145408930-zooplankton (1)

Download 145408930-Zooplankton (1)

If you can't read please download the document

Upload: achmad-affan

Post on 30-Nov-2015

39 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

xcxc xcxcxcxc

TRANSCRIPT

Zooplankton Tinjauan Umum Zooplankton Istilah plankton berasal dari kata Yunani yang berarti pengembara. Plankton hidupnya mengapung atau melayang dan daya gera knya tergantung dari pergerakan arus atau pergerakan air. Plankton dibagi dalam dua golongan besar yaitu fitoplankton (plakton tumbuhan atau nabati) dan zooplan kton (plankton hewani) (Arinardi et. al., 1994). Zooplankton atau plankton hewan i merupakan suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas yang hidupnya sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya te rmasuk golongan hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara verti kal pada beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sanga t kecil jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri ( Hutabarat da n Evans, 1986). Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yan g menghabiskan sebagian hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva. Plankton kelompok ini disebut meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan h oloplankton atau plankton tetap, yaitu biota yang sepanjang hidupnya sebagai pla nkton. (Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984; Arinardi et al.,1994, 1996). Merop lankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa, Echinodermata, Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan zoea sebagai Ar trhopoda yang hidup di dasar, juga telur dan tahap larva kebanyakan ikan. Sedang kan yang termasuk holoplankton antara lain : Filum Artrhopoda terutama Subkelas Copepoda, Chaetognata, Chordata kelas Appendiculata, Ctenophora, Protozoa, Annel ida Ordo Tomopteridae dan sebagian Moluska (Newell dan Newell, 1977; Raymont, 19 83; Omori dan Ikeda, 1984). Menurut Arinardi et al., (1997), zooplankton dapat d ikelompokkan berdasarkan ukurannya menjadi empat ( Tabel 2). Tabel 2. Pengelompokkan zooplankton berdasarkan ukurannya No. Kelompok Ukuran 20 200m 200m 2 mm 2 20 mm 20 200 mm Organisme Utama Ciliata, Foraminifera, nauplius, rotifera, Copepoda Cladocera, Copepoda, dan Larvacea Pteropoda, Copepoda, Eupha sid, Chaetognatha Chepalopoda,Euphasid, Sargestid dan 1 Mikroplankton 2 Mesoplankton 3 Makroplankton 4 Mikronekton

5 Megaloplankton > 20 mm Myctophid Scyphozoa, Thaliacea Sumber : Arinardi et al., (1997) Zooplankton merupakan produsen sekunder sehingg a penting dalam jaring-jaring makanan di suatu perairan. Zooplankton memangsa fi toplankton dimana fitoplankton itu sendiri memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis (Kaswadji et al., 1993). Pada proses selanjutnya zooplankton merupa kan makanan alami bagi larva ikan dan mampu mengantarkan energi ke jenjang tropi k yang lebih tinggi. Dalam hubungan dengan rantai makanan zooplankton berperan s ebagai penghubung produsen primer dengan tingkat pakan yang lebih tinggi, sehinn ga kelimpahan zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan peraiaran (Arinardi et. al., 1994). Dari berbagai jenis zooplankton hanya ada satu golongan saja yan g sangat penting menurut sudut ekologis yaitu subklas Copepoda (klas Crustacea, filum Arthropoda). Hewan- hewan kecil ini sangat penting artinya bagi ekonomi ek osistem- ekosistem bahari karena merupakan herbivora primer dalam laut ( Nybakke n, 1992). Menurut Nybakken (1992), zooplankton melakukan migrasi vertikal harian dimana zooplankton bergerak ke arah dasar pada siang hari dan ke permukaan pada malam hari. Gerakan tersebut dimaksudkan untuk mencari makanan yaitu fitoplankt on. Gerakan pada malam hari lebih banyak dilakukan karena adanya variasi makanan yaitu fitoplankton lebih banyak, selain itu dimungkinkan karena zooplankton men ghindari sinar matahari langsung (Nontji, 1993). Klasifikasi Zooplankton Arinardi et al., (1994) mengatakan bahwa beberapa filum hewan terwakili di dalam kelompok zooplankton. Zooplankton terdiri dari beberapa filum hewan antara lain :filum Protozoa, Cnidaria, Ctenophora, Annelida, Crusta cea, Mollusca, Echinodermata, dan Chordata. 1 Protozoa Protozoa dibagi dalam 4 kelas yaitu : Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. Kelas Sporozoa tidak ada yang hidup sebagai plankton karena semuan ya merupakan plankton seperti Plasmodium dan Nyzobulus yang hidup dalam tubuh ma nusia dan ikan. Mengenai Flagellata, dalam hal ini Zooflagellata yang hidup sebaga i plankton (freeliving) sebetulnya semuanya merupakan tipe holozoik dari alga ya ng berflagel seperti Pyrrophyta (Sachlan, 1982). Beberapa flagelata diklasifikas ikan sebagai Fitoflagelata, akan tetapi karena memiliki sedikit pigmen fotosinte sis dan makan dengan cara memangsa maka dimasukkan ke dalam golongan zooplankton . Jenis ini paling banyak terdapat dalam peridinia dan paling banyak diketahui a dalah Nocticula miliaris dengan ciri ciri memiliki diameter 200 1200 m dan ditand ai

