123 4 5 6 7 8 9 10 11 17 18 19 omar jun jul pancasila dan...

2
~~~. Pikiran Rakyat ecUNPAD ) QC NON UNPAD ) () Senin o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu 123 17 18 19 4 5 6 7 8 9 10 11 20 21 22 23 24 25 26 12 13 14 15~16 27 28 29 0 31 OJan OPeb o Mar 0 Apr Mei 0 Jun 0 Jul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes Pancasila dan ati Diri Bangsa T ANGGAL 17Agustus 1945 adalah penanda eksistensi bangsa ini dalam format de facto dan de jure sebagai bangsa yang berdaulat di hadapan masyarakat dunia. Inilah fakta se- jarah yang tidak terbantahkan bah- wa Negara Kesatuan Republik In- donesia (NKRI) dibuat dengan se- ngaja. Bukan sebuah hadiah tanpa pengorbanan jiwa dan raga dari seluruh suku bangsa yang penuh keragaman dalam komitmen Bhin- neka Tunggal Ika. Pancasila "weltanschauung" Dari mana seharusnya kita mulai bila ingin mendiskusikan keber- adaan NKRI ini dihubungkan de- nganjati diri bangsa? Menurut sa~a mulainya dari bagaimana bangsa itu memandang bangunan dasar fil- safat negara (philosophische grond- slag) dan fungsinya sebagai suatu pandangan terhadap dunia (weltan- schauung). Indonesia memiliki fal- safah Pancasila sebagai dasar pi- jakan. Pancasila terlahir sebagai suatu historico-political gentleman agreement, yaitu kesepakatan dari orang-orang dan kelompok-kelom- pok yang saling menghonnati, meskipun disadari betul bahwa masih banyak di antara mereka yang tetap sulit dipertemukan. Ke- sepakatan itu merupakan bagian terpenting dari pembentukan jati diri bangsa. Bhinneka Tunggal Ika, meskipun berbeda tapi satu juga! Masihkan kita ada? Masihkah kita bisa merefleksi keberadaan jati diri . bangsa dari kenyataan tentang keb- hinnekaan kita sebagai sebuah bangsayangsangatbanyaksuku bangsanya? Kalau tidakjanganlah bicara tentangjati diri bangsa. Kare- na bicara (berdebat) mengenaijati diri bangsa tanpa mengaitkan de- ngan kebhinnekaan kita, adalah de- bat kusir. Untuk itu perlu dis- adarinya filsafat negara kita Pancasi- la sebagai suatu sikap hidup untuk memandang keberagaman kita. Pe- ngaruh refonnasi pun seharusnya tidak mengubah pandangan kita ter- hadap filsafat negara ini. Era refonnasi ditandai dengan terbentuknya masyarakat madani yang memiliki tiga pilar, yaitu supre- masi hukum, perlindungan hak asasi manusia (HAM) dan demokratisasi, sedangkan sebagai fondasinya adalah partisipasi masyarakat aktif dan berkelanjutan. Partisipasi dalam hal ini adalah keikutsertaan, peran serta atau turut berperan serta dalam kegiatan. Pengertian umum yang diberikan para ahli tentang partisipasi adalah setiap proses identifikasi atau men- jadi peserta suatu proses komu- nikasi atau kegiatan bersama dalam suatu situasi sosial tertentu. Dengan demikian dalam keberagam dan partisipasi masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, kekuatan apa pun yang hendak menghan- curkan kita akan sulit berbuat seme- na-mena merusakjati diri bangsa Indonesia. Tetapi, sebaliknya jika kita mau menggadaikan nilai-nilai kebhin- nekaan kita dengan alasan globali- sasi dan demokrasi yang secara samar kita kenal, hasilnya akan ni- hil. Perpecahan atau hegemoni satu kelompok saja yang akan tampil. Terjadi genosida sosial. Hal ini sa- ngat menakutkan. Mana mungkin membangun jati diri bangsa tanpa penyadaran tentang betapa kayanya kita dengan keberagaman? Perspeldifjati. diri bangsa Membentukjati diri bangsa sa- ngat berkaitan dengan bagaimana terjadinya jati diri bangsa sebagai proses dan sebagai produk yang di- hasilkan dari perjalanan suatu bangsa? Soekarno pernah berkata bahwa kita bukan bangsa tempe. Bangsa yang senang injak-injak (karena membuat tempe prosesnya untuk melepaskan kulit kedelai harus diinjak-injak dulu dalam kerangkanya dan diguyur air terus- menerus). Kata-kata Soekarno yangjenius itu lahir dari penyadaran bahwa kita bangsa yang merdeka, bangsa ym:tg punyajati diri. B~ bangsa~, yang mudah dipe~tah dan diin~ak- injak oleh bangsa lam secara sos:~, ekonomi, sosial, budaya dan politik. Bangsa yang tidak pern~ ~apat memilih apa pun untuk dirin~a ..I~~ lah bangsa yang tidak punya jati din bangsa. Kita sangat sulit untuk dapat menghindar dari proses "penci- . traan" masyarakat dunia, kare~a ki- ta tidak bisa meminta orang lam un- tuk memandang diri kita seperti apa . maunya kita. .. Bangsa lain bebas melihat kita memberi label pada kita. Apakah dikatakan sebagai bangsa terkorup, bangsa TKI, "Indon", malas, dan tidak patuh terhadap hukum? lni tergantung dari apa yang kita cer- minkan dari diri kita sendiri sebagai sebuah bangsa yang ada dan berada dalam karut-marut persoalan masa kini. Juga tergantung dari bagaimana kita menghonnati diri ki- ta sendiri. Jennan sebagai bangsa teknokrat, Jepang sebagai bangsa in- ovatif, Korea sebagai bangsa ginseng, Cina sebagai bangsa perantau yang tangguh, Amerika sebagai bangsa adikuasa, Inggris sebagai bangsa in- telektual, Prancis sebagai bangsa berkesenian tinggi, dan lain-lain. Terbentuknyajati diri bangsa merupakan interaksi dari diri kita sebagai bangsa dan pandangan bangsa-bangsa lain terhadap kebe- ragaman kita. Jadi apakah sebe- narnya unsur utama dari pemben- tukan jati diri bangsa. Menurut saya kita harus mulai dari pemahaman yang mendalam tentang Pancasila sebagai dasar filsafat negara, seba . way of life serta kesadaran akan kebhinnekaan bangsa Indonesia da memiliki kemerdekaan hukum, kedaulatan hukum atas dirinya un- tuk menentukan arah tertib huku yang di inginkannya dalam per- gaulan dunia. Bukan hanya di uca _ kan "lips service". Tetapi, satu kata dengan perbuatan. Kita punya jiwa bangsa, bukan bangsa denganjiwa- jiwa mati. Alias bangsa zombi... ..**" YesmilAnwar, dosenFakultas Hukum. Unpad Bandung. Kliping Humas Onpad 201

Upload: tranthuy

Post on 14-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

