1163-h_fansuri-aplikasi difraksi neutron dalam penelitian katalis
TRANSCRIPT
Disampaikan pada seminar nasional dan open house jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar 1
Makassar, 25 Maret 2006
Aplikasi Difraksi Neutron dalam Penelitian Bahan Katalis
Hamzah Fansuri
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya, Indonesia
Email: [email protected]
ABSTRAK
Difraksi neutron adalah salah satu metode karakterisasi yang
dapat digunakan untuk mempelajari struktur bulk dari
katalis. Dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya,
difraksi neutron dapat digunakan untuk mengkaji dinamika
struktur kristal dari suatu katalis dalam keadaan in-situ.
Contoh penerapan metode ini pada katalis bismuth
molybdate yang mengkatalisis reaksi oksidasi parsial
propylene menjadi acrolein telah berhasil memperkirakan
oksigen yang aktif dan mengontrol selektifitas pada kisi
kristal katalis.
Keywords: Difraksi neutron in-situ, bismuth molybdate,
katalis
1. PENDAHULUAN
Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju suatu
reaksi kimia tanpa dirinya sendiri mengalami perubahan
kimia yang permanen. Dengan adanya katalis, suatu reaksi
kimia yang sangat lambat dapat berjalan dengan lebih cepat.
Mekanisme percepatan reaksi kimia oleh katalis secara
umum dapat diringkaskan menjadi dua yaitu melalui
pembentukan senyawa antara dan adsorpsi. Mekanisme
pertama umumnya terjadi pada katalis homogen di mana
pereaksi dan katalis berada dalam fasa yang sama.
Sebaliknya, mekanisme ke dua lebih umum terjadi pada
katalis heterogen, yang umumnya berupa zat padat. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
diketahui bahwa pembentukan senyawa antara juga
berlangsung pada katalis heterogen.
Pembentukan senyawa antara pada katalis heterogen banyak
ditunjukkan oleh katalis zat padat dari jenis oksida logam
dan untuk jenis reaksi oksidasi-reduksi. Pembentukan
senyawa antara ini memaksa katalis berfungsi sebagai
tempat terjadinya reaksi adsorpsi-desorpsi, sekaligus juga
pembentukan senyawa antara. Sebagai contoh adalah reaksi
oksidasi alkena pada permukaan MoO3. Reaksi oksidasi
reduksi berlangsung dengan diawali oleh adsorpsi alkena
pada permukaan, dan diikuti oleh reaksi oksidasi-reduksi
yang melibatkan perubahan dinamis dari oksigen yang
berada di dalam kisi kristal MoO3 [1].
Pengetahuan mengenai fenomena yang terjadi pada katalis
sewaktu reaksi berlangsung sangat menarik untuk dipelajari.
Dengan pengetahuan tersebut, kinerja katalis dapat
ditingkatkan atau katalis baru yang lebih superior dari
pendahulunya dapat didisain dan diciptakan.
Untuk dapat mengamati fenomena yang terjadi pada katalis
saat reaksi berlangsung, perlu dilakukan karakterisasi yang
bersifat in-situ. Dengan cara ini, perubahan yang terjadi
pada proses katalisis dapat diikuti secara real-time. Akan
tetapi, tidaklah mudah untuk dapat melakukan pengamatan
atas reaksi katalisis dalam kondisi real time yang
sesungguhnya.
Cara-cara karakterisasi katalis in-situ umumnya dilakukan
dengan metode spektroskopi seperti FTIR, Raman, maupun
XPS atau UPS. Akan tetapi, metode ini lebih terfokus pada
fenomena yang terjadi di permukaan katalis saja. Selain itu,
teknik karakterisasi tertentu seperti elektron mikroskopi,
XPS dan UPS, hanya dapat dilakukan dalam keadaan hampa
udara sehingga tidak memungkinkan dilakukannya analisis
dalam kondisi reaksi sesungguhnya.