dengan flagelum yang panjangnya sama dengan tubuhnya, jenis ini dapat melakukan bioluminisense (Bougis, 1976). Cilliata sebagian besar hidup bebas di air tawar, dan ada hanya beberapa golongan yang hidup di laut (golongan Tintinnidae). Cill iata ini merupakan zooplankton sejati di air tawar, tetapi banyak hidup diantara Periphyton atau di dasar sebagai bentos, dimana terdapat banyak detritus yang m embusuk (Sachlan, 1982). Rhizopoda merupakan zooplankton yang penting di air lau t maupun air tawar, selain itu ia juga penting untuk ilmu Paleontologi dan Geolo gi. Rhizopoda memiliki arti kaki- kaki yang bentuknya seperti akar tumbuh- tumbu han yang tidak teratur. Rhizopoda dianggap berasal dari genera-genera alga dari Saprophytic-type seperti Chloramoeba, Gametamoeba, dan Chrysamoeba. Rhizopora te rdiri dari beberapa ordo:Amoebina, Foraminifera, Radiolaria dan Heliozoa (Sachla n, 1982). Contoh genus dari filum Protozoa antara lain : Paramecium, Vorticella, Dileptus, Dinoclonium, dan Rabdonella ( Hutabarat dan Evans, 1986). 2. Cnidaria Cnidaria terdiri dari klas Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hanya p ada kelas Hydrozoa, dimana Hydra juga termasuk dan terdiri dari spesies-spesies berupa ubur-ubur kecil yang hidup sebagai plankton (Sachlan, 1982). Bentuk morfo logi Cnidaria terkadang sangat rumit walaupun memiliki struktur yang sederhana. Cnidaria memiliki 2 lapisan sel, yaitu external dan lapisan internal yang dipisa hkan oleh lapisan gelatin non selular yang disebut mesoglea. Karakteristik penti ng Cnidaria adalah adanya sel penyengat (nematocysts) yang menyuntikkan venum ya ng dapat melumpuhkan mangsanya (Bougis, 1976). Termasuk dalam filum Cnidaria yan g holoplanktonik ialah ubur-ubur dari kelas Hydrozoa dan Scypozoa, serta kolonikoloni yang kompleks dan aneh dikenal dengan nama sifonofora. Uburubur dari kela s Scypozoa merupakan organisme plankton terbesar dan kadang-kadang terdapat dala m jumlah besar (Nybakken, 1992). Contoh genus dari filum Cnidaria antara lain : Obelia, Liriope, Bougaivillia, Diphyes ( Hutabarat dan Evans, 1986). 3. Ctenophora Filum Ctenophora yang secara taksonomi masih dekat dengan Cnidaria sebagian besar bersifat planktonik. Semua Ctenophora adalah karnivora rakus, ya ng menangkap mangsanya dengan tentakel- tentakel yang lengket atau dengan mulutn ya yang sangat lebar. Untuk bergerak dalam air menggunakan deretan- deretan sili a yang besar yang disebut stenes (Nybakken, 1992). Perbedaan Ctenophora dengan C nidaria adalah tidak adanya sel penyengat (nematocysts) pada

