144092854-63918011-proposal-ptk-penjas

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pendidikan jasmani di SMP menuntut guru untuk kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan dalam menyampaikan materi, untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran, karena sesuai dengan karakteristik usia mereka yang cenderung masih suka bermain. Disamping guru harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa, pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan anak baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami perubahan. Dari perubahan-perubahan tersebut, perubahan yang paling menonjol adalah pada pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikologis. 1

Upload: djewer-ghazali

Post on 02-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lll

TRANSCRIPT

Page 1: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pendidikan jasmani di SMP menuntut guru untuk kreatif,

inovatif, efektif dan menyenangkan dalam menyampaikan materi, untuk itu

perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran,

karena sesuai dengan karakteristik usia mereka yang cenderung masih suka

bermain.

Disamping guru harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan

kebutuhan siswa, pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan anak

baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami perubahan. Dari

perubahan-perubahan tersebut, perubahan yang paling menonjol adalah pada

pertumbuhan dan perkembangan fisik serta psikologis.

Pembelajaran pendidikan jasmani di SMP saat ini menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dengan alokasi 2 jam tatap muka @

40 menit. Waktu 2 X 40 menit pada kenyataan di lapangan tidaklah sesuai

dengan yang direncanakan (80 menit), mengingat persiapan anak di awal

pertemuan 5 – 10 menit dan pada akhir pertemuan 10 menit untuk persiapan

pelajaran pada jam berikutnya, praktis waktu efektif yang terpakai 60 – 65

menit, maka dengan waktu yang sedikit itu perlu perencanaan pembelajaran

yang benar-benar baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Salah satu kompetensi dasar pembelajaran pendidikan jasmani kelas 9

1

Page 2: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

di SMP adalah mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu

permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan konsisten serta

nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan , dan

bersedia berbagi tempat dan peralatan. Permainan bola besar meliputi Bola

Basket, Sepak Bola, Bola Voli, Sepak Takraw, Futsal dll. Dalam permainan

Bola Basket lanjutan yang di ajarkan dikelas 9 diantaranya terdapat teknik

memasukkan bola dengan berlari yang dikenal dengan istilah “Lay Up Shoot”

yang sebagian besar anak meskipun tidak semuanya, merasa kesulitan dalam

melakukan gerakan teknik tersebut, ini terbukti dari hasil observasi yang

dilakukan pada kelas 9A SMP Negeri 1 Bengkulu

Melihat permasalahan yang ada, maka perlu segera dicarikan solusinya.

Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk menentukan langkah

selanjutnya dalam mengoptimalkan metode pembelajaran yang ada agar

tujuan yang telah direncanakan dari pembelajaran ini dapat tercapai dengan

hasil yang maksimal. Karena diantara anak kelas 9A ada yang bisa melakukan

teknik tersebut, maka perlu dicoba untuk memanfaatkan siswa tersebut dengan

menggunakan Metode Tutorial Teman Sebaya, hal ini mungkin dapat berhasil

dan waktu yang digunakan lebih efektif.

Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu untuk melakukan

Penelitian Tindakan Kelas dengan mengambil judul “Penggunaan Metode

Tutorial Teman Sebaya untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas 9A

dalam Melakukan Gerakan Lay Up Shoot pada Permainan Bola Basket di

SMP Negeri Bengkulu 1”

2

Page 3: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan metode tutorial teman sebaya dapat meningkatkan

kemampuan siswa kelas 9A dalam melakukan gerakan Lay Up Shoot

pada permainan Bola Basket di SMP Negeri 1 Bengkulu”

C. Tujuan Penlitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatan kemampuan gerakan Lay Up Shoot pada permainan

Bola Basket melalui penggunaan metode tutorial teman sebaya pada siswa

kelas 9A SMP Negeri 1 Bengkulu

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu :

1. Guru

Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model

pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran

2. Siswa

Dengan banyaknya Metode pembelajaran mereka mendapatkan banyak

variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain

3. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi sekolah untuk

mengembangkan metode pembelajaran.

4. Praktikan/peneliti

3

Page 4: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan

penelitian-penelitian yang sejenis.

