10_bab iv sarana penunjang

Upload: anon123520277

Post on 07-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    1/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 96 

    BAB IV

    SARANA PENUNJANG

    4.1 FASILITAS OFFSITE

    Fasilitas offsite berfungsi mengadakan dan mempersiapkan  feed untuk tiap

    unit proses serta menampung hasil produksi dari unit-unit proses tersebut, baik

    yang berupa intermediate product  atau finished product . ITP (Instalasi Tangki dan

    Pengapalan) dibagi menjadi 2 seksi utama, yaitu:

    1.  Seksi Tank Blending and Metering  (TBM)

    Mengatur tentang kegiatan yang berkaitan dengan tangki seperti penyiapan

    tangki untuk bahan baku, bahan baku intermediet, dan produk. Selain itu, seksi ini

     juga berfungsi untuk pengukuran jumlah transfer   (metering) dan perbaikan

    kualitas pencampuran (blending). Seksi ini meliputi Tank Farm Unit  (unit 42).

    2.  Seksi Loading Environtment Jetty (LEJ)

    Mengatur kegiatan transfer dari kapal ke tangki darat dan sebaliknya

    (loading), pembongkaran minyak mentah dari kapal dan sebaliknya (jetty),  serta

    mengelola limbah-limbah dari proses yang kebanyakan mengandung NH3, H2S,

     phenol, oil , dll (environtment). Unit ini meliputi Single Buoy Mooring (unit 41),

     Pipeline (unit 43), dan sistem pengolahan limbah (unit 63),. Unit peralatan padafasilitas offsite di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan ini terbagi dalam

     beberapa unit yang masing masing mempunyai fungsi yang saling berkaitan, unit-

    unit tersebut adalah Single Buoy Mooring (unit 41), Tank Farm Unit  (unit 42), dan 

     Pipeline (unit 43).

    4.2 UTILITAS

    4.2.1 

    Penyediaan Air

    4.2.1.1 Unit 53: Water Intake Facility

    1. Fungsi : pemurnian air

    2. Kapasitas : 1300 ton/jam

    3. 

    Generator : 3 unit (53-G-301 A/B/C)

    4. 

    Daya : (53-G-301A/B) = 78 kW

    (53-G-301C) = 360 kW

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    2/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 97 

    Water Intake Facility berlokasi di desa Salam Darma, Kecamatan Compreng

    Kabupaten Subang 65 km dari  Refinery EXOR I Balongan. Air sungai diambil

    dari buangan Proyek Jatiluhur pada saluran utama sebelah Timur

    (Timur  MainCanal ). Apabila kanal dalam perbaikan, maka air sungai diambil darisungai Cipunegara.

    Water Intake Facility yang berfungsi sebagai unit pemurnian air memiliki

    kapasitas sebesar 1330 ton/jam. Pada unit ini terdapat 3 buah generator dengan

    daya 78 KW (53-G-301 A/B) dan 360 KW (53-G-301 C). Rata-rata kebutuhan air

    untuk RU-VI Balongan kurang lebih sebanyak 1300-1500 ton/jam.

    Tabel 4.1. Kondisi operasi pengambilan air dari sungai Cipunegara

    Unit Pressure Temperatur

     Raw Water Intake pump 1,7 kg/cm2g ambient

    Clarifier atm ambient

    Gravity Filter atm ambient

     Filter Water Tank atm ambient

     Raw Water Transfer Pump 26 kg/cm g ambient

     Instrument Air 5-7 kg/cm2g 40–50oC

     Fuel Oil Unloading 0,8 kg/cm2g ambient

     Feed 1 kg/cm g ambient

    Untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan air, PERTAMINA RU-VI

    dilengkapi dengan unit pengolahan air sisa proses yaitu Proses Penjenuhan Air(Water TreatmentPlant ) agar air dapat digunakan kembali.

    4.2.1.2 Unit 55: Demineralized Water

    Water treatment  bertujuan memperlakukan atau melunakkan (menjernihkan)

    air dari sumber air yang sesuai dengan baku mutunya. Sumber air tersebut dapat

    diambil dari  surface water   (air sungai, laut) dan  ground water   (mata air, air

    sumur).

    Unit demineralisasi bertujuan untuk memenuhi air yang sesuai dengan

     persyaratan-persyaratan boiler feed water . Demin Plant  terdiri dari tiga train yaitu

    demin train A/B degan flowrate 230 m3/h/train dan demin train C dengan  flow

    rate 200  m3/h. Yang diinstalasi out doors, tanpa atap dan di area yang tidak

     berbahaya.

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    3/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 98 

    Pola operasi:

    a.  Demineralization Plant  beroperasi secara kontinyu.

     b. 

    Masing-masing train  akan beroperasi normal dengan dipindah secara

     bergantian selama satu train atau saat regenerasi.c.  Air buangan regenerasi yang mengandung asam dan basa serta air pembilas

    dari masing-masing resin dibuang melalui bak penetral (untuk dinetralisasi).

    d. 

     Backwash water  dari Activated Carbon Filters akan dialirkan ke Clean Drain.

    e.  Selama operasi normal, operator akan tinggal di Utility Control Room  dekat

    dengan lokasi sehingga dapat mengadakan inspeksi ke lokasi secara periodik.

     Raw water  yang digunakan sebagai demin water masih mengandung karbon,

    kation, anion, CO2, senyawa organic dan padatan. Proses produksi demin water  

    diawali dengan memompakan raw water   menuju carbon filter   dan diteruskan

    menuju cationexchanger  ( strong base cation and weak base cation). Pada cation

    exchanger,  resin kation akan menukarkan ion kation Ca2+ dan Mg2+ dengan ion

    hydrogen. Apabila resin penukar kation mengalami penjenuhan, maka resin

    diregenerasi dengan menggunakan asam sulfat. Air yang keluar dari cation

    exchanger   dikirim menuju decarbonator   untuk dihilangkan kadar CO2-nya.