Ctebophora tetapi memiliki sel pelengket yang disebut coloblast dimana sel ini d apat melekatkan mangsanya (Bougis, 1976). Ctenophora dahulu di masukkan dalam fi lum Coelenterata tetapi kemudian di pisahkan, karena tidak mempunyai nematokis d an hanya mempunyai struktur-struktur seperti sisir (cteno). Spesies ini sangat t ransparan dan tidak berwarna (Sachlan, 1982). Contoh genus dari filum Ctenophora antara lain : Pleurobrachia, Velamen, Beroe ( Hutabarat dan Evans, 1986). 4. An nelida Annelida ini cukup banyak terdapat sebagai meroplankton di laut. Di perai ran air tawar jenis Annelida ini hanya terdapat lintah (ordo Hirudinae) dan dapa t menjadi parasit pada ikan-ikan yang dipelihara di kolam. Banyak meroplankton d ari Annelida ini terdapat di pantai-pantai yang subur, seperti halnya meroplankt on dari Crustacea. Larva- larva Annelida bernama trochophore larva, jika baru ke luar dari telur, berbentuk bulat atau oval, besilia dan mempunyai tractus digesv itus agar di lautan bebas dapat memakan nanoplankton dan detritus yang halus ( S achlan, 1982). 5. Arthropoda Menurut Nybakken (1992) bagian terbesar zooplankton adalah anggota filum arthropoda. Dari phylum Arthropoda hanya Crustacea yang hidup sebagai pla nkton dan merupakan zooplankton terpenting bagi ikan di perairan air tawar maupu n air laut. Crustacea berarti hewan-hewan yang mempunyai sel yang terdiri dari k itin atau kapur yang sukar dicerna. Crustacea dapat dibagi menjadi 2 golongan: E ntomostracea atau udang-udangan tingkat rendah dan Malacostracea atau udang-udan gan tingkat tinggi. Sebagian besar dari larva Malacostracea merupakan meroplankt on dan sebagian besar mati sebagai plankton karena di makan oleh spesies hewan y ang lebih besar atau mati karena kekurangan makanan. Entomostracea yang terdiri dari ordo-ordo Branchiopoda, Ostracoda, Copepoda dan Cirripedia, tidak mempunyai stadium zoea seperti halnya Malocostracea. Entomostracea yang merupakan zooplan kton ialah Cladocera, Ostracoda dan Copepoda, sedangkan dari Malacostracea hanya Mycidacea dan Euphausiacea yang merupakan zooplankton kasar atau makrozooplankt on (Sachlan, 1982). Salah satu subkelas Crustacea yang penting bagi perairan ada lah Copepoda. Copepoda adalah crustacea holoplanktonik berukuran kecil yang mend ominasi zooplankton di semua laut dan samudera. Pada umumnya copepoda yang hidup bebas berukuran kecil, panjangnya antara satu dan beberapa milimeter. Kedua ant enanya yang paling besar berguna untuk menghambat laju tenggelamnya. Copepoda ma kan fitoplankton dengan cara menyaringnya melalui rambutrambut (setae) halus yang tumbuh di appendiks tertentu yang mengelilingi mulut (maxillae), atau langsung menangkap fitoplankton dengan apendiksnya (Nybakken, 1992). Bougis (1974) menjel askan bahwa copepoda merupakan biota plankton yang mendominasi jumlah tangkapan zooplankton yang berukuran besar (2500 m) pada suatu perairan dengan

