120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

19
TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN STUDI KASUS : PENGERTIAN PENDIDIKAN, PEMAHAMAN PSEUDO-EDUCATION DALAM SEHARI-HARI DAN PENDIDIKAN DALAM SEBUAH SISTEM KEILMUAN “MAKALAH” UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengantar Pendidikan Yang dibina oleh Bapak Sya’ad Patmanthara Oleh: Alfani Fajar Maulana (120534400674) S1 PTE/D UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO September 2012

Upload: abdur-rohim

Post on 20-Jul-2015

72 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN

STUDI KASUS : PENGERTIAN PENDIDIKAN, PEMAHAMAN

PSEUDO-EDUCATION DALAM SEHARI-HARI DAN

PENDIDIKAN DALAM SEBUAH SISTEM KEILMUAN

“MAKALAH”UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Pengantar Pendidikan

Yang dibina oleh Bapak Sya’ad Patmanthara

Oleh:

Alfani Fajar Maulana

(120534400674)

S1 PTE/D

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

September 2012

Page 2: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

i

KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat Allah S.W.T, yang telah memberikan rahmat serta

hidayah-Nya Sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Pengantar Pendidikan.

Khususnya tentang pembahasan “Pengertian pendidikan, Pemahaman pseudo-education

dalam sehari-hari dan Pendidikan dalam sebuah sistem keilmuan”

Tujuan penulisan Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata

pelajaran Pengantar Pendidikan dengan Dosen pembimbing Bapak Sya’ad Patmanthara

selaku guru bidang study, suatu harapan bagi saya sebagai pihak penyusun, semoga apa

yang saya peroleh dan saya uraikan dalam Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan

juga para pembaca. serta memperdalam wawasan bagi kita semua.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sya’ad Patmanthara selaku

Dosen Pengantar Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Tidak lupa saya

mengucapkan terima kasih kepada sumber-sumber makalah ini.

Dalam penyusunan Makalah ini saya masih terdapat banyak kekurangan dan jauh

dari kata sempurna, oleh karena itu saya membuka diri untuk menerima kritik dan saran

yang membangun

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Terima kasih atas

perhatiannya dan jika ada kesalahan kata maupun tulisan saya mohon maaf.

Malang, 5 September 2012

Penyusun

Page 3: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Permasalahan ...................................................................................... 1

1.3. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendidikan ........................................................................ 2

2.2. Pseudo-Education Dalam Sehari-Hari

2.2.1 Memahami Dimensi Manusia Dan Potensinya .................... 2

2.2.2 Gejala Gejala Pendidikan Dari Berbagai Segi Kehidupan . 4

2.2.3 Pendidikan Dan Pengembangan Jati Diri Manusia ............. 5

2.2.4 Manusia Zoon Politican dan Homo Educable .................... 6

2.2.5 Outcome Pendidikan Dan Insan Paripurna ......................... 6

2.3 Pendidikan dalam sebuah sistem keilmuan

2.3.1 Pengertian pendidikan, ta'lim,ta'dib dan tarbiyah .................. 6

2.3.2 Pendidikan sebagai disiplin ilmu pendidikan ........................ 8

2.3.3 Tujuan ilmu pendidikan ......................................................... 9

2.3.4 Orientasi ilmu pendidikan...................................................... 9

2.3.5 Ruang lingkup ilmu pendidikan............................................. 9

2.3.6 Urgensitas ilmu pendidikan untuk profesionalisme guru ..... 10

2.3.7 Urgensitas ilmu pendidikan untuk kemajuan masyarakat .... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 11

3.2 Saran ............................................................................................................. 11

DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................... 12

Page 4: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

1

BAB I

PENDAHLUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat komplek,

karena pendidikan sarananya adalah manusia. Tiada batasan yang cukup

lengkap untuk menjelaskan tentang arti dari pendidikan. Ini semua

disebabkan karena sifat dari pendidikan itu sendiri yang sanagt komplek. Para

ahli membuat batasan-batasan tentang pendidikan yang beraneka ragam, isi

dan kandunganya pun berbeda antar satu dengan yang lain. Kemungkinan

besar ini semua disebabkan karena orientasinya, konsep dasar yang

digunakan, ospek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang

melandasinya.

