141454231 klh 2010 panduan valuasi ekonomi ekosistem danau

64

Upload: oktaviani-sianturi

Post on 30-Nov-2015

239 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau
Page 2: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau
Page 3: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

ii Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

TIM PENYUSUN

Kementerian Lingkungan Hidup:Unit Kerja Asisten Deputi Ekonomi Lingkungan

Nara sumber:M. Suparmoko,Awal Subandar,Wisnu Ali Martono, Omo Rusdiana,Rizal Bactiar,Yossy Suzanna

Desain cover oleh:MATOA

Foto cover dari:KLH

Page 4: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

iiiPanduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah SWT atas diterbitkannya Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk. Panduan ini merupakan salah satu series dari Panduan Umum Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

Panduan ini dimaksudkan untuk melengkapi Panduan Umum Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Kenyataan bahwa lingkungan merupakan satu kesatuan utuh di mana terdapat keterkaitan ekologis antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya, sehingga penentuan nilai atau valuasi ekonomi lingkungan seyogyanya bersifat menyeluruh serta membutuhkan metodologi yang lebih kompleks dan rumit. Namun guna penyederhanaan nilai tersebut, maka fokus panduan ini diarahkan sebagai pendekatan untuk menilik satu ekosistem tertentu, seperti Ekosistem Danau/Waduk.

Panduan ini memberi gambaran tentang metodologi dan tata cara valuasi ekonomi yang spesifik dapat diterapkan di ekosistem danau/waduk serta menyajikan pengetahuan umum mengenai ekosistem danau/waduk secara sederhana. Tinjauan teoritikal yang tersaji dalam buku ini diharapkan dapat menjadi pengkayaan bagi para penggunanya, khususnya dalam melakukan valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan danau/waduk.

Ekosistem danau/waduk merupakan suatu kawasan yang berperan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem peralihan lautan dan daratan. Kawasan ini perlu dilindungi, karena memiliki banyak fungsi dan manfaat bagi manusia baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.

Di sisi lain, karena kepentingan aktifitas manusia telah banyak menyebabkan kehidupan ekosistem danau/waduk terganggu. Oleh karenanya, diperlukan suatu upaya penanganan ekosistem danau/waduk dengan pengelolaan yang dapat mempertahankan fungsi lingkungan bagi kehidupan manusia itu sendiri. Upaya penanganan tersebut membutuhkan dukungan berbagai perangkat

Page 5: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

iv Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Jakarta, Desember 2010Kementerian Lingkungan Hidup

Deputi MENLH Bidang Tata Lingkungan

Imam Hendargo Abu Ismoyo

pengelolaan lingkungan hidup. Salah satunya adalah perangkat valuasi ekonomi yang sudah mulai dipahami dapat mendukung upaya pengelolaan ekosistem danau/waduk.

Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah terlibat dalam penyusunan panduan ini, khususnya kepada para nara sumber dan praktisi ekonomi lingkungan yang telah berkontribusi dalam memberikan pengetahuan dan bahan referensi selama penyusunan panduan ini.

Kami mengharapkan saran dan masukan untuk penyempurnaan panduan ini. Semoga buku ini memberi dorongan bagi berbagai pihak untuk melakukan valuasi ekonomi dan memanfaatkan hasilnya bagi pengelolaan lingkungan hidup, khususnya ekosistem danau/waduk.

Semoga bermanfaat,

Page 6: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

vPanduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Kata Pengantar ................................................................................................ iiiDaftar Isi ............................................................................................................... vDaftar Istilah...................................................................................................... vii

Bab 1 Manfaat Valuasi Ekonomi ..................................................... 1

Bab 2 Ekosistem Danau/Waduk ..................................................... 52.1 Pengertian Ekosistem Danau/Waduk ......................................... 52.2 Fungsi dan Manfaat Ekosistem Danau/Waduk ........................ 92.3 Kerusakan Ekosistem Danau/Waduk .......................................... 92.4 Valuasi Ekonomi Kerusakan Ekosistem Danau/waduk ......... 10

Bab 3 Tahapan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk ...................................................... 13

Bab 4 Kerangka dan Prosedur Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk ..................................................... 19

Bab 5 Contoh Perhitungan Valuasi Ekonomi ....................... 31

Bab 6 Implikasi Kebijakan ................................................................ . 47

Daftar TabelTabel 1 Klasifikasi Ukuran Danau/Waduk ................................................. 7Tabel 2 Luas, Kedalaman dan Volume Danau di Indonesia ........... ....... 8Tabel 3 Matrik Identifikasi Fungsi dan Manfaat Kualitatif Potensi Dampak Pembangunan terhadap Ekosistem Danau/Waduk ...................................................................................... 21

Daftar Isi

Page 7: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

vi Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Tabel 4 Prosedur Valuasi Ekonomi untuk Ekosistem Danau/Waduk........................................................................................ 23Tabel 5 Penilaian Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk ............................ 28Tabel 6 Perhitungan Nilai Ekonomi Ikan Tangkap di Danau Toba .. . 34Tabel 7 Perhitungan Nilai Ekonomi Ikan Budidaya (Karamba) di Danau Toba ....................................................................................... 36Tabel 8 Perhitungan Nilai Ekonomi Danau Toba sebagai Obyek Wisata di Kabupaten Simalungun.................................................. 38Tabel 9 Perhitungan Nilai Ekonomi Usaha Angkutan Kapal Umum di Danau Toba ........................................................................................ 41Tabel 10 Nilai Ekonomi Total Danau Toba untuk Kabupaten Simalungun ............................................................................................ 45

Daftar Pustaka ................................................................................................... 51

Page 8: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

viiPanduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

1. Valuasi ekonomi SDA dan Lingkungan (SDAL) Ekosistem Danau/waduk: Upaya pengenaan nilai moneter terhadap sebagian atau seluruh potensi sumber daya alam dan lingkungan ekosistem danau/waduk, sesuai dengan tujuan pemanfaatannya.

2. Nilai Ekonomi Total [NET] (Total Economic Value, TEV) Ekosistem Danau/waduk: Nilai moneter sumber daya alam dan lingkungan yang merupakan proksi yang mencerminkan nilai fungsi yang dimiliki sumber daya alam dan lingkungan di ekosistem danau/waduk.

a. Nilai atas dasar penggunaan (Use Value): Nilai ekonomi karena digunakannya sumber daya alam dan lingkungan

danau/wadukb. Nilai atas dasar tanpa penggunaan (Non-use Value/Passive Value): Nilai ekonomi sumber daya alam dan lingkungan danau/waduk

yang diberikan oleh masyarakat. Masyarakat memberikan nilai ini

Daftar Istilah

Nilai Ekonomi Total

Nilai GunaLangsung

• Ekstraktif• Tidak

ekstraktif

Nilai GunaTidak

Langsung

Jasa lingkungan:

nilai langsung, nilai tidak langsung

Jasa lingkungan:

nilai langsung, nilai tidak langsung

Keaneka-ragaman

Hayati

• Sosial budaya

• Keaneka-ragaman Hayati

NilaiWarisan

NilaiKeberadaan

NilaiPilihan

Page 9: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

viii Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

didasarkan pada alasan agar sumber daya alam dan lingkungan tetap dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang ataupun karena alasan ikut bertanggung jawab atas keberlanjutan keberadaan sumber daya alam maupun peninggalan budaya tertentu.

c. Nilai keberadaan: Nilai yang diberikan oleh masyarakat lebih karena keberadaan

ekosistem danau/waduk tanpa mereka harus perlu menggunakannya. Besarnya nilai ini didasarkan pada persepsi atau anggapan yang dirasakan oleh masyarakat baik dari sisi sosial maupun budaya.

3. Jasa lingkungan ekosistem danau/waduk: Jasa yang disediakan lingkungan danau/waduk, seperti: area tampungan

air, pengendali banjir.4. Kerusakan lingkungan: Perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia,

dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

5. Nilai degradasi: Nilai moneter dari dampak penurunan kualitas lingkungan pencemaran

atau kerusakan sumber daya alam dan lingkungan 6. Unit rent SDA: Nilai sewa per unit SDA, contoh: nilai sewa lahan di tempat, nilai ikan per

kilogram di perairan. 7. Danau/waduk: Suatu ekosistem perairan yang menggenang dan menampung air dengan

inlet lebih banyak dari pada outletnya. 8. Waduk: Danau buatan yang dibentuk melalui pembangunan bendungan yang

memotong aliran sungai atau dibangun pada saluran outlet danau/waduk alami sebagai pengontrol tinggi muka air danau/waduk.

9. Pengendali iklim mikro: Keberadaan ekosistem danau/waduk dapat mempengaruhi kelembaban

dan tingkat curah hujan setempat.10. Laba layak: laba (profit) yang dibayarkan kepada pelaku usaha dan dihitung sesuai

dengan tingkat bunga simpanan yang berlaku.

Page 10: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

ixPanduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Pernyataan/Disclaimer

Nilai yang dihasilkan dalam perhitungan valuasi ekonomi ini merupakan nilai pendekatan yang mencerminkan nilai fungsi yang dimiliki sumber daya alam dan lingkungan pada suatu ekosistem.

Panduan ini tidak memberi arahan sampai pada tingkat penghitungan efek ganda perhitungan valuasi ekonomi pada tingkat perekonomian secara luas.

Page 11: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

x Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Page 12: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

1Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

BAB 1

Manfaat Valuasi Ekonomi

Danau biasanya dikaitkan dengan keelokan, keasrian, dan keheningan. Citra yang melekat ini menjadikan danau identik sebagai daerah wisata, seperti Danau Batur di Bali, Danau Toba (Sumatera Utara), dan Danau Singkarak (Sumatera Barat). Pencitraan seperti ini tentu tidak keliru asal tidak melupakan bahwa danau juga memiliki fungsi-fungsi yang lain. Danau Towuti (Sulawesi Selatan), sebagai contoh, merupakan sumber utama pasokan air tawar untuk keperluan rumah tangga, pertanian, peternakan dan perikanan. Kemudian, air Danau Maninjau dan Singkarak dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Danau Tempe (Sulawesi Selatan) memiliki fungsi konservasi sebagai tempat pembesaran ikan sidat, yang nantinya akan beruaya (bermigrasi) ke laut untuk memijah. Selain itu pada beberapa tempat ditemukan pula danau/waduk yang memiliki fungsi sosial, seperti sebagai tempat pelaksanaan ritual budaya dan lainnya, seperti di Danau Kelimutu, NTT.

Rangkaian peran yang dimiliki oleh danau, hingga batas-batas tertentu juga terjadi pada waduk (danau buatan) kendati dengan intensitas dan skala yang berbeda. Oleh karena itu, uraian selanjutnya istilah danau dan waduk akan digunakan secara bergantian.

Dengan memperhatikan berbagai peran danau/waduk sebagaimana diuraikan di atas, maka pemanfaatannya perlu dilakukan secara bijaksana. Sebagai open-resource danau/waduk berpotensi dimanfaatkan manusia dan makhluk hidup lainnya dan juga menerima dampak dari berbagai kegiatan manusia yang memanfaatkan danau/waduk secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa jenis kegiatan yang memanfaatkan danau/waduk antara lain: perikanan tangkap, budidaya perikanan, pariwisata, pembangkit tenaga listrik, transportsi air , dan lain-lain.

