13 naskah terba k lomba menul s cer ta anak (lmca) tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan...

145
13 Naskah Terbak Lomba Menuls Certa Anak (LMCA) Tahun 2012

Upload: vuongkien

Post on 02-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Page 2: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

13 Naskah TerbaikLomba Menulis Cerita Anak (LMCA) 2012

Pelangi Untuk JinggaSherina Salsabila, Nafisa Nurul Izza, Ahmad Ali Ashshidiqi, Amelia Nuraisyah Quinsi Jemy,

Ramadhani Ayu Wiguna, Laksita Judith Tabina, Nurmawulansari Rahadian, Kefira Arviadita Sutantio, Safira Ulinnuha, Dita Aulia Firdiana, Tiara Indah Permata Hati, Devita Mayanda Heerlie, Gabriella Verencia

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Gedung E Lantai 5, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan,Jakarta 10270

Telp. (021) 5725616

Editor: Joni AriadinataLayout isi: Tri Isti

Ilustrasi sampul & isi: Tri Isti

Diterbitkan pertama kali olehKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASARTahun Anggaran 2013

Cetakan pertama, Januari 2013

ISBN :

Page 3: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

���13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ���

Kata Sambutan

Kebiasaan membaca dan menulis merupakan sebuah kegiatan kreatif yang perlu terus dikembangkan dan dibudayakan di kalangan para siswa. Karena kita semua tahu, penguasaan ilmu pengetahuan sejatinya lebih banyak ditentukan oleh seberapa besar minat dan kemauan seseorang dalam melakukan aktivitas membaca sekaligus menulis. Semakin banyak yang dibaca, tentulah akan semakin banyak yang diketahui dan dipahami serta semakin banyak karya yang bisa diciptakan. Namun realitas yang kita hadapi saat ini adalah masih rendahnya kemauan dan kemampuan para siswa untuk membaca, apalagi untuk mengekpresikannya ke dalam berbagai bentuk tulisan. Padahal kemauan dan kemampuan para siswa dalam hal membaca dan menulis tentu pada gilirannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi kemauan dan kemampuan ia dalam membaca dan menulis.

Di tengah keprihatinan akan rendahnya minat dan kemampuan “baca-tulis” inilah, Lomba Menulis Cerita Anak (LMCA) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar diharapkan dapat menjadi sebuah daya dorong untuk memacu dan mengarahkan para siswa untuk berkompetisi menampilkan pengalaman hasil membaca untuk kemudian mengekspresikannya dalam karya tulis khususnya cerita anak. Selain itu, ajang lomba ini juga diharapkan menjadi daya dorong bagi para siswa untuk unjuk kemampuan sekaligus meraih prestasi dan penghargaan. Karenanya kepada mereka yang terpilih menjadi pemenangnya diberikan berbagai penghargaan, baik dalam bentuk materi maupun nonmateri.

Buku yang kini di tangan pembaca ini merupakan 13 karya terbaik dari ajang Lomba Menulis Cerita Anak (LMCA) tahun 2012 berdasarkan hasil penilaian objektif para dewan juri. Setelah dikumpulkan dan disunting lantas diterbitkan menjadi buku yang enak dibaca. Tujuan menerbitkan buku ini, selain merupakan upaya dokumentasi dan publikasi juga merupakan sosialisasi kepada para siswa. Diharapkan dengan membaca karya-karya rekan sejawatnya yang terdapat dalam buku ini mereka akan termotivasi untuk mengikuti Lomba Menulis Cerita Anak (LMCA) pada masa yang akan datang. Di samping itu, karenanya buku ini juga didistribusikan ke perpustakaan-perpustakaan sekolah diharapkan akan ikut menambah jumlah koleksi buku-buku bacaan yang telah ada.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar menyambut baik upaya penerbitan kumpulan tulisan karya-karya terbaik para siswa semacam ini. Diharapkan tradisi yang baik ini perlu terus dilanjutkan di masa-masa mendatang. Semoga publikasi hasil karya para siswa ini dapat menjadi pemicu dan pemacu semangat para siswa untuk terus berkarya secara kreatif dan inovatif.

Jakarta, Februari 2013 a.n. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Sekretaris Direktorat Jenderal,

Dr. Thamrin Kasman NIP 19601126 198803 1 001

Page 4: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�v 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Muara Kasih di Pangkuan Bunda

Joni Ariadinata

�v

Bapak kita, sastrawan terkemuka Taufiq Ismail, mencucurkan air mata pada

salah satu peserta lomba yang dengan sangat berat hati didiskualifikasi. Ia

dipulangkan di tengah ketatnya wawancara serta presentasi seleksi final yang diikuti

oleh seluruh calon pemenang. Ia diberi sangsi teguran keras, serta pembinaan yang

berpulang kepada guru serta orangtua. Rasa malu, harga diri, serta nama baik sekolah

yang sejak awal menjadi taruhannya, pada hari itu tercoreng .

Taufiq Ismail memang pantas untuk bersedih hati. Sebab dari 14 naskah

terbaik, satu peserta terpaksa harus gugur karena sedikit kecurangan yang dilakukan.

Padahal sedikit kecurangan dalam bentuk apa pun (baik itu menjiplak, atau mendapat

bantuan dari guru serta orangtua dengan proporsi yang tidak bisa ditolelir), akan

dengan sangat mudah diketahui. Sistem penjurian yang ketat dengan melibatkan 10

juri yang memiliki pengalaman serta keahlian di bidangnya, menjadi jaminan bahwa

segala bentuk kecurangan tak akan mudah lolos. Alangkah disayangkan, karena ia

adalah putra terbaik yang diharapkan kelak akan mengemban amanat luhur sebagai

pewaris tanah air di masa depan. Mereka adalah anak-anak negeri yang dicita-citakan

memiliki kejujuran, kecerdasan, serta dedikasi dan tanggungjawab moral semenjak

usia dini. Para guru, orangtua, memiliki peran yang sungguh-sungguh mulia untuk ikut

mewujudkannya.

Tapi baiklah, di tengah kesedihan lantaran satu peserta harus gugur dan

pulang membawa nama yang tidak terhormat, masih ada 13 peserta yang sungguh

mewartakan berita baik. 13 peserta, yang dengan segala upayanya, telah berhasil

menyisihkan ribuan peserta yang datang dari seluruh penjuru tanah air. Ada 6.000

naskah yang mencoba berkompetensi untuk menjadi yang terbaik, dan 13 diantaranya

telah lolos dengan sangat meyakinkan. Inilah 13 naskah cerita terbaik, yang dihimpun

dan diterbitkan dengan penghargaan yang tinggi, sebagai upaya dari Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memberi

sumbangan penting terhadap pendidikan karakter bangsa.

Pendidikan karakter bangsa bercita-cita mewujudkan anak negeri yang cerdas,

kreatif, jujur, memiliki kepekaan (tenggang rasa), adil dipenuhi kasih sayang, serta

bertanggungjawab terhadap diri dan tanah airnya. Pendidikan karakter bangsa, yang

tentu telah menjadi tanggungjawab bersama, dimana salah satunya diemban oleh

Page 5: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

v13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 v

pendidikan kesusastraan, lewat media karya sastra. Mengapa karya sastra? Karena

karya sastra, di hampir semua negara maju, wajib diperkenalkan serta dipelajari

dalam kurikulum sekolah semenjak usia dini. Kesusastraan merupakan salah satu pilar

penting untuk menuju pada taraf keberbudayaan. Kesusastraan merupakan gerbang

bagi anak usia dini, untuk mengenalkan mereka pada kecintaan terhadap buku,

yang merupakan syarat dari terbukanya ilmu pengetahuan. Maka tidak heran jika

kesusastraan dianggap setara dengan kedokteran, matematika, fisika, biologi, serta

sains, yang selalu mendapat anugerah tertinggi pada setiap penyerahan hadiah nobel

di tingkat dunia.

Sekarang marilah kita bayangkan seorang Sherina Salsabila, yang menjadi

pemenang kali ini dengan judul cerita Pelangi untuk Jingga, yang sekaligus menjadi

judul utama buku ini. Sherina ketika menulis cerita ini, memasuki usia 12, yakni usia

anak yang hampir memasuki periode remaja. Tapi apa yang ditulis Sherina, adalah

kegelisahan yang jauh melampaui batas umurnya. Ia mengambil pelajaran dari dunia

kanak-kanak keseharian, dipadu dengan pengalaman baca yang luas, sehingga

menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi

menyisakan makna yang dalam terhadap pembacanya. Sherina, dalam usianya yang

relatif belia, telah bersikap dan bertindak dalam format pikiran besar. Sebab di sanalah

letak kedalaman serta nilai dari sebuah karya sastra ditentukan. Cerita mungkin

hanyalah sarana, akan tetapi sikap di balik cerita itulah nilai yang sesungguhnya.

Siapakah Sherina? Mengapa dia bisa menulis dengan kegelisahan yang menggetarkan,

tidak saja jika cerita itu dibaca oleh anak-anak sebayanya, akan tetapi juga ketika cerita

itu dibaca oleh orang dewasa?

Ada seorang anak penderita autis, yang bagi kebanyakan orang dijauhi karena

tidak lazim dan cenderung mengganggu. Tapi tidak bagi tokoh utama yang ditulis

Sherina, ia menerimanya sebagai berkah. Maka lewat pertemanan yang tulus, ia telah

menunjukkan kepada dunia, bahwa kasih sayang tanpa membeda-bedakan, memiliki

kekuatan yang besar untuk mengubah kehidupan. Itulah sikap dari kebesaran jiwa

yang dituliskan Sherina lewat cerita Pelangi untuk Jingga. Ia menggali tema berdasarkan

pengalaman, menambahnya dengan pengamatan, serta menyempurnakannya lewat

berbagai referensi. Pengamatan, penelitian, serta penggalian referensi, adalah kerja

intelektual. Sementara menuliskan hasilnya, yang dikembangkan dengan kreatifitas

imajinasi, adalah merangkai seluruh potensi kecerdasan yang dimiliki. Antara hati dan

pikiran, menyatu dalam sebuah aliran, yang memunculkan sikap dan penilaian. Bisa

dibayangkan seseorang seperti Sherina, yang telah menuliskan sesuatu yang besar

bagi jiwanya, ketika kelak ia menjadi sosok yang penting bagi negeri ini. Apakah ia

Page 6: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

v� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012v�

akan menjadi seorang pemimpin, seorang politisi, seorang praktisi hukum, atau

bahkan seorang dokter atau insinyur. Maka sikap yang telah dipahaminya semenjak

usia belia, akan terbawa dalam setiap keputusan besarnya kelak. Bisa dibayangkan

pula, seluruh pembaca yang tergetar oleh cerita yang ditulis Sherina (baik pembaca

usia sebaya dengan Sherina, atau pembaca dewasa), maka mereka akan mengambil

sebuah pelajaran berharga, yang juga akan mempengaruhi sebuah keputusan besar

ketika mereka memiliki kekuasaan untuk turut mengubah sesuatu. Itulah sejatinya

karya sastra. Itulah pendidikan bagi pembangunan sebuah karakter.

Sherina adalah salah satu anak yang cukup beruntung. Ia diperkenalkan pada

buku-buku cerita oleh keluarganya, semenjak usia 4 tahun. Semakin bertambah umur,

semakin besar pula minatnya pada buku. Buku-buku itulah yang membuka gerbang

kecerdasan bagi Sherina, sehingga beberapa penghargaan sempat ia raih. “Cita-citaku

yang belum terlaksana, adalah memiliki perpustakaan pribadi di rumah,” begitu ucap

Sherina. Andaikan semua anak di negeri ini memiliki semangat dan keinginan yang

serupa dengan Sherina, maka terbayang betapa leganya para pendiri bangsa melihat

masa depan negeri ini kelak.

Jika masih belum cukup dengan contoh Sherina, maka marilah kita tengok

cerita yang mendapat peringkat dua. Sebuah cerita dengan judul Cerita Bringbun dan

Chikuita, yang ditulis oleh Nafisa Nurul Izza. Kecintaan Nafisa pada alam, menghasilkan

sebuah kisa pedih tentang sebatang pohon beringin yang terluka akibat kekejaman

manusia. Pohon beringin yang berdiri kokoh dan rimbun di pojok alun-alun, yang

selalu menjadi tempat berteduh dan berlindung tidak saja bagi manusia akan tetapi

juga burung-burung. Nah, pada suatu ketika, pohon beringin itu merasakan dirinya

sakit. Sakit yang semakin hari semakin parah. Beberapa dahan mulai mengering, serta

daun-daunnya berguguran. Pohon beringin itu (yang dalam cerita dipanggil dengan

nama Bringbun), menderita lantaran seluruh tubuhnya dipenuhi paku-paku. Paku-

paku berkarat, paku-paku jahat, yang ditancapkan oleh manusia untuk kepentingan

pemasangan reklame. Ditambah sayatan-sayatan pisau dari mereka yang menuliskan

sesuatu untuk kenang-kenangan, maka lengkaplah sudah siksaan yang dialami

Bringbun. Setiap hari, daun-daun yang bergururan semakin banyak, dan Bringbun

terancam mati. Kondisi seperti itulah, yang kemudian diketahui oleh Chikuita, seekor

burung yang selalu menjadikan Bringbun sebagai tempat singgah sebelum ia pulang.

Dialog antara Bringbun dan Chikuita, menggambarkan nyanyian kepedihan penulisnya

(Nafisa) pada kejahatan manusia dalam merusak alam. Pohon-pohon, burung-burung,

yang seharusnya mendapat perlindungan karena jasa-jasanya, telah dengan sengaja

dirusak dan dibunuh untuk kepentingan sesaat. “Mereka tidak tahu bahwa pohon dan

Page 7: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

v��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 v��

binatang juga bisa merintih, dan merasakan kesakitan seperti manusia,” begitu ungkap

Nafisa dalam wawancara dengan para juri. “Di rumah saya memiliki pohon nangka

dan mangga, yang saya rawat dengan sebaik-baiknya. Saya suka membayangkan

bisa berbicara dan berdialog dengan mereka, untuk mengucapkan terima kasih.

Sebab mereka telah memberi kami sekeluarga buah mangga dan nangka yang manis,

yang tidak saja cukup untuk dimakan sekeluarga, akan tetapi juga bisa dibagikan ke

tetangga. Daunnya membuat sejuk pekarangan, sedangkan akarnya menjadi penahan

hujan sehingga sumur di rumah tak pernah kering. Saya suka membuka jendela kamar,

dan melihat sawah. Beruntung di lingkungan perumahan tempat saya tinggal, masih

ada sawah tersisa.”

“Hal yang paling tidak saya sukai adalah melihat anak-anak di kampung

seberang. Banyak anak-anak yang kerjanya hanya nongkrong, bermain play station,

merokok, serta seringkali mengeluarkan kata-kata kasar. Mereka sepertinya tidak

memiliki rencana untuk masa depan. Mau jadi apa mereka, kalau kebiasaannya terus-

menerus seperti itu?”

Berapakah usia Nafisa? Pandangannya yang kritis, keinginannya yang besar,

serta sikapnya yang tegas, seperti melampaui batas usia yang sesungguhnya. Padahal

usia Nafisa tidak berbeda dengan Sherina, yakni 12 tahun. Buku-bukulah yang

membuka keluasan pandangan Nafisa terhadap beragam persoalan yang terjadi di

lingkungannya. Nafisa memiliki perpustakaan pribadi, dan ratusan judul buku cerita

menjadi koleksi kesayangan.

Seperti halnya Sherina, ia beruntung sejak kecil diperkenalkan pada buku-buku

cerita oleh orangtuanya. Kesukaan pada buku cerita, yang mendorong Nafisa untuk

menulis. “Beberapa tulisan saya dimuat di harian Pikiran Rakyat. Saya ingat honor

pertama ketika tulisan itu dimuat, saya menerima uang 50.000,- rupiah. Sungguh saya

sangat senang, dan saya bermimpi suatu ketika bisa menerbitkan tulisan-tulisan saya

dalam sebuah buku.” Apakah Nafisa ingin menjadi seorang penulis?

“Cita-cita saya menjadi guru.”

Ada yang bercita-cita menjadi guru, menjadi dokter, menjadi insinyur, pengusaha,

tentara, bahkan ada yang dengan tegas mengatakan, “bercita-cita menjadi astronot.”

Hanya sedikit yang murni bercita-cita menjadi penulis.

Kesukaan pada menulis memang tidak harus mengarahkan seseorang menjadi

penulis. Menulis hanyalah sebuah tahapan dari aktualisasi kegelisahan yang dipicu

oleh pemikiran-pemikiran kritis dari pengamatan, serta bertambahnya wawasan dari

sejumlah bacaan. Seseorang yang telah terpicu kesukaannya terhadap membaca, akan

cenderung merespon kegelisahannya dengan membayangkan diri jika ia menulis. Maka

Page 8: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

v��� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

ketika direspon dengan sedikit sentuhan motivasi (lewat sebuah lomba misalnya),

seorang pembaca yang baik akan dengan mudah menjadi penulis yang baik.

Pada dasarnya, semua bidang dari setiap profesi, pasti membutuhkan proses

menulis. Seorang dokter pada akhirnya harus menuliskan ilmunya, agar ilmu

kedokteran semakin berkembang. Begitupun seorang insinyur, seorang politisi,

seorang praktisi hukum, bahkan bagi seorang pejabat, atau pemimpin negara. Sebuah

negeri membutuhkan lahirnya para penulis dari berbagai profesi, agar negeri itu

semakin maju dan dihargai. Bukankah sejarah telah mencatat, bahwa hampir semua

pendiri bangsa (seperti Sukarno, Hatta, Muhammad Yamin, Syahrir, Ki Hajar Dewantoro,

dan lain sebagainya), adalah seorang penulis? Sukarno adalah seorang insinyur, tapi ia

adalah insinyur yang melahirkan banyak buku. Sementara Hatta adalah seorang ahli di

bidang ekonomi, tapi ia pun menulis. Mereka semua menuliskan gagasan-gagasannya

dalam bentuk buku, yang bisa dibaca oleh para penerusnya. Mereka mencintai buku,

dan memulai kecintaannya pada buku, melalui karya sastra.

Peran orangtua, sangat dominan dalam dalam mengawali kecintaan anak pada

buku. Kemudian barulah lingkungan sekolah, serta lingkungan pergaulan. Beberapa

sekolah tercatat memiliki kepedulian yang tinggi, lebih-lebih pada sekolah-sekolah

swasta unggulan, yang menyediakan perpustakaan lengkap. Bahkan beberapa sekolah

memiliki perpustakaan kelas, disamping perpustakaan utama yang disediakan untuk

seluruh murid. Kefira A. Sutantio dan Gabriella Venecia misalnya, mereka adalah dua

pemenang yang beruntung memiliki lingkungan sekolah dengan perpustakaan

lengkap. Masing-masing sekolahnya, menyediakan perpustakaan kelas dengan ratusan

buku cerita. “Guru kami selalu memotivasi murid-murid dengan beragam buku cerita.

Semua buku yang disarankan guru untuk dibaca, disediakan di perpustakaan kelas.”

Kefira A. Sutantio menulis cerita dengan judul Biar Kuno Tapi Keren. Sebuah cerita

yang sangat kritis tentang seorang tokoh yang lebih mencintai kebudayaan bangsa

lain dibandingkan kebudayaan milik bangsa sendiri. Tokoh yang lebih merasa keren

dengan mengenal kesenian berbau Amerika dibandingkan reog, lenong, serta kesenian-

kesenian berbau daerah yang dianggapnya kuno. Hingga dalam sebuah kesempatan,

tokoh utama yang ditulis Kefira mengunjungi Amerika, dan mendapat kenyataan

bahwa setiap delegasi dari berbagai negara dengan bangga memperkenalkan budaya

khas negaranya masing-masing. Barulah tokoh utama sadar bahwa ia betul-betul

sangat keliru dalam sikap dan pandangannya terhadap kekayaan sebuah bangsa.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai kebudayaannya,” begitu ungkap

Safira. Sementara Gabriella Venecia menulis cerita dengan judul Sepucuk Surat untuk

Ibu. Sebuah cerita yang mengingatkan pembaca akan legenda Malin Kundang, yakni

v���

Page 9: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�x13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

seorang anak yang durhaka kepada ibunya. Akan tetapi, Gabriella mengemasnya

dengan cara yang betul-betul berbeda.

Ada yang dominan pada tema-tema yang dipilih oleh para pemenang pada

tahun ini. Mereka rata-rata lebih tertarik pada penggalian tema kasih sayang, daripada

tema kejujuran seperti pada tahun lalu. Ahmad Ali Ashshidiqi, yang merupakan

pemenang urutan tiga dengan judul Maafkan Aku, …Kek, menulis tentang bagaimana

pahit getir hubungan kasih sayang antara tokoh utama dengan kakeknya yang

mulai pikun. Amelia Nuraisyah Quinsi Jemy, dengan cerita berjudul Brownies dari

Mama, menggambarkan bagaimana lembut dan agungnya kasih sayang seorang

ibu, yang dilambangkan oleh keindahan kenangan tentang sebuah kue brownies.

Ramadhani Ayu Wiguna, lewat cerita Persahabatan Si Betung, mengangkat cerita

persahabatan antara rumpun bambu, burung pipit, dan tikus tanah. Laksita Judith

Tabina, mengangkat cerita dengan judul Pengorbanan Bu Ilma, yang menggambarkan

bagaimana tulusnya perjuangan seorang guru dalam mengantarkan muridnya

meraih prestasi. Nurmawulansari Rahadian, menulis cerita dengan judul Kutemukan

Pelajaran dalam Perjalanan, yang menggambarkan betapa pentingnya bersatu dalam

sebuah ikatan persahabatan. Safira Ulinnuha, menulis cerita dengan judul Bidadari

Penjaga Hati, yang menggambarkan perjuangan seorang kakak dalam menjaga

adik tercintanya. Tiara Indah Permata Hati, menulis cerita dengan judul Nisa Sayang

Bunda, yang menggambarkan penyesalan seorang anak yang selalu menyepelekan

pentingnya kehadiran seorang ibu. Kemudian Devita Mayanda Heerlie, menulis cerita

dengan judul Satu Hari Bersama Adikku, yang menggambarkan kemesraan hubungan

antara kakak beradik yang kadangkala disertai pertentangan.

Sedangkan Dita Aulia Firdiana, lewat cerita dengan judul Malaikat Sekolah

Hutan, memilih tema yang hampir sama dengan pemenang ke dua Nafisa Nurul Izza,

yakni keberpihakannya terhadap kelestarian lingkungan alam. Keduanya sama-sama

mengemas cerita dalam bentuk fabel.

Demikianlah beragam teknik dan cara bertutur telah ditunjukkan dengan

kekhasan masing-masing penulis dalam menuliskan ceritanya. Sesungguhnya masih

ada banyak hal istimewa yang bisa dicatat dari hasil perjuangan mereka, hingga

kemudian diundang sebagai finalis ke Jakarta, dan ditetapkan sebagai pemenang.

Seperti Laksita Judith Tabina misalnya, yang tinggal di kampung terpencil di lereng

gunung Dieng, Wonosobo. Siapa menyangka dengan minimnya fasilitas yang

disediakan sekolah, dengan sulitnya menjangkau toko buku, tapi ia telah menerbitkan

puluhan buku serta meraih belasan penghargaan di tingkat nasional? Kemudian

Safira Ulinnuha, yang juga datang dari dusun terpencil di lereng gunung Sumbing,

�x

Page 10: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

x 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Temanggung, yang dengan upaya kerasnya dalam mendapatkan buku-buku bacaan

secara mandiri, telah berhasil menerbitkan beberapa buku serta penghargaan dari

penerbit besar di negeri ini.

Terakhir adalah catatan istimewa dari peraih beberapa kali penghargaan sains

dan matematika, Devita Mayanda Heerlie, yang datang dari Pontianak, Kalimantan

Barat. Devita Mayanda Heerlie, yang juga peraih puluhan penghargaan melukis dari

berbagai lembaga internasional, bercita-cita menjadi seorang pengusaha. “Saya telah

merintis usaha dengan membuka beberapa toko di Pontianak. Saya merancang sepatu,

merancang kaos, serta beragam hiasan rumah yang dilukis dengan tangan saya sendiri.

Saat sekarang memang omsetnya masih terbilang kecil, akan tetapi suatu saat saya

akan mengembangkan usaha ke kota-kota lain yang lebih besar.” Predikat sebagai

“pengusaha kecil” telah membawa Devita menjadi tamu istimewa dalam acara Kick-

Andy, sebuah acara yang memiliki peringkat cukup tinggi di sebuah statsiun televisi

di Jakarta. Berapakah usia Devita sekarang? Ia lahir pada Mei 2003. Maka jika dihitung

pada hitungan 2013 di tahun ini, usia Devita baru memasuki tahun ke 10. Kegemaran

pada buku-buku bacaan, telah meluaskan wawasan Devita dalam menyerap berbagai

hal positif dalam memandang masa depan.

13 pemenang telah mencatatkan keistimewaannya masing-masing. Mereka

adalah para pecinta buku, para pejuang gigih, penerus generasi yang kelak akan menjadi

bagian penting dari perubahan negeri ini. Selamat untuk para pemenang. Penghargaan

yang tinggi kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, dalam upaya menjaring mereka-mereka yang berprestasi.

Jakarta, 2013

x

Page 11: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

x�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Tim JuriLomba Menulis Cerita Anak (LMCA)

x�

No. N a m a Unit KerjaJabatan

Dalam Tim

1 Dr. Taufiq Ismail Sastrawan/Majalah Horison Ketua

2 Dr. Yetty Mulyati, M.Pd UPI Bandung Anggota

3 Dra. Nenden Lilis Aisyah, M.Pd UPI Bandung Anggota

4 Drs. Khalid A. Harras, M.Pd UPI Bandung Anggota

5 Joni Ariadinata, S.Pd Sastrawan/Majalah Horison Anggota

6 Dra. Priscila Fitriasi Limbong, M.Hum UI Depok Anggota

7 Drs. Adi Wicaksono Sastrawan Anggota

8 Dr. Ganjar Harimansyah, M.Hum BPP Bahasa Anggota

9 Rayani Sri Widodo Sastrawan Anggota

10 Drs. Sori Siregar Sastrawan Anggota

11 Syahrial, M.Hum UI Depok Anggota

12 Daniel Hariman Jacob, S.S UI Depok Anggota

Page 12: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

x�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012x��

Kata Sambutan iiiMuara Kasih di Pangkuan BundaJoni Ariadinata ivTim Juri xi

Pelangi untuk Jingga (Sherina Salsabila) 1

Cerita Bringbun dan Chikuita (Nafisa Nurul Izza) 12

Maafkan Aku, … Kek (Ahmad Ali Ashshidiqi) 23

Brownies dari Mama (Amelia Nuraisyah Quinsi Jemy) 31

Persahabatan Si Betung (Ramadhani Ayu Wiguna) 41

Pengorbanan Bu Ilma (Laksita Judith Tabina) 52

Kutemukan Pelajaran dalam Perjalanan (Nurmawulansari Rahadian) 61

Biar Kuno Tapi Keren (Kefira Arviadita Sutantio) 69

Bidadari Penjaga Hati (Safira Ulinnuha) 88

Malaikat Sekolah Hutan (Dita Aulia Firdiana) 98

Nisa Sayang Bunda (Tiara Indah Permata Hati) 106

Satu Hari Bersama Adikku (Devita Mayanda Heerlie) 116

Sepucuk Surat untuk Ibu (Gabriella Verencia) 126

Page 13: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Pelangi untuk JinggaSherina Salsabila

1

Page 14: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 20122 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Pulang sekolah siang itu, aku turun dari becak. Membayar ongkos, dan segera membuka pintu pagar. Tiba-tiba pita rambutku ditarik oleh seseorang dari belakang. Tapi aku sudah

tidak kaget lagi, karena pastilah itu si Jingga. Aku menoleh padanya sambil tersenyum. Jingga pun tertawa dengan girang, sembari berlari menuju rumahnya.

Usia Jingga sebaya denganku. Seandainya dia normal, barangkali saat ini Jingga juga telah duduk di kelas 6 sepertiku. Wajahnya cantik, dengan mata sedikit sipit. Muka cantik itu selalu terlihat polos, apalagi kalau ia sedang diam. Tak seorang pun akan menyangka kalau Jingga adalah anak yang berkebutuhan khusus.

Jingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Ia hanya bisa mengucapkan beberapa kata, dan kata yang sama selalu diucapkan berulang-ulang. Aku dan Jingga berkawan baik. Kami bertetangga, dan sama-sama tinggal di komplek perumahan yang padat penduduk.

Jingga jarang keluar dari rumah. Kedua orangtuanya melarang Jingga untuk sering bermain di luar. Karena selalu saja ia menjadi bahan olok-olok, diejek, bahkan dijauhi. Tidak hanya anak-anak saja, bahkan para orangtua mereka pun, seringkali tak mau anaknya bermain dengan Jingga.

Tapi tidak demikian halnya denganku. Aku selalu tetap berusaha untuk menerima Jingga apa adanya. Bahkan Mama dan Papa sangat senang ketika aku bisa bermain dan tertawa bersama Jingga. Kata Mama, alangkah baiknya jika kita bisa menemani Jingga. Mengajari ia untuk mengenal hal-hal unik diluar sana, yang mungkin belum Jingga ketahui.

Kedekatan aku dan Jingga bermula dari sebuah lukisan. Sebuah kenangan yang tidak akan pernah aku lupakan. Ketika itu aku sedang menyelesaikan sebuah lukisan yang akan aku ikutkan dalam sebuah perlombaan tingkat kotamadya. Lukisan itu temanya tentang Hijaunya Alamku. Aku mengerjakannya berhari-hari dengan penuh kesungguhan. Begitu cermat dan teliti, dari siang sepulang sekolah, hingga tiba suara adzan Maghrib menyapa. Dari sinilah awal kisah itu dimulai. Yakni pada sebuah Maghrib yang hampir gelap. Saat aku berhenti sejenak dari

Page 15: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

lukisanku, untuk mandi dan berwudhu lantaran harus menunaikan sholat.

Ketika kembali ke ruang belajar itulah, aku melihat Jingga sedang tertawa gembira. Tak ada yang aneh dengan kebiasaan Jingga yang seperti itu. Tapi..., seketika kakiku terasa lemas. Kepalaku langsung pusing seketika. Lukisanku! Ya Allah, lukisan itu. Aku melihat Jingga tengah mencorat-coret lukisanku, menyembur-nyemburkan cat air dengan kuas, sambil tertawa gembira! Lukisan yang telah susah payah aku kerjakan beberapa hari ini, hancur dalam sekejap. Rusak akibat goresan cat air yang ditorehkan Jingga di atasnya....

Aku segera meraih lukisan itu, dan berlari menuju kamar Mama. Aku berlari sambil menangis, dengan air mata tak terbendung. Jingga juga ikut berlari dan tertawa senang di belakangku. Barangkali ia mengira aku mengajaknya bermain petak umpet seperti biasanya.

Dalam pelukan Mama, aku menangis sejadi-jadinya. Aku mengadu sambil memperlihatkan lukisan yang telah dirusak Jingga.

Mama menghiburku dan mengajakku untuk memperbaiki lukisan itu. Tapi mana mungkin? Aku tak akan mungkin sanggup mengulangnya lagi dari awal. Karena lukisan itu harus diserahkan besok pagi kepada Panitia Lomba. Ah, percuma saja aku menghabiskan tenaga, mengeluarkan semua emosiku berhari-hari. Kini yang tinggal hanyalah balasan tawa geli dari Jingga. Bahkan sepertinya ia mengejek, dan ikut memberi saran mustahil, dengan mengacung-acungkan tangannya ke atas. Huhhh..., aku benar-benar sangat kesal pada kamu, Jingga!!

Sepertinya Mama memahami perasaanku pada Jingga. Dengan lembut Mama membujuk Jingga agar menjauh dariku. “Pulanglah Jingga, besok pagi boleh bermain lagi.”

Setelah Jingga pulang, aku memandang lukisan yang hampir sempurna itu dengan perasaan hancur. Betapa tidak, di balik gunung yang berwarna hijau bersih itu, seharusnya adalah langit biru cemerlang. Tapi kini telah diubah oleh Jingga, menjadi warna-warni yang tak beraturan. Sedih, marah, dan sangat kecewa.

Tak berapa lama kemudian Papa yang baru pulang dari kantor menghampiriku. Rupanya Mama telah menceritakan semuanya pada

Page 16: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Papa. Dengan lembut Papa memberi semangat padaku, agar mau memaafkan Jingga, dan menghiburku agar bisa memperbaiki lukisan itu tanpa membuatnya dari awal lagi. Papa meyakinkanku bahwa aku pasti bisa mengolah lukisan itu menjadi lebih indah lagi, karena kata Papa aku memiliki jiwa seni yang bagus. Setelah mengecup keningku, Papa meninggalkan aku diruang belajar itu sendirian.

Papa saja yakin aku bisa membuatnya jadi lebih bagus, mengapa aku tidak? Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Lalu aku meletakkan lukisan itu diatas meja gambar, mengeluarkan peralatan dengan lengkap, dan mulai berimajinasi dengan lukisanku. Aku melihat coret-coretan Jingga, mematut gradasi warna-warni itu..., aha...!! Aku tahu bahwa semburat pelangi di balik bukit itu akan membuat langit biru menjadi sangat indah. Yup.., pelangi yang indah seperti namaku, Pelangi.

Aku mengerjakan lukisanku sambil membayangkan wajah Jingga yang sedang tersenyum manis. Huffffttttt, akhirnya selesai juga. Sekarang lukisan itu menjadi jauh lebih hidup. Aku tersenyum puas. Kemudian memperlihatkan lukisan itu kepada Mama dan Papa yang berada di ruang tamu. Mama memuji karyaku, Pelangi.

“Ini benar-benar jauh lebih indah dari yang tadi, Sayang...,” Mama memelukku. Papa menyambung pujian Mama, “Betul sekali. Itu semua karena ada sebuah pelangi yang cantik menghiasi langitnya.” Aku pun mencium pipi Mama dan Papa seraya berterimakasih telah memuji karyaku ini.

Aku segera masuk kamar dan tidur. Rencananya besok pagi setelah mengirim lukisan itu ke Kantor Pos, aku akan membelikan es krim buat Jingga. Sebagai tanda permintaan maafku padanya. Sungguh aku menyesal telah memarahi Jingga.

***Waktu berlalu tanpa terasa. Ketika itu aku tengah bermain bersama

Jingga. Seseorang datang, membunyikan bel dan menunggu di teras rumah. Aku meninggalkan Jingga dan berlari menghampiri. Ternyata seorang lelaki pengantar surat dari Kantor Pos. Ia menyodorkan sebuah amplop surat, yang jelas tertera di sudut kanannya adalah namaku.

Page 17: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Dengan tak sabar aku membukanya. Dengan perasaan gemetar aku membaca isi surat, yang ternyata adalah sebuah pemberitahuan. Ya Tuhan! Dalam surat itu tertulis bahwa aku, menjadi pemenang Lomba Melukis Tingkat Kotamadya!! Dan hebatnya lagi, aku menjadi juara satu.

Betapa senangnya hatiku. Aku langsung berlari menemui Mama. Mama sangat senang sekali, dan berkata bahwa kemenanganku ini adalah berkat andil Jingga. Aku pun memeluk sahabatku itu dengan bahagia, dan bertekad dalam hati akan mengajari Jingga melukis.

Sejak saat itu, setiap Jingga bermain ke rumahku, aku selalu menyediakan kertas serta krayon. Sambil menggoreskan krayon di atas kertas, aku mengajari Jingga nama-nama warna. Juga tak lupa mengeja warna-warna itu dalam bentuk kata. Hari demi hari berlalu bersama Jingga, kami gembira kala menggambar dan belajar mengucapkan nama benda yang kami warnai. Ternyata Jingga anak yang luar biasa berbakat. Lihatlah sekarang, dia sudah tahu nama semua warna. Bahkan Jingga juga sudah mampu mengucapkan banyak kata.

Suatu sore, hujan baru saja berhenti Jingga berlari menuju rumahku sambil membawa peralatan gambarnya. Tapi dia tidak segera masuk seperti biasanya, hanya berdiri di pinggir pagar rumahku. Dari sana dia berteriak dan meloncat-loncat gembira seraya memanggilku dengan gerakan tangannya. Aku pun keluar menemuinya.... Tahukah kamu teman, apa yang diperlihatkan Jingga padaku?

Dia menunjuk ke arah langit dan memperlihatkan gambar yang telah dibuatnya. Karena ia begitu heboh, beberapa teman lain di komplek itu juga ikut mendekati kami. Lalu dengan sangat jelas Jingga berkata, “P E L A N G I..!”

Tidak itu saja, Jingga juga memamerkan suaranya dengan menyanyikan lagu Pelangi. Diam-diam, kesungguhan Jingga menyihir yang lain untuk ikut serta. Teman-teman, dan juga aku, secara spontan mengikuti irama Jingga bernyanyi. Sungguh suasana menjadi gembira. Dari kejauhan aku melihat Mama dan ibunya Jingga berpelukan. Mereka terharu melihat Jingga, dan terutama sikap teman-teman yang biasanya menjauhi Jingga.

Page 18: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Semakin hari Jingga semakin ceria. Sekarang Jingga sudah tidak lagi seperti Jingga yang dulu, Jingga yang dijauhi dan dibenci oleh semua orang, perlahan-lahan sirna. Kini Jingga sudah memiliki banyak teman, dan sudah bisa bergaul dengan siapa saja.

Kegembiraan kami di sore itu meyakinkan aku akan satu hal. Bahwa kasih dan sayang yang tulus, akan menghantarkan banyak kebahagiaan dalam hidup kita.

Aku melihat langit. Sebuah pelangi muncul di antara deretan awan. Indah sekali, seperti mewakili persahabatan kami. Aku dan Jingga. [*]

Mengenal Lebih Dekat

Sherina SalsabilaAsalamualaikum. Hai..., kenalan yuuk.

Namaku Sherina Salsabila, biasa dipanggil Sherina atau Sher. Aku lahir di Padang, 29 Oktober 2000. Sekarang aku akan menceritakan keseharianku.

Aku tinggal bersama kedua orangtuaku, di sebuah rumah sederhana di tengah perumahan yang padat penduduk. Rumahku tidaklah besar, tapi sangat nyaman buat aku dan kedua adikku. Kami senang karena punya

banyak teman bermain. Teman-teman disekitar rumah kami berasal dari latar belakang suku yang berbeda-beda. Ada yang dari Padang, Manado, Jawa, Batak, Ambon juga Bali dan Aceh. Kami hidup rukun dan saling membantu satu sama lain. Biasanya kami bermain kejar-kejaran atau main sepeda dan petak umpet di lapangan berumput dekat mesjid.

Rumahku tidak begitu jauh dari SD-ku yang dulu. Kami bertiga bersekolah di sana. Kami biasa berangkat sekolah terkadang berjalan kaki, atau naik sepeda, tapi yang lebih sering dibonceng sepeda motor diantar Papa.

