14.30 wib - ftp.unpad.ac.id file(hp/n-4) p uluhan hektare la- ... dari data dinas pertanian,...

1
DARI PULAU KE PULAU Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam 14.30 WIB Izin Gubernur Melawan Instruksi Presiden Klaten, Jawa Tengah 12.40 WIB Sawah Siap Tanam Tergenang Banjir GUBERNUR Aceh dilaporkan oleh Tim Advokasi Masyarakat Peduli Tripa ke Mabes Polri terkait penerbitan Izin Budi Daya Perkebunan seluas 1.600 hektare, yang berada di dalam kawasan ekosistem Leuser, di Provinsi Aceh. “Penerbitan izin itu jelas perbuatan yang secara nyata melawan Inpres No 10/2011 tentang Penundaan Izin Baru di Kawasan Gambut. Izin konsesi kelapa sawit yang diterbitkan Gubernur Aceh, lokasinya berada di dalam daerah rawa Tripa, Kabupaten Nagan Raya, yang kedalamannya mencapai lebih 3 meter,” ujar Kamarud- din, koordinator tim. Selain itu penerbitan izin tersebut juga bertentangan de- ngan PP No 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional. Berdasarkan PP tersebut, ka- wasan ekosistem Leuser telah ditetapkan sebagai kawasan lindung dan berstatus sebagai kawasan strategis nasional. “Jadi penerbitan izin perke- bunan kelapa sawit yang ber- ada di dalam ekosistem Leuser dan berada di daerah rawa gambut, merupakan perbuatan pidana,”jelas Kamaruddin. Menurutnya, penerbitan izin itu dapat dikategorikan perbuat- an penyalahgunaan kewenang- an dan melawan secara langsung kebijakan presiden. Karena, berdasarkan PP No 19/2010 di- sebutkan kedudukan Gubernur Aceh adalah wakil pemerintah dalam arti perpanjangan tangan Presiden. (HP/N-4) P ULUHAN hektare la- han sawah siap tanam di Klaten, Jawa Tengah, tergenang banjir, kemarin. Aki- batnya, persemaian padi pun terancam mati jika genangan air tidak segera surut. Banjir akibat hujan lebat pada Rabu (23/11) lalu itu menggenangi lahan sawah di beberapa desa, Kabupaten Klaten, antara lain Tlingsing, Japanan, Pakisan, Plosowangi, Barepan, Planggu, dan Karang- dowo. Lahan sawah yang tergenang banjir, kata Purwanto, 35, baru selesai diolah dan sedang per- siapan tanam. Namun, ren- cana mulai tanam itu terpaksa ditunda karena genangan air cukup tinggi. “Karena banjir, ya belum bisa tanam, tetapi yang dikhawa- tirkan persemaian akan mati jika dalam beberapa hari ini air tidak surut,” imbuh petani asal Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas itu. Petani di sana, dikatakan Purwanto, rencananya akan menanam serentak padi vari- etas inpari 13. Padi ini merupakan jenis yang tahan hama wereng yang benihnya diberi gratis dari pe- merintah provinsi. Saat memasuki musim hujan ini, ratusan hektare lahan per- tanian di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, rawan banjir. Areal yang menjadi langganan banjir mencapai 850 hektare yang berada di 5 kecamatan dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Kudus, yakni Ke- camatan Mejobo, Kecamatan Jekulo, Kecamatan Jati, Keca- matan Undaan, dan Kecamatan Kaliwungu. Dari data dinas pertanian, perikanan, dan kehutanan setempat, wilayah yang pa- ling parah menjadi lang- ganan banjir ialah Kecamatan Mejobo. “Karena ada 6 desa, yakni Desa Gulang, Payaman, Kirig, Temulus, Kesambi, dan Desa Jojo. Semuanya mencapai ham- pir 400 hektare,” kata Budi San- toso, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus. Menurutnya, setiap musim hujan dipastikan terjadi banjir di areal sawah di Kabupaten Kudus. Ini disebabkan luapan dari sungai yang ada di sisi selatan Kudus, yakni Jatun Saluna. Tidak adanya normalisasi Su- ngai Juwana, ungkapnya, me- nyebabkan