Dewasa ini, perubahan dinamis yang terjadi pada katalis
sewaktu reaksi sudah dapat diamati menggunakan teknik
difraksi. Teknik ini sesungguhnya banyak diterapkan oleh
saintis fisika bahan. Sebagai contoh adalah dinamika
struktur superkonduktor YBa2Cu3O7-x dan struktur real time
La2NiO4 [2]. Akan tetapi, karakterisasi struktur secara in-
situ seperti itu umumnya hanya dilakukan dalam variasi
suhu, namun tidak dalam keadaan sedang mengalamai
reaksi sebagaimana yang terjadi pada katalis.
Ada tiga sumber radiasi yang umum digunakan pada teknik
difraksi yaitu sinar X, elektron, dan neutron. Namun,
makalah ini hanya mengemukakan pembicaraan mengenai
karakterisasi katalis heterogen dengan menggunakan teknik
difraksi neutron. Beberapa contoh penerapan teknik ini yang
berasal dari pengalaman penulis akan dikemukakan dalam
makalah ini.
2. KARAKTERISTIK DIFRAKSI NEUTRON
Neutrons dan sinar-X berinteraksi dengan atom-atom di
dalam kristal dengan cara yang berbeda. Jika sinar-X
berinteraksi dengan elektron, neutron berinteraksi langsung
dengan inti atom sebagaimana dilukiskan dalam Gambar 2.1
dan karenanya informasi yang diperoleh berupa posisi inti
atom sehingga dari segi lokasi atom, difraksi neutron akan
memberikan informasi yang lebih akurat daripada sinar-X.
Selain itu, neutron juga berinteraksi dengan spin inti
sehingga dapat pula digunakan untuk menentukan struktur
magnetik inti.
Disampaikan pada seminar nasional dan open house jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar 2
Makassar, 25 Maret 2006
Gambar 2.1 Interaksi antara berkas neutron dan sinar-X
dengan material [3].
Selain kelebihan di atas, neutron juga memiliki daya tembus
yang lebih besar daripada sinar-X. Dengan sifat seperti ini,
bahan dalam jumlah banyak (bulk materials) dapat diukur
dan sampelnya dapat diletakkan dalam wadah tertentu.
Neutron juga lebih sensitif dalam mendeteksi molekul-
molekul kecil seperti oksigen ketimbang sinar-X serta dapat
membedakan antara hidrogen dan deuterium dalam struktur
kristal [4].
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh difraksi neutron
membuatnya sangat sesuai untuk mengkaji dinamika
struktur katalis saat terjadinya reaksi, terutama untuk katalis
oksida logam.
3. DINAMIKA STRUKTUR KATALIS BISMUTH
MOLYBDATE
Perubahan yang terjadi pada struktur kristal katalis bismuth
molybdate telah dilaporkan oleh penulis di tempat lain [5-7].
Kajian yang dilakukan pada makalah-makalah yang telah
dilaporkan tersebut dilandasi oleh pernyataan beberapa
penulis [8, 9] bahwa reaksi oksidasi parsial katalitik
propylene menjadi acrolein pada katalis bismuth molybdate
berlangsung dengan mekanisme sebagaimana ditunjukkan
oleh Gambar 3.1.
Untuk dapat lebih memahami bagaimana aktifitas katalis
bismuth molybdate tersebut berhubungan dengan
strukturnya, perlu diketahui dengan lebih detail mengenai
proses yang terjadi terhadap struktur selama reaksi
berlangsung. Gambar 3.1 di atas menunjukkan bahwa
dinamika struktur katalis dipengaruhi sangat kuat oleh
pergerakan oksigen di dalam kristal sehingga diperkirakan
bahwa jika cara oksigen-oksigen tersebut bergerak di dalam
kristal diketahui, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap
struktur agar pergerakan tersebut menjadi lebih selektif tapi
sekaligus reaktif.
