100218 substansi konsep pnpmm perkotaan 2010

30
Bagian 1 Bagian 1 A A PA ITU P2KP/ PA ITU P2KP/ PNPMM PERKOTAAN PNPMM PERKOTAAN ? ? Arief R/Feb 10 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Upload: wildan-hakim

Post on 28-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Substansi PNPM Mandiri Perkotaan terus disempurnakan. Pada 2010, dikenalkan kembali substansi pelaksanaan program ini sebagai penyegaran bagi seluruh pelaku.

TRANSCRIPT

Bagian 1Bagian 1

AAPA ITU P2KP/PA ITU P2KP/

PNPMM PERKOTAAN PNPMM PERKOTAAN ? ?

Arief R/Feb 10

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

ORIENTASI PROGRAM HANYA SEMATA MENYALURKAN BANTUAN DANA HIBAH KE MASYARAKAT MENYEBABKAN TUMBUHNYA PERILAKU MASYARAKAT YANG TERGANTUNG PADA BANTUAN LUAR DAN ENGGAN MANDIRI MENYELESAIKAN PERSOALANNYA !

BERSIFAT AD-HOC (TDK PROGRAMATIK), SEHINGGA TIDAK DAPAT DIREPLIKASI/DICONTOH MASYARAKAT PASCA PROGRAM

PRANATA & INSTITUSI YANG DISIAPKAN LEBIH UNTUK KEPENTINGAN PROYEK (LEMBAGA MASYARAKAT, KSM/ POKMAS, DLL), BUKAN KEPENTINGAN MASYARAKAT MENYEBABKAN TINGKAT PARTISIPASI, DEMOKRASI DAN REPRESENTASI MASIH SEMU HANYA BERJALAN SELAMA PROYEK BERLANGSUNG

MENDORONG PARTISIPASI DENGAN INSENTIF KEPADA MASYARAKAT (JABATAN, STATUS, GAJI, HONOR, DLL) TERNYATA MENGHANCURKAN KAPITAL SOSIAL YG ADA, MISALNYA GOTONG ROYONG, KESWADAYAAN, KEBERSAMAAN, DLL

PENDEKATAN PADA LEMBAGA & TOKOH FORMAL, MENYEBABKAN AKSES PROGRAM HANYA DIJANGKAU ELITE-ELITE MASYARAKAT DAN TIDAK MAMPU MENJANGKAU MASYARAKAT MISKIN/MARJINAL (TDK PRO POOR)

DLL.

KONSEPSI & PARADIGMA KONSEPSI & PARADIGMA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM

P2KPP2KP MEMBANGUN KESADARAN KRITIS MASYARAKAT REVITALISASI NILAI-NILAI LUHUR DAN MODAL SOSIAL MELALUI

PEMBERDAYAAN MANUSIA (PEMULIHAN PEDULI PADA SESAMA, MEMBANTU YANG LEMAH, IKHLAS/TANPA PAMRIH, KEKELUARGAAN, GOTONG ROYONG, dll)

MENEMPATKAN LEMBAGA MASYARAKAT DAN POKMAS SEBAGAI INSTITUSI MASYARAKAT (Local Institution) YANG MENJADI ENTRY POINT PEMULHAN MODAL SOSIAL

MEMBUKA PELUANG BAGI PARA PEMEDULI KAUM MISKIN UNTUK TAMPIL DAN BERKARYA

MENGEDEPANKAN KELOMPOK MARJINAL (THE POOREST, PEREMPUAN, DLL) UNTUK AKTIF MENJADI SUBYEK PEMBANGUNAN

MEMBUDAYAKAN DEMOKRASI & PARTISIPASI DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MEMBUDAYAKAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS sbg WUJUD PERILAKU KEJUJURAN, KEIKHLASAN SERTA TANGGUNGJAWAB MORAL

MENERAPKAN PENDEKATAN SUSTAINABILITY DEVELOPMENT DENGAN PENERAPAN TRIDAYA (DAYA LINGKUNGAN, SOSIAL DAN EKONOMI)

11. NILAI. NILAI-NILAI-NILAI UNIVERSAL UNIVERSAL KEMANUSIAAN:KEMANUSIAAN:

a.a. Dapat DipercayaDapat Dipercayab.b. Ikhlas/KerelawananIkhlas/Kerelawananc.c. KejujuranKejujurand.d. KeadilanKeadilane.e. KesetaraanKesetaraanf.f. KebersamaanKebersamaan

Strategi Dasar: Pembelajaran nilai-nilai universal untuk memberdayakan masyarakat miskin menuju masyarakat yang Mandiri dan mampu mewujudkan Permukiman Berkelanjutan.

