12-otoda.ppt

23
OTONOMI DAERAH

Upload: fuqoha

Post on 01-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sosialisasi uu otoda

TRANSCRIPT

Page 1: 12-OTODA.ppt

OTONOMI DAERAH

Page 2: 12-OTODA.ppt

• Otonomi Daerah

adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sedangkan daerah otonom selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

19/04/23 2

Page 3: 12-OTODA.ppt

Istilah otonomi sendiri secara etimologi berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu auto (sendiri), dan nomos (peraturan) atau “undang-undang”.

Penguatan pelaksanaan otonomi daerah oleh Pemerintahan Daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia secara historis sudah ada sejak lahirnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 sampai lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai dampak dari reformasi konstitusi (Constitutional Reform) yang terjadi di Indonesia.

Page 4: 12-OTODA.ppt

Daerah otonom (Daerah): kesatuan masyarakat hukum yang mempunyaibatas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusanpemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsasendiri berdasarkan aspirasi dalam sistem NKRI.Dekonsentrasi: pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintahkepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansivertikal di wilayah tertentu.Tugas Perbantuan: penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/ataudesa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desaserta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakantugas tertentu.

Perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah:suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis,transparan, dan bertanggung jawab dalam rangka pendanaanpenyelenggaraan desentralisasi, dg mempertimbangkan potensi, kondisi,dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraandekonsentrasi dan tugas perbantuan.Pendapat daerah adalah semua hak daerah yg diakui sbg penambahannilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran ybs.

Page 5: 12-OTODA.ppt

ARTI PENTING OTODA - DESENTRALISASI

ARTI PENTING OTODA – DESENTRALISASI :a. Menciptakan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pem.

Fungsi pemerintah :Pengelola berbagai dimensi kehidupan (poleksosbudhankam,kesejahteraan masy, integrasi sosial, dll)Fungsi distributif : penyediaan barang & jasaFungsi regulatif : kompetensi yang berhubungan denganpenyediaan barang & jasaFungsi ekstraktif: memobilisasi sumber daya keuangan utkpembiayaan penyelenggaraan negara.Memberikan yanmas, menjaga keutuhan neg bs, pthan diri.

b. Sebagai sarana pendidikan politik.c. Pemda sbg persiapan untuk karir politik lanjutan.d. Stabilitas politik.e. Kesetaraan politik.f. Akuntabilitas politik.

Page 6: 12-OTODA.ppt

VISI dan KONSEP DASAR OTODA

1. POLITIK: harus dipahami sebagai proses untuk membuka ruang bagilahirnya kepala pemerintahan daerah yg dipilih secara demokratis, danmemungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan pem yg responsif.

2. EKONOMI: terbukanya peluang bagi pemda mengembangkan kebijakanregional dan lokal untuk mengoptimalkan pendayagunaan potensiekonomi di daerahnya.

3. SOSIAL DAN BUDAYA: menciptakan kemampuan masyarakat untukmerespon dinamika kehidupan di sekitarnya.

VISI DESENTRALISASI : simbol kepercayaan dari pempus kepada pemda.VISI OTODA : dirumuskan dalam 3 ruang lingkup, yaitu :

KONSEP DASAR OTODA1. Penyerahan sebanyak mungkin kewenangan pem dlm hub DN kpd daerah2. Penguatan peran DPRD sbg representasi rakyat lokal dlm pemilihan &

penetapan kepala daerah.3. Pembangunan tradisi politik yg lebih sesuai dg kultur berkualitas tinggi dg

tingkat akseptabilitas yg tinggi pula.4. Peningkatan efektivitas fungsi-fungsi pelayanan eksekutif.5. Peningkatan efisiensi administrasi keuangan daerah.

6. Pengaturan pembagian sumber-sumber pendapatan daerah, pemberiankeleluasaan kpd daerah & optimalisasi upaya pemberdayaan masyarakat.

Page 7: 12-OTODA.ppt

1. DEKONSENTRASI: pembagian kewenangan dan tanggungjawabadministratif antara departemen pusat dg pejabat pusat di lapangantanpa adanya penyerahan kewenangan untuk mengambilkeputusan atau keleluasaan untuk membuat keputusan.Ada 2 tipe : administrasi lapangan (~ pejabat lapangan diberikeleluasaan utk mengambil keputusan seperti merencanakan,membuat keputusan rutin dan menyesuaikan pelaksanaankebijakan pusat dg kondisi setempat); dan administrasi lokal,berupa administrasi terpadu, dan administasi yang tidak terpadu.