1.2. Rumusan Masalah

Wawasan tentang Pengertian Pendidikan, Pseudo Education dalam

kehidupan sehari-hari serta Pendidikan dalam Sistem Keilmuan belum

sepenuhnya dimerti oleh beberapa orang. Dengan demikian perlu untuk

penanaman dari sejak dini, supaya dalam pelaksanaannya peserta didik

mengerti terlebih dahulu aspek-aspek pendidikan yang akan dilakuakan.

1.3. Tujuan Pembahasan

Pembaca dapat mengerti Pengertian Pendidikan, Pseudo Education

dalam kehidupan sehari-hari serta Pendidikan dalam Sistem Keilmuan yang

mana pendidikan tersebut bisa bermanfaat untuk dimengerti sejak dini, serta

pendidikan tersebut dapat berperan dalam pengembangan potensi pada

peserta didik. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan seseorang yang

berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas serta jauh

kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

beradaptasi secara tepat dan cepat didalam berbagai lingkungan. Karena

pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala

aspek kehidupan.

Page 5: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENDIDIKAN

Istilah Pendidikan jika dijabarkan mempunyai pengertian yang cukup

beragam, berikut adalah berbagai penjabaran tentang Pengertian Pendidikan.

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional

Indonesia) adalah:

“Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi

pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak

selaras dengan alam dan masyarakatnya”.

Pendidikan menurut John Stuart Mill (filosof Inggris) adalah:

“Pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang

untuk dirinya atau yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan

mendekatkan dia kepada tingkat kesempurnaan”.

Pendidikan menurut H. Horne adalah:

“Proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi

bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang

bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar

intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia”.

Pendidikan menurut John Dewey adalah:

“Suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan

terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang

muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk

menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan

perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia

hidup”.

Pendidikan menurut Edgar Dalle adalah:

“Usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan

pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang

Page 6: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

3

berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk

mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam

berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang”.

Pendidikan menurut Thompson mengungkapkan adalah:

“Pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan

perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan

sifatnya”.

Pendidikan menurut M.J. Longeveled adalah:

“Usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada

anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu

anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri”.

Pendidikan menurut Prof. Richey dalam bukunya ‘Planning for teaching,

an Introduction to Education’ adalah:

“Berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan

kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang

baru (generasi baru) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di

dalam masyarakat”.

Pendidikan menurut Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang

hidup tahun 106 H- 143 H, pengarang Kitab Kalilah dan Daminah) adalah:

“Yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan

menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang

lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan

santaan akal dan rohani”.

Pendidikan menurut Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-

346 M) adalah:

“Membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal

dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesemurnaan”.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, tentang Pengertian Pendidikan,

yang berasal dari kata "didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me"

sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan.

Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan

dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

Page 7: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

4

Kamus oxford bahkan memiliki definisi pendidikan sebagai berikut;

1. Pengertian pendidikan adalah suatu proses pelatihan dan pengajaran,

terutama anak-anak dan remaja di sekolah, perguruan tinggi, dll, yang

dirancang untuk memberikan pengetahuan dan mengembangkan

keterampilan.

2. Pengertian pendidikan adalah bidang studi yang berhubungan dengan cara

mengajar.

3. Pengertian pendidikan adalah proses mengajar seseorang tentang sesuatu

atau bagaimana melakukan sesuatu.

Dari beberapa Pengertian Pendidikan diatas dapat disimpulkan mengenai

Pendidikan, bahwa Pendidikan merupakan Bimbingan atau pertolongan yang

diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai

kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas

hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

2.2 PSEUDO-EDUCATION DALAM SEHARI-HARI

A. Memahami Dimensi Manusia dan Potensinya

Dimensi-dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunikan dan

Dinamikanya

1. Dimensi Keindividualan

Lysen mengartikan individu sebagai orang seorang, sesuatu yang

merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide).

Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi. (Lysen, individu dan

masyarakat). Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai

potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain, atau menjadi (seperti)

dirinya sendiri. Tidak ada diri individu yang identik di muka bumi.

Demikian kata M.J. Langeveld (seorang pakar pendidikan yang tersohor

di Negeri Belanda) yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki

individualitas. Bahkan dua anak kembar yang berasal satu telur pun, yang

lazim dikatakan seperti pinang dibelah dua, serupa dan sulit dibedakan

satu dari yang lain, hanya serupa tetapi tidak sama, apalagi identik. Hal

Page 8: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

5

ini berlaku baik pada sifat-sifat fisiknya maupun hidup kejiwaannya

(kerohaniannya). Dikatakan bahwa setiap individu bersifat unik (tidak

ada tara dan bandingannya). Karena adanya individualitas itu setiap

orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat,

dan daya tahan yang berbeda.

2. Dimensi Kesosialan

Setiap bayi lahir dikaruniai potensi sosialitas (MJ. Langeveld 54)

pernyataan tersebut diartikan bahwa setiap untuk bergaul. Artinya, setiap

orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya daidalamnya

terkandung unsur saling memberi dan menerima, dipandang sebagai

kunci sukses pergaulan. Adanya dorongan untuk meerima dan memberi

itu sudah menggejalah mulai masa bayi.

Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas

pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul,

setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.

Imannual Khan seorang filosofi tersohor bangsa Jerman

menyatakan bahwa manusia hanya menjadi manusia jika berada diantara

manusia. Seseorang dapat mengembangkan kegemerannya, sikapnya,

cita-citanya didalam interaksi dengan sesamanya, seseorang

berkesempatan untuk belajar dari orang lain, mengidentifikasi sifat-sifat

yang dikagumi dari orang lain itu untuk dimilikinya, serta menolak sifat-

sifat tidak disukainya.

Hanya dalam berinteraksi dengan sesamanya, dalam saling

menerima dan memberi seseorang menyadari dan menghayati

kemanusiaannya. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa anak manusia

tidak akan menjadi manusia bila tidak berada diantara manusia.

3. Dimensi Kesusilaan

Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang

lebih tinggi. Akan tetapi, didalam kehidupan bermasyarakat orang tidak

cukup hanya berbuat yang pantas jika didalam yang pantas atau sopan itu

misalnya terkandung kejahatan terselubung. Karena itu maka pengertian

susila berkembang sehingga memiliki perluasan arti menjadi kebaikan

Page 9: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

6

yang lebih. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah

yang mempunyai konotasi berbeda yaitu etiket (persoalan kepantasan dan

kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan). Orang yang berbuat jahat

berarti melanggar hak orang lain dan dikatakan tidak beretika atau tidak

bermoral. Sedangkan tidak sopan diartikan sebagai tidak beretiket. Jika

etika dilanggar ada orang lain yang merasa dirugikan, sedangkan

pelanggaran etiket hanya mengakibatkan ketidak senangangan orang lain.

Pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil

keputusan susila, serta melaksanakannya sehingga dikatakan manusia itu

adalah makhluk susila. Drijarkara mengartikan manusia susila sebagai

manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-

nilai tersebut dalam perbuatan. Nilai-nilai merupakan sesuatu yang

dijunjung tinggi oleh manusia karena mengandung makna kebaikan,

keluhuran, kemuliaan dan sebagainya, sehingga dapat diyakini dan

dijadikan pedoman dalam hidup. Dilihat asal dari mana nilai-nilai itu

diproduk dibedakan atas tiga macam, yaitu nilai otonom yang bersifat

individual (kebaikan menurut pendapat seseorang), nilai heteronom yang

bersifat kolektif (kebaikan menurut kelompok), dan nilai keagamaan

yaitu nilai yang berasal dari Tuhan).

4. Dimensi Keberagamaan

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religious. Sejak dahulu

kala, sebelum manusia mengenal agama mereka telah percaya bahwa

diluar alam yang dapat dijangkau dengan perantaraan alat indranya.

Diyakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam

semesta ini. Untuk dapat berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada

kekuatan tersebut diciptakanlah mitos-mitos. Misalnya untuk meminta

sesuatu dari kekuatan-kekuatan tersebut, dilakukan bermacam-macam

upacara menyediakan sesajen-sesajen dan lain-lain.

Kemudian setelah ada agama maka manusia mulai menganutnya.

Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah

makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia

memerlukan agama demi keselamatan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa

Page 10: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

7

agama menjadi sandaran vertical manusia. Manusia dapat menghayati

agama melalui proses pendidikan agama.

B. Gejala-gejala Pendidikan dari berbagai segi kehidupan

Beberapa Gejala-gejala Pendidikan yang saat ini timbul di masyarakat

antara lain:

1. Tidak seimbangnya antara output pendidikan dengan spesifikasi tenaga

kerja yang dibutuhkan saat ini. Sehingga output pendidikan tidak dapat

mendapatkan pekerjaan sesuai dengan pendidikan yang telah

ditekuninya.

2. Kesenjangan pendidikan antara yang ada di kota dan di desa serta

pendidikan bagi yang kaya dan miskin. Yang mengakibatkan tidak

meratanya pendidikan yang ada di Indonesia saat ini. Meliputi dari segi

fasilitas, alat-alat pendukung belajar, dan pendidik itu sendiri.

3. Pada kehidupan di masyarakat pendidikan sering di jadikan sarana

sertifikasi sosial. Yang mengakibatkan seseorang akan dipandang tinggi

derajatnya di masyarakat apabila mempunyai sederet gelar di depan

maupun di belakang namanya.

4. System pendidikan saat ini seperti hanya mentransfer ilmu pada peserta

didik, sehingga peserta didik tidak dapat menerapkan ilmu yang

didapatnya dikehidupan bermasyrakat. Hal ini dikarenakan peserta didik

hanya menelan bulat-bulat apa materi yang diberikan oleh pendidik dan

tidak bisa menerapkan apalagi berinovasi dari ilmu yang didapatnya.

C. Pendidikan Dan Pengembagan Jati Diri Manusia

Pendidikan merupakan suatu jalan untuk menemukan, meningkatkan,

memperbaikai jati diri manusia. Dengan berpendidikan seseorang semakin

berpengalaman dan mengetahui apa yang ada pada dirinya.

Memahami arti penting dalam jati diri, diperlukan kekuatan pikiran

untuk mengunggah meningkatkan modal kedewasaan berpikir, dengan

begitu ada keyakian pada diri untuk melakuakan perubahan dalam proses

Page 11: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

8

pola pikir manusia, karena menyakini bahwa kehidupan ini terdiri dari apa

yang dipikirkan oleh manusia sepanajang harinya.

Oleh karena itu, perlu meningkatkan kedewasaan berpikir. Dengan

membanyangkan bahwa hari ini berada ke mana kiranya membawa dirinya.

Jadi dengan modal kedewasaan berpikir berati kemampuan meraih puncak

itu berpikir lain dibandingkan yang lain, sehingga memberi daya dorong

untuk melakukan perubahan cara berpikir, maka bayangkan semua yang

benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap, itulah

semuanya yang kita sebut dengan kebajikan, yang harus manusia pikirkan

semuanya. Dengan demikian ubahlah cara bepikir dan ubahlah kehidupan.

D. Manusia Zoon Politican dan Homo educable

Aristoteles menyatakan dalam ajarannya, bahwa manusia adalah Zoon

Politicon, artinya pada dasarnya manusia adalah makluk yang ingin

selalu bergaul dan berkumpul dengan manusia, jadi makhluk

bermasyarakat. Dari sifat suka bergaul dan bermayarakat itulah manusia

dikenal dengan makluk sosial.

Langeveld pernah mengatakan bahwa “manusia bisa menjadi lantaran

pendidikan, manusia adalah produk pendidikan”. Sebab manusia adalah

Homo Educable (makhluk yang bisa dididik). Jadi manusia itu hidup

karena pendidikan.

Dari devinisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia tidak bisa

sendiri dan selalu berinteraksi dengan satu samalain atau lingkunganya.

