1.1 umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/pedoman pendataan... · 3 •...

44
1 PENDAHULUAN 1.1 Umum Pada tanggal 30 Agustus 1999, antara Indonesia dan Portugis terjadi referendum yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam referendum tersebut mayoritas penduduk Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia. Selanjutnya Pada 20 Mei 2002, Timor-Timur diakui secara internasional sebagai suatu negara merdeka dengan nama Timor Leste. Setelah Timor-Timur berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, banyak penduduk Timor-Timur yang memilih untuk menjadi warga negara Republik Indonesia. Mereka menetap di Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penduduk Timor-Timur yang pindah ke Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut selanjutnya akan disebut sebagai warga baru asal Timor-Timur (WB-ATT). 1.2 Tujuan Pendataan WB-ATT ini dimaksudkan untuk menyediakan data mikro mengenai kondisi demografi, sosial ekonomi dan perumahan secara khusus bagi WB-ATT yang bertempat tinggal di Provinsi NTT dengan kondisi yang mutakhir, yaitu kondisi tahun 2013. Selanjutnya hasil pendataan lengkap tersebut akan digunakan pemerintah sebagai dasar perencanaan alokasi bantuan dan pelayanan oleh pemerintah. 1.3 Ruang Lingkup Pendataan ini mencakup seluruh rumah tangga berkategori WB-ATT (sesuai dengan konsep dan definisi WB-ATT) yang bertempat tinggal di Provinsi NTT. BAB I

Upload: others

Post on 21-Apr-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

1

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Pada tanggal 30 Agustus 1999, antara Indonesia dan Portugis terjadi referendum yang

disponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam referendum tersebut mayoritas

penduduk Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia. Selanjutnya Pada 20 Mei 2002,

Timor-Timur diakui secara internasional sebagai suatu negara merdeka dengan nama Timor

Leste.

Setelah Timor-Timur berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, banyak

penduduk Timor-Timur yang memilih untuk menjadi warga negara Republik Indonesia.

Mereka menetap di Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penduduk Timor-Timur yang pindah ke Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut selanjutnya

akan disebut sebagai warga baru asal Timor-Timur (WB-ATT).

1.2 Tujuan

Pendataan WB-ATT ini dimaksudkan untuk menyediakan data mikro mengenai

kondisi demografi, sosial ekonomi dan perumahan secara khusus bagi WB-ATT yang

bertempat tinggal di Provinsi NTT dengan kondisi yang mutakhir, yaitu kondisi tahun 2013.

Selanjutnya hasil pendataan lengkap tersebut akan digunakan pemerintah sebagai dasar

perencanaan alokasi bantuan dan pelayanan oleh pemerintah.

1.3 Ruang Lingkup

Pendataan ini mencakup seluruh rumah tangga berkategori WB-ATT (sesuai dengan

konsep dan definisi WB-ATT) yang bertempat tinggal di Provinsi NTT.

BAB

I

Page 2: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

2

1.4 Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan pada pendataan menggunakan daftar WB-ATT

mencakup:

a. Susunan anggota rumah tangga meliputi nama lengkap, hubungan dengan kepala rumah

tangga, jenis kelamin, dan status perkawinan

b. Keterangan anggota rumah tangga meliputi umur, tempat lahir, kewarganegaraan, suku

bangsa orang tua kandung dan riwayat tempat tinggal.

c. Keterangan pendidikan anggota rumah tangga 5 tahun ke atas.

d. Keterangan kegiatan ketenagakerjaan anggota rumah tangga 10 tahun ke atas.

e. Keterangan perumahan

1.5 Tahapan Kegiatan

Kegiatan pendataan WB-ATT meliputi verifikasi dan snowballing keberadaan rumah

tangga WB-ATT berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil SP 2010 pada para

narasumber. Pendataan seluruh anggota rumah tangga WB-ATT di Provinsi NTT

menggunakan kuesioner WB-ATT.

1.6 Petugas Lapangan

Secara umum petugas WB-ATT dialokasikan sesuai kepadatan/keberadaan WB-ATT

di wilayah tugasnya. Berikut adalah garis besar pengalokasian petugas WB-ATT tersebut:

1. Wilayah konsentrasi keberadaan WB-ATT.

Pada wilayah konsentrasi penuh keberadaan WB-ATT (merujuk pada jumlah rumah tangga

di preprinted) petugas WB-ATT diset secara tim. Satu tim terdiri 3 (tiga) orang petugas

pendataan WB-ATT, yang terdiri dari:

a. Dua orang petugas pendataan WB-ATT (PCL 1 dan PCL2)

• Diutamakan bukan dari WB-ATT

• Melakukan verifikasi terhadap calon rumah tangga sasaran

• Mengumpulkan keterangan rumah tangga

b. Seorang petugas pendataan WB-ATT (PCL3)

• Diutamakan dari WB-ATT sendiri

• Informan deteksi dini calon rumah tangga sasaran

Page 3: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

3

• Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya

• Tugas lainnya yang mendukung

Beban tugas untuk masing-masing tim berdasarkan preprinted adalah sejumlah 100 – 200

RT WB-ATT. Selanjutnya seorang pengawas/pemeriksa ditugaskan untuk mengkoordinir 3

(tiga) sampai 4 (empat) tim.

2. Wilayah bukan konsentrasi/jarang keberadaan WB-ATT.

Pada wilayah bukan konsentrasi/jarang keberadaan WB-ATT pendataan akan dilakukan

oleh tim task force dimana masing-masing tim task force terdiri dari 2 (dua) orang petugas

pendataan. Satu tim task force dibebani 4 (empat) wilayah tugas. Namun demikian apabila

beban tugas tersebut sudah dapat diselesaikan sebelum berakhir masa pencacahan, maka

suatu tim task force dapat membantu tugas tim task force lain yang belum selesai.

Di tingkat kabupaten/kota ditempatkan satu atau dua orang koordinator lapangan

untuk mengkoordinasikan seluruh pengawas di suatu wilayah kabupaten/kota tergantung dari

banyaknya jumlah rumah tangga WB-ATT dari preprinted SP2010.

1.7. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam kegiatan pendataan WB-ATT terdiri dari peta

wilayah (desa, blok sensus), daftar preprinted, daftar pertanyaan dan buku pedoman, yaitu:

1. Peta wilayah (desa/kel, blok sensus)

2. Preprinted SP2010 (PC1)

3. Daftar TAMBAHAN (DT)

4. Daftar SARINGAN (DS)

5. Daftar REKAPITULASI (RKP)

6. Daftar WB-ATT

7. Stiker

8. Buku pedoman pendataan

Page 4: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

4

1.8. Jadwal Pelaksanaan

Pelaksanaan Pendataan WB-ATT mencakup berbagai kegiatan yang dilaksanakan di

BPS pusat dan daerah di seluruh Provinsi NTT. Kegiatan yang mencakup seluruh kegiatan

mulai dari persiapan sampai pelaporan kegiatan memiliki jadwal sebagai berikut:

Tabel 1. Rancangan Jadwal Kegiatan Pendataan WB-ATT

No. Uraian Kegiatan Jadwal Pelaksanaan

(1) (2) (3) A. Persiapan 1 Penyusunan draft kuesioner dan pedoman 28 Februari 2013 2 Presentasi di hadapan pimpinan BPS dan Tim BPS 4 Maret 2013 3 Rapat dengan Gubernur NTT 5 Maret 2013 4 Pembahasan metodologi, kuesioner dan pedoman 6-9 Maret 2013 5 Workshop persiapan pengolahan data preprinted 6-9 Maret 2013

6 Rapat Interdep (BPS, Kemenkokesra, Kemenaker, Kemenpera, Bappenas, PU) 19 Maret 2013

7 Uji coba WB-ATT dan konsultasi ahli 19-23 Maret 2013

8 Rateknis WB-ATT (Deputi Bidang Stat. Sosial, Tim BPS, BPS Prov NTT dan 8 BPS Kab/Kota) 21-23 Maret 2013

9 Pelatihan Innas 26-28 Maret 2013 10 Pelatihan Petugas 1-6 April 2013 B. Pelaksanaan 1 Pengumpulan data 8-30 April 2013 2 Supervisi lapangan 11-30 April 2013 C. Pengolahan 1 Editing/Entry Data 15 April-5 Mei 2013 2 Kompilasi dan validasi data 15 April-10 Mei 2013 3 Rekapitulasi dan exercise klasifikasi rumah tangga sasaran 20-29 Mei 2013 D. Evaluasi Hasil dan Publikasi 1 Presentasi Hasil 30 Mei 2013 2 Penyusunan Laporan Akhir 3-10 Juni 2013

Page 5: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

5

1.9 Arus Dokumen

Keterangan : Tulisan tebal artinya dokumen sudah dalam keadaan terisi

Gambar 1. Arus dokumen pendataan Warga Baru Asal Timor Timur(WB-ATT)

Page 6: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

6

1.10 Statistik yang Dihasilkan

Hasil pendataan WB-ATT di Provinsi NTT ini akan menghasilkan berbagai statistik

yang berkaitan dengan rumah tangga WB-ATT sebagai berikut:

1. Tingkat kelayakan hunian rumah tangga WB-ATT.

2. Wealth indeks rumah tangga WB-ATT.

3. Persentil pengeluaran (pendapatan) rumah tangga WB-ATT.

4. Indeks kondisi sosial rumah tangga WB-ATT lain.

Page 7: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

7

URAIAN TUGAS

2.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah seperti

terlihat dalam Gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pendataan WB-ATT

BAB

II

KETERANGAGaris Komando

Garis Koordinasi

KEPALA BPS

DEPUTI BIDANG STATISTIK SOSIAL

DIREKTUR STATISTIK KESRA

KEPALA BPS PROVINSI

KEPALA BPS KABUPATEN/KOTA

KORLAP

KASUBDIT STATISTIK KESEHATAN DAN

PERUMAHAN

PENGAWAS (PML)

TASK FORCE TIM PENCACAH

Page 8: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

8

Tingkat Pusat

1) Pengarah adalah Kepala BPS dan Deputi Bidang Statistik Sosial.

