1436 h/2015 m

84
PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MELALUI KELOMPOK PEMBUATAN ASSESORIS DI KELURAHAN SUDIMARA JAYA CILEDUG KOTA TENGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.) Disusun oleh ANFAL 1110054000031 PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: dangque

Post on 26-Jan-2017

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1436 H/2015 M

i

PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MELALUI KELOMPOK

PEMBUATAN ASSESORIS DI KELURAHAN SUDIMARA JAYA

CILEDUG KOTA TENGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Disusun oleh

ANFAL

1110054000031

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: 1436 H/2015 M

i

PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MELALUI KELOMPOK

PEMBUATAN ASSESORIS DI KELURAHAN SUDIMARA JAYA

CILEDUG KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh:

Anfal

NIM. 1110054000031

Di bawah Bimbingan

Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A.

NIP.19740519 19803 1 004

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: 1436 H/2015 M

ii

Page 4: 1436 H/2015 M

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan dalam memenuhi

salah satu persayaratan untuk memperoleh gelar Strata (S1) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan pada penulisan ini dicantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa penulisan ini bukan hasil karya asli

Saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka Saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Oktober 2015

Anfal

Page 5: 1436 H/2015 M

iv

ABSTRAK

Anfal, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok Pembuatan

Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tengerang. Program

Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Di bawah Bimbingan Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A

Salah satu persoalan yang ada di dalam masyarakat adalah tingkat

kesenjangan ekonomi yang terlampau lebar, serta tingkat kemiskinan yang

terlampau menakutkan. Untuk itu, upaya-upaya pengembangan dan

pemberdayaan ekonomi menjadi hal yang mendesak dan tidak bisa ditunda-

tundalagi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada

September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen, relatif menurun

dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 28,6 juta orang atau 11,46 persen.

Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok Pembuatan Assesoris

Di Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tengerang. Permasalahan yang

diangkat dalam skripsi ini adalah. “Bagaimana dampak pemberdayaan ekonomi

keluarga terhadap kelompok pembuat assesoris?

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta untuk mengetahui dampak

ekonomi dari kegiatan pembuatan assesoris yang dilakukan oleh kelompok ibu-

ibu rumah tangga yang ada di wilayah Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug

Tangerang, dalam rangka pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga menjadi

berdaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dan jenis

penelitiannya adalah deskriptif. Subyek penelitiannya adalah kelompok pembuat

assesoris. Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan

wawancara. Temuan dari hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa

pemberdayaan ekonomi yang ada di kelompok pembuat assesoris berdampak

hanya bagi pemenuhan kebutuhan pokok.

Page 6: 1436 H/2015 M

v

KATA PENGANTAR

بسماللهالرحمنالرحيم

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan

segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw., yang

telah memberi petunjuk kepada umatnya menuju kehidupan yang bahagia fiddun

yaa wal aakhirat.

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulisan skripsi ini tidak

akan terselesaikan bila tanpa bantuan serta dan dukungan dari berbagai pihak,

baik secara moril maupun materil. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya, sehingga

penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Wati Nilam Sari, M.Si., Selaku Ketua Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Konomunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak M. Hudri M.Ag., Selaku Sekretaris Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam (PMI)

4. Bapak Prof. Dr. Asep Usman Ismail, M.A., Selaku pembimbing skripsi

yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing,

Page 7: 1436 H/2015 M

vi

memberi motivasi, semangat, arahan serta kritikan dan saran bagi penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis di

bangku kuliah.

6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis, sehingga dapat

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Anggota kelompok pembuat assesoris di wilayah Kelurahan Sudimara Jaya

yang telah bersedia di wawancarai. Khususnya ibu Suanah ketua pembuat

assesoris yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan

penelitian dan telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Orang Tua penulis yaitu Ayahanda Abdul Mukti dan Ibunda Ida serta

keluarga tercinta yang senantiasa memberi semangat, do’a, cinta dan kasih

sayang serta berbagai dorongan yang tak terhingga baik moril maupun

materil.

9. Sahabat dekat Penulis sekaligus teman seperjuangan, Septiawan Badawi,

Ade Ramdan Maghfiroh, Muhammad Iqbal Abdul Gofur, Ujang Kosasih

serta teman PMI angkatan 2010/2011 yang selalu memberikan semangat,

do’a, keceriaan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi penulis.

Page 8: 1436 H/2015 M

vii

10. Dan kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan

kepada penulis baik secara moril maupun materil, penulis ucapkan terima

kasih yang sebesar besarnya, semoga kebaikan kalian semua menjadi jalan

menuju kebaikan fiddun yaa wal aakhirat.

Jakarta, 13 Oktober 2015

Anfal

Page 9: 1436 H/2015 M

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iii

ABSTRAK ................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Pembatas dan Rumusan Masalah .......................................... 6

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................ 6

D. Metodologi Penelitian .......................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 12

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 13

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Keluarga ............................................................................... 16

1. Pengertian Keluarga ........................................................ 16

2. Pengertian Ekonomi Keluarga ......................................... 18

3. Sumber-Sumber Ekonomi Keluarga ................................ 20

4. Kemandirian Ekonomi Keluarga ..................................... 24

B. Pemberdayan Ekonomi Keluarga .......................................... 27

1. Pengertian Pemberdayaan ............................................... 27

2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Keluarga ................. 29

3. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga ...................... 32

4. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga ....................... 36

Page 10: 1436 H/2015 M

ix

BAB III GAMBARAN UMUM KELOMPOK PEMBUAT ASSESORIS

DI KELURAHAN SUDIMARA JAYA

A. Latar Belakang Berdiri Kelompok Pembuat Assesoris Di

Kelurahan Sudimara Jaya ...................................................... 37

B. Tata Kerja Kelompok Pembuat Assesoris Di Kelurahan

Sudimara Jaya. ...................................................................... 39

C. Gambaran Wilayah Kelurahan Sudimara Jaya ....................... 41

D. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga......................................... 42

1. Perencanaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Pada

Kelompok Pembuatan Assesoris ...................................... 42

2. Pengorganisasian Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Pada

Kelompok Pembuatan Assesoris ...................................... 43

3. Pelaksanaan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Pada

Kelompok Pembuatan Assesoris ...................................... 44

BAB IV ANALISIS DAMPAK PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA

TERHADAP KELOMPOK PEMBUAT ASSESORIS

A. Analisis Perencanaan Kelompok Keterampilan Pembuatan

Assesoris ............................................................................. 46

B. Analisis Pelaksanaan Kelompok Keterampilan Pembuatan

Assesoris ............................................................................. 47

C. Analisis Produktivitas Kelompok Keterampilan Pembuatan

Assesoris ............................................................................. 50

D. Analisis Dampak Keterampilan Pembuatan Assesoris

Bagi Pemberdayaan Ekonomi .............................................. 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 55

B. Saran .................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 58

LAMPIRAN

Page 11: 1436 H/2015 M

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nama Pembuat Aksesories .......................................................... 43

Tabel 2. Keterangan Jawaban Informan .................................................... 52

Page 12: 1436 H/2015 M

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara 1 ................................................................ 61

Lampiran 2 Hasil Wawancara 2 ................................................................ 63

Lampiran 3 Hasil Wawancara 3 ................................................................ 64

Lampiran 4 Hasil Wawancara 4 ................................................................ 65

Lampiran 5 Hasil Wawancara 5 ................................................................ 66

Lampiran 6 Hasil Wawancara 6 ................................................................ 67

Lampiran 7 Hasil Wawancara 7 ................................................................ 68

Lampiran 8 Hasil Wawancara 8 ................................................................ 69

Lampiran 9 Hasil Wawancara 9 ................................................................ 70

Lampiran 10 Hasil Wawancara 10 .............................................................. 71

Lampiran 11 Hasil Wawancara 11 .............................................................. 72

Page 13: 1436 H/2015 M

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan suatu kesatuan ekonomis, dimana fungsi keluarga

di sini meliputi pencari nafkah, perencanaan, pembelanjaan dan

pemanfaatannya. Sebagai suatu organisasi terkecil dalam masyarakat, keluarga

harus digerakan dengan kecukupan dalam aspek ekonomi.1 Sebagai faktor

pendukung, lingkungan sosial keluarga juga merupakan poin penting bagi

terbangunnya proses sosial bagi anggota keluarga dalam menjalankan fungsi

dan peran dalam masyarakat.2

Salah satu persoalan yang ada di dalam masyarakat adalah tingkat

kesenjangan ekonomi yang terlampau lebar, serta tingkat kemiskinan yang

terlampau menakutkan untuk itu, upaya-upaya pengembangan dan

pemberdayaan ekonomi menjadi hal yang mendesak dan tidak bisa ditunda

tunda lagi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin

pada September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen, relatif

menurun dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 28,6 juta orang atau

11,46 persen.

Seperti dirilis Berita Resmi Statistik BPS No.06/01/Th.XVIII, tanggal 2

Januari 2015 dalam portal www.bps.go.id yang bertajuk Profil Kemiskinan Di

Indonesia September 2014, menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin

1Ulfatmi, Keluarga Sakinah Dalam Persfektif Islam. (Jakarta: Kementrian Agama, 2012)

Cetakan Pertama. Hal 205 2Djuju Sudjana, Dalam Jalaludin Rahmat, (Ed), Keluarga Muslim Dalam Masyarakat

Modern, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). H 26.

Page 14: 1436 H/2015 M

2

September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen dan berkurang

sebesar 0,55 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret

2014 yang sebesar 28,28 juta orang (11,25 persen), dan berkurang sebesar

0,87 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Sepetember 2013

yang sebesar 28,60 juta orang (11,46 persen).3

Dari data yang saya peroleh mengenai kemiskinan penduduk khususnya

di Kelurahan Sudimara Jaya selama tahun 2014-2015 terdapat 413 keluarga

miskin dari 5.088 kepala keluarga (KK) dari total keseluruhan penduduk

23.497 jiwa yang ada di kelurahan tersebut.4

Menurut Goenawan Sumodiningrat (membangun perekonomian rakyat,

1998), kalau dilihat dari segi penyebabnya, kesenjangan dan kemiskinan dapat

dibedakan menjadi kesenjangan dan kemiskinan natural, kesenjangan dan

kemiskinan kultural, serta kesenjangan dan kemiskinan kultural.

Kesenjangan dan kemiskinan natural adalah kesenjangan dan

kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah, seperti perbedaan

usia, perbedaan kesehatan, perbedaan geografis tempat tinggal, dan

sebagainya. Kesenjangan dan kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang

disebabkan oleh perbedaan adat istiadat, perbedaan etika kerja, dan

sebagainya. Adapun kesenjangan dan kemiskinan struktural adalah

kesenjangan dan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor buatan

manusia, seperti distribusi aset ekonomi yang timpang, kebijakan ekonomi

3

DiaksesPada 9 Maret 20015 Jam 13:45 Wib Dari Http: //Www.

Kemenkopmk.Go.Id/Artikel/Jumlah-Penduduk-Miskin-Indonesia-277-Juta-Orang 4Wawancara Bapak Tatang Rustandi, Sekel Sudimara Jaya Pada Tanggal 10 Agustus

2015, Jam 14:00 Wib.

Page 15: 1436 H/2015 M

3

yang diskriminatif, koruptif, dan kolutif, serta tatanan ekonomi dunia yang

cenderung tidak menguntungkan kelompok masyarakat atau golongan

tertentu.5

Salah satu upaya untuk memberdayakan potensi ekonomi keluarga serta

membangun sebuah masyarakat yang mandiri adalah melahirkan sebanyak-

banyaknya wirausahawan baru. Asumsinya sederhana, kewirausahaan pada

dasarnya adalah kemandirian, terutama kemandirian ekonomis dan

kemandirian adalah keberdayaan.6

Untuk menangani persoalan kemiskinan keluarga di Indonesia

pemerintah telah merancang suatu proyek yang diharapkan dapat lebih

terjamin keberlanjutan yaitu berupa program-program pemberdayaan

masyarakat, selain itu pula banyak Lembaga Swadaya Masyarakat yang

bermunculan guna mensejahterakan masyarakat agar lebih mandiri salah

satunya adanya wirausaha pembuatan assesoris yang dikerjakan oleh ibu-ibu

rumah tangga, yaitu pemberdayaan masyarakat melalui pembuatan assesoris.

Sebagai seorang muslim, sudah saatnya kita menelaah kembali ajaran islam di

bidang sosial-ekonomi. Islam adalah agama pemberdayaan yang menjunjung

tinggi etos kerja dan kemandirian usaha.

5

Nanih Dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam Dari Ideologi,

Strategi Sampai Tradisi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001) cet. 1 hal 69-70 6

Nanih Dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam Dari Ideologi,

Strategi Sampai Tradis,........ 47

Page 16: 1436 H/2015 M

4

Salah satunya tercermin dalam Qs. Al-Jumuah ayat 10.

Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di

muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-

banyak supaya kamu beruntung.”7

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa situasi ekonomi sekarang

ini bukanlah sesuatu yang harus diratapi, melainkan sesuatu yang harus

dicarikan jalan keluarnya. Setiap pribadi muslim ditantang untuk giat bekerja,

kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan dan persaingan hidup tanpa

melupakan ibadah kepada Allah SWT. Salah satu alternatif adalah mempunyai

kreatifitas. Karena itu pemberdayaan masyarakat melalui keterampilan perlu

untuk dibudayakan di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini.

