11. stabilitas lereng - lanjutan 1
TRANSCRIPT
Stabilitas lereng (lanjutan 1)
5 ANALISA KESTABILAN LERENG
5.1 Umum
Analisa Kestabilan Lereng ditujukan untuk mendapatkan angka faktor keamanan dari
suatu bentuk lereng tertentu. Dengan diketahuinya faktor keamanan memudahkan
pekerjaan pembentukan atau perkuatan lereng untuk memastikan apakah lereng yang
telah dibentuk mempunyai risiko longsor atau cukup stabil. Bertambahnya tingkat
kepastian untuk memprediksi ancaman longsor dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai
berikut :
1. Untuk memahami perkembangan dan bentuk dari lereng alam dan proses
yang menyebabkan terjadinya bentuk – bentuk alam yang berbeda.
2. Untuk menilai kestabilan lereng dalam jangaka pendek (biasanya selama kontruksi)
dan jika kondisi jangka panjang.
3. Untuk menilai kemungkinan terjadinya kelongsoran yang melibatkan lereng alam atau
lereng buatan.
4. Untuk menganalisa kelongsoran dan untuk memahami kesalahan mekanisme dan
pengaruh dari faktor lingkungan.
5. Untuk dapat mendisain ulang lereng yang gagal serta perencanaan dan disain
pencegahannya, serta pengukuran ulang.
6. Untuk mempelajari efek atau pengaruh dari beban gempa pada lereng dan tanggul.
Dalam praktek, analisis stabilitas lereng didasarkan pada konsep keseimbangan plastis
batas (limit plastic equilibrium). Adapun maksud analisis stabilitas adalah untuk
menentukan factor aman dari bidang lonsor yang potensial.
Dalam analisi stabilitas lereng, berlaku asumsi-asumsi sebagai berikut :
a) Kelongsoran lereng terjadi disepanjang permukaan bidang longsor tertentu dan
dapat dianggap sebagai masalah bidang 2 dimensi.
b) Massa tanah yang longsor dianggap berupa benda yang pasif.
c) Tahanan geser dari massa tanah yang setiap titik sepanjang bidang longsor tidak
tergantung dari orientasi permukaan longsoran, atau dengan kata lain kuat geser
tanah dianggap isotropis
d) Factor aman didefinisikan dengan meperhatikan tegangan geser rata – rata
sepanjang bidang longsor yang potensial dan kuat geser tanah rata – rata
sepanjang permukaan longsoran. Jadi, kuat geser tanah mungkin terlampaui di titik
– titik tertentu pada bidang longsornya, padahal factor aman hasil hitungan lebih
besar 1.
Faktor aman didefnisikan sebagai nilai bidang antara gaya yang menahan dan gaya
menggerakan, atau
(1)
Dimana : = tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah
d = tegangan geser ang terjadi akibat gaya berat tanah yang akan longsor
F = factor yang aman
Menurut teori Mohr – Columnb, tahanan terhadap tegangan geser () yang dapat
dikerahkan oleh tanah, disepanjang bidang longsornya, dapat dinyatakan oleh :
= C + tg (2)
Dimana : C = kohesi
= tegangan normal
= sudut gesek dalam tanah
Nilai – nilai C dan adalah parameter kuat geser tanah di sepanjang bidang longsornya.
Dengan sara yang sama, dapat dituliskan persamaan tegangan geser yang terjadi (d)
akibat beban tanah dan beban – beban lain pada bidangnya :
d = Cd + tan d (3)
Dengan Cd dan d adalah kohesi dan sudut gesek dalam yang terjadi atau yang dibutuhkan
untuk keseimbangan pada bidang longsornya.
Substitusi Persamaan (II-2) dan (II-3) ke persamaan (II-1) diperoleh persamaan faktor
aman,
(4)
Persamaan (II-4) dapat pula dituliskan dalam bentuk :
(5)
Untuk maksud memberikan faktor aman terhadap masing – masing komponen kuat geser,
faktor dapat dinyatakan oleh :
(6a)
(6b)
Dengan Fc adalah faktor aman pada komponen kohesi dan F adalah faktor aman pada
komponen gesekan. Umumnya faktor aman terhadap kuat geser tanah diambil labih besar
atau sama dengan 1,2.
5.2 Metoda Irisan (method of slice)
Bila tanah tidak homogen dan aliran rembesan terjadi di dalam tanahnya
memberikan bentuk aliran dan berat volume tanah yang tidak menentu, cara yang lebih
cocok adalah dengan metode irisan ( method of slice ).
Gaya normal yang bekerja pada suatu titik di lingkaran bidang longsor, terutama
dipengaruhi oleh berat tanah di atas titik tersebut. Dengan metode irisan, massa tanah
yang longsor dipecah – pecah menjadi beberapa irisan vertical. Kemudian, keseimbangan
dari tiap – tiap irisan diperhatikan. Gambar II.9b memperlihatkan satu irisan dengan gaya
– gaya yang bekerja padanya. Gaya – gaya ini terdiri dari gaya geser ( Xr dan X1 ) dan
gaya normal efektif ( Er dan E1 ) di sepanjang sisi irisannya, dan juga resultan gaya geser
efektif ( Ti ) dan resultan gaya normal efektif ( Ni ) yang bekerja di sepanjang dasar
irisannya. Pada irisannya, tekanan air pori U1 dan Ur bekerja di kedua sisinya, dan tekanan
air pori Ui bekerja pada dasarnya. Dianggap tekana air pori sudah diketahui sebelumnya.
Gambar II.9 Gaya – gaya yang bekerja pada irisan
5.3 Metode Fillinius
Analisis stabilitas lereng cara Fillinius ( 1927 ) mengganggap gaya – gaya yang
bekerja pada sisi kanan – kiri dari sembarang irisan mempunyai resultan nol pada arah
tegak lurus bidang longsornya. Dengan anggapan ini, keseimbangan arah vertical dari
gaya – gaya yang bekerja dengan memperhatikan tekanan air pori adalah :
Ni + Ui = Wi cos Øi
Atau
Ni = Wi cos Øi – Ui
= Wi cos Øi – uiai (46)
Faktor aman didefinisikan sebagai,
F =
Lengan momen dari berat massa tanah tiap irisan adalah R sin Ø, maka
Jumlah momen dari tahanan geser sepanjang bidang longsor
Jumlah momen dari berat massa tanah yang longsor
(47)
Dimana : R = jari – jari lingkaran bidang longsor
n = jumlah irisan
Wi = berat massa tanah irisan ke – i
Øi = sudut yang didefinisikan pada Gambar II.9a
Dengan cara yang sama, momen yang menahan tanah yang akan longsor,
Adalah : (48)
Karena itu, persamaan untuk faktor amannya menjadi,
(49)
Bila terdapat air pada lerengnya, tekana air pori pada bidang longsor tidak berpengaruh
pada Md , karena resultan gaya akibat tekanan air pori lewat titik pusat lingkaran. Substitusi
persamaan (II – 46 ) ke persamaan ( II – 49 ), diperoleh :
(50)
Dimana : F = faktor aman
C = kohesi tanah
Ø = sudut gesek dalam tanah
αi = panjang bagian lingkaran pada irisan ke – i
Wi = berat irisan tanah ke – i
ui = tekanan air pori pada irisan ke – i
Øi = sudut yang didefinisikan dalam Gambar II.9
Jika terdapat gaya – gaya selain berat lereng tanahnya sendiri, seperti beban bangunan di
atas lereng, maka momen akibat beban ini diperhitungkan sebagai Md. Metode Fellinius
memberikan faktor aman yang relatif lebih rendah dari cara hitungan yang lebih teliti. Batas
– batas nilai kesalahan dapat mencapai kira – kira 5 sampai 40 % tergantung dari faktor
aman, sudut pusat lingkaran yang dipilih, dan besarnya tekanan air pori. Walaupun
analisisnya ditinjau dalam tinjauan tegangan total, kesalahan masih merupakan fungsi dari
faktor aman dan sudut pusata dari lingkarannya ( Whitman dan Baily, 1967). Cara ini telah
banyak digunakan dalam prakteknya. Karena cara hitungannya yang sederhana dan
kesalahan yang terjadi pada sisi yang aman.
5.4 Metode Bishop Disederhanakan (Simplified Bishop method)
Metode irisan yang disederhanakan diberikan oleh Bishop ( 1955 ). Metode ini
menganggap bahwa gaya – gaya yang bekerja pada sisi – sisi irisan mempunyai resultan
nol pada arah vertikal.