2) Penanggung jawab survei adalah Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat.

3) Penanggung jawab teknis adalah Kepala Subdirektorat Statistik Kesehatan dan Perumahan

dibantu Kepala Subdirektorat di lingkungan Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat.

Tingkat Daerah

1) Pengarah adalah Kepala BPS Provinsi.

2) Penanggungjawab teknis daerah adalah Kepala Bidang Statistik Sosial.

3) Penanggung jawab survei di tingkat Kabupaten/Kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota.

2.2. Tugas dan Tanggung Jawab

Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat

1) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan.

2) Mengkoordinasikan kegiatan persiapan WB-ATT.

3) Menyusun rencana survei beserta seluruh tahapan kegiatannya.

4) Menyusun jadwal kegiatan.

5) Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan.

Kepala Subdirektorat Statistik Kesehatan dan Perumahan

1) Menyusun anggaran kegiatan.

2) Menyusun kuesioner dan buku pedoman.

3) Mengatur kegiatan pelatihan Instruktur Nasional, Koordinator Lapangan, dan Task Force

Pusat.

4) Merancang kegiatan pelaksanaan pendataan WB-ATT

5) Merancang kegiatan supervisi.

6) Membuat laporan teknis pelaksanaan.

Kepala BPS Provinsi

1) Menentukan susunan petugas.

2) Memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan petugas di daerah.

3) Memonitor dan mengevaluasi jalannya koordinasi dan pelaksanaan lapangan.

Page 9: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

9

Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi

1) Menyeleksi pencacah dan pengawas untuk setiap kabupaten/kota.

2) Mengatur pengadaan dan pengiriman dokumen.

3) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan survei

Kepala BPS Kabupaten/Kota

1) Menyiapkan berbagai kebutuhan lapangan antara lain surat tugas, surat pemberitahuan, perlengkapan survei, dokumen pelaksanaan lapangan maupun pendukungnya.

2) Menyeleksi calon petugas lapangan dan mengirim petugas ke pusat pelatihan.

3) Mengawasi pelaksanaan lapangan dalam rangka mengevaluasi prosedur pelaksanaan lapangan dan penerapan konsep/definisi yang digunakan.

4) Mengirim hasil pencacahan ke pusat pengolahan di provinsi.

5) Membuat dan mengirim laporan pelaksanaan kepada penanggung jawab survei tingkat provinsi.

2.3. Organisasi Lapangan

Organisasi lapangan pendataan WB-ATT seperti terlihat pada Gambar 2.2 sebagai berikut:

Gambar 2.2 Organisasi Lapangan Pendataan WB-ATT

BPS PUSAT

BPS PROVINSI NTT

BPS KABUPATEN/KOTA

BPS KABUPATEN/KOTA

KORLAP

PENGAWAS (PML)

TASK FORCE

TIM 1

KORLAP

PENGAWAS (PML)

TIM 2 TIM 3

PCL 1 PCL 2

TASK FORCE

TIM 1 TIM 2 TIM 3

PCL 1 PCL 2 PCL 3 PCL 3

Page 10: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

10

2.4. Uraian Tugas Petugas WB-ATT

Di bawah ini adalah uraian tugas dari masing-masing petugas pendataan WB-ATT:

2.4.1. Koordinator Lapangan (Korlap) WB-ATT

Secara umum rangkaian tugas Korlap yang merupakan personil dari BPS pusat adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan verifikasi keberadaan rumah tangga WB-ATT berdasarkan rekap dokumen

preprinted SP 2010 per kecamatan di kabupaten/kota wilayah tugasnya.

2. Membuat jadwal koordinasi lapangan untuk setiap pengawas/pemeriksa WB-ATT.

3. Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui pengawas/pemeriksa WB-ATT.

4. Mendistribusikan dokumen yang diperlukan sesuai dengan jenis maupun jumlahnya

kepada pengawas WB-ATT dan mengumpulkan kembali daftar isian yang telah diisi oleh

petugas pendataan WB-ATT.

5. Memeriksa ketertiban dan kebenaran pengisian daftar-daftar yang digunakan, terutama

konsistensi atau kelengkapannya. Bila isian ini tidak lengkap, tidak konsistensi atau tidak

wajar tanyakan kembali kepada petugas pendataan WB-ATT.

6. Posisi fungsional sebagai Wakil Kepala BPS Kab/Kota.

7. Melaksanakan seluruh tugas selama pelaksanaan pendataan lapangan sesuai jadwal yang

telah ditentukan.

2.4.2. Petugas Pengawas/Pemeriksa Lapangan WB-ATT

Secara umum tugas pengawas/pemeriksa lapangan WB-ATT sebagai berikut:

1. Mengikuti pelatihan petugas pengawas/pemeriksa lapangan WB-ATT.

2. Seorang pengawas/pemeriksa lapangan membawahi 3-5 tim.

3. Menerima wilayah tugas dari Korlap

4. Membagi wilayah tugas kepada petugas WB-ATT

5. Membuat jadwal pengawasan/pemeriksaan dan pelaksanaan lapangan untuk setiap tim

pendataan.

6. Memantau setiap saat keberadaan dan pergerakan petugas WB-ATT.

7. Mendampingi setiap petugas pendataan WB-ATT paling sedikit satu hari selama

periode pendataan. Pendampingan dimulai dari pendataan WB-ATT yang dinilai

paling lemah dan dilakukan sedini mungkin, sehingga kesalahan-kesalahan yang

mungkin terjadi dapat dikurangi/dihindari.

Page 11: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

11

8. Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui dalam pendataan WB-ATT,

jika menemukan masalah yang meragukan tentang konsep dan definisi, pengawas

harus mengacu pada buku pedoman pendataan WB-ATT atau catatan yang diberikan

selama pelatihan.

9. Mendistribusikan dokumen yang diperlukan sesuai dengan jenis maupun jumlahnya

kepada petugas pendataan WB-ATT dan mengumpulkan kembali daftar isian yang

telah diisi oleh petugas pendataan WB-ATT.

10. Bersama petugas pendataan WB-ATT mengenali dan mengelilingi batas terluar pada

daerah tugas (desa yang berisi blok sensus) sehingga petugas pendataan WB- ATT

dapat melakukan pendataan di desa yang merupakan wilayah tugasnya pada batas-

batas blok sensus yang benar.

11. Mengawasi petugas (PCL1 dan PCL 2) untuk selalu mewawancarai WB-ATT di

rumah WB-ATT tersebut

12. Memeriksa ketertiban dan kebenaran pengisian daftar-daftar yang digunakan, terutama

konsistensi atau kelengkapannya. Bila isian ini tidak lengkap, tidak kosisten atau tidak

wajar tanyakan kembali kepada petugas pendataan WB-ATT.

13. Menyerahkan daftar yang telah diisi dan diperiksa kepada Korlap.

14. Melaksanakan seluruh tugas sesuai jadwal yang telah ditentukan.

2.4.3. Uraian Tugas Petugas Pendataan WB-ATT dan Task Force

Secara umum Task Force mempunyai tugas yang sama dengan petugas pendataan

WB-ATT yaitu melakukan pendataan ke rumah tangga. Petugas pendataan WB-ATT (khusus

PCL 1 dan PCL2) memiliki tugas sebagai berikut:

1. Mengikuti pelatihan petugas pendataan WB-ATT. 2. Mengenali wilayah tugas yaitu desa dan blok sensus bersama pengawas. 3. Melakukan verifikasi preprinted SP2010-C1 (dokumen preprinted SP 2010) yang menjadi

tanggung jawabnya kepada kepala desa/lurah, dan ketua satuan lingkungan setempat secara berjenjang (misalnya: ke RW kemudian ke RT).

4. Melakukan proses snowballing terhadap keberadaan WB-ATT yang tidak tertera pada dokumen preprinted SP 2010 saat melakukan verifikasi, termasuk pada saat melakukan pendataan WB-ATT juga dilakukan proses snowballing pada rumah tangga WB-ATT terhadap keberadaan rumah tangga WB-ATT lain yang tidak tertera pada dokumen preprinted SP 2010.

Page 12: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

12

5. Melakukan pendataan pada rumah tangga WB-ATT menggunakan kuesioner WB-ATT. 6. Menjalin kerja sama dengan pengawas/pemeriksa lapangan yang membawahinya (untuk

tim task force kepada pengawas/pemeriksa lapangan yang berdekatan dengan wilayah tugasnya) dan semua responden.

7. Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai. 8. Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan bahwa

semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden telah dicatat dengan benar.

9. Setiap hari melapor kepada pengawas/pemeriksa lapangan (untuk tim task force melapor langsung kepada korlap) mengenai hasil pendataan lapangan dan mendiskusikan masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan bersama pengawas/pemeriksa lapangan.

10. Anggota tim berupaya agar selalu bersama dalam satu lokasi. Mendata secara terpisah dapat dilakukan jika dirasa memungkinkan dan aman

11. Menyerahkan seluruh dokumen hasil pendataan kepada pengawas/pemeriksa lapangan (untuk tim task force kepada korlap) secara bertahap, tanpa menunggu satu blok sensus selesai semuanya.

Secara umum Petugas Pendataan WB-ATT ( PCL 3) memiliki tugas khusus sebagai berikut: 1. Membuka jalan kepada tim dengan melakukan komunikasi kepada penguasa wilayah

atau tokoh masyarakat di wilayah tugasnya. 2. Memberikan informasi dini kepada PCL1 dan PCL2 tentang keberadaan WB-ATT di

wilayah tugasnya. 3. Menggali informasi keberadaan WB-ATT dari narasumber dan menyisir keberadaan

WB-ATT di wilayah tugasnya. 4. Tugas lainnya yang mendukung kelancaran pelaksanaan lapangan.

2.5. Persiapan Lapangan

Dokumen, bahan, dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan adalah:

1. Peta wilayah blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya. 2. Preprinted PC1 3. Daftar TAMBAHAN (DT) 4. Daftar SARINGAN (DS) 5. Daftar REKAPITULASI (RKP) 6. Daftar WB-ATT 7. Stiker WB-ATT 8. Stamp pad dan tinta. 9. Buku pedoman pendataan

Page 13: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

13

10. Pensil hitam, rautan, penghapus, dan lain-lain 11. Surat tugas atau surat pengantar (dengan cap/stempel dari aparat setempat).

Dokumen-dokumen, bahan dan perlengkapan tersebut harus diyakinkan tidak ada

yang kurang, baik dalam hal jumlah maupun kondisinya.

2.6. Pencarian Informasi Situasi dan Kondisi Wilayah Tugas

Hal ini penting dilakukan karena situasi dan kondisi lapangan dapat mempengaruhi

jadwal dan kelancaran pelaksanaan lapangan. Beberapa informasi yang perlu dikumpulkan

antara lain terkait:

1. Letak geografis wilayah tugas.

2. Ketersediaan transportasi ke lokasi pendataan. Untuk mengantisipasi apabila ada lokasi

pendataan yang membutuhkan biaya dan waktu khusus.

3. Profil masyarakat pada wilayah yang akan dituju untuk menerapkan teknik wawancara

yang tepat digunakan.

4. Nara sumber untuk mendapatkan keberadaan WB-ATT

2.7. Koordinasi dan Komunikasi dengan BPS Provinsi NTT dan

Pejabat Wilayah Tugas

Sebelum mulai bertugas, koordinasi dan komunikasi seluruh petugas WB-ATT di

Provinsi NTT dengan pejabat daerah di seluruh Provinsi NTT harus dilakukan. Hal ini

dikarenakan proses pendataan WB-ATT ini sangat membutuhkan verifikasi dan informasi

dari berbagai pihak mengenai keberadaan WB-ATT yang kemudian akan didata.

Setiap petugas (Korlap, Pengawas/Pemeriksa dan Petugas Pendataan) WB-ATT

mendapat surat pengantar atau surat tugas yang diperlihatkan sebagai tanda bukti kepada

pejabat setempat maupun responden bahwa mereka adalah petugas pendataan WB-ATT.

Kemahiran dalam berkomunikasi dengan pejabat setempat akan membantu tim untuk diterima

masyarakat dengan baik.

2.8. Pengenalan Wilayah Tugas

Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh petugas pendataan WB-ATT sebelum

verifikasi maupun snowballing adalah mengenali lokasi wilayah tugas. Berbekal peta blok

sensus yang diperoleh dari BPS Kabupaten/Kota, pengawas/pemeriksa dan petugas pendataan

Page 14: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

14

WB-ATT terlebih dulu harus mengunjungi wilayah tugas (desa) dan mengenali batas-batas

wilayah (sesuai batas blok sensus terluar di suatu desa) yang harus dikunjungi.

Adanya peta akan sangat membantu menentukan arah, jarak, dan letak suatu wilayah

tugas. Dalam beberapa kasus, beberapa peta tidak sesuai dengan fakta lapangan. Untuk itu,

Pengawas harus berkoordinasi dengan Korlap untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.

Page 15: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

15

TATA CARA PENDATAAN LAPANGAN

Strategi pendataan perlu dirancang dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan

lapangan, antara lain bagaimana menemukan keberadaan rumah tangga WB-ATT, bagaimana

mengatur waktu dengan responden yang harus diwawancarai, bagaimana etika dan teknis

berwawancara yang sesuai dengan karakteristik masyarakat WB-ATT, dan lain-lain.

3.1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari rumah tangga dilakukan melalui wawancara tatap muka antara

petugas pendata WB-ATT dengan rumah tangga WB-ATT. Untuk pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner WB-ATT yang ditujukan kepada individu perlu diusahakan agar individu

yang bersangkutan yang diwawancarai. Keterangan rumah tangga dapat dikumpulkan melalui

wawancara dengan kepala rumah tangga, suami/istri kepala rumah tangga atau anggota rumah

tangga lain yang mengetahui tentang karakteristik yang ditanyakan.

Babak yang paling penting dalam pengumpulan data adalah cara menemukan

keberadaan WB-ATT. Untuk WB-ATT yang mempunyai garis keturunan Timor Timur baik

yang berada di pengungsian maupun yang tinggal berbaur dengan masyarakat, cara

menemukan keberadaannya dimulai dengan melakukan verifikasi keberadaan dengan

menggunakan Daftar Preprinted hasil SP2010 kepada narasumber WB-ATT seperti

lurah/kepala desa, pengurus rt, dan tokoh masyarakat. Untuk WB-ATT yang tidak tinggal di

pengungsian dan bukan keturunan Timor Timur keberadaannya dilacak melalui snowballing

berdasarkan informasi narasumber (lurah/kepala desa, pengurus rt, tokoh masyarakat).

BAB

III

Page 16: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

16

Proses secara keseluruhan pengumpulan data WB-ATT bisa dilihat pada gambar 2.3.

berikut ini:

Gambar 2.3 Mekanisme pengisian dari daftar-daftar pendataan WB-ATT

WBATT di pengungsian atau

keturunan Timor Timur

WBATT bukan di pengungsian

atau bukan keturunan Timor Timur

Apakah calon WB-ATT dapat

ditemukan?

T

Stop

Lakukan pengisian Daftar SARINGAN

Y

Apakah sesuai kriteria

WB-ATT? Y

Lakukan pengisian Daftar

REKAPITULASI Lakukan pengisian Daftar WB-ATT

T

Y

Lakukan pengisian Daftar TAMBAHAN

(DT)

T

Apakah seluruh nama pada WB-ATT.DT

dan preprinted sudah diverifikasi?

T

Y

snowballing keberadaan

calon WB-ATT pada

keluarga WB-ATT

Daftar Preprinted SP2010 calon

WB-ATT

Mulai

Apakah ada informasi calon WB-ATT lain?

verifikasi keberadaan calon WB-ATT pada penguasa

wilayah/tomas

Mulai

Page 17: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

17

3.2. Etika Bertamu dan Berwawancara

Pendataan rumah tangga WB-ATT dilakukan dengan mengunjungi rumah tangga WB-

ATT dan melakukan wawancara langsung dengan anggota rumah tangga di rumah WB-ATT

sesuai dengan pedoman. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, harap diperhatikan tata

cara berwawancara berikut ini:

1. Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga orang yang diwawancarai

(responden) sedang berada di rumah. Jangan mengadakan wawancara jika ada kesibukan

dalam rumah tangga tersebut, misalnya pesta dan upacara.

2. Pada saat berkunjung hendaknya berpakaian yang rapi dan sopan. Sebelum memasuki

rumah untuk mengadakan wawancara, mintalah izin terlebih dahulu dengan mengucapkan

salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku didaerah setempat.

3. Sebelum melakukan wawancara perhatikan suasana pada saat itu. Apabila saatnya kurang

baik, pencacahan dapat ditunda pada waktu/hari lain asalkan tidak melampaui batas waktu

yang telah ditentukan.

Untuk menghindari penolakan dari responden, petugas harus dapat menguasai teknik

berwawancara yang baik. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan oleh petugas dalam

melakukan wawancara dengan respoden:

1. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan

Pencacah, mengapa wawancara diperlukan. Bila perlu tunjukkan surat tugas dan tanda

pengenal petugas.

2. Mengerti dan mengetahui siapa yang seharusnya diwawancarai. Jangan mewawancarai

tamu, saudara atau tetangga yang sedang berkunjung ke rumah responden.

3. Lakukan wawancara dalam bahasa daerah bila responden lebih menyukainya agar

responden tidak merasa segan untuk memberikan jawaban yang tepat dan benar.