areal persawahan di Kudus menjadi langganan banjir. “Kami sudah pasrah karena satu-satunya jalan ialah dengan normalisasi Sungai Juwana, dan itu belum pernah dilaku- kan,” keluh Budi. (JS/FU/N-4) 11 T ANAH AIR AIR JUMAT, 25 NOVEMBER 2011 WISATA TPAS PUWATU: Suasana permukiman pemulung yang berada di area Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Puwatu, Kendari, Sulawesi Tenggara, kemarin. TPAS Puwatu direvitalisasi agar kelihatan rapi, bersih, dan indah guna mendukung pencanangan kawasan tersebut sebagai tempat wisata atau rekreasi. Putra Mbah Maridjan Pelopori Relokasi MAS Bekel Surakso Asihono, juru kunci Redi Merapi sekaligus putra almarhum Mbah Maridjan, bersama tetangga yang tinggal di Dusun Kinahrejo, Pelemsari, memelopori masyarakat di sekitarnya untuk pindah ke daerah baru. Bersama para tetangga, Surakso membangun tempat hunian tetap relokasi mandiri di Karangkendal, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Acara membangun tempat relokasi disaksikan Bupati Sleman Sri Purnomo, kemarin. Setiap kepala keluarga akan mendapatkan rumah tipe 36 dengan pekarangan seluas 100 meter persegi. Menurut Mas Asih, demikian sapaan akrab abdi dalem keraton itu, warga lebih memilih tinggal di tempat relokasi agar kehidupan mereka bisa lebih tenang. Apalagi dusun yang semula mereka tempati itu dinyatakan masuk Kawasan Rawan Bencana III yang tidak boleh dijadikan tempat hunian. (AU/N-3) Pembuat E-KTP di Sorong masih Minim DINAS Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Sorong, Papua Barat, mengancam akan melakukan sweeping yustisi bagi warga ataupun pendatang di Kota Sorong yang belum mengurus e-KTP. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Sorong Jack Susim kepada Media Indonesia menjelaskan sweeping kelengkapan identitas warga Kota Sorong akan dilakukan bagi warga yang masih enggan mengurus e-KTP, kartu keluarga, akta kelahiran, dan akta nikah. ‘’Untuk saat ini, kami masih memberikan imbauan kepada warga agar segera mengurus surat identitas. Kalau ada kecenderungan warga malas mengurus, akan kami sweeping dari rumah ke rumah,’’ kata Jack, kemarin. ‘’Kami mengimbau semua warga Kota Sorong mengurus e-KTP. Apalagi saat ini masih gratis. Bila lewat dari bulan Desember, e-KTP akan dipungut tarif sesuai peraturan daerah.’’ (MS/N-3) Minat Bidan Ikut Jampersal Rendah PEMERINTAH Kota Kediri, Jawa Timur, berencana menambah alokasi dana subsidi jaminan persalinan (jampersal) yang dalam waktu dekat akan diluncurkan pemerintah pusat. Penambahan dana pendamping ini untuk merangsang minat para bidan agar mendukung program tersebut. Pasalnya, minat para bidan mengikuti program ini sangat rendah. Dari 325 bidan di Kediri hanya 1 orang yang resmi ikut program jampersal. Pemerintah pusat mengalokasikan dana jampersal sebesar Rp350 ribu sekali kelahiran. ‘’Sebenarnya sudah ada kesepakatan untuk menaikkan alokasi jampersal menjadi Rp550 ribu hingga Rp650 ribu per pasien,’’ terang Kepala Dinkes Kota Kediri Ida Indriani. (ES/N-3) ANTARA/ZABUR KARURU

Upload: phungthuan

Post on 30-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DARI PULAU KE PULAU

Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam14.30 WIB

Izin Gubernur Melawan Instruksi Presiden

Klaten, Jawa Tengah12.40 WIB

Sawah Siap Tanam Tergenang Banjir

GUBERNUR Aceh dilaporkan oleh Tim Advokasi Masyarakat Peduli Tripa ke Mabes Polri terkait penerbitan Izin Budi Daya Perkebunan seluas 1.600 hektare, yang berada di dalam kawasan ekosistem Leuser, di Provinsi Aceh.