Saat ini aku telah duduk dikelas 7 SMP. Tepatnya di SMP Negeri 180 Jakarta. Tapi aku tidak akan pernah melupakan SD-ku tercinta, namanya

Page 19: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

SDN Jatirahayu VIII Bekasi. Di SD ini jugalah, guruku menemukan bakat terpendamku sebagai penulis. Sekolah memberi banyak masukan, informasi penting juga kritik dan saran. Seperti Lomba Menulis Cerita (LMC) yang diadakan oleh Kemendiknas ini, aku diberitahu oleh pihak sekolah, dan pada saat mengikuti lomba sekitar bulan Juni 2012 aku masih tercatat sebagai siswa kelas 6 SDN Jatirahayu VIII Bekasi.

Ibu Kepala Sekolah beserta guru-guruku di sini turut mendorong dan sangat memotivasi kemajuanku untuk terus berkarya. Seperti pada saat meminta tandatangan Kepala Sekolah sebagai salah satu persyaratan LMC, beliau dengan senang hati meluangkan waktunya yang sibuk untukku.

Pernah juga ketika aku memenangkan Children Helping Children, lomba menulis tingkat Nasional yang diadakan oleh Tupperware Indonesia pada tahun 2010, Kepala Sekolah memberikan izin kepadaku selama 4 hari untuk mengikuti karantina di acara itu. Tidak itu saja, bahkan beliau menyediakan satu bus besar untuk membawa rombongan 50 orang teman-temanku beserta 3 orang guru pendamping untuk menyemangati aku diacara penyerahan penghargaannya di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Aku senang berteman dan aku punya banyak sahabat. Temanku ada di sekolah, di dunia maya, bahkan aku punya teman dari luar negeri yang sering berkomunikasi denganku via email dan internet. Dan teman-teman bermainku di rumah, paling suka berkumpul di rumahku, seperti Rafif, Aang, Taufik, Daniel, Alda, Yunita, Rio juga Rachel. Mereka semua adalah sahabatku diwaktu SD, walaupun sekarang kami semua sudah SMP dan tidak sekolah di tempat yang sama lagi. Tapi kami masih sering bermain bersama, atau sekedar janjian berkumpul lagi di SD kami, karena SD Jatirahayu VIII tempat kami menuntut ilmu selama 6 tahun itu letaknya strategis dan juga nyaman. Selain mereka, aku juga punya teman bermain yang lain yaitu Dohar, seorang anak perempuan seusiaku yang berkebutuhan khusus. Dohar jugalah yang menjadi inspirasi dari ceritaku.

Aku adalah seorang kakak dengan dua orang adik perempuan yang cantik dan pintar. Kesenanganku menulis berawal karena aku

Page 20: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

sangat suka membaca. Sejak dari usia 4 tahun aku sudah sangat tertarik pada cerita yang ada gambarnya. Memang pada waktu itu aku belum bisa membaca, tapi suka dan tertarik pada Majalah Bobo, Donal Bebek dan buku-buku cerita bergambar lainnya. Semakin usiaku bertambah, kegemaranku membaca semakin besar. Buku-buku yang aku koleksi mulai beragam, ada cerita anak, komik Jepang, serial Barbie, dongeng, cerita fantasi seperti Harry Potter atau novel-novel remaja bahkan novel dewasa koleksi mama seperti Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata dan Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Semua buku itu aku suka, karena banyak memberiku semangat untuk meraih cita-cita dan impianku di masa depan. Semua buku-buku yang aku baca itu menginspirasiku untuk bisa membuat sebuah cerita yang juga asyik dibaca.

Maka mulailah aku menulis di diary yang selalu saja cepat habis halamannya. Atau aku mencoba menulis cerita di atas selembar kertas, kemudian memperlihatkannya kepada mama, papa, dan adik-adikku. Ide-ide cerpenku banyak terinspirasi dari kehidupanku sehari-hari. Ternyata cerita-cerita pendek yang aku tulis sangat disukai dan digemari oleh kedua adikku yang juga senang membaca. Karena aku dan keluargaku adalah keluarga yang sederhana, maka untuk membeli sebuah buku yang harganya lumayan mahal, kami harus bersabar menunggu uang tabungan cukup.

Aku menyisihkan sedikit demi sedikit uang saku yang diberi mama, yang jumlahnya juga tidak banyak. Setelah terkumpul baru kami ke toko buku untuk membelinya. Tapi.., tak jarang juga saat uang untuk membeli buku sudah terkumpul, ehh... malah bukunya sudah habis, hehehehe....

Tapi setelah aku pikir-pikir, justru hambatan-hambatan dan seperti itulah yang membuatku tidak kehabisan akal, agar adik-adikku bisa membaca cerita yang baru. Kenapa tidak aku saja yang membuatkan mereka cerita? Yaaa, itulah awalnya aku mulai membuat cerita pendek. Aku tulis yang rapi lalu aku ketik di komputer sekolah atau warnet, diberi judul yang menarik serta ditambahi beberapa gambar yang aku buat sendiri.

Aku dan keluargaku adalah keluarga kecil yang sederhana. Papaku mencari nafkah dengan berwiraswasta, sedangkan mamaku bekerja

Page 21: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

di sebuah perusahaan swasta. Beliau berdua selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan kami, terutama untuk kepentingan sekolah dan buku-buku.

Adik-adikku juga memiliki bakat yang luar biasa, Queen Aura yang sekarang duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar. Dia tomboy dan juga sangat suka membaca, dan berbakat sekali membuat cerita bergambar. Sudah pernah ikut lomba juga, walau belum pernah menang.

Adikku yang bungsu Princeyla Aughea baru duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Dia adalah anak yang luar biasa karena dari bayi sudah terbiasa dikelilingi oleh banyak buku. Tahukah kawan, di usia 3 tahun adikku ini telah lancar membaca. Mereka berdua juga sudah mulai menulis, walau masih sebatas diary dan cerita-cerita tentang keseharian.

Kedua orangtuaku sangat mendukung hobi dan kesenangan kami membaca. Demi melihatku yang senang menulis, dan selalu bolak-balik ke warnet untuk mengetik, akhirnya mamaku mengusahakan membelikan aku seperangkat komputer. Walau tidak baru, tapi lengkap dengan printer dan modemnya. Aku sangat senang sekali, karena komputer itu sangat banyak manfaatnya buat kemajuanku menulis.

Prestasi yang aku raih dalam bidang menulis ini belumlah banyak, namun demikian beberapa judul karanganku seperti “Aku dan Siti Sahabat Abjad” menjadi Juara III Nasional Tingkat SD, Children Helping Children Tupperware Indonesia pada 2010.

Beberapa waktu yang lalu karyaku yang berjudul “2 Sahabat, 7 Pohon dan 7 Impian” juga berhasil menjadi Juara I Nasional Tingkat SD, Children Helping Children Tupperware Indonesia pada bulan Juni 2012.

Dan sampai hari ini, karyaku yang aku beri judul “Pelangi untuk Jingga” menghantarkan aku sampai ke sini, menjadi 15 Finalis Terbaik LMC Kemendiknas SD/MI 2012.

Bercerita tentang proses kreatifku membuat “Pelangi untuk Jingga” ini, cukup singkat. Setelah aku melihat tema LMC aku memilih tema ‘kasih sayang’ dan memang latar belakang cerita ini adalah kisah keseharianku bermain dengan teman yang bernama Dohar. Dohar adalah seorang anak yang berkebutuhan khusus yang dalam istilah medisnya disebut dengan Autis.

Dahulu Dohar tidak diterima oleh lingkungan disekitar kami, karena

Page 22: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

10 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201210 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

dia membuat semua orang jengkel. Tapi berbeda dengan keluargaku, orangtuaku dapat memahami bahwa anak-anak yang berkebutuhan khusus seperti Dohar juga berhak mendapatkan penerimaan yang sama seperti anak lainnya. Maka mama dengan senang hati menerima semua keonaran yang dibuat Dohar di rumah kami. Aku juga berusaha menempatkan Dohar sebagai teman yang sama normalnya denganku, mengajaknya bermain, mengajarkannya mewarnai, bermain alat musik, mengajaknya dan mengajarkannya membaca buku-buku cerita bergambar. Semua pengalamanku bersama Dohar itulah yang akhirnya melahirkan sebuah cerpen yang berjudul “Pelangi untuk Jingga”. Kenapa judulnya begitu? Karena Dohar sangat suka sekali menyanyikan lagu Pelangi-Pelangi, dan warna kesukaannya adalah warna jingga.

Kalau ditanya berapa jumlah buku yang pernah aku baca antara tahun 2011 dan 2012, aku tidak bisa menjawabnya dengan pasti, karena begitu banyaknya buku yang aku baca. Barangkali ada lebih dari 30 buku.

Aku punya impian yang belum kesampaian, yaitu memiliki perpustakaan sendiri di rumah, agar buku-buku koleksi kami juga bermanfaat buat teman dan orang-orang di sekitarku. Tapi untuk mewujudkannya mungkin masih butuh waktu, mengingat kondisi rumahku yang masih mengontrak dan kecil.

Untunglah aku memiliki papa yang kreatif, papa membuatkan “rumah yang nyaman” untuk semua koleksi bacaan kami yaitu sebuah peti yang antik dari kayu bekas packingan. Peti itu unik sekali kalau ditutup dia berubah jadi sebuah meja, dan ketika dibuka berubah menjadi kotak harta karun kami, hehehehe....

Tapi aku tidak pernah patah semangat untuk mewujudkan imipianku. Karena aku pernah membaca sebuah kalimat dari sebuah novel bahwa ‘Jangan pernah meremehkan mimpi setinggi apapun, karena Allah Maha Mendengar’ dan mengamini. Kalimat itu itu saya dapat dari novel Negeri 5 Menara “Man jadda wajadda Man shabara zhafira..!” Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil, dan siapa yang bersabar akan beruntung. Juga aku selalu ingat pesan dari mamaku, bahwa “bila kamu melakukan segala hal dengan baik, maka hasil yang akan kamu dapat adalah hasil terbaik”

Nah... itulah aku, seorang gadis kecil yang beranjak remaja dengan

Page 23: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

1113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 1113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

banyak impian yang ingin diraih. Tentu dengan segudang kegiatan ekskul juga tugas-tugas sekolah yang menumpuk, karena aku di kelas 7 ini, Alhamdulillah lulus tes masuk kelas unggulan. Juga terpilih menjadi pengurus Osis, ditunjuk sebagai Ketua Bidang Berbangsa dan Bernegara. Aktif sebagai Paskibra di sekolahku dan juga sekarang bergabung dalam beladiri Pencak Silat. Semua kegiatan positif yang aku ikuti itu semakin menunjang kemampuanku dalam menulis. Karena banyak hal dari keseharianku itu, yang bisa aku tuangkan dalam tulisanku.

Aku juga sangat peduli dengan teman-temanku sesama pelajar di negeri ini. Aku prihatin dengan banyaknya tawuran pelajar antar sekolah yang banyak memakan korban nyawa. Menurutku sekarang ini, anak-anak sekolah terlalu banyak mengkonsumsi informasi yang tidak sehat dari media televisi juga internet. Pihak sekolah juga harus menambahkan lagi tentang budi pekerti, kasih sayang, etika dan kegiatan sosial yang membangkitkan rasa welas asih dan empati buat sesama. Tapi tentunya semua itu juga harus didukung secara penuh oleh keluarga dan orangtua di rumah. Karena menurutku, anak yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari keluarganya akan mempunyai rasa simpati dan empati yang kuat untuk lingkungan diluar dirinya.

Aku menghimbau semua teman dan sahabat diseluruh pelosok negeri tercinta ini... Ayo sahabat, kita songsong masa depan dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat. Karena Indonesia di masa depan itu ada ditangan KITA..!!

Page 24: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

12 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Cerita Bringbundan Chikuita

Nafisa Nurul Izza

12

Page 25: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

1313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 1313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Kutilang. Begitu nama yang diberikan bangsa manusia kepada kami. Sedangkan sahabat-sahabatku biasa memanggil aku Chikuita. Ya, Chikuita, yang artinya si Kutilang yang suka

bercerita. Hobiku jalan-jalan. Aku suka pergi ke pinggiran hutan. Aku juga

suka pergi ke, persawahan, kebun, atau pepohonan rimbun di taman-taman kota ini. Di sana aku biasanya bercerita tentang apa saja pada semua sahabatku bangsa flora dan fauna.

Seperti itulah yang aku lakukan pagi ini. Aku mengunjungi sahabatku Bringbun (Beringin rimbun). Bringbun tumbuh di salah satu pojok Balaikota. Saat aku berkunjung seminggu lalu, buah Bringbun masih kecil-kecil dan mentah. Mudah-mudahan saat ini sudah banyak yang matang. Jadi aku bisa menikmati buahnya sambil bercerita dengan dia.

O ya, Bringbun sahabatku ini termasuk pohon yang pintar dan tahu banyak hal. Mungkin karena letak Bringbun di pojok Balaikota. Kata Bringbun, setiap hari banyak sekali orang yang duduk-duduk di bawahnya. Mereka ada yang ngobrol, ada yang berdiskusi, ada yang membaca koran, majalah, buku, atau internet di laptop yang mereka bawa. Jadi, secara tidak sengaja Bringbun suka mendengarkan diskusi orang-orang itu, atau menguping saat mereka sibuk ngobrol. Bahkan, seringkali Bringbun ikut membaca buku, majalah, koran, atau informasi-informasi yang ada di internet tersebut. Nah, karena aku juga ingin pintar seperti dia, makanya aku sering sekali mengunjungi Bringbun. Selain ingin mendengarkan berita-berita terbaru dari dia, aku juga bisa menikmati buahnya yang lumayan enak.

Tidak sampai tiga puluh menit meluncur dari markasku di Taman Hutan Raya Kota, aku sudah sampai di salah satu dahan Bringbun. Setelah mengucapkan salam dan menanyakan kabar, aku minta ijin menikmati buahnya yang telah matang. Sambil makan buahnya, dalam hati aku heran dengan sikap sahabatku ini. Tidak seperti biasanya, pagi ini Bringbun sangat pendiam. Padahal biasanya, setiap aku datang dia langsung nyerocos bercerita tentang berbagai hal. Kini Bringbun terlihat kaku dan hanya membisu. Salamku saat datang tadi, juga hanya dijawabnya dengan singkat saja. Ada apa ini, kataku dalam hati.

Karena ingin tahu, aku pun bertanya kepadanya, kenapa dia seperti

Page 26: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

1� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 20121� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

itu. Tadinya Bringbun tampak ogah-ogahan bercerita. Tapi setelah aku desak, akhirnya dia mau juga curhat kepadaku.

“Tadi malam seseorang hendak membakarku, Chikuita. Dia mengatakan, bahwa tak ada gunanya pohon tumbuh di sini. Untunglah ada yang mencegah.”

“Syukurlah kalau begitu. Tetapi kenapa engkau masih sedih? Bukankah engkau telah selamat?”

“Sahabatku Chikuita, aku sedih karena masih saja ada manusia yang tidak mengerti. Tahukah kamu, Chikuita, bahwa selama ini kamilah bangsa pepohonan di kota ini, yang paling menderita?” tanya Bringbun.

“Kenapa kau berkata seperti itu Bringbun?” Aku balik bertanya. “Begini Chikuita. Tiap hari, kami bangsa pepohonan, dari pagi

hingga larut malam harus bekerja keras menyerap polusi udara. Udara-udara kotor penuh racun itu, dikeluarkan dari berbagai kendaraan milik bangsa manusia. Setiap hari jumlah kendaraan semakin bertambah banyak, sementara jumlah pepohonan semakin sedikit. Padahal kami harus mengubah udara yang kotor dan beracun tersebut, menjadi oksigen bersih yang dibutuhkan manusia,” demikian Bringbun mengawali curhatnya. Aku hanya mengangguk-angguk, mendengarkan curhat Bringbun yang panjang lebar. Sambil terus menikmati buahnya.

“Kamu tahu Chikuita. Walaupun pekerjaan rutin semacam ini melelahkan, tapi kami tulus dan ikhlas melakukannya. Karena memang begitulah tugas utama kami, ketika diciptakan Tuhan. Kami bahagia bisa memberikan manfaat kepada bangsa manusia.” Suara Bringbun terdengar ditekan, seolah-olah seluruh kesedihan hendak ia tumpahkan. Aku mengangguk setuju, dan menunggu cerita selanjutnya.

“Tapi tahukah balasan apa yang kami terima? Balasan dari sebagian besar bangsa manusia penghuni kota ini, kepada kami?”

Aku terdiam dan menunggu.“Semakin padat dan kotor kota mereka, maka semakin banyak

bangsa kami dianiaya, dirusak, bahkan dibantai!” kini suaranya terdengar marah dan kesal.

“Masukdmu bagaimana, Bringbun?” tanyaku tidak paham. “Lihat saja, Chikuita, lihat dengan cermat. Sekarang aku akan

membuka rahasia ini. Coba engkau hitung, ada berapa ratus paku di tubuhku? Coba kau terbang berkeliling, dan hitung satu per satu,”

Page 27: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

1�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 1�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Bringbun berhenti berbicara. Aku sungguh terkejut mendengar hal ini.“Sekarang ini aku mulai sakit, Chikuita,” kata Bringbun melanjutkan.

“Paku-paku itu, lama-lama berkarat, dan mengotori aliran getahku. Menghambat suplai makanan dari akar menuju daun. Kemarin-kemarin aku masih bisa berusaha bertahan.”

“Kenapa mereka tega melakukan itu, Bringbun?” aku spontan kembali bertanya.

“Karena bangsa manusia selalu meremehkan yang lain. Selalu ingin mudah, dan murah. Mereka memasang poster, pengumuman, iklan-iklan, bahkan bendera-bendera, dengan memaku dan memotong dahan-dahan seenaknya. Bahkan memaku tubuh-tubuh kami dengan besi, lalu meninggalkan besi-besi itu, untuk mereka pergunakan kembali pada saat dibutuhkan.”

Aku segera menghentikan makanku, dan melihat-lihat dahan Bringbun. O la la.., Aku hitung, hanya dalam satu dahan saja, hampir ada tiga puluhan paku berbagai ukuran yang menancap. Belum pada batangnya, aku melihat ratusaan paku, hingga besi-besi yang menonjol, sungguh mengerikan. Aku bergidik dan membayangkan betapa sakitnya.Karena mungkin sudah lama, sebagian besar paku-paku tersebut sudah berkarat.

“Dengan banyaknya paku yang menancap itu, tubuhku jadi luka-luka dan sakit. Pembuluh getahku banyak yang terputus. Akibatnya jalur saluran makananku menjadi terhambat. Untungnya batangku cukup besar, jadi aku masih bisa bertahan. Tapi bagaimana coba, dengan teman-temanku pohon-pohon yang masih kecil itu? Kalau di tubuhnya penuh paku, dia bisa kering dan akhirnya banyak yang mati sia-sia!”, ujar Bringbun kembali terlihat marah dan kesal.

“Ya, ya, kamu benar Bringbun,” kataku membenarkan. “Selain melukai kami dengan paku dan besi, tangan-tangan jahil

bangsa manusia juga tega-teganya menyayati kulit batang tubuh kami dengan belati dan pisau kater. Mereka mencoba menuliskan namanya, atau nama gengnya, di tubuh kami. Mereka menyayati kulit tubuh kami, tanpa berpikir bahwa perbuatan itu membuat kami sakit. Betapa kejamnya mereka, bukan? Dikiranya dengan melakukan hal itu, nama mereka akan terkenal. Sungguh-sungguh biadab.”

“Ya, betul-betul biadab,” aku mengamini ucapan Bringbun. Aku kini bisa melihat bahwa Bringbun memang sakit. Ada banyak cabang

Page 28: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

1� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 20121� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

pohonnya yang kering. Lebih banyak daun Bringbun yang mulai berwarna kuning

“Masih ada satu lagi perbuatan biadab yang menyiksa. Banyak manusia yang tidak pernah berpikir, dengan tega membakar sampah di dekat kami! Benar-benar tidak memiliki perasaan. Alasan mereka sungguh sederhana sekali. Hanya karena mereka tidak ingin repot membuang daun-daun kering bangsa kami, ke tempat sampah. Mereka tega membakar daun-daun itu, di dekat kami,” kini suara Bringbun memelas dan menyayat hati.

“Akibat perlakuan itu, aku dengar banyak teman-temanku di sepanjang jalan kota ini yang mati. Daun-daunnya meranggas, batangnya melepuh, lalu kering dan tumbang. Kalau sudah demikian, mereka dengan gembira menjadikannya kayu bakar. Bayangkanlah Chikuita, kami pepohonan di kota ini, yang telah banyak berjasa pada manusia, akhirnya hanya menjadi kayu bakar,” kali ini Bringbun meneteskan air mata. Aku pun jadi ikut terharu.

“Aku tahu penderitaanmu, sahabatku Bringbun. Kami juga, bangsa burung, sesungguhnya juga sangat menderita. Semakin padat dan kotor kota ini, semakin banyak kami mengalami musibvah. Kami banyak ditangkapi dan diperjualbelikan,” kataku balik bercerita kepada Bringbun.

“Memang sebagian dari kami diberi sangkar, bahkan ada yang sangkarnya sangat indah. Selain itu kami juga diberi makanan yang enak-enak. Tapi apa artinya diberi sangkar yang indah, serta makanan yang enak-enak, jika setiap hari kami dikurung?”, kataku melanjutkan cerita. Bringbun tampak mulai tertarik mengikuti ceritaku.

“Selain diperjualbelikan, kami juga ramai-ramai dibunuh. Bukan untuk diambil dagingnya, tapi dibunuh untuk kesenangan. Kami diketapel, atau ditembaki menggunakan senapan angin, betul-betul semata-mata hanya untuk kesenangan saja. Padahal katanya, kami dilindungi undang-undang. Tapi kenyataannya, para penembak, pemburu, dan penjual burung, tak pernah mendapat hukuman. Jadi, nasib kita sesungguhnya sama, Bringbun...,” kataku.

Baru saja selesai bicara seperti itu, tiba-tiba saja dari arah bawah ada sesuatu yang menyerempet sayap kiriku. Sedikit terasa sakit. Kemudian kudengar Bringbun berteriak-teriak menyuruh agar aku segera terbang.

Page 29: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

1�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 1�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Katanya, di bawah ada dua orang remaja yang mencoba memburuku dengan ketapelnya. Aku jadi kaget dan panik.

Belum lagi aku mencoba terbang, tiba-tiba benda keras kembali menyerempet tubuhku. Bringbun kembali berteriak-teriak menyuruh aku segera kabur. Bahkan, ia kini menggoyang-goyangkan seluruh cabang, dahan dan ranting-rantingya. Akibatnya, daun-daun kering dan debu-debu yang menempel di Bringbun serentak berjatuhan dan membuat mata kedua pemburu itu kelilipan. Keduanya terdengar berteriak-teriak kesakitan sambil menguceki matanya.

Bringbun kembali berteriak memintaku agar segera kabur. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan. Walaupun sayapku sedikit pegal, aku segera mengambil kepak seribu. Aku pamitan dan langsung kabur meninggalkan sahabatku Bringbun yang masih terus menggoyang-goyangkan seluruh tubuhnya. Sedangkan di bawah Bringbun, kedua pemburu jahat itu masih berteriak-teriak kesakitan. Karena selain keduanya matanya kelilipan, juga tubuhnya tampak bentol-bentol akibat kejatuhan ulat bulu. Keduanya terus berteriak-teriak dengan kedua tangannya sibuk menggaruki tubuhnya yang gatal.

Sambil aku pulang kembali ke markasku di Taman Hutan Raya, dalam hati aku bersyukur dan yakin bahwa masih ada Tuhan Maha adil. Segala perbuatan pasti akan mendapatkan balasannya. Jika kita berbuat baik akan berbuah kebaikan, dan jika kita jahat akan berbuah keburukan pula. [*]

Mengenal Lebih DekatNafisa Nurul Izza

Nama saya Nafisa Nurul Izza. Saya lahir di Bandung, 27 Oktober 2000. Saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Kakak saya, Hafiz Mustafa Harras, sekarang sudah lulus dari Unjani, jurusan Apoteker. Teteh saya, sekarang berada di tingkat 3 jurusan Bahasa Inggris UPI. Ibu saya adalah guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP dan ayah pengajar di UPI.

Page 30: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

1� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 20121� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Alamat rumah di jalan Alamanda IX no.4, Gempolsari Indah, Bandung. Di sini, nama-nama blok berasal dari nama bunga, seperti, Alamanda, Tulip, Mirabilis, Bougenville, dan lain-lain. Lingkungan tempat tinggal saya cukup luas, karena termasuk komplek perumahan yang padat. Rumah saya memiliki 5 kamar tidur, perpustakaan, 1 mushala kecil, ruang tamu, dan ruang keluarga yang menyatu dengan meja makan. Di samping halaman depan ada taman mini yang tumbuh pohon Mangga dan Nangka, plus 1 kolam ikan. Nangka disamping buahnya kami makan, juga untuk menjernihkan sumur resapan air hujan yang ternyata dapat kami gunakan untuk keperluan sehari-hari. Karena air hasil resapan itu cukup jernih untuk digunakan.

Pinggir taman dipasangi beberapa kawat untuk menjemur pakaian. Mangga yang berbuah, kami makan, dan saking banyaknya, kami sering membagikannya pada tetangga. Bahkan pedagang yang lewat, juga seringkali kebagian rezeki mangga yang matang.

Sehari-hari kami menggunakan air sumur resapan, hingga jarang menggunakan air PDAM. Di belakang rumah terdapat sawah yang terbentang, cukup luas. Pagi-pagi, saya biasa membuka jendela dan melihat matahari bersinar amat cerah. Sedangkan kamar Teteh berada tepat di depan sawah. Kami bisa melihat bagaimana pak Tani membajak sawah dengan kerbaunya, dan melihat bu Tani serta pak Tani menumbuk padi.

Saya sangat senang tinggal disini. Semua tetangga saya baik-baik dan ramah. Dari komplek saya tinggal, ke mana-mana cukup dekat. Mau ke supermarket, warung, sekolah, toserba, tempat photocopy, tempat sablon, atau ke tempat-tempat penjual makanan yang enak.

Di sebelah timur komplek perumahan saya, adalah perkampungan kota. Sering saya dengar orang tua, apalagi anak-anak kecil hingga dewasa, berbicara menggunakan bahasa Sunda. Tidak jarang saya mendengar pembicaraan mereka yang, menurut saya, cukup kasar. Rasanya tidak pantas untuk didengar dan diucapkan. Anak kecil di sana sangat suka mengatakan kata-kata kasar kepada teman dan orang lain yang lebih dewasa. Remaja-remajanya juga banyak yang jauh dari norma sopan santun. Kepada teman memakai bahasa Sunda kasar, juga mengucapkan kata-kata binatang yang seharusnya tidak pantas diucapkan. Anak lelaki memiliki perilaku gaul yang sangat buruk.

Page 31: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

1�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 1�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Seperti, mulai dari cara berpakaian ala anak Rock, Punk, Rock n Roll, dan lain-lain. Baju memakai kaus yang kotor, kumal, serta celana boxer atau celana jeans yang kedodoran sehingga tak jarang boxer yang dipakai kelihatan. Rambut diwarnai sedemikian rupa dan bermodel Mohawk, yang sedang trend di masa anak muda sekarang. Kulit dihiasi oleh luka gores yang belum kering, akhirnya meninggalkan bekas luka yang banyak. Penampilan dan lingkungan sekitar rumah di perkampungan kota itu, juga jauh dari namanya bersih dan rapi. Biasanya ke mana-mana mereka bergerombol, membentuk gengnya sendiri.

Rutinitas sehari-hari mereka adalah berkumpul, mengobrol hal-hal yang menurutku tidak penting dan sangat tidak bermutu. PS, Game Online adalah santapan yang mambuat ketagihan setiap hari. Game Online tak jauh dari Point Blank, AyoDance, Striker Strike dan entah apa lagi. Warnet menjadi tidak nyaman akibat makian dan umpatan kasar para pemain, juga kepulan asap rokok yang sangat mengganggu. Malah, lebih parah lagi adalah kelayapan malam-malam adalah sudah dianggap biasa. Paling mereka hanya nongkrong disuatu tempat, mengobrol atau berpacaran sampai larut malam. Merokok juga sudah menjadi bagian dari hidup. Memang tidak semuanya merokok, tapi sedikit demi sedikit kegiatan merokok ini menyebar ke segala usia. Sering kuintip mereka merokok di tempat yang sepi bersama gengnya masing-masing. Rokok sudah menyelip di belakang telinga. Sehingga hanya perlu pemantik atau korek api, maka kepulan asapnya sudah tidak dapat dihindari lagi. Sungguh memprihatinkan, sehingga saya suka malas pulang melewati daerah itu pada sore atau malam hari.

Di sekolah, teman-teman saya baik-baik. Juga guru-gurunya. Di sana ada fasilitas ruang laboratorium bahasa, laboratorium komputer, panggung pendopo, perpustakaan, UKS, dan lain-lain. Ekstrakurikuler di sekolah saya juga banyak, seperti Paskibra, English Club, Nasyid, Cheerleader, dan lainnya. Saya pernah mengikuti ekskul Cheerleader dan lomba, kebanyakan menang. Tapi, teman-teman ekskul suka mengganggap saya centil dan ribet. Saya juga tidak terlalu senang kepada cara pelatihan di sana, karena jika salah hukumannya push-up 100 kali. Pemanasan mengitari lapangan sebanyak 3-5 kali. Meskipun saya harus memaklumi, karena itu adalah salah satu cara agar kami disiplin. Kami juga dididik agar selalu tegar. Tim cheerleader kami

Page 32: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

20 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201220 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

dinamai Cheers Little, dibagi atas 2 kelompok, yaitu kelompok senior dan junior. Senior biasanya jika sudah ada junior (anak baru) dan sudah lama, biasanya kelas 4 sampai kelas 6. Sedangkan junior biasanya kelas 1 sampai kelas 3 SD.

Prestasi saya di sekolah cukup membanggakan. Meski tak selalu ranking di setiap tahun ajaran, namun saya selalu bisa masuk 5 atau 10 besar. Mata pelajaran yang saya sukai adalah IPA, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, olahraga, kesenian, dan komputer. Rata-rata nilai saya selalu bagus pada semua mata pelajaran ini. Sedangkan untuk mata pelajaran lain, nilai saya hanya terbilang cukup.

Saya memiliki banyak teman baik di kelas. Meskipun di antara mereka, terutama teman laki-laki, ada yang memiliki sifat jahil. Ada juga yang (menurut saya) tak memiliki sopan santun kepada teman. Dia sangat senang mengatai temannya sendiri dengan kata-kata pedas. Teman-teman saya yang perempuan juga sering diejeknya. Tapi ia kemudian mendapat hukuman, karena rata-rata semua teman sebal padanya.

Menurut saya, lebih menyenangkan duduk di bangku kelas 6 SD. Dibanding kelas sebelummnya, di kelas 6 SD kami lebih disiplin belajar, serta memiliki guru yang semuanya menyenangkan. Juga yang terutama, karena di kelas 6 ini kami masuk jadwal pagi. Sebelumnya, yakni di kelas 3-5 kami mendapat kelas siang. Kami semua senang bisa menikmati sekolah pagi.

Setiap hari, saya bangun pada pukul setengah empat, atau terkadang jam lima pagi. Menunaikan shalat dan siap-siap pergi ke sekolah. Lalu, siangnya sehabis berganti baju dan makan, saya sempatkan untuk tidur siang. Menonton TV, lalu pergi mengaji bakda maghrib dan menunaikan shalat berjamaah bersama di pengajian. Pulang pada saat Isya, shalat, mengerjakan PR, menonton televisi sebentar sampai mengantuk lalu tidur. Tak lupa menyikat gigi dan mencuci muka. Begitu setiap hari. Pada hari minggu, saya dan teman-teman biasanya mengadakan janjian lari pagi ke Sumbersari. Karena di sanalah tempat tujuan orang lari pagi yang paling dekat dari rumah kami.

Sekarang, saya mulai jarang bermain. Dulu, sampai kelas 5 saya dan teman-teman bermain di rumah sering sekali. Bahkan di hari Minggu, dari pagi sampai sore, kami pergunakan untuk bermain. Kami

Page 33: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

2113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 2113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

biasa bermain karet, sondah, bermain boneka BP, guru-guruan, rumah-rumahan, petak umpet, dan lain-lain. Dulu, pada waktu kelas 3, saya dan teman-teman di rumah suka mencari sampah yang bisa dibakar, dikumpulkan di depan taman. Kami membakar sampah-sampah itu sambil menari-nari seperti suku Indian. Ramai sekali. Sampai, orangtua kami sering melarang karena khawatir akan terjadi kebakaran.

Terkadang kami bermain dengan anak-anak dari wilayah lain. Biasanya kami bermain bancakan, boy-boyan, atau ucing bola. Bancakan adalah permainan yang menggunakan batu besar sebagai pijakan, serta pecahan keramik atau genteng yang disusun. Boy-boyan hampir sama dengan bancakan, sedangkan ucing bola adalah permainan saling rebut antara kucing dan bola. Semua permainan itu, adalah permainan khas anak-anak suku Sunda di tempat saya tinggal.

Di rumah, saya mendapat tugas untuk menyiram tanaman, menyapu halaman depan, dan mencuci piring. Terkadang, saya suka malas hingga dimarahi. Entah karena capek, atau sedang badmood hingga suka malas bekerja. Sam pai kelas 5 SD, saya memang lebih suka bermain di luar. Kadangkala, menjelang maghrib baru pulang. Sekarang saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Seluruh pembagian pekerjaan, kini saya kerjakan dengan senang hati.

Hobi saya salah satunya adalah menulis. Saya sangat suka menulis cerita. Dari kecil, ayah selalu mendorong saya untuk menulis. Saya iri dengan kakak (teteh) yang sudah memiliki banyak prestasi di bidang ini. Bahkan karya teteh telah berkali-kali dimuat di koran.

Saya juga sangat suka membaca. Waktu kecil, saya biasanya melihat dari sampul buku, gambar dan judulnya. Kalau kira-kira menarik, saya baca dulu depannya. Kalau asyik, pasti saya habiskan buku dengan cepat. Saya memang selalu haus akan bacaan.

Awalnya saya suka membaca buku KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) terbitan Mizan. Buku itulah yang membuat saya bermimpi, untuk bisa mengirimkan karya dan dijadikan buku. Dari situlah saya mulai berlatih dengan tekun. Beberapa karya saya, kemudian berhasil dimuat di koran Pikiran Rakyat, yakni pada rubrik Percil (PR kecil). Saya masih ingat, honor pertama yang saya terima dari tulisan saya, sebanyak Rp. 50.000. Saya langsung mengambilnya di kantor koran Pikiran Rakyat. Betapa senangnya pada saat itu.

Page 34: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

22 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201222 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Hingga kemudian saya memutuskan untuk mengikuti LMCA ini. Awal saya menulis Bringbun dan Chikuita ini, karena saya sangat

bersimpati dengan penderitaan pohon. Banyak sekali pepohonan yang berada di perkotaan yang kokoh menjulang, seperti akasia, angsana, serta beringin, yang tidak terurus. Lebih-lebih pohon-pohon yang berada di tepi jalan raya. Banyak pohon yang daunnya sedikit , berguguran, hingga mengering dan tumbang. Kemungkinan karena di sekitar akarnya, telah dipadatkan dengan semen dan trotoar. Tentu saja air hujan tidak bisa meresap, ditambah tak ada kepedulian orang-orang untuk memeliharanya. Yang paling memprihatinkan lagi, pada batangnya seringkali ditempeli iklan, bahkan poster-poster, serta bendera-bendera. Karena dianggap gratis dan murah, maka pohon-pohon itu banyak dipaku. Paku-paku itu, tentu saja lama kelamaan akan berkarat. Sangat miris sekali. Mengingat jasa pohon itu sesungguhnya begitu besar. Mereka bertugas menyerap karbondioksida, termasuk racun-racun dari asap kendaraan, menjadi oksigen yang dapat kita hirup. Belum lagi kalau pohon itu berbuah, belum lagi fungsi pohon sebagai peneduh. Apalagi jika mengingat bahwa sekarang jarang sekali ada hutan yang lebat. Padahal hutan adalah penyelamat dunia. Mereka berfungsi sebagai paru-paru bumi.

Lalu saya tambahkan Chikuita sebagai penambah saksi kekejaman manusia. Burung-burung semakin langka karena diburu, di ketapel, diperjualbelikan. Sehingga, beberapa waktu lalu, berita tentang ulat bulu menyerang beberapa desa di Jawa Tengah. Itu karena faktor kelangkaan burung yang biasa memakan ulat.

Nama Chikuita ini saya dapatkan ketika mama saya mendengarkan lagu-lagu dari kelompok musik ABBA. Salah satu lagu yang diputar itu begitu indah, dan saya menyukainya. Ketika saya tahu bahwa judul lagu itu adalah Chikuita, maka saya kemudian menjadikannya tokoh dalam cerita saya.

Saya berharap dengan adanya tokoh Chikuita dan Bringbun di dalam cerita saya ini, mampu menyadarkan tentang arti dan pentingnya kehadiran mereka. Agar adanya sikap menghargai dan mawas diri mengenai kondisi alam sekarang. Menyadarkan tentang pentingnya flora dan fauna yang ada di Indonesia kita tercinta ini. [*]

Page 35: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

2313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Maafkan Aku, … Kek Ahmad Ali Ashshidiqi

23

Page 36: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

2� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 20122� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Aku adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Namaku Anggito Wiryawan. Aku biasa dipanggil ‘Tito’. Aku dilahirkan di Sorong, 10 Februari 2001. Aku adalah siswa kelas enam di

SD Al Irsyad Kota Sorong, Papua Barat. Dua kakak perempuanku telah kuliah dan tidak tinggal serumah dengan orangtuaku. Kakak pertama bernama Paramitha Wiryawan. Dia kuliah di STIS Jakarta. Kakak kedua bernama Maharani Wiryawan. Dia kuliah di AMG Jakarta. Kakak perempuan ketiga bernama Windyani Wiryawan. Dia biasa dipanggil ‘Windy’, dan masih tinggal serumah dengan orangtuaku karena masih kelas 2 SMA.

Ayahku bernama Wiryanto. Dia seorang pelaut yang bekerja di kapal udang. Dia sering berlayar meninggalkan kami selama 2 – 3 bulan. Ibuku bernama Wantini seorang guru di sebuah SMPN di Kota Sorong. Nama belakangku dan kakakku adalah gabungan antara nama ayah dan nama ibu. Selain itu tinggal pula kakek di rumahku. Dia adalah orang tua dari ayahku. Dahulu kakek juga seorang pelaut. Dia seorang prajurit Angkatan Laut. Sedang nenek sudah meninggal lebih dulu. Rumah kakek telah dijual oleh anak-anaknya. Kakek tidak mempunyai rumah lagi. Kakek meminta tinggal di rumah kami, karena rumah kamilah yang paling besar.

Seperti biasa ayah pergi berlayar dengan kapal udangnya. Suasana rumah serasa sunyi. Jika ayah di rumah, ayah pasti orang yang sering menegurku kalau aku terlalu lama bermain. Misalnya bermain Play Station, Online, dan nonton televisi. Jika ayah pergi, ibu yang menegurku, tetapi tidak sekeras ayah. Suatu hari sepulang sekolah, ibu membawa kabar yang mengejutkan. Ibu mengatakan, ”Ibu mendapat tugas untuk penataran ke Jakarta”. Aku bertanya, ”Berapa lama, Bu?”

