145792305 paper elektromagnetik

10
METODE ELEKTROMAGNETIK DALAM SURVEY GEOFISIKA Cinantya Nirmala Dewi, Dwi Ajeng E., Elwin Purwanto, Kuni Azizah, Rizka Rahmatie A.P., Siti Hidayatunnisak Jurusan Fisika Universitas Brawijaya Jalan Veteran 2 Malang 65145 ABSTRAK Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi bawah permukaan bumi (subsurface) dengan menggunakan metode survei geofisika. Metode Elektromagnetik merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika dengan mengukur respon tanah terhadap perambatan gelombang elektromagnetik untuk eksplorasi benda-benda konduktif. Instrumen untuk survei elektromagnetik terdiri dari bagian pemancar dan penerima Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Metode elektromagnetik meliputi metode VLF (Very Low Frequency), Turam, dan TEM PENDAHULUAN Geofisika eksplorasi adalah pemakaian metoda - metoda seismik, gravitasi, kemagnetan, kelistrikan, dan elektromagnetik untuk pencarian minyak, gas, mineral, air tanah dan sebagainya, untuk eksplorasi dan eksploitasi dalam arti ekonomis. Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode elektromagnetik. Metode Elektromagnetik, yaitu membuat medan elektromagnetik (dengan sirkuit di permukaan) serta kita ukur kuat medannya, maka akan ada anomali bilaman di bawah terdapat cebakan urat bijih/ benda metal. Gelombang elektromagnetik mempunyai prinsip dasar dari persamaan Maxwell. Metode elektromagnetik biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas inilah yang dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. PEMBAHASAN Teori medan elektromagnetik merupakan suatu teori yang menjelaskan hubungan antara medan magnet yang menimbulkan rambatan gelombang elektromagnetik. Menurut Maxwell, medan listrik yang berubah akan menimbulkan medan magnet, sementara itu Faraday berpendapat bahwa perubahan medan magnet menimbulkan medan listrik. Persamaan Maxwell merupakan persamaan yang melatarbelakangi gelombang elektromagnetik dimana

Upload: yongki-andita-aiman

Post on 24-Nov-2015

148 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • METODE ELEKTROMAGNETIK DALAM SURVEY GEOFISIKA

    Cinantya Nirmala Dewi, Dwi Ajeng E., Elwin Purwanto, Kuni Azizah, Rizka Rahmatie

    A.P., Siti Hidayatunnisak

    Jurusan Fisika Universitas Brawijaya

    Jalan Veteran 2 Malang 65145

    ABSTRAK

    Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi bawah permukaan bumi

    (subsurface) dengan menggunakan metode survei geofisika. Metode Elektromagnetik

    merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika dengan

    mengukur respon tanah terhadap perambatan gelombang elektromagnetik untuk eksplorasi

    benda-benda konduktif. Instrumen untuk survei elektromagnetik terdiri dari bagian pemancar

    dan penerima Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas

    dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Metode elektromagnetik

    meliputi metode VLF (Very Low Frequency), Turam, dan TEM

    PENDAHULUAN

    Geofisika eksplorasi adalah pemakaian

    metoda - metoda seismik, gravitasi,

    kemagnetan, kelistrikan, dan

    elektromagnetik untuk pencarian minyak,

    gas, mineral, air tanah dan sebagainya,

    untuk eksplorasi dan eksploitasi dalam arti

    ekonomis. Salah satu metode yang banyak

    digunakan dalam prospeksi geofisika

    adalah metode elektromagnetik. Metode

    Elektromagnetik, yaitu membuat medan

    elektromagnetik (dengan sirkuit di

    permukaan) serta kita ukur kuat medannya,

    maka akan ada anomali bilaman di bawah

    terdapat cebakan urat bijih/ benda metal.

    Gelombang elektromagnetik

    mempunyai prinsip dasar dari persamaan

    Maxwell. Metode elektromagnetik

    biasanya digunakan untuk eksplorasi

    benda-benda konduktif. Perubahan

    komponen-komponen medan akibat variasi

    konduktivitas inilah yang dimanfaatkan

    untuk menentukan struktur bawah

    permukaan.

