13. bab 3 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/asli/bab3/2009-2-00076-aksi bab 3.pdf ·...
TRANSCRIPT
70
BAB 3
ANALISIS SISTEM PENJUALAN, PIUTANG DAGANG, DAN PENERIMAAN
KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PD. BETIGA
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PD. Betiga adalah perusahaan perorangan yang bergerak dalam bidang distribusi
produk air mineral dalam kemasan (AMDK) dan liquid petroleum gas (LPG)
dengan dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) nomor
503/523.SIUP.K./15 dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) nomor
11.12.5.52.09181. Perusahaan merupakan subdistributor resmi untuk semua
produk AMDK merk Aqua Danone yang diproduksi PT. Tirta Investama dan
subagen untuk LPG dalam kemasan tabung yang diproduksi PT. Pertamina.
Wilayah pemasaran perusahaan mencakup seluruh kabupaten Klaten (Jawa
Tengah), termasuk daerah diluar kabupaten kota Klaten seperti Delanggu, Wedi,
dan Boyolali.
Perusahaan dahulu bernama PD. Artha Biru ketika didirikan pertama kali
pada tahun 2000, dengan menempati sebuah rumah merangkap gudang di Klaten.
Namun karena ada masalah dalam manajemen perusahaan, pada tanggal 2 Juni
2003 Bambang Triwoko sebagai pemilik perusahaan kemudian memutuskan
untuk mendirikan perusahaan baru dalam bidang usaha yang sama, dengan nama
”Betiga”. Awalnya, perusahaan berkedudukan di sebuah garasi di Jalan
Gondosuli Nomor 5, Klaten dengan dukungan 8 orang karyawan saja. Seiring
berjalannya waktu dan meningkatnya volume penjualan, perusahaan
71
memutuskan untuk memindahkan aktivitas penjualan ke sebuah gudang di Jalan
Prenjak Bareng Lor Klaten. Saat ini manajemen perusahaan didukung oleh 25
karyawan, termasuk salesman yang bertugas di lapangan.
Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada setiap pelanggan,
perusahaan mengantarkan produk yang dipesan setiap pelanggan sampai ke
lokasinya masing-masing di seluruh wilayah Kabupaten Klaten. Adanya tim
kerja yang solid dan komitmen yang tinggi untuk melayani masyarakat,
menyebabkan perusahaan berhasil menjadi salah satu pelaku bisnis ritel distribusi
AMDK dan LPG terkemuka di Kabupaten Klaten dengan layanan penjualan
yang unggul.
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
3.1.2.1 Visi Perusahaan
PD. Betiga memiliki visi perusahaan sebagai berikut:
a) Visi Utama
Menjadi perusahaan distribusi unggul dalam hal kualitas barang dan
pelayanan pelanggan di kabupaten Klaten, dengan tingkat pertumbuhan dan
keuntungan yang tinggi;
b) Visi Operasi
Menjadi perusahaan distribusi unggul dengan melaksanakan aktivitas bisnis
yang bertanggung jawab dan senantiasa menghargai karyawan sebagai
individu sekaligus partner usaha;
72
c) Visi Ekonomi
Menjadi perusahaan distribusi unggul dengan menjaga struktur neraca yang
sehat, meningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan bagi pemegang
saham, karyawan, pelanggan, dan pemasok (stakeholders);
3.1.2.2 Misi Perusahaan
PD. Betiga memiliki misi perusahaan yang disebut catur dharma, terdiri atas:
a) Mengutamakan pengabdian untuk kepuasan pelanggan, dengan senantiasa
memahami kebutuhan pelanggan dan melayani mereka dengan tulus demi
terciptanya hubungan baik dengan pelanggan.
b) Menjunjung tinggi kerja sama tim, dengan memberikan dorongan dan
semangat dalam kebersamaan untuk melayani pelanggan dan meningkatkan
penjualan.
c) Menghormati setiap individu, dengan menghargai usaha dan kontribusi yang
dilakukan setiap individu untuk kemajuan dan kesejahteraan perusahaan.
d) Menerapkan standar integritas tertinggi, dengan bertindak jujur untuk
kepentingan perusahaan dan bertanggung jawab atas nama baik perusahaan.
3.1.3 Struktur Organisasi
PD. Betiga merupakan perusahaan distribusi dengan stuktur organisasi sederhana
yang dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini:
73
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PD. Betiga Sumber: PD. Betiga (2009)
3.1.4 Pembagian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab
Berikut ini adalah tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari struktur organisasi
PD. Betiga yang diilustrasikan dalam gambar 3.1.
1. Direktur (Director):
a) Merupakan pemilik perusahaan sekaligus pengambil keputusan utama
(primary decision maker) atas masalah yang menyangkut kelangsungan
hidup perusahaan
b) Membuat dan mengoordinasikan pelaksanaan strategi dan kebijakan
perusahaan umum yang disesuaikan dengan tujuan pendirian perusahaan
c) Menetapkan prosedur-prosedur umum aktivitas bisnis perusahaan dan
merancang prosedur-prosedur pengendalian atas aktivitas tersebut
d) Membuat perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang yang
dituangkan dalam anggaran (budget) dan program kerja
74
e) Menyelenggarakan rapat (meeting) secara berkala dengan seluruh
karyawan untuk mengevaluasi aktivitas bisnis dan memberikan
pembinaan (briefing) atas masalah operasional yang dihadapi karyawan
f) Merekrut karyawan baru dan memberhentikan karyawan apabila
dianggap merugikan perusahaan
g) Menentukan kebijakan mengenai upah, gaji, dan tunjangan karyawan,
serta persentase bonus karyawan atas laba perusahaan
2. Manajer Toko (Store Manager):
a) Merupakan pimpinan pelaksana operasional perusahaan yang
bertanggung jawab kepada direktur sekaligus pengambil keputusan atas
masalah yang menyangkut kegiatan operasional sehari-hari
b) Melakukan negosiasi dengan partner bisnis dan melaporkan situasi dan
kondisi perusahaan kepada direktur
c) Menetapkan prosedur-prosedur taktis operasional untuk menjamin
kelancaran aktivitas bisnis perusahaan
d) Menentukan kebutuhan persediaan barang sehari-hari dan melakukan
pemesanan barang ke pemasok apabila persediaan menipis
e) Mengoordinasikan pendistribusian produk harian dan melakukan review
penjualan yang dilakukan setiap salesman
f) Menawarkan barang kepada pelanggan (order getter) via telepon dan
melakukan negosiasi untuk penjualan grosir dalam jumlah besar
g) Menjaga hubungan baik dengan pemasok dan pelanggan
75
3. Keuangan/Akuntansi (Finance/Accounting), meliputi tugas sebagai penagih
piutang pelanggan (collection) dan bendahara (treasury). Secara umum,
bagian ini memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab sebagai berikut:
a) Bertanggung jawab kepada manajer toko
b) Mengurus masalah perpajakan perusahaan, seperti pelaporan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh)
c) Membuat laporan keuangan sederhana setiap bulan
d) Menerima uang hasil penjualan tunai dari salesman
Sebagai penagih piutang pelanggan (collection), bagian ini bertugas untuk:
a) Mengecek daftar piutang dan mem-follow up piutang yang belum dibayar
oleh pelanggan
b) Menerima pembayaran piutang dari pelanggan yang disetorkan oleh
salesman
Sebagai bendahara (treasury), bagian ini bertugas untuk:
a) Memegang kas kecil perusahaan dan membuat laporan kas opname
harian
b) Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas harian
c) Melakukan pembayaran kepada pemasok
d) Mengatur masalah perbankan, seperti penyetoran uang kas perusahaan
per harinya dan pencairan cek pelunasan piutang pelanggan
e) Membuat laporan rekonsiliasi bank atas rekening-rekening giro
perusahaan
76
4. Administrasi (Administration), meliputi tugas sebagai pencatat piutang
dagang (account receivable) dan utang dagang (account payable). Secara
umum, bagian ini memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a) Bertanggung jawab kepada manajer toko
b) Melakukan rekapitulasi penjualan harian untuk setiap salesman
c) Membuat rekapitulasi aktivitas penjualan/pembelian perusahaan dan
mencocokkan jumlah penjualan/pembelian apakah sudah sesuai catatan
persediaan barang yang dimiliki oleh bagian Gudang
d) Menangani administrasi perihal absensi karyawan
e) Membuat rekap pembayaran upah, gaji, dan tunjangan karyawan, serta
bonus atas laba perusahaan per bulannya
f) Menyimpan dokumen-dokumen transaksi (filing)
Sebagai pencatat piutang (account receivable), bagian ini bertugas untuk:
a) Mencatat piutang pelanggan yang timbul atas aktivitas penjualan
b) Menyimpan bukti piutang pelanggan, seperti nota penjualan lembar putih
yang diberikan oleh salesman atas penjualan kredit
Sebagai pencatat utang (account payable), bagian ini bertugas untuk:
a) Mencatat utang kepada pemasok yang timbul atas aktivitas pembelian
b) Menyimpan bukti utang kepada pemasok, seperti surat jalan (delivery
order) dan tagihan (invoice) dari pemasok
77
5. Penjualan (Sales):
a) Bertanggung jawab kepada manajer toko
b) Menawarkan produk langsung kepada pelanggan, baik penjualan grosir
maupun eceran
c) Mengantarkan produk yang dipesan pelanggan
d) Menagih piutang pelanggan yang jatuh tempo
e) Membuka daerah pemasaran baru untuk meningkatkan penjualan
f) Melaporkan situasi dan kondisi penjualan di lapangan
Bagian ini dibedakan menjadi retail sales dan direct sales. Secara umum,
tugas kedua jenis salesman seperti yang sudah dipaparkan diatas; yang
membedakan adalah jenis pelanggan yang dilayani. Retail sales melayani
pelanggan yang membeli produk untuk dijual kembali, seperti toko dan
warung. Sedangkan direct sales melayani pelanggan yang membeli produk
untuk konsumsi sendiri atau dapat dikatakan kalangan rumah tangga.
