stabilitas dan perkuatan lereng

22
STABILITAS DAN PERKUATAN LERENG TUGAS MEKANIKA TANAH LANJUT Oleh BAGUS BIMANTARA 1215011018 FITA RATNA 12150110XX HERMAWAN ARBENTA 12150110XX RISQON SEPTIAN 12150110XX

Upload: bagus-bimantara

Post on 31-Jan-2016

112 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

mekanika tanah

TRANSCRIPT

Page 1: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

STABILITAS DAN PERKUATAN LERENG

TUGAS MEKANIKA TANAH LANJUT

Oleh

BAGUS BIMANTARA 1215011018

FITA RATNA 12150110XX

HERMAWAN ARBENTA 12150110XX

RISQON SEPTIAN 12150110XX

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2015

Page 2: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

A. STABILITAS LERENG

Kemantapan (stabilitas) lereng merupakan suatu faktor yang sangat penting

dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian dan penimbunan

tanah, batuan dan bahan galian, karena menyangkut persoalan keselamatan

manusia (pekerja), keamanan peralatan serta kelancaran produksi. Keadaan

ini berhubungan dengan terdapat dalam bermacam-macam jenis pekerjaan,

misalnya pada pembuatan jalan, bendungan, penggalian kanal, penggalian

untuk konstruksi, penambangan dan lain-lain.

Dalam operasi penambangan masalah kemantapan lereng ini akan

diketemukan pada penggalian tambang terbuka, bendungan untuk cadangan

air kerja, tempat penimbunan limbah buangan (tailing disposal) dan

penimbunan bijih (stockyard). Apabila lereng-lereng yang terbentuk sebagai

akibat dari proses penambangan (pit slope) maupun yang merupakan sarana

penunjang operasi penambangan (seperti bendungan dan jalan) tidak stabil,

maka akan mengganggu kegiatan produksi.

Dari keterangan diatas, dapat dipahami bahwa analisis kemantapan lereng

merupakan suatu bagian yang penting untuk mencegah terjadinya gangguan

terhadap kelancaran produksi maupun terjadinya bencana yang fatal. Dalam

keadaan tidak terganggu (alamiah), tanah atau batuan umumnya berada dalam

keadaan seimbang terhadap gaya-gaya yang timbul dari dalam. Kalau

misalnya karena sesuatu sebab mengalami perubahan keseimbangan akibat

pengangkatan, penurunan, penggalian, penimbunan, erosi atau aktivitas lain,

maka tanah atau batuan itu akan berusaha untuk mencapai keadaaan yang

baru secara alamiah. Cara ini biasanya berupa proses degradasi atau

pengurangan beban, terutama dalam bentuk longsoran-longsoran atau

gerakan-gerakan lain sampai tercapai keadaaan keseimbangan yang baru.

Pada tanah atau batuan dalam keadaan tidak terganggu (alamiah) telah

bekerja tegangan-tegangan vertikal, horisontal dan tekanan air dari pori.

Ketiga hal di atas mempunyai peranan penting dalam membentuk kestabilan

lereng.

Page 3: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu

dengan bidang horizontal Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena

proses geologi atau karena dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara

alamiah misalnya lereng bukitdan tebing sungai, sedangkan lereng buatan

manusia antara lain yaitu galian dan timbunanuntuk membuat jalan raya dan

jalan kereta api, bendungan, tanggul sungai dan kanal sertatambang

terbuka.Suatu longsoran adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak

pada sebuah lereng sehingga terjadi pergerakan massa tanah ke bawah dan ke

luar. Longsoran dapat terjadi dengan berbagai cara, secara perlahan-lahan

atau mendadak serta dengan ataupun tanpa tanda-tanda yang terlihat.Setelah

gempa bumi, longsoran merupakan bencana alam yang paling banyak

mengakibatkan kerugian materi maupun kematian. Kerugian dapat

ditimbulkan oleh suatu longsoran antara lain yaitu rusaknya lahan pertanian,

rumah, bangunan, jalur transportsi serta sarana komunikasi.Analisis

kestabilan lereng harus berdasarkan model yang akurat mengenai kondisi

material bawah permukaan, kondisi air tanah dan pembebanan yang mungkin

bekerja padalereng. Tanpa sebuah model geologi yang memadai, analisis

hanya dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang kasar sehingga

kegunaan dari hasil analisis dapat dipertanyakan.Beberapa pendekatan yang

dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode-metode seperti :

metode Taylor, metode janbu, metode Fenellius, metode Bishop, dll

Dalam menentukan kestabilan atau kemantapan lereng dikenal istilah faktor

keamanan (safety factor) yang merupakan perbandingan antara gaya-gaya

yang menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah

tersebut dianggap stabil, bila dirumuskan sebagai berikut :