E. Hipotesis Tindakan

Dalam melakukan Lay Up Shoot pada pembelajaran bola basket di

kelas 9A masih belum diperoleh hasil yang maksimal, sebenarnya telah

banyak upaya yang dilakukan oleh guru penjaskes untuk meningkatkan

prestasi belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukan hasil yang

optimal. Rentang nilai siswa yang bisa dengan siswa yang tidak bisa terlalu

mencolok. Untuk itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai antar siswa

tersebut tidak terlalu jauh yaitu dengan memanfaatkan siswa yang pandai

untuk menularkan kemampuannya pada siswa lain yang kemampuannya lebih

rendah. Tentu saja guru yang menjadi perancang model pembelajaran harus

mengubah bentuk pembelajaran yang lain. Dari beberapa metode

pembelajaran yang mungkin tepat yaitu menggunakan metode tutorial teman

sebaya, dari beberapa pendapat ahli “metode belajar yang baik adalah dengan

mengajarkan kepada orang lain”.

Maka dapatlah ditarik satu Hipotesa : “Jika pembelajaran dilakukan

dengan menerapkan metode tutorial teman sebaya, maka kemampuan Lay Up

Shoot siswa kelas 9 A di SMP Negeri 1 Bengkulu Meningkat”.

F. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

4

Page 5: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

1. Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kemampuan

gerakan Lay Up Shoot siswa kelas 9A

2. Penelitian ini dikenakan pada siswa kelas 9A

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negari 1

Bengkulu kecamatan Bengkulu kabupaten Bojonegoro.

4. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012

5. Penelitian ini di batasi pada kompetensi dasar Mempraktikkan Variasi dan

kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola

besar lanjutan dengan konsisten serta nilai kerjasama, toleransi, percaya

diri, keberanian, menghargai lawan , dan bersedia berbagi tempat dan

peralatan

G. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu

didefinisikan hal-hal sebagai berikut :

1. Metode tutorial teman sebaya adalah adalah suatu cara mengajar dimana

seorang siswa pandai membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas

yang sama

2. Kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai suatu keahlian yang

merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan

digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui

tindakannya.

5

Page 6: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Tutorial Teman Sebaya

Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran sebenarnya telah

menggunakan metode pembelajaran yang beragam guna meningkatkan

prestasi belajar siswanya, akan tetapi usaha tersebut masih belum mencapai

hasil yang maksimal, maka untuk meningkatkan prestasi siswa perlu adanya

variasi yang mungkin tidak bersumber dari guru.

Dalam kegiatan proses belajar mengajar adakalanya anak cenderung

lebih dapat meniru atau mengikuti petunjuk temannya dari pada dari gurunya,

hal ini disebabkan karena anak merasa lebih merasa akrab dan tidak canggung

atau rileks. Maka sangat penting bagi guru untuk memanfaatkan siswa yang

sudah bisa guna menularkan kepada temannya.

Pembelajaran yang terjadi seperti diatas adalah pembelajaran dengan

metode tutor teman sebaya. Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil (1997:3.38)

menuliskan bahwa “pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang

membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama” Dalam hal

tertentu siswa lebih paham dengan meniru gerakan dan memahami bahasa

teman sebayanya daripada gerakan dan bahasa yang digunakan guru. Itulah

sebabnya pembelajaran tutorila sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran

Penjaskes.

Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004:24) menyatakan bahwa

6

Page 7: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

“Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang

lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai

strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan

materi kepada teman-temannya.”

Menurut Miller (1989) dalam Aria Djalil ( 1997:3.34) berpendapat

bahwa “Setiap saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid

dapat belajar dari murid lainnya.” Jan Collingwood (1991:19) dalam Aria

Djalil (1997:3.34) juga berpendapat bahwa “Anak memperoleh pengetahuan

dan keterampilan karena dia bergaul dengan teman lainnya.”

Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam Amin Suyitno, 2004:34) maka

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa

secara mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen

materi).

2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen,

Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai

tutor sebaya

3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari materi. Setiap

kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor teman sebaya.