Persamaan kuat geser dalam tinjauan tegangan efektif yang dapat dikerahkan tanah,
hingga tercapainya kondisi keseimbangan batas dengan mamperhatikan faktor aman,
adalah :
(51)
Dimana : σ = tegangan normal total pada bidang longsor
u = tekanan air pori
Untuk irisan ke – i, nilai Ti = τ αi , yaitu nilai gaya geser yang berkembang pada bidang
longsor untuk keseimbangan batas. Karena itu
(52)
Kondisi keseimbangan momen terhadap pusat rotasi O antara berat massa tanah yang
akan longsor dengan gaya geser total pada dasar bidang longsornya dapat dinyatakan
oleh (Gambar II.9)
(II-53)
Dimana : xi = jarak Wi ke pusat rotasi O
Dari persamaan (II-51) dan (II-53), dapat diperoleh :
(54)
Dari kondisi keseimbangan vertikal, jika X1=Xi dan Xr = Xi+1 :
Ni cos Øi + Ti sin Øi = Wi + Xi – Xi+1
(55)
Dengan Ni’ = Ni – uiαi , substitusi Persamaan (II-52) ke Persamaan (II-55), dapat diperoleh
persamaan :
(56)
Substitusi Persaman (II-56) ke Persamaan (II-54), diperoleh :
(57)
Untuk penyederhanaan dianggap Xi – Xi+1 = 0 dan dengan mengambil
xi = R sin Øi (58)
bi = ai cos Øi (59)
substitusi Persamaan (II-58) dan (II-59) ke Persamaan (II-57), diperoleh persamaan faktor
aman :
(60)
Dimana : F = faktor aman
C’ = kohesi tanah efektif
Ø’ = sudut gesek dalam tanah efektif
bi = lebar irisan ke – i
Wi = lebar irisan tanah ke – i
Øi = sudut yang didefinisikan dalam gambar II.9
ui = tekanan air pori pada irisan ke – i
nilai banding tekanan pori ( pore pressure ratio ) didefinisikan sebagai :
ru = (61)
dimana : ru = nilai banding tekanan pori
u = tekan air pori
b = lebar irisan
γ = berat volume tanah
h = tinggi irisan rata – rata
dari Persamaan ( II-61), bentuk lain dari persaman faktor aman untuk analisis stabilitas
lereng cara Bishop, adalah :
(62)
Persamaan faktor aman Bishop ini lebih sulit pemakainya dibandingkan dengan metode
Fillinius. Lagi pula membutuhkan cara coba – coba ( trial and error ),karena nilai faktor
aman F nampak di kedua sisi persamaannya. Akan tetapi, cara ini telah terbukti
memberikan nilai faktor aman yang mendekati nilai faktor aman dari hitungan yang
dialkukan dengan cara lain yang lebih teliti. Untuk mempermudah hitungan, Gambar 10
dapat digunakan untuk menentukan nilai fungsi Mi, dengan
Mi = cos Øi ( 1 + tan Øi tan Ø’ / F ) (63)
Lokasi lingkaran longsor kritis dari metode bishop ( 1955 ), biasanya mendekati dengan
hasil pengamatan di lapangan. Karena itu, walaupun metode Fillinius lebih mudah, metode
Bishop ( 1955 ) lebih disukai karena menghasilkan penyesaian yang lebih teliti.
Dalam praktek, diperlukan untuk melakukan cara coba-coba dalam menemukan
bidang longsor dengan nilai factor aman yang terkecil. Jika bidang longsor dianggap
lingkaran, maka lebih baik kalau dibuat kotak – kotak di mana tiap titik potong garis –
garisnya merupakan tempat kedudukan pusat lingkaran longsornya. pada titik – titik potong
garis yang merupakan pusat lingkaran longsornyadituliskan nilai faktor aman terkecil pada
titik tersebut (lihat Gambar II.11). Perlu diketahui bahwa pada tiap titik pusat lingkaran
harus dilakukan pula hitungan faktor aman untuk menentukan nilai factor aman yang
terkecil dari bidang longsor dengan pusat lingkaran pada titik tersebut, yaitu dengan
mengubah jari-jari lingkarannya. Kemudian, setelah faktor aman terkecil pada tiap-tiap
titik pada kotaknya diperoleh, Digambarkan garis kontur yang menunjukkan tempat
kedudukan dari titik-titik pusat lingkaran yang mempunyai faktor aman yang sama.
Gambar II-11 menunjukkan contoh kontur-kontur faktor aman yang sama.Dari kontur
faktor aman tersebut dapat ditentukan letak kira-kira dari pusat lingkaran yang
menghasilkan faktor aman terkecil.
Gambar 10 Diagram untuk menentukan M, (Janbu dkk., 1965)
Gambar 11 Kontur faktor aman