“Hanya dua minggu,” jawab ibu. Kepalaku langsung pusing. “Apa jadinya kalau dirumah tanpa ibu

selama dua minggu?” tanyaku dalam hati. Sehari sebelumnya, Kak Windy juga berangkat ke Bandung untuk mengikuti pekan karya ilmiah. Aku bingung membayangkan harus menjaga kakek yang telah pikun. Ingin rasanya kularang ibu agar tidak pergi, kataku dalam hati. Tetapi tidak bisa, karena ini adalah salah satu tugas ibu sebagai guru.

“Soal makan, kamu tidak usah khawatir,” kata ibu. “Ibu sudah titip Bude Ning memasak untuk kamu dan kakek”, lanjutnya. Bude Ning

Page 37: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

2�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 2�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

adalah tetangga sebelahku yang sangat dipercaya ibuku. Bude Ning juga adalah teman SMA ibuku. Jadi, wajar jika ibu meminta tolong pada Bude Ning.

Tiga hari kemudian, ibu berangkat ditemani oleh rekan guru dari sekolah ibu. Aku tidak mengantar karena harus sekolah. Di sekolah, aku berpikir bagaimana menjaga kakek yang pikun. Melihat wajahku yang bingung, Fandi memanggilku. Fandi adalah sahabat yang sangat kupercaya walau dia penganut agama Kristen Protestan.

“Mengapa kamu melamun?” tanya Fandi. “Aku ditinggal ibuku. Terpaksa aku harus menjaga kakek yang

pikun.” jawabku. “Kamu harus sabar,....” kata Fandi. Aku sedikit bingung dengan perkataan Fandi. Sepertinya masih

ada kata-kata yang akan diucapkannya. Jam satu siang aku pulang sekolah. Setelah mengganti baju, kemudian aku makan siang. Kulihat piring bekas kakek makan siang. Nasi putih, sayur rebung dan ikan goreng kusantap dengan cepat karena lapar. Tiba-tiba aku mendengar suara kakek. “Tito ambilkan piring, Kakek mau makan.” kata kakek.

Aku terkejut. “Bukankah Kakek sudah makan?” tanyaku. “Kakek belum makan, dari tadi Kakek tidur”, jawab kakek. Aku mengambil piring dengan pikiran bingung. “Mana ikan kuah kuningnya? Kenapa kamu habiskan, itu makanan

kesukaan Kakek?” tanya kakek sambil marah. “Kek, hanya ada ikan goreng, bukan ikan kuah kuning”, jawabku.

Kakek tetap membantah. Kakek menyuruhku meminta di Bude Ning. Aku menjawab, ”Tidak mau, aku malu. Bude kan punya tiga anak laki-laki yang sudah besar, pasti makannya juga banyak”. Walaupun begitu kakek tetap memaksaku. Aku mengalah. Aku teringat kata-kata Fandi, kita harus sabar kepada orang tua.

Kemudian aku ke rumah Bude Ning meminta ikan kuah kuning. Tetapi Bude Ning tidak memasaknya. Bude menyuruhku untuk membeli ikan kuah kuning di warung. Sesampai di rumah, aku menyuruh kakek untuk makan. Sungguh aku sangat kesal ketika kakek berkata, ”Kakek tidak lapar, Kakek mau menonton televisi”. “Aaaagh”, sambil meletakkan mangkok berisi ikan kuah kuning kesukaan kakek. Tiba-tiba ibu mengirim SMS. Di pesan masuk tertulis, ‘Ibu sedang transit di Makassar’. Aku

Page 38: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

2� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 20122� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

menelpon dan menceritakan kejadian tadi kepada ibu. Ibu menasihatiku agar sabar. Ibu menyuruhku shalat dzuhur karena waktu shalat sudah hampir habis.

Hari ini libur sekolah, karena para guru mengikuti KKG yang diadakan di sekolahku. Setelah shalat subuh aku tidur lagi. Jam delapan pagi, kakek membangunkanku untuk pergi sekolah.

“Aku libur, Kek” jawabku lalu tidur lagi. Tetapi akhirnya, aku bangun juga karena kakek terus menepuk-

nepuk punggungku. Setelah makan pagi, aku menonton televisi. Saat itu di Trans TV sedang ditayangkan Islam Itu Indah bersama Ustadz M. Nur Maulana yang terkenal dengan sapaan, ”Jamaaah....... Alhamdulillah.” Ustadz sedang membahas masalah merawat orang tua. Beliau berkata, ”Merawat anak lebih mudah daripada merawat orangtua, karena merawat anak semakin lama semakin pintar. Sebaliknya merawat orang tua semakin lama semakin menjengkelkan. Tetapi kalau kita sanggup dan sabar dalam merawat orangtua, maka Allah SWT menjanjikan pahala surga”.

Nyaris saja aku menitikkan air mata. Aku hampir tidak mau lagi merawat kakek yang pikun. Aku pun berdoa kepada Allah SWT agar kakek tetap sehat dan daya ingatnya masih baik. Aku harus membalas budi karena kakek yang menjaga aku ketika ibu dan ayah bekerja. Aku juga berdoa, semoga anakku dan cucuku akan merawatku dan tidak kesal jika aku sedikit pikun dan pelupa. Kakek, maafkan kesalahanku, doaku dengan sangat khusyuk.

Tiba-tiba terdengar suara, ”Braak”. Aku segera berlari ke kamar kakek. Aku melihat kakek terlentang di lantai. Aku menangis dan berteriak meminta tolong. Aku menggoyang-goyang tubuh kakek, tetapi kakek diam saja. Suami Bude Ning, Pakde Anton, datang ke rumah. Aku melihat ia menelpon seseorang. Beberapa saat setelah Pakde Anton menelpon seseorang, ada mobil datang dan Pakde membawa kakek ke rumah sakit. Aku masih menangis ketika Bude Ning datang ke rumah. Bude menceritakan kalau kakek harus dirawat di rumah sakit. Bude berkata, “Pakde sudah menelpon ayah, mungkin besok lusa ayah baru tiba. Mas Bin akan menemani kamu”.

Dua hari kemudian ayah tiba di rumah. Ayah mengajakku ke rumah sakit. Aku sedikit lega. Kakek terlihat lebih sehat. Ketika aku

Page 39: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

2�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 2�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

masuk, kakek sedang berbicara dengan orang yang datang menjenguk kakek. Mungkin teman lama kakek . “Ini cucu laki-laki saya, ganteng ya, dia selalu ranking satu”, kata kakek sambil tertawa membanggakanku didepan teman kakek. Dalam hati aku berkata, “Ternyata kakek sangat bangga dan sayang kepadaku”. Aku jadi sedih mengingat kelakuanku pada kakek selama ini. Walau aku memperlakukan kakek dengan tidak baik, tetapi kakek membanggakan aku di depan teman-temannya.

Siang itu, ayah dan aku pergi ke Bandara. Kami menjemput Kak Windy yang tiba dari Bandung. Setelah membawa koper ke rumah, kami langsung menuju ke rumah sakit. Di depan kamar kakek, kami mendengar kakek sedang mengaji. Kami mengetuk pintu, lalu kami masuk. Kakek tersenyum lebar ketika melihat kak Windy.

“Apakah kamu mendapat juara?” Tanya kakek. Kak Windy menggelengkan kepala dengan lemas. Kak Windy terlihat sangat lesu.

“Tidak apa-apa, kegagalan itu biasa. Kamu harus lebih giat belajar.” Tiba-tiba aku dikejutkan dengan tepukan kakek pada bahuku, ”Tito juga harus rajin belajar dan lebih sayang kepada orangtua. Hiburan boleh saja tetapi tidak boleh berlebihan”.

Kemudian kakek mengatakan kalau kakek ingin tidur. Kami pun pergi ke warung makan karena kak Windy belum makan. Sepulang dari warung makan, kami membawa makanan kesukaan kakek, papeda dan ikan kuah kuning. Aku menepuk bahu kakek dengan perlahan agar kakek bangun. Tetapi kakek tidak kunjung bangun. Wajahnya terlihat damai saat tidur.

Ayah menyuruh seorang suster agar melihat keadaan kakek. Bagai disambar petir, ketika suster berkata kakek telah meninggal dunia.

Aku sangat menyesal. Aku merasa akulah yang menyebabkan kakek meninggal karena kelakuanku yang tidak baik. Aku begitu sedih dan menyesal dengan apa yang kulakukan. Air mataku terus berlinang sambil memohon maaf kepada kakek. “Maafkan Tito, ya Kek. Tito menyesal tidak berbuat baik kepada Kakek selama ini. Ya Allah Ampunilah salah dan dosaku. Belum sempat aku berbuat baik kepada Kakek, tetapi mengapa Engkau telah memanggilnya? Ampuni juga dosa Kakek.Terimalah amal ibadahnya. Tempatkanlah Kakek di surga-Mu, amiien, amiien yaa robbal alamin” pintaku dalam doa.

Beberapa hari kemudian.

Page 40: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

2� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 20122� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Di suatu sore yang cerah, kami berempat duduk-duduk. Bunga eforbia telihat mekar dengan indah. Aku ingat, kakek paling senang melihat bunga ini saat mekar. Setelah aku melihat bunga eforbia, ayah mengajakku ke bandara. Ternyata, sekarang ibu akan pulang.

Kami menjemput ibu. Kulihat wajah ibu campur aduk antara sedih dan senang. Tanpa sepengetahuanku, kak Windy memberitahu ibu jika kakek telah meninggal. Setelah pulang dari bandara, aku ke ruang keluarga, kubuka album foto. Ada foto kakek sedang menggendongku. Ada juga foto kakek bersama kakak-kakak perempuanku. Kalau diperhatikan, wajahku mirip dengan wajah kakek.

Biasanya anak mirip dengan orangtuanya, namun aku berbeda. Aku lebih mirip dengan kakekku daripada orangtuaku. Tidak terasa air mata telah mengalir di pipiku. Aku harus merelakan kepergian kakek. Aku sekarang mengerti apa yang dirasakan Fandi ketika dia menasehatiku.Ternyata kakek Fandi juga telah meninggal.

Adzan magrib terdengar ditelingaku. Aku pun ke masjid dan berdoa agar kakek dirahmati Allah SWT dan orangtuaku tidak meninggal begitu cepat.

Tak beberapa lama libur berakhir. Kehidupanku kembali seperti dulu, walau kakek telah meninggal. Kita harus menjaga orangtua dengan sabar, karena hidup mereka tidak lama lagi dan mereka bisa saja akan pikun. Kata-kata yang terakhir kuucapkan untuk kakek, “Selamat tinggal, Kek.” [*]

Keterangan: papeda adalah makanan pokok di Papua, terbuat dari sagu.

Mengenal Lebih Dekat

Ahmad Ali Ashshidiqi Tahukah kawan, bahwa Papua itu

begitu cantik, dengan gunung dan lembah yang sangat menakjubkan? Di sana ada salju abadi, ada danau yang jernih, ada hutan lebat dipenuhi margasatwa yang beraneka ragam. Hanya di Papua kalian bisa menjumpai

Page 41: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

2�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 2�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

burung kasuwari yang teramat indah dengan bulu-bulunya, juga merak burung yang megah.

Sayangnya, aku tidak tinggal di pedalaman, atau pedesaan yang memiliki alam seperti itu. Aku memang lahir di Sorong, Papua Barat, pada 15 Oktober 2001. Tapi aku tinggal di kota, dan seperti kota-kota lainnya, memiliki pemandangan yang tidak bagus.

Lingkungan di sekitar tempat tinggalku sangat bervariasi. Di depan rumah, ada sungai. Bukan sungai besar seperti di hutan-hutan, akan tetapi sungai kota yang semakin lama semakin kotor. Banyak orang membuang sampah di sana . Di sebelah rumah, ada para tetangga. Sebelah kiri keluarga Pak Tarno, di sebelah kanan keluarga Pak Banjarnahor, sedangkan di belakang, keluarga Pak Patimura. Bisa dibayangkan, bahwa sekeliling rumahku sudah rapat dibatasi rumah. Masih beruntung ayahku sempat menanam pohon, hingga sekarang aku memiliki 4 buah pohon. Ada dua pohon mangga, satu pohon rambutan, serta satu pohon jambu. Daun-daun dari pohonku seringkali berjatuhan di jalan. Rumahku, selain di depannya ada sungai, akan tetapi juga diapit jalan. Aku membayangkan, sebetulnya lingkunganku tinggal bisa sangat permai jika setiap orang bisa memeliharanya.

Aku bersekolah Di SDI al Irsyad / VI, Sorong. Sekolahku memiliki 12 kelas, dengan bangunan yang di sekelilingnya ditumbuhi bermacam-macam tanaman. Ada yang ditanam di dalam pot, dan ada yang ditanam di halaman. O ya, saat ini halaman lapang tempat bermain tengah sedang dipasang paving blok. Paving blok dipasang, supaya halaman tidak becek. Soalnya, saat hujan, biasanya halaman sekolahku becek, dan lengket penuh lumpur. Sehingga jika tiba saatnya melakukan Upacara Bendera, seringkali sangat mengganggu. Paving blok ini diberi pasir yang sedikit berkerikil, karena paving blok memang dipasang tidak memakai semen. Kerikil serta pasir itu akan mengisi lubang-lubang yang ada, sehingga air hujan masih bisa meresap.

Aku mempunyai teman yang sangat dekat, namanya Ido. Dia tinggal di sebelah rumahku. Ido usianya jauh lebih lebih muda dariku, tapi dia adalah teman yang sangat baik . Selalu mengajak bermain dan membawaku ke lantai atas rumahnya. Rumah Ido bertingkat dua. Dari lantai dua rumah Ido, aku seringkali memandang lingkungan rumah kami.

Page 42: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

30 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201230 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Tak ada Kebiasaanku yang melebihi asyiknya membaca buku. Aku memiliki buku-buku di rumah, dan juga komputer yang dilengkapi dengan modem. Kadangkala sesekali aku bermain internet, dengan mengunjungi sahabat-sahabatku lewat facebook., akan tetapi lebih sering aku mencoba berlatih menulis.

Ayahku adalah seorang penceramah. Dia suka berkeliling ke mesjid-mesjid, dan banyak memiliki buku-buku agama. Tapi di samping itu, ayahku adalah seorang guru bahasa Inggris. Aku senang memiliki ayah yang pandai berbahasa Inggris, sehingga aku bisa belajar padanya. Juga ibuku, dia adalah seorang guru. Keduanya sama-sama suka membaca, dan dari merekalah aku menyukai bacaan.

Ada pengalaman unik mengenai diriku, yakni dimulai sejak duduk di bangku kelas 3 SD. Entah mengapa, aku sangat senang sekali berbicara dengan benda-benda yang ada di sekelilingku. Benda-benda apa saja yang kulihat dan kupegang, seakan-akan mereka bisa berbicara. Misalnya saja berbagai macam mainan, staples, pensil, dan lain-lain. Senang sekali karena aku memiliki ayah dan ibu yang mengerti. Mereka tidak pernah mengganggu ketika aku tengah asyik dengan duniaku sendiri.

Saat itulah ibu menyarankan agar aku menuliskan pengalamanku berbicara dengan benda-benda, dalam diary. Ibu kemudian membelikan aku buku diary. Dan aku senang menulis berbagai pengalamanku sehari-hari dalam diary.

Sampai suatu hari, Pak guru Sangaji memberiku fotocopy LMC SD/MI 2012, dan meminta aku dan teman teman untuk mencoba. Aku tertarik untuk ikut serta, terutama karena disemangati ibuku agar mengikuti lomba itu. Menuliskan cerita dengan bebas, dan mengambil inspirasi dari orang orang yang dekat dengan sekelilingku, ternyata sangat menyenangkan. Suatu hari nanti, aku ingin menjadi seorang penulis.

Page 43: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

3113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Brownies dari Mama

Amelia Nuraisyah Quinsi Jemy

31

Page 44: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

32 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201232 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Entah kapan mamaku memberlakukan peraturan aneh ini. Dua kali dalam satu semester, aku harus mengikuti tata tertib yang dengan semena-mena diputuskannya sendiri. Tanpa

musyawarah untuk mufakat seperti yang diajarkan Bu Wiwit, guru PKn-ku. Aku menyebutnya “jam pembantaian kreatifitas”. Bagaimana tidak, aku harus meninggalkan apa yang aku sukai. Tidak ada game, tidak ada komik, tidak ada krayon, tidak ada kertas gambar, bahkan tidak ada seruling dan harmonika. Hal yang paling parah, tidak ada lagu-lagu Ost Naruto yang hampir tiap detik aku dendangkan! Oh..., sungguh penyiksaan! Dunia benar-benar bersikap tidak adil padaku dengan memberiku seorang mama yang suka memaksa. Bahkan di mataku, lebih kejam dari musuh bebuyutan Naruto yang dibenci semua orang. Arrggh....

“Cuma empat hari Dek, fokus dengan ujianmu. Apalagi ini UKK. Mama nggak mau kamu bikin mama malu. Bayangin, hampir tiap semester nama kamu dipanggil belakangan. Kamu tahu artinya?” Aku membayangkan wajah pemilik suara itu adalah Itachi, tokoh antagonis dalam komik Naruto, yang kini sedang berbicara padaku. Dan sebelum semakin lama mama berpidato, aku segera meneruskan kalimat yang berkali-kali mama ucapkan sampai aku bisa menghafalnya....

“Artinya kamu masuk dalam daftar siswa yang mempunyai nilai di bawah rata-rata kelas,” aku meneruskan kalimat yang diucapkan mama dengan logat yang membuat mama kesal.

“Mama nggak perlu mengulanginya berkali-kali!” jawabku sambil meninggalkan dia.

Aku melingkari kalenderku dari tanggal 11 sampai tanggal 14. Tak lupa kutuliskan kata “death” dengan menunjukkan anak panah pada tanggal-tanggal itu.

Hari penyiksaan sudah dimulai sejak Senin lalu. Mamaku meminta tambahan jam belajar pada guru lesku, khusus untuk menghadapi ujian ini. Bukan itu saja, aku harus tetap belajar di hari Sabtu, hari yang seharusnya tidak ada jadwal les. Benar-benar hari Sabtu yang menjengkelkan. Ini termasuk pelanggaran HAM. Aku akan mengadu pada papa jika papa pulang nanti.

Papaku bekerja di luar kota. Kadang aku merasa iri melihat

Page 45: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

3313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 3313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

teman-temanku yang setiap hari bisa berkumpul dengan ayah ibunya. Sedangkan aku harus menunggu hari libur, baru aku bisa melihat wajah papaku.

Sering aku bertanya pada papaku mengapa papa tidak tinggal disini saja. Papa bilang, “Tidak ada pekerjaan yang cocok untuk Papa di sini.” Dan ketika aku bertanya lagi mengapa papa tidak mengajak kami tinggal bersamanya, jawab papa, “Siapa yang menjaga rumah ini kalau kita pindah?”

Selama ini aku tinggal bedua di rumah peninggalan kakekku. Paman dan bibiku semua jauh di luar kota. Hanya setiap hari raya berkumpul di rumah ini. Itulah saat yang paling aku tunggu karena aku merasa kesepian di rumah besar ini.

Aku tidak begitu paham dengan urusan orang dewasa. Aku menduga papaku belum punya cukup uang untuk membeli sebuah rumah sebagai tempat tinggal kami. Kedengarannya memang kurang sopan, tapi begitulah aku menyimpulkannya. Buktinya mamaku harus bekerja untuk menambah penghasilan.

Mamaku membuka usaha katering di rumah. Tiap hari mama membuatkan pesanan makan siang untuk sebuah TK ternama yang tidak semua anak bisa menjadi siswanya kecuali anak-anak orang kaya. Begitulah kata mamaku. Untuk pendaftaran saja wali murid harus membayar biaya masuk yang tidak kalah mahalnya dengan biaya masuk Perguruan Tinggi. Itu juga kata mamaku. Dan tiap bulannya hampir sekitar 1 juta untuk mereka keluarkan sebagai uang SPP. Sungguh tidak masuk akal untuk keluarga kami. Bisa jadi gaji papaku per bulan. Aku tidak tau persis berapa gaji papa, tapi yang jelas papaku tidak sekaya wali murid anak-anak TK itu. Yang aku ingat orangtuaku menabung beberapa bulan untuk membelikan sepeda baru untukku ketika aku merengek memintanya. Aku benar-benar tidak mengerti pelajaran apa saja yang diberikan kepada anak-anak itu. Harus semahal itukah untuk bisa pintar? Untung saja aku tidak di sekolahkan di sana. Akan benar-benar mubadzir untuk anak pemalas sepertiku.

Mamaku mengawali hari sibuknya di dapur dibantu Mak Partini, tetangga kami yang menjadi asisten tetapnya. Jangan tanya hasil masakan mama. Kami tidak perlu pergi ke restoran mewah untuk makan

Page 46: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

3� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 20123� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

malam yang lezat ataupun sarapan yang sehat. Mama bisa menyulap jamur menjadi daging, membuat pizza jamur, sate jamur, omelet jamur, jamur krispi dan berbagai hidangan jamur. Itu salah satu rahasia mama memanjakan papa yang seorang vegetarian. Dan menurutku mama adalah pembuat brownies terbaik sepanjang masa. Agak berlebihan memang, tapi aku benar-benar kecanduan brownies buatan mama.

Selain itu mama juga mempunyai keahlian yang menurutku tidak ada lawan yang bisa mengalahkannya, andaikan ada sebuah perlombaan untuk hal yang satu ini. Mungkin ini termasuk hobi unggulan mamaku. Hampir tiap menit sepanjang hidupku aku bisa melihat mama memegang sapu. Begitu ada sesuatu yang dianggap mengotori lantai, mama langsung melesat secepat kilat membersihkannya dengan benda kesayangannya itu. Aku harus super hati-hati dengan barang-barang-barangku dan meletakkannya dengan rapi di tempat yang telah dipatenkan mamaku, atau mama dengan tanpa ampun membuangnya di tempat sampah.

Buka aku saja, papaku juga terganggu dengan kebiasaan mama ini. Bahkan pernah suatu saat papa menegurnya. Tapi tetap saja mamaku mempertahankan perjuangannya untuk terus bersih-bersih. Sampai kami sepakat pada hari ulang tahunnya memberikan sebuah kado berupa sapu. Mama tertawa geli menerimanya, dan kami merasa puas sudah mengerjai mama.

Dari percakapan telepon yang aku dengar kemarin, mama melarang papa membawa komik pesananku sampai ujian selesai. Mamaku mirip seorang provokator yang sedang beraksi. Aku berdoa semoga papa tidak mendengarkannya.

Kembali aku membolak-balik buku pelajaranku. Dari jendela kamarku aku bisa melihat anak-anak bermain sepeda di jalan depan rumahku. Bahaga sekali mereka, tidak harus belajar di hari Sabtu, tidak harus memikirkan ujian hari Senin.

“Imel...” suara mama mengejutkanku, “Buka pintunya Dek.”Aku beranjak daritempat dudukku dan membuka pintu dengan

malas.“Wow...brownies,” begitulah reaksiku ketika melihat apa yang

dibawakan mama untukku.

Page 47: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

3�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 3�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Buat teman belajar,” kata mama, “Habis ini kamu mandi, jam 4 kamu les,” lanjut mama. “Mama mau ke dapur dulu, masih belum selesai. Tolong kamu buang sampah ini ke depan. Sudah penuh, “ kata mama sambil menunjuk tempat sampah di pojok ruangan, kemudian beranjak meninggalkanku. Tetap saja dimana pun berada mata mamaku selalu awas terhadap benda-benda kotor.

Aku meletakkan brownies di atas meja belajarku. “Mmmm... pasti enak!” pikirku sambil mulai menggigitnya. “Agenda berikutnya mandi kemudian berangkat les. Ups, hampir lupa, membuang sampah ke tempat sampah depan rumah. Oke Mom, aku anak baik yang selalu menuruti perintahmu, “ gumamku sedikit kesal.

Aku melangkah ke depan rumah membawa tempat sampah di tangan kananku, dan mebuka pintu pagar depan ketika tiba-tiba kudengar suara yang membuat hatiku luluh lantak. “BLUUUUM...!!!!!”

“Maamaaaaaaa...!” aku berteriak histeris. Para tetangga spontan keluar rumah dan mulai berlarian ke arah rumah kami. Beberapa ibu berusaha menenangkanku. Entah apa yang terjadi di sana. Asap nampak membumbung dari belakang rumah kami. Orang-orang mulai sibuk memadamkan api.

“Tabung gas meledak,” itulah kata sebagian orang.“Mana Mamaku..., dimana Mamaku...?” tangisku pecah. Aku

berusaha melepaskan diri dari entah siapa yang memegangiku. “Aku ingin Mamaku. Aku ingin melihatnya!” pekikku.

Aku tidak sanggup membayangkan apa yang terjadi pada mamaku sampai aku melihat beberapa orang keluar dari pintu rumahku membopong sesosok tubuh. Sekilas aku masih bisa melihat wajah mamaku sebelum semuanya menjadi gelap.

Kepalaku masih berat ketika aku berusaha membuka mataku. Ingatanku langsung tertuju pada mamaku. Dimana mamaku...? Aku mulai menangis lagi ketika tiba-tiba bu Yul muncul di hadapanku. Aku baru menyadari kalau aku tdak sedang berada di kamarku. Bu Yul adalah tetangga depan rumah kami. Dari beliau aku tahu bahwa mamaku dibawa ke rumah sakit.

“Mamamu baik-baik saja, Nak...,” bu Yul memelukku. “Papamu sekarang menjaganya di sana.”

Page 48: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

3� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 20123� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Papa sudah datang?” tanyaku.“Iya, sesaat setelah api berhasil dipadamkan petugas kebakaran.

Untunglah api tidak meyebar. Hanya dapur saja yang hancur. Besok budhemu datang. Malam ini Imel bobok di sini sama bu Yul ya...!” Aku mengangguk pasrah.

“Bu Yul, boleh aku pulang sebentar? Aku ingin mengambil sesuatu.”

Bu Yul mengangguk sambil tersenyum. Aku segera beranjak menuju rumahku. Ada perasaan tidak enak saat aku tiba di depan pintu. Perlahan aku membukanya. Aku tak kuasa membendung air mataku. Apa yang baru saja terjadi seperti sebuah mimpi buruk. Semua terlihat berantakan. Aku menuju kamarku, mencari sisa brownies dari mamaku. Tangisku semakin menjadi saat aku mendapatinya.

“Teman belajar...,” isakku mengingat kembali ucapan mama.Aku idak mau berlama-lama sendiri di sini. Segera kubereskan

beberapa buku pelajaranku. Tak ketinggalan selimut merah kesayanganku dan sisa brownies tentunya.

Bu Yul sudah menantiku di ruang tamu saat aku kembali ke rumahnya. Beliau sudah menyiapkan makan malam untukku. Sebenarnya aku tidak berselera makan, tapi demi menghormati Bu Yul yang sudah sangat baik kepadaku, aku pun memakannya.

Keesokan harinya bersama budhe yang datang dari Madura aku menjenguk mama ke rumah sakit. Aku langsung menghambur ke arah mama begitu sampai di ruangan beliau dirawat. Air mataku tak terbendung melihat mama dengan luka bakar di tubuhnya.

“Ini akan sembuh, Sayang,” papa menenangkanku.Mama benar-benar tidak banyak bicara. Beliau hanya berpesan

supaya aku tidak nakal selama mama di rumah sakit. Aku ingin lebih lama menemani mama di sini, tetapi mama memintaku untuk pulang.

Rumah ini benar-benar aneh tanpa mama. Budhe mulai membersihkan rumah yang berantakan. Aku bermaksud membantunya tetapi Budhe tidak mengijinkanku.

“Kamu belajar saja, bukannya besok ujian?” Budhe mengingatkanku.

“Ya, aku harus belajar. Aku tidak mau mengecewakan Mama,” janjiku dalam hati. Kubuka kembali buku pelajaranku. Aku bisa menghafal

Page 49: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

3�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 3�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

berpuluh-puluh nama tokoh dalam komik Jepang kesukaanku. Dengan mudah aku bisa memahami isi cerita semua komik yang aku baca. Aku bahkan bisa mencari notasi lagu Wind dari Akeboshi, Namikaze Satelite dari Nagareboshi dan masih banyak lagi dengan hanya beberapa kali saja mendengarkan lagunya dengan harmonikaku. Aku murid kesayangan Pak Giyo di kelas musik. Aku bukan anak bodoh. Aku pasti bisa! Begitulah aku menyemangati diriku sendiri. Dibantu guru lesku semua berjalan seperti keinginanku. Baru kali ini aku merasa benar-benar siap mengikuti ujian.

Empat hari telah berlalu. Ujian telah berakhir. Aku bisa lebih sering mengunjungi mamaku. Keadaan mama semakin membaik. Aku sangat bahagia melihat mama sudah mulai cerewet lagi, hal yang dulu kubenci.

Siang ini aku menghabiskan waktu membantu Budhe membersihkan rumah. Dapur kami sudah dibenahi. Ada perasaan sangat tidak nyaman ketika aku berada di dapur. Tapi aku berusaha menyingkirkannya. Aku tidak mau kejadian buruk itu menghantuiku, dan membuatku trauma.

Hari terus berganti. Aku sedang meminta Budhe supaya bersedia mengambil raportku besok ketika kabar baik itu datang. Papa memberitahu kami melalui telepon bahwa mama sudah diijinkan pulang hari ini. “Alhamdulillah,” aku berucap syukur. Aku juga sangat kasihan pada papaku yang setiap hari harus bolak-balik karena pekerjaannya di luar kota.

Aku memotong beberapa tangkai bunga mawar yang bermekaran di depan rumahku. Kumasukkan ke dalam vas berisi air dan meletakkannya di meja rias mama. Aku tidak sabar menunggu kedatangan mama.

Sebuah taksi berhenti di depan rumahku. Aku tersenyum bahagia melihat mama turun dari taksi. Aku berlari memeluknya. Kulit tangan mamaku terlihat berkerut-kerut. Sebagian bekas luka bakar tampak pada leher dan pipinya. Meskipun begitu mama tetap terlihat cantik di mataku. Bu Yul yang dari tadi ikut menunggu bersama kami menyalami mamaku. Para tetangga lainpun berdatangan. Semua bahagia melihat mama sudah pulang dari rumah sakit.

Keesokan harinya Budhe mengambilkan raport untukku. Ini untuk pertama kalinya aku berdebar-debar menunggu raportku. Budhe keluar dari ruang kelas V membawa buku bersampul biru. Beliau tersenyum

Page 50: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

3� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 20123� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

sambil memberikannya padaku.“Aku naik kelas kan, Budhe?” Budhe hanya tersenyum. Segera kubuka

raportku. Semua di luar dugaan. Aku berlari sekencang-kencangnya. Aku ingin segera menunjukkan raportku pada mamaku.

“Mama akan membuatkanku brownies spesial dengan taburan keju sebagai hadiahnya,” kata mama puas melihat hasil kerja kerasku. Aku bahagia mendengarnya.

Aktifitasku kembali normal minggu ini. Bermain musik, menggambar, bermain game, semua begitu menyenangkan. Dan seperti biasanya, setiap hari Sabtu papa pulang membawakanku beberapa komik yang sudah aku pesan sebelumnya. Dalam hati aku berjanji akan mengatur waktu antara belajar dan hobiku. Aku tidak mau mengecewakan mama dan papa karena aku tahu mereka sangat menyayangiku dengan cara mereka masing-masing. Dan aku juga sangat menyayangi mereka. [*]

Mengenal Lebih Dekat

Amelia Nuraisyah Quinsi Jemy

Halo, namaku Amelia Nuraisyah Quinsi Jemy, aku biasa dipanggil Imel. Aku lahir tanggal 13 Nopember 2001 di Kota Blitar, sebuah kota kecil di Jawa Timur yang tidak begitu ramai. Aku sangat bangga terlahir di kotaku ini karena disinilah tokoh Proklamator, Ir. Soekarno dimakamkan.

Aku tinggal di Kelurahan Rembang, Sananwetan. Lingkungan tempat tinggalku sangat nyaman. Rata-rata penduduk bermata

pencaharian sebagai petani. Hanya sekitar 500 meter dari tempat tinggalku, terdapat area persawahan. Jadi udaranya terasa segar. Disini juga terdapat Balai Benih Ikan ( BBI ). Tempat ini merupakan tempat pembudidayaan ikan di Kota Blitar. Salah satu jenis ikannya adalah ikan Koi, yang kemudian dijadikan lambang untuk kota kami.

Aku sekolah di SD Negeri Rembang II. Sekolahku bukanlah sekolah

Page 51: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

3�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 3�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

yang besar. Kami tidak dipungut biaya apa pun untuk bersekolah disini, alias gratis. Guru-guruku sangat baik. Sekolahku pun terjaga kebersihannya. Ada 7 ruang kelas di sekolahku, yaitu ruang guru, ruang TU, ruang komputer, UKS, dan tempat favoritku perpustakaan. Selain itu ada koperasi sekolah dan kantin tentunya.

Aku berangkat sekolah berjalan kaki. Ada 3 benda wajib yang selalu kubawa ke sekolah, yaitu buku gambar, seruling, dan harmonika. Aku lebih sering menggunakan waktu istirahat sekolah untuk membaca di perpustakaan atau bermain alat musik yang kubawa. Teman-teman sering memintaku memainkan lagu kesukaan mereka.

Seperti anak-anak lainnya, aku sangat suka bermain. Aku punya sepupu bernama Putri. Umurnya 8 tahun. Dia teman bermainku sehari-hari. Putri hobi bermain sepakbola. Biarpun kecil tapi dia sangat gesit. Kami biasa bermain di lapangan bulu tangkis dekat rumahku dengan teman-teman lainnya.

Aku mempunyai hobi menggambar. Saat ini, aku sedang belajar membuat manga. Aku sangat senang apabila berhasil membuat tokoh dengan karakter baru. Aku bercita-cita suatu saat bisa menjadi seorang komikus terkenal seperti komikus idolaku, Masashi Kishimoto dan Hiro Mashima.

Di rumah aku tinggal bersama nenek dan mamaku. Mamaku bernama Suci, seorang ibu rumah tangga biasa. Mamaku hobi berkebun. Ia memiliki beberapa koleksi anggrek. Siang hari mama mengajari anak –anak di sekitar rumahku yang datang untuk belajar. Selain mama juga ada nenekku. Aku biasa memanggilnya Buk Titi. Jika mama mengajari anak-anak belajar pelajaran sekolah, nenekku mengajari anak-anak mengaji. Tak kurang dari 50 anak datang tiap hari ke rumahku. Sedangkan papaku bekerja di luar kota. Belum tentu sebulan sekali aku dapat bertemu dengannya. Papaku bernama Jemi. Papa punya kegemaran yang sama denganku, yaitu membaca komik. Ia juga senang bermain gitar. Dulu papaku pernah bekerja sebagai jurnalis di sebuah majalah musik. Akudan papa sering berkolaborasi memainkan alat musik. Papa dengan gitarnya, aku dengan harmonikaku. Sayang aku dan papa tidak setiap hari bertemu.

Aku mulai gemar menulis sejak kelas 4. Rata-rata aku menceritakan pengalamanku sehari-hari dan hal-hal yang terjadi di sekitarku. Semua

Page 52: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

hanyalah koleksi pribadi. Saat ini aku baru membuat 4 cerpen termasuk cerita Brownies dari Mama.

Sudah puluhan buku aku baca dari perpustakaan sekolah. Mulai dari cerita fiksi sampai ensiklopedia. Di rumah orangtuaku juga mempunyai banyak koleksi buku. Aku pun kadang membaca buku-buku mereka. Beberapa novel diperbolehkan kubaca. Ada 4 novel mereka yang selesai kubaca setahun ini. Tempat rekreasi favorit keluargaku adalah toko buku. Tak jarang aku mencuribaca buku yang belum disegel. Aku lebih banyak membaca komik. Setiap akhir pekan aku pergi ke persewaan komik. Dengan banyak membaca aku bisa mengetahui banyak hal dan menjelajahi dunia.

Page 53: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Persahabatan Si BetungRamadhani Ayu Wiguna

�1

Page 54: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Malam ini sangat mencekam. Suara rintik hujan makin deras membasahi dedaunan. Entah sudah berapa jam hujan membasahi bumi. Biasanya jika hujan deras begini, banjir

pun tak dapat dielakkan lagi. Jika banjir datang maka akan ada korban yang ikut bersama derasnya arus sungai. Hal ini sangat dikhawatirkan si Betung. Ia takut tubuhnya yang kecil terbawa arus sungai yang deras.

Betung adalah salah satu jenis bambu yang hidup di tepi sungai Mentari. Masih banyak jenis bambu lainnya yang tinggal di tepi sungai itu. Ada bambu Apus, bambu Ater, bambu Andong, dan masih banyak jenis yang lainnya.

“Betung..., ayo bangun! Fajar sudah menyingsing, sebentar lagi matahari pasti bersinar. Kau tidak mau melewatkan itu, kan?”suara Ibu membangunkan si Betung.

“Iya Bu, aku tak akan melewatkan sehari pun cerahnya mentari. Tapi hujan semalam membuatku takut, Bu,” jawab Betung.

“Hujan itu adalah berkah bagi semua isi alam. Lihatlah sayuran pak Tani itu, terlihat segar berkat hujan semalam,” jelas Ibu.

“Iya Bu, tapi jika hujannya deras kita bisa hanyut terbawa arus sungai. Ah, tanaman padi dan sayuran itu enak ya Bu, mereka ditanam jauh dari sungai. Jadi pasti terhindar dari banjir. Mengapa kita justru ditanam di dekat sungai?” protes si Betung tak mengerti.

“Betung anakku, kita harus belajar menerima. Karena setiap tumbuhan punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Coba kamu lihat sayuran dan tanaman padi itu. Tubuh mereka kecil dan lemah. Demikian juga dengan akar mereka, pasti juga sangat lemah. Coba lihat dirimu, tubuhmu yang kuat, batangmu yang lentur, serta akarmu. Kita lebih kuat jika ditiup angin. Tubuhmu tak akan patah, karena lentur,” Ibu memberi penjelasan.

“Wah, berarti aku hebat ya, Bu?” sahut Betung.“Oh, bukan begitu, Betung. Tubuh kita memang memiliki kelebihan

dibandingkan sayuran. Tapi bukan utuk sombong. Kita memiliki tugas berat, yaitu membantu menahan erosi dari pengikisan arus sungai. Jika terjadi banjir, tugas kitalah untuk menahan arus sungai. Akar kita mampu mengawetkan tanah, dan menahan longsor.”

“Wah, kita ternyata banyak berguna ya, Bu,” sela Betung.

Page 55: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Tentu saja. Setiap makhluk yang diciptakan Tuhan, pasti ada gunanya,” lanjut Ibu.

“Selamat pagi Betung,” tiba-tiba paman Bambu Apus yang tubuhnya lebih kecil dari Betung, turut berbicara. Orang sering menyebutnya paman Bambu Apus dengan sebutan bambu tali.

“Eh iya, Paman, Selamat pagi juga. Pagi ini cerah sekali ya, Paman?” kata si Betung.