    Kemudian air hasil dekarbonasi dimasukkan dalam anion exchanger  ( strong base

    anion and weak base anion). Resin penukar anion akan menukarkan kandungananion dalam air dengan ion hidroksida. Air yang keluar dari anion exchanger  

    masih memiliki kandungan silica dan dijaga pada kadar maksimum 0,02 ppm.

    Apabila silica membentuk scale, maka steam turbin akan sulit dibersihkan.

    Kualitas Demineralized Water  :

    a.  Total Hardness : Nil

     b. 

    Conductivity : Max. 10 µs/cm

    c. 

    Silica : Max. 0.2 mg/l

    d. 

    Iron : Max. 0.1 mg/l

    4.2.1.3 Unit 54: Raw Water dan Portable Water

     Raw Water   ditransfer dari  Raw Water Intake Facilities  (Salam Darma)

    melalui pipa dan ditampung di tangki Raw Water .  Raw Water  ini digunakan juga

    sebagai service water  yang pemakainya adalah: 

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    4/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 99 

    1.  Make-up untuk Fire Water

    2.  Make-up untuk Cooling Water

    3. 

     Make-up untuk Demineralized Water

    4. 

     Make-up untuk Potable Water

    5.  House Station

    6. 

    Pendingin untuk pompa di offsite

    Service water   sebelum masuk ke  Potable Water Tank , disteril terlebih

    dahulu dengan gas Chlorine yang selanjutnya dipompakan ke pemakai. Air yang

    sudah disteril dinamakan DW.

     Portable water   dimanfaatkan bagi keperluan para karyawan PT.

    PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan.  Portable water   ini akan digunakan

    untuk keperluan-keperluan seperti kantor laboratorium, central control room, 

    HSE ( Health, Safety and Enviroment ),  field office, Gedung Administrasi,

    controlroom ITP, dan safety shower  di unit utilitas dan unit proses.

    Kualitas Service Water  :

    a.  pH : 6.5-8.0

     b. 

    Total Kation, sebagai CaCO3 : 117.5 mg/l

    c. 

    Total Anion, sebagai CaCO3  : 135 mg/l

    d. 

    Total dissolved solid   : 205 mg/l sebagai CaCO3 e.  Conductivity : 300 µs/cm pada 25 0C

    f. 

    Total iron : 0.3 mg/l

    g. 

    Silica : 25 mg/l

    h.  CO2  : 40 mg/l sebagai CaCO3 

    i.  Suspended solid   : 5 mg/l

     j. 

    Turbidity  : 5 mg/l 

    4.2.1.4 Unit 56: Sistem Air Pendingin/ Cooling Water

    Unit ini berfungsi untuk mensuplai air pendingin ke unit-unit proses,

     fasilities utilities, ancilaries dan fasilitas offsite.

    Bagian-bagiannya:

    1. 

    Menara pendingin (Cooling Water Tower ).

    2. 

    Pompa air pendingin (Cooling Water Pump) sebanyak 5 normal, 1  stand by 

    kapasitas @ 7000 m3/hr pada tekanan 4,5 kg/cm2g.

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    5/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 100 

    3.  Side Stream Filter dengankapasitas 220 m3/hr.

    4.  Side Filter/ Start Up Pompa Cooling Water dengan kapasitas 660 m3/hr.

    Sistem Proses:

    Menara dirancang untuk mendinginkan air dari temperatur 45,5o

    C ke 33o

    Cdengan wet bulb temperatur 29,1oC pada tipe counter flow. Menara terdiri dari 10

    cell dan 10 draft fan  beserta masing-masing motornya dan dua buah header

     supply utama untuk pendistribusian ke onsite dan utility area. Sistem pendinginan

     pada cooling tower   ini dirancang menurut sistem sirkulasi terbuka. Pompa

    cadangan digunakan untuk mengantisipasi gangguan dan apabila salah satu pompa

    utama dibersihkan.

    Fasilitas pengolahan air digabung dengan menara pendingin yang

    dilengkapi injeksi gas chlorine untuk membunuh bakteri dan mencegah

    tumbuhnya lumut, inhibitor korosi dan dispersant . Untuk menjaga mutu air,

    sebagian air diolah di side stream filter . Pada bagian header supply ke area utility,

    dilengkapi dengan on-line conductivity analizer   untuk memonitor mutu dari air

     pendingin. Air pendingin didistibusikan ke proses di kilang dengan pompa 56-P-

    101A-F ke bagian utilitas dan proses yang membutuhkan sistem air pendingin.

    a. 

    Air pendingin didistribusikan ke system utilitas untuk boiler, Steam Turbin

    Generator  (STG), kompresor, Nitrogen dan Demin Plant .b.

     

    Air pendingin didistribusikan ke unit proses untuk H2  Plant , RCC Complex,

    GO dan LCO HTU, CDU, AHU,  Amine Treatment , Sulphur Plant , NPU, dan

    off site area. 

    4.2.2 Unit 52: Penyediaan Steam 

    Sistem pembangkit  steam yang digunakan pada PT. PERTAMINA RU-VI

    Balongan adalah 9 buah unit boiler  (masing-masing 115 ton/jam) yang terdiri dari

     steam drum, down comers, water wall tube, superheater, dan bank tube. Unit air

    umpan dari boiler  terdiri dari tiga buah deaerator yang berfungsi untuk:

    1. 

    Menampung air

    2. 