kelimpahan mencapai 30% atau lebih sepanjang tahun dan dapat meningkat sewaktu-w aktu selama masa reproduksi. Copepoda mendominasi populasi zooplankton di perair an laut dengan persentase berkisar antara 50-80% dari biomassa zooplankton dalam ekosistem laut. Beberapa diantaranya bersifat herbivor (pemakan fitoplankton) d an membentuk rantai makanan antara fitoplankton dan ikan. Copepoda merupakan org anisme laut yang sangat beragam dan melimpah, dan merupakan mata rantai yang san gat penting dalam rantai makanan dan ekonomi lautan (Wickstead 1976). Contoh gen us dari Arthropoda antara lain Paracalanus, Pseudocalanus, Acartia, Euchaeta, Ca lanus, Oithona, Microsetella (Hutabarat dan Evans, 1986). 6. Moluska Moluska terdiri dari klas Gastropoda, Pelecypoda (Bivalvea) dan Cepha lopoda. Di periran air tawar, meroplankton dari Gastropoda dan Bivalvea tidak be gitu berperan penting (Sachlan, 1982). Filum Moluska biasanya terdiri dari hewan -hewan bentik yang lambat. Namun, terdapat pula bermacam moluscka yang telah men galami adaptasi khusus agar dapat hidup sebagai holoplankton. Moluska planktonik yang telah mengalami modifikasi tertinggi ialah ptepropoda dan heteropoda. Kedu a kelompok ini secara taksonomi dekat dengan siput dan termasuk kelas Gastropoda . Ada dua tipe pteropoda, yang bercangkang (ordo Thecosomata) dan yang telanjang (ordo Gymnosomata). Pteropoda bercangkang adalah pemakan tumbuhan (herbivora), cangkangnya rapuh dan berenang menggunakan kakinya yang berbentuk sayap. Pteropo da telanjang dapat berenang lebih cepat daripada yang bercangkang. Heteropoda ad alah karnivora berukuran besar dengan tubuh seperti agar-agar yang tembus cahaya (Nybakken, 1992). Contoh genus dari filum Moluska antara lain : Creseis, Limaci na, Cavolina, Diacria, Squid ( Hutabarat dan Evans, 1986). 7. Echinodermata Phylum Echinodermata hanya larva-larva dari beberapa ordo yang termasuk meroplankton. Ada larva yang bentuknya seperti larva Chordata, sehingga ada anggapan bahwa Chordata adalah keturunan Echinodermata. Genus-genus Echinod ermata yang larva-larvanya merupakan meroplankton ialah Bipinaria, Brachiolarva dan Auricularia, yang ada pada waktunya akan mengendap semua pada dasar laut seb agai benthal-fauna (Sachlan, 1982). Semua Echinodermata melalui fase larva pelag ik dalam perkembangannya. Sama seperi hewan lainnya lamanya menjadi larva pelagi k tergantung pada telurnya, kurang baik atau sudah bagus (Newell dan Newell, 197 7). Contoh genus dari filum Echinodermata antara lain : Echinopluteus, Ophioplut eus, dan Auricularia (Hutabarat dan Evans, 1986).

8. Chordata Chordata termasuk dalam ordo Mamalia,menurut evolusi merupakan ketur unan dari spesiesspesies yang hidup sebagai zooplankton dan bentuknya mirip deng an larva-larva Echinodermata. Dari 4 subfilum dari Chordata hanya ada 2 yang hid up sebagai zooplankton yaitu Enteropneusta dan Urochordata. Larva-larva dari Ent eropneusta inilah yang bentuknya seperti larva Echinodermata, seperti Tornaria-l arva (Sachlan, 1982). Contoh genus dari filum Chordata antara lain : Thalia, Oik opleura, dan Fritillaria (Hutabarat dan Evans, 1986). http://strukturkomunitasplankton.wordpress.com/2012/04/23/zooplankton/ 2.1 Zooplankton Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, san gat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewaki li hampir seluruh filum hewan (Nybakken,1992). Zooplankton dan Fitoplankton meru pakan bahan dasar semua rantai makanan di dalam perairan. zooplankton menempati perairan sampai dengan 200 m dan bermigrasi vertikal untuk mencari makan yang be rupa fitoplankton (Omori dan Ikeda, 1984). Zooplankton memegang peranan penting dalam jaring jaring makanan di perairan yaitu dengan memanfaatkan nutrient melal ui proses fotosintesis (Kaswadji, 2001). Dalam hubungannya dengan rantai makanan , terbukti zooplankton merupakan sumber pangan bagi semua ikan pelagis , oleh ka rena itu kelimpahan zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan perairan (Arin ardi, 1997). Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan (Nybakken,1992). Zooplankton disebut juga plankton he wani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan kemana arus mem bawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya, ia sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjad i makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen bahan organik. U kurannya paling umum berkisar 0,2 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar mis alnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang palin g umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid ), amfipid