“Mana si Pipit sahabatmu? Biasanya pagi-pagi seperti ini sudah ada di rumpunmu. Si Pipit selalu membawa berita yang menarik,” lanjut Paman.

Dari kejauhan terlihat Pipit terbang menuju rumpun Betung. Hati Betung bahagia sekali melihat sahabatnya, si Pipit, datang menghampiri.

“Selamat pagi sahabatku, Betung,” sapa Pipit mendahului Betung.“Pagi juga. Mengapa engkau agak siang mengunjungiku? Biasanya

pagi-pagi sudah menikmati mentari bersamaku. Aku rindu suaramu,” rengek Betung.

“Maaf Betung, tadi malam tidurku agak terganggu. Sarangku basah, jadi aku tidak bisa tidur,” jawab Pipit sedih.

“Wah, pasti sarangmu ada yang bocor. Segera perbaiki sarangmu, ambilah daun dan rantingku yang kering,” usul Betung.

“He he..., aku jadi malu. Dulu saat aku membuat sarang pertama kali, juga minta daun dan rantingmu. Sekarang minta daun dan rantingmu lagi,” jawab Pipit.

“Kita kan sahabat, sudah seharusnya kita saling tolong menolong. Kamu selalu membantuku dengan berita-berita yang tak mungkin aku ketahui,” jawab Betung.

“Ya, itu karena aku bisa terbang ke mana-mana. Aku bisa menceriterakan semua yang aku lihat. Lagi pula, hanya itu yang bisa aku lakukan untukmu, Betung,” jawab Pipit merendah.

“Bagiku itu adalah hal yang sangat menyenangkan. Setiap hari kamu selalu membawa cerita yang istimewa. Sama halnya dengan sahabat kita si Tikus Tanah. O ya, di mana dia ya? Belakangan aku sangat khawatir, sebab dia seringkali melakukan hal-hal yang berbahaya. Aku khawatir suatu ketika ia akan masuk perangkap Pak Tani,” lanjut Betung.

Page 56: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Mudah-mudahan tak terjadi apa-apa dengan sahabat kita si Tikus,” jawab Pipit.

Tiba-tiba pembicaraan mereka berhenti saat melihat dari kejauhan seorang petani berjalan ke arah rumpun si Betung. Betung dengan cepat menyarankan Pipit untuk segera pergi demi keamanannya.

Ketika petani sampai di rumpun si Betung, betapa kagetnya ia. Pak Tani itu membawa golok, dan tanpa belas kasih memotong tubuh si Betung. Kemudian potongan tubuh si Betung dibawa ke pondoknya. Ibunya Betung tak kalah kagetnya melihat Si Betung dibawa Pak Tani. Hatinya sedih, mengapa bukan aku saja yang diambil. Bukankah umurku lebih tua dari Betung? Kenapa harus si Betung yang sedemikian muda yang diambil? Demikian jeritan ibu si Betung.

Pipit tak kalah sedihnya melihat semua itu. Pipit merasa sangat kehilangan sahabat yang selama ini menemaninya. Menjadi pendengar setianya, dan kini entah di mana. Pipit kemudian berusaha mencari si Tikus Tanah dan menceritakan nasib yang dialami si Betung.

“Tikus...!” jerit pipit di depan sarang si Tikus Tanah.“Ada apa?” si Tikus Tanah muncul di hadapan pipit yang terlihat

sangat sedih.“Sahabat kita Si Betung telah dipotong Pak Tani. Aduh, bagaimana

ini. Aku tak rela sahabatku ditebang dan di belah-belah oleh Pak Tani,” protes Pipit dengan nafas masih terengah-engah.

“Kamu ini lucu, itu kan memang sudah suratannya si Betung. Ia adalah seruas bambu yang manfaatnya untuk kebutuhan para petani. Mereka menggunakan bambu untuk untuk membuat pagar, dinding rumah, penopang tanaman dan masih banyak lagi yang lainnya. Itu wajar,” jawab si Tikus Tanah dengan santai.

“Jadi kamu senang melihat teman kita ditebang petani itu? Keterlaluan sekali engkau, sahabatku,” hardik Pipit kecewa.

“ He he, bukan begitu maksudku. Aku hanya menjelaskan bahwa itulah hal yang sebenarnya. Aku juga sedih kalau kehilangan sahabat. Tapi jangan lupa, bahwa hidup kita punya jalan masing-masing. Si Betung juga mempunyai jalan hidupnya sendiri, dan jalan hidupnya yakni dimanfaatkan oleh petani. Baiklah, begini saja, bagaimana kalau kita cari si Betung, untuk melihat keadaannya?” usul tikus.

“Ya, ya, aku setuju. Tapi kita harus berhati-hati, karena siang hari

Page 57: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

sangat berbahaya bagimu berkeliaran,” nasihat Pipit.“Tentu, tentu dong,” jawab Tikus.Akhirnya Pipit dan si Tikus Tanah sepakat untuk mencari si Betung

ke pondok Pak Tani. Mereka ingin memastikan keadaan si Betung. Pipit terbang berputar-putar di sekitar pondok Pak Tani. Tapi tak ia temukan tubuh si Betung yang selama ini menjadi sahabatnya. Demikian juga si Tikus Tanah. Ia berkeliling di sekitar dapur dan halaman Pak Tani. Tapi seperti halnya Pipit, si Tikus Tanah pun tak menemukan apa-apa. Akhirnya Pipit menghampiri si Tikus Tanah di pojok halaman Pak Tani, menanyakan hasil pencariannya. Si Tikus Tanah menggeleng.

“Hai..., teman-teman, kalian sedang apa siang-siang begini berkeliaran di sekitar pondok Pak Tani? Ini berbahaya!!” terdengar suara yang selama ini sangat mereka kenal. Suara si Betung! Tapi di mana? Si Tikus Tanah dan Pipit mencari-cari asal suara itu. Tapi alangkah terkejutnya si Tikus dan Pipit, saat mengetahui suara itu berasal dari seruas bambu jelek dan pendek yang ada di tumpukan sampah Pak Tani. Tampaknya tumpukan sampah itu siap dibakar oleh Pak Tani.

“Betung? Kau kah itu?” si Tikus Tanah dan Pipit berteriak hampir bersamaan.

“Kalian tidak mengenalku lagi ya? Memang beginilah nasibku, setelah bagian tubuhku yang bagus dimanfaatkan Pak Tani. Kini bagian tubuhku yang jelek ini akan berakhir di pembakaran sampah. Tapi aku tak kecewa, sahabat, karena aku bermaanfaat bagi manusia. Karena aku sadar memang untuk itulah kami, bangsa Bambu, diciptakan,” jelas Betung. Pipit meneteskan air mata melihat keikhlasan Betung.

“Andai saja manusia tahu, bahwa setiap makhluk Tuhan punya perasaan,” bisik Pipit.

“Ada apa Pipit? Kamu jadi ingat keluargamu ya? Engkau sering bercerita bahwa keluargamu banyak diburu anak-anak manusia yang nakal. Bahkan bibi Putih dan adikmu mati terkena ketapel mereka,” tebak si Tikus Tanah.

“Iya, aku jadi ingat mereka. Padahal kami, burung-burung, sangat bermanfaat bagi petani. Bangsa kami memakan ulat-ulat yang menjadi hama bagi tanaman mereka. Memang sih, burung jenis pipit sepertiku kadangkala memakan padi Pak Tani. Tapi jumlahnya tidak terlalu banyak, dibandingkan kamu, Tikus. Kamu yang selalu saja mencuri di kebun Pak

Page 58: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Tani. Bahkan makanan di dapur mereka pun kamu curi,” protes Pipit.“Eh, jangan begitu,” si Tikus Tanah membela diri. “Tadi si Betung

mengatakan, bahwa setiap makhluk Tuhan diciptakan ada manfaatnya. Termasuk juga aku.”

“Terus manfaatmu apa? Bukankah kamu hanya bisa mencuri?” tanya Pipit selanjutnya.

“Dengarkan baik-baik ya, kami diciptakan memang untuk tugas seperti itu. Nah, dengan adanya sifat-sifat kami yang suka mencuri, maka para petani itu akan selalu waspada. Teliti dalam segala hal, serta ulet dalam berusaha. Juga memaksa mereka untuk disiplin. Sebab kalau ceroboh, maka akan kami serang. Mereka harus menyimpan makanan dengan rapi, bersih dan tertutup rapat. Sebab kalau tidak, maka akan kami habisi, hehe,” jelas si Tikus Tanah bangga.

“Uh, dasar Tikus. Tapi itu ada benarnya juga sih,” jawab Pipit mengalah.

“Aduh, sebenarnya kalian ke sini mau berdebat, atau melihat keadaanku?” Betung mengingatkan.

“Iya Betung, kami merindukanmu. Kami juga tidak ingin berpisah dengan sahabat sebaik engkau. Tapi apa yang bisa kami lakukan, jika ternyata tubuhmu itu hanya tinggal seruas saja. Itu pun bagian yang terjelek darimu,” kata Pipit.

“Bagaimana caranya agar aku malam ini tidak dibakar Pak Tani, itulah yang harus kalian pikirkan. Aku tak ingin nasibku berakhir di pembakaran. Tolonglah Tikus, percayalah, jika kalian bisa menolongku maka kita akan tetap bersama lagi. Walaupun tubuhku tinggal seruas,” pinta Betung pada sahabatnya.

“Maksudmu kamu akan kembali hidup? Bagaimana caranya? Tubuhmu sekecil ini?” tanya Tikus heran bercampur bahagia.

“Sudahlah, ayo pikirkan saja bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari sini,” pinta Betung meyakinkan.

Mereka terdiam. Bersama-sama memikirkan bagaimana cara menyelamatkan Betung agar tidak terbakar bersama sampah Pak Tani. Dengan badan sekecil tikus dan burung pipit, rasanya tak mungkin mengangkat bambu walaupun hanya seruas.

Hari beranjak sore, tapi mereka tampaknya belum mendapat cara untuk menolong Betung. Pipit tak dapat berbuat apa-apa, padahal ia

Page 59: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

harus segera pulang ke sarangnya. Karena jika hari terlanjur malam, mata Pipit tak dapat melihat dengan jelas. Tapi ia tak bisa meninggalkan Betung. Maka ia pun bersembunyi di balik pepohonan.

Betung mulai cemas, karena tikuspun tiba-tiba pergi setelah melihat petani pulang dari ladang. Ia hanya bisa berdoa pada yang kuasa, agar terbebas dari pembakaran.

“Ya, Tuhan, tolong selamatkan aku. Aku tidak mau dibakar,” Betung berdoa dengan lirih berulang-ulang.

Dari jauh Pipit terus mengawasi Betung. Hatinya terasa perih. Ia tidak dapat melakukan apa-apa untuk sahabatnya itu. Ia hanya bisa berdoa agar keajaiban tiba-tiba datang.

“Apa yang akan terjadi? Pasti sebentar lagi Pak Tani membawa obor dan membakar sampah itu. Lalu aku akan kehilangan sahabat setiaku, untuk selamanya,” Pipit semakin cemas.

Saat hari mulai gelap, tiba-tiba datanglah berpuluh-puluh tikus menghampiri Si Betung. Mereka beramai-ramai menggeser tubuh si Betung secara perlahan, tapi pasti. Pipit berteriak kegirangan hingga jatuh dari ranting yang ia hinggapi. Ia bangun sambil meringis kesakitan, dan berusaha mencari jalan pulang karena matannya tak mampu melihat dengan jelas.

“Aku serahkan nasib sahabatku Betung padamu, hai sahabat-sahabatku tikus yang baik,” bisik Pipit dalam hati.

Perlahan tubuh Betung menjauh dari pondok Pak Tani, dengan bantuan Tikus dan teman-temannya.

“Terima kasih sahabatku, pertolonganmu akan aku kenang selamanya,” ucap Betung bahagia.

“Ah, itu biasa saja, bukankah antar sahabat harus saling membantu? O ya, tapi engkau mau kami bawa ke mana?” tanya Tikus.

“Oh iya, tolong bawa aku ke dekat rumpun ibuku. Nanti setibanya di sana, akan aku jelaskan permintaanku selanjutnya,” jawab Betung.

“Baiklah, ayo kita lanjutkan perjalanan, dan tetap waspada,” si Tikus Tanah memberi komando agar teman-temannya menyelesaikan pekerjaan mereka.

Setibanya di tepi sungai betapa kagetnya keluarga Si Betung. Mereka sangat senang melihat Betung kembali, walaupun hanya seruas saja. Kemudian atas permintaan Betung dan ibunya, Tikus dan teman-

Page 60: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

temannya malam itu menggali lubang tak jauh dari rumpun ibunya. Kemudian Betung yang tinggal seruas itu, ditanam di sana. Mereka berharap Betung akan kembali tumbuh dengan tunas yang baru. Memiliki hidup baru, dengan rumpun yang baru. Karena sifat bambu, meskipun hanya seruas, selagi masih ada mata tunas di ruasnya, maka ia akan hidup jika ditanam.

Hari demi hari pun berlalu. Kini Betung telah tumbuh menjadi batang baru. Pipit dan Tikus selalu mengunjungi si Betung. Pipit hingga sekarang masih selalu tak bosan-bosan membawa berita baru untuk si Betung. Tikus pun tak mau ketinggalan, sehingga ketiganya semakin akrab saja.

Perahabatan alam yang tiada batas. Hidup ini memang sangat indah. Apalagi bersama sahabat-sahabat yang selalu memberikan hatinya untuk berbagi kepada sesama. [*]

Mengenal Lebih Dekat

Ramadhani Ayu WigunaBeruntunglah aku tinggal di daerah

perumahan yang tidak terlalu padat, sehingga masih banyak kujumpai tanaman di sana. Suasananya pun tenang, lingkungannya bersih, dengan penghuni yang rata-rata ramah. Jika sahabat pergi ke Surabaya, mampirlah ke rumahku. Aku tinggal di jalan Gumuk Galeng Nomor 97 A Simo Rukun gang 9, Surabaya. Di sini rumah-rumah tertata rapi, jalannya lebar sehingga asyik untuk bermain

bersama adik dan kakak.Rumahku letaknya sangat strategis. Terletak di perempatan jalan,

dekat dengan SMPN 25, dekat dengan Kelurahan, dan terdapat Alpamidi, Indomaret, serta tidak terlalu jauh dari pasar. Nah, menarik bukan?

Aku sekolah di SDN Banyu Urip III/364, Surabaya. Ini dia kebalikannya, sekolahku agak berisik, soalnya sekolah komplek dengan tiga sekolah sekaligus ada di sana. Ada SDN IV, ada SDN VIII, dan ada

Page 61: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

sekolahku. Bisa dibayangkan riuhnya, kalau lagi istirahat, wow, rame…. Ramai sekali, apalagi kalau ada kegiatan bersama.

Tapi aku cukup senang dengan lingkungan sekolahku, soalnya juga dekat pasar... jadi… bisa cuci mata deh. Wow. Senang di rumah yang sunyi, senang juga di sekolah yang ramai. Kedua-duanya saling melengkapi.

Di sekolahku kegiatannya sangat banyak. Ada drumband, teater, seni lukis, atletik, tari dan sanggar menulis.Pokoknya sangat menyenangkan. Satu sisi lain yang belum kusebutkan, yakni, meskipun ramai tapi sekolahku mempunyai halaman yang luas. Banyak bunga-bunga ditanam dalam pot yang berjejer rapi, dan ada juga pohon mangga , nangka, serta beberapa pohon perdu yang besar.

Teman-teman bermainku hanyalah teman-teman sekolah. Karena waktuku lebih banyak di sekolah daripada di rumah. Di rumah, aku hanya bermain bersama saudara-saudaraku. Dari jam 06.00 WIB aku sudah berangkat sekolah bersama ibuku, padahal aku masuk pukul 12.00 WIB. Kenapa? Karena jarak rumahku dan sekolah agak jauh, dan tak ada yang mengantarkan aku ke sekolah. Akhirnya aku ikut ibu yang mengajar di sekolahku pada pagi hari.

Sebenarnya sangatlah melelahkan, tapi aku tidak punya pilihan lain. Itulah sebabnya aku tidak punya teman bermain di rumah. Begitu pulang sekolah sore hari, langsung sholat magrib, belajar, kemudian tidur.

Selain teman-teman sekelas aku juga punya teman lain yaitu teman-teman teaterku. Kami sangat akrab, sering berlatih bersama, yang membuat kami seperti keluarga. Suka dan duka kami hadapi bersama, begitulah aku menikmati keindahan persahabatan..Hampir semua teman-temanku sangat menyenangkan. Jika ada masalah, kami segera menyelesaikannya. Jadi kami tidak pernah bermusuhan.

Setiap hari ibu membangunkanku pukul 04.00 WIB, dan kami langsung sholat subuh bersama-sama di masjid. Setelah sholat subuh aku membantu ibu menyapu lantai. Jika masih pagi kadang aku sempatkan main sepeda bersama adikku, lalu mandi bareng, berpakaian, sarapan pagi, kemudian pergi.

Sambil menunggu jam masuk sekolah, biasanya aku belajar sendiri. Terkadang ibu menemani di waktu senggangnya mengajar. Saat itulah

Page 62: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

aku memiliki banyak waktu untuk membaca buku cerita yang aku suka.Sudah banyak buku yang aku baca, karena waktu senggang menunggu jam masuk sekolah sangat lama.

Ayahku adalah seorang yang sangat disiplin, karena ayahku adalah seorang tentara. Setiap pagi setelah sholat subuh ayahku selalu lari pagi, lalu mandi, berpakaian dan sarapan pagi bersama keluarga. Jam 06.00 WIB ayahku juga berangkat ke kantor bersama kakak tertuaku dan adikku yang paling kecil. Karena sekolah kakak dan adikku satu arah dengan kantor ayahku.

Aku memiliki tiga saudara. Kakak tertuaku laki-laki, saat ini kelas satu SMA, kakak keduaku juga laki-laki, saat ini kelas satu SMP, dan aku punya satu adik yang sangat lucu. Saat ini adikku kelas satu SD. Adiku bersekolah di SD Muhammadiyah Kreatif 20 Surabaya.

Sudah aku katakan di awal, bahwa ibuku seorang guru. Perlu diketahui, bahwa ,ibuku juga sangat disiplin. Ia selalu bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk kami, walaupun kegiatan ibuku sangat padat. Ibu selalu memperhatikan kami dengan teliti. Pakaian, makanan, dan hal-hal kecil sekali pun selalu menjadi perhatiannya. Oh iya, selain guru SD, ibuku juga seorang penulis lho.Dari ibulah aku banyak belajar menulis. Ibuku pernah menjuarai beberapa lomba tingkat nasional.

Yang paling lucu adalah adikku, namanya Qoriatul Jannah. Ia sangat lincah, tingkahnya selalu saja membuat heboh, apalagi jika ia dapat jurus-jurus baru pencak silat di sekolahnya (ia mengikuti ekstrakurikuler pencak silat). Selalu saja, begitu mendapat jurus baru, ia mempraktekkan padaku: buk, buk, buk, hiyaaat!Tapi ada kebiasaan jelek yang tidak terpisahkan dari adikku ini, ssst... ia masih belum bisa terpisah dari dot…. Lucu ya? Sudah besar kok masih ngedot.

Itulah cerita tentang keluargaku. Aku sangat bangga pada mereka, dan aku ingin selalu membahagiakan mereka. Bersama mereka aku merasa sangat berharga. Keluargaku adalah jiwaku.

O ya, Aku belajar menulis dari ibuku. Jika aku mendapat ide, aku mengajak ibu untuk berdiskusi. Dia selalu memberi masukan-masukan yang sangat berharga, termasuk, mengoreksi ejaan ketika tulisan itu jadi.

Aku mulai menulis sejak kelas dua, tapi hanya cerita sederhana. Sejak kelas tiga aku sudah mulai mengikuti lomba, meskipun belum

Page 63: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

pernah meraih juara. Baru di kelas empat aku mengikuti lomba menulis cerita yang diadakan oleh Taperware, dan aku mendapat hadiah hibura berupa produk-produk dari Tapperware. Horeee....

Diantara tulisanku berjudul Lestari Hutanku Lestari Alamku, Jika Aku Menjadi, Ketika Bulan Tabot Tiba, Jika Aku Jadi Pohon, dan yang terakhir Persahabatan Si Betung, yang menceritakan persahabatan antara bambu betung dengan burung pipit dan tikus tanah.

Dari tulisan-tulisan yang aku tulis belum ada yang diterbitkan. Aku berharap suatu saat nanti, tulisan-tulisanku bisa dinikmati oleh teman-temanku yang ada di seluruh tanah air. Amin.

Page 64: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Pengorbanan Bu IlmaLaksita Judith Tabina

�2

Page 65: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Fira menatap bayangan tubuhnya di cermin. Bajunya tampak rapi. Wajah dan rambutnya juga. Ia kemudian meraba dadanya. Debaran jantungnya masih saja kencang. Fira kemudian

mengambil napas panjang seperti yang diajarkan oleh Bu Ilma, guru Bahasa Indonesia sekaligus pembimbing pidatonya. Hingga akhirnya ia merasa tenang kembali.

“Ayo, Fira! Kamu pasti bisa!” gumamnya menyemangati dirinya sendiri.

“Fira!” panggil ibunya tiba-tiba dari luar kamar.“Iya, Bu,” sahut Fira sambil mengambil tas sekolahnya dari atas

tempat tidur.Fira bergegas keluar kamar. Di ruang tamu Ibunya sedang

berbincang dengan Bu Ilma. Mereka tampak begitu akrab.“Bu Ilma sudah datang, Nak,” kata ibunya saat melihat Fira.Fira mendekati gurunya, “Selamat pagi, Bu Ilma,” sapanya ramah

sambil mencium tangan beliau.“Selamat pagi,” balas Bu Ilma sambil menatap Fira penuh kasih

sayang. “Kamu sudah siap?” tanyanya kemudian.Fira mengangguk mantap, “Sudah, Bu.”“Baiklah, kalau begitu kita berangkat sekarang,” ajak Bu Ilma.Fira kemudian mencium tangan ibunya, “Fira berangkat dulu ya,

Bu,” pamitnya. “Tolong doakan Fira.”“Tentu, Nak,” jawab Ibu lalu mencium keningnya. “Hati-hati, ya.”Sebentar kemudian Fira dan Bu Ilma meninggalkan rumah diiringi

lambaian tangan ibunya.Sepanjang perjalanan Fira lebih banyak diam. Ia sibuk merenung.

Akhirnya hari ini tiba juga. Hari di mana ia akan maju untuk mengikuti lomba pidato. Hampir 2 bulan lamanya Bu Ilma membimbing Fira dengan tekun. Hingga Fira mampu mengikuti semua petunjuk beliau dengan baik. Bu Ilma sangat puas dengan hasil latihannya. Dan Fira berharap saat lomba nanti ia tidak akan mengecewakan Bu Ilma.

Sebenarnya Fira bukan anak yang pintar bicara di depan kelas. Ia bahkan pemalu. Tapi Bu Ilma memilih dirinya untuk mengikuti lomba pidato karena menurut beliau Fira memiliki suara yang bagus dan kuat. Bu Ilma memang tidak pernah membeda-bedakan semua muridnya. Beliau selalu adil, lembut dan penuh kasih. Hingga seluruh sekolah sangat hormat serta sayang padanya.

Page 66: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Setiap pulang sekolah Bu Ilma melatih Fira. Waktunya tidak lama hanya sekitar 1 jam saja. Sebab Fira masih harus membantu Ibunya berjualan kue. Tapi Bu Ilma mau mengerti keadaannya. Bahkan dengan sukarela gurunya itu mengantar Fira pulang setiap habis latihan. Agar ia tidak terlambat melayani pembeli kue-kue buatan Ibunya.

Dan hari ini Fira bertekad untuk tampil dengan baik. Ia ingin membalas semua kebaikan serta kasih sayang Bu Ilma. Fira tak ingin menyia-nyiakan seluruh perjuangan dan bimbingan Bu Ilma padanya.

***Perlahan-lahan motor yang dikendarai Bu Ilma memasuki halaman

Gedung Serba Guna tempat lomba pidato diadakan. Suasana tampak ramai. Sepertinya peserta lomba kali ini banyak sekali. Fira merasa gugup hingga jantungnya berdetak kencang. Ia berjalan dengan takut-takut di samping Bu Ilma. Melihat itu Bu Ilma langsung menggenggam tangannya. Dan kehangatan tangan Bu Ilma membuat jantung Fira kembali tenang. Mereka berdua lalu menuju tempat pendaftaran. Tak lama kemudian Bu Ilma menerima sebuah nomor urut peserta untuk Fira.

“Ini nomer pesertamu, Fira,” Bu Ilma mengulurkan sebuah kertas bertuliskan angka 19 padanya.

Fira menerima kertas itu. Dalam hati ia merasa lega karena tidak mendapat giliran pertama.

“Sebaiknya nomor itu kamu sematkan di bajumu, agar tidak hilang,” nasehat Bu Ilma. “Kamu tidak lupa membawa peniti seperti pesan Ibu kemarin, kan?”

Wajah Fira mendadak pucat. Ia lupa memasukkan penitinya ke dalam tas. Padahal tadi pagi ibunya juga sudah mengingatkan. Mungkin karena terlalu gugup ia sampai melupakan peniti yang tergeletak di atas meja.

“Ma... maaf. Sa... saya lupa tidak membawanya,” beritahu Fira terbata-bata

“Sebentar,” Bu Ilma lalu mengaduk-aduk isi tasnya “Aduh, sayang sekali Ibu juga lupa,” sambungnya kecewa. “Kalau begitu Ibu beli ke toko itu dulu, ya,” Bu Ilma menunjuk sebuah toko yang ada di seberang jalan.

Page 67: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Maafkan saya, Bu,” ungkapnya lagi. “Tidak apa-apa, Fira” balas Bu Ilma lembut. “Kamu tunggu di sini

saja, ya.”Fira berdiri di halaman Gedung Serba Guna sambil memperhatikan

Bu Ilma yang menyeberang dengan hati-hati. Sebentar saja gurunya itu sudah keluar dari toko yang tadi di tunjuknya. Rupanya di situ tidak menjual peniti. Bu Ilma lalu berjalan mencari toko yang lain. Sementara Fira hanya bisa menunggu dengan perasaan bersalah.

Tiba-tiba terdengar panggilan untuk para peserta lomba. Fira menjadi cemas karena Bu Ilma masih belum kembali. Ia mondar-mandir sendirian karena peserta lain sudah mulai memasuki gedung. Tapi kemudian ia melihat Bu Ilma. Wajahnya tampak cerah. Rupanya peniti yang dicari sudah didapat. Fira menunggu dengan tidak sabar. Ia berusaha memberitahu Bu Ilma. Tangannya sibuk menunjuk-nunjuk ke arah Gedung Serba Guna. Rupanya gurunya itu mengerti. Sebab Bu Ilma buru-buru menyeberang jalan sambil berlari.

CITTT....BRAKKKK!Tiba-tiba sebuah motor yang melaju kencang menghantam tubuh

Bu Ilma. Fira hanya bisa terganga. “Tidaaaakkk...!!!” teriak Fira nyaring sambil berlari mendekati Bu

Ilma yang tergeletak di jalan raya. “Bu Ilma! Bu Ilma!” jeritnya panik. Bu Ilma hanya diam. Hingga membuat Fira ketakutan. Ia lalu

menggoyang-goyangkan tubuh gurunya itu. “Bu Ilma!” panggilnya lagi.

Perlahan-lahan Bu Ilma membuka matanya, “Fi...ra,” bisiknya parau.

Airmata Fira menetes, “Bu Ilma, apa yang sakit, Bu?”Bu Ilma menggeleng lemah. Beliau lalu mengulurkan sebelah

tangannya yang masih menggenggam peniti. Sementara itu orang-orang mulai berlarian dan mengerumuni mereka berdua.

“Ini, penitinya. Kamu harus mengikuti lomba dengan baik, ya,” pesan Bu Ilma.

“Tidak!” seru Fira. “Saya mau ikut Bu Ilma ke Rumah Sakit,” tolak Fira sedih.

“Jangan, Nak. Ingat semua kerja kerasmu. Jadi tetaplah berlomba,”

Page 68: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

pinta Bu Ilma lembut.“Tidak, Bu,” sahut Fira sambil terisak. “Saya ingin menemani Ibu,”

sambung Fira. “Ini semua salah saya.”“Bukan, Fira. Ini bukan salahmu,” bisik Bu Ilma sambil menahan

sakit. “Ibu yang tidak hati-hati saat menyeberang.”Tangis Fira semakin keras. Ia merasa sangat bersalah. Gara-gara

keteledorannya Bu Ilma kecelakaan. Sementara itu dari kejauhan terdengar suara sirine ambulan. Rupanya ada yang sudah memanggilnya. Akhirnya Fira hanya dapat melihat gurunya itu diangkut dan dibawa pergi. Ia masih terus berdiri di tepi jalan meskipun ambulan itu telah lenyap dari pandangan matanya.

“Fira!” panggil seseorang.Fira menoleh. Di belakangnya berdiri Bu Sinta, wali kelasnya. Fira

tidak tahu siapa yang sudah memberitahu Bu Sinta. Ia berlari mendekati gurunya itu.

“Saya yang salah, Bu. Semua salah saya. Gara-gara saya Bu Ilma kecelakaan,” isak Fira berulang-ulang.

Bu Sinta menggeleng, “Itu musibah, Nak,” kata Bu Sinta penuh pengertian. “Sekarang kita masuk, ya. Karena lombanya sudah dimulai,” ajak Bu Sinta sambil menghapus airmata Fira dengan sapu tangan yang sejak tadi dipegangnya.

Fira hanya menurut ketika Bu Sinta membawanya masuk ke dalam Gedung Serba Guna. Saat itu peserta pertama sudah mulai berpidato. Tapi ia tidak memperhatikan. Pikirannya masih tertuju pada Bu Ilma. Dan airmatanya kembali menetes.

“Sudah, Fira. Jangan terus bersedih,” bujuk Bu Sinta saat melihat wajah Fira kembali basah. “Sekarang Bu Ilma pasti sudah dirawat. Jadi kamu tidak perlu khawatir,” sambungnya lagi. “Kita berdoa saja agar beliau cepat sembuh.”

Fira mengangguk. Tapi airmatanya tak bisa berhenti mengalir. Kesedihan masih memenuhi dadanya. Ia tidak sanggup ikut lomba. Bahkan Fira sudah lupa dengan semua isi pidatonya. Ia tak tahu harus mulai dari mana.

Satu-persatu peserta lomba pidato sudah maju. Tak lama lagi giliran Fira akan tiba. Fira merasa tak bisa ikut. Ia hanya ingin melihat dan mengetahui keadaan Bu Ilma.

Page 69: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Bu Sinta,” panggil Fira pelan.“Ada apa, Fira,” jawab Bu Sinta sambil menatap wajah Fira yang

masih penuh airmata.“Sa...saya tidak ingin maju, Bu. Saya tidak bisa,” bisik Fira.“Fira,” kata Bu Sinta menenangkan. “Bu Ilma pasti akan kecewa

kalau sampai Fira tidak ikut lomba. Dan Fira pasti tidak ingin membuat beliau sedih, kan,” sambungnya sambil menggenggam erat tangan Fira. “Sepulang lomba nanti Ibu akan mengajakmu menjenguk Bu Ilma. Kamu pasti ingin memberi beliau kabar yang menggembirakan, bukan?”

Fira terdiam. Ia sibuk merenungkan kata-kata gurunya itu. Fira teringat besarnya kasih sayang Bu Ilma padanya sampai beliau hampir mengorbankan nyawanya. Fira lalu menghapus airmatanya.

“Iya, betul. Aku tidak boleh mengecewakan Bu Ilma. Aku harus bisa tampil dengan baik,” gumamnya dalam hati. ”Bu Ilma,” bisik Fira. “Aku tidak akan menyia-nyiakan semua pengorbanan Ibu. Lihatlah, aku pasti bisa!” lanjutnya penuh tekad.

Beberapa saat kemudian namanya dipanggil. Dan Fira melangkah dengan mantap ke atas panggung. Sisa-sisa airmata masih menghiasi wajahnya yang pucat. Tapi matanya penuh tekad dan semangat.

***Aroma obat-obatan menusuk hidung Fira. Dari tempat ia duduk,

Fira mencium pialanya berulang-ulang. Ada sinar haru di matanya. Ia sangat bahagia karena bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Bu Ilma.

“Bu Ilma,” Fira menyodorkan pialanya sebagai juara pertama lomba pidato pada gurunya yang masih terbaring dengan wajah pucat itu. “Terima kasih. Berkat bimbingan, kasih sayang juga pengorbanan Ibu, akhirnya saya bisa menjadi juara.”

“Selamat ya, nak. Ibu bangga sekali padamu,” jawab Bu Ilma sambil tersenyum lembut.

Fira menggenggam erat tangan Bu Ilma. Ia tak ingin melepasnya. Fira menatap guru yang sangat disayanginya itu dengan mata berkaca-kaca. Guru yang membimbingnya dengan tekun. Guru yang berjuang keras bahkan rela berkorban untuknya. Seumur hidup ia tidak akan pernah melupakan jasa Bu Ilma.

Page 70: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Saya juga bangga pada Ibu,” balas Fira. “Dan saya tidak akan melupakan semua kebaikan Ibu. Cepat sembuh, Bu Ilma. Agar Ibu bisa mengajar lagi.”

Bu Ilma mengangguk sambil tersenyum bahagia. Dan Fira akan terus mengenang hari ini selamanya. [*]

Mengenal Lebih Dekat

Laksita Judith Tabina

Singgahlah di Wonosobo, kota dingin di kaki gunung Dieng. Sebab aku tinggal di sana, di salah satu kampung yang bernama Mulyosari. Aku sebetulnya lahir di Semarang, 19 Juni 2001, di sebuah kota yang betul-betul panas. Beruntunglah kemudian kedua orangtuaku pindah ke kampung yang berhawa dingin, tempat aku tinggal sekarang ini. Sebab aku lebih menyukai gunung

daripada kota.Kampungku selalu tampak bersih, udaranya segar, dan jauh dari

polusi serta hiruk-pikuk keramaian. Sayang di kampung ini aku tidak mempunyai teman bermain. Sebab tidak ada anak-anak yang sebaya denganku.

Sekolahku terletak di tepi sebuah jalan raya. Halamannya luas dan banyak pohon-pohonnya. Samping kanan dan kiri sekolah ada perkampungan penduduk. Seperti lingkungan rumahku, lingkungan sekolahku juga selalu terjaga kebersihannya.

Karena aku tidak mempunyai teman dari lingkungan sekitar rumah, jadi aku biasa bermain dengan teman-teman sekolah, dan juga teman mengaji. Mereka biasanya bermain di halaman rumahku.

Setiap hari sehabis pulang sekolah dan les, aku lebih suka di rumah. Biasanya aku menghabiskan waktu dengan membaca buku-buku cerita dan komik kesukaanku, kemudian menulis, juga bermain komputer. Tetapi setiap hari Jumat, Sabtu atau Minggu, teman-teman suka bermain ke rumahku. Dan seminggu sekali aku pergi ke perpustakaan umum

Page 71: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

yang ada di kotaku bersama mama.Aku tinggal bersama mama dan nenek, karena papa bekerja di

luar Jawa. Sehari-harinya mama sibuk memasak, membereskan rumah, dan membaca.

Aku sudah suka menulis sejak TK B. Tetapi waktu itu baru menulis di buku harian saja. Kemudian saat kelas 1 SD ketika ceritaku diterbitkan di sebuah buku bersama teman-teman lain, aku jadi suka menulis cerita, sampai sekarang.

Buku atau majalah yang memuat karyaku, adalah sebagai berikut:1.Ibadahku Seru (Al-Fath 2007) berisi 50 cerita pengalaman

anak-anak selama bulan Ramadhan. Karyaku berjudul “Membuat Perpustakaan Pribadi” dan “Tidak Mengikuti Nasehat Mama”

2.Manik-Manik Seindah Pelangi (Penerbit Erlangga – 2010) merupakan kumpulan cerpen pemenang lomba Tupperware Children Helping Children tahun 2009. Karyaku berjudul “Semua Karena Yana”

3.Majalah Beeanglala edisi Sahabat dan Imajinasi tahun 2012 dengan judul “Kisah Sebatang Pohon Cemara”

4.Kisah Sebuah Pohon Apel (Penerbit Erlangga – 2012) merupakan kumpulan cerpen pemenang lomba Tupperware Children Helping Children tahun 2011. Karyaku berjudul “Pasukan Tangan-Tangan Mungil”.

5.Guru Kehidupan (Tirto Utomo – 2012) karyaku berjudul “Sebuah Pelajaran”

6.KKPK Luks Hidung Penokio Niko (Penerbit Dar! Mizan – 2012) karyaku berjudul “Sahabat Dalam Duka”

Aku juga pernah diundang untuk mengikuti konferensi dan festival bertaraf nasional dengan peserta para penulis dari berbagai daerah, bahkan manca negara. Di antara pertemuan yang pernah kuhadiri adalah, Konferensi Penulis Cilik Indonesia (KPCI) tahun 2011 di Jakarta, dan Ubud Writers & Readers Festival Oktober 2012 di Bali.

Aku juga seringkali mendapat penghargaan atas karya-karyaku. Di antaranya kemenangan yang pernah kuraih adalah:

Juara harapan 3 lomba menulis “Pengalaman Selama Bulan Ramadhan” oleh Al-Fath tahun 2007Juara 3 lomba menulis cerita anak Kompas Gramedia Fair di Jogjakarta tahun 2008

1.

2.

Page 72: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Juara 1 lomba menulis cerita anak TRANS TV tahun 2008Juara 3 lomba mengarang Tupperware Children Helping Children tahun 2009Juara favorit lomba mengarang Tupperware Children Helping Children tahun 2010Juara 1 lomba mengarang “Beasiswa Untuk Sahabatku” oleh BNI tahun 2010Juara 3 lomba mengarang Tupperware Children Helping Children tahun 2011Juara harapan 2 lomba menulis cerita pendek tingkat nasional oleh Penerbit Mizan dan Mendiknas tahun 2011Juara 2 lomba menulis oleh Perpustakaan Daerah Wonosobo tahun 2012Juara 2 lomba mengarang Tupperware Children Helping Children tahun 2012Juara utama lomba menulis Kebudayaan Indonesia oleh Penerbit Mizan 2012

Demikianlah sekilas perkenalanku. Sekali lagi jangan lupa, jika suatu ketika para sahabat benar-benar datang ke Wonosobo, maka singgahlah di rumahku. Aku tinggal di sebuah kampung yang sungguh-sungguh tenang dan berhawa sangat dingin.

3.4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Page 73: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Kutemukan Pelajaran dalam

PerjalananNurmawulansari Rahadian

�1

Page 74: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Hari ini Kamis tanggal 12 Maret 2012. Besok siswa SD Plus BBS, sekolahku, akan melaksanakan Perjusami di Hutan Cifor. Kelas 4 akan dilantik menjadi Penggalang Ramu. Sementara

kelas 5 dan 6 hanya ikut berpartisipasi.