Leverage: Penanganan masalah kemiskinan di Indonesia harus dimulai dari sisi aspek sosial manusianya secara mendasar.

22. NILAI. NILAI-NILAI-NILAI

UNIVERSAL UNIVERSAL KEMASYARAKATAKEMASYARAKATAN:N:

a.a. DemokrasiDemokrasib.b. PartisipasiPartisipasic.c. TransparansiTransparansid.d. AkuntabilitasAkuntabilitase.e. DesentralisasiDesentralisasi

3. PILAR 3. PILAR

PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN:BERKELANJUTAN:

a.a. Envt’l ProtectionEnvt’l Protectionb.b. Social Dev’tSocial Dev’tc.c. Economic Dev’tEconomic Dev’t

STRATEGI STRATEGI TRANSFORMASI SOSIAL TRANSFORMASI SOSIAL EKONOMIEKONOMI

Masy.

Berdaya

1

PENGENALAN PRINSIP DAN

NILAI UNVERSAL

7

Masy.

Miskin/Tak Berdaya

DIAGRAM DIAGRAM INTERVENSI P2KPINTERVENSI P2KP

PENGUATANKELEMBAGA

ANMASYARAKAT LOKAL

3

5

6

2

4

PEMBELAJARAN

BLM- TRIDAYA

PENGUATANAKUNTABILIT

ASLEMBAGA

MASY LOKAL

PEMBELAJARAN NEIGHBOURHOOD DEVELOPMENT BERBASIS GOOD

GOVERNANCE

PROGRAMCHANNELING

ASPEK TRIDAYA

Masy.

Mandiri

KEMITRAANPEMDA DANMASYARAKA

T (PAKET)

Masy.

Madani

Bagian 2Bagian 2

SUBSTANSI SUBSTANSI STRATEGICSTRATEGIC PLAN PLAN

PNPMM PERKOTAAN PNPMM PERKOTAAN

Arief R/Feb 10

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Strategi PNPMM Perkotaan 2010-2014

No

Substansi Pendampingan Phase Pelaksanaan PNPMM

Pembelajaran

(2007-2009)

Kemandirian(2010-2012)

Keberlanjutan

(2013-2014)

Exit Strategy(2015-..)

1 Penyiapan Kelembagaan Masyarakat (BKM)

Penguatan Kelembagaan BKM

Handling Over pembinaan BKM oleh Pemda

BKM menjadi asset Pemda

2 BLM setiap tahun max 3 th

Channeling Program Sektoral, CSR dan KUR serta BLM Capacity Building dan Koordinasi chanelling program

Pemberian program program sektor oleh Pusat dan DAK Kemiskinan

DAK Kemiskinan, Program Sektoral & Program Pemda

3 Penyusunan Perencanaan Masyarakat (PJM Pronangkis)

Integrasi perencanaan Masyarakat dengan Mekanisme Musrenbang

Proses Musrenbang berbasis perencanaan masyarakat

Pelembagaan Musrenbang secara partisipatif

4 Peran Pemda dalam DDUPB dan Monitoring PNPMM

Penguatan aparat Pemda melalui pelatihan-pelatihan

Alih Kelola PNPMM ke Pemda termasuk pengelolaan Faskel

Pemda sbg executing Agency PNPMM dan Good Governance

8

Transformasi Mind-Set MasyarakatTransformasi Mind-Set MasyarakatDari Tahap Pemberdayaan Menuju Dari Tahap Pemberdayaan Menuju

Kemandirian Kemandirian

PEMBELAJARAN/PEMBERDAYAAN

KEMANDIRIAN

Masyarakat Partisipatif, Demokratis, Transparan & Masyarakat Partisipatif, Demokratis, Transparan & Akuntabel dalam Swakelola PembangunanAkuntabel dalam Swakelola Pembangunan

