jarang sekali atau bahkan jarang diutamakan.

Page 3: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

Mengingat hal tersebut fungsi koperasi masih diperlukan dan akan tetap dapat berkembang.

b) Pada keadaan pasar yang kurang atau tidak sempurna, Koperasi akan berkembang baik karena di pasar yang demikian sering dijumpai beberapa orang yang bertindak monopolistik dan sebagian besar merupakan pembeli-pembeli sekala kecil. Oleh karena itu untuk memperbaiki posisi harga jual petani perlu kelembagan seperti koperasi.Sebenarnya pentingnya aspek kelembagaan tersebut sudah lama dikembangkan di Indonesia. Dalam unit ekonomi terkecil dalam pembangunan pertanian sering dikenal istilah Wilayah Unit Desa (WILUD). Dalam sistem BIMAS padi satu WILUD terdiri atas ± 600 – 1000 ha hamparan lahan. Dalam WILUD dilengkapi dengan kelembagaan yang dapat melayani petani yaitu :

a. Adanya Bank. Kelembagaan keuangan seperti bank akan sangat besar manfaatnya bagi petani untuk memperoleh kredit dan sebagai tempat menabung.

b. Adanya Penyuluhan. Kelembagan penyuluhan dilengkapi dengan petugas yang lebih dikenal dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), untuk menyampaikan informasi teknologi dan penerapan teknologi baru kepada petani, serta tempat petani menyampaikan permasalahan.

c. Adanya Lembaga Penyaluran Sarana Produksi dan Membeli Hasil-hasil PertanianSeperti yang diketahui penyaluran faktor produksi dan menampung hasil-hasil pertanian sangat diperlukan. Dalam hal ini KUD yang ditugaskan untuk menyalurkan faktor produksi ke kelompok tani dan membeli hasil-hasil panen yang diproduksi oleh petani.

Kelembagaan nonformal sangat beragam baik bentuk, fungsi maupun variasinya. Untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain mialnya, ada bagi hasil di Jawa Timur, ada sakap dan gemblokan di Jawa Barat yang keduanya hampir mirip.

PENERANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN

Penerangan dan Penyuluhan Pertanian merupakan subsistem BIMAS yang ditumbuhkembangkan dengan melaksanakan kampanye penyebarluasan informasi dan kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi dan mengoptimasikan pencapaian produksi melalui intensifikasi.

Page 4: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

Penerangan dan penyuluhan pertanian digiatkan dengan memanfaatkan media masa, lembaga komunikasi yang ada dimasyarakat dan memeransertakan BIPP (Balai Informasi Penyuluhan Pertanian) , BPP (Balai Penyuluhan Pertanian), Puspenmas (Pusat Penerangan Masyarakat), serta Penyuluhan Lapangan Kegiatan penerangan diarahkan untuk meningkatkan peran serta masyarakat secara massal dalam peningkatan produksi dan pendapatan petani dengan memanfaatkan sarana penerangan yang tersedia secara optimal yaitu dalam media, pameran, tatap muka/klompencapir, mass media tradisional dll.Penyelenggaraan penerangan BIMAS dilaksanakan secara fungsional oleh Departemen Penerangan dalam koordinasi Badan Pengendali BIMAS/Satuan Pembina/ Pelaksana BIMAS dengan mekanisme sebagai berikut:

a) Di tingkat Pusat, kebijakansanaan penerangan dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertanian/Ketua badan Pengendali BIMAS, pengendalian koordinasinya dilakukan oleh Sekretaris Badan Pengendali BIMAS. Sedangkan petunjuk teknis penerangan BIMAS ditetapkan oleh Direktur Jenderal Penerangan Umum Departemen Penerangan yang dijabarkan oleh Tim Teknis Badan Pengendali BIMAS untuk mendukung pelaksana Program BIMAS Intensifikasi.

b) Di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kotamadya, Pembina/pelaksana operasional penerangan BIMAS ditetapkan oleh Gubernur KDH Tk I/Bupati/Walikota KDH Tk II selaku Ketua Satuan Pembina/Pelaksana BIMAS. Gerakan penerangan BIMAS di tingkat provinsi dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Penerangan bersama-sama Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian/Ketua Pembina Harian BIMAS dan di tingkat Kabupaten/Kotamadya dilakukan oleh Kepala Kantor Departemen Penerangan bersama-sama Ketua Pelaksana harian BIMAS.

c) Ditingkat Kecamatan/Desa, Penerangan BIMAS dilaksanakan dengan memantapkan fungsi Pusat Penerangan Masyarakat (Puspenmas).

Kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani dengan memasyarakatkan penerapan teknologi sesuai anjuran, meningkatkan kemampuan dan keterpaduan kelompok tani dan KUD serta mewujudkan pola kemitraan yang berwawasan agribisnis.Penanggungjawab penyelenggaraan penyuluhan pertanian berdasarkan Keputusan Bersama Menteri dalam Negeri dan Menteri Pertanian Nomor 54 Tahun 1996 tanggal 10 April 1996, 301/Kpts/LP.120/4/96.

a. Di tingkat Pusat adalah Menteri Pertanian. Pelaksana koordinasi sehari-hari dilakukan oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian.

Page 5: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

b. Di tingkat Provinsi Daerah Tingkat I adalah Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. Pelaksana koordinasi sehari-hari dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Penyuluhan Pertanian

c. Di tingkat Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II oleh Bupati/Walikota Kepala Daerah Tingkat II. Pelaksana koordinasi sehari-hari dilakukan oleh Kepala Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian

Tata kegiatan penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut:1. Kegiatan penyuluhan pertanian diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan program

penyuluhan pertanian yang disusun dalam kelompok penyuluh pertanian untuk memadukan aspirasi petani, nelayan dan masyarakat pertanian dengan potensi wilayah.

2. Kegiatan penyuluhan pertanian berpangkal pada program penyuluhan pertanian dan rencana kerja penyuluh pertanian yang dilaksanakan dengan sistem kerja yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi petani/nelyan setempat. Kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan pada terwujudnya pelaksanaan sapta usaha/asta usaha intensitas dan kegiatan massal untuk mencapai sasaran intensifikasi dan sasaran pendapatan petani melalui pembinaan kelompok tani sehingga terdapat hubungan melembaga antara kelompok tani dengan KUD.

3. Untuk mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi, penyuluhan pertanian dilaksanakan berdasarkan spesifik lokalita dengan memperhatikan kondisi dan per kembangan wliayah serta kebutuhan nyata para petani.

Peran dan fungsi penyuluhan pertanian dalam gerakan intensifikasi menurut sistem BIMAS meliputi :a. Meningkatkan partisipasi petani dalam setiap tahapan kegiatan intensifikasi

(perencanaan, persiapan pelaksanaan, dan monitoring pemecahan masalah).b. Menumbuhkan dinamika dan kepemimpinan anggota kelompok melalui kegiatan

musyawarah, diskusi dan penyusunan RDK (Rencana Dasar Kegiatan) dan RDKK ( Rencana Dasar Kegiatan Kelompok).

c. Menyampaikan anjuran teknologi tepat guna kepada petani dan membina penerapannya dalam rangka peningkatan mutu intensifikasi.

d. Membina dan mendorong berkembangnya organisasi dan kemampuan petani dalam pengalaman lima jurus kemampuan kelompok tani.

e. Mendorong terwujudnya hubungan yang melembaga antara kelompok tani dengan KUD serta hubungan kemitraan usaha antara kelompok tani, KUD dan perusahan mitra.

Page 6: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

f. Membina pelaksanaan perakitan/rancang bangun usahatani sesuai dengan kondisi setempat.

g. Menyiapkan bahan penyusunan penyuluhan pertanian (propinsi, kabupaten/kodya dan BPP) dan menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian.

Upaya pembinaan kelomppok tani diselaraskan dengan tingkat kemampuan kelompok tani yang diukur dengan lima jurus kemampuan yaitu :1. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktifitas usahatani

(termasuk pasca panen dan analisis usahatani) para anggotanya dengan penerapan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.

2. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjiam dengan pihak lain3. Kemampuan pemupukan modal dan pemanfaatan pendapatan secara rasional4. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga antara kelompok tani

dengan Koperasi Unit Desa (KUD)5. Kemampuan menerapkan teknologi dan pemanfaatan informasi, serta kerjasama

kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktifitas usahatani para anggota kelompok.