6. Gudang (Warehouse):
a) Bertanggung jawab kepada manajer toko
b) Menerima dan menyimpan barang yang dikirimkan oleh pemasok
c) Mengeluarkan barang yang hendak dikirimkan kepada pelanggan
d) Mencatat jumlah persediaan barang
e) Melakukan stock opname harian dan mencocokkannya dengan catatan
pembelian dan penjualan dari bagian Administrasi
f) Melaporkan kondisi stok barang yang minim kepada manajer toko untuk
dilakukan pemesanan barang kepada pemasok
78
3.1.5 Produk yang Dijual Perusahaan
PD. Betiga menjual produk yang dapat dibedakan menjadi dua kategori utama,
yaitu produk air mineral dalam kemasan (AMDK) merk Aqua Danone yang
diproduksi oleh PT. Tirta Investama dan produk liquid petroleum gas (LPG)
dalam kemasan yang diproduksi oleh PT. Pertamina. Berikut ini adalah rincian
dari kedua kategori produk tersebut:
A. Produk AMDK merk Aqua Danone, terdiri dari:
a. Kemasan 5 galon (19 liter)
b. Kemasan dalam kardus:
1) Gelas 240 ml
2) Botol 330 ml
3) Botol 600 ml
4) Botol 1500 ml
5) Botol Mizone 500 ml (rasa Guava, Lychee Lemon, Orange Lime, dan
Passion Fruit)
B. Produk liquid petroleum gas (LPG) dalam kemasan, terdiri dari:
a. Tabung 3 kg
b. Tabung 12 kg
3.1.6 Penentuan Harga Jual Produk dan Limit Kredit
3.1.6.1 Penentuan Harga Jual Produk
PD. Betiga merupakan subdistributor AMDK dan LPG yang mengikuti
kebijakan principal dalam menjual barangnya. Dari kebijakan principal ini,
manajer toko dapat menetapkan ambang batas atas dan bawah untuk penetapan
79
harga jual. Formulasi umum harga jual adalah harga beli dari pemasok, ditambah
dengan biaya overhead (seperti biaya gaji karyawan, biaya bahan bakar armada,
biaya sewa kendaraan dan biaya administrasi umum), ditambah dengan jumlah
keuntungan (profit) yang diinginkan.
Khusus untuk AMDK merk Aqua Danone, principal PT. Tirta Investama
memiliki kebijakan berupa tingkatan harga konsumen dan menjadi acuan setiap
distributor untuk menentukan harga jual yang sesuai, yakni:
1) Tingkat Wholesaler (WS)
2) Tingkat Retail Sales
3) Tingkat Direct Sales, dikenakan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Setiap tingkatan harga tersebut memiliki selisih antara seribu hingga tiga
ribu rupiah antartingkat, oleh karena itu harga jual barang yang didistribusikan
bervariasi. Variasi harga barang tersebut dikarenakan dua hal, yaitu:
• Lokasi pelanggan, atau jarak antara tempat pelanggan berada dengan
perusahaan. Jarak menentukan bahan bakar armada yang dibutuhkan dalam
mendistribusikan barang. Semakin jauh jaraknya, semakin banyak bahan
bakar yang dibutuhkan, semakin tinggi harga jualnya. Oleh karena itu, untuk
daerah-daerah distribusi diluar kota Klaten, rata-rata memperoleh harga jual
barang yang tinggi dibandingkan daerah distribusi didalam kota Klaten.
• Volume pengambilan barang dalam satu minggu atau satu bulan. Semakin
banyak volume pengambilan barang, semakin rendah harga jual yang
ditetapkan untuk pelanggan tersebut.
80
3.1.6.2 Penentuan Limit Kredit
Selain melayani penjualan tunai, perusahaan juga melayani penjualan kredit
untuk meningkatkan penjualan dan mencegah penumpukan barang berlebih di
gudang, terutama pada saat promosi. Yang dapat mengajukan kredit hanyalah
pelanggan ritel dan diwajibkan untuk melunasi utangnya dalam waktu 3 (tiga)
hari dihitung mulai hari transaksi dilakukan. Perusahaan memiliki kebijakan
bahwa pelanggan tidak boleh mengambil barang lagi secara kredit sampai utang
yang sebelumnya dilunasi.
Selain kredibilitas pelanggan harus baik, faktor utama yang menentukan
dalam pemberian utang kepada pelanggan adalah berapa nominal transaksi yang
dilakukan pelanggan tersebut dalam sebulan. Semakin banyak pelanggan tersebut
melakukan transaksi dalam sebulan, maka semakin tinggilah limit kredit yang
didapatkannya dari toko. Berikut ini adalah formula untuk penghitungan limit
kredit per pelanggan:
Limit kredit = Jumlah nominal transaksi dalam sebulan X 2
8
Angka 8 (delapan) merupakan jumlah nota maksimal pengambilan
transaksi kredit dalam sebulan. Sedangkan angka 2 (dua) merupakan jumlah nota
maksimal untuk pengambilan transaksi kredit dalam seminggu, jika setiap nota
diberikan tenggat waktu pelunasan 3 (tiga) hari dan hari Minggu merupakan hari
libur perusahaan.
Karyawan yang berwenang untuk menentukan pemberian kredit adalah
Manajer Toko dan salesman. Manajer Toko mengotorisasi pemberian kredit
dengan nominal lebih dari sama dengan Rp 1.000.000,-. Kondisi khusus lainnya
81
yang ditangani oleh Manajer Toko adalah adanya pelanggan yang meminta
perpanjangan tenggat waktu pelunasan utang menjadi lebih dari tiga hari dan
adanya pelanggan yang mengajukan pembelian kredit saat pasokan barang oleh
pemasok sedang tersendat atau persediaan barang di gudang menipis. Sedangkan
otorisasi pemberian kredit dengan nominal dibawah Rp 1.000.000,- dan diluar
kondisi khusus yang disebutkan sebelumnya dilakukan oleh salesman yang
melayani pelanggan di lapangan.
3.2 Gambaran Umum Sistem Berjalan
Seperti usaha distribusi pada umumnya, perusahaan sangat tergantung dengan
pihak pemasok dan pelanggan. Salah satu kunci kesuksesan usaha distribusi
adalah adanya pelayanan yang bermutu baik kepada pelanggan saat dilakukan
penjualan barang. PD. Betiga, didukung oleh principal PT. Tirta Investama dan
PT. Pertamina, juga mengutamakan pelayanan yang baik terhadap pelanggannya
sehingga dapat bertahan sampai saat ini.
Proses bisnis perusahaan dimulai dengan pembelian barang kepada
beberapa pemasok. Manajer toko akan membeli barang sesuai dengan keperluan
untuk memenuhi persediaan sampai beberapa hari ke depan dan disesuaikan
dengan daya tampung gudang di perusahaan. Barang yang disimpan di gudang
tersebut adalah barang yang akan dijual kepada pelanggan.
Perusahaan melayani penjualan ritel (retail) maupun eceran (direct)
dengan harga jual yang kompetitif. Penjualan ritel dilakukan dalam kuantitas
besar untuk kemudian dijual kembali sampai ke pelanggan tingkat akhir.
82
Sedangkan penjualan eceran dilakukan dalam kuantitas kecil dan merupakan
konsumsi rumah tangga.
Aktivitas penjualan tersebut, baik penjualan tunai maupun kredit, setiap
harinya dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan pesanan pelanggan
sampai penagihan piutang pelanggan. Hanya pengerjaan laporan penjualan
periodik yang menggunakan bantuan komputer, yaitu memanfaatkan aplikasi
spreadsheet untuk menghasilkan laporan-laporan sederhana oleh bagian
Keuangan/Akuntansi seperti Laporan Penerimaan/Pengeluaran Kas Bulanan dan
Laporan Penjualan Bulanan. Kedua laporan ini dihasilkan setelah semua data
dari dokumen manual diketik ke dalam komputer. Sedangkan laporan keuangan
esensial seperti Laporan Neraca per Akhir Bulan, Laporan Laba Rugi, dan
Laporan Pembagian Laba Karyawan Bulanan dikerjakan oleh pemilik sekaligus
direktur perusahaan, juga dengan memanfaatkan aplikasi spreadsheet dan
dikerjakan setelah laporan penjualan periodik dibuat oleh bagian
Keuangan/Akuntansi.
3.2.1 Rich Picture Sistem Berjalan
Rich picture yang menggambarkan aktivitas penjualan tunai dan penjualan kredit
pada PD. Betiga dapat dilihat pada gambar 3.2 dan gambar 3.3 berikut ini.
83
Gambar 3.2 Rich Picture Penjualan Tunai PD. Betiga Sumber: PD. Betiga (2009)
84
Gambar 3.3 Rich Picture Penjualan Kredit PD. Betiga
85
Sumber: PD. Betiga (2009)
85
3.2.2 Evaluasi Sistem Berjalan
Aktivitas operasional penjualan pada PD. Betiga dilakukan setiap hari Senin
hingga Sabtu. Secara resmi penjualan berlangsung pada pukul 08.00-18.00.
Namun pada prakteknya dapat berlangsung hingga pukul 20.00. Aktivitas
berakhir setelah Rekapitulasi Penjualan Harian (RPH), Kartu Stok Opname
Harian (KSOH), Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Harian (LPPKH),
serta Laporan Kas Opname Harian (LKOH) selesai dibuat dan terdapat
kesesuaian antardokumen. Kesesuaian tersebut antara lain:
• Jumlah penjualan setiap varian barang pada RPH, LPPKH dan KSOH sama,
dengan tingkat varians 0%
• Saldo kas pada LPPKH dan LKOH sama atau hampir sama, dengan tingkat
varians maksimal 0.5%
Penjualan dilakukan oleh karyawan bagian Penjualan yang bertugas di
lapangan (salesman), dibantu oleh karyawan bagian Administrasi, Gudang, dan
Keuangan/Akuntansi. Karyawan-karyawan tersebut dikoordinir oleh seorang
manajer toko yang bertanggung jawab langsung kepada direktur perusahaan.
Penjualan pada perusahaan dilakukan melalui beberapa mekanisme.
Pertama, pelanggan dapat membeli barang melalui salesman yang mendatangi
toko mereka, tanpa harus menelpon ke kantor atau salesman terlebih dahulu.
Kedua, pelanggan dapat melakukan order melalui telepon ke kantor atau
salesman kemudian barang akan diantar oleh salesman. Ketiga, pelanggan dapat
datang sendiri ke kantor kemudian mengambil barang yang hendak dibeli.
Berikut ini adalah rincian untuk mekanisme order melalui telepon:
86
a) Pelanggan ritel (retail)
Pelanggan ritel melakukan order dengan menelpon ke kantor atau menelpon
langsung salesman yang biasa mengantarkan barang ke toko mereka.
Apabila pelanggan menelpon ke kantor dan order diterima oleh staf kantor,
order akan dicatat ke papan tulis (whiteboard) yang ada di kantor sehingga
dapat dilihat oleh seluruh salesman. Order-order yang tertulis di papan tulis
dianggap sebagai Pesanan Penjualan dan akan diantarkan salesman yang
biasanya melewati daerah distribusi tertentu, tempat pelanggan yang
melakukan order tersebut. Pesanan sering hilang akibat adanya tulisan order
di whiteboard yang terhapus, kemudian beberapa kali terjadi pesanan ganda
untuk satu pelanggan akibat kurangnya koordinasi antarsalesman yang
mobile di daerah dimana terdapat pesanan pelanggan. Apabila order sudah
mendesak, Manajer Toko akan menunjuk langsung siapa salesman yang
bertugas mengantarkan barang untuk mempermudah koordinasi. Kondisi ini
dapat terjadi jika salesman yang biasanya melewati daerah distribusi tempat
pelanggan tersebut tinggal, sudah memiliki banyak order di daerah distribusi
itu. Atau bisa terjadi salesman tersebut tidak melewati daerah distribusi itu
pada hari tertentu ketika order diminta pelanggan untuk diantarkan.
b) Pelanggan eceran (direct)
Pelanggan eceran melakukan order dengan menelpon ke kantor. Order yang
diterima staf kantor langsung dicatat pada Nota Penjualan dan diberikan
kepada salesman yang bertugas mengantarkan barang kepada pelanggan
eceran. Selain menelepon, pelanggan eceran juga dapat melakukan order
87
dengan datang langsung ke kantor dan mengambil sendiri barang yang
mereka inginkan, sehingga tidak dikenakan biaya antar barang.
Salesman yang bertugas di lapangan umumnya berpasang-pasangan
dalam sebuah armada, satu bertugas mengemudikan armada (salesman-driver)
dan yang lainnya (salesman-partner) bertugas mencatat penjualan, menyimpan
bukti dan uang hasil penjualan untuk selanjutnya diserahkan kepada bagian
Keuangan/Akuntansi setiap harinya. Satu armada dapat melakukan bongkar-
muat barang dari gudang sampai 3 (tiga) kali dalam sehari atau 3 (tiga) putaran,
untuk kemudian didistribusikan di daerah-daerah yang mereka lewati sepanjang
satu hari itu. Banyaknya barang yang dimuat dalam armada tergantung dari
kapasitas armada tersebut, atau disesuaikan dengan order pelanggan via telepon
yang dicatat pada kertas daftar pesanan.
Setiap selesai 1 (satu) putaran pada daerah distribusi tertentu, salesman-
partner dari setiap armada akan melaporkan hasil penjualannya kepada karyawan
bagian Administrasi dengan menyerahkan Nota Penjualan rangkap 2 (lembar
merah) dan uang tunai hasil penjualan. Bagian Administrasi akan membuat
rincian penjualan dengan memisah-misahkan (break-down) data penjualan
barang berdasarkan jenis barang, varian barang, dan satuan harganya. Kemudian
akan mencocokkan dengan tulisan yang tertera pada Nota Penjualan lembar
merah dengan uang yang diterima, apakah total penjualan yang tertulis sudah
sesuai dengan uangnya. Lalu mengonfirmasi dengan bagian Gudang, apakah
kuantitas barang yang keluar dari gudang dan dimuat di armada, sudah sesuai
dengan Nota Penjualan yang diserahkan oleh salesman-partner. Jika jumlah uang
sudah sesuai, uang tersebut akan diserahkan kepada bagian Keuangan/Akuntansi.
88
Semua aktivitas penjualan ini dilakukan secara manual, sehingga untuk membuat
laporan-laporan harian dibutuhkan waktu tambahan sampai 2 jam dari jam
operasional resmi perusahaan. Bagian Keuangan/Akuntansi kesulitan untuk
menghitung dengan akurat data penerimaan kas hasil penjualan pada LPPKH,
meskipun LPPKH mengacu pada RPH yang dibuat bagian Administrasi dan
KSOH yang dibuat bagian Gudang. Kas yang diterima oleh bagian
Keuangan/Akuntansi tidak sama jumlahnya dengan jumlah penjualan yang
direkapitulasi oleh bagian Administrasi. Begitu pula stok opname harian yang
dilakukan bagian Gudang untuk menghitung jumlah barang yang terjual
seringkali tidak sama dengan jumlah penjualan yang dihitung oleh bagian
Administrasi berdasarkan Nota Penjualan yang diterimanya dari salesman.
Perusahaan mengutamakan penjualan tunai, namun untuk pelanggan ritel
dapat dilakukan penjualan tunai maupun kredit. Penjualan tunai artinya barang
dibayar seketika setelah barang diserahkan atau diantarkan kepada pelanggan.
Sedangkan penjualan kredit artinya barang dibayar tidak langsung saat barang
diantarkan kepada pelanggan. Penjualan kredit yang dilakukan perusahaan
memiliki kebijakan waktu utang pelanggan maksimal 3 (tiga) hari, dan pelanggan
boleh untuk mengajukan kredit lagi setelah mereka melunasi kredit yang
sebelumnya atau jumlah piutang mereka sama dengan 0 (nol). Kebijakan ini
bertujuan untuk memperkecil resiko perusahaan mengalami piutang tak tertagih
dan menjaga kestabilan arus kas (cash flow) perusahaan agar dapat digunakan
sebagai modal harian. Kebijakan kredit 3 (tiga) hari dihitung berdasarkan tenggat
waktu utang perusahaan kepada supplier selama 7 (tujuh) hari, dimana
pembayaran dilakukan dengan giro sehingga arus kas harus selalu lancar.
89
3.3 Prosedur Penjualan yang Berjalan
Prosedur umum penjualan yang berjalan di perusahaan tidak berbeda dengan
perusahaan distribusi ritel lainnya. Perusahaan menerapkan sistem antar sampai
ke tempat pelanggan untuk menjamin terdistribusinya barang ke tangan
konsumen akhir. Berikut adalah uraian prosedur penjualan yang berjalan di
perusahaan.
1. Prosedur Menerima Pesanan Penjualan
Bagian yang terlibat adalah bagian Administrasi, Penjualan, dan Manajer
Toko.
Prosedur ini berlaku untuk penjualan tunai maupun kredit. Pelanggan
dapat melakukan pesanan dengan menelepon ke telepon genggam salesman
atau telepon kantor. Untuk pelanggan ritel, pesanan kemudian dicatat di
papan tulis (whiteboard). Retail salesman akan menuliskan pesanan pada
Nota Penjualan 2 rangkap yang akan diserahkan kepada pelanggan ketika
mengantarkan barang. Sedangkan untuk pelanggan eceran, hanya pesanan
tunai dan akan ditulis oleh bagian Administrasi di Nota Penjualan 2 rangkap.
2. Prosedur Mengirimkan Barang Pesanan Pelanggan
Bagian yang terlibat adalah bagian Penjualan dan Gudang.
Prosedur ini berlaku untuk penjualan tunai maupun kredit. Bagian
Gudang akan mengeluarkan barang dari gudang sesuai jenis dan kuantitas
barang pesanan yang diberitahukan secara lisan oleh bagian Penjualan
(salesman) dan memuatnya ke armada. Bagian Gudang mencatat detil
barang yang dikeluarkan pada Buku Keluar Barang. Salesman kemudian
mengantarkan barang pesanan sampai ke tempat pelanggan. Untuk
90
pelanggan ritel barang akan diantarkan oleh retail salesman, sedangkan
untuk pelanggan eceran barang akan diantarkan oleh direct saleman.
3. Prosedur Mencatat Piutang Pelanggan
Bagian yang terlibat adalah bagian Penjualan dan Administrasi.
Prosedur ini berlaku untuk penjualan kredit. Nota Penjualan rangkap 1
(warna putih) yang ditulis oleh bagian Administrasi atau salesman,
ditandatangani oleh salesman yang memberikan kredit dan mengantarkan
barang pesanan pelanggan tersebut. Kemudian Nota Penjualan rangkap 1
diserahkan kepada bagian Administrasi untuk mencatat piutang di Buku
Piutang Pelanggan. Nota Penjualan rangkap 2 (warna merah) diserahkan
kepada pelanggan sebagai bukti transaksi dan akan diberikan kepada
salesman pada saat pelunasan tagihan untuk ditukarkan dengan Nota
Penjualan rangkap 1.
4. Prosedur Menerima Pembayaran Penjualan
Bagian yang terlibat adalah bagian Penjualan, Administrasi, dan
Keuangan/Akuntansi.
Prosedur ini berlaku untuk penjualan tunai maupun kredit. Untuk
penjualan tunai, Nota Penjualan rangkap 1 (warna putih) yang ditulis oleh
bagian Administrasi atau salesman diserahkan kepada pelanggan sebagai
bukti pembayaran telah dilunasi. Uang hasil penjualan diserahkan kepada
bagian Keuangan/Akuntansi untuk digabungkan dengan hasil penjualan
salesman lain.
Untuk penjualan kredit, bagian Administrasi akan mengecek piutang
yang jatuh tempo pada Buku Piutang Pelanggan. Lalu bagian Administrasi
91
akan memberitahukan bagian Penjualan untuk menagih pelanggan yang
utangnya jatuh tempo, dengan menyertakan Nota Penjualan rangkap 1
(warna putih) yang diarsipkan sementara oleh bagian Administrasi pada hari
transaksi terjadi. Nota Penjualan rangkap 1 tersebut akan ditukar dengan
Nota Penjualan rangkap 2 yang disimpan pelanggan, sebagai bukti piutang
telah lunas. Kemudian bagian Penjualan akan menyerahkan uang hasil
penagihan atau cek pelanggan kepada bagian Keuangan/Akuntansi dan
bagian Administrasi akan mengupdate data piutang pada Buku Piutang
Pelanggan menjadi “lunas”.
Nota Penjualan rangkap 2 (warna merah) diserahkan kepada bagian
Administrasi bersama dengan cek, bukti biaya, dan uang hasil penjualan/
penagihan. Kemudian Nota Penjualan rangkap 2 dari seluruh salesman
untuk transaksi pada hari itu diarsipkan permanen oleh bagian
Keuangan/Akuntansi. Uang hasil penjualan/penagihan akan disetorkan ke
bank oleh bagian Keuangan/Akuntansi dan Bukti Setor Bank akan
diarsipkan.
5. Prosedur Membuat Laporan Penjualan Harian dan Periodik
Bagian yang terlibat adalah bagian Administrasi, Gudang, dan
Keuangan/Akuntansi.
Bagian Administrasi membuat Rekapitulasi Penjualan Harian per jenis
produk per varian produk per harga jual; bagian Gudang mencatat jumlah
stok barang terakhir setiap harinya pada Kartu Stok Opname Harian;
sedangkan bagian Keuangan/Akuntansi membuat laporan harian seperti
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas dan Laporan Kas Opname
92
Harian. Laporan periodik yang dibuat seperti Laporan Penerimaan dan
Pengeluaran Kas Bulanan serta Laporan Penjualan Bulanan.
3.4 Fungsi Terkait dalam Sistem Berjalan
Fungsi-fungsi yang terlibat dalam sistem penjualan PD. Betiga, yaitu:
a) Bagian Penjualan
Bagian Penjualan terlibat dalam prosedur penjualan yang terdiri atas:
1. Menerima Pesanan Penjualan:
• Menerima pesanan pelanggan yang diterima melalui telepon kantor atau
telepon genggam salesman. Pesanan juga dapat diterima dari pelanggan
yang datang sendiri ke kantor untuk memesan. Pesanan penjualan untuk
pelanggan ritel kemudian ditulis di whiteboard.
• Apabila pelanggan mengajukan kredit, salesman akan mengecek limit
kredit dan status piutang sebelumnya kepada bagian Administrasi. Jika
statusnya belum lunas, salesman akan menagih piutang tersebut. Jika
sudah lunas, salesman akan menentukan persetujuan penjualan kredit.
• Untuk nominal pembelian kredit lebih dari satu juta rupiah, salesman
akan menanyakan permohonan kredit secara lisan kepada Manajer Toko.
Untuk nominal dibawah satu juta rupiah, salesman akan memutuskan
apakah permohonan kredit tersebut diterima atau ditolak.
• Mencatat pesanan penjualan pada Nota Penjualan 2 rangkap.
93
2. Mengirimkan Barang Pesanan Pelanggan:
• Memberitahukan jenis dan kuantitas barang pesanan secara lisan ke
bagian Gudang untuk dimuat di armada salesman, atau menunjukkan
Nota Penjualan yang sudah ditulis oleh salesman.
• Menghitung barang yang dimuat di armada dan mengonfirmasi kuantitas
barang yang dibawa kepada bagian Gudang
• Mengantarkan barang sampai ke tempat pelanggan
• Untuk penjualan kredit, salesman akan memberikan Nota Penjualan
rangkap 2 kepada pelanggan untuk ditukarkan dengan Nota Penjualan
rangkap 1 saat melakukan pembayaran piutang.
• Untuk penjualan tunai, salesman akan memberikan Nota Penjualan
rangkap 1 kepada pelanggan sebagai tanda pesanan lunas dibayar.
3. Mencatat Piutang Pelanggan:
• Menandatangani Nota Penjualan rangkap 1
• Memberikan Nota Penjualan rangkap 1 ke bagian Administrasi sebagai
bukti penjualan kredit dan akan dibawa saat menagih piutang pelanggan.
4. Menerima Pembayaran Penjualan:
• Untuk penjualan tunai, salesman menerima pembayaran penjualan dari
pelanggan atas barang yang telah diantarkan.
• Untuk penjualan kredit, salesman menagih piutang pelanggan yang jatuh
tempo dengan menyertakan Nota Penjualan rangkap 1. Saat menerima
pembaran piutang, salesman menukarkan Nota Penjualan rangkap 1 yang
94
dibawanya dengan Nota Penjualan rangkap 2 yang disimpan pelanggan
sebagai tanda lunas.
• Menyerahkan Nota Penjualan rangkap 2 kepada bagian
Keuangan/Akuntansi beserta uang hasil penjualan/penagihan dan cek dari
pelanggan.
• Memberikan Nota Penjualan rangkap 2, baik untuk penjualan tunai
maupun kredit, ke bagian Administrasi untuk dicocokkan dengan uang
hasil penjualan/penagihan.
• Memberikan bukti biaya kepada bagian Administrasi.
b) Bagian Administrasi
Bagian Administrasi terlibat dalam prosedur penjualan yang terdiri atas:
1. Menerima Pesanan Penjualan:
• Menerima pesanan pelanggan yang diterima melalui telepon kantor.
Pesanan juga dapat diterima dari pelanggan yang datang sendiri ke
kantor. Pesanan penjualan untuk pelanggan ritel kemudian ditulis di
whiteboard.
• Apabila pelanggan mengajukan kredit, bagian Administrasi akan
mengecek limit kredit dan status piutang pelanggan pada Buku Piutang
Pelanggan. Jika statusnya belum lunas, bagian Administrasi akan
meminta salesman untuk menagih piutang yang belum lunas. Jika sudah
lunas, bagian Administrasi akan memberikan pesanan kepada salesman
untuk ditindaklanjuti.
95
• Mencatat pesanan penjualan pada Nota Penjualan 2 rangkap, lalu
memberikannya kepada salesman yang menangani penjualan tersebut.
2. Mencatat Piutang Pelanggan:
• Mencatat piutang pelanggan di Buku Piutang Pelanggan berdasarkan
Nota Penjualan rangkap 1 yang sudah ditandatangani oleh salesman
• Mengarsipkan sementara Nota Penjualan rangkap 1 berdasarkan tanggal
terjadinya transaksi penjualan kredit.
3. Menerima Pembayaran Penjualan:
• Mengecek piutang pelanggan yang jatuh tempo pada Buku Piutang
Pelanggan
• Menerima Nota Penjualan rangkap 2 (lembar merah), bukti biaya, cek,
dan uang tunai hasil penjualan/penagihan dari salesman
• Membuat rincian penjualan per armada per jenis, varian, dan harga jual
barang per satu putaran
• Mencocokkan nominal penjualan kumulatif dari Nota Penjualan rangkap
2 dengan uang hasil penjualan/penagihan dari salesman per satu putaran
• Melihat Buku Keluar Barang dari bagian Gudang untuk mengonfirmasi
apakah kuantitas barang yang keluar dari gudang dan dimuat di armada
sudah sesuai dengan Nota Penjualan rangkap 2 yang diserahkan oleh
salesman
• Memperbaharui data piutang pelanggan pada Buku Piutang Pelanggan
jika piutang pelanggan tersebut telah dilunasi
• Menyerahkan uang hasil penjualan kepada bagian Keuangan/Akuntansi
96
4. Membuat Laporan Penjualan Harian dan Periodik:
Membuat Rekapitulasi Penjualan Harian per jenis produk, varian produk,
dan harga jual produk untuk semua armada
c) Bagian Keuangan/Akuntansi
Bagian Keuangan/Akuntansi terlibat dalam prosedur penjualan yang terdiri atas:
1. Menerima Pembayaran Penjualan:
• Menerima uang hasil penjualan/penagihan dari bagian Administrasi
• Menerima bukti biaya harian dan cek pelanggan dari bagian Administrasi
• Mencairkan cek pelunasan tagihan dari pelanggan
2. Membuat Laporan Penjualan Harian dan Periodik:
• Menerima Rekapitulasi Penjualan Harian dari bagian Administrasi,
beserta Nota Penjualan rangkap 2 untuk semua armada
• Membuat Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas berdasarkan
Rekapitulasi Penjualan Harian
• Membuat Laporan Kas Opname Harian
• Mencocokkan saldo kas pada Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas,
dengan Laporan Kas Opname Harian
• Menyetorkan uang hasil penjualan/penagihan ke bank
• Mengarsipkan Nota Penjualan rangkap 2 dan bukti-bukti biaya (seperti
karcis parkir dan nota pembelian bensin) untuk semua armada
berdasarkan tanggal
• Mengarsipkan Bukti Setor Bank berdasarkan tanggal
97
• Mengarsipkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas, Laporan Kas
Opname Harian, dan Rekapitulasi Penjualan Harian berdasarkan tanggal
• Membuat laporan periodik, yaitu Laporan Penerimaan dan Pengeluaran
Kas Bulanan serta Laporan Penjualan Bulanan
d) Bagian Gudang
Bagian Gudang terlibat dalam prosedur penjualan yang terdiri atas:
1. Mengirimkan Barang Pesanan Pelanggan:
• Mengeluarkan barang sesuai jenis dan varian produk, serta kuantitas yang
diminta salesman berdasarkan pesanan pelanggan
• Memuat barang dari gudang ke armada salesman
• Menghitung total barang yang dimuat di armada dan mencatatat
pengeluaran barang per armada ke Buku Keluar Barang
2. Membuat Laporan Penjualan Harian dan Periodik:
• Melakukan stok opname barang harian dengan mencocokkan jumlah stok
barang awal dikurangi stok barang akhir, dengan jumlah barang terjual
pada Rekapitulasi Penjualan Harian yang dibuat bagian Administrasi
• Mencatat jumlah stok akhir barang pada Kartu Stok Opname Harian
98
3.5 Dokumen Terkait dalam Sistem Berjalan
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan PD. Betiga yaitu:
a) Nota Penjualan (NP)
NP berisi jenis, varian, kuantitas, dan harga barang yang dijual. Secara
keseluruhan, NP dijadikan sebagai bukti atas aktivitas salesman dalam menjual
barang kepada pelanggan. NP terdiri dari 2 rangkap, rangkap 1 berwarna putih
dan rangkap 2 berwarna merah. Dokumen ini dibuat oleh bagian Administrasi
untuk penjualan eceran atau bagian Penjualan (retail salesman) untuk penjualan
ritel. Keduanya dapat digunakan untuk penjualan tunai maupun kredit dan
menggunakan NP yang sama bentuknya.
Untuk penjualan tunai, NP rangkap 1 yang ditulis oleh bagian
Administrasi atau salesman diserahkan kepada pelanggan sebagai bukti
pembayaran telah dilunasi dan rangkap 2 diarsipkan sementara oleh salesman,
diberikan kepada bagian Administrasi untuk dicocokkan dengan uang hasil
penjualan, kemudian diarsipkan permanen oleh bagian Keuangan/Akuntansi.
Sedangkan untuk penjualan kredit, NP rangkap 1 yang ditulis oleh bagian
Administrasi atau salesman dan ditandatangani oleh salesman yang memberikan
kredit, kemudian diserahkan kepada bagian Administrasi untuk pencatatan
piutang di Buku Piutang Pelanggan. Rangkap 2 disimpan pelanggan sebagai
bukti saat melakukan pelunasan tagihan nantinya. Ketika penagihan dilakukan,
NP rangkap 2 ditukar oleh salesman dengan rangkap 1 dan diberikan kepada
pelanggan sebagai bukti lunas. NP dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini.
99
NOTA PENJUALAN
b e t i g a Klaten, _______________________
Jl. Prenjak ‐ Kampung Baru Klaten 57414 UntukTelp. (0272) 32 90 90 Bapak/Ibu/Toko ________________Telp. (0272) 32 61 61 Jalan __________________________Telp. (0272) 3100222 Telepon _______________________
KETERANGAN QTY HARGAElpiji isi 12 KgTabung Elpiji 12 KgElpiji isi 3 KgTabung Elpiji 3 KgAqua 19 Lt/GalonJaminan Galon AquaAqua 240 mlAqua 330 mlAqua 600 mlAqua 1500 mlAqua Mizone
*Pengaduan/Pelayanan kami tidak memuaskan hubungi telp. # 0811293663
Gambar 3.4 Nota Penjualan (NP) PD. Betiga Sumber: PD. Betiga (2009)
b) Buku Keluar Barang (BKB)
BKB berisi rincian pengeluaran barang dari gudang untuk setiap armada per
harinya. BKB berfungsi sebagai bukti atas aktivitas penjualan barang harian per
armada dan per item barang yang dijual. BKB dibuat oleh bagian Gudang,
berdasarkan jenis dan kuantitas barang pesanan yang diberitahukan secara lisan
oleh bagian Penjualan (direct/retail salesman) untuk selanjutnya dimuat di
armada. BKB dapat dilihat pada gambar 3.5 dibawah ini.
BUKU KELUAR BARANG (BKK)
Tanggal Nama Armada SalesmanLPG 12kg LPG 3kg A 19lt A 240ml A 330ml A 600ml A 1500ml A Mizone
contoh:21/01/09 Box Amin & Dodo 5 10 15 20 5 5
L300‐A Hari & Anto 10 50
Item yang Dimuat
Gambar 3.5 Buku Keluar Barang (BKB) PD. Betiga Sumber: PD. Betiga (2009)
100
c) Bukti Biaya (BB)
BB berisi rincian biaya yang dikeluarkan per armada penjualan. BB berfungsi
sebagai alat pengendalian untuk aktivitas pengeluaran kas salesman. BB ini
dicatat oleh bagian Keuangan dalam LPPKH, sehingga saldo kas harian dapat
dihitung dengan akurat. BB dibuat oleh bagian Penjualan setelah penjualan
selesai setiap harinya. BB dapat dilihat pada gambar 3.6 dibawah ini.
BUKTI BIAYA
Tanggal :Armada :
Rp.
contoh:1 Bensin 100,0002 Parkir 3,000
Pos BiayaNo
Gambar 3.6 Bukti Biaya (BB) PD. Betiga Sumber: PD. Betiga (2009)
d) Kartu Stok Opname Harian (KSOH)
KSOH berisi jumlah stok barang awal dan akhir harian per jenis produk per
varian produk. KSOH berfungsi sebagai alat pengendalian untuk aktivitas
pemasukan dan pengeluaran barang dari gudang, sehingga dapat menghindarkan
perusahaan dari risiko kehilangan persediaan yang tidak terdeteksi. KSOH dibuat
oleh bagian Gudang setiap harinya setelah penjualan hari itu selesai. KSOH
dapat dilihat pada gambar 3.7 dibawah ini.
101
KARTU STOK OPNAME HARIAN
Tanggal Varian Produk Satuan Stok Awal Stok Akhir
contoh:21/01/09 LPG 12kg isi tabung 154 120
LPG 12kg kosong tabung 50 75LPG 3kg isi tabung 180 105LPG 3kg kosong tabung 108 50A 19lt isi botol 135 354A 19lt isi kosong botol 865 630A 240ml dus 400 230A 330ml dus 140 88A 600ml dus 60 150A 1500ml dus 54 147A Mizone dus 43 165
Gambar 3.7 Kartu Stok Opname Harian (KSOH) PD. Betiga Sumber: PD. Betiga (2009)
e) Buku Piutang Pelanggan (BPP)
BPP berisi jenis, kuantitas dan harga barang, serta jumlah keseluruhan piutang
per pelanggan. BPP berfungsi sebagai alat pengendalian untuk aktivitas
penjualan kredit perusahaan, sehingga dapat menghindarkan perusahaan dari
risiko piutang pelanggan yang tidak tertagih. BPP dibuat oleh bagian
Administrasi, setelah menerima Nota Penjualan rangkap 1 yang sudah
ditandatangani salesman pada hari ketika transaksi terjadi. Ketika jatuh tempo
dan piutang sudah dilunasi, piutang pelanggan tersebut akan di-update statusnya
menjadi “lunas”. BPP dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini.
BUKU PIUTANG
Tanggal Nama Pelanggan Jumlah Tabung Tabung Jaminan Isi Isi Aqua Aqua Aqua Aqua Aqua Aqua StatusLPG 12 kg LPG 3 kg Botol LPG 12 kg LPG 3 kg 19 lt 240 ml 300 ml 600 ml 1500 ml Mizone
contoh:6/12/2008 SRIYONO 484,500 5/365000 9/90000 1/29500 lunas9/12/2008 Pelunasan SRIYONO (484,500)
22/12/2008 YONA 141,500 1/74000 5/6750023/12/2008 Pelunasan YONA (141,500)
Gambar 3.8 Buku Piutang Pelanggan (BPP) PD. Betiga Sumber: PD. Betiga (2009)
102
f) Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Harian (LPPKH)
LPPKH berisi rincian penerimaan dan pengeluaran kas harian, dimana selisih
antara penerimaan dan pengeluaran kas tersebut menjadi saldo kas harian.
LPPKH berfungsi sebagai alat pengendalian untuk dicocokkan dengan saldo kas
fisik yang tercatat pada Laporan Kas Opname Harian, sehingga dapat
menghindarkan perusahaan dari risiko kehilangan akibat penggelapan kas.
LPPKH dibuat oleh bagian Keuangan/Akuntansi setiap harinya, setelah
penjualan hari itu selesai. LPPKH dapat dilihat pada gambar 3.9 dibawah ini.
103
Tanggal ……………………………….
(contoh)
Saldo Tanggal 25 September 2008 168,820
PENERIMAAN KAS
Penjualan LPG 12kg (D = 15) 1,140,000
Penjualan LPG 12kg (R = 30) 2,201,000
Penjualan LPG 3kg (D = 0) ‐
Penjualan LPG 3kg (R = 239) 3,240,000
Penjualan Aqua 19lt (D = 581) 5,822,000
Penjualan Aqua 19lt (R = 213) 2,016,500
Penjualan Tabung LPG 3kg (3) 510,000
Jaminan Botol Aqua 19lt (24) 797,000
Penjualan Aqua 240ml (500) 7,910,000
Penjualan Aqua 330ml (10) 219,000
Penjualan Aqua 600ml (215) 5,966,250
Penjualan Aqua 1500ml (175) 4,918,250
Penjualan Aqua Mizone (189) 5,068,000
Setoran Modal 20,720,000
Titipan Koperasi Karyawan 1,761,500
PENGELUARAN KAS
Pengembalian Modal 33,700,000
Biaya BBM Motor Grand 20,000
Biaya BBM L300 A & B 220,000
Isi Botol Aqua 19lt 1,080,750
Isi LPG 12kg PKP‐RI (100) 6,900,000
Isi LPG 3kg PKP‐RI (200) 2,540,000
Isi LPG 3kg Rama‐Sinta (213) 2,694,450
SPS Aqua 240ml (251) 3,703,800
Pelunasan Utang BSR 10,720,000
Tip Sopir PT. Tirta Investama 15,000
THR 2008 Sopir PT. Tirta Investama 150,000
Uang Makan Karyawan 95,000
Biaya Rumah Tangga 18,000
Potongan Penjualan 10,200
Biaya Parkir 4,000
Saldo Tanggal 26 September 2008 587,120
62,458,320 62,458,320
LAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KASPD. BETIGA
Gambar 3.9 Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Harian (LPPKH) PD. Betiga Sumber: PD. Betiga (2009)
104
g) Laporan Kas Opname Harian (LKOH)
LKOH berisi rincian saldo kas fisik per tanggal tertentu, terdiri dari jumlah
lembar uang kertas dan jumlah keping uang logam pada kas. Dokumen ini
berfungsi sebagai alat pengendalian untuk dicocokkan dengan saldo kas harian
yang tercatat pada Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Harian, sehingga
dapat menghindarkan perusahaan dari risiko kehilangan kas akibat penggelapan.
Dokumen ini dibuat oleh bagian Keuangan/Akuntansi setiap harinya, setelah
penjualan hari itu selesai. LKOH dapat dilihat pada gambar 3.10 dibawah ini.
105
per tanggal : ………………………………………
A. SALDO FISIK
1. UANG KERTAS
1.1 Pecahan 100.000 = …………….. lembar = Rp ………………………………
1.2 Pecahan 50.000 = …………….. lembar = Rp ………………………………
1.3 Pecahan 20.000 = …………….. lembar = Rp ………………………………
1.4 Pecahan 10.000 = …………….. lembar = Rp ………………………………
1.5 Pecahan 5.000 = …………….. lembar = Rp ………………………………
1.6 Pecahan 1.000 = …………….. lembar = Rp ………………………………
Sub Jumlah Bagian (1) = Rp ………………………………
2. UANG LOGAM
2.1 Pecahan 1.000 = …………….. keping = Rp ………………………………
2.2 Pecahan 500 = …………….. keping = Rp ………………………………
2.3 Pecahan 200 = …………….. keping = Rp ………………………………
2.4 Pecahan 100 = …………….. keping = Rp ………………………………
2.5 Pecahan 50 = …………….. keping = Rp ………………………………
Sub Jumlah Bagian (2) = Rp ………………………………
3. KAS BON
Tanggal Atas Nama Keterangan Jumlah
3.1
3.2
3.3
= Rp ………………………………
= Rp ………………………………
B. SALDO BUKU KAS
Saldo kas per tanggal : ………………………………… = Rp ………………………………
Selisih = Rp ………………………………
Catatan:
Selisih tersebut karena ……………………………………
Klaten, ……………………………..
Jumlah Bagian (1, 2, 3)
Sub Jumlah Bagian (3)
Manajer,
( )
Bagian Keuangan/Akuntansi,
( )
LAPORAN KAS OPNAME HARIAN
PD. BETIGA
Gambar 3.10 Laporan Kas Opname Harian (LKOH) PD. Betiga Sumber: PD. Betiga (2009)
106
h) Rekapitulasi Penjualan Harian (RPH)
RPH berisi rincian penjualan per jenis produk per varian produk per harga jual.
Dokumen ini berfungsi sebagai summary atas penjualan hari itu, didapatkan dari
Nota Penjualan rangkap 2. Dokumen ini dibuat oleh bagian Administrasi setiap
harinya, setelah penjualan hari itu selesai. RPH dapat dilihat pada gambar 3.11
dibawah ini.
107
REKAP PENJUALAN tanggal 22/01/09………………
contoh:Varian Produk Varian Harga JumlahLPG 12kg : 73,000 = 24 + 5 + 8 = 37
74,000 = 10 + 10 = 20
75,000 = 7 + 9 + 30 = 46
76,000 = 14 + 10 = 24
LPG 3kg : 12,500 = 35 + 25 + 9 + 75 = 144
12,750 = 26 + 8 = 34
13,000 = 11 + 6 + 5 = 22
13,500 = 4 + 5 + 5 = 14
A 19lt : 8,900 = 0 = 0
9,000 = 150 + 77 + 89 = 316
9,300 = 117 + 64 + 58 + 13 = 252
9,500 = 125 + 48 + 99 + 25 = 297
10,000 = 8 + 8 + 5 + 4 = 25
11,000 = 5 + 12 = 17
A 240ml : 16,000 = 0 = 0
16,100 = 40 + 68 = 108
16,300 = 20 + 33 + 15 + 30 = 98
16,500 = 14 + 14 = 28
17,000 = 3 + 7 = 10
A 330ml : 22,500 = 0 = 0
24,000 = 4 + 12 = 16
A 600ml : 28,600 = 25 + 28 + 5 = 58
28,500 = 17 + 9 + 30 = 56
28,850 = 45 + 50 = 95
29,000 = 11 + 9 = 20
30,000 = 0 = 0
A 1500ml : 28,000 = 20 + 25 + 18 = 63
28,250 = 15 + 10 + 7 = 32
28,500 = 10 + 4 + 15 = 29
29,000 = 0 = 0
A Mizone: 26,500 = 0 = 0
26,650 = 50 + 22 + 18 = 90
27,000 = 15 + 4 = 19
28,000 = 5 + 5 = 10
124
119
127
214
907
244
16
229
Gambar 3.11 Rekapitulasi Penjualan Harian (RPH) PD. Betiga Sumber: PD. Betiga (2009)
107
3.6 Flowchart Diagram Sistem Berjalan
Gambar 3.12 Flowchart Prosedur Menerima Pesanan Penjualan
107
Gambar 3.13 Flowchart Prosedur Mengirimkan Barang Pesanan Pelanggan
107
Gambar 3.14 Flowchart Prosedur Mencatat Piutang Pelanggan
108
Bagian Penjualan (salesman)
5
2Nota
Penjualan
Memberikanbukti biaya ke
bag Admin
Menerimapembayaran
penjualandari
pelanggan
Bersama uang hasilpenjualan/penagihandan cek
Menagihpiutang
penjualanyang
jatuh tempo
1Nota
Penjualan
MenukarNP rangkap 1
danganNP rangkap 2yang disimpan
pelanggan
MemberikanNP rangkap 2ke bag Admin
untuk dicocokkandengan uang hasil
penjualan/ penagihan
Menerimapembayaranpiutang daripelanggan
Ke Pelanggan
9
1
2Nota
Penjualan
Bukti Biaya
2Nota
Penjualan
Bersama NP(2) daripelanggan dan cek
10
Bagian Administrasi
Bersama uang hasilpenjualan/penagihandan cek
Mencocokkannominal penjualan
kumulatif dariNP rangkap 2
dengan uang hasilpenjualan/penagihan
satu putaran
Mencocokkankuantitas penjualan
kumulatif dariNP rangkap 2
dengan kuantitasbarang pada
BKB
Menyerahkanuang hasilpenjualan/penagihan
ke bagKeu/Akun
Membuat rincianpenjualan
per armadaper jenis, varian,dan harga jual
barang
BukuKeluarBarang
6
Mengupdatedata piutangpelanggan
lunaspada BPP
8
BukuKeluarBarang
11
D
13
Bukti Biaya
2Nota
Penjualan
Bukti Biaya
2Nota
Penjualan
BukuPiutang
Pelanggan
BukuPiutang
Pelanggan
BukuPiutang
Pelanggan
Bersama uang hasilpenjualan/penagihandan cek
10
12
Menerimauang hasilpenjualan/penagihandari bagAdmin
Bersama uang hasilpenjualan/penagihandan cek
Bukti Biaya
Mencairkancek
pelunasantagihan
14
Bagian Keuangan/Akuntansi
Mencatatpenerimaan
kas hasilpencairan cek
Bukti Biaya
CatatanPenerimaan
Kas
12
Gambar 3.15 Flowchart Prosedur Menerima Pembayaran Penjualan
109
Gambar 3.16 Prosedur Membuat Laporan Penjualan Harian dan Periodik
113
3.7 Analisis Permasalahan pada Sistem Berjalan dan Rekomendasi Perbaikan
untuk Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang Dagang, dan
Penerimaan Kas
Berikut ini adalah masalah-masalah yang ditemukan dan usulan perbaikan untuk
sistem penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas berjalan pada PD. Betiga:
1. Tidak tersedianya ringkasan (summary) informasi secara real-time dan
tidak mudahnya akses data histori yang berkaitan dengan aktivitas
penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas, sehingga memperlambat
karyawan operasional dan manajemen dalam mengambil keputusan.
Perusahaan menerapkan sistem nonkomputerisasi untuk pencatatan data
dan informasi yang berkaitan dengan aktivitas penjualan, piutang dagang, dan
penerimaan kas setiap harinya. Untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti
produk mana yang paling banyak terjual dalam satu minggu terakhir dan daerah
distribusi mana yang penjualan LPG-nya paling banyak pada bulan ini, karyawan
dan manajemen perusahaan harus membuka kembali dokumen-dokumen yang
lalu seperti Nota Penjualan atau Rekapitulasi Penjualan Harian yang telah
diarsipkan oleh bagian Keuangan/Akuntansi.
Salah satu tujuan siklus pendapatan menurut Romney dan Steinbart
(2005, p5) adalah menambah nilai kompetitif perusahaan dimata pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholders). Agar tercapai tujuan ini, manajemen harus
mengawasi dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas proses siklus pendapatan.
Hal ini membutuhkan akses yang mudah terhadap informasi yang berkaitan
dengan siklus pendapatan. Selain itu, informasi yang disajikan harus aktual,
andal, akurat, dan disesuaikan (customized) dengan kebutuhan pengguna.
114
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa terdapat kesulitan untuk
mengakses informasi yang berkaitan dengan aktivitas siklus pendapatan ini
secara real-time. Tidak sulit memang untuk bagian Keuangan/Akuntansi untuk
melihat kembali dokumen-dokumen yang telah mereka arsipkan. Namun tidak
sama halnya dengan manajemen dan karyawan bagian lain dimana mereka
memerlukan informasi dengan cepat dan sifatnya berupa ringkasan (summary).
Penyebabnya adalah tidak ditempatkannya informasi yang dibutuhkan tersebut
dalam “satu wadah” yang mudah diakses. Lamanya waktu untuk memperoleh
informasi ini dapat menyebabkan terlambatnya keputusan yang diambil, padahal
kunci dari kesuksesan usaha distribusi adalah kecepatan pelayanan kepada
pelanggan (Sopiah dan Syihabudhin, 2008, p9).
Masalah ini dapat berakibat mengurangi kinerja operasional perusahaan
dan perusahaan dapat kehilangan kepercayaan oleh pelanggan. Data penjualan
yang tidak terkomputerisasi juga meningkatkan resiko kehilangan data akibat
tidak dikembalikannya lagi dokumen ke tempat semula setelah dilihat dan tidak
terawatnya kertas-kertas dokumen yang diarsipkan. Laporan penjualan dan
laporan keuangan periodik juga terlambat dihasilkan karena data penjualan
harian harus diinput satu per satu dahulu ke dalam komputer agar dapat diolah.
Rekomendasi untuk masalah ini adalah perusahaan membuat sistem
terkomputerisasi atas aktivitas penjualan yang dilakukan, sehingga kebutuhan
akan akses yang mudah terhadap informasi penjualan dapat terpenuhi. Penerapan
aplikasi penjualan terpadu diharapkan dapat memperlancar arus informasi yang
berkaitan dengan penjualan. Selain itu dampak positif lainnya adalah
mempercepat pelayanan kepada pelanggan dan meningkatkan pengendalian
115
internal perusahaan. Aktivitas penjualan akan dicatat pada komputer, sehingga
pencarian informasi terkait penjualan tidak sesulit ketika seluruh penjualan
dicatat secara manual. Pencarian ringkasan informasi akan lebih efisien dengan
dukungan database komputer yang terpusat dan fitur customized report, misalnya
penyajian laporan penjualan yang disortir berdasarkan pelanggan, varian barang,
atau daerah distribusi. Sedangkan fitur jendela pencarian akan memudahkan
karyawan operasional dalam mencari data histori aktivitas penjualan, sehingga
data lebih cepat didapat.
2. Adanya pesanan penjualan ganda, pesanan penjualan yang hilang, dan
pesanan penjualan yang salah.
Untuk mempercepat pelayanan terhadap pelanggan, perusahaan
menerapkan prosedur penjualan yang tidak membutuhkan dokumen Pesanan
Pembelian dari pelanggan. Pelanggan cukup menelepon saja ke kantor atau
langsung ke salesman untuk memesan barang yang mereka butuhkan. Pesanan
ritel akan ditulis dulu di whiteboard untuk dapat dilihat retail salesman,
sedangkan pesanan eceran akan langsung ditangani oleh direct salesman.
Beberapa kali terjadi pesanan penjualan ganda akibat kurangnya koordinasi antar
salesman. Data pesanan penjualan juga pernah hilang akibat data yang ditulis di
whiteboard terhapus dan tidak ada back-up untuk data pesanan penjualan yang
sudah atau belum diantarkan. Pesanan penjualan yang salah, seperti barang,
jumlah, atau alamat pengiriman yang salah juga pernah terjadi akibat penerimaan
pesanan secara lisan via telepon.
116
Di dalam siklus pendapatan, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang
didesain dengan baik harus menyediakan pengendalian yang memadai untuk
memastikan tercapainya beberapa tujuan. Tujuan-tujuan yang dimaksud antara
lain semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar, semua transaksi yang
dicatat valid, dan semua transaksi dicatat dengan akurat (Romney dan Steinbart,
2005, pp30-32). Tujuan ini dapat dicapai dengan adanya pemeriksaan terhadap
validitas transaksi, termasuk pencatatan manual, sehingga menciptakan
pengendalian internal yang memadai.
Pesanan penjualan ganda, pesanan penjualan yang hilang, maupun
pesanan penjualan yang salah dapat terjadi akibat pesanan secara lisan via
telepon tidak dikonfirmasi lagi kepada pelanggan. Keterbatasan data mengenai
alamat dan nomor telepon pelanggan juga menjadi salah satu penyebab mengapa
tidak dilakukan konfirmasi ulang atas pesanan pelanggan. Penyebab lainnya
adalah perusahaan berkomitmen tinggi terhadap kepuasan pelanggan dengan
mengantarkan barang kepada pelanggan dalam waktu singkat. Namun apabila
terjadi pesanan penjualan ganda, pesanan penjualan hilang, atau pesanan
penjualan yang salah tentu akan merugikan perusahaan. Pesanan penjualan ganda
akan mengakibatkan inefisiensi dalam biaya operasional perusahaan karena akan
ada dua armada penjualan atau lebih yang mengantarkan pesanan yang sama.
Sedangkan pesanan penjualan yang hilang atau salah akan menimbulkan persepsi
negatif di mata pelanggan dan berpengaruh terhadap penjualan di masa yang
akan datang.
Rekomendasi atas masalah ini adalah perusahaan melakukan konfirmasi
untuk pesanan penjualan yang dilakukan lisan via telepon. Perusahaan juga dapat
117
menerapkan SIA yang dilengkapi dengan fitur checklist pesanan penjualan untuk
memperlancar koordinasi pengantaran barang oleh salesman, sehingga setiap
pesanan penjualan dapat ditangani oleh satu armada salesman dan tidak ada lagi
pesanan penjualan ganda. SIA dapat meminimalisir resiko kehilangan pesanan
penjualan dengan adanya fitur histori pada pesanan penjualan, baik yang sudah
atau belum diantarkan. SIA yang terpadu antarbagian perusahaan juga dapat
mendeteksi atau memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi sebelum barang
diantarkan, dengan mencocokkan antara pesanan penjualan dengan Buku Keluar
Barang pada gudang, sehingga barang maupun jumlahnya tidak salah saat
diantarkan kepada pelanggan.
3. Adanya tumpang tindih fungsi (double job-description) karyawan
operasional, sehingga memungkinkan terjadinya kecurangan (fraud).
Dalam siklus pendapatan yang berjalan di perusahaan, terdapat karyawan
bagian Keuangan yang merangkap sebagai bagian Akuntansi. Tugas bagian
Keuangan/Akuntansi ini antara lain mengarsipkan Nota Penjualan rangkap 2,
menerima uang hasil penjualan, membuat Laporan Penerimaan dan Pengeluaran
Kas, serta membuat Laporan Kas Opname Harian. Selain itu, sehari-harinya
bagian ini menyetorkan uang hasil penjualan dan penagihan ke bank, serta
mencairkan cek yang diterima dari pelanggan untuk melunasi tagihan. Selain
bagian Keuangan yang merangkap sebagai bagian Akuntansi, di bagian Gudang
juga terdapat perangkapan fungsi yang mengeluarkan barang dan fungsi yang
mencatat pengeluaran barang.
118
Perusahaan memiliki karyawan dengan tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing untuk membentuk independensi organisasi dan memperoleh
pengendalian internal yang kuat atas aktivitas perusahaan (Wilkinson et al.,
2000, p234). Pemisahan tugas dan tanggung jawab (segregation of duties)
merupakan bagian dari pengendalian umum sebagai komponen aktivitas
pengendalian. Dengan adanya pengendalian ini, perusahaan bertujuan untuk
memastikan keandalan dan integritas sistem informasi yang memroses informasi
finansial maupun nonfinansial.
Adanya fungsi ganda pada bagian Keuangan/Akuntansi dan bagian
Gudang dikarenakan perusahaan tidak mengalami kendala tertentu akibat
perangkapan fungsi ini dan efisiensi perusahaan tetap terjaga. Dengan
diterapkannya pemisahan fungsi, berarti perusahaan melakukan penambahan
sumber daya manusia dan perombakan prosedur sistem akuntansinya, sehingga
langkah perbaikan dirasakan tidak efektif untuk perusahaan distribusi yang
dituntut serba cepat dalam melayani pelanggan. Namun perangkapan fungsi
bukannya tidak menimbulkan resiko. Fungsi pencatatan dan penyimpanan yang
dijadikan satu ini dapat memperbesar celah karyawan untuk melakukan
penggelapan (lapping). Misalnya pada bagian Keuangan/Akuntansi, uang kas
hasil penjualan harian digunakan untuk keperluan pribadi, bukannya disetorkan
ke bank, sehingga jumlah yang dicatat pada Laporan Kas Opname Harian tidak
sama dengan jumlah kas fisik yang sebenarnya. Sedangkan pada bagian Gudang,
lapping dapat dilakukan dengan melakukan manipulasi jumlah stok barang yang
terjual, bekerja sama dengan salesman atau bahkan pelanggan dalam
menggelapkan persediaan barang.
119
Perusahaan direkomendasikan untuk melakukan pemisahan tanggung
jawab karyawan yang lebih jelas. Aplikasi penjualan yang didalamnya
dilengkapi dengan hak akses sangat disarankan, terutama untuk bagian
Keuangan/Akuntansi. dan bagian Gudang. Dengan diberlakukannya hak akses,
suatu bagian hanya dapat mengakses data dan informasi yang berkaitan dengan
bagian itu saja, sehingga dapat memperkecil resiko manipulasi data yang berada
diluar tanggung jawabnya. Bagian Keuangan/Akuntansi dapat dipisahkan,
dengan merekrut karyawan baru atau memaksimalkan kemampuan karyawan
yang sudah ada. Karyawan yang lama ditugaskan sebagai bagian Akuntansi saja,
dan karyawan yang baru ditunjuk akan bekerja sebagai bagian Keuangan. Atau
dapat berlaku sebaliknya. Jika perusahaan tidak ingin merekrut karyawan baru
dengan alasan efisiensi, karyawan bagian Administrasi dapat dijadikan bagian
Akuntansi karena selama ini pekerjaan yang dilakukannya memiliki keterkaitan
dengan pekerjaan yang dilakukan bagian Akuntansi pada umumnya, yaitu
membuat laporan berdasarkan bukti transaksi. Bagian Gudang dapat diperluas
menjadi bagian Penerimaan/Pengeluaran Barang dan bagian Pencatat Persediaan.
Hal ini dapat dilakukan dengan merekrut karyawan baru karena dari segi
kuantitas bagian Gudang yang ada saat ini dirasa belum memadai dalam
mendukung operasional perusahaan. Sehingga karyawan baru dapat
memaksimalkan kinerja bagian Gudang, meningkatkan pengendalian internal
atas persediaan barang, dan memperkecil resiko kecurangan karyawan.
120
4. Pencatatan penjualan kredit menggunakan Nota Penjualan yang digunakan
juga untuk mencatat penjualan tunai, serta masalah otorisasi penjualan
kredit yang terlalu mudah.
Salesman menyimpan Nota Penjualan rangkap 2 (warna merah) untuk
setiap transaksi penjualan tunai, sedangkan rangkap 1 (warna putih) diserahkan
kepada pelanggan sebagai bukti pelunasan pembayaran. Sedangkan untuk
transaksi penjualan kredit, Nota Penjualan rangkap 2 (warna merah) disimpan
pelanggan sebagai bukti transaksi dan salesman menandatangani Nota Penjualan
rangkap 1 (warna putih) yang diarsipkan sementara untuk menagih pelanggan
saat jatuh tempo. Saat dilakukan rekapitulasi penjualan harian oleh bagian
Administrasi, sering terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi penjualan tunai
maupun kredit akibat penggunaan lembaran Nota Penjualan yang berwarna sama.
Penjualan kredit juga terlalu mudah diotorisasi oleh salesman. Salesman
seringkali menyetujui permohonan penjualan kredit on the spot saat mendatangi
toko pelanggan, tanpa mempertimbangkan kredibilitas pelanggan. Salesman yang
menangani penjualan kredit cukup menandatangani Nota Penjualan lembar putih
sebagai bukti sahnya penjualan kredit.
Salah satu tahap dalam pencatatan pesanan penjualan adalah menyetujui
kredit pelanggan. Menurut Romney dan Steinbart (2005, pp11-12), penjualan
kredit harus disetujui oleh manajer penjualan sebelum diproses, dengan
memperhatikan batas kredit (saldo kredit maksimum yang diizinkan) untuk setiap
pelanggan berdasarkan histori catatan kredit pelanggan dan kemampuannya
untuk melunasi utang tepat waktu. Otorisasi khusus untuk menyetujui kredit
121
diperlukan bagi pelanggan baru, pelanggan yang pesanannya melebihi batas
kredit, atau pelanggan yang belum membayar saldo lewat jatuh tempo.
Penyebab atas timbulnya masalah ini dikarenakan tuntutan pelayanan
pelanggan yang serba cepat dan tepat, menyebabkan salesman acapkali tertukar
antara Nota Penjualan lembar merah dan putih saat melakukan penjualan kredit.
Seharusnya yang diserahkan kepada pelanggan adalah yang berwarna merah.
Tetapi kenyataannya banyak terjadi kasus di lapangan bahwa pelanggan
melakukan penjualan tunai dan penjualan kredit sekaligus dalam satu hari
transaksi, sehingga menyebabkan pencatatan penjualan dijadikan satu dan bukti
piutang yang diserahkan salesman kepada bagian Administrasi menjadi tidak
sah. Selain itu, otorisasi kredit yang dilakukan sembarangan dapat
mengakibatkan terjadinya piutang pada pelanggan yang kredibilitasnya buruk,
sehingga menyulitkan dalam penagihan dan menyebabkan lambatnya perputaran
uang kas perusahaan.
Perusahaan direkomendasikan untuk memisahkan buku Nota Penjualan
Tunai dengan Nota Penjualan Kredit, serta menerapkan prosedur otorisasi baru
untuk pemberian piutang pelanggan. Hal ini untuk menghindari lagi kesalahan
saat dilakukan rekapitulasi penjualan harian oleh bagian Administrasi, sebab
kesalahan saat rekapitulasi mengakibatkan proses siklus pendapatan menjadi
tidak efisien. Baik Nota Penjualan Tunai maupun Nota Penjualan Kredit yang
dibuat tersebut harus bernomor urut tercetak (prenumbered) agar mudah saat
diarsipkan. Untuk Nota Penjualan Kredit dapat dibuat 3 rangkap, yaitu lembar
berwarna putih, merah, dan kuning; lembar putih untuk diarsipkan sementara di
Buku Piutang, lembar merah untuk pembukuan penjualan, dan lembar kuning
122
untuk diberikan kepada pelanggan sebagai tanda terima yang akan dicocokkan
pada saat penagihan. Pembaharuan prosedur otorisasi kredit juga
direkomendasikan. Untuk permohonan kredit pelanggan tertentu, misalnya kredit
diatas satu juta rupiah, kredit tidak dapat disetujui jika belum ada otorisasi dari
Manajer Toko. Diusulkan bahwa pelanggan yang diberikan kredit adalah
pelanggan ritel yang sudah melakukan transaksi tunai minimal 3 (tiga) kali dan
tidak ada masalah dalam melunasi utangnya. Sehingga diharapkan pelanggan
yang diberikan kredit adalah pelanggan terpilih yang memiliki kredibilitas baik
dan mampu untuk membayar utangnya tepat waktu.
5. Masalah penagihan piutang pelanggan yang tidak tepat waktu oleh
salesman dan kurangnya kontrol terhadap Buku Piutang Pelanggan.
Pada transaksi penjualan kredit yang berjalan di perusahaan, Nota
Penjualan lembar merah disimpan pelanggan sebagai bukti utang, sedangkan
lembar putihnya ditandatangani dan diserahkan oleh salesman kepada bagian
Administrasi untuk diarsipkan sementara pada Buku Piutang Pelanggan. Di
lembar putih tidak dicantumkan tanggal jatuh tempo, sehingga bagian
Administrasi harus mengecek Buku Piutang setiap harinya untuk mengingatkan
salesman dalam menagih piutang. Namun seringkali bagian Administrasi lalai
untuk mengecek padahal piutang sudah jatuh tempo. Salesman yang ada di
lapangan dapat menagih pelanggan untuk melunasi utangnya, akan tetapi karena
pada hari itu bagian Administrasi tidak meminta tagihan yang sudah jatuh tempo
kepada salesman, sehingga uang hasil penagihan dapat digunakan salesman
untuk kepentingan pribadi terlebih dahulu.
