12 13 14 15 16 27 29 30 31 osep okt nov des edulmsikeseha...

1
RADAR BANDUNG .,Sabtu 0 Minggu 12 13 14 15 16 27 @ 29 30 31 o Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des EdulmsiKeseha~ ulutdan Gusi Ga at I5l1MEWA Orasi IImiah: Prof. Dr. Avip Syaefullah, berkenaan dengan Penerimaan Jabatan guru Besar dalam IImu Pendidikan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi(FKG) Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata, Jln. Dipati Ukur NO.3S, Jumat(27/01). DIPATIUKUR- Iika sehat hanya sebatas bebas dari penyakit, maka persepsi anda hanya sebatas , dalam dimensi negative health. Persepsi seperti itu pula yang saat ini masih dimiliki para birokrat dan elit politik di Indonesia dengan berbagai program dan kebijakannya dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Haltersebut disampaikan Prof.Dr.AvipSyaefullah, drg., M.Pd. Menurutnya, hal yang lebih penting adalah sehat dalam arti sejahtera (positive health). Sehingga masyarakat merniliki kemampuan dalam meningkatkan kualitas hidupnya. "Kondisi ini merupakan bukti bahwa program Pendidikan Kesehatan Masyarakat tidak efektif atau gagal sehingga elit pemerintahan dan politik saat ini diselirnuti oleh fenomena Low Literacy on Health PolicyRelated QualityOfLife(HPRQoL),' ungkap Prof.Dr.Avipdalam OrasiIlrniah berkenaan dengan Penerimaan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Pendidikan Kesehatan Masyarakat, FKG Unpad di GrhaSanusi Hardjadinata, Ialan Dipati Ukur No.35, Jumat(27/01). Dalam orasinya yang berjudul "Low Literacy on HPRQoLi Kegagalan Pendidikan Kesehatan Masyarakat: Penyebab TerjadinyaSiklusKebodohan Kerniskinan, Penyakit di Indonesia" Prof. Avip meyakini bahwa muncuInya paradigma vicsous circle (kebodohan-kerniskinan-penyakit) sejak orde lama, orde baru, hingga saat ini adalah akibat dari kurangnya pemahaman para birokrat, dan elit politik terhadap terminologi WHO-Quality of Life. "Dugaan ini dibuktikan di bidang kesehatan gigi dan mulut, dimana fenomena tersebut terefleksikan secara terukur dengan menggunakan indeks OralHealth Related QualityofLife(0HRQoL index);' tambah Prof. Avip dihadapan ratusan tamu undangan. Hal tersebut tercermin dari riset di 5 kota/, kabupaten JawaBarat, dimana data menunjukkan bahwa dental health education program yang dilaksanakan pemerintah daerah tidak efektif. Fakta rendahnya OHRQoL dan tidak efektifnya DHE menjadi dasaryang logis untuk memprediksi terjadinya fenomena low literacy on HPRQoL di berbagai sektor dan masyarakat, "Dengan demikian, paradigma viscous Kebodohan-Kemiskinan-Penyakit akan sulit dicegah akibat adanya disabilities birokrat, elit politik terhadap HPRQoL" lengkapnya. Termasukkebijakanpemerintah dalampembiayaan pelayanan kesehatan. Maka, tambah Prof. Avip, untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu ada kebijakan kesehatan (health policy) untuk membuka keikutsertaanmasyarakatdalam mengatasi permasalahan pembiayaan kesehatan.( tie) Kliping Humas Onpad 2011-- "

Upload: dinhnguyet

Post on 18-Jul-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 12 13 14 15 16 27 29 30 31 oSep Okt Nov Des EdulmsiKeseha ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/02/radarbandung-20120128... · danelitpolitikterhadap terminologi WHO-Quality

RADAR BANDUNG.,Sabtu 0 Minggu12 13 14 15 16

27 @ 29 30 31o Sep 0 Okt 0Nov 0Des

EdulmsiKeseha~ulutdan Gusi Ga at

I5l1MEWA

Orasi IImiah: Prof. Dr. Avip Syaefullah, berkenaan dengan Penerimaan Jabatan guru Besar dalam IImuPendidikan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi(FKG) Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata,Jln. Dipati Ukur NO.3S, Jumat(27/01).

DIPATIUKUR- Iika sehat hanya sebatas bebasdari penyakit, maka persepsi anda hanya sebatas

, dalam dimensi negative health. Persepsi sepertiitu pula yang saat ini masih dimiliki para birokratdan elit politik di Indonesia dengan berbagaiprogram dan kebijakannya dalam upayapeningkatan kesehatan masyarakat.Hal tersebut disampaikan Prof.Dr.AvipSyaefullah,

drg., M.Pd. Menurutnya, hal yang lebih pentingadalah sehat dalam arti sejahtera (positive health).Sehingga masyarakat merniliki kemampuan dalammeningkatkan kualitas hidupnya."Kondisi ini merupakan bukti bahwa program

Pendidikan Kesehatan Masyarakat tidak efektifatau gagal sehingga elit pemerintahan dan politiksaat ini diselirnuti oleh fenomena Low Literacyon Health PolicyRelated Quality OfLife(HPRQoL),'ungkap Prof.Dr.Avipdalam Orasi Ilrniah berkenaandengan Penerimaan Jabatan Guru Besar dalamIlmu Pendidikan Kesehatan Masyarakat, FKGUnpad di GrhaSanusi Hardjadinata, Ialan DipatiUkur No.35, Jumat(27/01).Dalam orasinya yang berjudul "Low Literacy

on HPRQoLi Kegagalan Pendidikan KesehatanMasyarakat: Penyebab TerjadinyaSiklusKebodohanKerniskinan, Penyakit di Indonesia" Prof. Avipmeyakini bahwa muncuInya paradigma vicsouscircle (kebodohan-kerniskinan-penyakit) sejak

orde lama, orde baru, hingga saat ini adalahakibat dari kurangnya pemahaman para birokrat,dan elit politik terhadap terminologi WHO-Qualityof Life."Dugaan ini dibuktikan di bidang kesehatan

gigi dan mulut, dimana fenomena tersebutterefleksikan secara terukur dengan menggunakanindeks Oral Health Related Quality ofLife(0HRQoLindex);' tambah Prof. Avip dihadapan ratusantamu undangan.Hal tersebut tercermin dari riset di 5 kota/,

kabupaten JawaBarat, dimana data menunjukkanbahwa dental health education program yangdilaksanakan pemerintah daerah tidak efektif.Fakta rendahnya OHRQoL dan tidak efektifnyaDHEmenjadi dasaryang logis untuk memprediksiterjadinya fenomena low literacy on HPRQoL diberbagai sektor dan masyarakat,

"Dengan demikian, paradigma viscousKebodohan-Kemiskinan-Penyakit akan sulitdicegah akibat adanya disabilities birokrat, elitpolitik terhadap HPRQoL" lengkapnya.Termasukkebijakanpemerintah dalam pembiayaan

pelayanan kesehatan. Maka, tambah Prof. Avip,untuk mengatasi permasalahan tersebut, perluada kebijakan kesehatan (health policy) untukmembuka keikutsertaanmasyarakatdalammengatasipermasalahan pembiayaan kesehatan.( tie)

Kliping Humas Onpad 2011--

"