Pembinaan kemampuan manajerial kelompok tani untuk meningkatkan kelas kelompok, diprogramkan setiap tahun, dengan sasaran dan kegiatan yang jelas pada masing-masing tingkat, baik propinsi, kabupaten/kodya, kecamatan maupun desa. Pengumuman kenaikan kelas kelompok dilakukan pada hari Krida Pertanian (21 Juni-21 Juli) atau pada hari Pertasi kencana atau hari besar pertanian lainnya.Untuk menjamin agar kelompok tani mampu menerapkan sapta usaha dan asta usaha intensifikasi secara penuh, mampu memecahkan masalah yang dihadapi, dan mampu memanfatkan peluang ekonomi, pembinan kelompok tani terus ditingkatkan dan diarahkan kepada hal-hal sebagai berikut:1. Peningkatan kepemimpinan, dinamika, dan kemampuan dalam menyusun RDK dan

RDKK secara musyawarah.2. Peningkatan kemampuan menyususn RDK pada pola supra insus berpedoman

kepada hasil kesepakatan musyawarah kelompok tani di tingkat USI dan kepada hasil kesepakatan KTNA di tingkat UHSI.

3. Peningkatan kemampuan mengurus kegiatan usahatani baik dilahan sawah maupun di lahan usahatani lainnya serta mengusahakan kerjasama usahatani sehamparan.

4. Peningkatan kemampuan kelompok tani dalam mengembangkan agribisnis dan menjalin kemitraan dengan KUD dan perusahaan mitra berdasarkan hubungan kemitran yang saling menguntungkan.

Page 7: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

5. Peningkatan kemampuan kelompok tani untuk membina anggota menjadi anggota KUD dan menjadi Tempat Pelayanan Koperasi (TPK).

Dalam pelaksanaan kegiatan Program BIMAS Intensifikasi Peningkatan kemampuan kelompok tani diarahkan kepada :a. Kemampuan menyusun RDK dan RDKKb. Kemampuan mengelola kegiatan usahataninyac. Kemampuan melakukan kerjasama usahatanid. Kemampuan menjadi tempat pelayanan koperasi Keterpaduan kelompok tani dengan KUD merupakan hal yang strategis yang perlu didorong agar dapat terwujud kelompok tani yang tangguh dan KUD mandiri. Upaya-upaya yang dilaksanakan dan terus dikembangkan dalam rangka keterpaduan ini meliputi a. RDKK yang disusun kelompok tani merupakan rencana pelayanan KUD dan tertuang

dalam Rencana Kerja KUD dan Rencana Pelayanan.b. Penunjukan kelompok tani sebagai TPKc. Kegiatan tabungan kelompok dan simpan pinjam di kelompok dikembangkan sebagai

basis kegiatan simpan pinjam KUD.d. Kunjungan bersama antara pengurus KUD, Penyuluh Pertanian dan Ketua Kelompok

Tani ke pertemuan kelompok.e. Menyelenggarakan kursus perkoperasian bagi anggota kelompok tani.f. Meningkatkan fungsi dan aktifitas posko A3 di KUD.Persiapan penyusunan RDK dimulai dengan musyawarah LKMD/pada bulan bakti LKMD (sehingga RDK merupakan bagian Rencana Pembangunan Desa) dan kemudian dimantapkan dalam musyawarah kelompok tani pada hari Krida Pertanian.

PENYULUHAN PERTANIAN SPESIFIK LOKALITA

Yang dimaksud dengan penyuluhan pertanian dalah proses pendidikan non formal bagi petani dan nelayan beserta keluarganya agar mereka meningkatkan produksi dan produktivitas usahataninya, produktivitas kerja serta kemandirian dalam usahatani yang berkelanjutan sehingga akan meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan beserta keluarganya yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidupnya. Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengubah perilaku para petani menjadi petani yang berperilaku profesional dalam berusahatani sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga dalam masyarakatnya.