4. Sebelum mulai mengajukan pertanyaan, jelaskan pentingnya survei ini diadakan dan

yakinkan responden bahwa keterangan yang diberikan akan dirahasiakan, sesuai dengan

Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

5. Gunakan kecakapan, kesabaran, keramahan selama berwawancara, bila ditemui sikap dan

tingkah laku responden yang ragu-ragu, tidak tegas, curiga atau bersikap menantang.

6. Wawancara agar tetap berada pada topik pertanyaan pada kuesioner. Apabila responden

membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang, kembalikanlah pembicaraan

secara bijaksana ke arah daftar isian.

Page 18: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

18

7. Jangan memberikan tanggapan terhadap jawaban yang diberikan responden. Jangan

kehilangan kesabaran, bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak

diinginkan.

8. Tetap bersikap sabar terhadap rasa ingin tahu responden dan jawablah pertanyaan

responden dengan tepat dan jelas. Ucapkan terima kasih setelah selesai melakukan

wawancara, dan beritahu tentang kemungkinan adanya kunjungan ulang apabila masih ada

keterangan yang diperlukan.

Page 19: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

19

MEKANISME PENGISIAN DAFTAR-DAFTAR

PENDATAAN WB-ATT

4.1. Tata Tertib Pengisian Daftar

Kuasai konsep, definisi, maksud, dan tujuan pendataan;

Tulis semua isian dengan huruf kapital menggunakan pensil hitam sejelas-jelasnya agar

mudah dibaca dan pada tempat yang telah disediakan, dan diteliti kembali isian daftar

serta perbaiki bila terdapat kesalahan pengisian sebelum diserahkan ke pml.

4.2. Daftar Tambahan (DT)

Daftar Tambahan (DT) digunakan untuk mencatat penduduk yang termasuk WB-ATT

berdasarkan informasi narasumber (lurah/kepala desa, rw, rt, tokoh masyarakat, responden

WB-ATT) yang telah didata. Informasi yang dicatat dalam daftar DT mencakup tempat

tinggal, nama lengkap, alamat, jenis kelamin, dan suku bangsa.

Daftar DT harus segera diberikan ke korlap untuk ditindaklanjuti apabila terdapat

nama-nama calon WB-ATT yang tempat tinggalnya bukan di wilayah kerja petugas.

4.3. Daftar Saringan (DS)

Daftar saringan digunakan untuk melakukan saringan terhadap pendataan seluruh

rumah tangga WB-ATT dari daftar PC1 dan DT sebelum melakukan pendataan lengkap

rumah tangga dengan menggunakan daftar WB-ATT. Blok ini berisi keterangan tempat

mengenai kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, nomor blok

sensus, nomor urut rumah tangga, nama kepala rumah tangga, alamat, sumber informasi, dan

nama responden pemberi informasi.

BAB

IV

Page 20: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

20

Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama menjadi satu. Rumah tangga biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak, dan anak. Juga dianggap sebagai satu rumah tangga biasa, antara lain:

1. Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus tetapi makannya diurus sendiri.

2. Rumah tangga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut masih dalam (sub) blok sensus yang sama dianggap sebagai satu rumah tangga.

3. Pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang dari 10 orang. Pemondok dianggap sebagai ART induk semangnya.

4. Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa.

5. Anggota TNI yang tinggal di asrama bersama rumah tangganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehari-harinya

Penjelasan:

1. Rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) kurang dari 10 orang dianggap sebagai satu rumah tangga biasa dengan yang indekos.

2. Jika yang mondok dengan makan 10 orang atau lebih, maka rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan merupakan rumah tangga biasa, sedang yang mondok dengan makan dianggap sebagai rumah tangga khusus.

3. Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurus lembaga pemasyarakatan, dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak istri serta art lainnya dianggap rumah tangga biasa.

Kepala rumah tangga (KRT) adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang

bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga tersebut atau orang yang

dianggap/ditunjuk sebagai kepala rumah tangga (misalnya beberapa mahasiswa yang bersama-

sama mendiami satu kamar dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya

sendiri-sendiri, maka salah seorang dari mahasiswa tersebut dianggap/ditunjuk sebagai KRT).

Penjelasan: Kepala rumah tangga yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya

dicatat di salah satu tempat tinggalnya di mana ia berada paling lama. Khusus

untuk kepala rumah tangga yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan

pulang ke rumah istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap

Page 21: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

21

bulan, setiap 3 bulan) tetapi kurang dari 6 bulan, tetap dicatat sebagai kepala

rumah tangga (KRT) di rumah istri dan anak-anaknya.

Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu

rumah tangga, baik ada pada waktu pencacahan maupun sementara tidak ada. Anggota rumah

tangga yang bepergian selama 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian

kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah atau akan meninggalkan rumah selama 6

bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Orang yang telah tinggal di

rumah tangga selama 6 bulan atau lebih atau yang telah tinggal di rumah tangga kurang dari 6

bulan tetapi berniat tinggal untuk 6 bulan atau lebih, dianggap sebagai anggota rumah tangga.

Penjelasan: Pembantu rumah tangga atau sopir yang tinggal dan makan di rumah majikannya

dianggap sebagai ART majikannya, tetapi yang hanya makan atau tinggal saja

dianggap bukan ART majikannya.

Contoh:

1. Paulina indekost di Kota Kupang dekat dengan kampus Universitas Nusa Cendana

karena kuliah di Fakultas Ekonomi, sedang orang tua beserta adik-adiknya tinggal di

Kabupaten Belu. Setiap hari Minggu Paulina pulang ke Belu, maka Paulina dicatat

sebagai penduduk Kota Kupang.

2. Gabriel adalah pegawai BPS Provinsi yang seluruh anggota rumah tangganya tinggal di

Kabupaten Belu. Untuk menghemat biaya transpor, ia pulang ke Belu hanya setiap hari

Jum’at sore sampai hari Senin pagi. Karena Gabriel adalah kepala rumah tangga, maka ia

tetap dicatat sebagai penduduk Kabupaten Belu.

3. Felipe seorang kepala rumah tangga dengan anggota rumah tangga sebanyak 5 orang

tinggal di desa Oemat Nunu Kabupaten Kupang. Sejak bulan April 2008 hingga saat

pencacahan ia tinggal di Kabupaten Flores Timur. Pada saat tiga hari terakhir

dilaksanakan pencacahan, Felipe dicatat sebagai penduduk Kabupaten Flores Timur,

karena lebih dari 6 bulan tinggal di Kabupaten Flores Timur.

4. Fransisco mempunyai 5 orang anak yaitu Martino tinggal di Soe, Kabupaten Timur

Tengah Selatan, Ximenes tinggal di Kabupaten Manggarai, Maria tinggal di Ende, Felipe

tinggal di Jakarta, dan Fransisca tinggal di Bandung. Secara bergantian Fransisco

mengunjungi anak-anaknya dan berada di tempat anaknya sekitar satu bulan. Tepat pada

saat pencacahan Fransisco berada di rumah Maria sejak seminggu sebelum pencacahan,

maka Fransisco dicatat sebagai penduduk Ende.

Page 22: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

22

Untuk menentukan calon responden akan didata sebagai WB-ATT atau bukan, maka

dilakukan probing. Probing bertujuan menyaring warga baru asli Timor Timur yang

menjadi sasaran berdasarkan kriteria tinggal di pengungsian, keturunan Timor Timur ,

dan pernah tinggal di Timor-Timur kemudian pindah keluar dari Timor Timur bulan

Januari 1999 sampai dengan Desember 2003.

Perlu diperhatikan, bahwa kapan pindah keluar dari Timor Timur ini adalah probing

penelusuran dari petugas kepada anggota rumah tangga yang pindah. Pertanyaan ini berkaitan

dengan warga baru asal Timor Timur yang melakukan eksodus yang berkaitan dengan

pemisahan Provinsi Timor Timur menjadi Negara Timor Leste. Gelombang pengungsi yang

menuju Indonesia sebagian besar terjadi pada Tahun 1999.

Kriteria pengungsi yang akan didata, yaitu:

- Tinggal di pengungsian dan terdaftar, maksudnya memiliki kartu hijau resmi atau diakui

ketua camp/paguyuban/pengungsian.

- Tinggal di pengungsian dan tidak terdaftar.

Anggota rumah tangga keturunan campuran Timor Timur adalah apabila salah satu orang tua

atau kakek/nenek keturunan Timor Timur.

4.4. Daftar Rekapitulasi (RKP)

Daftar ini bertujuan untuk merekap semua WB-ATT yang merupakan sasaran dalam

satu blok sensus. Pengisian daftar ini dilakukan sebelum wawancara dengan daftar WB-ATT.

Daftar RKP berisi identitas wilayah dan petugas. Pada daftar RKP dicatat juga nomor urut

yang akan digunakan sebagai identitas rumah tangga. Daftar RKP digunakan untuk

menghitung banyaknya rumah tangga di 8 kabupaten/kota menurut kriteria A, B, C, dan non

kriteria.