    Proses pemanasan awal

    3.  Menghilangkan kadar O2 dalam air

    Pada setiap deaerator   dilakukan penambahan zat aditif berupa hidrazin

    yang berfungsi untuk mempermudah lepasnya O2 dari air dan amin yang berfungsi

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    6/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 101 

    untuk menaikkan pH, sehingga air umpan tidak bersifat asam yang dapat

    menyebabkan terjadinya korosi pada alat proses. Peralatan penunjang yang

    terdapat boiler antara lain adalah  safety valve,  dua unit penggerak  steamturbin,

    economizer ,  Local Boiler Control   (LCP), analyzer , water level gauge, instrumentasi, dan lain-lain.

    Steam dihasilkan dengan menggunakan boiler dengan bahan bakar berupa

     bahan bakar cair (minyak) dan bahan bakar gas. Unit 52 ini terdiri dari 6 unit

     boiler dengan kapasitas 115 ton/jam masing-masing unit. Steam yang diproduksi 

    boiler  berupa HP steam, sedangkan MP dan LP steam dihasilkan melalui ekspansi

    yang dapat dilakukan secara isoterm atau isentalpik. Umpan boiler berupa air

    demin dan kondensat yang berasal dari proses. Spesifikasi umpan boiler antara

    lain :

    a. 

    Total dissolved solid : 0.8 wt ppm

     b. 

    Suspended solid   : 1.0 wt ppm

    c.  Conductivity : 1.2 µs/cm

    d.  Hydrocarbon  : Nil

    Produksi steam dilakukan melalui proses ekspansi secara isotherm atau

    isentalpik. Ada 3 jenis steam yang dihasilkan, yaitu:

    1. 

     High Pressure (HP) Steam (43 kg/cm

    2

    )HP steam digunakan pada STG, FDF boiler , HBW  pump, compressor , dan

    coolingwater , serta juga untuk berbagai unit proses, diantaranya adalah RCC,

    H2 plant , GO/LCO HTU, dan ARHDM.

    2. 

     Medium Pressure (MP) Steam (19 kg/cm2)

    MP steam digunakan sebagai tenaga penggerak pompa  steam turbine  dan

     steam jet ejector. Digunakan pada MBW  pump, automizing boiler,fuel oil pump,

    demin water pump, dan condensate pump, serta juga untuk berbagai unit proses,

    diantaranya adalah RCC, GO/LCO HTU, CDU, AHU, Amine/SWS,  sulphur

     plant,offsite dan flare.

    3. 

     Low Pressure (LP) Steam (3,5 kg/cm2)

    LP steam digunakan sebagai media pemanas pada berbagai unit utilitas

    seperti deaerator, KO drum, dan juga untuk berbagai unit proses, yaitu H2 plant ,

    GO/LCO HTU, CDU, AHU, Amine/SWS, sulphur plant, dan offsite area.

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    7/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 102 

    4.2.3 Unit 51: Penyediaan Tenaga Listrik

    Kilang minyak PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan didesain

    dengan kapasitas pengolahan 125000 BPSD. Untuk memenuhi kebutuhan

    tersebut, listriknya disediakan/diperoleh dari PLTU terdiri dari 5 unit Steam

    Turbin Generator  (STG).

    Masing-masing turbin memiliki kapasitas 27500 KVA/22000 KW, sehingga

    total kapasitas terpasang sebesar 5 x 22000 KW = 110000 KW. Selain dari 5 unit

    steam turbin generator di atas yang merupakan unit-unit utama dalam sistem

     pembangkit tenaga listrik.

    PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan dilengkapi juga dengan pusat

    listrik tenaga diesel (PLTD) berupa satu unit  Diesel engine generator set  dengan

    kapasitas sebesar 1 X 3600 KW.Unit PLTD dioperasikan pada saat initial start-up 

    dan auto-start  bila terjadi kegagalan total pada Steam Turbine Generator  (STG).

    Listrik yang telah diproduksi didistribusikan dengan saluran underground

    cable  untuk setiap  substation,  kecuali pada  substation  31 yang menggunakan

    saluran overhead.  Adapun pendistribusian listrik untuk setiap  substation  antara

    lain adalah:

    1. 

    Substation no. 1 : melayani utilitas dan kantor-kantor

    2. 

    Substation no. 11 : melayani H2 plant3.  Substation no. 12 : melayani unit GO HTU dan LCO HTU

    4. 

    Substation no. 13 : melayani unit ARHDM

    5. 

    Substation no. 14 A & B : melayani unit RCC

    6.  Substation no. 15 : melayani unit CDU

    7.  Substation no. 16 :lmelayani unit Amine treating , SWS, dan ll Sulphur  

     plant  

    8. 

    Substation no. 21, 22, 23 : melayani Offsite area

    9. 

    Substation no. 31 : melayani kompleks Bumi Patra

    4.2.4 Penyediaan Udara Tekan

    Unit ini berfungsi untuk menyediakan udara tekan untuk keperluan proses di

    kilang. Unit ini terdiri dari 6 alat pengatur tekanan udara, yaitu 3 unit turbin dan 3

    unit motor kompresor. Kapasitas alat-alat tersebut adalah 3,500 Nm3/jam. Udara

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    8/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 103 

    harus dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan  dryer   untuk

    menghilangkan kandungan air pada udara yang dapat merusak kompresor.

    Kapasitas pengeringannya yaitu 4820 Nm3/jam. Dryer yang digunakan molsieve.

    4.2.4.1 Unit 59: Nitrogen Plant

    Instalasi N2 terdiri dari dua train (train A dan train B). Masing-masing train

    dilengkapi dengan satu tanki produksi dan satu unit penguap N2 cair.