Page 8: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

Ciri petani professional adalah mampu berfungsi sebagai usahawan rasional, mampu bekerjasama kooperatif dan efisien, mampu meningkatkan mutu kerja serta mampu menyerap iptek secara cepat dan tepat. Kondisi awal diartikan sebagai keadaan awal, sekarang, saat mau berangkat dan bergerak sesuai waktu.Penyuluh pertanian adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas melakukan kegiatan penyuluhan pertanian secara penuh oleh pejabat yang berwenang.Pembinaan terhadap penyuluh pertanian diarahkan kepada pembinaan sebagai sutu kesatuan korps potensial. Pembinaan tersebut dilakukan untuk menciptakan rasa tanggung jawab terhadap profesi penyuluh pertanian sehingga upaya membangun sumber daya manusia dan alih teknologi dapat berjalan lebih efektif dan efisien.Kelompok tani dan nelayan adalah kumpulan petani dan nelayan yang terbentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi dan budaya), keakraban dan keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua kelompok.Pembinaan kelompok tani dan nelayan merupakan upaya peningkatan dan pengembangan kemampuan sesuai dengan fungsinya. Untuk dapat mengatasi hal-hal yang tidak mungkin diseesaikan oleh kelompok tani, dikembangkan pula Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi dan nasional. Untuk pembinaan selanjutnya dilakukan dengan menggunakan lima tolok ukur/jurus kemampuan kelompok tani-nelayan seperti yang telah disebutkan diatas.Pola penyuluhan pertanian merupakan sistem. Pada penyuluhan pertanian berperan sejumlah fungsi antara lain: fungsi penelitian penyuluhan, pengaturan, pelayanan, informasindan pasar dengan kontribusi yang berbeda menurut variasi kemajuan petani beserta usahataninya.Sesuai dengan wilayah pembangunan pertanian, penyelenggaraan penyuluhan pertanian dilaksanakan dalam tiga sistem sebagai berikut:a. Penyuluhan sistem I, yaitu penyuluhan pertanian bagi para petani pada wilayah

pengembangan Ib. Penyuluhan sistem II, yaitu penyuluhan pertanian bagi para petani pada wilayah

pengembangan IIc. Penyuluhan sistem III, yaitu penyuluhan pertanian bagi para petani pada wilayah

pengembangan IIIPada wilayah I, kegiatan penyuluhan diarahkan agar terjadi perubahan (petani/usahatani) sebagai berikut:

a. tumbuh dan berkembangnya pimpinan kelompok tani (hamparan/domisili)

Page 9: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

b. berubahnya petani dari migrasi sirkuler menjadi menetap dengan adanya uahatani yang menjamin hasil secara berkala.

c. menumbuhkembangkan sawit dupa serta perbaikan usahatani melalui penerapan teknologi baru.

d. menumbuhkembangkan aneka usahatani sekaligus merintis komoditas unggulan.

Akselerasi perubahan: Dominasi peran dari fungsi pelayanan dan pengaturan, peningkatan peranan kepala desa/wilayah/daerah serta peranan penyuluh sebagai motivator (mendorong dan mengarahkan), educator (meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk sikap positif), penghubung/perakit antar fungsi terkait.Pada wilayah II, kegiatan penyuluhan diarahkan agar terjadi perubahan (petani/usahatani) sebagai berikut:

a. membudayakan perbaikan yang sudah dimulai pada peringkat pemula, tumbuh dan berkembangnya usahatani yang padat modal dan berpeluang pasar.

b. pemupukan modal keluarga dan modal bersama, kooperatif (kelompok tani, KUD) serta mulai tampil komoditas unggulan yang mampu bersaing (regional-nasional)

Akselerasi perubahan: a. dominasi fungsi pasar, pelayanan dan informasi (kios, waserda, pengadaan

barang) dan didekatkannya informasi pembangunan pertanian (harga pasar, bina tani, koran),

b. bimbingan fungsi pelayanan dalam kerjasama berkelompokc. penyuluh berperan sebagai dinamisator (mendorong untuk merencanakan dan

memilih usahatani yang lebih untung), organisator (mendorong kebersamaan dalam meningkatkan pendapatan keluarga, kelompok dan masyarakat).

Pada wilayah III, kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan untuk mendorong berkembangnya usahatani yang siap/mampu bersaing secara regional, nasional dan global.Akselerasi perubahan:

a. Pada komoditas unggulan yang berorientasi pasar, panen teratur, mutu dan volume hasil terjamin serta mudah diusahakan dan dipasarkan.

b. Penyuluh lebih berperan sebagai komunikator (mencari, mengkomu-nikasikan temuan-temuan teknologi baru, siap membantu petani dalam pengambilan

Page 10: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

keputusan), sebagai penasehat (mencarikan pilihan yang diminta dan membantu pemecahan masalah dalam pengembangannya).