Page 13: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

2 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Berbekal pemahaman seperti di atas, maka pemanfaatan danau/waduk perlu dilakukan secara bijaksana demi mempertahankan kelestariannya. Dalam kerangka berpikir ini valuasi ekonomi dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan harapan atas pemanfaatan danau/waduk yang bijaksana. Harapan tersebut dapat terwujud melalui beberapa manfaat yang dapat dipetik melalui valuasi ekonomi, yakni:

(a) Untuk mengidentifikasi dan membedakan intensitas masalah dalam pemanfaatan danau/waduk

Pada pengelolaan pemanfaatan danau/waduk tentunya telah diketahui berbagai kegiatan manusia yang secara langsung maupun tidak langsung, bergantung pada danau/waduk. Berbagai kegiatan tersebut tentu saja berpotensi menimbulkan dampak terhadap danau/waduk maupun lingkungan sekitarnya. Dampak tersebut mungkin saja beragam antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan dengan intensitas yang berbeda pula. Kondisi ini akan menyulitkan pengelola danau/waduk dan para pembuat kebijakan dalam memahami seberapa serius persoalan yang timbul. Dalam kaitan ini valuasi ekonomi dapat dimanfaatkan untuk memberikan kedalaman pemahaman atas persoalan-persoalan yang mungkin timbul sebagai akibat pemanfaatan danau/waduk. Nilai hasil valuasi ekonomi biasanya mencerminkan tingkat dampak. Dengan kata lain, semakin serius dampak yang ditimbulkan maka hasil valuasi ekonominya pun akan semakin besar. Apalagi valuasi ekonomi telah memperhitungkan pula hal-hal yang bersifat intangible (belum terukur).

Lebih jauh lagi, pengetahuan tentang potensi dampak yang timbul ini dapat digunakan untuk menyiapkan langkah-langkah antisipasi dalam mengatasinya. Besarnya biaya yang mungkin timbul dalam mengatasi potensi dampak tersebut dapat memaksa pengelola danau/waduk dan masyarakat untuk berpikir kreatif-solutif dalam mempersiapkan langkah-langkah antisipatif.

Page 14: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

3Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

(b) Untuk menganalisis kebijakan dan menerapkan akuntabilitas dalam pemanfaatan danau/waduk

Pengetahuan mengenai hasil valuasi ekonomi, yang terkait dengan potensi dan intensitas dampak, diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada para pengelola danau/waduk dan para pembuat keputusan mengenai implikasi dari kebijakan yang mereka tetapkan dalam pemanfaatan danau/waduk. Dengan demikian pengelola danau/waduk dan pembuat kebijakan dapat menganalisis jenis-jenis kebijakan pemanfaatan danau/waduk yang dapat diterapkan.

Selanjutnya, hasil valuasi ekonomi yang dipakai sebagai dasar dalam analisis dan pengambilan keputusan pemanfaatan danau/waduk dapat dijadikan dasar menerapkan prinsip akuntabilitas karena publik dapat mengetahui dasar dan arah para pembuat kebijakan dalam menetapkan pemanfaatan danau/waduk.

(c) Untuk menyusun indikator pemanfaatan berkelanjutan danau/wadukIndikator keberhasilan pembangunan secara umum, dan khususnya pemanfaatan danau/waduk, masih terbatas pada hal-hal yang bersifat tangible (terukur). Sementara hal-hal yang sulit diukur (intangible) cenderung dinihilkan. Kelemahan indikator keberhasilan semacam ini dapat dikoreksi melalui pemanfaatan valuasi ekonomi, karena hal-hal yang intangible pun turut diperhitungkan dan diukur dalam pembuatan keputusan tentang pemanfaatan danau/waduk. Dengan demikian, indikator pemanfaatan danau/waduk yang dikaitkan dengan valuasi ekonomi akan lebih komprehensif karena mempertimbangkan seluruh hal, baik bersifat tangible maupun intangible.

(d) Untuk memperbaiki standar dalam mengukur pemanfaatan danau/waduk Pengetahuan atas jenis dan potensi dampak pemanfaatan danau/waduk, serta nilai ekonominya sekaligus, akan bermanfaat bagi para pengelola danau/waduk dalam menentukan standar dan jenis pemanfaatan apa saja yang dampaknya dapat ditolerir. Standar yang

Page 15: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

4 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

ditetapkan diharapkan dapat lebih baik karena mempertimbangkan hal-hal tangible dan intangible secara bersamaan.

Dalam jangka panjang, praktek-praktek pemanfaatan danau/waduk sebagaimana diuraikan di atas diperkirakan dapat bermanfaat dalam memantau pemanfaatan danau/waduk yang berkelanjutan. Hal ini dimungkinkan karena potensi dampak pemanfaatan danau/waduk (yang bersifat tangible maupun intangible) sudah diidentifikasi, dan langkah-langkah antisipasi mengatasi dampak tersebut sudah dapat disiapkan sejak dini.

Page 16: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

5Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

BAB 2

Ekosistem Danau/Waduk

2.1 Pengertian Ekosistem Danau/Waduk

Danau/waduk adalah genangan air dalam suatu cekungan permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya bersumber dari air permukaan dan/atau air tanah. Pada hakekatnya, ekosistem danau/waduk adalah ekosistem akuatik perairan danau/waduk dan ekosistem terestrial daerah tangkapan air danau/waduk. Dalam panduan ini yang dimaksud dengan ekosistem danau/waduk adalah ekosistem akuatik perairan danau/waduk.

Berdasarkan pembentukannya, danau/waduk dapat dikelompokkan menjadi danau/waduk yang terbentuk secara alami (natural lake) dan yang terbentuk secara buatan (man made lake/artificial lake). Danau/waduk buatan dikenal dengan sebutan waduk (reservoir) atau bendungan, dan danau/waduk kecil disebut situ seperti Situ Gintung, Situ Patenggang, Situ Bagendit. Situ umumnya berperan sebagai fungsi pengaturan air untuk irigasi, pengendali banjir, perikanan, wisata alam dan lain-lain.

Kuantitas dan kualitas air danau/waduk berhubungan dengan tata air dan drainase wilayah serta dipengaruhi oleh tipe pemanfaatan badan air danau/waduk dan pemanfaatan lahan di dalam wilayah tangkapannya. Fungsi ekosistem danau/waduk akan mengalami penurunan apabila terjadi kerusakan di wilayah perairan maupun di daerah tangkapan airnya (DTA). Ekosistem danau/waduk memiliki peranan penting dalam menjamin kualitas dan kuantitas ketersediaan air tawar, serta fungsi danau/waduk lainnya diantaranya sebagai habitat kehidupan liar, peluang pengembangan ekonomi lokal, nilai estetika, religi dan tradisi.

Page 17: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

6 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Karakteristik Danau/Waduk

Indonesia yang berada di kawasan tektonik aktif memiliki jenis danau/waduk yang sangat beragam berdasarkan tipe pembentukannya. Atas dasar kejadiannya danau dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipologi yaitu :

a. Danau Tektonik, yaitu danau yang terbentuk oleh tenaga endogen yang bersumber dari gerakan tektonik seperti cekungan-cekungan akibat patahan dan lipatan. Contohnya: Danau Tempe, Danau Tondano dan Danau Towuti di Sulawesi.

b. Danau Vulkanik, yaitu danau bekas gunung api. Air danau berasal dari curah hujan yang tertampung pada lubang kepundan atau kaldera. Contohnya: Danau Kawah Gunung Kelud, Gunung Batur, dan Gunung Galunggung.

c. Danau Vulkano-Tektonik, yaitu danau yang terbentuk dari gabungan proses vulkanik dan tektonik. Patahan atau depresi pada bagian permukaan bumi pasca letusan. Dapur magma yang telah kosong menjadi tidak stabil sehingga terjadi pemerosotan atau patah. Cekungan akibat patahan tersebut kemudian diisi oleh air, contohnya Danau Toba di Sumatera.

d. Danau Karst (solusional), yaitu danau yang terbentuk pada daerah batu gamping yang mengalami pelarutan sehingga membentuk lahan negatif atau berada di bawah rata-rata permukaan setempat.

e. Danau Ladam (oxbow lake) terbentuk akibat proses pemotongan saluran sungai secara alami dan ditinggalkan oleh alirannya sehingga disebut juga kali mati.

f. Danau Gletser adalah danau yang terbentuk karena es mencair. Pada saat gletser mencair dan meluncur ke bawah, gletser tersebut mengikis batuan yang dilaluinya sehingga terbentuklah cekungan. Jika terisi oleh air maka terbentuklah danau.

g. Danau buatan (biasa disebut sebagai waduk atau bendungan), yaitu danau buatan manusia yang dibentuk dengan cara membendung aliran sungai. Bendungan buatan manusia lebih dikenal dengan istilah waduk,

Page 18: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

7Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

seperti: Waduk Jatiluhur, Waduk Cirata, Waduk Saguling, Bendungan Karangkates, dan Waduk Gajahmungkur.

Berdasarkan ukuran luas dan volumenya, danau/waduk dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu danau/waduk berukuran besar, medium, kecil dan sangat kecil (Tabel 1).

Tabel 1. Klasifikasi Ukuran Danau/Waduk

Klasifikasi Luas (km2) Volume (Juta m3)

Besar 10.000 – 1.000.000 10.000 – 100.000

Medium 100 – 10.000 100 – 10.000

Kecil 1 – 100 1 – 100

Sangat Kecil < 1 < 1

Sumber : ILEC, Vol9, p.33, 1999

Danau/waduk di Indonesia memiliki ukuran yang sangat bervariasi. Danau/waduk yang memiliki kategori luas medium adalah Danau Matano, Poso, Ranau, Singkarak, Tempe dan Towuti. Berdasarkan volume danau/waduk di Indonesia banyak yang memiliki kategori danau/waduk besar, yaitu Danau Maninjau, Matano, Ranau, Singkarak dan Toba. Bahkan Danau Toba memiliki memiliki luas 1.130 km2 dan volume sangat besar yaitu 240.000 juta m3, melebihi kategori danau besar dengan volume 100.000 juta m3. Danau Toba merupakan danau terluas di Indonesia dan salah satu yang terluas di dunia.

Untuk kedalaman danau/waduk belum ada ketentuannya secara spesifik, meskipun demikian Deputi Bidang Peningkatan Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup mengusulkan kategori kedalaman danau seperti tampak pada Tabel 2; yaitu sangat dangkal (<10 m), dangkal (10-50m), medium (50-100m), dalam (100-200m) dan sangat dalam (>200m). Danau/waduk paparan banjir pada umumnya termasuk dalam kategori danau/waduk sangat dangkal (Danau Limboto dan Danau Tempe). Danau/waduk yang termasuk kategori sangat

Page 19: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

8 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

dalam adalah Danau Dibawah, Danau Maninjau, Danau Matano, Danau Poso, Danau Ranau, Danau Singkarak, Danau Toba dan Danau Towuti.