Faktor kemanan (F) = gaya penahan / gaya penggerak

Dimana untuk keadaan :

• F > 1,0 : lereng dalam keadaan mantap

• F = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbnag, dan siap untuk longsor

• F < 1,0 : lereng tidak mantap

Page 4: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

Jadi dalam menganalisis kemantapan lereng akan selalu berkaitan dengan

perhitungan untuk mengetahui angka faktor keamanan dari lereng tersebut.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemantapan lereng, antara lain :

• Penyebaran batuan

• Struktur geologi

• Morfologi

• Iklim

• Tingkat pelapukan

• Hasil kerja manusia

Pada dasarnya longsoran akan terjadi karena dua sebab, yaitu naiknya

tegangan geser (she ar st ree s) dan menurunnya kekuatan geser (shear

strenght). Adapun faktor yang dapat menaikkan tegangan geser adalah :

• Pengurangan penyanggaan lateral, antara lain karena erosi, longsoran

terdahulu yang menghasilkan lereng baru dan kegiatan manusia.

• Pertambahan tegangan, antara lain karena penambahan beban, tekanan air

rembesan, dan penumpukan.

• Gaya dinamik, yang disebabkan oleh gempa dan getaran lainnya.

• Pengangkatan atau penurunan regional, yang disebabkan oleh gerakan

pembentukan pegunungan dan perubahan sudut kemiringan lereng.

• Pemindahan penyangga, yang disebabkan oleh pemotongan tebing oleh

sungai, pelapukan dan erosi di bawah permukaan, kegiatan pertambangan dan

terowongan, berkurangnya/hancurnya material dibagian dasar.

• Tegangan lateral, yang ditimbulkan oleh adanya air di rekahan serta

pembekuan air, penggembungan lapisan lempung dan perpindahan sisa

tegangan.

Sedangkan faktor yang mengurangi kekuatan geser adalah :

• Keadaan atau rona awal, memang sudah rendah dari awal disebabkan oleh

komposisi, tekstur, struktur dan geometri lereng.

Page 5: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

• Perubahan karena pelapukan dan reaksi kimia fisik, yang menyebabkan

lempung berposi menjadi lunak, disinteggrasi batuan granular, turunnya

kohesi, pengggembungan lapisan lempung, pelarutan material penyemen

batuan

• Perubahan gaya antara butiran karena pengaruh kandungan air dan tekanan

air pori.

• Perubahan struktur, seperti terbentuknya rekahan pada lempung yang

terdapat di tebing / lereng.

Berikit merupakan Usaha Pencegahan Terjadinya Lereng atau Longsor:

Upaya pencegahan longsor sebenarnya sudah banyak dilakukan dari metode

tradisional atau sederhana dan berkembang hingga metode berteknologi

canggih yang rumit dan mahal. Yang paling sederhana adalah membuat

terasering. Namun, upaya ini hanya terfokus pada minimalisasi erosi akibat

limpasan air hujan.

Untuk metode pencegahan longsor dengan cara yang lebih rumit, diantaranya

adalah dengan pembangunan turap, retaining wall maupun sheet pile pada

lereng. Cara-cara ini mampu meng-counter gaya yang timbul akibat

perubahan morfologi lereng, yang kebanyakan dibuat lebih curam maupun

lebih tinggi. Namun, penggunaan cara ini belum mampu mengantisipasi

adanya longsoran-longsoran kecil, karena cara-cara di atas belum ada yang

mampu mengikat tiap butir tenah secara baik. Yang dilindungi hanya tepi

lereng yang diberi dinding penahan, sedangkan lapisan atas tanah dibiarkan

terbuka.