MANFAAT DAN CARA PENYULUHAN

Hubungan komunikasi baik melalui transportasi maupun radio dan TV, mempunyai peranan penting dalam mengubah pandangan masyarakat petani yang tidak sesuai dengan pengetrapan ilmu pertanian yang baik. Dengan berulang kali mendengar dan melihat fakta baik pada waktu mengadakan perjalanan atau melalui siaran TV, mereka akan berfikir dan menilai sendiri kebenaran yang menjadi pendapatnya dan akhirnya akan meniru terhadap apa yang lebih baik walaupun mungkin berlawanan dengan pendapat/ kepercayaan mereka semula.Perubahan pendapat atau pandangan demikian akan terjadi lebih cepat apabila orang yang menjadi panutan mereka telah mulai lebih dulu. Orang yang menjadi panutan mereka belum tentu pimpinan formal (kepala desa atau yang lain) tetapi tokoh-tokoh tertentu yang sering dinamakan pimpinan non formal. Dengan menjadikan pimpinan non formal sebagai tokoh penghubung atau ”contac persons” dan membuatnya percaya akan lebih baiknya teknologi baru dari pada yang sudah ada, kemudian sekaligus mengetrapkannya pada suatu tempat yang mudah dilihat orang banyak sebagai petak demonstrasi, alih teknologi dapat menjadi lebih cepat.Pada waktu itu peranan pakar pertanian sangat diperlukan dalam membimbing tokoh penghubung tersebut. Petak-petak demonstrasi dibuat lebih banyak pada lokasi yang tersebar. Cara penyuluhan demikian sering disebut dengan “olie vlek methode” (metode bercak minyak) dengan harapan petak-petak tersebut makin lama makin luas karena ditiru oleh petani disekitarnya dan akhirnya seluruh wilayah akan melaksanakan demikian. Metode bercak minyak ini merupakan metode penyuluhan yang relatif lebih lama dari pada penyuluhan melalui radio dan televisi. Dilengkapi dengan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), PPS (Penyuluh Pertanian Spesialis), Klompencapir (Kelompok Pendengar Pembaca dan Pemirsa) dan dengan keadaan soial ekonomi serta pendidikan petani yang lebih maju alih teknologi dapat lebih cepat terlaksana.Pengetrapan teknologi baru sering diikuti tambahnya biaya untuk luas lahan yang sama, sehingga petani harus menyediakan tambahan dana untuk itu. Bagi petani yang kurang mampu hal ini merupakan hambatan dalam pelaksanan alih teknologi walaupun yang bersangkutan menyadari akan lebih baiknya teknologi tersebut. Pemerintah menyadari

Page 11: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

akan hal ini sehingga dalam pelaksanan alih teknologi ke pedesaan disertai cara pemecahan masalah biaya dengan memberikan kredit yang tidak memberatkan petani.Pelaksanaan alih teknologi secara serentak dalam rangka peningkatan produksi dan swasembada pangan di Indonesia dimulai pada tahun 1967 dengan demonstrasi massal (DEMAS) kemudian diteruskan dengan intensifikasi massal (INMAS) dengan pengembangannya menjadi intensifikasi khusus (INSUS). Peningkatan hasil tanaman perkebunan juga dilakukan berdasarkan intensifikasi, miskipun dengan nama yang berbeda, misal tebu rakyat intensifikasi (TRI), intensifikasi serat karung rakyat (ISKARA) untuk rosela. Penanganan peningkatan produksi melalui intensifikasi dilakukan dengan pola perusahaan inti rakyat (PIR) yaitu areal tanaman rakyat sebagai plasma dan areal tanaman perkebunan atau pabrik sebagai inti. Perkebunan/pabrik yang menjadi inti wajib memberikan bimbingan teknik agronomi, menampung dan mengolah produk dari plasma. Dengan cara PIR ini banyak keuntungan yang diperoleh antara lain :

1. Petani dapat menyerap langsung teknologi baru dari perkebunan inti secara intensif.

2. Petani yang tidak mampu dapat melaksanakan pertanian dengan baik karena pada umumnya bibit dan saprodi yang lain disuplai dari perkebunan/pabrik.