2. DELEGASI: pelimpahan pengambilan keputusan & kewenanganmanajerial untuk melakukan tugas khusus kpd organisasi yg tdksecara langsung berada di bawah pengawasan pempus.

3. DEVOLUSI: transfer kewenangan untuk pengambilan keputusan,keuangan dan manajemen kpd unit otonomi pemda.

4. PRIVATISASI: Tindakan pemberian kewenangan dari pemerintahkepada badan-badan sukarela, swasta dan swadaya masyarakat.

MODEL DESENTRALISASI

Page 8: 12-OTODA.ppt

1. UU No. 1 tahun 1945: mengatur Pemda 3 jenis daerah otonom :karesidenan, kabupaten dan kota.

2.UU No. 22 tahun 1948: mengatur susunan pemda yangdemokratis 2 jenis daerah otonom : daerah otonom biasa, danotonom istimewa, dan 3 tingkatan daerah otonom : propinsi,kab/kota & desa.

3. UU No. 1 tahun 1957: mengatur tunggal yang berlaku seragamuntuk seluruh Indonesia.

4.UU No. 18 tahun 1965: menganut sistem otonomi seluas-luasnya.5.UU No. 5 tahun 1974: mengatur pokok-pokok penyelenggara-anpemerintahan yg menjadi tugas pempus di daerah. Prinsip ygdipakai: bukan otonomi yg riil dan seluas-luasnya, tetapi otonomiyang nyata dan bertanggungjawab. Alasannya, pandanganotoda ygseluas-luasnya dapat menimbulkan kecenderungan pemikiran ygdapat membahayakan keutuhan NKRI, dan tdk serasi dg maksud &tujuan pemberian otonomi.

SEJARAH OTODA DI INDONESIA

Page 9: 12-OTODA.ppt

6. UU No. 22 tahun 1999 ttg Pemda perubahan mendasar pd formatotoda dan substansi desentralisasi.7. UU No. 25 tahun 1999 ttg perimbangan keuangan antara pempus

dan pemda.Butir 6 & 7 memiliki misi utama desentralisasi, yaitu pelimpahanwewenang dari pempus ke pemda, dan juga pelimpahan beberapawewenang pem ke pihak swasta dalam bentuk privatisasi.Kemudian UU tsb dianggap tidak sesuai dg perkembagnan keadaan,ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otoda, shg diganti.Beberapa pertimbangan lainnya, memperhatikan TAP danKeputusan MPR, a.l :TAP MPR No.IV/MPR/2000 ttg Rekomendasi Kebijakan DalamPenyelenggaraan Otoda;TAP MPR No.VI/MPR/2002 ttg Rekomendasi Atas Laporan Pelaksanaan PutusanMPR RI oleh Pres, DPA, DPR, dan MA pada sidang tahunan MPR RI Tahun2002;Keputusan MPR No.5/MPR/2003 ttg Penugasan MPR RI utk menyampaikanSaran Atas Laporan Pelaksanaan Keputusan MPR-RI oleh Pres, DPA, DPR, danMA pada sidang tahunan MPR RI Tahun 2003.

SEJARAH OTODA DI INDONESIA

Page 10: 12-OTODA.ppt

8. UU No. 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah penggantiUU No. 22 tahun 19999. UU No. 33 tahun 2004 ttg Perimbangan Keuangan antarapemerinah Pusat dan pemerintah Daerah UU No. 25 tahun

1999

Dalam melakukan perubahan UU, diperhatikan berbagai UUyang terkait di bidang Politik dan Keuangan Negara, a.l :UU NO. 12 Tahun 2003 ttg Pemilu Anggota DPR, DPD danDPRD;UU NO. 22 Tahun 2003 ttg Susunan dan Kedudukan MPR,DPR, DPD;UU NO. 23 Tahun 2003 ttg Pemilihan Pres dan Wapres;UU NO. 17 Tahun 2003 ttg Keuangan NegaraUU NO. 1 Tahun 2004 ttg Perbendaharaan NegaraUU NO. 15 Tahun 2004 ttg Pemeriksaan atas Pengelolaandan Pertanggungjawaban Keuangan Negara

SEJARAH OTODA DI INDONESIA

Page 11: 12-OTODA.ppt

1. Demokrasi, Keadilan, pemerataan, potensi dankeanekaragaman daerah.

2. Otonomi luas, nyata dan bertanggungjawab3. Otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada

daerah kabupaten dan daerah kota4. Sesuai dengan konstitusi negara5. Kemandirian daerah otonom6. Meningkatkan peranan dan fungsi badan legislatif daerah7. Azas dekonsentrasi diletakkan pada daerah propinsi

sebagai wilayah administrasi8. Azas tugas perbantuan.