    PEMBAHASAN

    Teori medan elektromagnetik

    merupakan suatu teori yang menjelaskan

    hubungan antara medan magnet yang

    menimbulkan rambatan gelombang

    elektromagnetik. Menurut Maxwell,

    medan listrik yang berubah akan

    menimbulkan medan magnet, sementara

    itu Faraday berpendapat bahwa perubahan

    medan magnet menimbulkan medan

    listrik.

    Persamaan Maxwell merupakan

    persamaan yang melatarbelakangi

    gelombang elektromagnetik dimana

  • terdapat medan listrik E dan medan

    magnet B.

    Pada medium konduktif,

    persamaan Maxwell dinyatakan dengan:

    Solusi medan listrik maupun medan

    magnet untuk medium homogen dapat

    menghitung besar amplitudo pada

    kedalaman tertentu atau dikenal dengan

    skin depth atau kedalaman penetrasi.

    Kedalaman penetrasi pada

    gelombang elektromagnetik dinyatakan

    dengan seberapa dalam gelombang

    terpenetrasi sehingga intensitasnya

    menjadi nol. Dalam hal ini gelombang

    medan magnet dan medan listrik akan

    sebanding dengan invers kedalaman

    penetrasi gelombang (Syamsuddin,2009).

    Medan elektromagnetik yang

    digunakan dapat diperoleh dengan sengaja

    membangkitkan medan elektromagnetik di

    sekitar daerah observasi, pengukuran

    semacam ini disebut teknik pengukuran

    aktif. Contoh metode ini adalah metode

    turam. Daerah observasi dari metode ini

    dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat.

    Teknik pengukuran lain adalah teknik

    pengukuran pasif, teknik ini

    memanfaatkan medan elektromagnetik

    yang berasal dari sumber yang tidak secara

    sengaja dibangkitkan di sekitar daerah

    pengamatan. Gelombang elektromagnetik

    seperti ini berasal dari alam

    (magnetotellurik) dan dari pemancar

    frekuensi rendah (15-30 kHz), yaitu VLF

    (Very Low Frequency) yang digunakan

    untuk kepentingan navigasi kapal selam di

    seluruh dunia. Teknik ini mempunyai

    jangkauan daerah pengamatan yang luas.

    1. Metode Turam

    Metode ini merupakan metode

    elektromagnetik mengukur respon tanah

    terhadap perambatan gelombang

    elektromagnetik. Metode ini menggunakan

    dua koil yakni koil pemancar dan

    penerima. Koil pemancar digunakan untuk

    menghasilkan sebuah medan

    elektromagnetik primer (P) yang kemudian

    dipancarkan ke bawah permukaan (sub-

    surface) bumi. Medan ini akan

    menginduksi konduktor di sub-surface

    sehingga konduktor tersebut menghasilkan

    arus induksi yang dinamakan dengan arus

    eddy).

    Gambar 1. Prinsip umum survei

    elektromagnetik

    Metode elektromagnetik mengukur

    konduktivitas material. Hasil pengukuran

    dari instrumen pada survei

    elektromagnetik berupa konduktivitas

    semu.

    (

    )

  • : Konduktivitas semu (Siemen/m)

    Hs :Medan mgnet sekunder yang

    diukur penerima (nT)

    Hp :Medan magnet primer yang diukur

    oleh koil penerima (nT)

    :2f, f adalah frekuensi dari

    gelombang elektromagnetik (Hz)

    0 : Permeabilitas ruang hampa

    s :Jarak antara koil pemancar dengan

    koil penerima (m)

    Instrumen yang diperlukan dalam metode

    ini adalah:

    Catu daya

    Osilator yang berperan sebagai

    penghasil sumber arus bolakbalik pada

    konduktivitas meter.

    Koil pemancar berfungsi sebagai

    penghasil gelombang elektromagnetik.

    Antena berfungsi sebagai alat yang

    dapat meradiasikan gelombang radio.

    Koil penerima terdiri atas dua koil

    yang mempunyai nilai induktansi yang

    sama (identik) dan berfungsi sebagai

    medan primer dan sekunder.