***Mataku terbelalak demi membaca denah penjelajahanku sore ini.

Ih..., rutenya melalui hutan yang sangat panjang. Belok kanan menuju Setu Gede, perumahan rakyat, baru kembali ke Lapangan Kuntum tempat kami berkemah.

“Eh, di Hutan Cifor itu konon tempat pembuangan mayat di masa penjajahan Belanda, loh!” kata Zulfa, teman satu reguku.

“Hush, tahu dari mana? Gak boleh nakut- nakutin orang kayak gitu, dong! Lagipula orang yang sudah meninggal tak mungkin hidup kembali. Jadi buat apa ditakuti,” kataku menasihati.

“Kalau jin aku percaya memang ada. Mereka itu tinggalnya di hutan, di danau, sungai, laut, batu besar, ataupun di rumah yang kosong,” Iffa menimpali.

“Ya, betul. Jangan lupa berdoa kepada Allah mohon perlindungan agar tidak diganggu oleh makhluk jin. Rute yang akan kita lalui akan melewati tempat-tempat yang tadi Iffa sebutkan,” Tasya ikut menasihati.

“Siap, Bos...!” kata kami hampir serempak.

***Langit Cifor pukul 16.00 dipenuhi oleh awan. Itu adalah jenis

awan berwarna putih, tipis, dan merata di semua sisi langit. Sungguh menakjubkan!. Subhanallah. Sepuluh regu telah diberangkatkan. Setiap regu diberi jarak keberangkatan. Aku bersama kelima kawanku berkonsentrasi pada denah dan tanda jejak yang telah dibuat oleh kakak pembina.

Memasuki Hutan Cifor, udara terasa sejuk. Cifor adalah singkatan dari Center for Internasional Foresty Research atau Pusat Penelitian Kehutanan Indonesia, salah satu dari 15 pusat penelitian perhutanan internasional. Luasnya 5 hektar. Menurut Pak Wendy, guru PLH-ku, kantor Cifor yang berada di dalam lokasi hutan ini didirikan pada tahun 1993. Tujuannya untuk melestarikan lingkungan di samping sebagai pusat penelitian dunia. Itulah sebabnya hutan ini tetap terjaga

Page 75: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

kelestariannya, sehingga menjadi paru-paru kota Bogor Barat. Keluar dari wilayah hutan, ada jalan bercabang yang harus kami

pilih. Tanda jejak di atas batu menunjukkan kami harus berbelok ke kiri, ke arah Danau Situ Gede. Aku sempat melihat Regu Banteng berbelok ke arah kanan. Degg..., jantungku berdetak sangat kencang. Kucoba berteriak sekeras-kerasnya untuk memangil mereka. Tapi mereka malah melambaikan tangan. Sayup-sayup terdengar jawaban, “Waktunya masih lama...! Jalan-jalan dulu...!” Astagfirullahaladzdziim..., alamat gawat!

***Senja semakin mengabur dalam bayangku. Diam-diam bulan yang

pucat mulai mengintip dari langit yang semakin kelam. Semakin pucat pula wajah kami berlima ketika kami melangkah semakin jauh dari arah yang tertera dalam denah. Kami dihadapkan pada buah simalakama. Ikut terus mengikuti Regu Banteng, semakin tak jelas arah. Mau kembali, juga sudah tak hafal lagi jalan yang telah dilalui. Sementara orang-orang sudah menutup pintunya rapat-rapat masuk ke dalam rumah masing-masing.

“Kamu sih, Wulan, sok pahlawan. Tahu mereka itu pada keras kepala, masih saja kamu mau mengingatkan.” sungut Zulfa padaku.

“Bukannya aku ingin jadi pahlawan, tapi sebagai teman, kita harus saling mengingatkan.” sahutku membela diri.

“Iya, tapi kalau gara-gara menolong teman, kita jadi celaka. Kan berabe juga jadinya,” kali ini Tasya yang pendiam ikut menimpali.

Kini kami berhasil mengejar Regu Banteng, setelah sekian jarak yang kami lalui. Mereka sudah tampak kelelahan. Terlebih karena kaki Lubab cedera, kuku kakinya berdarah, entah kenapa.

“Kataku juga apa..., kalian duluan aja! Kita gak bakal kenapa-napa kok. Masalahnya, rintangan yang diberikan gak asiyk. Laki-laki kan perlu tantangan.” Naufal memarahi kami.

“Eh, mau ditolong kok malah marah. Kita tuh cuma mau ngasih tahu, kalian itu gak amanah terhadap perintah guru, gak disiplin! Aku tuh takut kalian celaka kalau kalian membangkang perintah guru!” sahutku tak kalah sengit.

“ Alaah..., simpan dulu tuh dakwahmu buat ntar di masjid!!” Bilal mengejek kami.

Page 76: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Sudah, sudah...! Bilal mah gak usah didengerin, anggap saja radio butut!” ujarku sambil melenggang meninggalkan Regu Banteng.

“Huh, nambah susah! Di mana-mana cewek bikin berabe...!” sungut Bilal.

“Yeee...!” lawan aku dan teman-teman Regu Teratai serempak. Mau gak mau, kami akhirnya ikut juga dengan mereka.

***Rumah penduduk terakhir sudah kami lewati. Kini di kanan-kiri

kami hanyalah hutan-hutan kecil yang gelap. Segalanya pun semakin gelap. Suara jangkrik terdengar saling bersahutan. Belum lagi suara tongeret yang semakin memekakkan telinga. Bunyinya, “tongereeettt..., tongereeettt...!” Ih..., rasa takut menyusup ke dalam rongga-rongga hatiku. Seluruh tubuhku menggigil. Kurasa, teman-temanku pun merasakan hal yang sama.

“Hei..., tahu gak, katanya kalau ada suara tongeret, suka ada....” “Ajiiii....!!! Nyebut..., nyebut...! Ini Maghrib, tahu!“ Zulfa menutup

kedua telinganya.“Ya Allah...! Hantunya buat Aji aja, ya Allah...! Kami mah anak baik-

baik...” Ilham komat-kamit. Sementara Aji hanya cengar-cengir. Kami melanjutkan perjalanan. Gemericik air Setu menambah keangkeran suasana. Tiba-tiba....

“Bruuuukkkkk....!” “Tasyaaaaaa...!” kami berteriak. Tubuh Tasya terkulai lemas di

tangan Iffa. Bibirnya membiru, begitu pula dengan jari-jari tangannya. “Duh, gimana, nih. Gara-gara kalian, sih...!“ Iffa berusaha menahan

tubuh Tasya. Matanya yang gusar menatap tajam kepada Naufal dan teman-temannya.

“Lho, kok aku sih yang disalahin? Salah sendiri ngikutin kita. Sekarang giliran gini, aku yang disalahin,” Naufal mengelak. Tapi kegusaran yang ada tak bisa dihalaunya.

“Naufal...! Cepat minta pertolongan!“ ujar Zulfa sambil mengoleskan minyak angin ke hidung Tasya.

“Ke mana...?” Naufal semakin panik, tak tahu apa yang harus dilakukan.

“Jadi, sekarang gimana nih? Kita teruskan atau balik lagi ke kampung?” tanya Rifki.

Page 77: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Emmm..., gimana, ya? Kembali ke kampung yang tadi sudah jauh, ke kampus juga masih jauh. Sekarang kita tepat berada di lokasi Situ Burung,” kata Naufal menimbang-nimbang.

“Aduh, mana gerimis lagi...!” keluh Zulfa tertahan.“Tasya belum sadar-sadar, lagi,” kata Hana semakin memperkalut

suasana. Sejenak hening melingkupi kami. Kabut pun mulai turun,

menyelimuti keheningan di Situ Burung. Kami duduk termenung memikirkan apa yang harus diperbuat. Sementara itu, ketakutan semakin mencekik. Belum lagi kebingungan menghadapi Tasya yang tak bergerak sedikit pun. Segala upaya sudah dilakukan. Rupanya Tasya kelelahan, kemudian ditambah dengan ketakutan yang tak tertahankan. Di tengah keheningan....

“Bagaimana kalau sekarang kita shalat Maghrib dulu, waktunya sudah masuk. Setelah itu kita shalat hajat, memohon pertolongan Allah supaya diberikan jalan keluar!” tiba-tiba Rifky memecah keheningan yang kami ciptakan.

“Astaghfirullah, ya benar! Ketakutan telah membuat kita lupa. Ayo, kita ambil air wudlu! Tasya tidak boleh ditinggalkan, kita bergantian saja menjaganya,” tak sadar aku ambil perintah. Teman-teman pun seakan baru ingat dengan kewajiban muslim yang tidak boleh ditinggalkan tersebut. Rupanya syetan telah mengganggu kami melalui kekalutan.

Akhirnya, kami shalat maghrib berjamaah, diimami oleh Rifky. Selesai shalat maghrib, kami shalat hajat, memanjatkan pertolongan kepada Sang Khalik agar kami terlepas dari masalah yang sedang dihadapi.

Allah memang tidak pernah tidur dan lelah dalam mendengarkan permintaan manusia. Sesaat setelah kami menyelesai shalat, tiba-tiba..., sebuah cahaya menyilaukan pandangan kami. “Kuntilanaaakkk...!!!” teriak Aji sembari lari tunggang langgang. Kami baru saja bersiap mengambil langkah seribu ketika kemudian sadar bahwa itu adalah cahaya dari sebuah mobil bak terbuka...!!!

“Ajii..., jangan lari...! Ada mobil, Ji...!”“Hah, mobil..?” Aji berbalik arah dan serta-merta menyetop mobil

yang sudah tepat berada di hadapannya. Kami berbincang-bincang dengan pak sopir, yang akhirnya mau mengantar kami ke Lapangan Kuntum Cifor.

Page 78: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Allahu Akbar! Allah menjawab doa kita,” kataku bersemangat. Hana dan Iffa segera membopong Tasya ke dalam mobil. Kami pun segera duduk di dalam mobil bak terbuka itu. Setelah semua naik, kami bersujud syukur karena Allah SWT telah bermurah hati menolong kami, sehingga kami tidak perlu bermalam di Situ Burung yang mencekam.

***Hiruk-pikuk di Lapangan Kuntum serentak berhenti ketika melihat

kedatangan kami. Segera kami berlutut memohon maaf kepada kakak pembina yang ada di dekat kami.

“ Maafkan kami, Kak. Kami sudah mengkhianati amanat yang telah diberikan kakak-kakak. Maafkan kami yang sok jago ini, kak. Tadinya kami ingin mencari tantangan, tahunya, kami malah tersesat. Kami menyesal, telah mengabaikan perintah dan nasihat dari semuanya.” Naufal, pentolan regu yang banyak gaya itu menangis di pelukan Kak Bagus.

“Sebenarnya, kakak hanya ingin kalian mencintai alam, bukan untuk mencari tantangan. Mencintai alam membuat kita lebih menghargai penciptanya,” jelas Kak Bagus.

“Apakah Kakak memaafkan kami semua?” suaraku tertahan. Sejenak kemudian..., kulihat Kak Bagus mengangguk. Serentak kami bersorak riang.

“Ya Allah...! Anak-anak..! Kalian kemana saja? Ibu khawatir dengan kalian...” Bu Selvi menghambur memeluk kami sambil menangis.

“Maafkan kami, Bu..., kami sudah melalaikan amanat dari Ibu.” kataku sambil menangis sesenggukan. Pak Wendy pun menghampiri kami.

“Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran bagi kalian. Hidup itu perlu aturan. Sudah menjadi kewajiban bahwa setiap anak harus patuh pada perintah orangtuanya. Allah yang memerintahkan seperti itu. Aturan dibuat untuk keselamatan kita semua.” Bu Selvi membelai kepala kami dengan lembut.

“Kruyyuuuukkk...,” terdengar suara aneh di dekat kami.“Suara apa itu?” tanya Bu Selvi sambil tersenyum penuh arti.“Perut aku, Bu. Hehehe...,” ujar Tasya. “Hahahaha..., Ibu tahu kalian lapar. Seharian berjalan kaki dan

bergelut dengan ketakutan, membuat kalian lapar dan haus, bukan?

Page 79: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Kemarilah, ada kentang kukus dan ayam bakar untuk kalian..!” Bu Selvi tertawa. Tak lama, Bu Arya datang sambil membawakan senampan besar makanan dan minuman pada kami. Hey..., dimanja, nih! Itulah orangtua. Meski anak-anaknya berbuat salah, kasih sayangnya tidak pernah luntur. Guru-guru kami sudah seperti orangtua kami sendiri.

“Assyikkkkk...! Ayo kita makan... !” teriak kami serempak. “Serbuuuuuuuuuuu...!” Kami segera melibas makanan di hadapan kami. Pokoknya, ini adalah pengalaman yang paling menegangkan, mengasyikkan, sekaligus mengharukan di dalam hidupku. [*]

Mengenal Lebih Dekat

Nurmawulansari Rahadian

Aku lahir di Sumedang, 27 Maret 2002. Tapi kini aku menetap di sebuah tempat yang sejuk dan asri di Perumahan Darmaga Pratama Blok G 1 Nomor 27 Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Meskipun sekarang aku tinggal di Bogor, tapi tetanggaku bukan berasal dari Bogor saja, melainkan dari berbagai pelosok di Indonesia. Selain dari berbagai tempat di Jawa Barat, ada juga yang berasal dari Jawa

Tengah, Jawa Timur, Aceh, Batak, Padang, Sulawesi , bahkan Kalimatan.Aku bersekolah di SD Plus Bina Bangsa Sejahtera Bogor. Ini adalah

sekolah swasta dengan tambahan pelajaran Al Quran-Hadits, bahasa Arab, komputer, dan outbound. Aku senang bersekolah di sini. Selain tempatnya yang nyaman, guru-gurunya pun sabar-sabar dan santun. Aku belajar banyak hal di sini.

Aku jarang sekali bermain di rumah. Paling kalau ada acara RT, biasanya bapak-bapak, ibu-ibu, beserta anak-anak, berkumpul di mushola Al Muhajirin, mushola kebanggaan kami. Misalnya pada acara Halal Bihalal, 17 Agustusan, Idul Qurban, dan lain-lain. Namun, walaupun jarang bertemu di rumah, di sekolah aku sudah “kenyang” bermain dengan mereka. Kebetulan teman-temanku di perumahan banyak yang satu sekolah denganku di SD Plus BBS.

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Page 80: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Biasanya, aku menghabiskan waktuku di sekolah. Berangkat dari rumah pukul 06.00 WIB. Aku beruntung, semua anggota keluargaku satu arah denganku menuju kota Bogor dalam menjalankan rutinitas kesehariannya. Pulang pun bersama-sama lagi, pukul 15.00 WIB. Sampai di rumah lelahtentu tak terhitung lelahnya. Tapi karena sudah biasa, semua ini kunikmati saja.

Ayah ibuku adalah pendidik. Ayahku guru tetap Yayasan SMA Plus BBS. Sementara ibuku seorang pendidik di salah satu SMP di kota Bogor. Beberapa kali ibu diminta oleh sekolahku sebagai guru tamu. Guru tamu adalah orangtua murid yang diundang pihak sekolah untuk memberikan materi sesuai keahliannya. Ini bisanya diadakan tiap hari Jumat secara bergiliran. Ibu kerap menyajikan materi sastra. Kakakku Teh Lita, juga suka sastra. Dia menulis banyak cerpen. Sebagian sudah diikutkan dalam lomba. Sementara itu, adik bungsuku Nizami, saat ini duduk di kelas B TK Plus Al-hikmah BBS. Selain membaca, Nizami sudah bisa menulis cerpen juga. Cerpennya yang sedang digarap berjudul “Asyiknya Berkemah di Sekolahku”. Bahasanya lucu sekali.

Keluargaku senang membaca dan menulis. Aku sudah menulis sejak kelas 2 Sekolah Dasar. Tapi, baru diikutsertakan dalam lomba pada tahun 2011. Alhamdulillah, cerpenku yang berjudul “Kuda Renggong Chika “ menjadi 20 cerpen terbaik di KKPK Mizan. Kebahagiaanku pun bertambah pada saat cerpenku yang berjudul “Kutemukan Sebuah Pelajaran dalam Perjalanan“ lolos dalam seleksi Lomba Menulis Cerpen (LMC ) bagi SD/MI Tahun 2012 ini. Cerpen yang berhasil kutulis ada sekitar enam buah. Aku mendapatkan idenya dari pengalamanku sendiri, atau dari membaca pengalaman orang lain. Selain cerpen, aku juga menulis puisi. Tulisanku ada ditulis di buku harian, ada juga yang kutulis di laptopku.

Sudah banyak buku yang kubaca, terdiri dari buku-buku ilmu pengetahuan maupun cerita. Terkadang majalah Ummi langganan ibu pun “kugarap”. Buku KKPK menjadi favoritku. Majalah Sastra Horison yang kupinjam di perpustakaan sekolah pun aku suka, meskipun cerpen-cerpennya agak sulit kupahami. Novel best seller kepunyaan kakak-kakak penulis pun sudah kubaca semua: Sepatu Dahlan, Hafalan Shalat Delisa, Laskar Pelangi, Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas-nya Andrea Hirata, Negeri Lima menara, dan lain-lain.

Page 81: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Biar Kuno Tapi Keren

Kefira Arviadita Sutantio

��

Page 82: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Adrian duduk di bangku perpustakaan. Perpustakaan sekolahnya memang selalu sepi. Kebanyakan murid kurang tertarik dengan keadaan perpustakaan sederhana itu. Catnya

sudah banyak yang mengelupas, karena tidak pernah di perbaiki sejak sekolah pertama dibuka. Beberapa bangku sudah tidak terlalu kokoh. Tak heran perpustakaan ini selalu sepi.

Adrian membuka buku biografi tentang penyanyi barat favoritnya. Adrian suka segala sesuatu yang kebarat-baratan. Mau ditanya tentang artis, budaya, tarian, apapun yang dari barat khususnya Amerika, pasti dia tahu. Bahkan, dia koleksi CD-CD lagu barat dan film-filmnya. Sedangkan pengetahuannya tentang budaya Indonesia sangat sempit. Tari Kecak saja tidak tahu. Padahal, banyak warga mancanegara sudah mengenal budaya kita yang satu ini.

Tiba-tiba keheningan pecah. Kinar si ketua kelas menyerbu bangku yang diduduki Adrian. “Dri, sudah ada ide mau menampilkan apa untuk pentas seni kali ini?” Kinar bertanya pada Adrian, yang merupakan wakil ketua kelas. Adrian terbelalak dan buku yang ia pegang terlempar. “Belum ada ide, tuh. Bukanya pentas seni masih sesudah liburan?” Adrian membenarkan posisi duduknya dan mengambil buku biografi yang jatuh itu.

Bibir Kinar membentuk senyuman lebar, lalu ia berkata dengan penuh semangat, “Aku dan beberapa teman sudah berencana untuk membuat Lenong Betawi. Pasti lucu kan? Aku sudah bisa membayangkan wajah teman-teman saat melihat aksi kita nanti.” Adrian menatap Kinar dengan kebingungan: “Lenong itu apaan sih?” Kinar terbelalak lalu menjawab Adrian sambil setengah berteriak; “Itu loh, acara lawakan Betawi! Masa kamu tidak tahu?”

“Sst!” Pustakawan segera mendiamkan Kinar dan Adrian. Mereka lupa kalau itu adalah perpustakaan. “Maaf, Pak,” Adrian dan Kinar mengucapkan maaf lalu segera keluar. Di sana mereka melanjutkan percakapan. “Yang benar saja, kamu tidak tahu, Dri?” Giliran Kinar yang kebingungan. “Memang aku tidak tahu kok, lalu, kenapa kalau aku tidak tahu?” Adrian menjawab sambil mengangkat bahunya. “Aduh! Di pelajaran PLBJ kan ada! Itu termasuk salah satu kesenian khas dari daerah DKI Jakarta! Tempat tinggal kita! Ampun deh… Masak kamu tidak tahu?” Kinar menjelaskan sambil berteriak.

Page 83: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Ah… kesenian dari Indonesia kuno! Enggak keren! Aku nggak suka! Kalau bukan budaya Amerika aku nggak mau ikut!” Adrian segera memutar badannya, lalu bergegas pulang meninggalkan Kinar. Kinar masih berdiri tertegun. Tidak tahu harus berbuat apa. Dengan berat hati ia pun akhirnya berjalan pulang.

Sesampainya di rumah, Adrian segera menyetel musik sekencang-kencangnya. Lagu Barat mulai mengalun, seraya Adrian mengeluarkan buku PR Matematikanya. “Seandainya aku tinggal di Amerika. Pasti orang-orang di sana tidak sekuno di sini. Contohnya, tuh si Kinar.” Adrian bergumam kesal. Dia memutar otak bagaimana caranya agar dia bisa pergi ke sana. “Kesenian Indonesia payah.” Lanjutnya.

“Adrian…Adrian..!” Ibunya memanggil. Adrian menutup bukunya, lalu segera menemui ibunya di dapur. “Ya, Bu. Ada apa?” Adrian menjawab “Tolong belikan ibu margarin dan minyak goreng di toko Pak Budi! Sepertinya kita kehabisan. Uangnya ada di laci samping televisi.” Ibunya berkata kepada Adrian. Adrian segera membuka laci lalu mengambil uang. Tanpa membuang waktu, ia segera mengambil sepeda birunya dan pergi ke toko.

Baru separuh jalan, bau sampah menusuk hidung Adrian. “Ukh… baunya…,” Adrian bergumam kesal sambil mengayuh sepedanya cepat-cepat. Hal ini semakin membulatkan tekadnya untuk pergi ke Amerika. Ia percaya kalau di sana pasti udaranya lebih baik dan tingkat polusinya lebih rendah. Tak lama, seorang pengemis tua menghampiri Adrian. “Minta sedekah, Nak…” pengemis itu memohon belas kasihan.

“Belum lagi tingkat kemiskinan tinggi dan pendidikannya rendah,” Adrian bergumam lagi. Adrian terus mengayuh sepedanya menuju toko Pak Budi dekat rumahnya. Setibanya di toko, Pak Budi langsung menyapa Adrian dengan ramah, “Sore, Dri! Mau beli apa?” “Mentega dan minyak goreng, Pak. Titipan Ibu.” Adrian menjawab sambil menyodorkan uang titipan ibunya. Setelah mentega dan minyak goreng di tangan, Adrian iseng bertanya pada Pak Budi “Pak, aku tuh sebetulnya ingin sekali pergi ke luar negeri. Kalau bisa sih ke Amerika. Ada nggak ya, yang tahu informasi soal ini. Bapak kan pasti sering dengar obrolan banyak orang. Iya kan?”

Pak Budi tertawa, tapi kemudian ia menjawab, “Ah, kamu itu ada-ada saja. Tapi sebentar, kayaknya sih pernah denger dari Mika. Tetanggamu

Page 84: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

itu loh…,” Pak Budi berpikir, seperti mengingat-ingat sesuatu. “Mika? Mika pernah cerita apa?” Adrian kembali bertanya dengan

rasa penasaran.“Katanya sih Mika pernah ke Amerika, dengan program homestay

dari sekolahnya gitu…,” Pak Budi berusaha mengingat apa yang dikatakan Mika.

“Oh ya? Homestay? Ooo... iya, tantenya Mika kan pemilik lembaga kursus bahasa Inggris yang terkenal itu,” Adrian berseru gembira. Ia sangat senang mendapatkan informasi yang begitu berharga.

“Wah, terima kasih Pak Budi. Saya akan segera tanya-tanya ke sana.”

Adrian mengayuh sepedanya pulang dengan penuh semangat. Ia akan minta izin. Mau bagaimanapun caranya. Adrian sangat penasaran ingin melihat langsung negeri impiannya itu.

Sesampainya di rumah, Adrian segera mengutarakan keinginanya. Ibunya berjanji akan membantu jika informasi itu benar, asalkan nilai akhir semesternya baik. “Harus diatas nilai 9,” begitulah syarat yang diajukan ibunya.

Adrian pun dengan penuh semangat belajar dan berkonsentrasi penuh agar mendapatkan nilai memuaskan.

Hari pembagian rapor pun tiba. Adrian sangat tegang dan gugup. Ibu guru menyerahkan rapor kepada Adrian. Adrian segera membuka lembar rapornya, dan tertera dua kata, naik kelas dan tertera nilai rata-rata 9.2 . Adrian senang sekali! Ia dengan bangga menunjukkan hasil jerih payahnya selama setahun duduk di kelas lima kepada kedua orangtuanya. “Bagus Dri. Kalau begini, kamu boleh ikut program homestay. Ibu akan segera membicarakannya dengan tantenya Mika,” ibu Adrian menepuk pundak Adrian dengan penuh rasa bangga. Adrian tersenyum lebar. Impiannya akan segera terwujud.

Minggu pertama liburan telah lewat. Sekarang tanggal 25 Juni. Adrian sudah mempersiapkan segala kebutuhanya. Ia akan mengikuti program homestay selama 15 hari di Amerika, tepatnya di kota New York. Di sana ia akan tinggal di rumah keluarga Mr Jones. Adrian sudah berlatih bahasa Inggris dengan gigih, termasuk mengingat serta mempergunakan kata-kata yang umum digunakan di sana. Ia juga sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi 22 jam penerbangan.

Page 85: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Setelah lama duduk di pesawat, Adrian menjejakan kaki di kota New York, Amerika. “Wah! Bandaranya besar sekali!” Adrian terkagum-kagum sambil menengok ke sekeliling. Tak lama ia bertemu dengan seorang Bapak tinggi-besar. Dia memperkenalkan diri sebagai Mr Jones. Adrian berjabat tangan dengannya, lalu segera masuk ke mobil pribadi Mr. Jones.

Adrian terkagum-kagum melihat pemandangan kota New York di malam hari. Gedung-gedung pencakar langit memancarkan cahaya warna-warni. Dari kejauhan ia juga melihat Empire State Building yang terkenal. Adrian sangat kagum, akhirnya ia melalui jalan di Times Square yang sudah sangat ia inginkan.

Tetapi, kenyataan ia tidak hanya melihat gedung-gedung tinggi yang indah. Terlihat juga banyak hal-hal tak terduga yang semrawut, seperti papan reklame yang menawarkan berbagai produk dengan model berpakaian seksi. Juga terdapat toko-toko yang menjual produk dewasa yang tidak lazim dijual di Indonesia. Keadaan lalulintasnya juga tak seberapa berbeda dengan di Jakarta. Di pinggir jalan, ia juga sering melihat gelandangan. Sungguh ia tidak menyangka, kalau keadaan Amerika ternyata tidak begitu berbeda dengan keadaan di Indonesia.

Sesampainya Adrian di rumah Mr. Jones, tidak ada satupun anggota keluarga yang menyambutnya. Ketika ia masuk, tidak ada satupun orang yang menyapa Adrian dengan ramah. Mereka hanya menatap Adrian, memberikan senyuman kecil, lalu kembali pada kesibukannya masing-masing. Adik memanggil kakak langsung dengan nama. Bahkan seorang anak memanggil ayah dan ibunya, juga seringkali langsung menyebut nama. Bukankah menurut adat isitiadat Indonesia, hal ini dinilai tidak sopan? Sungguh Adrian mulai merasa kurang nyaman. Padahal baru beberapa jam ia tiba di negeri impian.

Saat malam tiba, ia tidur di kamar tamu Mr.Jones. Samar-samar ia mendengar suara Mr Jones bertengkar dengan istrinya. Ia membayangkan apabila ayah dan ibunya bertengkar. Pasti suasana di rumah sangatlah tidak enak.

Esok harinya, Adrian dengan penuh semangat membereskan tasnya. Hari itu adalah hari pertama kegiatan program homestay dilakukan. Mr. Jones mengantar Adrian ke Kaplan School, tempat Adrian akan bertemu dengan anak-anak program homestay lainya dari

Page 86: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

seluruh dunia. Adrian tidak sabar untuk bertemu dengan teman-teman barunya.

Ketika Adrian sampai di ruang kelas, ia melihat beberapa anak sudah hadir. Tak lama, seorang anak berkebangsaan Thailand menyapa Adrian: “Hello, my name is Chailai. I come from Thailand. How about you?” Anak perempuan itu menyodorkan tangannya. Adrian membalasnya: “I’m Adrian. I come from Indonesia.” Tak lama setelah Adrian mengucapkan kata Indonesia, seorang anak laki-laki menghampiri Adrian dan Chailai.

“You’re from Indonesia? Awesome! My name is Kim Bae Chin. Call me Bae Chin. I have heard a lot of Indonesia!” Anak laki-laki itu ternyata berkebangsaan Korea. “Yes, I am.” Adrian menjawab Bae Chin, sedikit kebingungan. Apa yang hebat dari Indonesia sampai dia senang begitu? Chailai menimpali Bae Chin: “Indonesia is a beautiful country, and known for their culture right? I’ve already learned about Bali, it’s like a paradise island, and the Pendet dance is very cool dance.” Adrian masih terpana. Kok mereka bisa tau tentang tarian Pendet segala. Apa yang hebat dari kebudayaan Indonesia? Tari pendet saja dia malah tidak tahu.

Adrian, Chailai, dan Bae Chin duduk bersebelahan. Begitu kelas dimulai, guru menyuruh murid-muridnya untuk berkenalan dan menceritakan sedikit mengenai negaranya masing-masing. Adrian sangat terkejut, karena semua anak yang hadir mengerti tentang kebudayaan negara mereka masing-masing dengan baik, dan mereka terlihat bangga sekali. Adrian merasa malu. Teman-temanya mengenal dan memuji-muji kebudayaan negara mereka masing-masing, sementara Adrian tidak bisa bercerita banyak bahkan dalam hatinya malah menghina-hina.

Keesokan harinya, seluruh peserta program homestay mengikuti kelas bahasa Inggris. Adrian melewati kelas demi kelas dengan mudah. Di sekolahnya di Indonesia, ia sudah diajarkan bahasa Inggris. Adrian juga cepat menangkap pelajaran demi pelajaran yang diajarkan. Semua kelas bahasa Inggris dapat dilewati dengan mudah, bahkan ia membantu Bae Chin mengerjakan tugasnya.

Hari demi hari Adrian lewati di New York. Ia sudah melihat Central Park, dan Patung Liberty. Ia juga mengunjungi Bronx Zoo, kebun binatang yang terkenal di New York. Menyebrangi Brooklyn Bridge pun sudah ia rasakan. Tak terasa sudah hari ke-14. Hari itu adalah malam perpisahan,

Page 87: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

dimana semua peserta diminta untuk menampilkan kebudayaan masing-masing. Saat pembimbing mengucapkan kalimat itu, Adrian benar-benar bingung. Ia tidak tahu harus menampilkan apa. Sang pembimbing mulai memanggil anak-anak untuk tampil ke depan.

“Kazuki, you may perform.” Pembimbing memanggil seorang anak laki-laki berkebangsaan Jepang. Ia menampilkan kesenian origami, yaitu kesenian melipat kertas. Ia mengeluarkan kertas khusus dari tasnya lalu mulai melipat. Dalam hitungan menit, kertas itu berubah menjadi bunga. Lalu ia mengeluarkan kertas lainya dan melipatnya menjadi burung. Semua yang hadir bertepuk tangan.

Setelah Kazuki, giliran Chailai. Ia menampilkan tarian khas Thailand, yaitu Sri Nuan. Setelah Chailai, Bae Chin maju dan ia memainkan alat musik khas Korea, yaitu taepyeongso yang bentuknya menyerupai terompet kecil. Satu persatu anak maju. Adrian bingung sekali. Apa yang harus ia tampilkan. Tarian? sudah pasti tidak bisa. Nyanyian? jangankan lagu daerah, lagu pop Indonesia saja tidak ada yang tahu. Waduh gawat nih, Adrian berpikir keras sampai keluar keringat dingin, Akhirnya…ting! dalam keadaan terjepit keluarlah satu ide cemerlang. Ya, aku tahu ada satu lagu Indonesia yang aku bisa, dalam hati Adrian bergumam dan mulai muncul semangatnya.

“Next is… Adrian from Indonesia.” Pembimbing memanggil Adrian untuk maju. Dengan gugup, Adrian berjalan menuju panggung. Ia membenarkan letak mic, lalu ia mulai bernyanyi lagu Indonesia Raya. Itu adalah satu-satunya lagu Indonesia yang ia bisa.

“Hiduplah Indonesia Raya…,” kalimat terakhir selesai ia nyanyikan. Tepuk tangan riuh membahana. Setelah Adrian duduk, Bae Chin mengomentari penampilan Adrian: “Was that your national song? Wow, so good!” Adrian hanya mengangguk. Dalam hati, ia merasa malu. Hanya ia yang tidak bisa menampilkan kebudayaan negaranya. Ia bertekad. Ia harus bisa menguasai kebudayaan Indonesia. Masa orang dari negara lain lebih tahu dan mengagumi kebudayaan Indonesia daripada dirinya sendiri yang sejatinya memang bangsa Indonesia. Semakin dipikir dan direnungkan, Adrian semakin malu pada dirinya sendiri atas pemikirannya selama ini.

Lagipula, setelah ia lihat-lihat lagi, kebudayaan Indonesia tidak kalah keren dari kebudayaan Amerika. Bahkan, banyak orang sudah

Page 88: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

mengakui kebudayaan Indonesia. Menurutnya, orang Indonesia masih lebih banyak berjalan di jalan yang benar. Maksudnya, tingkat penggunaan narkoba, pergaulan bebas, pakaian yang terbuka, masih lebih rendah dari Amerika. Perlahan-lahan, Adrian mulai bangga terhadap tanah airnya.

Limabelas hari telah berlalu dan sudah saatnya Adrian pulang ke Indonesia. Adrian sudah tidak sabar untuk pulang dan bertemu kedua orangtuanya. Ia berpamitan pada Chailai dan Bae Chin. Mereka juga sudah berjanji untuk saling berhubungan. Selain itu, ia juga harus minta maaf pada Kinar karena menolak usulnya. Walaupun Adrian merasa kalau ide lawakan Betawi itu pasti sangat menarik. Setelah perjalanan panjang, Adrian kembali ke Indonesia. Betapa senangnya Adrian bertemu dengan kedua orangtuanya.

Liburan berlalu dan pentas seni semakin dekat. Kinar kembali bertanya kepada Adrian, “Dri, lenong kita kekurangan orang loh…. Kamu mau ikut tidak?” tanpa ragu-tagu, Adrian menjawab, “Ya! Saya mau ikut. Kapan latihannya? Sekarang? ”. Kinar sangat terkejut sekaligus senang dengan perubahan Adrian ini. “Wah kamu salah makan apa Adrian, kok tiba-tiba jadi bersemangat sekali ingin latihan Lenong Betawi-nya.”

Adrian hanya tersenyum lebar menanggapi keheranan Kinar. Dengan penuh semangat, Adrian pun mulai berlatih Lenong Betawi bersama teman-temannya. Lenong yang mereka tampilkan menarik sekali.

Adrian sudah mengubah pandanganya tentang kesenian Indonesia. Walaupun terkesan kuno, tapi warisan budaya ini perlu dilestarikan. Dan ternyata tidak jelek juga. Adrian sangat menikmati proses berlatih dengan teman-temanya. Ia berlatih dengan giat. Terkadang, ia juga menyemangati teman-temannya yang lain agar tidak putus asa.

Hari pentas seni pun tiba, Adrian dan teman-teman yang berpartisipasi dalam pentas seni sangat gugup, sekaligus senang. Mereka yakin mereka akan tampil dengan baik hari ini. Kostum dan segala perlengkapan untuk mendukung pertunjukan sudah disiapkan dengan baik. Tata rias juga sudah dipersiapkan oleh ibu Kinar. Pembawa acara melangkah memasuki panggung dan gong dibunyikan tanda acara dimulai. Kelompok demi kelompok menampilkan kebolehannya masing-masing dengan indah dan rapi.

Page 89: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Tak terasa sudah tiba giliran kelas Adrian. Mereka segera bersiap di posisi masing-masing. Ada yang masih mengingat dialog, ada yang membetulkan kostum, ada juga yang diam terpaku menunggu lampu dinyalakan.

“Ya, sekarang tiba giliran penampilan dari murid-murid kelas 5!” suara Pembawa Acara berkumandang, tanda dimulainya lenong betawi dari kelas 5.

Adrian membawakan peranya dengan jenaka. Celotehan yang dilontarkannya sukses membuat penonton tertawa. Bagian demi bagian ia lewati dengan baik. Akhirnya acara pentas seni pun selesai dengan sukses. Semua pemain membungkukan badan, lalu menghilang ke belakang panggung. Adrian pun mulai menyadari bahwa kesenian Indonesia tidak kalah dari kesenian barat. Ternyata kebudayaan Indonesia yang beragam ini, biar kuno tapi keren. [*]

Mengenal Lebih Dekat

Kefira A. SutantioSaya tinggal di komplek mandiri, Kelapa

Gading, yang terletak di Jakarta Utara. Komplek ini cukup besar bagi saya, malah nyaris terlalu besar untuk disebut sebagai komplek perumahan. Menurut saya, Kelapa Gading sudah seperti kota. Apa saja ada di Kelapa Gading, mulai dari sekolah, pasar, rumah makan, rumah sakit sampai mall, bahkan mall-nya saja ada 5.

Kelapa Gading dulunya adalah sebuah rawa raksasa, yang oleh perusahaan Summarecon ditimbun dengan pasir, sehingga menjadi seperti sekarang. Jujur, ketika ibu saya menceritakan saya tentang sejarah Kelapa Gading, saya kaget, karena di Jakarta sempat ada rawa yang luar biasa besar.Sekarang Kelapa Gading sudah maju, dan sama sekali tidak ada tanda bekas rawa lagi di Kelapa Gading. Mungkin karena sudah tidak ada rawa lagi, kalau musim hujan Jakarta jadi sering banjir.

Page 90: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Kelapa Gading dibagi-bagi lagi menjadi cluster-cluster yang lebih kecil. Saya tinggal di Janur Asri, cluster terkecil yang ada di Kelapa Gading.Walaupun Janur Asri adalah cluster yang terkecil, saya tetap merasa cluster saya memang paling ‘asri’ sesuai namanya. Jalan-jalan di Janur Asri memang cenderung kecil, tetapi mulus. Di sepanjang jalan juga terdapat cukup banyak pohon rindang yang memayungi para pejalan kaki.Saya benar-benar diberkati karena didepan rumah saya ada pohon mahoni.Rumah saya terasa lebih sejuk, tetapi juga menjadi tempat favorit anjing-anjing liar untuk mampir membuang sisa eskresi mereka.

Di Janur Asri juga terdapat taman RW yang dibangun dari uang sumbangan warga. Taman itu bisa dibilang cukup bersih dan terawat.Disana terdapat sebuah ayunan, dan sebuah perosotan.Ada lapangan basket yang terbatas, namun banyak remaja laki-laki yang senang bermain basket atau futsal disana. Di taman juga terdapat jogging track dan jalan setapak. Ada kolam ikan juga.Taman ini juga digunakan untuk kegiatan senam pagi tiap hari Sabtu. Sejak kecil, saya sudah sering bermain di taman tersebut, maka itu biar kecil, saya senang dengan kehadiran taman itu.