Metode pencegahan longsor lainnya menggunakan lapisan geosintetik yang

belakangan banyak dilakukan. Pada prinsipnya, metode ini dilakukan untuk

mengikat butir-butir tanah dengan memberikan lapisan selimut lolos air

(permeable) untuk menutupi seluruh permukaan tanah. Pada daerah dengan

lereng curam, biasanya lapisan geosintetik diikat ke lapisan tanah keras

menggunakan angkur. Namun, kelemahan dari metode ini, selain biaya yang

mahal dan proses yang rumit, lapisan tanah yang tertutup menjadi tidak

produktif dan hanya mungkin ditumbuhi oleh rerumputan.

Page 6: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

Pada daerah pertanian dan perkebunan seperti Lembang dan sekitarnya,

metode geosintetik tentu saja tidak dapat diterapkan dalam skala yang luas

untuk melindungi lereng secara keseluruhan. Walaupun di atas lapisan

geosintetik dapat ditutup dengan lapisan tanah, namun pasti tingkat

produktifitasnya tidak sebaik tanah asli. Akar-akar tanaman yang ada dapat

merusak lapisan geosintetik. Metode ini hanya cocok diterapkan pada

bangunan infrastruktur sipil yang memang memerlukan kestabilan lereng

yang baik, seperti :jalan, lining pada sungai, dan sebagainya

B. PERKUATAN LERENG

Perkuatan lereng/Revetments merupakan struktur perkuatan yang

ditempatkan di tebing sungai untuk menyerap energi air yang masuk guna

melindungi suatu tebing alur sungai atau permukaan lereng tanggul terhadap

erosi dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat dan secara kesuluruhan

berperan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang

dilindungi.

Disamping digunakan untuk melindungi lereng sungai, revertment juga

biasanya digunakan untuk melindungi tanggul, ataupun pantai. Daerah yang

dilindungi revertment adalah daratan tepat di belakang bangunan. Permukaan

bangunan yang menghadap arah datangnya gelombang dapat berupa sisi

vertikal atau miring. Bangunan ini bisa terbuat dari pasangan batu, beton,

tumpukan pipa (buis) beton, turap, kayu atau tumpukan batu ataupun

beberapa jenis revertment yang di produksi  oleh pabrik. Namun yang sering

di jumpai di lapangan adalah revertment yang terbuat dari tumpukan batu

dengan lapis luarnya terdiri dari batu dengan ukuran yang lebih besar.

Faktor-faktor perkuatan lereng pada sungai

Perlindungan atau pengamanan terhadap tebing sungai dimaksudkan untuk

melindungi lereng ataupun tebing di sepanjang sungai dari perubahan-

Page 7: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

perubahan yang tidak diinginkan, seperti erosi ataupun sedimentasi di alur

pelayaran atau pelabuhan.

Secara umum, ada 2 faktor yang menyebabkan ketidakstabilan lereng, yaitu :

1. Faktor-faktor yang menyebabkan naiknya tegangan, meliputi naiknya

berat unit tanah karena pembasahan, adanya tambahan beban eksternal

(bangunan), bertambahnya kecuraman lereng kaena erosi alami atau

pengalian, dan berkerjanya beban goncangan.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kekuatan, meliputi adsorpsi air,

kenaikan tekanan pori, beban goncangan/beban berulang, pengaruh

pembekuan atau pencairan, hilangnya sementasi material, proses

pelapukan, dan tengangan berlebihan pada lempung yang sensitif.

Upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi tebing sungai antara lain

adalah secara natural, alam menyediakan tumbuhan seperti pohon bakau,

pohon api-api atau pohon nipah  sebagai pelindung tebing. Tumbuhan ini akan

memecahkan energi gelombang dan memacu pertumbuhan sungai. Gerakan

air yang lambat diantara akar-akar pohon tersebut di atas dapat mendukung

proses pengendapan dan merupakan tempat yang baik untuk berkembang

biaknya kehidupan air, misalnya ikan.

Dan fungsi dari perkuatan lereng berkaitan dengan faktor kelemahan dari

sungai yaitu:

1. Mengubah laju sedimentasi yang masuk ke daerah tebing sungai

2. Mengurangi energi gelombang yang sampai ke tepi sungai.

3. Memperkuat tebing sungai sehingga tahan terhadap gempuran gelombang.

Misalnya dengan pembuatan bangunan revetment

Klasifikasi perkuatan lereng

Perkuatan-perkuatan lereng dibangun dengan berbagai macam tujuan yang

sesuai dengan pengaman pada tebing yang diperlukan dan terhadap bahaya

Page 8: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

seperti apa yang mengancam. Oleh karena itu, perkuatan lereng

diklasifikasikan atas 3 macam menurut bagian sungai yang dilindungi, yaitu :

a. Perkuatan lereng tanggul (levee revetment)

