1 · web viewnomor 5 tahun 2011 tentang penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah dengan...

23
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. bahwa pembangunan hukum nasional dalam negara hukum Indonesia melalui pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk melaksanakan urusan pemerintahan dan pembangunan dalam upaya mencapai tujuan nasional; b. bahwa berdasarkan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Perencanaan Penyusunan Peraturan Daerah dilakukan dalam suatu Program Legislasi Daerah; c. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan untuk memberikan kepastian hukum, serta peningkatan kualitas penyusunan peraturan perundang-undangan di daerah perlu disusun program legislasi daerah secara terarah, terkoordinasi dan terpadu setiap tahun. d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyusunan dan Pengelolaan Program Legislasi Daerah; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1106 ); 1

Upload: duongdan

Post on 08-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARATNOMOR 5 TAHUN 2011

TENTANG

PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

Menimbang :

a. bahwa pembangunan hukum nasional dalam negara hukum Indonesia melalui pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 untuk melaksanakan urusan pemerintahan dan pembangunan dalam upaya mencapai tujuan nasional;

b. bahwa berdasarkan Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Perencanaan Penyusunan Peraturan Daerah dilakukan dalam suatu Program Legislasi Daerah;

c. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan untuk memberikan kepastian hukum, serta peningkatan kualitas penyusunan peraturan perundang-undangan di daerah perlu disusun program legislasi daerah secara terarah, terkoordinasi dan terpadu setiap tahun.

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyusunan dan Pengelolaan Program Legislasi Daerah;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1106 );

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

1

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61);

7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043);

8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomoor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5104);

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 169 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Program Legislasi Daerah;

12. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2005 tentang Transparansi Penyelenggaran Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2005 Nomor 4);

13. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008-2028 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat

2

Tahun 2008 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 6);

14. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 7) ;

15. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 4).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

danGUBERNUR KALIMANTAN BARAT

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Barat.2. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat3. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah

sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.4. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Barat.5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Barat.6. Badan Legislasi adalah alat kelengkapan DPRD yang khusus

menangani bidang legislasi.7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan

Barat.8. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

disebut Sekretariat DPRD adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Barat.

9. Biro Hukum adalah Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat.

10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugas pemerintah dibidang tertentu di

3

lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Rumah Sakit Daerah dan Lembaga Lain.

11. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang dibentuk oleh DPRD dengan persetujuan bersama Gubernur.

12. Program Legislasi Daerah adalah instrumen perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis.

13. Penyusunan Program Lagislasi Daerah adalah penetapan arah kebijakan dan strategi perencanaan pembentukan peraturan daerah.

14. Pengelolaan Program Lagislasi Daerah adalah tata laksana administrasi program legislasi daerah.

15. RPLT adalah Rencana Program Legislasi Tahunan.16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya

disebut APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Barat yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah.

BAB IIASAS, MAKSUD DAN TUJUAN

Bagian KesatuAsas

Pasal 2

Penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Bagian KeduaMaksud

Pasal 3

Maksud penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah adalah :a. memberikan gambaran yang objektif, faktual dan futuristik

tentang arah kebijakan, strategi dan rencana program pembentukan Peraturan Daerah pada saat sekarang maupun masa yang akan datang;

b. menciptakan sinergitas, harmonisasi substansi peraturan daerah oleh pemerintah daerah dan DPRD serta menciptakan sinkronisasi baik vertikal maupun horisontal dengan Peraturan Perundang-undangan lainnya;

c. untuk menentukan skala prioritas penyusunan rancangan peraturan daerah jangka tahunan sebagai pedoman bersama DPRD dan Pemerintah Daerah dalam pembentukan Peraturan Daerah dan untuk mempercepat proses pembentukan peraturan daerah dengan

4

menfokuskan kegiatan menyusun rancangan peraturan daerah menurut skala prioritas yang ditetapkan;

d. dijadikan pedoman dalam pembentukan peraturan daerah yang terkoordinasi, terarah, dan terpadu yang disusun bersama oleh DPRD dan Pemerintah Daerah serta menciptakan produk Peraturan Daerah tetap berada dalam kesatuan sistem hukum nasional.