Masyarakat Kreatif, Inovatif, dan Inisaitif serta Masyarakat Kreatif, Inovatif, dan Inisaitif serta Pemda Pro Poor untuk Sustainability Pemda Pro Poor untuk Sustainability

Development didukung Sektoral dan KUR yang Development didukung Sektoral dan KUR yang partisipatifpartisipatif

Tahun 2010-2012

9

MEMBANGUN MINDSET MASYARAKATMEMBANGUN MINDSET MASYARAKATPADA PHASE KEMANDIRIANPADA PHASE KEMANDIRIAN

1. Fasilitasi masyarakat tidak lagi pada bagaimana mencairkan dan memanfaatkan BLM PNPMM Open Menu, namun harus mampu mendorong masyarakat untuk dapat mengakses berbagai sumber daya dan dana dari luar, khususnya PNPMM Sektoral, KUR dan Program Pemda serta CSR, sehingga optimalisasi dampak program pada kesejahteraan masyarakat miskin dapat ditingkatkan.

2. Agar dapat mengakses sumber daya luar, maka paradigma Entrepreneurship (Kreatif, Inovatif dan Inisiatif) Harus dapat ditimbuhkembangkan di Masyarakat

3. Dalam bidang ekonomi, LKM/UPK tidak mengandalkan dana bergulir dari BLM PNPMM open menu, namun harus mampu akses sumber dana dari Lembaga Keuangan Formal (Perbankan, dll) serta Cluster 3 (KUR). Untuk itu, harus mampu memfasilitasi LKM/UPK membangun kelompok masyarakat atau “koperasi-koperasi” yang bankable dan fokus pada peningkatan usaha anggota2 KSM (Livelihood) yang menyentuh langsung kesejahteraan masyarakat miskin !

10

Dalam bidang sosial, LKM tidak lagi berorientasi “Charity” dengan BLM PNPMM Open Menu, namun lebih sustainable (mis. Tidak Bea Siswa, tapi Kegiatan Les bagi siswa tdk mampu) dan pengembangan kapasitas masyarakat miskin dalam ketrampilan usaha serta mampu akses sumber dana dari masyarakat, CSR dan Program Kemiskinan Cluster 1 (PKH, raskin dll)

Dalam bidang lingkungan, tidak hanya membangun prasarana dasar semata dari BLM PNPMM, namun infrastruktur masyarakat yang benar-benar berkaitan langsung dengan masyarakat miskin di wilayah miskin dalam kelurahan/ds tersebut serta infrastruktur yang mendukung produktivitas masyarakat & Sustainable melalui Channelling Program Ke-Cipta Karya-an dan Ke-PU-an.

PHASE KEMANDIRIAN HARUS DIPAHAMI SECARA UTUH DALAM KONTEKS MEMBANGUN MASYARAKAT YANG KREATIF, INISATIF DAN INOVATIF (Entrepeneur). Artinya mulai dari perubahan “Mind Set” masyarakat untuk bermitra sinergis dengan berbagai pihak secara mandiri dan berkelanjutan dalam rangka peningkatan manfaat dan dampak program kepada masyarakat miskin secara signifikan .

Ketentuan Kebijakan Kelurahan Phasing Out

1. Dimaksud Pengertian “phasing out” dalam konteks ini BUKAN berarti Tidak didampingi lagi oleh PNPMM Perkotaan/P2KP

2. Pengertian Lokasi Phasing Out adalah Kelurahan yang telah menerima BLM PNPMM Perkotaan sebanyak 3 putaran (3 tahun), tidak akan menerima BLM PNPMM Open Menu lagi, setelah “sisa BLM yang belum teralokasi” dipenuhi terlebih dahulu.

3. Sebagai pengganti BLM Open Menu, maka di lokasi phasing out akan memperoleh stimulan BLM Koordinasi untuk Channelling Program, sehingga kebutuhan BLM Open Menu dapat dipenuhi melalui akses berbagai channelling program tersebut

4. Dengan demikian, seluruh Kelurahan phasing out tetap memperoleh bantuan teknis (pendampingan) sampai tahun 2014, sisa BLM yang belum cair, dan BLM Capacity Building untuk Channeling Program.