4.5. Daftar Pendataan WB-ATT

Daftar WB-ATT dimaksudkan untuk melakukan pendataan seluruh WB-ATT yang

sesuai dengan konsep operasional yaitu:

Page 23: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

23

A. Berstatus pengungsi asal Timor Timur, atau pada saat pendataan (April 2013) berstatus

masih sebagai pengungsi Timor Timur dan tinggal di barak/camp pengungsian resmi

dengan catatan:

1. Terdaftar sebagai pengungsi.

2. Sehari-hari atau biasanya tinggal di pengungsian pada waktu pendataan.

3. Jika ada, termasuk orang yang bukan asal Timor Timur tapi menjadi anggota rumah

tangga pengungsi.

B. Warga Negara Republik Indonesia (WNRI) Keturunan orang Timor-Timur, atau mereka

yang tinggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur WNRI dengan syarat :

1. Kedua orang tuanya (Ayah dan Ibu) asli Timor Timur.

2. Ayah saja asli Timor Timur (Ibu bukan asli).

3. Ibu saja asli Timor Timur (Ayah bukan asli).

4. Kedua orangtuanya (Ayah dan Ibu) keturunan campur Timor Timur.

5. Ayah saja keturunan campur Timor Timur.

6. Ibu saja keturunan campur Timor Timur.

C. Pindahan dari Timor Timur terkait pemisahan (1999) adalah mereka yang:

1. Pernah bertempat tinggal di Timor Timur dan pindah ke wilayah Republik Indonesia.

2. Perpindahan sekitar waktu pemisahan Timor Timur menjadi Timor Leste yaitu

Januari 1999 sampai dengan Desember 2003.

3. Alasan pindahnya memilih sebagai Warga Negara Indonesia.

Jika kriteria A-C ada minimal 1 terpenuhi, maka dilanjutkan dengan pendataan

lengkap menggunakan daftar WB-ATT.

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Blok ini berisi keterangan tempat mengenai kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan,

klasifikasi desa/kelurahan, nomor blok sensus, nomor urut rumah tangga, nama kepala rumah

tangga, dan alamat. Nomor urut rumah tangga salin dari daftar REKAPITULASI (RKP) yang

ada isian kode (1) di kolom 3 atau 4 atau 5 .

BLOK II. SUSUNAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

Penyusunan ART

1. Isi lebih dulu kolom (2) Nama ART, (3) Hubungan dengan KRT, (4) Jenis kelamin, dan

(5) Status Perkawinan, untuk semua ART. Lalu lanjutkan mengisi kolom (6) Nomor

Page 24: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

24

keluarga, (7) Hubungan dengan Kepala Keluarga, dan Kolom (8) kapan mulai

berkeluarga.

2. KRT harus ditempatkan pada nomor urut 1, lalu dilanjutkan dengan pasangannya dan

anak-anaknya yang belum kawin.

3. Setelah mencatat butir 2, lanjutkan mencatat anak yang sudah kawin dengan diikuti

pasangannya serta anak-anak mereka yang belum kawin.

4. Lakukan pencatatan seperti butir 3 untuk setiap rumah tangga yang menjadi ART.

Untuk Kepala Keluarga yang belum pernah kawin, kolom (8) tetap diisi kapan mulai

terbentuk keluarga ini.

Contoh Kasus:

Kasus Pembantu

No Urut Keluarga Hubungan dengan Kepala Keluarga

1. Sebatang kara,sudah menikah No keluarga sendiri Kode 1

2. Mempunyai keluarga lain di luar rumah tangga

“-“ “-“

3. Sebatang kara, < 17 atau belum menikah

“-“ “-“

4. Mempunyai keluarga yang tinggal bersama di rumah majikan

No keluarga sendiri sesuaikan

Keluarga adalah seseorang/sekelompok orang dalam ikatan perkawinan. Keluarga inti terdiri

dari: suami, istri dan anak yang belum kawin.

Seseorang yang sudah bercerai (hidup/mati) dianggap sebagai satu keluarga sendiri bersama

dengan anak-anaknya yang belum kawin.

Seseorang yang sudah dewasa (17+ atau pernah kawin) yang sudah mandiri atau tidak tinggal

bersama dengan orang tuanya, dianggap juga keluarga tersendiri.

Komposisi satu keluarga bisa terdiri dari :

1. Suami, istri, dan anak yang belum kawin atau 2. Suami dan istri, atau 3. Seorang ayah dan anak, atau 4. Seorang ibu dan anak, atau 5. Seorang pria yang berstatus cerai hidup/mati, atau 6. Seorang wanita yang berstatus cerai hidup/ mati

Page 25: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

25

Perlakuan bagi yang memiliki garis keturunan Timor Timor, belum kawin, dan tidak tinggal

bersama orang tuanya :

1. Jika usia 17 tahun atau lebih, dicatat sebagai satu keluarga tersendiri

2. Jika usia dibawah 17 tahun yang tinggal bersama keluarga asal Timor Timur, tidak

dicatat sebagai anggota keluarga tersebut bila mempunyai atau masih memiliki

keluarga di tempat lain.

3. Jika usia dibawah 17 tahun yang tinggal bersama keluarga lain (bukan asal Timor

Timur), dicatat sebagai anggota keluarga tersebut bila mempunyai atau masih

memiliki keluarga di tempat lain.

4. Seseorang yang tinggal sendiri, dicatat sebagai keluarga tersendiri, bila sudah dewasa

Anggota keluarga adalah orang yang memiliki hubungan keluarga di dalam tempat tinggal

tersebut sesuai dengan kriteria keluarga.

Kepala keluarga adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keluarga atau ditunjuk

sebagai kepala keluarga.

Istri/suami adalah istri/suami dari kepala keluarga.

Anak, mencakup anak kandung, anak tiri, dan anak angkat (adopsi legal) kepala keluarga.

Lainnya, yaitu mereka yang memiliki hubungan dengan kepala keluarga selain dua kategori

di atas.

Jenis Kelamin

Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya. Untuk meyakinkannya

tanyakan apakah anggota rumah tangga tersebut laki-laki atau perempuan.

Status Perkawinan

Belum kawin adalah status perkawinan bagi mereka yang belum pernah terikat dalam

perkawinan sampai pada saat pendataan.

Kawin adalah status perkawinan bagi mereka yang terikat dalam perkawinan atau mempunyai

istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pendataan, baik tinggal bersama

maupun terpisah. Dalam hal ini termasuk mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama,

negara, dan sebagainya).

Cerai hidup adalah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan sekarang belum kawin

lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara

Page 26: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

26

hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus

kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena bekerja,

mencari pekerjaan, sekolah, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah

kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.

Cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi.

Isikan nomor urut anggota keluarga pemberi keterangan serta tuliskan jumlah anggota

keluarga. Jika anggota keluarga berjumlah lebih dari 10 (sepuluh) orang maka tambahkan

daftar WB-ATT.

Bubuhkan cap jari (jempol kiri) dan tanda tangan di tempat yang telah disediakan bagi

responden yang memberi keterangan. Bila responden tidak ada jempol kiri, maka

gunakan jari sesuai urutan dibawah ini,

1. Jempol kanan 2. Jari telunjuk kiri 3. Jari tengah kiri 4. Jari manis kiri 5. Jari kelingking kiri 6. Jempol kiri salah satu anggota rumah tangga

BLOK III. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

Penulisan nama harus menggunakan huruf kapital

Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun

yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender Masehi.

Apabila responden tidak mengetahui bulan dan tahun lahirnya dengan pasti, usahakan untuk

memperoleh keterangan mengenai umurnya dengan cara sebagai berikut:

1. Melalui akte kelahiran, surat kenal lahir, kartu dokter, kartu imunisasi, dan Kartu

Menuju Sehat (KMS) atau catatan lain yang dibuat oleh orang tuanya. Perhatikan

tanggal dikeluarkannya surat-surat tersebut (misalnya KTP atau kartu keluarga) bila

yang tercatat di sana adalah umur (bukan tanggal lahir).

2. Menghubungkan waktu kelahiran responden dengan tanggal, bulan dan tahun kejadian

atau peristiwa penting yang terjadi di Indonesia atau di daerah yang dikenal secara

nasional maupun regional.

Page 27: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

27

Contoh:

Pemilu, gunung meletus, banjir, kebakaran, pemilihan kepala desa/lurah, dan

sebagainya. Beberapa peristiwa penting yang dapat digunakan dalam memperkirakan

umur antara lain:

a) Pendaratan Jepang di Indonesia (1942).

b) Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1945).

c) Pemilu I (1955).

d) Pemberontakan G30S/PKI (1965).

3. Membandingkan umur anggota ruta dengan saudara-saudara kandungnya. Mulailah

dengan memperkirakan umur anak yang terkecil, kemudian bandingkan dengan anak

kedua terkecil dengan menanyakan kira-kira berapa umur atau sudah bisa berbuat apa

saja {duduk (6 bulan), merangkak (8 bulan), berdiri (9 bulan), berjalan (12 bulan)} si

kakak waktu adiknya lahir atau mulai ada dalam kandungan. Lakukan cara-cara di atas

ini untuk mencari keterangan mengenai anak-anak yang lebih besar.

4. Membandingkan dengan anak tetangga/saudara yang diketahui umurnya dengan pasti.

Perkirakan berapa bulan anak yang bersangkutan lebih tua atau lebih muda dari anak-

anak tersebut.