Perkuatan ini dibangun pada permukaan lereng tanggul dengan maksud untuk

melindunginya dari gerusan arus sungai. Konstruksi yang kuat perlu dibangun

pada tanggul – tanggul yang sangat dekat dengan tebing alur sungai apabila

diperkirakan terjadi pukulan air (water hummer) yang cukup kuat dan dapat

membahayakan saat permukaan air sungai mencapai titik maksimum.

b.Perkuatan tebing sungai (low water revetment)

Perkuatan ini dibuat pada tebing alur sungai untuk melindungi tebing terhadap

gerusan arus sungai dan mencegah proses meander pada alur sungai. Pada

bangunan perkuatan ini perlu diadakan pengamanan-pengamanan karena di

saat terjadinya banjir, bangunan ini akan tenggelam seluruhnya.

c.Perkuatan lereng menerus (high water revetment)

Perkuatan lereng menerus ini dibangun pada lereng tanggul dan tebing sungai

secara menerus (pada bagian sungai yang tidak ada bantaranya).

Jenis-jenis perlindungan lereng

Berbagai macam bahan pelindung baik yang  alami maupun yang buatan

digunakan untuk konstruksi untuk perlindungan lereng, ada beberapa jenis

perlindungan lereng berdasarkan bahan pelindung lereng, yaitu :

1. Gebalan rumput à merupakan suatu perlindungan lereng yang umum

digunakan untuk melindungi tanggul dari hempasan air hujan agar tidak

terjadi erosi atau gusuran dari rumput.

Page 9: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

2. Hamparan anyaman dahan willow à merupakan penahan sungai yang

cocok untuk arus sungai yang tidak deras dengan kemirinagn lereng yang

lebih landai dari 1:2 dari anyaman dahan willow.

3. Hamparan anyaman berisi batu à merupakan perkuatan lereng yang

digunakan pada bagian sungai yang senantiasa terjadi pukulan air tetapi

arusnya tidak deras.

4. Bronjong kawat silinder à merupakan batu kali yang didapat dari sungai

atau batu belah dapat ditempatkan di atas permukaan lereng yang akan

dilindungi, kelebihan dari bronjong kawat selinder adalah kekasarannya

yang tinggi, fleksibel, dapat dikerjakan dengan cepat dan cukup ekonomis

terutama untuk pelindung lereng secara darurat atau sementara.

5. Blok beton à merupakan perlindungan lereng yang menghubungkan antara

balok-balok beton yang berdekatan

6. Pasangan batu à merupakan perlindungan lereng yang terbuat dari batu

yang biayanya paling murah daripada perlindungan lereng lainya.

7. Pasangan blok beton à merupakan perlindungan lereng yang tebuat dari

pasangan blok-blok beton yang telah dibuat sebelumnya.

8. Perkerasan dengan beton à merupakan perkuatan lereng dengan beton

yang dicorkan langsung pada lereng sungai yang telah disiapkan

tulangannya. Dan petakan-petakan ini dibatasi dengan beton bertulang.

Perencanaan perkuatan lereng

Perkuatan lereng yang dilakukan pada tebing sungai sangatlah penting,

terutama sungai yang memiliki karakteristik arus yang kuat atau pun yang

membawa banyak bahan sedimen. Oleh karena itu perencanaan perkuatan

lereng dalam rangka pemeliharaan sungai tidak boleh dilakukan dengan

sembarangan. Jika dilakukan dengan sembarangan yang akan terjadi hanyalah

pemborosan dan perkuatan tidak berfungsi dengan baik sebagaimana

mestinya.

Ada beberapa hal yang penting dalam pertimbangan dan perencanaan

perkuatan lereng, hal-hal tersebut juga merupakan tahapan yang sistematis

Page 10: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

agar perkuatan lereng ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya setelah

dibangun.

Proses perubahan alur sungai

Proses perubahan alur sungai dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

perubahahan menyeluruh dan perubahan setempat. Perubahan- perubahan

setempat adalah gejala longsor tebing sungai, pembentukan gosong- gosong

pasir, pengendapan-pengendapan pada belokan dalam  dan gerusan pada

belokan luar serta perpindahan  mendadak alur sungai.

Merencanakan perbaikan sungai: yang paling utama adalah pembuatan

rencana denah dan penampang memanjang serta lintang sungai, sedemikian

agar mencapai bentuk sungai yang  paling stabil.

1. Gejala meander

Gejala meander dapat menyebabkan tergogosnya kaki tanggul yang lambat

laun dapat menjebolkan tanggul dan menimbulkan malapetaka yang besar.

Agar dapat dicapai kondisi sungai yang stabil haruslah direncanakan suatu

trase alur sungai dengan belokan-belokan yang tidak terlalu tajam, dengan

panjang dan amplitudo tertentu. Selanjutnya dapat ditetapkan trase perkuatan

lereng pada lereng tanggul, tebing  sungai dan lain-lain dengan segala

perlengkapannnya seperti pondasi, pelindung pondasi, dan krib-krib.

2.Rencana trase perkuatan lereng

Rencana trase perkuatan lereng didasarkan pada: karakteristik sungai dan data

yang tercatat serta pangalaman di masa yang lalu

Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini yaitu :

Untuk menetapkan metode pelaksanaan yang cocok dengan kondisi

setempat, maka diperlukan suatu investigasi yang  lengkap dan teliti.

Page 11: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

Trase perkuatan lereng supaya direncanakan dengan kurva yang sebesar

mungkin.

Trase perkuatan lereng ditempatka n sedemikian rupa agar dapat

menghindarkan terjadinya pusaran-pusaran yang tidak teratur.

Trase perkuatan tebing  alur sungai agar dapat ditempatkan lebih ke

belakang.

Pemilihan lokasi untuk bangunan perkuatan lereng

Penempatannya sebaiknya pada bagian-bagian tebing atau tanggul yang dapat

tergerus dan bagian-bagian yang dapat terjadi pukulan air.

Pada sungai-sungai yang sempit biasanya  dibangun pada seluruh bagian

sungai karena sangat sulit menentukan lokasi pukulan air di sungai-sungai

yang sempit.

Pada sungai-sungai dengan penampang ganda, perkuatan lereng hanya dibuat

pada tebing alur sungai, dan pada umumnya tanpa perkuatan lereng tanggul.

Panjang perkuatan lereng

Faktor  yang dominan untuk menentukan panjang perkuatan lereng  adalah

karakteristik sungai dan kondisi setempat.

Panjang perkuatan lereng ditetapkan secara empiris dan haruslah diperhatikan

adanya tambahan-tambahan panjang secukupnya  pada saat menetapkan 

panjang rencana final.

Bagian-bagian konstruksi perkuatan lereng.

1. Pelindung lereng merupakan bagian utama dari bangunan perkuatan

lereng. Bagian ini melindungi permukaan lereng tanggul atau permukaan

tebing sungai terhadap gerusan arus sungai. Pemilih konstruksi pelindung

lereng harus didasarkan pada resim sungai atau lokasinya.

Page 12: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

2. Pondasi dan pelindung kaki adalah konstruksi yang berfungsi sebagai

landasan/tumpuan pelindung lereng, dan penempatannnya pada kaki

tanggul atau kaki tebing sungai.

3. Sambungan à dibuat pada setiap jarak 20 m perkuatan lereng dan

berfungsi sebagai sambungan pemisah konstruktif dan melokalisir

kemungkinan kerusakan. Jika lereng yang dilindungi cukup tinggi, maka

diadakan sambungan memanjang.

4. Konsolidasi/ hamparan pelindung à ditempatkan diatas permukaan dasar

sungai di depan pondasi yang berfungsi untuk menjamin stabilitas pondasi

dan melindunginya terhadap gerusan arus sungai. Hamparan pelindung ini

juga melindungi permukaan dasar sungai terhadap gerusan arus.

Revertment dari susunan batu alam dan Revertment pabrikasi

Revertment dari Susunan Batu alam

Revertment dengan batu alam ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu :

Biaya pembuatan lebih ekonomis jika dibangun pada daerah yang

memiliki batuan

Batuan dirasakan dapat lebih tahan dan dengan mengandalkan gaya berat

posisinya dapat menetap dengan sedikit atau tanpa mempengaruhi nilai

perlindungan pada mereka.

Pengerjaan perkuatan lereng jenis ini lebih mudah dilakukan.