Tabel 2. Luas, Kedalaman dan Volume Danau di Indonesia

No.Nama

Danau/waduk

Luas (km2)

Kedalaman maks. (m)

Volume Juta m3

Kategori Luas

Danau/waduk

Kategori Volume Danau/waduk

1 Batur 15,9 88 820 Kecil Medium

2 Bratan 3,85 22 49 Kecil Kecil

3 Buyan 3,9 87 160 Kecil Medium

4 Diatas 12,3 44 tad Kecil

5 Dibawah 11,2 309 tad Kecil

6 Kerinci 46 97 tad Kecil

7 Limboto 56 2,5 tad Kecil

8 Maninjau 97,9 169 10.400 Kecil Besar9 Matano 164,1 590 55.015 Medium Besar

10 Poso 323,2 450 tad Medium11 Ranau 125,9 229 tad Medium Besar

12 Rawa Pening 25 14 52 Kecil Kecil

13 Sentani 93,6 42 tad Kecil

14 Singkarak 107,8 268 tad Medium Besar

15 Tamblingan 1,9 90 27 Kecil

16 Tempe 350 5 tad Medium

17 Toba 1,130 529 tad MediumSangat besar

18 Tondano 50 20 tad Kecil

19 Towuti 561,1 203 tad Medium

Sumber : Badruddin M, dkk, 2007Keterangan : tad = tidak ada data.

Page 20: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

9Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

2.2. Fungsi dan Manfaat Ekosistem Danau/Waduk

Danau/waduk mempunyai fungsi penting baik secara ekologis, ekonomis, estetika, wisata alam maupun religi dan tradisi. Secara ekologis danau/waduk mempunyai fungsi dan manfaat sebagai tempat penampungan air, daerah resapan, dan habitat kehidupan liar, penahan instrusi air laut, sedangkan secara ekonomis berfungsi atau bermanfaat sebagai sumber air irigasi, perikanan dan wisata alam, transportasi dan sebagainya.

Secara umum fungsi dan manfaat ekosistem danau/waduk adalah sebagai berikut:Sumber air baku (PDAM, industri)Sumber air irigasiSumber air kebutuhan rumah tangga Tempat perikanan tangkap dan perikanan budidaya Sumber energi air untuk PLTA yang dibangun pada outlet danau/waduk Pengendali banjir, karena menyimpan air di waktu musim hujanObyek pariwisata Sumber plasma nutfah (flora dan fauna endemik) Pengendali iklim mikroSarana pendidikan dan penelitianPrasarana transportasi

2.3. Kerusakan Ekosistem Danau/Waduk

Kerusakan ekosistem danau/waduk adalah tidak atau berkurangnya fungsi ekosistem danau/waduk dalam memberikan manfaat sebagai dampak dari adanya perubahan, baik secara fisik maupun non fisik terhadap ekosistem yang ada. Perubahan fisik yang dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem danau/waduk seperti adanya pembangunan rumah hunian di bagian tanggul danau/waduk, terjadinya sedimentasi yang berdampak terhadap semakin menyusutnya luasan danau/waduk. Perubahan non fisik yang dapat berdampak terhadap kerusakan ekosistem danau/waduk seperti pembuangan limbah yang dapat mengakibatkan pencemaran perairan, dan berkurangnya populasi endemik.

Page 21: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

10 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Ada dua faktor penyebab terjadinya kerusakan ekosistem danau/waduk, yaitu: karena faktor alam dan faktor manusia. Kerusakan ekosistem karena faktor alam adalah kerusakan ekosistem danau/waduk yang disebabkan oleh adanya bencana alam yang berdampak terhadap terjadinya kerusakan ekosistem. Sedangkan kerusakan ekosistem karena faktor manusia adalah kerusakan ekosistem danau/waduk yang diakibatkan oleh dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia.

2.4 . Valuasi Ekonomi Kerusakan Ekosistem Danau/Waduk

Valuasi atau penilaian ekonomi kerusakan danau/waduk adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan menetapkan nilai ekonomi kerusakan danau/waduk. Penilaian ekonomi kerusakan danau/waduk dapat dilakukan berdasarkan nilai manfaat langsung, manfaat tidak langsung, nilai pilihan, dan nilai pewarisan dari ekosistem danau/waduk. Jadi dalam penentuan nilai (valuasi ekonomi) kerusakan sumber daya alam dan lingkungan dilakukan melalui tahapan secara ringkas, yaitu:

a. Mengidentifikasi penyebab terjadinya kerusakan; identifikasi ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kerusakan sumber daya dan lingkungan, sebagai contoh: pencemaran di waduk akibat masuknya limbah pabrik.

b. Mengidentifikasi penyebaran kerusakan; bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penyebaran pencemar, apakah pencemar hanya bersifat lokal atau pencemar dapat meluas.

c. Mengidentifikasi tingkat atau intensitas kerusakan; bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kerusakan yang terjadi apakah katergori besar, sedang dan ringan. Tingkat atau intensitas kerusakan didasarkan atas ekosistem yang diteliti, luasan, dampak terhadap manusia, dan dampak terhadap lingkungan.

d. Mengidentifikasi sumber daya dan lingkungan yang rusak; identifikasi ini nantinya berdasarkan manfaat langsung, manfaat tidak langsung, manfaat pilihan, dan manfaat pewarisan.

e. Valuasi (pemberian nilai) ekonomi. Valuasi ekonomi kerusakan ini dilakukan melalui teknik-teknik valuasi ekonomi yang telah ada. Perhitungan total nilai kerusakan sumber daya dan lingkungan terdiri dari nilai sumber daya alam dan lingkungan yang rusak; biaya restorasi untuk sumber daya alam dan lingkungan yang rusak; dan

Page 22: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

11Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

biaya yang diperlukan untuk melakukan perhitungan nilai sumber daya alam dan lingkungan yang rusak. Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan memerlukan waktu yang panjang untuk pemulihannya, mulai dari peristiwa terjadinya kerusakan hingga pulih seperti sediakala.

2.4.1 Nilai Ekonomi dan Ekologi Ekosistem Danau/Waduk

Seperti telah disebutkan di atas bahwa ekosistem danau/waduk merupakan salah satu ekosistem yang banyak memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan manusia. Manfaat tidak langsung danau/waduk antara lain sebagai penampung air, sebagai kawasan resapan air, mengurangi volume limpasan air permukaan, mengurangi banjir atau genangan. Pada kondisi tertentu, danau/waduk dapat berfungsi sebagai pembangkit listrik, pengimbuh (recharge) air pada cekungan air tanah serta penahan intrusi air asin. Berdasarkan hasil survei di Jabodetabek, fungsi danau/waduk antara lain: sebagai sumber air irigasi (44%), tandon air (reservoir) (31%), pengendali banjir (10%), perikanan (8%), wisata alam (3%), lainnya (4%) (KLH, 2007).

Page 23: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

12 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Page 24: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

13Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

BAB 3

Tahapan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Tahapan yang dilakukan dalam melakukan valuasi ekonomi fungsi sumber daya alam dan lingkungan di ekosistem danau/waduk adalah sebagai berikut:

(1)Penentuan Tujuan

1. Penentuan Tujuan Valuasi Ekonomi Danau/Waduk

Penentuan tujuan ini penting terkait dengan hasil akhir yang ingin dicapai. Tujuan ini akan mempengaruhi pemilihan danau/waduk yang akan dijadikan obyek perhitungan valuasi. Kemudian ditetapkan batas-batas kajian, baik batas ekosistem maupun batasan dan metode valuasi. Perhitungan akan dilakukan sesuai dengan tujuan umum, misalnya untuk mengetahui Nilai Ekonomi Total (NET), biaya ganti kerugian pencemaran/kerusakan, atau akuntansi sumber daya alam di ekosistem danau/waduk, atau tujuan spesifik misalnya: mengetahui nilai pawisata. Khusus untuk perhitungan NET langsung dilanjutkan ke tahapan 3a.

Page 25: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

14 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

(2)Penentuan Daerah/

Wilayah

2. Penentuan Daerah/Wilayah Danau/Waduk yang akan di Valuasi

Penentuan daerah/wilayah ini penting untuk mengetahui potensial danau/waduk, situ atau waduk yang dapat divaluasi. Selain itu, langkah ini diperlukan untuk mengenal pemangku kepentingan yang dapat memberi gambaran yang holistik (yang menyeluruh) tentang fungsi ekosistem danau/waduk terkait dengan sumber daya ekonomi masyarakat di tempat yang bersangkutan, terutama untuk mendapatkan gambaran macam manfaat nilai tanpa penggunaan, karena nilai ini sangat spesifik menurut daerah, hal ini akan mendukung tim valuasi ekonomi yang terdiri dari berbagai ahli terkait dengan ekosistem danau/waduk.

(3.a)Identifikasi Fungsi dan

Manfaat

(3.b)Identifikasi Permasalahan,

Jenis, Klasifikasi

3.a. Identifikasi Fungsi dan Manfaat Ekosistem Danau/Waduk

Untuk keperluan valuasi per lu diketahui fungsi dan manfaat yang dapat

3.b. Pengidentifikasian P e r m a s a l a h a n , Jenis, Klasifikasi, dan Sebaran SDAL di Ekosistem Danau/ Waduk

Page 26: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

15Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

4. Penentuan Metode Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/waduk

Pemilihan metode valuasi akan dipengaruhi oleh ketersediaan data. Medode yang paling mudah adalah metode yang tersedia harga pasarnya. Namun apabila tidak tersedia harga pasar, maka beberapa metode lain dapat digunakan, antara lain pendekatan biaya pengganti. Matrik identifikasi teknik valuasi yang disarankan dapat dilihat dalam Tabel 5 pada Bab 4.

dibedakan ke dalam fungsi p e n g g u n a a n e k s t ra k t i f (seperti: perikanan, air baku air minum) penggunaan n o n - e k s t ra k t i f ( s e p e r t i pariwisata), jasa lingkungan, j a s a k e a n e k a r a g a m a n hayati, dan pengaruh sosial/budaya. Kemudian perlu dikelompokkan masing-masing fungsi dan manfaat danau/waduk sebagaimana dibahas dalam Bab 4, Tabel 4. Untuk perhitungan NET dilihat fungsi dan manfaat ekosistem danau/waduk yang dapat dan penting diketahui sesuai tujuan valuasinya.

Tahapan ini diarahkan untuk mengetahui secara pasti gambaran cara menghitung kerusakan/pencemaran dan akuntansi SDAL di ekosistem danau/waduk. Untuk itu perlu diketahui fungsi dan manfaat SDAL yang terganggu atau mengalami perubahan dan menjadi fokus perhitungan yang akan dilakukan sesuai tujuan valuasinya. Untuk memudahkan identifikasi p e r m a s a l a h a n , j e n i s , klasifikasi dan sebaran SDAL di ekosistem danau/waduk digunakan matrik pendekatan sebagaimana tercantum pada Tabel 3 di Bab 4. Selain itu, hendaknya dicatat pula pemangku kepentingan yang mewakili ekosistem danau/waduk.

(4)Metode Valuasi

Page 27: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

16 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

5. Pengkuantifikasian Data Fungsi Ekosistem Danau/Waduk

Untuk keperluan valuasi diperlukan data kuantifikasi fungsi ekosistem danau/waduk sehingga dapat diketahui kuantitas seluruh NET atau volume penambahan atau pengurangan sumber daya alam dan lingkungan ataupun luas pencemaran/kerusakan di ekosistem danau/waduk yang terjadi pada suatu kurun waktu tertentu (setahun atau beberapa tahun). Dibutuhkan juga data tentang tingkat diskonto yang akan dipakai, dan kurun waktu pemulihan pencemaran/kerusakan untuk menghitung nilai kerusakan atau pencemarannya.Untuk memperoleh data yang lebih akurat tentang gambaran ekosistem danau/waduk, yang akan dikaji dapat digunakan teknik analisis spasial (penginderaan jauh dan sistem informasi geografis). Tingkat ketelitian data yang dibutuhkan tergantung pada tujuan valuasi ekonomi.