PRINSIP-PRINSIP OTODA(Dalam UU NO. 22 Tahun 1999)

Page 12: 12-OTODA.ppt

1. Demokrasi, Keadilan, pemerataan, keistimewaan dankekhususan, serta potensi dan keanekaragaman daerah.

2. Otonomi luas, nyata dan bertanggungjawabOtonomi luas: daerah memiliki kewenangan membuatkebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatanperanserta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat ygbertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.Otonomi nyata: penanganan urusan pemerintahandilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang, dankewajiban yg senyatanya telah ada dan berpotensi untuktumbuh, hidup dan berkembang sesuai dg potensi dankekhasan daerah.Otonomi bertanggungjawab: dalam penyelenggaraanotonomi harus sejalan dengan tujuan dan maksudpemberian otonomi, yang pada dasarnya untukmemberdayakan daerah, termasuk meningkatkan kesra.

PRINSIP-PRINSIP OTODA(Dalam UU NO. 32 Tahun 2004)

Page 13: 12-OTODA.ppt

PEMERINTAH PUSAT :1. HUBUNGAN LUAR NEGERI

2. HANKAM3. PERADILAN4. MONETER5. AGAMA6. BERBAGAI JENIS URUSAN YANG LEBIH EFISIENDITANGANI SECARA SENTRAL, seperti : kebijakan makroekonomi, standarisasi nasional, administrasi pemerintahan,BUMN dan pengembangan Sumber Daya Manusia

PEMERINTAH PROVINSI :1. Kewenangan bersifat lintas KAbupaten dan Kota2. Kewenangan pemerintahan lainnya, seperti : perencanaandan penengendalian pembangunan regional secara makro

3. Kewenangan kelautan4. Kewenangan yg belum dapat ditangani daerah Kab/Kota

KEWENANGAN PEMERINTAH PUSATdan PROVINSI

Page 14: 12-OTODA.ppt

PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA :1. PERTANAHAN

2. PERTANIAN3. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN4. TENAGA KERJA5. KESEHATAN6. LINGKUNGAN HIDUP7. PEKERJAAN UMUM8. PERHUBUNGAN9. PERDAGANGAN DAN INDUSTRI10. PENANAMAN MODAL11. KOPERASI

KEWENANGAN PEMERINTAHKABUPATEN dan KOTA

Page 15: 12-OTODA.ppt

KETERKAITAN :Pemberian OTODA tidak saja berarti melaksanakandemokrasi, tetapi juga mendukung berkembangnyakemandirian (~ melaksanakan hal-hal yang dianggappenting bagi lingkungan sendiri).Dengan demikian tercapai pemerintahan yangdilaksanakan oleh rakyat, untuk rakyat.Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri,melainkan juga diberi kesempatan memperbaiki nasibnyasendiri.

KONSEKUENSI :1. Otoda harus dipandang sbg instrumen desentralisasi

dalam rangka menjaga & mempertahankan keutuhan &keberagaman bangsa

2. Otoda harus didefinisikan sbg otonomi bagi rakyatdaerah, bukan otonomi pemda, juga otonomi bagi daerah

KETERKAITAN OTODA danDEMOKRATISASI serta KONSEKUENSINYA

Page 16: 12-OTODA.ppt

1. Daerah Otonom tidak memiliki kedaulatan atau semikedaulaatan seperti di negara federal

2. Desentralisasi dimanisfestasikan dalam pembentukanDaerah Otonom dan penyerahan atau pengakuan ataswewenang pemerintahan di bidang tertentu

3. Penyerahan atau pengakuan urusan pemerintahan terkaitdengan pengaturan dan pengurusan kepentinganmasyarakat setempat sesuai prakarsa dan aspirasimasyarakat.

Penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten dan Kota lebihdidasarkan kepada azas desentralisasi saja dalam wujudotonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.Pengaturan perimbangan keuangan Pusat dan Daerah(UU No. 32 TAhun 1956: UU No. 25 Tahun 1999; UU No.33 Tahun 2004)

CIRI-CIRI DAERAH OTONOM SESUAIAMANAT UUD 1945

Page 17: 12-OTODA.ppt

1. Memberdayakan dan meningkatkan kemampuanperekonomian daerah

2. Menciptakan sistem pembiayaan daerah yang adil,proporsional, rasional, transparan, partisipatif,bertanggungjawab (akuntabel), dan pasti.

3. Mewujudkan sistem perimbangan keuangan Pusat danDaerah yang mencerminkan pembagian tugaskewenangan dan tangjungjawab yang jelas antaraPempus & Pemda, mendukung pelaksanaan otoda ygtransparan, memperhatikan partisipasi masy, danpertangjungjawaban kpd masy, mengurangi kesenjanganantar daerah dalam pembiayaan otoda, dan memberikankepastian sumber keuangan yg berasal dr wilayah ybs.

4. Menjadi acuan dalam alokasi penerimaan negara bagidaerah.

5. Mempertegas sistem pertanggungjawaban oleh Pemda.6. Menjadi pedoman pokok tentang keuangan daerah.

TUJUAN POKOK PELAKSANAANPERIMBANGAN KEUANGAN

Page 18: 12-OTODA.ppt

1. Konsep Pembagian Wilayah2. Konsep Pembagian Wewenang3. Konsep Konstruksi penyelenggaraan Pemda4. Konsep Konstruksi Pemda5. Konsep Keuangan Daerah6. Konsep Hubungan antar strata Pemerintahan7. Konsep Penerapan azas-azas Pemerintahan8. Konsep Pengelolaan wilayah perkotaan dan perdesaan9. Konsep Perwakilan Daerah10. Konsep Pemberdayaan Masyarakat11. Konsep Kepegawaian Daerah12. Konsep Kerjasama Daerah13. Konsep Pembinaan dan Pengawasan Daerah14. Konsep Penataan dan Pengembangan Daerah15. Konsep tatalaksana Pemda

FORMULASI KONSEP DASARPELAKSANAAN OTODA

Page 19: 12-OTODA.ppt

Asas Penyelenggaraan Pemerintahan sesuai UU No. 32 tahun 2004.

Pasal 20 1) Ayat(1) Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum

Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas: a) Asas kepastian hukum.b) Asas tertib penyelenggara negara.c) Asas kepentingan umum.d) Asas keterbukaan.e) Asas proporsionalitas.f) Asas profesionalitas.g) Asas akuntabilitas.h) Asas efisiensi. i) Asas efektifitas.2) Ayat(2) dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah menggunakan

asas desentralisasi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3) Ayat (3) dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, pemerintah daerah menggunakan asas otonomi dan pembantuan.

Page 20: 12-OTODA.ppt

Tugas dan wewenang kepala daerah.

Pasal 25.Kepala daerah mempunyai tugas dan wewenang :1) Memimpin penyelenggaraan pemerintah daerah berdasarkan kebijakan

yang ditetapkan bersama DPRD. 2) Mengajukan rancangan Perda. 3) Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersaa DPRD.4) Menyusun dan mengajukan rancanagan perda tentang APBD kepada

DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama. 5) Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah. 6) Mewakili daerahnya di dalam dan diluar pengadilan dan dapat

menunjukkan kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7) Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 21: 12-OTODA.ppt

KEWAJIBAN KEPALA DAERAH .

Pasal 27 Ayat (1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam pasal (25) dan

pasal (26), kepala daerah dan wakil kepala daerah memiliki kewajiban: a) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD RI 1945 serta

mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b) Meningkatkan kesejahteraan rakyat.c) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.d) Melaksanakan kehidupan demokrasi.e) Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan. f) Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.g) Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah. h) Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik.i) Melaksanakan dan mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan daerah.j) Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua

perangkat daerah. k) Menyampaikan rencana strategi penyelenggaraan pemerintahan daerah dihadapan

rapat paripurna DPRD.

Page 22: 12-OTODA.ppt

Ayat (2) selain mempunyai kewajiban sebaimana dimaksud dalam ayat (1)

Kepala daerah mempunyai kewajiban juga untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggung jawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.

Ayat (3) Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk Gubernur dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur untuk Bupati/Walikota 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

Page 23: 12-OTODA.ppt