Jika bulan lahir tidak tahu maka isikan 99.

Jika tahun lahir tidak tahu maka isikan 9999.

Pendidikan

Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak pernah atau belum pernah terdaftar dan

tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal

maupun non formal (Paket A/B/C), termasuk juga yang tamat/belum tamat taman kanak-

kanak tetapi tidak melanjutkan ke sekolah dasar.

Masih bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu

jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/B/C), yang berada di bawah

pengawasan Kemdiknas, Kementrian Agama (Kemenag), Instansi Negeri lain maupun

Instansi Swasta.

Penjelasan: bagi mahasiswa yang sedang cuti dianggap masih bersekolah.

Tidak bersekolah lagi adalah pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan baik di suatu

jenjang pendidikan formal maupun non formal (Paket A/B/C), tetapi pada saat pendataan

tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif.

Page 28: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

28

Ijazah/STTB meliputi:

1) Tidak punya ijazah SD adalah kategori bagi mereka yang pernah bersekolah tetapi

tidak/belum tamat Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah

Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua dan

Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 s.d A100, SD Proyek Perintis Sekolah

Pembangunan atau SD Indonesia (di Luar Negeri). Mereka yang tamat Sekolah Dasar

3 tahun atau sederajat dianggap tidak tamat SD.

2) Tamat SD/sederajat adalah tamat Sekolah Dasar (SD) atau sekolah yang

setara/sederajat misalnya: Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar,

Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A dan memperoleh ijazah

persamaan SD, SD Proyek Perintis Sekolah Pembangunan dan SD Indonesia (di Luar

Negeri).

3) Tamat SMP/sederajat adalah tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sekolah

yang setara/sederajat misalnya: Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah,

MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Lanjutan Tingkat Pertama, SMP Proyek

Perintis Sekolah Pembangunan, SMP Indonesia (di Luar Negeri) dan SMP Olahraga.

4) Tamat SMA/SMK/sederajat adalah tamat Sekolah Menengah Atas/Kejuruan atau

sekolah yang setara/sederajat misalnya: Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah,

HBS 5 tahun, AMS, Sekolah Lanjutan Persiapan Pembangunan, SMA Proyek Perintis

Sekolah Pembangunan, SMA Indonesia (di Luar Negeri), SMA para atlit, Sekolah

Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah

Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Menengah Teknolagi

Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi

Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Menengah Pekerja

Sosial, Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga, Sekolah Menengah Ekonomi

Atas, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Sekolah Asisten Apoteker, Kursus Pegawai

Administrasi Atas, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, dan Sekolah Menengah

Analis Kimia.

5) Tamat Akademi/perguruan tinggi adalah tamat dari Akademi/perguruan tinggi.

Akademi meliputi :

Tamat Diploma I/II adalah tamat program DI/DII pada suatu perguruan tinggi yang

menyelenggarakan program diploma I/II pada pendidikan formal. Program Akta I dan

II termasuk dalam jenjang pendidikan program DI/DII.

Page 29: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

29

Tamat Diploma III/Akademi adalah tamat program DIII atau mendapat gelar sarjana

muda pada suatu akademi atau perguruan tinggi yang menyelenggarakan program

diploma atau mengeluarkan gelar sarjana muda, misalnya Akademi Seni Musik

Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia, Akademi Bahasa Asing, Akademi Pimpinan

Perusahaan, Akademi Kimia Analis, Akademi Meteorologi dan Geofisika.

Perguruan Tinggi meliputi:

Tamat Diploma IV/S1 adalah tamat program pendidikan Diploma IV atau Sarjana

pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi, sedangkan Program Akta IV sejajar

dengan jenjang Diploma IV.

Tamat S2/S3 adalah tamat program pendidikan Pasca Sarjana termasuk Doktor atau

Spesialis I dan II pada suatu Universitas atau Perguruan tinggi.

Catatan: Bagi siswa SD, SLTP dan SLTA yang baru dinyatakan lulus dari suatu jenjang

pendidikan tertentu pada saat pencacahan dianggap sudah memiliki ijazah sesuai

jenjangnya.

Ketenagakerjaan

Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam sebulan

terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus.

Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi

pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan, baik berupa uang

atau barang termasuk bagi pengusaha.

Penjelasan:

a. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan

ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa.

b. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya

untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman

bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, dan atau palawija (ubi kayu,

ubi jalar, kentang).

c. Anggota ruta yang membantu melaksanakan pekerjaan kepala ruta atau

anggota ruta yang lain, misal di sawah, ladang, warung/toko dan sebagainya

dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tak dibayar).

Page 30: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

30

d. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan keluarga sendiri

dianggap bekerja.

Contoh:

i. Dokter yang mengobati anggota keluarga sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki

rumah sendiri, dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri.

ii. Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri,

peralatan pesta, alat pengangkutan dan sebagainya dikategorikan bekerja.

iii. Pembantu ruta termasuk kategori bekerja, baik sebagai anggota keluarga majikannya

maupun bukan anggota keluarga majikannya.

iv. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil,

dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau

turut mengelola atas usaha pertanian itu.

v. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun nonpertanian

yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja.

vi. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka

profesinya, dianggap sebagai bekerja.

Kategori mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah mereka yang

mempunyai pekerjaan/usaha tetapi selama sebulan terakhir tidak bekerja karena sesuatu sebab

seperti sakit, cuti, menunggu panen, atau mogok kerja. Mereka yang digolongkan sebagai

punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah:

1. Pekerja profesional yang sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan

berikutnya. Contoh: Dalang, tukang pijat, dukun dan penyanyi.

2. Pekerja tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak bekerja karena cuti,

sakit, mangkir, mogok kerja, atau diistirahatkan sementara karena perusahaan

menghentikan kegiatannya sementara, misalnya karena kerusakan mesin, bahan baku

tidak tersedia dan sebagainya.

3. Petani yang mengusahakan tanah pertanian sedang tidak bekerja karena alasan sakit

atau menunggu pekerjaan berikutnya seperti menunggu panen atau musim hujan untuk

menggarap sawah.

Page 31: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

31

Penjelasan:

1. Orang yang sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja pada saat

pencacahan tidak dikategorikan sementara tidak bekerja. Isikan

kegiatannya sesuai yang dilakukannya selama seminggu terakhir sebelum

pencacahan.

2. Pekerja bukan profesional, seperti pekerja serabutan/bebas, tukang cangkul

keliling, buruh tani dan buruh lepas lainnya yang sementara tidak ada

pekerjaan atau tidak melakukan kegiatan "bekerja" selama seminggu terakhir,

tidak dikategorikan sebagai sementara tidak bekerja.

Cara menentukan pekerjaan utama adalah sebagai berikut:

1) Jika ART selama sebulan yang lalu hanya mempunyai satu pekerjaan, maka

pekerjaan tersebut dicatat sebagai pekerjaan utama.

2) Jika ART selama sebulan yang lalu mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka

pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak dicatat sebagai pekerjaan utama. Jika

waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar

dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama dan

penghasilannya juga sama besar, maka terserah pada responden pekerjaan mana yang

dianggapnya merupakan pekerjaan utama.

3) ART dianggap mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila pengelolaan pekerjaan

tersebut dilakukan secara terpisah. Buruh tani, meskipun bekerja pada beberapa

petani (pengelolaan terpisah) dikategorikan hanya mempunyai satu pekerjaan.

Penjelasan:

1) ART yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain,

maka pekerjaan utamanya adalah pekerjaan yang dia cutikan. Misalnya seseorang

bekerja pada perusahaan asuransi, sebulan yang lalu dalam masa cuti sakit dan tidak

melakukan kegiatan bekerja lain, maka lapangan pekerjaannya adalah pegawai

perusahaan asuransi.

2) ART yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut melakukan pekerjaan lain, maka

salah satu dari pekerjaan lainnya itu merupakan pekerjaan utamanya. Misalnya

seseorang bekerja di pabrik pertukangan kayu meubeler, sebulan yang lalu cuti atau

Page 32: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

32

libur, dan dalam masa cuti itu ia membantu istrinya berjualan pakaian di pasar, maka

lapangan pekerjaannya adalah “membantu usaha istri berjualan pakaian di pasar.”

Kode pekerjaan utama dan tambahan :

Kode Nama pekerjaan utama/tambahan

01 Pertanian tanaman padi dan palawija (jagung, singkong, dll)

02 Hortikultura (sayur, buah, tanaman hias, tanaman obat, dll)

03 Perkebunan (tebu, teh, tembakau, karet, sawit, coklat, dll)

04 Perikanan (penangkapan, budidaya, biota laut, dll) 05 Peternakan (pembibitan dan budidaya ternak besar/kecil, dll)

06 Kehutanan dan pertanian lainnya (perburuan, sagu, rotan, dll)

07 Pertambangan dan penggalian (pasir, emas, batubara, dll) 08 Industri pengolahan (anyaman, sepatu, pakaian, dll)

09 Listrik dan gas (PLN, Non-PLN, PN Gas, strom aki, dll)

10 Konstruksi/bangunan (gedung, jembatan, jalan, rumah, dll)

11 Perdagangan (toko, pedagang keliling, kaki lima, supermarket, dll)

12 Hotel dan rumah makan (wisma, penginapan, restoran, dll)

13 Transportasi dan pergudangan (angkutan, ojek, becak, dll)

14 Informasi dan komunikasi (TV, radio, pos, warnet, wartel, dll) 15 Keuangan dan asuransi (bank, penyedia dana berbadan hukum, dll)

16 Jasa pendidikan (lembaga pendidikan, kursus, ponpes, dll)

17 Jasa kesehatan (rumah sakit, puskesmas, apotek, dll) 18 Jasa kemasyarakatan, pemerintahan dan perorangan

19 Lainnya (real estat, penyedia air, dll)

BLOK IV KETERANGAN PERUMAHAN

Blok ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan kesejahteraan rumah tangga ditinjau

dari status penguasaan bangunan dan tanah, kualitas bangunan, sumber air minum,

penerangan, sanitasi serta jenis bantuan yang pernah diterima sebelumnya.

Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal

Page 33: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

33

Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik

KRT atau salah seorang anggota rumah tangga. Rumah yang dibeli secara angsuran

melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri;

Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT/anggota rumah tangga dalam

jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai,

misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat

diangsur menurut persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak

pengontrak harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak

setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru;

Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT atau salah seorang anggota rumah

tangga dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa batasan

waktu tertentu;

Bebas sewa milik orang lain, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain

(bukan famili/orang tua) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan

suatu pembayaran apapun;

Bebas sewa milik orang tua/sanak/saudara, jika tempat tinggal tersebut bukan milik

sendiri melainkan milik orang tua/sanak/saudara dan tidak mengeluarkan suatu

pembayaran apa pun untuk mendiami tempat tinggal tersebut;

Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi atau

perusahaan tempat bekerja KRT/salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar

sewa maupun tidak;

Pengungsian, jika tempat tinggal tersebut merupakan lokasi pengungsian warga baru asal

Timor Timur;

Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah satu

kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat.

Jenis Bukti Kepemilikan Tanah :

1. Sertifikat Hak Milik (SHM) atas nama ART adalah SHM yang diterbitkan oleh

Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau Kantor Agraria terhadap sebidang

tanah/kavling kepada pemilik tanah, dalam hal ini salah seorang ART.

2. Sertifikat Hak Milik (SHM) bukan atas nama ART adalah SHM yang diterbitkan

oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau Kantor Agraria terhadap sebidang

Page 34: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

34

tanah/kavling kepada pemilik tanah, dalam hal ini seseorang yang bukan termasuk

ART.

3. Sertifikat lain adalah tanda bukti yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional

(BPN) atau Kantor Agraria terhadap sebidang tanah/kavling kepada pemilik tanah,

dalam hal ini salah seorang ART. Sertifikat ini bisa berupa:

a. SHGB (sertifikat hak guna bangunan)

b. SHP (sertifikat hak pakai)

c. SSRS (sertifikat atas satuan rumah susun)

4. Lainnya (Girik, Akte Jual Beli, dll) adalah salah satu tanda bukti kepemilikan tanah

oleh pejabat pembuat akta tanah (PPAT/Notaris). Girik adalah surat tanda bukti

kepemilikan pemilik tanah yang biasa disebut juga salinan Letter C yang dikeluarkan

Kepala Desa/Kelurahan, baik yang sudah dipecah maupun induknya. Akte Jual Beli

adalah akte perjanjian jual beli yang diterbitkan oleh Notaris PPAT (Pejabat Pembuat

Akte Tanah), baik yang sudah atas nama ART maupun orang lain. Termasuk di

Lainnya adalah SHGU (Sertifikat Hak Guna Usaha). Tanda lain yang dianggap bisa

menguatkan bukti penguasaan tetapi bukan bukti kepemilikan tanah, antara lain Surat

lembaga lain yang bukan Notaris/PPAT, SPPT (d/h: Ipeda/kartu kuning), Keterangan

lain, seperti IMB, surat izin menggarap (dari Perhutani).

Catatan :

Sertifikat yang dimiliki atas nama anggota rumah tangga yang sedang bepergian lebih

dari 6 bulan (bukan anggota rumah tangga saat pendataan) dianggap sertifikat atas

nama anggota rumah tangga. Misalnya sertifikat atas nama anggota rumah tangga

yang bekerja atau sekolah di luar daerah namun pulang sewaktu libur, maka sertifikat

dianggap atas nama anggota rumah tangga.

Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang yang mendiami di bawahnya

terlindung dari terik matahari, hujan dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang

dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut.

Beton adalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil, dan pasir yang dicampur

dengan air.

Genteng adalah tanah liat yang dicetak dan dibakar. Termasuk pula genteng yang terbuat

dari beton (genteng yang terbuat dari campuran semen dan pasir), genteng fiber cement,

dan genteng keramik.

Page 35: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

35

Sirap adalah atap yang terbuat dari kepingan kayu yang tipis dan biasanya terbuat dari

kayu ulin atau kayu besi.

Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng berbentuk seng rata, seng

gelombang, termasuk genteng seng yang lazim disebut decrabond (seng yang dilapisi

epoxy dan acrylic).

Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen. Pada umumnya

atap asbes berbentuk gelombang.

Ijuk/rumbia adalah atap yang terbuat dari serat pohon aren/enau atau sejenisnya yang

umumnya berwarna hitam.

Lainnya adalah atap selain jenis atap di atas, misalnya papan, bambu, dan daun-daunan.

Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik

lainnya. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang luasnya

sama, maka yang dianggap sebagai dinding terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi.

Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako biasanya

dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah dinding yang terbuat dari

pasangan batu merah dan diplester namun dengan tiang kolom berupa kayu balok, yang

biasanya berjarak 1 - 1 21 m;

Kayu adalah dinding yang terbuat dari kayu;

Bambu adalah dinding yang terbuat dari bambu. Termasuk dalam kategori ini adalah

dinding yang terbuat dari anyaman bambu dengan luas kurang lebih 1 m x 1 m yang

dibingkai dengan balok, kemudian diplester dengan campuran semen dan pasir.

Lainnya adalah selain kategori 1-3.

Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas pada lantai sebagian besar atau seluruh ruangan.

Luas lantai bangunan tempat tinggal adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian bangunan

(sebatas atap) yang ditempati (dihuni) dan digunakan untuk keperluan sehari-hari oleh

keluarga, termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, gudang, lantai setiap tingkat untuk

bangunan bertingkat dalam satu bangunan sensus.

Luas lantai tempat tinggal rumah tangga tidak termasuk ruangan khusus untuk usaha, warung,

restoran, toko, salon, kandang ternak, lantai jemur (lamporan semen), lumbung padi dan lain-

Page 36: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

36

lain. Untuk bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari semua tingkat yang

ditempati.

Catatan:

1. Jika satu bangunan sensus ditempati oleh beberapa rumah tangga, maka luas lantainya

adalah luas lantai yang dipakai sendiri ditambah dengan ruangan yang dipakai bersama

dibagi dengan banyaknya rumah tangga yang menggunakannya.

2. Jika ada 2 bangunan terpisah yang ditempati oleh satu rumah tangga dan masih dalam satu

blok sensus, maka luas lantainya dihitung seluruhnya.

3. Taman yang di dalam rumah, atau yang disamping rumah namun masih di bawah atap,

semuanya ditambahkan sebagai luas lantai.

4. Jika luas lantai lebih dari 998 m2 ditulis 998.

Sumber air minum utama

Perlu pula diingat bahwa yang ditanyakan di sini adalah sumbernya. Jadi kalau rumah tangga

mendapatkan air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah, maka sumber airnya adalah

mata air. Bila responden menggunakan air yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih

salah satu sumber air yang volume paling banyak digunakan oleh rumah tangga tersebut.

Air kemasan bermerk adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu

perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600 ml, 1 liter, 12 liter, atau 19 liter) dan

kemasan gelas; misalnya air kemasan merk Aqua, Moya, 2 Tang, VIT, dsb.

Air isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan tidak memiliki

merk.

Leding meteran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan

sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air sampai di

rumah responden. Sumber air ini diusahakan oleh PAM (Perusahaan Air Minum), PDAM

(Perusahaan Daerah Air Minum), atau BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik

dikelola oleh pemerintah maupun swasta.

Leding eceran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan

(air PAM) sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air

di tempat tertentu/umum. Rumah tangga yang mendapatkan air leding dengan cara ini

baik dengan cara membeli atau tidak termasuk dalam kategori ini.

Page 37: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

37

Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan

pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek).

Sumur terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar

sumur tersebut dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter

ke bawah tanah, serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur.

Sumur tak terlindung adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali dan lingkar

sumur tersebut tidak dilindungi oleh tembok dan lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar

sumur.

Mata air terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan

sendirinya dan terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau lainnya.

Mata air tak terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air timbul dengan

sendirinya tetapi tidak terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau

lainnya.

Air sungai adalah air yang berasal dari sungai.

Air hujan adalah air yang berasal dari hujan, biasanya di daerah yang sulit air, sehingga

pada musim penghujan mereka menampung air hujan tersebut di suatu bak/kolam,

sehingga pada waktu musim kemarau air tersebut bisa dipergunakan.

Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas seperti air waduk/danau.