~~~. Pikiran Rakyat ecUNPAD )QC NON UNPAD )( )

• Senin o Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu123

17 18 194 5 6 7 8 9 10 1120 21 22 23 24 25 26

12 13 14 15~1627 28 29 0 31

OJan OPeb oMar 0 Apr • Mei 0Jun 0 Jul 0 Ags OSep OOkt ONov ODes

Pancasila danati Diri Bangsa

T ANGGAL 17Agustus 1945adalah penanda eksistensibangsa ini dalam format de

facto dan de jure sebagai bangsayang berdaulat di hadapanmasyarakat dunia. Inilah fakta se-jarah yang tidak terbantahkan bah-wa Negara Kesatuan Republik In-donesia (NKRI) dibuat dengan se-ngaja. Bukan sebuah hadiah tanpapengorbanan jiwa dan raga dariseluruh suku bangsa yang penuhkeragaman dalam komitmen Bhin-neka Tunggal Ika.Pancasila "weltanschauung"Dari mana seharusnya kita mulai

bila ingin mendiskusikan keber-adaan NKRI ini dihubungkan de-nganjati diri bangsa? Menurut sa~amulainya dari bagaimana bangsa itumemandang bangunan dasar fil-safat negara (philosophische grond-slag) dan fungsinya sebagai suatupandangan terhadap dunia (weltan-schauung). Indonesia memiliki fal-safah Pancasila sebagai dasar pi-jakan. Pancasila terlahir sebagaisuatu historico-political gentlemanagreement, yaitu kesepakatan dariorang-orang dan kelompok-kelom-pok yang saling menghonnati,meskipun disadari betul bahwamasih banyak di antara merekayang tetap sulit dipertemukan. Ke-sepakatan itu merupakan bagianterpenting dari pembentukan jatidiri bangsa. Bhinneka Tunggal Ika,meskipun berbeda tapi satu juga!Masihkan kita ada? Masihkah kita

bisa merefleksi keberadaan jati diri .bangsa dari kenyataan tentang keb-hinnekaan kita sebagai sebuahbangsayangsangatbanyaksukubangsanya? Kalau tidakjanganlahbicara tentangjati diri bangsa. Kare-na bicara (berdebat) mengenaijatidiri bangsa tanpa mengaitkan de-ngan kebhinnekaan kita, adalah de-bat kusir. Untuk itu perlu dis-adarinya filsafat negara kita Pancasi-la sebagai suatu sikap hidup untukmemandang keberagaman kita. Pe-ngaruh refonnasi pun seharusnyatidak mengubah pandangan kita ter-hadap filsafat negara ini.Era refonnasi ditandai dengan