    Perekam data : Sebuah mikrokontroler

    dapat digunakan untuk mengendalikan

    proses perekaman data tersebut.

    Cara kerja :

    Instrumen yang digunakan untuk

    survei elektromagnetik terdiri atas dua koil

    yang terpisah dengan jarak tertentu. Medan

    magnet dari koil pemancar menginduksi

    arus di dalam tanah, sehingga

    menghasilkan medan magnet yang

    dideteksi oleh koil penerima.

    Gambar 2. Skema survei elektromagnetik

    Instrumen ini dapat digunakan

    dalam dua mode, yaitu: vertikal dan

    horizontal. Sumbu koil tegak lurus dengan

    tanah jika dalam mode vertikal dan sumbu

    koil sejajar dengan tanah jika dalam mode

    horizontal. Penggunaan masing-masing

    mode memiliki penetrasi kedalaman yang

    berbeda-beda.

    Instrumen untuk survei

    elektromagnetik terdiri atas bagian

    pemancar dan penerima. Bagian pemancar

    berfungsi sebagai sumber energi

    elektromagnetik. Sumber arus bolak-balik

    dihasilkan oleh sebuah osilator dan jika

    dilewatkan ke sebuah kumparan, maka

    akan dihasilkan medan magnet bolak-

    balik. Medan magnet bolak-balik ini

    kemudian dipancarkan ke tanah dan udara

    (sejajar tanah) menggunakan sebuah

    antena. Bagian penerima berfungsi sebagai

    pengukur dan perekam medan magnet

    primer dan sekunder. Medan magnet

    tersebut diukur menggunakan dua koil

    yang didesain khusus sehingga diperoleh

    resultan dari kedua medan magnet

    tersebut. Hasil pengukuran yang

    diinginkan dari instrumen ini adalah beda

    fasa antara medan primer dengan medan

    sekunder. Pengukuran beda fasa ini

  • dilakukan dengan mengukur resistansi

    potensiometer pada rangkaian penerima.

    Supaya dapat direkam pada suatu memori,

    maka arus tersebut harus dikonversi

    menjadi tegangan kemudian didigitalisasi

    menggunakan ADC (Analog to Digital

    Converter).

    Survei lapangan menggunakan

    metode elektromagnetik dilakukan dengan

    tracking pada daerah yang diinginkan. Di

    setiap titik tracking, nilai resistansi dari

    potensiometer diukur dan dicatat (mode

    manual) ataupun disimpan ke memori

    (mode semi-otomatis). Resistansi yang

    dimaksud adalah ketika medan primer (P)

    dengan medan sekunder (S) dalam

    keadaan berlawanan fasa yang ditandai

    oleh indicator nol yang bernilai nol. (I = 0

    mA atau tidak terdengat suara berisik pada

    headset). Amperemeter digunakan sebagai

    indikator nol.

    Interpretasi Data :

    Hasil pengukuran dari metode ini

    adalah resistansi dari potensiometer

    kemudian diplot pada kurva perbedaan

    fasa dimana R sebagai sebagai sumbu-y

    dan jarak dari titik acuan (x) sebagai

    sumbu-x.

    Pada grafik di bawah ini terdapat

    anomali yakni, jarak antara titik potong

    dengan medan elektromagnetik normal.

    Anomali melebar terhadap kedalaman,

    tetapi amplitudonya berkurang. Amplitudo

    anomaly juga berkurang terhadap

    keberadaan lubang pada benda konduktif.

    Gambar 3. Interpretasi Data

    Elektromagnetik

    2. TEM

    TDEM (Time Domain

    Electomagnetic) atau kadang disebut juga

    TEM (transient electromagnetic)

    merupakan metoda elektromagnetik yang

    mengukur peluruhan tegangan transien

    sebagai fungsi dari waktu.

    Gambar 4. TDEM dengan sumber dipole

    listrik yang ujungnya ditancapkan kedalam

    tanah.

