136039480 degloving injury
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 136039480 Degloving Injury
1/6
-
8/10/2019 136039480 Degloving Injury
2/6
terbuka. Namun, ada pula cedera degloving yang bersifat tertutup, yang lebih
jarang ditemukan (Yorganci et al, 2002). Jika lukanya bersifat terbuka, setelah
terjadi cedera harus segera dilakukan tindakan menutup area yang mengalami
degloving. Tindakan ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi
(Fujiwara and Fukamizu, 2008).
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaaan fisik pada pasien dengan cedera Degloving terdiri dari beberapa
langkah berikut (Krisnamoorthy and Karthikeyan, 2011):
1. Pemeriksaaan kondisi umum
2. Pemeriksaan cedera yang mengancam jiwa
3. Pemeriksaaan cedera mayor
4. Pemeriksaan area degloving
Sejauh mana kulit yang hilang
Ekspos/ cedera struktur vital
Gerakan yang bisa dilakukan
C. Manajemen
Prinsip (Krisnamoorthy and Karthikeyan, 2011):
1.
Pertahankan struktur sebanyak mingkin
2. Penutupan kulit definitive sesegera mungkin
3. Penutup kulit berkualitas baik
4.
Pengembalian fungsi segera5. Kemungkinan pengerjaan prosedur sekunder
Pada pasien lanjut usia, perlu diperhatikan pula risiko terjadinya hematoma yang
dapat menyebabkan komplikasi pada infeksi, bahkan berpotensi menjadi massa
-
8/10/2019 136039480 Degloving Injury
3/6
-
8/10/2019 136039480 Degloving Injury
4/6
thickness graft atau thick split skin graft. Kulit dipisahkan dari jaringan lemak
dan dipasangkan di daerah degloving. Cara ini mungkin memiliki kelemahan,
yaitu strukturnya yang rapuh, sehingga mempertahankan kontak tetap baik
menjadi penting agar proses penyambungan berjalan baik. Untuk mencapai
hal ini, tekanan negative dalam bentuk suctiondigunakan di bawah graft dan
tekanan positif diberikan bersama dengan dressing dan kompresi. Cara ini
dapat digunakan jika tidak terdapat kerusakan struktur kulit yang mengalami
degloving. Jika cara ini tidak memungkinkan, pilihan selanjutnya adalah
amputasi (Krisnamoorthy and Karthikeyan, 2011). Berdasarkan penelitian
Bosse dkk tahun 2002, outcome pada 2 tahun yang didapat pada pasien yang
menjalani rekonstruksi dengan pasien yang mengalami amputasi adalah sama.
Tujuan Rekonstruksi (Krisnamoorthy and Karthikeyan, 2011):
1. Membuat kulit yang tipis, lentur, dan sensitif untuk mencegah kekakuan dan
pengerutan
2. Membuat jaringan yang direkonstruksi cepat sembuh, agar segera dapat
dilakukan mobilisasi
3. Membuta kulit cukup bertahan lama untuk menghadapi prosedur bedah
sekunder
4. Membuat hasil yang secara kosmetik dapat diterima
E. Konseling Pra-Pembedahan
Komunikasikan hal-hal dibawah ini kepada pasien (Krisnamoorthy and
Karthikeyan, 2011):
1. Prosedur yang telah direncanakan
2. Deksripsi detil mengenai darimana kulit yang akan diambil dan bagaimana
daerah tersebut akan ditutupi. Komplikasi yang mungkin timbul dan bagaiman
mengatasinya juga harus didiskusikan
-
8/10/2019 136039480 Degloving Injury
5/6
3. Bekas luka yang mungkin akan terlihat
4. Anestesi yang digunakan beserta komplikasinya
5. Lama perawatan post-operasi di rumah sakit
6. Perkiraan waktu rekonstruksi total dan kapan bisa kembali ke rumah, kapan
bias kembali bekerja
7. Pentingnya terapi dan kebutuhan splints, mobilisasi, masase bekas luka, dan
kompresi
8. Kebutuhan prosedur sekunder multiple untuk melengkapi proses rekonstruksi
F.
Perawatan Post Operasi
Defek jaringan lunak pada regio kaki biasanya memerlukan pembedahan
local atau free flap surgery jika prosedur skin graft tidak dapat dilakukan akibat
pembentukan jaringan granulasi yang minim. STSG tidak direkomendasikan pada
luka dengan ekspos struktur tulang maupun neurovaskuler, atau luka yang
melibatkan daerah yang menahan beban. Pada sebuah studi komparatif antara
dressing tradisional dengan negative pressure weight therapy (NPWT), NPWT
terbukti menurunkan angka kebutuhanfree flap surgerysebesar 30%. NPWT juga
membantu mengevakuasi hematoma, eksudat, dan pathogen dengan
digunakannya tekanan negatif pada luka (Lee et al, 2009). NPWT juga
mempercepat penyembuhan dengan memperbaiki angiogenesis, proliferasi
endotel, integritas membrane basalis kapiler, aliran darah kapiler, dan mengurangi
edema interstisial (Cipolla et al, 2008).
-
8/10/2019 136039480 Degloving Injury
6/6
DAFTAR PUSTAKA
Bosse MJ, Mackenzie EJ, Kellam JF, et.al. An analysis of outcomes of
reconstruction or amputation of leg-threatening injuries. N Eng J Med2002;
347(24): 1924-1931
Cipolla J, Baillie DR, Steinberg SM, Martin ND, Jaik NP, Lukaszczyk JJ, Stawicki
SP. Negative pressure wound therapy: Unusual and innovative application .
OPUS 12 Scientist2008; 2(3): 15-29
Fujiwara M, Fukamizu H. Delayed wraparound abdominal flap reconstruction for a
totally degloved hand. J Hand Surg2008; 13:115-119
Krishnamoorty R, Karthikeyan G. Degloving injuries of the hand. Ind J Plast Surg
2011; 44(2):227-236
Kudsk KA, Sheldon GF, Walton RL. Degloving injuries of the extremities and torso.
The J Trauma1981;21(10): 835-839
Leatherwood, DF. Emergency room treatment of the hand. U P Onl J1997;10:40-48
Lee HJ, Kim JW, Chang WO, et al. Negative pressure wound therapy for soft tissue
injuries around the foot and ankle.J Ortho Surg Research2009;4:1:14
Pagan M, Hunter J. Lower leg haematomas: Potential for complications in older
people.J Wound Practice Research2011;19: 21-28
Wojcicki P, Wojtkiewicz W, Drozdowski P. Severe lower extremities degloving
injuries-medical problems and treatment results.Polski Przeglad Chirurgiczny
2011;83(5): 276-282
Yorganci, K, Atli M, Kayikci, A, Kaynaroglu V. Closed degloving injury
complicated with paraplegia. Turkish J Trauma Em Surg2002;8:118-119