Bagian KetigaTujuan

Pasal 4

Tujuan penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah adalah untuk:a. mempercepat proses pembentukan Peraturan Daerah sebagai

bagian dari pembangunan hukum di daerah;b. membentuk Peraturan Daerah dalam rangka melaksanakan

urusan otonomi dan tugas pembantuan yang berbasis pada nilai-nilai kebenaran, keadilan, kepastian,dan kemanfaatan hukum;

c. mewujudkan produk hukum daerah yang demokratis dan responsif terhadap kepentingan masyarakat dan perkembangan zaman, sebagai tuntutan hati nurani rakyat terhadap nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kemasyarakatan, persamaan, kebenaran, keadilan, kepastian, dan kemanfaatan Peraturan Daerah;

d. mendukung terwujudnya sistem mekanisme, prosedur, dan tata kerja dari proses pembentukan Peraturan Daerah secara efektif, terukur dan efesien.

BAB IIIVISI DAN MISI

Bagian KesatuVisi

Pasal 5

Visi penyusunan dan pengelolaan program legislasi daerah adalah mewujudkan Peraturan Daerah yang berkualitas, akuntabel dan berkeadilan yang memenuhi persyaratan filosofis, yuridis, sosiologis, konsisten, dan transparan.

Bagian KeduaMisi

Pasal 6

Untuk mencapai visi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Program Legislasi Daerah disusun dengan misi :

5

a. mewujudkan materi Peraturan Daerah yang responsif, memenuhi persyaratan akademis, serta selaras dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat;

b. membangun struktur hukum yang profesional dalam membentuk, melaksanakan dan menegakkan Peraturan Daerah;

c. membangun budaya sadar hukum yang mapan di lingkungan pemerintah daerah, DPRD dan masyarakat.

BAB IVARAH, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Bagian KesatuArah

Pasal 7

Kebijakan Program Legislasi Daerah diarahkan untuk menciptakan produk hukum daerah dalam rangka mengoptimalkn pelaksanaan otonomi daerah dan urusan pemerintahan lainnya serta dinamis dalam upaya menjawab tantangan zaman.

Bagian KeduaStrategi

Pasal 8

Strategi untuk melaksanakan arah kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilaksanakan dengan menyusun rencana program legislasi daerah yang sesuai dengan APBD.

Bagian KetigaKebijakan

Pasal 9

(1)

(2)

Penyusunan Program Legislasi Daerah dilaksanakan oleh DPRD dan Pemerintah Daerah secara terencana, terpadu, dan sistematis, yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh DPRD melalui Badan Legislasi.Rancangan Peraturan Daerah baik yang berasal dari DPRD maupun Pemerintah Daerah disusun dalam Program Legislasi Daerah.

Pasal 10

Program Legislasi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 memuat rencana pembentukan Peraturan Daerah, pokok materi yang

6

akan diatur, keterkaitannya dengan peraturan perundang-undangan lainnya, dan konsepsi Rancangan Peraturan Daerah, meliputi :a. latar belakang dan tujuan penyusunan;b. sasaran yang akan diwujudkan;c. pokok-pokok pikiran, lingkup atau objek yang akan diatur; d. jangkauan dan arah pengaturan.

BAB VPENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

Pasal 11

(1) Program Legislasi Daerah disusun dalam bentuk RPLT sesuai dengan tahun APBD.

(2) Pelaksanaan penyusunan RPLT mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

Pasal 12

(1) Program Legislasi Daerah yang telah tersusun dalam bentuk RPLT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Gubernur , paling lambat setiap awal tahun anggaran.

(2) RPLT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun dalam bentuk kompilasi daftar Rancangan Peraturan Daerah berdasarkan usulan Pemerintah Daerah dan DPRD.

(3) Program Legislasi Daerah yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diinformasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat oleh pemerintah dan DPRD.

(4) Tata cara menginformasikan dan mensosialisasikan kepada masyarakat, sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur.

(5) Tata cara menginformasikan dan mensosialisasikan kepada masyarakat, sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Tata Tertib DPRD.

Pasal 13

(1) Program Legislasi Daerah disusun berdasarkan skala prioritas.(2) Skala prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

berdasarkan pertimbangan :a. perintah peraturan perundang-undangan yang berlaku;b. merupakan kelanjutan Program Legislasi Daerah tahun

sebelumnya;c. berorientasi pada perlindungan hak asasi manusia dengan

memperhatikan prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan jender;d. mendukung upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup;

7

e. mendukung pembangunan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan; dan/atau;

f. secara langsung menyentuh kepentingan rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

g. memperhatikan kedayagunaan dan kehasilgunaan.

BAB VIPENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

Pasal 14

(1) Pengelolaan program legislasi daerah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip efektivitas, efisiensi, transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi.