Di RW saya juga sering diadakan kegiatan bersama tiap ada hari besar. Ambil contoh, saat HUT RI yang ke-66 tahun lalu (tahun ini tidak dirayakan karena berbarengan dengan libur lebaran), RW kami menggelar perlombaan yang bernuansa 17 Agustus-an di taman. Ada macam-macam lomba, seperti makan kerupuk, bakiak, lompat karung, dan panjat pinang. Tidak hanya anak-anak yang bisa mengikuti lomba, ada juga lomba untuk orang-orang dewasa. Para ayah ditantang untuk memasak bersama anak mereka, dan para ibu bekerja sama untuk memasak jamuan malam.

Tidak hanya saat HUT RI saja, saat tahun baru, kita bersama-sama memasang kembang api besar ditaman. Hasilnya, wuah, warna-warni menyembur di langit malam dengan indahnya! Saat Natal, kami mengadakan acara Christmas Carol, dan kebaktian bersama.

Walaupun Janur Asri berada diantara hiruk-pikuk kota Jakarta, kebersamaan masih terjaga dengan baik. Kami mengenal tetangga masing-masing dan melakukan berbagai hal bersama. Kepedulian antar tetangga juga masih terjaga, contohnya, saat salah satu rumah

Page 91: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

tetangga mengalami kebakaran, secara spontan, tetangga yang lain menyumbang untuk pembangunan rumah yang terbakar tersebut. Jadi, menurut saya, cluster kecil tempat saya tinggal ini memang sangat spesial. Walaupun kecil dan sederhana, saya rasa tempat ini paling asri dan hangat di seluruh Kelapa Gading.

Saya bersekolah di SDK 6 Penabur.Sekolah saya terletak di Komplek Perumahan Kelapa Gading, tak jauh dari rumah saya.Saya hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit, kemudian menyebrangi jalan dan tibalah saya di halaman sekolah.

Menurut saya, sekolah saya relatif kecil, diakibatkan oleh sempitnya lahan di Jakarta.Sekolah saya dibagi menjadi 3 bagian, SD, TK, dan SMP/SMA.Walaupun kecil, sekolah saya masih mempunyai fasilitas yang memadai.Setiap jenjang memiliki lapangan untuk berolahraga, dan terdapat aula di TK yang digunakkan bersama untuk berbagai keperluan.

Gedung SD terletak di sebelah kiri areal sekolah dan merupakan gedung terkecil dibandingkan dengan gedung TK dan gedung SMP/SMA.Di depan gedung SD terdapat lapangan basket yang sering digunakan untuk pelajaran olahraga atau untuk perlombaan basket.Gedung SD terdiri atas 3 lantai, dan bagian tengah atap dibuat terbuka supaya ventilasi udara lebih lancar.

Ditengah gedung terdapat taman yang menjadi paru-paru gedung. Macam-macam tanaman sumbangan siswa ditaruh dalam pot-pot bunga dan dijejerkan rapi di sekitar podium.Podium ini digunakan saat ada keperluan tertentu, seperti lomba atau memamerkan hasil karya siswa saat open school.

Lantai pertama adalah tempat siswa kelas 1 dan 2 melakukan kegiatan belajar.Di lantai pertama juga ada ruang guru, ruang kepala sekolah, UKS, ruang BK, dan ruang tari. Di sisi dekat lobi, terdapat wastafel untuk siswa-siswi kelas 1 dan 2 mencuci tangan dan menyikat gigi. Lantai kedua adalah tempat siswa kelas 3,4, dan 5 melaksanakan kegiatan belajar. Di lantai kedua ini juga terdapat perpustakaan. Perpustakaan adalah salah satu tempat favorit saya di sekolah. Di dalam perpustakaan terdapat macam-macam buku. Ada fiksi, non fiksi, bahkan buku-buku luar negeri juga tersedia di sana.

Lantai ketiga adalah tempat siswa kelas 4, 5, dan 6 belajar.

Page 92: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Memang paling capek saat menjadi siswa kelas 4/5/6, karena naiknya paling jauh. Di lantai terakhir ini, ada ruang multimedia. Di dalam ruang ini tersimpan koleksi angklung milik sekolah yang lengkap, juga alat marching band dan ensemble. Di lantai ketiga juga terdapat ruang laboratorium, tempat kami melaksanakan praktikum IPA. Di dekat tangga pertama ada jembatan yang menghubungkan kantin dan gedung SD. Semua gedung di areal sekolah terhubung dengan adanya jembatan tersebut. Jembatan tersebut sangat berguna bagi kami untuk mencapai laboratorium komputer yang berada di gedung TK.

Di dekat jembatan terdapat ruang multimedia yang kedap suara. Ruangan itu jauh lebih besar daripada ruang-ruang kelas lainnya di SD. Karena terbatasnya ruang kedap suara, kami harus berbagi dengan jenjang-jenjang yang lain dalam menggunakan ruang multimedia ini.

Sekolah saya memang tidak memiliki lapangan luas, jalan setapak, atau taman bermain yang besar, tetapi saya rasa sekolah saya asri, terawat, dan nyaman. Ada banyak tumbuhan di sepanjang balkon dan semuanya tumbuh dengan baik dan sehat.Saya merasa sekolah saya adalah rumah kedua bagi saya.Saya senang bersekolah di SDK 6.

Sejak kecil, saya memang tidak suka mingle atau bergaul dengan teman-teman terlalu sering, karena saya merasa saya bukan tipe orang yang suka luntang-lantung di mall bersama teman-teman. Saya lebih senang melakukan kegiatan sendiri, dan saya merasa saya adalah orang yang introvert, tetapi tentu saja saya memiliki beberapa teman.

Saya memiliki beberapa teman baik dengan beragam karakter dan kesukaan masing-masing. Pertama-tama, saya akan bercerita tentang teman saya, Adesya. Adesya adalah tetangga saya, jadi sejak kecil kami sudah kenal satu sama lain. Kami juga sudah sekelas sejak kelas 1 SD. Adesya adalah siswi yang atletis dan tak jarang nilai olahraganya mengungguli seluruh siswi di kelas saya.Tak hanya jago olahraga, Adesya juga pandai menari. Kalau ia membawakan tarian, pasti orang yang melihat dia akan berdecak kagum. Keluwesan dan kelincahanya membawakan tarian membuat orang yang melihatnya merasa enaken.

Saya juga ingin bercerita tentang Alexandra. Lain dari Adesya, Alexandra tidak begitu suka olahraga dan lebih suka tinggal di rumah membaca buku atau main komputer, sama seperti saya. Alexandra adalah siswi yang berprestasi. Nilai-nilainya selalu baik dan diatas rata-

Page 93: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

rata, tetapi dia cenderung apatis dan tidak suka mencoba hal baru. Saya dan Alexandra sama-sama suka membaca buku dan menonton kartun Jepang yang disebut anime.Kita bisa menghabiskan berjam-jam di rental komik untuk meminjam dan membaca komik. Kalau sedang mengobrol tentang anime yang kami tonton, bisa 2 jam-an lebih kami duduk manis tidak bergerak.

Selain Alexandra, saya juga berteman baik dengan Sisilia, atau biasa saya panggil Sisil. Sisil suka bermain basket, dan ia juga suka membaca buku dan menonton anime. Sisil juga lumayan senang menari. Kami berdua senang menggambar dan sering membicarakan anime yang sedang diputar di televisi. Kami juga senang mengobrol tentang menari atau hal-hal lainnya.

Ada juga teman saya yang bernama Samuel. Dia memiliki kepribadian yang percaya diri dan narsis. Ia suka menjuluki dirinya sendiri ganteng/cakep, dan tidak jarang menyuarakan celetukan-celetukan lucu tentang dirinya sendiri. Contohnya, ia pernah disuruh membuat kalimat dengan kata tanya, dan secara spontan, ia membuat kalimat: “Siapa yang paling ganteng di kelas?” Kontan, seluruh kelas tertawa terbahak-bahak. Dengan adanya orang-orang seperti dia, kelas menjadi semakin menyenangkan dan tidak membosankan.

Ada lagi teman saya yang bernama Axel. Dia bisa bermain drum dan pintar main basket. Teman saya yang lain bernama Dewi. Dewi adalah tetangga saya, dan kami juga sudah sekelas sejak kelas 1. Dewi memiliki suara yang merdu, dan ia senang menyanyi. Banyak prestasi yang sudah diraihnya dalam bidang ini.

Saat akhir tahun ajaran, diadakan acara perpisahan di sekolah. Kelas kami, 6A berniat untuk menampilkan tarian yang diiringi musik langsung oleh band. Idenya adalah band memainkan lagu Laskar Pelangi mengiringi para penari yang melambangkan 7 warna pelangi.Saya dan Adesya bertugas untuk mengurusi tarian, sedangkan Samuel, Axel dan Dewi mengurusi band. Saya dan Adesya membuat koreografi tari, dan mengajak 5 teman kami yang lain untuk menggenapi jumlah penari. Kami pun berlatih di sekolah 3 kali seminggu. Sementara itu, band beranggotakan 5 orang, jadi Samuel, Axel, dan Dewi meminta bantuan 2 orang teman yang lain. Mereka berlatih di rumah Axel, yang letaknya di belakang sekolah. Meskipun latihan ini sangat melelahkan,

Page 94: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

tetapi kami sangat senang karena sambil bercanda dan bermain, bahkan sehabis latihan, sering diselenggarakan acara masak bersama di rumah Axel.

Walaupun Alex dan Sisil tidak tergabung dalam pementasan, tetapi mereka sangat suportif. Alex dan Sisil sering menonton latihan kami dan memberikan dukungan bagi kami. Mereka juga sering memberi masukan untuk meningkatkan penampilan kami. Karena bantuan semua teman-teman, akhirnya pementasan berlangsung dengan baik dan menerima tepuk tangan riuh dari penonton.Wah, saya dan teman-teman sangat puas atas hasil jerih payah kami.

Acara ini adalah kenangan yang sangat berharga bagi saya dan teman-teman, karena selepas kelulusan kami dari SD, kami semua akan pisah sekolah. Nanti saat SMP, saya hanya akan satu gedung dengan Adesya. Maka itu, setelah acara selesai, saat liburan kami sering ke mall untuk jalan bersama atau menonton film di bioskop. Pernah satu hari kami pergi ke photobox, atau mesin foto stiker.Wah, itu benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan. Gaya-gaya gila dan narsis teman-teman saya keluar semua! Sementara itu dengan Alex, saya pergi ke rental komik, karena kami mempunyai hobi yang sama.

Saya rasa teman-teman saya mempunyai keunikan dan keistimewaan masing-masing, tetapi dengan perbedaan yang begitu kontras ini, tidak membuat kami saling bermusuhan atau menjauhkan diri satu sama lain. Tetapi perbedaan ini membuat kami saling melengkapi. Meskipun ada teman-teman tertentu yang memiliki kebutuhan khusus, kami selaku teman-temanya menerima dia dalam lingkungan dan tidak membedakanya dengan teman-teman yang lain.

Sebagai seorang murid kelas 6 biasa, saya memulai pagi saya dengan mematikan wekker. Ya, seperti yang orang pada umunya lakukan, lalu dengan semangat yang kadarnya pas-pasan, saya menyeret badan saya ke kamar mandi yang ada tepat di depan kamar saya. Setelah menyalakan shower, air yang terkadang tersendat-sendat mengalirnya akan membuat saya akhirnya “sadar” lalu menaikkan kadar semangat saya ke level yang lebih tinggi.

Sesudah mandi, saya akan berpakaian seragam lalu berjuang mati-matian untuk membangunkan adik saya. Sungguh saya tidak habis berpikir, telinganya itu pangsit atau benar-benar bisa mendengar,

Page 95: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

karena wekker saya luar biasa berisik. Kira-kira setelah beberapa kali berteriak dan mengguncang-guncang badannya, saya berlari turun untuk menyantap sarapan, yang juga sangat sederhana. Biskuit atau roti dengan susu. Terkadang saya belajar sambil menyantap sarapan saya, atau hanya makan saja.

Setelah piring dan gelas kosong, saya menggosok gigi saya, lalu mengecek tas (yang merupakan kebiasaan buruk) lagi sebelum pergi ke sekolah. Saya pamit kepada ayah dan ibu. Setelah itu, saya mengambil tas makan saya, lalu menuju teras untuk memakai sepatu. Puas karena kedua kaki berkaoskaki saya masuk dengan pas ke sepatu, saya menyusul adik dan mbak saya yang sudah menunggu di luar pagar.

Saya, adik saya, dan mbak saya berjalan kaki menuju sekolah. Biasanya hanya butuh 5-10 menit untuk sampai ke sekolah. Saya mengucapkan sampai jumpa ke adik dan mbak saya lalu berjalan cepat menuju gedung SD, yang terletak di sisi kiri gerbang utama.Gerbang SD mulai tampak, dan saya mempercepat langkah saya dengan semangat yang akhirnya penuh levelnya.

Saya menjabat tangan guru piket lalu melanjutkan perjalanan saya. Semangat saya akhirnya sampai menembus meteran level sebegitu saya sampai ke depan tangga. Bagian kelas 6 berada di lantai 3, dan ini berarti saya harus menempuh jalan paling panjang daripada para adik kelas. Saya melangkah naik, dan alhasil, tepat sebelum anak tangga terakhir, semangat saya turun sampai ke level tadi saat baru bangun.

Dengan kelelahan yang tampak jelas sekali di wajah, dan kaki, saya menaruh tas saya ke meja yang terletak di bagian paling kanan kelas, tepat dibawah jendela ketiga. Saya menghempaskan diri ke kursi, dan menunggu bel berbunyi.

Sesudah bel yang menulikan itu berbunyi, wali kelas saya memasuki ruang kelas.Salah satu teman saya yang bertugas untuk membaca renungan segera maju kedepan dan mengajak teman-teman bernyanyi.Saya mengeluarkan buku renungan harian yang diberikan secara cuma-cuma dari sekolah, lalu mengikuti renungan pagi yang berlangsung selama 10 menit itu.Setelah renungan pagi selesai, jam efektif belajar mengajar pun dimulai.

Pukul 13.40 adalah saat yang sangat menggembirakan.Sekolah akhirnya usai, dan saya dengan semangat yang menerobos level HIGH

Page 96: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

bermaraton melewati tangga.Kali ini, tak ada sedikit pun jejak rasa pegal dan lelah, melainkan seutas senyum lebar yang panjangnya dari telinga kanan ke telinga kiri.Sesampainya saya di lobi, saya melihat adik saya dan mbak saya sudah menunggu di luar pagar gerbang SD. Saya mengikuti mereka dan berjalan pulang.

Sepulang sekolah, rumah rasanya seindah surga. Lepas semua penat dan bosan, bahkan sakit kepala pun hilang saat kaki saya menginjak ubin putih 30x30 yang kinclong itu. Saya biasanya akan makan cemilan bersama adik saya, lalu setelah istirahat sebentar, saya akan bersiap-siap untuk pergi ke les. Walaupun sekolah makin lama makin sulit, saya masih mengusahakan sampai sekarang untuk tidak ikut bimbel. Jadi, semua les yang saya ikuti tidak berhubungan dengan pelajaran, kecuali Mandarin.

Saya biasanya pergi naik sepeda, atau diantar ibu ke tempat les. Biasanya, sekitar jam 7 malam, saya akan ada di rumah lagi, dan biasanya, adik saya sudah mendahului saya makan malam, sambil menonton sinetron kesukaanya di televisi. Saya dan ibu saya bergabung dengan adik (dan terkadang) ayah saya untuk makan di meja makan bersama.

Setelah perut kenyang, saya mandi sore, dilanjutkan dengan menggosok gigi. Merasa bersih, saya naik menuju kamar saya.Apabila ada ulangan besok, saya belajar, dan apabila tidak ada, saya biasanya menggambar atau membaca buku. Tak jarang, kami sekeluarga berkumpul di kamar bersama untuk membaca buku atau sekadar menonton televisi.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pk 22.00, saya pergi ke WC untuk buang air kecil, lalu menyalakan lampu belakang. Saya memeriksa alarm di telepon genggam dua kali lagi, karena terkadang alarm itu suka tidak bunyi, lalu berpamitan kepada ayah dan ibu. Saya kembali ke kamar saya, mematikan lampu dan bersiap untuk tidur.Tapi tidak langsung tidur. Biasanya adik saya suka curhat dulu atau saya yang bercerita panjang lebar tentang anime (kartun Jepang) yang sedang saya tonton. Kira-kira 15 menit-setengah jam kemudian, saya dan adik saya tidur (benar-benar tidur).

Biasanya saat Jumat malam, saya tidur lebih malam, bahkan terkadang bisa tidur saat besok paginya untuk mengarang, atau menggambar, atau sekadar membaca karangan fiksi orang lain dan

Page 97: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

komik secara online. Hari Sabtu, biasanya saya akan tinggal di rumah untuk mengerjakan PR dan bersantai. Lalu sorenya, saya ada kelas Wushu. Hari Minggu, saya dan keluarga saya pergi ke gereja, dan sepulang dari gereja, kami makan di restoran dan terkadang pergi ke mall. Sekali-kali, kami juga berkunjung ke rumah nenek di Bogor.

Keluarga saya adalah keluarga kecil yang terdiri atas 4 orang, yaitu ayah, ibu, adik saya, dan tentu saja saya sendiri. Ayah saya bernama Wijaya Sutantio, ibu saya bernama Ellia Wiradarma, adik saya bernama Kenisha Arvianetta Sutantio, dan saya, Kefira. Saya sekeluarga tinggal di rumah minimalis (dalam arti sebenarnya) seluas 6x17m bersama 1 orang pembantu rumah tangga untuk membantu ibu melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari.

Ayah saya sekarang berusia 43 tahun dan bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan teknologi informasi. Ayah saya memiliki jam kerja dan tempat kerja yang fleksibel. Ayah saya hanya perlu pergi keluar rumah apabila ada meeting dengan client atau pertemuan dengan timnya. Hari-hari lainnya, ayah saya bekerja di rumah dengan komputernya.

Ayah saya adalah orang yang serius dan tegas. Ayah saya memiliki kedisiplinan yang tinggi, khususnya mengenai waktu. Ayah saya tidak pernah terlambat dalam acara apa pun. Kebiasaan ayah saya ini ditularkan kepada kami anak-anaknya. Akhirnya, kami pun terbiasa menjadi orang yang tepat waktu.

Kebiasaan lainya adalah pola makan yang sehat, pagi hari ia sarapan oat meal. Siangnya, ia makan siang selayaknya orang pada umumnya, dan malam hari, ia hanya makan sayur dan jus pepaya. Pola makan sehat ini dilakukan untuk menjaga kestabilan berat badan. Selain dengan pola makan yang sehat, ayah saya juga menjaga berat badan dengan cara berolahraga. Setiap pagi, ia naik sepeda statis selama satu jam.

Ibu saya berusia 42 tahun. Sehari-hari ia melakukan transaksi saham secara online dari rumah. Kebiasaan ibu saya yang saya paling saya ingat adalah menanyakan keadaan saya setiap saya pulang sekolah. Lucunya, kalimatnya tidak pernah berubah, selalu diawali dengan kalimat: “Bagaimana hari ini di sekolah?” Terkadang saya memang suka sebal karena tidak pernah bervariasi, tapi sebenarnya kalimat ini adalah

Page 98: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

wujud kepedulian ibu saya terhadap saya. Setelah itu ibu saya akan mendengarkan cerita saya dengan seksama.

Kebiasaan ibu yang lain adalah membaca. Kebiasaan yang sudah ia pupuk sejak kecil. Ia bersama ayah pun menurunkan kebiasaan membaca ini kepada anak-anaknya. Kebiasaan ibu yang lain adalah menonton serial drama Korea. Kalau sedang menonton, pasti penuh penghayatan, sampai bisa menangis saat melihat adegan yang mengharukan. Padahal, menurut saya adegan itu tidak cukup mengharukan untuk membuat seseorang meneteskan air mata. Begitulah, ibu saya adalah orang yang sangat perasa dan melankolis sehingga mudah sekali terharu.

Adik saya berusia 10 tahun dan sekarang duduk di bangku kelas 4 SDK 6 Penabur.Secara fisik dan karakter, adik saya dan saya sangat berbeda, sehingga tidak ada yang menyangka kami adalah kakak beradik. Adik saya sangat lincah dan ekspresif. Tingkahnya sangat lucu dan menggemaskan. Ia juga mempunyai segudang gaya dan ide yang tak terpikirkan oleh saya.

Kebiasaan adik saya yang saya sukai adalah kesantaian dan keacuhanya. Ia cenderung berpikir santai dalam menghadapi masalah, sehingga saya rasa ia menjalani hidup dengan santai dan easy going, seperti angin berlalu.

Anggota keluarga saya memang unik dan berbeda satu sama lain, tetapi perbedaan ini yang melengkapi keluarga, sehingga masing-masing anggota menambal kekurangan anggota yang lain. Keluarga saya unik, dan saya menyayangi keluarga saya.Saya bangga dan senang menjadi bagian dari keluarga kecil yang kompak ini.

Sejak kecil saya sudah sangat tertarik dengan buku. Dari masih bayi, ibu saya sering membacakan saya cerita anak-anak bergambar pada saya, dan menurut ibu saya, saya senang sekali melihat buku-buku tersebut. Dan percaya atau tidak, diusia TK saya sudah bisa membaca buku ensiklopedia. Menurut orangtua saya, saya juga memiliki kecepatan membaca yang cukup baik, sehingga banyak buku yang bisa saya lahap sekali baca.

Saya sudah mulai menulis saat kelas 1, yaitu dengan menulis buku harian. Awalnya, tulisan saya masih tidak beralur, dan terkadang telalu banyak gambar, tetapi lama kelamaan tulisan saya menjadi lebih baik. Saya mulai menulis cerita fiksi pertama saya ketika kelas 5. Waktu

Page 99: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

itu ada program menarik dari sekolah, yaitu Festival Pengarang Cilik.Setiap peserta didik diwajibkan untuk menulis sebuah cerita pendek sepanjang 10-15 halaman dalam tema apapun. Semua cerpen yang dibuat siswa akan dibukukan dan dipamerkan kepada orangtua murid saat dilangsungkanya Festival Pengarang Cilik.

Tetapi sekolah tidak langsung menyuruh kita untuk menulis cerita begitu saja, sekolah mengundang penulis terkenal, Agnes Jessica, untuk memberikan penyuluhan tentang menulis kepada para peserta didik. Dengan adanya penyuluhan menulis dari beliau, saya merasa terbantu dalam menulis cerita saya.

Dari tiap jenjang dipilih karangan yang paling baik, dan diberikan hadiah oleh sekolah. Pada saat itu, cerita saya menduduki peringkat 3 besar di kelas, tapi sayangnya tidak menjadi juara. Sejak saat itu, saya bertekad untuk lebih sering menulis dan meningkatkan kemampuan menulis saya.

Cerita fiksi yang saya tulis berjudul “Putri yang Hilang.” Ceritanya secara singkat adalah seorang putri raja yang dibuang oleh ibu tirinya saat ia masih bayi. Ia ditemukan oleh pasangan petani dan ia dibesarkan oleh mereka seperti anak mereka sendiri. Setelah besar, anak itu tumbuh menjadi anak yang cantik dan pintar, sehingga ia mendapat beasiswa untuk bersekolah di sekolah untuk bangsawan di kota. Di sekolah itu, tanpa sengaja ia bertemu dan berteman dengan putri raja. Suatu hari, asrama sekolah tersebut kebakaran, dan dia menolong putri raja tersebut. Atas jasanya, raja memanggilnya ke istana, dan raja mengenalinya dari kalung yang ia pakai. Ia pun ditemukan dan mereka hidup bahagia.

Tulisan saya yang lain berupa pidato bahasa inggris tentang kemerdekaan RI. Pidato ini berhasil meraih juara ketiga se-SDK 6 dua tahun yang lalu.Saya juga pernah menulis untuk lomba anak BERANI. Karangan-karangan saya yang lain kira-kira berjumlah 20-an tetapi belum ada yang pernah dikirim kemanapun.

Jumlah buku yang pernah dibaca pada tahun kurun 2011-2012, kurang lebih 200 judul buku. Seperti telah saya katakan di awal, saya memang sangat suka membaca.

Page 100: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Bidadari Penjaga HatiSafira Ulinnuha

��

Page 101: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Bidadari Penjaga HatiSafira Ulinnuha

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Kupandangi sosok yang terduduk sambil melamun di kursi kayu usang. Makin hari tubuhnya makin kurus. Bibirnya pucat dan matanya sayu.

Namanya Sofi. Dia adikku. Setahun yang lalu dia divonis sakit ginjal, sehingga ia tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan yang berat-berat. Sejak itu dia sering melamun dan menyendiri, seperti kehilangan semangat hidup. Tak pernah lagi kulihat senyum yang indah merekah di wajah manisnya.

Sebenarnya dokter menyarankan Sofi dirawat secara intensif di rumah sakit. Namun kondisi ekonomi keluaga kami yang tidak memungkinkan, memaksa Sofi harus menahan rasa sakitnya dengan hanya beristirahat di rumah. Sering sekali kudengar ia mengeluhkan nyeri di pinggangnya. Namun, apa yang bisa kuperbuat? Sepeser uangpun aku tidak punya.

“Apa pinggangmu masih sering nyeri?” tanyaku suatu saat.Sofi hanya mengangguk lemas sambil menatap hujan dari balik

jendela. Aku ikut memandangi hujan yang turun dengan derasnya.

“Hujannya lebat sekali. Pasti atap kamarku bocor,” gumamku sambil beranjak ke dapur untuk mengambil ember dan meletakannya di bawah atap kamarku yang bocor. Jika dibiarkan, pasti lama kelamaan lantai kamarku yang hanya terbuat dari tanah akan basah, dan dapat menyebabkan seseorang tergelincir.

Dari dalam kamar kulihat Sofi tengah memegang pinggangnya sambil meringis kesakitan.

“Sakit lagi?” tanyaku. Sofi hanya mengangguk untuk membenarkan.

Aku menghela napas panjang. Terlintas di benakku uang SPP yang belum sempat kubayarkan karena pegawai administrasi tidak hadir waktu itu. Bagaimana kalau kugunakan untuk membeli obat buat Sofi? Apakah nanti Ibu akan marah? Semoga saja tidak. Niatku kan baik.

“Tunggu sebentar, Kakak belikan obat di warung.” kataku pada Sofi.

Aku langsung pergi sebelum Sofi sempat menahanku. Segera kusambar payung dan berangkat ke warung Bu Etti.

Beberapa kali teguran dilontarkan orang-orang karena aku berjalan

Page 102: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�0 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

tergesa-gesa tanpa memandang orang-orang di sekitarku. Sehingga sempat beberapa kali menubruk orang. Tak peduli jalanan becek, sebab yang ada di pikiranku sekarang hanya Sofi.

“Suci, kamu kok buru-buru. Beli apa?” tanya Bu Etti ramah. Ya ampun! Obat apa yang harus kubeli? Apakah jika kujawab, “Obat

untuk sakit ginjal,” itu akan masuk akal? Mana ada warung dipinggir jalan seperti ini menjual obat ginjal?

“Obat penahan rasa sakit,” jawabku sekenanya saja. “Penahan rasa sakit?” Bu Etti mengernyitkan dahinya. Tapi

kurasa ia mengerti karena sedetik kemudian ia mengobrak-abrik rak dagangannya, dan menarik sesuatu.

“Dua belas ribu rupiah,” ujar Bu Etti.Aku mengulurkan uang dari saku bajuku dan langsung berlari

pulang. “Minumlah ini, Sof!” perintahku pada Sofi sesampainnya di

rumah.Sofi memandangku heran. “Darimana Kaka k dapat uang?”

tanyanya.Aku tertegun. Sebaiknya tak usah kukatakan hal ini pada Sofi.

“Sudah, cepat minum!”

***Sarapan pagi ini hanya nasi putih, ikan asin, dan tumis kol. Tapi

semua ini kurasa sudah lebih dari cukup. “Suci, uang SPP-nya sudah dibayarkan, kan?” tanya Ibu

memastikan.GLEK! Kutelan ludahku. Haruskah aku berbohong?“S...s...su...sudah, Bu!” jawabku kemudian. Ibu tersenyum sambil mengambilkan nasi untuk Sofi. Kuputuskan

untuk menghabiskan sarapan secepatnya dan langsung berangkat sekolah.

***“Suci, segera bayar uang SPP-mu, ya!” ujar Bu Nisa, pegawai

administrasi saat kami berpapasan di koridor sekolah.Aku hanya mengangguk sambil tersenyum masam. Bagaimana bisa

aku mendapatkan ganti dua belas ribu rupiah yang sudah kugunakan

Page 103: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

untuk membeli obat, sementara sehari harinya aku tak pernah diberi uang saku oleh ayah dan ibu?

Aku berlari ke kelas. Tas Farah tak ada dibangkunya. Mungkin dia tidak masuk sekolah hari ini. “Di mana Farah?” tanyaku pada siapa saja yang kutemui.

“Dia sakit,” jawab Mella.“Sakit? Sakit apa? Jarang sekali Farah sakit. Dia, kan, tahan banting,”

sanggahku.“Dia kehujanan,” jawab Mella lagi.“Maksudmu dia hujan-hujanan, begitu? Seperti anak kecil saja,”

gumamku. “Bukan karena hujan-hujanan! Tapi dia ngojek payung kemarin,”

jawab Mella lagi.Kalimat terakhir Mella membuatku terdiam. AH, YA!

***Aku berharap hujan turun lagi sore ini. Dan seperti yang kuharapkan,

hujan benar-benar turun. Segera kusambar payungku dan berlari ke lampu merah. Aku memutuskan mengojek payung untuk mengganti uang SPP yang kugunakan waktu itu.

“Dik, warung depan,” ujar seorang ibu sambil menghampiriku. Aku mengulurkan sebuah payung lalu mengikutinya sampai ke warung seberang, dan ibu itu memberiku dua lembar uang seribuan.

“Pangkalan ojek,”“Halte seberang,”“Warung bakso,”“Apotek,”Alhamdulillah... akhirnya uang terkumpul, bahkan lebih dari dua

belas ribu. Ya, sisanya bisa kugunakan untuk membeli lauk makan malam.

Aku pulang setelah membeli dua potong ayam goreng di warung makan ujung gang. Dari tadi sudah kubayangkan betapa lahapnya keluargaku menyantap ayam yang lezat ini. Pasti mereka sangat senang.

Baru saja kulangkahkan kaki memasuki pekarangan rumah, terdengar teriakan melengking Ibu meminta tolong. Ya Allah, ada apa?

Kulempar bungkusan berisi ayam goreng itu, segera berlari masuk

Page 104: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�2 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

rumah dan mendapati Sofi terkulai lemas di lantai. Di sampingnya ada Ibu yang memeluk sambil menangis.

“S...Sof... Sofi tiba-tiba pingsan saat ibu masak di dapur,” ucap Ibu sesenggukan.

“Cepat bawa ke rumah sakit!” aku meminta Ibu mengambil payung dan segera kugendong sofi ke rumah sakit —di tengah hujan yang begitu lebat.

“Suster! Tolong adik saya!” seruku begitu kami sampai di rumah sakit. Tak peduli semua orang memandang kami dengan tatapan aneh. Baju kumal, basah kuyup, dan muka yang lusuh.

Dua orang suster tampak sigap membantuku menidurkan Sofi di tempat tidur dorong, lalu membawanya ke ruang IGD. Sampai di ruang IGD suster menahan kami sambil berkata ramah,“Silahkan tunggu di luar, biar dokter memeriksanya.”

Setelah cukup lama menunggu...“Anda keluarganya?” seorang dokter berpakaian putih keluar dari

ruang IGD menghampiri kami. “Ya, saya ibunya. Bagaimana kondisi anak saya, Dokter? saya mohon

lakukan apapun untuk kesembuhan anak saya,” pinta Ibu memohon“Anak Ibu perlu cuci darah,” sang dokter menatap kami. “Saya tinggal

dulu, beri kami keputusan secepatnya!” lanjutnya sambil berlalu.Aku dan ibu saling tatap pasrah. Cuci darah? Secepatnya? Dari

mana kami mendapatkan biayanya yang pasti sangat mahal? gumamku dalam hati.

***“Di mana Ibu?” adalah kalimat pertama yang diucapkan Sofi setelah

sadar.“Sedang keluar sebentar. Kamu makan dulu, ya? Ibu suruh Kakak

menjagamu, jangan bantah Kakak!” kataku sambil mendekatkan sesendok bubur nasi ke mulutnya.

CKLEK! Kulihat Ibu masuk ditemani Ayah. Matanya memerah, mungkin habis menangis. Ayah terlihat begitu tegar, langsung menghampiri Sofi di ranjangnya.

“Sudah baikan, Nak?” tanya Ayah. Sebagai jawabannya Sofi mengangguk.

“Sofi sudah makan, lahap sekali tadi,” aku berusaha mencairkan

Page 105: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 �313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

suasana. Sofi tersenyum tipis. Beberapa menit kemudian, seorang suster masuk menenteng

sebuah map. Ia menyerahkan map itu, “Silahkan dilunasi ya, Bu!” ujarnya ramah

“Masya-Allah... banyak sekali yang harus dibayar...,” gumamku seraya melongok isi map itu. Total biayanya satu setengah juta rupiah, ucapku dalam hati

Aku menatap Ayah dan Ibu. Ayah menghela napas panjang. Seolah mengerti, Ayah berkata, “Insya-Allah, akan ayah usahakan,” Sebisa mungkin Ayah tersenyum dan terlihat sekali senyum yang dipaksakan.

***Ibu menyuruhku pulang karena esoknya harus sekolah. Aku

pulang dengan berjalan kaki. Tak perlu terburu-buru karena tak ada yang menungguku di rumah. Kutendang kerikil-kerikil di taman yang kulewati. Aku memutuskan untuk duduk dulu di bangku taman.

Kuraih dan kubaca selebaran yang tergeletak di sampingku. Isinya pengumuman lomba menyanyi tingkat kabupaten yang akan diadakan empat hari lagi. Hadiahnya lumayan.

“Apa sebaiknya aku ikut, ya? Apabila menang uangnya bisa kugunakan untuk biaya rumah sakit Sofi. Banyak orang bilang suaraku bagus,” gumamku sambil menatap selebaran itu serius.

Aku melangkah pulang. Senja datang. Suara-suara malam mulai terdengar.

***Gedung tempat lomba penuh sesak dengan para peserta dan

pendukungnya. Gemuruh suara pendukung yang riuh rendah seolah mampu menjebol gedung yang super besar ini. Kutatap semua mata juri sebelum perlombaan ini resmi dibuka oleh bapak Bupati. Nyaliku langsung ciut. Tatapan para juri itu begitu tajam, seperti sudah siap menelanku hidup-hidup bila suaraku yang melengking membuat gendang telinga mereka pecah. Kutatap diriku sekali lagi. Pakaian sederhana, dengan wajah tanpa dipoles make up.

Bukan penampilan yang akan membuatmu menang, Suci. Batinku meyakinkan diri.

Semua peserta mulai dipanggil satu persatu. Hingga akhirnya

Page 106: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

peserta bernama Karunia Suci Azizah dipanggil. Sejenak kusempatkan berdoa memohon kepada Allah agar diberi kekuatan.

Setelah benar-benar yakin siap, kuambil microphone dari meja juri dengan berusaha tersenyum. Kunaiki tangga panggung dengan lutut gemetar. Kuhirup napas dalam-dalam, dan kuhembuskan perlahan. Kucoba menyanyi sebaik mungkin.

Kulemparkan senyum ke semua penonton sebelum turun dari panggung. Aku duduk di deretan bangku paling belakang menunggu pengumuman.

“Baiklah, sekarang saat yang paling ditunggu-tunggu! Pengumumam lomba!” kata pembawa acara. “Langsung saja kita mulai dari juara ketiga... diraih oleh... Siti Melidinar!” gemuruh suara tepuk tangan diberikan pada Siti Melidinar.

“Juara kedua... diraih oleh... Karunia Suci Azizah!” imbuh pembawa acara itu. Ya Allah, apa aku tidak salah dengar? Aku jadi juara kedua? Alhamdulillah... tak kudengar lagi siapa yang menyandang juara pertama. Menjadi juara dua saja aku sudah sebahagia ini.

Aku naik ke atas panggung untuk menerima trophy dan uang tunai. Selesai acara aku berlari ke rumah sakit. Tak sabar ingin segera kuberikan uang itu kepada Ayah dan Ibu.

Kontan saja mereka terkejut. Sofi pun tak kalah terkejutnya. Ia memelukku sambil menangis sesenggukan.

Ini hanya sedikit yang bisa kuberikan untuk keselamatan nyawa adikku. Seandainya bisa kaubagi ingin rasanya kakak meringankan rasa sakitmu. Ya Allah..., jangan Kau pisahkan kami. Biarkan kami tetap bersama berbagi suka dan duka. [*]

Mengenal Lebih Dekat

Safira UlinnuhaNamaku Safira Ulinnuha. Orang-orang

biasa memanggilku Fira. Aku menetap di sebuah kota kecil di daerah Jawa Tengah, tepatnya di kota Temanggung, bersama kedua orangtuaku, seorang adik laki-laki, dan seorang mbak yang sudah kuanggap

Page 107: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

sebagai kakak kandungku. O ya, aku lahir pada 30 September 2000Aku dan adikku sekolah di tempat yang sama, Aku duduk di kelas

enam, sementara adikku duduk di kelas satu Sekolah Dasar. Tiap pagi kami berangkat bersama diantar mama, terkadang kami juga diantar bapak. Pulang sekolah, kami biasa dijemput, namun terkadang kami berdua naik angkutan umum. Ya,..... orang tua kami kan pasti punya kesibukan sendiri. Apalagi jarak dari rumah ke sekolah, tidak terlalu jauh.

Di rumah, aku mempunyai perpustakaan kecil yang berisi buku cerita, ensiklopedia, dan lain-lain. Mama dan bapak sering membelikanku buku-buku untuk mendukung keterampilan menulisku. Tanggal muda adalah saat yang kutunggu-tunggu, karena biasanya mama mengajakku untuk menemani belanja. Wah, senangnya karena saat itu aku boleh beli buku bacaan, sehingga buku koleksiku semakin banyak Kata Bapak dan mama, semakin banyak aku membaca buku, akan semakin banyak pula ide-ide yang muncul. Aku berteman dengan siapa saja. Jika waktu istirahat tiba, aku bersama teman-temanku pergi ke kantin sekolah. Tempat duduk di sekolah kami juga tidak tetap. Setiap seminggu sekali pasti diacak. Tujuannya agar kami bisa berteman dengan satu sama lain, tidak membeda-bedakan teman.

Di rumah aku juga mempunyai cukup banyak teman bermain, biasanya jika ada waktu luang, kami bermain lompat tali, bola bekel, dua benteng, petak umpet, atau bermain di depan komputer.

Setiap Senin, Selasa, dan Rabu, aku pulang pukul tiga sore. Hari kamis pukul setengah satu siang, Jum’at pukul satu, sementara Sabtu pukul sebelas pagi. Setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu, aku pergi les (pelajaran di luar sekolah) mulai setengah empat hingga pukul setengah enam sore. Jika sedang santai, biasanya aku bermain bersama teman-teman, menggambar, menulis, atau mendengarkan musik.