Dalam hal di atas bahwa konsep Community Economi Development

yang kini banyak dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat melalui

berbagai program-program terbukti mampu mengurangi angka pengangguran

serta berpeluang untuk menciptakan skill yang lebih baik menuju kemandirian

usaha. Jika konsep tersebut diterapkan secara konsisten, maka pada tataran

output-nya akan menghasilkan sisi yang positif seperti terbukanya lapangan

kerja baru yang berakibat pada berkurangnya angka pengangguran. Serta

menghasilkan tenaga kerja yang berjiwa entrepreneurhip sejati yang mampu

membaca peluang usaha yang secara tidak langsung meningkatkan

7Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Penerbit Diponogoro,

2005) , hal 442.

Page 17: 1436 H/2015 M

5

perekonomian nasional.8

Sudimara Jaya, sebagai salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan

Ciledug Kota Tangerang (Data Kelurahan) juga memiliki kompleksitas

permasalahan ekonomi keluarga. Penanganan permasalahan perekonomian

keluarga perlu dilakukan sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok

pembuatan assesoris sebagai kelompok usaha yang ada di wilayah kelurahan

tersebut, walaupun pembuatannya tidak banyak tetapi setidaknya dapat

membantu perekonomian anggota pembuat assesoris dalam membantu

memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka.

Salah satu fungsi kelompok pembuatan assesoris di wilayah Kelurahan

Sudimara Jaya adalah menciptakan kesejahteraan keluarga terutama bagi

anggota kelompok atau ibu-ibu rumah tangga. Kelompok pembuatan assesoris

sebagai pemberdayaan ekonomi keluarga, telah membantu menciptakan

lapangan pekerjaan bagi anggota keluarga terutama ibu-ibu rumah tangga

yang ada di Kelurahan Sudimara Jaya Kecamatan Ciledug Kota Tangerang.

Pemberdayaan ekonomi bagi keluarga mempunyai tujuan. Salah satunya

adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.

8Skripsi Amelia, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi

Handphone Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, jurusan PMI tahun 2009.

Page 18: 1436 H/2015 M

6

Mengingat pentingnya penelitian mengenai pemberdayaan ekonomi

keluarga, maka peneliti bermaksud mengangkat sebuah judul skripsi dengan

judul “PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MELALUI

KELOMPOK PEMBUATAN ASSESORIS DI KELURAHAN

SUDIMARA JAYA CILEDUG KOTA TANGERANG”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membatasi pada masalah

pemberdayaan ekonomi keluarga melalui kelompok keterampilan

pembuatan assesoris yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di

Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug Kota Tangerang.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

“Bagaimana dampak pemberdayaan ekonomi keluarga bagi kelompok

pembuat assesoris?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis serta untuk mengetahui

dampak ekonomi dari kegiatan pembuatan assesoris yang dilakukan oleh

kelompok ibu-ibu rumah tangga yang ada di wilayah Kelurahan Sudimara

Jaya Ciledug Kota Tangerang, dalam rangka pemberdayaan ekonomi

Page 19: 1436 H/2015 M

7

keluarga sehingga menjadi berdaya.

2. Manfaat Penelitian

a. Segi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan bagi Pemberdayaan Ilmu Sosial terutama pada Jurusan

Pemberdayaan Masyarakat Islam (PMI), tentang dampak pembuatan

assesoris terhadap perekonomian keluarga terutama ibu-ibu rumah

tangga sebagai salah satu cara memberdayakan keluarga atau

kelompok.

b. Segi Praktis

1) Sebagai bahan evaluasi bagi kelompok pembuat assesoris dalam

melaksanakan program selanjutnya.

2) Bagi keluarga atau masyarakat penelitian ini memberikan

sumbangan pengetahuan tentang dampak, baik yang bersifat

positif atau negatif dari kegiatan pembuatan assesoris, terhadap

perekonomian maupun ditinjau dari segi sosial yang dilakukan

oleh ibu-ibu rumah tangga di Wilayah Kelurahan Sudimara Jaya

khususnya di RW 03.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

fenomena sosial dan masalah manusia. Creswell (1998) menyatakan

Page 20: 1436 H/2015 M

8

penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-

kata, laporan terinci dan pandangan informan, dan melakukan studi pada

situasi yang alami.9 Dapat diartikan juga tentang metode kulitatif, yaitu

metode yang berpangkal dari peristiwa-peristiwa sosial, yang pada

hakekatnya tidak bersifat eksak.10

2. Jenis Penelitian

Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-katatertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat

diamat.11

Metode penelitian deskriptif, yaitu bertujuan untuk

menggambarkan fenonema sosial dan setting sosial secara lengkap.

Dengan itu, penelitian ini telah memiliki definisi yang jelas mengenai

subjek penelitian (lebih akurat jika dibandingkan dengan penelitian

eksploratif).

Deskriptif juga dimaksudkan untuk menggali data dan informasi

baik tentang proses atau mekanisme hubungan subjek penelitian,

penyajian informasi dasar, menciptakan kategori dan pengklasifikasian

baru, menjelaskan perangkat tatanan ataupun menguji informasi-

informasi yang sifatnya “terlihat“ kontradiktif.12

9Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian. (Jakarta : Kencana Pernada Media Group,

2011) Hlm 33-34. 10

Arief Subyantoro & FX. Suwarto ,Metode Dan Teknik Penelitian Sosial. (Yogyakarta :

Andi Yogyakarta, 2007 ) hlm 78 11

Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif,

(Jakarta: LP UIN Jakarta Press, 2006) hal 8 12

Ipah Parihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Jakarta :

Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006) Cetakan 1. hlm 35

Page 21: 1436 H/2015 M

9

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhitung mulai 23 Februari 2015 sampai

dengan 11 Juni 2015. Lokasi penelitian ini berada di RT 01 RW 03

Kelurahan Sudimara Jaya Ciledung Kota Tangerang.

4. Sumber Data

Mengutip pendapat Mc. Leod (1995), pengertian data dari sudut

ilmu sistem informasi sebagai fakta-fakta maupun angka-angka yang

secara relatif tidak berarti bagi pemakai13

. Penelitian ini memakai dua

sumber data yaitu:

a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama

baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau

hasil pengisian kuesioner, namun pada data primer ini peneliti

hanya melakukan observasi dan wawancara.

b. Data sekunder didapat dari buku yang berhubungan dengan

penelitian, arsip, catatan serta dokumen yang juga terkait dengan

penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data ini, peneliti mengadakan penelitian

dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai

berikut :

a. Observasi

Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik

13

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2011) Cetakan ke 11. hlm 41

Page 22: 1436 H/2015 M

10

pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan

mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku,

kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa tujuan dan perasaan.

Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk

mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam

lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu. Tetapi tidak

semua perlu diamati oleh peneliti, hanya hal-hal yang terkait atau

yang sangat relavan dengan data yang dibutuhkan.14

Dalam

penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati

tempat, cara membuat assesorosis, kemudian mewawancarai para

anggota pembuat assesoris berdasarkan waktu yang sudah di

tentukan.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif.

Wawancara mementingkan peneliti mengumpulkan data yang

beragam dari para informan dalam berbagai situasi dan konteks.

Meskipun demikian, wawancara perlu digunakan dengan berhati-

hati karena perlu di triangulasi dengan data lain. Wawancara di

definisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan

tujuan tertentu (Khan & Cannel). Wawancara yang dilakukan

14

M Djunaedi Ghony & Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogjakarta:

Ar-Ruz Media, 2012) Hlm 165

Page 23: 1436 H/2015 M

11

dengan lebih dari satu partisipan disebut sebagai focus group.15

Pada penelitian ini saya bertanya kepada informan terkait hal-hal

mengenai dampak ekonomi yang mereka rasakan dari membuat

assesoris, dengan menggunakan pedoman wawancara yang

sebelumnya saya buat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh

melalui dokumen-dokumen.16

Alat pengumpulan datanya disebut

form pencatatan dokumen, dan sumber datanya berupa catatan atau

dokumen yang tersedia. Seperti biografi, autobiografi, surat-surat

serta laporan media massa melalui surat kabar.17

yang menyangkut

tentang tempat penelitian ini. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti

hanya memporoleh data yang kemudian di catat, diantaranya

meliputi profil serta sejarah berdiri kelompok pembuat assesoris,

tujuan serta visi misi dan gambaran wilayah kelurahan Sudimara

Jaya.

d. Analisa Data

Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan melalui

pengaturan data secara logis dan sistematis, dan analisis data itu

dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lokasi penelitian hingga

15

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. ( Jakarta : Pt Indeks, 2012 ) Hlm 45 16

Skripsi Muahammad Syakur. “Program Daur Ulang Sampah Kertas Sebagai Upaya

Pemberdayaan Masyarakat ( Studi Kasus Corporate Sosial Responsibility Pt Pembangunan Jaya

Ancol Tbk )”FDK 2009, Hlm 14. 17

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial. ( Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada,

2013) Hal 53

Page 24: 1436 H/2015 M

12

pada akhir penelitian (pengumpulan data). Pada penelitian kualitatif

yang melakukan analisis data adalah peneliti yang sejak awal terjun

ke lokasi penelitian berinteraksi dengan latar dan subjek penelitian

dalam rangka pengumpulan data. Secara umum dinyatakan bahwa

analisis data merupakan suatu pencarian, pola-pola dalam data

perilaku yang muncul, objek-objek terkait dengan fokus

penelitian.18

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan analisis

komparasi konstan, yaitu dengan mengkonsentrasikan pada

deskripsi yang rinci tentang sifat /ciri dari data yang dikumpulkan.

e. Teknik Penulisan

Adapun penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku

“ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)”

yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Jakarta tahun 2007.

f. Keabsahan Data

Dengan mengacu pada Moleong (1994) untuk membuktikan

validitas data penelitian ini ditentukan oleh kredibilitas temuan dan

interprestasinya dengan mengupayakan temuan dan penafsiran

yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang senyatanya dan

disetujui oleh subjek penelitian.19

Keabsahan data dari data hasil penelitian kualitatif, harus

memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :

1) Menunjukan atau mendemonstrasikan nilai yang benar

2) Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan

18

M Djunaedi Ghony & Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif.

(Jogjakarta : Ar-Ruz Media, 2012 ), Hlm 146 19

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial. ( Jakarta : Erlangga , 2009 ) Hlm 248

Page 25: 1436 H/2015 M

13

3) Memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang

konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan

keputusan-keputusannya isu dasar dari hubungan keabsahan

data pada dasarnya adalah sederhana.20

Dengan menggunakan metode purposive sampling

peneliti membuktikan validitas data dengan mengambil 10

orang sampel dari 18 informan yang ada untuk diwawancarai

mengenai dampak ekonomi yang mereka rasakan dari ikut

membuat assesoris, kemudian dari hasil wawancara peneliti

menganalisis jawaban dari para informan.

E. Tinjauan pustaka

Pada penelitian ini, penulis melakukan kajian kepustakaan dengan

tujuan untuk memperoleh data dari beberapa sumber tertulis baik berupa

buku-buku bacaan ataupun mengutip dari beberapa karya ilmiah pada

penelitian sebelumnya yang serupa dengan penelitian yang sedang penulis

teliti yaitu mengenai Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Keterampilan

Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya.

Maka setelah peneliti berusaha membaca, mempelajari dan mengkaji

tentang hasil karya ilmiah yang ditulis oleh :

1. Amelia, dengan judul : “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan

Keterampilan Teknisi Handphone Di Institut Kemandirian Dompet

Dhuafa.” Skripsi Mahasiwa Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam (2009).

20

Ibid H. 315

Page 26: 1436 H/2015 M

14

2. Wawan Kurnia, dengan judul : “Evektivitas Program Pendidikan Dan

Keterampilan Dalam Pemberdayaan Anak Pemulung di Bengkel

Kreativitas Yayasan Nanda Dian Nusantara Ciputat.” Skripsi

Mahasiswa Fakultas Dakwah, Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam (2009).

Dari (kedua) karya ilmiah tersebut penulis mencoba menjadikan sebuah

proses pembelajaran yang bisa dijadikan acuan dalam perbandingan karya

ilmiah yang sedang penulis lakukan. Dimana letak perbedaan karya ilmiah

yang sedang penulis lakukan bertumpu pada pemberdayaan ekonomi keluarga,

sedangkan karya ilmiah Amelia dan Wawan Kurnia terletak pada pelatihan

keterampilan teknisi handphone dan pelatihan kreativitas dalam pendidikan.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, peneliti

membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana perinciannya

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatas dan Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Terdiri dari Pengertian Keluarga, Pengertian Ekonomi Keluarga,

Sumber-Sumber Ekonomi Keluarga, Kemandirian Ekonomi

Keluarga, Pemberdayan Ekonomi Keluarga, Pengertian

Pemberdayaan, Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Keluarga,

Page 27: 1436 H/2015 M

15

Strategi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, Tujuan Pemberdayaan

Ekonomi Keluarga.