     Nitrogen Plant berfungsi untuk menghasilkan gas N2  yang digunakan

    sebagai purging pada awal pengoperasian alat.Hal ini dikarenakan gas N2  yang

     bersifat inert.Selain sebagai purging, sebagian gas N2 ini juga diperlukan sebagai

    blanketting untuk mencegah terdapatnya O2  dalam tangki/proses karena dapat

    menimbulkan bahaya ledakan dalam proses refining petroleum. Prosesnya diawali

    dengan pengeringan udara di dalam dryer. Udara yang telah kering kemudian

    dikompres sampai tekanan tertentu dan dialirkan ke dalam chiller   untuk

    didinginkan dengan menggunakan bantuan propylene. Prinsip kerja dari chiller

    adalah pemisahan N2 dari udara pada temperatur sangat rendah.

    Keluaran unit chiller   ini kemudian dimasukkan ke unit pemurnian udara

    yaitu menara absorber berpasangan yang saling bergantian secara kontinyu untuk

    menghilangkan gas-gas selain nitrogen seperti CO, CO2, dan gas lainnya.Absorben yang digunakan adalah activated alumina dan  molecular sieve.  Gas

    yang keluar dari menara absorber masuk ke dalam cold box vessel  dan dicairkan

    dengan siklus refrigerasi untuk dipisahkan fasa gas dan fasa cairnya.Fasa gas

    dikembalikan ke siklus refrigerasi, sedangkan fasa cair masuk ke rectifier

    condenser untuk dipisahkan O2  dan N2  berdasarkan titik cairnya. Panas yang

    dipertukarkan dari cold boxvessel   digunakan untuk dryer. O2  yang dihasilkan

    dikembalikan ke dalam cold box vessel  untuk meregenerasi absorben, sedangkan

     N2  yang dihasilkan didistribusikan dan sebagian didinginkan untuk disimpan

    dalam bentuk cair.

    4.2.4.2 Unit 58: Sistem Udara Tekan dan Instrumen

    Sistem Udara tekan ini terdiri dari 6 alat pengatur tekanan udara, yaitu 3 unit

    turbin dan 3 unit motor kompresor. Kandungan air yang terdapat dalam udara

    dihilangkan dengan Molsieve Dryer yang bekerja pada kapasitas 4820 Nm3/jam.

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    9/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 104 

    4.3 SISTEM PENYOKONG (ANCILLARIES COMMON)

    4.3.1 Unit 61: Fuel System

    Unit ini berfungsi untuk memasok bahan bakar pada pabrik. Unit ini terdiri

    dari dua bagian yaitu:a.  Bahan bakar gas ( Fuel Gas System)

    Sistem ini dirancang untuk mengumpulkan berbagai sumber gas bakar dan

    mendistribusikannya ke kilang sebagai gas bakar di unit-unit proses dan bahan

     baku Hydrogen Plant . Sumber gas bakar tersebut antara lain: fuel gas dari refinery

    off gas, LPG dan propilene dari ITP dan natural gas. Penggunaan gas bakar di

    kilang adalah untuk keperluan gas umpan di Hydrogen Plant  dan gas bakar di unit

    dan fasilitas proses.

     b. 

    Bahan bakar minyak (Fuel Oil System)

    Sistem ini dirancang untuk mengumpulkan bermacam-macam sumber fuel

    oil dan mendistribusikan ke kilang sebagai bahan bakar di unit-unit proses. Pada

    sistem ini terdapat 2 buah tangki (62-T-201A/B) dengan kapasitas per tangkinya

    3000 m3. Pompa yang digunakan ada 3 unit (2 turbin dan 1 motor). Sumber-

    sumber fuel oil antara lain: 

    1. 

    DCO dari RCC 

    2. 

    AR dari CDU 3.  Gas oil  untuk start up refinery 

    DCO digunakan sebagai  fuel oil  pada normal operasi, pada saat shut down

    ARHDM unit maka AR juga digunakan sebagai fuel oil. 

    Konsumen fuel oil :

    1.  Crude charger heater  di CDU

    2. 

     Dedicated superheater  di RCC

    3. 

     Boiler  di unit utilitas

    4.3.2 Unit 64: Caustic Soda

    Sistem caustic soda  merupakan salah satu unit di PT. PERTAMINA

    (Persero) RU-VI Balongan yang terdiri dari pelarut soda. Unit 64 berfungsi untuk

    menyimpan, mencairkan dan menyuplai caustic soda. Sistem ini dirancang untuk

    caustic soda  20oBe untuk bermacam kebutuhan. Caustic diterima dalam bentuk

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    10/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 105 

     flake  dan dilarutkan, dicairkan menjadi larutan 10oBe dan 20oBe dalam sistem

    tersebut. Konsumsi dan pemakaian caustic soda adalah:

    1. 

    Pemakaian 20oBe pada umumnya digunakan di unit 24 SWS, Unit 55

     Demineralized Plant , Unit 17 LPG Treatment   dan Unit 22  Hydrogen Plant .Pada pemakaian ini caustic soda ditampung di 64-T-102 dengan kapasitas 5,5

    kg/hari.

    2. 

    Pemakaian 10oBe digunakan pada unit 18 Gasoline Treatment   dan unit 20

    Catalytic Condensation Unit . Pada pemakaian ini caustic soda ditampung pada

    64-T-101 dengan kapasitas 20 kg/hari.

    3. 

    Pemakaian khusus caustic soda pada unit 14, 21, 23 sebanyak sekali setahun.

    Kebutuhan ini dipertimbangkan untuk sistem desain.