(2) Pelaksanaan pengelolaan program legislasi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di lingkungan pemerintah daerah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan di lingkungan DPRD ditetapkan dengan Keputusan DPRD.

BAB VIITATA CARA PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN

PROGRAM LEGISLASI DAERAH

Bagian KesatuUmum

Pasal 15

(1) Penyusunan Program Legislasi Daerah yang merupakan hak prakarsa DPRD, dikoordinasikan oleh Badan Legislasi.

(2)Penyusunan Program Legislasi Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah, dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah dan dilaksanakan oleh Biro Hukum.

Pasal 16

Penyusunan Program Legislasi Daerah di lingkungan DPRD dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.

Bagian KeduaPenyusunan Program Legislasi Daerah yang merupakan

Hak Prakarsa DPRD

Pasal 17

8

(1) Perorangan anggota DPRD, beberapa orang anggota DPRD, Komisi, Gabungan Komisi, alat kelengkapan DPRD khusus yang menangani bidang legislasi DPRD dapat mengajukan usul prakarsa Rancangan Peraturan Daerah.

(2) Tata cara pengajuan usul Rancangan Peraturan Daerah atas prakarsa DPRD diatur dalam Tata Tertib DPRD.

9

Badan Legislasi

Pasal 18

(1) Kewenangan Badan Legislasi diatur dalam Tata Tertib DPRD;(2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan

Legislasi berwenang:a. meneliti dan menguji kelayakan Rancangan Peraturan Daerah

yang diajukan oleh Pemerintah Daerah sebelum memasuki pembahasan oleh Panitia Khusus; dan

b. meneliti dan mengevaluasi Peraturan Daerah yang berlaku untuk dikaji mengenai efektivitas dan kesesuaiannya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19

Dalam mengkoordinasikan penyusunan Program Legislasi Daerah yang merupakan hak prakarsa DPRD, Badan Legislasi dapat meminta atau memperoleh masukan dari masyarakat.

Pasal 20

Hasil penyusunan Program Legislasi Daerah yang merupakan hak prakarsa DPRD, dikoordinasikan oleh Badan Legislasi dengan Pemerintah Daerah melalui Biro Hukum dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi Program Legislasi Daerah.

Bagian KetigaPenyusunan Program Legislasi Daerah di Lingkungan

Pemerintah Daerah

Pasal 21

Sekretaris Daerah mengkoordinasikan perencanaan pembentukan Rancangan Peraturan Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah, dan pelaksanaannya dilakukan oleh Biro Hukum.

Pasal 22

Biro Hukum melakukan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi perencanaan pembentukan Rancangan Peraturan Daerah yang diterima dari SKPD.

Pasal 23

(1) Upaya pengharmonisasian, pembulatan dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Daerah dilaksanakan melalui forum konsultasi dan sosialisasi yang dikoordinasikan oleh Biro Hukum.

10

(2) Dalam hal konsepsi Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah dilengkapi dengan naskah akademik, maka naskah akademik dijadikan bahan pembahasan dalam forum konsultasi dan sosialisasi.

Pasal 24

(1) Konsepsi Rancangan Peraturan Daerah disampaikan oleh Sekretaris Daerah kepada Gubernur sebelum disampaikan kepada DPRD untuk dibahas bersama.

(2) Dalam hal Gubernur memandang perlu untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut dan/atau memberikan arahan terhadap konsepsi Rancangan Peraturan Daerah, Gubernur menugaskan Sekretaris Daerah untuk mengkoordinasikan kembali konsepsi Rancangan Peraturan Daerah dengan SKPD pemrakarsa.

Bagian KeempatPenyusunan Program Legislasi Daerah antara DPRD

dan Pemerintah Daerah

Pasal 25

Hasil penyusunan Program Legislasi Daerah yang merupakan hak prakarsa DPRD dan hasil penyusunan Program Legislasi Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah, dibahas oleh Badan Legislasi guna sinkronisasi dan harmonisasi Program Legislasi Daerah.

Pasal 26

(1) Hasil sinkronisasi dan harmonisasi Program Legislasi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, dilaporkan oleh Badan Legislasi dalam sidang Paripurna DPRD, untuk selanjutnya dituangkan dalam naskah Kesepakatan Bersama antara Gubernur dengan DPRD.

(2)Program Legislasi Daerah dalam bentuk RPT yang telah disepakati bersama oleh Gubernur dengan DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan Gubernur.