6. Penghitungan Nilai Ekonomi Ekosistem Danau/ Waduk

Pada tahap ini dilakukan valuasi masing-masing fungsi dan manfaat SDAL danau/waduk. Hasil dari tahap ini merupakan perhitungan keseluruhan nilai fungsi (NET) atau nilai pencemaran/kerusakan, atau akuntansi SDAL di ekosistem danau/waduk sesuai dengan hasil identifikasi isu/tujuan perhitungan.

(5)Kuantifikasi Data

(6)Penghitungan Nilai

Ekonomi

Page 28: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

17Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

7. Analisis Hasil Perhitungan Valuasi Ekonomi Danau/Waduk

Dalam tahap ini dilakukan kajian terhadap nilai yang didapat dari valuasi ekonomi ekosistem danau/waduk yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. Sebagai hasil kajian, sebaiknya dijabarkan juga implikasi/makna dari suatu nilai proxy yang telah dihitung. Pada hakekatnya suatu keputusan tentang ekosistem danau/waduk seyogyanya memperhatikan trade off atas dampak suatu kegiatan pada sumber daya alam tersebut dan cara meminimumkan dampak yang mengikutinya.

(7)Analisis

perhitungan

Page 29: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

18 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Page 30: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

19Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

BAB 4

Kerangka dan Prosedur Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Kerangka dan prosedur valuasi ekonomi ekosistem danau/waduk pada prinsipnya tidak berbeda dengan kerangka dan prosedur valuasi ekonomi pada ekosistem lain. Adapun yang membedakan hanyalah fungsi dan manfaat masing-masing sumber daya alam dan lingkungan yang terdapat dalam ekosistem yang bersangkutan.

Agar perhitungan Valuasi Ekonomi menghasilkan angka dengan ketepatan tinggi, sebaiknya diidentifikasi sebanyak mungkin manfaat ekosistem danau/waduk, terutama yang mempunyai nilai manfaat ekonomi strategis di lokasi studi. Nilai ekonomi yang dihitung terdiri dari fungsi ekosistem danau/waduk baik di daerah tangkapan air maupun sempadan sungai (off-site) dan nilai spesifik yang menjadi keunikan ekosistem danau/waduk yang dikaji (on site).

Prosedur dan lembar kerja serta penilaian ekonomi sumber daya alam dan lingkungan di ekosistem danau/waduk, dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Metode yang digunakan dalam menghitung nilai ekonomi ekosistem danau/waduk, tergantung pada jenis nilai yang akan dihitung (nilai guna atau use value, atau nilai nirguna atau non-use value). Untuk nilai guna sendiri dibedakan atas nilai guna langsung (direct use value) dan nilai guna tidak langsung (indirect use value).

Untuk nilai guna langsung perhitungan nilai sumber daya yang dimanfaatkan menggunakan pendekatan harga pasar (market price) untuk setiap komoditi yang diambil dari ekosistem danau/waduk yang bersangkutan. Harga pasar ini digunakan untuk mengetahui harga neto atau unit rent dari berbagai penggunaan sumber daya alam tersebut.

Page 31: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

20 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Harga neto atau unit rent didapatkan dari harga pasar dikurangi dengan biaya produksi (biaya untuk mendapatkan komoditi tersebut) dan dikurangi lagi dengan laba layak. Secara matematis penghitungan rente ekonomi dapat diformulasikan sebagai berikut:

dimana P = harga pasar AC = biaya produksi rata-rata Π = laba layak ( profit)

Laba layak atau balas jasa terhadap investasi biasanya diambil sebesar suku bunga (simpanan atau pinjaman) yang berlaku, misalnya sekitar 10% per tahun.

Adapun indikator yang dipakai dalam menentukan nilai ekonomi ekosistem danau/waduk yang digunakan secara ekstraktif adalah nilai produksi total per satuan waktu (misal tahun) untuk masing-masing produk (dalam rupiah). Data-data yang dibutuhkan dalam penghitungan, antara lain harga pasar dari masing-masing komoditi, jumlah komoditi yang diproduksi dari ekosistem danau/waduk, dan total luasnya. Selain itu dibutuhkan pula data mengenai biaya produksi atau biaya untuk mendapatkan komoditi yang ada di ekosistem danau/waduk.

Penilaian ekonomi ekosistem danau/waduk dalam penggunaannya yang bersifat non-ekstraktif, misalnya sebagai lokasi obyek wisata, dapat menggunakan metode biaya perjalanan (travel cost method) yang memperhitungkan semua biaya yang dikeluarkan dan waktu yang dikorbankan oleh wisatawan hingga sampai dan menikmati obyek wisata tersebut. Sedangkan dalam penggunaannya sebagai obyek penelitian dan sarana pendidikan digunakan teknik pendekatan biaya riel penelitian.Untuk jasa keanekaragaman hayati yang diberikan oleh ekosistem danau/waduk, yaitu antara lain sebagai daya tarik wisata, dapat digunakan pendekatan penilaian kontingensi (contingency approach) seperti kesediaan membayar (willingness to pay), oleh masyarakat untuk tetap mempertahankan keberadaan ekosistem danau/waduk beserta fungsinya.

Unit rent = (P-AC) – π

Page 32: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

21Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Manfaat sosial-budaya yang diperoleh masyarakat setempat dari keberadaan sumber daya ekosistem danau/waduk antara lain sebagai nilai warisan, yang juga dapat dinilai dengan menggunakan pendekatan penilaian kontingensi (willingness to pay). Besarnya nilai ini dinyatakan melalui kemauan membayar masyarakat untuk mempertahankan nilai sosial-budaya yang diberikan oleh keberadaan sumber daya ekosistem danau/waduk.

Tabel 3. Matrik Identifikasi Fungsi dan Manfaat Kualitatif Potensi Dampak Pembangunan terhadap Ekosistem Danau/Waduk

Jenis Kegiatan / Produk/Jasa

(1)

Tingkatan dampak

Nilai (+/-)

(2)

Penerima Dampak

(3)

TipeGuna/ tanpa guna ?

(4)

Dapatkahdikuanti-

fikasi?

(5)

Macampende-katan?

(6)Pribadi Umum

A Dampak Ekonomi

a. Penggunaan ekstraktif

IkanTangkap

Air baku

Tanaman air

Ganggang

......

Lain-lain

b.Penggunaan Tidak-ekstraktif

Sumber daya tenaga listrik atau PLTA

Pariwisata

Pendidikan

Penelitian

Page 33: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

22 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Lain-lain

B. Dampak ligkungan

Jasa lingkungan

Jasa keanekara-gaman hayati

C Dampak sosial

Dampak langsung

Dampak tidaklangsung

Keterangan:Kolom 1: Menunjuk kategori dampak yang dapat dilihat dari dampak ekonomi,

lingkungan dan sosial. Dampak ekonomi dilihat dari pengunaan ekstraktif dari eksositem danau/

waduk, seperti :perikanan, dan lain-lain. Penggunaan tidak ekstraktif, seperti: pariwisata, pendidikan dan lain-lain (selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4).

Dampak lingkungan dapat dibedakan untuk jasa lingkungan dan jasa keanekaragaman hayati (uraian masing-masing jasa dimaksud sebagaimana diuraikan pada Tabel 4).

Dampak sosial dilihat dari dampak langsung dan tidak langsung, seperti dampak terhadap kesehatan, aksesibilitas

Kolom 2: Menunjuk apakah terjadi dampak positif dan dampak negatifKolom 3: Menunjuk pada macam penerima dampakKolom 4: Menunjuk pada macam nilai: nilai guna atau nilai tanpa gunaKolom 5: Menunjuk dampak yang dapat dikuantifikasi atau yang tidak dapat

dikuantifikasi Kolom 6: Menunjuk macam pendekatan yang digunakan

Tabel 3. Matrik Identifikasi Fungsi dan Manfaat Kualitatif Potensi Dampak Pembangunan terhadap Ekosistem Danau/Waduk (lanjutan)

Page 34: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

23Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Tabel 4. Prosedur Valuasi Ekonomi untuk Ekosistem Danau/Waduk

Fungsi danManfaat

Teknik Valuasi Indikator Data yang

DibutuhkanCatatan dan

Asumsi

(1) (2) (3) (4) (5)

Penggunaan Ekstraktif

Perikanan (bilih, ikan mas, tawes, gabus, sepat siam, bungo, tambakan, nila, sidat, cocor bebek, dll..), molusca1)

Jika produk tersebut diperjualbelikan, digunakan harga neto1

Nilai Produksi total per tahun untuk masing-masing produk (rupiah)

Untuk penilaian langsung:

- Harga pasar setempat untuk masing-masing produk (rupiah/kg)

- Jumlah produk yang dihasilkan dari danau/waduk, yang dijual, dan yang digunakan oleh rumah tangga (Kg/Ha/tahun)

- Total luas areal kajian (Ha)

Untuk penilaian tidak langsung:

- Harga per unit untuk produk sejenis (rupiah/unit)

- Biaya bahan (Rp)- Waktu yang digunakan

untuk panen atau membudidayakan produk (jam/minggu)

- Upah yang setara dengan upah lokal untuk tenaga kerja (Rp/hari)

- Nilai Tukar - Tahun (tanggal saat

data dikumpulkan)

Harga pasar dapat disesuaikan dalam kaitannya dengan musim maupun perubahan harga lain

Harga pasar menunjukkan nilai yang sebenarnya dalam keseimbangan pasar persaingan sempurna

Semua eksternalitas dapat diidentifikasi dan diperhitungkan dalam harga

Gulma air

Jika produk tersebut tidak diperjual belikan, namun ada produk sejenis yang diperjualbelikan, digunakan harga neto produk sejenis tersebut.

Jika produk tidak diperjual belikan dan tidak ada produk sejenis yang diperjualbelikan, digunakan pendekatan biaya kesempatan (opportunity cost), yaitu nilai waktu yang hilang untuk mengganti produk yang hilang.