Untuk mengetahui bagaimana oksigen-oksigen dalam kisi
kristal ini bergerak selama reaksi, dilakukan pengukuran
difraksi neutron secara in-situ. Kondisi in-situ ini tidak cuma
dilakukan pada suhu yang bervariasi, tetapi juga dilakukan
dengan adanya gas-gas pereaksi, yaitu propylene, oksigen
dan gas inert sebagai pengencer. Selain itu, juga didesain
secara khusus, reaktor katalisis yang sekaligus berfungsi
sebagai sample cell bagi pengukuran neutron. Furnace,
difraktometer dan skema sample cell untuk pengukuran ini
masing-masing disajikan pada Gambar 3.2 sampai 3.4
Gambar 3.1 Mekanisme reaksi oksidasi parsial propylene
menjadi acrolein yang melibatkan perubahan struktur pada
kristal bismuth molybdate [10]
Gambar 3.2 Contoh furnace yang bisa digunakan pada
karakterisasi katalis dalam keadaan in-situ
Disampaikan pada seminar nasional dan open house jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar 3
Makassar, 25 Maret 2006
Gambar 3.3 Contoh tata letak sampel pada difraktometer
neutron resolusi menengah. (Medium Resolution Powder
Diffractometer, MRPD)
Gambar 3.4 Skema sample cell yang digunakan pada
pengukuran difraksi neutron secara in-situ [10].
Difraktogram-difraktogram yang diperoleh dari variasi suhu
dan komposisi pereaksi selanjutnya diolah dengan
menggunakan metode Rietveld [11] menggunakan software
RIETICA [12] untuk sampel berbentuk serbuk. Dengan
kelebihan yang dimilikinya, hasil analisis difraksi neutron
dapat menentukan posisi atom dengan lebih teliti serta, yang
paling penting dalam kajian ini, dapat menentukan
parameter thermal yang merupakan indikator atas aktifitas
spesies oksigen pada kisi.
Hasil-hasil analisa difraksi neutron dalam keadaan in-situ
atas katalis bismuth molybdate yang ditunjukkan oleh
parameter thermalnya disajikan pada Gambar 3.5. Gambar-
gambar tersebut dengan jelas menunjukkan spesies oksigen
apa yang paling terpengaruh oleh kondisi reaksi. Oksigen-
oksigen ini diperkirakan sebagai sumber oksigen bagi reaksi
oksidasi selektif propylene menjadi acrolein dan
menentukan aktifitas serta selektifitas katalis tersebut.
-Bi2Mo3O12
-Bi2Mo2O9
-Bi2MoO6
Gambar 3.5 Kontur parameter thermal spesies-spesies
oksigen kisi pada -, - dan -bismuth molybdate hasil
analisis Rietveld atas difraktogram neutron.
Analisis mendalam yang dilakukan terhadap hasil-hasil
karakterisasi secara in-situ pada tiga fasa katalis bismuth
milybdate yaitu fasa , , dan menunjukkan bahwa hanya
oksigen-oksigen yang menempati posisi tertentu dalam kisi
kristallah yang ditengarai menentukan aktifitas sekaligus
selektifitas katalis untuk reaksi oksidasi parsial propylene
menjadi acrolein. Jenis-jenis oksigen itu telah disebutkan
pada [5, 6, 10].
Kesimpulan yang ditarik dari pengkajian atas dinamika
struktur kristal katalis selama reaksi oksidasi parsial
propylene menjadi acrolein, ternyata sejalan dengan
mekanisme reaksi yang diusulkan dari informasi yang
diperoleh dari eksperimen kinetika reaksi. Kesimpulan
tersebut juga tidak bertentangan dengan kesimpulan yang
telah secara luas diterima tentang hubungan antara struktur
bismuth molybdate dengan selektifitas dan aktifitasnya,
Disampaikan pada seminar nasional dan open house jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar 4
Makassar, 25 Maret 2006
yang dikaji dengan menggunakan metode karakterisasi
selain difraksi. Lebih jauh lagi, kesimpulan yang dihasilkan
dari kajian dinamika struktur menggunakan difraksi neutron
ini melengkapi informasi yang ada dari sudut pandang
struktur bulk katalis.