    Metode Transient Electromagnetic

    (TEM) merupakan salah satu metode

    geofisika yang biasa digunakan dalam

    investigasi air (hidrogeofisika), dan juga

    untuk memetakan kondisi bawah

    permukaan. Metode ini mempunyai

  • resolusi yang cukup baik untuk

    menganalisis kondisi bawah permukaan

    dan menentukan bidang batas (interface)

    serta jumlah lapisan berdasarkan variasi

    resistivitas listriknya.

    Pada metode ini arus tidak secara

    langsung diinjeksikan, tetapi dilakukan

    induksi pada saat arus dalam loop

    transmiter dimatikan (dalam posisi off).

    Arus induksi pada tanah didifusikan ke

    bawah dan akan menjalar ke bawah

    permukaan (subsurface) sehingga akan

    menghasilkan medan magnetik sekunder

    yang diukur di permukaan dengan sebuah

    koil induksi kecil. Sifat resistivitas listrik

    batuannya sangat dipengaruhi oleh jumlah

    air, kadar garam, dan bagaimana cara air

    didistribusikan ke dalam batuan. Jika

    garam terlarut dalam air maka ion-ion

    pembawanya akan terpisah dan bergerak

    bebas dalam air. Batuan yang pori-porinya

    terisi air, nilai resistivitas listriknya

    berkurang dengan bertambahnya

    kandungan air

    Arus transmitter yang masih

    periodik dan sinyal receiver ditunjukkan

    pada gambar 5.

    Gambar 5. (a) arus transmitter. (b) sinyal

    receiver

    3. VLF

    Metode VLF-EM merupakan salah

    satu dari berbagai macam metode

    Geofisika yang memanfaatkan parameter

    frequensi. Metode ini tergolong metode

    geofisika pasif, karena pada kerjanya

    metode ini hanya menangkap sinyal-sinyal

    frequensi dari stasiun-stasiun yang ada

    diseluruh dunia. seperti namanya, metode

    ini memanfaatkan sinyal pemancar radio

    berfrekuensi rendah. Medan

    elektromagnetik yang dipancarkan antena

    pemancar radio VLF-EM selanjutnya akan

    diterima stasiun penerima dalam empat

    macam perambatan gelombang, yaitu

    gelombang langit, gelombang langsung,

    gelombang pantul dan gelombang

    terperangkap. Adapun yang paling sering

    dimanfaatkan dan terukur sewaktu

    pengukuran data VLF-EM di daerah

    survey adalah gelombang langit.

    Gambar 6. Jenis-jenis penjalaran

    gelombang pada metode VLF

    Metode VLF bertujuan untuk

    mengukur harga daya konduktivitas batuan

    berdasarkan pengukuran gelombang

    elektormagnetik sekunder dengan

    memanfaatkan gelombang hasil induksi

    elektomagnetik yang berfrekuensi sangat

    rendah sehingga memiliki penetrasi yang

    cukup dalam. Gelombang ini juga menjalar

    ke seluruh dunia dengan atenuasi yang

    kecil dalam pandu gelombang antara

    permukaan bumi dan ionosfer.

    Metode elektromagnetik VLF

    memanfaatkan medan elektromagnetik

    yang dibangkitkan pemancar-pemancar

  • gelombang radio VLF berdaya besar yang

    dioperasikan untuk kepentingan militer.

    Medan magnetik dan medan listrik yang

    dibangkitkannya disebut sebagai medan

    primer. Medan primer membangkitkan

    medan sekunder sebagai akibat adanya

    arus induksi yang mengalir pada benda-

    benda konduktor di dalam tanah. Medan

    sekunder yang timbul bergantung pada

    sifat-sifat medan primer, sifat listrik

    benda-benda di dalam tanah dan medium

    sekitarnya, serta bentuk dan posisi benda-

    benda tersebut.

    Adapun parameter elektromagnet

    VLF yang penting adalah :

    1. Pemancar

    Pemancar ini mulai dibangun sejak Perang

    Dunia I, digunakan untuk komunikasi

    jarak jauh karena kemampuannya untuk

    komunikasi gelombang dengan pelemahan

    yang sangat kecil pada gelombang bumi

    ionesfer.Penetrasinya cukup efektif hingga

    dapat menembus laut dalam.