E. Outcome Pendidikan Insan Paripurna

Insan Paripurna adalah seorang individu yang mampu secara

proporsional menghimpun di dalam dirinya tiga potensi manusia yang

paling utama dan mendasar. Yaitu: orang yang kuat kadar keimanan dan

kepercayaanya, yang tinggi sikap kepasrahan dan ketundukanya, serta yang

elok perilaku kebajikan keluhuran akhlaknya.

Page 12: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

9

2.3 PENDIDIKAN DALAM SEBUAH SISTEM KEILMUAN

A. Pengertian PendidikanTa’lim, Ta’dib, dan Tarbiyah

1. Ta’lim

Secara bahasa berarti pengajaran (masdar dari ‘alama-yu’alimu-

ta’liman), secara istilah berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau

penyampian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan. Menurut Abdul

Fattah Jalal, ta’lim merupakan proses pemberian pengatahuan,

pemahaman, pengertian, tanggung jawab, sehingga diri manusia itu

menjadi suci atau bersih dari segala kotoran sehingga siap menerima

hikmah dan mampu mempelajari hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya (

ketrampilan). Mengacu pada definisi ini, ta’lim, berarti adalah usaha

terus menerus manusia sejak lahir hingga mati untuk menuju dari posisi

‘tidak tahu’ ke posisi ‘tahu’ seperti yang digambarkan dalam surat An

Nahl ayat 78, “dan Allah mengeluarkan dari perut ibumu dalam keadaan

tidak mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”.

2. Ta’dib

Merupakan bentuk masdar dari kata addaba-yuaddibu-ta’diban,

yang berarti mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah ta’dib

diartikan sebagai proses mendidik yang di fokuskan kepada pembinaan

dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar.

Menurut Sayed Muhammad An-Nuquib Al-Attas, kata ta’dib adalah

pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan

kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu

dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke

arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam

tatanan wujud keberadaan-Nya. Definisi ini, ta’dib mencakup unsur-

unsur pengetahuan (ilmu), pengajaran (ta’lim), pengasuhan (tarbiyah).

Oleh sebab itu menurut Sayed An-Nuquib Al Attas, tidak perlu mengacu

pada konsep pendidikan dalam Islam sebagai tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib

sekaligus. Karena ta’dib adalah istilah yang paling tepat dan cermat

untuk menunjukkan dalam arti Islam.

Page 13: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

10

3. Tarbiyah

Tarbiyah berasal dari bahasa Arab yang berarti pendidikan,

sedangkan orang yang mendidik dinamakan Murobi. Secara umum,

tarbiyah dapat dikembalikan kepada 3 kata kerja yg berbeda, yakni:

a. Rabaa-yarbuu yg bermakna namaa-yanmuu, artinya berkembang.

b. Rabiya-yarbaa yg bermakna nasya-a, tara’ra-a, artinya tumbuh.

c. Rabba-yarubbu yg bermakna aslahahu, tawallaa amrahu, sasa-ahuu,

wa qaama ‘alaihi, wa ra’aahu, yang artinya masing memperbaiki,

mengurus, memimpin, menjaga dan memeliharanya (atau

mendidik).

Tarbiyah merupakan bentuk masdar dari kata robba-yurabbi-

tarbiyyatan, yang berarti pendidikan. Sedangkan menurut istilah

merupakan tindakan mangasuh, mendididk dan memelihara.

Muhammad Jamaludi al- Qosimi memberikan pengertian bahwa tarbiyah

merupakan proses penyampian sesuatu batas kesempurnaan yang

dilakukan secara setahap demi setahap. Sedangkan Al-Asfahani

mengartikan tarbiyah sebagai proses menumbuhkan sesuatu secara

setahap dan dilakukan sesuai pada batas kemampuan.