(amphipod), kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perai ran pantai, perairan estuaria didepan muara sampai ke perairan di tengah samudra , dari perairan tropis hingga ke perairan kutub (Nontji, 2008). Menurut Nybakken (1992), Zooplankton melakukan migrasi harian dimana Zooplankton bergerak ke ara h dasar pada siang hari dan ke permukaan pada malam hari. Rangsangan utama yang menyebabkan migrasi vertikal harian adalah Cahaya. Zooplankton akan bergerak men jauhi permukaan bila intensitas cahaya di permukaan meningkat, dan Zooplankton a kan bergerak ke permukaan laut apabila intensitas cahaya di permukaan menurun (D avis, 1955). Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapis an dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) ata u yang hidup di dasar laut (benthos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplan kton yakni ketika masih berupa telur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang bermula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau benthos (Nontji, 2008). 2.2 Reproduksi dan Siklus Hidup Zooplankton Reproduksi antara zooplankton crustacea pada umumnya unisexual melibatkan baik hewan jantan maupun betina, meskipun terjadi parthenogenesis diantara Cladocera dan Ostracod a. Siklus hidup copepoda Calanus dari telur hingga dewasa melewati 6 fase naupli dan 6 fase copepodit. Perubahan bentuk pada beberapa fase naupli pertama terjad i kira-kira beberapa hari dan mungkin tidak makan. Enam pase kopepodit dapat dis elesaikan kurang dari 30 hari (bergantung suplai makan dan temperatur) dan beber apa generasi dari spesies yang sma mungkin terjadi dalam tahun yang sama (yang d isebut siklus hidup ephemeral) (Parsons, 1984). Nybaken (1992) menyatakan pada e stuaria, sekitar 50-60 % persen produksi bersih fitoplankton dimakan oleh zoopla nkton. Pada dasarnya hampir semua fauna akuatik muda yang terdapat pada ekosiste m mangrove, dikategorikan sebagai zooplankton. Usia muda dari fauna akuatik (lar va) sebagian besar berada di ekosistem mangrove. Dan larva dikategorikan sebagai zooplankton, karena termasuk fauna yang pergerakannya masih dipengaruhi oleh pe rgerakan air, sebagaimana pengertian dari plankton itu sendiri. Oleh karena itu juga Tait (1987) mengkategorikan Gastropoda, Bivalva, telur ikan, dan larva ikan kedalam zooplankton. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa zooplankto n dari Filum Protozoa, memakan bakteri dan fungi yang terdapat pada ekosistem ma ngrove. Selain itu taksa zooplankton yang sering dan banyak terdapat pada ekosis tem mangrove adalah Copepoda. Ikan-ikan pelagis seperti teri, kembung, lemuru, t embang dan bahkan cakalang berprefensi sebagai pemangsa Copepoda dan larva Decap oda. Oleh karena itu, terdapat ikan penetap sementara pada ekosistem mangrove, y ang cenderung hidup bergerombol dikarenakan kaitannya yang erat dengan adanya ma ngsa pangan pada ekosistem itu sendiri (Nybakken, 1992).

Reproduksi antara zooplankton crustacea pada umumnya unisexual melibatkan baik h ewan jantan maupun betina, meskipun terjadi parthenogenesis diantara Cladocera d an Ostracoda. Siklus hidup copepoda Calanus dari telur hingga dewasa melewati 6 fase naupli dan 6 fase copepodit. Perubahan bentuk pada beberapa fase naupli per tama terjadi kira-kira beberapa hari dan mungkin tidak makan. Enam pase kopepodi t dapat diselesaikan kurang dari 30 hari (bergantung suplai makan dan temperatur ) dan beberapa generasi dari spesies yang sma mungkin terjadi dalam tahun yang s ama (yang disebut siklus hidup ephemeral) (Nybakken, 1992). 2.3 Klasifikasi Zoop lankton Berdasarkan daur hidupnya zooplankton dibagi menjadi 3 kelompok menurut (Nontji, 2008) yaitu: 1. Holoplankton Plankton yang seluruh daur hidupnya dijala ni sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Contohnya Kopepoda, Amfipoda, dll. 2. Meroplankton Plankton dari golongan ini menjalani kehidupanny a sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni p ada tahap sebagai telur dan larva saja, beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton. Contohnya kerang dan karang. 3. Tikoplankton Tikoplankton sebenarnya buk anlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup di das ar laut sebagai bentos. Namun karena gerakan air ia bisa terangkat lepas dari da sar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton. Contohnya kumasea (N ontji, 2008). Menurut Arinadi et al, (1997), Zooplankton dapat dikelompokkan ber dasarkan ukurannya menjadi lima sebagai berikut : 1. Mikropankton Mempunyai ukur an 20-200 m dan organisme utamanya yaitu Ciliata, Foraminifera, Nauplius, Rotifer a, Copepoda 2. Mesoplankton Mempunyai ukuran 200m - 2 m dan organisme utamanya ya itu Cladocera, Copepoda, Larvacea. 3. Makroplankton Mempunyai ukuran 2-20 mm dan organisme utamanya yaitu Pteropada, Copepoda, Euphausiid, Chaetognatha 4. Mikro nekton Mempunyai ukuran 20-200 mm dan organisme utamanya yaitu Chepalopoda, Euph ausiid, Sargestid, Myctopid 5. Megaloplankton Mempunyai ukuran >20 mm dan organi sme utamanya yaitu Scyphozoa, Thaliacea Beberapa filum hewan terwakili di dalam kelompok zooplankton (Arinardi et.al., 1997) : 1. Protozoa