Pasal 27

Dalam keadaan tertentu di masa pelaksanaan program pembentukan Peraturan Daerah yang merupakan Program Legislasi Daerah belum dapat diselesaikan pada tahun berjalan sesuai dengan skala prioritas yang ditetapkan, maka program pembentukan Peraturan Daerah tersebut diprioritaskan dalam Program Legislasi Daerah tahun berikutnya.

Pasal 2811

(1) Dalam keadaan tertentu dan memperhatikan kebutuhan masyarakat, prioritas pembentukan Peraturan Daerah dalam Program Legislasi Daerah dapat diubah setelah disepakati bersama antara DPRD dan Pemerintah Daerah.

(2) Perubahan skala prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh Badan Legislasi pada rapat Badan Musyawarah, dan selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(3) Perubahan skala prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), dilaporkan oleh Badan Legislasi pada Sidang Paripurna DPRD berikutnya.

Pasal 29

Rancangan Peraturan Daerah dapat diajukan diluar Program Legislasi Daerah yang telah ditetapkan pada tahun berkenaan apabila :

a.

b.

adanya perintah dari peraturan yang lebih tinggi yang dikeluarkan pada tahun berkenaan pada saat program legislasi daerah ini sudah ditetapkan;adanya peraturan daerah yang dibatalkan pemerintah karena bertentangan dengan kepentingan umum/dan/atau bertentangan dengan peraturan pada Undang-undang yang lebih tinggi, sehingga perlu dibuat peraturan daerah tentang pencabutan peraturan daerah yang dibatalkan pemerintah.

BAB VIIIPERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 30

(1)

(2)

(3)

Masyarakat berhak berperan serta dalam pelaksanaan program pembentukan Peraturan Daerah;Hak untuk berperan serta dalam pelaksanaan program pembentukan Peraturan Daerah tersebut dapat diajukan kepada DPRD;Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur lebih lanjut dengan Tata Tertib DPRD.

BAB IXPEMBIAYAAN

Pasal 31

Pembiayaan pelaksanaan Program Legislasi Daerah dibebankan pada APBD melalui :a. anggaran Sekretariat DPRD untuk Program Legislasi Daerah yang

merupakan Hak Prakarsa DPRD;b. anggaran Sekretariat Daerah dan SKPD untuk penyusunan

perencanaan pembentukan Rancangan Peraturan Daerah untuk Program Legislasi Daerah yang berasal dari Pemerintah Daerah.

12

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 32

Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini harus sudah ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya Peraturan Daerah ini.

Pasal 33

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat.

Ditetapkan di pada tanggal

Pontianak

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

CORNELIS

Diundangkan di Pontianakpada tanggal

Plh. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT,

K A R T I U S

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011 NOMOR

13

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARATNOMOR TAHUN 2011

TENTANG

PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

I. UMUM

Pemerintah Daerah hakikatnya merupakan bagian integral dari Pemerintah Pusat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki kedudukan, wewenang, tugas, fungsi, dan tanggung jawab melaksanakan urusan pemerintahan sesuai kewenangannya untuk mewujudkan tujuan Negara sebagaimana diamanahkan dalam UUD 1945.

Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah, Pemerintah Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memiliki hubungan kemitraan dalam membentuk Peraturan Daerah. Peraturan Daerah yang akan dibentuk didasarkan pada Program Legislasi Daerah sebagai bagian pembangunan hukum yang merupakan instrumen perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah yang disusun secara terencana, terpadu dan sistematis. Secara operasional Program Legislasi Daerah memuat daftar Rancangan Peraturan Daerah yang disusun berdasarkan metode dan parameter tertentu serta dijiwai oleh visi dan misi pembangunan hukum.

Program Legislasi Daerah diperlukan untuk menata sistem hukum secara menyeluruh dan terpadu, yang senantiasa harus didasarkan pada cita-cita proklamasi dan landasan konstitusional. Permasalahan yang sering muncul terkait dengan pembentukan peraturan daerah adalah sistem pembentukan peraturan daerah yang mengabaikan pentingnya kegiatan inventarisasi, sinkronisasi dan harmonisasi seluruh peraturan perundang-undangan, serta kurang melakukan diseminasi untuk membuka akses dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembentukan Peraturan Daerah.