Walaupun difraksi neutron mampu berperan dengan sangat
baik dalam mengkarakterisasi bahan katalis dalam keadaan
in-situ, metode ini bukanlah tanpa cela. Ada dua kelemahan
difraksi neutron dibandingkan dengan metode lainnya. Yang
pertama adalah kerapatan radiasi neutron umumnya sangat
rendah, sehingga untuk dapat memperoleh difraktogram
yang dapat menjelaskan struktur kristal secara terperinci,
diperlukan waktu yang sangat panjang. Selain itu resolusi
dari difraksi neutron jauh lebih rencah daripada difraksi
sinar-X.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Teknik difraksi neutron dapat digunakan untuk penentuan
dinamika struktur katalis dalam keadaan yang 'real time'.
Teknik ini memberikan informasi lebih banyak tentang
struktur bulk katalis, yang tidak bisa diperoleh dengan
teknik-teknik lainnya yang pada umumnya melakukan
karakterisasi pada permukaan saja. Untuk katalis bismuth
molybdate (fasa , dan ) dan reaksi oksidasi parsial
propylene menjadi acrolein, difraksi neutron dalam keadaan
in-situ dapat digunakan untuk menentukan oksigen kisi
kristal yang aktif, reaktif dan menentukan selektifitas reaksi.
5. ACKNOWLEDGEMENTS
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Centre for Fuels
and Energy, tempat di mana penulis menimba ilmu, AusAID
yang mensupport beasiswa, serta AINSE (Australian
Institute for Neutron Science and Engineering) yang telah
mensponsori penelitian dengan menggunakan fasilitas
difraksi neutron.
DAFTAR PUSTAKA
1. A. Bielanski, J. Haber, Oxygen in Catalysis, Marcel
Dekker, Inc., New York, 1991, p. Pages.
2. R.A. Young, The Rietveld Method, Oxford University
Press, New York, 1993, p. Pages.
3. "Neutron Scattering. Lecture 1: Introduction and
Neutron Scattering Theory".", Los Alamos National
Laboratory from [Accessed 2003]
4. J. Finney, Acta Crystallographica Section B 51 (4)
(1995) 447-467.
5. H. Fansuri, G.H. Pham, S. Wibawanta, D.-k. Zhang, D.
French, Surface Review and Letters 10 (2-3) (2003)
549-553.
6. H. Fansuri, D.-k. Zhang, M. Elcombe, A. Studer. 2003,
In-Situ Neutron Diffraction Study of -Bismuth
Molybdate. in Chemeca 2003. 31st Annual Australasian
Chemical Engineering Conference. Adelaide.
7. H. Fansuri, D.-k. Zhang, D. French, M. Elcombe, A.
Studer. 2004, An X-ray and Neutron Diffraction Study of
-Bi2Mo3O12 as a Catalyst for Partial Oxidation of
Propylene to Acrolein. in CHEMECA 2004. Sydney.
8. R.K. Grasselli, Applied Catalysis 15 (1985) 127-139.
9. G.W. Keulks, M.-Y. Lo, The Journal of Physical
Chemistry 90 (1986) 4768-4775.
10. H. Fansuri, 2005, Catalytic Partial Oxidation of
Propylene to Acrolein: The Catalyst Structure, Reaction
Mechanisms and Kinetics, PhD Thesis in Chemical
Engineering, Curtin University of Technology: Perth.
11. H. Rietveld, Journal of Applied Crystallography 2 (2)
(1969) 65-71.
12. C.J. Howard, B.A. Hunter, LHPM Manual, A Computer
Program for Rietveld Analysis of X-ray and Neutron
Powder Diffraction Patterns, Australian Institute of
Nuclear Science and Engineering, Sydney, 1997, p.
Pages.