10 017 e-goverment dan reformasi birokrasi...

4
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 44 E-GOVERMENT DAN REFORMASI BIROKRASI MENUJU PEMERINTAHAN YANG BAIK Yudo Sudarto (yudo_sudarto@yahoo. co.uk) Kepala Kantor Informasi, Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Ketapang ABSTRAK Good Governance atau yang sering diterjamahkan menjadi ketata pemerintahan yang baik adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang bertanggung jawab (Akuntabilitas ) sejalan dengan prinsip demokrasi, Efektip dan efisien. Selain itu pemerintah yang dicita citakan adalah juga mengandung prinsip mengikutsertakan masyarakat (Partisipasi), terbuka (Transparansi), Kesetaraan, semua warga masyarakat mempunyai kesempatan dan hak yang sama ikut serta dalam pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada dasarnya penerapan ketata permintahan yang baik adalah pelayanan Publik yang lebih baik kepada masyarakat . Untuk mencapai ke citas cita idial tersebut dipemerintahan perlu memperbaiki sistim birokrasi yang ada. Karena selama ini birokrasi cendrung tidak seperti apa yang diharapkan .Birokrasi yang ada tidak bisa menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja, sehingga birokrasi sering dianggap menjadi penghambat untuk mencapai tujun pemerintahan. Informasi Comunication dan Teknologi (ICT) adalah merupakan salah satu solusi memperbaiki birokrasi, untuk mencapai ketatapemerintahan yang baik. Dilingkungan pemerintah ICT dengan sistim E-Government, merupakan bentuk pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung aktivitas-aktivitas pemerintahan , maupun yang terpenting untuk pemberian pelayanan yang prima dari pemerintah untuk masyarakat. Semua aktivitas e- government ditujukan untuk mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih, transparan dan berwibawa . Selain itu E-Government menjanjikan suatu hasil kerja yang efisien, partisipasip berkeadilan, demokrasi dan yang terpinting lagi adalah Transparancy dan accountability , hal ini merupakan unsur penting dalam sistem aparatur negara yang modern, yang dilandasi oleh derajat rasionalitas yang tinggi. Pemerintah sendiri sudah menyadari bahwa e-gov penting dalam repormasi birokrasi dengan harapan akan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat , namun untuk penerapannya memang tak mudah, karena memerlukan proses dan tahapan tahapan seperti halnya meningkatkan hasil kerja birokrasi. Kata Kunci : 1. PENDAHULUAN Teknologi informasi dan komunikati (TIK) dengan internet sebagai prodak unggulannya pada dasarnya adalah gotong royong elektronik terbesar. Betapa tidak satu perangkat komputer yang kita punya bisa dihubungkan dengan jutaan komputer sedunia. Dengan demikian betapa besarnya sinergitas yang dihasilkan dari kerjasama jutaan komputer, tanpa memandang siapa yang mengoperasikan, apakah dari kalangan mana, kulit hitam, putih atau berwarna. Juga tanpa memandang golongan politik dan idiologi. Bahkan negara negara tirai besi seperti Rusia dan RRT yang dijuluki sebagai negara tirai bambu, pada tempo dulu kini juga mampu ditembus dengan kerjasama lintas maya. Gotong royong ini memang luar biasa, menembus banyak negara tanpa batas. Mereka bersedia bergabung dengan gotong royong elektronik melalui ini, suatu perubahan yang besar dari budaya abad informasi ini. Kini perkembangan dunia informasi sudah begitu pesat, makin hari penemuan teknologi informasi ini semakin canggih dan semakin murah, sehingga efieiseni yang dijanjikan menjadi semakin menarik minat masyarakat. Tak ketinggalan pemerintah jug harus turut memanfaatkan teknologi informasi dan comunikasi (TIK). Betapa tidak semakin meningkatnya volume pekerjaan dan semakin menggiurkannya tawaran dari (TIK) yang menjanjikan suatu hasil yang efisian, produktip dan