Pembentukan Peraturan Daerah dapat disusun melalui mekanisme perencanaan pembentukan hukum yang komprehensif menurut kurun waktu jangka panjang, jangka menengah dan tahunan secara berencana, terkordinasi, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan. Selain itu pembentukan Peraturan Daerah juga disusun dan ditetapkan sesuai tujuan, sasaran dan skala prioritas yang hendak dicapai dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maupun kebutuhan masyarakat di daerah.

Program Legislasi Daerah harus dapat mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi substansi Peraturan Daerah secara vertikal maupun horisontal dengan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya dan/atau sederajat, agar terwujud produk hukum daerah sebagai bagian integral dalam kesatuan sistem hukum nasional.

Program Legislasi Daerah merupakan pedoman dan pengendali penyusunan Peraturan Daerah yang mengikat lembaga yang berwenang membentuk Peraturan Daerah. Program Legislasi Daerah

14

tidak saja akan menghasilkan Peraturan Daerah yang diperlukan untuk mendukung tugas umum pemerintahan dan pembangunan sesuai dengan amanat UUD 1945, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan hukum masyarakat sesuai dengan tuntutan reformasi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini atau di masa yang akan datang.

Sehubungan dengan itu, kebijakan Program Legislasi Daerah diarahkan untuk menciptakan produk hukum daerah yang sesuai dengan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional serta kebutuhan daerah. Strategi untuk melaksanakan arah kebijakan tersebut dilaksanakan dengan menyusun rencana program legislasi daerah dalam kurun waktu jangka panjang, rencana program jangka menengah, dan rencana program tahunan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas.

Pasal 2 Cukup jelas.

Pasal 3Peraturan Daerah yang dibuat haruslah mencerminkan kesatuan sistem hukum nasional berupa prinsip pengayoman; kebangsaan, kekeluargaan, kenusantaraan, ke Bhineka Tunggal Ika-an, keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, ketertiban dan kepastian hukum, dan atau keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Pasal 4 Cukup jelas.

Pasal 5 Cukup jelas.

Pasal 6 Cukup jelas.

Pasal 7 Cukup jelas.

Pasal 8 Cukup jelas.

Pasal 9 Cukup jelas.

Pasal 10 Cukup jelas

Pasal 11 Cukup jelas.

15

Pasal 12 ayat (1)

Cukup jelas. ayat (2)

Cukup jelas. ayat (3)

Cukup jelas. ayat (4) Dalam melakukan sosialisasi, maka harus diperhatikan

khalayak dan sasaran yang akan dituju serta harus mencerminkan kondisi sosial masyarakat yang ada, terutama komposisi gender dari khalayak sasaran.

ayat (5) Cukup jelas.

Pasal 13 Cukup jelas.

Pasal 14 Cukup jelas.

Pasal 15 Cukup jelas.

Pasal 16 Cukup jelas.

Pasal 17 Cukup jelas.

Pasal 18 Cukup jelas.

Pasal 19 Cukup jelas.

Pasal 20 Cukup jelas.

Pasal 21 Cukup jelas.

Pasal 23 Cukup jelas.

Pasal 24 Cukup jelas.

Pasal 25 Cukup jelas.

16

Pasal 26 Cukup jelas.

Pasal 27 Cukup jelas.

Pasal 28 Cukup jelas.

Pasal 29 Cukup jelas.

Pasal 30 ayat (1)

Yang dimaksud dengan “masyarakat” disini adalah perorangan, organisasi sosial, Lembaga Swadaya masyarakat (LSM), Lembaga Pembangunan Masyarakat (LPM), dan satuan masyarakat adat. Sebagai perwujudan dari asas transparansi dan keterbukaan informasi publik, masyarakat memiliki hak untuk mengetahui dan mengontrol setiap program dan kebijakan pembangunan yang diambil oleh pemerintah dan DPRD, sehingga penyelenggaraan kekuasaan dalam negara demokrasi dapat dipertanggungjawabkan kembali kepada rakyat. Oleh karena itu, masyarakat memiliki hak untuk berperan serta dalam pelaksanaan program pembentukan Peraturan Daerah lewat penyampaian pokok-pokok pikiran, dan berhak mendapatkan jawaban atas usulannya. Masyarakat juga berhak memperoleh informasi tentang rencana prolegda yang sudah dibuat pada tahun berkenaan.

ayat (2) Cukup jelas.

ayat (3) Cukup jelas.

Pasal 31 Cukup jelas.

Pasal 32 Cukup jelas.

Pasal 33 Cukup jelas.

Pasal 34 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR

17

18