1 Harga neto = unit rent = harga pasar – biaya pengambilan/biaya produksi

Page 35: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

24 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Tabel 4. Prosedur Valuasi Ekonomi untuk Ekosistem Danau/Waduk (lanjutan)

Fungsi dan

Manfaat

Teknik Valuasi Indikator Data yang

DibutuhkanCatatan dan

Asumsi

(1) (2) (3) (4) (5)

Penggunaan Non- Ekstraktif

Pariwisata/rekreasi

Biaya Perjalanan (Travel Cost Method- TCM),

Jumlah uang dan nilai waktu yang dikeluarkan oleh para pengunjung untuk mendatangi tempat yang bersangkutan

- Data dari survei pengunjung (jumlah pengunjung dan tarif masuk ke lokasi wisata)

- Pengeluaran yang dilakukan dalam mengunjungi lokasi wisata (biaya perjalanan dan pengeluaran harian)

- Waktu yang diperlukan untuk perjalanan dari tempat asal ke lokasi wisata dan kembali lagi, beserta opportunity cost waktu yang digunakan

- Frekuensi dan lamanya kunjungan

- Jumlah hari-pengunjung (visitor-days)

- Akses ke lokasi tersedia bagi semua orang

- Kunjungan hanya memiliki satu tujuan, yaitu berwisata. Untuk kunjungan yang bersifat ganda (wisata dan lainnya), biaya perjalanan dan pengeluaran harus dibagi sesuai dengan bobot tujuan kunjungan

- Tidak ada faktor di luar biaya perjalanan yang mempengaruhi penggunaan lokasi wisata

- Harga pasar yang digunakan dalam valuasi tidak didistorsi

Pendidikan, Olah raga

Pendekatan biaya pengganti (Replacement Cost), yaitu Biaya mengajar di tempat lain

Total biaya yang diperlukan untuk memperoleh lokasi belajar pengganti yang memiliki fasilitas kurang lebih sama

- Jumlah kegiatan pendidikan per satuan waktu (misal: tahun)

- Biaya kegiatan mengajar di tempat lain sebagai pengganti

- Lokasi pengganti harus memiliki fasilitas yang sebanding dengan lokasi yang digantikan dengan aksesibilitas yang memadai

- Harga pasar yang digunakan dalam valuasi tidak didistorsi

Page 36: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

25Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Tabel 4. Prosedur Valuasi Ekonomi untuk Ekosistem Danau/Waduk (lanjutan)

Fungsi dan

Manfaat

Teknik Valuasi Indikator Data yang

DibutuhkanCatatan dan

Asumsi

Penggunaan Non- Ekstraktif

Penelitian Pendekatan biaya pengganti (Replacement Cost), yaitu Biaya-biaya yang dibutuhkan dalam penelitian, atau biaya penggunaan teknik yang lain sebagai ganti

Total biaya yang diperlukan untuk memperoleh lokasi penelitian pengganti yang memiliki fasilitas kurang lebih sama

- Jumlah kunjungan peneliti tahunan

- Biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan penelitian di lokasi lain

- Lokasi pengganti harus memiliki fasilitas yang sebanding dengan lokasi yang digantikan dengan aksesibilitas yang memadai

- Harga pasar yang digunakan dalam valuasi tidak didistorsi

PLTA Pendekatan harga yang diterima akibat kegiatan ekonomi masyarakat

Total nilai yang diterima oleh masyarakat per tahun (Rp)

- Jumlah dan jenis kegiatan ekonomi per tahun

- Harga pasar yang digunakan dalam valuasi tidak didistorsi

Jasa Lingkungan

Sumber daya Air: Reservoir air/Area tampungan air

Perubahan produktivitas: nilai produksi yang hilang di sektor pertanian, pasokan air, ikan dan penggunaan lain.

Nilai total per tahun dalam memberikan air

Seluruh eksternalitas diidentifikasi dan sudah termasuk dalam harga.

Pengendali banjir

Nilai total per tahun yang diberikan danau/waduk/situ dalam ........ (Rp)

- Luas dan produksi lahan pertanian yang terlindungi

- Jumlah dan nilai sumber air (sumur) yang terlindungi

- Harga produk dan air

- Wilayah yang terlindungi dapat diidentifikasi.

- Fungsi perlindungan dapat dimodelkan.

- Pengaruh musiman dapat diperhitungkan

Page 37: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

26 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Tabel 4. Prosedur Valuasi Ekonomi untuk Ekosistem Danau/Waduk (lanjutan)

Fungsi danManfaat

Teknik Valuasi Indikator Data yang

DibutuhkanCatatan dan

Asumsi

Jasa Lingkungan

Menahan sedimen

Biaya penggantian: Biaya yang diperlukan untuk menggantikan sedimen yang hilang jika tidak ada danau/waduk, biaya menggantikan nutrisi yang hilang,

Nilai per tahun yang diberikan danau/waduk dalam …………. (Rp)

- Beban sedimen (gr/liter)

- Volume air yang harus dipurifikasi

- Biaya pengolahan limbah

- Standard pengolahan emisi/limbah/sedimentasi menurut teknologi yang dipakai

Mengha-silkan oksigen

Biaya penggantian: Biaya menghasilkan oksigen.

Manfaat per tahun yang diberikan dalam bentuk produksi oksigen (Rp)

- Harga oksigen per ton- Tingkat penciptaan

oksigen oleh hutan di sekitar danau/waduk

- Harga oksigen yang diperjualbelikan digunakan sebagai proksi nilai oksigen yang dihasilkan danau/waduk

Tempat perkembang-biakan hewan

Nilai jual setempat berdasarkan pada kontribusi danau/waduk dalam perkembangbiakan fauna yang diperdagangkan

Manfaat per tahun yang diberikan dalam bentuk penambahan fauna

- harga produk - banyaknya

pertumbuhan stock fauna

Jasa Keanekaragaman Hayati

Keanekara-gaman hayati

Penilaian Kontingensi : Willingness to pay untuk fungsi keanekaragaman hayati

Total nilai untuk produksi masing-masing per tahun (Rp)

Untuk Penilaian Langsung:- Harga pasar untuk tiap

jenis ………. (Rp)- Jumlah …………….

yang dipanen atau dibudidayakan, dijual dan digunakan untuk ……………….

- Harga pasar dapat diterapkan untuk menghitung harga musiman atau perubahan harga lainnya

Page 38: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

27Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Tabel 4. Prosedur Valuasi Ekonomi untuk Ekosistem Danau/Waduk (lanjutan)

Fungsi danManfaat

Teknik Valuasi Indikator Data yang

DibutuhkanCatatan dan

Asumsi

Jasa Keanekaragaman Hayati

Untuk penilaian tidak langsung:

- Harga pengganti untuk produk-produk sejenis (Rp)

- Biaya bahan (Rp)- Upah yang setara

dengan upah lokal untuk tenaga kerja (Rp/hari)

- Waktu yang digunakan untuk panen atau membudidayakan produk (jam/minggu)

- Upah yang setara dengan upah lokal untuk tenaga kerja (Rp/hari)

- Harga pasar mencerminkan harga pasar sesungguhnya dalam keseimbangan pasar yang kompetitif (harga tidak didistorsi)

- Seluruh eksternalitas diidentifikasi dan sudah termasuk dalam harga.

Manfaat Sosial / Budaya

Aktivitas spiritual/keagamaan

Penilaian Kontingensi : Willingness to pay untuk sosial/budaya/keindahan

Nilai sosial /budaya/warisan dari suatu danau/waduk yang dinyatakan dengan kemauan untuk membayar oleh penduduk sekitar danau/waduk

Hasil survei/teknik lelang/ pilihan yang tersedia

Responden:- memahami dan

dapat memberi makna pilihan yang tersedia pada kuestioner.

- jujur dalam menjawab.

- Mempunyai informasi yang cukup atas pilihan yang ada

- Jumlah cukup mewakili pengguna danau/waduk

- Bebas dari pengaruh- Tidak ada strategi/

pengaruh yang bias

Page 39: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

28 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Tabel 5. Penilaian Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Penggunaan

Nilai Penggunaan Nilai Tanpa-Penggunaan Tehnik Yang Disaran-

kanLang-sung

Tidak Lang-sung

Pilih-an Quasi Warisan Kebe-

radaan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Ekstraktif

Perikanan*) x - - - - -

Harga Pasar jika produk tersebut diperjual belikan,harga proksi (menggunakan harga produk sejenis) jika tidak diperjualbelikan

Gulma air:

Pelepah enceng gondok (Eichornia crassipes)

X - - - - -Harga Pasar, sebagai bahan baku kerajinan

Sempadan:

Pertanian pasang surut; sayur mayur

X - - - - -Harga Pasar produk pertanian yang dihasilkan

Pertambangan:galian C X - - - - - Harga Pasar produk

yang dihasilkan

Perkebunan X - - - - - Harga Pasar produk yang dihasilkan

Penggunaan Tidak Ekstraktif

Pariwisata/rekreasi X - - - - - Travel Cost Method

Pendidikan, olah raga X - - - - - Biaya Pengganti

Penelitian X - - - - - Biaya Pengganti

PLTA X - - - - - Nilai Energi Listrik

Page 40: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

29Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Tabel 5. Penilaian Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk (lanjutan)

Jasa Lingkungan

Area tampungan air - x - - - - Harga Pasar

Pengendali banjir - x - - - - Biaya Pengganti dam

Pencegah Banjir

Pemeliharaan ikan dengan karamba

- x - - - - Harga Pasar

Prasarana transportasi - x - - - - Harga Pasar

Pemelihara iklim mikro - x - - - - Biaya Pengganti

Tempat perkembang biakan hewan : Perairan**): Sempadan***)

x - - - - - Nilai simulasi survei

x - - - - - Nilai simulasi survei

Jasa Keanekaragaman Hayati

Tanaman endemik - - - - x Nilai simulasi survei

Lainnya - - - - x x Nilai simulasi survei

Manfaat Sosial / Budaya

Aktivitas spiritual /keagamaan

- - - - - x Nilai simulasi survei

Lainnya - - - - - x Nilai simulasi survei

Lainnya - - - - - x Nilai simulasi survei

Lainnya - - - - - x Nilai simulasi survei

Keterangan:1) Masing-masing jenis ikan yang terdapat dalam ekosistem danau/waduk yang sedang divaluasi

dihitung sendiri-sendiri.*) Contoh: bilih, ikan mas, tawes, gabus, sepat siam, bungo, tambakan, nila, sidat, cocor bebek,

dll.., molusca 1)**) Contoh: reptile, buaya kodok, ikan arwana (Scleropages formosus), ikan ulang uli (Botia

macranthus),***) Contoh: kera hitam, babi rusa, anoa

Page 41: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

30 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Page 42: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

31Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

BAB 5

Contoh Penghitungan

Valuasi ekonomi untuk ekosistem danau/waduk masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, untuk memberi gambaran aplikasi valuasi ekonomi dalam panduan ini disajikan contoh perhitungan valuasi ekonomi berdasarkan hasil penelitian dan observasi lapangan. Untuk data yang tidak tersedia digunakan data berdasarkan masukan dari pendapat para ahli.

5.1 Kegiatan Penelitian

5.1.1 Obyek dan lokasi penelitianDanau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Danau Toba merupakan danau yang luas yang mencakup 7 (tujuh) kabupaten. Salah salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Simalungun.

5.1.2 PelaksanaanWawancara dilakukan terhadap pimpinan dan staf Bapedalda, Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan Sungai dan Danau di Kabupaten Simalungun; serta masyarakat lokal, seperti pengusaha kapal, awak kapal, pembudidaya karamba, penjual ikan, serta pedagang/pengepul ikan. Data sekunder diperoleh dari berbagai laporan dinas termasuk Simalungun Dalam Angka yang diterbitkan oleh BAPPEDA dan BPS Kabupaten Simalungun.

5.1.3 Ruang lingkupValuasi ekonomi Danau Toba dibatasi pada penggunaan atau pemanfaatan danau di Kabupaten Simalungun tanpa mempertimbangkan siapa atau dari

Page 43: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

32 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

mana orang yang memanfaatkannya.1 Demikian pula valuasi dibatasi hanya untuk ekosistem aquatik (perairan) Danau Toba.

5.1.4 MetodologiSeperti telah diuraikan di bab-bab sebelumnya nilai ekonomi total (NET) Danau Toba akan dibedakan menjadi nilai guna langsung yang diperoleh dari perhitungan nilai ekonomi produk-produk yang diekstraksi (diambil) dari danau dan nilai guna tidak langsung bagi jasa yang dimanfaatkan oleh masyarakat.