5. BLM chanelling program untuk sektor DJCK akan disiapkan melalui Program ND, program PAKET dan program-program sektor Ke-Cipta Karya-an untuk sektor air minum, sanitasi, dll. Sedangkan Program sektoral lainnya, antara lain; KUR, CSR, PNPMM Sektor, Pemda dan Swadaya masyarakat

LKM

FASILITASI FASILITASI PENGUATAN PENGUATAN PEMDAPEMDA::

Peran BKM untuk Channeling Program

Program “RASKIN”

Bea siswa Anak

Sekolah

Kartu Sehat Program PKH,

dll

Program Perumahan

Swadaya

Perbaikan Lingkungan

Permukiman Kumuh & Squatter

Penyaluran Program

Pemberdayaan Ekonomi

PAMSIMAS, dll

Pembangunan Prasarana

Lingkungan Permukiman Penyaluran

Program Pemberdayaan

Lingkungan

Lingk

Penyaluran Program

Pemberdayaan Sosial

Sos

Ek

Pelatihan2 Inkubasi Bisnis, dll

Kredit UKM Perbankan

Kerjasama Modal Ventura

Penyaluran Kredit UKM /Koperasi

DEP PU,MENPERA

DEPSOS, DEPKES, DEPDIKNAS

MENKOP-UKM, DEPNAKER, LK/Perbankan, DEPERIN

Bagian 3Bagian 3

SUBSTANSISUBSTANSI

PNPMM PERKOTAAN PNPMM PERKOTAAN 20102010

Feb 2010

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Hasil Evaluasi Dampak P2KP-2

1. Our impact estimates suggest that UPP2 had no statistically significant impact on individual beneficiaries

2. UPP2 had no statistically significant impact on the welfare of the population living in UPP areas

3. UPP2 had no statistically significant impact on access to infrastructure (water, sanitation, and electricity)

4. No Impact in participation, because of strong increase in community organizations both in control and treatment locatiions

5. The majority of KSM economy member who received UPP credit already had access to credit, but were able to access lower interest rates thanks to UPP (4.3 to 2.2%)

6. There is evidence that a more educated, affluent, and official-connected males are more likely to get elected into BKM – the community organizations at the kelurahans responsible for allocating UPP2 resources. KSM economy members are more likely to be women, less affluent and connected than BKM members, but more so than the general population.

Logical FrameworkLogical Framework

PERFORMANCE INDICATOR

OF PROSES & INPUT

PROGRAM

PERFORMANCE INDICATOR

OF PROGRAM(SIKLUS

PROGRAM)

PERFORMANCE INDICATOR OF

PROJECT(PAD)

TUJUAN PROGRAM

Akses Masyarakat

Miskin

BKM yang mengakar & Akuntabel

Investasi BLM utk Dampak kemanfaatan

Pemda yg Pro Poor Planning & Budgeting

Outcome Indicators

Outcput Indicators:

Componen 1

Outcput Indicators:

Componen 2

Outcput Indicators:

Componen 3

Indikator Hasil di Siklus RKM

Indikator Hasil di Siklus RK &

Relawan

Indikator Hasil di Siklus PS

Indikator Hasil di Siklus BKM, dst

Indikator Substansi Tahapan Kegiatan di

setiap Siklus

Indikator Kinerja Pelaku Pendamping Tahapan Kegiatan di

setiap Siklus

Indikator Substansi Kegiatan Pra Syarat

(Training & Sosialisasi, dll)

Indikator Substansi Tool & Supporting

Kegiatan Pra Syarat(Modul, Kits, dll)

a. Meningkatkan Akses dan Dampak Masyarakat Miskin serta Kontribusi Pada Percepatan Penanggulangan Kemiskinan melalui PNPMM Perkotaan

b. Meningkatkan Akses Masyarakat Miskin dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan akses pengelolaan bantuan BLM

c. Peningkatan nilai tambah kegiatan Infrastruktur bagi masyarakat miskin (Memenuhi kriteria standard teknis PU, dan mempertimbangkan Manfaat Sosial, Dampak Sosial dan Aksesbilitas)