    2. Pengaruh Atmosfer

    Sumber nois yang utama adalah radiasi

    medan elektromagnetik akibat kilat

    atmosfer baik di tempat dekat atau jauh

    dari lokasi pengukuran. Pada frekwensi

    VLF radiasi medan ini cukup dapat

    melemahkan sinyal yang dipancarkan oleh

    pemancar. Daerah yang cukup banyak

    badai tersebut adalah Afrika tengah dan

    Asia tenggara termasuk Indonesia. Noise

    kedua adalah variasi diurnal medan

    elektromagnetik bumi di mana terjadi

    pergerakan badai dari arah timur ke barat

    yang terjadi mulai siang hingga sore

    hampir malam.

    3. Rambatan Gelombang Elektromagnetik

    Pada elektromagnetik VLF dengan

    frekuensi 10-2

    S/m. Hal ini menunjukkan

    efek medan akibat arus konduksi

    memegang peranan penting ketika terjadi

    perubahan konduktivitas batuan.

    4. Pelemahan (Atenuasi) Medan

    Pelemahan medan ini mempengaruhi

    kedalaman. Kedalaman pada saat

    amplitudo menjadi 1/e (kira-kira 37%)

    dikenal sebagai skin depth atau kedalaman

    kulit. Kedalaman ini dalam metode

    elektromagnetik disebut sebagai

    kedalaman penetrasi gelombang,

    Dalam metoda Very Low sinyal

    yang dibangkitkan oleh antena pemancar

    terdiri atas medan magnet dan medan

    listrik yang berosilasi dalam frekuensi

    yang dipilih antena Akibat interaksi

    dengan benda konduktif di dalam bumi

    maka komponen horisontal magnetik

    medan primer membangkitkan komponen

    horisontal medan listrik dalam arah

    penjalarannya. Pada suatu daerah tak

    homogen, komponen vertikal magnetik

    dibangkitkan untuk beberapa variasi

    konduktivitas. Medan elektromagnetik

    primer akan menginduksi benda konduktif

    ketika melewatinya sehingga akan

    terbentuk arus listrik dan terbentuk medan

    magnetik sekunder (Hs), medan yang

    terekam adalah medan resultan yang

    disebut polarisasi ellip.

    Pengukuran VLF dengan mode tilt

    angle digunakan untuk mengetahui

    struktur konduktif dan kontak geologi

    seperti zona alterasi, patahan, dan dike

    konduktif. Dalam mode ini, arah strike

  • target memiliki sudut 45 dengan lokasi

    pemancar. Pada konfigurasi pengukuran

    semacam ini, medan primer akan

    memberikan fluks yang maksimum jika

    memotong struktur, sehingga memberikan

    kemungkinan anomali yang paling besar.

    Medan magnet yang memiliki

    komponen horisontal dan vertikal

    membentuk sebuah elips yang dapat

    ditunjukkan dengan sudut tilt dari sumbu

    mayor dan sumbu horisontalnya, dan

    eliptisitasnya (perbandingan sumbu

    minor/sumbu mayor). Alat akan mengukur

    dua besaran tersebut dari pengukuran

    komponen in-phase dan out-of-phase

    medan magnetik vertikal dari medan

    horisontalnya. Data tilt biasanya disajikan

    dalam derivative Fraser.

    Gambar 7. Parameter Polarisasi Ellips

    Karakteristik gelombang

    elektromagnetik dalam metode VLF dapat

    dijelaskan sebagai berikut. Pada saat

    gelombang primer masuk kedalam

    medium, gaya gerak listrik (ggl) induksi s

    akan muncul dengan frekuensi yang sama,

    tetapi fase tertinggal 90o. Gambar 8

    menunjukkan diagram vektor antara

    medan primer P dan ggl induksinya.

    Kombinasi antara medan P dan

    medan S (R cos ) disebut komponen real

    (in phase) dan komponen yang tegak lurus

    P (R sin ) disebut komponen imaginer

    (out-of-phase, komponen kuadratur).

    Gambar 8. Hubungan ampitudo dan fase

    gelombang sekunder dan primer (P)

    Jika medan magnet horizontal adalah Hx

    dan medan magnet vertikalnya adalah Hz,

    maka besar sudut tilt dapat ditunjukkan

    seperti Gambar 9, yang besarnya adalah

    dan eliptisitasnya diberikan sebagai

    Gambar 9. Parameter Polarisasi Ellips

    Tangen dari sudut tilt dan eliptisitas dapat

    digunakan untuk membandingan

    komponen medan magnetik sekunder S

    vertikal dengan medan magnetik primer P

    horizontal, serta membandingkan

    komponen kuadrat dari medan sekunder S

  • vertikal terhadap medan primer P

    horizontal

    4. GPR (Ground Penetrating Radar)

    Metode ground penetrating radar

    atau georadar merupakan salah satu

    metode geofisika yang mempelajari

    kondisi bawah permukaan berdasarkan

    sifat elektromagnetik dengan

    menggunakan gelombang radio dengan

    frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar

    menggunakan gelombang elektromagnet

    dan memanfaatkan sifat radiasinya yang

    memperlihatkan refleksi seperti pada

    metode seismik refleksi.

    Pengukuran dengan menggunakan

    GPR ini merupakan metode yang tepat

    untuk mendeteksi benda benda kecil yang

    berada di dekat permukaan bumi (0,1-3

    meter) dengan resolusi yang tinggi yang

    artinya konstanta dielektriknya menjadi

    rendah. Ada tiga jenis pengukuran yaitu

    refleksi, velocity sounding, dan

    transiluminasi. Pengukuran refleksi biasa

    disebut Continuous Reflection Profiling

    (CRP). Pengukuran velocity Sounding

    disebut Common Mid Point (CMP) untuk

    menentukan kecepatan versus kedalaman,

    dan transiluminasi disebut juga GPR

    Tomografi.

    GPR terdiri dari sebuah

    pembangkit sinyal, antena transmitter dan

    receiver sebagai pendeteksi gelombang

    EM yang dipantulkan. Signal radar

    ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa yang

    tidak terabsorbsi oleh bumi tetapi

    dipantulkan dalam domain waktu tertentu.

    Mode konfigurasi antena transmitter dan

    receiver pada GPR terdiri dari mode

    monostatik dan bistatik. Mode monostatik

    yaitu bila transmitter dan receiver

    digabung dalam satu antena. Sedangkan

    moded bistatik bila kedua antena memiliki

    jarak pemisah.

    Transmitter membangkitkan pulsa

    gelombang EM pada frekuensi tertentu

    sesuai dengan karaketristik antena tersebut

    (10 MHz 4 GHz). Receiver diset untuk

    melakukan scan yang secara normal

    mancapi 32-512 scan per detik. Setiap

    hasil scan ditampilkan pada layar monitor

    (real-time) sebagai fungsi waktu two-way

    traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan

    gelombang EM menjalar dari transmitter,

    target dan ke receiver. Tampilan ini

    disebut radargram.

    STUDI KASUS

    Judul :

    Estimasi Aliran Sungai Bawah Tanah

    dengan Menggunakan Metode Geofisika

    VLF EM, Mode Sudut Tlit di Daerah

    Dengok dan Ngrejok Wetan, Gunungkidul,

    Yogyakarta

    Metode Penelitian :

    Beberapa peralatan utama yang

    digunakan dalam penelitian ini terdiri dar

    satu unit T-VLF Iris yang berfungsi

    sebagai receiver, enam buah baterai 1.5

    Volt (pemakaian 8 jam) sebagai sumber

    daya untuk unit sensor dan sebuah baterai

    9 volt sebagai daya internal monitor.

    Desain survei penelitian dengan metode

    Very Low Frequency pada mode sudut tilt

    adalah sebagai berikut:

    1. Mode sudut tilt digunakan untuk

    mengetahui struktur konduktifitas

    kontak geologi seperti zona alterasi,

    patahan, dan dike konduktif.

    2. Arah strike target memiliki sudut

    toleransi 45 derajat dengan lokasi

    pemancar

  • 3. Medan primer akan memberikan fluks

    yang maksimum jika memotong struktur,

    sehingga akan memberikan kemungkinan

    anomali yang besar.

    Tabel Parameter Akuisisi Survey VLF :

    PARAMETER NILAI

    PARAMETER

    Jumlah lintasan 5 lintasan

    Panjang tiap

    lintasan

    990 m

    Spasi titik

    pengukuran

    10 m

    Jumlah titik

    pengukuran tiap

    lintasan

    100 titik

    Frekuensi

    pengukuran

    19800 hz

    Data terukur Tilt, elliptisitas

    Hasil Dan Pembahasan :

    Gambar 10. Gambar estimasi pola aliran

    sungai bawah tanah dengan kerapatan arus

    ekivalen

    Gambar di atas merupakan

    gabungan lima lintasan hasil pengolahan

    data sudut tilt dengan filter liniear yang

    dihitung pada berbagai kedalaman.

    Sehingga didapatkan indikasi adanya

    daerah konduktif dengan nilai rapat arus

    ekivalen yang tinggi. Kelima lintasan

    tersebut, bila dikorelasikan keberadaan

    sungai bawah tanah, diperoleh hasil

    interpretasi distribusi aliran sungai bawah

    tanah.

    Nilai resistivitas hasil pemodelan

    kebelakang berkisar dari (0 hingga 15000

    ohm-meter). Nilai resistivitas terendah

    ditandai dengan warna biru dan resistivitas

    tertinggi ditandai dengan warna merah.

    Semakin rendah resistivitas batuan maka

    konduktifitas batuan yang berada

    disekitarnya semakin tinggi atau

    berbanding terbalik.

    Gambar 11. Hasil gabungan estimasi

    sungai bawah tanah Bribin dari beberapa

    penelitian

    Dari gambar di atas dapat diketahui

    bahwa estimasi aliran sungai bawah tanah

    dari beberapa penelitian gabungan yang

    telah dilakukan mengalir dari arah

    Timurlaut menuju Baratdaya. Dari

    penelitian yang telah dilakukan melalui

    proses pengolahan dan interpretasi data

    VLF di daerah Dengok dan Ngrejok

    Wetan Gunungkidul Yogyakarat maka

    dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Secara kualitatif sungai bawah tanah di

    Dusun Dengok dan Ngrejok Wetan

    terdiri dari dua sungai bawah tanah

    2. Secara kuantitatif sungai bawah tanah

    mengalir dari arah Timurlaut menuju

    Baratdaya dan kedalaman sungai bawah

    tanah berkisar 55-75 meter.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anita, Febrina dan Sismanto.2009.

    Estimasi Aliran Sungai Bawah

    Tanah dengan Menggunakan

    Metode Geofisika VLF EM, Mode

    Sudut Tlit di Daerah Dengok dan

    Ngrejok Wetan, Gunungkidul,

    Yogyakarta. Prosiding Pertemuan

    Ilmiah XXV HFI Jateng dan

    DIY.Yogyakarta.

    Astra I Made, dkk. 2011. Desain dan

    Pembuatan Alat Ukur Geofisika

    Berbasis Sensor Fluxgate dan

    Sensor Medan Listrik. Jakarta.

    Milsom, John. 2003. Field Geophysics.

    John Willey & Sons Ltd. Chichester.

    Siregar, Plato M. 2010. Instrumentasi

    Meteorologi Bab 7: Metode

    Elektromagnetik. Prodi Meteorologi,

    ITB.

    Syamsudin dan Lantu. 2009. Modul

    Pembelajaran SCL Geolistrik dan

    Geoelektromagnetik. Fisika FMIPA

    Universitas Hasanudin. Makasar.

    Syukri, Muhammad. 2009. Analysis of

    Subsurface Characteristic by Using

    Transient Electromagnteic Methode.

    Jurnal Natural Vol 9 No.2 2009.

    Telford, W.M. 1990. Applied Geophysics

    Second Edition. Cambridge

    University Press. Cambridge.