    4.3.3 Unit 66: Fire Water System

    Fire water merupakan air yang disediakan sebagai air pemadam kebakaran.

    Air tersebut disalurkan ke  fire water hydrant   dan water springkle  di area ITP

    sebagai air pemadam kebakaran. Unit ini terdiri dari 4 buah pompa dengan

    kondisi auto stand by  dengan satu  jockey pump  yang berfungsi untuk menahan

    tekanan dalam sistem.  Jockey pump  didisain untuk mempertahankan sistem,

    namun jika tekanan sistem turun 5 kg/cm2, maka salah satu pompa 66-P-101A/B/C/D akan berjalan otomatis.

    4.4 PENGOLAHAN LIMBAH

    Di dalam setiap kegiatan industri diharuskan untuk melakukan kegiatan

     pengolahan limbah sehingga air buangan yang keluar dari kawasan industri

    tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Pemerintah.

    Unit Sewage  and  Effluent WaterTreatment   dirancang untuk system waste

    water treatment  yang bertujuan untuk memproses buangan seluruh kegiatan dari

    unit proses dan area pertangkian dalam batasan effluent yang ditetapkan untuk air

     bersih. Kapasitasnya 600 m3/jam dimana kecepatan effluent   didesain untuk

     penyesuaian kapasitas 180 mm/hari curah hujan di area proses dan utilitas.

    PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan menghasilkan berbagai

    macam limbah, yang terdiri dari:

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    11/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 106 

    a.  Limbah cair

     b.  Limbah gas

    c. 

    Limbah padat

    4.4.1 Pengolahan Limbah Cair

    Limbah industri yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya

    mengandung logam-logam berat maupun senyawa yang berbahaya. Selain logam

     berat, limbah, atau air buangan industri, minyak bumi juga mengandung senyawa-

    senyawa hidrokarbon yang sangat rawan terhadap bahaya kebakaran.

    Dalam setiap kegiatan industri, air buangan yang keluar dari kawasan

    industri minyak bumi harus diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah,

    sehingga air buangan yang telah diproses dapat memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah.

    Kegiatan industri pengilangan minyak mempunyai potensi menimbulkan

    dampak berupa limbah cair yang berasal dari berbagai kegiatan yang ada di

    dalamnya. Potensi limbahnya berasal dari penggunaan bahan kimia, katalis, resin

    serta dalam proses pengolahan itu sendiri. Sumber-sumber limbah cair berasal

    dari:

    1.  Air Buangan unit proses

    Air buangan unit proses berasal dari unit CDU, RCC, ARHDM, sistem

    utilitas, unit Sour Water Stripper (SWS) dan unit Desalter.

    2.  Air buangan dari tanki

    Air ini berasal dari penggelontoran air dalam tanki penyimpanan minyak,

    dimana di dalam tanki penyimpanan minyak ini masih terdapat air yang

     bercampur dengan minyak

    3.  Air hujan

    Sumber limbah cair ini berasal dari air hujan, dimana air hujan jatuh pada

    daerah-daerah yang banyak tumpahan minyaknya.

    Tabel 4.2.Daftar Sumber dan Jenis Limbah Cair PT.Pertamina RU-VI 

    Unit Jenis Limbah Sistem Pengolahan Note

    CDU

    Sour water Diolah di unit SWSOily water Dipisahkan di buffer pitDesalter eff water Diolah di unit EWT 1*)Mercury (Hg) - 2*)

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    12/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 107 

    Unit Jenis Limbah Sistem Pengolahan Note

    ARHDMSour water Diolah di unit SWS train 1Oily water/ drain Dipisahkan di buffer pit

    GO HTUSour water Diolah di unit SWS train 1

    Oily water/drain Dipisahkan di buffer pit 3*)

    RCC/ UnsatSour water Diolah di unit SWS train 1Oily water/drain Dipisahkan di buffer pitBlowdown water Dibuang ke sewer

    LPG Tr. Spent caustic Diolah di unit SWS train III 4*)Gasoline Tr. Spent caustic Diolah di unit SWS train III 4*)

    PRU

    Sour water Diolah di unit SWS train II

    Spent causticDinetralisir di unit SWS trainIII

    Oily water/drain Dipisahkan di buffer pit

    CCU

    Sour water Diolah di unit SWS train I

    Spent caustic Dinetralisir di unit SWS train IIOily water/drain Dipisahkan di buffer pitCleaning reaktor Di buang di sump pit 5*)

    LCO HTUSour water Diolah di unit SWS train IOily water/drain Dibuang ke sewer pit

    H2 PlantBlow-down water Dibuang ke sewer pit

    Oily water/drainDipisahkan di common buffer pit

    SWSTreated sour water Diolah lanjut di unit EWTSpent caustic Netralisasi, dibuang ke EWTOverflow SW Dibuang ke buffer pit

    Sulfur Plant Blow-down water Dibuang ke sewer pit

    UTL 62Oily water draintank Fuel 62-T-201

    Dipisahkan di buffer pit, dikirim ke CPI

    UTL-55Demin Plant

    Blowdown Boiler,hasil regenkation/anion

    Dinetralkan, di kirim keimpounding basin

    Note:1*) Banyak mengandung padatan, sehingga menyebabkan buntuan pada cooler2*) Ditemukan pada saat T/A 19963*) Pada saat start-up RCC sering menyebabkan gangguan di SWS train II.4*) Limbahnya berwarna hijau, sehingga perlu dibleaching sebelum dibuang.5*) pH rendah, sehingga perlu netralisasi dan aerasi sebelum di buang ke EWT.