Upload: doanminh

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 10 017 E-GOVERMENT DAN REFORMASI BIROKRASI …files.novilestari.webnode.com/200000086-534325446a/E-GOVERMENT … · administrasi perkantoran, ... 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 44

E-GOVERMENT DAN REFORMASI BIROKRASI

MENUJU PEMERINTAHAN YANG BAIK

Yudo Sudarto (yudo_sudarto@yahoo. co.uk)

Kepala Kantor Informasi, Kebudayaan dan Parawisata

Kabupaten Ketapang

ABSTRAK

Good Governance atau yang sering diterjamahkan menjadi ketata pemerintahan yang baik adalah suatu

penyelenggaraan manajemen pembangunan yang bertanggung jawab (Akuntabilitas ) sejalan dengan prinsip

demokrasi, Efektip dan efisien. Selain itu pemerintah yang dicita citakan adalah juga mengandung prinsip

mengikutsertakan masyarakat (Partisipasi), terbuka (Transparansi), Kesetaraan, semua warga masyarakat

mempunyai kesempatan dan hak yang sama ikut serta dalam pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Pada dasarnya penerapan ketata permintahan yang baik adalah pelayanan Publik yang lebih baik kepada

masyarakat . Untuk mencapai ke citas cita idial tersebut dipemerintahan perlu memperbaiki sistim birokrasi yang

ada. Karena selama ini birokrasi cendrung tidak seperti apa yang diharapkan .Birokrasi yang ada tidak bisa

menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja, sehingga birokrasi sering dianggap menjadi penghambat untuk

mencapai tujun pemerintahan.

Informasi Comunication dan Teknologi (ICT) adalah merupakan salah satu solusi memperbaiki birokrasi, untuk

mencapai ketatapemerintahan yang baik. Dilingkungan pemerintah ICT dengan sistim E-Government,

merupakan bentuk pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung aktivitas-aktivitas pemerintahan , maupun

yang terpenting untuk pemberian pelayanan yang prima dari pemerintah untuk masyarakat. Semua aktivitas e-

government ditujukan untuk mendukung terciptanya pemerintahan yang bersih, transparan dan berwibawa .

Selain itu E-Government menjanjikan suatu hasil kerja yang efisien, partisipasip berkeadilan, demokrasi dan yang

terpinting lagi adalah Transparancy dan accountability , hal ini merupakan unsur penting dalam sistem aparatur

negara yang modern, yang dilandasi oleh derajat rasionalitas yang tinggi. Pemerintah sendiri sudah menyadari

bahwa e-gov penting dalam repormasi birokrasi dengan harapan akan memberikan pelayanan yang lebih baik

kepada masyarakat , namun untuk penerapannya memang tak mudah, karena memerlukan proses dan tahapan

tahapan seperti halnya meningkatkan hasil kerja birokrasi.

Kata Kunci :

1. PENDAHULUAN

Teknologi informasi dan komunikati (TIK) dengan

internet sebagai prodak unggulannya pada dasarnya

adalah gotong royong elektronik terbesar. Betapa

tidak satu perangkat komputer yang kita punya bisa

dihubungkan dengan jutaan komputer sedunia.

Dengan demikian betapa besarnya sinergitas yang

dihasilkan dari kerjasama jutaan komputer, tanpa

memandang siapa yang mengoperasikan, apakah dari

kalangan mana, kulit hitam, putih atau berwarna.

Juga tanpa memandang golongan politik dan idiologi.

Bahkan negara negara tirai besi seperti Rusia dan

RRT yang dijuluki sebagai negara tirai bambu, pada

tempo dulu kini juga mampu ditembus dengan

kerjasama lintas maya. Gotong royong ini memang

luar biasa, menembus banyak negara tanpa batas.

Mereka bersedia bergabung dengan gotong royong

elektronik melalui ini, suatu perubahan yang besar

dari budaya abad informasi ini. Kini perkembangan

dunia informasi sudah begitu pesat, makin hari

penemuan teknologi informasi ini semakin canggih

dan semakin murah, sehingga efieiseni yang

dijanjikan menjadi semakin menarik minat

masyarakat. Tak ketinggalan pemerintah jug harus

turut memanfaatkan teknologi informasi dan

comunikasi (TIK). Betapa tidak semakin

meningkatnya volume pekerjaan dan semakin

menggiurkannya tawaran dari (TIK) yang

menjanjikan suatu hasil yang efisian, produktip dan

Page 2: 10 017 E-GOVERMENT DAN REFORMASI BIROKRASI …files.novilestari.webnode.com/200000086-534325446a/E-GOVERMENT … · administrasi perkantoran, ... 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 45

tranparansi. Di suatu sisi untuk mewujudkan

pemerintahan berbasis elektronik, yang diharapkan

dapat menghasilkan layanan publik yang adil,

transparan, efisien, dan manfaatnya dirasakan oleh

semua warga masyarakat tanpa kecuali, adalah

merupakan salah satu tujuan pengembangan E-gov

Pemerintahan. Desakan masyarakat yang terus

berkembang untuk mendapatkan pelayanan yang

lebih baik adalah alasan yang kuat bagi para aparat

pemerintahan untuk selalu memenuhinya.

Pengembangan e-gov ini juga akan mempengaruhi

pertumbuhan di sektor lain, menurut penelitian ITU

setiap satu persen investasi dibidang TI akan

mendongkrak pertumbuhan ekonomi mencapai 3 %.

Penggunaan sumberdaya alam juga menjadi hemat,

karena terjadi perubahan dari perkantoran berbasis

kertas menjadi tanpa kertas (paperlis). Bagi aparat

pemerintah penggunaan teknologi merupakan

alternatip pilihan, apalagi sandangan nama sebagai

abdi masyarakat dan abdi negara menuntut para

penyelenggara negara ini untuk selalu dinamis,

memenuhi kehendak masyarakat . Kuatnya dorongan

untuk melakukan reformasi pada sektor publik juga

dipengaruhi oleh beberapa temuan empiris bahwa

reformasi yang dijalankan secara serius senantiasa

mendatangkan manfaat serta meningkatkan kinerja

administrasi publik . TI diharapkan juga mampu

mempercepat upaya memperbaiki

birokrasi.Repormasi birorasi dengan Birokrasi

merupakan organisasi ideal yang paling rasional.

Dirancang khusus oleh seorang begawan sosiologi

asal Jerman, Max Weber, untuk menciptakan

efisiensi dan efektifitas kerja. Akan tetapi analisa

Weber mengenai birokrasi sebagai organisasi

penyelenggara pelayanan publik sangat berbeda

dengan kenyataan birokrasi yang ada saat ini. Di

mana birokrasi yang dijalankan oleh pemerintah lebih

nampak sebagai birokrasi yang tidak efektif dan

efisien, boros dan bahkan tidak lagi. Dapat dikatakan

birokrasi di Indonesia telah kehilangan ruh birokrasi

yang dirancang Weber. Birokrasi Weber yang

mengutamakan efisiensi, efektifitas dan rasionalitas

dapat berubah wajah menjadi birokrasi boros ,korup

atau yang bersifat sebaliknya, karena di Indonesia

birokrasi disintesiskan dengan kultur tradisional.

Weber menghendaki birokrasi sebagai sebuah

organisasi yang memiliki otoritas legal-rasional.