Revertment  pabrikasi

a. Filter Hiddrostatis

Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis dari REVETMENT SYSTEMS

INTERNATIONAL ini merupakan penanganan erosi monolitik kuat yang

terdiri dari pembungkusan tanah berlapis ganda diisi dengan beton yang

seluruhnya padat.

Page 13: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

Proses pembentukan multi-arah khusus yang diterapkan memungkinkan

lapisan-lapisan bahan yang berbeda dibentuk bersama-sama pada pusat

tertentu untuk membentuk filter hidrostatis yang memungkinkan perlindungan

lapisan untuk ‘bernafas’, mengeluarkan tekanan hidrostatis di belakang

struktur terpasang.

Lapisan Permukaan Beton FILTER HIDROSTATIS berbiaya rendah,

permanen dan merupakan alternatif utama dalam metode tradisional

pengendalian erosi seperti beton cast-in-situ atau beton shot-in-situ,

pemasangan batu, penutupan atau pelapisan dengan batu.  Oleh karena

keunikan konstruksi yang dibungkus bahan ini, Lapisan Permukaan Beton

FILTER HIDROSTATIS dapat dipasang baik di atas maupun di bawah

permukaan air.

Keberagaman fungsi rancangan dan pemasangan Lapisan Permukaan Beton

FILTER HIDROSTATIS membuatnya sesuai untuk berbagai proyek yang tak

terbatas.

b. Flexbox

Sementara mempertahankan semua sifat sistem Lapisan permukaan Beton

Filter Hidrostatis, sistem lapisan FLEXBLOCK dirancang untuk

mengakomodasi pergerakan di tanah yang mendasari. Sifat ini benar-benar

mengembangkan konsep perlindungan erosi dengan beton lapisan tersusun.

Proses pembentukan yang dipatenkan ini yang dikembangkan oleh Revetment

Systems International ini menciptakan sebuah lapisan yang terbagi menjadi

panel-panel yang saling berhubungan dengan tabung grout.

Tabung-tabung tersebut memungkinkan adanya keseragaman inflasi lapisan.

Setiap tabung grout dirancang untuk berfungsi sebagai titik potong yang

memungkinkan setiap panel bergerak secara bebas sewaktu lapisan tersusun

mempertahankan kelengkapan perlindungan. Seperti halnya dengan berbagai

macam sistem perlindungan yang ditawarkan oleh Revetment Systems

International, sistem FLEXBLOCK dapat dipasang baik di atas maupun di

Page 14: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng

bawah permukaan air. Sifat unik sistem FLEXBLOCK ini menawarkan solusi

efektif terhadap masalah pengendalian erosi yang memerlukan sistem

perlindungan yang fleksibel dengan biaya kompetitif.

c. Growth Matt

Produk ini telah dirancang dengan memanfaatkan efek-efek pengikatan dan

kamuflase tumbuh-tumbuhan, dengan stabilitas dan perlindungan tanggung

yang dijaga melalui gabungan jaringan yang berkelanjutan dari susunan yang

dimasuki tabung grout.

Growth Matt diletakkan di atas permukaan yang ada atau yang bagian atasnya

tanah dengan grout berkekuatan tinggi. Ulir susunan antara jaringan tabung

bertujuan untuk mempertahankan tanah sebelum penanaman tumbuhan.

Jika area yang diberi benih telah terbentuk dengan sendirinya, ulir-ulir

susunan dapat membantu mengikat tanahan ke struktur jaringan, dan

kemudian membentuk perisai pelindung yang terpadu terhadap erosi. Seperti

yang dijelaskan di atas, susunan tersebut dapat diwarnai di lokasi atau di mill

untuk mengkamuflasekan produk lebih lanjut.

Aplikasi produknya beragam dari pengaliran dengan garis keliling hingga

saluran pengalihan, aliran air banjir dengan kekentalan rendah, perlindungan

tanggul dan pekerjaan lapangan (batu kerikil dapat disebarkan di atas area

untuk menggantikan tumbuhan).

Penggunaan grout yang efisien di seluruh sistem merupakan alternatif yang

efektif dengan harga yang menguntungkan.

C. KESIMPULAN

Stabilitas dan Perkuatan Lereng dilakukan agar terjadinya suatu kondisi tanah

yang bergeometri miring memiliki kekuatan dan daya dukung yang baik guna

menahan beban yang diterima lereng tersebut agar tidak terjadi keruntuhan.

Page 15: Stabilitas Dan Perkuatan Lereng