d. Meningkatkan Good Governance, transparansi & Akuntabilitas BKM melalui perbaikan aturan dan tanggungjawab BKM/LKM;

e. Integrasi Proses perencanaan partisipatif (Penyusunan PJM Pronangkis dengan Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah yang Pro Poor Planning and Budgeting (Musrenbang , Forum SKPD dan DPRD utk APBD);

f. Channelling dan Sinergi dengan berbagai Program Sektor, program Pemda, KUR dan Swasta (CSR, donor, dll)

g. Adanya training2 dasar tentang Lingking dan Channelling Program Dana Bergulir kepada mekanisme Pasar

h. Penerapan Siklus Masyarakat secara konsisten sesuai Pedoman Pelaksanaan PNPMM Perkotaan 2009 16

Orientasi dan Substansi Dasar Konsep 2010

Penyempurnaan Konsep PNPM-MP Penyempurnaan Konsep PNPM-MP 20102010

No

Tujuan Penyempurnaan Konsep

1 Meningkatkan Akses dan Dampak Masyarakat Miskin serta Kontribusi Pada Percepatan Penanggulangan Kemiskinan melalui PNPMM Perkotaan

a. Meningkatkan Investasi kepada Masyarakat Miskin di Kelurahan dengan Menambah BLM PNPM ‘Open Menu’ sebesar Rp 150-300 juta/kel selama 3 kali mulai thn 2007

b. Scale Up Lokasi Program Neighbourhood Development (ND) Program dgn alokasi Rp 1 Milyar/ kelurahan terseleksi

c. Menyempurnakan Konsep PAKET berorientasi pelaksanaan RTBL dengan sharing program 50:50

d. Menjamin Penerima Manfaat Program PAKET dan ND adalah Warga Miskin, tercermin pada proposal kegiatan yang diajukan

e. Channelling program2 PBL & Cipta Karya, untuk akses BLM Sektor ke-Cipta Karya-an

f. Akses Channelling ke program2 Cluster 1 & Cluster 3 (KUR) serta CSR dan Pemda

g. Lokasi-lokasi yang telah phasing out (BLM 3x) tetap akan difasilitasi untuk channeling program dgn BLM Capacity Building @ Rp 25-50 jt/kel

No Tujuan Penyempurnaan Konsep

2 Meningkatkan Akses Masyarakat Miskin dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan akses pengelolaan bantuan BLM

a. Safeguard selain antisipasi dampak sosial, terutama juga pada peningkatan kemanfaatan sosial (warga miskin) & aksesibilitas (jompo, anak2, wnt, dll)

b. Orientasi penyaluran BLM diprioritaskan pada Wilayah yang paling miskin di kelurahan tersebut (Infrastruktur yang dibangun, dana bergulir dan kegiatan sosial)

c. Sosialisasi & Pertemuan khusus bagi warga miskin pd setiap siklus kegiatan

d. RWT sah dilaksanakan bila dihadiri oleh minimal 30% warga miskin yang terdaftar di PS2

e. Meningkatkan pelatihan ketrampilan usaha dan Kelmpok Usaha Bersama (KUB) yg melibatkan warga miskin sbg prioritas penerima manfaat

f. Mendorong UPK-BKM menghilangkan persyaratan “memiliki usaha dan jaminan’

g. Meningkatkan konsistensi ketentuan 2/3 anggota KSM adalah warga miskin (PS2) pd setiap KSM (ekonomi, prasarana & sosial)

No

Tujuan Penyempurnaan Konsep

3 Peningkatan Peran Pemda

a. Penyiapan NPK untuk pelaksanaan program

b. Pelaksanaan Program PAKET berbasis implementasi PLP-BLK dengan sharing program 50%:50%

c. Peningkatan pelatihan TOT Pemda, dg target minimal 3-5 orang dari setiap kota/kab

d. Pelatihan2 bagi Lurah/Kades, PJOK, Camat, SKPD-SKPD dan KBP

e. Memperkuat kapasitas KBP dan TKPK-D

f. Pelatihan khusus KBP dan Workshop regional KBP serta KBP Award

g. Insentif bagi Pemda replikasi di lokasi phasing out (3x BLM)

h. Insentif Program ND bagi Pemda yang menunjukkan integrasi perencanaan partisipatif dengan Musrenbang

i. Korkot khusus fasilitasi Pemda, Askot CD untuk pengendali fasilitator

j. Integrasi pendampingan Pemda (oleh Korkot PNPM dan P2KP Advanced)