    Secara garis besar effluent water treatment  di PT. PERTAMINA (Persero)

    RU-VI Balongan dibagi menjadi dua, yaitu treatment oily water dan treatment  air

     buangan proses. Treatment oily water  dilakukan di rangkaian separator sedangkan

    treatment   air buangan proses dilakukan menggunakan lumpur aktif (activated

     sludge) yang merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik. Desain awal dari

    unit WWT (Waste Water Treatment ) adalah untuk mengolah air buangan yang

    terbagi menjadi dua sistem pengolahan, yaitu:

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    13/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 108 

    1.  Dissolved Air Floatation  (DAF), untuk memisahkan kandungan padatan dan

    minyak dari air yang berasal dari air buangan (oily water ) ex process area dan

    tank area. Pada proses ini yang diolah umumnya mempunyai kandungan

    minyak dan solid yang tinggi tetapi mempunyai kandungan COD dan BODyang rendah.

    2. 

     Activated Sludge Unit  (ASU), untuk mengolah secara kimia, fisika dan biologi

    air buangan dari unit proses terutama: Treated Water ex Unit SourWater

    Stripper  (Unit #24) dan desalter effluent waterex Unit CrudeDistillation (Unit

    #11). Air yang diolah umumnya mempunyai kandungan amonia, COD, BOD

    dan fenol sedangkan kandungan minyak dan solid berasal dari desalter effluent

    water .

    Unit pengolah air buangan terdiri dari :

    1.  Air Floatation Section

    Air hujan yang bercampur minyak dari unit proses dipisahkan oleh CPI

    separator sedangkan air ballast   dipisahkan di API separator kemudian mengalir

    ke seksi ini secara gravitasi. Campuran dari separator mengalir ke bak DAF  Feed

     Pump  dan dipompakan ke bak  floatation,  sebagian campuran dipompakan ke

     pressurize vessel.  Dalam  pressurize vessel   udara dari  plant air atau DAF

    compressor udara dilarutkan dalam  pressurize waste water . Bilamana  pressurizewaste  water dihembuskan ke pipa inlet bak  floatation  pada tekanan atmosfir,

    udara yang terlarut disebarkan dalam bentuk gelembung dan minyak yang

    tersuspensi dalam waste water   terangkat ke permukaan air. Minyak yang

    mengapung diambil dengan  skimmer  dan dialirkan ke bak  floatation oil . Minyak

    di dalam bak floatation oil  dipompakan ke tangki recovery oil . Air bersih dari bak

     floatation mengalir ke bak impounding basin.

    2. 

     Activated Oil Sludge

    Aliran proses penjernihan air dengan CPI Separator dan aliran  sanitary 

    dengan pompa dialirkan secara gravitasi ke seksi activated sludge. Air hasil

     proses CPI dan  filtrate dehydrator   dicampurkan dalam bak proses effluent   dan

    campuran air ini dipompakan ke  pit aeration  pada operasi normal dan pada

    emergency ke  pit clarifier  melalui rapid mixing pit  dan  Flocculation pit. Apabila

    kualitas air off spec, maka air tersebut dikembalikan ke bak effluent  sedikit demi

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    14/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 109 

    sedikit untuk dibersihkan dengan normal proses.  Ferri Chlorida  (FeCl3) dan

    Caustic Soda  (NaOH) diinjeksikan ke bak  flocculation. Air yang tersuspensi,

    minyak, dan sulfida dalam air kotor dihilangkan dalam unit ini. Lumpur yang

    mengendap dalam bak clarifier   dipompakan ke bak thickener.  Pemisahan permukaan dari bak clarifier   dilakukan secara over flow  ke bak aeration. Air

    kotor dari sanitary mengalir secara langsung ke bak aeration. Dalam bak aeration 

    ditambahkan nutrient . Selain itu, untuk menciptakan lingkungan aerobik bak ini

    dilengkapi pula dengan aerator. Treatment  dengan biological  ini mengurangi dan

    menghilangkan benda-benda organik (BOD dan COD). Setelah treatment  dengan

    biological , air kotor bersama lumpur dikirim ke bak aeration kembali, sebagian

    lumpur dikirim ke bak thickener . Pemisahan permukaan air dari bak sedimentasi

    mengalir dari atas ke  Impounding Basin. Unit Sewage and Effluent Water

    Treatment   dirancang untuk sistem waste water treatment   yang bertujuan

    memproses buangan seluruh kegiatan dari unit proses dan area pertangkian dalam

     batas-batas effluent   yang ditetapkan air bersih. Kapasitas unit ini sebesar 600

    m3/jam dimana kecepatan effluent   didesain untuk penyesuaian kapasitas 180

    mm/hari curah hujan di area proses dan utilitas. 

    Unit penjernihan buangan air ini memiliki beberapa proses yaitu : 

    a. 

    Proses fisikPada proses ini diusahakan agar minyak maupun buangan padat

    dipisahkan secara fisik. Setelah melalui proses fisik tersebut, kandungan

    minyak dalam buangan air hanya diperbolehkan ± 25 ppm.

     b.  Proses kimia

    Proses ini dilakukan dengan menggunakan bahan penolong seperti

    koagulan, flokulan, penetrasi, pengoksidasi dan sebagainya yang dimaksudkan

    untuk menetralkan zat kimia berbahaya di dalam air limbah. Senyawa yang

    tidak diinginkan diikat menjadi padat dalam bentuk endapan lumpur yang

    selanjutnya dikeringkan.

    c. 

    Proses mikrobiologi

    Proses mikrobiologi merupakan proses akhir dan berlangsung lama, serta

    hanya dapat mengolah senyawa yang sangat sedikit mengandung logam

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    15/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 110 

     berbahaya. Pada dasarnya proses ini memanfaatkan makhluk hidup (mikroba)

    untuk mengolah bahan organik.