Makna tarbiyah adalah sebagai berikut:

a. proses pengembangan dan bimbingan, meliputi jasad, akal, dan

jiwa, yang dilakukan secara berkelanjutan, dengan tujuan akhir si

anak didik tumbuh dewasa dan hidup mandiri di tengah

masyarakat.

b. kegiatan yg disertai dengan penuh kasih sayang, kelembutan hati,

perhatian, bijak, dan menyenangkan (tidak membosankan).

c. menyempurnakan fitrah kemanusiaan, memberi kesenangan dan

kemuliaan tanpa batas sesuai syariat Allah SWT.

d. proses yg dilakukan dengan pengaturan yg bijak dan dilaksanakan

secara bertahap dari yg mudah kepada yg sulit.

e. mendidik anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan metode

yg mudah diterima sehingga ia dapat mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 14: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

11

f. kegiatan yg mencakup pengembangan, pemeliharaan, penjagaan,

pengurusan, penyampaian ilmu, pemberian petunjuk, bimbingan,

penyempurnaan, dan perasaan memiliki terhadap anak.

g. Tarbiyah terdiri atas (1) Tarbiyah Khalqiyyat, yakni pembinaan dan

pengembangan jasad, akal, jiwa, potensi, perasaan dengan berbagai

petunjuk, dan (2) tarbiyah diiniyyat tahdzibiyyat, pembinaan jiwa

dengan wahyu untuk kesempurnaan akal dan kesucian jiwa

menurut pandangan Allah SWT.

Menurut pengertian di atas, tarbiyah diperuntukkan khusus bagi

manusia yang mempunyai potensi rohani, sedangkan pengertian tarbiyah

yang dikaitkan dengan alam raya mempunyai arti pemeliharaan dan

memenuhi segala yang dibutuhkan serta menjaga sebab-sebab

eksistensinya.

Analisis perbandingan antara konsep ta’lim’, ta’dib dan tarbiyah

Istilah ta’lim’, ta’dib dan tarbiyah dapatlah diambil suatu analisa. Jika

ditinjau dari segi penekanannya terdapat titik perbedaan antara satu

dengan lainnya, namun apabila dilihat dari unsur kandungannya, terdapat

keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal

memelihara dan mendidik anak.

Dalam ta’lim, titik tekannya adalah penyampain ilmu pengetahuan

yang benar, pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman

amanah kepada anak. Oleh karena itu ta’lim di sini mencakup aspek-

aspek pengetahuan dan ketrampilan yang di butuhkan seseorang dalam

hidupnya dan pedoman perilaku yang baik.

Sedangkan pada tarbiyah, titik tekannya difokuskan pada

bimbingan anak supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh

kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. Yaitu

pengembangan ilmu dalam diri manusia dan pemupukan akhlak yakni

pengalaman ilmu yang benar dalam mendidik pribadi.

Adapun ta’dib, titik tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang

benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan

tingkah laku yang baik. Denga pemaparan ketiga konsep di atas dapat

Page 15: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

12

ditarik kesimpulan bahwa ketiganya mempunyai satu tujuan dalam dunia

pendidikan yaitu menghantarkan anak didik menjadi yang “seutuhnya”,

perfect man, sehingga mampu mengarungi kehidupan ini dengan baik.

waAllahu ‘alam.

B. Pendidikan sebagai Disilplin Ilmu Pendidikan

Pada penjelasan point B telah dijelaskan secara singkat mengenai

Pendidikan sebagai system. Dalam penjelasan point ini akan dibahas bahwa

pendidikan sebagai disiplin ilmu pendidikan yang berarti bahwa di dalam

tujuan pendidikan nasional secara umum adalah bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa

tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Disinilah diperlukannya

tenaga pendidik yang berkualitas dalam rangka menyukseskan tujuan

pendidikan nasional. Disinilah peran dari pendidikan dijadikan sebagai

sebuah subsistem dari ilmu pendidikan itu sendiri. Karena, sang pendidik

akan di ajarkan mengenai teori-teori tentang pendidikan yang tercakup

dalam sebuah system ilmu pendidikan.