“Penerbitan izin itu jelas perbuatan yang secara nyata melawan Inpres No 10/2011 tentang Penundaan Izin Baru di Kawasan Gambut. Izin konsesi kelapa sawit yang diterbitkan Gubernur Aceh, lokasinya

berada di dalam daerah rawa Tripa, Kabupaten Nagan Raya, yang kedalamannya mencapai lebih 3 meter,” ujar Kamarud-din, koordinator tim.

Selain itu penerbitan izin tersebut juga bertentangan de-ngan PP No 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional. Berdasarkan PP tersebut, ka-wasan ekosistem Leuser telah ditetapkan sebagai kawasan lindung dan berstatus sebagai kawasan strategis nasional. “Jadi penerbitan izin perke-

bunan kelapa sawit yang ber-ada di dalam ekosistem Leu ser dan berada di daerah rawa gambut, merupakan perbuatan pidana,”jelas Kamaruddin.

Menurutnya, penerbitan izin itu dapat dikategorikan perbuat-an penyalahgunaan kewenang-an dan melawan secara langsung kebijakan presiden. Karena, berdasarkan PP No 19/2010 di-sebutkan keduduk an Gubernur Aceh adalah wakil pemerintah dalam arti perpanjangan tangan Presiden. (HP/N-4)

PULUHAN hektare la-han sawah siap tanam di Klaten, Jawa Tengah,

tergenang banjir, kemarin. Aki-batnya, persemaian padi pun terancam mati jika genangan air tidak segera surut.

Banjir akibat hujan lebat pada Rabu (23/11) lalu itu menggenangi lahan sawah di beberapa desa, Kabupaten Klaten, antara lain Tlingsing, Japanan, Pakisan, Plosowangi, Barepan, Planggu, dan Karang-dowo.

Lahan sawah yang tergenang banjir, kata Purwanto, 35, baru selesai diolah dan sedang per-siapan tanam. Namun, ren-cana mulai tanam itu terpaksa ditunda karena genangan air cukup tinggi.

“Karena banjir, ya belum bisa tanam, tetapi yang dikhawa-tirkan persemaian akan mati jika dalam beberapa hari ini air tidak surut,” imbuh petani asal Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas itu.

Petani di sana, dikatakan Purwanto, rencananya akan menanam serentak padi vari-etas inpari 13.

Padi ini merupakan jenis yang tahan hama wereng yang benihnya diberi gratis dari pe-merintah provinsi.

Saat memasuki musim hujan ini, ratusan hektare lahan per-tanian di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, rawan banjir.

Areal yang menjadi langganan banjir mencapai 850 hektare yang berada di 5 kecamatan dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Kudus, yakni Ke-camatan Mejobo, Kecamatan Jekulo, Kecamatan Jati, Keca-matan Undaan, dan Kecamatan Kaliwungu.

Dari data dinas pertanian, perikanan, dan kehutanan setempat, wilayah yang pa-ling parah menjadi lang-ganan banjir ialah Kecamatan Mejobo.

“Karena ada 6 desa, yakni Desa Gulang, Payaman, Kirig, Temulus, Kesambi, dan Desa Jojo. Semuanya mencapai ham-pir 400 hektare,” kata Budi San-toso, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus.