terbentuknya masyarakat madaniyang memiliki tiga pilar, yaitu supre-masi hukum, perlindungan hakasasi manusia (HAM) dan

demokratisasi, sedangkan sebagaifondasinya adalah partisipasimasyarakat aktif dan berkelanjutan.Partisipasi dalam hal ini adalahkeikutsertaan, peran serta atau turutberperan serta dalam kegiatan.Pengertian umum yang diberikan

para ahli tentang partisipasi adalahsetiap proses identifikasi atau men-jadi peserta suatu proses komu-nikasi atau kegiatan bersama dalamsuatu situasi sosial tertentu. Dengandemikian dalam keberagam danpartisipasi masyarakat dalamberbangsa dan bernegara, kekuatanapa pun yang hendak menghan-curkan kita akan sulit berbuat seme-na-mena merusakjati diri bangsaIndonesia.Tetapi, sebaliknya jika kita mau

menggadaikan nilai-nilai kebhin-

nekaan kita dengan alasan globali-sasi dan demokrasi yang secarasamar kita kenal, hasilnya akan ni-hil. Perpecahan atau hegemoni satukelompok saja yang akan tampil.Terjadi genosida sosial. Hal ini sa-ngat menakutkan. Mana mungkinmembangun jati diri bangsa tanpapenyadaran tentang betapa kayanyakita dengan keberagaman?Perspeldifjati. diri bangsaMembentukjati diri bangsa sa-

ngat berkaitan dengan bagaimanaterjadinya jati diri bangsa sebagaiproses dan sebagai produk yang di-hasilkan dari perjalanan suatubangsa? Soekarno pernah berkatabahwa kita bukan bangsa tempe.Bangsa yang senang injak-injak(karena membuat tempe prosesnyauntuk melepaskan kulit kedelai

harus diinjak-injak dulu dalamkerangkanya dan diguyur air terus-menerus).Kata-kata Soekarno yangjenius

itu lahir dari penyadaran bahwa kitabangsa yang merdeka, bangsa ym:tgpunyajati diri. B~ bangsa~,yang mudah dipe~tah dan diin~ak-injak oleh bangsa lam secara sos:~,ekonomi, sosial, budaya dan politik.

Bangsa yang tidak pern~ ~apatmemilih apa pun untuk dirin~a ..I~~lah bangsa yang tidak punya jati dinbangsa.Kita sangat sulit untuk dapat

menghindar dari proses "penci- .traan" masyarakat dunia, kare~a ki-ta tidak bisa meminta orang lam un-tuk memandang diri kita seperti apa .maunya kita. ..Bangsa lain bebas melihat kita

memberi label pada kita. Apakahdikatakan sebagai bangsa terkorup,bangsa TKI, "Indon", malas, dantidak patuh terhadap hukum? lnitergantung dari apa yang kita cer-minkan dari diri kita sendiri sebagaisebuah bangsa yang ada dan beradadalam karut-marut persoalan masakini. Juga tergantung daribagaimana kita menghonnati diri ki-ta sendiri. Jennan sebagai bangsateknokrat, Jepang sebagai bangsa in-ovatif, Korea sebagai bangsa ginseng,Cina sebagai bangsa perantau yangtangguh, Amerika sebagai bangsaadikuasa, Inggris sebagai bangsa in-telektual, Prancis sebagai bangsaberkesenian tinggi, dan lain-lain.Terbentuknyajati diri bangsa

merupakan interaksi dari diri kitasebagai bangsa dan pandangan

bangsa-bangsa lain terhadap kebe-ragaman kita. Jadi apakah sebe-narnya unsur utama dari pemben-tukan jati diri bangsa. Menurut sayakita harus mulai dari pemahamanyang mendalam tentang Pancasilasebagai dasar filsafat negara, seba .way of life serta kesadaran akankebhinnekaan bangsa Indonesia damemiliki kemerdekaan hukum,kedaulatan hukum atas dirinya un-tuk menentukan arah tertib hukuyang di inginkannya dalam per-gaulan dunia. Bukan hanya di uca _kan "lips service". Tetapi, satu katadengan perbuatan. Kita punya jiwabangsa, bukan bangsa denganjiwa-jiwa mati. Alias bangsa zombi... ..**"

YesmilAnwar, dosenFakultasHukum. Unpad Bandung.

Kliping Humas Onpad 201

PRASETYO UTOMO/ANTARA

PERTEMUAN pimpinan lembaga negara yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (24/5). Pertemuan tersebut mengangkat tema "Me-mantapkan Posisi dan Peran Masing-Masing Lembaga Negara Dalam Upaya Penguatan Pancasila Sebagai Dasar Ideologi Neqara". *.;