Orangtuaku biasa pergi pagi dan pulang sore. Ibuku adalah seorang guru di sebuah Sekolah Menengah Pertama, sementara ayahku seorang Pengawas Sekolah dan Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten. Adik laki-lakiku, bernama Azrinaz Mazhar Mirdaz, biasanya ia dipanggil Inaz. Inaz sangat gemar bermain sepak bola. Ia biasa bermain sepak bola saat istirahat sekolah bersama teman-teman sebayanya, dan seusai sekolah bersama teman-temannya di rumah.

Page 108: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Ibuku dan mbak sering masak bersama. Terkadang aku dan Inaz membantu mereka. Setiap malam seusai kami semua sholat maghrib, aku dan Inaz mengaji ditemani oleh mama atau bapak. Setelah itu, kami belajar. Biasanya aku belajar hingga pukul sembilan malam, sementara Inaz belajar sesuai dengan mood-nya saja. Mama juga tidak memaksakan Inaz belajar hingga larut malam. Inaz bisa saja belajar sepulang sekolah, sebelum maghrib, atau bersamaan denganku.

Awal mula hobi menulisku berawal sejak aku berumur 7 tahun, ketika aku duduk di bangku kelas satu sekolah dasar. Aku menulis sesuai dengan moodku saja. Kata Bapak, di setiap akhir ceritaku, pasti terdapat kalimat, ‘akhirnya mereka semua hidup bahagia...’ hehehe....

Pada waktu itu, aku masih menulis di buku. Beberapa waktu kemudian, aku mulai belajar menulis di komputer secara autodidak. Tulisanku saat itu masih berantakan dan sulit dibaca. Tidak ada paragraf, bahkan tanda titik! Kata bapak, aku disuruh menulis dulu. Soal kerapian, nanti mudah diedit.

Sampai suatu hari, komputerku rusak dan tidak dapat digunakan. File-fileku juga hilang semua. Aku sangat sedih. Sehingga akhirnya beberapa waktu aku fakum menulis.

Suatu hari, salah seorang sahabatku meminjamiku buku cerita anak. Aku jadi terinspirasi menulis lagi. Aku mulai menulis cerita pendek, yang dimuat di majalah dinding sekolah. Aku juga menulis di notebook milik bapak. Kala itu aku belum serius membuat cerita, banyak fileku yang hanya terisi satu lembar cerita, sebaris, atau bahkan hanya judul saja.

Setelah diperbaiki, komputerku ternyata masih bisa digunakan kembali. File-fileku ternyata juga tidak hilang semuanya. Aku sering membuka buka karya-karya lamaku. Terkadang aku tertawa sendiri. Bahasa menulisku dulu masih sangat lugu dan banyak yang tidak nyambung.

Kedua orangtuaku sangat mendukungku dalam bidang tulis menulis. Karena berkat menulis pula, nilai pelajaran Bahasa Indonesiaku bertambah baik. Bahasa Indonesia pun kemudian menjadi salah satu pelajaran favoritku.

Mama dan Bapak menyarankan agar aku serius mendalami dunia tulis menulis. Kata bapak, jika tulisanku sudah jadi, beliau akan

Page 109: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

mengirimkannya ke penerbit, dan tulisanku bisa saja diterbitkan. Wuih, aku jadi tambah semangat saja menulis cerita.

Kebanyakan karyaku berasal dari imajinasi. Aku suka berkhayal dan menggabung-gabungkan pengalaman sehari-hari dengan imajinasiku. Biasanya ketika aku mendapat ide, langsung kutulis di buku catatan, karena ide cepat sekali singgah dan cepat pula pergi. Maka dari itu, jika mendapat ide, aku cepat-cepat menuliskannya agar tidak lupa.

Suatu saat, ada salah satu pengumuman lomba menulis cerita pendek. Pemenangnya akan diundang untuk mengikuti Konferensi Penulis Cilik Indonesia (KPCI) tahun 2011 di Jakarta yang diselenggarakan oleh KEMENDIKNAS dan Penerbit Kecil-Kecil Punya Karya. Mama menyarankan aku mengirimkan salah satu karyaku. Setelah beberapa saat kemudian, pengumuman pemenang diumumkan. Alhamdulillah, aku termasuk salah satu dari dua puluh karya terpilih yang akan diterbitkan. Aku juga diundang mengikuti KPCI di Jakarta.

Pada hari terakhir berkonferensi, diumkan pemenang perlombaan tersebut. Alhamdulillah-nya lagi, aku mendapat juara kedua. Aku sangat bersyukur, karena baru pertama kalinya mengikuti lomba menulis, aku langsung mendapatkan juara kedua.

Sampai saat ini, aku baru menerbitkan satu buku cerita anak. tetapi aku masih tetap berusaha untuk menambah karya-karyaku terutama di bidang menulis cerita.

Jumlah buku yang telah kubaca dari tahun 2011 hingga 2012 sudah tidak terhitung lagi. Aku sering membaca buku-buku lamaku, buku pengetahuan milik orang tuaku, dan buku-buku yang kupinjam dari teman-teman maupun dari perpustakaan sekolah. Biasanya aku berkunjung ke perpustakaan sekolah pada hari Sabtu dengan teman-temanku. Banyak teman-teman yang terinspirasi untuk menulis semejak membaca karya-karyaku. Aku senang dapat menjadi inspirasi bagi teman-temanku. Semoga ke depannya aku bisa menjadi lebih baik lagi.

Page 110: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

�� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Malaikat Sekolah HutanDita Aulia Firdiana

��

Page 111: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 ��13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Kebakaran... kebakaran...” teriak penghuni hutan ketika melihat asap hitam mengepul di udara. Keadaan yang semula sunyi senyap kini berubah menjadi sorak-sorai. Para penghuni hutan

segera menyelamatkan diri. Mereka berlarian menuju daerah yang lebih aman dengan membawa beberapa buah makanan. Terdengar suara tangisan beberapa pohon ketika melihat atap tempat tinggalnya telah hangus terbakar. Yang tersisa hanyalah serbuk abu dan tanah yang hampa. Terlihat di sebelah barat suara pohon Benalu yang tampaknya gelisah. Banyak pohon yang tak mempedulikannya karena sifat ia yang licik dan suka membuat ulah.

Keesokan harinya, seluruh pepohonan mengadakan konferensi yang diadakan di aula hutan. Mereka membicarakan tentang usaha pelestarian hutan. Pohon-pohon itu berdebat cukup lama, dan akhirnya si cerdas Bunga Tulip mengajukan sebuah usul.

“Bagaimana jika kita adakan sebuah lomba, yaitu lomba reboisasi? Caranya, setiap pohon harus menanam satu jenis tanaman. Siapa yang terbanyak menanam satu jenis tanaman, maka dia itulah pemenangnya. Misalnya Pak Pohon Jati, si tinggi besar yang tangguh dan adil, ingin menanam bunga melati. Kemudian ia berhasil menanam lebih dari 20 tanaman melati. Maka ialah pemenangnya. Dengan begitu kita mendapat keuntungan lebih. Selain untuk usaha penghijauan, kita juga bisa menumbuhkan sifat cinta lingkungan pada masing-masing pohon.” jelas Bunga Tulip panjang lebar.

Mendengar usul Bunga Tulip, para pohon tersenyum yakin, bahwa usaha itu dapat mengembalikan keadaan hutan yang dulu. Pak Pohon Jati yang tadinya tersenyum puas atas ide cemerlang si Tulip pun balik bertanya.

“Kapan kita akan laksanakan lomba itu? Sebaiknya secepatnya saja. Karena seluruh pohon sudah tak betah lagi tinggal di tumpukan abu hitam yang kotor itu.” Pak Pohon Jati menampakkan kepeduliannya kepada pohon lain.

“Bagaimana jika mulai besok saja sampai akhir Juli nanti. Waktu yang sangat lama ini perlu kalian manfaatkan sebaik mungkin,” Bunga Mawar sebagai wakil konferensi memberikan saran.

Page 112: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

100 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012100 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Akhirnya konferensi pun dibubarkan. Di perjalanan pulang para pohon memikirkan apa yang akan ditanamnya nanti. Terlihat di padang rumput yang kering bunga anggrek dan bunga teratai yang saling bertukar cerita mengenai pengalamannya masing-masing. Dan seperti biasa, tak ada jeranya Benalu si parasit menjahili setiap pohon yang ditemuinya entah dengan cara apapun. Kali ini Benalu menjahili mereka dengan menaruh seekor katak hijau tua di atas kepala Anggrek. Tak ada yang tak tahu bahwa Anggrek si rupawan itu sangat benci dengan hewan yang terlihat aneh dimatanya. Anggrek pun berteriak sekencang gong yang ditabuh. Dengan sabar, Teratai mengambil katak itu, lalu membuangnya. Masalah pun terselesaikan ketika Bunga Sepatu melerai mereka.

Keesokan harinya, Bunga Tulip berkeliling melihat satu persatu tanaman yang ditanam para pohon. Ada Bu Tomat yang sedang menanam pohon durian. Adapula si pohon Mangga yang sedang menyiapkan tanah untuk menanam pohon rambutan. Bunga Tulip segera memberi laporan mengenai hasil tanaman para pohon.

Sebulan kemudian….Tanaman-tanaman yang ditanam para pohon sudah tumbuh

dengan lebat, tinggi, berakar kokoh karena mereka berhasil merawat dan memelihara dengan baik. Setelah cukup lama menilai, Bunga Mawar dan Pak Pohon Jati mengumumkan hasilnya.

Tak disangka pemenangnya adalah Bunga Anggrek, dengan hasil tanamannya yaitu Pohon Cemara sebanyak 45 buah. Semua pohon yang hadir mengucapkan selamat. Bunga Tulip menghadiahkan sebuah alunan lagu kepada Bunga Anggrek. Ajaib! Nyanyian merdu Bunga Tulip membawa keajaiban yang tak pernah ditemukan di dunia nyata. Pohon-pohon yang awalnya tidak berbunga, mendadak tumbuh bunga dengan nyanyiannya yang indah itu. Kini semua tanaman terlihat lebih asri karena bunga ajaib dari nyanyian Tulip.

Keesokan harinya, para penghuni hutan disibukkan dengan kegiatan berkebun di lingkungannya. Sekejap, hutan itu berubah total. Kini hutan itu seolah-olah berubah menjadi hutan rimbun. Aneka satwa dan flora dapat tinggal kembali disini.

Page 113: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

10113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 10113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Seiring perkembangan zaman, hutan itu mendirikan sebuah sekolah yang bernama Sekolah Hutan. Sekolah itu mengajarkan pada para pohon untuk memiliki budi pekerti yang mulia. Sekolah itu juga akan mengajarkan cara melestarikan hutan. Hanya perlu beberapa minggu, sekolah itu selesai dibangun. Berbagai macam pohon berebut untuk bisa menyekolahkan anaknya di sana.

Bunga Mawar mengumumkan hari pertama masuk sekolah.“Anak-anak penghuni hutan rimbun, bagi kalian yang ingin

bersekolah di Sekolah Hutan, besok adalah hari pertama kalian sekolah. Pelajaran kalian besok adalah menanam jenis pohon buah-buahan,” jelas Bunga Mawar, yang secara aklamasi diangkat sebagai kepala sekolah.

Keesokan harinya.“Wah… di sini nanti kita akan diajari bernyanyi. Pelajaran yang

paling kusukai itu,” kata Tulip sambil menggendong tas birunya.“Iya… kita juga akan diajak berkeliling hutan pada setiap akhir

bulan,” kata Anggrek sambil mengikat tali sepatunya. Sebulan berlalu. Seluruh murid pohon yang bersekolah di sana

sangat menikmati masa-masa seru dan bahagia. Hingga pada suatu siang, Bu Rafflesia selaku ketua pariwisata Sekolah Hutan, mengumumkan sesuatu.

“Anak-anak Sekolah Hutan, Ibu akan mengumumkan sesuatu yang amat penting. Untuk memperingati satu bulan berdirinya Sekolah Hutan, kita akan membuat kelompok paduan suara, karena sekolah akan mengadakan traveling mengelilingi hutan. Nah, disamping itu, kita juga akan berkemah,” kata Bu Raflesia mengawali pengumuman.

“Yeee…,” serentak anak-anak berteriak menyambut gembira.“Ibu akan sebutkan siapa-siapa yang ikut dalam kelompok paduan

suara. Pertama Bunga Tulip, kedua Bunga Anggrek, ketiga Bunga Sepatu, keempat Antorium, dan kelima Bunga Kamboja,” jelas Bu Rafflesia.

Keesokan harinya, anak-anak Sekolah Hutan mendengarkan kelima anggota kelompok paduan suara yang bernyanyi dengan indah di aula hutan. Alunan lagunya menggema merdu sekali.

Page 114: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

102 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012102 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Di antara seluruh penghuni hutan, hanya Benalu yang diam-diam menyimpan rasa benci. Benalu memang sudah lama iri dengan Bunga Tulip, dan selalu mencari cara untuk menyingkirkan Bunga Tulip. Mendengar Bunga Tulip bernyanyi paling merdu, maka bertambahlah iri hati Benalu. Ia sibuk memikirkan cara yang tepat untuk menghancurkan bunga itu.

Akhirnya Benalu menemukan jalan keluarnya. Sore itu, Benalu pergi ke apotik Nenek Kaktus. Nenek Kaktus adalah

seorang nenek tua yang berjualan obat-obatan berbahaya. Benalu membeli obat yang menyebabkan suara menjadi parau, serak, dan habis. “Inilah obat yang paling cocok untuk menghancurkan suara Bunga Tulip dengan cepat,” pikir Benalu.

Keesokan harinya, Benalu mulai melakukan aksinya. Ia mencampurkan obat serbuk itu ke dalam minuman jeruk yang dibuat Bibi Melati. Ketika waktunya istirahat, Bunga Tulip segera meminum sirup jeruk itu.

“Ah…, alangkah segarnya,” kata Bunga Tulip dalam hati. Tapi beberapa jam kemudian, ia merasa ada yang aneh. Bunga Tulip merasakan sakit sekali tenggorokannya. Suaranya tiba-tiba menjadi parau dan tercekik. Sungguh berbahaya jika tidak segera diobati. Ia sadar bahwa telah meminum racun.

Akhirnya, Bunga Tulip meminta tolong pada Bibi Kenanga. Bibi Kenanga adalah musuh bebuyutan Nenek Kaktus. Bibi Kenanga memang sudah lama dikenal pandai membuat obat-obatan dari ramuan tanaman toga. Ia juga sosok yang sabar dan pantang menyerah.

Melihat penderitaan Bunga Tulip, Bibi Kenanga sungguh teramat sedih. Maka ia bekerja keras sebelum semuanya terlambat. Sebab jika terlambat, maka suara Bunga Tulip akan rusak dan tak akan bisa disembuhkan. Lewat kerja keras Bibi Kenanga, akhirnya ditemukanlah obat yang bisa membuat suara Bunga Tulip merdu kembali. Betapa sangat berterimakasih atas jasa Bibi Kenanga.

“Terima kasih banyak, Bibi. Tanpa Bibi Kenanga, bagaimana nasibku?”

“Sudahlah, sekarang engkau kembali ke asrama hutan. Bibi mau

Page 115: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

10313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 10313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

melanjutkan membuat obat demam pesanan Nona Anggrek.”“Baiklah, sampai jumpa, Bibi. Sekali lagi, terima kasih.” Sepulang dari gubuk Bibi Kenanga, Bunga Tulip mendapat

informasi dari Ibu Rafflesia, bahwa besok adalah hari pertama wisata berkeliling hutan. Semua menyambut gembira.

Sepulang sekolah murid-murid kembali ke asrama. Mereka sibuk mempersiapkan barang bawaan besok. Mereka sudah tidak sabar lagi menantikan hari esok tiba.

Keesokan harinya, suasana ramai sangat terlihat di tengah hutan. Murid-murid Sekolah Hutan semuanya berbaris rapi. Bunga Tulip sebaris dengan Anggrek, Kamboja dan Sepatu. Mereka berempat sangat menikmati suasana seperti ini. Mereka mengiringi kegiatan travelling dengan bernyanyi sepanjang perjalanan.

Sesampainya di tengah hutan, semua tanaman menyebar. Berbagai kegiatan terjadi di sana. Ada Tulip yang sedang memetik daun Cemara, Kamboja yang sedang mendirikan tenda, dan lain sebagainya. Sedangkan di ujung sana terlihat Anggrek dan Teratai sedang berkeliling hutan. Dan lagi-lagi, tukang parasit Sekolah Hutan membuat ulah dengan tingkahnya yang sangat mengganggu suasana. Siapa lagi, kalau bukan si Benalu?

Ia bersama Kaktus membangunkan kucing hitam yang sedang tidur. Akibatnya, kucing itu marah dan mencakar kaki Bunga Sepatu yang sedang menyiapkan makanan. Bunga Sepatu pun berusaha menahan amarah dengan menenangkan dirinya. Sementara di sebelah barat, tampak Bunga Tulip yang sedang asyik bernyanyi. Suaranya benar-benar menentramkan suasana. Kucing hitam yang tadinya mencakar Anggrek, kini menjauh. Burung-burung yang tadinya hanya tinggal diam, kini bernyanyi mengiringi Tulip. Semua benar-benar ajaib. Setelah itu, Tulip menghampiri Benalu.

“Sebetulnya aku sudah tahu siapa yang menaruh racun di minumanku. Bibi Kenanga telah mengatakannya padaku, bahwa minuman yang merusak suara itu hanya bisa dibuat oleh Bibi Kaktus,” ucap Bunga Tulip sambil tersenyum. “Tapi aku sudah memaafkannya. Aku mengharap engkau segera berubah.”

Page 116: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

10� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201210� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Mendengar itu, Benalu sungguh merasa malu.“Ketahuilah, perbuatanmu yang tadi sangat merugikan Anggrek.

Berbuat jahat kepada orang lain itu tidak ada gunanya, melainkan akan merugikan diri sendiri. Segeralah minta maaf pada Angrek, sebelum engkau mendapat akibat ,” kata Tulip kembali sambil tetap tersenyum.

“Baiklah. Aku minta maaf. Aku sungguh menyesal, dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan jahat,” jawab Benalu. Semua yang menyaksikan bersorak. Mereka menyalami Benalu, sehingga bertambahlah rasa sesal Benalu. Ia sadar bahwa semua tanaman ternyata berhati baik.

Sejak peristiwa itu, Tulip dijuluki sebagai Malaikat Sekolah Hutan. Selain itu, karena budinya baik dan cintanya terhadap lingkungan, maka Bunga Tulip dijadikan Duta Lingkungan Sekolah Hutan.

Ia yang akan selalu menjaga kelestarian hutan. [*]

Mengenal Lebih Dekat

Dita Aulia FirdianaPerkenalkan nama saya Dita Aulia

Firdiana, biasa dipanggil Dita. Saya lahir di Bojonegoro, 29 Juli 2001. Sekarang tinggal di sebuah rumah yang sejuk, dinaungi banyak pepohonan. Para tamu yang mengunjungi rumah saya, sudah disambut terlebih dahulu dengan sebuah pohon mangga yang tinggi dan kokoh. Pohon itulah yang membantu lingkungan rumah saya yang awalnya panas menjadi sejuk. Di pintu masuk, ada beragam

tanaman di dalam pot. Saya bersama ibu selalu memperhatikan tanaman-tanaman itu.

Lingkungan sekolah saya juga tak kalah hijaunya dengan tempat tinggal saya. Ada beragam pohon besar yang tumbuh di sana. Selain dua buah taman, juga ada rumah rumah kaca yang berfungsi sebagai tempat menyimpan tanaman. Para siswa seringkali memanfaatkan

Page 117: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

10�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 10�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

rumah kaca tersebut, sebagai tempat istirahat dan sekaligus menjadi tempat penelitian jenis-jenis tanaman. Di setiap ujung maupun depan kelas, terdapat berbagai tanaman hias yang bermacam-macam jenisnya. Lingkungan sekolah saya yang hijau ini, mendapat penghargaan pertama pada lomba Go Green and Clean tingkat kabupaten.

Saya memiliki banyak teman di sekolah, dan juga di rumah. Teman yang baik adalah tempat berbagi yang paling menyenangkan. Jika hari libur tiba, ada banyak teman yang suka datang ke rumah untuk berkumpul, bermain, dan berdiskusi.

Jika hari biasa, kegiatan saya cenderung lebih padat. Ayah biasanya bangun pagi untuk mengantarkan saya ke sekolah. Selesai itu, ayah kembali ke rumah untuk mengantar adik. Namun jika kami sedang dalam kondisi dikejar waktu, saya dan adik biasanya berangkat bersama diantar ayah. Sedangkan ibu, lebih banyak mengerjakan hal-hal rutin keseharian.

Di rumah ada banyak buku. Kebiasaan membaca telah dipupuk sejak kecil. Saya telah membaca sekitar 200 judul buku, dari mulai majalah, buku cerita, dan lain sebagainya. Dari kebiasaan membaca itulah, saya kemudian suka menulis.

Page 118: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

10� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Nisa Sayang Bunda Tiara Indah Permata Hati

10�

Page 119: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

10�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 10�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Huh!” keluh Annisa dengan kesal karena Bunda tidak mau membantunya.

“Annisa, ada apa, kok marah-marah seperti itu?” tanya Bunda.

“Bunda sih, tidak mau membantu,” kata Annisa merajuk.“Bantu apa, Sayang? Kok sampai seperti itu? Kenapa Nisa uring-

uringan begitu?” tanya Bunda lagi.Annisa yang lagi sewot tidak menjawab lagi pertanyaan Bunda.

Dengan hati yang dongkol dan air mata yang hampir tumpah, setengah berlari ia menuju kamarnya. Daarr...!!! Terdengar suara pintu kamar yang dibanting Nisa, disusul suara musik yang diputar keras-keras.

“Nisa, kok pakai acara banting pintu segala?” kata Bunda. Beberapa saat tak ada jawaban dari Nisa. Akkhirnya Bunda pergi ke dapur untuk memasak lagi.

Beberapa lama menangis dan kesal di kamar, ternyata membuat Nisa lapar. Nisa akhirnya memutuskan untuk mencari makanan di dapur. Baru saja ia membuka pintu kamar, tercium bau hangus dan asap dari arah dapur. Annisa bergegas menuju dapur dan melihat pemandangan yang sontak membuatnya kaget.

“Aaaaaaaa... tolooooong.... Bunda, Bunda, bangun Bunda... kebakaran...” teriak Annisa heboh. Bunda yang tengah terlelap pun terperanjat bangun.

“Hah? Apa, Nis? Api? Mana api?” tanya Bunda panik.“Nisa, segera matikan .... matikan apinya ...” lanjut Bunda yang

masih panik.“Ma... ma... matikan apinya? Aku, Bun? Pakai apa?” jawab Nisa

bingung.Bunda segera beranjak menarik tangan Nisa untuk membantunya.

Diambilnya beberapa lap dari samping mesin cuci lalu dibasahi. Nisa yang masih bingung pun ikut saja apa yang dikerjakan bundanya. Beberapa menit berjibaku memadamkan api, membuat Bunda dan Nisa cukup lelah.

“Bunda kok sampai tertidur di dapur, sih?” tanya Nisa.“Bunda lelah sekali, Nak. Bunda bikin kue pesanan Bu Santi sejak

pulang kerja tadi,” jawab Bunda.“O....” kata Nisa singkat.

Page 120: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

10� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201210� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Nisa lalu pergi ke kamar meninggalkan Bunda sendirian di dapur dengan seabrek pekerjaan.

***Keesokan harinya....Tet... tet... tet... bel sekolah berbunyi. Anak-anak berhamburan

berebut keluar dari kelas dengan riangnya. Namun tidak dengan Nisa siang itu.

“Kenapa, Nis? Kok mukanya lecek begitu?” tanya Fita, sahabatnya.“Gak papa, Fit. Hehe...,” jawab Nisa meringis, menyembunyikan

kekesalannya.Hingga sampai di rumah. Dengan langkah gontai ia masuk, dan

menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Berkali-kali ia menarik napas panjang, sambil menggerutu, “Huft.... Kenapa sih Bu Heni harus ngasih tugas keterampilan segala? Sudah tahu kalau Nisa paling gak suka mendapat tugas seperti ini!”

“Ada apa lagi, Nis? Kok datang-datang langsung pasang muka jengkel seperti itu?” tanya Bunda sambil mengelus kepala Nisa.

“Bu Heni itu lho. Lagi-lagi ngasih tugas membuat keterampilan,” jawab Nisa pelan.

“Ow...” kata Bunda.“Kok cuma ow sih, Bun?” balas Nisa sewot.“He he he.... iya, iya, Nak. Jangan sewot begitu ah. Nanti anak bunda

cantiknya hilang lho...,” gurau Bunda. “Habisnya..., Bunda sih... Nisa kan lagi bingung, Bunda malah gitu

...” kata Nisa manja. “Iya, ntar Bunda bantu. Sekarang Nisa ganti baju, terus makan

siang ya? Bunda masak makanan kesukaan Nisa lho...” kata Bunda.Mendengar jawaban Bunda yang mau membantunya, wajah Nisa

mulai cerah. Ia bergegas ganti baju dan makan siang. Dari tadi perutnya sudah keroncongan. Perasaan kesal dan jengkel memang sudah menguras sisa energinya sepulang sekolah.

Hari-hari setelah itu semua berjalan seperti biasanya. Nisa dengan rutinitas sekolahnya, dan Bunda dengan seabrek tugas kantor, juga pesanan kue-kue kering. Nisa tenang-tenang saja dengan tugas keterampilan Bu Heni. Toh, pikirnya waktu itu, tenggangnya masih

Page 121: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

10�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 10�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

lama. Nisa masih ingat janji Bunda yang akan membantu membuat tugas keterampilan itu. Bunda yang super sibuk dengan pekerjaannya, juga tak sempat menanyakan tugas keterampilan Nisa. Sampai saatnya tiba, dan besok adalah deadline tugas keterampilan Bu Heni harus dikumpulkan.

***

Hari itu hari Minggu. Seperti Minggu biasanya, setelah sholat subuh Nisa pasti tidur lagi. Jam di dinding kamar Nisa sudah menunjukkan pukul 08.00. Sinar matahari yang silau sudah menerobos jendela kaca di kamar Nisa. Nisa terbangun dan seketika teringat tugas keterampilannya. Nisa bergegas turun dari tempat tidur dan mencari Bunda.

“Bunda... Bunda...” teriak Nisa mencari Bunda. Nisa mencari Bunda ke dapur, ternyata Bunda tidak ada di sana.

Bunda juga tidak ada di kamarnya. Nisa mulai panik. Saat ia melewati ruang makan, ia melihat memo yang tertempel di kulkas. Diambilnya memo itu. Ternyata dari Bunda.

Nisa, Bunda sudah berangkat ke luar kota. Bunda ada tugas mendadak dari kantor. Tadi Bunda udah bangunin Nisa, tapi Nisa gak mau bangun. Kalau Nisa lapar, ada makanan di kulkas tinggal dihangatkan saja. Maaf ya, Sayang ... Bunda sayang Nisa (Bunda)

“Hah? Bunda ke luar kota? Gimana nih tugas dari Bu Heni?” gumam Nisa sambil menangis.

Nisa mengangkat gagang telepon dan memencet nomor 557278 ... Tuuut... tuuuut... terdengar bunyi nada sambung dari seberang.

“Halo?” kata orang yang di seberang.“Halo, Fita?” sambut Nisa.“Iya, ini Fita. Ada apa, Nis?” kata Fita. “Fit, tugas dari Bu Heni udah jadi?” tanya Nisa.“Udah. Kamu udah, Nis? kata Fita.“Mmmmmm...., ya gitu deh,” sambung Nisa.“ Nis, maaf ya.... Bukannya aku nggak mau ngobrol dengan kamu,

Page 122: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

110 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012110 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

tapi Mama mau ngajak aku belanja ke swalayan. Nanti malam ada acara keluarga. Maaf ya, Nis...” kata Fita mengakhiri pembicaraan.

“Ow, ya udah,” tutup Nisa dengan lemas.Nisa meletakkan gagang telepon, lalu merebahkan badannya di

sofa. Ia menangis sejadi-jadinya. Sebel dan bingung bercampur jadi satu. Nisa merasa Bunda dan sahabat karibnya tidak ada waktu untuk membantunya. Ia juga takut jika besok tidak mengumpulkan tugas, Bu Heni akan marah padanya.

Setelah puas menumpahkan perasaannya, Nisa bergegas bangkit. Ia segera mandi. Setelah berganti pakaian dan makan, Nisa segera menyalakan komputer di ruang tengah. Dicoba dicarinya di internet keterampilan apa yang kira-kira bisa dibuatnya. Beberapa hasil kerajinan terlihat sulit untuk dibuat. Lama sekali Nisa berkutat di depan komputer. Akhirnya ia menemukan kerajinan apa yang akan dibuatnya.

Segera disambarnya selembar kertas dan pulpen di meja samping komputer. Selesai mencatat bahan-bahan yang dibutuhkan dan cara membuatnya, Nisa langsung mematikan komputer. Nisa berpikir sejenak di mana ia dapat membeli bahan-bahan yang dibutuhkan. Setelah ia ingat, segera diambilnya sepeda di garasi dan memacu menuju ke sebuah toko di dekat alun-alun. Sesampainya di sana ternyata toko tersebut tutup. Betapa kecewanya hati Nisa. Padahal jarak rumahnya dengan toko tersebut lumayan jauh.

Hari semakin siang. Matahari semakin menyengat saja panasnya. Nisa mengayuh sepedanya menuju pasar. Sesampainya di pasar, Nisa menitipkan sepedanya ke tempat parkir. Tanpa ia tahu kios mana yang harus ditujunya, Nisa mulai berkeliling pasar. Lantai satu ia jelajahi. Kios demi kios ia lihat. Namun, tak ada satupun kios di lantai satu yang menjual benda yang dicarinya. Hanya kebutuhan rumah tanggalah yang ia temui di lantai satu. Terpaksa Nisa naik lantai dua. Dalam hatinya ada sedikit penyesalan mengapa ia sering menolak jika Bunda mengajak berbelanja ke pasar. Kalau saja ia membuang jauh-jauh anggapan negatifnya tentang pasar, pasti sekarang ia tidak perlu bingung mencari mana kios yang menjual barang yang dibutuhkannya. Huuuuh..., memang penyesalan datangnya selalu belakangan. Tetap saja yang sudah berlalu tidak bisa diubah lagi.

Page 123: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

11113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 11113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Di lantai dua yang Nisa lakukan tak ada bedanya saat ia di lantai satu. Ya, berkeliling dan mengamati kios satu persatu. Ketika suatu waktu ia tiba di satu kios yang bertuliskan “Kios Yana menjual berbagai asesoris dan pernak-pernik”, hati Nisa sedikit lega. Dimasukinya kios tersebut.

“Mbak, ada stik es krim?” tanya Nisa pada pelayan kios.“Wah, Dek, lagi kosong.” jawab pelayan kios dengan ramah.“Mmmm.... kalau lem tembak ada?” tanya Nisa lagi.“Ada, Dek.Alatnya atau isinya?” kata sang pelayan.“Dua-duanya, Mbak. Berapa?” tanya Nisa.“Alatnya Rp30.000,00 kalau isinya Rp 800,00 per batang.” jawab

pelayan.Nisa mengambil uang di kantong jaketnya. Diletakkan di telapak

tangan dan dihitungnya. Tiga puluh lima ribu dan ada sekitar delapan keping koin Rp 100,00. Cukuplah untuk membeli keduanya bahkan lebih, pikir Nisa.

“Iya Mbak, alatnya dan isinya satu.” kata Nisa.Saat pelayan kios memberikan kantong plastik, Nisa memberikan

uangnya, Rp 35.000,00. Setelah menerima kembalian Nisa langsung meninggalkan kios tersebut. Nisa melanjutkan pencariannya menyusuri kios-kios di lantai dua. Lama sekali Nisa berkeliling, akhirnya ia menemukan kios yang dicarinya. Ia dapatkan pula apa yang dicarinya. Segera Nisa pulang karena hari telah sore. Sesampainya di rumah Nisa langsung merebahkan diri di sofa. Lelah sekali rasanya hari ini. Seharian ia bersepeda dan menjelajah hampir seluruh isi pasar. Akhirnya ia tertidur pulas di atas sofa. Ia lupa akan tugas keterampilannya, padahal tugas itu dikumpulkan esok hari. Nisa tertidur lelap sekali karena terlalu lelah.

Esok paginya Nisa bangun. Ternyata ia masih berada di sofa. Berarti sudah lama sekali ia tidur sejak pulang dari pasar sore kemarin. Nisa terhuyung-huyung menuju kamar mandi. Badannya kini telah segar setelah mandi pagi. Baju seragamnya juga sudah dipakai.

“Aduh ..... tugas Bu Heni!!!” teriak Nisa histeris.Karena terlalu lelah dan akhirnya tertidur, tugas keterampilan pun

urung dikerjakan. Apa mau dikata, jam sudah menunjukkan pukul 06.30.

Page 124: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

112 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012112 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Sudah tidak ada waktu lagi untuk mengerjakan tugas Bu Heni. Akhirnya dengan perasaan kalut Nisa berangkat sekolah.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah sudah terbayang di kepala Nisa, betapa marahnya Bu Heni nanti. Sepanjang hari itu ia tidak dapat berkonsentrasi mengikuti pelajaran. Nisa lebih banyak melamun di kelas. Bahkan tadi Pak Badrun sempat menegurnya saat pelajaran Matematika.

Teeeeeeet.... teeeeet.... bel tanda istirahat kedua berbunyi. Nisa masih di kelas. Pelajaran terakhir bersama Bu Heni. Makin terbayang bagaimana Bu Heni nanti akan marah kepadanya. Tiba-tiba Pak Joko, wali kelas Nisa, datang membuyarkan lamunan Nisa.

“Nisa, ke tempat guru piket sekarang, ya...” kata Pak Joko.“Ada apa, Pak?” jawab Nisa pelan.“Ada Bunda Nisa.” kata Pak Joko.Nisa mengikuti Pak Joko menuju tempat guru piket. Di sana sudah

ada Bunda. “Bapak tinggal ya, Nis.” kata Pak Joko.“Iya, Pak.” jawab Nisa.“Terima kasih, Pak.” timpal Bunda.Pak Joko meninggalkan Nisa dengan Bunda di tempat guru piket.

Bunda memberikan dua buah bungkusan pada Nisa. Tanpa melihat pun Nisa sudah tahu isi bungkusan itu. Bungkusan yang ini pasti berisi mie pangsit spesial dari warung mie di dekat kantor Bunda. Baunya sangat Nisa hafal karena Bunda sering membelikan untuk Nisa sepulang dari kantor. Bungkusan yang satunya pasti jus alpukat yang dingin favoritnya.

“Maaf ya, Nak. Bunda baru sampai rumah dan langsung beli makanan kesukaan Nisa. Bunda khawatir Nisa pagi tadi belum makan,” kata Bunda sambil mengelus kepala Nisa.

“Iya,” jawab Nisa singkat.“Nisa marah sama Bunda?” tanya Bunda.“Nggak,” jawab Nisa ketus.“Ya udah, Bunda minta maaf ya, Sayang. Bunda balik ke kantor

dulu, ya,” kata Bunda sambil mencium kepala Nisa dan pergi.Nisa kembali ke kelas dan segera menghabiskan makanan kiriman

Page 125: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

11313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 11313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Bunda. Pelajaran terakhir dimulai. Pak Joko masuk kelas. “Assalamu’alaikum, anak-anak,” kata Pak Joko.“Wa’alaikum salam, Pak,” jawab anak-anak serempak.“Kok Pak Joko? Kan sekarang bukan pelajaran Bahasa Inggris?”

tanya Boni.“Anak-anak, hari ini Bu Heni tidak dapat mengajar. Ini ada tugas

disuruh menggambar. Tugas yang dikumpulkan hari ini dikumpulkan minggu depan,” kata Pak Joko.

Horeeeeeeeee... teriak anak-anak hampir bersamaan. Betapa leganya hati Nisa saat itu. Sepeninggal Pak Joko, anak-anak segera mengambil buku gambar masing-masing.

Saat bel tanda pelajaran berakhir, anak-anak mengemasi buku dan alat tulis. Setelah berdoa mereka segera berhamburan keluar kelas. Nisa keluar kelas dengan wajah sumringah. Ia lega sekali.

Akhirnya Nisa sampai di ujung gang rumahnya. Di situ ia berpisah dengan Fita, karena rumah Fita masih kira-kira 200 meter lagi.

“Duluan ya, Fit,” kata Nisa saat berpisah.“Iya. Salam ya buat Bunda,” jawab Fita.“Ok. Hati-hati, ya.... Daaaa...” balas Nisa.Nisa berjalan memasuki gang rumahnya. Rumah Nisa sudah

terlihat. Tinggal melewati beberapa rumah tetangga. Saat hampir sampai, dari depan rumah tetangga terlihat banyak orang keluar masuk rumahnya. Nisa bertanya-tanya apa gerangan yang dilakukan orang-orang itu di rumahnya. Saat memasuki halaman, terlihat beberapa bapak-bapak yang duduk mengobrol di halaman. Nisa hanya bingung dengan tatapan mata bapak-bapak itu. Saat sampai di depan pintu, Bu Emi, Bu RT-nya, menyambut dengan pelukan.

“Sabar ya, Nduk,” kata Bu Emi.“Kenapa sih, Bu?” tanya Nisa heran.“Bunda tadi kecelakaan di jalan dari arah sekolah Nisa. Ayah sedang

dalam perjalanan pulang,” kata Bu Emi sambil membawa Nisa masuk. Alangkah terkejut Nisa. Sampai di tengah ruangan ia melihat

sesosok tubuh terbujur ditutup kain batik panjang. Pelan-pelan Nisa mendekatinya. Nisa membuka sebagian kain itu, dan serentak menjerit.

Page 126: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

11� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201211� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Bundaaaaaaa.... Kenapa Bunda tinggalin Nisa...” teriak Nisa histeris. Seketika Nisa menangis sejadi-jadinya. Para tetangga yang mencoba menenangkan tidak berhasil membuat Nisa berhenti menangis. Saat Ayah datang masih terdengar sesenggukan tangis Nisa. Saat jenazah Bunda akan dibawa ke makam, Nisa histeris kembali.

“Jangan... jangan bawa Bunda.... Jangan bawa Bunda... hu, hu, hu...” teriak Nisa sambil terus meronta dan menangis histeris.

***Hari ini belum genap tujuh hari meninggalnya Bunda. Nisa masih

dalam suasana berkabung. Ia masih belum mau masuk sekolah. Ia masih sering terlihat melamun. Kadang juga tiba-tiba ia menangis.

Nisa masih merasa menyesal. Ada perasaan bersalah yang teramat dalam kepada Bunda. Apalagi jika merunut kejadian yang sudah-sudah. Mengapa ia harus marah pada Bunda. Mengapa saat Bunda berpayah-payah mengantar makan siang padahal Bunda baru sampai dan masih capek, ia malah ketus. Mengapa ia tidak pernah sabaran kalau minta bantuan Bunda, padahal saat itu Bunda masih sibuk. Mengapa ia tidak pernah mau tahu betapa capeknya Bunda kalau ia sedang menginginkan sesuatu. Terlalu banyak pertanyaan dan penyesalan. Apalagi setelah Bunda tiada, semua pekerjaan rumah dan keperluan pribadi harus Nisa kerjakan hanya dengan Ayah.

Makin terasa penyesalan Nisa. Nisa kini tahu rasanya jadi Bunda. Kini ia tahu bagaimana dulu capeknya Bunda. Baru saja pulang kantor, masih harus mengurus rumah, mengurus Nisa, dan mengurus berbagai kebutuhan. Apalagi kalau ada pesanan kue kering. Walaupun begitu Bunda tidak pernah mengeluh dan menampakkan capeknya di depan Nisa. Bunda selalu tersenyum walau Nisa suka sewot. Nisa jadi ingat apa yang pernah Ayah katakan, “Kadang kita baru menyadari betapa berharganya seseorang untuk kita kalau kita sudah kehilangan orang itu.”

Nisa menarik nafas panjang. Ia bangkit. Nisa tidak ingin berlarut-larut lagi. Nisa ingin Bunda bahagia dan bangga melihat Nisa, walaupun tidak secara langsung. Nisa berjanji akan merubah sikapnya. Nisa berjanji akan menjadi anak yang lebih baik dan mandiri, yang membahagiakan dan bisa dibanggakan. Nisa sayang Bunda. [*]

Page 127: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

11�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 11�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Mengenal Lebih Dekat

Tiara Indah Permata HatiRumahku sederhana, tapi aku

menyukainya. Aku lahir di Pasuruan, 19 Januari 2002. Di rumah kecil sederhana itulah aku belajar segalanya. Aku suka membaca dan menulis. Awal kesukaanku menulis karena aku suka bercerita. Ketika mendapat ide, maka pertama kali yang kulakukan adalah bercerita di hadapan teman-teman. Dari sanalah aku bisa menilai, apakah ceritaku menarik atau tidak. Jika mereka tertarik, maka

aku lanjutkan dengan menuliskannya. Buku-buku bacaan banyak sekali membantu. Dari sanalah aku

belajar bagaimana caranya orang lain menuliskan cerita. O ya, aku bersekolah di SD Unggulan Al-Ya’lu/5. Di sekolahku

menerapkan sistem belajar satu hari penuh, sehingga tidak banyak waktuku untuk bermalas-malasan. Setiap waktu yang kumiliki, aku selalu memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Page 128: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

11� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Satu Hari Bersama Adikku

Devita Mayanda Heerlie

11�

Page 129: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

11�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 11�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Seperti biasanya, pagi ini saya dan adik berangkat ke sekolah. Kami berangkat sekolah dengan berjalan kaki, karena jarak rumah kami dengan sekolah cukup dekat. Ibu biasanya yang

setia menemani kami berangkat sekolah. Ibu saya seorang dosen. Entah kenapa, di sepanjang perjalanan,

selalu saja ada bahan yang menarik untuk diobrolkan. Seperti pagi ini, adik saya tiba-tiba bertanya sambil menunjuk sekelompok orang yang tengah berkumpul dan memegang spanduk.

“Mereka sedang apa?” tanya adik.“Oh, mereka sedang demo,” jawab ibu.“Mereka itu siapa?” tanya adik kembali.“Mereka itu mahasiswa,” kata ibu.“Mahasiswa itu siapa?” tanya adik.“Kalau kita disebut siswa. Kalau mereka disebut mahasiswa.

Mahasiswa adalah orang yang sekolah di universitas,” saya membantu menjelaskan.

“Universitas? Apakah itu universitas?” tanya adik lagi, sambil menggeleng kebingungan.

“Kita kan masih SD, Dik, tingkat Sekolah Dasar. Nah, kalau sudah tamat SD nanti dilanjutkan ke SMP, lalu ke SMA. Setelah SMA, barulah masuk universitas dan jadi mahasiswa,” jelas saya memberi pemahaman.

“Apakah mereka sekarang tidak sekolah? Kenapa mereka ada di sana?” tanya adik lagi, sepertinya masih belum paham.

“Mereka tidak sekolah, Dik. Tapi mereka kuliah,” ibu membantu menjelaskan.

“Tapi kok mereka tidak kuliah? Apa mereka tidak dimarahi oleh mahaguru?” tanya adik.

“Bukan mahaguru, Dik. Tetapi dosen,” kata saya.“Seperti Mama. Mama itu yang mengajar mahasiswa,” lanjut saya.“Heran, ya. Mahaguru tidak marah sama mereka. Adik saja yang

terlambat masuk kelas, bisa dimarahi. Apalagi sampai tidak sekolah,” kata adik.

Ibu tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Adik memang selalu mempertanyakan segala hal. Tapi itu membuat perjalanan menyenangkan. Tidak terasa kami sudah sampai di sekolah.

Page 130: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

11� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201211� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Belajar yang rajin. Jangan nakal, ya!” pesan ibu.“Baik, Mama,” sahut kami berdua sambil berlari masuk ke kelas.Pelajaran hari ini sangat menyenangkan. Ada pelajaran IPS dan IPA.

Ditambah hari ini adalah jadwal laboratorium IPA untuk belajar tentang makhluk hidup. Sungguh menyenangkan bisa mempelajari segala hal tentang mahluk hidup di laboratorium.

Pada jam istirahat, saya menemui adik di kelasnya. Adik sedang duduk dengan muka cemberut.

“Kenapa, Dik?” tanya saya.“Saya lapar, Kak.” “Lho, bukannya sudah dibawakan enam buah pisang goreng?”

saya mengingatkan.“Iya, tapi tidak Adik makan semua,” sanggahnya.“Apakah pisangnya jatuh dan kotor? Diambil paksa teman?” tanya

saya. Sebab ada dua orang teman adik saya yang suka mengambil paksa bekal temannya. Walaupun adik saya tubuhnya lebih besar, tapi ia tidak berani melawan. Itu saya tahu dari ceriteranya minggu lalu.

“Tidak. Begini lho, tadi pagi kan di kelas Bu guru bilang ada teman yang sakit. Jadi, kita semua diharapkan menyumbang setengah atau semua yang kita punya. Adik kan tidak punya apa-apa selain pisang goreng. Jadi, ya Adik sumbangkan tiga buah pisang goreng,” kata adik.

“Hah! Adik masukkan tiga pisang goreng ke kotak amal?” tanya saya sambil tertawa.

“Iya. Makanya sekarang jadi lapar deh,” sahut adik.“Maksud Bu guru itu, kita menyumbangkan sebagian uang jajan

kita,” jelas saya.“Mana adik tahu. Adik kan tidak dapat uang jajan. Jadi, yang adik

punya hanya pisang goreng. Ya sudah. Berikan pisang goreng saja. Katanya kita harus menolong orang yang susah,” gerutu adik.

“Ya, sudah. Kakak belikan makanan di kantin saja. Adik tunggu sebentar,” sambung saya.

Saya pun pergi ke kantin. Saya melewati kantor guru. Ternyata di kantor guru sedang heboh, karena ada tiga buah pisang goreng di kotak amal. Saya berjalan sambil tersenyum kecil. Adik saya ini membuat heboh seisi kantor guru. Tapi saya tidak boleh menceritakannya kepada orang lain. Nanti bisa-bisa adik yang kena hukum. Padahal dia belum mengerti.

Page 131: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

11�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 11�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Pulang sekolah, seperti biasa kami berdua berjalan kaki pulang ke rumah. Ibu dan ayah tak bisa menjemput karena masih kerja. Di tengah perjalanan, saya melihat seekor kucing yang diam tak bergerak di tepi jalan.

“Kasihan ya, Dik. Kucing ini sepertinya mati,” kata saya.“Iya. Kenapa dia bisa mati?” tanya adik.“Mungkin karena kelaparan atau ditabrak,” jawab saya.Kami berlalu saja tanpa menghiraukan dan melewati kucing itu.

Walaupun sudah agak jauh, adik menoleh ke belakang terus.“Sudahlah, Dik. Jangan dipikirkan,” kata saya.Kami langsung melanjutkan perjalanan pulang. Seperti biasanya,

kami segera mandi dan makan. Saya mengerjakan PR dan adik tidur siang.

“Dik, kamu tidur siang, ya,” kata saya.“Iya, Kak,” kata adik. Adik segera masuk ke kamarnya. “Tumben Adik langsung masuk kamar. Biasanya dia tak mau tidur

siang,” kataku dalam hati. “Sudah jadi anak baik dia hari ini.”Saya pun pergi melihat adik di kamarnya. Ternyata, adik masih

main-main di kamar. Jadi, saya menemani adik tidur. Beberapa saat kemudian, saya melihat adik sudah tertidur. Saya pun keluar dari kamar adik dan melanjutkan mengerjakan PR. Satu setengah jam kemudian saya pun selesai mengerjakan PR dan belajar.

“Lho kok Adik belum bangun? Biasanya dia cuma tidur satu jam saja,” tanya saya dalam hati.

Saya pun pergi mencari adik di kamarnya. Ternyata, adik sudah tidak ada di kamar. Saya panik. Secepatnya saya mencari. Hampir seluruh ruangan saya telusuri, tapi tidak ketemu.

“Adik! Adik!” saya berteriak memanggil dengan suara lantang.“Kak, Adik di halaman belakang,” sahut adik.Saya pun pergi ke halaman belakang rumah. “Mengapa kamu di sini, Dik? Bukankah kamu tidur siang?” saya

mulai jengkel.Adik hanya diam dan menunduk saja. Tiba-tiba saya melihat ada

gundukan tanah persis di depan tempat ia jongkok.“Apa itu, Dik?” tanya saya penasaran.“Ini, ini...” kata adik terbata-bata.

Page 132: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

120 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012120 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Ada apa di dalam gundukan tanah itu? Jangan-jangan Adik dapat nilai jelek. Jadi, Adik mengubur kertas ulangannya, biar tak dimarahi Ibu?” tanya saya dengan suara yang keras.

“Bukan, Kak. Tapi, ini kucing yang kita temukan di jalan tadi. Adik merasa kasihan jika kucing ini tidak dikuburkan dan didoakan. Lihat saja, Kak. Manusia saja kalau mati dikuburkan dan didoakan. Masa kucing ini tidak ada yang peduli sih? Jadi, Adik sengaja menguburkan dan mendoakannya,” kata adik.

“Ada apa ini. Kok ribut-ribut sih?” tanya ibu yang tiba-tiba muncul.Ternyata ibu dan ayah sudah pulang ke rumah. Mereka mendengar

suara kami dan menghampiri kami. “Ini lho Bu, Adik,” kata saya.“Memang Adik kenapa?” tanya ayah.“Kan tadi siang kami berdua pulang sekolah. Kami bertemu kucing

yang mati di jalan. Sewaktu sampai di rumah saya pun menyuruh Adik tidur siang. Tapi adik malah kembali mengambil kucing yang mati itu, dan menguburkannya. Sampai-sampai didoakan pula,” kata saya.

“Sebenarnya, perbuatan Adik itu bagus. Kita harus menyayangi binatang,” kata ayah tersenyum bangga. Saya tersenyum kecut. Seharusnya ayah marahi adik yang tidak tidur siang. Huh….

“Apakah Adik memakai kantong plastik waktu mengambil kucing itu?” tanya ibu.

“Tidak, Bu. Adik menggendongnya ke halaman belakang pakai tangan,” kata adik.

“Kalau begitu, kotor dong tangan Adik,” kata ayah.“Adik harus cepat cuci tangan.” “Begini, binatang yang sudah mati mempunyai banyak kuman.

Kalau kita pegang pakai tangan, tangan kita juga akan banyak kuman. Kumannya bisa menempel di tangan dan kuku. Kalau termakan, Adik bisa sakit,” ibu berusaha memberi penjelasan. Supaya tidak banyak lagi bertanya.

“Lagi pula, binatang yang sudah mati dapat mengeluarkan bau busuk. Tidak bagus untuk kesehatan,” ayah mencoba membantu memberi penjelasan.

“Ya sudah. Cepat cuci tangan dulu,” lanjut ibu.“Iya, Mam,” sahut adik. Ia tidak lagi banyak bertanya.

Page 133: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

12113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 12113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Tapi kucingnya bagaimana?” tanya saya.“Oh, kucingnya biar Mama dan Papa yang urus,” kata ibu.Kami semua mencuci tangan. Saya tak tahu apa yang dilakukan

ayah di belakang rumah. Kami cuma disuruh mandi dan menonton televisi. Bau harum memenuhi rumah ketika ibu memasak untuk menyiapkan makan malam. Kami selalu makan malam bersama.

“Anak-anak, masakan sudah siap,” kata ibu.“Ya, Mam,” sahut kami serempak. Secepatnya kami segera ke meja

makan. “Wah, makanannya enak-enak nih,” kata ayah.“Yang penting empat sehat lima sempurna,” kata adik.“Adik sudah tahu empat sehat lima sempurna?” tanya ayah.“Ya dong,” jawab adik.“Wah, ternyata hebat anak Papa!” kata ayah sambil menepuk bahu

adik.“Ih, Papa. Begitu saja dibilang hebat,” sahut saya ketus.“Kakak jangan begitu dong. Memang Adik hebat. Apa yang sudah

dipelajari di sekolah diterapkan di rumah,” kata ibu.Malam ini, semua memuji adik. Tapi, tak apalah. Saya juga senang

sebenarnya mempunyai adik yang hebat.“Bu, tadi di sekolah kan ada teman yang sakit. Saya menyumbang

sebagian uang jajan. Tapi adik menyumbang tiga buah pisang goreng,” kata saya.

“Benarkah itu?” tanya ayah sambil menoleh ke arah adik.“Kok Adik menyumbangkan tiga buah pisang goreng?” tanya ibu.“Iya, Bu. Sebab kata Bu guru boleh sumbangkan setengah atau

semua yang kita punya. Adik kan hanya punya enam buah pisang goreng. Jadi Adik sumbangkan tiga,” kata adik.

Ayah dan ibu pun tertawa terbahak-bahak. Saya pun ikut tertawa mengingat kehebohan di sekolah tadi pagi.

“Dik, memang menyumbang untuk membantu orang lain adalah bagus. Tapi cara adik saja yang salah,” kata ibu.

“Adik bisa juga mengunjungi teman yang sakit. Itu juga salah satu cara menyayangi teman. Bukan dengan sumbangan saja,” kata ayah.

“Tapi Adik kan tak salah. Bu guru yang salah,” sahut adik.“Dik, tak baik menyalahkan orang,” kata saya.

Page 134: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

122 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012122 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Sudahlah, kita makan saja. Makanannya keburu dingin,” kata ibu.Kami sekeluarga makan dengan lahap. Hari ini betul-betul hari yang

penuh dengan kegembiraan dan kehebohan. Saya tersenyum sendiri. Permasalahan mahasiswa, pisang goreng, dan juga kucing, benar-benar menjadi pelajaran hari ini. Alangkah indah dan menyenangkan kehangatan keluarga. Sesuatu yang tak pernah saya lupakan sampai nanti. [*]

Mengenal Lebih Dekat

Devita Mayanda Heerlie

Halo, perkenalkan nama saya Devita Mayanda Heerlie. Saya lahir di Pontianak, 25 Mei 2003. Saya suka melukis, menulis, dan juga sains serta matematika. Saya senang menguji kemampuan saya lewat berbagai ajang lomba, baik tingkat nasional maupun internasional. Beberapa penghargaan telah berhasil saya raih, yang tentu membuat saya sangat bahagia.

Di antara beberapa prestasi yang pernah saya raih di bidang menulis adalah, Top 50 Lomba Tupperware Children Helping Children 2012 tingkat SD, dan International Essay Contest for Young People oleh The Goi Peace Foundation and UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) 2012.

Sedangkan di bidang seni melukis, beberapa penghargaan itu antara lain: Lima Besar Finalis Kategori A (SD kelas 1-6) The Ary Suta Center, Children & Youth Painting Competition Award 2011 di Jakarta, Finalist (sepuluh besar) European Commision Gender Drawing Competition “International Women’s Day 2011”, Moonlight Prize (juara 5) Nambook International Painting 5th Nami Island International Children’s Book Festival Korea, 2010, Sepuluh Besar Winners of the 2011 Summer Tuxpaint Contest (menggambar dengan menggunakan computer), Eco Friend Prize (juara 3), Planet Earth Grand Prix, 2nd KAO International Environment

Page 135: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

12313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 12313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Painting Contest for Children by KAO Coorporation Japan, 2011, 2nd Prize of MAP (Mangrove Action Projet) 2012 Children Art Calender Contest, 11th International Children Contest (dijadikan kalender untuk bulan November 2012), Winner of the Youth for Human Right International Art Illustration Contest 2011, serta Special Acknowledgement XIV International Drawing and Painting Competition “Joy of Europe”, 2012.

Untuk bidang sains dan matematika, saya pernah meraih penghargaan sebagai Juara 1 (2009), Harapan 2 (2010), Harapan 1 (2011) dalam Lomba Matematika Sakamoto se-kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, serta Semifinalis Lomba Sains Kuark (2011 dan 2012) tingkat Propinsi Kalimantan Barat.

Saya sekarang tinggal di dekat Untan (Universitas Tanjungpura), satu-satunya universitas negeri yang ada di Pontianak.

Sekolah saya tidak terlalu jauh dari rumah. Di sekolah ada banyak fasilitas. Ada tempat untuk bermain basket dan badminton, kolam renang, laboratorium IPA, laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium biologi, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, bioskop mini, dan masih banyak lagi. Tapi dari semua fasilitas-fasilitas yang ada, yang paling saya suka adalah perpustakaan.

Sekolah saya terdiri dari empat unit, yaitu: TK, SD, SMP, dan SMA. Kelas saya berada di lantai dua. Teman sekelas saya ada dua puluh lima orang. Kami dibimbing wali kelas yang baik dan sayang kepada kami. Beliau lebih akrab dipanggil Bu Wiwik.

Di rumah saya tidak punya teman bermain, karena saya tidak punya adik ataupun kakak. Kadang-kadang saudara sepupu saya datang bermain ke rumah. Kalau dengan teman-teman sekolah, cuma bisa waktu istirahat saja. Yang paling saya senangi adalah bermain dengan teman les bahasa Inggris. Saya meminta mama untuk lebih lambat menjemput dari jadwal. Jadi, sesudah les masih bisa bermain dengan mereka, yang kebanyakan anak perempuan. Teman les bahasa Inggris saya dari sekolah yang berbeda-beda, sehingga bisa bertukar informasi.

Saya bersekolah dari hari Senin sampai dengan hari Jumat. Setiap istirahat pertama, saya makan bekal dari rumah. Kalau ada waktu saya biasanya main bersama teman-teman sekelas. Pada jam istirahat kedua, setiap hari, saya pasti ke perpustakaan untuk membaca, meminjam,

Page 136: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

12� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201212� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

dan mengembalikan buku. Saya biasanya meminjam dua buah buku untuk dibaca di rumah. Kalau ada ulangan atau ada PR, saya tidak ke perpustakaan sekolah. Sore hari saya mengikuti les.

Setiap hari Jumat, saya mengikuti kegiatan akhir pekan dan saya juga mengikuti ekskul origami. Kegiatan akhir pekan bisa berupa kegiatan di saat kami sekelas harus bersih-bersih kelas dan mempercantik kelas, atau membuat kegiatan bersama di kelas, pergi menonton di bioskop mini di sekolah, dan pergi ke luar sekolah untuk pengenalan lingkungan menggunakan bus sekolah. Saya suka sekali ekskul origami karena saya senang melipat-lipat kertas menjadi berbagai bentuk dan hasilnya bisa digunakan atau dipajang.

Setiap hari Sabtu pagi saya juga mengikuti ekskul paskibra. Setelah itu, pergi ke perpustakaan daerah bersama bibi dan adik sepupu saya. Mulai tahun ini, perpustakaan daerah juga dibuka pada hari Minggu. Sabtu sore, saya ada les menggambar. Biasanya, saya bermain bersama adik sepupu saya yang mengikuti les menggambar juga.

Pada hari Minggu, kalau ada lomba menggambar, saya ikut. Biasanya adik sepupu datang ke rumah untuk bermain. Kalau tidak datang, saya pergi ke mall. Biasanya, saya ke mall itu untuk nonton di bioskop, beli buku, dan makan.

Setiap malam sebelum tidur mama suka bercerita. Mama membeli buku dongeng untuk bisa bercerita. Kalau sudah kehabisan ide, biasanya cerita pengalaman mama sendiri. Bahkan mama pernah bilang mendapat ceritanya dari internet. Biasanya mama bercerita menggunakan boneka tangan. Makin seru kalau ada papa. Papa saya biasanya suka bikin gaya-gaya yang lucu. Makanya saya jadi terinspirasi dari cerita mama dan papa.

Papa saya suka sekali membaca buku. Papa suka membaca buku tentang hewan dan tumbuhan. Papa juga sering menerapkan isi buku yang dibaca. Misalnya menanam buah naga, memelihara ikan lele, dan membuat rumah walet.

Papa, mama, dan saya langganan majalah. Papa langganan Trubus yaitu majalah tentang hewan dan tumbuhan. Mama langganan Prajna yaitu majalah mengenai pengalaman hidup dan agama. Saya langganan Kuark yaitu majalah tentang sains. Jadi, kita bisa bagi-bagi cerita yang kita baca waktu menjelang tidur.

Page 137: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

12�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 12�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Saya mulai menulis cerita karena di sekolah ada pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Kami belajar tentang Microsoft Word. Kami diminta untuk belajar mengetik. Supaya lancar, saya belajar mengetik di rumah. Saya tak punya bahan untuk mengetik. Saran mama, bagaimana kalau saya membuat karangan saja. Menuangkan ide sekalian belajar mengetik.

Karangan “Satu Hari Bersama Adikku” adalah karangan saya yang kedua. Saya sebenarnya tidak menyangka kalau bisa terpilih sebagai finalis karena saya menulis baru saja tahun ini. Jumlah karangan saya juga baru empat karangan. Karangan pertama bercerita tentang menghemat kertas untuk mengurangi pemanasan global. Karangan pertama yang berjudul “Kertasku Sayang” masuk top 50 nasional. Karangan ketiga menggunakan bahasa Inggris dengan judul “A Message to All My Friend in the Whole World” yang bercerita tentang cita-cita saya menciptakan mobil terbang, membuat satu kota yang isinya hanya anak-anak dan mainan yang terbuat dari alam, dan ajakan kepada teman-teman sedunia untuk menanam pohon. Yang keempat saya mengarang tentang peranan kelapa sawit untuk masyarakat Kalimantan Barat dengan judul “Teman Sawitku”.

Dari kelas dua, saya sebenarnya sudah menulis. Tapi yang ditulis adalah narasi gambar. Setiap saya lomba menggambar internasional, seringkali harus dibuat narasinya. Saya membuat narasi dalam bahasa Indonesia yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dibantu guru les bahasa Inggris.

Saya tak pernah menghitung jumlah buku yang pernah saya baca. Tapi perkiraan, kira-kira saya telah membaca 250 judul buku dalam setahun, dan kebanyakan berupa buku cerita serta komik.

Page 138: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

12� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Sepucuk Surat untuk Ibu

Gabriella Verencia

12�

Page 139: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

12�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 12�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Tersebutlah seorang ibu bernama Idah dan anaknya yang baru lahir bernama Soleh. Mereka hidup sangat sederhana. Sehari-hari, Ibu Idah harus bekerja sebagai pengumpul kayu bakar

dan sebagai pembantu rumah tangga. Bu Idah sangat menyayangi Soleh. Hanya Soleh lah satu-satunya harapan Bu Idah. Kelak, Bu Idah berharap Soleh akan menjadi orang yang sukses, baik, dan menyayangi Bu Idah seperti Bu Idah menyayangi Soleh.

Hari demi hari dilewati Bu Idah dengan sabar. Beliau tidak pernah patah semangat. Karena sekeras apapun hidup ini, akan tetap ia jalani demi anak yang sangat ia sayangi.

Suami Bu Idah meninggal beberapa bulan setelah Soleh lahir. Suaminya meninggal karena sebuah kecelakaan. Yakni pada suatu malam, ketika Bu Idah sedang dalam perjalanan pulang dengan membawa kayu bakar yang ia cari sepanjang hari. Saat sedang menyeberangi jalan, beberapa kayu bakarnya terjatuh. Bu Idah harus mengambilnya karena kayu bakar itu sangat berarti baginya. Di saat yang bersamaan, sebuah mobil dengan pengemudi yang mabuk sedang mengendarai mobil. Kebetulan saat itu suami Bu Idah sedang berada di pinggir jalan. Melihat keadaan itu, suami Bu Idah, Pak Jono, segera berlari mendorong Bu Idah. Saat itulah Pak Jono mengalami kecelakaan. Beliau tertabrak mobil.

Malam itu tidak ada kendaraan lewat dan rumah sakit pun cukup jauh dari tempat kejadiaan. Bu Idah dengan perasaan hancur membawa Pak Jono ke rumah sakit dengan berjalan kaki menopangnya. Sesampai di rumah sakit, perawat tidak segera menolong Pak Jono karena masalah administrasi. Bu Idah sama sekali tidak mempunyai uang. Bu Idah terus memohon kepada dokter agar menolong suaminya segera. Akhirnya dokter memutuskan untuk menolong Pak Jono tanpa biaya apapun. Tapi sayang sekali, nyawa Pak Jono sudah tidak tertolong.

Sebelum Pak Jono menghembuskan nafas terakhir, Pak Jono berpesan kepadanya, untuk selalu menjaga dan melindungi Soleh. Sejak saat itu, Bu Idah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia akan selalu melindungi keluarganya. Sejak saat itu jugalah Bu Idah bekerja lebih keras lagi.

Saat Bu Idah bekerja, ia selalu menitipkan Soleh kepada tetangga dekatnya, Bu Sarni. Beruntunglah ia memiliki orang sebaik Bu Sarni,

Page 140: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

12� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 201212� 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

mau mengerti akan kesulitannya.. Usia Soleh ketika itu masih 2 tahun. Terlalu kecil untuk bisa diajak bekerja.

Hari demi hari berlalu. Soleh mulai bertambah usia. Ia mulai memasuki kelompok bermain. Tapi entah mengapa, nasib buruk selalu menghampiri mereka. Suatu ketika, saat Soleh sedang duduk di depan sekolah menunggu Bu Idah menjemput. Ada seorang lelaki pembawa serbuk gergaji tersandung. Butiran serbuk terlempar dan mengenai muka Soleh. Serpihan-serpihan kecil itu mengenai mata Soleh, hingga Soleh menangis. Dengan spontan ia menggaruk-garuk matanya hingga terluka.

Ketika kepala sekolah Soleh mendengar jeritan Soleh, ia langsung menghampiri. Tanpa berpikir panjang, beliau langsung membawa Soleh ke rumah sakit terdekat. Kepala sekolah pun segera menghubungi Bu Idah.

Bu Idah langsung berlari ke rumah sakit. Sesampainya disana, Bu Idah meminta penjelasan dokter mengenai Soleh. Dokter pun menjelaskan keadaan Soleh secara rinci. Dokter hanya menjelaskan bahwa Soleh mengalami luka pada mata yang cukup parah. Soleh dihawatirkan akan mengalami kebutaan. Untuk menolongnya, harus ada yang rela menjadi donor. Donor mata yang tepat, agar Soleh bisa melihat lagi.

Semua kenangan buruk pun kembali terlintas di pikiran Bu Idah. Beliau terus menyalahkan dirinya sendiri atas semua kejadian yang telah terjadi. Perasaan hancur telah terulang kembali. Sekarang ia harus mencari donor mata yang tepat untuk anaknya. Tanpa berpikir panjang, ia berkata kepada dokter bahwa ia ingin mendonorkan sebelah matanya untuk anaknya.

Awalnya, dokter pun tidak menyetujui keputusan Bu Idah. Tetapi melihat Bu Idah yang terus memohon, akhirnya dokter menyetujui permintaanya. Semua ini dilakukan Bu Idah demi anaknya. Ia ingin anaknya bisa melihat, agar kelak ia bisa menjadi sukses.

Soleh adalah segalanya baginya. Apa pun akan ia lakukan demi kebahagiaan anaknya.

Operasi pun selesai dijalankan. Sekarang Soleh dapat melihat lagi dengan sempurna. Akan tetapi Bu Idah hanya bisa melihat dengan sebelah matanya. Sekarang ini pun fisiknya terlihat buruk karena hanya

Page 141: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

12�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 12�13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

memiliki satu mata. Dalam kejadiaan ini, Soleh tidak akan mengingatnya, karena ia masih terlalu kecil. Bu Idah pun memutuskan untuk tidak memberitahu Soleh tentang masalah ini sampai waktunya tepat.

Waktu berjalan dengan cepat. Sudah 5 tahun berlalu sejak kecelakaan yang menimpa Soleh. Saat ini Soleh sudah memasuki sekolah dasar. Setiap hari, Bu Idah selalu mengantar dan menjemput Soleh dari sekolah. Saat di sekolah, Soleh sering dihina temannya karena memiliki ibu yang cacat, dan memiliki wajah yang seram. Temannya selalu berkata “Ibunya Soleh seram seperti monster!”

Soleh pun merasa malu mempunyai ibu seperti Bu Idah. Sampai-sampai ia tidak mau mengakui Bu Idah di depan semua teman-temannya. Setiap ibunya menunggu Soleh di depan gerbang sekolah, Soleh selalu menolak jika diajak pulang. Soleh selalu menganggap bahwa lebih baik ia tidak punya siapa-siapa dibandingkan ibu cacat yang hanya memiliki satu mata. Soleh selalu membentak ibunya. Ia meminta ibunya agar tidak usah mengantar dan menjemput Soleh dari sekolah.

Bu Idah pun menurutinya. Karena Bu Idah tahu perasaan malu yang ditanggung anaknya. Bu Idah hanya ingin Soleh hidup bahagia.

Bu Idah dan Soleh jarang berkomunikasi. Setiap ditanya, Soleh tidak pernah menjawab. Malah seringkali hanya membentak Bu Idah untuk diam. Karena keadaan ini, Soleh tumbuh menjadi anak yang keras dan durhaka. Semakin dewasa, Soleh semakin membenci ibunya dan semakin kurang ajar. Bu Idah hanya bisa berdoa untuk kebahagiaan Soleh. Ia juga berharap, suatu saat nanti, Soleh bisa sadar bahwa Bu Idah menyayangi dia lebih dari apa pun di dunia ini.

Mulai dari sekolah menengah atas, Soleh memilih untuk meninggalkan ibunya. Ia berpikir bahwa hidup bersama ibunya hanyalah sebuah bencana yang membawa kesialan dalam hidup. Ia meninggalkan ibunya begitu saja. Berkali-kali Bu Idah membujuk Soleh untuk tidak pergi. Tapi Soleh hanya mengabaikannya, dan hanya mengambil uang Bu Idah. Kemudian ia pun segera pergi meninggalkan ibunya.

Soleh menghidupi kehidupannya sendiri. Ia merantau ke Jakarta, dan berharap akan mendapat kehidupan yang lebih layak. Awalnya ia hanya bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah makan. Dari situ, ia bisa membiayai sekolahnya di bangku SMA.

Selama ia SMA di Jakarta, ia merasa bahwa tanpa ibunya, ia bisa

Page 142: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

130 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012130 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

hidup jauh lebih baik. Ia sama sekali tidak pernah memikirkan keadaan Bu Idah yang semakin bertambah usia.

Saat ini Bu Idah sudah memasuki usia yang cukup tua, sehingga kesehatannya pun semakin menurun. Soleh tidak pernah mencoba untuk menghubungi atau kembali kepada ibunya.

Di Jakarta, Soleh menemukan seorang sahabat yang menurut dia tepat untuk menjadi pasangan hidupnya nanti, yaitu Sella. Mereka berada pada satu sekolah. Sella sering berkunjung ke rumah Soleh untuk mengerjakan tugas bersama. Mereka pun sering bercerita tentang kehidupan mereka masing-masing. Soleh mengatakan kepada Sella bahwa orang tuanya meninggal sejak ia masih kecil, dan ia hidup di panti asuhan. Soleh tidak pernah bercerita kepada siapa-siapa bahwa sebenarnya ia masih memiliki ibu. Sella pun percaya kepada Soleh.

Hingga suatu sore, ketika Soleh sedang belajar bersama Sella di teras depan rumahnya. Tiba-tiba Soleh melihat seorang perempuan tua yang buruk rupa mendatanginya. Ia sangat terkejut dan malu. Karena perempuan tua itu adalah ibunya. Ia berkata kepada Sella, bahwa ibu ini adalah orang gila yang kehilangan anaknya. Soleh mengusir perempuan tua itu untuk segera pergi.

Saat itu juga, Bu Idah duduk termenung dan menangis. Ia tidak percaya bahwa anaknya menjadi seperti ini. Dengan perasaan hancur karena kecewa, Bu Idah pulang dengan tangan kosong. Bu Idah selalu berdoa, berharap suatu hari nanti anaknya akan kembali kepadanya. Dengan usianya yang sekarang, ia tidak dapat berbuat banyak. Sekarang ini setidaknya ia cukup tenang karena tahu bahwa anaknya baik-baik saja, dan sudah memiliki wanita yang tepat untuk hidupnya.

Tak lama setelah kejadiaan itu, hari pengumuman kelulusan pun tiba. Kebetulan Soleh dan Sella mendapat peringkat tertinggi, sehingga mereka mendapat beasiswa untuk kuliah di Singapura.

Setelah semua urusan di Jakarta selesai, mereka segera berangkat ke Singapura. Di sana mereka bertambah dewasa dan bertambah dekat. Saat ini status Sella adalah sahabat paling dekat dengan Soleh. Soleh pun semakin menyayangi Sella, dan berencana untuk segera melamar Sella.

Di Singapura, Soleh mendapat pekerjaan yang cukup baik. Dia menjadi pegawai swasta. Kehidupannya sangat tercukupi. Ia tidak perlu

Page 143: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

13113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 13113 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

kerja dari pagi sampai malam seperti dulu lagi untuk mendapatkan uang.

Waktu berjalan sangat cepat. Soleh dan Sella akhirnya menyelesaikan perguruan tinggi mereka. Sekarang ini Soleh menjabat sebagai manajer di suatu perusahaan ternama di Singapura. Sementara Sella menjadi salah satu pengacara handal di sana.

Soleh pun segera melamar Sella dan menikahinya. Mereka tidak berencana untuk kembali ke Jakarta lagi. Bagi mereka, kehidupan di Singapura jauh lebih baik.

Selang beberapa tahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak. Mereka hidup semakin bahagia. Hingga suatu hari, ada seseorang datang mengetuk pintu rumah.

Pintu dibuka oleh anaknya. Ia berteriak memanggil ayahnya. Mendengar teriakan tersebut, Soleh langsung menghampiri. Soleh cukup terkejut beberapa saat. Ia hanya menatap seorang pengemis perempuan yang mengingatkan Soleh pada ibunya.

Tak lama setelah kejadian ini, terlintas tiba-tiba di pikiran Soleh mengenai Bu Idah. Soleh berencana untuk mengunjungi dan hanya melihat ibunya dari jauh. Soleh pun kembali ke rumah asalnya.

Sampai di tempat asalnya, Soleh hanya melihat kekosongan pada rumah itu. Soleh bertanya kepada tetangganya. Soleh terkejut dan terdiam mendengar jawaban dari para tetangga. Ternyata Bu Idah sudah meninggal beberapa minggu yang lalu.

Kemudian Soleh pergi mengunjungi tetangga lamanya, yaitu Bu Sarni. Soleh bertanya-tanya mengapa ibunya meninggal. Bu Sarni hanya diam saja. Ia hanya menyampaikan sepucuk surat dari Bu Idah untuk Soleh. Soleh bertanya kepada Bu Sarni tentang isi surat tersebut, tetapi Bu Sarni tidak menjawab. Ia hanya berkata, “Bukalah dan bacalah surat ini. Mungkin kamu akan tahu apa alasannya nanti.”

Mendengar hal itu, Soleh semakin penasaran. Ia tidak mau membuka surat itu di depan Bu Sarni. Akhirnya Soleh pergi ke rumah lamanya, dan membaca surat itu secara perlahan. Dari situlah air mata Soleh menetes tanpa henti. Perasaan menyesal yang sangat dalam pun keluar. Ia menyesal akan segala hal yang ia lakukan pada ibunya. Di surat itu, ibunya menulis:

Page 144: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

132 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012132 13 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

“Nak, mungkin ketika kamu membaca surat ini, Ibu

sudah meninggal. Ibu hanya ingin kamu hidup bahagia

dan berkecukupan. Ibu tahu, mungkin kamu merasa

bahwa Ibu adalah beban hidup kamu. Karena selalu

merepotkanmu dan membuatmu malu. Tapi kamu harus

tahu, bahwa Ibu sangat menyayangi kamu. Sewaktu

kamu kecil, kamu mengalami kecelakaan. Kecelakaan

itu membuat kamu kehilangan sebelah mata kamu.

Sebagai seorang Ibu, Ibu tidak mungkin membiarkan

anak ibu sendiri hidup dengan sebelah mata. Karena

itu, Ibu memberikan sebelah mata Ibu agar kamu bisa

melihat keindahan dunia sewaktu kamu dewasa nanti.

Mungkin kamu tidak bisa mengingat kejadian ini, karena

usiamu masih terlalu kecil. Ibu juga ingin mengucapkan

selamat kepada kamu, karena kamu sudah berkeluarga.

Membayangkan keadaanmu baik-baik saja, Ibu sudah

tenang. Sekali lagi, Ibu minta maaf, Nak.”

Berminggu-minggu Soleh merenungkan kejadiaan ini. Ia tidak tahu harus bagaimana. Semuanya sudah terlambat. Ia hanya dapat menahan perasaan sesal seumur hidup. [*]

Page 145: 13 Naskah Terba k Lomba Menul s Cer ta Anak (LMCA) Tahun 2012 · menghasilkan sebuah “catatan pribadi” yang tidak saja menggetarkan akan tetapi ... ia beruntung sejak kecil diperkenalkan

13313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012 13313 Naskah Terba�k Lomba Menul�s Cer�ta Anak (LMCA) Tahun 2012

Mengenal Lebih Dekat

Gabriella Verencia

Halo, nama saya Gabriella Verencia, lahir di Jakarta, 15 Februari 2003. Saya bersekolah di SDK 6 BPK Penabur.

Terus terang, saya tidak suka lingkungan sekitar tempat saya tinggal. Udaranya kurang baik, banyak polusi akibat pembakaran sampah yang semena-mena. Saya lebih suka

lingkungan sekolah. Keadaan di lingkungan sekolah saya sangat bersih, nyaman, serta terdapat banyak pohon sehingga udaranya menjadi sejuk.

Teman-teman bermain saya semuanya baik, tidak sombong, dan menyenangkan. Kebiasaan sehari-hari saya adalah belajar di sekolah, kecuali hari Sabtu dan Minggu, maka saya pergunakan waktu untuk membaca buku, jalan-jalan ke mall, dan bermain.

Ayah saya adalah seorang wiraswasta. Sedangkan ibu menjalankan kewajiban sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Saya memiliki dua kakak. Kakak yang pertama sudah kuliah, sedangkan yang kedua masih sekolah di tingkat menengah.

Saya menulis sejak kelas 3 SD. Saya sangat suka membaca, terutama komik dan buku cerita.