3. Bila tanaman yang diusahakan adalah tanaman tahunan yang masa produksinya lama, petani bisa memanfaatkan lahan di antara tanaman pokok untuk budidaya tanaman semusim.

4. Petani telah mendapatkan jaminan pemasaran produk karena semua produk perkebunannya dibeli oleh perkebunan inti/pabrik.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan petani dan inovasi teknologi baru secara efektif dan efisien hendaklah memenuhi syarat-syarat :

a) Harus datang ke tempat petaniKegiatan pokok petani adalah bertani di sawah/ladang. Pekerjaan ini mengikatnya sepanjang hari diusahatani dan rumahnya. Oleh karena itu pendidikan untuk petani harus diberikan ditempat dimana ia berada diusahatani dan di rumah mereka sendiri.

b) Harus bersifat khas, sesuai dengan minat dan kebutuhan petani sekarang iniPendidikan itu harus mengenai pokok-pokok yang memang telah menarik minat petani. bagaimana menaikkan produksi tanaman dan ternak, bagaimana memperbesar selisih antara biaya dan hasil, dan bagaimana meningkatkan taraf kehidupan keluarga di dalam masyarakat sendiri.

c) Harus mengindahkan kenyataan bahwa petani itu adalah orang dewasa.

Page 12: 16. Kelembagaan Dalam Pertanian 1

Orang dewasa merasa bahwa mereka sudah mengetahui segala sesuatu yang diperlukan dalam bidang pekerjannya. Proses belajar itu serta kesalahan-kesalahan yang mereka buat di dalam proses itu tidak tersembunyi di dalam kelas/laboratorium. Belajar dan membuat kesalahan-kesalahan itu berlangsung di bawah sorotan mata anggota keluarga dan tetangga mereka. Hasil yang mereka peroleh dari belajar itu mungkin tertunda berminggu-minngu, atau berbulan-bulan sampai pengetahuan dan ketrampilan baru itu terwujud berupa produksi pertanian yang lebih besar. Karena alasan-alasan ini pendidikan harus berlainan sama sekali dengan pendidikan sekolah anak-anak. Pendidikan itu harus menggunakan metode mengajar khusus dan materi yang menarik disertai contoh-contoh kegiatan yang telah berhasil untuk menarik minat.

d) Harus sesuai dengan waktu senggang petaniKunjungan singkat kepada petani pada saat di lapang atau pada saat santai di rumah seorang demi seorang atau pertemuan kelompok yang diadakan pada waktu senggang mereka adalah merupakan cara yang paling efisien.

e) Unit bahan pelajaran dalam kebanyakan hal haruslah merupakan suatu cara kerja tertentu yang baru atau yang telah diperbaiki.

Cara-cara kerja produksi pertanian tertentu yang baru dan telah diperbaiki harus dijelaskan: Apakah cara kerja baru itu?, Mengapa lebih unggul dan lebih baik? dan bagaimana cara melaksanakannya? Ketrampilan khusus bagi petani yang meliputi perencanaan usahatani, kecakapan tataniaga dan pengelolaan koperasi.

f) Harus disertai dengan kesempatan bagi petani untuk segera mempraktekkan metode baru yang diajarkan.

Untuk tujuan ini waktu pendidikan harus disesuaikan dengan waktu aplikasi metode baru dan tersedianya bahan. Misal untuk latihan penggunaan pupuk harus dilangsungkan menjelang musim penghujan dan pupuknya harus tersedia.

g) Setiap cara kerja yang baru atau yang diubah yang dianjurkan itu haruslah teknis baik dan ekonomis menguntungkan.

Hal ini harus dilakukan pengujian setempat untuk mengetahui bagaimana hasilnya kalau petani yang berdekatan mempraktekkan cara baru itu. Memastikan dengan perhitungan yang teliti bahwa nilai hasil yang diperoleh dengan metode baru itu akan melebihi biayanya dengan jumlah yang cukup besar (menguntungkan).

h) Petani memerlukan dorongan untuk mau melakukan percobaanLangkah-langkah ini harus didukung oleh kelompok-kelompok tani / petani pelopor yang mampu dalam hal pembiayaan.