No Tujuan Penyempurnaan Konsep

4 Integrasi PJM Pronangkis dan Musrenbang

a. Tim Fasilitator fasilitasi integrasi PJM Pronangkis di tkt kecamatan dan Tim Korkot (PNPM & Adv) bersama tim faskel PAKET fasilitasi integrasi di tingkat kota/kab

b. Penyusunan PJM Pronangkis oleh masyarakat diawali kegiatan Workshop dg nara sumber SPKDS-SKPD dan Pemda

c. NPK DJCK-Pemkot/Kab salah satunya tentang butir kewajiban pemda untuk mendukung proses integrasi PJM Pronangkis dalam Musrenbang desa/kel, kec dan kota/kab

d. Seleksi Lokasi Program ND dilaksanakan salah satu pertimbangan utama ialah atas dasar Integrasi PJM Pronangkis dg Musrenbang

e. Tim Korkot bersama KBP fasilitasi dialog reguler dengan SKDP dan DPRD

21

Periode Siklus Program

Siklus Program PNPMM Perkotaan yang dilaksanakan Masyarakat, terbagi pada 3 tahunan siklus, sbb:

•Siklus Tahun ke-1 : Untuk Lokasi Baru•Siklus Tahun ke-2 : Untuk kelurahan yang telah menuntaskan secara penuh siklus tahun pertama•Siklus Tahun ke-3 : Untuk kelurahan yang telah menuntaskan secara penuh siklus tahun kedua

Pada Tahun ke-4, Kelurahan yang telah menuntaskan secara penuh siklus tahun ketiga akan kembali melaksanakan siklus tahun ke-1, karena masa pengabdian anggota BKM telah selesai dan PJM Pronangkis (periode 3 tahun) juga telah diselesaikan

Integrasi PJM dengan Perencanaan Pembangunan RegulerIntegrasi PJM dengan Perencanaan Pembangunan Reguler

Sosialisasi Draft PJM

oleh Tim PP

Pembentukan Tim Perencanaan

Partisipatif

Serangkaian Koordinasi dan Komunikasi dengan SKPD-2

terkait dan Swasta ttg sosialisasi pemahaman Perencanaan Strategis

masing-2 SKPD dan Swasta

Serangkaian Koordinasi dan Komunikasi dengan Pemkot/

Kab ttg sosialisasi pemahaman kebijakan

pembangunan dan rencana Makro Pemkot/Kab (RTRW,

RTBL, RPJP-D, Dll)

Serangkaian Koordinasi dan Komunikasi dengan

masyarakat dan pemerintah kelurahan ttg visi, misi, masalah, potensi dan kebutuhan/prioritas

kebutuhan masyarakat

Lokakarya Perencanaan

Partisipatif Kelurahan/Desa

Penyusunan Draft Dokumen PJM

Pronangkis oleh Tim Inti PP

Konsultasi & Sosialisasi PJM

Prongkis di Kelurahan/Desa

Revisi dan Pengesahan

Dokumen PJM Pronangkis

Integrasi dan Koordinasi Program

Tkt. Kel/Desa(Keterpaduan PJM Pronangkis

dgn RPJMD Kel)

MUSRENBANG :- Tkt. Kecamatan- Tkt. Kota/Kab

Dok. Kebijakan

Pemda

Dok. Pemetaan Swadaya

Dok. Renstra SKPD

Channeling Program

23

Siklus Tahun ke-1, ke-4, dst

Mulai Pencairan BLM

FGD Refleksi Kemiskinan (RK) dan Pendaftaran Relawan-

Relawan Warga

Sosialisasi Intensif dan Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Pembentukan Kelembagaan Masyarakat (BKM/LKM)

Identifikasi potensi & kebutuhan warga melalui Pemetaan

Swadaya (PS)