Sesungguhnya nilai ekonomi total sebuah danau dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai ekonominya untuk setiap daerah (kabupaten/kota) yang memanfaatkan dan menerima manfaat dari danau tersebut, tetapi harus dihindari adanya penghitungan ganda (double counting). Contohnya, jangan sampai nilai ekonomi danau sebagai sumber air untuk pembangkit listrik dihitung di Kabupaten Simalungun, karena PLTA di air terjun Sigura-gura adanya di Kabupaten Asahan dan air Sungai Asahan yang mengalirkan air terjun Sigura-gura yang menjadi penggerak turbin PLTA Asahan.

5.2 Fungsi dan Manfaat Danau Toba

Dari data sekunder dan pengamatan langsung di lapangan serta diskusi dengan berbagai pihak, Danau Toba telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air untuk irigasi pertanian, sumber air minum, tempat menangkap ikan, tempat budidaya ikan, obyek pariwisata, dan bagian dari prasarana transportasi danau.

Dari hasil survei-cepat di lapangan tidak semua fungsi atau manfaat danau pada umumnya berlaku di Kabupaten Simalungun.

1 Hal ini sejalan dengan konsep Produk Domestik Bruto (PDB). Yang dimaksud dengan domestik adalah penggunaan atau hasil yang diperoleh di lokasi studi. Misalnya PDB Indonesia adalah produksi yang dihasilkan di Indonesia, tidak memperhatikan siapa atau kebangsaan apa yang menghasilkannya. Misalnya untuk produksi ikan adalah ikan yang dihasilkan di Kabupaten Sima-lungun, tidak memperhatikan yang memiliki orang Jakarta, atau orang Medan.

Page 44: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

33Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

5.2.1 Air Danau Toba sebagai sumber air irigasi pertanianDaerah Simalungun sebagian besar terletak di bagian atas Danau Toba, sehingga persawahan di kabupaten tersebut tidak memanfaatkan Danau Toba sebagai sumber pengairan. Banyak sungai-sungai kecil yang justru menjadi pemasok air untuk pengairan sawah dan kegiatan pertanian lainnya, sedang sisanya mengalir ke Danau Toba. Oleh karena itu manfaat Danau Toba sebagai sumber air irigasi di Kabupaten Simalungun tidak dihitung nilai ekonominya.

5.2.2 Air Danau Toba sebagai sumber air baku air minumAir minum di Kabupaten Simalungun dikelola oleh 3 (tiga) PDAM, yaitu PDAM Tirta Lihou, PDAM Tirta Uli, dan PDAM Tirta Nadi. Air baku yang dikelola dan disalurkan kepada para pemakai air minum tidak berasal dari Danau Toba tetapi dari air sungai dan air tanah. Oleh karena itu, nilai ekonomi untuk air Danau Toba sebagai air baku air minum di Kabupaten Simalungun adalah sebesar (0) nol.

5.2.3 Air Danau Toba sebagai habitat ikan tangkapIkan hidup di dalam air; karena itu Danau Toba dengan volume airnya yang sangat berlimpah dan wilayah pengairan danau yang luas sangat besar manfaatnya untuk kehidupan ikan. Ingat dalam valuasi ekonomi Danau Toba dalam kaitannya dengan perikanan, sebenarnya yang dinilai bukan ikan yang dihasilkannya, tetapi jasa Danau Toba sebagai habitatnya sehingga ikan dapat tumbuh dan berkembang sampai dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Karena belum tergambar berapa nilai jasa Danau Toba sebagai habitat ikan dan memberikan kehidupan bagi ikan, maka metode valuasi yang digunakan adalah metode atau pendekatan produksi. Seperti tampak pada Tabel 6.

Harga jual ikan diperoleh dari hasil wawancara dan di cek dengan data harga ikan yang diterbitkan oleh BAPPEDA dala Simanlungun Dalam Angka, 2009, yaitu rata-rata Rp 7.000 per Kg pada tahun 2007. Biaya total perikanan tangkap dibedakan menjadi biaya langsug dan biaya tidak langsung. Yang dimaksud dengan biaya langsung adalah biaya-biaya yang langsung berhubungan

Page 45: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

34 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

dengan biaya produksi perikanan tangkap seperti biaya untuk bahan bakar; sewa kail, jala, umpan, dan perahu; serta upah tenaga awak kapal penangkap ikan. Data biaya langsung diperoleh dari hasil wawancara dengan nelayan atau buruh penangkap ikan. Nilai biaya langsung ini ditemukan sebesar Rp 2.600.000/ton.

Tabel 6. Perhitungan Nilai Ekonomi Ikan Tangkap di Danau Toba

No. Keterangan

Harga per

Unit

(Rp/Ton)

Nilai Total Per

Unit

(Rp/ton)

1. Harga jual 7.000.000

2. Biaya total perikanan tangkap 7.000.000

3. Biaya langsung perikanan tangkap (4+5) 2.990.000

4.

Biaya penangkapan (langsung): 2.600.000

• Bahan bakar 100.000

• Sewa sampan, kail, jala, umpan 1.000.000

• Upah tenaga 1.500.000

5. Keuntungan usaha (15% * biaya tangkap) 390.000

6. Biaya tak langsung (jasa danau yang harus diperhitungkan): 4.010.000

• Nilai pakan alami & nutrisi lainnya* 2.000.000

• Nilai air 2.010.000

*) dihitung berdasarkan pendekatan penggunaan pakan buatan pada budidaya karamba

Dengan asumsi bahwa laba atau keuntungan hasil penangkapan ikan yang layak diterima oleh penangkap ikan sama dengan biaya bunga bank (15% dari total biaya penangkapan sebagai modal usaha) dan juga diasumsikan sebagai bagian dari biaya langsung (Rp 390.000/ton), maka total biaya langsung penangkapan ikan dapat diperoleh yaitu sebesar Rp 2.990.000/ ton ikan.

Page 46: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

35Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Kemudian akan dicari nilai jasa Danau Toba sebagai kontribusi pada perikanan tangkap. Caranya adalah dengan mengurangkan seluruh biaya langsung penangkapan ikan yang termasuk laba layak pengusaha atau nelayan (Rp 2.990.000/ ton) dari nilai total hasil penjualan ikan yang ditangkap (Rp 7.000.000/ton) atau sama dengan Rp 4.010.000. Jadi perkiraan nilai ekonomi total dari konstribusi Danau Toba untuk produksi ikan tangkap rata-rata sebesar Rp 4.010.000/ton.

Nilai jasa lingkungan Danau Toba untuk perikanan tangkap sebesar Rp 4.010.000/ton dapat dirinci menjadi dua bagian yaitu nilai ekonomi pakan dan nutrisi lainnya sebesar Rp 2.000.000/ton. Nilai ini diasumsikan sama dengan kalau seseorang mengusahakan ikan budidaya dengan karamba yang harus mengeluarkan biaya untuk pakan ikan sebesar Rp 2.000.000/ton ikan). Jasa danau toba lainnya adalah nilai air yang dimanfaatkan untuk kehidupan ikan diperoleh dengan mengurangkan nilai pakan dan nutrisi lainnya dari nilai jasa lingkungan Danau Toba untuk kehidupan ikan tangkap yaitu sebesar (Rp 4.010.000/ton - Rp 2.000.000/ton = Rp 2.010.000/ton. Selanjutnya dengan produksi ikan tangkap yang tercatat di Dinas Perikanan Kabupaten Simalungun sebanyak 154,60 ton pada tahun 2007, nilai ekonomi total Danau Toba sebagai penghasil produk ekstraktif ikan tangkap sebesar 154,6 x Rp 4.010.000 = Rp 619.946.000 atau hampir mencapai Rp 0,62 miliar/tahun.

5.2.4 Air Danau Toba sebagai wadah (media) budidaya ikan (karamba)Untuk perikanan budidaya (jaring apung atau karamba), metode perhitungannya tidak jauh berbeda dengan perhitungan pada fungsi Danau Toba sebagai wadah atau habitat dari ikan tangkap. Secara rinci perhitungan hasil usaha dan nilai ekonomi jasa lingkungan Danau Toba disajikan pada Tabel 7.Bedanya terletak pada pemberian pakan untuk ikan yang dibudidaya dan penyediaan jaring atau karamba sebagai tempat mengurung ikan supaya tidak meninggalkan tempat.

Page 47: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

36 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Dalam perhitungan ini diasumsikan harga ikan per ton hasil produksi karamba sama dengan harga ikan tangkap Rp 7000/Kg atau Rp 7.000.000/ton. Adapun biaya produksi langsung dapat dirinci sebagai: penyusutan jaring dan kerangka karamba, bahan bakar/listrik, pakan, dan upah tenaga kerja, dan laba layak pengusaha, yang keseluruhannya berjumlah Rp 4.657.500/ton ikan. Dengan demikian maka dapat diperoleh nilai konstribusi Danau Toba dalam memberikan jasa lingkungan danau sebesar 7.000.000/ton - Rp 4.657.500/ton = Rp2.342.500/ton ikan. Kemudian nilai ekonomi jasa lingkungan ini dapat dirinci menjadi nilai nutrisi lainnya yang diberikan Danau Toba sebesar Rp2.342.500/ton - Rp 2.010.000 = Rp 332.500 / ton ikan.

Tabel 7. Perhitungan Nilai Ekonomi Ikan Budidaya (Karamba) di Danau Toba

No. KeteranganHarga per

Unit(Rp/Ton)

Nilai Total Per Unit(Rp/Ton)

1. Harga jual 7.000.000

2. Biaya total perikanan jaring apung 7.000.000

3. Biaya langsung jaring apung 4.657.500

4.

Biaya pemeliharaan ikan di jaring karamba) 4.050.000Penyusutan jaring & kerangka karamba 500.000Bahan bakar/listrik 50.000 Pakan 2.000.000Upah tenaga 1.500.000

5. Keuntungan usaha (15% * biaya langsung) 607.500

6.

Biaya tak langsung (jasa danau yang harus diperhitungkan): 2. 342.500

Nilai nutrisi lainnya 332.500

Nilai air danau Toba 2.010.000

7. LABA NORMAL 0 (Nihil)

Page 48: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

37Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Catatan: o Produksi 20 ton per tahun, karena panen 3 tahuno Biaya investasi jaring apung Rp 25.000.000 untuk 10 ton ikan/tahun, umur pakai

selama 5 tahuno Nilai nutrisi lainnya didapat dari biaya tidak langsung dikurangi nilai air (seperti pada

perikanan tangkap)

Jadi nilai ekonomi Danau Toba sebagai wadah budidaya perikanan jaring apung adalah Rp 2.342.500 per ton ikan. Kalau pada tahun 2007 diketahui jumlah produksi ikan jaring apung sebanyak 1.636 ton, maka nilai ekonomi total danau toba sebagai wadah budidaya jaring apung mencapai 1.636 x Rp 2. 342.500 = Rp 3.832.330.000 atau lebih dari Rp 3,8 miliar/tahun.