4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan

5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan materi sesuai dengan

tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.

6. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai

7

Page 8: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

dengan materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman

siswa yang perlu diluruskan.

Dari uraian tersebut di atas selanjutnya dapat dikembangkan dalam

bentuk kegiatan yang lain untuk dijadikan bahan pembelajaran dalam

kelompok kelompok kecil. Dengan demikian oleh model pembelajaran ini

dalam diri siswa akan tertanam kebiasaan saling membantu antar teman

sebaya.

B. Pengertian Kemampuan

Menurut Robbins (2000, p.46) “Kemampuan bisa merupakan

kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek.

Sedangkan menurut pendapat Chaplin (1997, p.34) “ability (kemampuan,

kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya

kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”.

Dari pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan (ability) adalah kesanggupan bawaan sejak lahir atau hasil

latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang

diwujudkan melalui tindakan, kecakapan, atau potensi menguasai suatu

keahlian untuk melakukan suatu perbuatan.

Lebih lanjut Robbins (2001, p.46 – 48 ) menyatakan bahwa

kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu :

1. Kemampuan intelektual (intelektual ability)

Merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental

2. Kemampuan fisik (physical ability)

8

Page 9: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

Merupakan kemamuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan

dan karakteristik fisik.

C. Gerakan Lay Up Shoot

Dalam permainan bola basket pada tehnik dasar lanjutan dikenal istilah

Lay Up Shoot yaitu suatu jenis gerakan shooting atau memasukkan bola ke

Ring basket dari jarak dekat, menggunakan ritme hitungan satu-dua, dengan

cara berlari menggunakan 2 langkah lebar. Lay Up Shoot ini dapat di lakukan

dari samping kanan basket atau dari samping kiri, dan juga bisa di lakukan

dari depan. Adapun urutan gerakannya sebagai berikut :

1. Ketika lay-up dengan tangan kanan, awali dari sisi kanan lapangan

2. Pegang bola dengan kedua tangan

3. Pandangan mata tertuju pada sasaran (kotak kecil di atas ring basket)

4. Saat berjarak 2 langkah dari ring basket, taruh berat badan pada kaki kanan

5. Angkat bola ke arah ring basket

6. Ambil langkah panjang dengan kaki kiri, Angkat lutut kanan

7. Angkat bola ke atas kepala untuk melakukan shoot

8. Lompat setinggi mungkin

9. Lakukan shoot saat berada di puncak lompatan

10. Pantulkan bola dengan lembut di papan

11. Jika lay-up dilakukan dari kiri, lakukan langkah-langkah di atas tetapi

menggunakan kaki yang berlawanan (Dari Permainan Sampai

Pertandingan : Gerhard Stocker dk,)

9

Page 10: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Perencanaan

Metode penelitian yang digunakan menggunakan penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalah-

masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja. Penelitian ini

direncanakan 2 siklus sudah berhasil. Penelitian ini juga di bantu oleh 2 orang

observer yang bertugas sebagai pengamat pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan karena proses pembelajaran Lay

Up Shoot pada siswa kelas 9A belum dicapai hasil yang optimal, hal ini di

karenakan metode yang digunakan sebelumnya kurang tepat. ini dibuktikan

dari hasil nilai yang didapat masih jauh dari apa yang diharapkan. Maka perlu

dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi dasar, persiapan sarana dan prasarana penelitian

serta menentukan indikator kinerja.

Untuk menyempurnakan rencana pembelajaran yang lebih baik

daripada pra siklus. Perlu perubahan metode yang lebih tepat sehingga

dicapai hasil yang maksimal, maka pada penelitian ini menggunakan Metode

tutorial teman sebaya.

B. Prosedur pelaksanaan tindakan & pengamatan

1. Siklus I, meliputi :

10

Page 11: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.

Pendahuluan :

Dalam pendahuluan ini dilakukan pemanasan selama 10 menit dalam

bentuk permainan-permainan yang mengacu pada kerjasama, misalkan

lari bersambung dengan cara memegang bahu temannya. Setelah

pemanasan selesai kemudian siswa di bariskan dan dibuat kelompok-

kelompok kecil yaitu 5 – 6 anak tiap kelompok, pada tiap kelompok ada

1 anak yang sudah bisa atau pandai melakukan gerakan Lay Up Shoot

yang bertugas sebagai Tutor Teman Sebaya.

Kegiatan pokok :

Pada kegiatan pokok guru menjelaskan materi Lay Up Shoot yang akan

dipraktikkan pada masing-masing kelompok kecil dan memberi tugas

dengan dibantu siswa yang pandai bertugas untuk menjadi tutor teman

sebaya. Selanjutnya pada masing-masing kelompok diberikan waktu

selama 25 menit untuk mempraktikkan materi yang telah disampaikan.

Pada 25 menit pertama selesai selanjutnya diadakan evaluasi dari

masing-masing kelompok untuk melihat kemajuan dari tugas yang telah

diberikan. Pada kesempatan ini guru memberikan motivasi dan

perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan. Kegiatan ini dilakukan

selama 10 menit dan dilanjutkan kembali 25 menit yang kedua untuk

mengulang materi dengan melaksanakan perbaikan-perbaikan yang

telah disampaikan dengan dibantu tutor teman sebaya.

11

Page 12: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

Penutup :

Setelah 25 menit kedua selesai anak-anak diistahatkan. Sambil

rmelakukan penenangan guru melakukan evaluasi sekaligus memberi

motivasi pada anak yang belum bisa melakukan gerakan Lay Up Shoot.

Kegiatan penutup ini dilakukan selama 10 menit.

2. Siklus II

Siklus II sama dengan siklus I hanya pada siklus II lebih ditekankan

pada fungsi sebenarnya, siswa yang menjadi tutor teman sebaya diberi

materi tersendiri yaitu dengan memberikan pemantapan materi dan

arahan-arahan bagaimana cara atau tehnik penyampaian materi pada

temannya dan diberikan tanggung jawab penuh selama kegiatan pokok

berlangsung, Dengan ini Tutor Sebaya akan merasa bangga atas

perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu

memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung

jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan

“Tutor Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang

lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa

yang dipelajari dengan cara yang bermakna.

C. Refleksi

Perlu adanya pembahasan melalui diskusi teman sejawat dan masukan

dari para ahli dibidang penelitian. Yaitu membahas antara siklus – siklus

tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.

12

Page 13: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

D. Latar dan Subjek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas 9A SMP Negeri 1 Bengkulu

kecamatan Bengkulu, jumlah siswa 32 anak.

Pertimbangan penulis mengambil subyek penilitian tersebut dimana

siswa kelas 9A SMP Negeri 1 Bengkulu masih belum optimal dalam

melakukan gerakan Lay Up Shoot.

2. Tempat Penelitian

Dalam penilitian ini penulis mengambil lokasi di SMP Negeri 1 Bengkulu

kecamatan Bengkulu, penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan

pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam

mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penlitian yang sangat

sesuai dengan profesi penulis.

3. Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan

menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan Agustus s.d Oktober.

Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut

pada semester I

4. Lama Tindakan

Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Oktober, mulai dari siklus

I, dilanjutkan dengan Siklus II.

13

Page 14: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data : catatan observasi guru, catatan

observasi siswa, daftar pertanyaan untuk interview, daftar nilai praktik

melakukan gerakan Lay Up Shoot.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Observasi

Peneliti menggunakan metode observasi sistematik yaitu

observasi yang mempunyai kerangka dimana kerangka tersebut berisi

aspek-aspek dari perilaku yang hendak di ukur. Adapun kontrol validitas

dan reliabilitas dari observasi sistmatik adalah penggunaan observer

lebih dari satu orang (Hadi 2001,h.136-154). Observasi pada penelitian

ini dilaksanakan pada bulan september s/d oktober, dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa kelas 9A melakukan gerakan Lay Up

Shoot dengan menggunakan metode tutorial teman sebaya.

2. Wawancara

Peneliti menggunakan metode wawancara karena peniliti ingin

menggali lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan siswa kelas 9A melakukan gerakan Lay Up Shoot dengan

menggunakan metode tutorial teman sebaya. Jenis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara

yang dilaksanakan secara bebas, tetapi tetap pada topik yang telah

ditentukan sebelumya. Adapun untuk mengontrol validitas dan

reliabilitas dari wawancara ini, peneliti menggunakan lebih dari satu

14

Page 15: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

pewawancara, (Hadi 2001, h.205-206). Wawancara pada penelitian ini

dilaksanakan pada bulan oktober 2011 terhadap 32 siswa kelas 9A.

Metode wawancara ini menggunakan guide interviu yaitu pertanyaan-

pertanyaan dengan tujuan menggali informasi tentang latar belakang

tinggi atau rendahnya kemampuan siswa dalam menggunakan metode

tutorial teman sebaya. Pertanyaan-pertanyaan yang dipakai dalam

wawancara ini, menggunakan dasar dari aspek-aspek minat belajar yaitu

kesenangan, kemauan, kesadaran, dan perhatian.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode

dokumentasi diperlukan sebagai sumber data otentik. Adapun data-data

yang digunakan penulis adalah nilai praktik melakukan gerakan Lay Up

Shoot pada siswa kelas 9 siswa SMP N Bengkulu tahun 2009-2010.

F. Teknik analisis data

Tehnik analisa data dilakukan dengan menggunakan hasil pengumpulan

informasi yang telah dilakukan dalam tahap pengumpulan data. Dalam

analisa data masalah-masalah yang menjadi perhatian penelitian di bahas

dengan observer yang membantu pelaksanaan penelitian.

Pada proses analisis dibahas apa yang diharapkan terjadi, apa yang

kemudian terjadi, mengapa terjadi tidak seperti yang diharapkan, apa

penyebabnya atau ternyata sudah terjadi seperti yang diharapkan, dan apakah

perlu dilakukan tindaklanjut.

15

Page 16: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

G. Penyiapan partisipan

Agar dalam pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian dapat berjalan

dengan baik maka perlu adanya penyiapan partisipan, yaitu : di tunjuk 2

orang guru sebagai observer yaitu bertugas sebagai pengamat pada jalannya

proses pembelajaran, dan 2 orang guru untuk melakukan interview yaitu

bertugas mewawancarai siswa.

H. Jadwal Penelitian

No KEGIATANMINGGU KE……..

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Perencanaan                        

2 Proses pembelajaran                        

3 Evaluasi                        

4 Pengumpulan Data                        

5 Analisis Data                        

6 Penyusunan Hasil                        

7 Pelaporan Hasil                        

I. Rancangan Anggaran

Biaya dari penelitian ini menjadi tanggung jawab peneliti, adapun biaya

tersebut kurang lebihnya sampai dengan selesainya pembuatan laporan

adalah :

1. Fotocopy proposal dan laporan                  : Rp 20.000,00

2. Kertas HVS A4 80 grm 1 rim           : Rp 30.000,00

3. jilid proposal dan laporan                           : Rp 10.000,00

4. lain – lain                                 : Rp 20.000,00

JUMLAH                                  : Rp 80.000,00 

16

Page 17: 144092854-63918011-Proposal-Ptk-Penjas

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, JP. (1997). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Gerhard Stocker dk, 2011. Bola Basket : Dari Permainan Sampai Pertandingan, Gramedia Jakarta, PT

Hadi, Sutrisno 2001 Metodologi Research Jilid 2, Yogyakarta, Penerbit ANDI

Hisyam Zaini dalam Suyitno Amin. 2004. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar S1 Program Studi Pendidikan Matematika. Semarang : UNNES.

Jan Collingwood dalam Aria Djalil dkk, 1997 metode penelitian, buku 2 Jakarta.

Kuswaya Wihardit dalam Aria Djalil dkk, 1997 metode penelitian, buku 2 Jakarta.

Miller (1989) dalam Aria Djalil dkk, 1997 metode penelitian, buku 2 Jakarta.

Robbins, Stephen P. (2001). Perilaku Organisasi: Kontroversi. Aplikasi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid I. Jakarta: Prenhallindo.

17