Pembentukan KSM & Pelaksanaan Kegiatan Tridaya

Perencanaan Partisipatif menyusun PJM Pronangkis dan proses

Integrasi perencanaan ke mekansime Musrenbang

Pemanfaatan BLM

Sosialiasi Awal & Mapping Sosial

24

Siklus Tahun ke-2

Review Partisipatif (Pelaksanaan program,

Pemanfaat program, Renta Pronangkis, Kinerja BKM/ LKM , Audit, dll) & RWT

KSM

PJM/ RENTA

Mekanisme Musrebang tingkat Desa/Kel, Kecamatan dan

Tingkat Kota/Kab

Tambahan BLM PNPM thn ke-2

Pencairan & Pemanfaatan BLM

PJM Pronangkis sbg dasar RPJM Kel/Des & Renta Pronangkis sbg input SKPD Kel/ Renja Desa

25

Siklus Tahun ke-3

Review Partisipatif (Pelaksanaan program,

Pemanfaat program, Renta Pronangkis, Kinerja BKM/ LKM , Audit, dll) & RWT

KSM

PJM/ RENTA

Mekanisme Musrebang tingkat Desa/Kel, Kecamatan dan

Tingkat Kota/Kab

Tambahan BLM PNPM thn ke-3

Pencairan & Pemanfaatan BLM

PJM Pronangkis sbg dasar RPJM Kel/Des & Renta Pronangkis sbg input SKPD Kel/ Renja Desa

26

Siklus Tahun ke-4

RK

Review/Refleksi Partisipatif ttg 3 thn

pelaksanaan Program

LKM PS

KSM

PJM / RENTA

Pencairan Dana dari Channeling Program-Program

Mekanisme Musrebang tingkat Desa/Kel, Kecamatan dan

Tingkat Kota/Kab

PJM Pronangkis sbg dasar RPJM Kel/Des & Renta Pronangkis sbg input SKPD Kel/ Renja

Desa

Peran Pemda pada PNPM Perkotaan

Peran Pemda Pada Phase Pelaksanaan PNPMM Perkotaan

Pembelajaran

(2007-2009)

Kemandirian(2010-2012)

Keberlanjutan

(2013-2014)

Exit Strategy(2015-..)

Peran Pemda dalam DDUPB dan Monitoring PNPMM

DDUB, Monitoring dan Penguatan aparat Pemda melalui pelatihan-pelatihan

Alih Kelola PNPMM ke Pemda termasuk pengelolaan Faskel

Pemda sbg executing Agency PNPMM dan Good Governance

28

PROSES TRANSFORMASI PERAN PEMDA

Peduli/Pro-Poor

Policy

Mandiri/Pro-Poor Programe

(budgeting)

Local Good

Governance

Non Pro-Poor

Policy

Pemda mampu menyusun SPKD

& PJM Pronangkis Kota

berbasis IPM-MDG’s

Pemda Mempunyai

Komitmen untuk Melaksanakan

PAKET & Replikasi P2KP

Pemda Mampu secara Mandiri Mengelola Program

Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

Hasil yang diharapkan

Pelibatan Peran Pemda

dalam Siklus P2KP

Penguatan Peran Pemda dalam

Program-2 Penanggulangan

Kemiskinan

Pemda Swakelola Program

Penanggulangan Kemiskinan

Bentuk Fasilitasi

Pendampingan KBP & TKPKD

Pemandu Nasional Pemda

29

Study siklus lapang, Kajian

VCD, dll

Coaching & FGD

Pemetaan Kemiskinan

Kota

Coaching & FGD

Kerelawanan

Coaching & FGD Kelembagaan & Kepemimpinan

Channeling

PAKET & REPLIKA

SI

Neigborhood

Development Program LAT DAS &

LOKAKARYA

NON PRO NON PRO POORPOOR

PRO PRO POORPOOR

MANDIMANDIRIRI

GOOD GOOD GOVNGOVN

CC

Capacity Building PemdaCapacity Building PemdaCoaching & FGD

Refleksi Kemiskinan Kota

Pelatihan Perencanaan

Partisipatif & Good Governance

Coaching, FGD & Lokakarya

PJM Pronangkis

KotaCoaching2

Refreshing & Penguatan

Lokalatih Kebijakan Nangkis

TerimTerima a

KasihKasih

Contact Person:Contact Person:

email : email : [email protected]

HP:HP:0815965435708159654357

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM