10 film indonesia yang mendunia

Upload: gerry-sundara-sunarman

Post on 06-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 10 Film Indonesia Yang Mendunia

    1/5

    10 film Indonesia yang mendunia.

    1. The Raid : Redemption

    The Raid merupakan film Indonesia pertama yang masuk box office Amerika Serikat (AS) danpernah bertengger pada urutan 11 sebagai film yang paling banyak ditonton di bioskop AS. Film

    yang menonjolkan beladiri asli Indonesia yakni Pencak Silat ini diputar di 875 bioskop di AS.

    Selain di AS, film ini juga diputar dibeberapa negara lainnya. Mengutip dariCekricek.com, The

    Raid telah menyabet 3 penghargaan bergengsi dunia, antara lain Cadillacs People’s Choice

    Award, Toronto International Film Festival 2011 dan The Best Film sekaligus Audience Award-

    Jameson Dublin International Film Festival.

    Untuk diketahui, film ini diproduseri oleh Ario Sagantoro dan disutradari oleh Evan H Garet serta

    dibintangi oleh Iko Uwais, Yayan Ruhian, Ray Sahetapy, Joe Taslim, Dony Alamsyah, Pierre

    Gruno dan Tegar Satrya. The Raid juga diikutkan dalam Festival Film Sundance 2012 dan

    menjadi film favorit versi juri. Film ini juga dikabarkan akan diremake (dibuat ulang) oleh Screen

    Gems, anak perusahaan Sony Entertainment.

    Setelah hak siarnya di AS dibeli oleh Sony Pictures Classic, Sony menggandeng Mike Shinoda

    dari Linkin Park sebagai penata musik (music score) film tersebut.

    2. Modus Anomali

    Film yang diproduksi oleh Lifelike Pictures ini diproduseri Sheila Timothy dan dinilsi berhasil

    karena mendapat apresiasi positif di berbagai kancah film dunia. Setelah melakukan world

    premiere di festival film terbesar kedua di Amerika Serikat yakni South By Southwest (SXSW)

    2012, di Austin, Texas pada 9-17 Maret 2012 lalu, film besutan sutradara Joko Anwar ini

    mendapat sorotan luas.

    Film ini juga terpilih ditayangkan pada “Midnighters”, sebuah seksi acara khusus yang

    menampilkan film-film terpilih bergenre fantastik untuk ditayangkan pada tengah malam. Film

    yang dibintangi Rio Dewanto ini juga mendapat tanggapan positif dari para kritikus dan blogger

    film di Amerika.

    Modus anomali sempat pula meraih sejumlah penghargaan, antara lain Bucheon Award di

    Korea Selatan. Setelah menyabet penghargaan bergengsi ini, beberapa investor film

    mancanegara dikabarkan menyatakan ketertarikan mereka untuk dilibatkan dalam proses

    produksinya.Film Indonesia yang menggunakan bahasa Inggris ini memang ditargetkan untuk pasar luar

    negeri. Film thriller ini bercerita tentang seorang lelaki yang harus menyelamatkan keluarganya

    yang hilang saat sedang berlibur di sebuah hutan. Di hutan itu, dia harus berjuang menghindari

    kejaran seorang pembunuh misterius.

    3. The Witness

    https://web.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2FCekricek.com%2F&h=KAQHxQxvrAQFud1-CKNlryqQ_huN95E-9LV4FKNEsvFvm2w&enc=AZP4EhcExnKMEdYRHEG7UooxHcyIcwnokMP-DcGJYxug1lZ17Mhvyhb3msudzmFIzF4a5CmC4xrpd50vgXyENP0SEr12QJj_tDu6PQtdrELigL76LnCMtktClTt7qWAbRd5gC_Q9rsaayEz-OEymiJAb7fa6F0itvCk0psLHN34qY-_7zX0j44sxd0_YJYghMRMFCaS7kyDrVD3uBVxtvuGK&s=1https://web.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2FCekricek.com%2F&h=KAQHxQxvrAQFud1-CKNlryqQ_huN95E-9LV4FKNEsvFvm2w&enc=AZP4EhcExnKMEdYRHEG7UooxHcyIcwnokMP-DcGJYxug1lZ17Mhvyhb3msudzmFIzF4a5CmC4xrpd50vgXyENP0SEr12QJj_tDu6PQtdrELigL76LnCMtktClTt7qWAbRd5gC_Q9rsaayEz-OEymiJAb7fa6F0itvCk0psLHN34qY-_7zX0j44sxd0_YJYghMRMFCaS7kyDrVD3uBVxtvuGK&s=1

  • 8/18/2019 10 Film Indonesia Yang Mendunia

    2/5

    Film Indonesia yang juga mendapat sambutan hangat di negara lain, adalah The Witness, film

    bergenre thriller. Film yang disutradarai Muhammad Yusuf ini sudah tayang di Filipina sejak 21

    Maret lalu. Untuk pertama kalinya film Indonesia dapat tayang secara komersil di sana, tidak

    sebatas sebagai pengisi di festival film saja.

    Sebelum ditayangkan untuk umum, Cinema Evaluation Board (CEB), sebuah badan resmi dari

    Dewan Pengembangan Film Filipina, memberi nilai A untuk The Witness. Tak cuma itu,

    sejumlah media Filipina bahkan berpendapat sineas-sineas Filipino harus belajar membuat film

    dari Indonesia.

    Tak hanya di Filipina, menurut produser Sarjono Sutrisno, The Witness juga akan diputar di

    sejumlah negara Asia. “Rencananya Juni akan tayang di Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand,

    dan Dubai. Kami mau kuatkan dulu di Asia,” ujarnya.

    Film untuk 18 tahun ke atas ini bercerita tentang seorang wanita bernama Angel (Gwen

    Zamora) yang dihantui mimpi aneh. Ia bermimpi ada pemuda mencoba bunuh diri dengan

    menembakkan senjatanya sendiri ke mulut. Film ini akan mulai diputar di bioskop Tanah Air

    pada 26 April 2012 mendatang. (dikutip dari Fajar.co.id)

    4. Lovely Man

    Lovely Man merupakan film Indonesia yang masuk nominasi Osaka Asian Film Festival, Jepang

    bersama film Indonesia lainnya yang berjudul Langit Biru. Fajar.co.id menulis bahwa terpilihnya

    dua film dari Indonesia ini merupakan hal yang istimewa karena setiap tahun Festival Film di

    Osaka hanya memilih satu film dari masing-masing negara peserta. Menurut panitia, kedua film

    ini dinilai layak masuk kualifikasi karena kualitas dan keunikannya. Pada ajang tersebut akhirnya

    Lovely Man berhasil meraih penghargaan Best Actor untuk Donny Damara

    Film Lovely Man sempat diputar di bioskop Cine Nouveau. Film yang disutradarai TeddySoeriaatmadja ini pun mampu menyedot cukup banyak penonton di Jepang yang tertarik

    dengan film-film Asia berkualitas. Di dalam negeri sendiri, film ini meraih penghargaan Pemeran

    Utama Pria Terbaik yakni Donny Damara pada ajang Indonesian Movie Award (IMA) 2012.

    Film ini pada dasarnya merupakan film keluarga yang menceritakan hubungan ayah dan anak

    yang sudah lama tidak saling bertemu. Dalam film ini disajikan sosok anak yang santun,

    berjilbab dan seorang lulusan pesantren, yang akhirnya bertemu dengan sang ayah yang

    bergulat dengan hidup yang keras sebagai waria di Ibukota Jakarta. Salah seorang penonton

    Jepang berkomentar, “Film Indonesia lebih mudah dipahami dalam menyampaikan pesannya,

    dibandingkan film Jepang yang selalu cenderung rumit

    Sementara itu, film musikal anak-anak Langit Biru diputar di Umeda Garden Cinema. Dalam filmtersebut, sang sutradara, Lasja F. Susatyo, menggambarkan problema sehari-hari pada anak-

    anak di Jakarta dan cara mereka mengatasi masalah mereka sendiri. Salah satu tema yang

    diusung adalah soal perbedaan dan sikap saling menghargai perbedaan tersebut.

    5. Meraih Mimpi (Sing to the Dawn)

  • 8/18/2019 10 Film Indonesia Yang Mendunia

    3/5

    Meraih Mimpi adalah film animasi Indonesia yang telah ditayangkan ke sejumlah negara, seperti

    Singapura, Malaysia, Timur Tengah, dan Rusia. Bahkan seperti dikutip dari Tempo Interaktif,

    Managing Direktur Kinema Systrans Multimedia yang memproduksi film tersebut menjelaskan

    bahwa film ini juga dipasarkan ke Jerman dan Eropa Timur.

    Film ini merupakan film animasi tiga dimensi musikal pertama di Indonesia yang mengisahkan

    perjuangan kakak-adik, Dana dan Rai, dalam mempertahankan desa mereka yang hendak

    dihancurkan kontraktor bangunan.

    Untuk diketahui, Meraih Mimpi dikerjakan oleh 100 animator lokal dari rumah produksi yang

    bermarkas di Batam dengan biaya produksi mencapai US$ 5 juta. Ide cerita diambil

    berdasarkan novel karya penulis Singapura, Minfong Ho, dengan judul Sing to the Dawn.

    Bukunya ditulis pada 1970-an dan menjadi literatur wajib di Singapura. Pemutaran perdana film

    ini bahkan bukan di Indonesia, melainkan di Singapura.

    Pada penayangannya di Singapura film ini berjudul Sing to the Dawn dengan alih suara bahasa

    Inggris. Film ini memang ditargetkan dapat menembus pasar internasional. Setelah diputar

    perdana di Singapura pada Oktober 2010. Baru diputar di Indonesia september 2011.Waktu jeda setahun itu, menurut General Manager Kinema Dewi Pintokoratri, digunakan untuk

    alih bahasa ke bahasa Indonesia. Karakter utama versi Indonesia diisi suara oleh Gita Gutawa

    dan penyanyi cilik Indonesian Idol, Patton. Pemutaran di Singapura, film ini hanya mampu

    meraup 300 ribu penonton.

    6. Daun di Atas Bantal

    Daun di Atas Bantal merupakan film Indonesia yang digarap pada tahun 1998 dan disutradarai

    Garin Nugroho. Film ini cukup mendunia dengan beberapa penghargaan Internasional.

    Mengutip dariWikipedia.Org, film ini menceritakan tentang seorang ibu yang bernama Asih(Christine Hakim) beserta tiga orang anaknya Heru, Sugeng, dan Kancil yang tinggal di jalanan

    kota Yogyakarta, Indonesia.

    Film ini diproduksi rumah produksi milik Christine Hakim yakni Christine Hakim Film. Meski

    seharusnya selesai pada bulan Oktober 1997, tetapi akibat krisis ekonomi di Indonesia,

    akhirnya film ini diselesaikan di Australia. Dana penyelesaian datang dari beberapa sumber

    seperti Hubert Bals Fund, NHK dan RCTI. Film ini juga sudah dibuatkan untuk versi TV-nya.

    Masih menurut Wikipedia, Cerita ini berfokus di mana ketiga anak ini hidup dari menjual ganja

    dan hidup di jalanan dengan harapan bisa keluar dari kemiskinan mereka. Akar dari

    permasalahan mereka sebenarnya akibat Asih selalu tidak menghiraukan mereka. Setiap

    malam ketiga anak ini selalu berkelahi untuk memperebutkan Bantal Daun kepunyaan Asih.tetapi harapan mereka pupus, ketika takdir mereka berakhir tragis.

    Adapun penghargaan yang telah diraih film ini yakni

    Asia-Pacific Film Festival – 1998 – Best Actress – Christine Hakim

    Asia-Pacific Film Festival – 1998 – Best Film

    Singapore International Film Festival – 1999 – Unggulan dalam kategori Silver Screen Award

    https://web.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2FWikipedia.Org%2F&h=qAQHBMc70AQE4OOLfA-TdcTvDOfLvFe7Olc8ZurE04aIYxg&enc=AZPhBi6C9_2QLClUp8vlYNHH0-F6fMa92tPi4HcDMiLrJcK1X8XbpDt8YkculE9JdkyMmm4v5WxidVKY6xui9crTlTcEF-uWh8QJY6MNs_aP-HJpyMVdpVrdLkrCTqC0YaJ20wiINK7o6ppVyyTDEkUtz7G8mY1Le-cEkeCqeP_fErrx-xi3rkY-lJPvREePR9rK8krx1PsY-_N34XatiSZ7&s=1https://web.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2FWikipedia.Org%2F&h=qAQHBMc70AQE4OOLfA-TdcTvDOfLvFe7Olc8ZurE04aIYxg&enc=AZPhBi6C9_2QLClUp8vlYNHH0-F6fMa92tPi4HcDMiLrJcK1X8XbpDt8YkculE9JdkyMmm4v5WxidVKY6xui9crTlTcEF-uWh8QJY6MNs_aP-HJpyMVdpVrdLkrCTqC0YaJ20wiINK7o6ppVyyTDEkUtz7G8mY1Le-cEkeCqeP_fErrx-xi3rkY-lJPvREePR9rK8krx1PsY-_N34XatiSZ7&s=1

  • 8/18/2019 10 Film Indonesia Yang Mendunia

    4/5

    Best Asian Feature Film – Garin Nugroho

    Tokyo International Film Festival – 1998 – Special Jury Prize – Garin Nugroho

    7. Pasir Berbisik

    Film Pasir Berbisik disutradarai oleh Nan Achnas. Pada film ini, diperlihatkan keindahan Gunung

    Bromo yang luar biasa. Selain itu, film ini didukung oleh aktris senior Christine Hakim dengan

    aktris pendatang baru waktu itu, Dian Sastro Wardoyo.

    Akting keduanya dinilai pengamat film sangat memukau. Artis senior lainnya yang mendukung

    film ini yakni Didi Petet, Dik Doank, Slamet Raharjo, Mang Udel, dan Dessy Fitri.

    Pasir Berbisik mampu meraih penghargaan internasional, seperti Best Cinematography Award,

    Best Sound Award, dan Jury’s Special Award for Most Promising Director untuk Festival Film

    Asia Pacifik 2001, artis wanita terbaik, Festival Film Asiatique Deauville 2002. Artis wanita

    terbaik pada Festival Film Antarbangsa Singapura ke-15.

    8. Laskar Pelangi

    Laskar Pelangi yang disambut baik di Indonesia juga memdapat sambutan positif di dunia

    internasional. Film yang diadopsi dari novel laris karya Andrea Hirata dengan judul yang sama

     juga menjadi salah satu film yang diputar pada festival film international fukuoka 2009 di

    Jepang.

    Setelah kesuksesan penayangannya di bioskop tanha air, negara lain seperti Spanyol, Italia,

    Namibia, Hongkong, Singapura, Jerman, Amerika, Australia, dan Portugal juga ikut

    menayangkan film tentang mimpi 10 anak di desa terpencil dalam mengenyam pendidikan

    tersebut.

    Film ini akhirnya meraih penghargaan the Golden Butterfly Award untuk kategori film terbaik di

    International Festival of Film for Children dan Young Adults di Hamedan, Iran. Penghargaan

    internasional lainnya, yakni pernah menjadi nominasi film terbaik di Berlin International Film

    Festival tahun 2009, serta editor terbaik asian film 2009 di Hongkong.

    Film yang disutradarai Riri Riza itu juga pernah diputar di Barcelona Asian Film Festival 2009 di

    spanyol,singapore international film festival 2009, 11th Udine Far East Film Festival di Italia, dan

    Los Angeles Asia Pacific Film Festival 2009 di Amerika Serikat.

    9. Denias, Senandung di Atas Awan

    Film yang disutradari oleh John de Rantau dan diproduksi pada tahun 2006 ini, dibintangi oleh

    Albert Thom Joshua Fakdawer, Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen dan Marcella Zalianty.

    Film ini juga berhasil masuk seleksi panitia Piala Oscar tahun 2008. Dikutip dari Wikipedia, Film

    ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua yang bernama

    Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di pulau

    Cendrawasih ini. Cerita dalam film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua

  • 8/18/2019 10 Film Indonesia Yang Mendunia

    5/5

    yang bernama Janias.

    Sebuah film yang harus ditonton oleh mereka yang mengaku peduli dengan dunia pendidikan di

    Indonesia. Sebuah film yang dapat membuka pandangan kita tentang betapa pendidikan yang

    layak di negeri ini masih sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak terjadi

    diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal. Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan

    provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu indahnya.

    10. The Photograph

    The Photograph dirilis pada tahun 2007. Film yang disutradarai oleh Nan Achnas ini sempat

     juga akan masuk seleksi panitia Piala Oscar tahun 2008 untuk kategori film asing, meski yang

    akhirnya terpilih hanya film Denias, Senandung di Atas Awan saja. Film ini dibintangi antara lain

    oleh Indy Barends, Kay Tong Lim, dan Shanty.

    The Photograph juga pernah ditayangkan pada ajang Festival Film Internasional Pusan (PIFF)

    ke-12 di Korea Selatan.

    GIE

    SOEGIJA

    IDENTITAS