Yakni sebuah organisasi yang berdiri di atas sebuah

aturan yang jelas dan bersifat impersonal. Dengan

begitu birokrasi menjadi sangat efektif dan efisien

karena ada pemisahan yang jelas, tegas dan sistematis

antara apa yang bersifat pribadi dengan apa yang

bersifat birokratis. Sehingga perasaan, emosi

hubungan sosial personal dan kepentingan pribadi

tidak ikut bermain dalam organisasi birokrasi. Dalam

reformasi birokrasi sasarannya sama adalah

bagaimana birokrasi pemerintah dan layanan publik

dapat lebih efisien, efektif, transparan, dan

memberikan layanan secara non-diskriminatif yang

juga dikenal sebagai pelayanan prima. Memang

dalam upaya mereformasi birokrasi memang tidak

mudah. Persoalannya kompleks dengan sejumlah

hambatan yang harus dihadapinya. Hambatan

tersebut terutama disebabkan oleh keengganan para

biroktrat untuk melakukan perubahan, disegala

bidang. Budaya (cultur) yang sudah mendarah daging

bahwa aparat negara yang selalu minta dilayani dan

selalu mempersulit, memang tidak mudah untuk

dirubah, digantikan dengan mesin elektronik. Karena

perubahan juga manyangkut sikap yang memang

sudah memasyarakat dilingkungan kita, sehingga

memerlukan waktu lama untuk menyerap inovasi.

2. PROSES PERUBAHAN

Perubahan yang diharapkan bisa sepuluh tahun atau

bahkan dua puluh tahun menanti perubahan sikap itu,

tetapi dengan teknologi e-gov bisa jadi reformasi

birokrasi akan dipercepat. Roes Setiyadi, (2003)

Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah

membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai

tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada

gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan

untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas

kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari

padanya. Bahkan tak hanya itu, menurut Ketua

masyarakat Telematika Indonesia ini elektronik

governemnt ( e-gov) juga berperannya Dalam Proses

Perubahan Sosial masyarakat. Perubahan prilaku,

gaya hidup, karena memperpendek jarak, mengurangi

batas wilayah dan yang penting adalah efisiensi.

Salah satu upaya untuk mewujudkan Kepemerintahan

yang baik dan Manajemen Perubahan adalah

mempercepat proses kerja serta modernisasi

administrasi melalui otomatisasi di bidang

administrasi perkantoran, modernisasi

penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat

melalui e-government sebagai salah satu aplikasi dari

teknologi informasi. Tak ada seorangpun yang

mampu menolak teknologi, bila tidak ingin dilindas

kereta teknologi, demikian juga repormasi birokrasi

tak akan berdaya bila menghadapi mesin e-gov yang

menjanjikan cara kerja yang lebih baik. Dengan kata

lain penggunan Teknologi Informasi menjanjikan

suatu kerja yang repormasi, karena bersifat

demokoratis, tidak diskriminasi, tepat waktu, terukur

dan mempunyai standar yang jelas. Perjuangan

demokrasi memerlukan koordinasi dan komunikasi

intensif di antara para aktivis sebagai lokomotif dan

masyarakat luas sebagai penumpang gerbong

demokrasi. Karakter Teknologi Informasi yang

Page 3: 10 017 E-GOVERMENT DAN REFORMASI BIROKRASI …files.novilestari.webnode.com/200000086-534325446a/E-GOVERMENT … · administrasi perkantoran, ... 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 46

egaliter sangat sesuai dengan sifat demokrasi. Ambil

contoh seorang yang memerlukan informasi atau

data, ia dengan mudah mengambilmya di web site

atau tampilan lain, tanpa harus antri dari satu meja

kemeja yang lain yang ada pada birokrasi. Teknologi

menjadi pelayan mesin yang tak bisa membedakan

apakah yang dilayani adalah orang berduit, pejabat

atau orang miskin, sehingga diskriminasi ini

dibidang pelayanan bisa dikurangi. Mereka bisa

mendapatkan layanan tanpa terpengaruh pada jarak,

waktu, momen. Memang tak semuanya proses

adminitrasi di birokrasi bisa diubah, dilayani dengan

Egov, adminstrasi yang memerlukan pengesahan dan

produk hukum, RUU nya sedang dibahas di DPR.

Terpenting adalah bagaimana memastikan semua

karyawan dan pejabat instansi pemerintah pusat dan

daerah memahami pentingnya e-government dan

memastikan layanan egovernment dapat dinikmati

oleh semua pihak yang berurusan dengan pemerintah.

Bila melihat perubahan prilaku yang terjadi pada

penggunaan Telpon seluler, perubahan itu begitu

cepat . Dalam tempo beberapa tahun saja trendi

penggunaan telpon genggam tersebut bagai wabah

penyakit yang melanda siapa saja. Perubahan itu

begitu massal melindas apa saja disemu golongan

tanpa pandang bulu. Apakah hal ini bisa terjadi juga

pada egov sehingga perubahan yang cepat terhadap

birokrasi yang efisien juga dapat terwujud.

Pengembangan e-gov itu sendiri juga tak mudah,

selain mental birokrasi yang sulit diubah dikalangan

pegawai. E-gov juga memerlukan skil dan kemaun

kuat untuk mengembangkannya, sehingga SDM

berkwalitas memang perlu. Masalah administrasi lain

yang mengganjal seperti koordinasi antar instansi

untuk sepakat menggunakan e-gov pada repormasi

birokrasi memang perlu. Pengembangan e-gov sering

terkendala karena masing masing instansi ingin

mengembangkan aplikasinya , padahal " bersama kita

bisa" ego sentris ini sering menyebabkan biaya TI

menjadi mahal. Impra struktur berupa jaringan juga

menjadi kendala utama, karena investasi dibidang e-

gov ini cukup mahal. Selain SDM sarana dan dana

memang menjadi faktor penting, apalagi modal awal

memang mesti mahal, tentu ini bukan tanpa solusi,

kerja gotong royong dari semua instansi pemerintah

tentu akan mengurangi inevestasi yang terlalu tinggi.

Peranan kepemimpinan organisasi juga menjadi

penting untuk memilih alternatip menggunakan atau

tidak suatu teknologi yang mampu memberikan

pelayanan prima . Seperrti diketahui muara dari

pelaksanaan otonomi daerah adalah terselenggaranya

kepemerintahan yang baik dan bertanggungjawab

(good governance), sehingga diperoleh birokrasi

yang handal dan profesional, efisien, produktif, serta

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Untuk menuju good governance serta mempercepat

penye-lenggaraan otonomi daerah, pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi pada setiap

penyelenggaraan pemerintahan, merupakan

kebutuhan yang mendesak, dalam rangka mendukung

pertukaran data dan informasi serta penyaluran berita

secara cepat, tepat, dan akurat. Apalagi jika dikaitkan

dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari

ribuan pulau dan kepulauan, maka keberadaan

teknologi informasi dan komunikasi mempunyai

peranan penting dan strategis.( Affan 2004 :1)

Pemerintah telah mengeluarkan INPRES 3 Tahun

2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan E-government. e-government tersebut

merupakan upaya untuk mengembangkan

penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis

(menggunakan) elektronik dalam rangka

meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif

dan efisien. Pengertian umum electronic government

(e-government = e-gov) adalah “Penyelenggaraan

pemerintahan berbasis elektronik (teknologi

informasi dan komunikasi) untuk meningkatkan

kinerja pemerintah dalam hubungannya dengan

masyarakat, komunitas bisnis, dan kelompok terkait

lainnya menuju good governance”. Namun

kenyataannya pengembangan nya ditingkat

pemerintahan masih jauh dari yang diharapkan.

Berbeda dengan e bisnis, e learning yang sudah

mampu berkembang secara cepat seperti layaknya

sebuah kendaraan yang sudah melaju dengan pasti.

Penggunaan Egov untuk merepormasi birokrasi tak

diragukan lagi untuk menuju pada good

governement, tetapi justru pengembangan e-gov itu

sendiri yang berjalan bagai keong .

3. REFERENSI

[1] Adhy Muhtar, Entang 2001. “Desa Sebagai Self

Governing Community Menuju Good Governance”

Makalah pada Workshop kerjasama Program (S2)

Politik Lokal dan Otda dan S-2 Sosiologi UGM

dengan Partnership for Governance Reform in

Indonesia Yogyakarta 2001 Unpad

[2] Anonim 2004 kominfo go. Id , web site

Departemen Komunikasi dan Infomrmatikan arsip

berita Kominfo.

[3] --------2005, e-Indonesia Initiative, 2005

Tranformasi Indonesia ke Masyarakat Pengetahuan

Dalam Majalah e -Indonesia

[4] ---------- 2003, Inpres no. 3 tahun 2003 Panduan

Kebijakan Strategi Nasional Elektronik Government

Page 4: 10 017 E-GOVERMENT DAN REFORMASI BIROKRASI …files.novilestari.webnode.com/200000086-534325446a/E-GOVERMENT … · administrasi perkantoran, ... 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia

3-4 Mei 2006, Aula Barat & Timur Institut Teknologi Bandung 47

[5] -----------2004, Undang undang RI No 32 Tahun

2004 Mengenai Pemerintahan Daerah, Jakarta

[6] ----------2003, Perda Pemerintah daerah

Kabupaten Ketapang tentang SOTKPD. Ketapang

[7] ---------2003, Keputusan Mentri Pendayagunaan

Aparatur Negara No. : 63/kep/M.Pan/2003 tentang

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

[8].----------- 2004 , Good Governance Newsletter

Vol I Maret 2004 CGIC Pusat Informasi Tata

Pemerintahan yang Baik di Indonesia, Jakarta.

[9]----------2004, Rencana Aksi Nasional

Pemberantasan Korupsi (RAN-PK) 2004-2009,

Kementriaan Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional Jakarta.

[10]..............2002. Birokrasi di daerah harus mampu

mengimbangi dinamika politik tinggi dalam Jurnal

Otonomi Daerah 2002 Jakarta.

[11}...............2005.(http://www.transparansi.or.id/go

od_governance/prinsi p.html) 2005 yayasan yang

bergerak dibidang tranparansi

[12]...............2004.http://www.itu.int/wsis/basic/un-

summits.html.Itu WSIS Summits

[13] ………….2005 http://www.pikiran rakyat.com

/cetak/ 1004 /04 /1102. htm Prof. Asep Kartiwa

dalam pidato pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Unpad

yang berlangsung di Ruang Serba Guna Unpad,

Sabtu (2/10).

[14] Darmanto,didik 2003 Birokrasi Cleptomania*

Mahasiswa Sosiologi UGM, Anggota Dewan

Pimpinan Media Komunitas UGM Bulaksumur Pos

dimuat Harian Umum Bengawan Pos, Edisi

13/06/2003

[15]…………2003, Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara (no.

63/kep/M.PAN/2003) tentang pedoman umum

penyelenggaraan Pelayanan Publik diterbitkan oleh

Kementrian PAN RI 2003

[16] Djalil Sofyan 2004 (Mentri Kominfo pada

Rapat Kerja Telematika di Jakarta)

[17] Faisal Sanafiah, 1995 (Format–format

Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aflikasi)

Rajawali press, Jakarta.

[18] Ginandjar Kartasasmita, 1997 Visi

Pembangunan Dalam PJP II, Gambaran

Masyarakat Indonesia Tahun 2018 dan

Tantangannya Bagi Aparatur Negara”. Makalah

disajikan pada Seminar Pendayagunaan Aparatur

Negara, Jakarta.

[19] Martoyo 2002 Teori Administrasi Negara dalam

Bahan Kuliah Matrikulasi Mahasiswa Program Studi

Administrasi Negara Untan Pontianak.

[20] Ramli, Ahmad 2004 Prinsip-Prinsip Cyber Law

dan Kendala Hukum Positif Dalam Menanggulangi

Cyber Crime Fakultas Hukum Universitas

Padjadjaran@04

[21] Mordiono, 2002 Otonomi dan Manajemen

Keuangan Daerah. Penerbit : Andi Yogyakarta

2002.