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PEMBERDAYAAN

EKONOMI KELUARGA SUDIMARA JAYA

Terdiri dari Latar Belakang Berdirinya Kelompok Pengrajin

assesorisdi Kelurahan Sudimara Jaya, Tata Kerja Kelompok

Pengrajin Assesoris di Kelurahan Sudimara Jaya, Gambaran

Wilayah Kelurahan Sudimara Jaya, Pemberdayaan Ekonomi

Keluarga

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS

Berisi Tentang Analisis Perencanaan Kelompok Keterampilan

Pembuatan Assesoris, Analisis Pelaksanaan Kelompok

Keterampilan Pembuatan Assesoris, Analisis Produktivitas

Kelompok Keterampilan Pembuatan Assesoris, Analisis Dampak

Keterampilan Pembuatan Assesoris Bagi Pemberdayaan Ekonomi

BAB V PENUTUP

Merupakan bab penutup yang berisi Saran dan Kesimpulan.

Page 28: 1436 H/2015 M

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu

ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan

ikatan yang sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjaga

keharmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungan

silahturahim.21

Keluarga juga dapat dikatakan sebagai unit terkecil dalam

masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami istri dan anaknya, atau

ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, demikiatan yang dinyatakan

dalam UU No. 10 tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10.22

Dengan saling menjaga

keharmonisan hubungan antara suami-istri, atau suami istri dan anaknya,

atau ibu dan anaknya maka akan menciptakan kasih sayang dalam sebuah

keluarga yang pada intinya akan menjadi contoh di masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan “Keluarga” ibu

bapak dengan anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangat mendasar di

masyarakat.23

Sebagai kelompok social, keluarga terdiri dari sejumlah

individu yang memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan,

kewajiban tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga

21

J. Goode, William, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.39 22

Marjuki Dan Umi Ratih Santoso, Indikator Ketahanan Sosial Keluarga, (Jakarta:

Departemen Sosial RI, 2006), h.12 23

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.471

Page 29: 1436 H/2015 M

17

merupakan sebuah institusi terkecil di dalam masyarakat yang berfungsi

sebagai wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tentram, aman, damai,

dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara anggotanya.24

Anggota keluarga saling peduli satu sama lain dengan saling mendukung

dan penuh kasih sayang.

Menurut Psikologi, keluarga bisa diartikan sebagai dua orang yang

berjanji hidup bersama yang memiliki komitmen atas dasar cinta,

menjalankan tugas dan fungsi yang saling terkait karena sebuah ikatan

batin atau hubungan perkawinan yang kemudian melahirkan ikatan

sedarah, terdapat pula nilai kesepahaman, watak, kepribadian yang satu

sama lain saling mempengaruhi walaupun terdapat keragaman, menganut

ketentuan norma, adat, nilai yang diyakini dalam membatasi keluarga dan

yang bukan keluarga.25

Dengan adanya komitmen atas dasar cinta,

sehingga sebuah keluarga dapat saling memberikan kasih sayang,

perhatian, dan rasa aman di antara keluarga serta membina pendewasaan

kepribadian anggota keluarga.

Dalam buku Setiadi, WHO menambahkan keluarga adalah anggota

rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adosi atau

perkawinan.26

Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama

dibawah satu atap dan merupakan susunan satu rumah tangga. Sekarang

rumah tangga semakin kecil ukurannya, umumnya dibatasi oleh suami istri

anak atau dengan satu anak, dua atau tiga anak.27

Maksud dari semakin

24

Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, h.37 25

Ibid, H.38 26

Ibid H.2 27

Z. Ali. Pengantar Keperawatan Keluarga. (Jakarta: Egc, 2006), h.43

Page 30: 1436 H/2015 M

18

kecilnya ukuran sebuah keluarga adalah jumlah dari anggota kelaurga di

sini, yang memang terbatas hanya pada ayah, ibu dan anak yang hidup

bersama di bawah satu atap.

Menurut Ali ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah:

a. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh

semangat kegotong- royongan.

b. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya

ketimuran yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.

c. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang

dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui

musyawarah dan mufakat.

d. Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan,

keluarga di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling

menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.

Berdasarkan beragam definisi diatas maka keluarga dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu keluarga secara biologis dan secara psikologis.

Keluarga secara biologis menunjukkan ikatan keluarga antara ayah, ibu

dan anak yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan

darah yang tidak dapat dihapuskan. Sedangkan secara psikologis, keluarga

dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang hidup dan tinggal bersama

di bawah satu atap dan masing-masing anggota merasakan adanya

pertautan batin sehingga saling mempengaruhi dan memperhatikan.28

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya hubungan darah sekaligus

tinggal bersama di bawah satu atap, maka akan saling mempengaruhi dan

memperhatikan sehingga terjalin kasih sayang antara angkota keluarga.

28

Catur Wahyudi Dan Umi Chayatin. Motivasi Menjadi Orang Tua Tunggal (Single

Parenthood) Diperkotaan Dan Pola Pengaturan Peran Dalam Keluarga. Laporan Penelitian Judul

Studi Kajian Wanita Tahun Anggaran (1998/1999).Universitas Merdeka Malang.

Page 31: 1436 H/2015 M

19

2. Pengertian Ekonomi Keluarga

Untuk dapat pemahaman yang baik dan mendasar tentang ekonomi

keluarga maka penulis memisahkan dua kata tersebut untuk kemudian

menguraikannya dengan terperinci.

Secara etimologi ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu

oikonomia. Kata oikonomia itu sendiri terdiri atas dua kata, yakni oikos

yang artinya rumah tangga dan nomos yang artinya aturan. Dengan

demikian, ekonomi memiliki arti mengatur rumah tangga. Dalam bahasa

inggris ia disebut economic.29

Maksudnya adalah suatu aturan yang

mengatur kehidupan rumah tangga untuk mencapai kesejahteraan.

Pengertian secara terminologi dikatakan bahwa ekonomi adalah

pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya

manusia secara perseorangan dan kelompok dalam memenuhi kebutuhan

yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.30

Pengertian lain dikemukakan oleh Anshori. Dimana ia mengartikan

ekonomi adalah kegiatan manusia dan kegiatan masyarakat untuk

mempergunakan unsur-unsur produksi seperti kekayaan alam, modal,

tenaga kerja dan skill dengan sebaik-baiknya guna memenuhi berbagai

macam kebutuhan.31

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan

ekonomi yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan dapat

mempergunakan unsur-unsur produksi.

29

Murasa Sarkaniputra, Pengantar Ekonomi Islam,Bahan Pengajaran Ekonomi Dan

Perbankan Syariah di IAIN Syahid Jakarta, 1999, h. 5 30

Ahmad Muhammad Al-Assal Dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Prinsip Dan

Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 1999), Cet. Ke 1, h.143. 31

Endang Syarifudin Anshori, Wawasan Islam, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam Dan

Umatnya (Bandung: CV. Pustaka Perpustakaan Salman Itb, 1983), h. 145.

Page 32: 1436 H/2015 M

20

Sedangkan para ahli ekonomi islam mendefinisikan ekonomi sebagai

sesuatu yang berkenaan dengan perilaku manusia yang berhubungan

dengan kegiatan mendapatkan uang dan membelanjakannya,32

sehingga

dapat meningkatkan kesejahteraan.33

Dalam hal ini, kesejahteraan yang

dimaksud adalah terpenuhinya kebutuhan dari hasil kegiatan manusia

seperti bekerja sehingga menghasilkan uang.

Ekonomi menerangkan bagaimana individu dan masyarakat memilih

untuk menggunakan sumber daya yang langka dan barang-barang material

dengan sebaik-baiknya untuk memuaskan keinginan mereka.34

Dalam hal

ini pemenuhan kebutuhan sumberdaya bukan hanya berdasarkan keinginan,

tetapi didasari juga oleh kemampuan ekonomi setiap individu atau

masyarakat.

Dari berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

ekonomi adalah pengetahuan tentang upaya manusia baik secara individu

maupun kelompok dalam rangka memenuhi kebutuhan dan membangun

tingkat kesejahteraan kehidupan mereka melalui pembuatan berbagai

aturan rumah tangga yang baik melalui pemaksimalan penggunaan

berbagai sumber daya yang ada.

Sedangkan pengertian keluarga adalah kumpulan dari individu-

individu yang satu sama lain terikat oleh sistem kekeluargaan. Dimana

pilar utama keluarga adalah suami istri atau ayah dan ibu dan berkembang

menjadi sebuah keluarga besar yang memiliki ikatan emosional yang alami,

32

Fuad Muhammad Fachrudin, Ekonomi Islam (Jakarta:Penerbit Mutiara, 1982), h.75. 33

M. Abdul Mannan, Teori Dan Praktek Ekonomi Islam (Yogyakarta: Dana Bhakti

Wakaf, 1995), h. 23 34

Maskur Wiratmo, Pengantar Ekonomi Makro, Seri Diklat Guna Darma (Jakarta:

Gunadarma, 1994), h. 1

Page 33: 1436 H/2015 M

21

saling ketergantungan dan saling membutuhkan satu sama lain di dalam

keluarga yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat.35

Jika demikian, yang dimaksud ekonomi keluarga adalah upaya

sebuah keluarga (unit terkecil masyarakat) yang saling ketergantungan dan

saling membutuhkan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan dasar

mereka sekaligus upaya dalam rangka membangun tingkat kesejahteraan

kehidupan mereka melalui pembuatan berbagai aturan rumah tangga yang

baik dengan memaksimalkan penggunaan berbagai sumber daya yang

mereka miliki.

3. Sumber-Sumber Ekonomi Keluarga

a. Rumah Tangga Keluarga Sebagai Produsen

Untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi dalam rumah tangga

keluarga harus memiliki penghasilan atau pendapatan yang dapat

dipergunakan untuk melakukan kegiatan ekonomi lainnya. Rumah

tangga keluarga dalam kegiatan ekonomi merupakan pemilik faktor

produksi. Faktor produksi tersebut antara lain :

1) Tanah, bagi masyarakat pedesaan khususnya petani, tanah

merupakan aset produksi yang utama. Dari tanah inilah dapat

difungsikan sebagai penghasil pendapatan. Misalnya disewakan

atau ditanami sebagai sumber penghidupan keluarga.

2) Tenaga kerja, keluarga merupakan penyedia tenaga kerja bagi

kegiatan produksi, baik produksi dalam keluarga tersebut

ataupun kemungkinan dimanfaatkan oleh pihak lain.

35

Ahmad Mubarok, Psikologi Keluarga Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa

(Jakarta: Bina Rena Pariwara, 2005), Cet Ke-1. h 2.

Page 34: 1436 H/2015 M

22

3) Keahlian, sumber penghasilan keluarga adalah dari keahlian

yang dimiliki oleh kepala keluarga (bisa ayah, ibu atau

keduanya). Keluarga juga menjadi sumber daya berupa keahlian

yang dimiliki oleh anggota keluarga itu.

4) Modal, keluarga merupakan modal produksi. Di mana masing-

masing anggota keluarga memiliki keahlian masing-masing dan

berpotensi menjadi tenaga kerja untuk menghasilkan suatu

barang.

Kegiatan produksi yang dilakukan dalam rumah tangga keluarga

adalah menyediakan faktor produksi yang dibutuhkan pelaku ekonomi

lainnya. Dalam kegiatan produksi inilah rumah tangga keluarga

memperoleh penghasilan atau pendapatan dalam bentuk uang.

b. Rumah Tangga Keluarga Sebagai Distributor

Kegiatan distribusi adalah kegiatan menyampaikan barang dan

jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan distribusi dapat dilakukan

oleh rumah tangga dengan membuka toko atau warung yang

digunakan untuk mendistribusikan barang-barang kebutuhan

masyarakat.

Selain membuka toko atau warung, rumah tangga juga dapat

melakukan distribusi dengan menjadi pedagang keliling, pedagang

asongan, pedagang perantara, dan lain-lain. Kegiatan distribusi yang

dilakukan oleh rumah tangga ini bertujuan untuk mendapatkan

penghasilan atau menambah penghasilan keluarga.

Page 35: 1436 H/2015 M

23

c. Rumah Tangga Keluarga Sebagai Konsumen

Konsumsi dalam pengertian ekonomi adalah kegiatan

mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang/jasa. Pengertian

mengurangi atau menghabiskan di sini dapat secara berangsur-angsur

atau sekaligus. Barang yang digunakan langsung untuk pemenuhan

kebutuhan disebut barang konsumsi, misalnya makanan dan

minuman. Adapun barang yang tujuannya untuk menghasilkan barang

disebut barang produksi, misalnya kendaraan, komputer, dan lain-

lain.

Rumah tangga keluarga merupakan kelompok yang paling

sering melakukan kegiatan konsumsi. Sesuai perannya masing-masing

anggota keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, baik dilihat

dari jumlah maupun macamnya. Perbedaan kegiatan konsumsi

tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis kelamin, usia, latar

belakang pendidikan, cara dan kebiasaan hidup. Misalnya ayah

sebagai kepala keluarga yang bekerja sebagai karyawan sebuah

perusahaan membutuhkan dasi, sepatu, tas kantor, dan lain-lain. Ibu

sebagai ibu rumah tangga membutuhkan kompor, sayur-sayuran,

buah-buahan, dan lain-lain. Adapun kebutuhan anak lain lagi,

misalnya sebagai pelajar, ia membutuhkan buku tulis, pena, pensil, tas

sekolah, dan lain-lain.

Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh setiap rumah tangga

keluarga pun berbeda beda. Adapun faktor yang mempengaruhi

Page 36: 1436 H/2015 M

24

perbedaan kegiatan konsumsi yang terjadi dalam masing-masing

rumah tangga adalah:

1) Jumlah pendapatan keluarga, semakin besar pendapatan

keluarga, semakin besar pula dana yang dipergunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi.

2) Jumlah anggota keluarga, semakin banyak anggota keluarga,

semakin banyak pula barang/jasa yang diperlukan.

3) Tingkat harga barang atau jasa, semakin tinggi harga

barang/jasa, makin banyak pula dana yang diperlukan untuk

membeli barang/jasa yang diperlukan keluarga tersebut.

4) Status sosial ekonomi keluarga, semakin tinggi status sosial

keluarga, semakin tinggi pula selera konsumsinya. Tingkat

selera konsumsi seseorang akan nampak pada tingkat kualitas

barang atau jasa yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan

keluarga tersebut.36

4. Kemandirian ekonomi keluarga

a. Wirausaha

Wirausaha memiliki dua kata yaitu “wira” dan “usaha”, dimana

wira berarti laki-laki, pahlawan. Sedangkan ‘usaha’ berarti suatu

36

Http://Www.Galeripustaka.Com/2013/03/Rumah-Tangga-Keluarga-Sebagai-

Pelaku.Html. Diakses Pada Tanggal 21 April 2015, Pukul 12.50 Wib

Page 37: 1436 H/2015 M

25

kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk

mencapai suatu maksud.37

Jadi bila kita satukan kata tersebut menjadi kata wirausaha maka

artinya pun akan menjadi suatu kegiatan yang pada umumnya

dilakukan oleh kebanyakan kaum adam atau laki-laki dalam

mengerahkan tenaga, pikiran dan lain-lainnya dengan tujuan untuk

mencapai suatu maksud tertentu.

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa istilah wirausaha

berasal dari bahasa perancis yaitu entepreneur, dimana jika dalam

bahasa inggris diartikan sebagai between taker atau go-between. Di

bawah ini merupakan beberapa pendapat mengenai wirausaha yang

ditinjau dari beberapa segi ekonomi, psycologist, businessman dan

pemodal yaitu :

1) Bagi ahli ekonomi seorang enterpreneur adalah orang yang

mengombinasikan resources, tenaga kerja, material dan

peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi

dari sebelumnya. Dan juga orang yang memperkenalkan

perubahan-perubahan dan perbaikan produksi lainnya. Dengan

kata lain wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang

yang mengorganisir faktor-faktor produksi, alam, tenaga dan

skill untuk tujuan berproduksi.

37

Soetomo, Kamus Bahasa Indonesia Menunjang Persatuan Dan Kesatuan (Bandung: Pt

Refika Aditama, 2005)

Page 38: 1436 H/2015 M

26

2) Bagi seorang psycologist wirausaha adalah seorang yang

memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh

suatu tujuan. Suka mengadakan eksperimen atau untuk

menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

3) Bagi seorang businessman wirausaha merupakan ancaman,

pesaing baru atau bisa jadi sebagai patner, pemasok atau

konsumen.

4) Bagi seorang pemodal wirausaha merupakan seseorang yang

dapat menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, yang

menemukan cara-cara baru untuk menggunakan resoures,

mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang

disenangi oleh masyarakat.38

b. Keterampilan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata keterampilan

berasal dari kata terampil yang mengandung arti cakap dalam

menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan itu sendiri

mengandung arti kecakapan untuk menyelesaikan tugas.39

Keterampilan sangat erat kaitannya dengan sumber daya

manusia. The liang gie mengemukakan pengertian keterampilan

sebagai berikut :

38

Alma , Kewirausahaan ( Bandung: ALFABETA, 2005), Cet. 9, h.31 39

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998), h. 935.

Page 39: 1436 H/2015 M

27

Keterampilan adalah kegiatan mengusai sesuatu keterampilan

dengan tambahan bahwa mempelajari keterampilan harus

dibarengi dengan kegiatan praktik, berlatih, dan megulang-ulang

suatu kerja. Seseorang yang memahami semua asas, metode,

pengetahuan dan teori dan mampu melaksanakan secara praktis

adalah orang yang memiliki keterampilan.40

Dengan demikian konsep keterampilan menurut The liang gie di

atas dapat dikemukakan bahwa keterampilan merupakan suatu

pemahaman seseorang akan suatu metode, cara, dan teknik serta

pengetahuan dan teori dan seseorang tersebut dapat mempraktikannya

dalam kehidupan sehari-hari atau dalam organisasi atau lembaga

tertentu yang dapat menunjukan kalau seseorang itu mempunyai

keterampilan.

Menurut Littre di dalam buku Maurice Duvenger, bahwa

pengertian keterampilan adalah sebagai proses kolektif dari suatu

kemahiran atau manufaktur khusus. Maksudnya keterampilan dengan

berbagai penemuan yang direncanakan manusia dengan menggunakan

alat-alat, mesin dan sebagainya yang memberikan peserta penguasaan

terhadap materi yang diberikan.

Menurut Syamsuar Mocthar, keterampilan adalah cara

memandang siswa serta kegiatannya sebagai manusia seutuhnya, yang

diterjemahkan dalam kegiatan belajar-mengajar yang memperhatikan

perkembangan pengetahuan, nilai hidup serta sikap, perasaan, dan

keterampilan sebagai satu kesatuan baik berupa tujuan maupun

40

Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dan Efektivitas Organisasi:

Kajian Penyelenggaraan Pemerintah Desa (Jakarta: Pt Raja Grafindo. 2008), h.70.

Page 40: 1436 H/2015 M

28

sekaligus bentuk pelatihannya, yang akhirnya semua kegiatan belajar

dan hasilnya tersebut tampak dalam bentuk kreatvitas.41

B. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

1. Pengertian Pemberdayaan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia “kontemporer” karya: M.

Dahlan yacub al barry. Pen: ARKOLA-Surabaya. Hal 92. Bahwa

“pemberdayaan” berasal dari suku kata “daya” yang berarti kemampuan

untuk melakukan usaha.42

Dengan demikian definisi pemberdayaan

adalah suatu kemampuan seseorang dalam melakukan berbagai usaha.

Namun menurut Diana pemberdayaan dapat diartikan sebagai

perubahan kepada arah yang lebih baik. Dari tidak berdaya menjadi

berdaya. Pemberdayaan terkait dengan upaya meningkatkan taraf hidup

ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan

kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang

dimiliki, tentunya dalam meningkatkan tindakan kearah yang lebih baik

lagi.43

Isbandi Rukminto Adi juga mengemukakan bahwa pemberdayaan

adalah mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi

mempunyai daya guna mencapai kehidupan yang baik. Pemberdayaan

pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok atau pun

41

A.Samana, Sistem Pengejaran Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional (Ppsi) Dan

Pertimbangan Metodologisnya ( Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1992), H. 111. 42

Kar :M. Dahlan Yacub Al Barry. Pen : Arkola-Surabaya H. 92 43

Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta,Gajah Mada University

Press: 1991), H.15

Page 41: 1436 H/2015 M

29

komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan

mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan

mereka. Pemberdayaan bisa diartikan juga suatu proses yang relatif terus

berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan.44

Pemberdayaan yang digunakan oleh Nanih Machendrawati

menggunakan istilah “pengembangan” yang berarti membina, dan

meningkatkan kualitas. Untuk menyebut pemberdayaan, T.Hani Handoko

menggunakan istilah pengembangan yang diartikan sebagai suatu usaha

jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan

melakukan pembaharuan.45

Sedangkan menurut Edi Suharto pemberdayaan adalah sebuah

proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian

kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok

lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami

masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk

kepada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan

sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti

44

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan Investasi

Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Ui, 2001) Cet. Ke-1, h. 32 45

T. Hani Handoko, Menajemen, ( Yogyakarta: Bpfe. 1997) Edisi Ii, Cet Ke Ii h. 337

Page 42: 1436 H/2015 M

30

memiliki keprecayaan diri, mampu menyampaikan inspirasi, mempunyai

mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri.46

Pemberdayaan baik dari segi proses maupun tujuan, pemberdayaan

mencakup tidak hanya peningkatan kemampuan seseorang atau

sekelompok orang melainkan pola perubahan sistem dan struktur

sosoial.47

Berarti masyarakat diberdayakan untuk melihat dan memilih

sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat

yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan

untuk mendapatkan pilihan-pilihan.

Selain itu pemberdayaan juga berarti menciptakan kondisi hingga

semua orang dapat menumbang kemampuannya secara maksimal untuk

mencapai tujuannya, dimana pemberdayaan dalam konteks masyarakat

adalah kemampuan individu dalam masyarakat dalam membangun

keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.48

2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Masalah kemiskinan menjadi identik dengan masyarakat indonesia,

situasi ekonomi masyarakat Indonesia sekarang ini bukan untuk diratapi,

melainkan untuk dicarikan jalan pemecahannya. Untuk dari himpitan

ekonomi ini diperlukan perjuangan besar dan gigih dari semua komponen

46

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung: Pt. Refika Aditama, 2005), h.

59-60. 47

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat Tanggung Jawabsosial

Perusahaan, (Bandung: Pt Refika Aditama, 2007), h. 144 48

Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3ei), Ekonomi Islam,

(Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada,2008), h.14

Page 43: 1436 H/2015 M

31

masyarakat. Setiap pribadi masyarakat ditantang untuk lebih keras dalam

berinteraksi lebih skill full dalam memfasilitas jaringan kerja dan lebih

professional dalam mengelola potensi-potensi dan kekuatan-kekuatan ril

ekonomi rakyat.

Untuk bisa keluar dari himpitan situasi ekonomi seperti sekarang

ini, salah satunya diperlukan penguasaan terhadap life skill (keahlian

hidup). Masalah berikutnya adalah mengapa harus keahlian hidup, karena

berbagai bidang kehidupan modern menuntut keahlian-keahlian. Tanpa

keahlian akan sulit bagi seseorang untuk survive tanpa keahlian

seseorang tidak mungkin mendapatkan peluang untuk memenangkan

kompetisi hidup yang kian keras.

Dunia modern menuntuk sikap antisipatif dalam menyongsong

masa depan dengan pembekalan berbagai pendidikan keahian.

Pendidikan dan keahlian inilah yang dapat mengantisipasi perubahan

zaman yang amat cepat.

Untuk keluar dari himpitan ekonomi sekarang ini di samping

menuntut penguasaan terhadap life skill atau keahlian hidup juga

dibutuhkannya pengembangan dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan untuk

memberdayakan ekonomi rakyat yaitu :

a. Pemberian peluang atau akses produksi. Di antara akses produksi

yang paling mendasar adalah akses kepada dana. Tersedianya dana

yang memadai dapat menciptakan pembentukan modal bagi yang

Page 44: 1436 H/2015 M

32

kecil, sehingga dapat digunakan untuk pemupukan modal secara

berkesinambungan.

b. Memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha ekonomi rakyat.

Kesetiakawanan, akan timbul rasa percaya diri dan bangga diri

dalam mengahadapi era kesibukan ekonomi.

c. Meningkatkan upaya pendidikan dan kesehatan dalam upaya

menciptakan sumber daya manusia yang kuat dan tangguh. Upaya-

upaya perbaikan kesehatan dan pelayanan pendidikan harus

dilakukan tanpa henti dengan memperhatikan kualitas yang

semakin baik. Hal itu biasa dilakukan melalui berbagai upaya,

misalnya pendidikan formal biasa, pelatihan-pelatihan, eksperimen

dilapangan dan sebagainya.

d. Kebijakan ketenaga kerjaan yang mendorong munculnya tenaga

kerja yang terampil, menguasai keterampilan dan keahlian hidup

serta tenaga kerja mandiri dengan bekal keahlian berwirausaha.

e. Pemerataan pembangunan antar daerah. Untuk itu, pemerintah

harus secara produktif memberikan kemudahan. Seperti bantuan

kredit lunak untuk pengusaha kecil,

f. Mengadakan penyuluhan dan pelatihan.

Dengan demikian inti pembangunan ekonomi kerakyatan tidak lain

adalah mensejahterakan masyarakat dalam dimensi lahir dan batin.49

49

Muhammad Nurseha, Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Komunitas

Proklamasi Yayasan Nuraini Dunia Di Kelurahan Pengangsaan Menteng Jakarta Pusat (Jakarta

:2009)

Page 45: 1436 H/2015 M

33

3. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan

melalui tiga ras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro,

mezzo, dan makro.

a. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara

individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis

intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih

klient menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering

disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tingkat (task

centered approach).

b. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai

media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,

biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan

kesadaran pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klient agar

memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang

dihadapinya.

c. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem

besar (large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan

pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan,

perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying,

pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa

Page 46: 1436 H/2015 M

34

strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang

klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami

situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk menentukan strategi yang

tepat untuk bertindak.50

Selain menggunakan tiga ras atau matra pemberdayaan

(empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro. Dalam pemberdayaan

ekonomi masyarakat,ada beberapa tahapan-tahapan, menurut Isbandi

Rukminto Adi (2002:182) antara lain sebagai berikut:

1) Tahap persiapan (engagement)

Pada tahap persiapan ini meliputi sekurangnya dua tahapan

yang harus dikerjakan, yaitu: tahap penyiapan petugas (community

worker) untuk menyamakan persepsi antar anggota tim agen

perubahan (change agent) mengenai pendekatan apa yang akan

dipilih dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Tahap

penyiapan lapangan dimana petugas (community worker) pada

awalnya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan

dijadikan sasaran, baik dilakukan secara formal maupun informal.51

2) Tahap pengkajian (asessment)

Proses asessment yang dilakukan di sini dapat dilakukan

secara individual melalui tokoh-tokoh masyarakat. Tetapi dapat

50

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat : Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, h 66. 51

Isbandi Rukminto Adi, Pemkiran-Pemikiran Pembangunan Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia, 2002), h. 182.

Page 47: 1436 H/2015 M

35

juga melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada tahap

ini, petugas sebagai agen perubahan berusaha mengidentifikasi

masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya yang

dimiliki klient.52

3) Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan (designing)

secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir

tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara

mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada

pada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif

program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan.53

4) Tahap pemformulasian rencana aksi (designing)

Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok

masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk

tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal

kepada pihak penyandang dana, dimana bantuan dari pihak petugas

ini biasanya amat diperlukan pada kelompok yang belum pernah

mengajukan proposal kepada penyandang dana.54

5) Tahap pelaksanaan program atau kegiatan (implementation)

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang

paling penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena

sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dapat

52

Ibid, h. 186. 53

Ibid, h. 188.

54Ibid, h. 189.

Page 48: 1436 H/2015 M

36

melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja

sama antara petugas dan warga masyarakat, maupun kerjasama

antar warga.55

6) Tahap evaluasi (evsaluation)

Evaluasi sebagai pengawasan dari warga dan petugas

terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan

sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan

keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu

sisitem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara

internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat

membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih mandiri

dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.56

7) Tahap terminasi (disengagenent )

Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara

formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program

pemberdayaan masyarakat, tidak jarang dilakukan bukan kerena

masyarakat sudah dianggp mandiri, tetapi lebih karena proyek

sudah dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang

ditetapkan sebelumnya, atau karena anggaran sudah selesai dan

tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.57

55

Ibid, H 190. 56

Ibid H. 193. 57

Ibid, H 195.

Page 49: 1436 H/2015 M

37

4. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Tujuan dari pemberdayaan ekonomi adalah:

a. Mendorong, memotivasi, meningkatkan kesadaran akan potensinya,

dan menciptakan iklim/suasana untuk berkembang.

b. Memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-langkah

positif memperkembangkannya.

Pemberdayaan bertujuan juga untuk meningkatkan kekuasaan

orang-orang yang lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995). Pemberdayaan

masyarakat disebut sebagai tujuan, yakni pemberdayaan menunjuk pada

keadaan yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunya pengetahuan

dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik berupa fisik,

ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu

menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi

dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kehidupannya.58

58

Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat, h, 58.

Page 50: 1436 H/2015 M

38

BAB III

GAMBARAN UMUM KELOMPOK PEMBUAT ASSESORIS DI

KELURAHAN SUDIMARA JAYA CILEDUG KOTA TANGERANG

A. Latar Belakang Berdiri Kelompok Pembuat Assesoris Di Kelurahan

Sudimara Jaya

1. Profil Serta Sejarah Berdiri Kelompok Pembuat Assesoris

Kelompok pembuatan assesoris berdiri pada tahun 1995 di wilayah

Kebon Jeruk Jakarta Barat. Kemudian pada tahun 1998 pindah ke

Sudimara Jaya di RT. 01 RW. 03. Sama ketika masih berada di daerah

Kebon Jeruk, ibu-ibu yang berada di sekitar tempat tinggal Bapak Surya

yang sekarang ini juga di ajak untuk membuat assesoris sebagai tambahan

penghasilan rumah tangga mereka. Kelebihan letak dari tempat pengrajin

ini strategis karena berada di lingkungan yang tidak jauh dari pemukiman

masyararakat.sebagian besar pekerjaan ibu-ibunya adalah sebagai pekerja

rumah tangga sehingga lebih banyak memiliki waktu luang.59

Jika dilihat secara seksama wilayah RW.03 ini dapat dikatakan

pemukiman padat penduduk, hal ini dapat terlihat dengan banyaknya

warga yang tinggal di wilayah tersebut yang mencakup 56 rukun tetangga

(RT.) dengan kepadatan penduduk sekitar 23.497 jiwa.60

Padatnya penduduk yang berada di wilayah tersebut mempunyai

dampak secara tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, karena

59

Wawancara Bapak Surya, Pemilik Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya,

24 April 2015 60

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Tatang Rustandi Sekertaris Kelurahan Sudimara

Jaya, 26 April 2015

Page 51: 1436 H/2015 M

39

semakin banyaknya penduduk yang tingal di suatu daerah tertentu maka

perekonomian yang dihasilkan pun akan bertambah, baik secara langsung

maupun tidak langsung.61

Karena dirasakan cukup membantu dalam menambah penghasilan

rumah tangga, dengan alasan bahwa yang tergabung dalam kegiatan

tersebut mencakup para ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan

selain mengurus rumah tangga saja, sampai mereka rutin mengerjakan

assesoris tersebut.

Dari awalnya kegiatan pembuatan assesoris memang bertujuan untuk

meningkatkan ekonomi keluarga. Seiring dengan berjalannya waktu hasil

produksinya pun mulai merembah ke sejumlah kota di nusantara seperti

Jakarta, Bogor, Padang dan Medan. Sehingga untuk memenuhi permintaan

pasar maka dibutuhkan waktu yang ekstra bagi para ibu-ibu untuk

memenuhi pesanan bagi para pelanggannya.

Dengan melihat kondisi diatas maka pemilik assesoris dibantu oleh

ketua dari kelompok ini merekrut ibu-ibu rumah tangga untuk membantu

dalam mengerjakan assesoris tersebut dan sekarang telah memiliki 18

(delapan belas) pekerja yang berasal dari Kelurahan Sudimara Jaya dan

luar kelurahan .

2. Tujuan Serta Visi Dan Misi

Tujuan dan visi misi dari kelompok pembuat assesoris yang berada

di Kelurahan Sudimara Jaya yaitu:

61

Wawancara Bapak Surya, Pemilik Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya,

24 April 2015

Page 52: 1436 H/2015 M

40

Tujuan

Untuk Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Keluarga.

Visi

Untuk dapat mengembangkan usaha agar dapat berkembang

sehingga meningkatkan penghasilan bagi keluarga dan juga dapat

membuka lapangan pekerjaan.

Misi

a. Meningkatkan jumlah modal usaha dalam pembuatan assesoris

b. Meningkatkan kualitas usaha

c. Meningkatkan kesejahteraan dalam menambah penghasilan

keluarga.62

B. Tata Kerja Kelompok Pembuat Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya

1. Tata kerja kelompok pembuat assesoris terbagi menjadi 3 proses yaitu:

a. Proses Produksi Assesoris

Proses produksi assesoris dilakukan dengan menggunakan

bahan-bahan yang sudah dibeli dari pasar baru, setelah bahan-bahan

tersedia kemudian dipilih-pilih berdasarkan assesoris yang akan di

buat, pada proses pembuatan ini dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah

diberi kepercayaan untuk mengerjakannya hingga selesai, setelah

selesai barulah kemudian assesoris ini ditampung di tempat bapak

Surya untuk kemudian di distribusikan ke tempat-tempat yang telah

menjadi relasinya.

62

Wawancara Bapak Surya, Pemilik Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya,

24 April 2015

Page 53: 1436 H/2015 M

41

b. Proses Distribusi Assesoris

Proses distribusi assesoris yang sudah jadi dikirim ke pasar

Asemka Kota untuk dijual, pasar malam dan juga dikirim ke

beberapa kota seperti Tangerang, Bogor, Medan dan juga Padang.

Pada proses distribusi, pengiriman dilakukan sendiri oleh bapak

Surya dan keluarganya, dan tidak melibatkan ibu-ibu/pekerjanya.

c. Pendanaan Dari Pembuatan Assesoris.

Adapun Dana yang didapat untuk pembuatan assesoris

diperoleh dari dana perseorangan yakni Bapak Surya sebagai pemilik

dari awal berdirinya sampai sekarang berasal dari dana pribadinya.

2. Penguatan Kapasitas Lembaga Lokal

a. Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia (SDM) yang ada di tempat penelitian

saya meliputi karyawan sebanyak 18 0rang pembuat tetap yang

terdiri dari ibu-ibu rumah tangga sebagai pengrajin, yang mana

mereka adalah warga yang tinggal di Kelurahan Sudimara Jaya dan

ada juga yang tinggal di luar Kelurahan Sudimara Jaya yang di

dominasi oleh ibu-ibu.

Kualitas SDM yang ada di sana lumayan baik. Hal ini dapat

terlihat dari kerja merka yang rajin dalam membuat assesoris.

Walaupun para pembuat assesoris bukanlah orang yang

berpendidikan tinggi, tetapi mereka juga memiliki keterampilan yang

cukup mengenai cara pembuatan assesoris.

Page 54: 1436 H/2015 M

42

b. Penguatan Jaringan (Multistakeholder)

Jaringan merupakan salah satu alat untuk berkembangnya

informasi yang kita miliki untuk mengembangkan usaha seseorang,

karena jaringan pula usaha yang kita miliki akan memperoleh

pengakuan dari luar seperti perusahaan baik negeri ataupun swasta

bahkan bisa jadi dalam masyarakat di lingkungan kita pun akan

mengakui keberadaan usaha yang kita tekuni.

C. Gambaran Wilayah Kelurahan Sudimara Jaya

1. Letak dan Batasan Wilayah

Kelurahan Sudimara Jaya merupakan salah satu Kelurahan yang

berada Provinsi Banten, khususnya di wilayah Kota Tangerang. Luas

wilayah Sudimara Jaya sekitar 79,55 Ha, luas daerah tersebut terdiri atas

daratan, sebagian besar pemukiman penduduk dan selebihnya adalah

pertokoan dan sekolah. Bentuk wilayah kelurahan ini adalah datar

berombak dengan ketinggian 18 mdpl dari permukaan laut, sedangkan

curah hujannya mencapai 1858 mm/tahun.

Wilayah Sudimara Jaya dilalui oleh Jl. Protokol yaitu Jl. Hos..

Cokro Aminoto, dikarenakan letaknya di dekat pusat perekonomian Kota

Tangerang maka kelurahan ini mempunyai iklim yang panas dengan suhu

rata-rata 270C. Mengenai orbitrasi atau jarak yang ditempuh dari

kecamatan adalah 1,5 km. Jarak ke Ibu Kota Daerah 11 km, jarak ke Ibu

Kota Provinsi 60 km dan jarak ke Ibu Kota Negara adalah 20 km.

Page 55: 1436 H/2015 M

43

Kantor Kelurahan Sudimara Jaya saat ini berada di Jalan Winong

No. 1 RT. 2 RW.04 Kota Tangerang jumlah aparat pada kelurahan ini

terdiri dari beberapa golongan yaitu golongan (PNS) dan golongan

tenaga harian lepas (THL). Untuk kategori binaan maka Kelurahan

Sudimara Jaya ini memiliki 12 Rukun Warga (RW) dan 56 Rukun

Tetangga (RT) sehingga kelurahan ini memiliki 5.088 Kepala Keluarga

(KK).

Selain itu, luas wilayah kelurahan ini menurut data monografi

kelurahan adalah 79,55 Ha. Dengan kepadatan penduduk mencapai

23.497 jiwa. Sedangkan batasan wilayahnya meliputi :

a. Sebelah Utara : Kel. Karang Timur Kec. Karang Tengah

b. Sebelah Selatan : Kel. Peninggilan Utara Kec. Ciledug

c. Sebelah Barat : Kel. Sudimara Timur Kec. Ciledug

d. Sebelah Timur : Kel. Sudimara Barat Kec. Ciledug63

D. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

1. Perencanaan dalam pemberdayaan ekonomi keluarga yang dilakukan

oleh kelompok pengrajin assesoris.

Perencanaan yang ada di tempat penbuatan assesoris tidak

melibatkan anggota kelompok, hanya pemiliknya saja yang

merencanakan segala sesuatu seperti menyediakan bahan dan permodalan,

mereka tidak diikut sertakan karena tugas mereka hanya sebagai anggota

pembuat assesoris saja.

63

Data Monografi Kelurahan Sudimara Jaya

Page 56: 1436 H/2015 M

44

Adapun peran ketua di sini adalah mengumpulkan warga

masyarakat dan memberikan pelatihan terutama ibu-ibu rumah tangga

untuk ikut dalam membuat assesoris. Pendekatan dilakukan kepada ketua

agar dapat mudah dalam proses perekrutan anggota pembuat assesoris.

Setelah menemukan anggota yang berminat untuk ikut membuat

assesoris maka masing-masing anggota mencari waktu yang tepat untuk

mengerjakan assesoris, karena pekerja pembuat assesoris adalah para ibu

rumah tangga maka dalam waktu tidak menjadi persoalan karena

memang waktu yang mereka punya cukup banyak.

2. Pengorganisasian dalam pemberdayaan ekonomi keluarga yang

dilakukan ibu-ibu kelompok pembuat assesoris.

Pengurusan kelompok di sini terbatas pada ketua dan pembuat

assesoris, dimana ketua dalam kelompok ini bertugas mengkordinir,

memberikan pelatihan serta merekrut para ibu-ibu yang ingin ikut

membuat assesoris, membagikan bahan-bahan untuk pembuatan assesoris,

mengambil assesoris yang sudah selesai dibuat, kemudian menghitung

hasil assesoris yang telah selesai dibuat untuk kemudian diserahkan ke

pemilik assesoris.

Page 57: 1436 H/2015 M

45

Tabel 1.

Nama Pembuat Assesoris

No Nama Status Usia Pekerjaan

1 Suanah Istri 45 tahun Ketua pembuat assesoris/aktif

2 Eka Istri 30 tahun Pembuat assesoris/aktif

3 Mada Istri 45 tahun Pembuat assesoris/aktif

4 Eka Istri 30 tahun Pembuat assesoris/aktif

5 Mada Janda 45 tahun Pembuat assesoris/aktif

6 Yayah Istri 39 tahun Pembuat assesoris/aktif

7 Irma Istri 34 tahun Pembuat assesoris/aktif

8 Chika Febriani Istri 30 tahun Pembuat assesorisaktif

9 Painem Istri 37 tahun Pembuat assesorisaktif

10 Rita Istri 37 tahun Pembuat assesoris/aktif

11 Nining Istri 34 tahun Pembuat assesoris/aktif

12 Dina Istri 26 tahun Pembuat assesoris/aktif

13 Tri Istri 30 tahun Pembuat assesoris/aktif

14 Sapira Istri 27 tahun Pembuat assesoris/aktif

15 Salpa Istri 25 tahun Pembuat assesoris/aktif

16 Siti Istri 40 tahun Pembuat assesoris/aktif

17 Rasmini Istri 43 tahun Pembuat assesoris

18 Intan Istri 25 tahun Pembuat assesoris

Sumber : Ibu Suanah Ketua Pembuat Aksesories

3. Pelaksanaan Dalam Pembuatan Assesoris

Pelaksanaan pembuatan assesoris dalam menambah ekonomi

keluarga yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan

Sudimara Jaya merupakan wadah pembelajaran usaha bagi wahana

terjadinya perubahan perilaku keluarga untuk mengenal usaha ekonomi

skala rumah tangga dengan kegiatan usaha kecil. Kegiatan produksinya

menggunakan peralatan yang dapat terjangkau untuk menghasilkan

produksi usaha kecil, seperti membuat kerajinan tangan.

Pelaksanaan kegiatan usaha kecil dilakukan di rumah masing-

masing anggota. Namun ketika sudah selesai barulah hasil yang telah

dibuat dikumpulkan ke ketua yang kemudian disetorkan. Kerajinan

Page 58: 1436 H/2015 M

46

tangan merupakan salah satu usaha yang bermodal pokok pada

keterampilan dan adanya jiwa yang kreatif dan inovatif dalam

melaksanakan kegiatannya, dimana manusia itu yang menggali bakat

yang ada pada dirinya dan mengembangkannya agar dapat menjadi

keterampilan yang khusus dan menjanjikan.

Dalam melakukan kegiatan pembuatan assesoris dilakukan di

rumah masing-masing. Karena kerajinan tangan ini dapat dilakukan

dirumah, sehingga banyak ibu rumah tangga yang memilih usaha ini.

Dimana usaha pembatan assesoris ini tidak mengganggu aktivitas sebagai

ibu rumah tangga. Usaha pembuatan assesoris tidak terkait kontrak

kepada seseorang dikarenakan usaha ini dilakukan selain untuk mencari

penghasilan tambahan, melainkan sebagai penyalur hobi di waktu luang.

Pembuatan assesoris ada beberapa macam antara lain sebagai berkut:

Pembuatan Gelang, Pembuatan Kalung, Pembuatan Bros.64

64

Wawancara Bapak Surya, Pemilik Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya,

24 April 2015

Page 59: 1436 H/2015 M

47

BAB IV

ANALISIS DAMPAK PEMBERDAYAAN EKONOMI

KELUARGA TERHADAP KELOMPOK PEMBUAT

ASSESORIS

A. Analisis Perencanaan Kelompok Keterampilan Pembuatan Assesoris

Perencanaan yang ada di tempat pembuatan assesoris tidak melibatkan

anggota kelompok, hanya pemiliknya saja yang merencanakan segala sesuatu

seperti menyediakan bahan dan permodalan, mereka tidak di ikut sertakan

karena tugas mereka hanya sebagai anggota pembuat assesoris saja.65

Seperti yang dikatakan oleh bapak Surya, bahwa segala sesuatu yang

berkaitan dengan perencanaan tidak melibatkan ibu-ibu pembuat assesoris,

mereka hanya dilibatkan dalam proses pembuatan, dimana dalam

perencanaannya dilakukan bersama kelurga bapak Surya .

Perencanaan dalam pemberdayaan ekonomi keluarga yang ada di

kelompok pembuat assesoris tidak terlepas peran ketua pembuat sebagai

perekrut, mengajari para pembuat assesoris yang mensosialisasikan mengenai

pembuatan assesoris di masyarakat. Peran ketua adalah mengumpulkan warga

masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga untuk ikut dalam membuat

kerajinan assesoris. Pendekatan dilakukan kepada ketua agar dapat

mempermudah dalam proses perekrutan pembuat assesoris. Tetapi ada juga

anggota yang ikut bukan dari perekrutan ketua, mereka ikut karena

65

Wawancara pribadi dengan Bapak Surya, 2 September 2015 pukul 19: 00 wib

Page 60: 1436 H/2015 M

48

mengetahui dari ibu-ibu yang sebelumnya diajak oleh ketua pembuat

assesoris. Namun peneliti hanya mencatat anggota yang tetap saja.

Setelah menemukan anggota yang berminat untuk ikut membuat

assesoris maka masing-masing anggota mencari waktu yang tepat untuk

mengerjakan pembuatan assesoris, karena pekerja pembuat assesoriss rata-

rata mereka adalah ibu rumah tangga maka dalam masalah waktu tidak terlalu

menjadi persoalan karena memang waktu yang mereka punya cukup banyak.

Walaupun pelatihan dalam pembuatan assesoris tidak terlalu di tekankan

mereka tetap bisa membuat assesoris hanya dengan melihat temannya atau

anggota lain karena memang sebelumnya sudah dijelaskan cara

pembuatannya .

Keterlibatan ibu-ibu pembuat assesoris sebagai pembuat/pelaksana,

sehingga jaminan untuk kedepannya tidak terlalu besar. Karena memang

tujuan mereka ikut membuat assesoris untuk mengisi waktu luang dan hasil

pembuatan assesoris sebagai tambahan.

B. Analisis Pelaksanaan Kelompok Keterampilan Pembuatan Assesoris

Betapapun baiknya suatu rencana kegiatan, rencana itu baru akan

bermakna jika sungguh-sungguh dilakukan. Untuk melaksanakan kegiatan,

perlu diatur penjadwalan kegiatan, termasuk pembagian kelompok dan tugas-

tugas.

Pada kelompok pembuat assesoris di wilayah Kelurahan Sudimara Jaya

ini, mereka mengerjakan assesoris tidak berdasarkan jadwal. Pelaksanaan

pembuatannya hanya berdasarkan waktu luang. Bisanya mereka membuat

Page 61: 1436 H/2015 M

49

assesoris sesudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Di tempat

pembuatan assesoris ini mereka tidak ada pembagian kelompok. Karena

Pekerjaan membuat assesoris dilakukan di rumah masing-masing.

Setiap anggota kelompok di beritahu cara membuat assesoris kemudian

diberikan bahan-bahan untuk membuat assesoris, kemudian setelah selesai di

kerjakan barulah ke tahap pengumpulan, assesoris yang sudah selesai dibuat

kemudian dikumpulkan pada ketua.

Pelaksanaan dalam pemberdayaan ekonomi keluarga merupakan

kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan ekonomii

kelurga, terutama pendapatan ibu-ibu rumah tangga. Dengan adanya usaha

pembuatan assesoris ini, yang pekerjanya adalah ibu-ibu rumah tangga

diharapkan dapat memberikan manfaat serta membantu perekonomian dalam

keluarga.

Adanya tahap pelaksanaan merupakan salah satu bagian yang sangat

penting dalam pemberdayaan ekonomi keluarga. Dimana pelaksanaan

kegiatan dari pemberdayaan ekonomi keluarga di wilayah Kelurahan

Sudimara Jaya ini berupa produksi kerajinan tangan.

Dari Pengamatan yang telah peneliti lakukan, di dapati adanya anggota

pengrajin assesoris yang merasa sedikit terbantu dengan ikut membuat

assesoris, sebagai contoh adalah ibu Sri:

Ibu Sri adalah seorang buruh cuci. Dengan penghasilan tujuh ratus

sampai dengan delapan ratus ribu per bulan, Setelah berhenti karena sakit ia

hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan hanya mengurusi pekerjaan rumah

Page 62: 1436 H/2015 M

50

sebagai ibu rumah tangga.

Adanya pembuatan assesoris di daerah tempat tinggalnya, maka ibu Sri

mengikuti kegiatan tersebut dan bergabung menjadi anggota pembuat

assesoris. Setelah bergabung menjadi anggota maka kerajinan tangan

pembuatan assesoris yang dilakukan mulai menjadi pekerjaan tambahannya.

Dalam menjual produk, semua diserahkan kepada pemilik, ibu Sri

hanya membuat saja. Hasil karya kerajinan tangan ibu Sri antara lain : kalung,

gelang dan jepitan rambut. Lama pembuatan tergantung dari banyaknya

bahan yang harus dikerjakan, pengerjaan dilakukan dengan menggunakan

tangan tanpa menggunakan mesin.

Pembuatan assesoris yang dikerjakan ibu Sri adalah yang paling banyak

di antara para ibu-ibu pembuat assesoris yang lain, ketika saya

tanya ”Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan

assesoris ini ? Jawab: “tergantung dari hasil pekerjaanya, misalkan 1 gros

15000. Kadang kalo udah 18 gros baru duitnya saya ambil, kalo tiap hari mah

kecil duitnya, mending kumpulin dulu kadang 70 seminggu, ya kalo sebulan

280 ribuan dah. Itu juga kalo lagi ngerjain banyak.”66

Namun membuat assesoris ini hanya sekedar tambahan dan sebagai

pengisi waktu luang dan hanya dapat memberikan sedikit masukan

penghasilan di dalam keluarga. Pendapatan utama ibu Sri berasal dari suami

yang bekerja, selain itu ibu Sri hanya mengurus rumah tangga saja. Namun

dengan adanya pembuatan assesoris yang dikerjakan oleh ibu Sri hanya

66

Wawancara pribadi dengan Ibu Sri 20 Mei 2015

Page 63: 1436 H/2015 M

51

sebagai tambahan penghasilan bukan sebagai penghasilan utama.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ibu Sri, bahwa diatara

para anggota pembuat assesoris, ibu Sri mendapatkan hasil yang paling besar

diantara anggota pembuat assesoris lainnya, namun tidak dapat dikatakan

dengan penghasilan tersebut, dapat meningkatkan taraf ekonomi dalam

keluarganya, karena menurut peneliti penghasilan tersebut tentunnya kalau

untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarganya tentu tidak akan cukup,

apalagi di jaman sekarang semuanya serba mahal.

Selain ibu Sri Terdapat anggota kelompok pembuat assesoris yang tidak

mengalami perubahan. Contohnya ibu Suanah. Dia mendapat tugas sebagai

ketua pembuat assesoris, yang tugasnya mengkordinir ibu-ibu rumah tangga

membagikan bahan-bahan, serta menganbil assesoris yang sudah selesai di

kerjakan untuk di kumpulkan ke pemilik assesoris. Menurutnya ini hanya

pekerjaan tambahannya, pekerjaannya adalah sebagai penjual celana, menurut

dia penghasilan yang di dapat lebih besar menjual celana dari pada menjadi

ketua pembuatan assesoris.

C. Analisis Produktivitas Kelompok Keterampilan Pembuatan Assesoris

Kebutuhan yang telah terpenuhi sebagai akibat dari pembuatan

assesoris ini adalah ekonomi dan kreatifitas. Bukan berarti terpenuhi secara

maksimal tetapi terpenuhi secara berkala dan bertingkat. Antara pembuat

assesoris satu dengan pembuat assesoris lainnya karena memang berbeda

tingkat kebutuhannya.

Page 64: 1436 H/2015 M

52

Berdasarkan penelitian yang peneliti sudah lakukan di lapangan dapat

diketahui bahwa pembuat assesoris ini tingkat ekonominya lumayan

walaupun belum dilkatakan dapat memenuhi seluruh kebutuhan yang bersifat

tersier. Suami mereka rata-rata bekerja. Kelompok pembuat assesoris

umumnya aadalah ibu-ibu rumah tangga.keterangan ini sesuai dengan

pengakuan mereka ketika diwawancarai. Berdasarkan observasi di lapangan,

menurut saya para anggota pembuat assesoris bukan tergolong orang-orang

yang miskin karena kalau untuk kebutuhan sehari-hari mereka masih bisa

mencukupinya dengan hasil dari gaji suami.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembuatan assesoris ini untuk mengisi

waktu luang serta hanya sebagai tambahan penghasilan dalam kelurga dan

bukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga, karena mereka memang

sudah berdaya dalam segi ekonominya berdasarkan kenyataan di lapangan

peneliti simpulkan mereka atau pembuat assesoris sudah cukup berdaya.

Mereka bukan oarng miskin tapi orang yang memang berkecukupan dan tidak

ada salahnya juga kalau mereka ingin menambah penghasilannya dengan ikut

membuat assesoris sebagai pengisi waktu luang serta untuk menambah

penghasilan keluarga.

Dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi, pembuat assesoris

mengatakan bahwa mereka merasa senang karena bisa mendapat tambahan

uang dengan adanya pembuatan assesoris ini, misalnya untuk belanja sayuran

serta rata-rata dari mereka mengatakan lumaya untuk tambahan jajan anak

walaupun tidak banyak, dengan ikut membuat assesoris ini cukup membantu.

Page 65: 1436 H/2015 M

53

Dengan ikut membuat assesoris dapat juga untuk mengisi waktu luang,

karena memang waktu yang mereka punya cukup banyak dan sayang-sayang

apa bila tidak dimanfaatkan sebagai sarana mereka untuk berkreatifitas

dengan membuat assesoris.

D. Analisis Dampak Keterampilan Pembuatan Assesoris Bagi

Pemberdayaan Ekonomi

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, menurut peneliti dampak

ekonomi yang dirasakah oleh ibu-ibu pembuat assesoris tidak mempunyai

dampak yang begitu besar bagi peningkatan ekonomi keluarga mereka, karena

rata-rata dari mereka ketika peneliti tanya adakah peningkatan taraf

kehidupan ibu setelah mengikuti pembuatan kerajinan assesoris ? misalnya

ketika peneliti bertanya kepada ibu sri, dia merasa cukup terbantu, ada yang

menjawab tidak ada, ada dan biasa biasa saja, karena membuat assesoris

memang bukan penghasilan utama mereka, mereka hanya iseng demi mengisi

waktu luang.

Walaupun mereka giat dalam membuat tetapi dampak yang dirasakan

hanya sangat terbatas dan mempunyai sedikit dampak bagi peningkatan

ekonomi keluarga mereka.

Berdasarkan hasil observasi peneliti mengatakan bahwa dari 10 orang

anggota pembuat assesoris yang sudah di wawancarai, mereka ada yang

mengatakan ekonomi keluarga mereka kurang terbantu, tidak terbantu dan

cukup terbantu hanya dalam kebutuhan tambahan serta jajan anak saja, tidak

mencakup seluruh kebutuhan ekonominya karma memang ini bukan

pekerjaan utama mereka.

Page 66: 1436 H/2015 M

54

Jika dari semua pembuat assesoris yang sudah saya wawancarai

menyatakan bahwa ekonomi keluarganya tidak ada perubahan, ada dan biasa-

biasa saja setelah ikut membuat assesoris, hanya sekedar untuk tambahan saja

maka menurut saya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenapa hal ini

bisa terjadi. Ada banyak faktor yang mempeneruhi ekonomi keluarga. Tatapi

dalam skripsi ini peneliti hanya melihat faktor yang terkait dengan pembuatan

assesoris ini

Dari hasil analisis penelitian ini, dan dari total 18 orang anggota tetap ,

dengan menggunakan metode purposive sampling peneliti mengambil sampel

sebanyak 10 orang anggota pembuat assesoris. 30 % menjawab cukup

terbantu, 40% menjawab kurang terbantu, dan 30% menjawab tidak terbantu,

berikut keterangan tabel :

Tabel 2.

Keterangaaan Jawaban Informan

No Jawaban Informan F %

1. Cukup terbantu 3 30%

2. Kurang terbantu 4 40%

3. Tidak terbantu 3 30%

Sumber : Anggota Kelompok

Adanya pengaruh bagi peningkatan ekonomi keluarga mereka dapat

dikatakan hanya sebagai tambahan pada kebutuhan dasar misalnya, belanja

serta untuk jajan anak, bukan untuk memenuhi keseluruhan kebutuhan bagi

keluarga mereka. Para ibu-ibu pembuat assesoris yang ekonominya tidak

berpengaruh dan hanya biasa-biasa saja karena mereka yang ikut membuat

kerajinan assesoris hanya sebagai pengisi waktu luang dan mereka hanya

sebagai pembuat dan bukan milik sendiri sehingga pendapatan meraka dapat

Page 67: 1436 H/2015 M

55

dikatan kecil dan tidak ada peningkatan, kalaupun ada hanyalah jika harga

assesoris naik sehingga dari assesoris yang mereka buat akan diberikan

tambahan uang.

Dapat diketahui dari keterangan tabel diatas, pembuat assesoris yang

saya telah wawancarai mengatakan bahwa setelah ikut membuat assesoris,

mereka ada yang cukup terbantu, kurang terbantu dan tidak terbantu terhadap

peningkatan ekonomi keluarga meraka dengan kata lain terpengaruh atau

tidaknya kondisi perekonomianya tergantung dari tingkat kebutuhan keluarga

mereka dan beberapa faktor .

Faktor pertama jelas modal karena mereka hanya membuat bukan

dengan modal sendiri, Membuat assesoris perlu modal. Walaupun harga

assesoris murah tapi kalau untuk memproduksi dalam jumlah besar tentu

memerlukan modal besar pula. Sehingga mereka hanya tertarik untu kembuat.

Faktor kedua, mereka tidak memiliki jaringan untuk memasarkan hasil-hasil

produksi assesoris tersebut. Faktor ketiga karena niat mereka yang memang

sekedar iseng dalam ikut membut assesoris ini. Jadi, setelah selesai ikut

mereka hanya sebagai pembuat assesoris saja. Dan bukan sebagai produsen.

Page 68: 1436 H/2015 M

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara

pengumpulkan data melalui observasi dan wawancara kepada anggota

pembuat assesoris di wilayah kelurahan Sudimara Jaya, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberdayaan ekonomi keluarga di Kelurahan Sudimara Jaya.

berdampak bagi sebagaian anggotanya, namun dampak dari

pemberdayaan di sini bukan diartikan berdampak bagi seluruh

kebutuhan ekonomi keluarga mereka, tatapi hanya berdampak pada

kebutuhan dasar seperti belanja dan jajan anak.

2. Ada faktor yang dapat berpengaruh bagi berdaya atau tidaknya para

anggota pembuat assesoris, faktor pertama jelas modal karena mereka

hanya membuat bukan dengan modal sendiri, Membuat assesoris perlu

modal. Faktor kedua, mereka tidak memiliki jaringan untuk

memasarkan hasil-hasil produksi assesoris tersebut. Faktor ketiga

karena niat mereka yang memang sekedar ingin mengisi waktu luang

dengan ikut membuat assesoris ini

Page 69: 1436 H/2015 M

57

B. Saran

Hendaknya para anggota pembuat assesoris tidak hanya sebagai

pembuat assesoris, tetapi juga ikut memproduksi karena mereka sebenarnya

bukan orang yang benar-benar miskin, apa salahnya kalau mereka mencoba

untuk memproduksi walaupun hanya dalam jumlah produksi yang tidak besar,

sehingga mereka juga mampu untuk membuka lapangan kerja baru.

Belajar dari pengalaman membuat assesoris, bukan tidak mungkin

jikalau mereka bisa membuat dan memproduksi sendiri hasil buatan mereka,

sehingga kedepanya yang tadinya hanya sebagai tambahan kemudian menjadi

sumber ekonomi utama bagi keluarga mereka serta dapat membantu dalam

menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitar mereka.

Page 70: 1436 H/2015 M

58

DAFTAR PUSTAKA

A.Samana, Sistem Pengejaran Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional

(PPSI) Dan Pertimbangan Metodologisnya (Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 1992)

Ahmad Mubarok, Psikologi Keluarga Dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga

Bangsa (Jakarta: Bina Rena Pariwara, 2005).

Ahmad Muhammad Al-Assal Dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Prinsip dan

Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 1999)

Alma, Kewirausahaan ( Bandung: ALFABETA, 2005)

Arief Subyantoro & FX. Suwarto, Metode Dan Teknik Penelitian Sosial.

(Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2007)

Catur Wahyudi Dan Umi Chayatin. Motivasi Menjadi Orang Tua Tunggal (Single

Parenthood) Diperkotaan Dan Pola Pengaturan Peran Dalam Keluarga.

Laporan Penelitian Judul Studi Kajian Wanita Tahun Anggaran

(1998/1999). Universitas Merdeka Malang

Departemen Agama, Al- Qur’an Dan Terjemahnya (Bandung: Cv Penerbit

Diponogoro, 2005)

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996)

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Jakarta: Balai Pustaka, 1998)

Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta, Gajah Mada

University Press: 1991)

Djuju Sudjana, dalam Jalaludin Rahmat, (ed), Keluarga Muslim Dalam

Masyarakat Modern, (Bandung: Remaja Rosdakarya 1990).

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005)

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri: Memperkuat Tanggung Jawab

sosial Perusahaan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007)

Endang Syarifudin Anshori, Wawasan Islam, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam

Dan Umatnya, (Bandung: CV. Pustaka Perpustakaan Salman Itb, 1983)

Page 71: 1436 H/2015 M

59

Fuad Muhammad Fachrudin, Ekonomi Islam, (Jakarta: Penerbit Mutiara, 1982)

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2011)

Ipah Parihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Dan UIN Jakarta Press, 2006 )

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat Dan Investasi

Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001)

Isbandi Rukminto Adi, Pemkiran-Pemikiran Pembangunan Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia,

2002)

J. Goode, William, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Pernada Media Group,

2011)

Kar : M. Dahlan Yacub Al Barry. Pen: Arkola-Surabaya

M Djunaedi Ghony & Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif,

(Yogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012)

M. Abdul Mannan, Teori Dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dana Bhakti

Wakaf, 1995)

Marjuki dan Umi Ratih Santoso, Indikator Ketahanan Sosial Keluarga, (Jakarta:

Departemen Sosial RI, 2006),

Maskur Wiratmo, Pengantar Ekonomi Makro, Seri Diklat Guna Darma, (Jakarta:

Gunadarma, 1994)

Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender,

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial. (Jakarta: Erlangga , 2009 )

Muhammad Nurseha. Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Komunitas

Proklamasi Yayasan Nuraini Dunia Di Kelurahan Pengangsaan

Menteng Jakarta Pusat, (Jakarta: 2009)

Murasa Sarkaniputra, Pengantar Ekonomi Islam, Bahan Pengajaran Ekonomi dan

Perbankan Syariah di IAIN Syahid Jakarta, 1999.

Nanih dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam Dari Ideologi,

Strategi Sampai Tradis,i (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)

Page 72: 1436 H/2015 M

60

Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan Kualitatif,

(Jakarta: LP UIN Jakarta Press, 2006)

Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3ei), Ekonomi Islam,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008)

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta : PT. Indeks, 2012)

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2013)

Skipsi, Muhammad Syakur. “Program Daur Ulang Sampah Kertas Sebagai

Upaya Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Corporate Sosial

Responsibility PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk ) ”FDK 2009.

Skripsi, Amelia, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan

Teknisi Handphone Di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Jurusan

PMI Tahun 2009.

Soetomo, Kamus Bahasa Indonesia Menunjang Persatuan Dan Kesatuan,

(Bandung: PT. Refika Aditama, 2005)

Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dan Efektivitas

Organisasi: Kajian Penyelenggaraan Pemerimtah Desa (Jakarta: PT.

Raja Grafindo, 2008)

T. Hani Handoko, Menajemen, (Yogyakarta: Bpfe. 1997)

Z. Ali. Pengantar Keperawatan Keluarga, (Jakarta: Egc, 2006)

INTERNET

http://www.kemenkopmk.go.id/artikel/jumlah-penduduk-miskin-indonesia-277-

juta-orang Di akses pada tanggal 9 Mei 2015 Pukul 13:45 wib

Http://Www.Galeripustaka.Com/2013/03/Rumah-Tangga-Keluarga-Sebagai-Pelaku.Html Diakses

Pada Tanggal 21 April 2015, Pukul 12.50 Wib

Page 73: 1436 H/2015 M

61

Lampiran 1 :Hasil Wawancara 1

Nama : Surya Dharma

Jenis kelamin : laki-laki

Pekerjaan : Pemilik usaha assosoris

Tingkat penddidikan : SMA

Alamat : JL. Tanah Seratus. No 7. RT 01/03 Kel.

Sudimara Jaya. Kecamatan Ciledug

Tempat : rumahnya

1. Apa yang melatar belakangi di buatnya usaha kerajinan assesoris ?

Jawab: dari keluarga, ade ipar sama abang sepupu. Karena penjualannya

cukup menguntungkan dan pemasaranya mudah serta yang membuat

bisa dari tetangga sekitar.

2. Berapa rupiah modal yang dikeluarkan untuk membuat kerajinan assesoris

ini?

Jawab : untuk gelang modal 3 juta, mute sekitar jepitan dan mute-mute 5 juta,

kalung 5 juta,

3. Apakah bapak melibatkan ibu-ibu dalam merencanakan hal yang berkaitan

dengan pembuatan asssoris di tempat ini ?