123
Menagih pelanggan merupakan bagian dari aktivitas penagihan dan
piutang usaha pada siklus pendapatan (Romney dan Steinbart, 2005, pp19-27).
Penagihan membutuhkan informasi dari bagian Penjualan mengenai harga dan
syarat-syarat penjualan, serta informasi dari bagian Pengiriman mengenai jenis
barang dan jumlah yang dikirimkan. Pengendalian yang kuat terhadap
pengelolaan piutang usaha diperlukan untuk menghindari perusahaan dari
kerugian aset perusahaan dan kesalahan data piutang pelanggan.
Karena salesman tidak langsung menyerahkan uang hasil penagihan ke
bagian Keuangan/Akuntansi, ada interval waktu melebihi tenggat pelunasan
utang (batas maksimal 3 hari), padahal pelanggan sudah memenuhi
kewajibannya tepat waktu. Hal ini menimbulkan persepsi manajer toko yang
kurang baik bahwa pelanggan tersebut malas untuk melunasi kewajibannya, dan
dapat berakibat pada resiko kehilangan pelanggan. Kurangnya kontrol terhadap
Buku Piutang Pelanggan juga menyebabkan piutang tidak ditagih tepat waktu
oleh salesman. Seringkali terjadi piutang pelanggan tidak ditagih dalam interval
waktu sampai 7 hari karena piutang tersebut dilakukan oleh pelanggan lama yang
diberi kelonggaran untuk menunda pembayaran. Selain itu, adanya giro mundur
untuk dicairkan keesokan harinya menyebabkan uang tidak dapat segera diterima
perusahaan dalam bentuk kas dan dicatat sebagai piutang hari itu.
Perusahaan direkomendasikan untuk menyimpan dan memelihara data
piutang penjualan pelanggan pada sistem terkomputerisasi. Apabila perusahaan
mempertimbangkan untuk menerapkan aplikasi penjualan, maka perlu
ditambahkan fitur pengingat (reminder) jatuh tempo piutang pelanggan. Fitur ini
berguna untuk mengetahui mana saja piutang pelanggan yang jatuh tempo pada
124
hari itu atau dalam jangka waktu beberapa hari ke depan. Dengan adanya fitur
ini, salesman dapat berinisiatif untuk menagih piutang pelanggan tidak melebihi
batas waktu maksimal pembayaran piutang. Manajer Toko juga dapat
mengontrol penagihan dengan mengonfirmasi pada pelanggan apakah mereka
sudah melakukan pelunasan utang, sehingga tidak ada lagi penggelapan
(lapping) uang hasil penagihan pelanggan yang dilakukan oleh salesman di
lapangan.
6. Masalah Nota Penjualan yang tidak bernomor urut tercetak dan tindak
kecurangan (fraud) yang ditimbulkan.
Pernah ditemukan kecurangan karyawan atas masalah Nota Penjualan
yang selama ini tidak bernomor urut tercetak. Salesman menulis dua buah Nota
Penjualan untuk dua toko; toko yang satu memakai dasar harga jual yang lebih
rendah (wholesaler), sedangkan toko yang lainnya memakai harga jual yang
lebih tinggi (retail). Yang diberikan ke bagian Administrasi hanya lembar merah
untuk toko wholesaler, namun kuantitasnya ditambahkan dari kuantitas toko
retail dan transaksi pada toko retail tersebut dianggap tidak ada. Selisih antara
harga jual wholesaler dengan retail tersebut masuk ke kantong pribadi salesman.
Wilkinson et al. (2000, p 282) mengemukakan bahwa formulir bernomor
urut tercetak (prenumbered form) mutlak diperlukan dalam proses siklus
pendapatan, agar setiap aktivitas yang terlibat di dalamnya dapat dilacak dengan
mudah melalui tahapan audit umum. Formulir bernomor urut tercetak juga
membantu dalam mendeteksi kehilangan data transaksi dan memastikan bahwa
data yang diinput sudah lengkap. Sehingga data yang berhubungan dengan
125
transaksi penjualan dapat dipelihara dengan benar, mendukung aktivitas
operasional dan pengambilan keputusan, serta meningkatkan pengendalian
internal perusahaan.
Kecurangan yang pernah terjadi di perusahaan tersebut disebabkan oleh
adanya Nota Penjualan yang tidak bernomor urut tercetak, sehingga hal ini dapat
memancing dilakukannya tindak kecurangan oleh salesman di lapangan.
Kecurangan ini terjadi karena adanya kesempatan akibat minimnya pengendalian
internal perusahaan. Faktor integritas pribadi salesman juga turut andil dalam
kecurangan yang dilakukannya. Resikonya jika kecurangan tersebut terus
dibiarkan adalah perusahaan dapat kehilangan pendapatan maksimal dari hasil
penjualan barang. Penurunan pendapatan sama artinya dengan penurunan profit
perusahaan.
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan direkomendasikan untuk
melakukan pengecekan transaksi penjualan secara berkala. Pengecekan dapat
dilakukan oleh Manajer Toko dengan mengirimkan laporan pembelian bulanan
kepada pelanggan via pos dan menelpon pelanggan untuk menanyakan tingkat
kepuasan terhadap pelayanan salesman. Pengiriman laporan pembelian bulanan
memang membutuhkan biaya tetapi kecurangan salesman di lapangan dapat
terdeteksi dan aktivitas penjualan berjalan lebih efektif. Selain berguna untuk
mengetahui kebenaran transaksi dan mendeteksi kecurangan yang dilakukan
karyawan seperti kasus yang pernah terjadi, pengecekan ini dapat meningkatkan
hubungan baik yang sudah terjalin antara perusahaan dengan pelanggan.
Rekomendasi lain tentu saja dibuatkannya Nota Penjualan bernomor urut
tercetak (prenumbered form). Tujuannya adalah menghindari pembuatan
126
transaksi penjualan fiktif yang tidak dilaporkan ke perusahaan. Selain itu juga
dapat memperbaiki dokumentasi bukti transaksi penjualan dan meningkatkan
pengendalian internal perusahaan.
7. Perpanjangan waktu operasional harian perusahaan akibat lamanya waktu
yang dibutuhkan karyawan untuk membuat laporan-laporan yang
berkaitan dengan aktivitas penjualan, piutang dagang, dan penerimaan kas.
Aktivitas operasional penjualan pada PD. Betiga dilakukan setiap hari
Senin hingga Sabtu. Secara resmi aktivitas penjualan berlangsung pada pukul
08.00-18.00. Namun pada prakteknya dapat berlangsung hingga pukul 20.00.
Para salesman yang sudah masuk kembali ke kantor setelah mengantarkan
pesanan pelanggan, harus menunggu bagian Administrasi, bagian Gudang dan
bagian Keuangan/Akuntansi untuk melakukan rekapitulasi penjualan hari itu,
sampai didapatkan kesesuaian antardokumen yang dihasilkan tiap bagian.
Kesesuaian tersebut tercermin pada Rekapitulasi Penjualan Harian (RPH) yang
dibuat bagian Administrasi, Kartu Stok Opname Harian (KSOH) yang dibuat
bagian Gudang, Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Harian (LPPKH)
serta Laporan Kas Opname Harian (LKOH) yang dibuat bagian
Keuangan/Akuntansi.
Semua proses bisnis yang dilakukan pada sebuah perusahaan harus
dilakukan dalam durasi jam kerja operasional resmi. Pekerjaan yang dilakukan
oleh setiap karyawan yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan harus
diselesaikan tepat waktu setiap harinya. Hal ini menghindarkan perusahaan dari
127
kewajiban membayar kompensasi karyawan berupa biaya lembur dan proses
bisnis diharapkan berjalan dengan efisien.
Aktivitas operasional perusahaan yang berlangsung 2 (dua) jam lebih
lama dari jam kerja operasional resmi perusahaan mencerminkan bahwa prosedur
penjualan perusahaan belum berjalan efisien. Bagian Keuangan/Akuntansi
kesulitan untuk menghitung dengan akurat penerimaan kas hasil penjualan pada
LPPKH, meskipun LPPKH mengacu pada RPH yang dibuat bagian Administrasi
dan KSOH yang dibuat bagian Gudang. Data-data terkait aktivitas penjualan
belum terintegrasi, sehingga tidak sinkron satu sama lain. Akibat tidak
terintegrasinya data-data tersebut, sering terjadi kesalahan antara angka dari bukti
transaksi atau dokumen pendukung dengan laporan yang dihasilkan, sehingga
laporan-laporan harian terlambat dihasilkan dan perusahaan harus
memperpanjang jam operasional. Kehilangan Nota Penjualan valid yang belum
direkapitulasi namun kas sudah diterima ataupun sebaliknya, menyebabkan
ketidaksesuaian laporan-laporan yang dihasilkan. Akibatnya dibutuhkan waktu
yang lama untuk kembali melihat bukti transaksi atau dokumen pendukung,
dalam hal ini misalnya Nota Penjualan yang jumlahnya ratusan, kemudian
meneliti laporan yang telah dibuat masing-masing bagian.
Resiko dari perpanjangan waktu operasional harian perusahaan ini adalah
biaya lembur karyawan pada akhir bulan membengkak. Jika biaya lembur per
harinya Rp 10.000,- dan jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan ini 25
orang, maka rata-rata perusahaan harus mengeluarkan tambahan Rp 6.250.000,-
saat pembayaran gaji setiap bulannya untuk masa kerja 25 hari. Selain itu,
kesalahan dalam penulisan laporan-laporan harian dapat berdampak pada
128
ketidakakuratan informasi yang dihasilkan bagi pengambilan keputusan
manajemen.
Rekomendasi untuk mengatasi masalah ini adalah diimplementasikannya
SIA terpadu mencakup bagian-bagian yang terlibat dalam aktivitas penjualan dan
pembatasan hak akses bagian-bagian tersebut. Seluruh data aktivitas penjualan
tercatat dan terintegrasi pada komputer, terutama untuk jumlah barang yang
terjual, harga jual yang diterapkan, dan jumlah kas yang diterima, sehingga pada
akhir hari operasional penjualan seluruh data penjualan sudah sesuai satu sama
lain dan laporan secara otomatis dapat dicetak dari sistem. Dokumen-dokumen
baru seperti Berita Acara Bongkar/Muat Barang dan Bukti Kas Masuk sangat
tepat untuk diterapkan dalam SIA demi menjamin keakuratan data finansial.
Diharapakan dengan adanya SIA ini operasional harian perusahaan dapat selesai
tepat waktu dan perusahaan tidak lagi membayar biaya lembur yang besar. Laba
yang diperoleh perusahaan pun meningkat seiring menurunnya biaya operasional.