5.2.5 Danau Toba sebagai obyek rekreasi dan pariwisataDi samping Danau Toba dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan di atas, Danau Toba juga digunakan sebagai tempat kegiatan pariwisata dan rekreasi langsung seperti untuk lomba dayung dan berbagai atraksi pada saat perayaan nasional setiap tanggal 17 Agustus. Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata mengeluarkan biaya perayaan tersebut. Nilai anggaran Pemerintah Daerah ini dapat dianggap sebagai nilai sewa terhadap jasa lingkungan danau beserta air dan pemandangan alam serta iklimnya. Nilai anggaran tersebut mencapai sekitar Rp 380.000.000/tahun pada tahun 2007 (Laporan Dinas Pariwisata, Kabupaten Simalungun, 2007).

Banyak wisatawan yang datang ke Danau Toba untuk menyaksikan keindahanan pemandangan danau dan sekitarnya serta ingin datang untuk menyaksikan secara langsung seperti apa sesungguhnya Danau Toba itu. Dalam hal ini pendekatan yang dapat dipakai adalah pendekatan yang sudah umum dipakai untuk menilai tempat wisata atau taman nasional, yaitu dengan pendekatan biaya perjalanan (travel cost method). Hal yang penting dalam pendekatan biaya perjalanan ini adalah:

• Biaya perjalanan dari kota asal sampai di kota tujuan (Danau Toba)• Lamanya waktu dalam menempuh perjalanan• Pengeluaran makan dalam perjalanan• Lamanya tinggal di tempat tujuan (Danau Toba), • Pengeluaran untuk hotel, makan-minum, dan rekreasi lainnya.

Page 49: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

38 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Data perjalanan dari Medan ke Danau Toba yang memakan waktu 5 jam perjalanan karena lalu lintas sudah semakin padat dibanding dengan 10 tahun yang lalu. Diperkirakan biaya kesempatan (opportunity costs) sebesar Rp 250.000/jam. Biaya sewa taksi Rp 700.000 per hari dan ditumpangi oleh 4 orang dan 1 orang sopir. Pengeluaran untuk bahan bakar Rp 300.000,- per hari. Keperluan makan di perjalanan Rp 500.000. Kemudian bermalam dan tinggal di Hotel selama 2 hari dengan biaya sewa hotel Rp 320.000 per malam untuk 2 orang per kamar. Selama di kawasan Danau Toba pengunjung tidak melakukan kegiatan rekreasi, tetapi hanya menikmati pemandangan alam, sehingga pengeluaran yang terjadi hanya pengeluaran untuk makan siang dan makan malam, karena makan pagi sudah disediakan oleh hotel. Perhitungan nilai ekonomi total tempat wisata alam sebagai berikut (Lihat Tabel 8).

Karena tidak ada data mengenai jumlah pengunjung. maka digunakan perkiraan atas dasar jumlah hotel dan jumlah kamar serta jumlah tempat tidur yang ada di Kabupaten Simalungun yang jumlahnya sebanyak 50 hotel dengan 1303 kamar dan berisi 2.273 tempat tidur. Dari wawancara dengan beberapa pemilik hotel diperkirakan occupancy rate hotel dan penginapan sebesar 60% pada tahun 2007.

Tabel 8. Perhitungan Nilai Ekonomi Danau Toba sebagai Obyek Wisata di Kabupaten Simalungun.

No. KeteranganDari luar Wilayah Kabupaten (Rp/

orang)

Dari dalamWilayah Kabupaten

(Rp/orang)

1)Nilai Ekonomi Total Danau Toba sbg taman wisata alam

3.690.000 1.765.000

2) Biaya perjalanan dari tempat asal ke Danau Toba 3.000.000 1.075.000

a Biaya transport (pp) 250.000 75.000

Page 50: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

39Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

No. KeteranganDari luar Wilayah Kabupaten (Rp/

orang)

Dari dalamWilayah Kabupaten

(Rp/orang)

b Biaya makan (pp) 250.000 250.000

c Time cost: 10 jam (pp) 2.500.000 750.000

3) Pengeluaran selama di Danau Toba 690.000 690.000

a Tranport lokal 250.000 250.000

b Hotel 240.000 240.000

c Pengeluaran konsumsi 200.000 200.000

Sumber: Hasil perhitungan

Di samping itu diperkirakan pula pengunjung dari Medan ke Danau Toba hanya sebanyak 20% dari total pengunjung pada tahun 2007 dan sisanya 80% pengunjung berasal dari sekitar kabupaten terdekat sehingga biaya perjalanan lebih murah yang diperkirakan hanya setinggi 30% biaya perjalanan dari Medan. Atas dasar data dan informasi tersebut dapat dihitung nilai ekonomi Danau Toba sebagai obyek wisata alam untuk Kabupaten Simalungun sebesar:

- 20% x (60% x 2.273) x Rp 3.690.000 = Rp 1.006.484.400 (untuk pengunjung dari Medan) ditambah dengan

- 80% x (60% x 2.273) x (Rp 1.765.000) = Rp 1.925.685.600 (untuk pengunjung dari sekitar Kabupaten Simalungun); sehingga nilai total Danau Toba sebagai lokasi wisata adalah sebesar Rp 1.006.484.400 + Rp 1.925.685.600 =

Rp 2.932.170.000/tahun.Jadi nilai ekonomi Danau Toba sebagai obyek wisata alam untuk Kabupaten Simalungun pada tahun 2007 mencapai Rp 2.932.170.000/tahun, pada tahun 2007. Jika diperhitungkan pula nilai rekreasi di Danau Toba sebesar Rp 380.000.000/tahun, maka nilai Danau Toba sebagai tempat wisata dan rekreasi sebesar Rp 3.312.170.000/tahun, atau Rp 3.31 miliar/tahun.

Tabel 8. Perhitungan Nilai Ekonomi Danau Toba sebagai Obyek Wisata di Kabupaten Simalungun (lanjutan).

Page 51: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

40 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

5.2.6 Danau Toba sebagai prasarana transportasi danauDanau Toba banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bepergian dari satu kota/desa ke kota/desa lain dengan menggunakan angkutan kapal melalui perairan Danau Toba. Untuk menghitung nilai ekonomi total Danau Toba sebagai prasarana transportasi digunakan pendekatan berapa kapal dan berapa kali setiap kapal yang melintasi Danau Toba dalam satu tahun. Untuk kapal angkutan penumpang diperlukan data jumlah penumpang dan tarif angkutan per penumpang. Demikian pula untuk barang-barang yang diangkut oleh kapal-kapal tersebut. Kapal penumpang ada yang menggunakan tarif angkutan per perjalanan atau trayek perjalanan tetapi ada pula yang menggunakan sistem sewa khususnya untuk penumpang /pengunjung wisatawan.

a) Kapal penumpang umumKapal penumpang umum berperan sebagai sarana penghubung transportasi dari kota Prapat ke Tomok singgah di beberapa kota lain. Data mengenai kapal angkutan umum tertera di bawah ini.

Data angkutan kapal penumpang umumJenis Kapal : Kapal KayuHarga Kapal : Rp 150.000.000,-/ kapalKapasitas barang : 25 tonKapasitas orang : 60 orangRata-rata : 4 rit/hariBahan Bakar (solar + oli) yang dibutuhkan : 30 lt/ritBiaya karcis : Rp. 20.000,-/orang

Biaya PerawatanPerawatan rutin (Pengecatan, dempul, seng plat) : Rp 1.000.000,-/tahunPergantian gerbok : Rp 3 jt s/d 8 jt / 7 tahun

Pemilik kapal kebanyakan dari orang-orang Pulau Samosir

Page 52: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

41Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Atas dasar data yang ada dapat dihitung nilai ekonomi jasa Danau Toba untuk sektor transportasi seperti pada Tabel 6. Setelah dilakukan perhitungan ditemukan bahwa nilai ekonomi jasa Danau Toba dalam mendukung kegiatan transportasi kapal penumpang adalah Rp 456.273.715/kapal/tahun. Sehingga jika ada 4 kapal yang dioperasikan sebagai kapal penumpang di perairan Danau Toba yang termasuk wilayah Kabupaten Simalungun, maka nilai jasa Danau Toba secara total untuk kapal angkutan penumpang mencapai 4 x Rp 456.273.715 = Rp 1.825.094.860.

Perlu dicatat bahwa data yang tersedia khusus untuk kapal angkutan umum ternyata tidak mencukupi untuk menghitung nilai-nilai ekonomi total jasa Danau Toba. Untuk mengatasi kekurangan data digunakan berbagai informasi yang ada seperti data yang ditemukan dalam perhitungan kapal sewaan untuk usaha budidaya perikanan maupn bagi para wisatawan. Jadi data dari sumber lain boleh juga digunakan; dan hasilnya seperti yang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Perhitungan Nilai Ekonomi Usaha Angkutan Kapal Umum di Danau Toba

No. Keterangan Nilai per unit(Rp/tahun)

Nilai total(Rp)

1.

Penerimaan;- Hari biasa 300 hari @4 rit: 4 x .75 x 60 x Rp 20.000 x 300- Hari libur 50 Hari : 4 x 60 x Rp 20.000 x 50 .........(hari besar & libur sekolah)Total penerimaan

1.080.000.000240.000.000

1.320.000.000

2.

Biaya operasional (langsung): 785,205,714 -

Penyusutan kapal harga Rp 150.000.000, umur teknis 20 thn 7.500.000 -

Bahan bakar (solar) (60 liter/rit): 60 x 1400 rit x Rp 6.000 504.000.000 -

Upah awak kapal (2-3 orang): 20% dari penerimaan 264.000.000 -

Page 53: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

42 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

No. Keterangan Nilai per unit(Rp/tahun)

Nilai total(Rp)

Perawatan: - rutin Rp 1.000.000/tahun 1.000.000 -

Perawatan: - oli Rp 300.000/bulan x 12 bulan 3.600.000 -

Perawatan: - ganti gebok : Rp. 3 jt s/d 8 jt / 7 tahun 785.714 -

Pungutan parkir : 1.400 x Rp 3000 4.200.000 -

Retribusi ke Dinas perhubungan Rp 10.000/bulan 120.000 -

3.Biaya tak langsung (jasa danau): total penerimaan – biaya operasional langsung – laba layak*)

456.273.715

4. Biaya total (langsung & tidak langsung) 1.241.479.429

5. Keuntungan usaha layak: 10% x Rp 434,755,714 78,520,571

Catatan: *) Nilai laba layak harus dihitung terlebih dahulu seperti yang tampak pada baris ke 5. Hasilnya digunakan bersama dengan nilai biaya operasional langsung untuk mengurangi nilai total penerimaan, sehingga diperoleh nilai biaya tak langsung yaitu jasa Danau Toba yang dimanfaatkan dimanfaatkan dalam kegiatan transportasi untuk penumpang umum.

b) Kapal Sewaan Disewa oleh PT. AQUA FARMDi samping kapal angkutan umum ada juga kapal yang disewa oleh perusahaan budidaya ikan. Yang dominan dalam usaha ini adalah PT. Aqua Farm. Data persewaan kapal oleh PT. Aqua Farm tampak seperti dalam kotak di bawah ini. Namun dalam buku Pedoman ini tidak dipaparkan perhitungan nilai ekonomi total jasa Danau Toba untuk kegiatan persewaan kapal bagi usaha perikanan. Para pemakai buku ini diharapkan dapat mencoba sendiri dengan metode yang sama dengan yang telah dibuat pada perhitungan nilai jasa Danau Toba untuk angkutan kapal penumpang.

Tabel 9. Perhitungan Nilai Ekonomi Usaha Angkutan Kapal Umum di Danau Toba (lanjutan)

Page 54: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

43Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Kapal disewa rutin oleh PT. Aqua Farm:Jenis kapal: Kapal kayuMuatan : Pelet Tujuan : Keramba Rata-rata rit : 4 rit/mingguOngkos : Rp. 27,-/Kg (Rp. 27,-/Ton)Rata-rata mengangkut : 18 – 25 ton/rit/sekali jalanKapasitas barang : 25 ton atau 60 orangRata-rata 4 rit/hariBahan Bakar (Solar + oli) yang dibutuhkan 30 lt/ritBiaya karcis Rp. 20.000,-/orangBiaya PerawatanPerawatan rutin (Pengecatan, dempul, seng plat) : Rp. 1.000.000,-/ tahunPergantian gerbok: Rp. 3 jt s/d 8 jt / 7 tahunPemilik kapal kebanyakan dari orang-orang Pulau Samosir

c) Kapal wisatawan charterDisamping kedua kegiatan penggunaan kapal sebagai alat transportasi di Danau Toba seperti diuraikan di atas, masih ada lagi kapal yang diusahakan dengan sistem charter, khususnya untuk wisatawan. Data yang dapat dikumpulkan untuk kapal wisata ini seperti dipaparkan sebagai berikut:

Jenis Kapal : Kapal KayuHarga Kapal : Rp. 150.000.000,-/kapalKapasitas penumpang : 60 orang.Jumlah awak kapal : 2 orangKapal wisata tujuan : Parapat, Tomok, Ambarita dan Batu GantungJumlah kapal wisata : pemilik swasta/perorangan

Page 55: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

44 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Seperti halnya dengan nilai ekonomi jasa Danau Toba untuk angkutan kapal charter, perhitungan nilai ekonomi untuk kapal wisata tidak diberikan hasil perhitungannya dalam buku i. Para pembaca dapat melakukan perhitungan sendiri dengan metode yang relatif sama.

Sebagai rangkuman dari bab ini harus ditunjukkan berapa sesungguhnya nilai jasa Danau Toba untuk berbagai jenis penggunaan. Dalam buku pedoman

Harga sewa : Rp. 800.000,-/5 jam/kapalHarga perorangan : Rp. 20.000,-/orangJarak waktu tempuh ke Parapat dan Batu Gantung 2 jamJarak waktu tempuh ke Tomok - Ambarita : 2 jam + 1 jam jalan daratPada hari-hari biasa kapal wisata hanya 1rit x/hari, untuk hari besar (lebaran dan natal) rata-rata 2-3 rit/hari.

Kebutuhan Bahan Bakar :- Ke Parapat : 35 lt solar- Ke Batu Gantung : 25 lt solarGaji UpahKrue kapal wisata (2 0rang): 20% dari total pendapatanKomisi Agen: 10% dari total pendapatanRetribusiRetribusi ke Dinas Perhubungan : Rp. 10.000,-/bulan (sejak tahun 2001)Parkir ke Dinas Perhubungan : Rp. 3.000,-/sandar (hanya di Pulau Samosir)

Biaya PerawatanPerawatan rutin (Pengecatan, dempul, seng plat) : Rp. 1.000.000,-/ tahunPergantian gerbok : Rp. 3 jt s/d 8 jt / 7 tahun.

Page 56: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

45Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

ini belum semua jenis penggunaan atau aktivitas sudah diberikan contoh penghitungannya. Dengan mengidentifikasi secara lebih cermat akan dapat diperoleh macam penggunaan yang sebenarnya. Atas dasar perhitungan yang dilakukan dalam contoh perhitungan yang telah diuraikan di atas dapat diperoleh nilai ekonomi total (NET) jasa Danau Toba pada Kabupaten Simalungun seperti pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai Ekonomi Total Danau Toba untuk Kabupaten Simalungun

No. Jenis Penggunaan Rp/Unit/tahun

Produksi/tahun

Nilai jasa danau

(Rp/Unit)

Total nilai jasa danau

(Rp/tahun)

1 Sumber air irigasi pertanian M3 0 0 0

2 Sumber air baku air minum M3 0 0 0

3 Habitat perikanan tangkap Ton 154,60 4.010.000 619,946,000

4 Habitat perikanan budidaya Ton 1.636,00 2.342.500 3,832,330,000

5 Pariwisata (turist luar kabupaten) Orang 273 3.690.000 1,007,370,000

6 Pariwisata (turist dlm kabupaten) Orang 1.091 1.765.000 1,925,615,000

7 Wadah rekreasi air 1 kali 1 kali 50.000.000 50,000,000

8 Jasa transportasi kapal penumpang Kapal 4 456.273.715 1,825,094,860

9 Jasa transportasi u/ kapal karamba Kapal tad tad tad

10 Jasa transportasi u/ kapal wisata Kapal tad tad tad

Total Nilai Ekonomi Danau Toba

- - - 9,260,355,860

Sumber: Tabel 6 - 9

Page 57: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

46 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Secara keseluruhan Nilai Ekonomi Total Danau Toba berdasarkan hasil perhitungan atas dasar data yang ada mencapai Rp 9.260.355.860 atau lebih dari Rp 9,26 miliar/ tahun pada tahun 2007. Angka ini akan menjadi lebih besar lagi bila data yang dibutuhkan dapat diperoleh dan semakin lengkap diketahui fungsi atau penggunaan jasa dari Danau Toba pada tahun 2007.

Metode valuasi ekonomi ini dapat diaplikasikan pada danau-danau lainnya yang mungkn sekali memiliki jenis penggunaan atau fungsi yang berbeda dengan yang ada di Danau Toba dan untuk Kabupaten Simalungun.

Page 58: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

47Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

BAB 6

Implikasi Kebijakan

Pelaksanaan valuasi ekonomi bermanfaat dalam penyediaan data dan informasi guna mendukung suatu pengambilan keputusan, yang kemudian akan ditetapkan menjadi kebijakan. Bayangkan suatu kasus hipotetis yang menyebabkan seorang pengambil keputusan harus memutuskan atas proyek pembangunan wisata danau di wilayahnya. Untuk keperluan proyek tersebut harus dilakukan pembukaan lahan seluas 3000 m2. Kepada pengambil keputusan disajikan laporan yang memuat dampak positif dan negatif dari proyek tersebut.

Dampak positif dari proyek tersebut adalah sebagai berikut:i. potensi penerimaan daerah (terutama dari retribusi) sebesar Rp. 500

juta/tahun.ii. peluang kerja bagi masyarakat sebanyak 50 orang dengan nilai Rp. 900

juta/tahun.iii. dampak ekonomi tidak langsung (seperti industri cendera mata.

jajanan. dll.) senilai Rp. 3.5 miliar/tahun.

Selain dampak positif, disajikan pula dalam laporan tersebut dampak negatif yang mungkin ditimbulkan berupa:

i. erosi (bahkan mungkin longsor)ii. sedimentasi

iii. kehilangan daerah pemijahan ikaniv. penurunan tangkapan ikan (yang berdampak terhadap penurunan

penghasilan nelayan)

Dengan gambaran dampak positif dan negatif seperti di atas, maka pengambil keputusan kemungkinan besar akan menyetujui proyek tersebut.

Page 59: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

48 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Hal ini mudah dijelaskan karena pengambil keputusan melihat dampak positif memiliki nilai yang nyata dan relatif besar. Sementara dampak negatif hanya berupa pernyataan kualitatif yang sulit dibayangkan wujud fisiknya. Sekarang, bayangkan kalau dampak negatif tersebut disajikan dalam bentuk hasil valuasi sebagai berikut:

i. erosi yang ditimbulkan menimbulkan kerugian setara Rp. 2 miliar.ii. sedimentasi mengakibatkan kerugian senilai Rp. 4 miliar.

iii. kehilangan daerah pemijahan ikan yang nilainya diperkirakan setara Rp. 15 miliar.

iv. penurunan tangkapan ikan yang berdampak terhadap penurunan penghasilan nelayan dan nilainya diperkirakan mencapai Rp. 750 juta.

Dengan memperhatikan besaran dampak positif (Rp. 4,9 miliar) dan dampak negatif (Rp. 21,75 miliar), maka mau tak mau pengambil keputusan harus berpikir keras dalam menentukan nasib proyek tersebut. Sekarang pengambil keputusan bisa melihat kalau nilai dampak negatif (“mudharat”) yang ditimbulkan dari proyek tersebut jauh lebih besar dibandingkan nilai dampak positif (“manfaat”).

Dengan ilustrasi seperti di atas, maka akan dapat dibayangkan implikasi kebijakan yang mungkin ditimbulkan dari valuasi ekonomi. Beberapa implikasi yang mungkin timbul dan akan sangat berpengaruh terhadap pembuatan kebijakan, adalah sebagai berikut:Mengembangkan sikap bijaksana dalam membuat keputusan yang

terkait dengan eksploitasi danau dan sikap ini dapat dimunculkan dengan menyajikan dampak positif dan negatif hasil valuasi ekonomi.

Mengembangkan sikap lebih berhati-hati dalam menyusun program-program pembangunan yang memiliki potensi dampak terhadap danau, karena dampak yang dipertimbangkan tidak semata-mata dampak positif saja tetapi juga dampak negatif.

Menumbuhkan sikap antisipatif terhadap potensi dampak yang ditimbulkan akibat eksploitasi danau, serta mencarikan jalan pencegahan atau penanganan kuratifnya bila terpaksa.

Page 60: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

49Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Memperoleh masukan dalam menganalisis kebijakan dan menerapkan akuntabilitas pemanfaatan danau.

Memperoleh masukan dalam mengembangkan indikator dan standar pemanfaatan danau berkelanjutan.

Dari uraian di atas, walaupun nilai ekonomi untuk fungsi lingkungan yang tidak ada transaksi pasarnya hanya memiliki nilai guna tidak langsung (indirect use value)), namun seringkali sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang sifatnya lebih baik dan lebih memberikan manfaat sosial neto yang maksimal.

Page 61: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

50 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Page 62: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

51Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Daftar Pustaka

Badan Koordinasi Pengelolaan Ekosistem Kawasan Danau Toba, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2009, Profil Kawasan Danau, Medan.

Deputi MENLH Bidang Peningkatan Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, 2006, Profil Danau Indonesia, Edisi 1 Tahun 2006, Jakarta.

Deputi MENLH Bidang Peningkatan Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, 2007, Strategi dan Rencana Aksi Pelestarian Situ Wilayah Jabodetabek, Jakarta.

Deputi MENLH Bidang Peningkatan Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Gambaran Umum Potensi dan Kondisi Danau Indonesia dan Dampak Perubahan Iklim, Jakarta, 2009.

Deputi MENLH Bidang Peningkatan Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, 2009, Pengertian Danau3_KLH.Pdf”, Jakarta.

Suharti, Titing, 2004. Institut Pertanian Bogor, Pengelolaan Sungai, Danau dan Waduk untuk Konservasi Sumber Daya Air, Bogor.

[http://www.highestlake.com/ Lists of the highest lakes in the US and the world]

[http://www.mlswa.org/lkclassif1.htm Lake Classification Systems].

Page 63: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau

52 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau/Waduk

Page 64: 141454231 KLH 2010 Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Danau