Jawab: kalo perencanaan ngga, tapi kalo pembuatan pasti, kalo bukan

mereka siapa dong yang bikin-bikin.

4. Dari mana bapa mendapatkajan modal untuk pembuatan assesoris ini?

Jawab: Saya pake modal sendiri

5. Apa sajakah bahan yang bapa pakai untuk membuat assesoris ?

Jawab : untuk gelang bahan-bahannya : tali sepatu, piber, cantelan, paku,

mute-mute : mutiara, tali, kembang mute. Kalung : mute kayu,

bandulan,tali kulit.

6. Sudah berapa banyak anggota pembuat assesoris yang ikut membuat assesoris

di tempat bapak,?

Jawab: kalo untuk pembuat coba di tannya sama ibu suanah, di yang

ngordinir ibu-ibu di sini, soalnya saya serahin ke dia baha-bahannya,

nanti kalo udah jadi baru di kumpul ke sini lagi.

Page 74: 1436 H/2015 M

62

7. Bagaimana bapa memberikan keutungan untuk yang membuat assesoris di

tempat bapa ?

Jawab : tergantung assesoris yang di buat,

8. berapa rupiah keuntungan yang bapa berikan kapada pembuat assesoris setiap

bulannya ?

jawab : di sini ibu-ibu ngga di gaji perbulan, tapi se rapihnya aja,

9. berapakah keuntungan yang bapa dapatkan dari setiap penjualan assesoris

yang telah dibuat oleh ibu-ibu ini?

Jawab : keuntungannya 30 rebu per gros, pengeluaranya itu 10 gros per hari,

sehari bisa dapat 300 rebu untuk semua assesoris, tetapi tidak tentu

juga,

10. Perelatan yang bapa gunakan apakah milik sendiri atau swadaya kelompok ?

Jawab : milik sendiri

11. Apakah pihak pemerintah dalam hal ini pihak kelurahan yang memberikan

dukungan terhadap pembuatan assesoris di tempat ini?

Jawab: kayanya biasa aja,

12. Apa yang menjadi harapan bapa dengan adanya usaha pembuatan assesoris ini

untuk kedepannya ?

Jawab : kedepanya pengan lebih maju lagi dan dapet keuntungan yang lebih

banyak.

Page 75: 1436 H/2015 M

63

Lampiran 2 :Hasil Wawancara 2

Nama : Irma

Pekerjaan : Pengrajin Assesoris

Jenis Kelamin : Perempuan

Tingkat pendidikan : SMK

Tempat : Jl. H Yusuf Rt 1/10 No 18. Kel. Peninggilan

Selatan. Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang

1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris ?

Jawab: udah ada kali empat tahunan,

2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama

keluarga?

Jawab: bukan ini Cuma buat tambahan aja

3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?

Jawab: Suami saya bekrja sebagai buruh,

4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris ?

jawab: Cuma iseng, ya lumayan si buat tambahan aja.

5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut membuat assesoris

ini ?

Jawab : untungnya bisa seratus sampe dua ratusan doang

6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan

assesoris ini ?

Jawab : ada walaupun Cuma buat jajan-janan doang.

7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang

selama ini ibu kerjakan ?

Jawab: mudah-mudahan berlanjut dan harganya bisa lebih mahal.

Page 76: 1436 H/2015 M

64

Lampiran 3 :Hasil Wawancara 3

Nama : Eka Risnawati

Pekerjaan : Pembuat Assesoris

Jenis Kelamin : Perempuan

Tingkat Pendidikan : SLTP

Tempat : Di , Jl Cipto Mangun Kusumo , RT 01/10 Kel.

Peninggilan Selatan, Kecamatan Ciledug

Waktu : sore hari

1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris ?

Jawab :ada setahunan

2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama

keluarga ?

Jawab: bukan

3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa, dan penghasilannya berapa?

Jawab: Pedagang stiker, 5 juta an.

4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuatan assesoris ini ?

Jawab : iseng aja, dari pada bengong aja ga ada kerjaan mendingan ngejain

ginian aja

5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut membuat assesoris

ini ?

Jawab : paling Cuma dua ratusan sebulan

6. Adakah peningkatanekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan

assesoris ini ?

Jawab : ada hanya sedikit

7. Dalam setiap membuat assesoris biasanya ibu diberi kan berapa rupiah ?

Jawab : dari gelang sehari paling dapet 1 gros/ 10 rebu, kalung mah lama

pergrosnya, sekitar seminggu selesainya.

8. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang

selama ini ibu kerjakan ?

Jawab: pengennya lanjut terus.

Page 77: 1436 H/2015 M

65

Lampiran 4 :Hasil Wawancara 4

Nama : Mada

Pekerjaan : Pembuat Assesoris

Jenis kelamin : Perempuan

Tingkat Pendidikan : Tidak pernah Sekolah

Tempat : Di , Gang Haji Yusuf, RT 01/10 Kel.

Peninggilan Selatan, Kecamatan Ciledug

1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris ?

Jawab : ada 2 tahun

2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama

keluarga?

Jawab: bukan, pendapatan dari anak saya.

3. Trus Kira-kira pekerjaan anak ibu apa, dan penghasilannya berapa?

Jawab: dia jadi office boy gajinya 2,5 juta sebulan.

4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris ini?

Jawab : karena iseng aja dari pada bengong

5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut membuat assesoris

ini ?

Jawab : dapet seratus, kadang delapan puluh tergantung kerjaannya, tapi kalo

lagi banyak bisa dapet 200, perbulan

6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan

assesoris ini ?

Jawab : tidak ada, tapi kalo sekedar buat tambahan belanja ada.

7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang

selama ini ibu kerjakan ?

Jawab : pengen terus, biar ga nganggur aja soalnya ngerepin dari anak mulu

Page 78: 1436 H/2015 M

66

Lampiran 5 :Hasil Wawancara 5

Nama : Yayah

Pekerjaan : Pengrajin Assesoris

Jenis Kelamin : Perempuan

Tingkat Pendidikan : SMA

Tempat : Di , Gang Haji Yusuf, RT 01/10 15 kel.

Peninggilan selatan, kecamatan ciledug

1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris ?

Jawab : kayanya udah 2 tahunan

2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama

keluarga?

Jawab :bukan, pendapatan utama dari suami saya.

3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?

Suami saya kerjanya jadi sopir, gajinya 2 juta doang..

4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris?

Jawab : ngisi watu luang aja iiseng, iseng gitu sembari nunggu anak sekolah

dari pada ngantuk mendinngan ngerjain assesoris.

5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan

assesoris ini ?

Jawab : palingan sebulan 200sebulan

6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan

assesoris ini ?

Jawab : tidak ada .

7. Dalam setiap membuat assesoris biasanya ibu diberi kan berapa rupiah ?

Jawab : per empat hari satu gros dapt 10, kalo gelang kalo kalung 15 rebu,

tergantung apa yang kita bikin.

8. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang

selama ini ibu kerjakan ?

Jawab: pengennya usaha sendiri, kita jual sendiri biar untungnya lebih

banyak gitu

Page 79: 1436 H/2015 M

67

Lampiran 6 :Hasil Wawancara 6

Nama : Suanah/46

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tingkat Penddidikan : SMP

Alamat : JL. Tanah seratus. No 63. RT 01/03 kel.

Sudimara jaya. Kecamatan Ciledug

Tempat : rumahnya

1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris?

Jawab: Udah tiga tahun empat tahunan,

2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama

keluarga?

Jawab:Bukan,

3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan trus penghasilannya berapa?

Jawab: Buka warung, paling 3 jutaan.

4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris?

Jawab: motivasi saya hanya buat ngisi waktu luang

5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan

assesoris ini ?

Jawab: 200 rebu sebulan...soalnya sekarang tidak negerjain , hanya di upah

dari membagi-bagikan bahan.

6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan

assesoris ini ?

Jawab: biasa-biasa aja

7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang

selama ini ibu kerjakan ?

Jawab: pengen terus dapet duit.

Page 80: 1436 H/2015 M

68

Lampiran 7 :Hasil Wawancara 7

Nama : Ibu Sri/33 Tahun

Jenis kelamin : perempuan

Pekerjaan : pengrajin assesoris

Tingkat penddidikan : SD

Alamat : JL. Tanah seratus. No 9. RT 01/03 kel.

Sudimara Jaya. Kecamatan Ciledug

1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris?

Jawab: Sekitar 3 tahun

2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama

keluarga?

Jawab: Bukan,

3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?

Jawab: Cuma wiraswasta, 2 jutaan..

4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris ?

Jawab: buat ngisi waktu luang aja, dari pada ngerumpi

5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan assesoris

ini ?

Jawab: tergantung dari hasil pekerjaanya, misalkan 1 gros 15000. Kadang

kalo udah 18 gros baru duitnya saya ambil, kalo tiap hari mah kecil

duitnya, mending kumpulin dulu

6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan

assesoris ini ?

Jawab: ada buat tambahan belanja

7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang

selama ini ibu kerjakan ?

Jawab: pengennya lancar terus.

Page 81: 1436 H/2015 M

69

Lampiran 8 :Hasil wawancara 8

Nama : Painem/ 37 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pengerajin Assesoris

Tingkat Penddidikan : SMP

Alamat : JL. Tanah seratus. No 122. RT 01/03 kel.

Sudimara Jaya. Kecamatan Ciledug

1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris /?

Jawab: Baru sebulan an, di sini baru pindah

2. Apakah hasil membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama keluarga?

Jawab: bukan, membuat assesoris Hanya sambilan dan jajan anak,

pendapatan utama oleh suami

3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?

Jawab: Suami saya jadi menejemen artis, 4 jutaan..

4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuatan assesoris ?

Jawab: karena ingin mendapat uang tambahan,

5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut membuat assesoris?

Jawab: paling 200 rebu an..

6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan

assesoris ini ?

Jawab: biasa aja

7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang

selama ini ibu kerjakan ?

Jawab: meningkat upahnya.

Page 82: 1436 H/2015 M

70

Lampiran 9 :Hasil wawancara 9

Nama : Chika Febriani

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Tingkat Penddidikan : SMA

Alamat : JL. Tanah seratus. No 79. RT 01/03 Kel.

Sudimara Jaya. Kecamatan Ciledug

Tempat : rumahnya

1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris?

Jawab: Sudah setahun.

2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama

keluarga?

Jawab: bukan

3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?

Jawab: Karyawan swasta, gajinya 2,8 juta..

4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris ?

Jawab: buat tambahan aja

5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut membuat assesoris

ini ?

Jawab: tergantung pengerjaanya, paling terkadang bisa sampe dua ratusan

lebih.

6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan

assesoris ini ?

Jawab: biasa aja

7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang

selama ini ibu kerjakan ?

Jawab: pengen maju.

Page 83: 1436 H/2015 M

71

Lampiran 10 :Hasil wawancara 10

Nama : Siti Pujiati

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Tingkat Penddidikan : SMA

Alamat : JL. H Gedad.RT 02/ 02 No 18 A. Kel. Sudimara

Jaya. Kecamatan Ciledug

Tempat : rumahnya

1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris?

Jawab: dua tahunan

2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama

keluarga?

Jawab: bukan,

3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa? Suami

saya kerja di bengkel, penghasilannya 2 juta lima ratus...

4. Apa yang menjadi motivasi ibu untuk ikut membuat assesoris?

Jawab: buat tambahan belanja sama buat jajanan anak saya

5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan assesoris

ini ?

Jawab: kadang 70 seminggu, kadang lagi males 40 rebu gitu

6. Adakah peningkatan ekonomi keluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan

assesoris ini ?

Jawab: ngga ada, kan Cuma buat iseng-iseng aja.(tidak terbantu)

7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang

selama ini ibu kerjakan ?

Jawab: pengen lebih.

Page 84: 1436 H/2015 M

72

Lampiran 11 :Hasil wawancara 11

Nama : Rasmini

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Tingkat Penddidikan : SMA

Alamat : JL. H gedad . No 18 B. RT 02/02 Kel. Sudimara

Jaya. Kecamatan Ciledug

1. Sudah berapa lama ibu ikut membuat assesoris?

Jawab: dua tahunan

2. Apakah hasil dari membuat assesoris ini merupakan pendapatan utama

keluarga?

Jawab: bukan,

3. Trus Kira-kira pekerjaan suami ibu apa dan penghasilannya berapa?

Jawab: suamu saya buruh bangunan, penghasilannya 100 rebu per hari kerja.

4. Apa yang menjadi motivasi ibu untukikutmembuat assesoris ini ?

Jawab: Cuma buat iseng, kalo siang kan ga ngapa-ngapain jadi ikut negrjain

5. Seberapa besar keuntungan yang ibu dapatkan dari ikut mengarjakan

assesoris ini ?

Jawab: 180 doang

6. Adakah peningkatan ekonomikeluarga ibu setelah ikut dalam pembuatan

assesoris ini ?

Jawab: ngga ada

7. Apa yang menjadi harapan ibu terhadap hasil dari pembuatan assesoris yang

selama ini ibu kerjakan ?

Jawab: pengen terus ikut si