    Semua air buangan yang biodegradable  dapat diolah secara biologi.

    Tujuannya untuk menggumpalkan dan memisahkan zat padat koloidal yang tidakmengendap serta menstabilkan senyawa-senyawa organik. Sebagai pengolahan

    sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling

    murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode

     pengolahan limbah secara biologi dengan segala modifikasinya. Proses ini

    dimaksudkan untuk mengolah buangan air proses yang mempunyai kadar BOD

    810 mg/l dan COD 1150 mg/l menjadi treated water  yang memiliki kadar BOD

    100 mg/l dan COD 150 mg/l dengan menggunakan lumpur aktif (activated

     sludge). Lumpur aktif ini merupakan campuran dari koloni mikroba aerobik.

    Konsep yang digunakan dalam proses pengolahan limbah secara biologi adalah

    eksploitasi kemampuan mikroba dalam mendegradasi senyawa-senyawa polutan

    dalam air limbah. Pada proses degradasi, senyawa-senyawa tersebut akan berubah

    menjadi senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak berbahaya bagi

    lingkungan. Hasil perubahan tersebut sangat bergantung pada kondisi lingkungan

    saat berlangsungnya proses pengolahan limbah. Oleh karena itu, eksploitasi

    kemampuan mikroba untuk mengubah senyawa polutan biasanya dilakukandengan cara mengoptimalkan kondisi lingkungan untuk pertumbuhan mikroba

    sehingga tercapai efisiensi yang maksimum.

    3. 

     Dehydrator dan Incinerator section 

    Padatan berupa lumpur yang terkumpul dari  floatation section dan activated

     sludge ditampung pada sebuah bak. Selanjutnya lumpur tersebut dipisahkan

    airnya dengan bantuan bahan kimia dan alat mekanis berupa centrifuge (alat yang

     bekerja memisahkan cairan-padatan dan dengan memutarnya pada kecepatan

    tinggi).

    Cairan hasil pemisahan centrifuge dialirkan melalui got terbuka menuju PEP

    di seksi ASU, sedangkan padatannya disebut cake  dan ditampung pada sebuah

    tempat bernama  Hopper (Cake Hopper ). Proses selanjutnya adalah membakar

    cake  dalam sebuah alat pembakar atau incinerator   menjadi gas dan abu pada

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    16/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 111 

    temperatur tinggi (T = 800oC). Kapasitas desain dehydrator   sebesar 5,5 m3/jam

    dan kapasitas pembakaran incinerator adalah 417 kg solid /jam.

    4.4.2 Pengolahan Limbah Gas

    Limbah gas dari kilang ini diolah di sulfur recovery unit dan sisanya dibakar

    di incinerator  (untuk gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas hidrokarbon).

    4.4.3 Pengolahan Limbah Padat

    Sludge  merupakan suatu limbah yang dihasilkan dalam industri minyak

    yang tidak dapat dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari

    lingkungan. Pada  sludge  selain mengandung lumpur, pasir, dan air juga masih

    mengandung hidrokarbon fraksi berat yang tidak dapat di-recovery  ke dalam

     proses. Sludge  ini juga tidak dapat di buang ke lingkungan sebab tidak terurai

    secara alamiah dalam waktu singkat.

    Pemusnahan hidrokarbon perlu dilakukan untuk menghindari pencemaran

    lingkungan. Dalam upaya tersebut, PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan

    melakukannya dengan membakar  sludge  dalam suatu ruang pembakar

    (incinerator ) pada temperatur tertentu. Lumpur/pasir yang tidak terbakar dapat

    digunakan untuk landfill   atau dibuang di suatu area, sehingga pencemaranlingkungan dapat dihindari.

    Tabel 4.3 Sumber, Jenis dan Pengolahan Limbah Kilang RU-VI

    Unit Jenis Limbah Sistem Pengolahan Note

    CDU Sour water Diolah di unit SWSOily water Dipisahkan di buffer pitDesalter effwater

    Di olah di unit EWT 63 1*)

    Mercury (Hg) - 2*)Unit Jenis Limbah Sistem Pengolahan Note

    ARHDM Sour water Diolah di unit SWS train 1Oily water/ drain Dipisahkan di buffer pitGO HTU Sour water Diolah di unit SWS train 1

    Oily water/drain Dipisahkan di buffer pit 3*)RCC/Unsat Sour water Diolah di unit SWS train 1

    Oily water/drain Dipisahkan di buffer pitBlowdown water Dibuang ke sewer

    LPG Tr. Spent caustic Diolah di unit SWS train III 4*)Gasoline Tr. Spent caustic Diolah di unit SWS train III 4*)

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    17/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 112 

    Unit Jenis Limbah Sistem Pengolahan Note

    PRU Sour water Diolah di unit SWS train IISpent caustic Dinetralisir di unit SWS train

    III

    Oily water/drain Dipisahkan di buffer pitCCU Sour water Diolah di unit SWS train ISpent caustic Dinetralisir di unit SWS train

    IIOily water/drain Dipisahkan di buffer pitCleaning reaktor Di buang di sump pit 5*)

    LCO HTU Sour water Diolah di unit SWS train IH2 Plant Oily water/drain Dibuang ke sewer pit

    Blow-downwater

    Dibuang ke sewer pit

    Oily water/drain Dipisahkan di common buffer pit

    SWS Treated sourwater

    Diolah lanjut di unit EWT

    Spent caustic Netralisasi, dibuang ke EWTOverflow SW Dibuang ke buffer pit

    Sulfur Plant Blow-downwater

    Dibuang ke sewer pit

    UTL 62 Oily water draintank Fuel 62-T-201

    Dipisahkan di buffer pit, dikirim ke CPI

    UTL-55Demin Plant

    BlowdownBoiler, hasil

    regenkation/anion

    Dinetralkan, di kirim keimpounding basin

    Note:1*) Banyak mengandung padatan, sehingga menyebabkan buntuan pada cooler  2*) Ditemukan pada saat T/A 19963*) Pada saat start-up RCC sering menyebabkan gangguan di SWS train II.4*) Limbahnya berwarna hijau, sehingga perlu dibleaching sebelum dibuang.5*) pH rendah, sehingga perlu netralisasi dan aerasi sebelum di buang ke EWT.