C. Tujuan Ilmu Pendidikan

Telah dipaparkan dalam pembahasan di atas bahwasanya tujuan

pendidikan terdapat beberapa definisi, sedangkan tujuan ilmu pendidikan

adalah dalam rangka untuk membentuk pola pikir dan karakter sang

pendidik guna mendidik para peserta didik agar tujuan pendidikan dapat

terlaksana dengan baik dan optimal, disinilah tujuan dari ilmu pendidikan

itu sendiri.

D. Orientasi ilmu pendidikan

Orientasi pada pendidik tentang pengajaran atau sistem pembelajaran

oleh pendidik.

Page 16: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

13

Orientasi pada Peserta didik mengenai dialogis antar individu.

Orientasi ke Lingkungan/ Iklim Pendidikan

Proses pendidikan merupakan interaksi manusia dengan linkungan

termasuk linkungan alam dan manusia.

E. Ruang lingkup ilmu pendidikan

Pendidikan sebagai ilmu yang mempunyai ruang lingkup yang sangat

luas, karena didalamnya banyak segi-segi atau pihak-pihak yang ikut terlibat

baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Adapun segi-segi atau

pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan sekaligus menjadi ruang

lingkup pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan itu sendiri

Seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh

pendidikan sewaktu waktu manghadapi/mengasuh anak didik.

2. Anak didik

Objek terpenting dalam pendidikan.

3. Dasar dan Tujuan Pendidikan

Landasan yang menjadi fundamental dan sumber dari segala kegiatan

pendidikan yang dilakuan.

4. Pendidik

Subjek yang melakuakan pendidikan tersebut.

5. Materi Pendidikan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembelajaran.

6. Metode Pendidikan

Cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan

bahan atau materi pendidikan kepada peserta didik.

7. Evaluasi Pendidikan

Cara-cara bagaimana mengadakan penilaian terhadap hasil belajar persrta

didik.

8. Alat-alat Pendidikan

Alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan agar

tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai.

Page 17: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

14

9. Lingkungan sekitar

Keadaan-keadaan yang ikut mempengaruhi dalam pelaksanaan proses

dan hasil pembelajaran.

F. Urgensitas ilmu pendidikan untuk profesionalisme guru

Untuk meningkatkan mutu dan profesionalitas guru dalam

kependidikan sehingga mampu menghasilkan atau mencetak murid-murid

yang SDM-nya berkualitas.

G. Urgensitasilmupendidikanuntukkemajuanmasyarakat

Dengan berkembangnya ilmu pendidikan yang semakin baik maka

akan tersapainya produk-produk SDM yang berkualitas yang nantinya dapat

mengabdiakn ke masyarakat sehingga dapat memajukan taraf hidup

masyarakat.

Page 18: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

15

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pada dasarnya pendidikan bertujuan membawa peserta didik kepada

kedewasaanya, yang berarti bahwa ia harus dapat menetukan diri sendiri dan

bertanggung jawab sendiri dan bisa menjadi orang yang sanggup mengenal dan

berbuat menurut kesusilaan dan tidak melanggar hukum. Sehingga bisa

menerapkan pada kehidupan sehari hari dengan potensi yang dimiliki sesuai

pemahaman rasa toleransi kepada sesama manusia untuk menjadi manusia yang

berinsan paripurna dan berakhlak mulia.

3.2 SARAN

Pendidikan di Indonesia masih sangat kurang terutama pada pendidikan

moral kesusilaan dan pendidikan agama yang belum tegas, sehingga peserta didik

banyak melakukan sex bebas padahal masih bersetatus pelajar. Seharusnya

pendidikan itu ditanamkan sejak dini dan lembaga bekerja sama dengan orang tua

untuk bersikeras sehingga setiap saat peserta didik dapat terkontrol dan tertata

dengan baik.

Page 19: 120534400674 alfani fajar maulana tugas 1

16

DAFTAR RUJUKAN

Tirtaraharja, Umar & La Sulo, S.L. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Asdi

Mahasatya.

http://wawan-satu.blogspot.com/2010/11/pengertian-pendidikan.html

http://www.masbied.com/2010/06/04/hakikat-manusia-dan-pengembangannya

http://blitarbersatu.blogspot.com/2010/12/pendidikan-dalam-sebuah-sistem-

keilmuan.html