Penjelasan:

a. Rumah tangga yang minum dari air leding yang diperoleh dari pedagang air keliling

dianggap mempunyai sumber air minum leding eceran.

b. Rumah tangga yang air minumnya berasal dari mata air atau air hujan yang ditampung

dan dialirkan ke rumah dengan menggunakan pipa pralon/pipa leding maka sumber air

minumnya tetap mata air atau air hujan.

c. Rumah tangga yang menggunakan dua sumber air minum atau lebih, maka sumber air

minum yang dicatat adalah yang terbanyak dimanfaatkan selama sebulan terakhir.

d. Bila suatu rumah tangga menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum,

namun dalam mengambil (menaikkan) airnya, rumah tangga itu menggunakan pompa

(pompa tangan atau pompa listrik), maka sumber air minum rumah tangga tersebut tetap

dikategorikan sebagai sumur terlindung.

e. Untuk sumber air dari leding, sumur terlindung dan sumur tak terlindung berlaku baik

yang terletak di dalam rumah, di luar rumah, maupun di tempat umum.

Page 38: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

38

Jarak ke penampungan adalah jarak sumber air minum utama yang ada di lingkungan

rumah tangga itu sendiri maupun tetangga ke penampungan kotoran.

Penggunaan Fasilitas Air Minum

Pendekatan yang digunakan adalah air minum yang banyak digunakan dalam satu bulan

terakhir. Instalasi yang dikelola oleh non-PAM/PDAM dapat menggunakan cara penjernihan

air yang sama atau berbeda dengan PAM/PDAM, seperti penyaluran air dari mata air ke

rumah dengan menggunakan pipa atau bambu.

Sendiri, bila fasilitas air minum hanya digunakan oleh rumah tangga responden saja.

Bersama, bila fasilitas air minum digunakan oleh rumah tangga responden bersama

dengan beberapa rumah tangga tertentu.

Umum, bila fasilitas air minum dapat digunakan oleh setiap rumah tangga.

Tidak ada fasilitas, bila fasilitas air minum rumah tangga responden jaraknya > 2,5

km atau mengambil air langsung dari sungai/danau/air hujan tanpa proses

penjernihan dengan mesin penjernih air atau membeli.

Cara Memperoleh Air Minum

Membeli adalah apabila membeli air untuk minum. Contoh: Leding dari PAM/

PDAM/BPAM, atau air kemasan.

Tidak membeli adalah bila diperoleh dengan usaha sendiri tanpa harus membayar.

Penjelasan: Bila menyuruh tetangga untuk mengambil air dari waduk dengan memberi upah,

cara memperoleh air minum dianggap membeli.

Waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh air minum (pulang-pergi) adalah dalam

menit.

Fasilitas tempat buang air besar adalah ketersediaan jamban atau kakus yang digunakan

oleh rumah tangga responden.

Sendiri adalah bila fasilitas tempat buang air besar yang digunakan khusus oleh rumah

tangga responden, walaupun kadang-kadang ada yang menumpang.

Bersama adalah bila fasilitas tempat buang air besar digunakan bersama dengan

beberapa rumah tangga tertentu. Tidak ada batasan berapa rumah tangga yang

Page 39: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

39

menggunakan secara bersama-sama, asalkan penggunaannya terbatas pada beberapa

rumah tangga.

Umum adalah bila fasilitas tempat buang air besar yang penggunaannya tidak terbatas

pada rumah tangga tertentu, tetapi siapa saja dapat menggunakannya. Contoh MCK yang

disediakan pemerintah untuk masyarakat, dan sejenisnya.

Tidak ada bila rumah tangga responden tidak mempunyai fasilitas tempat buang air

besar, misalnnya lahan terbuka yang bisa digunakan untuk buang air besar

(tanah/kebun/halaman/semak belukar), pantai, sungai, danau, kolam dan lainnya.

Kloset adalah tempat duduk/jongkok yang digunakan di WC/kakus.

Leher angsa adalah kloset yang di bawah dudukannya terdapat saluran berbentuk

huruf “U” (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air untuk menahan agar

bau tinja tidak keluar.

Plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata

yang dimiringkan ke pembuangan kotoran.

Cemplung/cubluk adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak ada

saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/penampungan akhirnya.

Tempat Pembuangan Akhir Tinja merupakan tempat akhir dimana tinja dibuang, baik

melalui saluran ataupun tidak.

Tangki/SPAL adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan,

biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton baik mempunyai bak resapan maupun

tidak, termasuk di sini daerah permukiman yang mempunyai Saluran Pembuangan Air

Limbah (SPAL) terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota. Dalam sistem pembuangan

limbah cair seperti ini, air limbah rumah tangga tidak ditampung di dalam tangki atau

wadah semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair.

Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi

tertentu) sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan

ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai, danau, laut). Pada

beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di

taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau

kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan.

Page 40: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

40

Dalam hal demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai

tangki;

Kolam/sawah, bila limbahnya dibuang ke kolam/sawah;

Sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke sungai/danau/laut;

Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi

pembatas/tembok (tidak kedap air);

Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang,

termasuk dibuang ke kebun;

Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di atas.

Pertanyaan mengenai listrik ditujukan untuk mendapatkan data animo masyarakat dalam

penggunaan listrik. Apabila rumah tangga ini menggunakan lebih dari satu sumber

penerangan, maka pilih sumber penerangan yang mempunyai nilai lebih tinggi (kode

terkecil).

Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. Rumah tangga

dikatakan menggunakan listrik PLN baik menggunakan maupun tidak menggunakan

meteran (volumetrik).

Listrik non-PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak lain

selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator,

dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN).

Petromak/aladin adalah Sumber penerangan dari minyak tanah seperti petromak/lampu

tekan, dan aladin (termasuk lampu gas).

Pelita/sentir/obor adalah Lampu minyak tanah lainnya (teplok, sentir, pelita, dan

sejenisnya).

Lainnya adalah Lampu karbit, lilin, biji jarak, dan kemiri.

Tempat Tinggal lain dan Penerimaan Bantuan

Suatu keluarga dikatakan mempunyai tempat tinggal lain bila ada salah satu anggota keluarga

yang mempunyai tempat tinggal di tempat lain selain rumah/bangunan ini.

Page 41: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

41

Suatu keluarga dikatakan pernah mendapat bantuan perumahan bila bantuannya dalam bentuk

rumah jadi/siap pakai. Bila bantuannya dalam bentuk bahan (semen, batu bata, pasir, seng dan

lainnya) tidak termasuk mendapat bantuan perumahan.

Sebagai WB-ATT, setiap keluarga akan ditanyakan tentang bantuan yang pernah diterima,

seperti bantuan pendidikan, pekerjaan, dan perumahan. Termasuk yang ditanyakan kepada

keluarga adalah sumber bantuan atau siapa pemberi bantuan.

BLOK IV.B KETERANGAN PERUMAHAN PENGUNGSIAN

Pada bagian ini ditanyakan kepada rumah tangga yang tinggal di pengungsian terkait bentuk

fisik pengungsian, kondisi bangunan, dan kesediaan rumah tangga untuk dipindahkan

(direlokasi) ke lokasi lain di luar pengungsian.

Kondisi Bangunan disini merupakan kondisi bangunan yang dilihat secara kasat mata

berdasarkan kerusakan dari sisi atap, dinding, dan lantai.

Baik adalah rumah yang kerangka pokoknya (kerangka atap, dinding, dan lantai) atau

komponen bangunannya belum memerlukan perbaikan.

Rusak ringan adalah rumah yang kerangka pokoknya atau sebagian kecil komponen

bangunannya memerlukan perbaikan atau salah satu kerangka pokoknya rusak, misalnya

dinding saja yang rusak.

Rusak sedang adalah rumah yang dua dari kerangka pokoknya rusak atau sebagian besar

komponen bangunannya memerlukan perbaikan.

Rusak berat adalah rumah yang seluruh kerangka pokoknya memerlukan perbaikan

segera karena membahayakan keselamatan penghuninya.

BLOK V. CATATAN

Blok ini digunakan untuk mencatat segala hal penting yang terkait dengan isian dokumen

seperti kepemilikan dokumen-dokumen yang terkait keberadaan responden saat di Timor

Timur, contoh KTP dan Kartu Keluarga pada saat masih Provinsi Timor Timur.

BLOK VI. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini mencatat keterangan tentang petugas (pencacah dan pengawas) yang bertanggung

jawab melakukan pencacahan dan pemeriksaan Kuesioner WB-ATT serta keterangan tanggal

pencacahan dan pemeriksaan.

Page 42: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

42

Kode petugas

kotak 1 s.d. 2 adalah kode kabupaten/kota, untuk kotak ke-3 kode 1 untuk pencacah, kode 2

untuk pengawas dan kode 9 untuk Task Force. Kotak 4 s.d. 5 untuk nomor urut

pencacah/pengawas dalam 1 kabupaten/kota.

Page 43: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

43

LAMPIRAN

Page 44: 1.1 Umum - sirusa.bps.go.idsirusa.bps.go.id/webadmin/pedoman/Pedoman Pendataan... · 3 • Komunikasi dengan tokoh masyarakat dan narasumber lainnya • Tugas lainnya yang mendukung

44