Kingdom Protista terdiri dari protozoa, berukuran kecil, dari fauna bersel tungg al sampai dengan beberapa filum, beberapa jenis terkenal sebagai bentuk yang dij umpai di lautan adalah foraminifera, radiolaria, zooflagellata dan ciliata. Prot ozoa dibagi dalam empat kelas yaitu: rhizopoda, ciliata, flagelata, dan sporozoa (Sachlan, 1982). 2. Arthropoda Filum arthropoda adalah bagian terbesar zooplank ton dan hampir semuanya termasuk kelas Crustacea. Crustacea berarti hewan-hewan yang mempunyai shell terdiri dari chitine atau kapur, yang sukar dicernakan. Sal ah satu subklasnya yang penting bagi perairan adalah Copepoda yang merupakan Cru stacea holoplanktonik berukuran kecil yang mendominasi zooplankton di semua laut dan samudera (Nybakken, 1992). 3. Moluska Dalam dunia hewan, filum moluska adal ah nomor dua terbesar (Nybakken, 1992). Moluska bertubuh lunak, tidak beruas-rua s dan tubuhnya ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat. Cangka ng tersebut berguna untuk melindungi organ dalam dan isi rongga perut, tetapi ad a pula moluska yang tidak bercangkang. Antara tubuh dan cangkang terdapat bungku s yang disebut mantel. Reproduksi terjadi secara seksual dengan fertilisasi inte rnal (Bambang, 2004). 4. Coelenterata Coelenterata atau Cnidaria adalah inverteb rata laut yang pada taraf dewasa sering dijumpai. Biota-biota dalam filum ini me liputi hydra, ubur-ubur, anemon laut dan koral (Nybakken, 1992). Coelenterata me mpunai siklus hidup yang menarik. Proses reproduksi aseksual maupun seksual menu njukkan suatu siklus hidup yang terkait dengan periode planktonik (Bambang, 2004 ). 5. Chordata Anggota filum Chordata yang planktonik termasuk dalam kelas Thali acea dan Larvacea, memiliki tubuh agar-agar dan makan dengan cara menaring makan an dari air laut. Larvaceae membangun cangkang di sekelilingnya dan memompa air agar melalui suatu alat penyaring di dalam cangkang ini terus menerus dibangun d an ditanggalkan (Nybakken, 1992). 6. Chaetognatha Chaetognatha adalah invertebra ta laut dengan jumlah spesies relatif sedikit tetapi sangat berperan terhadap ja ring-jaring makanan di laut. Biota ini memiliki ciri-ciri antara lain bentuk tub uh memanjang seperti torpedo, transparan, organ berpasangan pada masing-masing s isi, memiliki bagian caudal yang memanjang sirip dan kepala dengan sepasang mata dan sejumlah duri melengkung di sekeliling mulut (Bambang, 2004). 2.4 Peranan Z ooplankton dalam Jaring jaring Makanan di Laut Dalam hubungannya dengan rantai m akanan, terbukti zooplankton merupakan sumber pangan bagi semua ikan pelagis , o leh karena itu kelimpahan zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan perairan (Arinardi, 1997). Zooplankton penting karena di perairan memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis (Kaswadji, 2001). Hewan terbesar di dunia, paus biru (Balaenoptera physalus), makanan utamanya adalah zooplankton kecil, Euphasia su perba, yang dikenal pula dengan nama krill, yang bentuknya seperti udang kecil

