129518372 kewajiban hukum auditor

Upload: ridha-ansari

Post on 13-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 129518372 Kewajiban Hukum Auditor

    1/6

    KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR

    Oleh

    ERIEK KURNIAWAN

    A31111279

    PENGAUDITAN 1

    FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 5/23/2018 129518372 Kewajiban Hukum Auditor

    2/6

    KEWAJIBAN HUKUM DI AMERIKA

    Para profesional audit bertanggung jawab untuk memenuhi apa yang telah dinyatakan

    dalam kontrak dengan klien. Apabila auditor gagal memberikan jasa atau tidak cermat dalam

    pelaksanaannya, mereka secara hukum bertanggung jawab kepada klien atas kelalaian dan/atau

    pelanggaran kontrak, dan dalam situasi tertentu, kepada pihak selain klien mereka.

    Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, dan Risiko Audit

    Kegagalan bisnis terjadi apabila bisnis tersebut tidak mampu memenuhi harapan atau

    mengembalikan pinjaman para investor karena situasi ekonomi dan bisnis seperti adanya resesi,

    keputusan manajemen yang buruk atau persaingan yang tidak terduga dalam industri tersebut.

    Kegagalan audit terjadi apabila auditor mengeluarkan opini yang tidak benar karena gagal

    memenuhi kriteria standar audit. Risiko audit merupakan kemungkinan bahwa auditor akan

    menyimpulkan, setelah melaksanakan audit yang memadai, bahwa laporan keuangan telah

    dinyatakan secara wajar, sedangkan dalam kenyataannya mengandung salah saji yang material.

    Ketiga aspek tersebut diyakini oleh banyak profesional audit dan hukum sebagai

    penyebab utama tuntutan hukum kepada akuntan publik. Umumnya kurangnya pemahaman para

    pemakai laporan keuangan atas konsep perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit

    dan konsep kegagalan audit dan risiko audit yang memicu banyaknya tuntutan kepada akuntan

    publik.

    Konsep-Konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban

    Bidang kewajiban dalam audit dapat digolongkan menjadi:

    1. Kewajiban terhadap klien

    Kewajiban hukum bagi akuntan publik yang paling umum selama ini adalah kewajiban

    terhadap klien, karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang

    ditentukan, pelaksanaan audit yang tidal memadai, gagal menemukan kesalahan, dan

    pelanggaran kerahasiaan.

    Pembelaan yang digunakan oleh kantor akuntan publik bila terjadi tuntutan dari klien

    biasanya menggunakan satu atau kombinasi dari empat berikut ini:

    # Tidak adanya kewajiban

    # Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan tugas

  • 5/23/2018 129518372 Kewajiban Hukum Auditor

    3/6

    # Kelalaian kontribusi

    # Ketiadaan hubungan timbal balik

    2. Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut common law

    Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut common law terus berlanjut secara

    tidak pasti. Tanggung jawab tergantung pada yurisdiksi terjadinya kasus. Pihak ketiga

    meliputi pemegang saham aktual dan calon pemegang saham, pemasok, bankir dan

    kreditor lain, karyawan, serta pelanggan. Sebuah kantor akuntan publik dapat mempunyai

    kewajiban terhadap pihak ketiga jika pihak ketiga tersebut mengklaim menderita

    kerugian akibat mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkan.

    Kasus pertama yang muncul adalah kasus Ultramares Corporation kepada

    Touche. Kasus ini menghasilkan doktrin Ultramares. Doktrin ini menyatakan bahwa

    kelalaian biasa tidak cukup untuk menimbulkan kewajiban kepada pihak ketiga karena

    tidak adanyaprivity of contract antara pihak ketiga dengan auditor, kecuali pihak ketiga

    adalah penerima manfaat utama. Namun bila ada kecurangan atau kelalaian besar di

    pihak auditor, auditor dapat dapat bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara lebih

    umum.

    Perluasan doktin ini melebar sampai adanya foreseen users, yaitu anggota darigolongan pemakai terbatas yang mengandalkan laporan keuangan. Ada tiga pendekatan

    utama yang diberlakukan saat ini terkaitforeseen users, yaitu:

    Credit Alliance

    Restatement of Torts

    Forseeable Users

    3. Kewajiban sipil menurut UU sekuritas federal

    Securities Act Tahun 1933

    Securities Exchange Act Tahun 1934

  • 5/23/2018 129518372 Kewajiban Hukum Auditor

    4/6

    4. Kewajiban kriminal

    Cara keempat para akuntan publik dapat dianggap bertanggung jawab adalah

    menurut kewajiban kriminal bagi akuntan. Undang-undang yang paling mungkin

    diberlakukan adalah Uniform Securities of Act. UU federal yang lebih relevan yang

    mempengaruhi auditor adalah Securities Act dan Securities Exchange Act 1934, serta

    Federal Mail Fraud Statute dan Federal False Statement Statute. Semua peraturan itu

    menetapkan bahwa menipu orang lain, yaitu dengan sadar terlibat dalam laporan

    keuangan yang palsu merupakan tindakan kriminal.

    KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR DI INDONESIA

    Regulasi Terhadap Auditor di Indonesia

    Regulasi yang diterapkan terhadap auditor Indonesia saat ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

    Regulasi oleh Pemerintah, antara lain:

    1. Gelar Akuntan (UU Nomor 34 Tahun 1954)

    2. Penyelenggaraan Pendidikan Profesi (Kepmen Nomor 179/U/2001)

    3. Register Negara (Kepmen Nomor 331/KMK/017/1999)

    4. Pemberian Jasa (Kepmen Nomor 426/KMK.06/2002 dan Nomor

    359/KMK.06/2003)

    5.

    Undang_Undang Akuntan Publik (rancangan)6. Regulasi oleh Badan Pemerintah lainnya, seperti otoritas pasar modal, Bank

    Sentral dan lain-lain.

    Regulasi oleh Organisasi Profesi Akuntan, antara lain:

    1. Standar Akuntansi

    2. Standar Audit

    3. Kode Etik Profesi

    Dari teori etika, profesi pemeriksa (auditor) diatur dalam sebuah aturan yang disebut

    sebagai kode etik profesi akuntan. Dalam kode etik profesi akuntan ini diatur berbagai masalah,

    baik masalah prinsip yang harus melekat pada diri auditor, maupun standar teknis pemeriksaan

    yang juga diikuti oleh auditor, juga bagaimana ketiga pihak melakukan komunikasi atau

    interaksi.

  • 5/23/2018 129518372 Kewajiban Hukum Auditor

    5/6

    Dinyatakan dalam kode etik yang berkaitan dengan masalah prinsip bahwa auditor harus

    menjaga, menjunjung dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan moralitas, seperti bertanggung

    jawab (responsibility), berintegritas (integrity), bertindak secara objektif (objectivity) dan

    menjaga indenpendensinya terhadap kepentingan berbagai pihak (independence), dan hati-hati

    dalam menjalankan profesi (due care).

    Kode Etik Akuntan Indonesia pasal 1 ayat dua menyatakan bahwa setiap anggota harus

    mempertahankan integritas, objektivitas dan independensi dalam menjalankan tugasnya. Seorang

    auditor yang mempertahankan integritas, akan bertindak jujur dan tegas dalam

    mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan pribadi.

    Etika auditor yang dalam SPAP (1994) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

    disebut sebagai norma akuntan menjadi patokan resmi para auditor Indonesia dalam berpraktek.

    Norma-norma dalam SPAP tersebut yang menjadi acuan dalam penentuan tiga standar utama

    dalam pekerjaan auditor, antara lain:

    1. Auditor harus memiliki keahlian teknis, independen dalam sikap mental serta

    kemahiran professional dengan cermat dan seksama.

    2. Auditor wajib menemukan ketidakberesan, kecurangan, manipulasi dalam

    pengauditan.

    Hal yang paling ditekankan dalam SPAP adalah betapa esensialnya kepentingan publik

    yang harus dilindungi serta sifat independensi dan kejujuran seorang auditor dalam berprofesi.Namun sulit untuk menentukan fungsi dan etika pengauditan yang secara teknik dapat

    mendeteksi jika ada penyelewengan pada sistem pemerintahan baik untuk penyusunan anggaran

    maupun aktivitas keuangan lainnya. Pengawasan kepatuhan dan penilaian pelaksanaan kode etik

    serta SPAP oleh akuntan publik dilaksanakan oleh Badan Pengawas Profesi ditingkat

    Kompartemen Akuntan Publik dan Dewan Pertimbangan Profesi di tingkat IAI.

    IAI mempunyai tugas dan kewajiban terhadap anggotanya yang terlibat dalam proses

    pemeriksaan akuntan (auditing)agar tetap menjunjung tinggi profesionalisme mereka. Tuntutan

    profesionalisme bagi auditor antara lain:

    1. kan dan mengembangkan ilmu dan seni akuntansi

    2. Menjaga kepercayaan publik kepada profesi

    3. Mengadakan dan menjalankan setiap program dan kegiatan profesi yang

    bertujuan untuk meningkatkan kualitas jasa yang diberikan profesi

  • 5/23/2018 129518372 Kewajiban Hukum Auditor

    6/6

    Sebagai organisasi profesional di samping harus mampu membina anggotanya, IAI harus

    mampu mengawasi dan menindak anggotanya yang melanggar kode etik profesi. Kewajiban lain

    yang harus dipikul IAI agar dapat menjadi salah satu pillars of integrityadalah menjadi salah

    satu agen yang mempromosikan good governance. Promosi ini dilakukan pada dasarnya untuk

    menyuarakan adanya keterbukaan dan akuntabilitas dalam berbagai aktivitas masyarakat.

    Peran lain yang dapat IAI ambil untuk mendukung gerakan anti korupsi yang merupakan salah

    satu elemen gerakan untuk menciptakangood governanceadalah dengan memberikan dukungan

    teknis kepada lembaga atau gerakan anti korupsi.