    4.5 LABORATORIUM

    4.5.1 Program Kerja Laboratorium

    Bagian Laboratorium memegang peranan penting di kilang, karena pada

     bagian ini data-data tentang raw material   dan produk akan diperoleh. Dengan

    data-data yang telah diberikan, maka proses produksi akan selalu dapat dikontrol

    dan dijaga standar mutunya sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Bagian

    Laboratorium berada di bawah bidang Unit Produksi. Bagian ini memiliki

     beberapa tugas pokok, yaitu:

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    18/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 113 

    1.  Sebagai kontrol kualitas bahan baku, apakah memenuhi persyaratan sehingga

    memberikan hasil yang diharapkan.

    2. 

    Sebagai pengontrol kualitas produk, apakah sesuai dengan standar yang

    ditetapkan.3.  Mengadakan penelitian dan pengembangan jenis crude  minyak lain, selain

    crude  dari minyak Duri dan Minas yang memungkinkan dapat diolah di

    PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan.

    4.  Mengadakan analisa terhadap jenis limbah yang dihasilkan selama operasi

     proses kilang pada PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan.

    Pemeriksaan di Laboratorium meliputi:

    1. 

    Crude oil , terutama crude Duri dan Minas.

    2. 

    Stream  produk yang dihasilkan dari unit AHU, RCC, CDU,  Hydrogen Plant  

    dan unit-unit lain.

    3. 

    Utilitas: air, fuel gas, chemical agent  dan katalis yang digunakan.

    4.  Intermediate dan finishproduct. 

    Di dalam pelaksanaan tugas, Bagian Laboratorium dibagi menjadi tiga

    seksi, yaitu:

    1. 

    Seksi Teknologi (TEKNO)

    Seksi Tekno ini mempunyai tugas antara lain:a.  Mengadakan blending   terhadap  fuel oil   yang dihasilkan, agar dapat

    menghasilkan octan number   yang besar dengan proses blending   yang

    singkat tanpa penambahan zat kimia lain lain, seperti TEL, MTBE, atau

    ETBE.

     b.  Mengadakan penelitian terhadap lindungan lingkungan (pembersihan air

     buangan).

    c. 

    Mengadakan evaluasi crude  Minas dan crude  Duri yang dipakai sebagai

    raw material .

    d. 

    Mendukung kelancaran operasional semua unit proses, ITP, dan utilitas

    termasuk percobaan katalis, analisa katalis yang digunakan dalam reaktor

    dan material kimia yang digunakan di kilang RU-VI.

    e.  Melakukan analisa bahan baku,  stream/finish produk serta chemical dengan

    menggunakan metode test .

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    19/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 114 

    2.  Seksi Analitika dan Gas (ADG)

    Seksi ini mengadakan pemeriksaan terhadap sifat-sifat kimia dari bahan baku,

    intermediate produk dan finish produk serta bahan kimia yang digunakan, juga

    analisis gas stream maupun dari tanki. Tugas yang dilakukan antara lain:a.  Mengadakan analisa  sampling  dan analisa contoh air serta chemical  secara

    instrument  dan kimiawi, agar didapatkan hasil akurat.

     b. 

    Mengadakan analisa  sampling   dan analisa secara instrument   dan kimiawi

    terhadap contoh minyak sesuai dengan metode test .

    c.  Mengadakan analisa gas masuk dan gas buang dari masing-masing alat (jika

    diperlukan).

    d. 

    Mengadakan analisa sampel gas dari kilang dan utilitas serta produk gas

    yang berupa LPG, propylene.

    e. 

    Mengadakan analisa  sampling   non rutin  shift sample stream gas, LPG,

     propylene, fuel gas, serta hidrogen.

    f.  Melaksanakan  sampling   dan analisa secara chromatography sampel non

    rutin dari kilang dan offsite.

    3. 

    Seksi Pengamatan

    Seksi ini mengadakan pemeriksaan terhadap sifat-sifat fisis bahan baku,

    intermediate produk dan finish produk. Sifat-sifat yang diamati adalah:a.  Distilasi

     b. 

    Spesific Gravity 

    c. 

     Reid Vapour Pressure (RVP)

    d.  Flash and Smoke Point  

    e.  Conradson Carbon Residue (CCR)

    f. 

     KinematicViscosity 

    g. 

    Cooper Strip and Silver Strip 

    h. 

    Kandungan Air

    4.5.2 Alat-Alat Laboratorium

    1.  Analitika

    a.  Spektofotometer  

     b. 

     Polychromator

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    20/21

  • 8/18/2019 10_bab IV Sarana Penunjang

    21/21

    Laporan Kerja Praktek

    PT. Pertamina (Persero) RU-VI Balongan

    Politeknik Negeri MalangJurusan Teknik Kimia 116 

    d.  ASTM Standard  

    e.  Volumetri

    f. 

    Viscosimeter  

    g. 

    Potensiometerh.  Flash Point Tester  

    i. 

     Micro Colorimeter  

     j. 

    Gravimetri