Menurutnya, setiap musim hujan dipastikan terjadi banjir di areal sawah di Kabupaten Kudus. Ini disebabkan luapan dari sungai yang ada di sisi selatan Kudus, yakni Jatun Saluna.

Tidak adanya normalisasi Su-ngai Juwana, ungkapnya, me-nyebabkan areal persawahan di Kudus menjadi langganan banjir.

“Kami sudah pasrah karena satu-satunya jalan ialah dengan normalisasi Sungai Juwana, dan itu belum pernah dilaku-kan,” keluh Budi. (JS/FU/N-4)

11TANAH AIR AIRJUMAT, 25 NOVEMBER 2011

WISATA TPAS PUWATU: Suasana permukiman pemulung yang berada di area Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Puwatu, Kendari, Sulawesi Tenggara, kemarin. TPAS Puwatu direvitalisasi agar kelihatan rapi, bersih, dan indah guna mendukung pencanangan kawasan tersebut sebagai tempat wisata atau rekreasi.

Putra Mbah Maridjan Pelopori Relokasi

MAS Bekel Surakso Asihono, juru kunci Redi Merapi sekaligus putra almarhum Mbah Maridjan, bersama tetangga yang tinggal di Dusun Kinahrejo, Pelemsari, memelopori masyarakat di sekitarnya untuk pindah ke daerah baru.

Bersama para tetangga, Surakso membangun tempat hunian tetap relokasi mandiri di Karangkendal, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Acara membangun tempat relokasi disaksikan Bupati Sleman Sri Purnomo, kemarin. Setiap kepala keluarga akan mendapatkan rumah tipe 36 dengan pekarangan seluas 100 meter persegi.

Menurut Mas Asih, demikian sapaan akrab abdi dalem keraton itu, warga lebih memilih tinggal di tempat relokasi agar kehidupan mereka bisa lebih tenang. Apalagi dusun yang semula mereka tempati itu dinyatakan masuk Kawasan Rawan Bencana III yang tidak boleh dijadikan tempat hunian. (AU/N-3)

Pembuat E-KTP di Sorong masih Minim DINAS Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Sorong, Papua Barat, mengancam akan melakukan sweeping yustisi bagi warga ataupun pendatang di Kota Sorong yang belum mengurus e-KTP.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Sorong Jack Susim kepada Media Indonesia menjelaskan sweeping kelengkapan identitas warga Kota Sorong akan dilakukan bagi warga yang masih enggan mengurus e-KTP, kartu keluarga, akta kelahiran, dan akta nikah.

‘’Untuk saat ini, kami masih memberikan imbauan kepada warga agar segera mengurus surat identitas. Kalau ada kecenderungan warga malas mengurus, akan kami sweeping dari rumah ke rumah,’’ kata Jack, kemarin. ‘’Kami mengimbau semua warga Kota Sorong mengurus e-KTP. Apalagi saat ini masih gratis. Bila lewat dari bulan Desember, e-KTP akan dipungut tarif sesuai peraturan daerah.’’ (MS/N-3)

Minat Bidan Ikut Jampersal Rendah PEMERINTAH Kota Kediri, Jawa Timur, berencana menambah alokasi dana subsidi jaminan persalinan (jampersal) yang dalam waktu dekat akan diluncurkan pemerintah pusat.

Penambahan dana pendamping ini untuk merangsang minat para bidan agar mendukung program tersebut. Pasalnya, minat para bidan mengikuti program ini sangat rendah. Dari 325 bidan di Kediri hanya 1 orang yang resmi ikut program jampersal.

Pemerintah pusat mengalokasikan dana jampersal sebesar Rp350 ribu sekali kelahiran. ‘’Sebenarnya sudah ada kesepakatan untuk menaikkan alokasi jampersal menjadi Rp550 ribu hingga Rp650 ribu per pasien,’’ terang Kepala Dinkes Kota Kediri Ida Indriani. (ES/N-3)

ANTARA/ZABUR KARURU