berukuran 4 5 cm (Nontji, 2008). Keberadaan zooplankton sebagai produser sekunde r dan konsumer primer mempunyai ciri anatomi, morfologi dan fisiologi yang sanga t spesifik. Dengan fungsi tersebut, setiap jenis zooplankton mempunyai spesifika si dan sumbangan yang berbeda. Hal ini terutama karena sebagian dari fase larva biota laut masuk kedalam tahapan zooplankton. Oleh karenanya pengenalan terhadap ciri dan karakterisitik anatomi, morfologi dan fisiologi sangatlah diperlukan. Hal ini juga terkait dengan proses interaksi diantara zooplankton dengan habitat nya sebagai bagian dari strategi untuk mempertahankan kehidupan. (Rohmimohtarto, 1999). Peranan zooplankton sebagai produsen sekunder ataupun sebagai konsumen p rimer sangat besar. Zooplankton sering melakukan gerakan naik turun pada peraira n yang disebut sebagai migrasi vertical. Gerakan tersebut dimaksudkan untuk menc ari makanan yaitu phytoplankton gerakan naik ke permukaan biasanya dilakukan pad a malam hari, sedang gerakan ke dasar perairan dilakukan pada siang hari. Geraka n pada malam hari lebih banyak dilakukan karena adanya variasi makanan yaitu phy toplankton lebih banyak, selain itu dimungkinkan karena zooplankton menghindari sinar matahari langsung. (Nontji, 1993). 2.5 Faktor faktor yang Mempengaruhi Hidup Zooplankton 2.5.1 Fisika 1. Suhu Pemil ihan suhu yang optimal untuk budidaya pada pembesaran tergantung dari tipe morfo loginya, small type dan long type juga berbeda dalam kebutuhanya terutama suhu o ptimal untuk pertumbuhannya. Suhu optimal antara 15-25oC. pada umumnya peningkat an suhu didalam batas-batas optimal biasanya mengakibatkan aktivitas reproduksi juga meningkat (Ekawati, 2005). 2. Kecerahan Kecerahan atau kekeruhan air diseba bkan oleh adanya partikel-partikel liat lumpur atau lainya yang mengendap, akan merusak nilai guna dasar perairan yang merupakan daerah pemijahan dan habitat be rbgai organism (Wirawan, 1992). Banyaknya cahaya yang menembus permukaan laut da n menerangi lapisan permukaan air laut setiap hari dan perubahan intensitas deng an bertambahnya memiliki peranan penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankt on (juga zooplankton yang ada didalamnya) (Rommimohtarto dan Juwono, 2001). 2.5. 2 Kimia 1. pH Zooplankton biasanya banyak terdapat diperairan yang kaya bahan or ganic, zooplankton alam hidup pada pH > 6,6, sedangkan pada kondisi biasa yang o ptimal hidup pada kondisi pH 6-8 (Ekawait, 2005). pH merupakan salah satu bagian dari factor yang sangat berpengaruh terhadap banyak tidaknya kelimpahan zooplan kton disuatu perairan, adapun pH optimum yang baik untuk pertumbuhan atau kelimp ahan zooplankton disuatu perairan alami adalah pH antara 6,2-8.6 (www.research.v i.oc.id, 2005).

2. DO (Oksigen Terlarut) Porifera merupakan salah satu zooplankton yang dapat be rtahan hidup di air dengan kadar oksigen terlarut yang rendah yakni 2mg/l. tingk at oksigen tertinggi dalam air budidaya tergantung apda suhu, salinitas, kepadat an, jenis makanan yang yang digunakan (Ekawati, 2005). 3. TOM Menurut Baru (2001 ), sebagian besar zooplankton menggantungkan sumber nutrisinya pada materi organ ic, baik berupa fitoplankton maupun detritus. 4. Menurut Owen ( 1975 ), Orthopos pat larut dalam air. Fungsi fosfat antara lain untuk: Pembedahan sel pertumbuhan Metabolisme karbohidrat Mempercepat kematangan sel Menurut Andayani ( 2005 ), s enyawa perairan mengandung total organik yang lain. Phospat dihidrolisa menjadi bentuk orto dan kelarutan fosfat organik diuraikan menjadi orthofosfat melalui a ktivitas microbial http://caraberternak.com/search/klasifikasi-zooplankton/